BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengasuhan 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/5663/3/Wahyu Wiji...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengasuhan 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/5663/3/Wahyu Wiji...
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengasuhan
1. Pengertian Pengasuhan
Orangtua sebagai individu-individu yang mengasuh, melindungi,
dan membimbing dari banyi hingga tahap dewasa (Brooks, 2011). Orang
tua memberikan perhatian dan interaksi langsung dengan anak seperti
memberi makan, mengajar, dan bermaian. Mereka juga memberikan
perhatian melalui tindakan tidak langsung yang bias muncul dalam
berbagai bentuk seperti orang tua berperan sebgai penasehat bagi anak di
dalam masyarakat, di rumah dan di sekolah.
Pengertian pengasuhan menurut Alvita (2009) sebagai serangkaian
keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus
dilakukan oleh orang tua/pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab
dan memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat termasuk juga apa
yang harus dilakukan orang tua/pengasuh ketika anak menangis, marah,
berbohong, dan tidak melakukan kewajibannya dengan baik.
Interaksi antara keluarga/ orang tua dengan anak untuk mendidik,
membimbing, dan mengajar anak dengan tujuan tertentu, disebut dengan
pengasuhan. Pengasuhan merupakan cara yang khas dalam menyatakan
pikiran dan perasaaan dalam berinterkasi orang tua dengan anak. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa dari beberapa definisi yang ada, pengasuhan
11
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
12
merupakan perlakuan kerabat sebagai orang tua tua asuh atau orang tua
yang ditinggalkan dirumah berinteraksi langsung dengan anak dengan
tujuan memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengasuhan Orangtua
Faktor yang memperngaruhi pengasuhan orangtua menurut
Pratjipto (dalam Soekanto,2004), bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi dalam pengasuhan orangtua yaitu faktor eksternal serta
faktor internal. Faktor eksternal adalah lingkungan sosial dan lingkungan
fisik serta lingkungan kerja orangtua, sedangkan faktor internal adalah
model pola pengasuhan yang didapat sebelumnya.
a. Faktor eksternal :
Lingkungan sosial dan fisik tempat keluarga tinggal
Pola pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat
dimana keluarga itu tinggal. Apabila suatu keluarga tinggal di
lingkungan yang otoritas pendudukya berpendidikan rendah serta
tidak sopan santun yang rendah, maka anak akan dapat dengan
mudah juga menjadi ikut terpengaruh.
Lingkungan kerja orangtua
Orangtua yang terlalu sibuk bekerja cenderung akan
menyerahkan pengasuhan anak kepada orang-orang terdekat. Hal
ini juga terjadi pada orangtua yang bekerja sebagai TKI di luar
negeri, mereka menitipkan dan menyerahkan tanggung jawab
pengasuhan pada orangtua yang ditnggalkan maupun keorang
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
13
terdekat misalnya saudara atau ke nenek kakenya. Oleh karena
itu pola pengasuhan yang didapat oleh anak sesuai dengan orang
yang mengasuh anak tersebut.
b. Faktor Internal
Model pola pengasuhan yang didapat sebelumnya. Artinya orangtua
menerapkan pola pengasuhan kepada anak berdasarkan pola
pengasuhan yang mereka dapatkan sebelumnya. Hal ini diperkuat
apabila meerka memandang pola pengasuhan yang pernah mereka
dapatkan dipandang berhasil.
3. Aspek Dalam Pengasuhan
Menurut Rita keterlibatan dalam parenting anak/remaja
mengandung aspek :
a. Waktu
Waktu merupakan suatu dimensi di mana terjadi peristiwa
yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan,
dan juga ukuran durasi kejadian dan interval. Keluarga adalah harta
yang tidak ternilai. Memanfaatkan waktu untuk berkumpul bersama
keluarga memiliki dampak yang baik untuk mempererat hubungan
antar anggota keluarga, karena pada saat inilah orang tua bisa lebih
dekat, lebih memahami dan bahkan jadi lebih tahu apa yang
diharapkan anak. Saat bersama dengan anak, banyak hal positif
yang bisa ditularkan ke anak, mulai dari kedisiplinan, berlajar
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
14
agama, bahkan mungkin mengajarkan anak untuk membersihkan
rumah.
