BAB III

18
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan, yaitu Pengambangan LKS dengan Model GI pada Sub Materi Mollusca Kelas X SMA. Pengembangan LKS yang digunakan adalah menggunakan desain model 4D (Define, Design, Develop) tanpa tahap Disseminate. B. Sasaran Penelitian Sasaran penelitian ini adalah LKS dengan model GI pada sub materi Mollusca. LKS ini akan diujicobakan secara terbatas kepada 15 siswa kelas X SMAN 1 Gondang Mojokerto, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 perempuan. Penelitian ini dilakukan pada kelas yang heterogen dan telah dianggap mewakili untuk mengetahui tingkat validitas, efektifitas, dan kepraktisan LKS yang dikembangkan. C. Tempat dan Waktu Penelitian Pengembangan LKS dengan model GI pada materi Filum Mollusca dilaksanakan di Jurusan Biologi, FMIPA, UNESA pada bulan Januari-April 2015. Sekolah yang digunakan sebagai tempat uji coba penelitian ini yakni di SMAN 1 Gondang Mojokerto. Uji coba terbatas diujicobakan kepada 15 siswa Kelas X pada tanggal 28 Juli 2015.

description

refrensi

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan, yaitu Pengambangan LKS

dengan Model GI pada Sub Materi Mollusca Kelas X SMA. Pengembangan LKS yang

digunakan adalah menggunakan desain model 4D (Define, Design, Develop) tanpa tahap

Disseminate.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah LKS dengan model GI pada sub materi Mollusca. LKS ini

akan diujicobakan secara terbatas kepada 15 siswa kelas X SMAN 1 Gondang Mojokerto,

yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 perempuan. Penelitian ini dilakukan pada kelas yang

heterogen dan telah dianggap mewakili untuk mengetahui tingkat validitas, efektifitas, dan

kepraktisan LKS yang dikembangkan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengembangan LKS dengan model GI pada materi Filum Mollusca dilaksanakan di

Jurusan Biologi, FMIPA, UNESA pada bulan Januari-April 2015. Sekolah yang digunakan

sebagai tempat uji coba penelitian ini yakni di SMAN 1 Gondang Mojokerto. Uji coba

terbatas diujicobakan kepada 15 siswa Kelas X pada tanggal 28 Juli 2015.

D. Definisi Operasional

Peneliti menjabarkan definisi operasional dari variabel yang terdapat dalam penelitian

agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda, adapun definisi operasional

tersebut yaitu:

1. Validitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan model GI pada sub materi Mollusca

Validitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan model Group Investigation (GI)

merupakan tingkat kualitas LKS yang diperoleh dari hasil validasi yang dilakukan oleh

seorang dosen ahli materi, seorang dosen ahli pendidikan biologi, dan seorang guru

Page 2: BAB III

biologi SMAN Gondang 1 Mojokerto yang ditinjau dari beberapa aspek. Aspek tersebut

meliputi komponen isi, penyajian, dan kebahasaan LKS yang dikembangkan.

2. Kepraktisan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan model Group Investigation (GI)

Kepraktisan LKS dengan model Group Investigation (GI) merupakan tingkat kualitas

LKS yang diperoleh dari keterlaksanaan dan hambatan siswa selama menggunakan LKS

yang dikembangkan.

a. Keterlaksanaan LKS, merupakan keterlaksanaan kegiatan yang terdapat pada LKS

yang dikembangkan. Keterlaksanaan LKS diperoleh melalui lembar observasi

keterlaksanaan yang berisi kriteria pada lembar observasi berdasarkan aspek yang

sudah ditentukan untuk diamati.

b. Hambatan siswa, merupakan kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan LKS

yang dikembangkan. Hambatan siswa dapat diperoleh melalui hasil penyebaran

lembar hambatan siswa yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran dengan

menggunakan LKS yang dikembangkan.

