BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3...

40
71 BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI Pembahasan materi pada bab ini adalah mengenai analisis kebutuhan parkir pemadu moda di Stasiun Cicalengka, dimana sub bab pembahasan dalam melakukan kajian terbagi menjadi dua sub bab pembahasan yaitu kajaian wilayah studi dan substansi, kajian wilayah studi berisi materi mengenai kebijakan rencana stuktur ruang, kebijakan rencana pola ruang, kebijakan sistem prasarana transportasi, dan gambaran umum wilayah. Sedangkan kajian substansi sendiri berisi tentang karakteristik stasiun kereta api dan parkir di Stasiun cicalengka. 3.1 Kebijakan Transportasi Metropolitan Bandung Pengembangan Infrastruktur Transportasi Jenis infrastruktur wilayah yang dikembangkan di Metropolitan Bandung dilakukan berdasarkan kriteria pengembangan infrastruktur wilayah yang mengacu pada fungsi dan peranan infrastruktur wilayah dalam pembangunan suatu wilayah yaitu: a. Pengarah Pembentukan Struktur Ruang Wilayah Penentuan jenis infrastruktur yang dikembangkan di Metropolitan Bandung, infrastruktur wilayah harus berfungsi sebagai pengarah pembentukan struktur ruang wilayah yaitu: Infrastruktur yang dikembangkan harus sesuai dengan fungsi dan peranan kota Infrastruktur yang dikembangkan adalah infrastruktur yang dapat mengarahkan pembangunan pada wilayah-wilayah yang didorong perkembangannya. Berdasarkan kriteria pengembangan infrastruktur wilayah tersebut maka dapat diidentifikasi bahwa infrastruktur wilayah yang dikembangkan di Metropolitan Bandung aantara lain adalah : Infrastruktur yang sesuai dengan fungsi Kota Bandung dan Kota Cimahi sebagai zona inti Metropolitan Bandung yang mempunyai skala pelayanan nasional.

Transcript of BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3...

Page 1: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

71

BAB IIIKAJIAN UMUM WILAYAH STUDI

Pembahasan materi pada bab ini adalah mengenai analisis kebutuhan parkir

pemadu moda di Stasiun Cicalengka, dimana sub bab pembahasan dalam melakukan

kajian terbagi menjadi dua sub bab pembahasan yaitu kajaian wilayah studi dan

substansi, kajian wilayah studi berisi materi mengenai kebijakan rencana stuktur

ruang, kebijakan rencana pola ruang, kebijakan sistem prasarana transportasi, dan

gambaran umum wilayah. Sedangkan kajian substansi sendiri berisi tentang

karakteristik stasiun kereta api dan parkir di Stasiun cicalengka.

3.1 Kebijakan Transportasi Metropolitan Bandung

Pengembangan Infrastruktur Transportasi

Jenis infrastruktur wilayah yang dikembangkan di Metropolitan Bandung

dilakukan berdasarkan kriteria pengembangan infrastruktur wilayah yang mengacu

pada fungsi dan peranan infrastruktur wilayah dalam pembangunan suatu wilayah

yaitu:

a. Pengarah Pembentukan Struktur Ruang Wilayah

Penentuan jenis infrastruktur yang dikembangkan di Metropolitan Bandung,

infrastruktur wilayah harus berfungsi sebagai pengarah pembentukan struktur

ruang wilayah yaitu:

Infrastruktur yang dikembangkan harus sesuai dengan fungsi dan peranan

kota

Infrastruktur yang dikembangkan adalah infrastruktur yang dapat

mengarahkan pembangunan pada wilayah-wilayah yang didorong

perkembangannya.

Berdasarkan kriteria pengembangan infrastruktur wilayah tersebut maka dapat

diidentifikasi bahwa infrastruktur wilayah yang dikembangkan di Metropolitan

Bandung aantara lain adalah :

Infrastruktur yang sesuai dengan fungsi Kota Bandung dan Kota Cimahi

sebagai zona inti Metropolitan Bandung yang mempunyai skala pelayanan

nasional.

Page 2: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

72

Infrastruktur wilayah yang membentuk struktur ruang wilayah Jawa Barat

yang terintegrasi (infrastruktur wilayah yang menghubungkan

Metropolitan Bandung dengan kota-kota lain terutama di Jawa Barat).

Infrastruktur wilayah yang membentuk struktur ruang wilayah internal

Metropolitan Bandung yang terintegrasi (infrastruktur wilayah yang

menghubungkan zona inti dengan zona-zona lainnya).

b. Pemenuhan Kebutuhan Wilayah

Penentuan jenis infrastruktur yang dikembangkan di Metropolitan Bandung

adalah infrastruktur wilayah yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan

wilayah :

Infrastruktur yang dikembangkan adalah infrastruktur yang sesuai dengan

kebutuhan pengembangan sektor produksi (perekonomian) unggulan.

Infrastruktur yang dikembangkan adalah untuk memenuhi kebutuhan

penduduk (domestik).

Berdasarkan kriteria pengembangan infrastruktur wilayah tersebut maka dapat

diidentifikasi bahwa infrastruktur wilayah yang dikembangkan di Metropolitan

Bandung antara lain adalah :

Infrastruktur wilayah yang mendukung pengembangan sektor produksi

(perekonomian) unggulan di Metropolitan Bandung yaitu sektor jasa,

pariwisata, industri dan perdagangan, agribisnis, perikanan dan

pendidikan.

Infrastruktur wilayah yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk

(domestik).

c. Pemacu Pertumbuhan Wilayah

Penentuan jenis infrastruktur yang dikembangkan di Metropolitan Bandung

adalah infrastruktur wilayah yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan

wilayah :

Infrastruktur yang dikembangkan adalah infrastruktur yang mendukung

terwujud pusat pertumbuhan sebagai pusat koleksi dan distribusi bagi

wilayah hinterlandnya.

Page 3: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

73

Infrastruktur yang dikembangkan adalah infrastruktur yang dapat

mengarahkan pembangunan pada wilayah-wilayah hinterlandnya yang

didorong pengembangannya.

d. Alat Interaksi antar dan Intra wilayah

Penentuan jenis infrastruktur yang dikembangkan di Metropolitan Bandung

adalah infrastruktur wilayah yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan

wilayah, yaitu :

Infrastruktur yang dikembangkan harus menjadi alat untuk menjaga

keutuhan wilayah Metropolitan Bandung dan Jawa barat

Infrastruktur yang dikembangkan harus menjadi alat yang dapat mengatasi

konflik antar zona dan dapat dikelola secara terpadu

Konsep pengembangan sistem transportasi akan dilakukan melalui peningkatan

jaringan jalan, moda transportasi dan manajemen lalu lintas.

a. Peningkatan Jaringan Jalan

Peningkatan jaringan jalan dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas ruas

jalan maupun meningkatkan daya dukung struktur dari jalan (ESAL). Hal

tersebut dilakukan baik pada jaringan jalan yang berpola radial maupun ring

road.

Pengembangan jaringan jalan diarahkan untuk menghubungkan zona inti dengan

zona sub pusat wilayah 1 (radial) dan menghubungkan antar zona sub pusat

wilayah 1 (ring). Untuk jalan radial dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu utara-

selatan dan barat-timur yang berfungsi sebagai jalan arteri (tol dan non tol)

sedangkan jaringan jalan lingkar (ring road) akan berfungsi sebagai jalan

kolektor. Adapun ruas-ruas yang dimaksud seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1Peningkatan Jaringan Jalan

No Ruas JalanFungsi

Layanan ModaEksisting Menjadi

I Barat – Timur1 Toll Padalarang-Cileunyi arteri arteri

Bis besar

2 Padalarang-Cibeureum-Soekarno-Hatta-Cibiru

arteri arteri

3 Padalarang-Cibeureum-Sudirman-Cicaheum

arteri arteri

4 Pasteur-Pasupati-Cicaheum-Cileunyi arteri arteriII Utara - Selatan1 Lembang-Setiabudhi kolektor arteri Bis/mikro bis

Page 4: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

74

No Ruas JalanFungsi

Layanan ModaEksisting Menjadi

2 Rencana Toll Bandung-Lembang - arteri -3 Padalarang-Cikalong Wetan arteri arteri Bis/mikro bis4 Cikalong Wetan-Cipeundeuy lokal kolektor Mikro

bis/paratransit5 Rencana toll Soreang-Kopo - arteri -6 Ciwidey-Soreang-Kopo-Pasirkaliki kolektor kolektor Bis/mikro bis7 Pangalengan-Banjaran-M. Toha kolektor kolektor Bis/mikro bis8 Banjaran-Baleendah-Buahbatu Kolektor/kota kolektor Bis/mikro bis9 Majalaya-Sapan-Gedebage lokal kolektor Mikro bis10 Rancaekek-Cileunyi aretri arteri Mikro bis11 Tanjungsari-Cileunyi arteri arteri Mikro bis12 Rencana toll Cisumdawu - arteri -III Jalan Lingkar (Ring Road)1 Padalarang-Sp Cisarua-Cisarua-Lembang lokal kolektor Mikro bis/

paratransit2 Lembang-Maribaya-Patrol-Cilengkrang-

Jatinangorlokal kolektor Mikro bis/

praratransit3 Jatinangor-Sayang-Rancaekek lokal kolektor Paratransit4 Rancaekek-Majalaya lokal kolektor Mikro bis/

paratransit5 Majalaya-Arjasari-Banjaran lokal kolektor Paratransit6 Banjaran-Soreang-Cipatik-Batujajar-

Padalarangkolektor keloktor Mikro bis/

paratransitSumber: Rencana Struktur Tata Ruang Metropolitan Bandung 2025

Gambar 3.1Konsep Pengembangan Sistem Transportasi (Ring road)

di Metropolitan Bandung

Sumber: Rencana Struktur Tata Ruang Metropolitan Bandung 2025

Page 5: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

75

b. Refungsionalisasi dan Peningkatan Jalur Kereta Api

Untuk mendukung kelancaran jaringan transportasi darat diperlukan adanya suatu

tempat yang tepat untuk melaksanakan pertukaran moda yaitu dengan adanya

suatu terminal tipe A yang dapat diakses dengan mudah dari berbagai tempat.

