BAB III GAMBARAN UMUM PT LAHANWICAKSANA PRIMA III.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00014-AK...
Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM PT LAHANWICAKSANA PRIMA III.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00014-AK...
BAB III
GAMBARAN UMUM PT LAHANWICAKSANA PRIMA
III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Lahawicaksana Prima pada awalnya berdiri sejak tahun 1994, yang di
sahkan oleh notaris Ny. Rachmaniah Machrany, SH dengan akta No 247 tanggal
19 Juli 1991 dan dicantumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No 55 tanggal
12 Juli 1994 bergerak dibidang pembangun dan industri. Namun pada tahun
1998, tepatnya pada saat terjadi krisis ekonomi dan kerusuhan di Jakarta,
kebakaran terjadi hingga menghabiskan seluruh aset dan akhirnya perusahaan
tutup. Pada tahun 2000 perusahaan kembali beroperasi dengan Akta No 10
dalam seperti yang diumumkan pada Tambahan Berita Negara RI tanggal 2
April 2000 yang dibuat oleh Notaris Harjanti Tono Sarjana Hukum dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana
termuat dalam surat keputusannya tanggal 16 Juni 1998 No C2-6627-
HT.01.04.TH98 yang diumumkan pada Tambahan Berita Negara RI tanggal 2
April 2000. Perusahaan berada di Jl Teuku Umar No 11 Cimone Tangerang dan
bergerak dibidang building management, yaitu Plaza Shinta yang berada pada
lokasi yang sama dengan perusahaan yaitu di Tangerang.
III.2 Kegiatan Usaha Perusahaan
Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama adalah bergerak dalam
bidang penyewaan tenant atau kios-kios untuk penjualan produk ataupun untuk
tujuan lain, hall (atrium plaza) untuk event-event tertentu, serta area-area lain
yang berada pada area Plaza Shinta Tangerang.
III.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi pada suatu perusahaan merupakan suatu kerangka kerja
yang dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Melalui
struktur organisasi, dapat diketahui hubungan antara fungsi-fungsi yang ada
dalam perusahaan. Struktur organisasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memperjelas tanggung jawab masing-masing fungsi yang ada di dalam
perusahaan, sehingga organisasi perusahaan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien.
Struktur organisasi PT Lahanwicaksana Prima secara lengkap dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut ini:
Table 1 : Struktur Organisasi PT Lahanwicaksana Prima
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian dari struktur
organisasi PT Lahanwicaksana Prima, sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan tujuan, rencana, dan kebijakan perusahaan secara umum
b. Mengangkat dan memberhentikan direktur
c. Merencanakan, merumuskan, dan menetapkan strategi serta tujuan jangka
panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan
2. Direktur
Tugas, wewenang dan tanggung jawab :
a. mengawasi seluruh kegiatan perusahaan
b. menetapkan tujuan jangka pendek perusahaan
c. memimpin dan menjalankan perusahaan
d. memilih, mengangkat dan memberhentikan para manajer dan
mengkoordinasikan tugas manajer dalam menjalankan kegiatan
perusahaan
e. berwenang dan bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang
menyangkut jalannya aktivitas perusahaan
f. mengadakan rapat-rapat secara periodik untuk menilai dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh para manajer.
3. General Manager
Tugas, wewenang dan tanggung jawab general manager yaitu:
a. mengkoordinir semua manager dari setiap divisi yang ada
b. mengontrol tugas manager dan divisinya agar berjalan sesuai dengan
rencana
c. melakukan persetujuan atas setiap pengeluaran kas yang ada, melakukan
persetujuan atas pengangkatan karyawan, pemberhentian karyawan,
maupun mutasi karyawan, serta melakukan otorisasi atas perubahan gaji
karyawan
4. Finance Manager
Tugas, wewenang dan tanggung jawab finance manager adalah sebagai
berikut:
a. melakukan pengecekan kembali atas rekap absensi yang dibuat oleh
manajer personalia
b. memberikan persetujuan atas semua transaksi pemasukan dan
pengeluaran perusahaan
c. bertanggung jawab atas pengadaan dan pengalokasian dana perusahaan
Fungsi finance PT Lahanwicaksana Prima terdiri dari dua sub fungsi yaitu:
• Bagian Penagihan
Tugas, wewenang dan tanggung jawab bagian penagihan adalah:
- bertugas untuk melakukan penagihan uang sewa kepada setiap
penyewa kios-kios yang ada
• Kasir
Tugas, wewenang dan tanggung jawab kasir adalah:
- bertugas untuk menerima pembayaran dari para penyewa kios setiap
bulannya
- melakukan konfirmasi (melalui sistem online) kepada bagian personalia
dan accounting atas pembayaran sewa kios yang ada.
