BAB VI

6
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan hasil penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan tentang kanker serviks dan minat untuk melaksanakan vaksinasi HPV pada siswi SMA. Penelitian dilakukan pada bulan Desember di SMA 70 Jakarta Selatan. Peneliti mengamati pengetahuan responden tentang kanker serviks dan minat untuk melaksanakan vaksinasi HPV. Diharapkan siswi yang memiliki pengetahuan baik, memiliki minat untuk mendapatkan vaksinasi HPV. Hasil uji Chi-Square yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan minat melaksanakan vaksinasi HPV pada siswi SMA “X” (p = 0,002). Didapatkan pula bahwa responden yang memiliki pengetahuan buruk (65,9%) lebih banyak yang berminat untuk mendapatkan vaksinasi HPV dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik (34,1%). Hasil uji statistik ini, sesuai dengan penelitian sebelumnya di Mali yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan minat melaksanakan vaksinasi HPV (p = 0,005) 31 . Tingginya minat untuk melaksanakan vaksinasi HPV tidak diikuti dengan

description

BAB VI

Transcript of BAB VI

Page 1: BAB VI

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan hasil penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui

pengetahuan tentang kanker serviks dan minat untuk melaksanakan vaksinasi HPV pada

siswi SMA. Penelitian dilakukan pada bulan Desember di SMA 70 Jakarta Selatan.

Peneliti mengamati pengetahuan responden tentang kanker serviks dan minat

untuk melaksanakan vaksinasi HPV. Diharapkan siswi yang memiliki pengetahuan baik,

memiliki minat untuk mendapatkan vaksinasi HPV. Hasil uji Chi-Square yang dilakukan

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks

dengan minat melaksanakan vaksinasi HPV pada siswi SMA “X” (p = 0,002).

Didapatkan pula bahwa responden yang memiliki pengetahuan buruk (65,9%) lebih

banyak yang berminat untuk mendapatkan vaksinasi HPV dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan baik (34,1%).

Hasil uji statistik ini, sesuai dengan penelitian sebelumnya di Mali yang

menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks

dengan minat melaksanakan vaksinasi HPV (p = 0,005)31. Tingginya minat untuk

melaksanakan vaksinasi HPV tidak diikuti dengan pengetahuan yang baik mengenai

kanker serviks itu sendiri. Hal ini dapat terjadi oleh karena kurangnya sosialisasi

mengenai penyakit kanker serviks yang diberikan kepada responden yang merupakan

remaja putri31.

Pada penelitian ini, pengetahuan yang rendah mengenai kanker serviks

disebabkan oleh kurangnya informasi baik yang diberikan oleh tenaga kesehatan maupun

sekolah kepada remaja-remaja putri31. Hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan

tentang ciri-ciri dan penyebab terjadinya kanker serviks. Sedangkan tingginya minat pada

responden untuk melakukan vaksinasi HPV dapat disebabkan oleh ketakukan responden

terkena penyakit kanker serviks dan tingginya kesadaran mereka untuk mencegah kanker

serviks31.

Page 2: BAB VI

Hasil lain didapatkan pada penelitian yang dilakukan di Kabupaten Aceh Besar

tahun 2013 (p = 0,015) dimana didapatkan pula hubungan yang bermakna antara

pengetahuan remaja putri dengan minat untuk mencegah kanker serviks, salah satunya

dengan vaksinasi HPV 44. Pada penelitian ini diketahui bahwa minat dalam mencegah

kanker serviks sebagian besar dimiliki oleh siswi dengan pengetahuan yang baik.

Sementara siswi dengan pengetahuan yang kurang seputar penyakit kanker serviks, tidak

memiliki minat untuk mencegah terjadinya penyakit ini.

Perbedaan ini mungkin terjadi oleh karena jumlah sampel penelitian yang

dilakukan di Kabupaten Aceh Besar jauh lebih sedikit dan terdapat perbedaan

karakteristik responden dibandingkan penelitian ini. Kemudian juga terdapat perbedaan

instrument berupa kuesioner yang digunakan dalam mendapatkan data responden.

