BAB II TINJAUAN TEORITIS · TINJAUAN TEORITIS Dalam setiap segi kehidupan manusia dan dalam setiap...
Transcript of BAB II TINJAUAN TEORITIS · TINJAUAN TEORITIS Dalam setiap segi kehidupan manusia dan dalam setiap...
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Dalam setiap segi kehidupan manusia dan dalam setiap peristiwa yang
dialami oleh manusia, manusia selalu dihadapkan pada berbagai macam risiko.
Demikian pula halnya di dalam setiap proses untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, peluang terjadinya suatu risiko selalu ada, dan sebagian besar risiko
selalu membawa dampak kerugian dan keburukan terhadap suatu bidang usaha,
yang pada akhirnya membawa dampak kerugian dan keburukan bagi manusia itu
sendiri.
Manusia tidak bisa meramalkan kapan dan di mana risiko itu terjadi.
Manusia hanya bisa memperhitungkan peluang terjadinya risiko tersebut, dan
juga memperhitungkan dampak yang timbul bila risiko tersebut terjadi, dimana
hal tersebut merupakan bagian dari suatu proses manajemen risiko. Hal inilah
yang memberikan jalan keluar bagi manusia dalam menghadapi risiko di setiap
segi kehidupannya.
Manajemen risiko tersebut membawa manusia menuju suatu solusi dan
upaya terbaik dalam menghadapi risiko di setiap segi kehidupan manusia. Ada
berbagai jalan keluar dan cara dalam menghadapi dan memproteksi dampak
risiko tersebut. Setiap cara dan jalan keluar yang dipilih merupakan suatu upaya,
dimana setiap upaya tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Salah satu upaya terbaik dalam menghadapi dan memproteksi dampak risiko
7
adalah dengan membeli suatu polis asuransi yang sesuai dengan risiko yang
dihadapi.
Setiap hal yang telah disebut di atas, baik itu risiko, manajemen risiko,
upaya proteksi dan juga asuransi, juga ada di dalam manajemen proyek
konstruksi. Penanganan risiko yang baik amat diperlukan di dalam proyek-proyek
konstruksi, terutama proyek-proyek konstruksi yang berskala besar yang pada
umumnya memiliki tingkat kecenderungan risiko yang amat tinggi.
1. RISIKO
Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya peristiwa selama waktu
tertentu, dimana peristiwa tersebut menimbulkan kerugian. (Chandra, 1998 :
22).
Risiko adalah ketidakpastian yang berkenaan dengan kerugian dan
merupakan sebuah masalah di dalam bisnis dan individual dalam setiap
kehidupan. (Gustavson, 1995 : 4).
Risiko secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
Risiko murni {Pure risk) dan Risiko spekulatif {Speculative risk).
Risiko murni adalah risiko yang ada dimana ketidakpastian tentang
suatu peristiwa pasti menimbulkan kerugian bila peristiwa itu terjadi.
Misalnya kebakaran, banjir, kehancuran gedung, dan sebagainya.
Risiko spekulatif adalah risiko yang ada ketika ketidakpastian tentang
suatu peristiwa yang mungkin akan memberikan suatu keuntungan atau
8
kerugian. Misalnya kerjasama dalam bisnis dan permainan judi. (Gustavson,
1995 : 6).
1.1. Risiko-risiko Pada Proyek Konstruksi
Banyak sekali risiko- risiko yang mungkin terjadi dalam suatu
proyek konstruksi, dimana risiko-risiko tersebut ada yang pasti merugikan
bila peristiwa tersebut terjadi namun ada pula yang mungkin bisa
mendatangkan keuntungan ataupun kerugian, seperti yang telah
disebutkan di atas.
1.1.1. Risiko Murni (Pure Risk)
1. Kebakaran.
Kebakaran merupakan salah satu risiko yang berdampak besar
dan pasti menimbulkan kerugian yang kadang cukup besar.
Risiko ini bisa menimbulkan korban jiwa serta kerugian secara
materi. Kebakaran cenderung diakibatkan oleh kelalaian
manusia, namun dapat pula oleh karena terjadinya hubungan
singkat atau arus pendek. (Thomas, 1976 : 23).
2. Kompensasi pekerja.
Keberadaan pekerja amatlah penting bagi kelancaran suatu
proyek konstruksi. Apabila ada seorang ataupun beberapa
pekerja yang mengalami suatu kecelakaan, kematian ataupun
9
sakit, maka akan berpengaruh terhadap kelancaran proyek
tersebut. Hak-hak mengenai pekerja telah diatur dalam
peraturan pemerintah, agar setiap pekerja bisa mendapatkan
hak-haknya, terutama hal-hal yang menyangkut kesehatan dan
kematian. (Clough, 1994 : 221).
3. Kecelakaan di proyek.
Kecelakaan di proyek dapat menimpa para pekerja, pengunjung
ataupun masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan, sebab
kecelakaan yang terjadi di proyek dapat menimbulkan banyak
masalah, seperti misalnya adanya tuntutan dari pihak yang
dirugikan atupun kerugian secara finansial pihak kontraktor itu
sendiri.
4. Material dan perlengkapan.
• Bahan bangunan.
Pada perencanaan suatu bangunan, tentunya telah
ditetapkan tentang penggunaan bahan dan jumlah bahan.
Untuk itu perlu dilakukan suatu kontrol tentang kualitas dan
kuantitasnya agar sesuai dengan keperluan. Selain itu juga
diperlukan suatu penanganan yang baik dan benar agar
bahan-bahan bangunan tersebut tidak rusak. Kerugian yang
terjadi pada proyek konstruksi sering kali akibat dari
kelalaian terhadap hal-hal di atas. (Dekker, 1989 : 288).
• Alat-alat dan perlengkapan.
10
Alat-alat dan perlengkapan perlu diperhatikan
pemakaiannya, penempatannya dan juga jumlahnya.
Kemsakan peralatan dapat memperlambat pekerjaan proyek
konstmksi, selain itu juga mengalami kerugian secara
materi. (Dekker, 1989:288).
• Mesin-mesin.
Mesin merupakan investasi yang cukup besar. Kemsakan
pada mesin-mesin merupakan suatu kemgian secara materi,
selain itu juga merupakan kemgian waktu, sebab pekerjaan
proyek menjadi terhambat. (Varma, 1979 : 486).
• Instalasi listrik
Kemsakan instalasi listrik dapat pula menimbulkan
keterlambatan proyek, sebab ada beberapa mesin-mesin
yang hams dijalankan dengan tenaga listrik, selain dengan
bahan bakar. Selain itu, penanganan yang salah terhadap
pelistrikan bisa memicu terjadinya kebakaran (hubungan
singkat atau ams pendek).
5. Kemsakan lingkungan
• Tanah.
Kemsakan tanah akibat kegagalan ataupun kesalahan
pekerjaan galian dan terjadinya penurunan {settlement).
• Jalan.
Kemsakan jalan umum akibat dilalui kendaraan berat dapat
menimbulkan keluhan masyarakat, sehingga masyarakat
11
ataupun Pemerintah Daerah dapat menuntut pihak
kontraktor. Demikian pula dengan jalan-jalan fasilitas
proyek, apabila terjadi kerusakan akibat dilalui kendaraan
berat, maka dapat menghambat pekerjaan proyek tersebut.
• Bangunan sekitar.
Kerusakan bangunan sekitar akibat pekerjaan proyek
seperti pekerjaan pemancangan dan pembuatan basement.
Hal ini dapat mengakibatkan si pemilik rumah atau
bangunan yang ada di sekitar proyek menuntut ganti rugi
kepada pihak kontraktor.
• Polusi.
Polusi suara akibat pemancangan, polusi udara akibat
kendaraan proyek, sampah-sampah proyek seperti sak
semen, paku atau baut yang rusak dan puing-puing, getaran
akibat pemancangan, dapat menimbulkan keluhan
masyarakat sekitar serta kerusakan lingkungan.
6. Kegagalan pekerjaan.
• Pondasi.
Biasanya kegagalan pondasi selalu diartikan keruntuhan
atau terjadinya penurunan yang berlebihan akibat
pergerakan tanah atau konsolidasi daripada kegagalan
struktur pondasi itu sendiri. Dampak kegagalan pondasi
selain dapat menyebabkan penurunan juga dapat
12
menyebabkan keretakan dan bahkan kegagalan struktur di
atasnya. (McKaig, 1962 : 95)
• Struktur.
Kegagalan struktur dapat mengakibatkan keretakan dan
bahkan kehancuran gedung. Yang dimaksud struktur dalani
hal ini adalah kolom, balok induk, balok anak, pelat lantai,
lantai, dinding yang mungkin dapat berupa beton, baja
ataupun kayu.
• Finishing.
Kesalahan pemakaian bahan finishing ataupun kesalahan
design, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
• Mutu pekerjaan.
Mutu pekerjaan, cara pengerjaan dan juga bahan harus
disesuaikan dengan spesifikasi atau syarat yang telah
ditetapkan. Kesalahan oleh karena ketidaksesuaian dengan
syarat atau spesifikasi dapat menurunkan kualitas, dan pada
akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan struktur atupun
bagian yang dikerjakan tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
7. Bencana alam.
• Gempa bumi.
Gempa bumi terjadi karena adanya gerakan kulit bumi yang
disebabkan oleh tenaga endogen. Pengaruh gempa bumi
13
terhadap bangunan tergantung dari kekuatan gempa, lokasi
pusat gempa (episentrum), dan keadaan geologi setempat
atau keadaan wilayah menurut pembagian wilayah gempa.