5. Manager Personalia
Tugas, wewenang dan tanggung jawab manajer personalia adalah sebagai
berikut:
a. mengadakan perjanjian kerja dengan karyawan dan menjaga
keharmonisan kerja antara karyawan dan atasan
b. mengatur disiplin atau tata tertib umum yang harus dipatuhi oleh semua
karyawan yang ada di setiap divisi
c. mengatur dan mengawasi absensi para pegawai serta menangani masalah
atau keluhan karyawan
d. bertanggung jawab untuk menerima, menyeleksi dan memberhentikan,
melakukan rotasi maupun mutasi karyawan.
e. Membuat rekap atas data absensi, lembur, cuti.
f. Bertanggung jawab atas penyusunan budget
g. Melakukan rekap daftar pembayaran gaji setiap bulannya.
Ada beberapa sub fungsi yang berada dibawah fungi personalia
PT Lahanwicaksana Prima yaitu:
• Maintenance Engineering
Bertanggung jawab melakukan maintenance atas semua sistem
operasional yang ada di PT Lahanwicaksana Prima seperti maintenance
peralatan atau mesin yang digunakan, dll.
• SPV Kebersihan
Terdiri dari petugas-petugas cleaning service yang bertanggung jawab
atas kebersihan area Plaza Shinta baik didalam maupun diluar area.
• Purchasing
Bertanggung jawab untuk melakukan pembelian barang-barang yang
diperlukan oleh manajemen, seperti kertas dan barang-barang lain yang
dibutuhkan.
• Recepcionist
• Security
• Office Boy
1. Marketing Manager
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Marketing manager adalah
bertanggung jawab atas semua kegiatan bagian yang berada dibawahnya
yaitu Tenant Relationship dan Promotion
a. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Tenant Relationship adalah:
- bertugas untuk melaporkan dan menginformasikan kepada manager
mengenai kios-kios mana saja yang kosong dan bisa disewakan
dengan berkoordinasi dengan bagian promotion
- bertugas melakukan kegiatan perjanjian sewa-menyewa dengan klien
b. Tugas, wewenang dan tanggung jawab bagian Promotion adalah:
- melakukan koordinasi dengan manager mengenai hal khusus seperti
pendatangan artis untuk acara-acara tertentu.
- Menyiapkan properti-properti yang dibutuhkan untuk dekorasi hari
besar, contoh: imlek (pernak-pernik imlek yang berwarna merah),
natal (pohon natal, dll)
2. Accounting
Tugas, wewenang dan tanggung jawab bagian Accounting adalah:
a. Melakukan persetujuan atas semua data yang terkait dengan data
keuangan perusahaan
a. Menyusun laporan keuangan setiap periodenya
b. Mengarsipkan setiap rekap data-data yang terkait dengan pengeluaran
uang perusahaan.
III.4 Kebijakan Umum Kepegawaian Perusahaan
III.4.1. Jumlah Karyawan , Status Karyawan dan Syarat Rekruitmen
Jumlah karyawan keseluruhan pada PT Lahanwicaksana Prima
yaitu 55 karyawan, belum termasuk karyawan outsources untuk parking
area. Dalam PT Lahanwicaksana Prima tidak ada penggolongan jenis
karyawan seperti karyawan tetap dan karyawan kontrak. Semua pegawai
yang ada berstatus sebagai karyawan kontrak, dengan masa kontrak
paling lama 2 tahun. Namun apabila perusahaan ingin memperpanjang
kontrak kembali dengan karyawan tersebut, karyawan yang bersangkutan
harus melakukan jeda kerja selama 1 bulan dan menandatangani surat
perjanjian dengan perusahaan, baru kemudian setelah satu bulan jeda
maka karyawan tersebut mengulang prosedur yang sama seperti pada
saat pertama kali melamar kerja di perusahaan, baru kemudian bisa
dikontrak lagi oleh perusahaan. Setiap karyawan baru akan mendapat
masa percobaan 3 bulan terlebih dahulu.
