Case Depresi Sedang

26
LAPORAN KASUS I. IDENTIFIKASI Nama : Tn. N Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 45 tahun Status Perkawinan : Menikah Warga Negara : Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : Petani Alamat : Nirwana, Palembang Suku bangsa : Jawa MRS : 25 April 2014 II. STATUS INTERNUS Keadaan Umum: o Sensorium : Compos mentis o Suhu : 36,7 o C o Nadi : 80 x/menit o Pernafasan : 20 x/menit o Tekanan Darah : 120/80mmHg o Turgor : Baik o Status Gizi : Baik Sistem Kardiovaskular : Tidak ada Kelainan Sisem Respiratorik : Tidak ada kelainan Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan

Transcript of Case Depresi Sedang

Page 1: Case Depresi Sedang

LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI

Nama : Tn. N

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Alamat : Nirwana, Palembang

Suku bangsa : Jawa

MRS : 25 April 2014

II. STATUS INTERNUS

Keadaan Umum:

o Sensorium : Compos mentis

o Suhu : 36,7 oC

o Nadi : 80 x/menit

o Pernafasan : 20 x/menit

o Tekanan Darah : 120/80mmHg

o Turgor : Baik

o Status Gizi : Baik

Sistem Kardiovaskular : Tidak ada Kelainan

Sisem Respiratorik : Tidak ada kelainan

Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan

Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan

Kelainan Khusus : Tidak ada

III. STATUS NEUROLOGIKUS

Urat Syaraf Kepala (Panca Indera) : Tidak ada kelainan

Page 2: Case Depresi Sedang

2

Gejala Rangsang Meningeal : Tidak ada kelainan

Gejala Peningkatan Tekanan Intrakranial : Tidak ada kelainan

Mata:

o Gerakan : Baik ke segala arah

o Persepsi Mata : Baik, diplopia tidak ada, visus normal

o Pupil : Bentuk bulat, sentral, isokor, Ø 3mm, reaksi

cahaya +/+, reaksi konvergensi +/+

o Refleks Kornea : +/+

o Pemeriksaan Oftalmoskopi : Tidak dilakukan

Motorik : - Tonus: Eutoni - Koordinasi: Baik

- Turgor: Baik - Refleks: Normal

- Kekuatan : +5/+5

Fungsi motorik Lka Lki Tka Tki

Gerakan C C K K

Kekuatan 5 5 2 2

Tonus N N

Klonus - - - -

Refleks Fisiologis N N

Refleks Patologis - - - -

Sensibilitas : Hipestesia sampai dua jari

di bawah umbilicus

Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ada kelainan

Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan

Kelainan khusus : Tidak ada

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG DIPERLUKAN

Ginjal Nilai Nilai normal

Ureum : 26 mg/dL 16,6-48,5 mg/dL

Kreatinin : 0,72 mg/dL 0,70-1,20 mg/dL

Page 3: Case Depresi Sedang

3

V. PEMERIKSAAN EEG

Tidak dilakukan

VI. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Tidak dilakukan

VII. STATUS PSIKIATRIKUS

A. ALLOANAMNESIS

Diperoleh dari : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 35 tahun

Alamat : Nirwana, Palembang

Pendidikan : SMA (tamat)

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dengan Pasien : Istri

Sebab Utama : Mendengar suara dari orang yang sudah

meninggal

Keluhan Utama : Tidak bisa tidur

Riwayat Perjalanan Penyakit :

± 17 hari yang lalu os dirawat di bangsal rawat inap

penyakit saraf dengan diagnosis paraparese inferior spastik +

hipestesi dari ujung jari kaki hingga 2 jari di bawah umbilicus

+ retensio urine e.c. suspek SOL metastase medula spinalis.

Semenjak dirawat, os tampak murung dan kurang bersemangat

dari biasanya, os lebih kurang berinteraksi dengan lingkungan

dibandingkan saat sebelum os sakit.

± 2 hari yang lalu os mengeluh susah tidur, pola tidur os

terganggu, tidur malam tidak nyenyak, tidak nafsu makan,

kadang kadang os merasa cemas dan gelisah.