(Thomas, 1976 : 35).
• Badai.
Badai adalah hembusan angin yang sangat kencang yang
kadang disertai hujan lebat. Badai dapat merusak
bangunan-bangunan sementara yang terdapat di proyek,
seperti gudang, kantor direksi, jendela kaca, dan
sebagainya. (Thomas, 1976 : 28).
• Banjir.
Hujan deras yang tidak disertai dengan drainase yang baik
akan menyebabkan genangan air, yang biasanya jika dalam
jumlah yang besar disebut banjir. Banjir akan menghambat
jalannya proyek, antara lain dapat menghambat pekerjaan
penggalian, pekerjaan membuat basement, dan juga dapat
mengganggu fasilitas jalan proyek. (Thomas, 1976 : 33).
8. Radiasi nuklir, korosi, oksidasi dan sejenisnya yang dapat
menimbulkan kerusakan bangunan.
9. Cuaca.
Cuaca yang buruk dapat menyebabkan kerugian terhadap
waktu dan uang. Cuaca yang buruk akan berpengaruh langsung
pada pekerjaan proyek. Pekerjaan yang telah direncanakan
1-1
akan tertunda oleh pengaruh cuaca, misalnya : pekerjaan
pengecoran akan tertunda bila turun hujan. (Park, 1979 : 170).
10. Keterlambatan proyek.
Risiko yang terjadi oleh karena tidak terselesaikannya proyek
pada waktu yang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pihak pemilik akan sangat dirugikan bila terjadi hal ini.
11. Kehilangan material, uang, peralatan, dan sebagainya karena
kemalingan (burglary), perampokan (robbery), pencolengan
(stealing), pencurian (theft) dan pemalsuan (forgery).
• Burglary.
Burglary adalah mengambil barang milik orang lain tanpa
seijin orang tersebut, dimana tempat penyimpanan barang
tersebut dalam keadaan tertutup dan mengandung unsur
pemaksaan pada saat masuk ke tempat kejadian dan pada
saat pengambilan. Tidak terjadi pertemuan secara langsung
antara si pemilik barang dan si pengambil barang.
(Gustavson, 1995 : 348).
• Robbery.
Robbery adalah mengambil barang milik orang lain tanpa
seijin orang tersebut secara paksa dan mengandung unsur
ancaman ataupun kekerasan, dan unsur-unsur tersebut
diwujudkan dalam aksi si pengambil barang terhadap si
pemilik barang (misalnya : menodong dengan pisau atau
pistol, membunuh, dan sebagainya). Terjadi pertemuan
15
secara langsung antara si pemilik barang dan si pengambil
barang. (Gustavson, 1995 : 348).
• Stealing.
Stealing adalah mengambil barang milik orang lain secara
diam-diam tanpa seijin orang tersebut dan tidak
mengandung unsur paksaan, ancaman ataupun kekerasan.
Tidak terjadi pertemuan secara langsung antara si pemilik
barang dan si pengambil barang. (Gustavson, 1995 : 348).
• Theft.
Theft adalah segala macam bentuk pengambilan barang
milik orang lain tanpa seijin orang tersebut, baik
mengandung unsur ancaman dan kekerasan maupun tidak,
dan termasuk di dalamnya adalah stealing, burglary dan
robbery. (Gustavson, 1995 : 348)
• Forgery.
Forgery adalah suatu bentuk kehilangan akibat kualitas
pengawasan dan keamanan yang buruk, ketidakjujuran
pegawai keamanan dan pengawasan, dan ini biasanya
terjadi dalam bentuk pencurian dengan memalsukan tanda
tangan si pemilik barang. Secara kasar dapat diartikan
bahwa si pencuri mengambil barang dengan menyamar
dalam bentuk apapun yang mirip atau sesuai dengan
identitas si pemilik barang.
I(»
12. Kehilangan kertas-kertas penting, seperti buku-buku, arsip,
peta, gambar proyek, akte, hipotik, dokumen kontrak, dan
sebagainya. Apabila hal ini sampai terjadi, maka kelancaran
proyek dapat terganggu.
13. Aspek ekonomi.
Risiko bidang ekonomi sulit untuk diprediksi oleh kontraktor.
Padahal ekonomi mempunyai pengaruh yang amat besar
terhadap kelancaran proyek.
• Inflasi.
Gejala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga-harga
secara umum, yang dapat disebabkan oleh permintaan
masyarakat atas berbagai barang yang terlalu besar
dibanding dengan jumlah barang, atau juga bisa
diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi secara umum
yang dapat memancing kenaikan harga barang. (Case, 1994
: 588).
• Economic disaster.
Economic disaster dikenal juga dengan nama krisis
moneter. Krisis moneter dapat mengakibatkan
kebijaksanaan uang ketat dan naiknya suku bunga bank.
Hal ini dapat menyebabkan kontraktor tidak dapat
memprediksi secara tepat kemungkinan dan pengaruh
tingginya biaya. (Fisk, 1997 : 231).
• Exchange rate
17
Nilai tukar (kurs) bisa ditentukan oleh kekuatan pasar, yaitu
kondisi penawaran dan permintaan pasar uang. Badan-
badan resmi dapat pula melakukan campur tangan dalam
bursa valuta asing dengan mematok kurs. Pemerintah dapat
melakukan campur tangan langsung dalam membeli valuta
asing, dan transaksi semacam ini dibukukan dalam
perkiraan neraca pembayaran sebagai kenaikan cadangan
devisa. (Goldfed, 1986 : 549).
14. Aspek sosial.
Risiko ini sulit diprediksi karena tergantung dari karakteristik
dan kondisi masyarakat setempat. Hal ini perlu diperhatikan,
karena mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
kelancaran proyek.
15. Transportasi barang.
Risiko kehilangan barang dalam perjalanan dan perubahan
mutu bahan seperti pada ready mix concrete dapat mengganggu
kelancaran pekerjaan proyek. Demikian pula mengenai
keterlambatan pengiriman barang akibat adanya masalah di
perjalanan dapat pula mengganggu kelancaran pekerjaan
proyek. (Park, 1979: 171).
16. Kerusuhan dan huru-hara.
Gejolak politik dan sosial suatu negara dapat memicu adanya
kerusuhan dan huru-hara. Seringkali huru-hara ini
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada bangunan, baik
18
bangunan yang telah selesai pengerjaannya maupun yang
sedang dalam masa pembangunan.
17. Peraturan Pemerintah.
Pelaksanaan pekerjaan proyek harus sesuai dengan Peraturan
Pemerintah yang berlaku. Bila pelaksanaan proyek tersebut
tidak ada ijinnya ataupun tidak memenuhi peraturan yang ada,
maka hal ini dapat mengganggu kelancaran pekerjaan proyek
yang bersangkutan.
1.1.2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
1. Investasi.
lnvestasi dapat menghasilkan dua alternatif, yaitu keuntungan
dan kerugian. Sebelum memborong suatu proyek, kontraktor
hendaknya perlu memperhatikan keuntugan maupun
kerugiannya.
2. Pemasaran.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan
kontraktor dapat dikenal oleh masyarakat dan bisa
mendapatkan tender agar perusahaan kontraktornya dapat
berjalan dengan baik dan mendapatkan keuntungan yang
diharapkan.
3. Kerjasama dengan perusahaan lain.
19
Dengan siapakah kontraktor bekerjasama dengan perusahaan
lain sebagai mitra kerja atau subkontraktor akan menentukan
kelancaran suatu proyek. Bila kontraktor bekerjasama dengan
perusahaan yang bonafide, maka pekerjaan proyek akan
menjadi lancar. Dan apabila bekerjasama dengan perusahaan
yang kurang bonafide, mungkin saja timbul banyak masalah
dalam pekerjaan proyek.
2. PENANGANAN RISIKO
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang risiko, terdapat dua unsur
utama dari risiko, yaitu ketidakpastian dan kerugian. Unsur ketidakpastian
berhubungan erat dengan sifat possihilistik dan pruhahilistik (kemungkinan
terjadi) dari suatu peristiwa. Unsur-unsur ini mengindikasikan keterbatasan
kemampuan manusia dalam memprediksi potensi risiko yang pada akhirnya
dapat menimbulkan kerugian secara fisik maupun finansial. Seiring dengan
berkembangnya potensi-potensi risiko proyek konstruksi, maka semakin
berkembang pula usaha-usaha untuk menangani permasalahan risiko ini,
salah satu upaya yang dilakukan adalah penerapan manajemen risiko.
Pada dasarnya ada beberapa cara atau metode dalam manajemen risiko
yang dapat dipergunakan untuk menangani risiko proyek konstruksi, antara
lain(Rahayu, 2001 : 5) :
1. Penghindaran risiko (risk avoidance)
2. Pengurangan risiko (risk reduction I mitigation)
20
3. Pemikulan atau penahanan risiko {risk retention)
4. Pengalihan risiko (risk transfer)
Keempat metode tersebut dapat diterapkan secara terpisah atau
dikombinasikan, tergantung dari strategi yang diterapkan dalam proyek
konstruksi yang bersangkutan. Dari keempat metode penangan risiko di atas,
metode pengurangan risiko, penahanan risiko dan pengalihan risiko dapat
dilakukan melalui mekanisme pembiayaan risiko (riskfinancing).