b. Interaksi
Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi
sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek
satu sama lain. Dalam membentuk dasar pendidikan dan
perkembangan perilaku anak, keluarga memiliki peran sangat
penting. Agar perkembangan perilaku anak dapat tercapai maka
orangtua perlu adanya interksi, keterbukaan, menjaga ketenangan
jiwa anak, rasa saling menyayangi, saling menghormati antara orang
tua dan anak, juga mengadakan pendekatan ataupun banyak
berkumpul dan bercengkerama antara orang tua dan anak. Apabila
dalam membentuk dasar pendidikan dan perkembangan kepribadian
anak yang tertanam dalam keluarga berjalan dengan baik, maka
anak dirasa akan menunjukan sikap yang baik sebagai hasilnya, dan
anak juga siap untuk menjalani proses kehidupan dalam lingkungan
yang lebih luas (masyarakat).
c. Komunikasi
Pentingnya suatu komunikasi dalam setiap kegiatan, dapat
melancarkan segala aktivitas dan apabila komunikasi tidak lancar
maka terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Komunikasi adalah
suatu proses seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi,
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
15
dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Proses pembelajaran komunikasi ini akan mematangkan
pembelajaran etika, nilai (value), kepribadian dan sikap anak. Orang
tua harus aktif mengajak anak berkomunikasi agar pencapaian
kemampuan berbahasa anak maksimal, memberi contoh
pengucapan dan penggunaan bahasa yang baik. Komunkasi yang
baik antara orang tua dengaan anak, sangat membantu anak
memahami dirinya sendiri, perasaannya, pikirannya, pendapatnya
dan keinginannya. Anak dapat mengidentifikasi perasaannya secara
tepat sehingga membantunya untuk mengenali dan memahami
perasaan yang sama pada orang lain.
d. Perhatian
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari
lingkungannya. Pengertian perhatian, jika dikaitkan dengan peran
orang tua yang mempunyai tanggungjawab dalam memberi
perhatian untuk anak-anaknya maka dapat di artikan kemampuan
orangtua untuk dapat memusatkan seluruh aktivitas psikis yang
ditujukan pada anak-anaknya agar tercapai tujuannya. Perhatian
orangtua mempunyai arti perhatian pendidikan. Sebab orangtua
merupakan pendidik yang utama bagian anak-anaknya didalam
lingkungan keluarga.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
16
e. Kontrol positif
Orangtua memfasilitasi kebutuhan anak dengan memberikan
bimbingan positif pada saat yang tepat, menerapkan aturan yang
konsisten dan memiliki tuntutan sesuai dengan kemampuan anak.
Dengan kontrol yang positif diharapkan anak menjadi lebih
terpantau perkembangan dan perilaku sosialnya.
f. Afek positif
Ekspresi emosional yang positif pada anak yang
mengindikasikan adanya kehangatan dan perasaan positif akan
kesenangan penerimaan terhadap perilaku anak, misalnya ekspresi
verbal (tidak menghardik, mengancam, mengejek, penolakan)
maupun ekspresi non verbal (berupa senyuman, pelukan) tidak
merefleksikan kemarahan, kecemasan akan perilaku anak.
g. Proteksi yang tidak berlebihan
Tidak memberikan perlindungan kepada anak yang
berlebihan. Dengan indikator bahwa orangtua memberikan
perlakuan yang di antaranya: tiadanya perilaku memerintah dan
batasan-batasan dari orang tua terhadap upaya eksplorasi dan
kemandirian, dan tidak adanya perasaan khawatir atau cemas yang
berlebihan ketika anak melakukan sesuatu tindakan yang
merugikan.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
17
h. Tiadanya hukuman fisik
Tidak memberikan hukuman fisik bila anak melakukan perbuatan
yang tidak sesuai dengan harapan orangtua. Menurut peneliti intensitas
waktu, interaksi, perhatian, kehangatan, control positif, afek positif,
proteksi yang tidak berebihan dan tiadanya hukuman fisik dalam
pengasuhan merupakan hal yang mendasar untuk mencapai suatu
kenyamanan dalam diri anak/remaja maupun pengasuhnya.
Aspek penting dalam pengasuhan menurut Chuck (2007), dalam
artikelnya menyatakan 7 aspek penting dalam pengasuhan diantaranya :
a. Disiplin
Dalam pengasuhan, disiplin merupakan aspek yang perlu
diperhatikan. Sehubungan dengan hal tersebut, disiplin berfokus pada
tingkah laku apa yang orangtua inginkan untuk dilakukan atau tidak
dilakukan oleh seorang anak.
