BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai ...
BAB III
-
Upload
lucky-roza-nugroho -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of BAB III
III-1
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
Kerangka pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu digunakan
sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah dalam melakukan pemecahan masalah
sebelum menentukan analisis data yang telah didapatkan dari perusahaan.
Agar penelitian berjalan dengan baik dan terarah diperlukan kerangka penelitian yang
didalamnya berisi suatu deskripsi dari langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
penelitian. Pada usulan pemecahan masalah ini akan diuraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian.
Dalam penelitian ini dilakukan indentifikasi terhadap faktor-faktor lingkungan
industri yang menggunakan analisis kompetitif Fred R.David. Dimana analisis tersebut
menganalisis identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk penentuan strategi
perusahaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancamannya dari lingkungannya.
Teknik penenetuan strategi bisnis dimasukan ke dalam matriks SPACE, IE, yang
kemudian dilanjutkan ke dalam QSPM untuk penenetuan strategi akhir yang dilanjutkan
untuk perusahaan. Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi suatu
kerangka kerja pembuatan keputusan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap input, tahap
pencocokan (maching stage), dan tahap keputusan (decision stage)
3.1. Langkah – langkah pemecahan masalah
Dalam laporan tugas akhir ini, langkah-langkah pemecahan masalah digambarkan dalam
bentuk diagram Flowchart seperti terlihat pada gambar 3.2 :
III-2
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
III-3
3.1.1. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana menyusun
rencana bisnis perusahaan yaitu PD. Putra Jaya, yang sesuai dengan kondisi PD. Putra Jaya
saat ini, agar mampu bersaing dalam bisnis jual beli barang-barang rongsok dengan
memperhatikan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada.
3.1.2. Penentuan Visi, Misi, dan Tujuan
Dalam proses rencana bisnis, visi, misi, dan tujuan perusahaan merupakan langkah
awal yang sangat berperan menentukan arah yang akan dituju oleh perusahaan, dimana
perusahaan harus lebih dahulu mengenal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
perusahaan, guna menetapkan arah yang akan di tuju oleh perusahaan. Di dalam menetapkan
arah tujuan perusahaan secara tepat maka pihak perusahaan harus mengetahui misi
perusahaan dan mengerti sifat tujuan perusahaan dan mengadopsi proses penetapan arah
perusahaan secara efektif dan efisien.
3.1.3. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang.
Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-
usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi
dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.
Dimana hal ini berpengaruh terhadap formulasi rencana bisnis perusahaan. Analisis ini
meliputi aspek :
1. Aspek ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sifat serta arah
perkembangan ekomoni dimana perusahaan tersebut beroperasi. Perusahaan harus
memperhatikan kecenderungan pertumbungan ekonomi, fluktuasi nilai tukar mata
uang, kecenderungan lain sebagainya
2. Aspek Politik dan Pemerintah, yaitu faktor ketetapan kebijakan dari politis dari suatu
negara didalam pengoprasian perusahaan.
3. Aspek budaya, faktor sosial budaya yang berpengaruh ada perusahaan meliputi
nilai,sikap, keyakinan opini dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan eksternal
perusahaan.
4. Aspek Teknologi. kemajuan teknologi yang sedemikian pesat terutama dibidang
peralatan dan sarana yang sangat mempengaruhi performasi produk atau jasa yang
III-4
ditawarkan oleh perusahaan dalam usaha-usahanya untuk memenuhi kebutuhan
konsumen akan dibahas pada aspek teknologi ini.
3.1.4. Analisis Lingkungan Industri
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh daya tahan perusahaan relatif
terhadap lingkungan industri yang mempengaruhinya. Sebagai panduan dari analisis ni
adalah startegi bersaing M.R.Porter dimana dijelaskan bahwa persaingan dalam suatu industri
oleh lima kekuatan yaitu ;
1. Ancaman pesaing baru
2. Kekuatan tawar menawar dari pemasok
3. Kekuatan tawar menawar dari pembali
4. Ancaman produk pengganti
5. Pesaing antara perusahaan yang sudah ada dalam industri
3.1.5. Analisis Lingkungan Internal
Tujuan analisis lingkungan internal adalah untuk menilai faktor-faktor yang berada di
dalam lingkungan perusahaan yang mempengaruhi kemajuan perusahaan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis lingkungan internal akan menghasilkan
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis ini meliputi:
1. Produksi dan Operasi
2. Pemasaran
-Produk
-Harga
-Promosi
-Tempat
3. Sumbr Daya Manusia
4. Keuangan
3.1.6. Tahap Input (Input Stage)
Tahap input merupakan tahap awal dalam kerangka tiga tahap dalam penentuan
strategi berdasarkan konsep Fred R. David. Tahap ini mengolah dari kuesioner dan hasil
analisis lingkungan untuk menjadi informasi input bagi tahapan perumusan strategi
selanjutnya.