Syarat rekruitmen karyawan secara umum adalah sebagai berikut:
• Laki-laki atau wanita dengan usia minimal 18 tahun
• Pendidikan seminimal-minimalnya adalah SD (berijazah)
• Belum menikah, kecuali ada dispensasi dari direksi
• Surat keterangan pernyataan berbadan sehat dari dokter
• Surat pernyataan berkelakuan baik dari kepolisian
• Memiliki AK 1 (kartu kuning) dari dinas ketenagakerjaan setempat
• Surat keterangan lain yang dibutuhkan
• Lulus seleksi yang diadakan oleh perusahaan
• Menandatangani formulir atau surat pernyataan kerja bahwa yang
bersangkutan bersedia mentaati tata tertib yang berlaku di
perusahaan.
III.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Karyawan, Tindakan atas
Pelanggaran Disiplin Kerja, dan Kebijakan Kerja.
III.4.2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan
Tugas dan tanggung jawab setiap karyawan secara umum :
a. Setiap pekerja harus hadir tepat pada waktu yang telah
ditentukan, demikian pula pada waktu meninggalkan
pekerjaan harus tepat pada waktunya. Pekerja diwajibkan
melakukan absensi setiap kali hadir maupun pada saat
meninggalkan pekerjaan dan tidak diperkenankan untuk
melakukan absensi untuk pekerja lain
b. Setiap pekerja wajib mengikuti dan memenuhi seluruh
petunjuk atau instruksi yang diberikan atasan atau
pimpinan perusahaan yang berwenang memberikan
petunjuk atau instruksi tersebut
c. Setiap pekerja wajib memelihara dengan baik semua milik
perusahaan, dan segera melapor apabila ada hal-hal yang
menimbulkan bahaya atau kerugian perusahaan
d. Setiap pekerja wajib memegang teguh rahasia perusahaan
e. Setiap pekerja wajib melaporkan kepada pimpinan
perusahaan apabila ada perubahan status dirinya, dengan
keluarganya, perubahan alamat dan sebagainya.
f. Setiap pekerja wajib menjaga kebersihan dan memelihara
kekeluargaan antara satu dengan lainnya sehingga tidak
menimbulkan kegaduhan atau huru-hara yang dapat
merugikan perusahaan
g. Setiap pekerja dilarang melakukan pekerjaan yang bukan
tugasnya
h. Setiap pekerja dilarang minum-minuman keras, mabuk di
lingkungan kerja, membawa narkotika, senjata api dan
sebagainya yang dapat membahayakan perusahaan
i. Setiap pekerja dilarang untuk mengabsenkan pekerja lain
yang tidak masuk kerja
j. Setiap pekerja dilarang untuk mengadakan pertemuan atau
rapat di dalam perusahaan tanpa seijin dari pimpinan
perusahaan
k. Setiap pekerja dilarang menerima tamu pada jam kerja,
kecuali ada hal-hal yang sangat penting dengan seijin
atasan
III.4.2.2 Tindakan Atas Pelanggaran Disiplin Kerja
Sanksi-sanksi yang berlaku pada perusahaan:
a. Pemberian surat peringatan
Kepada pekerja yang melakukan pelanggaran tata tertib
perusahaan akan diberikan surat peringatan secara tertulis
yaitu:
• Surat peringatan (SP) I
• Surat peringatan (SP) II
• Surat peringatan (SP) III
Pemberian surat peringatan tidak perlu diberikan
menurut urutannya, tetapi dinilai besar kecilnya kesalahan
yang dilakukan oleh pekerja.
