BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/bab...
Transcript of BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/bab...
63
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. KESIMPULAN
Melihat antusiasme masyarakat dari berbagai lapisan terhadap mobil murah—
termasuk harapan sebagai kendaraan yang lebih dapat diandalkan ketimbang sepeda
motor, yang populasinya kini semakin tidak terkendali—maka bagi mereka yang
berminat menerjuni bisnis mobil murah, penelitian ini dapat kiranya menjadi bahan
pertimbangan di saat menyiapkan dan memasuki pasar yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil temuan maupun analisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan mengenai isu mobil murah ini, yang masing-masing dapat
dikelompokkan sebagai faktor pendorong dan faktor penghambat akan keberadaan
mobil murah di Indonesia. Kedua Faktor tersebut diuraikan sebagai berikut.
5.1.a. Faktor Pemacu
Sejumlah fakta dan atau temuan di bawah ini berpotensi sebagai faktor pemacu atau
pendorong bagi keberhasilan program mobil dengan harga terjangkau itu:
Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat mendorong warga lebih
mampu membeli mobil, terlebih jika harganya tidak jauh berbeda dari harga
64
sepeda motor, mengingat mobil lebih memiliki keunggulan dari sisi keamanan
dan kenyamanan.
Bagi orang tua yang memiliki anak usia SMA atau mahasiswa, menyediakan
mobil bagi putra-putri mereka dirasakan lebih melindungi dan efektif,
ketimbang mereka harus menggunakan trasportasi umum yang rawan
kejahatan maupun tidak kehujanan/kepanasan.
Berkembangnya kegiatan usaha yang berkaitan dengan transportasi, sehingga
dunia usaha membutuhkan lebih banyak pasokan kendaraan roda empat untuk
keperluan karyawan, pengantaran produk, maupun aktivitas promosi.
Bagi sebagian anggota masyarakat, memiliki mobil dianggap lebih terpandang
atau bergengsi dibandingkan dengan memiliki sepeda motor.
Karena memiliki mobil dianggap sebagai investasi bagi sejumlah kalangan,
maka mereka sangat berharap dengan membeli mobil akan memperoleh
manfaat ganda, selain sebagai alat transportasi sehari-hari juga dapat dijual
apabila sewaktu-waktu memerlukan dana tunai dalam jumlah relatif besar.
Karenanya, faktor nilai jual kembali menjadi salah satu kriteria penting dalam
pertimbangan seseorang ketika membeli mobil.
Mengingat potensi pasar yang sangat besar, akan mendorong kegiatan
investasi untuk memproduksi mobil murah. Hal ini tentu saja akan membantu
upaya pemerintah dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan.
Dengan berkembangnya pasar mobil dari segmen ini, industri pembiayaan dan
asuransi akan terdorong dan pada gilirannya memperbesar nilai ekonomi
bangsa.
65
Berkembangnya pasar mobil segmen menengah ke bawah ini juga akan
mendorong tumbuhnya industri penunjang seperti produsen suku cadang dari
aneka ragam jenis maupun berbagai tingkatan kualitas, yang masing-masing
berpotensi untuk menghidupkan industri pendukungnya sendiri.
Tumbuhnya showroom kelas menengah ke bawah yang khusus melayani
penjualan mobil dari segmen harga terjangkau ini, baik untuk mobil baru
maupun tergunakan (used).
Makin meluasnya jasa layanan perawatan kendaraan seiring dengan
berkembangnya pasar mobil berharga jual relatif murah ini, sehingga
memberikan kesempatan lebih besar bagi lulusan sekolah pendidikan kejuruan
untuk mempraktikkan keterampilan yang mereka peroleh di bangku sekolah.
5.1.b. Faktor penahan
Sejumlah fakta dan atau temuan yang diuraikan berikut akan menjadi faktor penahan
atau bahkan menjadi ancaman bagi keberhasilan program mobil murah:
Kemacetan lalu lintas yang semakin parah akibat lambatnya pembangunan
infrastruktur, khususnya jalan raya di perkotaan, baik di Jakarta maupun
berbagai kota lain di Indonesia. Hal itu terjadi, karena pertumbuhan panjang
jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan penjualan kendaraan.
Harga bahan bakar yang relatif semakin mahal seiring dengan gejolak pasar
minyak internasional. Terlebih dengan kecenderungan terjadinya pengurangan
66
atau bahkan penghapusan subsidi BBM, kondisi itu akan memaksa pemakai
mobil harus mengonsumsi BBM nonsubsidi, dengan harga relatif lebih mahal.
Semakin tingginya beban biaya kepemilikan mobil antara lain berupa pajak
progresif maupun pungutan lain-lain, termasuk kemungkinan diberlakukannya
berbagai restriksi ketika kendaraan tersebut digunakan untuk melintasi
kawasan tertentu di kota besar seperti Jakarta, misalnya program three-in-one
ataupun Electronic Road Pricing (ERP).
Keterbatasan produsen untuk menyediakan layanan purna jual dan
ketersediaan suku cadang (spare part). Hal ini mengundang kepedulian
(concern) dari banyak orang dan bahkan menjadi salah satu pertimbangan
penting bagi calon konsumen mobil segmen tersebut, yang karenanya harus
dipersiapkan sebaik-baiknya oleh produsen.
Kualitas produk dan kelengkapan (asesoris) standard yang dibutuhkan sebuah
mobil, karena kombinasi kedua hal itu akan sangat berpengaruh pada harga
jual produk. Sebagai contoh, dengan menambah sabuk pengaman sesuai
standard, akan menimbulkan konsekuensi penambahan akumulasi biaya
produksi yang tentu saja berpengaruh pada harga jual.
Ketidaksiapan industri pendukung untuk menghasilkan suku cadang yang
spesifik, sehingga memaksa produsen untuk mengimpornya. Hal ini tentu
akan menjadikan harga produk akhir relatif lebih mahal dari harapan
(ekspektasi) konsumen.
67
Untuk menciptakan mobil dengan harga relatif terjangkau itu, produsen dapat
menyerap kandungan lokal (terutama parts atau komponen) setinggi mungkin guna
menekan biaya produksi. Serendah apa pun bea masuk yang diberlakukan terhadap
komponen impor, tetap saja akan bertambah mahal apabila harus didatangkan secara
impor, karena adanya biaya transportasi dan sebagainya.
Pencapaian skala produksi yang ekonomis bagi mobil segmen low-end ini
akan menciptakan multiplier effect tersendiri bagi industri pendukung, yang pada
gilirannya akan memberikan sumbangan yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Karena itu, peran pemerintah untuk mendorong keberhasilan industri mobil segmen
tersebut sangat diperlukan, mengingat manfaat yang akan diperolehnya nanti.
Dari peta persepsi, tampak bahwa mobil murah dapat diposisikan sebagai
produk dambaan bagi pemilik kendaraan bermotor di kelas paling rendah (low-end)
misalnya sepeda motor maupun mobil berusia tua dan udzur. Para pendamba
berharap mobil murah mampu memposisikan diri lebih aman dan bercitra lebih baik
dari sepeda motor, meskipun nilai jual kembalinya relatif tidak akan setinggi nilai jual
sepeda motor apalagi dibandingkan dengan ‘mobil murah’ segmen tertinggi, yakni
Xenia maupun Avanza.
Dari sekian banyak responden, yang mayoritas pekerja formal, tampak bahwa
lebih banyak di antara mereka yang menginginkan produk mobil murah tersebut
ketimbang yang menolaknya. Sedangkan dari perumusan kurva nilai, produk mobil
murah dapat meraih wilayah blue ocean sepanjang mampu menjaga keunggulan di
bidang harga (yang relatif murah), mengupayakan layanan purna jual, maupun
menjaga ketersediaan suku cadang yang sangat dibutuhkan konsumennya.
68
5.2. REKOMENDASI
Dari studi tersebut di atas, dapat ditarik beberapa rekomendasi atas persepsi
masyarakat tentang mobil murah dalam beberapa poin saran sebagai berikut:
Mengingat mobil bagi sebagian masyarakat bukan sekadar alat transportasi,
melainkan juga sebagai sarana unjuk diri atau bahkan sebagai instrumen
investasi, maka perlu ada reorientasi persepsi bahwa produk kendaraan
bermotor roda empat yang akan diproduksi dan atau dipasarkan nantinya
bukan sekadar “mobil berharga murah”, melainkan “mobil dengan harga
terjangkau” atau “reasonable-priced car”
Meskipun berharga relatif murah, produsen mobil dari segmen yang menjadi
objek penelitian ini hendaknya tetap mengutamakan faktor keselamatan
penumpang, dan tetap mampu menghadirkan kenyamanan meski dalam batas
minimal.
Murah bukan berarti tidak ramah lingkungan. Konsumen, khususnya yang
memiliki kesadaran lebih baik terhadap lingkungan, tetap mengharapkan
produsen mobil murah menjadikan produknya mengonsumsi energi (bahan
bakar) secara efisien, demi untuk mendukung upaya dunia dalam meredam
pemanasan global.
