BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Kewarganegaraan 1 ...repository.ump.ac.id/6096/3/BAB...

35
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Kewarganegaraan 1. Pengertian dan Esensi Pendidikan Kewarganegaraan Siswa haruslah senantiasa dipandang sebagai individu yang mempunyai potensi yang sengaja di cetak untuk menjadi generasi penerus bangsa. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dari Pendidikan Nasional Pasal 3 Unang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan perbedaan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Terdapat kata mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang mengindikasikan bahwa siswa sebelumnya sudah memiliki potensi untuk dikembangkan dan dibentuk sesuai dengan target harapan dari mata pelajaran yang khusus dalam hal ini adalah target dan harapan PKn. PKn merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “ value based education”. Dan oleh karenanya maka konfigurasi atau kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut: Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Kewarganegaraan 1 ...repository.ump.ac.id/6096/3/BAB...

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nilai-nilai Kewarganegaraan

1. Pengertian dan Esensi Pendidikan Kewarganegaraan

Siswa haruslah senantiasa dipandang sebagai individu yang

mempunyai potensi yang sengaja di cetak untuk menjadi generasi

penerus bangsa. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dari Pendidikan

Nasional Pasal 3 Unang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan

perbedaan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Terdapat

kata mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang

mengindikasikan bahwa siswa sebelumnya sudah memiliki potensi untuk

dikembangkan dan dibentuk sesuai dengan target harapan dari mata

pelajaran yang khusus dalam hal ini adalah target dan harapan PKn.

PKn merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi

nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui

koridor “ value based education”. Dan oleh karenanya maka konfigurasi

atau kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut:

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

13

a. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi

warganegara Indonesia yang berakhlaq mulia, cerdas, partisipatif,

dan bertanggung jawab.

b. PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

membuat dimensi-dimensi kognitif dan psikomotorik yang saling

berhubungan dan terintegrasi dalam konteks subtansi ide, nilai,

kosep, dan moral pancsila, kewarganegaraan yang demokratis, dan

bela negara.

c. PKn secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran

yang menekankan pada isi yang mengungsung nilai-nilai (content

embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences)

dalam bentuk berbagai perilaku diwujudkan dalam kehidupan sehari-

hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai

penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila,

kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. (Udin S

Winataputra dan Dasim Budimansyah, 2007:86).

Penjabaran di atas menjelaskan bahwa kerangka sistemik PKn

lebih difokuskan kepada perhatian aspek yang dimiliki manusia atau

peserta didik yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor dengan

memasukan ide, nilai, konsep konstitusi negara Indonesia yaitu Pancasila

dan UUD 1945 sehingga nantinya out put setelah belajar PKn akan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

14

menghasilkan manusia atau peserta didik yang berpengetahuan dan

berbudaya Indonesia.

Pengertian PKn (Civic Education) menurut A Khosasih Djahiri

(2006:9) PKn adalah:

“program pendidikan atau pembelajaran yang secara programatik-

prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering)

manusia atau anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga

negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan atau yuridis

konstitusional bangsa atau Negara”.

Menurut penulis pengertian PKn di atas lebih kepada pengertian

PKn sebagai mata pelajaran yang multi makna. Hal tersebut sejalan

dengan Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Tahun 2003 pada penjelasan pasal 4 ayat 2 yaitu sebagai berikut:

Pendidikan multi makna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan

dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan

watak dan perilaku, serta sebagai kecakapan hidup. Hanya saja dalam

mata pelajaran PKn di persekolahan siswa dididik sebagaimana tuntutan

keharusan yuridis konstitusional yang dalam hal ini adalah Pancasila dan

UUD 1945.

Nu‟man Soemantri (2001:299) memberikan definisi PKn yang

cocok dan lebih spesifik untuk Indonesia sebagai berikut:

“PKn adalah pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang

diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainya, pengaruh-

pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang

tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk

berpikir kritis, analisis, bersikap dan bertindak demokratis dalam

mempersiapkan hidup demokratis yang berlandaskan Pancasila

dan UUD 1945”.

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

15

Berdasarkan definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa

PKn merupakan pendidikan nilai-moral yang diajarkan kepada siswa

yang dipadukan dengan pengetahuan lainya yang bertujuan akhir

menghasilkan manusia atau peserta didik yang baik yang berdasarkan

kepada konsitusi negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Pengertian PKn seperti yang telah dikemukakan, secara inflisit

mempunyai esensi bagi PKn itu sendiri. Adapun yang menjadi esensi dari

PKn adalah pendidikan nilai yang secara konseptual pendidikan nilai

tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan secara

keseluruhan karena pada dasarnya tujuan akhir dari pendidikan

sebagaimana tersurat dalam Unang-Undang Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas pasal 3 dalah “ untuk berkembangnnya

potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.

Tujuan akhir dari pendidikan menurut undang-undang di atas

merupakan nilai-nilai yang dapat dikembangkan dalam program PKn

disekolah baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakulikuler

di persekolahan walaupun sesungguhnya proses pendidikan nilai tersebut

sudah berlangsung dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dalam

berbagai bentuk tradisi.

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

16

Agar terjadi keseragaman mengenai makna PKn itu sendiri,

penulis menekankan bahwasannya PKn yang dimaksud dalam

pembahasan ini adalah PKn untuk tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) “ Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan

kesandaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan

kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia”.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme bela negara.Penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan

membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

Dapat kita simpulkan bahwa PKn untuk tingkat persekolahan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga

negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negra

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945.