III-5
3.1.6.1. Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk menegevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan, data
eksternal dikumpulkan untuk menganaslisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi,
politik, sosial, budaya, demografi, lingkungan, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan
dipasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya.
Langkah-langkah pengisian untuk matrik EFE seperti dibawah ini :
Tabel 3.1 Model Matriks EFE PD. Putra Jaya
Faktor EksternalBobot
(a)Rating
(b)Skor
(a x b)Peluang1. Jenis-jenis produk2. Pertumbuhan pasar yang sangat cepat3. Terbukanya pemanfaatan limbah daur ulang4. Pertumbuhan perumahan sebagai sumber bahan baku5. Hubungan baik dengan pemasok bahan bakuAncaman1. Banyaknya pesaing baru2. Tingginya posisi tawar konsumen3. Perubahan selera konsumen4. Kenaikan harga dari Pemasok yang tidak dapat di
prediksi5. Polusi terhadap lingkungan
Total
a) Dengan membuat daftar faktor–faktor eskternal ( kolom-1) sebanyak 8-20 faktor
eksternal
b) Berikan bobot (Kolom- a) untuk setiap faktor dari 1,00 (paling penting) sampai 0,00
(tidak penting). Setiap bobot yang diberikan merupakan angka relatif paling antar satu
dengan faktor lainnya. Semakin tinggi bobot semakin penting juga faktor ini ( semua
bobot harus berjumlah (1,00)
c) Tentukan tingkatan (rating/skor) (Kolom-b) mulai 4 ( bagus) sampai 1 (buruk)
berdasarkan atas respon perusahaan saat ini. Tiap rating ditentukan berdasarkan atas
seberapa bagus perusahaan berkenaan dengan tiap-tiap faktor eksternal
d) Hitung skor bobot dengan mengalikan bobot dengan rating
e) Jumlahkan skor rating pada kolom 4(Total) untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana tertenu
III-6
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan
untuk membandingkan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
3.1.6.2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting, Adapun tahap pengerjaan matriks
ini pada pada prinsipnya sama dengan EFE, Hanya pada pemberian rating juga tidak
berbeda. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional
perusahaan misalnya keuangan,pemasaran, SDM, produksi/operasi, aspek manajemen.
Tabel 3.2 Model Matriks IFE PD. Putra Jaya
Faktor InternalBobo
t(a)
Rating
(b)
Skor(a x b)
Kekuatan1. Memiliki prospek usaha yang
baik dan ramah lingkungan2. Memiliki pimpinan yang berjiwa sosial,
bertanggung jawab, cerdas, semangat yang besar,dan berjiwa wirausaha.
3. Sumber daya keuangan memadai4. Terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan
dan gotong royong antar karyawan, dan pemilik perusahaan.5. Lokasi usaha yang strategisKelemahan1. Kendaraan yang sudah using2. Tidak ada strategi yang jelas3. Sistem keuangan yang masih sederhana4. Kecilnya luas gudang5. Promosi produk yang lemah
Total
Dengan langkah-langkah pengisian matrik IFE seperti dibawah ini :
a) Dengan membuat daftar faktor–faktor internal ( kolom-1) sebanyak 10-20 faktor
internal.
b) Berikan bobot (Kolom-2) untuk setiap faktor dari 1,00 (paling penting) sampai 0,00
(tidak penting). Setiap bobot yang diberikan merupakan angka relatif paling antar satu
III-7
dengan faktor lainnya. Semakin tinggi bobot semakin penting juga faktor ini ( semua
bobot harus berjumlah 1,00)
c) Tentukan tingkatan (rating/skor) (Kolom-3) mulai 4 ( kekuatan besar) sampai 1
( Kelemahan besar) yang mengindentifikasikan kekuatan dan kelemahan. Penentuan
rating berdasarkan atas ukuran perusahaan.bobot didasarkan atas ukuran industri.
d) Hitung skor bobot dengan mengalikan bobot dengan rating.
f) Lalu setelah melakukan indentisifikasi matrik IFE dan EFE dilakukan penentuan
pembobotan dengan cara perbandingan berpasangan antara faktor internal dan
eksternal dengen menggunakan skala, Skala yang digunakan menunjukan :
1 = jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
3.1.7. Tahap Pencocokan ( Matching Stage)
Setelah melakukan perhitungan pada tahap pertama maka dilanjutkan dengan tahap
dua yang disebut tahap pencocokan. Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan
menggunakan Matrik IE
3.1.7.1. Matriks SPACE (Strategig Position and Action Evaluation)
SPACE matriks dibedakan menjadi dua dimensi yaitu dimensi internal dan eksternal,
pada dimensi internal yang terdiri atas financial strength (FS) dan Competitive Advantage
(CA) dan pada dimensi eksternal yaitu Environtmental stability (ES), dan Industrial Strength.