Faktor layanan purnajual, termasuk ketersediaan cuku cadang, hendaknya
menjadi concern bagi ATPM maupun produsen mobil murah, karena hal itu
menyangkut kesinambungan produk maupun kepercayaan konsumen.
Kegagalan dalam menyiapkan jaringan layanan purnajual akan sangat
69
menentukan berlanjut-tidaknya eksistensi produk mobil berharga relatif murah
itu.
Sejumlah calon pengguna memiliki kesadaran yang relatif sama bahwa
kalaupun mereka nanti membeli mobil berharga terjangkau ini, mereka tidak
akan menjadikannya sebagai alat transportasi utama dalam beraktivitas sehari-
hari. Karena itu, produk yang dijual ke pasar diharapkan tidak mudah ngadat
jika jarang digunakan.
Produsen, hendaknya menyesuaikan dengan keinginan berbagai pihak yang
menjadi pemangku kepentingan (stakeholders), karena hal itu akan
berpengaruh kuat terhadap daya serap pasar, ketertiban berlalu lintas, kualitas
udara—yang bermuara pada pemanasan global, serta kelancaran produksi.
Prinsip consumer’s mind is producer’s mind sangat layak diterapkan dalam
pengembangan pasar mobil murah tersebut, mengingat ia adalah mass
product.
Produsen disarankan untuk menyasar produk mobil kelas low-endtersebut di
kota kecil maupun pasar luar Jawa dan atau di daerah dengan tingkat
kepadatan lalu lintas tidak terlalu tinggi serta daya beli masyarakat tidak
setinggi di Jawa, mengingat peluang itu selama ini diisi oleh mobil berusia
relatif tua.
Untuk mobil kelas low-end, calon konsumen lebih menuntut functionality--
seperti aman dan irit bahan bakar--sehingga produsen tidak perlu memenuhi
produknya dengan aneka aksesoris yang menjadikan harga akhir menjadi
lebih mahal.
70
Calon konsumen lebih percaya bahwa meskipun produk kendaraan berharga
relatif murah, kalau yang memproduksinya memiliki brand image kuat,
produk itu akan memiliki daya tarik lebih kuat ketimbang buatan produsen
baru yang belum memiliki track record di pasar. Artinya, ini menjadi peluang
bagi pemilik brand image kuat untuk lebih mudah memenangi pasar.
Terbuka kemungkinan bagi lingkungan akademisi untuk mengembangkan
riset ini lebih lanjut sebagai sumbangsih dunia akademik bagi industri
dan/atau pasar mobil di Tanah Air, misalnya dengan melakukan studi
kuantitatif guna mengetahui berapa persentase setiap segmen berbasis variabel
perilaku tersebut. Dengan demikian, segmentasi pasar dari setiap variabel
dapat dipertajam dan hal ini tentu menjadikan upaya membidik pasar produk
mobil murah tersebut lebih efektif.
71
DAFTAR ACUAN
1. http://www.tatamotors.com/our_world/press_releases.php?ID=340&action=P
ull
2. Amalia Maulana, Consumer Insights via Ethnography, Esensi, Jakarta, 2009
3. Frank Bradley, Strategic Marketing, John Wiley & Sons Ltd., West Sussex,
2003 p. 33
4. W. Chan Kim and Renée Mauborgne, Blue Ocean Strategy, Harvard Business
School Press, Boston, 2005
72
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/print/id.html
2. http://www.tatamotors.com/our_world/press_releases.php?ID=340&action=P
ull
3. http://www.forbes.com/markets/feeds/afx/2007/01/21/afx3347163.html
4. http://www.indonesia-capetown.org.za/pdf/202007.pdf
5. http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/bursa/1id41810.html
6. http://www.antara.co.id/
7. Tempo, Angin Segar Energi Ramah Linkungan, 15 Juni 2008
8. Sinar Harapan, Xenia Sukses, Daihatsu Godog Mobil Murah Lagi, 2008
9. -------, Strategic Marketing – Role of Relationships, Information, and Sources
10. Frank Bradley, Strategic Marketing, John Wiley & Sons Ltd., West Sussex,
2003 p. 33
11. Amalia Maulana, Consumer Insghts via Ethnography, Esensi, Jakarta, 2009
12. W. Chan Kim, Blue Ocean Strategy, p.120
13. Amalia Maulana, Consumer Insights via Ethnography, Esensi, Jakarta, 2009
14. http://www.otomobilclub.com/?atheen=user&modul_user=polling&d=t&idpo
ll=50
15. Gunadi Sinduwinata, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia
(AISI)—http://sorot.vivanews.com/news/read/68292-
mengapa_jumlah_motor_meledak
16. Kadin Indonesia, Visi 2030 dan Roadmap 2010-2015, Jakarta, 2009
73
17. Sumber: http://blog.ngetrend.com/blog/2008/01/13/tata-nano-si-mobil-murah-
meriah/
18. PT Dunia Otomotifindo Mediatama, Meniti Tali Generasi 30 Tahun Toyota
Kijang, Jakarta 2007
74
KUESIONER
Daftar acuan untuk menyusun kuesioner pendalaman tentang mobil murah
Salam,
Sahabat, dalam rangka melengkapi penulisan thesis bertema “Persepsi Masyarakat
tentang Mobil Murah” yang sedang saya kerjakan, mohon berkenan untuk mengisi
kuesioner singkat di bawah ini.
Melalui kuesioner ini, saya berharap untuk dapat memperoleh kedalaman persepsi
Anda sebagai bagian dari anggota masyarakat yang majemuk, sehingga nantinya saya
dapat mencapai kesimpulan seperti apa sebenarnya persepsi masyarakat tentang
mobil yang anggap murah itu?
Atas perkenan sahabat semua, saya hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih
yang tulus disertai harapan dan do’a semoga Allah swt berkenan membalas kebaikan
Anda ini.
Wassalam,
Screening question
a. Berapa usia Anda?
b. Sudah berapa lama Anda bekerja (sejak lulus sekolah/kuliah)?
c. Berapa kisaran pendapatan total bulanan (THP) yang Anda terima dari tempat
Anda bekerja?
d. Berapa lama aktivitas online Anda (termasuk komunikasi melalui
SMS/YM/BB /GoogleTalk) dalam sehari?
Tentang mobil murah
a. Pernah dengar rencana akan dipasarkannya mobil murah
b. Menurut Anda, berapa pantasnya harga mobil baru yang dianggap relatif
murah/masuk akal
c. Selama ini, moda transportasi apa yang Anda gunakan untuk beraktivitas
sehari-hari?
d. Jika ada mobil baru dipasarkan dengan harga sekitar Rp25 juta per unit,
tertarik atau tidak untuk membelinya?
75
Jika mampu membeli mobil murah
a. Bagaimana Anda akan membiayai pembelian mobil tersebut (secara
tunai/kredit)?
b. Kriteria/syarat mendasar apa yang sangat Anda harapkan dari mobil murah
itu?
c. Bagaimana dengan fenomena kemacetan yang ada saat ini, padahal Anda juga
ingin punya mobil?
Dari berbagai merek sepeda motor (Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, motor
India, motor China), menurut Anda:
a. Mana yang paling keren?
b. Mana yang menjanjikan keamanan saat dikendarai?
c. Mana yang paling nyaman dikendarai?
d. Mana yang kalau dijual kembali, harganya paling tinggi?
Dari berbagai mobil dengan harga sekitar Rp100 juta-an (Avanza, Xenia,
Futura, Karimun, Ceria), menurut Anda:
a. Mana yang paling keren?
b. Mana yang menjanjikan keamanan saat dikendarai?
c. Mana yang paling nyaman dikendarai?
d. Mana yang kalau dijual kembali, harganya paling tinggi?
76
LAMPIRAN BAB 1
http://gatra.com/artikel.php?id=111598
Internasional, Gatra Nomor 10 Beredar Kamis, 17 Januari 2008
77
Mobil Murah dari India
Revolusi harga terjadi di mana-mana. Ongkos naik pesawat terbang, yang dulu Rp 1
juta lebih, kini terjun hingga Rp 100.000-an. Lalu laptop yang dulu Rp 18 jutaan kini
bisa didapat dengan harga Rp 2 jutaan. Dalam dunia otomotif hal tersebut berjalan
lambat sekali. Namun, tak lama lagi akan keluar mobil dengan harga berkisar pada
Rp 23 jutaan.
Sponsor mobil murah tersebut adalah Tata, perusahaan otomotif asal India. Semua
paham bahwa dalam dunia otomotif, mengurangi pengeluaran produksi, menghemat
bahan, dan menyederhanakan desain merupakan hal yang tabu serta jarang disentuh.
Semua kendala tersebut seperti diterabas Tata yang mengenalkan produk mobil
murahnya, Kamis pekan lalu.
Mobil bermesin belakang tersebut, menurut para analis, harganya sekitar Rp 28 juta.