Page 4: Case Depresi Sedang

4

± 1 hari yang lalu, os tampak lebih gelisah dan mulai

mendengar suara orang yang sudah meninggal (keluarga

“mbah”), kemudian os dikonsulkan ke poliklinik jiwa RSMH,

tetapi saat dianamnesis os dan keluarga os menyangkal.

Menurut pengakuan istrinya, os hanya memanggil nama

anaknya dikarenakan rindu, secara sadar tanpa ada suruhan dari

hal yang tidak nyata. Saat dianamnesa os tampak tenang dan

merespons pertanyaan dengan baik.

Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat gejala dan gangguan jiwa sebelumnya disangkal

Riwayat hidup dan gambaran kepribadian premorbid

Bayi: os lupa dan istri os tidak tahu.

Anak anak: periang, mudah bergaul

Remaja : periang, memiliki banyak teman

Dewasa : periang, memiliki banyak teman

Riwayat perkembangan organobiologi

Riwayat kejang (-)

Riwayat demam tinggi yang lama (-)

Riwayat trauma kepala (-)

Riwayat alergi obat (-)

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat diabetes melitus (-)

Riwayat Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan

Riwayat konsumsi alkohol (-)

Riwayat penggunaan NAPZA: ganja (-), sabu-sabu (-),

ekstasi (-), inek (-)

Riwayat Keluarga

Page 5: Case Depresi Sedang

5

Tidak ada keluarga os yang menderita gejala dan tanda yang

sama dengan os.

Riwayat Pendidikan

SD: tamat dengan nilai baik, os tidak pernah tinggal kelas,

os tidak melanjutkan ke SMP atas dasar kekurangan biaya.

Riwayat Perkawinan

Os sudah menikah selama 15 tahun, suka sama suka tanpa

paksaan. Selama menikah, hubungan os, istri dan keluarga

baik-baik saja.

Riwayat Pekerjaan

Os bekerja sebagai petani.

Riwayat Sosial Ekonomi

Status ekonomi bawah.

B. AUTOANAMNESIS DAN OBSERVASI

(15 April 2013, Pkl 07.05 WIB)

Pemeriksa Pasien Interpretasi (Psikopatologi)

“Assalamualaikum, Bapak, kami dokter muda di sini. (sambil menatap dan menjabat tangan penderita)”

“Bapak namonyo siapo? (sambil menatap penderita)”

“Umur bapak berapo, Pak? Tinggal di mano?”

“Bapak tau ini siapo? (sambil menunjuk ke arah istri serta keponakan os)”

“Waalaikumsalam. (sambil menjabat tangan dan tidak menatap pemeriksa)”

“Nama saya Nahrowi, Dok. (dengan nada rendah dan tidak menatap pemeriksa)”

“Umur saya 42 tahun, saya tinggal di Nirwana. (melihat ke satu arah)”

“Iya, itu ponakan dan istri saya. (masih melihat ke

Kontak fisik adaKontak mata tidak ada

Daya ingat baik

Orientasi orang baik

Page 6: Case Depresi Sedang

6

“Bapak tau sekarang lagi di mano?

“Bapak tau dak ngapo di bawa ke sini?”

“Sakit apo, Pak?”

“Kiro-kiro sudah berapo lamo dirawat di sini, Pak?

“Ado keluhan dak sekarang, Pak?”

“Bapak katonyo semalem teriak-teriak yo? Ngapo Pak teriak?”

“Ngapo anaknyo pak?”

“Ado liat orang lain dak pak semalem ato denger bisikan bisikan?”

“Cakmano perasaannyo akhir akhir ini, Pak?”

“Gampang sedih dak?”

“Kenapo, Pak?”

“Selamo di rawat nafsu makannyo bagus dak, Pak?”

“Kalu tidurnyo cak mano, Pak?”

satu arah).”“Ini di rumah sakit, bagian saraf.”

“Ya, karena penyakit ini la, Dok.”

