Bab iii
Click here to load reader
-
Upload
dianora-didi -
Category
Documents
-
view
406 -
download
0
Transcript of Bab iii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsumsi pangan, pendapatan
dan pendidikan di Kelurahan Dul dan di Desa Kulur Ilir Kabupaten Bangka Tengah.
Kebutuhan pangan diukur dengan 2 cara, pertama pangan mentah yang dibeli secara
bulanan dan pangan sehari-hari dalam bentuk menu makanan selama 3 hari
menggunakan metode recall. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan 2
cara diatas bertujuan agar dapat lebih menggambarkan konsumsi yang sebenarnya,
selain itu akan mempermudah perhitungan jejak makanan. Data konsumsi pangan
diperoleh dengan menggunakan kuesioner jenis angket terbuka terhadap responden
penelitian.
Subjek penelitian dibagi menjadi dua populasi rumah tangga yang dianggap
dapat mewakili karakteristik pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Bangka Tengah.
Dasar pengelompokan populasi didasarkan atas kelurahan dan desa. Populasi
perkotaan diwakili oleh Kelurahan Dul sedangkan populasi perdesaan diwakili oleh
Desa Kulur Ilir. Kelurahan Dul dipilih karena kelurahan ini paling banyak memiliki
ciri-ciri sebagai daerah perkotaan. Desa Kulur Ilir dipilih karena desa ini dianggap
mewakili karakteristik umum perdesaan di Kabupaten Bangka Tengah.
Penelitian jejak makanan ini bertujuan untuk menghitung konsumsi pangan
penduduk menggunakan satuan lahan hektar skala Indonesia. Jejak makanan ini
37
kemudian dibandingkan dengan lahan yang tersedia untuk mengetahui kontribusi
lahan setempat dalam mendukung jejak makanan penduduknya.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif digunakan karena data penelitian
berupa angka dan dianalisis menggunakan statistik (Cresswell, 2002). Adapun
rancangan penelitian yang digunakan adalah metode survai karena penelitian ini
hanya merekam fenomena yang terjadi pada populasi dan tidak memberikan
perlakuan khusus terhadap populasi yang diamati dan bertujuan untuk mendapatkan
generalisasi pada populasi yang diteliti sesuai dengan teori yang digunakan
(Singarimbun dkk., 1987). Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan informasi
dari informan kunci yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) yaitu berdasarkan
pertimbangan tertentu (Suharso, 2010).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah luasan jejak makanan, variabel
bebas adalah pendapatan dan pendidikan. Variabel antesedan adalah variabel yang
mempengaruhi variabel pengaruh dan lebih bisa menjelaskan tentang hubungan
antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh (Singarimbun dkk, 1989).
Hubungan antara variabel digambarkan pada Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Hubungan antara variabel penelitian
Konsumsi bahan
pangan Jejak makanan
Pendapatan,
Pendidikan
38
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Populasi, sampel dan teknik sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga di Desa Kulur Ilir dan di
Kelurahan Dul. Mengingat jumlah populasi yang cukup banyak dan area penelitian
yang cukup luas, maka diperlukan teknik sampling dalam mencari informasi
mengenai populasi melalui sampel dan digunakan untuk menarik kesimpulan umum
bagi populasi yang diteliti.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara stratified
random sampling (Nazir, 2009). Stratified random sampling yang digunakan agar
dapat sampel mewakili setiap kategori kesejahteraan populasi. Tahap pertama dalam
pengambilan sampel adalah menarik sampel rumah tangga secara acak yang ada
dalam masing-masing kelurahan dan desa terpilih menggunakan stratified sampling,
stratifikasi didasarkan pada kategori kesejahteraan keluarga yang dibagi menjadi 5
strata yaitu Pra sejahtera, Keluarga Sejahtera (KS) I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga
Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III+. Pengelompokan sampel menurut kategori
kesejahteraan keluarga diambil dengan tujuan agar sampel yang diambil dapat
mewakili pendapatan populasi mengingat data awal mengenai pendapatan populasi
tidak tersedia. Kategori kesejahteraan keluarga didasarkan atas buku panduan yang
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Tahap kedua penarikan sampel, masing-masing kategori
kesejahteraan keluarga distratifikasi menurut kategori pendidikan SD, SMP, SMA
dan Perguruan Tinggi. Pengambilan jumlah sampel didasarkan atas alokasi sampel
berimbang dengan besarnya strata dan diambil secara random (Nazir, 2009).
