BAB IV PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian -...
-
Upload
dinhkhuong -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of BAB IV PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian -...
49
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Rumah sakit Gereja Protestan Maluku merupakan satu-satunya rumah
sakit Kristen di kota Ambon, Rumah Sakit Gereja Protestan Maluku di
dirikan pada tanggal 6 juni 1946, dengan maksud sebagai sarana pelayanan
yang mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sesuai
dengan motto dari rumah sakit yaitu tiada hari tampa kasih. Sesuai dengan
hasil sidang sinode gereja protestan Maluku maka Rumah Sakit Gereja
Protestan Maluku dialikan status dengan nama Rumah sakit sumber Hidup
Ambon.
Adapun falsafah dan volue yang di jalankan oleh rumah sakit sumber
hidup adalah
Apapun juga yang kamu berbuat, berbuatlah dengan segenap hatimu seperti
unuk Tuhan dan bukan untuk manusia ( Kolose 3 :23)
Kita tidak mungkin melakukan hal-hal yang besar namun dapat melakukan
hal kecil dengan kasih sayang yang besar.
1.2. Karakteristik responden
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik demografik
responden penelitian, yang meliputi jenis kelamin, pendidikan dan masa
kerja. Adapun gambaran yang diperoleh mengenai karakteristik demografik
responden penelitian disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut
50
Tabel 4.1.
Data demografik responden
No Uraian Frekuensi Presentase
1 Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Total
21
79
100
20,8
79,2
100
2 Umur
a. SMU
b. D3
c. S1
d. S2
Total
14
50
30
6
100
14
60,0
30,0
6,0
100
100
3 Masa Kerja responden
a. 0 – 5 tahun
b. 6 – 10 tahun
c. 11 – 15 tahun
d. 16 – 20 tahun
e. 21 – 25 tahun
Total
11
5
9
71
4
100
10,9
5,0
9,0
71,3
4,0
100
Sumber : data primer yang diolah, 2014
Dari data yang disajikan dalam tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar
responden adalah wanita (79%). Hal ini disebabkan karena profesi yang
ditekuni lebih membutuhkan kesabaran untuk merawat pasien dinama sifat
ini lebih banyak dimiliki oleh wanita. Data kerja masa responden
menunjukan bahwa (71%) telah memiliki masa kerja 16-20 tahun hal ini
dapat memberikan indilasi yang besar bagi responden karena telah memiliki
pengalaman yang cukup terhadap pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh
responden. Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah D3 (akademi)
keperawatan yaitu sebesar (50%) yang sesuai dengan latar belakang
pekerjaan yang merupakkan organisasi yang bergerak dibidang pelayanan
kesehatan.
51
1.3. Analisis Data
Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan gambar mengenai jawaban
respondenmengenai variabel-variabel yang diteliti yang dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis Indeks yang menggambarkan presepsi
responden atas item-item pertanyaan yang diajukan.
Teknik scoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum
angka 1 dan maksimumm angka 5, maka perhitungan indeks jawaban
responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut (Ferdinan, 2006) :
Nilai Indeks = (%F1x1)+(%F2x2)+(%F3x3)+(%F4x4)+(%F5x5)
Dimana =
F1= frekuensi responden yang menjawab 1
F2= frekuensi responden yang menjawab 2
F3= frekuensi responden yang menjawab 3
F4= frekuensi responden yang menjawab 4
F5=frekuensi responden yang menjawab 5
52
1. Variabel budaya organisasi
Kajian mengenai budaya organisais mempunyai empat indikator yaitu
Misi (X1), konsistensi (X2), adaptabilitas (X3), dan pelibatan (X4).
Perhitungan angka indiks budaya organisais dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.
Tabel 4.2
Indeks variabel budaya organisasi
Frekuensi jawaban responden
Terhadap budaya organisasi
Indeks
1 2 3 4 5
Misi (X1) 0 0 2 176 322 64,4
Konsistensi (X2) 0 0 18 254 228 50,8
Adaptabilitas (X3) 0 0 18 312 170 62,4
Pelibatan (X4) 0 8 22 356 124 71,2
Rata –Rata 62,2
Sumber : data primer yang diolah tahun 2014
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa hasil perhitungan nilai indeks terhadap
variabel budaya organisasi, menunjukan bahwa variabel budaya organisasi
memiliki indeks presepsi (62,2) sehingga dapat diisimpulkan bahwa variabel
budaya organisasi berada dalam katagori sedang, hal ini menunjukan bahwa
tingkat pelibatan karyawan, konsistensi pemimpin dalam menjalankan
pekerjaan, tingkat adaptabilitas terhadap kemajuan teknologi informasi, serta
penetapan dan pelaksanaan misi yang ada ditempat penelitian responden
dinilai belum dilaksanakan dengan baik.
53
2. Variabel Gaya Kepemimpinan
Kajian mengenai variabel gaya kepemimpinan memiliki lima indikator
yaitu masing-masing mengenai (X5 otoriter), (X6 pengasuh), (X7 direktif),
(X8 partisipatif) dan (X9 suportif)
Perhitungan angka indeks untuk variabel gaya kepemimpinan disajikan
dalam tabel 4.3berikut ini.