3. Keefektivan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan model Group Investigation (GI)

Keefektivan LKS dengan model Group Investigation (GI) merupakan tingkat keefektivan

LKS yang diperoleh dari hasil belajar siswa, ketuntasan tujuan pembelajaran, dan

sensitivitas butir soal.

a. Hasil belajar siswa, merupakan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan

LKS yang dikembangkan.

b. Ketuntasan tujuan pembelajaran, merupakan ketercapaian tujuan pembelajaran yang

mengacu pada indikator pembelajaran.

c. Sensitivitas butir soal, merupakan cara untuk mengetahui karakteristikbutir soal.

Hasil belajar siswa, ketuntasan tujuan pembelajaran, dan sensitivitas butir soal

diperoleh melalui tes setelah menggunakan LKS dengan model Group Investigation

(GI) yang dikembangkan.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian pengembangan LKS dengan model Group Investigation (GI) ini menggunakan

model pengembangan 4-D, namun tanpa tahap disseminate. Adapun tahapannya adalah seperti

gambar 3.1.

Page 3: BAB III

Analisis Kurikulum

Analisis Siswa

Analisis Tugas

Perumusan Tujuan Pembelajaran

Telaah dan Validasi

Analisis Konsep

Seminar dan Revisi

Revisi

Penyususnan LKS

Desain Awal LKS dan Revisi

Uji Coba Terbatas

Draft Akhir

(LKS dengan model GI pada sub materi Mollusca)

Revisi

Define

Pra-draft

Draft I

Draft II

Design

Develop

Page 4: BAB III

Gambar 3.1. Skema Pengembangan LKS dengan Model GI pada Sub Materi Mollusca Menggunakan Model 4D (diadaptasi dari Thiagarajan, 1974)

1. Tahap I Pendefinisian (Define)

Tahap pendefinisian bertujuan untuk mendefinisikan dan menetapkan syarat-

syarat pembelajaran. Tahap ini dilakukan dengan menganalisis tujuan dalam bahasan

materi pelajaran yang akan dikembangkan perangkatnya.

a. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan pada sub materi Mollusca berdasarkan

kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013. Peneliti melakukan analisis kompetensi

inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator, dan merumuskan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

Sub materi Mollusca kelas X semester genap terdapat pada KI 3. yaitu,

memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, dan

terdapat pada KI 4. yaitu, mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Sub materi Mollusca ini juga

terdapat pada KD 3.8 yaitu, Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan

hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta

mengaitkan peranannya dalam kehidupan, dan terdapat pada KD 4.8 Menyajikan

data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan

perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.

Indikator yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:

Page 5: BAB III

1) Menunjukkan sikap ilmiah, peka terhadap lingkungan dan dapat menumbuhkan

rasa syukur terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan terhadap

keanekaragaman hewan Mollusca.

2) Menunjukkan sikap saling bekerja sama, berani mengemukakan pendapat,

saling menghargai, jujur, dan bertanggung jawab

3) Menjelaskan ciri diagnostik atau pembeda Filum Mollusca

4) Mengidentifikasi hewan-hewan anggota Kelas Gastropoda, Bivalvia, dan

Cephalopoda

5) Menjelaskan peranan Mollusca dalam kehidupan.

6) Membuat laporan tertulis hasil penyelidikan yang telah dilakukan

b. Analisis siswa

Tahap ini penting dilakukan awal perencanaan dengan memperhatikan ciri,

kemampuan, dan pengalaman siswa, baik sebagai individu maupun kelompok. Tahap

ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa terhadap materi

yang akan dipelajari. Hasil dari analisis ini akan digunakan sebagai acuan dalam

penyusunan LKS yang akan dikembangkan.

Penelitian akan dilakukan di kelas X SMAN 1 Gondang Mojokerto dengan

jumlah 15 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 perempuan dengan kisaran

umur 15-16 tahun. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan kemampuan

akademik, usia, jenis kelamin, dan jumlah siswa.

c. Analisis tugas

Analisis tugas adalah kemampuan prosedur untuk menentukan isi satuan

pelajaran. Analisis tugas dilakukan dengan merinci isi materi ajar dalam bentuk garis

besar.

d. Analisis konsep

Tahap ini dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan

diajarkan, menyusun secara sistematis dan merinci konsep-konsep yang yang

relevan.

e. Perumusan Tujuan Pembelajaran

Page 6: BAB III

Langkah terakhir pada tahap define adalah merumuskan tujuan pembelajaran.