Pembiayaan risiko (risk financing) merupakan suatu mekanisme
pengalokasian dana untuk menangani risiko-risiko tertentu. Pada metode
pengurangan dan penahanan risiko, biaya yang dikeluarkan untuk menangani
risiko digunakan untuk membiayai kegiatan pengurangan dan penahanan
risiko, tanpa melibatkan pihak penjamin, misalnya dengan pelatihan dan
penyediaan peralatan K3. Sedangkan pada metode pengalihan risiko, biaya
yang dikeluarkan dimaksudkan untuk memberi kompensasi secara finansial
kepada pihak penjamin yang bersedia menanggung suatu risiko.
Pembiayaan risiko (risk financing) pada metode pengalihan risiko,
memungkinkan kontraktor untuk mengalihkan risiko-risiko yang tidak dapat
diatasi sendiri ke pihak lain. Salah satu bentuk pengalihan risiko tersebut
dapat berupa asuransi (insurance).
Dalam bentuk asuransi, pihak pertama (yang dijamin) memperoleh
jaminan berupa uang dari pihak kedua (penjamin) atas nilai kerugian yang
diderita akibat risiko tertentu, dengan membayar sejumlah premi. Melalui
mekanisme asuransi, pihak tertanggung (pihak pertama atau pihak yang
dijamin) dapat menentukan jenis risiko yang akan diasuransikan, baik dalam
21
bentuk risiko tunggal {single peril risk) maupun dalam bentuk risiko
kumpulan atau paket (all risks). Nilai pertanggungan maksimum yang
mungkin diperoleh oleh pihak tertanggung bisa mencapai 100% dari nilai
kontrak, dengan konsekuensi pihak tertanggung membayar sejumlah uang
premi kepada pihak penanggung atau penjamin.
Segala macam upaya penanganan risiko yang telah disebut di atas
adalah bertujuan untuk memproteksi dan meminimalkan dampak risiko yang
mungkin terjadi pada proyek konstruksi, terutama proyek-proyek konstruksi
yang berskala besar.
Ada banyak jenis asuransi konstruksi yang dapat digunakan pada
proyek-proyek konstruksi, dan semuanya itu akan diuraikan di bawah. Namun
tidak semua asuransi konstruksi digunakan di dalam setiap proyek konstruksi.
Pemakaian asuransi konstruksi selalu dipertimbangkan secara prosedural
dengan menggunakan manajemen risiko (risk management). Urutan langkah-
langkah penerapan manajemen risiko adalah (Clough, 1994 : 196-197) :
1. Mengenali dan mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul pada
proyek konstruksi.
2. Mengukur derajat atau tingkat kecenderungan masing-masing
risiko yang telah diidentifikasikan. Derajat kecenderungan ini
meliputi tingkat keseringan atau frekuensi kejadian suatu risiko dan
tingkat kekuatan dampak kerugian bila risiko tersebut terjadi. Hal-
hal yang menjadi pertimbangan dalam pengukuran derajat
kecenderungan risiko adalah :
22
• Lokasi proyek, hal ini menyangkut tentang cuaca, iklim,
wilayah gempa, dan sebagainya yang berkaitan dengan kondisi
lokasi proyek.
• Kualitas sumber daya manusia (SDM).
• Peralatan dan perlengkapan serta teknologi yang digunakan
pada proyek konstruksi, termasuk di dalamnya adalah
kendaraan-kendaraan, mesin-mesin, pemasangan instalasi
listrik, drainase, steam boiler (ketel uap), heater (penghangat
ruangan), AC, dan sebagainya yang berkaitan dan mendukung
pekerjaan-pekerjaan proyek.
• Manajemen proyek konstruksi.
• Jenis proyek konstruksi (sipil basah atau sipil kering).
• Skala proyek konstruksi (besar atau kecilnya proyek).
• Kondisi sosial di daerah sekitar proyek.
• Kondisi politik dan ekonomi negara.
• Pengalaman-pengalaman yang mendukung.
3. Memutuskan bagaimana cara menghadapi risiko yang telah
diidentifikasi tersebut. Jika risiko-risiko tersebut tidak dapat
dieliminasi dengan menggunakan berbagai cara alternatif atau
dengan memindahtangankan kontrak kepada pihak lain, dan atau
dengan cara-cara lainnya, maka alternatif pilihan yang bisa diambil
adalah dengan membeli asuransi, menjadi self-insure ataupun
dengan memikul sendiri semua risiko.
23
4. Menerapkan suatu program pengendalian dan pencegahan dampak
risiko dan kerugian. Salah satunya adalah program tentang
keamanan proyek {project safety program).
5. Mengamati hasilnya.
Pembelian polis asuransi merupakan salah satu tindakan penanganan
risiko yang terbaik, yang dapat berfungsi sebagai proteksi terhadap dampak
risiko, terutama dampak risiko terhadap keuangan. Asuransi tidaklah
mengeliminasi setiap risiko yang ada, namun hanya mengubah atau
mengalihkan atau memindahkan seorang kontraktor dari suatu kondisi
ancaman finansial menjadi seorang pemikul risiko yang profesional dan
handal.
3. ASURANSI
Salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam menghadapi risiko-
risiko dan meminimalkan dampak-dampaknya dalam suatu bidang usaha
ataupun dalam setiap segi kehidupan manusia itu sendiri adalah dengan
membeli suatu polis asuransi. Di negara-negara yang sudah maju,
penggunaan asuransi merupakan suatu hal yang umum. Namun di beberapa
negara yang sedang berkembang, penggunaan asuransi masih bersifat sesuatu
yang eksklusif.
Asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi untuk
memberi penggantian kepada tertanggung karena suatu kerugian, kerusakan,
24
kehilangan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tertentu. (Pasal 246 Kitab Undang-Undang Dagang
Republik Indonesia).
Asuransi adalah pertanggungan yang melibatkan dua belah pihak,
yaitu yang sanggup menanggung atau menjamin dan pihak yang ditanggung.
Penanggung menjamin pihak yang ditanggung untuk mendapatkan
penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya sebagai
akibat dari suatu peristiwa yang belum tentu akan terjadi atau belum dapat
ditentukan saat terjadinya. Sebagai kontra prestasinya, tertanggung wajib
membayar sejumlah premi kepada penanggung. (Chandra, 1998 : 37).
Jadi, ada dua pihak yang terlibat dalam perjanjian pertanggungan,
yaitu pihak yang menanggung {insurer) dan pihak tertanggung {insured).
Nama kedua pihak ini selalu tercantum di dalam polis asuransi, bisa berupa
nama seseorang ataupun nama suatu badan. Dan nama pihak yang tidak
tertulis pada polis asuransi, selanjutnya disebut sebagai pihak ketiga {third
party).
Dasar hukum yang mengatur kegiatan perasuransian di Indonesia
adalah :
• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246
(definisi asuransi), pasal 250 {insurable interest), pasal 251 (asas
itikad baik) dan pasal 268 (asas kepentingan).
• Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian.
25
• Keppres No.55 tahun 1971 tentang Perijinan Usaha Perusahaan
Asuransi Kerugian.
• Peraturan Pemerintah No.3 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perasuransian.
• Keputusan Menteri Keuangan No.223/KMK.017/1993 tentang
Perijinan Usaha Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
• Keputusan Menteri Keuangan No.224/KMK017/1993 tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi.
• Keputusan Menteri Keuangan No.225/KMK017/1993 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi.
• Keputusan Menteri Keuangan No.226/KMK017/1993 tentang
Perijinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan
Penunjang Usaha Asuransi.
• Keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan Nomor
KEP.5289/LK/1993.
• Surat Edaran Direktur Jendral Lembaga Keuangan Nomor
SE-618/LK/1994.
Asuransi bisa dipandang dari dua sudut yang berbeda (William Jr. &
Heins, 1985 : 214), yaitu :
• Asuransi adalah pengamanan terhadap kerugian finansial yang
dilakukan oleh seorang penaggung. Sudut pandang ini dilihat dari
kepentingan pihak tertanggung.
26
• Asuransi adalah suatu persetujuan dua atau lebih badan yang
mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian. Sudut
pandang ini dilihat dari kepentingan pihak penanggung.
Masing-masing sudut pandang mempunyai kepentingannya sendiri-sendiri.
Pihak penanggung berusaha mendapatkan suatu keuntungan dari
perusahaannya yang berupa perusahaan asuransi, yaitu dari premi yang
dibayarkan oleh pihak tertanggung, dimana sejumlah premi yang telah
dibayarkan tersebut tidak akan dikembalikan kepada pihak tertanggung
apabila risiko yang telah diasuransikan tersebut tidak terjadi. Sedangkan
pihak tertanggung melihat asuransi sebagai suatu media yang dapat
memberikan rasa aman baginya, dari suatu peristiwa yang merugikan. Dan
secara sepintas, dapat dilihat adanya suatu hubungan mutual diantara kedua
pihak. Pada saat suatu perjanjian pertanggungan dibuka, kedua pihak tidak
mengharapkan risiko yang diasuransikan tersebut terjadi. Pihak penanggung
berharap agar dengan tidak terjadinya risiko tersebut, ia bisa beroleh suatu
keuntungan. Pihak tertanggung juga berharap agar risiko tersebut juga tidak
terjadi. Sebab sejak awal ia tidak menginginkan risiko itu terjadi, namun oleh
karena ia merasa kuatir atau dengan tujuan untuk meningkatkan rasa aman,
maka ia membeli suatu polis asuransi untuk memberikan rasa aman baginya.
Dan ini bukan berarti pihak tertanggung dapat seenaknya bertindak setelah ia
membeli suatu polis asuransi, sebab ia terikat penuh dengan klausa-klausa
yang terdapat di dalam polis asuransi, dimana di dalamnya terdapat juga
syarat-syarat pengklaiman yang akan dibayar, dan secara sepintas dapat
dilihat adanya hak dan kewajiban bagi pihak tertanggung.
