BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Kewarganegaraan 1 ...repository.ump.ac.id/6096/3/BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Kewarganegaraan 1 ...repository.ump.ac.id/6096/3/BAB...
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nilai-nilai Kewarganegaraan
1. Pengertian dan Esensi Pendidikan Kewarganegaraan
Siswa haruslah senantiasa dipandang sebagai individu yang
mempunyai potensi yang sengaja di cetak untuk menjadi generasi
penerus bangsa. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dari Pendidikan
Nasional Pasal 3 Unang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan
perbedaan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Terdapat
kata mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang
mengindikasikan bahwa siswa sebelumnya sudah memiliki potensi untuk
dikembangkan dan dibentuk sesuai dengan target harapan dari mata
pelajaran yang khusus dalam hal ini adalah target dan harapan PKn.
PKn merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi
nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui
koridor “ value based education”. Dan oleh karenanya maka konfigurasi
atau kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut:
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
13
a. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi
warganegara Indonesia yang berakhlaq mulia, cerdas, partisipatif,
dan bertanggung jawab.
b. PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
membuat dimensi-dimensi kognitif dan psikomotorik yang saling
berhubungan dan terintegrasi dalam konteks subtansi ide, nilai,
kosep, dan moral pancsila, kewarganegaraan yang demokratis, dan
bela negara.
c. PKn secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang menekankan pada isi yang mengungsung nilai-nilai (content
embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences)
dalam bentuk berbagai perilaku diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai
penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila,
kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. (Udin S
Winataputra dan Dasim Budimansyah, 2007:86).
Penjabaran di atas menjelaskan bahwa kerangka sistemik PKn
lebih difokuskan kepada perhatian aspek yang dimiliki manusia atau
peserta didik yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor dengan
memasukan ide, nilai, konsep konstitusi negara Indonesia yaitu Pancasila
dan UUD 1945 sehingga nantinya out put setelah belajar PKn akan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
14
menghasilkan manusia atau peserta didik yang berpengetahuan dan
berbudaya Indonesia.
Pengertian PKn (Civic Education) menurut A Khosasih Djahiri
(2006:9) PKn adalah:
“program pendidikan atau pembelajaran yang secara programatik-
prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering)
manusia atau anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga
negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan atau yuridis
konstitusional bangsa atau Negara”.
Menurut penulis pengertian PKn di atas lebih kepada pengertian
PKn sebagai mata pelajaran yang multi makna. Hal tersebut sejalan
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 2003 pada penjelasan pasal 4 ayat 2 yaitu sebagai berikut:
Pendidikan multi makna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan
dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan
watak dan perilaku, serta sebagai kecakapan hidup. Hanya saja dalam
mata pelajaran PKn di persekolahan siswa dididik sebagaimana tuntutan
keharusan yuridis konstitusional yang dalam hal ini adalah Pancasila dan
UUD 1945.
Nu‟man Soemantri (2001:299) memberikan definisi PKn yang
cocok dan lebih spesifik untuk Indonesia sebagai berikut:
“PKn adalah pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang
diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainya, pengaruh-
pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang
tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk
berpikir kritis, analisis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis yang berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945”.
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
15
Berdasarkan definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
PKn merupakan pendidikan nilai-moral yang diajarkan kepada siswa
yang dipadukan dengan pengetahuan lainya yang bertujuan akhir
menghasilkan manusia atau peserta didik yang baik yang berdasarkan
kepada konsitusi negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.
Pengertian PKn seperti yang telah dikemukakan, secara inflisit
mempunyai esensi bagi PKn itu sendiri. Adapun yang menjadi esensi dari
PKn adalah pendidikan nilai yang secara konseptual pendidikan nilai
tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan secara
keseluruhan karena pada dasarnya tujuan akhir dari pendidikan
sebagaimana tersurat dalam Unang-Undang Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas pasal 3 dalah “ untuk berkembangnnya
potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Tujuan akhir dari pendidikan menurut undang-undang di atas
merupakan nilai-nilai yang dapat dikembangkan dalam program PKn
disekolah baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakulikuler
di persekolahan walaupun sesungguhnya proses pendidikan nilai tersebut
sudah berlangsung dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dalam
berbagai bentuk tradisi.
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
16
Agar terjadi keseragaman mengenai makna PKn itu sendiri,
penulis menekankan bahwasannya PKn yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah PKn untuk tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) “ Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesandaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia”.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara.Penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Dapat kita simpulkan bahwa PKn untuk tingkat persekolahan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negra
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
17
2. Nilai-nilai yang terdapat dalam Pendidikan Kewarganegaraan
Sebelum kita membahas mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam
PKn, ada baiknya agar terjadi keseragaman dalam memahami makna
nilai, maka penulis akan sedikit mengulas pengertian dari nilai itu
sendiri. Nilai merupakan suatu keyakinan yang meresap dalam prakarsa
individual.Suatu keyakinan yang tidak pernah dilanggar di dalam
keluarga juga merupakan suatu nilai. Demikian pula keyakinan yang
mendalam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga dikatakan pula bahwa
nilai adalah keyakinan-keyakinan dasar” suatu modus perilaku atau
keadaan akhir dari eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau
sosial daripada suatu modus perilaku atau keadaan akhir mengemban
gagasan-gagasan seseorang individu mengenai apa yang benar, baik atau
diinginkan (Rivai, V, 2002:244).