Adapun rumusan pembelajaran dari penelitian ini sebagai berikut.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1) Setelah melakukan penyelidikan dan pengamatan berbagai hewan Mollusca,

siswa dapat menunjukkan sikap ilmiah, peka terhadap lingkungan dan dapat

menumbuhkan rasa syukur terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan

Tuhan.

2) Setelah melakukan penyelidikan dan pengamatan berbagai hewan Mollusca,

siswa dapat menunjukkan sikap saling bekerja sama, berani mengemukakan

pendapat, saling menghargai, jujur, dan bertanggung jawab

3) Setelah melakukan penyelidikan dan pengamatan berbagai hewan Mollusca,

siswa dapat menjelaskan ciri diagnostik atau pembeda Filum Mollusca minimal

dua ciri diagnostik

4) Setelah melakukan penyelidikan dan pengamatan berbagai hewan Mollusca,

siswa dapat mengidentifikasi hewan-hewan anggota kelas Gastropoda,

Bivalvia, dan Cephalopoda minimal dua ciri yang diamati.

5) Setelah melakukan study literature tentang peran positif dan negatif, siswa

dapat menjelaskan minimal tiga peranan Mollusca dalam kehidupan.

6) Setelah melakukan kegiatan sesuai petunjuk LKS, siswa dapat

mengkomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan tertulis.

2. Tahap II Perencanaan (Design)

Pada tahap ini dilakukan perencanaan untuk merancang perangkat

pembelajaran. Tahap ini meliputi pemilihan media, yaitu menetukan media yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan LKS yang dikembangkan. Tahap

selanjutnya yaitu tahap pemilihan jenis instrumen yang tepat untuk mengukur

validitas LKS. Jenis instrumen meliputi lembar telaah dosen dan guru Biologi,

lembar observasi keterlaksanaan, serta lembar hambatan siswa. Pada tahap ini juga

dihasilkan desain awal LKS yang akan dikembangkan.

3. Tahap II Pengembangan (Develop)

Page 7: BAB III

X O

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini

diawali dengan merevisi pra-draft 1 sehingga diperoleh draft 1 sebagai hasil dari

revisi pertama. Tahap pengembangan biasanya meliputi: (a) validasi oleh seorang

dosen ahli materi, seorang dosen ahli pendidikan biologi, dan seorang guru biologi

SMAN 1 Gondang Mojokerto kemudian diikuti dengan revisi (draf 2) (b) Simulasi

berupa kegiatan mengoperasionalkan rencana pembelajaran yang ditujukan untuk

mengecek keterlaksanaan perangkat, kecocokan waktu, kegiatan alat dan sebagainya

(c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) yang digunakan pada tahap simulasi dan uji coba digunakan sebagai hasil

akhir yang akan dilampirkan di dalam laporan.

F. Rancangan Uji Coba Terbatas

Penelitian ini menggunakan rancangan uji coba terbatas One-shot Case Study, yaitu

dengan memberikan perlakuan langsung kepada siswa dan pada akhirnya didapatkan hasil

akhir sebagai nilai akhir sebagai nilai atau hasil dari perlakuan. Rancangan percobaan

tersebut digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X : perlakuan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan model Group

Investigation (GI).

O : Hasil belajar setelah perlakuan, yaitu dengan memberikan tes akhir pada akhir

pembelajaran.

G.Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Validitas LKS, meliputi

a. Komponen isi

b. Komponen penyajian

c. Komponen kebahasaan

Page 8: BAB III

2. Keprakrisan LKS

a. Keterlaksanaan LKS

b. Kesulitan atau hambatan yang muncul

3. Keefektivan LKS

a. Hasil belajar siswa

b. Ketuntasan tujuan pembelajaran

c. Sensitivitas butir soal

H.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Lembar Validasi LKS dengan model GI

Lembar validasi LKS merupakan lembar instrumen atau penilaian (validasi)

kelayakan berdasarkan penilaian para ahli. Lembar validasi digunakan untuk

mengetahui validitas LKS dengan model GI. Lembar validasi LKS GI berupa

pertanyaan-pertanyaan tertutup yang berisi kriteria untuk menilai validitas. LKS GI

meliputi isi, penyajian, dan kebahasaan. Pertanyaan ini digunakan oleh dosen ahli

media dan materi, serta guru Biologi sebagai acuan untuk menilai (validasi) LKS

yang dikembangkan.