“Ya, sakit saraf samo tulang, Dok.”

“Sekitar 17 harian, Dok. (dengan nada rendah dan pelan)”

“Dak katek, Dok. (dengan nada datar)”

“Idak, Dok, aku cuma manggil namo anak aku bae. (dengan nada datar)”

“Kangen bae, Dok, suda lamo dak ketemu dio. (dengan nada lebih rendah)”

“Dak ado, Dok.”

“Ya cak itu la, Dok, namonyo orang sakit.”

“Yo, kadang-kadang galak sedih dewek.”

“Inget anak aku dirumah, Dok.”

“Namonyo orang sakit, Dok, kurang nafsu makan aku.”

“Kadang susah tidur be, yang paling susah duo hari ini.”

Orientasi tempat baik

Discriminative insight baik

Orientasi waktu dan daya ingat baik

Afek datar, halusinasi auditorik dan visual (-)

Mood hipotimik

Gangguan tidur (+)

Page 7: Case Depresi Sedang

7

“Semalem jam brpo tidurnyo, Pak?”

“Selamo dirawat, Bapak ngapoi bae?”

“Idak nyubo baco koran ato duduk, Pak?”

“Yosudah. Makasih yo, Pak. Cepet sembuh, biar cepet kumpul lagi samo keluargonyo. (sambil menatap dan menjabat tangan penderita)”

“Jam 3, Dok, baru pacak tidur.”

“Yo cak ini la, Dok. Cuma baring be.”

“Lemas, Dok.”

“Yo, sama-sama, Dok. (menjabat tangan dan masih tidak menatap pemeriksa)

Gangguan tidur (+)

Kontak fisik adaKontak mata tidak ada

IKHTISAR DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

(AUTOANAMNESIS DAN OBSERVASI)

KEADAAN UMUM

Kesadaran/sensorium : Compos mentis

Perhatian : Adekuat

Sikap : Kooperatif

Inisiatif : Ada

Tingkah Laku Motorik : Normoaktif

Ekspresi Fasial : Sedih

Verbalisasi : Jelas

Cara bicara : Lancar

Kontak Psikis

Kontak Fisik : Ada

Kontak Mata : Tidak ada

Kontak Verbal : Ada

Page 8: Case Depresi Sedang

8

KEADAAN KHUSUS (SPESIFIK)

1. Keadaan Afektif : afek wajar, mood hipotimik

2. Hidup Emosi

Stabilitas : Stabil Reaksi emosional : Dangkal

Pengendalian : Terkendali Adekuat-inadekuat : Adekuat

Echt-Unecht : Echt Skala diferensiasi : Menyempit

Einfuhlung : Dapat dirabarasakan Arus Emosi : Lambat

3. Keadaan dan Fungsi Intelektual

Daya ingat : Baik

Daya Konsentrasi : Baik

Orientasi

Tempat : Baik

Waktu : Baik

Personal : Baik

Luas Pengetahuan Umum dan Sekolah : Sesuai taraf pendidikan

Discriminative Insight : Baik

Discriminative Judgement : Baik

Dugaan Taraf Intelegensia : Rata-rata

Kemunduran Intelektual : Tidak ada

4. Kelainan Sensasi dan Persepsi

Ilusi : Tidak ada

Halusinasi : Halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-)

5. Keadaan Proses Berpikir

Psikomotilitas : Cepat

Mutu Proses Berpikir : Baik

Arus Pikiran

Flight of Ideas (-) Inkoherensi (-)

Sirkumstansial (-) Tangensial (-)

Terhalang (-) Terhambat (-)

Perserverasi (-) Verbigerasi (-)

Page 9: Case Depresi Sedang

9

Lain-lain : Asosiasi longgar (-), Neologisme (-)

Isi Pikiran

Pola sentral (-) Rasa permusuhan/dendam (-)

Waham (-) Kecurigaan (-)

Fobia (-) Hipokondria (-)

Konfabulasi (-) Perasaan inferior (-)

Perasaan berdosa (-) Lain-lain (-)