Perusahaan dapat memberikan Surat Peringatan
(SP) tertulis kepada setiap pekerja yang melakukan
pelanggaran tata tertib kerja perusahaan antara lain sebagai
berikut:
- sering datang terlambat atau pulang mendahului waktu
yang telah ditentukan
- tidak mematuhi ketentuan-ketentuan keselamatan
kerja, petunjuk atasan dan sebagainya
- menolak perintah yang layak
- melakukan kewajiban secara seenaknya
- mangkir atau tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
- berkerja ditempat lain tanpa persetujuan dari pimpinan
perusahaan
b. Skorsing
Skorsing dapat dilakukan pada pekerja yang melakukan
pelanggaran tata tertib atau tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana mestinya, atau melakukan tindakan yang
merugikan perusahaan. Jangka waktu skorsing paling lama
adalah 1 (satu) bulan.
c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Setiap pekerja yang melakukan pelanggaran terhadap tata
tertib perusahaan, pelanggaran hukum atau kerugian
perusahaan dapat dikenakan sanksi pemutusan hubungan
kerja, dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur Undang-
Undang yang berlaku, antara lain:
• melakukan pencurian atau penggelapan
• melakukan penganiayaan terhadap pengusaha, keluarga
pengusaha atau temen sekerja
• memikat pengusaha, keluarga pengusaha atau teman
sekerja untuk melakukan atau berbuat yang melanggar
hukum
• merusak dengan sengaja atau oleh karena kecerobohan
barang-barang penting milik perusahaan
• mabuk, berkelahi atau berjudi di tempat kerja
• menghina secara kasar pengusaha, keluarga pengusaha
atau teman sekerja
• memberikan keterangan palsu
• membongkar rahasia perusahaan atau rahasia rumah
tangga pengusaha
• melakukan perbuatan asusila di perusahaan
• menerima sogokan baik secara langsung maupun tidak
langsung, merusak atau merugikan kepentingan dan
nama perusahaan.
III.4.2.3 Kebijakan Lembur dan Cuti Perusahaan
a. Kebijakan Lembur Perusahaan
• Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa
1. untuk jam pertama dibayar : 1 ½ x upah per jam
2. untuk jam kedua dibayar : 2 x upah per jam
• Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat
mingguan atau hari raya resmi:
1. upah setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam atau 5
jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja
terpendek pada salah satu hari dalam 5 hari kerja
seminggu, harus dibayar sedikit-dikitnya 2 x upah
per jam
2. upah jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam
atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari
kerja terpendek pada salah satu hari dalam 5 hari
kerja seminggu, harus dibayar upah sebesar 3 x
upah per jam
3. untuk jam kerja kedua dan seterusnya setelah 7
(tujuh) atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh
pada hari kerja terpendek pada salah satu hari
dalam 5 hari kerja seminggu, harus dibayar upah
sebesar 4 x upah per jam
• perhitungan upah per jam dalam masa kerja lembur
adalah:
upah bulanan : 1 / 173 x gaji sebulan
b. Kebijakan Cuti Perusahaan
• Cuti Tahunan
Setiap pekerja yang telah berkerja selama 12 bulan
berturut-turut berhak atas cuti tahunan selama 12 hari
kerja dengan mendapat upah penuh. Karena alasan
perusahaan maupun pekerja sendiri yang telah disetujui
oleh pimpinan, cuti tahunan tersebut dapat ditunda
dalam waktu tidak melampaui 6 (enam) bulan sejak hak
cuti tersebut timbul. Pekerja yang mau mengajukan cuti
harus memberitahukan ke pimpinan sekurang-
kurangnya 3 hari sebelum tanggal cuti. Kebijakan cuti
tahunan ini tidak dapat diganti dengan uang.
• Cuti Haid, Hamil atau Keguguran
a. pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama
dan kedua waktu haidnya sehingga tidak dapat
melakukan perkerjaan mendapat upah, dengan
syarat memberitahukan atau surat keterangan yang
dapat dipertanggung jawabkan
b. bagi pekerja yang akan melahirkan berhak atas cuti
hamil selama 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan
setelah melahirkan atau mengalami keguguran
dengan mendapatkan upah
c. bagi pekerja perempuan yang menggunakan cuti
hamil tersebut harus mengajukan permohonan
terlebih dahulu kepada pimpinan dengan disertai
surat keterangan dokter atau bidan yang
merawatnya.