Dengan pertimbangan tersebut diusulkan untuk dikembangkan terminal terpadu

di Gedebage yang akan menggantikan fungsi dari terminal Leuwipanjang dan

Cicaheum.

Selain prasarana transportasi darat yang harus ditingkatkan juga prasarana

transportasi udara seperti Bandara Husein Sastranegara akan dioptimalkan

fungsinya sebagai City Airport.

Tabel 3.2Refungsionalisasi dan Peningkatan Jalur Kereta Api

No. Ruas JalanPrasarana

Layanan ModaEksisting Menjadi

I Barat – Timur1 Peningkatan jalur Padalarang-

CicalengkaSingle track Double track

KRL2 Refungsionalisasi Jalur Bandung-

TanjungsariSingle track Single track

II Utara - Selatan1 Refungsionalisasi jalur Bandung-

SoreangSingle track Single track KRL

Sumber: Rencana Struktur Tata Ruang Metropolitan Bandung 2025

Gambar 3.2Konsep Pengembangan Sistem Transportasi (Radial Road)

di Metropolitan Bandung

Sumber: Rencana Struktur Tata Ruang Metropolitan Bandung 2025

Page 6: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

76

3.2 Kebijakan Rencana Struktur Ruang

3.2.1 Sistem Kota-Kota

Struktur tata ruang Kabupaten Bandung dibentuk oleh:

a. Sistem kota-kota, yang terdiri dari kota-kota/simpul-simpul dengan fungsinya

masing-masing dalam lingkup pengembangan wilayah.

b. Jaringan prasarana utama wilayah yang mengaitkan secara fungsional dan

spasial antar kota-kota yang akan dikembangkan.

Beberapa prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem kota-

kota/pusat permukiman di wilayah Kabupaten Bandung adalah:

a. Membatasi limpahan perkembangan perkotaan dari Kota Bandung untuk tidak

meluas secara ekspansif dan tidak beraturan ke arah Kabupaten Bandung

b. Mengembangkan sistem transportasi yang mendukung struktur yang

direncanakan dan meningkatkan aksesibilitas antar sub pusat wilayah untuk

mengurangi ketergantungan kepada Kota Bandung

c. Menjaga keberadaan kawasan lindung

d. Mengintegrasikan fungsi dan sistem kota-kota / pusat permukiman

e. Mengantisipasi perkembangan kegiatan di masa mendatang

Secara konseptual struktur tata ruang Kabupaten Bandung merupakan pola

polisentrik (polisentrik Urban Region), dengan dua pusat utama. Sistem kota yang

akan dikembangkan di Kabupaten Bandung dilakukan berdasarkan pertimbangan:

a. Hirarki sistem kota yang dianalisis berdasarkan Indeks Sentralitas dan tingkat

aksesilbilitas dari setiap kecamatan di Kabupaten Bandung.

b. Memiliki perkembangan kegiatan fungsional perkotaan dan kawasan terbangun

yang pesat serta dapat menarik minat investasi.

c. Berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa dan produksi yang didukung oleh

tingkat ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang

memadai serta memberikan manfaat : meningkatkan ketersediaan untuk

pengembangan wilayahnya, meningkatkan perkembangan lintas sektor,

terutama sektor ekonomi, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat.

d. Daya dukung lahan terkait dengan sebaran kawasan lindung dan kawasan

rawan bencana di sekitar pusat-pusat pemukiman yang ada.

Page 7: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

77

e. Sebaran penduduk perkotaan dan desa-desa yang mempunyai sifat perkotaan

(desa urban).

f. Memiliiki akses yang berorientasi pada skala pelayanan regional dan lokal.

g. Arahan kebijakan yang telah ada.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, kemudian ditentukan hirarki dari masing-

masing kota di wilayah Kabupaten Bandung seperti dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan

Gambar 3.3.

Tabel 3.3Sistem Kota di Kabupaten Bandung

Hirarki I Hirarki IIa Hirarki IIb Hirarki III Hirarki IVKota

BandungSoreang –Kutawaringin -Katapang

Ciwidey-Pasirjambu

Rancabali.

Banjaran Pangalengan, Cangkuang,

Cimaung, Arjasari, Pameungpeuk. Kutawaringin

Majalaya Ciparay Kertasari, Pacet, Ibun, Solokanjeruk. Paseh.

Baleendah Dayeuhkolot Bojongsoang

Cileunyi-Rancaekek

Jatinangor Cimanggung

Cicalengka Nagreg, Cikancung

Cimenyan, Cilengkrang, Margahayu, Margaasih.

Sumber : RTRW Kab. Bandung 2007-2027

Sistem kota-kota tersebut, didukung oleh jaringan jalan yang membentuk

pola ring-radial. Pola ring akan menghubungkan pusat-pusat kota hirarki II a dan II

b, yaitu : dari timur melalui Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, Banjaran dan Soreang.

Peningkatan akses wilayah selatan bagian barat; Soreang-Ciwidey dan Banjaran-

Pangalengan dan untuk melayani pergerakan dan peningkatan akses wilayah selatan,

selatan-timur, serta Cileunyi-Cicalengka di bagian timur memanfaatkan jaringan

jalan yang telah berkembang saat ini.

Page 8: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

78

Gambar 3.3Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kab. Bandung

Page 9: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

79

Kecamatan-kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung

diarahkan sebagai wilayah yang berfungsi hirarkhi III 0, yang berorientasi pada

fungsi Kota Bandung sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah Kecamatan

Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan Kecamatan Cimenyan. Wilayah-wilayah

tersebut dalam perkembangannya sangat terpengaruh oleh perkembangan Kota

Bandung, sehingga dapat dijadikan sebagai buffer zone/wilayah penyangga bagi

wilayah pengembangan lainnya di Kabupaten Bandung.

3.2.2 Pembagian Wilayah Pengembangan

Pengembangan wilayah Kabupaten Bandung tidak hanya diarahkan pada

kawasan perkotaan melainkan mencakup pula kawasan bukan perkotaan. Sistem

kota-kota merupakan arahan untuk menetapkan sistem perwilayahan dengan hirarki

pusat-pusat pelayanan jasa dan produksi sesuai dengan fungsi, kecenderungan

perkembangan dan orientasi perkembangannya. Sistem kota-kota dilakukan melalui

pengembangan pusat-pusat permukiman sebagai pusat pelayanan jasa ekonomi, jasa

pemerintahan dan jasa sosial lainnya, bagi kawasan permukiman perkotaan dan

perdesaan, maupun dalam hubungan interaksi antar pusat-pusat permukiman dengan

wilayah-wilayah yang dilayaninya secara hirarkis. Dengan demikian, pusat-pusat

permukiman sebagaimana dimaksud diatas meliputi pusat-pusat permukiman

perkotaan dan perdesaan.

Berdasarkan penentuan sistem kota di atas, homogenitas kawasan, serta

interaksi antar wilayah, maka sistem kota disusun dalam satuan wilayah

pengembangan. Wilayah Pengembangan (WP) di Kabupaten Bandung meliputi:

1. WP Soreang-Kutawaringin-Katapang dengan pusat Kota Soreang, meliputi

Kecamatan Soreang, Katapang, Kutawaringin, Ciwidey, Pasirjambu,

Rancabali.

2. WP Banjaran dengan pusat Kota Banjaran, meliputi Kecamatan Banjaran,

Pameungpeuk, Cangkuang, Arjasari, Cimaung, Pangalengan.

3. WP Baleendah dengan pusat Kota Baleendah, meliputi Kecamatan

Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang.

4. WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya, meliputi Kecamatan Majalaya,

Ciparay, Solokanjeruk, Pacet, Kertasari, Paseh, dan Ibun.

Page 10: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

80

5. WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat kota Cileunyi meliputi Kecamatan

Cileunyi, dan Rancaekek

6. WP Cicalengka dengan pusat kota Cicalengka meliputi Kecamatan

Cicalengka, Nagreg, dan Cikancung.

7. WP yang ketersediaan fasilitas pelayanan wilayahnya merupakan bagian dari

PKN Kota Bandung meliputi Kecamatan Margahayu, Margaasih,

Cilengkrang dan Cimenyan,

Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap kota

maupun tiap wilayah pengembangan maka perlu adanya fungsi pengembangan yang

harus ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa

mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan:

a. Hiraki kota/kawasan perkotaan

b. Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya

c. Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas

d. Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional.

Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi kota di Kabupaten Bandung dapat

dilihat pada Tabel 3.4.

Untuk wilayah industri sarana pelayanan kesehatan dilengkapi dengan

pelayanan kesehatan kerja.

Health Village Centre dikembangkan di kawasan pedesaan

Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan kesehatan dilengkapi dengan UGD

dan Kesehatan Matra dengan pelayanan 24 jam.