39
Pendapatan keluarga diukur dengan banyaknya akumulasi pendapatan semua anggota
keluarga, kemudian dikonversi dari per bulan menjadi per tahun, menggunakan
satuan rupiah (Rp/tahun).
Agar dapat menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan
Lynch, et al (1974) :
NZ ².p(1-p)
n =
Nd² + Z².p(1-p)
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Z = nilai angka baku (1,96) pada reabilitas 0,95
d = sampling error (0,10)
p = the largest possible proportion (0,50)
Jumlah populasi rumah tangga di Kelurahan Dul adalah 1.473 rumah tangga,
sehingga jumlah sampel minimal yang harus diambil adalah 90 rumah tangga. Namun
agar sampel dapat mewakili setiap strata pendidikan pada setiap tingkat kategori
kesejahteraan keluarga, maka jumlah sampel yang diambil berjumlah 94 rumah
tangga. Jumlah populasi rumah tangga di Desa Kulur Ilir adalah 419, maka jumlah
sampel minimal yang harus diambil adalah 78 rumah tangga. Adapun perhitungan
jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1.
40
Tabel 3.1 Distribusi sampel penelitian
No Klasifikasi
Kesejahteraan
Keluarga
Klasifikasi
Pendidikan
Jumlah
Kepala
Keluarga
Proporsi sampel Jumlah
sampel
(n)
1. Desa Kulur Ilir 419 78
Keluarga Pra
Sejahtera (PS)
SD 60 =( 60/419) x 78 11
Keluarga
Sejahtera I (KS I)
SD 156 =( 157/419) x 78 29
SMP 33 =(33 /419) x 78 6
SMA 7 =( 7/419) x 78 1
Keluarga
Sejahtera II
(KS II)
SD 123 =(124 /419) x 78 23
SMP 17 =(17 /419) x 78 3
SMA 21 =(21 /419) x 78 4
Keluarga
Sejahtera III
SMA 2 =(2 /419) x 78 1
2. Kelurahan Dul 1.473 94
Keluarga Pra
Sejahtera (PS)
SD 108 = (108/1473) x 90 7
SMP 16 = (16/1473) x 90 1
SMA 2 = (2/1473) x 90 1
Keluarga
Sejahtera I
(KS I)
SD 196 = (196/1473) x 90 12
SMP 65 = (65/1473) x 90 4
SMA 65 = (65/1473) x 90 4
PT 3 = (3/1473) x 90 1
Keluarga
Sejahtera II
(KS II)
SD 290 = (290/1473) x 90 18
SMP 164 = (164/1473) x 90 10
SMA 311 = (311/1473) x 90 19
PT 65 = (65/1473) x 90 4
Keluarga
Sejahtera III
(KS III)
SD 28 = (28/1473) x 90 2
SMP 33 = (33/1473) x 90 2
SMA 65 = (65/1473) x 90 4
PT 49 = (49/1473) x 90 3
Keluarga
Sejahtera III+
SMA 5 = (5/1473) x 90 1
PT 8 = (8/1473) x 90 1
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data konsumsi untuk perhitungan jejak makanan didapatkan
secara primer dengan menggunakan kuisioner terbuka. Kuesioner berisi pertanyaan
41
pilihan tentang data diri responden, jumlah anggota keluarga dan pendapatan
keluarga. Daftar isian berisi pangan mentah yang dibeli secara bulanan dan pangan
yang dikonsumsi sehari-hari dalam bentuk menu makanan selama 3 hari
menggunakan metode recall. Data mengenai produktifitas lahan diperoleh dari
informan kunci, BPS RI serta sumber lain yang relevan sedangkan fraksi produk
turunan didapat dari produsen terkait ataupun hasil penelitian sebelumnya. Adapun
data yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan penelitian secara lebih rinci
diuraikan pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
No Pertanyaan