Masih yang paling murah di muka bumi. Namun, masih belum terungkap bagaimana
mobil buatan Tata tersebut diproduksi. Tentu, hal tersebut sebuah inovasi besar,
bagaimana dengan ongkos perakitan murah, lingkar kemudi dipasang, lampu depan
ditaruh, speedometer analog yang kurang akurat dibandingkan dengan digital dipakai,
dan sejumlah ornamen dipasang.
Apa pun bentuknya, mobil tersebut merupakan sebuah kemenangan. Bukan dalam
arti penemuan besar, melainkan sebuah filosofi mesin baru yang muncul dari sebuah
dunia berkembang. Para pakar industri memandang, filosofi tersebut akan mengubah
cara pembuatan mobil di berbagai tempat dibuat. Seperti Jepang yang mengenalkan
kaban atau "tepat waktu" dan kaizen alias pengembangan berkelanjutan, maka Tata
mengekspor ke seluruh dunia apa yang disebut dengan "mesin Gandhi" atau Gandhi
engineering.
Sebuah mantra berisi semangat yang memunculkan sikap mental penolakan terhadap
segala sesuatu yang berlebih-lebihan. Daryl Rolley, kepala operasional Ariba untuk
Amerika Utara dan Asia, seperti dikutip oleh International Herald Tribune, Rabu
pekan lalu menyatakan mantra itu secara mendasar akan membuang segala bentuk
pemborosan di industri mobil. Ariba merupakan pemasok suku cadang untuk Tata,
dan juga BMW dan Toyota.
"Dalam lima sampai 10 tahun ke depan, seluruh industri mobil akan memutar dan
berbalik arah," kata Rolley. Mobil dengan biaya murah bakal memberi dampak
global. Manuver Tata yang pernah diumumkan pada 2004 tersebut telah
menginspirasi dua rivalnya untuk merancang sendiri mobil murah. Mereka adalah
aliansi Prancis-Jepang Renault-Nissan dan joint venture India-Jepang Maruti Suzuki.
Memang, sejauh ini belum digambarkan apakah mobil tersebut dilengkapi teknologi
standar keselamatan dan pengurangan emisi gas buang, sehingga dapat melaju di
jalan negara-negara Barat. "Mobil Rakyat" demikian sebutan untuk mobil murah
78
selalu dirahasiakan. Itulah yang ada pada Beetle milik Volkswagen dan Model T
milik Ford. Dua produsen mobil itu menyimpannya rapat-rapat dan menolak detail
bagaimana membuatnya. Mereka pun membuat nota kesepakatan secara hukum
dengan para pemasok komponennya untuk tidak membeberkan rahasianya.
Sejumlah orang yang pernah melihat mobil buatan Tata tersebut bisa melukiskan
mobil murah tersebut. Bentuknya mini dan kecil dengan empat pintu samping. Di
dalamnya terdapat kursi untuk empat penumpang plus pengemudi. Bagian depannya
pendek sedangkan belakangnya sedikit besar untuk menaruh mesin. Mobil tersebut
nampak didisain untuk mengurangi hambatan angin.
"Itu sebuah mobil mungil yang bagus," kata A.K. Chaturvedi, wakil presiden untuk
pengembangan bisnis Lumax Industries, pemasok di Delhi yang mengembangkan
lampu depan dan lampu interior mobil. Ketika dibuat mobil tersebut selalu diawali
dengan pertanyaan: apakah komponen-komponen tersebut sungguh dibutuhkan.
Misalnya, empat cakram rem. Apakah cukup jika menggunakan tiga saja. Dan
seterusnya.
Model yang dikeluarkan pada Kamis pekan lalu itu, seperti dilansir oleh Tata dan
pemasoknya, tampak tanpa dilengkapi dengan radio, power steering, power window,
serta AC, dan hanya sebuah ada satu wiper untuk kaca depan. Tachometer tak ada,
dan cukup dengan speedometer analog. Pembuat mobil rakyat tersebut jelas
melakukan pemangkasan gede-gedean.
"Maka saja masih saja dapat melaju pada 65 ataupun 75, bukankah begitu?" kata
Ashok Taneja, salah satu pemasok untuk Tata, menggambarkan mobil yang tidak
dilengkapi dengan alat pengukur kecepatan berpresisi tinggi. Metode penghematan
yang dilakukan itu ternyata memunculkan pertanyaan mengenai implikasi yang besar
terhadap aspek keselamatan dan daya tahan mobil.
Untuk menghemat US$ 10 saja, ahli mesin Tata mendisain ulang suspensi untuk
mengurangi penggerak lampu jauh dan dekat. Jadi lampu jauh dan dekat, menurut
Chaturvedi, sangat tergantung pada beban berat yang mengisi mobil. Disain ulang
dilakukan juga terhadap batang kemudi dan rangka mobil. Pada intinya, mobil
tersebut dalam jangka panjang juga bakal hemat perawatan tanpa mengorbankan
kualitas.
Contohnya, Tata memilih pelek yang sangat kuat sehingga mobil bisa dipacu hingga
70 kilometer per jam lebih. Jika dipacu terlampau berlebihan maka bisa tergerus dan
rusak, serta mengurangi umur komponen mobil tersebut, toh tidak mengancam
keamanan pengemudi dan penumpang mobil. "Bila saya butuh perak, mengapa harus
menanamkan emas," kata Taneja untuk menyingkirkan segala sesuatu yang tidak
diperlukan.
Penghematan signifikan yang dilakukan oleh Tata adalah pada bobot mobil, sehingga
cukup memakai mesin yang lebih murah. Harga mesin kurang-lebih hanya US$ 700,
79
dan dibuat oleh perusahaan Bosch asal Jerman. Kapasitas mesin adalah 600 sampai
650 cc dengan tenaga kurang lebih 30 hingga 35 tenaga kuda. Mesin yang cukup
bertenaga untuk harga sebesar itu.
Untuk transmisi pun Tata menggunakan transmisi terbaru yang lebih murah dan
sederhana. Untuk menghemat dan memangkas alur komunikasi dalam pembelian
suku cadang dari para pemasok, Tata mengandalkan pembelian komponen secara
lewat internet hingga 30% sampai 40%. Pertanyaan berat bagi Tata adalah mengenai
persoalan keselamatan dan batasan emisi gas buang.
Soal itu, Tata memiliki jawaban sendiri. Bahwa negara itu kini tengah menghadapi
permintaan mobil yang besar, namun belum mencukupinya. India pun akan selalu
menyesuaiakan diri dengan regulasi yang ada pada negara-negara maju. Yang jelas,
menurut pejabat Tata, mobil tersebut nantinya akan memenuhi semua norma-norma
India.
Soal perubahan norma tersebut tentu akan mempengaruhi harga mobil, pasalnya India
juga berubah. Menurut Anumita Roychowdhury dari Pusat Sains dan Lingkungan di
New Delhi, kota-kota besar di India pada April 2010 nanti akan memberlakukan Euro
IV untuk standar emisi pada kendaraan bermotor. Standar juga ditekankan pada fitur-
fitur keselamatan mobil.
Kewajiban seperti airbags, rem anti-penguncian, dan tes bodi terhadap benturan juga
akan diterapkan kemudian. Semua perubahan tersebut tentu bakal memberi
konsekuensi pada harga mobil murah buatan Tata. Dan harga tersebut akan
melambung sedikit tidak seperti perkiraan awal. Misalnya untuk harga laptop murah
yang dirancang US$ 100, terbukti di pasar dijual dengan banderol US$ 200.
Apa pun serangan atas kelemahan mobil murah itu, manuver Tata tersebut menantang
dunia untuk membuat mobil makin terjangkau kelas menengah ke bawah. Selain itu,
kebutuhan akan mobil ber-cc kecil menjadi keharusan di tengah harga minyak yang
akan terus melambung. Tata telah memulai apa yang tidak mungkin, menjadi
mungkin. Seperti tahun 1980-an ketika Jepang hadir dengan mobil-mobil massal
yang lebih murah dan hemat. (G.A. Guritno)
http://blog.ngetrend.com/blog/2008/01/13/tata-nano-si-mobil-murah-meriah/
Jumat, 25-01-2008 09:28:56
Kanal: Suara Konsumen
Oleh Ecko Manalu
Beberapa hari yang lalu, Tata Motors, perusahaan mobil yang berbasis di India,
memperkenalkan produk terbarunya. Produk mobil tersebut diklaim sebagai mobil
termurah di dunia.
80
Nama mobil tersebut adalah Tata Nano dan diberi nickname "People's Car"(jangan
dimirip miripkan dengan Tata Dado ya...hehehe). Harga yang dibandrol adalah
100,000 rupee (sekitar 24 juta rupiah dengan kurs 1 INR = 240 IDR per tanggal 13
Januari 2008).