Tabel 4.3
Indeks variable Gaya Kepemimpinan
Frekuensi jawaban responden
Terhadap Gaya Kepemimpinan
Indeks
1 2 3 4 5
Otoriter (X1) 0 4 12 182 102 60.67
Pengasuh (X2) 4 6 28 170 92 56.67
Direktif (X3) 2 0 30 166 102 55.33
Partisipatif (X4) 0 0 14 184 102 61.33
Suportif (X5) 2 6 40 198 54 66,00
Rata-rata 58,5
Sumber : data primer yang diolah tahun 2014
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa hasil perhitungan nilai indeks untuk
variabel gaya kepemimpinan, menunjukan bahwa variabel gaya
kepemimpinan memiliki indeks presepsi (58, 5) sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel gaya kepemimpinan berada dalam katagori sedang. Hal ini
menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang mendorog partisipasi
karyawan, membimbing, mengarahkan, member bantuan dan penghargaan
masih jarang dilakukan, dan informasi-informasi penting tidak disampaikan
sehingga tidak terjadi pembelajaran organisasi.
54
3. Variabel Kepuasan Kerja
Untuk mengukur variabel kepuasan kerja menggunakan 4 indikator,
yang meliputi (kepuasan dengan gaji (X10), kepuasan dengan promosi
(X11), kepuasan dengan rekan kerja (X12), kepuasan dengan penyelia (X13),
kepuasan dengan penyelia (X14) dan kepuasan dengan pekerjaan (X15)
Tabel 4.4
Indeks variable Kepuasan Kerja
Frekuensi jawaban responden
Terhadap Kepuasan Kerja
Indeks
1 2 3 4 5
Gaji (X1) 6 28 40 320 106 64
Promosi (X2) 18 46 114 250 72 50
Rekan sekerja (X3) 0 0 2 288 210 57.6
Penyelia (X4) 0 32 36 324 98 64.8
Pekerjaan (X5) 2 28 26 306 138 61.2
Rata-rata 59,52
Sumber : data primer diolah tahun 2014
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa hasil perhitungan nilai indeks untuk
kepuasan kerja, menunjukan bahwa variabel kepuasan kerja memiliki indeks
presepsi (59,52) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja
berada dalam katagori sedang. Hal ini menunjukan bahwa kepuasan
responden terhadap gaji, promosi, rekan kerja, penyelia dan kepuasan dengan
pekerjaan yang ada ditempat kerja belum dikatakan optimal.
55
4. Variabel Kinerja
Untuk mengukur variabel kinerja karyawan digunakan empat indikator
yaitu masing-masing mengenai kualitas kerja (X16), standar professional
(X17), kuantitas kerja (X18) dan kreativitas karyawan (X19) sebagai berikut
Tabel 4.5
Indeks Variabel Kinerja Karyawan
Frekuensi jawaban responden
Terhadap Kinerja Karyawan
Indeks
1 2 3 4 5
Kualitas Kerja (X1) 1 2 5 262 145 52.4
Standar Profesi (X2) 7 34 55 176 143 35.2
Kuantitas Kerja (X3) 3 14 75 198 125 39.6
Kreativitas Karyawan (X4) 1 8 75 256 75 51.2
Rata -Rata 44.6
Sumber : data primer diolah tahun 2014
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa hasil perhitungan nilai indeks untuk
variabel kinerja karyawan memiliki indeks presepsi 44,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel kinerja karyawan ada dalam katagori rendah.
Hal ini menunjukan bahwa kualitas kerja, standar profesi, kualitas kerja dan
kreativitas karyawant idak terlalu diperhatikan oleh responden dengan kata
lain pekerja yang dilakukan dipandang oleh responden sebagai aktivitas
sehari-hari yang tidak menuntut suatu hasil yang optimal.
1.4. Proses Analisis Data dan Pengujian Model Penelitian
Model yang telah dinyatakan dalam diagram alur tersebut dinyatakan
dalam persamaan struktural (Structural Equations) dan persamaan-persamaan
spesifikasi model pengukuran (Measurement Model).
56
1.4.1. Matriks Input dan Teknik Estimasi
Pemilihan matriks input yang akan digunakan di sini adalah matriks
kovarians sebagai input untuk operasi SEM karena penelitian ini akan
menguji hubungan kausalitas (Ferdinand, 2005, p.27). Dari pengolahan data
statistik deskriptif, kovarians data yang akan digunakan adalah sebagaimana
tersaji dalam Tabel 4.1.
Sampel yang digunakan adalah 100 karyawan di RS Sumber Hidup
Ambon di Kota Ambon.Teknik estimasi yang akan digunakan adalah
maximum likehood estimation model yang akan dilakukan secara bertahap
yakni estimasi measurement model dengan teknik confirmatory factor
analysis dan structural equation model melalui analisis full model untuk
melihat kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang dibangun dalam
model yang diuji.
1.4.2. Evaluasi Model Pengukuran
4.4.3 Confirmatory Factor Analysis Konstruk Eksogen
Hasil dari Confirmatory Factor Analysis untuk konstruk eksogen
disajikan seperti pada Gambar 4.1, Tabel 4.1, dan Tabel 4.2 sebagai berikut:
57
Gambar 4.1 CFA Konstruk Variabel Eksogen Budaya Organisasi
Tabel 4.1 Indeks Pengujian Kelayakan Confirmatory Factor Analysis
Konstruk Eksogen Budaya Organisasi
Estimate
BO19 <--- BO ,536
BO18 <--- BO ,622
BO17 <--- BO ,336
BO16 <--- BO ,477
BO15 <--- BO ,600
BO14 <--- BO ,381
BO13 <--- BO ,517
BO12 <--- BO ,681
BO11 <--- BO ,690
BO10 <--- BO ,826
BO9 <--- BO ,732
BO8 <--- BO ,611
BO7 <--- BO ,443
BO6 <--- BO ,681
58
Estimate
BO5 <--- BO ,526
BO4 <--- BO ,706
BO3 <--- BO ,725
BO2 <--- BO ,732
BO1 <--- BO ,429
BO20 <--- BO ,746
BO20 <--- e20 ,666
Analisis =
Tabel Standardized Regression Weight menunjukkan nilai estimasi
validitas dari masing-masing item kuesioner. NIlai estimasi validitas yang
kurang dari 0,5 maka dikeluarkan dari model. Pada tabel pengujian validitas
variable Budaya Organisasi (BO) di atas terlihat item BO1, BO7, BO14,
BO16, dan BO17 mempunyai nilai validitas kurang dari 0,5. Maka kelima
item dikeluarkan dari pengujian model.