penelitian
Data yang
diperlukan Jenis data Sumber data Instrumen
1. Jejak makanan Konsumsi
pangan
Jenis dan kuantitas
pangan mentah
yang dibeli
Responden Angket
terbuka
Fraksi
produk
turunan
Komposisi bahan
penyusun produk
pangan
Produsen
produk turunan,
Website terkait
Wawanca
ra, Studi
literatur
Komposisi dan
kebutuhan pakan
ternak
Peternak, Ahli
pakan,
Literatur,
Website terkait
Wawanca
ra, Studi
literatur
Produktifit
as lahan
penghasil
pangan
Luas lahan, Jumlah
produksi
BPS RI,
Website terkait
Studi
literatur
Produktifit
as lahan
laut
Jenis alat tangkap,
produksi ikan laut,
jumlah hari melaut
Nelayan, Ahli
perikanan
Wawanca
ra
2. Faktor yang
mempengaruhi
konsumsi pangan
Data diri
responden
Pendapatan
keluarga,
Pendidikan
Responden
Angket
terbuka
3. Komposisi lahan Lahan Luas lahan
pertanian setempat
Pemerintahan
Desa/
Kelurahan
Studi
literatur
42
3.3 Perhitungan dan analisis data
3.3.1 Perhitungan jejak makanan
Perhitungan komponen-kompenen jejak makanan mengacu pada Calculation
Methodology For The National Footprint Accounts, 2008 editions oleh Wackernagel
et al. (2008). Jika konsep jejak ekologi dinyatakan dalam satuan global hektar, untuk
menyatakan luas lahan dalam dengan produktifitas rata-rata dunia karena penekanan
perhitungan ini lebih kepada untuk mengetahui daya dukung dunia dalam mendukung
jejak ekologi manusia. Namun penelitian di Kabupaten Bangka Tengah ini lebih
bertujuan untuk mengetahui jejak makanan penduduk perdesaan dan perkotaan di
Kabupaten Bangka Tengah serta kontribusi penggunaan lahan yang ada dalam
mendukungnya. Sehingga adaptasi terhadap perhitungan adalah tidak memasukan
faktor produksi dan faktor kesetaraan karena tidak bertujuan untuk membandingkan
produktifitas lokal dengan produktifitas dunia namun lebih kepada seberapa besar
konsumsi penduduk dibandingkan dengan produksi lokal (Kitzes et al., 2008). Hasil
penelitian ini menunjukan seberapa besar komposisi lahan di Kabupaten Bangka
Tengah dan lahan di luar Kabupaten Bangka Tengah dalam kebutuhan penduduknya.
Berikut ini adalah metode perhitungan untuk jejak makanan Kabupaten Bangka
Tengah.
43
Tabel 3.3 Perhitungan jejak makanan
1. Lahan pertanian yang
dibutuhkan untuk konsumsi
pangan nabati
= Konsumsi pangan (ton/tahun)
Produksi pangan (ton/tahun. ha)
2. Lahan pertanian yang
dibutuhkan untuk konsumsi
pangan hewani (hewan
berkaki empat, unggas, ikan
air tawar)
= Konsumsi tanaman pakan (ton/tahun)
Produksi tanaman pakan (ton/tahun. ha)
= Konsumsi bahan penyusun pakan (ton/tahun)
Produksi bahan penyusun pakan (ton/tahun.ha)
3. Lahan laut yang dibutuhkan = Konsumsi hasil laut (ton/tahun)
Produktifitas ikan laut (ton/tahun. ha)
Sumber : Wackernagel, 2008
Penghitungan konsumsi pangan yang sudah berubah dari bahan dasarnya dapat
dilakukan dengan menggunakan hasil penelitian sebelumnya, produsen ataupun dari
website terkait. Contoh untuk konsumsi pangan padi dengan fraksi produk beras 0,65
(Pratiwi, 2010).