Achmad Sobirin (2007:166), mengemukakan definisi nilai
sebagai berikut:
“Nilai adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang
dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang atau
masyarakat karenasecara intrinsik mengandung makna.Oleh
karena itu nilai bersifat normativ”.
Pengertian di atas jika penulis hubungkan dengan nilai yang
dimaksud berkenaan dengan kehidupan organisasi siswa di sekolah
adalah bahwa nilai-nilai yang terdapat di dalam organisasi di sekolah
merupakan sejumlah prinsip, tujuan, asumsi dasar atau keyakinan atau
standar yang dipertahankan dan dipergunakan oleh anggota organisasi
tersebut untuk bersikap dan berperilaku di sekolah dan terlebih lagi di
luar sekolah yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Robin
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
18
Williams Jr dalam (Achamd Sobirin (2007:166), menjelaskan bahwa
nilai bukan hanya berfungsi sebagai kriteria atau standar untuk
melakukan tindakan tetapi juga berfungsi sebagai kriteria standar untuk
melakukan penilaian, menentukan pilihan, bersikap, berargumentasi
maupun menilai performan.
A Kosasih Djahiri (2006:6), memberikan definisi mengenai nilai
sebagai berikut:
“Nilai adalah kualifikasi harga atau isi pesan yang
dibawakan,tersurat atau tersirat dalamnorma tsb (a.1. norma
agama memuat nilai atau harga haram-halal-dosa-dll) dan melekat
pada seluruh instrumental input manusia (hal-hal yang materil,
personal atau impersonal, kondisional,behavioral)”.
Dari pengertian di atas tersirat bahwa nilai kedudukannya lebih
tinggi dari pada norma atau moral. Norma dan moral ada setelah nilai
tersebut ada. Nilai merupakan keyakinan atau belief yang sudah
merupakan milik dari dan akan menjadi barometer actions and the
wiilyang bersangkutan, norma baru merupakan keharusan yang lebih
bersifat operasional karena adanya sanki.(A Kosaso Djahiri,
1985:20).Sedangkan moral menurut Piaget dalam (A Kosasih Djahiri,
1985:20) lebih bersifat tuntutan dari luar (masyarakat atau kehidupan)
karena kiprah umum dan atau praktika nyata.Namun demikian
kesemuanya memuat hal-hal yang dianggap atau dinyatakan baik-
berharga-positif. Penrnyataan ini menurut menulis dapat digambarkan
dalam pola sebagai berikut:
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
19
Sikap/Perilaku
Norma dan Moral
Nilai
Dalam PKn nilai dan sejenisnya merupakan wujud dari pada
sentuhan ranah afektif serta berada dalam diri seseorang. Dan secara utuh
dan bulat merupakan suatu sistem, dimana aneka jenis nilai (nilai
keagamaan, sosial budaya, ekonomi. hukum, etis, etik dll ) berpadu jalin
menjalin serta saling meradiasi (mempengaruhi secara kuat) sebagai
suatu kesatuan yang utuh.Sistem nilai ini sangat dominan atau kuat
menentukan perilaku dan kepribadian seseorang. Sangat berpengaruh
karena merupakn pegangan emosional seseorng (vakues are powerful
emotional commitment). Fraenkel, 1977 dalam (A Kosasih Djahiri,
1985:18)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
merupakan keyakinan yang dipegang teguh oleh seseorang atau
kelompok mengenai cara bertindak dalam mencapai tujuan dan cara
untuk mempertimbangkan mana yang baik dan benar.
Setelah memahami makna dari nilai itu sendiri, maka pembahasan
selanjutnya adalah mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam PKn.
Sebagaimana kita ketahui bahwa PKn yang esensinya adalah pendidikan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
20
nilai merupakan mata pelajaran di sekolah yang megnajarkan kepada
siswa tentang bagaimana caranya bersikap dan berperilaku seseuai
dengan ke indonesiaanya. Yaitu sikap dan perilaku yang berdasarkan
kepada Pancasila dan UUD 1945.Dalam pasal 37 ayat 1 Undang-undang
Republik IndonesiaNomor.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, dikatakan
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menajdi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.Dalam
konteks ini PKn pada dasarnya merupakan pendidikan kebangsaan atau
pendidikan karakter bangsa. Semua keharusan itu menuntut perlunya
pegnhayatan baru kita terhadap PKn sebagai suatu konsep keilmuan,
instrumentasi, dan praksis pendidikan yang utuh, yang pada giliranya
dapat menumbuhkan “civic intekegence” dan “civic participation” serta
civic responsibility” sebagai anak bangsa dan warga negara Indonesia.