4.4.4. Uji Realibilitas Dan Variance Extract
4.4.4.1 Uji Reabilitas
Pada dasarnya uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan
pengukuran kembali pada subyek yang sama. Uji reliabilitas dalam SEM
dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut (Ferdinand, 2005, p.60).
Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap
indikator yang didapat dari hasil perhitungan computer. - ΣEj adalah
measurement error dari tiap indikator. Measurement error dapat diperoleh
dari 1 – reliabilitas indikator. Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah
0.70, walaupun angka itu bukanlah sebuah ukuran “mati” (Ferdinand, 2005,
p.60).
Reliabilitas konstruk diperoleh dari nilai Average Variance Extracted
(AVE) atau rata-rata item indikator dari setiap konstruk. Pengukuran
variance extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang diekstrasi
59
oleh konstruk/variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract yang
dapat diterima adalah ≥ 0.50.
Jadi AVE untuk variable budaya organisasi adalah sebagai berikut:
Konstuk BO = 0,536 +0,622+0,336+0,477+0,600+0,381+0,517+0,681+0,690+
0,826+0,732+0,611+0,443+ 0,681+0,526+0,706+0,725+0,732+
0,429+0,746+ 0,666 / 20
= 0,603
Karena AVE konstruk sudah mempunyai AVE di atas 0,5 maka
konstruk Budaya Organisasi reliable.
Tabel 4.2 Regression Weight Confirmatory Factor Analysis Konstruk
Eksogen BO
Estimate S.E. C.R. P Label
BO19 <--- BO 1,000
BO18 <--- BO 1,456 ,314 4,638 *** par_1
BO17 <--- BO 1,070 ,363 2,945 ,003 par_2
BO16 <--- BO ,780 ,196 3,991 *** par_3
BO15 <--- BO 1,392 ,307 4,532 *** par_4
BO14 <--- BO ,917 ,276 3,325 *** par_5
BO13 <--- BO 1,060 ,254 4,181 *** par_6
BO12 <--- BO 1,534 ,306 5,009 *** par_7
BO11 <--- BO 1,439 ,289 4,978 *** par_8
BO10 <--- BO 1,736 ,312 5,567 *** par_9
BO9 <--- BO 1,557 ,304 5,127 *** par_10
BO8 <--- BO 1,626 ,353 4,601 *** par_11
BO7 <--- BO 1,015 ,274 3,700 *** par_12
BO6 <--- BO 1,782 ,363 4,905 *** par_13
BO5 <--- BO 1,111 ,265 4,189 *** par_14
BO4 <--- BO 1,443 ,297 4,860 *** par_15
BO3 <--- BO 1,439 ,291 4,937 *** par_16
BO2 <--- BO 1,428 ,286 4,993 *** par_17
BO1 <--- BO ,880 ,244 3,610 *** par_18
BO20 <--- BO 1,481 ,283 5,227 *** par_19
BO20 <--- e20 ,279 par_20
Tabel 4.6 memperlihatkan hasil dari Confirmatory Factor Analysis untuk
konstruk eksogen yang digunakan untuk menguji unidimensionalitas
dimensi-dimensi yang membentuk variabel-variabel laten di atas
60
menunjukkan bahwa nilai hasil model sesuai dengan kriteria Goodness of fit,
sehingga model dapat diterima. Tingkat signifikansi sebesar 0.000
menunjukkan bahwa hipotesa nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara matriks kovarians sampel dan matriks kovarians populasi
yang diestimasi tidak dapat ditolak dan karena itu konstruk eksogen ini dapat
diterima.
Gambar 4.3 CFA Konstruk Variabel Eksogen Gaya Kepemimpinan
61
Tabel 4.3. Estimasi Validitas Konstruk Eksogen Gaya Kepemimpinan
Estimate
GK16 <--- GK ,499
GK15 <--- GK ,498
GK14 <--- GK ,199
GK13 <--- GK ,139
GK12 <--- GK ,455
GK11 <--- GK ,585
GK10 <--- GK ,555
GK9 <--- GK ,760
GK8 <--- GK ,859
GK7 <--- GK ,703
GK6 <--- GK ,618
GK5 <--- GK ,868
GK4 <--- GK ,578
GK3 <--- GK ,869
GK2 <--- GK ,746
GK1 <--- GK ,852
Analisis =
Tabel Standardized Regression Weight menunjukkan nilai estimasi
validitas dari masing-masing item kuesioner. Nilai estimasi validitas yang
kurang dari 0,5 maka dikeluarkan dari model. Pada tabel pengujian validitas
konstruk Gaya Kepemimpinan (GK) di atas terlihat item GK12, GK13,
GK14, GK15, dan GK16 mempunyai nilai validitas kurang dari 0,5. Maka
kelima item dikeluarkan dari pengujian model.