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

17

2. Nilai-nilai yang terdapat dalam Pendidikan Kewarganegaraan

Sebelum kita membahas mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam

PKn, ada baiknya agar terjadi keseragaman dalam memahami makna

nilai, maka penulis akan sedikit mengulas pengertian dari nilai itu

sendiri. Nilai merupakan suatu keyakinan yang meresap dalam prakarsa

individual.Suatu keyakinan yang tidak pernah dilanggar di dalam

keluarga juga merupakan suatu nilai. Demikian pula keyakinan yang

mendalam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga dikatakan pula bahwa

nilai adalah keyakinan-keyakinan dasar” suatu modus perilaku atau

keadaan akhir dari eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau

sosial daripada suatu modus perilaku atau keadaan akhir mengemban

gagasan-gagasan seseorang individu mengenai apa yang benar, baik atau

diinginkan (Rivai, V, 2002:244).

Achmad Sobirin (2007:166), mengemukakan definisi nilai

sebagai berikut:

“Nilai adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang

dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang atau

masyarakat karenasecara intrinsik mengandung makna.Oleh

karena itu nilai bersifat normativ”.

Pengertian di atas jika penulis hubungkan dengan nilai yang

dimaksud berkenaan dengan kehidupan organisasi siswa di sekolah

adalah bahwa nilai-nilai yang terdapat di dalam organisasi di sekolah

merupakan sejumlah prinsip, tujuan, asumsi dasar atau keyakinan atau

standar yang dipertahankan dan dipergunakan oleh anggota organisasi

tersebut untuk bersikap dan berperilaku di sekolah dan terlebih lagi di

luar sekolah yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Robin

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

18

Williams Jr dalam (Achamd Sobirin (2007:166), menjelaskan bahwa

nilai bukan hanya berfungsi sebagai kriteria atau standar untuk

melakukan tindakan tetapi juga berfungsi sebagai kriteria standar untuk

melakukan penilaian, menentukan pilihan, bersikap, berargumentasi

maupun menilai performan.

A Kosasih Djahiri (2006:6), memberikan definisi mengenai nilai

sebagai berikut:

“Nilai adalah kualifikasi harga atau isi pesan yang

dibawakan,tersurat atau tersirat dalamnorma tsb (a.1. norma

agama memuat nilai atau harga haram-halal-dosa-dll) dan melekat

pada seluruh instrumental input manusia (hal-hal yang materil,

personal atau impersonal, kondisional,behavioral)”.

Dari pengertian di atas tersirat bahwa nilai kedudukannya lebih

tinggi dari pada norma atau moral. Norma dan moral ada setelah nilai

tersebut ada. Nilai merupakan keyakinan atau belief yang sudah

merupakan milik dari dan akan menjadi barometer actions and the

wiilyang bersangkutan, norma baru merupakan keharusan yang lebih

bersifat operasional karena adanya sanki.(A Kosaso Djahiri,

1985:20).Sedangkan moral menurut Piaget dalam (A Kosasih Djahiri,

1985:20) lebih bersifat tuntutan dari luar (masyarakat atau kehidupan)

karena kiprah umum dan atau praktika nyata.Namun demikian

kesemuanya memuat hal-hal yang dianggap atau dinyatakan baik-

berharga-positif. Penrnyataan ini menurut menulis dapat digambarkan

dalam pola sebagai berikut:

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

19

Sikap/Perilaku

Norma dan Moral

Nilai

Dalam PKn nilai dan sejenisnya merupakan wujud dari pada

sentuhan ranah afektif serta berada dalam diri seseorang. Dan secara utuh

dan bulat merupakan suatu sistem, dimana aneka jenis nilai (nilai

keagamaan, sosial budaya, ekonomi. hukum, etis, etik dll ) berpadu jalin

menjalin serta saling meradiasi (mempengaruhi secara kuat) sebagai

suatu kesatuan yang utuh.Sistem nilai ini sangat dominan atau kuat

menentukan perilaku dan kepribadian seseorang. Sangat berpengaruh

karena merupakn pegangan emosional seseorng (vakues are powerful

emotional commitment). Fraenkel, 1977 dalam (A Kosasih Djahiri,

1985:18)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai

merupakan keyakinan yang dipegang teguh oleh seseorang atau

kelompok mengenai cara bertindak dalam mencapai tujuan dan cara

untuk mempertimbangkan mana yang baik dan benar.

Setelah memahami makna dari nilai itu sendiri, maka pembahasan

selanjutnya adalah mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam PKn.

Sebagaimana kita ketahui bahwa PKn yang esensinya adalah pendidikan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

20

nilai merupakan mata pelajaran di sekolah yang megnajarkan kepada

siswa tentang bagaimana caranya bersikap dan berperilaku seseuai

dengan ke indonesiaanya. Yaitu sikap dan perilaku yang berdasarkan

kepada Pancasila dan UUD 1945.Dalam pasal 37 ayat 1 Undang-undang

Republik IndonesiaNomor.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dikatakan

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menajdi

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.Dalam

konteks ini PKn pada dasarnya merupakan pendidikan kebangsaan atau

pendidikan karakter bangsa. Semua keharusan itu menuntut perlunya

pegnhayatan baru kita terhadap PKn sebagai suatu konsep keilmuan,

instrumentasi, dan praksis pendidikan yang utuh, yang pada giliranya

dapat menumbuhkan “civic intekegence” dan “civic participation” serta

civic responsibility” sebagai anak bangsa dan warga negara Indonesia.