(Udin S. Wintaputra dan Dasim Budimansyah, 2007:86) .
Sebagaimana kita ketahui bahwa PKn secara kurikuler dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara indonesia yang berakhlaq
mulia, cerdas, partisifatif, dan bertanggung jawab. Sedangkan PKn secara
teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menurut dimensi-
dimensi kognitif dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling
berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks subtansi ide, nilai, konsep,
dan, moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela
negara. Adapun PKn secara programatik dirancang sebagai subjek
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
21
pembelajaran yang menekankan pada sisi yang mengungsung nilai-nilai
(content embedding values)dan pengalaman belajar (learning
experience)dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai
penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila,
kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. (Udin S.
wanataputra dan Dasim Budiansyah, 2007:86)
Nilai-nilai kewarganegaraan yang terdapat pada PKn dapat kita
lihat dengan merujuk pada kerangka sistemik PKn untuk persekolahan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan serta merujuk kepada Tujuan Pendidikan Nasional
yang sangat sarat akan nilai, sebagai berikut:
a. Nilai aqidah keberagamaan, yakni beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
b. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan
tolong menolong, toleransi dan berakhlaq mulia
c. Nilai fisikal dan rohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin
d. Nilai kecerdasan subtanstif, yakni pencerminan dari manusia yang
berilmu
e. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam
kehidupan
f. Nilai kecerdasan inovatif, yakni mencerminkan sikap kreatif
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
22
g. Nilaikebangsaan serta persatuan dan kesatuan, yakni mencerminkan
sikap patriotisme
h. Nilai personal sosial-kultural, yakni mencerminkan sikap
bermusyawarah untuk mufakat serta sikap berkeadilan
i. Nilai personal-sosial, yakni mencerminkan sikap mandiri
j. Nilai personal sosial-politik, yakni sikap yang mencerminkan warga
negara yang demokratis, partisipatif serta bertanggungjawab.
Dari semua nilai tersebut semuannya haruslah senantiasa
berlandaskan pada azas Pancasila dan UUD 1945 demi kepentingan
kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai yang terdapat pada PKn di atas merupakan nilai-nilai
yang harus dimiliki manusia Indonesia yang khususnya dalam hal ini
adalah para siswa-siswa yang mempunyai wawasan yang sangat luas dan
mampu berfikir global, dengan cara bertindak atau sesuai dengan
kebudayaan bangsa sendiri, tetapi tetap partisipatif dan bertanggung
jawab untuk melaksanakan komitmen kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia.
3. Nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah
Salah satu tujuan dari pendidikan ekstrakulikuler adalah untuk
melengkapi upaya mengembangkan, pemantapan dan pembentukan nilai-
nilai kepribadian siswa. Tentunnya sebelum siswa masuk ke lingkungan
sekolah dan lingkungan organisasi yang baru sebelumnnya dia sudah
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
23
memiliki nilai-nilai yang dibawanya baik dari lingkungan keluarga
ataupun masyarakat sehingga menyentulah nilai-nilai yang sudah dimiliki
sebelumnnya dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan sekolah dan
organisasi yang baru sehingga akan terbentuklah sikap dan perilaku (hasil
perpaduan nilai lama dengan nilai baru) di dalam sekolah yang baru dan
organisasi yang baru.
Di sekolah pendidikan nilai tersebut sudah teritegrasikan didalam
mata pelajaran PKn, karena esensi dari PKn itu sendiri adalah pendidikan
nilai-nilai yang terdapat dalam PKn dapat dikembangkan dalam
kehidupan sekolah yang umum ataupun dalam kehidupan organisasi di
sekolah yang khusus.(Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 12/U/2002).
Adapun nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikembangkan
dalam kehidupan organisasi di sekolah:
a. Nilai aqidah keberagamaan, yakni beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Nilai aqidah keberagamaan ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantaranya melalui
kegiatan upaya pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, seperti misalnya mengadakan kegiatan memeringati hari besar
agama, mengadakan lomba yang bersifat keagamaan dan lain-lain.
Sebagaimana yang menjadi fokus dalam mata pelajaran
PKn di persekolahan yaitu membentuk manusia atau peserta didik
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
24
yang berlandaskan pancasila, maka bahwasannya nilai aqidah
keberagamaan ini merupakan pengalaman siswa dalam kehidupan di
sekolah khususnya dalam kegiatan berorganisasi di sekolah terhadap
pancasila sila ke satu yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan
tolong menolong dan beraklaq mulia
Nilai sosial-kultural keberagaman, ini dapat dikembangkan
dalam kegiatan berorganisasi di sekolah melaluiOSIS, diantarannya
melalui kegiatan upaya membina kehidupan berbangsa dan
bernegara seperti misalnya melaksanakan bakti masyarakat.