Page 11: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

81

Tabel 3.4Arahan Fungsi Kawasan Pusat – Pusat Pertumbuhan

di Kabupaten Bandung

NoWilayah

PengembanganPusat

Pertumbuhan

Fungsi Utama Kawasan

Fasilitas Pelayanan Minimal

1. WP Soreang –Kutawaringin -Katapang

Soreang Pemerintahan Jasa Perdagangan Permukiman Pertanian Pariwisata Industri non

polutif (Kec. Katapang)

Sarana Pemerintahan Pendidikan : SD, SLTP, SMU, PT/Akademi Kesehatan : RSD, pengembangan program

pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Terminal Type B Peribadatan Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir Fasilitas rekreasi dan olahraga Akomodasi : Hotel

2. WP Banjaran Banjaran Industri Jasa dan

Perdagangan Permukiman Pertanian Pariwisata Konservasi

Pendidikan : SD, SLTP, SMU, PT/Akademi Kesehatan : Peningkatan sarana dan fasilitas

DTP Banjaran dan Pangalengan pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Terminal Type B Peribadatan Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir Fasilitas rekreasi dan olahraga Akomodasi : Hotel

3. WP Baleendah Baleendah Jasa dan Perdagangan

Pertanian Industri non

polutif Permukiman Pendidikan

Pendidikan : SD, SLTP, SMU, PT/Akademi Kesehatan : Puskesmas Perkotaan dan

kesehatan matra pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Terminal Type C Peribadatan Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir Fasilitas rekreasi dan olahraga Akomodasi : Hotel

4. WP Majalaya Majalaya Industri Permukiman Pertanian Jasa dan

Perdagangan

Pendidikan : SD, SLTP, SMU, PT/Akademi Kesehatan : RSUD, Puskesmas Majalaya,

dengan kesehatan Matra dan pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Terminal Type B Peribadatan Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir Fasilitas rekreasi dan olahraga Akomodasi : Hotel/penginapan lainnya

5. WP Cileunyi-Rancaekek

Cileunyi Permukiman Jasa dan

Perdagangan Industri Pertanian Konservasi

Pendidikan : SD, SLTP, SMU, PT/Akademi Kesehatan : Peningkatan fasilitas, dan

sarana pada DTP, dan pengembangan Puskesmas perkotaan pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Terminal Type C Peribadatan Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir Fasilitas rekreasi dan olahraga Akomodasi : Hotel/penginapan lainnya

6. WP Cicalengka Cicalengka Industri Jasa Perdagangan Pertanian Permukiman

Pendidikan : SD, SLTP, SMU, PT/Akademi Kesehatan : RSD, dan Puskesmas UGD dan

pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Page 12: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

82

NoWilayah

PengembanganPusat

Pertumbuhan

Fungsi Utama Kawasan

Fasilitas Pelayanan Minimal

Terminal Type C Peribadatan Perekonomian : pasar, perdagangan, grosir Fasilitas rekreasi dan olahraga Akomodasi : Hotel/penginapan lainnya

7. WP yang merupakan bagian dari PKN Kota Bandung

Margahayu

Margaasih

Industri Permukiman Jasa Perdagangan

Pendidikan : SD, SLTP, SMU, Kesehatan : Puskesmas DTP di Margaasih,

RSIA di Bihbul dan pembangunan Puskesmas Bihbul pengganti dan pengembangan program pelayanan kesehatan prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

PeribadatanCilengkrang

Cimenyan

Konservasi Permukiman Lahan Pertanian Pariwisata Perdagangan dan

Jasa

Pendidikan : SD, SLTP, SMU, Kesehatan : Puskesmas Peribadatan Akomodasi dan pendukungnya

Sumber : RTRW Kab. Bandung 2007-2027

3.3 Kebijakan Rencana Pola Ruang

Pola pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan di Kabupaten Bandung

dirumuskan berdasarkan pertimbangan:

Arahan pola pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang wilayah

Provinsi Jawa Barat dan Metropolitan Bandung.

Analisis daya dukung pengembangan wilayah, terutama daya dukung lahan

untuk berbagai kegiatan budidaya dan sumberdaya air.

Penetapan status hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan.

Penggunaan lahan eksisting (berdasarkan Citra SPOT 2004).

Konsep struktur tata ruang yang akan diterapkan.

Pengalokasian peruntukan lahan sesuai kebutuhan luas dan kesesuaiannya.

Didasarkan pada pertimbangan di atas, rencana pola pemanfaatan ruang

Kabupaten Bandung meliputi alokasi pemanfaatan ruang:

1. Kawasan Lindung, yang terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan

terhadap kawasan bawahannya (hutan lindung, kawasan resapan air), kawasan

perlindungan setempat (sempadan sungai, kawasan sekitar danau dan mata air),

kawasan suaka alam, dan kawasan rawan bencana.

2. Kawasan Budidaya, yang terdiri dari kawasan permukiman/perkotaan, kawasan

pertanian (lahan basah, lahan kering dengan tanaman tahunan, dan lahan kering

dengan tanaman semusim), serta kawasan hutan produksi (tanaman tahunan).

Page 13: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

83

Gambar 3.4Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kab. Bandung

Page 14: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

84

3.4 Kebijakan Sistem Prasarana Transportasi Kab. Bandung

Rencana sistem prasarana transportasi dirumuskan dalam rangka

pengembangan sistem prasarana transportasi untuk meningkatkan pelayanan jaringan

transportasi wilayah. Rencana sistem prasarana transportasi meliputi : Penentuan

fungsi jalan, rencana pembangunan jalan, rencana pengembangan terminal, dan

rencana pengembangan sistem angkutan umum. Jaringan jalan di Kabupaten

Bandung memiliki pola berbentuk radial, yang memusat kearah Kota Bandung.

Jaringan-jaringan jalan utama merupakan garis lurus yang ditarik dari arah pusat

Kota Bandung. Bentuk tersebut menunjukkan bahwa orientasi perkembangan

wilayah adalah ke Kota Bandung. Fungsi jaringan jalan tersebut selain sebagai jalan

internal wilayah Kabupaten Bandung, juga mempunyai fungsi regional sebagai

penghubung wilayah kabupaten dengan Kota Bandung. Keadaan ini mengakibatkan

jaringan jalan utama berstatus Jalan Propinsi dan Jalan Kabupaten.

Selain jaringan jalan regional, terdapat juga jaringan jalan yang

menghubungkan kota - kota kecamatan di Wilayah Kabupaten Bandung. Jaringan

jalan tersebut sebagian berstatus jalan kabupaten. Jaringan jalan penghubung kota-

kota kecamatan tersebut berpola melingkar dan berorientasi pada jalur regional.

Dengan demikian, dari pola jaringan jalan yang sudah ada tampak hubungan antara

kota-kota kecamatan dengan ibukota Kabupaten Bandung sebagai pusat

pertumbuhan wilayah kabupaten masih lemah. Hal ini juga diakibatkan oleh kondisi

geografis wilayah yang dipisahkan oleh wilayah Kota Bandung, akibatnya interaksi

antar wilayah timur – barat dan utara – selatan, harus melalui wilayah Kota Bandung.

Hubungan pusat wilayah kecamatan sudah relatif baik, dengan dibangunnya

jaringan jalan kabupaten yang memotong jaringan jalan radial diatas. Interaksi yang

masih kurang adalah hubungan antar kota kecamatan yang berlokasi jauh di bagian

selatan (misalnya Kecamatan Kertasari, Pangalengan dan Ciwidey) dan wilayah

bagian timur laut (misalnya Kecamatan Cilengkrang). Berdasarkan data dari Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bandung dan SK Bupati Bandung, panjang jaringan

jalan di Kabupaten Bandung menurut status jalannya adalah untuk jalan negara

sepanjang 29,94 Km, jalan propinsi sepanjang 178,21 km, jalan kabupaten

sepanjang 813,88 km dan jalan desa sepanjang 4.566,69 km, sehingga panjang jalan

keseluruhan di Kabupaten Bandung adalah 5.588,72 Km.

Page 15: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

85

Rencana sistem prasarana transportasi untuk Kabupaten Bandung akan

diarahkan untuk menunjang struktur ruang yang akan dibentuk. Dalam konteks

transportasi sebagai alat pemenuh kebutuhan wilayah, maka demand pergerakan

eksisting yang mengarah ke Bandung dan Cimahi sebagai kota inti perlu

ditanggulangi dengan segera. Konsep transportasi yang sesuai untuk menanggulangi

permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan sarana transportasi massal antar

wilayah. Moda yang paling sesuai untuk itu adalah kereta api, oleh karena itu arahan

transportasi Kabupaten Bandung adalah transportasi kereta api atau ligth rail

transportasi (monorel).

Rencana pengembangan jaringan jalan meliputi peningkatan jalan dan

pembangunan jalan baru berdasarkan starus dan fungsi jalan.

1. Peningkatan Jalan Arteri Primer (Jalan Negara) dengan kelengkapan fasilitas

jalannya:

Cileunyi-Tasik

Cileunyi-Sumedang

2. Peningkatan Jalan Kolektor Primer 1 (Jalan Propinsi) dengan kelengkapan

fasilitas jalannya:

Moh. Toha-Dayeuhkolot Baleendah-CiparayDayeuhkolot-Baleendah Ciparay-MajalayaBaleendah-Pameungpeuk Majalaya-CijapatiBaleendah-Banjaran Nagreg-LebakjeroBanjaran-Cimaung Soreang-CihampelasCimaung-Pangalengan Kopo-KatapangBuahbatu-Bojongsoang Katapang-SoreangBojongsoang-Baleendah Soreang-PasirjambuPasirjambu-Ciwidey Rancabali-CidaunCiwidey-Rancabali Bojongsoang-Dayeuhkolot

3. Peningkatan Jalan Kolektor Primer 2 (Jalan Kabupaten) dengan kelengkapan

fasilitas jalannya:

Soreang-Cangkuang Cangkuang-PalasariCangkuang-Banjaran Majalaya-IbunPangalengan-Pintu-Talun-Santosa Gambung-PalayanganAndir-Rancamanyar Palayangan-PintuRancamanyar-Katapang Rancabali-Cisabuk (Bts. Cianjur)Rancamanyar-Sayuran Banjaran-ArjasariSayuran-Cibaduyut Arjasari-PinggirsariAsem-Sukasari Pinggirsari-GarduhSukasari-Rancamanyar Cicalengka-Sawahbera