27
Tidak setiap risiko dapat diasuransikan. Risiko-risiko yang dapat
diasuransikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Bickelhampt,
1983 : 13-14):
1. Renting.
Asuransi tidak akan mau menjamin risiko yang nilai
kepentingannya kecil. Secara kasar dapat diartikan bahwa sesuatu
risiko yang nilai kepentingannya kecil memiliki nilai kerugian
yang kecil pula apabila risiko tersebut terjadi. Misalnya : asuransi
tidak akan menjamin atas kehilangan palu, cangkul ataupun timba
yang ada dan di pakai di lingkungan pekerjaan proyek
2. Terjadi secara kebetulan.
Kerugian yang terjadi oleh karena tindakan secara sengaja oleh
tertanggung tidak akan ditanggung oleh asuransi, bahkan hal
tersebut bisa dikategorikan sebagai penipuan.
3. Dapat diperhitungkan.
Risiko harus dapat diprediksi kemungkinan terjadinya meskipun
secara kasar.
4. Mempunyai nilai kerugian.
Nilai kerugian harus dapat dipastikan, sehingga dalam kontrak,
nilai kerugian menjadi jelas dan dapat dipastikan.
5. Bukan kerugian yang pasti terjadi.
Secara umum tidak boleh ada risiko yang kemungkinan terjadinya
sangat besar diikutkan dalam asuransi. Ukuran kemungkinan
28
terjadinya risiko serta kemungkinan kerugiannya sangat
tergantung dari tiap-tiap perusahaan asuransi.
Kerugian-kerugian yang dialami oleh pihak tertanggung akan diganti
oleh pihak penanggung dengan syarat -syarat secara uinum sebagai berikut
(Gustavson, 1995 : 315) :
1. Terjadi kerugian fisik yang disebabkan oleh risiko-risiko yang
telah disepakati sebelumnya antara pihak tertanggung dan pihak
penanggung sesuai dengan klausa-klausa polis asuransi.
2. Kerugian harus terjadi selama masa berlaku polis asuransi dan
terjadi di tempat yang telah ditetapkan sebelumnya atau seperti
yang tercantum pada polis asuransi.
3. Tidak adanya unsur kesengajaan dari pihak tertanggung, yang
oleh karena tindakannya sendiri yang secara sengaja,
menimbulkan suatu kerugian pada dirinya sendiri.
Pada setiap jenis polis asuransi, perlu diperhatikan adanya klausa
subrogation. Subrogation adalah suatu kebijaksanaan asuransi dimana bila
terjadi suatu kerugian yang menimpa tertanggung, yang ditimbulkan atau oleh
karena suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak ketiga, maka perusahaan
asuransi akan mengganti kerugian tersebut kepada pihak tertanggung sesuai
dengan jumlah nilai yang tercantum pada polis asuransi. Namun setelah
perusahaaan asuransi mengganti kerugian yang timbul, perusahaan asuransi
berhak untuk menuntut ganti rugi kepada pihak ketiga dengan menggunakan
atau atas nama pihak tertanggung, sebesar yang dia bayarkan kepada pihak
tertanggung. Sebagai contoh, apabila ada suatu proyek konstruksi dimana
29
owner membeli suatu polis asuransi, dan kemudian kontraktor melakukan
atau sebagian melakukan suatu kesalahan hingga terjadi suatu kerugian bagi
pihak owner, maka perusahaan asuransi akan mengganti kerugian tersebut
sesuai dengan yang tercantum pada polis asuransi. Namun setelah kerugian
itu diganti, perusahaan asuransi mempunyai hak untuk menuntut ganti rugi
kepada pihak kotraktor dan atau pihak lain yang bersalah dengan
menggunakan atau atas nama owner, sebesar yang dia bayarkan kepada
owner. Adanya klausa subrogation ini sepertinya dapat menghilangkan
keseluruhan manfaat asuransi bagi pihak tertanggung. Itulah sebabnya,
seringkali di dalam polis asuransi konstruksi dicantumkan nama-nama pihak
yang mempunyai kepentingan dan yang punya peran penting pada suatu
proyek konstruksi sebagai pihak tertanggung. Klausa subrogation tidak dapat
diterapkan pada pihak-pihak yang namanya tercantum sebagai pihak
tertanggung pada polis asuransi (Clough, 1994 : 208-209).
3.1. Asuransi Konstruksi
Ada banyak sekali jenis asuransi konstruksi, dimana tiap-tiap
asuransi menjamin hal-hal yang bervariasi yang berkaitan erat dengan
proyek konstruksi. Di bawah ini adalah beberapa contoh jenis asuransi
konstruksi, diantaranya adalah (Clough, 1994 : 201-203):
A. Asuransi Properti Selama Masa Proyek Konstruksi Berlangsung
(Property Insurance on Project During Construction).
1. All risk builder's risk insurance.
30
Asuransi yang menjamin semua risiko yang beaipa kerugian fisik
yang terjadi pada proyek konstruksi atau pada material yang
disebabkan oleh pengaruh luar, dan juga disertai dengan adanya
pengecualian-pengecualian khusus. Di Indonesia, suaransi ini
lebih dikenal dengan nama C.A.R. (Contactor All Risk Insurance).
2. Named-peril builder's risk insurance.
Asuransi yang menjamin proyek konstruksi, termasuk material
yang disimpan, terhadap kerugian akibat kebakaran atau disambar
petir. Biasanya bisa juga ditambahkan ketentuan-ketentuan khusus
mengenai jaminan terhadap kerugian-kerugian yang lebih spesifik
seperti karena badai, ledakan, huru-hara, kebocoran tangki air,
kebocoran gas, dan sebagainya. Salah satu jenis asuransi ini yang
cukup dikenal di Indonesia adalah//>e and allied perils insurance.
3. Earthquake insurance.
Asuransi yang menjamin kerugian karena kerusakan proyek
konstruksi akibat gempa bumi. Di beberapa negara, asuransi jenis
ini telah dikombinasikan dengan builder's risk policy.
4. Bridge insurance.
Dikenal pula dengan istilah bridge builder's risk policy. Asuransi
ini termasuk jenis asuransi inland marine (daerah dekat laut).
Asuransi ini menjamin kerugian yang terjadi selama proyek
konstruksi berlangsung, akibat dari kebakaran, disambar petir,
banjir, tubrukan, ledakan, huru-hara, badai, angin puyuh, gempa
bumi.
31
5. Steam boiler and machinery insurance.
Asuransi yang menjamin kecelakaan atau kerugian akibat
penggunaan ketel uap pada proyek konstruksi.
6. Installation floater policy.
Asuransi yang menjamin kerugian atas rusaknya atau hilangnya
mesin-mesin proyek konstruksi seperti alat penghangat atau
pendingin ruangan {heater atau AC) mulai dari pengangkutan dari
supplier hingga sampai di proyek untuk dipasang dan dicoba.
Polis asuransi ini tidak berlaku pada saat kontraktor tidak lagi
berkepentingan atas barang tersebut, pada saat barang tersebut
telah diterima oleh owner atau pada saat penanganannya telah
diambil alih oleh owner.
B. Asuransi Properti Yang Berkaitan Dengan Kepemilikan Kontraktor
{Property Insurance on Contractor's Own Property).
1. Property insurance on contractor's own buildings.
Asuransi yang menjamin kerugian kontraktor akibat rusaknya
kantor, silo semen, gudang, dan bangunan-bangunan lain yang ada
di lingkungan proyek konstruksi dan untuk kepentingan proyek
konstruksi.
2. Contractor's equipment insurance.
Asuransi yang menjamin kerugian akibat kerusakan atau
kehilangan peralatan konstruksi kontraktor yang digunakan untuk
keperluan proyek konstruksi tanpa memperhatikan di mana alat itu
berada dan diletakkan, pada saat terjadi musibah.
32
3. Motor truck cargo policy.
Asuransi yang menjamin kerugian atas segala macam bentuk
risiko yang mungkin terjadi selama pengangkutan material dengan
truk atau alat angkut lain milik kontraktor, mulai dari tempat
supplier hingga ke gudang ataupun lokasi bangunan. Di Indonesia
deikenal dengan nama cargo insurance (sea, land, or and air).
4. Transportation floater.
Asuransi yang menjamin kerugian atas segala macam bentuk
risiko yang mungkin terjadi selama pengangkutan barang-barang
atau peralatan milik kontraktor dengan menggunakan alat
angkutan umum.
5. Fidelity bond.
Suatu bentuk jaminan yang menjamin kerugian kontraktor karena
ketidakjujuran pegawai dan karyawan kontraktor. Fidelity bond
merupakan salah satu bentuk surely bond. Di Indonesia, fidelity
bond )ug& dikenal dengan nama fidelity guaranty insurance.
6. Crime insurance.
Asuransi yang menjamin kerugian kontraktor karena kehilangan
uang, kehilangan peralatan kantor dan barang-barang berharga
sebagai akibat dari kemalingan (burglary), perampokan (robbery)
pencurian (theft), ataupun pemalsuan (forgery). Di Indonesia, ada
satu jenis asuransi yang khusus menjamin kehilangan uang, baik
itu kehilangan pada saat transportasi, kehilangan pada saat
penjagaan maupun kehilangan pada saat uang berada di brankas.
33
Asuransi yang khusus menjamin kehilangan uang tersebut
deikenal dengan nama money insurance.