Mobil tersebut memiliki beberapa spesifikasi seperti:
- berkapasitas 4 penumpang (dapat bisa diisi sampai maksimal 5 orang)
- Panjang +/- 3 m
- mesin dua silinder, 633cc yang seluruhnya terbuat dari alumunium
- kecepatan maksimum 65 km/jam
Peluncuran produk mobil ini tentu saja menimbulkan banyak perbincangan. Selain
disebut-sebut sebagai solusi untuk keluarga dari kelas menengah yang ingin memiliki
mobil, kendaraan roda empat dengan "harga terjangkau" ini juga dianggap dapat
memperbesar masalah polusi. Polusi yang dianggap akan memperparah pemanasan
global yang sedang sering dibahas saat ini.
Selain itu, infrastruktur jalan raya juga menjadi sorotan banyak orang. Untuk
mengakomodasi booming penggunaan mobil ini, kapasitas jalan raya harus juga
dipertimbangkan untuk ditambah. Jika tidak, Anda bisa membayangkan berada di
tengah-tengah kemacetan parah saat berkendaraan di jalan raya.
Ya, pastinya banyak hal yang bakalan dibahas berkaitan dengan kehadiran mobil ini.
Saya juga langsung membayang-bayangkan untung rugi berkaitan dengan kehadiran
mobil ini pada saat pertama kali mendengar beritanya.
Masalah kemacetan sudah pasti menjadi salah satu yang paling disorot selain masalah
polusi. Mungkin ada yang bilang kemacaten tidak akan menjadi masalah yang besar
jika masyarakat yang memiliki mobil "besar" beramai-ramai mau berpindah untuk
menggunakan mobil mini ini. Selain itu, pemerintah juga berperan dengan
menerapkan peraturan yang hanya memperbolehkan mobil dengan ukuran ini yang
dapat masuk ke dalam kota. Atau bisa juga dengan memperkecil biaya pajak untuk
mobil jenis ini dan memperbesar pajak untuk mobil-mobil milik pribadi dengan
ukuran "besar".
Akan tetapi, penambahan pemakaian mobil ini lambat laun pasti akan tetap
menghasilkan masalah lalu lintas menurut saya. Salah satu yang bisa nyata di masa
depan adalah jika semua pemilik sepeda motor (yang notabene lebih banyak dari
pemilik mobil saat ini) beramai-ramai membeli mobil mini karena tergiur oleh harga
yang cukup bersaing dan kenyamanan dalam berkendaraan. Bisa pusing liat
jumlahnya. Parahnya, bahan bakar minyak (BBM) juga terancam habis lebih cepat
dengan pertambahan jumlah kendaraan tersebut.
Sebagai informasi tambahan, mobil Tata Nano baru dijual di India dengan rencana
produksi awal 250,000 mobil per tahun. Negara-negara lain seperti di Amerika Latin,
Asia Tenggara dan Afrika akan dapat menggunakan mobil kecil dan murah ini dalam
81
empat tahun ke depan. Jadi bagi Anda yang pengen memiliki mobil (murah) ini harus
bersabar dan mulai menabung dari sekarang (seperti saya:p).
Bagi saya pribadi, mobil ini cukup "menghibur" jika mengingat harga mobil sekarang
yang rata-rata masih mahal, dan juga ukuran mobil sekarang yang kurang bersahabat
dengan kapasitas jalan di Indonesia.
Walaupun demikian, mobil ini masih agak jauh dari kriteria mobil yang selalu
kubayang-bayangkan di masa depan, yaitu "dapat bersahabat" dengan lingkungan
dalam hal bahan bakar. Kriteria ini khususnya untuk mobil-mobil pribadi yang sering
digunakan sebagai alat transportasi dalam kota. Tata Nano masih menggunakan
BBM.
Saya sering bermimpi mengenai implementasi mobil seperti yang diiklankan di CNN,
yaitu mobil transparan berkapasitas dua orang yang menggunakan tenaga surya.
Mobil mini tersebut menjadi alat transportasi dalam kota di siang hari sambil mengisi
batere dari sinar matahari. Pada malam hari, mobil tersebut berperan sebagai lampu
jalan. Hemat BBM, Kurangi polusi.
Kalau bisa sih, semua orang menggunakan sepeda daripada menggunakan mobil,
khususnya untuk transportasi dalam radius 4-5 km. Akan lebih keren lagi kalau jalan
raya di Indonesia memiliki fasilitas jalur sepeda yang bagus. Selain sehat, santai,
aman dan murah, kemacetan lalu lintas juga dapat dikurangi (sambil memikirkan
peluang bisnis di bidang tambal ban sepeda dan aksesoris sepeda...hehehe).
=================================
From: "Muhammad Fathullah" <[email protected]>
Reply-To: [email protected]
To: <Undisclosed-Recipient:;
Subject: [M84] HATI-HATI PEMAKAI AVANZA RAWAN KECELAKAAN !
Date: Sun, 6 Nov 2005 14:02:38 +0700
HATI-HATI PEMAKAI AVANZA RAWAN KECELAKAAN !
Berikut ini adalah pengalaman yang dialami oleh kakak saya sebagai pemakai Toyota
Avanza ingin menyampaikan himbauan kepada pemakai Avanza dan sekaligus protes
kepada PT Toyota Astra Motor sebagai pemegang merek Toyota Avanza.
Kejadian yang dialaminya pada tanggal 4/Nopember/2005, (Hari Lebaran ke-2)
sungguh membuat kakak saya sekeluarga hampir terenggut nyawa. Mobil kakak saya
Avanza, D1264 GZ. terbalik dan berputar-putar (seperti gansing dengan ke-4 roda
diatas) di Tol Cipularang, km 104 arah ke Bandung. Hal ini akibat roda kiri belakang
terlepas karena patah as.
Lokasi patahan tersebut terdapat di dalam rem tromol belakang (foto inset).
Sementara pada roda yang terlepas masih menempel ke-4 baut pada tromolnya.
82
Melihat bentuk patahan tersebut (seperti butiran pasir), kemungkinan karena patah
getas. Mobil kakak saya badannya hancur, hanya satu pintu yang bisa dibuka. kakak
saya bisa keluar pada saat terbalik melalui kaca belakang yang sudah pecah.
Beruntung, kakak saya luka-luka ringan dan hanya perlu dijahit.
Kakak saya sebagai pemakai toyota avanza sudah merasakan resiko kematian ketika
menggunakan mobil itu. Setiap kali melihat avanza kakak saya merasa trauma akan
kecelakaan.
Kami menuntut pihak PT Toyota Astra Motor untuk menjelaskan bagaimana mobil
yang baru 1 tahun (bulan 11 tahun 2004) kakak saya pakai sudah mengalami patah as.
Kakak saya juga meragukan bagaimana kontrol kualitas yang dilakukan pada saat
mobil tersebut di produksi? Apakah karena mobil tersebut murah (relatif), lalu nyawa
kami juga dihargai dengan murah? kakak saya juga menuntut pihak yang terkait
untuk menjamin agar kakak saya bisa mengendarai mobil tersebut dengan aman.
Kakak saya tidak tahu apakah pihak Toyota akan mengganti mobil kakak saya yang
sudah ringsek itu karena kesalahan produksi.Yang jelas itu hanya satu-satu mobil
yang kakak saya miliki.
Saya hanya menghimbau kepada khalayak umum, bahwa menggunakan mobil avanza
berisiko kematian....Pengalaman kakak saya membuktikan.
Kondisi Avanza akibat patah as roda belakang kiri
Kondisi Avanza akibat patah as roda belakang kiri
Kondisi mobil akibat patah as 04 Nop 2005
Patahan berupa butiran pasir akibat patah getas (cacat produksi)
Muhamammad Fathullah
Komplek Eramas 2000 Blok E2 7
Jakarta 13950
=========================
Untuk foto bagian as yang patah dan body mobil yang rusak lihat pada lampiran
gambar di bawah ini. Jika gambar tidak bisa dilihat mungkin anda belum login dan
harus login dulu dengan username anda.
Joined: Wed Jul 21, 2004 8:18
Posts: 2 saya mendapatkan tanggapan melalui email dari Customer Care TAM yang
isinya saya copykan dibawah ini :
-----Original Message-----
From: Customer Care TAM [mailto:[email protected]]
Sent: Tuesday, November 15, 2005 9:14
Subject: Tanggapan Toyota terhadap peristiwa Kecelakaan Toyota Avanza di tol
Cipularang
83
Tanggapan Toyota terhadap peristiwa Kecelakaan Toyota Avanza di tol Cipularang
Sehubungan dengan beredarnya informasi melalui email/mailing list mengenai
kecelakaan yang melibatkan 1 unit Toyota Avanza di Tol CIPULARANG, km 103,8
pada tanggal 4 November 2005 yang lalu, maka bersama ini kami sampaikan sebagai
berikut:
1. Kami sangat prihatin terhadap musibah kecelakaan tersebut dan sebagai
produsen kami bertanggungjawab terhadap Produk yang dikeluarkan sesuai
dengan kaidah standar keselamatan yang berlaku di Indonesia dan
Internasional. Untuk itu kami akan melakukan investigasi yang cermat dan
mendalam untuk mengetahui penyebab dari kecelakaan tersebut.