Page 16: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

86

Sayati-Cangkuang Ciwidey-DatarpuspaTugu-Kulalet-Munjul Tegalluar-SolokanjerukCiparay-Sapan Peundeuy-Bj.SalamSapan-Tegalluar Bj.Salam-Tj.LayaTanjunglaya-Bojongemas Majalaya-BojongBojongemas-Tegalluar Bojong-RancaekekSp.Solokanjeruk-Rancaekek Pacet-KertasariLingkar Majalaya Kertasari-SantosaCiparay-Pacet Santosa-Cibatarua (Bts.Garut)

4. Peningkatan Jalan Lokal Primer 1 (Jalan Kabupaten ) dengan kelengkapan

fasilitas jalannya:

Mengger-Sukapura Tonjong-Rancakole-CiketutSukapura-Cipagalo Maruyung-Cibulakan-BabakanCangkring-Arjasari Neglasari-GarduhBiru-Neglasari Maruyung-PadasukaAndir-Mandalasari-Mekarjaya Wangisagara-IbunIbun-Dukuh Panundaan-CibodasCibodas-Rancabolang Cangkuang-CikalongCikalong-Pataruman Cimaung-Gunung PuntangBanjaran-Sindangpanon Sindangpanon-Pasirhuni-PasirmulyaKamasan-Tarajusari Tarajusari-BojongserehKopo-Jatisari Jatisari-CantilanKawah Putih-Rancabolang Citaman-PayadapPanyadap-Bojong Cikurutug-NarawitaCiluluk-Cicalengka Cigentur-Curugdedes-Drawati-LoaCijagra-Los Logawa-Cipeujeuh-Cipaku

Bojong-Sukamanah

Sukamanah-Cipaku Panggilingan-Sudi-Ibun-LaksanaCipaku-Loa-Patrol-Walahir Pintu-WatesCicalengka-Sindangwangi Ciririp-Bangsaya-BuninagaraCitere-Kertamanah-Sukamenak Kaler

5. Pembangunan Jalan Baru Arteri Primer (Jalan Negara) dengan kelengkapan

fasilitas jalannya:

Cicalengka – Nagreg

6. Pembangunan Jalan Baru Kolektor Primer 1 (Jalan Propinsi) dengan

kelengkapan fasilitas jalannya:

Cirengit-Rancaketan Rancaketan-RancamanyarRancamanyar-Sayuran Sayuran-CibaduyutCigondewah-TKI TKI-SoreangCiwastra-Buahbatu-Rancamanuk

Page 17: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

87

7. Pembangunan Jalan Baru Kolektor Primer 2 (Jalan Kabupaten) dengan

kelengkapan fasilitas jalannya:

Gor-Soreang Gandasari-CitaliktikLingkar Tengah Soreang Soreang-SekarwangiTerusan Lingkar Majalaya Murugul - ParungserabLingkar Majalaya-Biru Balahuni - SekarwangiBiru-Ciparay Lembur Tegal-SukarameCipagalo –Tegalluar Lingkar Selatan SoreangCiherang-Bojong Lingkar Tengah Soreang -

PanyirapanBojong-Narawita CPI-Cincinkolot-CitaliktikNarawita-Cikasungka Gd.Tutuka-GandasariJaksanarata-Bojongmalaka Bojongemas-CibulukaduBojongmalaka-Katapang Lingkar Utara SoreangKatapang-Stadion Lingkar tengah Utara SoreangAkses Barat Stadion Lingkar BanjaranBojong-Bojongwaru Lingkar CiparayCebek-Gor Soreang By Pass Cisisrung – Batas KotaCebek-Lkr.Tengah Bojong-CembulSangkali-Ds.Cingcin Citeureup-Ciodeng

8. Pembangunan Jalan Baru Lokal Primer 1 (Jalan Kabupaten) dengan

kelengkapan fasilitas jalannya:

Stasiun.Rc.Ekek-Bojongmalati Taraju-LangonsariBojongmalati-Cibiruhilir Langonsari-BojongserehRancaekek-Cileunyi Sekeawi-BojongwaruCileunyi-Cibiruhilir Cipeer- CPICibiru-Babakan Rencana Jalan TKICiburial-Galumpit Sadu-Lingkar Tengah Soreang

9. Pembangunan Jalan Baru Lokal Primer 2 (Jalan Kabupaten) dengan

kelengkapan fasilitas jalannya:

Sindangsari-Cibiruhilir Padamulya-BalekambangSekebulu-Maribaya Cileunyi Terpadu

10. Pembangunan Jalan Tol dengan kelengkapan fasilitas jalannya:

Rencana Jalan Tol Soroja atau jalan akses tol pasirkoja

Rencana Jalan Tol Ujungberung - Gdbage - Majalaya (Tol Tegalluar)

Rencana Jalan Cileunyi -Sumedang - Dawuan

Page 18: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

88

Gambar 3.5Peta Rencana Peningkatan, Pembangunan Terminal danPengembangan Prasarana Angkutan Massal Tahun 2027

Page 19: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

89

3.5 Gambaran Umum Wilayah

3.5.1 Letak Geografis Wilayah

Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten Provinsi Jawa Barat dengan

ibukota nya yaitu Kecamatan Soreang, secara geografis Kabupaten Bandung terletak

pada 6º41’ - 7º19’ Lintang Selatan selatan dan 107º22’ - 108º5’ Bujur Timur dengan

luas daerah sekitar 174.911,71 Ha dan ketinggian antara 110 m 2.249 m diatas

permukaan laut kemudian wilayah Kabupaten Bandung beriklim tropis yang

dipengaruhi oleh angin muson dengan curah hujan rata – rata berkisar antara 1500

sampai dengan 4000 mm/tahun dan suhu rata – rata berkisar antara 19°C sampai

dengan 24°C. Sebagian besar wilayah Bandung adalah pegunungan. Di antara

puncak-puncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m),

Gunung Tangkubanperahu (2.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta.

Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321

m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya di

perbatasan dengan Kabupaten Garut.

Tabel 3.5Luas Wilayah Kabupaten Bandung Berdasarkan Jumlah

Kecamatan Tahun 2007

No KecamatanJumlah

Desa/ KelLuas Wilayah

(Ha)1 Soreang 10 1.844,492 Katapang 10 1.155,743 Kutawaringin 11 3.369,934 Ciwidey 7 5.491,355 Pasirjambu 10 22.641,876 Rancabali 5 13.185,777 Banjaran 10 2.891,098 Pameungpeuk 6 921,759 Cangkuang 7 4.697,8110 Arjasari 11 5.728,6011 Cimaung 9 3.921,9912 Pangalengan 13 22.809,5313 Baleendah 7 4.405,2114 Dayeuhkolot 6 1.450,1515 Bojongsoang 6 2.732,2416 Majalaya 11 1.918,1917 Solokanjeruk 7 2.584,4418 Ciparay 12 6.467,4919 Pacet 13 9.644,6620 Kertasari 7 14.608,4221 Paseh 12 7.085,2322 Ibun 12 5.252,9223 Cileunyi 6 2.846,7824 Rancaekek 13 3.591,39

Page 20: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

90

No KecamatanJumlah

Desa/ KelLuas Wilayah

(Ha)25 Cicalengka 12 5.072,5626 Nagreg 6 3.622,0927 Cikancung 9 3.849,3728 Margahayu 5 707,0529 Margaasih 6 1.921,0430 Cilengkrang 6 4.260,4131 Cimenyan 9 4.232,15

Jumlah 274 174.911,71Sumber : Kab. Bandung Dalam Angka, 2008

3.5.2 Penggunaan Lahan

Secara umum pemanfaatan lahan digolongkan menjadi dua penggunaan, yaitu

sebagai lahan Terbangun dan Non Terbangun. Tanah Non Terbangun Kabupatn

Bandung dan Bandung Barat didominasi oleh pemanfaatan hutan sebesar 25,90%

yang berarti bahwa jumlah areal hutan tersebut sudah memenuhi ketentuan sebagai

fungsi daerah resapan air 23,24%. Sedangkan kegiatan yang lain menggunakan lahan

relatif lebih kecil. Kondisi tersebut menunjukan bahwa kebanyakan penduduk

melakukan kegiatannya di bidang pertanian. Namun demikian seiring dengan laju

pertambahan penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan ruang untuk

mengakonmodasi aktivitas penduduk tersebut, juga akan bertambah. Semua kegiatan

tersebut memerlukan tanah yang luas dan berkecenderungan menggunakan tanah

sawah yang masih produktif, akibatnya akan terjadi pergeseran fungsi lahan dari

lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan

lahan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Page 21: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

71

Tabel 3.6Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Bandung Tahun 2007

No KecamatanHutan

BelukarHutanLebat

HutanBuatan

IndustriKebun

CampuranKolam

Lap,TerbSulaiman

Lap,Golf

PadangRumput

Perkebunanbesar

Perkebunanrakyat

PermukimanSawah Irigasi

SawahTadahHujan

SemakSungai/Danau/Telaga

TanahBerbatu

Tegalan

1 Soreang - - - - 1769,88 - - - - - - 580,72 1466,48 41,03 212,58 31,74 - 623,292 Katapang - - - 8,39 343,04 - - - 15,18 - - 412,67 827,92 - - 15,57 - 21,573 Kutawaringin - - - - 505,489 - - - 505,48 - - 336,99 1010,97 - 336,99 - - 673,984 Ciwidey - 112,81 - 0,8 2625,31 - - - - - - 502,75 601,63 1064,95 310,44 5,87 - 266,795 Pasirjambu 324,24 8439,27 1357,28 0,26 609,68 - - - 12,02 5915,32 - 329,67 28 1528,79 2602,61 2,31 - 1492,346 Rancabali 0,11 3689,39 844,05 2,66 253,44 - - - 3,2 5129,89 - 351,15 - 531,33 1933,9 68,73 - 377,787 Banjaran 72,57 749,36 - 4,13 784,35 - - - 31,34 - - 206,72 338,24 506,26 142,78 - - 55,348 Pameungpeuk - - - 2,55 170,8 - - - 4,6 - - 120,11 623,68 - - - -9 Cangkuang - - 65,67 3,21 1626,89 - - - 19,68 - - 564,25 1460,31 11,99 66,62 7,22 871,97