Self kontrol merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh
orang tua khususnya dalam pengasuhan. Self kontrol merupakan
kesadaran akan pikiran dan perasaannya sendiri. Dengan memiliki self
kontrol maka seseorang akan menjadi seorang penunjuk arah terhadap
tingkah lakunya.
Dalam parenting self kontrol merupakan “remote control” yang
dimodelkan dan diajarkan kepada anak melalui tingkah laku dan
perkataan orang tua. Sebagai orang tua sebaiknya mereka harus sadar
bagaimana mereka mengontrol diri mereka atau merespon apa saja
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
18
yang terjadi disekitar mereka. Mereka sebaiknya dapat menentukan
bagaimana berada dalam situasi tertentu daripada mengulang kegiatan
yang sama terus-menerus.
Dalam buku karangan Santrock (2002) membagi pengasuhan orang
tua dalam 3 jenis, yaitu: otoriter, otoritatif/demokratis, dan permisif.
• Authoritarian Parenting (pengasuhan otoriter)
Pengasuhan authoritarian adalah cara orang tua mengasuh anak
dengan menetapkan standar perilaku bagi anak, tetapi kurang responsif
pada hak dan keinginan anak. Orang tua berusaha membentuk,
mengendalikan, serta mengevaluasi tingkah laku anak sesuai dengan
standar tingkah laku yang ditetapkan orang tua. Dalam pengasuhan ini
orang tua berlaku sangat ketat dan mengontrol anak tapi kurang
memiliki kedekatan dan komunikasi berpusat pada orang tua. Orang
tua sangat jarang terlibat dalam proses memberi-menerima (take &
give) dengan anaknya. Mereka mengekang dan memaksa anak untuk
bertindak seperti yang mereka inginkan. Selain itu, mereka juga selalu
menekankan bahwa pendapat orang dewasa paling benar dan anak
harus menerima dengan tidak mempertanyakan kebenaran ataupun
memberi komentar.
Pengasuhan ini lebih menekankan pada kebutuhan orang tua,
sedangkan ekspresi diri dan kemandirian anak ditekan atau dihalangi.
Orang tua juga sering menggunakan hukuman sebagai cara
membentuk kepatuhan anak. Anak yang dibesarkan dari pola
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
19
pengasuhan seperti ini biasanya memiliki kecenderungan emosi tidak
stabil (moody), murung, takut, sedih, dan tidak spontan. Anak laki-
laki yang orang tuanya berpengasuhan authoritarian, akan menjadi
anak mudah marah dan bersikap menentang, sedangkan pada anak
perempuan akan menjadi sangat tergantung dan kurang dalam
bereksplorasi, serta menghindari tugas-tugas menantang (Bee & Boyd,
2004).
• Permissive / permisif
Pada pengasuhan permisif orang tua hanya membuat sedikit
perintah dan jarang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan
pengasuhan anak (Bee & Boyd, 2004). Orang Tua bersikap responsif
terhadap kebutuhan anak tetapi mereka menghindari segala bentuk
tuntutan ataupun kontrol kepada anak-anak. Orang tua menerapkan
sedikit sekali disiplin dan sekalipun mereka menerapkan disiplin
kepada anak, mereka bersikap tidak konsisten dalam penerapan.
Mereka memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk
berbuat semaunya dan anak tidak dituntut untuk belajar bertingkah
laku baik atau belajar mengerjakan tugas-tugas rumah. Orang tua
memperbolehkan anak untuk mengatur dan membuat keputusan bagi
diri sendiri, meskipun anak tersebut belum siap untuk itu. Selain itu
orang tua juga bersikap tidak menghukum dan menerima serta
menyetujui apa saja yang dilakukan anak. Orang tua seperti ini tetap
menyayangi anak tetapi menghindari pemberian perintah kepada anak.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
20
Pada bentuk pengasuhan ini, orang tua memberi bimbingan terlalu
sedikit, sehingga anak menjadi bingung mengenai apa yang seharusnya
dilakukan, serta merasa cemas apakah ia sudah melakukan sesuatu
dengan benar atau belum (Papalia, 2004). Anak dengan pengasuhan ini
kurang dewasa dalam mengambil keputusan, mempunyai kesulitan
dalam mengontrol dorongan hati, tidak patuh jika diminta melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka. Ia juga kurang
tekun dalam mengerjakan tugas-tugas prasekolah jika dibandingkan
dengan anak yang orang tuanya lebih menunjukkan kontrol.