2. Lembar Observasi Keterlaksanaan LKS

Lembar observasi keterlaksanaan LKS merupakan lembar instrumen atau

penilaian yang berisi kriteria pengamatan untuk menilai keterlaksanaan kegiatan

siswa dalam menggunakan LKS yang dikembangkan. Kriteria pada lembar observasi

sudah ditentukan berdasarkan aspek sesuai dengan kegiatan yang terdapat pada LKS.

3. Lembar Hambatan Siswa

Lembar hambatan siswa merupakan lembar instrumen atau penilaian yang

berupa tabel yang berisi kegiatan-kegiatan yang terdapat pada LKS, instrumen ini

Page 9: BAB III

diisi oleh siswa sendiri dan diberikan kepada siswa setelah pembelajaran dengan

menggunakan LKS yang dikembangkan.

4. Lembar Tes

Lembar tes merupakan lembar instrumen atau penilaian yang berupa soal-soal

evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS yang

dikembangkan, dengan menggunakan instrumen ini dapat mengetahui siswa yang

tuntas dan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya, selain itu juga dapat digunakan

untuk mengetahui ketuntasan tujuan pembelajaran dan sensitivitas butir soal.

Ketuntasan tujuan pembelajaran diperoleh dari hasil belajar siswa, sedangkan

sensitivitas butir soal diperoleh melalui analisis butir soal yang digunakan dalam

lembar tes.

I.Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Metode telaah

Lembar telaah digunakan untuk menelaah dan merevisi LKS sampai layak

untuk diujicobakan meliputi isi, penyajian, dan kebahasaan. Telaah dilakukan oleh

seorang dosen ahli materi, seorang dosen ahli perangkat pembelajaran, dan guru

Biologi SMAN 1 Gondang Mojokerto. Pemberian lembar telaah tersebut bertujuan

untuk mendapatkan informasi sebagai acuan terhadap validitas LKS yang ditinjau

dari aspek isi, penyajian, dan kebahasaan.

2. Metode observasi keterlaksanaan

Metode observasi keterlaksanaan dilakukan dengan cara mengamati proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama siswa selama kegiatan pembelajaran

menggunakan LKS yang dikembangkan dengan bantuan observer.

3. Metode angket

Metode angket digunakan untuk mengetahui hambatan siswa selama

menggunakan LKS yang dikembangkan. Metode angket ini akan diberikan satu kali

pada pertemuan terakhir setelah kegiatan pembelajaran selesai yang akan diisi oleh

siswa secara individu dan siswa diminta untuk menjawab dengan sebenar-benarnya.

4. Metode tes

Page 10: BAB III

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa

yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisis ketuntasan tujuan pembelajaran,

sedangkan butir soal dalam tes akan dianalisis menggunakan sensitivitas butir soal

untuk mengetahui karakteristik butir soal. Lembar tes tersebut diberikan satu kali

pada pertemuan terakhir setelah kegiatan pembelajaran selesai.

J. Teknik analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif,

yaitu:

1. Validitas

Validitas LKS dengan model GI merupakan tingkat kualitas LKS yang diperoleh dari

hasil validasi yang dilakukan oleh seorang dosen ahli materi, seorang dosen ahli

pendidikan biologi, dan seorang guru biologi SMAN 1 Gondang Mojokerto. Data yang

diperoleh dari masing-masing validator berupa skor dari setiap komponen yang sudah

ditentukan meliputi isi, penyajian, dan kebahasaan yang terdiri dari beberapa kriteria.

Untuk mengetahui tingkat kualitas (validitas) setiap kriteria pada LKS yang telah

dikembangkan menggunakan rumus

Dengan menggunakan data tersebut, dapat diketahui tingkat validitas LKS yang ditinjau

dari setiap komponen dengan menggunakan rumus.