• Ijin Meninggalkan Pekerjaan dengan Mendapatkan
Upah atau Tanpa Upah
1. pekerja yang tidak masuk kerja karena sakit, harus
memberikan surat ijin kepada pimpinan perusahaan
sengan bukti-bukti yang sah atau surat keterangan
dokter
2. bagi pekerja yang karena kewajiban negara,
diijinkan untuk meninggalkan pekerjaan
3. bagi pekerja yang meninggalkan pekerjaan karena
mendapat ijin dari perusahaan untuk kepentingan
sebagai berikut:
1. pernikahan pekerja sendiri atau anak pekerja (3
hari)
2. istri pekerja melahirkan (2 hari)
3. Khitanan atau pembaptisan (2 hari)
4. Suami/istri/anak/orang tua/mertua dari pekerja
meninggal dunia (2 hari)
5. Anggota keluarga serumah meninggal (1 hari)
4. Ijin untuk meninggalkan perkerjaan tersebut diatas
harus diperoleh persetujuan/ijin terlebih dahulu dari
perusahaan, kecuali untuk alasan mendesak bukti-
bukti tersebut bisa diajukan kemudian
5. Atas dasar pertimbangan perusahaan ijin
meninggalkan perkerjaan diluar ketentuan tersebut
diatas, dapat diberikan tanpa upah.
III.4.3 Kebijakan Penggajian dan Tunjangan Keryawan
III.4.3.1 Kebijakan Penggajian
a. Sistem penggajian untuk pekerja diatur status penggolongan
pekerja yaitu sebagai upah harian, borongan dan bulanan
dengan perincian sebagai berikut:
- upah pokok
- tunjangan-tunjangan
b. Penetapan upah atau gaji pada dasarnya ditetapkan
berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, dan kondisi dari
pekerja yang bersangkutan
c. Perusahaan akan memberikan upah pekerja minimal sama
besarnya dengan Keputusan Gubernur Banten yaitu Surat
Keputusan Penetapan Upah Minimum Kota Tangerang
d. Pajak atas upah menjadi tanggungan pekerja sesuai dengan
ketentuan pajak
e. Pembayaran gaji dilakukan setiap tanggal 25 setiap bulannya
dengan cara pembayaran via transfer. Kecuali untuk cleaning
service, karena keterbatasan pengetahuan akan sistem
perbankan maka gaji dibayarkan langsung pada pekerja yang
bersangkutan
f. Setiap pekerja berhak untuk mendapatkan kenaikan gaji
sekurang-kurangnya satu tahun sekali secara periodik dengan
syarat-syarat tertentu.
g. Kenaikan jabatan bagi pekerja akan dilakukan setelah
memperhatikan kemampuan/prestasi kerja atau kondisi
lainnya dari pekerja yang bersangkutan.
III.4.3.2 Tunjangan- Tunjangan
a. Tunjangan Hari Raya
Perusahaan akan memberikan tunjangan hari raya keagamaan
sesuai dengan ketentuan Menteri Tenaga Kerja, yaitu
tunjangan Idul Fitri/ Hari Raya Natal sesuai dengan
kepercayaan masing-masing pekerja, dan besarnya ditetapkan
sebagai berikut:
- masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih maka akan
diberikan tunjangan Hari Raya sedikitnya 1 (satu)
bulan gaji
- masa kerja lebih dari 3 bulan/ dibawah 1 (satu) tahin
akan diberikan tunjangan Hari Raya secara
proporsional yaitu masa kerja/12 x 1 bulan gaji.
Pembayaran akan dilakukan 2-1 minggu
sebelum/menjelang Hari Raya masing-masing pekerja.
b. Tunjangan Sakit
Tunjangan atau penggantian biaya pengobatan selama sakit
hanya diberlakukan untuk pekerja yang telah berkerja selama
1 tahun di perusahaan dengan syarat mengajukan surat
keterangan dokter disertai dengan kwitansi pembayaran yang
dilakukan.