• Authoritative Parenting ( Pengasuhan demokratis)
Pengasuhan Authoritative adalah cara orang tua mengasuh anaknya
dengan menetapkan standar perilaku bagi anak dan sekaligus juga
responsif terhadap kebutuhan anak (Bee & Boyd, 2004). Pada bentuk
pola asuh ini orang tua menggunakan pendekatan rasional dan
demokratis. Orang tua menawarkan keakraban dan menerima tingkah
laku asertif anak mengenai peraturan, norma dan nilai-nilai. Orang tua
dengan pola pengasuhan seperti ini mau mendengarkan pendapat anak,
menerangkan peraturan dalam keluarga, dan menerangkan norma dan
nilai yang dianut. Selain itu orang tua juga dapat bernegosiasi dengan
anak (J.P. Hill dalam Papalia, 2004). Orang tua mengarahkan aktivitas
anak secara rasional, menghargai minat anak, dan menghargai
keputusan anak untuk mandiri.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
21
Anak yang orang tuanya demokratis seringkali berperilaku
kompeten secara sosial, mereka cenderung mandiri, tidak cepat puas,
mudah bergaul dan memperlihatkan harga diri yang tinggi. Karena
hasil gaya ini positif (Diana dalam Santrock, 2007).
b. Hukuman dan Reward
Pada kenyataannya hukuman dan reward berjalan bersama-sama
menurut Alfie (dalam Chuck, 2005) bukunya Unconditional Parenting
menyatakan bahwa system hukuman dan reward sangat berpengaruh
pada anak, pengaruh kedua sistem tersebut merupakan sebuah teknik
dalam pengasuhan.
Sebagai dasar dari teknik parenting dalam sebuah sistem reward
dan hukuman adalah untuk mendasari pandangan orang tua terhadap
anak-anak mereka dalam respon kondisional (antara pengambilan
kasih sayang atau penguatan positif).
c. Komunikasi Orangtua
Bahasa dan bagaimana orangtua berkomunikasi dengan anak-anak
mereka secara langsung berpengaruh pada harga diri anak serta nilai-
nilai yang orang tua tunjukan pun berpengaruh. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa bahasa pada dasarnya mempengaruhi
bagaimana pikiran anak tumbuh dan berkembang.
Hubungan yang kita miliki dengan diri orang tua dan anak-anak
mereka akan mengurangi kekuatan untuk saling memusuhi. Semakin
orang tua menanamkan perhatian pada diri mereka sebagai orang tua,
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
22
maka semakin kita mendekati pengasuhan dari keseluruhan pandangan
yang akan diberikan kepada anak.
d. Kesalahan.
Sebagai orang tua, mereka harus bisa belajar dari kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Bagaimana cara
mereka memandang kesalahan-kesalahan dan konflik-konflik memiliki
pengaruh langsung terhadap bagaimana anak belajar untuk melihat
kesalahan-kesalahan mereka. Sehingga anak-anak akan dapat
memutuskan keputusan dalam hidup mereka sendiri saat remaja dan
saat tumbuh dewasa. Tugas sebagai orang tua tidak hanya
menunjukkan bagaimana untuk membuat keputusan yang baik, namun
juga bagaimana mereka merespon dan belajar dari keputusan yang
buruk ataupun tidak baik. Orang tua memberikan pengarahan dan
pendidikan kepada anak agar kesalahan yang dilakukan anak tidak di
ulang kembali.
e. Kasih Sayang Tanpa Syarat
Anak-anak sangat membutuhkan kasih sayang orang tua tanpa
syarat. Kasih sayang tanpa syarat adalah kasih sayang yang melebihi
apapun, kesalahan dan apapun pandangan-pandangan orang tua
didalamnya.