c. Nilai fisikal dan roohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin
Nilai fisikal dan rohaniah ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantarannya
melalui kegiatan upaya pembinaan kesegaran jasmani dan rohani,
seperti misalnya mengikuti berbagai lomba olah raga, dan lain-lain.
d. Nilai kecerdasan subtansif, yakni pencerminan dari manusia yang
berilmu
Nilai keerdasan subtansif ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah OSIS, diantaranya melalui kegiatan
upaya pembinaan penulisan karya ilmiah, mengadakan diskusi atu
seminar di sekolah, dan lain-lain.
e. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam
kehidupan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
25
Nilai kecerdasan operasional ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di seolah melalui OSIS, diantarannya melalui
kegiatan upaya pembinaan wawasan dan keterampilan dalam
kehidupan, seperti misalnya melaksanakan kegiatan pengembaraan
atau penjelajahan atau lintas alam, dan lain-lain.
f. Nilai kecerdasan inovatif, yakni mencerminkan sikap kreatif
Nilai kecerdasan inovatif ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah melaluiOSIS, diantaranya melalui
kegiatan upaya pembinaan wawasan dan kreasi siswa, seperti
misalnya melaksanakan kegiatan peningkatan daya cipta baik seni,
sains ataupun teknologi, mementaskan atau memamerkan hasil
berbagai penemuan siswa dan lai-lain.
g. Nilai kebangsaan seta persatuan, yakni mencerminkan sikap
patriosisme
Nilai kebangsaan serta perasatuan dan kesatuan ini dapat
dikembangkan dalam kegiatan berorganisasi di sekolah melalui
OSIS, diantaranya melalui kegiatan upaya pembinaan pendidikan
pendahuluan bela negara, seperti misalnya melaksanakan kegiatan
baris berbaris, peringatan hari besar nasional, melaksanakan upacara
bendera dan lain-lain.
h. Nilai personal sosial-kultural, yakni mencerminkan sikap
musyawarah untuk mufakat serta sikap berkeadilan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
26
Nilai personal sosial-kultural ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantaranya melalui
kegiatan upaya pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan seperti misalnya melaksanakan kegiatan latihan
kepemimpinan siswa, mengadakan tukar pendapat antar siswa dan
lain-lain.
i. Nilai personal-sosila, yakni mencerminkan sikap mandiri
Nilai personal sosial ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantaranya melalui
kegiatan upaya pembinaan kepribadian seperti misalnya
melaksanakan kegiatan, meyelenggarakan kantin seokolah,
mengadakan bazaar di sekolah dan lain-lain
j. Nilai personal-politik, yakni sikap yang mecerminkan warga negara
yang demokratis, partisipatif serta bertanggungjawab.
Personalsosial-politik ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berosranisasi di sekolah melaluiOSIS, diantaranya melalui
kegiatan upaya pembinaan budi pekerti, pendidikan politik dan
kepemimpinan seperti misalnya melaksanakan kegiatan pemilihan
calon ketua OSIS,melaksanakan tata tertib sekolah dan lain-lain.
Nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikembangkan dalam
kehidupan organisasi di sekolah tersebut di atas merupakan pencerminan
dari tujuan pendidikan nasional dan ruang lingkup mata pelajaran PKn di
persekolahan yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
27
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara
kesatuan republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumental nasional HAM,
pemanjuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi,
diri, persamaan kedudukan warga negara.
e. Konsitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
28
sistem politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
sisitem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, politik luar negri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasionl dan organisasi internasional, dan mengevaluasi
globalisasi. (Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah).
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang sarat akan nilai,
diperlukan adanya proses. Perlu disadari bahwa pendidikan merupakan
suatu proses. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang berjalan secara
sistematis dan terencana dan tidak akan berjalan lancar apabila tidak
dijunjung oleh unsur-unsur pendukung. Alah satu unsur penujang atau
pendukung untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah dengan
melalui kegiatan pendidikan ekstrakurikuler atau organisasi di sekolah.
4. Pentingnya Mengembangkan Nilai-nilai Kewarganegaraan dalam
Kegiatan Berorganisasi di Sekolah
Untuk memperluas wawasan peserta didik, maka nilai-nilai budi
pekerti dalam hal ini nilai-nilai PKn itu perlu dimasukan kedalam
kegiatan-kegiatan organisasi atau ekstrakulikuler.Hal ini perlu dilakukan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
29
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 125/U/2002 Tentang Semester I dan II sekolah melakukan
kegiatan olahraga dan seni (porseni), karyawisata, lomba kreatifitas atau
praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengeluarkan bakat,
kepribadian, prestasi dan kreatifitas peserta didik dalam rangka
mengembangkan pendidikan anak seutuhnya”. Kemudian dalam Standar
Isi yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
disebutkan bahwa:” mengembangkan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan mengembangkan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau, tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan organisasi
atau ekstrakulikuler”.