Skor yang dihitung menggunakan persamaan tersebut harus memiliki ketentuan bahwa

jumlah skor maksimal merupakan suatu perhitungan hasil dari persamaan berikut ini

(diadaptasi dari Riduwan, 2012):

Berdasarkan hasil analisis validasi, maka akan diperoleh empat kriteria skor yang

disajikan dalam Tabel 3.1

Tabel 3.1 Kriteria Interprestasi Data Hasil Validasi (Diadaptasi dari Riduwan, 2012)

Nilai setiap kriteria= jumlah skor kriteria yang diperoleh/ jumlah validator

Nilai setiap komponen= jumlah skor total dari penjumlahan setiap kriteria / jumlah skor maksimal

Jumlah skor total= skor tertinggi untuk setiap kriteria x jumlah kriteria

Page 11: BAB III

Skor rata-rata Kategori

1,00-1,75

1,76-2,50

2,51-3,25

3,26-4,00

Tidak valid

Kurang valid

Cukup valid

Valid

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat diketahui validitas LKS dengan

model GI diakatakan valid dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran, jika skor

rata-rata ≥3.26.

2. Kepraktisan (Keterlaksanaan LKS dan Hambatan Siswa)

Kepraktisan LKS dengan model GI yang dikembangkan dapat diukur menggunakan

lembar observasi keterlaksanaan LKS dan lembar hambatan siswa. Keterlaksanaan

merupakan aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran menggunakan LKS yang

dikembangkan. Data keterlaksanaan disusun dalam lembar observasi keterlaksanaan

dalam bentuk tabel observasi dengan tipe pernyataan tentang keterlaksanaan aspek-aspek

tertentu yang akan diamati dengan jawaban “ya” atau “tidak”.

Hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan acuan skala

Guttman (tabel 3.2) (diadaptasi dari Riduwan, 2012)

Tabel 3.2 Kriteria skala Guttman

Keterlaksanaan Skor

Ya

Tidak

1

0

Dari data tersebut, dapat diketahui presentase kepraktisan LKS yang dikembangkan

dengan menggunakan persamaan berikut.

presentase (% )kepraktisan LKS= skor yangdiperolehjumlah skor total

x100

Berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan LKS, maka akan diperoleh 4 kriteria skor rata-

rata.

Tabel 3.3 Kriteria interprestasi skor berdasarkan skala Likert (diadaptasi dari Riduwan,

2012)

Page 12: BAB III

Skor rata-rata (%) Kategori

0-24

25-49

50-74

75-100

Tidak praktis

Kurang praktis

Cukup praktis

Praktis

Berdasarkan presentase keterlaksanaan LKS yang dikembangkan dikatakan praktis dan

dapat digunakan sebagai bahan ajar jika presentase rata-rata penilaiannya ≥ 75%.

Kepraktisan LKS juga dapat diperoleh melalui lembar hambatan siswa dalam

menggunakan LKS yang dikembangkan. Hambatan dapat diperoleh melalui hasil

penyebaran lembar hambatan siswa yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran

dengan menggunakan LKS yang dikembangkan. Data yang diperoleh selanjutnya akan

dianalisis secara deskriptif.

3. Keefektivan (Hasil belajar dan Ketuntasan Tujuan Pembelajaran)

Keefektivan LKS yang dikembangkan dapat diukur dengan menggunakan hasil belajar

siswa, ketuntasan tujuan pembelajaran, dan sensitivitas butir soal. Hasil belajar siswa

diperoleh melalui metode tes, hasil belajar siswa dapat diukur dengan cara

membandingkan nilai yang diperoleh siswa dengan standar ketuntasan minimal (SKM)

yang telah ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran biologi, yaitu sebesar 75%. Siswa

dapat dikatakan telah tuntas belajar apabila memperoleh nilai hasil belajar 75% atau

mendapat nilai ≥75.

Ketuntasan tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui ketuntasan tiap-tiap tujuan

pembelajaran yang dapat diketahui dengan perhitungan.

Ketuntasan tujuan =