c. Tunjangan Kematian
- Apabila pekerja meninggal dunia, maka perusahaan akan
memberikan sumbangan kepada ahli warisnya dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Upah dalam bulan yang sedang berjalan
2. Sumbangan untuk ongkos penguburan
3. Uang duka serendah-rendahnya disesuaikan dengan
masa kerjanya dengan berpedoman pada ketentuan
yang berlaku
- Apabila keluarga pekerja yang meninggal dunia, maka
perusahaan memberikan sumbangan sesuai dengan
kebijakan perusahaan
III.5 Prosedur Penggajian PT Lahanwicaksana Prima
Untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dalam prosedur
penggajian PT Lahanwicaksana Prima maka berikut ini akan dibahas prosedur
penggajian yang ada dalam PT Lahanwicaksana Prima:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir pekerja
Setiap pekerja yang datang ke perusahaan untuk mulai berkerja akan
melakukan absensi terlebih dahulu dengan menggunakan mesin absen,
demikian pula pada saat pegawai telah menyelesaikan pekerjaan dan
meninggalkan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pegawai mana
saja yang datang dan pulang tepat pada waktunya, serta mencegah pekerja
hadir dan meninggalkan tempat kerja tidak pada waktu yang telah ditentukan
perusahaan. Sistem pencatatan waktu hadir yang digunakan perusahaan adalah
Finger Scan dengan didukung sistem online yang langsung terhubung dengan
komputer manager personalia, sehingga setiap absensi yang dilakukan pekerja
langsung terhubung dan secara otomatis ter-update di komputer manager
personalia. Setiap pegawai yang tidak masuk kerja baik itu karena ijin, cuti
maupun tanpa kabar akan dilaporkan ke bagian personalia. Setiap akhir bulan,
daftar absensi ini akan dijadikan dasar penghitungan gaji dan upah untuk
masing-masing pekerja.
2. Prosedur pembayaran gaji
Pada tanggal 21 setiap bulannya, bagian personalia akan membuat rekap
daftar absensi pekerja sekaligus membuat daftar gaji untuk setiap pekerja yang
dibuat 3 rangkap, masing-masing untuk bagian finance, bagian accounting
dan untuk arsip personalia sendiri. Rekap dan daftar gaji untuk bagian finance
kemudian diserahkan ke finance manager untuk diperiksa kembali dan
disetujui. Berdasarkan daftar gaji yang telah diperiksa, maka petugas bagian
finance langsung mentransfer sejumlah uang ke rekening masing-masing
pekerja. Kemudian dari slip bukti transfer yang ada, bagian finance membuat
voucher keluar (bukti pengeluaran kas) yang dibuat 2 rangkap untuk bagian
accounting dan bagian finance sendiri. Kemudian voucher keluar tersebut di
berikan ke General Manager untuk disetujui. Setelah mendapat persetujuan
dari General Manager maka lembar pertama diberikan ke bagian accounting
untuk diarsipkan, dan lembar kedua diarsipkan oleh bagian finance.
Perusahaan tidak membuat slip gaji ataupun bukti transfer kepada pekerja atas
pembayaran gaji. Sehingga penerimaan gaji hanya bisa diketahui dengan
melakukan pengecekan atas rekening bank masing-masing oleh pekerja.
III.6 Aspek Perpajakan dalam Sistem Penggajian PT Lahanwicaksana Prima
Tidak seperti kebijakan perusahaan pada umumnya, yang
memberlakukan kebijakan pemotongan gaji untuk pembayaran pajak penghasilan
(PPh pasal 21), PT Lahanwicaksana Prima tidak melakukan pemotongan atas
gaji karyawan untuk pembayaran pajak penghasilan. Gaji yang diterima
karyawan adalah murni take home pay (gaji bersih yang bisa dibawa pulang),
karena perusahaan tidak memberlakukan adanya pemotongan untuk asuransi
ataupun pajak penghasilan (PPh pasal 21) karena semua pemotongan yang
seharusnya ada disubsidi penuh oleh kantor pusat. Namun hal ini tidak berlaku
bagi para pegawai yang berada pada tingkat manajerial, karena untuk setiap
pegawai yang ada pada tingkat manajerial diberlakukan sistem pemotongan gaji
sesuai dengan ketetapan pemerintah yaitu disesuaikan dengan besarnya gaji
masing-masing pegawai.