Anak-anak tidak perlu membayar kasih sayang orang tua dengan
berbagai metodologi-metodologi yang kita gunakan untuk mengontrol
hidup mereka. Yang terpenting adalah bagaimana orang tua
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
23
memberikan kasih sayang kepada anak-anak. Hal yang mustahil untuk
memberikan cinta kepada anak-anak adalah jika orang tua tidak pernah
memelihara cinta dalam diri mereka. Oleh karena itu untuk dapat
menebarkan cinta pada anak mereka, mereka harus terlebih dahulu
memelihara cinta dalam diri mereka.
f. Permainan
Permainan memperkenankan anak untuk menggunakan
kreatifitasnya saat mengembangkan imajinasi, ketangkasan, dan fisik
mereka, serta kekuatan kognitif dan emosional mereka. Permainan
sangat penting untuk kesehatan perkembangan otak anak. Melalui
permaianan anak pada usia yang sangat dini meningkatkan dan
mempengaruhi dunia yang ada di sekitar mereka.
Permainan membuat anak-anak mampu membuat dan mengeksplor
dunia yang dia kuasai, menyingkirkan ketakutan mereka ketika
berperan sebagai seorang dewasa. Permaianan membantu mereka
mengembangkan kemampuan-kemampuan baru mereka yang dapat
menuntun mereka untuk meningkatkan kepercayaan diri dan ketabahan
yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan dimasa depan.
Permainan secara tidak langsung memperkenankan mereka untuk
belajar bagaimana untuk bekerja dalam kelompok, untuk berbagi,
untuk bernegosiasi, untuk mengatasi masalah, dan untuk belajar
kemampuan membela diri. Ketika permainan diperkenankan untuk
menjadi perangsang bagi anak, maka anak-anak akan belajar
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
24
kemampuan membuat keputusan, berpindah, menemukan, dan
meningkatkan keinginan mereka secara penuh.
g. Hubungan
Anak-anak membutuhkan bimbingan dan struktur ynag digunakan
untuk mengembangkan tanggung jawab, ketelitian, perhatian dan
kesehatan masa dewasa mereka. Orang tua hanya perlu berfokus pada
pembentukan sebuah hubungan kasih sayang, yang mana akan
mustahil untuk dilakukan jika orang dewasa mengadili secara kritis.
Anak-anak tidak akan belajar dan mempertahankan dirinya dalam
waktu yang sama.
Inti pokok dari sebuah hubungan orang tua dan anak adalah orang
tua dapat mengajarkan kasih sayang. Mereka hanya bisa mengasihi dan
keadaan alamiah anak akan merespon kasih sayang tersebut.
Dari 2 aspek parenting diatas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam
penelitian ini mengambil aspek menurut Chuck (2007) diantaranya
sebagai berikut: Disiplin, hukuman dan reward, komunikasi orangtua,
kesalahan, kasih sayang tanpa syarat, permainan, dan hubungan.
B. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan
dan perkembangan bagi anak atau remaja. Lingkungan keluarga secara
umum diartikan sebagai suatu kelompok individu yang terkait dalam
ikatan perkawinan, mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak. Darajat
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
25
(dalam Yasin, 2007) berpendapat bahwa dalam melaksanakan pendidikan
keluarga harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak terkecuali di
dalam mendidik emosi anak. Orang tua yang berperan sebagai pendidik
harus memiliki pemahaman tentang perkembangan emosi anak karena
anak memiliki ciri khas sendiri dalam perkembangannya.
Dalam sebuah keluarga orang tua memiliki fungsi penting, yang
antara lain:
a. Fungsi religious : Artinya, orang tua mempunyai kewajiban
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya kepada
kehidupan beragama. Untuk melaksanakan fungsi ini, orang tua sebagai
tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim
yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh
anggotanya.
b. Fungsi edukatif : Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga merupakan
salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah satu
unsur pendidikan, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama bagi anak. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya
pertumbuhan, perkembangan, dan masa depan seorang anak secara
keseluruhan.
c. Fungsi protektif : Yaitu dengan cara melarang atau menghindarkan
anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau
membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau
menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
26
mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan
tauladan dalam hal-hal yang diharapkan.
d. Fungsi sosialisasi : Tugas orang tua dalam mendidik anaknya tidak
saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap
tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang
baik. Melaksanakan fungsi sosialisasi berarti orang tua memiliki
kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan
norma-norma sosial, dan membutuhkan fasilitas yang memadai. Dalam
menjalankan fungsi sosialisasi orang tua berkewajiban memberikan
pemahaman kepada anak bahwa orang tua akan berkerja. Orang tua akan
bekerja sebagai TKI dan akan meninggkalkan anak. Hal ini orang tua
mempunyai peran yang sangat penting diberikan sosialisasi kepada
anaknya agar tidak meninmbulkan penolakan pada anak dan anak
berperilaku baik.