10 Arjasari 0,03 198,41 - 34,29 898 - - - 63,63 - - 552,75 1522,46 140,22 609,8 - - 1707,2411 Cimaung 0,21 616,31 45,12 - 1160,6 - - - - - - 225,75 498,83 826,54 140,57 - - 408,0612 Pangalengan - 5231,46 1945,48 3,9 1364,05 - - - 125,78 8642,24 - 568 73,95 497,19 1474,68 204,17 - 2678,6313 Baleendah 185,92 - - 50,62 662,43 - - - 35,96 - - 712,23 1968,82 - 29,92 30,68 30,73 697,8914 Dayeuhkolot - - - 82,68 22,81 - - 45,69 95,59 - - 708,36 455,44 - 11,05 14,95 - 13,5915 Bojongsoang - - - 5,96 35,6 20,94 - - 56,89 - - 237,56 2164,31 35,66 3,78 16,87 - 154,6716 Majalaya - - - 97,66 35,57 - - - - - - 572,96 1169,45 28,02 - 6,19 - 8,3417 Solokanjeruk - - - 40,83 11,25 - - - 45,67 - - 397,77 1971,34 - - 22,3 - 95,2918 Ciparay - 65,13 - 14,91 452,34 - - - 8,93 - - 959,28 3641,91 - 377,71 12,37 - 934,9219 Pacet 0,05 3064,78 128,69 - 641,12 - - - 21,97 - - 675,37 1488,14 24,36 1556,08 5,38 - 2038,5220 Kertasari - 4538,68 48,87 2,11 295,71 - - - 172,81 4824,65 26,58 458,27 744,81 148,33 1403,86 3,05 2,38 1938,3221 Paseh - 1041,3 175,56 4,92 143,72 - - - 2,53 - - 1083,91 3635,37 167,43 577,72 - - 252,722 Ibun - 944,18 17,57 0,81 212,21 - - - 51,36 - - 604,57 1553,77 193,2 1095,46 16,35 - 563,3723 Cileunyi - - - 14,67 299,08 - - - 141,6 - - 589,28 1142,1 293,14 0,9 1,59 - 364,4124 Rancaekek - - - 57,17 26,51 - - - 106,55 - - 510,19 2806,99 29,97 13,82 5,68 3,5 30,9325 Cicalengka 450,79 - 199,99 44,29 140,63 - - - 13,55 - 58,5 760,7 1440,69 471,81 440,1 - - 1051,4526 Nagreg 335,59 - 177,94 0,07 67,47 - - - 69,42 - 83,52 322,2 117,67 390,01 713,51 - - 1344,5527 Cikancung - - 0,01 54,81 50,07 - - - 0,06 - - 529,03 2202,25 117,66 - - - 898,228 Margahayu - - - 10,71 8,36 - 61,99 12,02 71,49 - - 421,36 62,76 - 14,05 6,67 - 37,6329 Margaasih - - - 11,05 86,62 - - - 68,79 - - 604,11 915,71 - 70 17,46 0,57 146,7330 Cilengkrang 0,23 - 413,19 0,47 1846,39 - - - 13,08 - - 366 255,89 588,79 159,57 - - 616,831 Cimenyan 6,74 - 175,47 2,06 1103,21 - - - 13,37 - - 530,94 25,38 320,71 232,37 - - 1821,87Sumber: RTRW Kab. Bandung, 2007

Page 22: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

92

Gambar 3.6Peta Penggunaan Lahan Kab. Bandung Tahun 2009

Page 23: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

93

3.5.3 Kependudukan

Berdasarkan atas data yang telah didapat dari beberapa instansi terkait

diperoleh data dalam jangka waktu 5 tahun yaitu tahun 2003-2007, dimana

menunjukan adanya perkembangan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2003

penduduk Kabupaten Bandung (jumlah kecamatan yang disesuaikan dengan jumlah

kecamatan setelah pemekaran) yaitu sekitar 2.772.338 jiwa yang mengalami

kenaikan pada tahun 2006 dengan jumlah sekitar 3.038.084 jiwa. Hal ini disebabkan

karena laju pertumbuhan yang cukup tinggi dari tahun ketahunnya yaitu sekitar 3.3%

pertahun (RTRW kabupaten Bandung Tahun 2007). Untuk lebih jelas, dapat dilihat

pada Tabel 3.7.

Dari luas keseluruhan Kabupaten Bandung setelah pemekaran yaitu seluas

1767.9272 km2 dan jumlah penduduk tahun 2006 yaitu sekitar 2.943.858 jiwa maka

diperoleh kepadatan penduduk untuk Kabupaten Bandung dengan hasil perhitungan

yaitu 1665.146619 atau dapat disimpulkan bahwa kondisi kepadatan penduduk

Kabupaten Bandung Sudah sangat cukup padat, kemudian didukung dengan laju

pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 3.3% pertahun. Untuk lebih jelas mengenai

kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.7Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bandung Tahun 2007

No Kecamatan Jumlah PendudukLuas Wilayah

(Ha)Kepadatan Penduduk

(per-Ha)1 Soreang 90.989 1.844,49 492 Katapang 88.794 1.155,74 773 Kutawaringin 83.542 3.369,93 254 Ciwidey 67.628 5.491,35 125 Pasirjambu 74.965 22.641,87 36 Rancabali 46.019 13.185,77 37 Banjaran 101.204 2.891,09 358 Pameungpeuk 62.212 921,75 679 Cangkuang 58.460 4.697,81 1210 Arjasari 79.131 5.728,60 1411 Cimaung 70.057 3.921,99 1812 Pangalengan 128.120 22.809,53 613 Baleendah 173.180 4.405,21 3914 Dayeuhkolot 101.525 1.450,15 7015 Bojongsoang 80.101 2.732,24 2916 Majalaya 139.638 1.918,19 7317 Solokanjeruk 71.783 2.584,44 2818 Ciparay 138.712 6.467,49 2119 Pacet 97.726 9.644,66 1020 Kertasari 62.546 14.608,42 421 Paseh 113.072 7.085,23 1622 Ibun 71.463 5.252,92 14

Page 24: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

94

No Kecamatan Jumlah PendudukLuas Wilayah

(Ha)Kepadatan Penduduk

(per-Ha)23 Cileunyi 131.940 2.846,78 4624 Rancaekek 146.909 3.591,39 4125 Cicalengka 99.665 5.072,56 2026 Nagreg 45.473 3.622,09 1327 Cikancung 76.349 3.849,37 2028 Margahayu 94.867 707,05 13429 Margaasih 113.749 1.921,04 1030 Cilengkrang 40.521 4.260,41 1331 Cimenyan 89.701 4.232,15 21Jumlah dan Rata-rata Kepadatan Penduduk

2.840.041 174.911.71 16

Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka tahun 2008

3.5.4 Sistem Transportasi

Moda transportasi yang berkembang dan hampir melayani seluruh arus

pernumpang dan barang di wilayah Kabupaten Bandung adalah transportasi jalanraya

dan kereta api yang keduanya termasuk katagori transportasi darat. Sistem

Transportasi yang dibahas adalah tentang sistem transportasi darat, dimana

transportasi darat merupakan transportasi utama yang digunakan di Kabupaten

Bandung, terutama untuk jalur darat sepeti jalan raya dan kereta api. Dimana hal

tersebut tercermin dari pola pergerakan barang penumpang yang bergerak dari dan

keluar Kabupaten Bandung.

Sedangkan untuk sistem transportasi kereta api di Kabupaten Bandung

merupakan bagian dari sistem transportasi kereta api nasional yang dikelola oleh PT.

Kereta Api Indonesia. Masyarakat Kabupaten Bandung sudah terlayani oleh kereta

api dengan tiga staiun utama yaitu Stasiun Cicalengka, Stasiun Rancaekek, dan

Stasiun Nagreg. Dimana stasiun-staiun tersebut sudah melayani masyarakat yang

tinggal di bagian timur Kabupaten Bandung seperti Kecamatan Cicalengka dan

Kecamatan Rancaekek serta masyarakat yang tinggal di Bandung-Soreang-Ciwidey,

Bandung-Ciparay-Majalaya.