(Udin S. Wintaputra dan Dasim Budimansyah, 2007:86) .

Sebagaimana kita ketahui bahwa PKn secara kurikuler dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara indonesia yang berakhlaq

mulia, cerdas, partisifatif, dan bertanggung jawab. Sedangkan PKn secara

teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menurut dimensi-

dimensi kognitif dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling

berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks subtansi ide, nilai, konsep,

dan, moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela

negara. Adapun PKn secara programatik dirancang sebagai subjek

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

21

pembelajaran yang menekankan pada sisi yang mengungsung nilai-nilai

(content embedding values)dan pengalaman belajar (learning

experience)dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai

penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila,

kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. (Udin S.

wanataputra dan Dasim Budiansyah, 2007:86)

Nilai-nilai kewarganegaraan yang terdapat pada PKn dapat kita

lihat dengan merujuk pada kerangka sistemik PKn untuk persekolahan

dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan serta merujuk kepada Tujuan Pendidikan Nasional

yang sangat sarat akan nilai, sebagai berikut:

a. Nilai aqidah keberagamaan, yakni beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

b. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan

tolong menolong, toleransi dan berakhlaq mulia

c. Nilai fisikal dan rohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin

d. Nilai kecerdasan subtanstif, yakni pencerminan dari manusia yang

berilmu

e. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam

kehidupan

f. Nilai kecerdasan inovatif, yakni mencerminkan sikap kreatif

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

22

g. Nilaikebangsaan serta persatuan dan kesatuan, yakni mencerminkan

sikap patriotisme

h. Nilai personal sosial-kultural, yakni mencerminkan sikap

bermusyawarah untuk mufakat serta sikap berkeadilan

i. Nilai personal-sosial, yakni mencerminkan sikap mandiri

j. Nilai personal sosial-politik, yakni sikap yang mencerminkan warga

negara yang demokratis, partisipatif serta bertanggungjawab.

Dari semua nilai tersebut semuannya haruslah senantiasa

berlandaskan pada azas Pancasila dan UUD 1945 demi kepentingan

kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai yang terdapat pada PKn di atas merupakan nilai-nilai

yang harus dimiliki manusia Indonesia yang khususnya dalam hal ini

adalah para siswa-siswa yang mempunyai wawasan yang sangat luas dan

mampu berfikir global, dengan cara bertindak atau sesuai dengan

kebudayaan bangsa sendiri, tetapi tetap partisipatif dan bertanggung

jawab untuk melaksanakan komitmen kehidupan berbangsa dan

bernegara Indonesia.

3. Nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di sekolah

Salah satu tujuan dari pendidikan ekstrakulikuler adalah untuk

melengkapi upaya mengembangkan, pemantapan dan pembentukan nilai-

nilai kepribadian siswa. Tentunnya sebelum siswa masuk ke lingkungan

sekolah dan lingkungan organisasi yang baru sebelumnnya dia sudah

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

23

memiliki nilai-nilai yang dibawanya baik dari lingkungan keluarga

ataupun masyarakat sehingga menyentulah nilai-nilai yang sudah dimiliki

sebelumnnya dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan sekolah dan

organisasi yang baru sehingga akan terbentuklah sikap dan perilaku (hasil

perpaduan nilai lama dengan nilai baru) di dalam sekolah yang baru dan

organisasi yang baru.

Di sekolah pendidikan nilai tersebut sudah teritegrasikan didalam

mata pelajaran PKn, karena esensi dari PKn itu sendiri adalah pendidikan

nilai-nilai yang terdapat dalam PKn dapat dikembangkan dalam

kehidupan sekolah yang umum ataupun dalam kehidupan organisasi di

sekolah yang khusus.(Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 12/U/2002).

Adapun nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikembangkan

dalam kehidupan organisasi di sekolah:

a. Nilai aqidah keberagamaan, yakni beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

Nilai aqidah keberagamaan ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantaranya melalui

kegiatan upaya pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, seperti misalnya mengadakan kegiatan memeringati hari besar

agama, mengadakan lomba yang bersifat keagamaan dan lain-lain.

Sebagaimana yang menjadi fokus dalam mata pelajaran

PKn di persekolahan yaitu membentuk manusia atau peserta didik

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

24

yang berlandaskan pancasila, maka bahwasannya nilai aqidah

keberagamaan ini merupakan pengalaman siswa dalam kehidupan di

sekolah khususnya dalam kegiatan berorganisasi di sekolah terhadap

pancasila sila ke satu yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan

tolong menolong dan beraklaq mulia

Nilai sosial-kultural keberagaman, ini dapat dikembangkan

dalam kegiatan berorganisasi di sekolah melaluiOSIS, diantarannya

melalui kegiatan upaya membina kehidupan berbangsa dan

bernegara seperti misalnya melaksanakan bakti masyarakat.

c. Nilai fisikal dan roohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin

Nilai fisikal dan rohaniah ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantarannya

melalui kegiatan upaya pembinaan kesegaran jasmani dan rohani,

seperti misalnya mengikuti berbagai lomba olah raga, dan lain-lain.