Uji Reliabilitas dan Variance Extract
Pada dasarnya uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan
pengukuran kembali pada subyek yang sama. Uji reliabilitas dalam SEM
dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut (Ferdinand, 2005, p.60).
Reliabilitas konstruk diperoleh dari nilai Average Variance Extracted
(AVE) atau rata-rata item indicator dari setiap konstruk. Pengukuran
variance extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang diekstrasi
62
oleh konstruk/variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract yang
dapat diterima adalah ≥ 0.50.
Jadi AVE untuk variable gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
Konstruk GK = 0,499 +0,498+0,199+0,139+0,455+0,585+0,555+0,760+0,859+
0,703+0,618+0,868+0,578+ 0,869+0,746+0,852 / 16
= 0,611
Karena AVE konstruk sudah mempunyai AVE di atas 0,5 maka konstruk
Gaya Kepemimpnan reliable.
Tabel 4.4 Regression Weight Confirmatory Factor Analysis Konstruk
Eksogen GK
Estimate S.E. C.R. P Label
GK16 <--- GK 1,000
GK15 <--- GK ,927 ,235 3,937 *** par_1
GK14 <--- GK ,844 ,455 1,857 ,063 par_2
GK13 <--- GK ,340 ,257 1,325 ,185 par_3
GK12 <--- GK 1,058 ,286 3,701 *** par_4
GK11 <--- GK 1,769 ,406 4,354 *** par_5
GK10 <--- GK 2,181 ,517 4,217 *** par_6
GK9 <--- GK 2,101 ,421 4,994 *** par_7
GK8 <--- GK 2,129 ,405 5,264 *** par_8
GK7 <--- GK 2,357 ,490 4,811 *** par_9
GK6 <--- GK 2,882 ,642 4,492 *** par_10
GK5 <--- GK 2,101 ,397 5,286 *** par_11
GK4 <--- GK 1,389 ,321 4,323 *** par_12
GK3 <--- GK 2,265 ,428 5,288 *** par_13
GK2 <--- GK 2,558 ,517 4,951 *** par_14
GK1 <--- GK 2,188 ,417 5,246 *** par_15
Tabel 4.7 memperlihatkan hasil dari Confirmatory Factor Analysis
untuk konstruk eksogen yang digunakan untuk menguji unidimensionalitas
dimensi-dimensi yang membentuk variabel-variabel laten di atas
menunjukkan bahwa nilai hasil model sesuai dengan kriteria Goodness of fit,
sehingga model dapat diterima. Tingkat signifikansi sebesar 0.000
menunjukkan bahwa hipotesa nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara matriks kovarians sampel dan matriks kovarians populasi
63
yang diestimasi tidak dapat ditolak dan karena itu konstruk eksogen Gaya
Kepemimpinan ini dapat diterima.
Gambar 4.3. Diagram Path Konstruk Eksogen Kepuasan Kerja
64
Tabel 4.5 Estimasi Validitas Konstruk Kepuasan Kerja
Estimate
KK25 <--- KK ,007
KK24 <--- KK ,907
KK23 <--- KK ,715
KK22 <--- KK ,761
KK21 <--- KK ,812
KK20 <--- KK ,452
KK19 <--- KK -,272
KK18 <--- KK ,683
KK17 <--- KK ,876
KK16 <--- KK ,332
KK15 <--- KK ,800
KK14 <--- KK ,829
KK13 <--- KK ,880
KK12 <--- KK ,900
KK11 <--- KK ,607
KK10 <--- KK -,032
KK9 <--- KK ,189
KK8 <--- KK -,202
KK7 <--- KK ,226
KK6 <--- KK ,065
KK5 <--- KK ,170
KK4 <--- KK ,013
KK3 <--- KK ,452
KK2 <--- KK ,094
KK1 <--- KK ,435
Analisis =
Tabel Standardized Regression Weight menunjukkan nilai estimasi
validitas dari masing-masing item kuesioner. Nilai estimasi validitas yang
kurang dari 0,5 maka dikeluarkan dari model. Pada tabel pengujian validitas
konstruk Kepuasan Kerja (KK) di atas terlihat item KK25, KK20, KK19,
KK16, KK – KK10 mempunyai nilai validitas kurang dari 0,5. Maka ke-14
item dikeluarkan dari pengujian model.
Uji Reliabilitas dan Variance Extract
Pada dasarnya uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan
pengukuran kembali pada subyek yang sama. Uji reliabilitas dalam SEM
dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut (Ferdinand, 2005, p.60).
65
Reliabilitas konstruk diperoleh dari nilai Average Variance Extracted
(AVE) atau rata-rata item indicator dari setiap konstruk. Pengukuran
variance extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang diekstrasi
oleh konstruk/variabel laten yang dikembangkan. Nilai rata-rata variance
extract yang dapat diterima adalah ≥ 0.50.
Jadi AVE untuk variable kepuasan kinerja adalah sebagai berikut:
Konstruk KK = 0,007 +0,907+0,715+0,761+0,812+0,452-0,272+0,683+0,876+0,332
0,800+0,829+0,880+0,900+ 0,607-0,032+0,189 0,202+0,226+
0,065+0,170 + 0,013 + 0,452 + 0,094 + 0,435 / 25
= 0,428
Karena AVE konstruk sudah mempunyai AVE di bawah 0,5 maka
konstruk Kepuasan Kerja tidak reliable.