Page 25: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

95

Tabel 3.8Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bandung Tahun 2007

No KecamatanJumlah Penduduk (Jiwa)

03-04 04-05 05-06 06-07Total03-07

Rata-RataLPJ2003 2004 2005 2006 2007

1 Soreang 138.311 143.472 147.584 151.739 90.989 0,036 0,028 0,027 -0,668 -0,576 -0,1442 Katapang 115.050 118.775 122.038 126.214 88.794 0,031 0,027 0,033 -0,421 -0,33 -0,0833 Kutawaringin Masih bersatu dengan kecamatan Soreang dan Katapang 83.542 0 0 0 1 1 0,254 Ciwidey 70.505 73.584 75.907 78.142 67.628 0,042 0,031 0,029 -0,155 -0,054 -0,0145 Pasirjambu 73.655 75.268 77.591 79.711 74.965 0,021 0,03 0,027 -0,063 0,015 0,0046 Rancabali 46.311 47.850 49.113 50.761 46.019 0,032 0,026 0,032 -0,103 -0,013 -0,0037 Banjaran 98.547 102.188 105.268 108.995 101.204 0,036 0,029 0,034 -0,077 0,022 0,0068 Pameungpeuk 59.217 60.887 62.634 64.676 62.212 0,027 0,028 0,032 -0,04 0,047 0,0129 Cangkuang 53.135 54.952 56.638 58.607 58.460 0,033 0,03 0,034 -0,003 0,094 0,047

10 Arjasari 81.772 84.698 87.194 89.783 79.131 0,035 0,029 0,029 -0,135 -0,043 -0,01111 Cimaung 66.934 68.395 70.295 72.548 70.057 0,021 0,027 0,031 -0,036 0,044 0,01112 Pangalengan 128.208 131.936 135.768 139.573 128.120 0,028 0,028 0,027 -0,089 -0,006 -0,00113 Baleendah 169.074 172.956 178.060 184.025 173.180 0,022 0,029 0,032 -0,063 0,021 0,00514 Dayeuhkolot 105.595 109.810 113.082 116.783 101.525 0,038 0,029 0,032 -0,15 -0,051 -0,01315 Bojongsoang 73.940 76.820 78.951 81.583 80.101 0,037 0,027 0,032 -0,019 0,078 0,0216 Majalaya 141.469 145.446 149.910 154.731 139.638 0,027 0,03 0,031 -0,108 -0,02 -0,00517 Solokanjeruk 72.404 73.727 75.884 78.258 71.783 0,018 0,028 0,03 -0,09 -0,013 -0,00318 Ciparay 134.320 137.910 142.008 146.529 138.712 0,026 0,029 0,031 -0,056 0,029 0,00719 Pacet 92.868 96.006 98.909 101.817 97.726 0,033 0,029 0,029 -0,042 0,049 0,01220 Kertasari 62.405 64.154 66.032 68.323 62.546 0,027 0,028 0,034 -0,092 -0,003 -0,00121 Paseh 105.367 107.876 111.114 114.634 113.072 0,023 0,029 0,031 -0,014 0,069 0,01722 Ibun 68.104 70.020 72.013 73.967 71.463 0,027 0,028 0,026 -0,035 0,046 0,01223 Cileunyi 117.766 121.975 125.580 129.323 131.940 0,035 0,029 0,029 0,02 0,112 0,02824 Rancaekek 145.467 150.661 155.004 159.981 146.909 0,034 0,028 0,031 -0,089 0,005 0,00125 Cicalengka 96.114 99.085 101.948 105.085 99.665 0,03 0,028 0,03 -0,054 0,034 0,00826 Nagreg 42.761 44.758 45.963 47.474 45.473 0,045 0,026 0,032 -0,044 0,059 0,01527 Cikancung 70.275 72.246 74.211 76.418 76.349 0,027 0,026 0,029 -0,001 0,082 0,0228 Margahayu 107.060 111.250 114.510 119.009 94.867 0,038 0,028 0,038 -0,254 -0,151 -0,03829 Margaasih 111.655 115.932 119.442 123.691 113.749 0,037 0,029 0,034 -0,087 0,013 0,00330 Cilengkrang 38.104 39.305 40.499 41.734 40.521 0,031 0,029 0,03 -0,03 0,06 0,01531 Cimenyan 85.945 88.053 90.708 93.970 89.701 0,024 0,029 0,035 -0,048 0,04 0,01

Jumlah 2.772.338 2.859.995 2.943.858 3.038.084 2.840.041 0,031 0,028 0,031 -0.070 0,020 0,005Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2004-2008

Page 26: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

96

A. Jaringan Jalan

Jalan raya di Kabupaten Bandung terbagi menjadi 3 (tiga) kelas jalan yang

panjang totalnya adalah 3.579,14 Km. Dengan rincian Jalan Negara sepanjang

85,40 Km, panjang jalan propinsi 202,06 Km dan jalan kabupaten sepanjang

3.291,68 Km. Seluruh jalan raya di Kabupaten Bandung permukaan jalan telah

menggunakan jenis perkerasan beraspal.

Pada tahun 2008, Jalan Negara dengan kondisi sedang sepanjang 85,40 Km,

panjang Jalan Propinsi di wilayah Kabupaten Bandung adalah 109,67 Km, dengan

kondisi sedang sepanjang 202,06 Km, sedangkan jalan Kabupaten yang kondisinya

baik sepanjang 200 Km, dalam kondisi sedang sepanjang 1.057,29 Km, dalam

kondisi rusak sepanjang 1.495,18 Km dan dalam kondisi rusak berat sepanjang

539,21 Km. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9Panjang, Jenis dan Status Jalan di Kabupaten Bandung Tahun 2008

No UraianPanjang Jalan (Km)

Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten2008 2008 2008

I Jenis Permukaan Jalana. Diaspal 85,40 202,06 3.291,68b. Kerikil 0,00 0,00 0,00c. Tanah 0,00 0,00 0,00d. Tidak Dirinci 0,00 0,00 0,00

Jumlah 85,40 202,06 3.291,68II Kondisi Jalan

a. Baik 0,00 0,00 200,00b. Sedang 85,40 202,06 1.057,29c. Rusak 0,00 0,00 1.495,18d. Rusak Berat 0,00 0,00 539,21

Jumlah 85,40 202,06 3.291,68III Kelas Jalan

a. Kelas I 85,40 0,00 0,00b. Kelas II 0,00 202,06 40,35c. Kelas III 0,00 0,00 0,00d. Kelas III A 0,00 0,00 62,70e. Kelas III B 0,00 0,00 250,50f. Kelas III C 0,00 0,00 914,46g. Kelas Tidak Dirinci 0,00 0,00 2.022,99

Jumlah 85,40 202,06 3.291,68 Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 27: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

97

B. Sistem Jaringan Kereta Api

Sedangkan untuk sistem transportasi kereta api di Kabupaten Bandung

merupakan bagian dari sistem transportasi kereta api nasional yang dikelola oleh PT.

Kereta Api Indonesia. Masyarakat Kabupaten Bandung sudah terlayani oleh kereta

api dengan tiga staiun utama yaitu Stasiun Cicalengka, Stasiun Rancaekek, dan

Stasiun Nagreg. Dimana stasiun-staiun tersebut sudah melayani masyarakat yang

tinggal di bagian timur Kabupaten Bandung seperti Kecamatan Cicalengka dan

Kecamatan Rancaekek serta masyarakat yang tinggal di Bandung-Soreang-Ciwidey,

Bandung-Ciparay-Majalaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10Jumlah Penumpang Kereta Api Lokal

Tahun 2005-2009

UraianTahun

2005 2006 2007 2008 2009Jumlah penumpang (jiwa)

6.856.878 7.659.838 7.989.513 4.452.277 10.302.312

Jarak tempuh (km) 215.371.142 240.969.472 241.543.501 129.392.554 291.966.572Sumber : Pemasaran Penumpang PT. KAI daop II Bandung

Gambar 3.7Jumlah Penumpang Kereta Api Lokal per Jarak Tempuh

Tahun 2005-2009

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Page 28: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

98

3.6 Karakteristik Stasiun Kereta Api dan Parkir Cicalengka

Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) namanya diubah sejak tanggal 15

September 1971 menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Pada tanggal 2

Januari 1991, PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan

sejak tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero). PT Kereta Api

(Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa

angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api (Persero) meliputi angkutan penumpang

dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi UU No. 13/1992 yang

menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan

untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia.

Pada tanggal 14 Agustus 2008 PT Kereta Api (Persero) melakukan pemisahan

Divisi Jabotabek menjadi PT Kereta Api Jabotabek untuk mengelola kereta api

penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya. selama tahun 2007 jumlah penumpang

melebihi 168 juta. Pemberlakuan UU Perkeretaapian No. 23/2007 secara hukum

mengakhiri monopoli PT Kereta Api (Persero) dalam mengoperasikan kereta api di

Indonesia.

3.6.1 Stasiun Kereta Api Cicalengka

Stasiun Kereta Api Cicalengka merupakan salah satu stasiun yang berada pada

wilayah Metropolitan Bandung dimana fungsi kereta api tersebut melayani

pergerakan komuter baik menuju dan maupun keluar dari wilayah Cicalengka.

Apabila ditinjau dari fungsi sarana transportasi, keberadaan Stasiun Cicalengka

merupakan suatu simpul yang sangat berpengaruh pada arus penumpang dan barang

di wilayah Cicalengka. lebih jelas mengenai karakteristik stasiun Cicalengka dapat

dilihat pada deskripsi dibawah ini.

A. Kebersihan dan Kesehatan.

Kondisi kebersihan Stasiun Cicalengka sudah cukup baik, Terdapat WC

Umum, kurang tersedianya tempat sampah, Selain itu, walaupun Stasiun Cicalengka

telah tersedia ruang tunggu yang cukup nyaman di dalam bangunan Stasiun, namun

calon penumpang lebih suka untuk menunggu kereta api di pelataran keberangkatan.

Page 29: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

99

Pada umumnya fasilitas kebersihan yang

tersedia di Stasiun Cicalengka kurang baik,

terlihat dari penempatan tempat sampah yang

kurang baik di sepanjang jalur pedestrian

dan di ruang tunggu. Selain itu stasiun ini

kurang sumber daya dalam hal tenaga

kebersihan dimana petugas kebersihan yang ada sangat minim sehingga kondisi

stasiun kurang mendapat perhatian dalam hal kebersihan.

B. Kenyamanan

Sebagai tempat memuat/menurunkan penumpang dari waktu tiba sampai waktu

berangkat dan sebagai tempat perpindahan moda.

Komponen Stasiun yang berfungsi sebagai

tempat memuat/menurunkan penumpang dari

waktu tiba sampai waktu berangkat dan sebagai

tempat perpindahan moda antara lain adalah jalur

kedatangan, jalur keberangkatan, pelataran

kedatangan, jalur antrian dan pelataran

keberangkatan.

a. Jalur Kedatangan

Jalur kedatangan di Stasiun Cicalengka berada berdampingan dengan jalur

kedatangan angkutan dalam kota, dengan memiliki lebar yang Kurang cukup

dan pendek, serta berbatasan langsung

dengan Jalan Stasiun yang selalu

mengalami banjir apabila waktu hujan.