d. Nilai kecerdasan subtansif, yakni pencerminan dari manusia yang

berilmu

Nilai keerdasan subtansif ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di sekolah OSIS, diantaranya melalui kegiatan

upaya pembinaan penulisan karya ilmiah, mengadakan diskusi atu

seminar di sekolah, dan lain-lain.

e. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam

kehidupan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

25

Nilai kecerdasan operasional ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di seolah melalui OSIS, diantarannya melalui

kegiatan upaya pembinaan wawasan dan keterampilan dalam

kehidupan, seperti misalnya melaksanakan kegiatan pengembaraan

atau penjelajahan atau lintas alam, dan lain-lain.

f. Nilai kecerdasan inovatif, yakni mencerminkan sikap kreatif

Nilai kecerdasan inovatif ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di sekolah melaluiOSIS, diantaranya melalui

kegiatan upaya pembinaan wawasan dan kreasi siswa, seperti

misalnya melaksanakan kegiatan peningkatan daya cipta baik seni,

sains ataupun teknologi, mementaskan atau memamerkan hasil

berbagai penemuan siswa dan lai-lain.

g. Nilai kebangsaan seta persatuan, yakni mencerminkan sikap

patriosisme

Nilai kebangsaan serta perasatuan dan kesatuan ini dapat

dikembangkan dalam kegiatan berorganisasi di sekolah melalui

OSIS, diantaranya melalui kegiatan upaya pembinaan pendidikan

pendahuluan bela negara, seperti misalnya melaksanakan kegiatan

baris berbaris, peringatan hari besar nasional, melaksanakan upacara

bendera dan lain-lain.

h. Nilai personal sosial-kultural, yakni mencerminkan sikap

musyawarah untuk mufakat serta sikap berkeadilan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

26

Nilai personal sosial-kultural ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantaranya melalui

kegiatan upaya pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan

kepemimpinan seperti misalnya melaksanakan kegiatan latihan

kepemimpinan siswa, mengadakan tukar pendapat antar siswa dan

lain-lain.

i. Nilai personal-sosila, yakni mencerminkan sikap mandiri

Nilai personal sosial ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantaranya melalui

kegiatan upaya pembinaan kepribadian seperti misalnya

melaksanakan kegiatan, meyelenggarakan kantin seokolah,

mengadakan bazaar di sekolah dan lain-lain

j. Nilai personal-politik, yakni sikap yang mecerminkan warga negara

yang demokratis, partisipatif serta bertanggungjawab.

Personalsosial-politik ini dapat dikembangkan dalam

kegiatan berosranisasi di sekolah melaluiOSIS, diantaranya melalui

kegiatan upaya pembinaan budi pekerti, pendidikan politik dan

kepemimpinan seperti misalnya melaksanakan kegiatan pemilihan

calon ketua OSIS,melaksanakan tata tertib sekolah dan lain-lain.

Nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikembangkan dalam

kehidupan organisasi di sekolah tersebut di atas merupakan pencerminan

dari tujuan pendidikan nasional dan ruang lingkup mata pelajaran PKn di

persekolahan yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

27

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan republik Indonesia,

partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara

kesatuan republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional,

hukum dan peradilan internasional.

c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumental nasional HAM,

pemanjuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi,

diri, persamaan kedudukan warga negara.

e. Konsitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

28

sistem politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,

sisitem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,

pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

pancasila sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, politik luar negri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

internasionl dan organisasi internasional, dan mengevaluasi

globalisasi. (Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Standar Isi untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah).

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang sarat akan nilai,

diperlukan adanya proses. Perlu disadari bahwa pendidikan merupakan

suatu proses. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang berjalan secara

sistematis dan terencana dan tidak akan berjalan lancar apabila tidak

dijunjung oleh unsur-unsur pendukung. Alah satu unsur penujang atau

pendukung untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah dengan

melalui kegiatan pendidikan ekstrakurikuler atau organisasi di sekolah.

4. Pentingnya Mengembangkan Nilai-nilai Kewarganegaraan dalam

Kegiatan Berorganisasi di Sekolah

Untuk memperluas wawasan peserta didik, maka nilai-nilai budi

pekerti dalam hal ini nilai-nilai PKn itu perlu dimasukan kedalam

kegiatan-kegiatan organisasi atau ekstrakulikuler.Hal ini perlu dilakukan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

29

berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 125/U/2002 Tentang Semester I dan II sekolah melakukan

kegiatan olahraga dan seni (porseni), karyawisata, lomba kreatifitas atau

praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengeluarkan bakat,

kepribadian, prestasi dan kreatifitas peserta didik dalam rangka

mengembangkan pendidikan anak seutuhnya”. Kemudian dalam Standar

Isi yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

disebutkan bahwa:” mengembangkan diri bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan mengembangkan

diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau, tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan organisasi

atau ekstrakulikuler”.