Pemikiran pikiran

Obsesi (-)

Alienasi (-)

Bentuk Pikiran

Autistik (-) Simbolik (-)

Paralogik (-) Simetrik (-)

Konkritisasi (-) Lain-lain (-)

6. Keadaan Dorongan Instinktual dan Perbuatan

Abulia/Hipobulia (-) Vagabondage (-)

Stupor (-) Pyromania (-)

Raptus/impulsivitas (-) Mannerism (-)

Kegaduhan umum (-) Autisme (-)

Deviasi seksual (-) Logore (-)

Ekopraksi (-) Mutisme (-)

Ekolalia (-) Lain-lain (-)

7. Kecemasan (anxiety) yang terlihat secara jelas (overt):

Tidak ada

8. Reality Testing Ability (RTA):

Tidak terganggu

PEMERIKSAAN LAIN-LAIN

1. Evaluasi psikologik (oleh Psikolog) : tidak dilakukan

2. Evaluasi social (oleh Ahli Pekerja Sosial) : tidak dilakukan

Page 10: Case Depresi Sedang

10

3. Evaluasi lain-lain tanggal : tidak dilakukan

VIII. RESUME

1. Identifikasi

Tn.N/laki-laki/45tahun/menikah/SD(Tamat)/Nirwana,Sako,

Palembang/Indonesia/MRS 25 April 2013.

2. Status Internus

a. Sensorium : Compos Mentis

b. Suhu : 36,7oC

c. Berat Badan : 68 kg

d. Nadi : 80 x/menit

e. Pernafasan : 20 x/menit

f. Tinggi Badan : 162 cm

g. Tekanan Darah : 120/80 mmHg

h. Turgor : Baik

i. Status Gizi : Baik

3. Status neurologikus

Paraparese inferior spastik + hipestesi dari ujung jari kaki hingga 2 jari

di banwah umbilicus + retensio urine e.c. suspek SOL metastase

medula spinalis.

4. Status Psikiatrikus

Sebab utama : Mendengar suara dari orang yang sudah meninggal

Keluhan Utama : Tidak bisa tidur

Riwayat Perjalanan Penyakit :± 17 hari yang lalu os dirawat di bangsal rawat inap

penyakit saraf dengan diagnosis paraparese inferior spastik +

hipestesi dari ujung jari kaki hingga 2 jari di bawah umbilicus

+ retensio urine e.c. suspek SOL metastase medula spinalis.

Semenjak dirawat, os tampak murung dan kurang bersemangat

dari biasanya, os lebih kurang berinteraksi dengan lingkungan

dibandingkan saat sebelum os sakit.

Page 11: Case Depresi Sedang

11

± 2 hari yang lalu os mengeluh susah tidur, pola tidur os

terganggu, tidur malam tidak nyenyak, tidak nafsu makan,

kadang kadang os merasa cemas dan gelisah.

± 1 hari yang lalu, os tampak lebih gelisah dan mulai

mendengar suara orang yang sudah meninggal (keluarga

“mbah”), kemudian os dikonsulkan ke poliklinik jiwa RSMH,

tetapi saat dianamnesis os dan keluarga os menyangkal.

Menurut pengakuan istrinya, os hanya memanggil nama

anaknya dikarenakan rindu, secara sadar tanpa ada suruhan dari

hal yang tidak nyata. Saat dianamnesa os tampak tenang dan

merespons pertanyaan dengan baik.

Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat gejala dan gangguan jiwa sebelumnya disangkal

Riwayat hidup dan gambaran kepribadian premorbid

Bayi: os lupa dan keluarga os tidak tahu

Anak anak: periang, mudah bergaul

Remaja : periang, memiliki banyak teman

Dewasa : periang, memiliki banyak teman

Riwayat perkembangan organobiologi

Riwayat kejang (-)

Riwayat demam tinggi yang lama (-)

Riwayat trauma kepala (-)

Riwayat alergi obat (-)

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat diabetes melitus (-)

Riwayat Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan

Riwayat konsumsi alkohol (-)

Riwayat penggunaan NAPZA: ganja (-), sabu-sabu (-),

ekstasi (-), inek (-)

Page 12: Case Depresi Sedang

12

Riwayat Keluarga

Tidak ada keluarga os yang menderita gejala dan tanda yang

sama dengan os.