Confirmatory Factor Analysis Konstruk Endogen
Hasil dari Confirmatory Factor Analysis untuk konstruk endogen
disajikan seperti pada Gambar 4.4, dan Tabel 4.6 sebagai berikut:
Gambar 4.4 Diagram Path Konstruk Endogen Kinerja
66
Tabel 4.6 CFA Estimasi Validitas Konstruk Kinerja
Estimasi
K16 <--- K ,006
K15 <--- K ,556
K14 <--- K -,346
K13 <--- K ,309
K12 <--- K ,515
K11 <--- K -,023
K10 <--- K ,598
K9 <--- K ,742
K8 <--- K ,675
K7 <--- K ,182
K6 <--- K ,295
K5 <--- K -,040
K4 <--- K ,530
K3 <--- K ,589
K2 <--- K ,528
K1 <--- K ,631
Analisis =
Tabel Standardized Regression Weight menunjukkan nilai estimasi
validitas dari masing-masing item kuesioner. Nilai estimasi validitas yang
kurang dari 0,5 maka dikeluarkan dari model. Pada tabel pengujian validitas
konstruk Kinerja (K) di atas terlihat item K16, K14, K13, K11, K7, K6, dan
K5 mempunyai nilai validitas kurang dari 0,5. Maka ketujuh item
dikeluarkan dari pengujian model.
Uji Reliabilitas dan Variance Extract
Reliabilitas konstruk diperoleh dari nilai Average Variance Extracted
(AVE) atau rata-rata item indicator dari setiap konstruk. Pengukuran
variance extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang diekstrasi
oleh konstruk/variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract yang
dapat diterima adalah ≥ 0.50.
67
Jadi AVE untuk variable kinerja adalah sebagai berikut:
Konsrtuk K = 0,006 +0,556-0,346+0,309+0,515-0,023+0,598+0,742+0,675+0,182+
0,295-0,040+0,530+0,589+ 0,528+0,631 / 16
= 0,410
Karena AVE konstruk sudah mempunyai AVE di bawah 0,5 maka
konstruk Kinerja tidak reliable.
4.4.4.2. Analisis Structural Equation Model (SEM)
Sebelum melakukan evaluasi terhadap model secara structural dari data
yang diolah maka dilakukan pengujian asumsi-asumsi SEM seperti berikut.
4.4.4.3. Asumsi-Asumsi SEM
1. Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang harus dipenuhi adalah sebesar 100 dan selanjutnya
menggunakan perbandingan observasi untuk setiap estimated parameter.
Oleh karena model dalam penelitian ini mempunyai 46 parameter, minimum
sampel yang digunakan adalah 230. Karena jumlah karyawan di RS Sumber
Hidup Ambon sebanyak 155 maka dilakukan bootstrap agar dapat dilakukan
perhitungan dengan AMOS. Sehingga data yang diolah menggunakan 250
baris data/ sampel.
1. Outlier
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik
secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi
karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari
observasi-observasi lainnya.
Pada dasarnya outlier dapat muncul dalam empat kategori. Pertama,
outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti salah dalam memasukkan
data atau kesalahan dalam mengkoding data. Kedua, outlier dapat saja
68
muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil
datanya lain daripada yang lain, tetapi peneliti mempunyai penjelasan
mengenai apa penyebab munculnya nilai ekstrim ini. Ketiga, outlier dapat
muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak dapat mengetahui
apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai sebab-sebab
munculnya nilai ekstrim ini. Keempat, outlier dapat muncul dalam range
nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan variabel lainnya,
kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim (Ferdinand, 2005,
p.49-51).
2. Outlier Univariate
Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan
menentukan nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outliers
dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standard score atau
yang biasa disebut Z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar
deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang
standard (Z-score), perbandingan antar besaran nilai dngan mudah dapat
dilakukan. Untuk sampel besar (di atas 80 observasi), pedoman evaluasi
adalah bahwa nilai ambang batas dari Z-score itu berada pada rentang 3
sampai dengan 4. Oleh karena itu kasus-kasus atau observasi yang
mempunyai Z-score ≥ 3.00 akan dikategorikan sebagai outliers (Ferdinand,
2000, p.94).
Deteksi terhadap data penelitian dapat dilihat dalam Tabel 4.7
sebagai berikut:
69
Tabel 4.7 Uji Data Outlier
Descriptive Statistics
Skewness Kurtosis
Statistic Std. Error Statistic Std. Error
BO1 -.886 .241 -1.240 .478
BO2 -.784 .241 -1.415 .478
BO3 -.592 .241 -1.683 .478
BO4 .245 .241 -1.980 .478
BO5 -.329 .241 -.630 .478
BO6 -.451 .241 -.639 .478
BO7 .081 .241 -2.034 .478
BO8 .329 .241 -1.931 .478
BO9 .414 .241 -1.866 .478
BO10 .000 .241 -1.140 .478
BO11 .554 .241 -.414 .478
BO12 .010 .241 -.662 .478
BO13 .052 .241 -.286 .478
BO14 1.111 .241 -.782 .478
BO15 .784 .241 -1.415 .478
GK1 .146 .241 -.476 .478
GK2 -1.071 .241 2.006 .478
GK3 .078 .241 -.580 .478
GK4 .245 .241 -1.980 .478
GK5 .390 .241 -.749 .478
GK6 -.747 .241 .288 .478
GK7 -1.759 .241 7.426 .478
GK8 .281 .241 -.187 .478
GK9 -.414 .241 -.751 .478
GK10 -.873 .241 1.891 .478
GK11 -.451 .241 -.639 .478
KK1 -.077 .241 -1.159 .478
KK2 .414 .241 -1.866 .478
KK3 .245 .241 -1.980 .478
KK4 .000 .241 -2.041 .478
KK5 .784 .241 -1.415 .478
KK6 .886 .241 -1.240 .478
KK7 -.054 .241 -.308 .478
KK8 .995 .241 -1.031 .478
KK9 .592 .241 -1.683 .478
KK10 .995 .241 -1.031 .478
KK11 .502 .241 -1.784 .478
K1 .163 .241 -2.014 .478
70
K2 .245 .241 -1.980 .478
K3 .886 .241 -1.240 .478
K4 .910 .241 .793 .478
K5 -.245 .241 -1.980 .478
K6 -.129 .241 -.764 .478
K7 -.358 .241 -.333 .478
K8 .154 .241 -1.047 .478
K9 .886 .241 -1.240 .478
Dari Tabel 4.7 tersebut di atas jelas terlihat bahwa tidak ada nilai
Skewness dan kurtosis yang lebih dari 3.00. Dengan demikian tidak ada
outlier univariat.