7. Valuable papers destruction insurance.
Asuransi yang menjamin kerugian kontraktor akibat hilangnya
atau rusaknya kertas-kertas berharga seperti buku-buku, arsip,
peta, gambar proyek, akte, hipotik, dokumen kontrak, dan
sebagainya. Polis asuransi ini tidak menjamin kehilangan dan
kerusakan oleh karena kesalahan penempatan, kelupaan
penempatan, kemusnahan yang tidak dapat dijelaskan, luntur dan
sobek, kualitas yang menurun, kesalahan penulisan, perang.
C. Asuransi Pertanggungjawaban {Liability Insurance).
1. Contractor's public and property damage liability insurance.
Asuransi ini menjamin tanggung jawab kontraktor terhadap
kecelakaan yang terjadi pada orang yang bukan pegawai
kontraktor yang berada di proyek konstruksi, dan juga menjamin
kerugian akibat rusaknya bangunan milik orang lain yang ada di
sekitar proyek konstruksi.
2. Contractor's protective public and property damage liability
insurance.
Asuransi yang menjamin tanggung jawab yang dibebankan
kepada kontraktor atas segala tindakan subkontraktor terhadap
kecelakaan yang terjadi pada orang yang bukan pegawai
kontraktor yang berada di proyek konstruksi, dan juga kerugian
VI
akibat rusaknya bangunan milik orang lain yang ada di sekitar
proyek konstruksi.
3. Completed-operations liability insurance.
Asuransi yang menjamin kontraktor atas kerugian akibat klaim
dari owner karena kesalahan pelaksanaan dan proyek konstruksi
tersebut telah diselesaikan dan diserahkan kepada owner.
Asuransi ini hanya bisa dibuka pada saat kontraktor sedang
melaksanakan proyeknya, dan bukan pada saat proyek tersebut
telah selesai dan diserahkan kepada owner.
4. Contractual liability insurance.
Bentuk asuransi ini dibuka pada saat satu pihak harus memikul
tanggung jawab tertentu pihak lain yang telah ditetapkan dalam
suatu kontrak. Asuransi tanggung jawab yang umum biasanya
tidak menjamin risiko seperti ini.
5. Professional liability insurance.
Asuransi ini menjamin tanggung jawab kontraktor atas design dan
pelayanan profesional lainnya yang diberikan kontraktor kepada
owner.
6. Workers' compensation insurance.
Asuransi yang menjamin segala kepentingan hukum atas pekerja
yang mengalami kematian, luka-luka berat ataupun cacat tubuh
pada saat melaksanakan pekerjaannya.
7. Employer's liability insurance.
3 5
Asuransi yang menjamin kontraktor atas biaya perawatan dan
Iain-lain yang berkenaan dengan kematian ataupun luka berat
yang dialami oleh pekerja pada saat melaksanakan pekerjaanya.
Asuransi ini biasanya dikombinasikan dengan Workers'
compensation insurance.
8. Owner's protective liability insurance.
Asuransi ini menjamin pihak owner dari segala tanggung jawab
atas kerugian yang timbul akibat dari tindakan kontraktor dan atau
subkontraktor
D. Asuransi Karyawan dan Pegawai (Employee Insurance).
1. Employee benefit insurance.
Asuransi ini menjamin para pekerja atas tunjangan tambahan
seperti obat-obatan, biaya rumah sakit, operasi, kesehatan, dan
sebagainya. Salah satu jenis asuransi ini yang cukup dikenal di
Indonesia adalah hospitalization insurance.
2. Traveler's/baggage insurance.
Asuransi yang menjamin kehilangan barang-barang bawaan milik
pegawai yang bersangkutan selama dalam perjalanan untuk
keperluan pekerjaan.
3. Personal accident insurance.
Asuransi ini menjamin kepentingan hukum atas pekerja yang
mengalami kematian, luka-luka berat ataupun cacat tubuh selama
24 jam.
4. Social security.
36
Suatu bentuk jaminan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
menjamin kepentingan pekerja yang telah pensiun, kepentingan
keluarga pekerja oleh karena kematian pekerja tersebut,
kepentingan rumah sakit, kepentingan pekerja yang cacat oleh
karena kecelakaan pada saat melaksanakan pekerjaannya dan juga
asuransi kesehatan.
5. Unemployment insurance.
Asuransi ini menyediakan penghasilan mingguan bagi pekerja
berkualitas selama masa tidak bekerja hingga mendapatkan
pekerjaan yang baru.
6. Disability insurance.
Asuransi yang menjamin kepentingan pekerja atas cacat tubuh
oleh karena kecelakaan yang terjadi tidak di tempat kerja dan juga
oleh karena wabah penyakit. Asuransi ini hanya ada di beberapa
negara.
E. Asuransi Kendaraan Bermotor (Automobile Insurance).
Asuransi yang menjamin kerugian kontraktor atas kerusakan
kendaraan bermotor yang diasuransikan tersebut maupun atas tuntutan
pihak ketiga tentang kecelakaan, luka berat ataupun rusaknya
bangunan pihak ketiga yang timbul oleh karena penggunaan
kendaraan bermotor tersebut, baik itu milik kontraktor maupun bukan,
yang digunakan untuk kepentingan proyek. Kerusakan kendaraan
bermotor tersebut dapat terjadi pula oleh karena kebakaran, huru-hara,
tindak kekerasan oleh pihak lain, kecelakaan dan sebagainya. Asuransi
M
ini juga menjamin kehilangan kendaraan bermotor oleh karena
pencurian. Asuransi kendaraan bermotor yang khusus menjamin
tuntutan pihak ketiga atas kerusakan barang milik pihak ketiga sebagai
akibat dari penggunaan kendaraan bermotor yang diasuransikan, biasa
disebut dengan nama automobile liability insurance. Sedangkan
asuransi yang khusus menjamin kendaraan bermotornya saja biasa
disebut dengan nama motor vehicle insurance. Yang termasuk
kategori kendaraan bermotor di sini adalah segala jenis kendaraan
bermotor yang biasa digunakan di jalan umum seperti sedan, truk,
trailer, semitrailer, dan sebagainya.
F. Asuransi Bisnis, Kecelakaan dan Asuransi Jiwa (Business, Accident
and Life Insurance).
1 Business interruption insurance.
Asuransi yang menjamin kontraktor atas kerugian yang terjadi
karena terhentinya bisnis borongan kontraktor tersebut, sebagai
akibat dari kebakaran, bajir dan Iain-lain bencana alam.
2. A dvance profit insurance.
Asuransi yang menjamin kontraktor atas kerugian yang terjadi
karena penundaan penyelesaian pekerjaan proyek.
3. Sole proprietorship insurance.
Asuransi ini menyediakan uang untuk membantu ahli waris dalam
rangka melanjutkan ataupun mengatur bisnis perusahaan
kontraktor yang bersangkutan tanpa harus melalui peristiwa
kematian si pemilik perusahaan.
38
4. Key person life insurance.
Asuransi ini menjamin kerugian finansial suatu perusahaan
kontraktor sebagai akibat dari kematian orang-orang penting yang
terlibat dalam bisnis perusahaan kontraktor yang bersangkutan.
Asuransi ini juga mengumpulkan dana bagi keperluan
pembayaran karyawan-karyawan yang akan berhenti bekerja di
perusahaan tersebut.
5. Corporate continuity insurance.
Asuransi ini menyediakan uang untuk keperluan pembelian saham
suatu perusahaan kontraktor pada saat si pemegang saham
tersebut meninggal. Hal ini untuk mencegah jatuhnya saham
perusahaan ke tangan yang tidak diinginkan.
G. Asuransi mesin dan instalasi listrik pada proyek konstruksi
{Mechanical and Electrical Insurance).
1. Erection all risk insurance.
Asuransi yang menjamin kerugian finasial karena kerusakan fisik
atas pelaksanaan pekerjaan teknik mesin (pekerjaaan membuat
mesin) dan pekerjaan teknik listrik (pekerjaan membuat instalasi
listrik) atau kombinasinya, dimana pekerjaan-pekerjaan tersebut
di luar proses pengoperasian mesin dan instalasi listrik yang
dimaksud.
2. Machinery breakdown insurance.
Asuransi yang menjamin mesin-mesin dan instalasi listrik selama
masa operasional.
39
3. Computer or electronic equipment insurance.
Asuransi yang menjamin kerusakan komputer dan peralatan
elektronik, kehilangan data, dan kenaikan biaya pekerjaan.
4. CONTRA CWR ALL RISK (CA. R.) INSURANCE
Salah satu jenis asuransi konstruksi yang cukup dikenal di Indonesia
adalah Contractor All Risk (C.A.R) Insurance. Polis asuransi ini memiliki
beberapa variasi luas jaminan, tergantung dari kebijaksanaan perusahaan
asuransi yang memproduksinya. Namun polis asuransi C.A.R. yang standard
memiliki banyak kesamaan antara perusahaan asuransi yang satu dengan
perusahaan asuransi yang lainnya. Perusahaan asuransi yang memproduksi
asuransi jenis C.A.R ini pada umumnya di-back up oleh beberapa perusahaan
reasuransi dalam maupun luar negeri. Standard peraturan dan kebijaksanaan
asuransi C.A.R yang umum dipakai oleh perusahaan asuransi di Indonesia
adalah Munich RE Standard wording policy.
Contractor All Risk (C.A.R.) Insurance dikenal pula dengan nama All
Risk Builder's Risk Insurance, yaitu suatu bentuk asuransi yang menjamin
segala kerugian atau kerusakan fisik yang terjadi pada proyek konstruksi
ataupun material-material yang disebabkan oleh pengaruh luar, dengan
disertai pengecualian-pengecualian khusus. (Clough, 1994 201).