Berbeda lagi dengan penelitian yang dilakukan di kota Semarang pada tahun 2012

(p = 0,005)45. Didapatkan sebesar 87,1% responden remaja putri memiliki pengetahuan

baik mengenai kanker serviks dan vaksinasi HPV45. Angka tersebut jauh berbeda dengan

hasil yang didapatkan pada penelitian ini di SMA 70, yaitu hanya sebesar 34,1%

responden yang memiliki pengetahuan baik. Hasil yang jauh berbeda pada penelitian ini

dikarenakan terdapatnya perbedaan jenjang pendidikan responden. Pada penelitian di

Semarang, responden merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat

sehingga sudah pernah sebelumnya mendapatkan pembelajaran mengenai kanker serviks

dan cara pencegahannya. Mereka juga lebih banyak mendapatkan informasi mengenai

kanker serviks, tidak hanya dari materi kuliah yang diberikan dosen namun juga dari

media massa cetak maupun elektronik45. Tentu sangat berbeda dibandingkan dengan

siswi-siswi SMA yang belum banyak mendapatkan informasi mengenai kanker serviks

maupun vaksinasi HPV. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo yang menyebutkan

bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah

tingkatan pendidikan dan pengalaman16.

Hasil yang didapatkan pada penelitian di SMA 70 mengenai minat siswi untuk

melaksanakan vaksinasi HPV adalah sebesar 69,5% dari total responden. Ini berbeda

dengan penelitian yang dilakukan di Italy yaitu sebesar 81,7% dari total responden yang

berminat untuk melaksanakan vaksinasi HPV 13. Perbedaan ini dikarenakan jumlah

sample yang digunakan pada penelitian tersebut lebih banyak, yaitu 1341 orang

Page 3: BAB VI

dibandingkan dengan penelitian di SMA 70 yaitu sebanyak 246 orang. Kemudian

terdapat perbedaan karakteristik umur responden dimana pada penelitian tersebut rentan

umur responden lebih besar yaitu 14-24 tahun. Angka yang lebih besar didapatkan pada

penelitian yang dilakukan di daerah Appalachian Kentucky yaitu sebesar 92,1%13.

Responden merupakan perempuan dengan rentan umur 18-29 tahun13. Ini menandakan

bahwa bertambahnya usia bertambah pula sikap mendukung terhadap pencegahan kanker

serviks melalui vaksinasi HPV.

Namun berdasarkan penelitian yang di lakukan di Semarang mengenai hubungan

antara usia dengan sikap remaja putri terhadap vaksinasi HPV di dapatkan bahwa secara

statistik tidak di temukan hubungan antara kedua variable tersebut45. Pada penelitian di

SMA 70 juga didapatkan bahwa semakin tinggi usia dan jenjang kelas responden, tidak

mempengaruhi minat mereka terhadap vaksinasi HPV.

Hal ini dapat disebabkan bahwa minat seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh

usia saja namun juga faktor lain seperti pengalaman, perasaan mampu, kepribadian dan

yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat43.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Kelebihan dari penelitian ini yaitu digunakannya sampel yang eksklusif dengan

kriteria inklusi dan eksklusi yang spesifik, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang

sebenarnya dari populasi penelitian. Kuesioner sebagai instrumen penelitian juga

mempermudah responden untuk memahami dan menjawab pertanyaan yang diajukan.

Kekurangan dari penelitian ini yaitu tidak dinilainya faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan dan minat siswi mengenai kanker serviks dan vaksinasi

HPV.

31. Poole DN, Tracy JK, Levitz L. A Cross-Sectional Study to Assess HPV Knowledge and HPV Vaccine Acceptability in Mali. Available at: http://www.plosone.org/article/fetchObject.action?uri=info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0056402&representation=PDF. Accessed May 17, 2014.

44. Efrida M. Hubungan Pengetahuan dan Minat Remaja Putri Dengan Pencegahan

Kanker Serviks di Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

Page 4: BAB VI

Available at: http://180.241.122.205/dockti/MUTIA_EFRIDA-kti.pdf. Accessed Jan 6,

2014.

45. Rachmani B, Shaluhiyah Z, Cahyo K. Sikap Remaja Perempuan Terhadap

Pencegahan Kanker Serviks Melalui Vaksinasi HPV di kota Semarang. Available at:

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6161/5214. Accessed Jan 6,

2014.

13. Giuseppe GD, Abbate R, Liguori G, et al. Human Papillomavirus and Vaccination: Knowledge, Attitudes, and Behavioral Intention in Adolescents and Young Women in Italy. British J Cancer. 2008;1:1.