Sekolah merupakan tempat penyelengaraan proses pendidikan
guna menanamkan, mengembangkan dan meningkatkan berbagai nilai,
ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan dan wawasan dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional di atas adalah (Pendidikan nilai)
yang dalam kurikulum persekolahan pendidikan nilai tersebut
diintegrasikan dalam PKn.
mengembangkan nilai yang dalam hal ini adalah hal yang sangat
penting guna membentuk peserta didik yang berwajah Indonesia dalam
sikap dan perilkunya. Uapa mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
30
tidak hannya dilaksanakan ketika sedang di dalam kelas saja tetapi bisa
juga dilaksanakan diluar kelas. (A, Khoaih Djahiri, 1985:21)
“Pendidikan nilai dan atau moral tidak hanya berlangung di dalam
kela saja, sebab dalam kehidupan sehari-hari sekolah hal ini juga
berlangsung.Lebih luas lagi dalam kehidupan dan pergaulan anak
dalam keluarga, dengan kelompok teman serta dalam
masyarakat.Maka karenanya pendidikan nilaiatau moral dikelas
akan lebih berasil dan matap bila dipertautkan dengan kehidupan
luar kelas”.
Pendapat di atas menjelaskan bahwa pendidikan nilai (nilai-nilai
kewarganeggaraan) akan terlebih terasa manfaatnya jika dilaksanakan
diluar kelas dalam hal ini adalah melalui organisasiatau kegiatan
ekstrakurikuleratau berorganisasi di sekolah. Pentingnya pengembengan
nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan berorganisasi di sekolah
disebabkan oleh beberapa alasan sebagai berikut:
a. Pelajaratau peserta didik pada umumnya berada pada masa transisi
yang ditandai dengan pencarian identitas diri, sehingga tidak lepas
dari permasalahan-permasalahan yang mengiringi pertumbuhannya.
Kegoncangan psikologis sering kali menggelisahkan dirinya. Pelajar
sebagai sosok individu yang sedang berada pada masa pertentangan,
memiliki ciri-ciri seiring dan mulai timbul dirinya sikap menentang
dan melawan terutama dengan orang-orang terdekat seperti orang tua
dan guru.(Subdin Binmudora Dinas Pendidikan Kota Bogor,
2003:39).
b. Perkembangan pemuda seusia penegak (16-20), merupakan masa-
masa yang penuh pancaroba, yaitu masa yang tidak mementu, penuh
menghadapi keraguan-keraguan, belum memiliki ketetapan hati,
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
31
penuh dengan pandangan bertentangan antara kecintaan dan
kebencian keindahan dan keburukan, antara dinas dan statis dalam
menghadapi lingkungan hidupnya terutama terhadap manusia lawan
jenisnya. (Rachmat Yatin MT, 1999:33).
c. Terjadi transisi masyarakat dalam berbagai aspek pada akhir abad
ke-20 disebabkan karena pesatnya modernisasi, globalisasi dan
loncatan-loncatan kesehatan dengan munculnya masalah baru,
sementara berbagai masalah lama masih tetap laten. Masalah-
masalah lama, dalam bentuk ketidak tahuan, ketidak pedulian,
kekurangan, penyakit, infeksi, dan lain-lain masih merupakan
ancaman bagi kesehatan remaja, sementara masalah baru dalam
bentuk kurang gizi, gangguan metabolisme, keganasan, juga mulai
menjangkau berbagai lapisan masyarakat termauk para remaja.
Sementara masalah khususnya remaja tetap, atau bahkan semakin
membesar baik jumlah maupun kegawatan penderitaannya, yang
sebagian besar merupakan komplikasi dari pertumbuhan dan
perkembangan remaja menuju kedewasaannya. (Markas Besar
Palang Merah Indonesia, 1993:2).
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pada umumnya siswa
sedang mengalami perubahan fisik maupun fsikis dari masa anak-anak
sampai remaja kemudian dewasa yang pada dasarnya proses perubahan
tersebut akan tersebut akan terus tumbuh dan berkemang bersamaan
dengan permasalahan. Perubahan ini sebenarna menunjukan sikap positif
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
32
kalau kita sebagai pendidik mampu mengarahkan dengan sabar dan
benar.
Maka kiranya sangatlah penting nilai-nilai kewarganegaraan
dalam kegiatan berorganisasi di sekolah diberikan kepada siswa sebagai
bentuk filter atau penyaring dampak negativ perubahan-perubahan
tersebut, baik perubahan yang disebabkan faktor dirinya sendiri (fisik dan
fsikisnya) maupun perubahan yang disebabkan oleh kehidupan keluarga,
sekolah dan masyarakat serta pengaruh globalisasi. Karena itu, dengan
dikembangkannya nilai-nilai kewarganegaraan khususnya dalam kegiatan
berorganisasi di sekolah, diharapkan nantinya siswa mempunyai sikap
dan perilaku yang mencerminkan manusia Indonesia, dengan tetap
berwawasan global dan respek terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara.