e. Fungsi ekonomis : Dalam hal ini meliputi pencarian nafkah,
perencanaan, serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga
mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta
harapan anak itu sendiri. Orang tua bekerja sebagai TKI, karena untuk
memenuhi kebutuhan dan ekonomis keluarga. Bekerja sebagai TKI
dianggap dapat menutupi kekurangan ekonomi dan dapat memberikan
jaminan kebutuhan ekonomi tercukupi sehingga banyak dari orang tua
yang meninggalkan anaknya dengan saudaranya atau dengan salah satu
keuarga yang ditinggalkan.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
27
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan peran penting
dari keluarga yaitu orang tua yang terdekat dengan anak yaitu ibu. Ibu
adalah orang yang mengenal seluk beluk anak, mengasuh anak, dan
mendidik anak di lingkunagn kelaurga dan lembaga pendidikan, terutama
peran ibu sangatlah vital bagi kelangsungan pendidikan generasi muda
maupun pembinaan bengsa pada umumnya. Namun pada kenyataannya
banyak dari orang tua yang kurang bahkan tidak memperhatikan
perkembangan sikap dan perilaku anak. Para orang tua sibuk bekerja
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tanpa memperhatikan
kebutuhan batiniah si anak (Shanti, Suyahmo, dan Slamet, 2011).
Pengasuhan keluarga telah berfokus pada tiga yaitu kasih sayang,
kontrol perilaku, dan psikologis yang mengacu pada kontrol orang tua dan
perilaku anak . Peran orangtua sangatlah penting dalam perkembangan
anak, namun ketika orang tua bekerja sebagai TKI maka peran yang
seharusnya berjalan dengan baik menjadi kurang sesuai dengan keinginan
anak.
Ibu bekerja sebagai TKI maka peran ayah sangat penting, dalam
keterlibatan pengasuhan juga diartikan sebagai seberapa besar usaha
yang dilakukan oleh seorang ayah dalam berpikir, merencanakan,
merasakan, memperhatikan, memantau, mengevaluasi, mengkhawatirkan,
serta berdoa bagi anaknya (Palkovits, 2002). Anak yang ayahnya terlibat
dalam pengasuhan dirinya akan memiliki kemampuan sosial dan
kognitif yang baik, serta kepercayaan diri yang tinggi. Keterlibatan
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
28
ayah dalam pengasuhan akan membawa manfaat besar bagi
perkembangan anak, hanya apabila keterlibatan tersebut cocok, hangat,
bersifat positif, membangun dan memfasilitasi anak untuk berkembang
(Farida, Dian dan Karyono, 2011).
Peranan Ibu dalam Pengasuhan
Hubungan yang pertama dan terutama dalam kehidupan seseorang
anak adalah dengan ibunya dan dari hubungan ini anak akan membentuk
pola hubungan antara dirinya dengan orang lain sepanjang hidupnya.
Hubungan yang terjalin antara orangtua dengan anak bukan merupakan
proses yang searah, akan tetapi timbal balik karena perilaku anak dapat
mempengaruhi perilaku orangtua. Peranan orangtua khususnya ibu selaku
pengasuh dan pendidik anak dalam keluarga dapat mempengaruhi
perkembangan anak secara positif maupun negatif (Shely, 2010).
Penelitian yang dilakukan Jatiningsih (2004) menunjukkan bahwa semakin
banyak alokasi waktu yang dicurahkan ibu dalam pengasuhan anak maka
skor perkembangan sosial anak akan semakin baik.
Peranan Ayah dalam Pengasuhan
Tugas seorang ayah didalam pengasuhan menurut Hadawi (2001),
bahwa tugas seorang ayah secara tradisional adalah melindungi keluarga
(protection) dan mencari nafkah (breadwinner) namun kemudian diperluas
dalam hal-hal yang menyangkut child management dan pendidikan.