Riwayat Pendidikan

SD: tamat dengan nilai baik, os tidak pernah tinggal kelas,

os tidak melanjutkan ke SMP atas dasar kekurangan biaya.

Riwayat Perkawinan

Os sudah menikah selama 15 tahun, suka sama suka tanpa

paksaan. Selama menikah, hubungan os, istri dan keluarga

baik-baik saja.

Riwayat Pekerjaan

Os bekerja sebagai petani.

Riwayat Sosial Ekonomi

Status ekonomi bawah.

5. Rangkuman Psikopatologi Keadaan umum: compos mentis, kooperatif, perhatian adekuat, kontak

mata (+), kontak fisik (+), kontak verbal (+), distrakbilitas (-), ekspresi

fasial tampak depresif,verbalisasi jelas dan cara bicara lancar.

Keadaan spesifik:

- Keadaan afek (mood) : sesuai; Mood : hipotimik

- Hidup emosi : stabil, dalam, terkendali, adekuat, echt, einfuhlung

masih dapat dirabarasakan, skala diferensiasi menyempit, arus

emosi lambat.

- Keadaan dan fungsi intelektual: Daya ingat baik, daya konsentrasi

baik, orientasi (waktu, tempat, orang) baik, luas pengetahuan

sesuai taraf pendidikan, discriminative insight baik,

Page 13: Case Depresi Sedang

13

discriminative judgement baik, dugaan taraf intelegensia sesuai,

kemunduran intelektual tidak ada.

- Kelainan sensasi dan persepsi: Halusinasi disangkal.

- Keadaan proses berpikir: Psikomotilitas cepat, mutu proses

berpikir jelas, waham tidak ada.

- Kecemasan yang terlihat secara jelas: Tidak ada.

- Reality Testing Ability (RTA): Baik

IX. FORMULASI DIAGNOSTIK

Seorang laki-laki berusia 45 tahun, menikah pendidikan terakhir SD

(tamat) bertempat tinggal di Nirwana, Palembang. Os merupakan pasien

yang dirawat inap di bangsal saraf sejak ± 17 hari yang lalu dengan

diagnosa paraparese inferior spastik + hipestesi dari ujung jari kaki hingga

dua jari di bawah umbilicus + retensio urine e.c. suspek SOL metastase

medula spinalis.

Semenjak dirawat, os tampak murung, kurang bersemangat dan

kurang berinteraksi dengan lingkungan. Os kemudian mengeluh susah

tidur, dan jika tertidur merasa tidak nyenyak. Os tidak nafsu makan dan

merasa cemas dan gelisah. ± 1 hari sebelum pemeriksaan, os mulai

mendengar suara orang yang sudah meninggal (keluarga “mbah”),

kemudian os dikonsulkan ke poliklinik jiwa RSMH, tetapi saat

dianamnesis os dan keluarga os menyangkal. Menurut istrinya, os sering

memanggil nama anaknya dikarenakan rindu, secara sadar, tanpa

halusinansi atau ilusi.

Atas dasar rangkaian gejala di atas, maka berdasarkan kriteria

PPDGJ-III dapat ditegakkan diagnosis “Episode Depresi Sedang Tanpa

Gejala Somatik”.