Pengecualian-pengecualian khusus ini dapat dimodifikasi dengan
menambahkanjumlahpremi. (Clough, 1994 : 206).
40
Contractor All Risk (C.A.R.) Insurance adalah salah satu jenis
asuransi engineering yang menjamin kerugian finansial karena kerusakan
fisik yang bersifat sudden dan unforeseen (tiba-tiba dan tak terduga) atas
peiaksanaan pekerjaan teknik sipil (civil engineering), termasuk tanggung
jawab kepada pihak ketiga (thirdparty liability). (Sawab, 1997).
Jenis lain dari asuransi engineering adalah :
• Erection A11 Risk (E.A.R.).
Asuransi untuk pekerjaan mesin (mechanical engineering) dan
teknik listrik (electrical engineering).
• Machinery Break Down (M. B.).
Asuransi terhadap mesin-mesin dan instalasi listrik selama
operasional.
Semua pekerjaan proyek teknik sipil bisa diasuransikan, seperti
pembangunan jalan, jembatan, dermaga, pembangunan gedung bertingkat,
dan sebagainya. Pekerjaan proyek itu sendiri meliputi :
• Permanent work atau main project (pekerjaan utama).
• Temporary work (pekerjaan pelengkap).
• Preparation work (pekerjaan persiapan).
• Materials used (material yang digunakan), yaitu hanya material-
material yang berada di lingkungan proyek konstruksi.
• Construction Plant Machinery (CPM) and Construction Plant
Equipment (CPE) (mesin-mesin dan alat-alat berat yang
digunakan). CPM adalah alat-alat penunjang yang bergerak,
seperti crane, buldozer, excavator, dan sebagainya. CPE adalah
4 1
alat-alat penunjang yang tidak bergerak, seperti diesel, molen, dan
sebagainya. Dan hanya mesin-mesin dan alat-alat berat yang
berada dan yang digunakan di lingkungan proyek saja yang bisa
diasuransikan.
Yang dapat mengasuransikan proyek konstruksi adalah orang-orang
atau pihak-pihak yang mempunyai kepentigan asuransi, yaitu :
• Principal atau Bouwheer atau pemilik proyek {owner).
• Contractor atau pelaksana pekerjaan.
• Construction manager.
• Creditor atau penyandang dana.
Luas jaminan C.A.R. meliputi :
1. Material damage, yaitu kerugian finansial sebagai akibat
kerusakan fisik dari pekerjaan teknik sipil yang sedang dibangun
sebagai akibat dari :
• Kebakaran, disambar petir, peledakan, runtuh, dan
sebagainya.
• Bencana alam (act of God), seperti banjir, gempa bumi, badai,
dan sebagainya.
• Negligence (kelalaian), human error (kesalahan manusia) dan
lack of skill (kurangnya keahlian atau ketrampilan), dan yang
bukan bersifat suatu kesengajaan.
• Burglary (kemalingan), robbery (perampokan) dan theft
(pencurian).
• Short circuit (hubungan singkat)
42
• Dan Iain-lain yang tidak disebut dalam pengecualian
{exclusion).
2. Third party liability (tanggung jawab kepada pihak ketiga).
• Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang meliputi :
bodily injury (luka-luka berat) dan property damage
(kerusakan bangunan).
• Besarnya tanggung jawab pihak asuransi atas kerugian pihak
ketiga dibatasi oleh suatu limit of indemnity (batas-batas ganti
rugi) yang telah disepakati.
• Polis standard tidak menjamin kerugian pihak ketiga akibat
vibration (getaran pada saat pemancangan tiang pancang,
yang dapat menghancurkan bangunan yang ada di sekitarnya),
reemoval (pelepasan alat bantu daya dukung, seperti misalnya
: bekisting, perancah, dan sebagainya, yang mengakibatkan
keruntuhan yang dapat menimpa bangunan di sekitarnya) dan
weakening of support (lemahnya daya dukung sehingga
bangunan atau konstruksi tersebut runtuh dan menimpa ke
bangunan milik orang lain). Namun ada beberapa perusahaan
asuransi yang menjamin hal ini dalam polis C.A.R.
standardnya, selama vibration, removal dan weakening of
support yang terjadi masih dalam batas-batas yang telah
ditentukan.
Hal-hal yang tidak dijamin oleh C.A.R. {exclusion) meliputi:
1. Pengecualian umum.
•H
• Perang, pemberontakan, huru-hara, pemogokan, dan
sejenisnya.
• Radiasi nuklir, kontaminasi radioaktif, polusi, dan sejenisnya.
• Kesengajaan oleh tertanggung.
• Penghentian pekerjaan {cessation of work).
2. Pengecualian khusus.
• Deductible atau risiko sendiri sesuai dengan yang tercantum
pada polis C.A.R. Deductible adalah beban yang harus
ditanggung oleh pihak tertanggung pada saat risiko terjadi.
Besarnya deductible dinyatakan dalam nilai uang sesuai
dengan yang tercantum dalam polis C.A.R.
• Consequential loss, adalah suatu kerugian secara tak
langsung, yaitu kerugian yang timbul sebagai akibat dari efek
atau pengaruh dari terjadinya risiko-risiko yang dapat
diasuransikan, meliputi :
a Penalties atau denda-denda.
a Keterlambatan pekerjaan.
a Kerugian kontrak.
• Faulty design (salah perencanaan).
• Defective material (material yang cacat, atau material yang
tidak sesuai dengan pesanan) dan bad workmanship (hasil
pekerjaan yang rusak atau cacat sebagai akibat dari
ketidaksanggupan mengerjakan sesuatu), hanya yang rusak,
tetapi akibatnya tetap dijamin. Sebagai contoh : suatu balok
4-1
induk rusak karena mutu beton yang tidak sesuai (defective
material) atau rusak karena bad workmanship, dan
mengakibatkan keruntuhan dan kerusakan pada bagian
konstruksi yang lain, maka balok induk tersebut tidak akan
dijamin, namun kerusakan pada bagian konstruksi yang lain
akan dijamin oleh pihak perusahaan asuransi.
• Wear and tear (aus), corrosion (korosi), oxydation (oksidasi).
• Mechanical atau electrical break down dari CPE dan CPM
(disini diartikan hanya internal breakdown dan external
breakdown tetap dijamin). Sebagai contoh : Suatu mesin rusak
karena ada komponen yang terbakar, sehingga ada bagian
konstruksi yang terbakar. Maka pihak perusahaan asuransi
akan menjamin bagian konstruksi yang terbakar tersebut, dan
komponen mesin yang terbakar tidak akan dijamin.
• Kerusakan kendaraan bermotor proyek yang mempunyai
lisensi atau ijin untuk digunakan di jalan umum (diartikan
telah dijamin oleh polis asuransi kendaraan bermotor).
• Kerusakan atau kehilangan file (data), gambar, dokumen-
dokumen penting lainnya.
• Kehilangan yang diketahui pada saat stock opname atau
inventarisasi.
Jangka waktu berlakunya polis asuransi CAR. (period of insurance)
45
• Dimulai sejak permulaan pelaksanaan atau permulaan kontrak
atau sejak barang-barang dibongkar di lokasi proyek.
• Berlaku terus selama waktu pembangunan.
• Berakhir (mana saja yang terjadi terlebih dahulu) :
a Pada saat serah terima proyek.
a Pada saat proyek mulai dioperasikan atau dipergunakan.
a Pada saat tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam polis.
Tata cara penutupan asuransi C.A.R. :
1. Bila calon tertanggung melakukan direct over dengan perusahaan
asuransi biasanya diminta untuk mengisi application form atau
questionnaire yang telah disediakan. Application form/SPPA
(Surat Permintaan Pertanggungan Asuransi) harus diisi dengan
sebenar-benarnya dan ditandatangani oleh calon tertanggung
karena merupakan dasar untuk penerbitan polis. Bila asuransi
dipercayakan pada broker (perantara), semua kebutuhan proteksi
asuransi mulai awal penutupan sampai penanganan klaim
dilaksanakan oleh broker. Broker bekerja untuk kepentingan
tertanggung tanpa dibebani biaya apapun (complementary
service).
2. Data dan dokumen yang diperlukan diantaranya :
• SPK (Surat Perintah Kerja) atau copy kontrak kerja.
• Spesifikasi proyek dan data teknis.
• Gambar proyek, meliputi gambar lay out, perspektif, structure
(gambar struktur) dan cross section (gambar potongan).
46
• Jadwal proyek (time schedule).
• Data geologi dan penelitian tanah.
Selanjutnya dilakukan survey ke lokasi oleh pihak penanggung
(perusahaan asuransi).
Tata cara klaim :
1. Laporan, yaitu segera melaporkan kejadian atau kerugian yang
dimaksud paling lambat 14 hari setelah tanggal kejadian.
2. Pencegahan, yaitu tertanggung wajib mengambil tindakan untuk
mengurangi atau mencegah timbulnya kerugian yang lebih besar.
3. Penjagaan, yaitu menjaga bagian-bagian yang rusak untuk tidak
melakukan pemindahan atau perubahan situasi kerugian sebelum
ditinjau oleh penaggung.
4. Memberikan keterangan-keterangan dan dokumen-dokumen
tentang kerugian, seperti:
• Surat tuntutan kepada pihak asuransi.
• Data kerugian.
• Berita acara kerugian.
• Perkiraan biaya untuk memperbaiki atau mengganti
kerusakan.
• Surat tuntutan dari pihak ketiga (bila berupa klaim third party
liability).
5. Sistem penggantian ada 4 cara, yaitu :
• Repair (bagian yang rusak diperbaiki).