konsumsi beras Fraksi produk beras = 0,65
fraksi produk beras
Konsumsi beras perkapita Indonesia adalah 139 kg/tahun (BPS, 2009). Produktifitas
padi skala Indonesia adalah 4938 kg/ha, maka produktifitas padi harus dikonversi
terlebih dahulu menjadi produktifitas beras dengan cara mengalikannya dengan fraksi
produk beras sehingga didapat produktifitas beras adalah 3209,7 kg/ha. Perhitungan
jejak makanan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Perhitungan jejak makanan untuk konsumsi beras
No Jenis
konsumsi
Jumlah
konsumsi
(kg/tahun)
Produktifitas
(kg/ha)
Jejak
ekologi (ha)
(3/4)
Tipe lahan
1 2 3 4 5 6
1 Beras 139 3209,7 0,0433 Lahan
pertanian
Sumber kolom 3, 4 : BPS RI, 2009.
=
44
Perhitungan kebutuhan lahan untuk ternak dan ikan air tawar budidaya
dihitung dari kebutuhan lahan untuk mememenuhi kebutuhan pakan serta kandang
atau kolam. Luas lahan untuk memenuhi kebutuhan pakan didapat dengan cara
mengetahui komposisi bahan penyusun pakan dan jumlah pakan ternak selama masa
pemeliharaan sampai ternak siap dikonsumsi.
Hal yang berbeda terjadi pada perhitungan produktifitas ikan laut.
Produktifitas ikan laut umumnya dihitung berdasarkan produktivitas per unit alat
tangkap, per orang atau per trip penangkapan (Choliq et,al. (1994) dalam Setyorini
dkk (2009)). Hasil wawancara dengan informan kunci perikanan, 2010, perhitungan
produktifitas ikan laut yang dikonversikan kedalam satuan lahan belum pernah
dilakukan di Kabupaten Bangka Tengah. Perhitungan produktifitas dapat dilakukan
dengan pendekatan stock ikan yang kajiannya tidak sederhana, diantaranya
menggunakan model surplus produksi, swept area, visual sensus dan penalaran. Atas
dasar tersebut maka perhitungan produktifitas perikanan laut dihitung dengan
memodifikasi metode penalaran, berdasarkan pada hasil tangkap dan upaya
penangkapan. Data yang dkumpulkan terdiri dari hasil tangkap per jenis alat, luas
area tangkap per jenis alat dan jumlah hari melaut.
3.3.2 Analisis data
Tahap pertama analisa adalah mengetahui apakah ada kekuatan hubungan
antara pendapatan dan pendidikan dengan jejak makanan. Kemudian dilakukan
analisa regresi untuk mengetahui apakah ada signifikansi pengaruh pendapatan dan
pendidikan terhadap jejak makanan. Dari hasil uji ini persamaan regresi untuk
45
memprediksi jejak makanan dari pendapatan dan pendidikan. Adapun estimasi model
multiple linear regression adalah sebagai berikut:
Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + ε
Keterangan :
ß0 = Konstanta
ß1, ß2 = Koefesien regresi
Y = Jejak makanan (ha)
X1 = Pendapatan (Rp/tahun)
X2 = Pendidikan
ε = Faktor lain yang tidak diteliti
Analisa dilakukan dengan menggunakan data analisys pada program excell
untuk mengetahui besarnya multiple R regresi dan P value masing-masing variabel
bebas. Nilai multiple R digunakan untuk mengetahui presentase pengaruh pendapatan
dan pendidikan terhadap jejak makanan. Contoh, bila nilai multiple R
persamaan
regresi 0,65 ini berarti 65% besarnya jejak makanan dapat dijelaskan oleh pendapatan
dan pendidikan. Uji signifikansi masing-masing variabel pendapatan dan pendidikan
dilakukan dengan uji t atau uji p value. Variabel pendapatan dan pendidikan
dinyatakan berpengaruh terhadap jejak makanan apabila nilai t stats lebih besar nilai
nilai t tabel atau nilai p value masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 5%.