Page 14: Case Depresi Sedang

14

X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F32.10 Episode Depresi Sedang Tanpa Gejala Somatik

Aksis II : R46.8 Diagnosis Aksis II Tertunda

Aksis III : G00-G99 Penyakit Susunan Saraf

Aksis IV : Masalah Akses ke Pelayanan Kesehatan

Aksis V : GAF Scale saat pemeriksaan 60-51

XI. DIAGNOSIS BANDING

F32.00 Episode Depresif Ringan Tanpa Gejala Somatik

F43.0 Reaksi Stres Akut

F51.0 Insomnia Non-organik

XII. TERAPI

Psikoterapi:

a. Individu: Menjalin komunikasi interpersonal dengan os sehingga

menimbulkan rasa percaya terhadap orang lain dan memotivasi

penderita untuk minum obat secara teratur.

b. Keluarga: Memberikan pengertian kepada keluarga bahwa pasien

membutuhkan dukungan dari keluarga, sehingga keluarga harus

menunjukkan kepedulian, kehangatan, dan keakraban terghadap

pasien. Menasehati keluarga agar membawa pasien berobat secara

teratur dan mengawasi minum obat secara teratur.

c. Lingkungan: Tidak menjauhi pasien dan memahami keadaannya.

Psikofarmakologi:

Fluoxetin Kapsul 20 mg 1x1

XIII. PROGNOSIS

Dubia ad Bonam

Page 15: Case Depresi Sedang

15

ANALISIS KASUS

Os adalah pasien dari bangsal rawat inap bagian saraf RSMH yang

dikonsulkan ke poliklinik jiwa RSMH dengan keluhan utama berupa mengengar

suara dari orang telah meninggal. Berdasarkan autoanamnesis serta alloanamnesis

yang dilakukan, kami tidak menemukan adanya pengakuan halusinasi tersebut

atau yang lainnya dari os dan keluarga os (istri dan keponakan). Keluhan ini tidak

terbukti dan diduga merupakan kesalahan pengertian antara pasien dan pemeriksa.

Selain halusinasi yang tidak terbukti, os dan keluarga os juga tidak menyebutkan

adanya ilusi atau waham pada os, maka berdasarkan ini, kecurigaan gangguan

psikotik dapat disingkirkan.

Sejak dirawat selama ± 17 hari sebelum pemeriksaan, os tampak murung,

kurang bersemangat dan kurang berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini sesuai

dengan setidaknya 2 “gejala utama” dari episode depresif menurut PPDGJ-III,

yaitu (1) afek depresif, (2) kehilangan minat dan kegembiraan, serta (3)

berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah

yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas. Pada os, gejala

mudah lelah tidak jelas, sebab os selalu berbaring selama dirawat. Waktu rawatan

selama ± 17 hari merupakan kriteria diagnosis episode depresif lainnya, yaitu

minimal dialami selama sekurang-kurangnya 2 minggu, atau 14 hari.

Untuk menentukan jenis episode depresif (ringan, sedang atau berat),

diperlukan beberapa “gejala lainnya” berdasarkan PPDGJ-III, yaitu (1)

konsentrasi dan perhatian berkurang, (2) harga diri dan kepercayaan diri

berkurang, (3) gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, (4) pandangan

akan masa depan yang suram dan pesimistis, (5) gagasan atau perbuatan

membahayakan diri atau bunuh diri, (6) tidur terganggu, serta (7) nafsu makan

berkurang. Pada os, didapatkan setidaknya 3 dari gejala-gejala tersebut, yaitu

susah tidur dan jika tertidur merasa tidak nyenyak, tidak nafsu makan, serta

cenderung tidak melakukan kontak mata dengan pemeriksa saat wawancara

berlangsung, yang mengindikasikan kurangnya perhatian dan kepercayaan diri.

Berdasarkan ini, os didiagnosis mengalami episode depresif sedang.

Page 16: Case Depresi Sedang

16

Kriteria diagnostik lainnya untuk episode depresif sedang lainnya adalah

kesulitan yang nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan

rumah tangga. Hal ini ditegaskan dengan keadaan os yang kurang suka

berinteraksi dengan lingkungan, baik sosial maupun pekerjaan, sejak os dirawat di

rumah sakit. Namun, hal ini dapat terjadi bukan hanya dari kondisi psikis os saja,

tapi juga dari kondisi gangguan saraf yang diderita os.