3. Outlier Multivariate
Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab kendati
data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat,
observasiobservasi tersebut dapat menjadi outliers bila sudah saling
dikombinasikan (Ferdinand, 2000, p.99).
Uji outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak
mahalanobis pada tingkat p < 0.001 dengan 4 variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah χ2 (4, 0.001) = 18,467. Jarak mahalanobis ini dievaluasi
dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Data yang memiliki Mahalanobis Distance
yang lebih besar dari 18,467 merupakan multivariate outliers. Dari analisis
AMOS tidak diketemukan data yang mempunyai nilai lebih dari 18,467.
Dengan demikian, tidak terdapat outlier multivariate.
4. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal (Ghozali, 2011, p.83). SEM mensyaratkan
71
dipenuhinya asumsi normalitas. Untuk menguji normalitas distribusi data
dapat digunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan
mengamati skewness value dari data yang digunakan. Nilai statistic untuk
menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai Z lebih besar dari nilai
kritis dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai teoritis
dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki.
Normalitas data dapat ditunjukkan dengan adanya Critical Ratio (CR)
dengan nilai ambang batas sebesar ± 2.58 pada tingkat signifikansi 0.01 (1%)
(Ferdinand, 2000, p.91).
Uji normalitas terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan dalam Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Pengujian Normalitas Data
Skewness Kurtosis
Statistic Std. Error Statistic Std. Error
BO1 -.886 .241 -1.240 .478
BO2 -.784 .241 -1.415 .478
BO3 -.592 .241 -1.683 .478
BO4 .245 .241 -1.980 .478
BO5 -.329 .241 -.630 .478
BO6 -.451 .241 -.639 .478
BO7 .081 .241 -2.034 .478
BO8 .329 .241 -1.931 .478
BO9 .414 .241 -1.866 .478
BO10 .000 .241 -1.140 .478
BO11 .554 .241 -.414 .478
BO12 .010 .241 -.662 .478
BO13 .052 .241 -.286 .478
BO14 1.111 .241 -.782 .478
BO15 .784 .241 -1.415 .478
GK1 .146 .241 -.476 .478
GK2 -1.071 .241 2.006 .478
GK3 .078 .241 -.580 .478
GK4 .245 .241 -1.980 .478
GK5 .390 .241 -.749 .478
GK6 -.747 .241 .288 .478
GK7 -1.759 .241 7.426 .478
72
GK8 .281 .241 -.187 .478
GK9 -.414 .241 -.751 .478
GK10 -.873 .241 1.891 .478
GK11 -.451 .241 -.639 .478
KK1 -.077 .241 -1.159 .478
KK2 .414 .241 -1.866 .478
KK3 .245 .241 -1.980 .478
KK4 .000 .241 -2.041 .478
KK5 .784 .241 -1.415 .478
KK6 .886 .241 -1.240 .478
KK7 -.054 .241 -.308 .478
KK8 .995 .241 -1.031 .478
KK9 .592 .241 -1.683 .478
KK10 .995 .241 -1.031 .478
KK11 .502 .241 -1.784 .478
K1 .163 .241 -2.014 .478
K2 .245 .241 -1.980 .478
K3 .886 .241 -1.240 .478
K4 .910 .241 .793 .478
K5 -.245 .241 -1.980 .478
K6 -.129 .241 -.764 .478
K7 -.358 .241 -.333 .478
K8 .154 .241 -1.047 .478
K9 .886 .241 -1.240 .478
Dari tabel 4.8 tersebut terlihat bahwa data tersebut ada nilai yang
lebih besar dari ± 2.58. Dengan demikian data tersebut berdistribusi normal.
4. Evaluasi atas Multikolinearitas dan Singularitas
Untuk melihat apakah terdapat multikolineritas dan singularitas
dalam sebuah kombinasi variabel, perlu dilihat determinan matriks
kovarians. Determinan yang benar-benar kecil mengindikasikan adanya
multikolinearitas atau singularitas sehingga data tidak dapat digunakan untuk
analisis yang sedang dilakukan (Ferdinand, 2000, p.105). Dari Text Output
yang dihasilkan oleh AMOS untuk data penelitian ini didapat hasil angka
tersebut sangat besar karena jauh dari nol. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolineritas atau singularitas dalam data penelitian
ini. Dengan demikian asumsi SEM sudah dapat dipenuhi
73
4.4.4.4. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik
Pengujian model ini menggunakan beberapa fit indeks untuk mengukur
seberapa kesesuaian dari model penelitian yang sedang dikembangkan. Dari
analisis AMOS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.9 Evaluasi Model Struktural Kriteria Goodness of Fit Index. Goodness of Fit
Index Cut-off Value Hasil Analisis Evaluasi Model
Chi-square Diharapkan kecil -9444,726 Tidak Fit
Significance
Probability ≥ 0,05 - Tidak Fit
RMSEA ≤ 0,08 - Tidak Fit
GFI ≥ 0,90 - Tidak Fit
AGFI ≥ 0,90 - Tidak Fit
TLI ≥ 0,95 - Tidak Fit
CFI ≥ 0,95 - Tidak Fit
Tabel 4.10 tersebut menunjukkan bahwa dari 7 kriteria, ketujuh kriteria
belum mempunyai nilai yang baik. Dengan demikian kesesuaian model ini
belum dapat diterima.