2. Sesuai dengan hasil pertemuan dengan keluarga pelanggan, kami telah
sepakat untuk melakukan uji material yang akan dilakukan oleh pihak ketiga
yang berkompeten. Hal ini penting untuk mendapatkan data yang dapat
dipertanggunjawabkan secara ilmiah untuk mengetahui penyebab kecelakaan
tersebut apakah disebabkan oleh faktor kualitas produk/material, "human
error" atau faktor lainnya. Diperkirakan hasil tersebut dapat diperoleh
selambatnya dalam waktu 1 bulan mendatang.
3. Kami juga mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah
memberikan opini/pendapat melalui Email/mailing list. Akan tetapi sementara
menunggu hasil investigasi dan menghindarkan kesimpangsiuran informasi
dan opini, kami berharap semua pihak dapat menunggu hasil uji material
tersebut.
Kami sangat berterima kasih apabila ada masukan/temuan/pendapat yang bermanfaat
bagi investigasi, yang ditujukan langsung kepada alamat dibawah ini :
- Nomor telepon hotline : 08001821333 (toll free) atau 021-6513333
- Alamat email : [email protected]
Terima kasih atas perhatiannya.
Hormat kami
Customer Satisfaction Department
PT TOYOTA-ASTRA MOTOR
Link : http://www.avanzaindonesia.com/news/art ... le_id=1176
http://www.toyota.co.id/news/archive/ar ... le_id=1610
Sithlord Post subject: Posted: Tue Nov 15, 2005 9:13
Member of Mechanic Engineer
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
Posts: 1632 Mungkin ada teman yang kirain orang seperti saya yang sebarkan berita
palsu untuk jelekin Toyota. Nah lihat photo di atas. Bukti kuat !
Talk about class 2 component failures !
84
Mr. Tomcat, bisakah topic " Ketinggalan Jaman " yang di start bung ktaufik di
gabung ama topic ini yang judulnya lebih relevant ?
I guess the Emperor's instincs are right. Dari dulu ngak tau kenapa saya ngak suka
Avanza. I feel something " not quite right " about that car. Malah Honda Jazz yang
murah juga saya lumayan suka!
I guess my suspicion about a car that is " Too cheap (good) to be true " have finally
shown her true colors !
If the AUV ever, ever have failures like this, jangan takut. Gue bakal semprot mereka
dengan E-mail tajam !
Top
the-mantal Post subject: Posted: Tue Nov 15, 2005 13:11
New Member of Senior Mechanic
Joined: Wed Apr 27, 2005 9:47
Posts: 153
Location: jakarta paman saya juga pernah mengalami patah as roda belakang
kanan(mobil panther tahun 94) tapi ngga sampai terbalik.... Padahal kecepatan
lumayan tinggi, sekitar 60 km/h. Siapapun yang ketemu paman saya, langsung bilang
"God bless you"...
_________________
Harta Cinta Tahta!!!
metanol Post subject: Kabel Kopling Xenia putus dan tidak ada stock spare
partPosted: Wed Nov 16, 2005 1:49
New Member of Junior Mechanic
Joined: Mon Aug 22, 2005 7:25
Posts: 21 Berikut ini satu lagi pengalaman konsumen dari sdri. Dyah pemakai
kembaran Avanza yaitu Daihatsu Xenia Li 1000cc. Mungkin bisa menjadi informasi
bagi forumers.
========================
Selasa, 15 Nov 2005
Metropolis Watch, JawaPos
Lebaran, Kabel Kopling Xenia Putus
Kejadian ini saya alami saat mudik Lebaran 2 November 2005 pukul 11.30 di kaki
Pegunungan Lawu, Desa Jogorogo, Kabupaten Ngawi. Saat melintas di sana, kabel
kopling mobil Xenia tipe Li 1.000 cc milik saya putus.
Untungnya di dekat situ ada bengkel sepeda motor yang buka. Kemudian saya
disarankan membeli kabel kopling ke sebuah toko suku cadang di Ngawi Kota. Oleh
Ibu Kades Jogorogo, kami dipinjami motor. Sesampainya di Ngawi Kota, ternyata
kabel kopling Xenia tidak ada. Alasannya mobil tersebut masih baru. Saya disarankan
untuk mencari barang itu di Madiun.
Saya pun meluncur ke bengkel resmi siaga Toyota di Jl Cokroaminoto Madiun.
Nyatanya, di sana juga tidak ada kabel kopling Xenia. Saya mencoba mencari ke
bengkel resmi Daihatsu yang tidak jauh dari situ, tapi kebetulan tutup.
85
Terakhir, saya menelpon Astra World Surabaya untuk mencari tahu dealer yang
menjual kabel kopling Xenia. Yang bikin saya terkejut, mereka memberitahukan
bahwa kabel kopling Xenia Li 1.000 cc memang belum keluar. Saya malah disuruh
ngakali saja. Waduhh… bagaimana ini? Saya merasa dirugikan dan tidak bisa
berlebaran dengan nyaman lantaran takut terjadi kecelakaan.
Sebuah perusahaan sebesar PT Astra Daihatsu Motor yang telah mengeluarkan sejuta
lebih mobil di Indonesia, tapi ternyata suku cadang kabel koplimg kok tidak ada?
Sampai sekarang saya belum berani memakai Xenia milik saya itu lantaran takut
terjadi kecelakaan. Mohon penjelasan dari PT Astra Daihatsu Motor.
DYAH, Member Astra World nomor 5300988905
Sithlord Post subject: Posted: Wed Nov 16, 2005 2:37
Member of Mechanic Engineer
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
Posts: 1632 Another one ? Bikin saya inggat komentar JD Power saat survey mutu
mobil baru di Indonesia. Mereka bilang problem meningkat dengan makin banyaknya
mobil murah di Indonesia.
And I will not blame Daihatsu. Sekarang Daihatsu sudah milik Toyota. Jadi orang
Toyota juga terlibat dalam pengawasan produksi mobil Avanza / Xenia ini.
As for the Jazz, I heard a case dari saudara. Ngak terlalu parah, tapi indikasi mobil
jaman sekarang harga di bawah 200 juta, apalagi di bawah 150 juta, cenderung makin
rewel. Kata dia yang pakai Jazz, shockbreakernya ada problem. Macam bocor apa
something like that.
Ngak tau pemakai Jazz lain ada kasus ini tidak. Sampai dia tarik napas dan bilang, ya
wajarlah. Harga segitu, Honda pasti ada spec-down.
I can imagine orang Avanza as putus itu apakah masih Toyota minded. Kalau ada c24
kasus begitu, terus terang I will be afraid. VERY AFRAID ! kasukasuremawasan
produksi mobil Avanza / Xenia ini.
Mediacare (http://www.mediacare.biz) 6.4.08
Tribun Timur Makassar - Senin, 07-04-2008
MOBIL EROPA HARGA MURAH BAKAL HADIR
Jakarta, Tribun - Setelah produsen mobil Jepang, Toyota, berminat memproduksi
mobil murah (low cost car), produsen mobil Eropa, Renault, juga berminat
memproduksi mobil
murah di Indonesia. "Renault juga berminat (memproduksi mobil murah di
Indonesia)," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Alat Transportasi dan
Telematika (IATT) Departemen Perindustrian, Budi Darmadi, di Jakarta, akhir pekan
lalu.
Ia mengatakan, saat ini perusahaan otomotif asal Perancis tersebut masih memproses
perizinan dan menunggu keputusan dari manajemen. Namun Budi tidak mengetahui
secara detail mengenai rencana investasi Renault tersebut, termasuk akan
menggandeng atau tidak agen tunggal pemegang merek (ATPM) di Indonesia, yaitu
86
Indomobil. "Itu urusan manajemen dan strategi perusahaan," katanya. Budi
mengakui saat ini Renault sedang mencari lahan untuk pabrik mobil tersebut.
Dengan rencana itu, lanjut dia, Renault akan masuk ke segmen pasar mobil yang
lebih murah dari yang selama ini dipasarkan di Indonesia.
Toyota
Dia menambahkan, Toyota kini tengah mendesain mobil murah yang akan
diproduksi untuk pasar global. "Kalau melihat karakter pasar mobil di Indonesia,
lebih suka mobil yang agak tinggi," ujarnya. Ia juga menegaskan dalam membuat
mobil murah tersebut, pihaknya menekankan unsur keamanan jangan sampai
dihilangkan.