Adanya gejala somatoform, yaitu keluhan penyakit organik yang tidak

terbukti secara klinis, tidak dikeluhkan oleh os. Karena itu, diagnosis lengkap

yang ditegakkan adalah episode depresif sedang tanpa gejala somatik, dengan

kode F32.10 berdasarkan PPDGJ-III.

Aksis III, dengan kode G00-G99, atau kelompok penyakit susunan saraf

ditegakkan berdasarkan keadaan medis umum dari os, yaitu paraparese inferior

spastik + hipestesi dari ujung jari kaki hingga dua jari di bawah umbilicus +

retensio urine e.c. suspek SOL metastase medula spinalis. Aksis IV, yaitu faktor

psikososial atau lingkungan yang mendasari gangguan psikologis os adalah

Masalah Akses ke Pelayanan Kesehatan, sebab keadaan depresi yang dialami os

diduga dicetuskan oleh masalah gangguan sarafnya dan diharuskannya os untuk

dirawat di rumah sakit. Aksis V atau penilaian fungsi secara global menunjukkan

skor GAF 60-51 saat pemeriksaan, yang berarti os memiliki gejala penyakit jiwa

sedang (moderate) disertai disabilitas yang sedang pula.

Diagnosis banding yang ditegakkan adalah Episode Depresif Ringan

Tanpa Gejala Somatik (F32.00), Reaksi Stres Akut (F43.0), dan Insomnia Non-

organik (F51.0). Episode depresif ringan ditegakkan berdasarkan adanya 1 dari

“gejala lainnya” yang tidak begitu jelas, yaitu perasaan cemas, gelisah dan

cenderung tidak melakukan kontak mata saat wawancara. Diagnosis ini juga

masih belum dapat disingkirkan mengingat kesulitan dalam kegiatan sosial dan

pekerjaan lainnya masih belum terbukti murni dari keadaan psikis os, atau akibat

dari keadaan gangguan saraf. Reaksi stres akut menjadi diagnosis banding

berdasarkan kejadian fisik pasien yang merupakan keadaan tidak nyaman

berkelanjutan, menyebabkan timbulnya gejala-gejala seperti sering termenung

(daze), depresi, rasa kecewa dan penarikan diri, yang tidak terjadi dalam waktu

Page 17: Case Depresi Sedang

17

lama dan pasien masih dapat dialihkan sehingga tidak menjadi berat. Insomnia

non-organik ditegakkan sebagai diagnosis banding berdasarkan 3 kriteria

diagnosis berikut, yaitu (1) kesulitan masuk tidur, kesulitan mempertahankan

tidur, atau kualitas tidur yang buruk, (2) gangguan minimal 3 kali dalam seminggu

selama minimal 1 bulan, (3) gangguan tidur mempengaruhi sosial dan pekerjaan,

seperti depresi, kecemasan atau obsesi. Namun untuk menegakkan diagnosis

insomnia non-organik masih memerlukan pengawasan pada os selama setidaknya

2 minggu ke depan, untuk menilai apakah gejala menetap selama 1 bulan.

Terapi yang diberikan pada os adalah terapi psikologis (psikoterapi) dan

farmakologis (psikofarmakologi). Psikoterapi yang dilakukan adalah terutama

dukungan dan edukasi pada individu (penderita) mengenai penyakitnya dan

pentingnya terapi. Selain itu, diberikan pengertian kepada keluarga sebagai

“primary support group” untuk menunjukkan kepedulian, kehangatan, dan

keakraban terghadap pasien, serta mengawasi pasien agar minum obat teratur.

Terapi psikofarmakologi yang diberikan adalan antidepresan berupa Fluoxetin

dengan sediaan kapsul 20 mg, dikonsumsi 1 kali dalam sehari.

Prognosis pada pasien ini cenderung baik (dubia ad bonam), sebab masih

dalam waktu yang relatif singkat dan belum berulang, di mana 50% penderita

masih dapat sembuh dalam tahun pertama setelah episode depresif timbul.

Namun, episode depresif dapat beranjut atau berulang jika stresor tidak

dikendalikan.