1.5. Interpretasi dan Modifikasi Model
Model yang baik mempunyai Standardized Residual Covariances yang
kecil. Angka 2.58 merupakan batas nilai Standardized Residual yang
diperkenankan. Nilai residual values yang lebih besar atau sama dengan ±
2.58 diinterpretasikan sebagai signifikan secara statistik pada tingkat 5%
(Ferdinand, 2005, p.62). Pengujian terhadap nilai residual sebagaimana dapat
dilihat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa model tersebut sudah signifikan
karena tidak ada angka yang lebih besar dari 2.58. Dengan demikian, model
ini tidak perlu dimodifikasi.
74
Gambar 4.5 Diagram Path Evaluasi Model Struktural
75
4.6 Pengujian Hipotesi
Hasil analisis SEM dengan AMOS diperoleh Confirmatory Factor
Analysis sebagai berikut:
Tabel 4.9 CFA pada Regression Weight
Estimate S.E. C.R. P Label
KK <--- BO ,296 ,075 3,963 ,000 par_43
KK <--- GK ,583 ,090 6,449 ,000 par_44
K <--- KK ,403 ,117 3,444 ,000 par_45
K <--- BO ,895 ,132 6,802 ,000 par_46
K <--- GK -,202 ,099 -2,039 ,041 par_47
Data diolah 2014
Hipotesis 1 : Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa hubungan antara Budaya
Organisasi dengan Kepuasan Kerja ditunjukkan dengan CR sebesar 3,963
yang memenuhi syarat yaitu > 2.00 dan nilai p sebesar 0,000 yang memenuhi
syarat yaitu < 0.05. Dengan demikian H1 pada penelitian ini dapat
dibuktikan/ di terima. Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Nurhajaty Ma’num dan Bisma Dewabrata (1995), hasil
penelitian membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara budaya
organisasi dengan kepuasan kerja. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan
oleh Wallace serta J.N. Hood (1992) bahwa terdapat hubungan yang positif
antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja. Hal ini sesuai dengan
penelitian Wallace (1983) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja seseorang
dan hasil kerja tergantung kesesuaian antara karakteristik orang tersebut
dengan budaya organisasi.
Hasil pengujian ini dapat diketahui bahwa indikator adanya misi
sebagai pedoman bagi pegawai dalam bekerja (X10). Merupakan indikator
yang paling dominan dari budaya organisasi. Hal tersebut bermakna bahwa
pegawai memiliki kesadaran dan tanggung jawab dalam menjalankan
76
pelayanan yang baik pada Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon merupakan
penentu dari budaya organisasi dalam menentukan tinggi atau rendahnya
kinerja karyawan.
Hipotesis 2 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan
kerja.
Tabel 4.9 di atas memperlihatkan bahwa hubungan antara Gaya
Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja ditunjukkan dengan CR sebesar
6,449 yang memenuhi syarat yaitu > 2.00 dan nilai p sebesar 0,000 yang
memenuhi syarat yaitu < 0.05. Dengan demikian H2 pada penelitian ini
dapat dibuktikan/ di terima. Dengan demikian penelitian ini mendukung
penelitian terdahulu, seperti riset Walumbma, (2005), Kabul (2005, serta
Suhana (2007). Bahwa Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini dibentuk
oleh gaya kepemimpinan partisipatif, gaya kepemimpinan pengasuh, gaya
kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan suportif dan gaya
kepemimpinan berioriientasi pada prestasi. Indikator pemimpin sering
berkonsultasi dengan anak buah (X10) merupakan salah satu indikator dari
gaya kepemimpinan partisipatif yang paling dominan dari gaya
kepemimpinan. Semakin baik pemimpin membangun hubungan dengan
pegawai maka akan menciptakan kepuasan kerja yang baik dalam diri
pegawai
Hipotesis 3 : Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja.
Tabel 4.9 di atas memperlihatkan bahwa hubungan antara Kepuasan
Kerja dengan Kinerja ditunjukkan dengan CR sebesar 3,444 yang memenuhi
syarat yaitu > 2.00 dan nilai p sebesar 0,000 yang memenuhi syarat yaitu <
0.05. Dengan demikian H3 pada penelitian ini dapat dibuktikan/ di terima.
Hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini menunjukan hasil
yang relatif sama dan mendukung beberapa penelitian terdahulu seperti
77
Ostroff (1992), Blau (1967) dan (Morrison 1997). Hasil dari analisi ini
diketahui bahwa indikator yang paling dominan saya menyukai pekerjaan
saya sendiri (X24) indikator dari variabel ini merupakan indikator yang
paling kuat. Hal ini memberikan pemahaman bahwa pegawai tidak lagi
melihat pekerjaan sebagai salah satu beban yang dikerjakan, akan tetapi
merupakan kecintaan dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dengan demikian
akan berdampak pada kinerja pegawai pada Rumah Sakit Sumber Hidup
Ambon.