Sehingga kondisi ini menimbulkan

persoalan, dimana para calon penumpang

kereta api yang datang mengalami

kesulitan untuk masuk stasiun dan sering terjadi penumpukan penumpang di

pintu masuk stasiun. Kesulitan ini semakin bertambah karena jalur

kedatangan sering dihalangi oleh angkutan kota dan ojek yang tidak tertib dan

berhenti sembarangan.

Page 30: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

100

Kendala lain yang cukup menyulitkan adalah kondisi ruas Jalan Stasiun yang

menuju stasiun sangat sempit dan dilalui oleh banyak kendaraan baik

kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

b. Jalur keberangkatan

Jalur keberangkatan di Stasiun Cicalengka berdampingan dengan jalur

angkutan dalam kota. Untuk jalur keberangkatan di Stasiun Cicalengka ini

cukup pendek. dengan pintu keluar berada di Jalan Stasiun. Kondisi jalur

keberangkatan di Stasiun Cicalengka ini berdampingan langsung dengan jalur

keberangkatan dan terlihat kurang baik dan kurang terlihat rapi.

c. Pelataran kedatangan

Pelataran kedatangan angkutan antar kota di Stasiun Cicalengka menyatu

dengan jalur kedatangan. Pelataran ini tidak cukup baik untuk menampung

penumpang yang datang, namun berdasarkan survey langsung di lapangan

sudah ada tempat khusus bagi penurunan penumpang. Penumpang turun

langsung di pelataran kedatangan. Namun jika dilihat dari kondisinya

penumpang sudah cukup nyaman ketika berada di pelataran ini karena adanya

peneduh sebagai pelindung dari gangguan cuaca.

d. Pelataran keberangkatan

Pelataran keberangkatan di Stasiun

Cicalengka ini disatukan dengan jalur

kedatangan, sehingga kondisi ini

menyebabkan sering terjadinya konflik

antara penumpang kereta api di pelataran

keberangkatan, yang menimbulkan

ketidaknyamanan bagi masyarakat sebagai pengguna.

Komponen Stasiun yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya penumpang

yang akan melakukan perjalanan adalah ruang tunggu. Berdasarkan hasil survey

langsung di lapangan terlihat bahwa ruang tunggu terdapat dua ruang tunggu di

dalam stasiun, yaitu yang berada di dalam bangunan utama stasiun serta di dekat

pelataran keberangkatan kereta api, dimana kondisinya sudah cukup teratur namun

kurang luas, dengan tempat duduk yang kurang tertata rapi namun belum terdapat

fasilitas hiburan berupa televisi atau lainnya. Namun yang disayangkan bahwa ruang

Page 31: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

101

tunggu yang berada di bangunan utama stasiun kereta api jarang dimanfaatkan oleh

penumpang, calon penumpang lebih memilih ruang tunggu yang dekat dengan

pelataran keberangkatan karena lebih dekat untuk menuju kereta api. Selain itu

ruang tunggu yang ada di Stasiun Cicalengka ini bercampur dengan kegiatan lainnya

berupa warung-warung dan pedagang kaki lima.

1. Sebagai tempat pelayanan dokumentasi

Komponen terminal yang berfungsi sebagai tempat pelayanan dokumentasi dan

terkait langsung dengan pengguna adalah loket pembelian/pemesanan tiket. Dari

hasil survey langsung di lapangan terlihat

bahwa loket pembelian/pemesanan tiket di

Stasiun Cicalengka berdekatan dengan pintu

masuk utama dan ruang tunggu, sehingga

cukup strategis dan mudah dikenali, namun

loket ini selalu padat pembeli karena

keterbatasan loket yang disediakan oleh pihak stasiun sehingga penumpang agak

kesulitan untuk mendapatkan tiket.

2. Sebagai penunjang kelancaran sistem transportasi

Komponen Stasiun yang berfungsi sebagai penunjang kelancaran sistem

transportasi dan terkait langsung dengan pengguna stasiun adalah pedagang,

kamar kecil/toilet, mesjid/mushalla, jalur pedestrian dan tempat parkir kendaraan

pribadi.

a. Tempat berdagang

Lokasi pedagang di Stasiun Cicalengka mengelompok di dalam dan di luar

area Stasiun. Lokasi pedagang ini tidak terncana dengan baik sehingga

terlihat semrawut. Selain itu lokasi pedagang berada di jalur pedestrian ini

terutama pedagang kaki lima, sehingga menimbulkan masalah bagi pengguna

Stasiun lainnya terutama bagi calon penumpang.

b. Mesjid/Mushalla dan kamar kecil/toilet

Berdasarkan hasil survey di lapangan dapat dikatakan bahwa di Stasiun

Cicalengka terdapat 1 Mushalla yang berada di sebelah Timur bangunan

utama Stasiun, namun kondisi Mushalla yang ada di Stasiun ini terlihat

kurang terawatt dan sempit dan menyatu dengan WC umum

Page 32: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

102

Kemudian untuk kamar kecil/toilet di Stasiun Cicalengka hanya terdapat pada

satu tempat, namun sulit untuk di temukan karena kurangnya rambu-rambu

informasi dan penunjuk arah, kondisi toilet cukup bersih dan kondisi yang

baik.

c. Jalur pedestrian

Hampir semua bagian di Stasiun

Cicalengka dilengkapi dengan jalur

pedestrian yang memilki peneduh berupa

atap. Namun jalur ini cukup lebar dengan

lebar 2 m namun sebagian dimanfaatkan

oleh pedagang kaki lima.

d. Tempat parkir kendaraan pribadi dan Angkutan Kota

Dari survey pengamatan di lapangan, terlihat bahwa tempat parkir kendaraan

pribadi di Stasiun Cicalengka berada di

samping sebelah Timur (70 petak untuk

parkir sepeda motor) dan sebelah Barat

(80 petak untuk sepeda motor) serta depan

bangunan utama Stasiun dan kurang

mencukupi.

C. Keamanan

Stasiun merupakan salah satu lokasi yang

rawan akan tindak kejahatan. Berdasarkan

survey langsung di lapangan dapat dikatakan

bahwa keamanan di Stasiun Cicalengka masih

dapat dikendalikan. Namun yang disayangkan

adalah masih kurangnya perangkat keamanan

yang tersebar di area Stasiun, sehingga jika

terjadi tindak kejahatan maka korban tidak bisa langsung melaporkannya kepada

yang berwajib. Selain itu tempat yang dapat mengundang terjadinya kejahatan di

perkirakan berada di pelataran kedatangan dan keberangkatan, karena pada lokasi ini

calon penumpang sangat padat sehingga memudahkan aksi pencopetan, dengan

suasana seperti ini memungkinkan terjadinya pemalakan dan penodongan.

Page 33: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

103

D. Keselamatan

Berdasarkan survey langsung di lapangan dapat dikatakan bahwa lokasi yang

berpotensi untuk terjadinya kecelakaan berada di kereta api sendri, hal ini

dikarenakan sering terjadinya para penumpang yang berdesakan antara paenumpang

yang turun dan yang naik. Kemudian selain itu tidak tersedianya jalur pedestrian

sehingga konflik antara kereta api dengan calon penumpang/orang sangat besar.

3.6.2 Karakteristik Penumpang Kereta Api

Karakteristik penumpang yang dimaksud adalah jumlah penumpang naik

setiap keberangkatan kereta api, yaitu kereta patas dan KRD ekonomi yang bertujuan

ke kota Bandung. Perhitungan penumpang dilakukan pada masing-masing pintu

gerbong dan hanya menghitung jumlah penumpang yang naik saja. Hasil perhitungan

jumlah penumpang naik dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 3.11Jumlah Penumpang Naik Kereta Api Cicalengka

Menuju BandungCicalengka-Bandung

NoWaktu

BerangkatPatas

(orang)No Waktu Berangkat

KRD Ekonomi(orang)

1 5:20 364 1 5:30 6292 6:05 186 2 8:00 4933 7:15 153 3 9:25 3864 8:40 68 4 11:40 1815 10:00 85 5 13:20 1066 12:30 34 6 15:25 837 14:25 55 7 17:40 858 16:40 31 8 19:00 659 18:30 23

Sumber: Observasi Lapangan, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah penumpang kereta api baik Patas atau

KRD ekonomi yang tinggi terdapat pada pukul 05.20 hingga pukul 07.15, dimana

pada jam ini merupakan puncak pick hour, yang dimana bila ditinjau dari

karakteristik pergerakan atau kegiatan masyarakat pada umumnya, jam ini

merupakan waktu dimulainya kegiatan masyarakat.

Page 34: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

104

Gambar 3.8Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Senin

Sumber: Hasil analisis, 2010

Karakteristik penumpang naik didapatkan juga dari penjualan karcis di loket-

loket Stasiun Cicalengka. Data penjualan karcis hanya menunjukkan jumlah

penumpang naik dari Stasiun Cicalengka menuju Bandung atau Padalarang. Data

dari penjualan karcis dapat dilihat pada Tabel 4.8 sampai dengan Tabel 4.14.