Sekolah merupakan tempat penyelengaraan proses pendidikan

guna menanamkan, mengembangkan dan meningkatkan berbagai nilai,

ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan dan wawasan dalam upaya

pencapaian tujuan pendidikan nasional di atas adalah (Pendidikan nilai)

yang dalam kurikulum persekolahan pendidikan nilai tersebut

diintegrasikan dalam PKn.

mengembangkan nilai yang dalam hal ini adalah hal yang sangat

penting guna membentuk peserta didik yang berwajah Indonesia dalam

sikap dan perilkunya. Uapa mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

30

tidak hannya dilaksanakan ketika sedang di dalam kelas saja tetapi bisa

juga dilaksanakan diluar kelas. (A, Khoaih Djahiri, 1985:21)

“Pendidikan nilai dan atau moral tidak hanya berlangung di dalam

kela saja, sebab dalam kehidupan sehari-hari sekolah hal ini juga

berlangsung.Lebih luas lagi dalam kehidupan dan pergaulan anak

dalam keluarga, dengan kelompok teman serta dalam

masyarakat.Maka karenanya pendidikan nilaiatau moral dikelas

akan lebih berasil dan matap bila dipertautkan dengan kehidupan

luar kelas”.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa pendidikan nilai (nilai-nilai

kewarganeggaraan) akan terlebih terasa manfaatnya jika dilaksanakan

diluar kelas dalam hal ini adalah melalui organisasiatau kegiatan

ekstrakurikuleratau berorganisasi di sekolah. Pentingnya pengembengan

nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan berorganisasi di sekolah

disebabkan oleh beberapa alasan sebagai berikut:

a. Pelajaratau peserta didik pada umumnya berada pada masa transisi

yang ditandai dengan pencarian identitas diri, sehingga tidak lepas

dari permasalahan-permasalahan yang mengiringi pertumbuhannya.

Kegoncangan psikologis sering kali menggelisahkan dirinya. Pelajar

sebagai sosok individu yang sedang berada pada masa pertentangan,

memiliki ciri-ciri seiring dan mulai timbul dirinya sikap menentang

dan melawan terutama dengan orang-orang terdekat seperti orang tua

dan guru.(Subdin Binmudora Dinas Pendidikan Kota Bogor,

2003:39).

b. Perkembangan pemuda seusia penegak (16-20), merupakan masa-

masa yang penuh pancaroba, yaitu masa yang tidak mementu, penuh

menghadapi keraguan-keraguan, belum memiliki ketetapan hati,

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

31

penuh dengan pandangan bertentangan antara kecintaan dan

kebencian keindahan dan keburukan, antara dinas dan statis dalam

menghadapi lingkungan hidupnya terutama terhadap manusia lawan

jenisnya. (Rachmat Yatin MT, 1999:33).

c. Terjadi transisi masyarakat dalam berbagai aspek pada akhir abad

ke-20 disebabkan karena pesatnya modernisasi, globalisasi dan

loncatan-loncatan kesehatan dengan munculnya masalah baru,

sementara berbagai masalah lama masih tetap laten. Masalah-

masalah lama, dalam bentuk ketidak tahuan, ketidak pedulian,

kekurangan, penyakit, infeksi, dan lain-lain masih merupakan

ancaman bagi kesehatan remaja, sementara masalah baru dalam

bentuk kurang gizi, gangguan metabolisme, keganasan, juga mulai

menjangkau berbagai lapisan masyarakat termauk para remaja.

Sementara masalah khususnya remaja tetap, atau bahkan semakin

membesar baik jumlah maupun kegawatan penderitaannya, yang

sebagian besar merupakan komplikasi dari pertumbuhan dan

perkembangan remaja menuju kedewasaannya. (Markas Besar

Palang Merah Indonesia, 1993:2).

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pada umumnya siswa

sedang mengalami perubahan fisik maupun fsikis dari masa anak-anak

sampai remaja kemudian dewasa yang pada dasarnya proses perubahan

tersebut akan tersebut akan terus tumbuh dan berkemang bersamaan

dengan permasalahan. Perubahan ini sebenarna menunjukan sikap positif

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

32

kalau kita sebagai pendidik mampu mengarahkan dengan sabar dan

benar.

Maka kiranya sangatlah penting nilai-nilai kewarganegaraan

dalam kegiatan berorganisasi di sekolah diberikan kepada siswa sebagai

bentuk filter atau penyaring dampak negativ perubahan-perubahan

tersebut, baik perubahan yang disebabkan faktor dirinya sendiri (fisik dan

fsikisnya) maupun perubahan yang disebabkan oleh kehidupan keluarga,

sekolah dan masyarakat serta pengaruh globalisasi. Karena itu, dengan

dikembangkannya nilai-nilai kewarganegaraan khususnya dalam kegiatan

berorganisasi di sekolah, diharapkan nantinya siswa mempunyai sikap

dan perilaku yang mencerminkan manusia Indonesia, dengan tetap

berwawasan global dan respek terhadap kehidupan berbangsa dan

bernegara.

B. Organisasiatau Ekstrakurikuler Siswa di Sekolah

1. Kegiatan Organisasi atau Ekstrakurikuler di Sekolah

Kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai

materi mata pelajaran (kokurikuler) dan kegiatan ekstranmural adalah

kegiatan peserta didik yang dilakukan untuk mengembangkan diri di

dalam maupun di luar halaman sekolah, seperti lapangan, di museum, di

pasar, di hutan, di sungai, di gunung, di laut, dan tempat lainya.

(Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

33

Kegiatan Peningkatan Imtaq, Kewarganegaraan dan Budi Pekerti,

2006:28).

Adapun yang termasuk kedalam kegiatan kokurikuler adalah:

a. Pembelajaran untuk program perbaikan (Remedial Teaching).

b. Pembelajaran untuk pengayaan (Enrichement Teaching).

c. Pembelajaran untuk program percepatan (Accelaration Program).

d. Klinik mata pelajaran (bagi oeserta didik yang belum tuntas pada

tahap berbaikan).