Menanggapi pertanyaan apa saja insentif yang diberikan untuk investor, Budi
mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
2007 yang memberi insentif Pajak Penghasilan (PPh) untuk industri tertentu dan atau
daerah tertentu. Selain itu, bagi industri yang memproduksi mobil untuk pasar ekspor
juga mendapat insentif pembebasan bea masuk bahan baku yang dibutuhkan.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan Toyota Motor
Corporation (TMC) menyatakan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai
basis produksi low cost car (LCC). Harga mobil tersebut diperkirakan mencapai
4.000 dolar AS per unit atau sekitar Rp 37 juta. "Saya usul agar low cost car dibuat
di sini dan pada prinsipnya Toyota setuju," katanya.
Fahmi mengungkapkan hal itu, setelah para petinggi TMC, seperti Senior Advisor
Member of The Board TMC Hiroshi Okuda dan Presiden Toyota Motor Asia Pasific
Ryoichi Sasaki melakukan kunjungan kehormatan ke Depprin.
Menurut Fahmi, mobil murah telah menjadi tren pasar otomotif dunia seiring dengan
kian gencarnya program efisiensi BBM. "Tata, salah satu produsen mobil India
menggandeng Hyundai (Korsel) mengembangkan mobil Nano seharga 2.500 dolar
AS per unit atau setara Rp 22,75 juta," katanya.
Fahmi meminta TMC agar mobil murah yang diproduksi di Indonesia nanti berada
satu level di atas mobil Nano yang tetap dengan mengedepankan aspek keselamatan
pengendara.
Xenia Sukses, Daihatsu Godok Mobil Murah Lagi
JAKARTA – Sukses dengan Xenia, Daihatsu, ingin mempertahankan citra sebagai
spesialis produsen mobil murah. Saat ini, Daihatsu sedang menggodok mobil murah
seri kedua yang diharapkan bisa sesukses Xenia Walau tipe dan merek belum
ditentukan, mobil murah tahap dua nanti akan masuk kategori mobil kompak, mirip
dengan Daihatsu Ceria.
Menurut Ronny Ramli, Head National Operation PT Astra International Tbk-
Daihatsu, menambahkan kendaraan murah tahap kedua dari Daihatsu bakal masuk
segmen kendaraan pribadi. Di kendaraan niaga, Daihatsu sudah mapan dengan Zebra,
di segmen MPV ada Xenia, dan pada kelas SUV ada Taruna. Wajar jika Ronny dan
jajarannya terus memperkuat segmen mobil kompak yang saat ini baru ada Ceria.
87
Pilihan pada mobil kompak untuk menyesuaikan dengan fasilitas infrastruktur jalan
di Indonesia yang belum secepat pertumbuhan kendaraan. Mobil kecil dengan tenaga
besar dan harga murah amat digandrungi pasar.
Menyinggung penjualan Daihatsu, Johannes Loman, Chief Executive Daihatsu Sales
Operation, menyebutkan pada April penjualannya mencapai 3.909 unit. ”Ini adalah
angka penjualan selama satu bulan tertinggi sejak krisis,” ucapnya.
Penjualan kumulatif Januari-April mencapai 12.222 unit. Untuk penjualan April saja,
Xenia mendominasi 50 persen. Penjualan Januari-April, Xenia menyumbang 45
persen atau 5.502 unit. Saat ini, jumlah inden Xenia tercatat 23.000 unit, diperkirakan
penyerahan mobil baru bisa terealisasi Desember 2004.
Prestasi penjualan yang terjadi itu sebagai prestasi gemilang. “Bayangkan, dalam tiga
tahun terakhir baru kali ini angka penjualan mencapai setinggi itu,” tuturnya.
Untuk ke depan, Daihatsu akan terus melakukan penetrasi pasar, di antaranya
menargetkan tingkat penjualan mencapai 100 persen dibandingkan tahun lalu, dengan
target sebesar 41.500 unit untuk tahun ini. (tot)
EKONOMI
Pemerintah Kembangkan Konsep Mobil Murah Eco Car Rabu, 08 April 2009 17:14:35 WIB
Jakarta, (tvOne)
Pemerintah sedang mengembangkan konsep mobil murah (low cost car) sekaligus
ramah lingkungan (eco car).
Hasil kajian pengembangan mobil murah ini nantinya akan diserahkan kepada
produsen lokal untuk diproduksi secara massal.
Dengan konsep ini, mobil bisa dipasarkan sekitar Rp 50 juta dengan kurs Rp
11.500/US$. Jika rupiah melemah dan terjadi inflasi, tentunya harga mobil juga ikut
naik.
"Kami sedang mengarah ke sana. Konsep eco car itu berevolusi, dinamis, dan
berkembang," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika
Depertemen Perindustrian Budi Darmadi kepada VIVAnews di kantornya, Jalan
Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 8 April 2009.
Menurut dia, pembahasan konsep dan proses pengkajian sudah dilakukan sejak awal
2008. Konsep itu akan realisasi pada empat atau lima tahun ke depan. Beberapa
produsen lokal sudah berkomitmen mengarahkan padakonsep ini. "Mudah-mudahan
tahun ini kajian selesai, karena sedang tahap finalisasi," ujarnya.
Budi mengatakan, pengkajian konsep saat ini sedang dalam tahap penyelesaian
disain. "Karena banyak yang harus dilakukan perubahan
dibandingkan mobil penumpang biasa," katanya.
Misalnya, penggantian mesin yang mampu menempuh 20 - 25 kilometer per liter
88
bahan bakar. Mobil penumpang saat ini, kata dia, hanya mampu menempuh 12 - 13
kilometer per liter.
Selain itu, perubahan prinsip pengecatan mobil juga mulai berubah lebih ramah
lingkungan. "Dulu penyemprot catmobil basisnya minyak, tapi sekarang mulai
beralih ke water based jadi lebih eco friendly," kata dia.
Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Depertemen
Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, selain mengkaji
pengembangan mobil murah, saat ini Departemen juga sedang mengkaji insentif yang
akan diberikan pemerintah untuk menarik minat produsen. "Baik insentif dalam pajak
maupun iklim usaha," kata dia di kantornya. (VIVAnews.com)
(www.tvonenews.tv/.../pemerintah_kembangkan_konsep_mobil_murah_eco_car.html)
Jumat, 23/07/2010 17:11 WIB
Pemerintah Kembangkan Mobil Murah untuk Bendung Impor Suhendra - detikFinance
Jakarta - Salah satu alasan pemerintah akan mengembangkan mobil murah seharga
Rp 70-80 juta adalah untuk mencegah segmen pasar tersebut diisi oleh produk impor.
Selain itu pemerintah berkeinginan agar harga mobil bisa terjangkau oleh banyak
masyarakat. Segmen mobil di kelas ini pun belum terbentuk oleh pasar.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Budi
Darmadi di sela-sela acara IIMS, di Kemayoran, Jakarta, Jumat (23/7/2010).
"Sekarang ini pasar perdagangan bebas, kalau kita tidak isi maka akan diisi oleh
impor," kata Budi.
Budi menjelaskan bila dilihat dari sejarahnya perkembangan pasar mobil Indonesia
berawal dari model mobil komersial untuk kebutuhan produktif, lalu berkembang
menjadi pick up, MPV, SUV, dan lain-lain.
"Jadi perlu ada segmen baru yang kita create di segmen harga Rp 70-80 juta itu
belum ada," katanya.
Ia menambahkan bahwa secara mendasar, pemerintah berkeinginan ingin bisa
membuat kendaraan yang bisa dijangkau masyarakat. Meski ia mengakui untuk aspek
kemacetan, itu soal lain karena kemacetan hanya cerita di kota-kota besar seperti
Jakarta.
"Sekarang orang kalau ditanya punya uang lebih, orang pasti mau beli mobil,"
jelasnya. (hen/dnl)
(www.detikfinance.com/read/2010/07/23/171132/1405500/4/pemerintah-kembangkan-mobil-murah-
untuk-bendung-impor)
89
90
Dengan volume pasar yang
besar, pencapaian skala
ekonomi lebih mudah
Pembangunan infrastruktur
diwujudkan, sehingga
kemacetan dapat dikurangi
91
Memperbesar populasi
kendaraan pribadi tidaklah
bijak, harusnya sistem
angkutan massal
Kenakan pajak lebih tinggi bagi
angkutan pribadi, naikkan subsidi
system angkutan massal
92
93
Industri asuransi dan
perlindungan
Memacu tumbuhnya
rental/penyewaan
mobil bertarif murah
94
95
LAMPIRAN BAB 4
Hasil temuan awal berdasarkan pengumpulan data sekunder dari berbagai
sumber—milis, media cetak, majalah, dan sebagainya—yang menjadi bahan analisis
pada Bab IV.