Hipotesis 4 : Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja.
Tabel 4.9 di atas memperlihatkan bahwa hubungan antara Budaya
Organisasi dengan Kinerja ditunjukkan dengan CR sebesar 6,802 yang
memenuhi syarat yaitu > 2.00 dan nilai p sebesar 0,000 yang memenuhi
syarat yaitu < 0.05. Dengan demikian H4 pada penelitian ini dapat
dibuktikan/ di terima. Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Waridin dan Masrukhin (2006. Hasil pengujian ini
dapat diketahui bahwa indikator penerapan nilai-nilai dalam pekerjaan
seperti kedisiplinan, kekompakan, kekompokan, dll sebagai budaya
dilingkungan rumah sakit (X20). Merupakan indikator yang paling dominan
dari budaya organisasi. Hal ini dapat memberikan makna bahwa pegawai
lebih meningkatkan kedisiplinan dan kekompakan dalam melaksanakan
pekerjaan.
Hipotesis 5 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja.
Tabel 4.9 di atas memperlihatkan bahwa hubungan antara Gaya
Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja ditunjukkan dengan CR sebesar
2,039 yang memenuhi syarat yaitu > 2.00 dan nilai p sebesar 0,041 yang
memenuhi syarat yaitu < 0.05. Pembuktian hipotesis yang dibangun dalam
penelitian ini memiliki kesamaan dan merupakan justifikasi penelitian
78
terdahulu, seperti riset Fiedler (1996), Orbonna dan Haris (2000) dan
Armanu Thoyib (2005).
Hasil pengujian melalui alat analis SEM dapat diketahui bahwa
indikator keputusan besar ditangan atasan (X10) merupakan indkator yang
paling dominan dari gaya kepemimpinan. Hal tersebut bermakna bahwa gaya
kepemimpinan yang berani mengambil keputusan besar merupakan bagian
terbesar dalam menuntukan kinerja pegawai. Semakin tinggi keberanian
atasan untuk mengambil keputusan-keputusan besar, maka akan menciptakan
kinerja pegawai yang lebih meningkat.
Maka dapat dibuat model persamaan regresinya adalah sebagai
berikut:
Y = 0,296X1 + 0,583X2 + 0,403 X3 + 0,895X4 = 0,202X5
4.7. Analisis Pengaruh
1. Pengaruh Langsung
Analisis pengaruh dilakukan untuk menganalisis kekuatan pengaruh
antara konstruk baik pengaruh yang langsung, tidak langsung maupun
pengaruh totalnya. Efek langsung (direct effect) tidak lain adalah koefisien
tidak lain adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah
satu ujung. Efek tidak langsung (indirect effect) adalah efek yang muncul
melalui sebuah variabel antara. Efek total (total effect) adalah efek dari
berbagai hubungan. Ferdinand, 2006)
79
Gambar 4.6
Pengaruh antara variabel dalam diagram alur
Standardized Direct Effect
Tabel 4.10
Estimate BO GK KK
BO 0,000 0,000 0,000
GK 0,000 0,000 0,000
KK 0,274 0,690 0,000
K 0,680 -0,197 0,332
Analisis:
1. Besarnya pengaruh langsung BO → KK = 0,274
2. Besarnya pengaruh langsung BO ---> K = 0,608
3. Besarnya pengaruh langsung GK ---> KK = 0,690
4. Besarnya pengaruh langsung GK ---> K = - 0,197
5. Besarnya pengaruh langsung KK ---> K = 0,332
Budaya
Organisais
Gaya
Kepemim
pinan
Kepuasan
Kerja
Kinerja
Karyawa
n
80
Pengaruh Tidak Langsung
Standardized Indirect Effect
Tabel 4.11
Estimate BO GK
K 0,091 0,229
Analisis:
1. Besarnya pengaruh tidak langsung BO ---> K melalui KK = 0,091
2. Besarnya pengaruh tidak langsung GK ---> K melalui KK = 0,229
Pengaruh Total
Standardized Total Effect
Tabel 4.12
Pengaruh variabel Langsung Tidak langsung
(melalui KK)
Total
BO → K 0,274 0,091 0,365
GK → K -0,197 0,229 0,032
KK → K 0,332 0,000 0,332
Dari informasi yang disajikan dalam tabel 4.10, 4.11 dan 4.12
diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan masing-masing memilikipengaruh total yang
lebih besar langsung, artinya kepuasan karyawan memiliki peran yang
penting dalam memediasi pengaruh budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Sumber Hidup
Ambon
81
4.8. Kesimpulan Bab
Bab IV ini, telah disampaikan mengenai proses analisis data dan
pengujian terhadap kelima hipotesis yang diajukan sesuai dengan jastifikasi
teoritis yang telah diuraikan pada bab II. Dimana model yang diajukan telah
dilakukan uji kesesuaian model dengan menggunakan kriteria goodness of fit
dan didapatkan hasil yang baik.
Tabel 4.13
Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
H1 Budaya organisasi berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja
diterima
H2 Gaya kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
diterima
H3 Kepuasan berpengaruh positif terhadap
Kinerja
diterima
H4 Budaya organisasi positif terhadap
kinerja karyawan
diterima
H5 Gaya kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan
diterima
Sumber : Data primer yang diolah 2014
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukan bahwa dari kelima hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini semua hipotesis dapat dibuktikan dan
diterima secara statistik.