B. Organisasiatau Ekstrakurikuler Siswa di Sekolah
1. Kegiatan Organisasi atau Ekstrakurikuler di Sekolah
Kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai
materi mata pelajaran (kokurikuler) dan kegiatan ekstranmural adalah
kegiatan peserta didik yang dilakukan untuk mengembangkan diri di
dalam maupun di luar halaman sekolah, seperti lapangan, di museum, di
pasar, di hutan, di sungai, di gunung, di laut, dan tempat lainya.
(Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
33
Kegiatan Peningkatan Imtaq, Kewarganegaraan dan Budi Pekerti,
2006:28).
Adapun yang termasuk kedalam kegiatan kokurikuler adalah:
a. Pembelajaran untuk program perbaikan (Remedial Teaching).
b. Pembelajaran untuk pengayaan (Enrichement Teaching).
c. Pembelajaran untuk program percepatan (Accelaration Program).
d. Klinik mata pelajaran (bagi oeserta didik yang belum tuntas pada
tahap berbaikan).
Sedangkan yang termasuk kedalam kegiatan ekstranmural
diantaranya:
a. Program keagamaan: seperti pesantren dan tasakur alam.
b. Pelatihan professional: seperti jurnalistik, kaderisasi kepemimpinan,
dan pelatihan manajemen.
c. Organisasi peserta didik: seperti OSIS, PRAMUKA/PRAMUKA,
Dokter Kecil/UKS/PMR/KKR, dan KIR/KIS.
d. Kegiatan kultural: seperti kunjungan ke museum, oranisasi seni, dan
kunjungan ketempat bersejarah.
e. Program perkemahan: seperti uji ketahanan, uji keberanian, out
bond, olah raga, dan kegiatan intelektual.
f. Program live in exposure: seperti bermukim beberapa hari di
perumahan penduduk untuk mengamati, melakukan wawancara,
mencatat nilai-nilai yang berkembang di masyarakat, kemudian
menganalisisnya.
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
34
Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwasannya uapaya
mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan
berorganisasi di sekolah masuk kedalam lingkup bagian kegiatan
ekstrakurikuler dimana berkembangnya diri peserta didik dapat dilakukan
di dalam atau di luar lingkungan sekolah.
Untuk memperdalam wawasan kita mengenai pengertian
ekstrakurikuler, ada baiknya kita melihat pengertian ekstrakurikuler
menurut SK Dirjen Diknas Nomor 226/C/Kep/O/1992.
“Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran
(intrakurikuler) dan pada waktu libur sekolah, dengan tujuan
untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa,
mengenai hubungan antara berbagai pelajaran, menalurkan
bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya”.
Sedangkan sesuai dengan lampiran SK Mendikbud Nomor
060/U/1993, nomor 061/U/1993 dan nomor 080/U/1993, kegiatan
ekstrakurikuler adalah “Kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan sekolah”.
Dari semua rumusan tersebut di atas, maka dapat kita tarik suatu
kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan diluar
jam pelajaran dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan pendidikan
dengan penekanan pada aspek atau usaha pembinaan manusia sebagai
upaya pemamtapan pembentukan kepribadian siswa.Pencapaian tujuan
kegiatan ekstrakurikuler dalam mendukung pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan diperlukan adanya informasi yang jelas
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
35
mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan serta berbagai
kendala yang dihadapi.dengan informasi yang jelas diharapkan kepala
sekolah, pembina, guru, siswa serta pihak-pihak terkait dapat membantu
dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Adapun yang menjadi tujuan dari pendidikan ekstrakurikuler ini
(Pedoman Teknis Pembinaan Kesiswaan Kota Bogor) adalah sebagai
berikut:
a. Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, dalam arti
memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan siswa
yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program
kurikulum yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan, seperti majalah dingding, kelompok ilmiah remaja, remaja
mesjid dan lain-lain.
b. Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan
nilai-nilai kepribadian siswa. Kegiatan ini dapat diupayakan melalui
ekstrakurikuler paskribra, PMR, PRAMUKA, Keagamaan dan
sebagainya.
c. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah atau
sarana yang paling tepat untuk mengembangkan dan meningkatkan
bakat, minat serta keterampilan siswa. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan bakat, minat dan keterampilan siswa
dapat berkembang dan meningkat secara optimal seta mengacu siswa
kearah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatifitas, kegiatan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
36
ekstrakurikuler ini dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan
olahraga, kesenian, bina usaha dan sebagainya.
Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah bertujuan agar:
a. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal
hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan
minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam
arti:
1) Beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Berbudi pekerti luhur
3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan
4) Sehat jasmani dan rohani
5) Berkepribadian yang mantap dan mandiri
6) Memiliki rasa yang tanggung jawab kemasarakatan dan
kebangsaan
Untuk lebih memantapkan pendidikan kepribadian dan untuk
lebih mengartikan antara pengetahuan yang diperoleh dalam
kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.Sasaran dan
bentuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adapun yang menjadi
sasaran dari program pendidikan ekstrakurikuler di sekolah adalah:
1. Siswa Sekolah Dasar (SD) Negri dan Swasta
2. Siswa SLTP Negri dan Swasta
3. Siswa SMU dan SMK Negri dan Swasta
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
37
Sedangkan bentuk kegiatan eksrrakurikuler terkait erat
dengan materi kegiatan.Sesuai dengan SK Dirjen Dikdasmen Nomor
226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian
integral dan merupakan kesatuan yang utuh serta tidak dapat
dipisahkan dengan delapan jalur pembinaan kesiswaan.