Sedangkan yang termasuk kedalam kegiatan ekstranmural

diantaranya:

a. Program keagamaan: seperti pesantren dan tasakur alam.

b. Pelatihan professional: seperti jurnalistik, kaderisasi kepemimpinan,

dan pelatihan manajemen.

c. Organisasi peserta didik: seperti OSIS, PRAMUKA/PRAMUKA,

Dokter Kecil/UKS/PMR/KKR, dan KIR/KIS.

d. Kegiatan kultural: seperti kunjungan ke museum, oranisasi seni, dan

kunjungan ketempat bersejarah.

e. Program perkemahan: seperti uji ketahanan, uji keberanian, out

bond, olah raga, dan kegiatan intelektual.

f. Program live in exposure: seperti bermukim beberapa hari di

perumahan penduduk untuk mengamati, melakukan wawancara,

mencatat nilai-nilai yang berkembang di masyarakat, kemudian

menganalisisnya.

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

34

Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwasannya uapaya

mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan

berorganisasi di sekolah masuk kedalam lingkup bagian kegiatan

ekstrakurikuler dimana berkembangnya diri peserta didik dapat dilakukan

di dalam atau di luar lingkungan sekolah.

Untuk memperdalam wawasan kita mengenai pengertian

ekstrakurikuler, ada baiknya kita melihat pengertian ekstrakurikuler

menurut SK Dirjen Diknas Nomor 226/C/Kep/O/1992.

“Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran

(intrakurikuler) dan pada waktu libur sekolah, dengan tujuan

untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa,

mengenai hubungan antara berbagai pelajaran, menalurkan

bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia

seutuhnya”.

Sedangkan sesuai dengan lampiran SK Mendikbud Nomor

060/U/1993, nomor 061/U/1993 dan nomor 080/U/1993, kegiatan

ekstrakurikuler adalah “Kegiatan yang diselenggarakan di luar jam

pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan

dan kebutuhan sekolah”.

Dari semua rumusan tersebut di atas, maka dapat kita tarik suatu

kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan diluar

jam pelajaran dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan pendidikan

dengan penekanan pada aspek atau usaha pembinaan manusia sebagai

upaya pemamtapan pembentukan kepribadian siswa.Pencapaian tujuan

kegiatan ekstrakurikuler dalam mendukung pencapaian tujuan

pendidikan secara keseluruhan diperlukan adanya informasi yang jelas

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

35

mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan serta berbagai

kendala yang dihadapi.dengan informasi yang jelas diharapkan kepala

sekolah, pembina, guru, siswa serta pihak-pihak terkait dapat membantu

dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Adapun yang menjadi tujuan dari pendidikan ekstrakurikuler ini

(Pedoman Teknis Pembinaan Kesiswaan Kota Bogor) adalah sebagai

berikut:

a. Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, dalam arti

memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan siswa

yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program

kurikulum yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan melalui berbagai

kegiatan, seperti majalah dingding, kelompok ilmiah remaja, remaja

mesjid dan lain-lain.

b. Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan

nilai-nilai kepribadian siswa. Kegiatan ini dapat diupayakan melalui

ekstrakurikuler paskribra, PMR, PRAMUKA, Keagamaan dan

sebagainya.

c. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah atau

sarana yang paling tepat untuk mengembangkan dan meningkatkan

bakat, minat serta keterampilan siswa. Melalui kegiatan

ekstrakurikuler diharapkan bakat, minat dan keterampilan siswa

dapat berkembang dan meningkat secara optimal seta mengacu siswa

kearah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatifitas, kegiatan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

36

ekstrakurikuler ini dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan

olahraga, kesenian, bina usaha dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah bertujuan agar:

a. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal

hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan

minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam

arti:

1) Beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2) Berbudi pekerti luhur

3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan

4) Sehat jasmani dan rohani

5) Berkepribadian yang mantap dan mandiri

6) Memiliki rasa yang tanggung jawab kemasarakatan dan

kebangsaan

Untuk lebih memantapkan pendidikan kepribadian dan untuk

lebih mengartikan antara pengetahuan yang diperoleh dalam

kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.Sasaran dan

bentuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adapun yang menjadi

sasaran dari program pendidikan ekstrakurikuler di sekolah adalah:

1. Siswa Sekolah Dasar (SD) Negri dan Swasta

2. Siswa SLTP Negri dan Swasta

3. Siswa SMU dan SMK Negri dan Swasta

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

37

Sedangkan bentuk kegiatan eksrrakurikuler terkait erat

dengan materi kegiatan.Sesuai dengan SK Dirjen Dikdasmen Nomor

226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian

integral dan merupakan kesatuan yang utuh serta tidak dapat

dipisahkan dengan delapan jalur pembinaan kesiswaan.

Memperhatikan hal itu, maka apapun jenisnya kegiatan

eksrtakurikuler harus selalu diintegrasikan dengan delapan jalur

pembinaan dimana dalam pelaksanaanna dapat dikembangkan dan

disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan sekolah yang

dikoordinasikan dengan OSIS. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan

salah satu jalur pembinaan kesiswaan dan dari kebijaksanaan

pendidikan secara keseluruhan, bentuk-bentuk kegiatan

ekstrakurikuler yang dikelompokan dalam inti-inti kegiatan, seperti

olahraga, kesenian, remaja masjid, kelompok ilmiah remaja, PMR,

PRAMUKA/Hizbul Wathan dan sebagaina mempunai kedudukan

yang sama, tetapi memilki tujuan yang berada, begitu pula dengan

jenis kegiatannya.