III.7 Pengelolaan Operasional PT Lahanwicaksana Prima
Pengelolaan operasional pada PT Lahanwicaksana Prima berpusat pada
penyewaan tenant-tenant (kios) yang ada di Plaza Shinta Tangerang. Saat ini PT
Lahanwicaksana Prima memiliki kurang lebih 54 area tenant yang bisa
disewakan sepanjang area Plaza Shinta yang memiliki 3 lantai. Saat ini tenant
yang telah terisi berjumlah sekitar 43 tenant dengan penawaran produk yang
berbeda-beda mulai dari fashion, area bermain anak, sampai foodcourt. Secara
umum pelaksanaan operasional yang dijalankan PT Lahanwicaksana Prima
sudah cukup baik. PT Lahanwicaksana Prima juga telah menerapkan internal
control yang cukup baik. Hanya saja yang perlu menjadi perhatian PT
Lahanwicaksana Prima adalah bagaimana agar tenant-tenant yang kosong bisa
segera terisi dan bagaimana menetapkan strategi agar pembayaran dari penyewa
tenant tepat pada waktunya dan tidak terlambat. Karena itu dibutuhkan internal
control agar kedua hal tersebut bisa diatasi sehingga kemungkinan kerugian
perusahaan juga bisa diminimalisasi.
1. Internal control untuk tenant yang belum terisi
PT Lahanwicaksana Prima saat ini masih memiliki kurang lebih 11 area
tenant yang belum terisi. Sejauh ini tidak banyak yang dilakukan oleh
pengelola perusahaan agar tenant-tenant yang kosong tersebut bisa terisi.
Yang dilakukan perusahaan hanya menjaga dan memelihara tenant-tenant
yang kosong tersebut agar siap huni kapanpun penyewa mau. Namun
perusahaan jarang sekali melakukan promosi atau pemberian informasi agar
masyarakat tahu bahwa ada masih ada tenant yang kosong dan bisa
disewakan, sehingga tenant-tenant yang kosong itu sering kali dibiarkan
tidak terisi dalam waktu yang lama. Dalam hal ini sangat dibutuhkan
internal control yang memadai agar tenant-tenant yang kosong bisa segera
terisi dan sekaligus mengurangi biaya pemeliharaan tenant. Yang perlu
dilakukan oleh pengelola perusahaan adalah segera memberikan informasi
baik melalui penyebaran brosur, pemasangan spanduk di area Plaza Shinta,
maupun pemasangan iklan di media cetak mengenai tenant yang bisa
disewakan. Selain itu perusahaan juga bisa melakukan langkah lain yaitu
pemberian harga sewa promo untuk penyewa tenant yang tersedia tersebut.
Jika hal tersebut dilakukan, dampaknya adalah kerugian atas biaya
pemeliharaan tenant bisa dikurangi dan keuntungan perusahaan meningkat.
2. Internal control untuk pencegahan terlambatnya pembayaran penyewa
tenant
Terlambatnya pembayaran sewa tenant merupakan kendala utama dalam
bisnis dibidang sewa-menyewa, seperti juga yang dihadapi oleh PT
Lahanwicaksana Prima. Sejauh ini, perusahaan telah menetapkan internal
control atas masalah ini yaitu dengan penetapan sistem denda bagi penyewa
tenant yang terlambat membayar biaya sewa, hanya saja perusahaan belum
menetapkan satu tanggal pasti sebagai batas maksimal keterlambatan
pembayaran. Kebijakan yang diterapkan oleh pengelola sejauh ini yaitu
pembayaran sewa tenant dilakukan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap
bulannya. Jika terlambat dari tanggal yang ditetapkan maka penyewa akan
dikenakan denda sebesar 5-10% dari biaya sewa tergantung letak area tenant
yang disewa. Masalah yang seringkali dihadapi perusahaan adalah
banyaknya penyewa yang melakukan pembayaran lewat jauh dari tanggal
yang ditetapkan. Hal ini memang membawa keuntungan bagi perusahaan,
tetapi juga sekaligus menimbulkan kerugian yaitu terganggunya sistem
akuntansi pengakuan pendapatan yang pada akhirnya akan membawa
dampak pada akuntansi perusahaan. Dan tentu saja hal ini akan menyulitkan
bagian akuntansi perusahaan. Karena itu hal yang sebaiknya dilakukan
perusahaan adalah menetapkan batas maksimal atas tanggal keterlambatan
pembayaran sewa, dan sekaligus bisa menetapkan kebijakan denda kedua
atas pembayaran yang lewat dari batas tanggal akhir keterlambatan.