“Empat tahun ke depan baru akan ada [dipasarkan] di Asia tenggara…
hmmm… pasti harganya juga sudah bukan Rp24 juta lagi ya…”
ecko on January 21st, 2008 at 4:33 am
“Mendingan naik mobil ini ya daripada naik motor… makan asap
nelan polusi… harganya terjangkau juga ya [kalau] Rp24 juta… tapi
gak kebayang juga kalo masuk Indonesia… bisa-bisa makin padat
jalan-jalan itu… Ah… biarin daripada makan asap dan minum
debu…”
ezron on January 22nd, 2008 at 4:56 am
“Kecepatan maksimum 65 km/jam??? Bah, lambat kali…
desma on January 22nd, 2008 at 8:13 am
“[Proyek itu] Terobosan yang masih banyak pros-cons-nya Bro…
Betul juga… Daripada sakit pernafasan, mending naik mobil murah
ini. Lumayanlah untuk transportasi dalam kota…”
roded on January 22nd, 2008 at 12:29 pm
“Wah, kapan ya masuk ke Indonesia??? Saya berkeinginan menjadi
agen besar untuk wilayah Pulau Kalimantan. Jika ada Infromasi harap
tanggapan lebih lanjut.
Adolof Oktavianus Lengkong, HP: +62 8115001484.”
Lengkong on January 23rd, 2008 at 2:18 am
“Sepertinya baru akan ada di Asia Tenggara (termasuk Indonesia)
sekitar 4 tahun mendatang Mas… Wah, kalau emang berminat,
mungkin bisa buka web Tata Motor nya aja Mas,
http://www.tatamotors.com/”
Ecko Manalu on January 23rd, 2008 at 9:07 am
96
“Dari India Rp24 juta, masuk Indonesia kena pajak, pungutan, dan
lain-lain menjadi Rp60 juta. Kayak notebook Asus, dari sononya
$200, sampai Indonesia $300-$400. Viva Indonesia.”
daud on January 28th, 2008 at 8:28 am
“Kalo mau jadi importir, sepertinya bisa melihat bagaimana importir
motor Bajaj dapat mendatangkan motor tersebut ke Indonesia. Ya
balik lagi masalahnya ke pajak, mungkin sampai Indonesia harganya
sudah mencapai Rp30 juta, bahkan lebih…”
Ganda Situmorang on February 5th, 2008 at 8:47 am
“Kapan masuk ke kota kecil??? Aku mau donk beli buat [dikendarai
saat] pulang sekolah biar gak panas and digangguin di jalan. Kapan
mobil ini masuk ke kota Tegal, tak tunggu yah… makacih.”
mety on February 12th, 2008 at 11:06 am
“Kalo beli [Tata Nano] ini, spare part-nya susah dicari nggak ya???”
desma on February 13th, 2008 at 12:57 am
“Wew… bangga kok sama produk luar negeri!!! Mosok Indonesia
kalah sama India, hmmm... Mbok produksi sendiri aja... Mobil kayak
rongsokan gitu kok dibanggain...
CINTA PRODUK DALAM NEGERI.”
Mercedes-Benz SLK 55 AMG on July 12th, 2008 at 3:52 am
“Ehh, ada yang tau contact person Tata Group gak??? Gua tertarik
neh, mau jadi dealer di kota gua… he he he…”
marles on July 23rd, 2008 at 10:30 am
“Wah, kalo Tata Nano masuk Indonesia bakalan laku di tangan
Preman nich… alias harga Rp25 juta bisa jadi Rp40 juta-an
hehehehe…”
Deena on July 26th, 2008 at 10:54 am
97
Hasil wawancara in-depth dengan sejumlah nara sumber, yang diwawancarai
secara langsung maupun menggunakan Blackberry Messenger. Panduan pertanyaan
lebih terstruktur dan ada kesamaan konteks:
Mohon bantuan Anda untuk memperoleh insight bahan riset thesis saya
ya. Terlepas dari masalah kemacetan Jakarta, apa komentar Anda
mengenai mobil murah yang dirilis Tata Nano India (dengan harga sekitar
Rp25 juta-Rp30 juta) per unit itu? Apakah berminat membeli sekiranya
tersedia di pasar domestik?
“Dengan harga murah tentu saja kami tertarik untuk membelinya,
sepanjang faktor safety terpenuhi. Karena bentuknya mobil, setidaknya
jauh lebih aman bila menggunakan sepeda motor.
Dari sisi produk sih, saya cukup percaya bahwa meskipun mobil itu
berharga relatif murah, tapi kalau produsennya adalah pemilik brand-
image kuat, tentu saja produk yang dijualnya tidak sembarangan.
Hanya saja, saya tidak mengizinkan anak saya bermobil sendiri ketika
jauh dari rumah karena khawatir gaya hidupnya akan cenderung ‘borju’,
tidak berdasarkan kemampuan diri sendiri.
Kalau masih tinggal dengan kami (ortu) saya kira tidak apa-apa, karena
kami bisa mengarahkan dan mengawasi perilakunya sehari-hari.
Contoh anak tetangga, yang ketika kuliah bermobil. Begitu lulus dan dapat
kerjaan, ortu tetap harus menambah uang saku untuk melanjutkan gaya
hidup bermobilnya itu.”
- Neneng Herbawati,
Ibu calon mahasiswi
“Menurut saya, yang namanya mobil murah adalah dengan kisaran harga
Rp75 juta-Rp100 juta. Beberapa mobil yang beredar di jalanan malah ada
yang harga barunya kurang dari itu...
Tapi, kalau ada mobil baru yang harganya Rp25 juta per unit, kenapa
enggak? Saya mungkin akan membelinya. Tapi, mobil itu harus kuat
menembus banjir, misalnya, mengingat Jakarta kan sering dilanda banjir.
Onderdil dan layanan purnajual hendaknya mudah didapat dan dengan
harga terjangkau pula, sehingga pengguna tidak kesulitan ketika harus
memperbaiki kendaraan yang dibelinya.
Memang sih, kalau populasinya “meledak”, akan menambah kemacetan
Jakarta, tapi selagi sistem angkutan umum masih semrawut seperti
sekarang, masih lebih enak menggunakan mobil sendiri.
- Ibeth Cahaya,
98
Calon karyawati
“Saya memang menunggu mobil murah dengan harga sekitar Rp70 juta-
Rp80 juta atau di bawah Rp100 juta. (Daihatsu) Ceria relatif bagus, hanya
kecil aja, masih di kelas city car.
Mengingat Xenia [dan] Avanza [kini mahal], saatnya punya “adik” atau
spesies baru yang dari sisi harga lebih rendah tapi masih segmen MPV.
Kalo yang bener-bener mobil murah, tentu harganya tak akan kurang dari
Rp50 juta, tapi masih di bawah Rp100 juta. Kan pemerintah ingin
mengubah mindset mobil murah menjadi mobil dengan harga terjangkau
(affordable).
Untuk itu, perlu ada komitmen dari ATPM untuk menjamin layanan
purnajual, karena dari volume akan besar sehingga suku cadang menjadi
lebih economic scale.
Kalau harga Rp25 juta, saya enggak yakin, dan enggak akan beli.
Takutnya, produk itu tidak andal dan ndak bermutu… kualitasnya jelek,
karena hanya mengejar faktor murah sehingga semua fitur standar
dikurangi.
Sebagai perbandingan, motor saja yang kelas high [harganya] di atas Rp20
juta, masak mobil bisa dapat harga segitu [sekitar Rp25 juta]… Tapi,
sebenarnya mungkin saja kalu semua source sudah lokal.
Saya berharap, misalnya, ada yang mampu membuat mobil dengan
kandungan lokal penuh, hendaknya tetap mengutamakan kualitas produk
yang bagus dan aspek fungsionalitas harus tetap diusung, meskipun
kenyamanan akan menjadi faktor yang ke-sekian yang diperhitungkan
konsumen. Terlebih, konsumen kita sudah cerdas dalam memilih produk
yang baik.
- Sithi Munawaroh,
Wartawan otomotif
Cheap car itu terminologi yang bahaya. It—supposed to be—needs
customer’s expectation. Untuk Indonesia, yang dibutuhkan bukan produk
mobil berharga murah, tetapi at reasonable price. Mobil murah belum
tentu laku. Di India, Tata Nano terbukti tidak laku. Justru Maruti [brand
lokal untuk Suzuki] yang laku, meskipun harganya jauh di atas Tata Nano,
karena itu tadi, harganya masuk di akal. Ingat, konsumen Indonesia bukan
tipe yang menyukai selera murah.
99
Selain itu, pengaruh brand image sangat besar. Kita ambil contoh produk
(Toyota) Avanza dan (Daihatsu) Xenia. Dari segi produk, keduanya sama
persis, nyaris tidak ada bedanya, karena memang kami kembangkan dari
basis model yang sama. Kenapa Avanza bisa laku lebih banyak daripada
Xenia—dengan perbandingan hingga 1:3—karena faktor brand image
tadi. Avanza didukung brand kuat Toyota.
Untuk kasus kegagalan Tata Nano, ternyata kualitasnya tidak sesuai
ekspektasi. Karena produk tersebut sangat basic, sehingga harganya bisa
murah, maka malah tidak sukses di pasaran. Harga mobil yang masuk akal
di kisaran kurang dari Rp100 juta, tapi di atas Rp50 juta-an.