Sedangkan menurut Rudyanto (2007), bahwa bila dibandingkan dengan
ibu, maka ayah pada permulaan kehidupan seseorang anak memang
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
29
memiliki kesempatan dan peranan yang lebih kecil dalam mengembangkan
anak-anaknya. Dengan meningkatnya usia anak, maka peranan ayah
semakin banyak dan kompleks. Ayah harus dapat mengerti keadaan anak,
bertindak sebagai teman atau rekan, membimbing perkembangan anak
serta melakukan sesuatu bersama anak. Peran ayah dalam pengasuhan
mempunyai pengaruh nyata pada tingkat perkembangan anak. Ayah
berusaha mengembangkan kemampuan-kemampuan, keahlian,
mengarahkan minat dan mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Pada umumnya peran ayah dalam pengasuhan adalah mengajak anak
bermain.
C. Perilaku Sosial
a. Pengertian
Perilaku sosial adalah pola interaksi dan tindakan antara individu
dengan lainnya (Myers, 2010). Sedangkan perilaku sosial menurut Baron
dan Byrne, (2005) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku umum yang ditunjukkan oleh individu dalam masyarakat, yang
pada dasarnya sebagai respons terhadap apa yang dianggap dapat
diterima atau tidak dapat diterima oleh kelompok sebaya seseorang.
Sejalan dengan hal tersebut, perilaku sosial yang dapat diterima
masyarakat dipandang sebagai perilaku yang memberikan efek positif
dalam masyarakat, seperti menolong, berbuat baik, atau disebut dengan
perilaku prososial, dan perilaku sosial yang tidak dapat diterima
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
30
dipandang sebagai perilaku yang memberikan efek negatif dalam
masyarakat atau disebut dengan perilaku antisosial (Baumeister dan
Bushman, 2008).
b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Perkembangan Perilaku Sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama
yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
1) Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang
memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku
seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan
pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang
berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti
itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok
yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa
karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.
2) Proses kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan
pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan
berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang siswa
karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam
pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
31
jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan
mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
3) Faktor lingkungan
Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial
seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau
pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku
sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat
yang terbiasa lembut dan halus dalambertutur kata.
4) Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu
mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam
lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda.
Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani yang terpenting
adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap
anak.
c. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh
sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas (dalam Didin, 2010) adalah suatu
cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial
dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang
terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah
laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
32
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya
merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika
seseorang berinteraksi dengan orang lain. Perilaku sosial dapat dilihat
melalui sifat-sifat dan pola respon antarpribadi, yaitu :
1) Kecenderungan Perilaku Peran
a) Sifat pemberani dan pengecut secara sosial
Orang yang memiliki sifat pemberani secara sosial, biasanya
dia suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu
atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di
masyarakat dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat
tenaga. Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku atau keadaan
sebaliknya, seperti kurang suka mempertahankan haknya, malu dan
segan berbuat untuk mengedepankan kepentingannya.
b) Sifat berkuasa dan sifat patuh
Orang yang memiliki sifat sok berkuasa dalam perilaku sosial
biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas,
berorientasi kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan keras, suka
memberi perintah dan memimpin langsung. Sedangkan sifat yang
patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang sebaliknya,
misalnya kurang tegas dalam bertindak, tidak suka memberi perintah
dan tidak berorientasikepada kekuatan dan kekerasan.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
33
c) Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka
mengorganisasi kelompok, tidak sauka mempersoalkan latar
belakang, suka memberi masukan atau saran-saran dalam berbagai
pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan.
Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh
perilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya
perilakunya yang dominan diam, kurang berinisiatif, tidak suka
memberi saran atau masukan.
d) Sifat mandiri dan tergantung
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala
sesuatunya dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana
sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri, tidak suka
berusaha mencari nasihat atau dukungan dari orang lain, dan secara
emosiaonal cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan
cenderung menunjukkan perilaku sosial sebaliknya dari sifat orang
mandiri, misalnya membuat rencana dan melakukan segala sesuatu
harus selalu mendapat saran dan dukungan orang lain, dan keadaan
emosionalnya relatif labil.
2) Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial
a) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain
biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal,
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
34
dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai kelebihan orang lain.
Sementara sifat orang yang di tolak biasanya suka mencari kesalahan
dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
b) Suka bergaul dan tidak suka bergaul
Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan sosial
yang baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian.