Memperhatikan hal itu, maka apapun jenisnya kegiatan
eksrtakurikuler harus selalu diintegrasikan dengan delapan jalur
pembinaan dimana dalam pelaksanaanna dapat dikembangkan dan
disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan sekolah yang
dikoordinasikan dengan OSIS. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
salah satu jalur pembinaan kesiswaan dan dari kebijaksanaan
pendidikan secara keseluruhan, bentuk-bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang dikelompokan dalam inti-inti kegiatan, seperti
olahraga, kesenian, remaja masjid, kelompok ilmiah remaja, PMR,
PRAMUKA/Hizbul Wathan dan sebagaina mempunai kedudukan
yang sama, tetapi memilki tujuan yang berada, begitu pula dengan
jenis kegiatannya.
Dalam hal kegiatan berorganisasi yang akan dibahas adalah
OSIS. Namun sebelumnya untuk sekedar menambah wawasan kita
bahwasanya terdapat berbagai macam jenis kegiatan organisasi siswa
di sekolah yang diantaranya adalah Palang Merah Remaja (PMR),
PRAMUKA, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Dewan
Keluarga Mesjid (DKM), Kelompok Pencinta Alam (Kepal), Karya
Ilmiah Remaja (KIR), Koperasi, Basket, Volly, Futsal, karate,
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
38
Taekwondo, Teater, Paduan Suara dan lain sebagainya yang
kesemuanya itu bisa diadakan atau tidak diadakan di sekolah karena
kegiatan organisasi tersebut sangat tergantung kepada kebutuhan dan
kemampuan sekolah itu sendiri.
Sebelum kita membahas mengenai apa itu OSIS, di
persekolahan, terlebih dahulu penulis akan mencoba mempaparkan
mengenai pengertian dari organisasi secara umum menurut para
ahliatau pakar. Achmad Sobirin(2007:7), memberikan definisi
organisasi sebagai berikut:
“Organisasi adalah unit sosial atau entitas sosial yang
didirikan oleh manusia minimal dua orang, mempunyai
kegiatan yang terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan
untuk mencapai tujuan tertentu dan mempunyai identitas diri
yang membedakan suatu ideentitas dengan idenentitas
lainya”.
Dari definisi di atas, menurut penulis setidaknya terdapat
lima ciri penting dari sebuah organisasi. Pertama adalah unitatau
entitas sosial yang merupakan penjabaran bahwa organisasi adalah
sebuah hasil karya cipta manusia yang bersifat tidak kasa mata dan
abstrak, artinya organisasi tersebut lebih merupakan relitas sosial
ketimbang realitas fisik walaupun fisik disini (fasilitas gedung,
peralatan kantor, dan lain-lain) sangat dibutuhkan dalam menunjang
setiap kegiatan organisasi tersebut. Kedua beranggotakan minimal
dua orang atau lebih yang didalamnya merupakan kumpulan orang-
orang yang mempunyai kesamaan ide.Ketiga berpola kerja yang
terstruktur, artinya orang-orang dalam organisasi tersebut bekerja
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
39
secara terkoordinasi dan mempunyai pola kerja, alur tugas yang
jelas. Keempat mempunyai tujuan, artinya organisasi tersebut
didirikan untuk mencapai tujuan baik tujuan individu yang capai
dengan bantuan orang lain maupun tujuan bersama yang menjadi
tujuan organisasi. Kelima mempunyai identitas diri, artinya oleh
karena adanya pola kerja, koordinasi dan orang-orang yang berbeda
tujuan yang menjadikan setiap organisasi mempunyai identitas diri.
Rivai, V(2002:188), memberikan definisi organisasi sebagai
berikut:
“Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat
dalam meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh
individu secara sendiri-sendiri.Organisasi merupakan suatu
unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang,
berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu serangkaian
sasaran”.
Pengertian organisasi di atas menurut penulis lebih
menekankan bahwasanya organisasi itu merupakan alat manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam usaha untuk
mempermudah pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan yaitu
dengan membentuk hubungan kerja sama dan selanjutnya
membentuk kelompok-kelompok. Hal ini dilakukan karena tentu saja
tujuan dati usaha manusia akan lebih mudah diperoleh dengan cara
bersama-sama dan pada dilekukan oleh sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
organisasi merupakan wadah yang berfungsi sebagai alat
bantumanusia dalam mencapai tujuan secara lebih mudah dan lebih
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
40
efektif.Itulah sebabnya mengapa organisasi lebih sering diartikan
sebagai sekelompok manusia yang bekerja bersama-sama dalam
rangka mencapai tujuan bersama.