Indonesia mengikuti Thailand dalam hal inisiatif untuk membikin eco-car
dengan kapasitas penggunaan 1 liter bahan bakar minyak untuk
menempuh jarak 22 km. Inilah yang disebut sebagai mobil value for
money,
bukan cheap car.
Tata ketika menyiapkan konsep Nano berpikir bahwa masyarakat India
memiliki low taste, sehingga ketika gimmick marketing dilontarkan untuk
menjual mobil baru seharga US$2.500 per unit, antusiasme masyarakat
luar biasa. Tapi, begitu masyarakat mendapatkan mobil seharga tersebut
yang penampilan fisiknya sangat basic a.l. dengan atap setengah terbuka,
tanpa spion, bemper juga asal-asalan, serta beberapa perlengkapan lain
yang di bawah standard—guna mengejar harga murah tadi—maka
masyarakat pun kecewa dan Tata Nano pun sulit untuk merebut hati
pembeli lebih banyak lagi, kalau tidak boleh dikatakan gagal.
Betapapun, brand image harus dibangun juga, karena produk mobil tidak
dapat disamakan dengan ‘barang’ kebutuhan lain. Kalau harga jualnya
murah banget, sehingga tidak mampu membikin sistem layanan purna jual
yang memadai, pasti akan menemui kesulitan sendiri untuk memasarkan
produk tersebut nantinya.
Di perusahaan yang kami kelola, falsafah yang harus kami ikuti adalah
customer mind is our mind, bukan lagi our mind is customer’s mind.
Dengan demikian, kami menjual produk benar-benar sesuai dengan yang
dibutuhkan pelanggan. Kalau dulu, pada era kompetisi tidak seketat
sekarang, memang betul bahwa apa yang ada di benak kami itulah yang
akan disukai konsumen. Sekarang tidak berlaku lagi. Entah nanti sepuluh
atau dua puluh tahun mendatang, mungkin bisa berubah seperti itu lagi.
Dulu, begitu mengeluarkan produk ataupun varian mobil baru, harga dapat
dipatikan naik, karena produsen lah yang mendikte pasar. Saat ini, keadan
100
seperti itu tidak berlaku lagi. Bermain di bidang otomotif itu ibarat sudah
memasuki wilayah red ocean, sehingga benar-benar harus berkompetisi
habis-habisan.
Produsen pun harus mempu membedakan apakah akan membikin mobil
dengan volume sedikit atau secara mass production yang harus memenuhi
berbagai standard serta menjaga efisiensi produksi. Apalagi bila harus
mengikuti tren fashion, dapat dipastikan biaya produksi menjadi makin
mahal.
Konsumen Indonesia memiliki taste yang cukup bagus, jadi tidak mudah
diiming-imingi produk murahan. Itulah mengapa produk mobil dari China
sulit untuk memperoleh pasar di Indonesia, meskipun produk mereka
relatif murah. Mungkin 10 tahun lagi iklimnya akan berbeda dan, sekali
lagi, yang menentukan adalah customer, karenanya our mind is customer’s
mind. Kami harus konsisten menjaga kualitas produk dan selalu berusaha
untuk meningkatkan layanan atau kaizen.
- Johnny Darmawan
Presdir PT Toyota Astra Motor
”Dari segi pasar mobil, ini bagus. Bisa membuat harga mobil Indonesia yg
terlampau tinggi jadi relatif turun. Masalah kemacetan tidak bisa diatasi
dengan pembatasan penjualan mobil. Itu tidak relevan. Masalah
kemacetan Jakarta adalah masalah salah tata ruang dan design kota.
Seharusnya sistem pembatasan kendaraan masuk Jakarta dapat dimainkan
dengan strategi biaya parkir yang tinggi. Tentu disesuaikan dengan
zona. Makin ke dalam kota harus makin mahal parkirnya. Tapi juga
planning seperti ini harus di-back up dengan tersedianya Mass
Transportation yang mumpuni.
Karena bisnis saya banyak pakai [menggunakan] kendaraan, saya tertarik
membeli untuk kendaraan operasional. Kalau untuk keluarga nggak
cukup, wong anak [saya su] dah 5 [orang]… ”
- Poempida H. Djatiutomo
23749BEB
Pengusaha muda
“Woowww… Harga makin murah makin terjangkau oleh masyarakat,
pastinya makin banyak yang beli, makin padat jalanan. Ujung-ujungnya ya
beban jalan bertambah… Akhirnya muacetttt… :D
Faktor krusial untuk ATPM baru adalah (1) [ketersediaan] spareparts atau
suku cadang, (2) service station, dan (3) [layanan] purnajual.
101
Saya tidak akan membeli, tapi membeli sepeda saja, sudah capek karena macet..
Sumpah deh, kapok! ”
- Ardy Purnawan Sani
@BroArdy
Periset perkotaan
“Untuk pemasaran di kota besar—Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan—
saya rasa harus ditolak. But, [mobil murah] itu [bisa] dijual di kota-kota
sedang/kecil.
Saya tidak akan membeli [mobil murah] untuk [peperluan] pribadi karena
sudah cukup dengan kendaraan pribadi yang dimiliki sekarang. Tapi
mungkin bisa membelikannya sebagai hadiah untuk family [keluarga]
yang sederhana [yang tinggal] di Pulau Kalimantan.
[Tapi] bagaimana [soal] bensinnya? Apa harus [menggunakan] Pertamax,
sesuai ketentuan pemerintah [yang berniat mencabut subsidi bahan bakar
minyak]? Itu juga menjadi pertimbangan untuk membeli [mobil murah
tersebut]. Karena, [distribusi bahan bakar oleh] Pertamina di Kalimantan
sangat buruk. Di Kaltim, [misalnya, harga] bensin bisa menembus
Rp25.000 per liter, elpiji juga lebih mahal.
Selain itu juga bagaimana sparepart(s) [suku cadang] kendaraan tersebut?
Apakah pendistribusiannya sudah cukup luas di [seluruh] wilayah
Indonesia, [khususnya di] luar Pulau Jawa.”
- Ervina ‘Pipin’ Ferciana
@pipinBeck
Dokter, Pengusaha
”Terlepas dari akan meningkatnya jumlah mobil murah
yang [tentunya] akan menambah kemacetan, mobil murah itu sendiri akan
bisa lebih terjangkau untuk dimiliki kebanyakan orang. Tapi juga
kalau dilihat dari dampak makro masyarakat, akan lebih menambah pola
hidup yang konsumtif dan salah-salah ekonomi bisa bubble
pada waktunya. Di desa-desa akan lebih ada kesenjangan. Menurut
saya, daripada lebih mendorong adanya mobil murah, kan lebih baik fokus
dulu dibangun infrastruktur untuk mendukung transportasi massal.
Kalau mobil murah itu sudah tersedia di pasaran, maaf, [saya] tidak
menambah mobil lagi, takut [ter]kena pajak progresif ”
- Rudjito
217FCFE1
Tokoh perbankan
nasional
102
Menurut analisis saya, mobil murah tersebut tidak akan laku kalau [subsidi
untuk bahan bakar minyak dicabut dan] peraturan [mengenai] keharusan
pake Pertamax diberlakukan.
- Sulaeman
20D075BB
Senior Manager BUMN
“Rasanya tidak masuk akal harga sebuah mobil sama dengan [harga
sebuah sepeda] motor. Kalau pun benar, pertanyaan saya adalah
bagaimana [kualitas maupun ketersediaan] sparepart(s)-nya, [layanan]
after-sales service-nya. Kalau itu benar terjamin, ini merupakan ancaman
bagi industri otomotif kita... Thanks”
- Andi Suruji
22D5754F
Wartawan ekonomi senior
Ternyata harga mobil bisa murah, sehingga lebih banyak orang bisa
mempunyai mobil baru dengan uang segitu. Ini merupakan peluang baru
bagi industri otomotif untuk membuat mobil murah, apalagi jika [harga]
bahan bakarnya juga murah dan irit.
Untuk [mereka yang tinggal di kota] metropolitan, akan lebih
ber[daya]guna karena mobil besar yang [banyak] digunakan [hanya oleh]
satu orang kan menambah kemacetan.
Kalau ternyata mobil tersebut efisien aku, juga tidak keberatan
menggunakannya. Memang, anak-anakku sudah punya mobil kecil
(Toyota Yaris). Tapi kalau ternyata mobil murah tersebut nyaman dan
efisien, aku tidak keberatan membelinya untuk kendaraan operasional di
kantor.
Apalagi kalau spareparts-nya sudah tersedia luas, tidak seperti Timor
[yang sempat menjadi program mobil nasional]. Apalagi kalau harga purna
jualnya bagus, pasti menjadi pertimbangan, karena mobil operasional—
misal: Toyota Avanza—paling [banter hanya dapat] dimuati sopir dan dua
orang pegawai. Kalau mobil [murah] ini super-irit, kan malah efisien
untuk operasional [perusahaan].
- Evi Puspa
21CA0413
Wanita pengusaha