Dalam hal kegiatan berorganisasi yang akan dibahas adalah

OSIS. Namun sebelumnya untuk sekedar menambah wawasan kita

bahwasanya terdapat berbagai macam jenis kegiatan organisasi siswa

di sekolah yang diantaranya adalah Palang Merah Remaja (PMR),

PRAMUKA, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Dewan

Keluarga Mesjid (DKM), Kelompok Pencinta Alam (Kepal), Karya

Ilmiah Remaja (KIR), Koperasi, Basket, Volly, Futsal, karate,

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

38

Taekwondo, Teater, Paduan Suara dan lain sebagainya yang

kesemuanya itu bisa diadakan atau tidak diadakan di sekolah karena

kegiatan organisasi tersebut sangat tergantung kepada kebutuhan dan

kemampuan sekolah itu sendiri.

Sebelum kita membahas mengenai apa itu OSIS, di

persekolahan, terlebih dahulu penulis akan mencoba mempaparkan

mengenai pengertian dari organisasi secara umum menurut para

ahliatau pakar. Achmad Sobirin(2007:7), memberikan definisi

organisasi sebagai berikut:

“Organisasi adalah unit sosial atau entitas sosial yang

didirikan oleh manusia minimal dua orang, mempunyai

kegiatan yang terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan

untuk mencapai tujuan tertentu dan mempunyai identitas diri

yang membedakan suatu ideentitas dengan idenentitas

lainya”.

Dari definisi di atas, menurut penulis setidaknya terdapat

lima ciri penting dari sebuah organisasi. Pertama adalah unitatau

entitas sosial yang merupakan penjabaran bahwa organisasi adalah

sebuah hasil karya cipta manusia yang bersifat tidak kasa mata dan

abstrak, artinya organisasi tersebut lebih merupakan relitas sosial

ketimbang realitas fisik walaupun fisik disini (fasilitas gedung,

peralatan kantor, dan lain-lain) sangat dibutuhkan dalam menunjang

setiap kegiatan organisasi tersebut. Kedua beranggotakan minimal

dua orang atau lebih yang didalamnya merupakan kumpulan orang-

orang yang mempunyai kesamaan ide.Ketiga berpola kerja yang

terstruktur, artinya orang-orang dalam organisasi tersebut bekerja

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

39

secara terkoordinasi dan mempunyai pola kerja, alur tugas yang

jelas. Keempat mempunyai tujuan, artinya organisasi tersebut

didirikan untuk mencapai tujuan baik tujuan individu yang capai

dengan bantuan orang lain maupun tujuan bersama yang menjadi

tujuan organisasi. Kelima mempunyai identitas diri, artinya oleh

karena adanya pola kerja, koordinasi dan orang-orang yang berbeda

tujuan yang menjadikan setiap organisasi mempunyai identitas diri.

Rivai, V(2002:188), memberikan definisi organisasi sebagai

berikut:

“Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat

dalam meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh

individu secara sendiri-sendiri.Organisasi merupakan suatu

unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang,

berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu serangkaian

sasaran”.

Pengertian organisasi di atas menurut penulis lebih

menekankan bahwasanya organisasi itu merupakan alat manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam usaha untuk

mempermudah pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan yaitu

dengan membentuk hubungan kerja sama dan selanjutnya

membentuk kelompok-kelompok. Hal ini dilakukan karena tentu saja

tujuan dati usaha manusia akan lebih mudah diperoleh dengan cara

bersama-sama dan pada dilekukan oleh sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

organisasi merupakan wadah yang berfungsi sebagai alat

bantumanusia dalam mencapai tujuan secara lebih mudah dan lebih

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

40

efektif.Itulah sebabnya mengapa organisasi lebih sering diartikan

sebagai sekelompok manusia yang bekerja bersama-sama dalam

rangka mencapai tujuan bersama.

Tidak terkecuali organisasi yang ada di persekolahan

walaupun pasti ada yang membedakan dengan organisasi lain yang

ada dimasyarakat pada umumnya. Hal yang membedakan tersebut

bisa saja dari keanggotaanya, tujuan organisasi, pola kerja, struktur

organisasi, daan lain sebagainya. Pada intinya organisasi siswa di

sekolah diadakan sebagai wadah bagi siswa dalam mengembangkan

bakat, minat dan potensi yang dimilikinya sehingga dalam

memenuhiatau mencapai bakat, minat dan potensi tersebut siswa

akan merasa terbantu dengan adanya organisasi di sekolah.

2. Organisasi Intra Sekolah (OSIS)

a. Pengertian OSIS

1) Secara Sistematis

Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan

bahwa organisasi kesiswaan disekolah adalah OSIS.

Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra,sekolah:

Masing-masing mempunyai pengertian:

a) Organisasi

Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi

yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi

dalam hal ini dimaksudkan satuanatau kelompokkerjasama

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

41

para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk

mencapaitujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya

pembinaan kesiswaan.

b) Siswa

Adalahpeserta didik pada satuan pendidikan

jenjangpendidikan dasar danmenengah.

c) Intra

Adalahberarti terletak didalam dan di antara. Sehingga

OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan

di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

d) Sekolah

Adalahsatuan pendidikan tempat menyelenggarakan

kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan

bersinambungan.