Gambar. 3.2 Matriks SPACE
Sumber : Husein Umar, 2003 ,h.230.“ Strategic Management in Action
III-8
A. Langkah-langkah membangun SPACE FS dan IS Matrix
Tentukan rating dari masing-masing faktor Fiancial Strangth (FS) dan Industrial
Strangth (IS) berikut dengan cara memberikan tanda (X) pada pilihan pada tabel 3.3.
Pilihan rating pada isian terdiri dari berikut :
Rating 6 : Baik sekali
Rating 5 : Baik
Rating 4 : Cukup Baik
Rating 3 : Kurang Baik
Rating 2 : Tidak Baik
Rating 1 : Sangat Baik
Tabel 3.3 Model Matriks SPACE FS dan IS PD. Putra Jaya
Rating FS dan IS 6 5 4 3 2 1Finansial Strength (FT) Pendapatan dan Keuntungan Penjualan Kemampuan Likuiditas Untuk Biaya Operasional Perbandingan Tingkat Utang Dengan Total Asset Perputaran Harta Total
Industrial Strength (IS) 6 5 4 3 2 1Laju Inflasi Kondisi Tekanan Persaingan Produktivitas Perusahaan Pola Perubahan Masyarakat
B. Langkah-langkah membangun SPACE ES dan CA Matrix
Tentukan rating dari masing-masing faktor Environmental Stability (ES) dan
Competitive Adventange (CA) berikut dengan cara memberikan tanda (X) pada
pilihan pada tabel 3.4.
Pilihan rating pada isian terdiri dari berikut :
Rating -6 : Baik sekali
Rating -5 : Baik
Rating -4 : Cukup Baik
Rating -3 : Kurang Baik
Rating -2 : Tidak Baik
Rating -1 : Sangat Baik
III-9
Tabel 3.4 Model Matriks SPACE ES dan CA PD. Putra Jaya
Rating ES dan CA -6 -5 -4 -3 -2 -1Environmental Stability (ES) Potensi Pertumbuhan Industri Potensi Keuntungan dalam Industri Loyalitas Pemasok Loyalitas Pelanggan
Competitive Adventange (CA) -6 -5 -4 -3 -2 -1Hambatan Masuk Pasar Pangsa Pasar Intensitas Persaingan Tingkat Inflasi
3.1.7.2. Matriks IE (Inetrnal-Eksternal)
Setelah mengindentifikasi matriks IFE dan EFE dilakukan pemetaan terhadap skor
total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari hasil evaluasi faktor eksternal dan internal
perusahaan dengan menggunakan matrik IE.
Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE dan total skor
dari matriks EFE. Total skor matriks IFE dipetakan pada sumbu X dengan skor 1,0 – 1,99
yang menyatakan posisi internal adalah lemah, skor 2,0 – 2,99 posisinya rataan, serta skor 3,0
– 4,0 adalah posisi kuat. Total skor dari matriks EFE dipetakan pada sumbu Y dengan skor
1,0 – 1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0 – 2,99 adalah posisi rataan dan skor 3,0 – 4,0 adalah
posisi tinggi.
Gambar 3.3. Matriks Internal Eksternal,(Sumber :F. Rankuti,2006)
Keterangan :
I : Stratgi konsentrasi memalui integrasi vertikal
II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal
III-10
III : Strategi Turn aruond
IV : Strategi Konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas ( tak ada perubahan
terhadap laba)
V : Strategi Divestasi
VII: Strategi Diversifikasi konglomerat
IX : Strategi likuidasi atau bangkrut
3.1.8. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Tahap keputusan merupakan tahap akhir pada kerangka penentuan strategi. Tahap ini
mengolah informasi dari tahap-tahap sebelumnya dari hasil kuesioner untuk mengerutkan
alternatif-alternatif strategi yang diciptakan berdasarkan tingkat prioritasnya.