Tabel 3.12Jumlah Penjualan Karcis Pada Hari Senin

Cicalengka-Bandung-Padalarang

NoWaktu

Berangkat

LoketPatas

(Orang)No

Waktu Berangkat

Loket KRD Ekonomi(Orang)1 2 3 1 2 3

1 5:20 88 15 136 239 1 5:30 328 43 224 5952 6:05 69 25 164 258 2 8:00 308 30 188 5263 7:15 60 15 190 265 3 9:25 151 39 178 3684 8:40 37 17 60 114 4 11:40 75 66 181 3225 10:00 26 14 50 90 5 13:20 26 27 536 12:30 9 9 6 15:25 27 277 14:25 9 9 7 17:40 45 458 16:40 4 4 8 19:00 26 269 18:30 12 12

Sumber: Pemasaran Penumpang, PT. KA DAOP II bandung, 2010

Page 35: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

105

Gambar 3.9Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Senin

Sumber: Hasil analisis, 2010

Tabel 3.13Jumlah Penjualan Karcis Pada Hari Selasa

Cicalengka-Bandung-Padalarang

NoWaktu

Berangkat

LoketPatas

(Orang)No

Waktu Berangkat

Loket KRD Ekonomi(Orang)

1 2 3 1 2 3

1 5:20 66 20 126 212 1 5:30 385 72 234 6912 6:05 27 14 123 164 2 8:00 214 34 217 4653 7:15 63 8 111 182 3 9:25 137 30 212 3794 8:40 18 5 41 64 4 11:40 68 14 114 1965 10:00 16 4 42 62 5 13:20 29 12 416 12:30 2 2 6 15:25 23 237 14:25 2 2 7 17:40 106 1068 16:40 8 8 8 19:00 28 289 18:30 20 20

Sumber: Pemasaran Penumpang, PT. KA DAOP II bandung, 2010

Gambar 3.10Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Selasa

Sumber: Hasil analisis, 2010

Page 36: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

106

Tabel 3.14Jumlah Penjualan Karcis Pada Hari Rabu

Cicalengka-Bandung-Padalarang

NoWaktu

Berangkat

LoketPatas

(Orang)No

Waktu Berangkat

Loket KRD Ekonomi(Orang)1 2 3 1 2 3

1 5:20 79 24 196 299 1 5:30 249 74 209 5322 6:05 27 12 90 129 2 8:00 198 35 148 3813 7:15 50 13 100 163 3 9:25 125 26 167 3184 8:40 27 5 28 60 4 11:40 51 15 198 2645 10:00 36 5 86 127 5 13:20 41 17 586 12:30 11 11 6 15:25 37 377 14:25 10 10 7 17:40 56 568 16:40 6 6 8 19:00 22 229 18:30 13 13

Sumber: Pemasaran Penumpang, PT. KA DAOP II bandung, 2010

Gambar 3.11Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Rabu

Sumber: Hasil analisis, 2010

Tabel 3.15Jumlah Penjualan Karcis Pada Hari Kamis

Cicalengka-Bandung-Padalarang

NoWaktu

Berangkat

LoketPatas

(Orang)No

Waktu Berangkat

Loket KRD Ekonomi(Orang)1 2 3 1 2 3

1 5:20 85 14 257 356 1 5:30 159 72 178 4092 6:05 28 8 80 116 2 8:00 206 34 234 4783 7:15 51 9 99 159 3 9:25 99 26 143 2684 8:40 19 4 48 71 4 11:40 70 22 126 2185 10:00 14 2 32 48 5 13:20 42 12 546 12:30 8 8 6 15:25 31 317 14:25 26 26 7 17:40 23 238 16:40 5 5 8 19:00 18 189 18:30 14 14

Sumber: Pemasaran Penumpang, PT. KA DAOP II bandung, 2010

Page 37: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

107

Gambar 3.12Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Kamis

Sumber: Hasil analisis, 2010

Tabel 3.16Jumlah Penjualan Karcis Pada Hari Jum’at

Cicalengka-Bandung-Padalarang

NoWaktu

Berangkat

LoketPatas

(Orang)No

Waktu Berangkat

Loket KRD Ekonomi(Orang)1 2 3 1 2 3

1 5:20 73 0 153 226 1 5:30 234 309 238 7812 6:05 48 0 108 156 2 8:00 217 175 129 5213 7:15 40 0 87 127 3 9:25 212 174 108 4944 8:40 20 0 84 104 4 11:40 114 122 42 2785 10:00 32 0 70 102 5 13:20 109 42 1516 12:30 12 12 6 15:25 23 237 14:25 2 2 7 17:40 38 388 16:40 7 7 8 19:00 21 219 18:30 13 13

Sumber: Pemasaran Penumpang, PT. KA DAOP II bandung, 2010

Gambar 3.13Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Jum’at

Sumber: Hasil analisis, 2010

Page 38: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

108

Tabel 3.17Jumlah Penjualan Karcis Pada Hari Sabtu

Cicalengka-Bandung-Padalarang

NoWaktu

Berangkat

LoketPatas

(Orang)No

Waktu Berangkat

Loket KRD Ekonomi(Orang)1 2 3 1 2 3

1 5:20 118 50 168 1 5:30 163 187 3502 6:05 53 20 73 2 8:00 189 137 3263 7:15 71 31 102 3 9:25 166 113 2794 8:40 51 32 83 4 11:40 86 166 76 3285 10:00 86 25 111 5 13:20 59 62 1216 12:30 32 12 44 6 15:25 43 53 967 14:25 30 10 40 7 17:40 35 29 648 16:40 47 10 57 8 19:00 33 17 509 18:30 6 21 27

Sumber: Pemasaran Penumpang, PT. KA DAOP II bandung, 2010

Gambar 3.14Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Sabtu

Sumber: Hasil analisis, 2010

Tabel 3.18Jumlah Penjualan Karcis Pada Hari Minggu

Cicalengka-Bandung-Padalarang

NoWaktu

Berangkat

LoketPatas

(Orang)No

Waktu Berangkat

Loket KRD Ekonomi(Orang)1 2 3 1 2 3

1 5:20 39 23 62 1 5:30 113 100 2132 6:05 33 12 45 2 8:00 223 175 3983 7:15 51 15 66 3 9:25 178 171 3494 8:40 69 37 106 4 11:40 252 117 160 5295 10:00 164 100 264 5 13:20 105 44 1496 12:30 57 6 63 6 15:25 89 45 1347 14:25 46 20 66 7 17:40 26 39 658 16:40 48 32 80 8 19:00 10 59 699 18:30 4 26 30

Sumber: Pemasaran Penumpang, PT. KA DAOP II bandung, 2010

Page 39: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

109

Gambar 3.15Grafik Jumlah Penumpang Naik Dari Cicalengka

Menuju Bandung Pada Hari Minggu

Sumber: Hasil analisis, 2010

3.6.3 Kondisi Parkir Eksisting

A. Luas dan Kapasitas Parkir

Fasilitas parkir di stasiun merupakan salah satu fasilitas yang harus dimiliki

oleh stasiun tersebut. Lahan parkir yang tersedia hanya untuk sepeda motor, lahan

parkir di Stasiun Cialengka terbagi 2 yaitu sebelah Timur dan sebelah barat Stasiun,

untuk sebelah Timur stasiun mempunyai luas lahan ± 100 m2, setiap harinya lahan

parkir hanya mampu menampung kendaraan ± 80 sepeda motor, sedangkan lahan

parkir yang berada di sebelah Barat Stasiun memiliki luas ± 170 m2,`dan hanya

mampu menampung kendaraan setiap harinya ± 110 sepeda motor. Sedangkan untuk

mobil biasanya ± 10 kendaraan yang parkir dan lokasi parkir mobil berada pada

badan jalan (on street) di depan stasiun. Kondisi lahan parkir di Stasiun Cicalengka

bisa dikatakan kurang memadai, hal ini bisa terlihat dari petak-petak parkir yang

tersedia dan untuk kendaraan kendaraan roda empat juga kurang memadai

dikarenakan parkir pada bahu jalan. Penataan parkir dicampur antara sepeda dan

sepeda motor namun sudah tertata dengan baik. Untuk keamanan dan kenyamanan

parkir kendaraan sudah cukup baik.

B. Durasi Parkir

Durasi atau lamanya parkir ditentukan oleh lamanya pengguna parkir untuk

menyelesaikan keperluannya. Dalam studi ini durasi parkir ditentukan oleh lamanya

responden meninggalkan wilayah Cicalengka sampai kembali lagi di Wilayah

Page 40: BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29018/7/BAB 3 .pdf · dilakukan berdasarkan kriteria ... Untuk wilayah pariwisata sarana pelayanan

110

Cicalengka. Dari hasil pengamatan di lapangan, rata-rata pengguna parkir kendaraan

roda 2 (dua) lebih dari 2 (dua) jam, sementara kendaraan yang parkir dengan waktu

kurang dari 1 jam lebih sedikit sehingga dapat terlihat rata-rata sirkulasi pergerakan

kendaraan yang keluar masuk dari tempat parkir sangat sedikit atau bisa dikatakan

kurang. Sementara untuk kendaraan roda empat (4) rata-rata pengguna, memarkirkan

kendaraannya ± 3 jam, para pengguna parkir beralasan tidak tersedianya tempat

parkir yang layak, hanya tersedia di bahu jalan (on street). Hal ini dapat terlihat juga

dikarenakan para pengguna parkir merupakan para komuter yang melakukan

perjalanan keluar dari wilayah Cicalengka.

C. Tarif Parkir

Rata-rata tarif atau biaya parkir yang di keluarkan pengguna parkir di Stasiun

Cicalengka berkisar antara Rp. 2000,- hingga Rp. 5000,-. Hal tersebut tidak

tergantung dari durasi atau lamanya pengguna parkir dalam menggunakan fasilitas

parkir di Stasiun ini. Dimana apabila ditinjau dari segi tarif dasar yang dikeluarkan

pengelola parkir tidak bersifat akumulatif (tarif yang dikeluarkan tidak menghitung

durasi atau lamanya parkir). Kondisi ini tidak memberatkan bagi pengguna jasa

parkir di Stasiun Cicalengka. Prasarana tempat parkir yang disediakan di Stasiun

Cicalengka dikelola oleh pihak swasta atau masyarakat, hal tersebut terjadi karena

pada umumnya para pengguna parkir dengan pihak pengelola parkir telah saling

mengenal satu sama lainnya.