Penggunaan sistem konfirmasi online atas pembayaran sewa tenant yang
langsung terhubung dengan komputer bagian finance sebagaimana telah
diterapkan perusahaan juga merupakan internal control yang cukup
memadai. Namun yang perlu diperhatikan adalah harus ada sistem cadangan
yang bisa digunakan baik itu secara computerized maupun manual saat
jaringan dalam sistem konfirmasi online yang biasa dipakai mengalami
masalah karena manual error ataupun terputusnya jaringan listrik.
III.8 Pelaksanaan Internal Control dalam PT Lahanwicaksana Prima
Penerapan internal control yang dilaksanakan oleh PT Lahanwicaksana
Prima adalah sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas
Dilihat dari struktur organisasi yang termuat dalam gambar 1, tergambar
bahwa PT Lahanwiaksana Prima telah cukup membuat pemisahan fungsi
secara jelas dan tegas. Dalam hal bagian yang terkait dengan masalah
penggajian yaitu bagian personalia, bagian finance dan accounting fungsi
otorisasi dan garis wewenang telah cukup memperlihatkan pengendalian
yang baik atas struktur organisasi. Namun dari segi uraian tugas, dalam hal
penggajian masih ada perangkapan tugas yang terjadi yaitu bagian
personalia yang membuat rekapitulasi jam kerja karyawan sekaligus
membuat daftar jumlah gaji pegawai, hal ini jika dibiarkan bisa berpotensi
terjadinya kecurangan dalam hal penambahan karyawan fiktif ataupun
kecurangan dalam pembuatan jumlah gaji yang melebihi jumlah gaji
seharusnya. Selain itu juga terdapat beberapa hal yang terkait seperti
kompleksnya tugas satu bagian seperti bagian personalia yang tidak hanya
mencakup hal kepegawaian saja tetapi juga bertugas membuat budget,
namun kompleksitas tugas tersebut sejauh ini masih bisa terkendali oleh
perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan perusahaan
Dalam hal ini PT Lahanwicaksana Prima juga telah cukup melakukan
berbagai hal untuk melindungi kekayaan perusahaan, seperti penyimpanan
kas perusahaan di dalam tempat yang tidak bisa dijangkau oleh orang yang
tidak berwenang dan sistem proteksi yang memadai sehingga harta
perusahaan bisa terlindungi dengan baik. Dalam hal penggajian, sistem
wewenang dan prosedur pencatatan dalam PT Lahanwicaksana telah cukup
memadai, hanya saja proses rekapitulasi absensi, perhitungan jumlah gaji
dan pembuatan daftar gaji masih dilakukan oleh satu fungsi yaitu bagian
personalia, sehingga potensi terjadinya kecurangan cukup besar. Selain itu
juga perusahaan tidak membuat slip gaji yang diberikan kepada setiap
pegawai sehingga setiap pegawai tidak mengetahui rincian gaji yang
diterimanya, yang pada akhirnya bisa berpotensi menimbulkan konflik
antara karyawan dengan perusahaan.
3. Praktik yang sehat dalam pelaksanaan fungsi dan tugas setiap unit
organisasi
Beberapa praktik sehat yang telah dilakukan oleh PT Lahanwicaksana prima
terkait prosedur penggajian yang ada dalam PT Lahanwicaksana Prima:
a. Sistem absensi yang memadai yaitu penggunaan sistem finger scan
yang tidak memungkinkan pegawai melakukan absensi untuk karyawan
lain
b. Transaksi penggajian tidak hanya melibatkan satu fungsi tetapi
melibatkan 3 fungsi yaitu personalia, finance dan accounting.
c. Adanya pengecekan kembali atas rekapitulasi yang dibuat oleh bagian
personalia atas absensi, perhitungan dan daftar gaji
d. Penggunaan sistem online atas abensi sehingga setiap absensi yang
dilakukan oleh pegawai langsung terdeteksi dan ter-update dikomputer
yang ada pada ruang manajer personalia
Namun ada juga beberapa praktik yang belum dilakukan oleh PT
Lahanwicaksana dalam hal pelaksanaan prosedur penggajian yang
diterapkan, seperti:
a. Tidak digunakannya formulir yang pre-numbered untuk voucher
pembayaran dan formulir pengeluaran kas
b. Tidak adanya job-rotation atas petugas yang melakukan pembayaran
gaji pegawai
c. Tidak dibuatnya slip gaji yang diberikan kepada pegawai sehingga
pegawai tidak mengetahui rincian gaji yang diterimanya