3.1.8.1. QSPM (Quantitative Strategig Planing Matriks)
Setelah memaparkan matriks-matriks Input Stage and Maching Stage, berikut ini
dipaparkan matriks untuk Decision Stage yaitu : Quantitative Strategic Planing Matriks
(QSPM). Matriks ini analisanya menggunakan informasinya dari data faktor internal dan
eksternal pada tahap penyesuain. Sehingga dengan QSPM dapat memperhatikan daya tarik
relatif dari alternatif-alternatif strategi yang kemudian menyediakan dasar pemikiran dalam
pemilihan strategi mana yang lebih dari spesifik untuk dilaksanakan oleh perusahaan.
Langkah-langkah penyusunan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif:
1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci.
Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan matriks IFE.
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini identik
dengan yang ada pada matriks EFE dan matriks IFE.
3. Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus
dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Catat strategi-strategi ini pada
baris atas dari QSPM. Kelompokan strategi ke dalam set yang independen jika
memungkinkan.
4. Tentukan nilai daya tarik (Attractiveness scores - AS) didefinisikan sebagai angka
yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam set
alternatif tertentu. Nilai daya tarik (Attractiveness scores - AS) ditentukan dengan
mengevaluasi masing-masing faktor internal atau eksternal kunci, satu pada suatu saat
tertentu, dan mengajukan pertanyaan, “apakah faktor ini mempengaruhi pilihan
III-11
strategi yang dibuat?” jika jawabannya ya, maka strategi tersebut harus dibandingkan
secara relatif terhadap faktor kunci tersebut. Secara spesifik, nilai daya tarik harus
diberikan untuk masing-masing strategi untuk mengindikasikan daya tarik relatif dari
satu strategi atas strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu.
Jangkauan daya tarik adalah 1 sama dengan tidak menarik, 2 sama dengan agak
menarik, 3 sama dengan cukup menarik, 4 sama dengan sangat menarik.
5. Hitung Total Nilai Daya Tarik. Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness scores -
TAS) didefinisikan sebagai produk pengalihan bobot (langkah 2) dengan nilai daya
tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Total Nilai Daya Tarik (TNDT)
mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi, dengan
hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal atau eksternal
yang terdekat. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik, semakin menarik alternatif
strategi tersebut (dengan hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci
terdekat).
6. Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Tambahkan total nilai daya tarik dalam
masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan nilai total daya tarik (STAS)
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai
yang lebih tinggi mengidikasikan strategi yang lebih menarik, mempertimbangkan
semua faktor internal dan faktor eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi
keputusan strategi. Tingkat perbedaan antara penjumlahan total nilai daya tarik dari
set alternatif strategi tertentu mengindikasikan tingkat kesukaran relatif dari satu
strategi diatas yang lain.
III-12
Tabel 3.5 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif PD. Putra Jaya
Faktor UtamaStrategi Pertumbuhan
Intensif Peluang 4 3 2 1
1. Jenis-jenis produk
2. Pertumbuhan pasar yang sangat cepat
3. Terbukanya pemanfaatan limbah daur ulang
4. Pertumbuhan perumahan sebagai sumber bahan baku
5. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku
Ancaman1. Banyaknya pesaing baru
2. Tingginya posisi tawar konsumen
3. Perubahan selera konsumen
4. Kenaikan harga dari Pemasok yang tidak dapat diprediksi
5. Polusi terhadap lingkungan
Kekuatan
1. Memiliki prospek usaha yang baik dan ramah lingkungan
2. Memiliki pimpinan yang berjiwa sosial, bertanggung jawab, cerdas, semangat yang besar dan berjiwa wirausaha.
3. Sumber daya keuangan memadai
4. Terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong antar karyawan, dan pemilik perusahaan.
5. Lokasi usaha yang strategis
Kelemahan
1. Kendaraan yang sudah usang
2. Tidak ada strategi yang jelas
3. Sistem keuangan yang masih sederhana
4. Kecilnya luas gudang
5. Promosi produk yang lemah
III-13
3.1.9. Strategis Bisnis yang Dipilih
Untuk memilih strategi operasional mana yang terbaik untuk dipakai perusahaan
maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan cara yang sama (QSPM), seperti di
atas. Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan matriks QSPM., maka di
peroleh prioritas alternatif strategi operasional yang paling baik bersebar nilai Total Attrative
Score (TAS) yang terbesar.
3.1.10. Strategi Fungsional
Setelah menentukan strategi utama maupun menguji bidang usaha yang dipilih, maka
perlu disiapkan strategi dan kebijakan fungsional perusahaan yang sesuai dengan strategi
utamanya.