• Replacement (bagian yang rusak diganti dengan yang baru).
47
• Cash (bagian yang rusak diganti dengan sejumlah uang yang
sesuai dengan nilai kerusakan).
• Reinstatement (bagian yang rusak akan ditangani sendiri oleh
pihak asuransi tanpa campur tangan pihak tertanggung,
dimana penggantian dapat berupa kombinasi dari ketiga hal di
atas).
Pada saat terjadi klaim, pihak perusahaan asuransi ataupun pihak
tertanggung berhak untuk menyewa adjuster, yaitu suatu badan independen
yang bertugas untuk meninjau ke lokasi terjadinya risiko, untuk memberikan
suatu analisa kategori dan jenis risiko yang terjadi serta menentukan nilai
kerugian tersebut. Hasil analisa dan penentuan nilai kerugian hanya bisa
diketahui oleh pihak perusahaan asuransi, dan pihak tertanggung tidak berhak
untuk mengetahuinya, meskipun pihak tertanggung yang telah menyewa
adjuster.
Dari uraian di atas, maka dapat dibuat suatu tabulasi atau matriks
keseluruhan risiko yang mungkin terjadi di suatu proyek konstruksi terhadap
kesanggupan C.A.R. menjamin risiko tersebut, sekaligus akan dicantumkan
jenis asuransi lain yang dapat menjamin risiko-risiko tersebut. Selain itu akan
dikelompokkan pula jenis-jenis risiko pada proyek konstruksi yang dapat dan
yang tidak dapat dijamin oleh C.A.R.
Keterangan tabel 2.1, tabel 2.2 dan tabel 2.3 :
* = literatur sebagai nara sumbernya
# = wawancara sebagai nara sumbernya
48
Tabel 2.1. Matriks silangjenis risiko pada proyek konstruksi - asuransi yang bisa menjamin.
No.
1
2
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13.
1
2
3
4.
5.
6
7
8
9
10.
11.
12.
13
Jems risiko pada proyek konstruksi
Kenisakan fisik konstruksi dan bagiaiuiya
Akibat kebakaran, disarnbar pehr, peledakan
Kebakaran akibat short circuit.
Akibat bencana alam gempa burru.
Akibat bencana alam badai dan banjir.
Akibat kelalaian (negligence).
Akibat kesalahan manusia (human error).
Akibat salah perencanaan (faulty design).
Akibat keahliaii tenaga kerja yang kurang
(lack of skill).
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalarni
defective materia! (material yang cacat).
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalarni
bad workmanship (ketidaksanggupan melaku-
kan pekerjaan).
Akibat wear and tear (aus), corrosian (korosi),
oxydation (oksidasi), dan radiation (radiasi).
Akibat pengoperasian mesin-mesin, alat berat
dan instalasi listnk
Akibat perang, huru-hara dan pemberontakan.
Kenisakan fisik straktur pendukiuig dan
bangmian sementara.
Akibat kebakaran, disarnbar petir, peledakan.
Kebakaran akibat short circuit.
Akibat bencana alam gempa bumi.
Akibat bencana alam badai dan banjir.
Akibat kelalaian (negligence).
Akibat kesalahan manusia (human error)
Akibat salah perencanaan (faulty design).
Akibat keahlian tenaga kerja yang kurang
(lack of skill)
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalarni
defective material (material yang cacat).
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalarni
bad workmanship (ketidaksanggupan melaku-
kan pekerjaan).
Akibat wear and tear (aus), corrosian (korosi),
oxydation (oksidasi), dan radiation (radiasi).
Akibat pengoperasian mesin-mesin, alat berat
dan instalasi listnk
Akibat perang, huru-hara dan pemberontakan.
Apakah asuransi C A R. bisa
menjamin ?
Ya
*,#
*,#
*,#
*,#
*,#
*.#
*.#
*,#
*,#
*.#
*,#
*,#
*,# *,#
*,#
*,#
*.#
*,#
Tidak
*,#
*,#
*,#
*,#
*,#
Asuransi lain yang bisa
menjamin
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Earthquake insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Earthquake insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Lanjutan tabel 2.1.
49
No.
1
2.
3.
4.
1
2.
3.
4
5
6.
7.
9
10.
1
2.
3.
J eras nsiko pada proyek konstruksi
Pekerjaan teknik mesin dan teknik listrik
pada proyek koustniksi.
Kerusakan mesin, alat-alat berat dan mstalasi
listnk pada saat pembuatan mesin, alat-alat berat
dan mstalasi listnl: berlangsung.
Kerusakan mesin-mesin, alat-alat berat dan msta
lasi listrik pada saat pengoperasian (breakdown).
Kerusakan peralatan elektronik, seperti komputer,
dan sebagainya.
Kerusakan mesin, alat-alat berat dan instalasi
listrik akibat kebakaran, bencana alarn, huru-hara,
perang dan pemberontakan.
Material, peralatan dan uang.
Kehilangan matenal dan peralatan di lokasi
proyek karena pencunan dan tidak pada saat
stok opnarne atau inventansasi
Kehilangan peralatan proyek, tanpa memperhati-
kan tempat peralatan itu hilang.
Kehilangan matenal, peralatan dan uang karena
kebdakjujuran pegawai.
Kehilangan matenal dan peralatan pada saat
transportasi
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena kebakaran.
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena bencana alam.
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena kerusakan gudang matenal dan peralatan.
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena wear and tear (aus), corrosion (korosi),
oxydation (oksidasi), dan radiation (radiasi).
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena huru-hara, perang dan pemberontakan.
Kehilangan uang pada saat transportasi, pada saat
penjagaan dan pada saat berada di brankas.
Kendaraan uerwotor
Kerusakan kendaraan bermotor proyek yang
tidak memiliki lisensi untuk digunakan di jalan
umum alabat kecelakaan, kebakaran, tindak keke-
rasan oleh pihak lain dan kehilangan alabat
pencunan.
Kerusakan kendaraan bermotor proyek yang
tidak memiliki lisensi untuk digunakan di jalan
umum akibat huru-hara, perang, pemberontakan.
Kerusakan kendaraan bermotor yang memiliki
lisensi untuk digunakan di jalan umum akibat ke
celakaan, huru-hara, perang, pemberontakan, ke
bakaran, tindak kekerasan oleh pihak lain dan ke
hilangan akibat pencunan.
Apakah asuransi CAR. bisa
rnerijamuir'
Ya
*,#
*,#
*.#
*,#
*,#
Tidal:
*,#
#
* #
#
*.#
Asuransi lain yang bisa
menjamin
Erection all risk insurance
Machinery breakdown
Computer or electronic
equipment insurance
Fire and allied perils insurance
Crime insurance
Contractor's equipment
insurance
Fidehty bond/fidelity guaranty
insurance
Cargo insurance
(sea, land and air)
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Money insurance
Motor vehicle insurance
Automobile insurance
Motor vehicle insurance
Automobile insurance
Motor vehicle insurance
Automobile insurance
Lanjutan Tabel 2.1.
50
No.
1
2
3.
4.
5.
6
1
2
3.
4.
1
1
2.
1.
2.
Jems nsiko pada proyek konstruksi
Pegawai (bin pekerja
Kematian, luka-luka berat, cacat tubuh selama
mengerjakan tugasnya
Kematian, luka-luka berat, cacat tubuh selama
24 jam
Kepeduan tambahan seperu obat-obatan, biaya
rumah sakit, biaya operasi dan sebagainya.
Tunjangan bagi keluarga pegawai dan pekerja
dimana pegawai tersebut mengalami kematian,
luka-luka berat, cacat tubuh selama menjalankan
tugasnya.
Kehilangan barang bawaan milik pegawai dan
pekerja selama masa perjalanan untuk keperluan
tugasnya.
Penyediaan penghasilan mingguan bagi pegawai
dan pekerja berkualitas selama masa hdak beker-
ja hingga mendapatkan pekerjaan yang baru.
Tanggungjawab keparta piliak ketiga.
Kenisakan bangunan dan barang rrulik pihak keti
ga serta kematian dan luka-luka berat yang dia-
larra pihak ketiga akibat pekerjaan proyek
konsfcruksi.
Kerusakan bangunan dan barang milik pihak keti
ga akibat vibration, removal dan weakening
of support.
Kerusakan bangunan dan barang milik pihak keti
ga serta kematian dan luka-luka berat yang dia-
lami pihak ketiga akibat pekerjaan subkontraktor,
dimana tanggung jawab tersebut dibebankan
kepadakontraktor.
Kerusakan bangunan dan barang milik pihak keti
ga serta kematian dan luka-luka berat yang dia-
lami pihak ketiga akibat penggunaan kendaraan
bermotor untuk keperluan proyek
Pertanggmigjawabaii kontraktor
Kesalahan pengerjaan dan hasil proyek yang tidak
sesuai dengan permintaan, padahal proyek telah
diselesaikan dan diserahkan kepada owner.
Aspek ekonomi dan profit
Kerugian akibat penundaan pengerjaan proyek.
Kerugian akibat terhentinya bisnis borongan
kontraktor sebagai akibat dari kebakaran, banjir,
badai dan Iain-lain bencana alam.
Lam-lain.
Kehilangan kertas-kertas berharga seperti
dokumen kontrak, peta, surat hipotik, gambar dan
sebagainya.
Kehilangan data-data komputer.
Apakah asuransi CAR. bisa
menjamin ?