Sedangkan orang yang tidak suak bergaul menunjukkan sifat dan
perilaku yang sebaliknya.
c) Sifat ramah dan tidak ramah
Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah
didekati orang,dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah
cenderung bersifat sebaliknya.
d) Simpatik atau tidak simpatik
Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap
perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela
orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkan
sifat-sifat yang sebaliknya.
3) Kecenderungan perilaku ekspresif
a) Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka
bekerjasama)
Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan
sosial sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
35
dikalahkan, memperkaya dirisendiri. Sedangkan orang yang tidak
suka bersaing menunjukkan sifat-sifatyang sebaliknya
b) Sifat agresif dan tidak agresif
Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik
langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak
patuh padapenguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat
orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku yang sebaliknya.
c) Sifat kalem atau tenang secara sosial
Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan
orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa
terganggu jika ditonton orang.
d) Sifat suka pamer atau menonjolkan diri
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka
mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang
lain.
Sementara itu, Buhler ( dalam Abin, 2003) mengemukakan tahapan
dan ciri-ciri perkembangan perilaku sosial individu sebagaimana dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Tahapan dan ciri-ciri perkembangan perilaku sosial
Tahap Ciri-Ciri
Kanak-Kanak Awal ( 0 – 3)
Subyektif
Segala sesuatu dilihat berdasarkan
pandangan sendiri
Kritis I ( 3 – 4 )
Trozt Alter
Pembantah, keras kepala
Kanak – Kanak Akhir ( 4 – 6 )
Masa Subyektif Menuju
Mulai bisa menyesuaikan diri dengan
aturan
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
36
Masa Obyektif
Anak Sekolah ( 6 – 12 )
Masa Obyektif
Membandingkan dengan aturan – aturan
Kritis II ( 12 – 13 )
Masa Pre Puber
Perilaku coba-coba, serba salah, ingin
diuji
Remaja Awal ( 13 – 16 )
Masa Subyektif Menuju
Masa Obyektif
Mulai menyadari adanya kenyataan yang
berbeda dengan sudut pandangnya
Remaja Akhir ( 16 – 18 )
Masa Obyektif
Berperilaku sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan kemampuan dirinya
D. Anak
Menurut tinjauan secara sosial, anak adalah makhluk sosial seperti
juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu
mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala
kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai
taraf kemanusiaan yang normal. Sedangkan menurut hukum UU No. 4
Tahun 1979, Pasal 1 Ayat 2, anak adalah seseorang yang belum mencapai
umur 21 tahun dan belum pernah kawin.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa
anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari
bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5),
usia sekolah (5-12 tahun) hingga remaja (13-18 tahun). Rentang ini berada
antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda.
Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan
yaitu rentang cepat dan lambat.
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
37
Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks
yang terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Dalam
proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
koping dan perilaku sosial. Perkembangan kognitif anak mengalami
perkembangan yang tidak sama. Adakalanya anak dengan perkembangan
kognitif yang cepat dan juga adakalanya perkembangan kognitif yang
lambat. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak.
Perkembangan konsep diri ini sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum
terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring
dengan pertambahan usia pada anak. Demikian juga pola koping yang
dimiliki anak hampir sama dengan konsep diri yang dimiliki anak. Salah
satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimana
anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya.
Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan
yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku sosial pada anak sudah
dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang
banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai
menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan
perkembangan usia. Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai
dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain
dengan kelompoknya yaitu anak-anak (Azis, 2005).
Pada masa bayi perilaku sosial pada anak sudah dapat dilihat seperti
bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak dengan
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014
38
Pengasuhan
a. Aspek
Pengasuhan
b. Faktor yang
mempengaruhi
pengasuhan
orangtua
- Perilaku sosial
anak
Keluarga TKI
Faktor pembentuk :
1) Perilaku dan
karakteristik orang
lain.
2) Proses kognitif
3) Faktor
lingkungan
4) Budaya
menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai menunjukkan
terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan perkembangan usia.
Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan
yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan
kelompoknya yaitu anak-anak (Azis, 2005).
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Modifikasi Pratjipto, ( 2007) ,Diana Baumrind (dalam Bee & Boyd (2004),
Syamsu Yusuf (2009),
Pengasuhan
orang tua
Studi Fenomonologi Pengasuhan..., Wahyu Wiji Pamungkas , Keperawatan S 1 UMP , 2014