2) Secara Organisasi

OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang

sah di sekolah.Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai

hubungan organisatoris denganOSIS di sekolah lain dan tidak

menjadi bagian atau alat dari organisasi lain yang ada di luar

sekolah.

3) Secara Fungsional

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan

khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

42

lebih jauh dalam pengertian OSISadalah sebagai salah satu dari

empat jalur pembinaan kesiswaa, di sampig ketigajalur yang lain

yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan

Wiyatamandala.

4) Secara Sistem

Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS

sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama

untuk mencapai tujuan bersama.Dalam hal ini OSIS dipandang

sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswamengadakan

koordinasi dalam upaya mencitapakan suatu organisasi

yangmengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu

organisasi yang mampumencapai tujuan. Oleh karena OSIS

sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciripokok, yaitu;

a) Berorientasi pada tujuan.

b) Memiliki susunan kehidupan kelompok.

c) Memiliki sejumlah peranan.

d) Terkoordinasi dan

e) Berkelanjutan dalam waktu tertentu.

b. Peran

Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki

berbagai macam fungsi dan peranan. Demikianlah pada OSIS

sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa peranan atau fungsi

dalam mencapai tujuan.

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

43

Sebagai suatu organisasi perlu pula memperhatikan faktor-

faktor yang sangat berperan, agar OSIS sebagai organisasi tetap

hidup dalam arti tetap memilikikemampuan beradaptasi dengan

lingkungan dan perkembagan. Ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu;

1) Sumber daya

2) Efisiensi

3) Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan

4) Pembaharuan

5) Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar

6) Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.

Berdasarkan prinsip-prinsip organisasi tersebut agar OSIS

selalu dapatmewujudkan peranannya sebagai salah satu jalur

pembinaan kesiswaan perlu dipahami apa sebenarnya arti, peran dan

manfaat apa saja yang diperoleh melalui OSIS tersebut.

Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat

disumbangkan OSIS dalamrangka pembinaan kesiswaan.

Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peranan OSIS

adalah:

1) Sebagai Wadah

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya

wadah kegiatanpara siswa di Sekolah bersama dengan jalur

pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

44

pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam mewujudkan

fungsinya sebagai wadah. Wahana harus selalu bersama-sama

dengan jalur lain, yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler,

dan wawasan wiyatamandala. Tanpta seling berkerjasama dari

berbagai jalur, peranan OSIS sebagai wadah tindakan berfungsi

lagi.

2) Sebagai Penggerak atau Motivator

Motivator adalah perangsang yang menyebabkan

lahirnya keinginan,semangat para siswa untuk berbuat dan

melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS akan

tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus

mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan

memenuhikebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi

perubahan, memiliki daya tangkal terhadap acanaman,

memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting

memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa

manajemen OSIS mampu memainkan fungsi intelektual, yaitu

mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal

maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian

sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai

motivator.

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

45

3) Peranan yang bersifat preventif

Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara

internal OSIS dapat menggerakan sumber daya yang ada secara

eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan,

seperti : menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa

dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS

berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang

datang dari dalam maupun dari luar. Peranan Preventif OSIS

akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih

dahulu harus dapat diwujudkan.

Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa

manfaat sebagai berikut:

a) Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa

b) Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta

tanah air

c) Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur

d) Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan

politik dan kepemimpinan

e) Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri

f) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

g) Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan

dan mengembangkan kreasi seni

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013

46

C. Hasil penelitian terdahulu yang relevan

Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu oleh Gunardi, Handi.

Y(2008).”PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN

DALAM KEGIATANBERORGANISASIDI SEKOLAH”.Terhadap siswa

pengurus dan anggota OSIS, PRAMUKA, dan PMR di SMA Negeri I

Cibadak Kabupaten Sukabumi. Menunjukan bahwa: (1), bentuk kegiatan

berorganisasi siswa di sekolah khususnya dalam kegiatan OSIS, Pramuka dan

PMR sudah terkoordinir berdasarkan sekbid-sekbid yang ada di kepengurusan

OSIS SMAN I Cibadak. Walaupun secara perorganisasi bentuk kegiatan

tersebut bisa saja berbeda, akan tetapi yang menjadi landasan dalam setiap

kegiatannya adalah materi pembinaan yang diwakili 9 sekbid yang dimiliki

OSIS SMAN I Cibadak yang mengacu kepada materi pembinaan kesiswaan

serta visi dan misi sekolah. (2), pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan

dapat dikembangkan dalam kegiatan OSIS, Pramuka dan PMR dengan cara

menjalankan secara optimal seluruh program kerja atau kegiatan karena

program kegiatan tersebut sudah dibuat dengan berdasarkan pada materi

pembinaan siswa, visi dan misi sekolah serta tujuan pendidikan nasional yang

sarat akannilai-nilai yang terdapat dalam kewarganegaraan. (3), cara

meningkatkan peran organisasi di sekolah dalam upaya pengembangan nilai-

nilai kewarganegaraan adalah dengan bertitik tolak dari tujuan dan peran

organisasi di sekolah, meningkatkan peranan perangkat kepengurusan

organisasi, memperjelas uraian tugas dan alur tugas dalam organisasi,

melaksanakan delapan materi pembinaan kesiswaan secara optimal dan

menyeluruh, meningkatkan kerja sama, koordinasi dan komunikasi baik

intern organisasi mapun lintas organisasi.

Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013