Indentifikasi dan penentuan strategi berbagai bidang fungsional sangat penting karena
dapat dapat lebih memperjelas strategi utama dengan indentifikasi yang sifatnya spesifik dan
terperinci, tentang bagaimana perusahaan harus mengelola bidang-bidang fungsional tertentu
dimasa depan.
Oleh karena itu, perusahaan harus mengembangkan berbagai strategi bidang
fungsional dengan memberikan perhatian utama pada bidang-bidang fungsional seperti,
pemasaran, keuangan dan operasional.
3.1.10.1. Strategi Pemasaran
Dalam strategi fungsional bidang pemasaran diharapkan aktivitas pemasaran
konsisten bukan hanya terhadap strategi utama yang telah ditentukan, melainkan juga dengan
strategi berbgai bidang fungsional lainnya. Strategi Pemasaran akan dikelompokkan menjadi
empat faktor yaitu:
1. Faktor Produk
2. Faktor Harga
3. Faktor Distribusi
4. Faktor Promosi
Faktor-faktor penting lainnya dari strategi pemasaran adalah,
1. Daur Hidup Produk
2. Segmentasi
3. Target
III-14
4. Posisi Produk di Pasar
5. Persaingan
3.1.10.2. Strategi Keuangan
Manajemen keuangan merupakan bagian perusahaan yang berfungsi untuk
mengorganisasikan perolehan dana, dan menggunakan dana, sekaligus mengendalikan dana
tersebut dalam rangka memaksimasilasi nilai perusahaan.
Ada empat jenis dokumen keuangan sebelum melakukan analisis perencanaan
financial yaitu :
1. Laporan Sumber dan penggunaan dana. Dua dokumen ini ditulis berbentuk paragraf
dan hanya dimasukan jika hanya mencari dana.
2. Laporan Performa. laporan ini berisi proyeksi arus kas, proyeksi pendapatan dan lain
sebagainya yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi tingkat keuntungan
atau profitabilitas suatu proyek.
3. Laporan Kinerja Aktual. Laporan ini laporan keuangan historis yang mencerminkan
kinerja bisnis terdahulu.
4. Analisis Laporan Finansial. Setelah dokumen dibuat keuangan tersebut, dokumen
tersebut dapat digunakan sebagai saran pengambilan keputusan.
3.1.10.3. Strategi Operasional
Komponen strategi operasional dibuat untuk mendukung penerapan misi dan strategi
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Srategi Kualitas
2. Strategi Produk
3. Strategi Proses
4. Strategi Fasilitas
3.1.11. Formulasi Rencana Bisnis
Pada tahap ini dapat ditentukan rencana bisnis yang harus diterapkan oleh PD.Putra
Jaya dalam usaha jual beli barang-barang rongsok dengan mengacu pada tujuan bisnis
perusahaan agar dapat memenangkan persaingan pada era kompetisi ini. Rencana bisnis yang
diambil merupakan rencana bisnis pada level perusahaan sehingga perlu untuk dijabarkan
oleh level-level dibawahnya.
III-15
3.1.12. Rencana Pemasaran
Peninjuan terdapat aspek pemasaran merupakan paparan rencana bisnis, dengan
menelaah aspek fungsional yang meliputi pasar potensial pada saat ini dan dimasa yang akan
datang, dan juga besarnya pasar yang akan diserap yang akhirnya akan menentukan strategi
pemasaran yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan.
3.1.13. Rencana Keuangan
Perencanaan keuangan dalam suatu rencana bisnis lebih banyak didasarkan kepada
data-data proyeksi keuangan dalam hal ini aspek keuangan PD. Putra Jaya, dimana aspek
keuangan menentukan dalam proses pengambilan keputusan kebijakan manajemen, dan juga
untuk menentukan potensi keuntungan dari perusahaan dalam jangka panjang, sehingga dapat
menentukan kelangsungan usaha PD.Putra jaya.
3.1.14. Rencana Operasional
Pada tahap ini merupakan rencana operasional mengenai sejauh mana yang dimiliki
suatu produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang telah diberikan oleh PD. Putra Jaya
terhadap pemenuhan, kebutuhan, dan harapan dari pangsa pasar yang ada dan berupaya untuk
meningkatkan pasokan barang untuk mendapatkan pangsa pasar yang luas.
3.1.15. Kesimpulan
Setelah mendapatkan penentuan dan rumusan strategi baru untuk perusahaan dimasa
yang akan datang, ditarik kesimpulan, langkah-langlah apa saja yang harus dilakukan oleh
perusahaan pada posisi yag terbaik dengan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki dan
memamfaatkan peluang yang ada, serta mengatasi ancaman dan kelemahan perusahaan.