Ya
#
#
Tidak
*,#
*.#
*,#
*,#
*,#
*,#
#
Asuransi lain yang bisa
menjarmn
Workers' compensation
Personal accident insurance
Employee benefit insurance
Hospitalization insurance
Social security
Traveler's/baggage insurance
Unemployment insurance
Contractor's public and property
damage liability insurance
Contractor's public and property
damage liability insurance
Contractor's protective public
and property damage liability
insurance
Automobile liability insurance
Automobile insurance
Completed-operation liability
insurance
Advance profit insurance
Business interruption insurance
Valuable papers destruction
insurance
Computer or electronic
equipment insurance
51
Tabel 2.2. Matriks jenis risiko pada proyek konstruksi yang dijamin oleh asuransi C.A.R.
No.
1.
2
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
1
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9
10
1
2.
3.
4.
Jenis nsiko pada proyek konstruksi
Kerusakan fisik konstruksi ten bagiannva
Akibat kebakaran, disambar pebr. peledakan.
Kebakaran akibat short circuit.
Akibat bencana alam gempa bumi.
Akibat bencana alam badai dan banjir.
Akibat kelalaian {negligence).
Akibat kesalahan manusia {human error).
Akibat keahlian tenaga kerja yang kurang
(lack of skill).
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalami
defective material (matenal yang cacat).
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalami
bad workmanship (keudaksanggupan melaku-
kanpekerjaan).
Akibat pengoperasian mesin-mesin, alat berat
dan instalasi listrik
Kenisakan fisik struktni' peiuhikiuig ten
liaiigiman sementara.
Akibat kebakaran, disambar pebr, peledakan.
Kebakaran akibat short circuit.
Akibat bencana alam gempa bumi.
Akibat bencana alam badai dan banjir.
Akibat kelalaian (negligence).
Akibat kesalahan manusia (human error).
Akibat keahlian tenaga kerja yang kurang
(lack of skill).
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalami
defective material (matenal yang cacat).
Akibat bagian konstruksi lain yang mengalami
bad workmanship (ketidaksanggupanmelaku-
kan pekerjaan).
Akibat pengoperasian rnesm-mesin, alat berat
dan instalasi listnk
Matenal, peralatan ten rang.
Kehilangan matenal dan peralatan di lokasi
proyek karena pencurian dan tidak pada saat
stok opname atau inventarisasi.
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena kebakaran.
Kerusakan material dan peralatan di lokasi proyek
karena bencana alam.
Kerusakan material dan peralatan di lokasi proyek
karena kerusakan gudang matenal dan peralatan.
Apakah asuransi CAR. bisa
menjamin ?
Ya
*,#
*,#
*,#
*,#
*,#
*,#
*,#
*,#
*,#
*.#
*.#
*.#
*.#
*.#
*,#
*,#
*,#
*,#
Tidak
Asuransi lain yang bisa
menjamin
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Earthquake insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Earthquake insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Crime insurance
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
52
Lanjutan Tabel 2.2.
No.
1
1
2.
3..
Jems nsiko pada proyek konstruksi
Kemlnmnil bei motor
Kerusakan kendaraan bermotor proyek yang
tidak mermliki lisensi untuk digunakan dijalan
umum akibat kecelakaan, kebakaran, undak keke-
rasan oleh pihak lain dan kehilangan akibat
pencunan
Tanggungjawau kepnda pihak ketiga
Kerusakan bangunan dan barang milik pihak keti-
ga serta kematian dan luka-luka berat yang dia-
lami pihak ketiga akibat pekerjaan proyek
konstruksi.
Kerusakan bangunan dan barang milik pihak keti
ga serta kematian dan luka-luka berat yang dia-
larni pihal: ketiga akibat pekerjaan subkontraktor,
dimana tanggung jawab tersebut dibebankan
kepada kontraktor.
Kerusakan bangunan dan barang milik pihak keti
ga serta kematian dan luka-luka berat yang dia-
larm pihak ketiga akibat penggunaan kendaraan
bermotor untuk keperluan proyek
Apakah asuransi CAR. bisa
merijarnin ?
Ya
' ,#
#
#
Tidal;
Asuransi lain yang bisa
rnenjamin
Motor vehicle insurance
Automobile insurance
Contractor's public and property
damage liability insurance
Contractor's protective public
and property damage liability
insurance
Automobile liability insurance
Automobile insurance
53
Tabel 2.3. Matriksjenis risiko pada proyek konstmksi yang tidak dijamin oleh asuransi C.A.R.
No.
1
2
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
Jems nsiko pada proyek konstmksi
Kerusakan fisik koustruksi dan bagiauiiya
Akibat salah perencanaan (faulty design)
Akibat wear and tear (aus), corrosion (korosi),
oxydation (oksidasi), dan radiation (radiasi).
Akibat perang, huru-hara dan pemberontakan.
Kerusakan fisik rtniktur pendukmig dan
bangunnn semeutara.
Akibat salah perencanaan {faulty design).
Akibat wear and tear (aus), corrosion (korosi),
oxydation (oksidasi), dan radiation (radiasi).
Akibat perang, huru-hara dan pemberontakan.
Pekeijaan teknik mesiii dan teknik listrik
pada proyek koustniksi.
Kerusakan mesm, alat-alat berat dan instalasi
listnk pada saat pembuatan mesin, alat-alat berat
dan instalasi listrik berlangsung.
Kerusakan mesin-mesin, alat-alat berat dan insta
lasi listrik pada saat pengoperasian (breakdown).
Kerusakan peralatan elektroruk, sepern komputer,
dan sebagainya.
Kerusakan mesin, alat-alat berat dan instalasi
listrik akibat kebakaran, bencana alam, huru-hara,
perang dan pemberontakan.
Material, peralatan (km «ang.
Kehilangan peralatan proyek, tanpa memperhati-
kan tempat peralatan itu hilang.
Kehilangan material, peralatan dan uang karena
kehdakjujuran pegawai.
Kehilangan material dan peralatan pada saat
transportasi
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena wear, and tear (aus), corrosion (korosi),
oxydation (oksidasi), dan radiation (radiasi).
Kerusakan matenal dan peralatan di lokasi proyek
karena huru-hara, perang dan pemberontakan.
Kehilangan uang pada saat transportasi, pada saat
penjagaan dan pada saat berada di brankas.
Kendainan bennotor
Kerusakan kendaraan bermotor proyek yang
tidak memiliki lisensi untuk digunakan di jalan
umiim akibat huru-hara, perang, pemberontakan.
Kerusakan kendaraan bennotor yang memiliki
lisensi untuk digunakan di jalan umum akibat ke-
celakaan, huru-hara, perang, pemberontakan, ke
bakaran, tindak kekerasan oleh pihak lain dan ke
hilangan akibat pencurian.
Apakah asuransi CAR. bisa
menjamin ?
Ya Tidak
*,#
*,#
« |
• #
#
*,#
*,#
*,#
*
Asuransi lain yang bisa
menjamin
Fire and allied perils insurance
Fire and allied perils insurance
Erection all risk insurance
Machinery breakdown
Computer or electronic
equipment insurance
Fire and allied perils insurance
Contractor's equipment
insurance
Fidelity bond/fidelity guaranty
insurance
Cargo insurance
(sea, land and air)
Fire and allied perils insurance
Money insurance
Motor vehicle insurance
Automobile insurance
Motor vehicle insurance
Automobile insurance
54
Lanjutan Tabel 2.3.
No.
1
2
3.
4.
5.
6.
1
1.
1.
2.
1.
2.
Jenis nsiko pada proyek konstruksi
Pega«Tii dan pekerja
Kemahan, luka-luka berat, cacat tubuh selama
mengerjakari tugasnya.
Kematian, luka-luka berat, cacat tubuh selama
24 jam
Keperluan tambahan seperti obat-obatan, biaya
rumah sakt, biaya operasi dan sebagainya.
Tunjangan bagi keluarga pegawai dan pekerja
dimana pegawai tersebut rnengalami kematian,
luka-luka berat, cacat tubuh selama menjalankan
tugasnya.
Kehilangan barang bawaan rruHk pegawai dan
pekerja selama rnasa perjaJanan untuk keperluan
tugasnya.
Penyediaan penghasilan mingguan bagi pegawai
dan pekerja berkualitas selama masa tidak beker-
ja hingga mendapatkan pekerjaan yang baru.
Tnnggiuigjawab kepada pinak ketiga.
Kerusakan bangunan dan barang milik pihak keti
ga akibat xibrahon, removal dan -weakening
of support.
Peitanggiuigjawaban kantraktor.
Kesalahan pengerjaan dan hasil proyek yang udak
sesuas dengan permintaan, padahal proyek telah
diselesaikan dan diserahkan kepada owner.
Aspek ekonoini (Ian profit.
Kerugian akibat penundaan pengerjaan proyek.
Kerugian alabat terhentinya bisms borongan
kontraktor sebagai akibat dari kebakaran, banjir,
badai dan Iain-lain bencana alam.
Lain-Liin.
Kehilangan kertas-kertas berharga seperti
dokumen kontrak, peta, surat hipotik, gambar dan
sebagainya.
Kehilangan data-data komputer.
Apakah asuransi CAR. bisa
menjamin ?
Ya Tidak
*.#
*.#
*,#
*.#
*,#
#
* #
Asuransi lain yang bisa
menjamin
Workers' compensation
Persona! accident insurance
Employee benefit insurance
Hospitalization insurance
Social security
Traveler's/baggage insurance
Unemployment insurance
Contractor's public and property
damage liability insurance
Completed-operation liability
insurance
Advance profit insurance
Business interruption insurance
Valuable papers destruction
insurance
Computer or electronic
equipment insurance