Tidak terkecuali organisasi yang ada di persekolahan
walaupun pasti ada yang membedakan dengan organisasi lain yang
ada dimasyarakat pada umumnya. Hal yang membedakan tersebut
bisa saja dari keanggotaanya, tujuan organisasi, pola kerja, struktur
organisasi, daan lain sebagainya. Pada intinya organisasi siswa di
sekolah diadakan sebagai wadah bagi siswa dalam mengembangkan
bakat, minat dan potensi yang dimilikinya sehingga dalam
memenuhiatau mencapai bakat, minat dan potensi tersebut siswa
akan merasa terbantu dengan adanya organisasi di sekolah.
2. Organisasi Intra Sekolah (OSIS)
a. Pengertian OSIS
1) Secara Sistematis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan
bahwa organisasi kesiswaan disekolah adalah OSIS.
Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra,sekolah:
Masing-masing mempunyai pengertian:
a) Organisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi
yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi
dalam hal ini dimaksudkan satuanatau kelompokkerjasama
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
41
para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk
mencapaitujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya
pembinaan kesiswaan.
b) Siswa
Adalahpeserta didik pada satuan pendidikan
jenjangpendidikan dasar danmenengah.
c) Intra
Adalahberarti terletak didalam dan di antara. Sehingga
OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan
di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
d) Sekolah
Adalahsatuan pendidikan tempat menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
bersinambungan.
2) Secara Organisasi
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang
sah di sekolah.Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai
hubungan organisatoris denganOSIS di sekolah lain dan tidak
menjadi bagian atau alat dari organisasi lain yang ada di luar
sekolah.
3) Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan
khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
42
lebih jauh dalam pengertian OSISadalah sebagai salah satu dari
empat jalur pembinaan kesiswaa, di sampig ketigajalur yang lain
yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan
Wiyatamandala.
4) Secara Sistem
Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS
sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama.Dalam hal ini OSIS dipandang
sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswamengadakan
koordinasi dalam upaya mencitapakan suatu organisasi
yangmengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu
organisasi yang mampumencapai tujuan. Oleh karena OSIS
sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciripokok, yaitu;
a) Berorientasi pada tujuan.
b) Memiliki susunan kehidupan kelompok.
c) Memiliki sejumlah peranan.
d) Terkoordinasi dan
e) Berkelanjutan dalam waktu tertentu.
b. Peran
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki
berbagai macam fungsi dan peranan. Demikianlah pada OSIS
sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa peranan atau fungsi
dalam mencapai tujuan.
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
43
Sebagai suatu organisasi perlu pula memperhatikan faktor-
faktor yang sangat berperan, agar OSIS sebagai organisasi tetap
hidup dalam arti tetap memilikikemampuan beradaptasi dengan
lingkungan dan perkembagan. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu;
1) Sumber daya
2) Efisiensi
3) Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4) Pembaharuan
5) Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6) Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.
Berdasarkan prinsip-prinsip organisasi tersebut agar OSIS
selalu dapatmewujudkan peranannya sebagai salah satu jalur
pembinaan kesiswaan perlu dipahami apa sebenarnya arti, peran dan
manfaat apa saja yang diperoleh melalui OSIS tersebut.
Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat
disumbangkan OSIS dalamrangka pembinaan kesiswaan.
Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peranan OSIS
adalah:
1) Sebagai Wadah
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya
wadah kegiatanpara siswa di Sekolah bersama dengan jalur
pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
44
pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam mewujudkan
fungsinya sebagai wadah. Wahana harus selalu bersama-sama
dengan jalur lain, yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler,
dan wawasan wiyatamandala. Tanpta seling berkerjasama dari
berbagai jalur, peranan OSIS sebagai wadah tindakan berfungsi
lagi.
2) Sebagai Penggerak atau Motivator
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan
lahirnya keinginan,semangat para siswa untuk berbuat dan
melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS akan
tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus
mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan
memenuhikebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi
perubahan, memiliki daya tangkal terhadap acanaman,
memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting
memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa
manajemen OSIS mampu memainkan fungsi intelektual, yaitu
mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal
maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian
sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai
motivator.
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
45
3) Peranan yang bersifat preventif
Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara
internal OSIS dapat menggerakan sumber daya yang ada secara
eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan,
seperti : menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa
dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS
berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang
datang dari dalam maupun dari luar. Peranan Preventif OSIS
akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih
dahulu harus dapat diwujudkan.
Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa
manfaat sebagai berikut:
a) Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
b) Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta
tanah air
c) Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur
d) Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan
politik dan kepemimpinan
e) Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri
f) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
g) Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan
dan mengembangkan kreasi seni
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013
46
C. Hasil penelitian terdahulu yang relevan
Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu oleh Gunardi, Handi.
Y(2008).”PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN
DALAM KEGIATANBERORGANISASIDI SEKOLAH”.Terhadap siswa
pengurus dan anggota OSIS, PRAMUKA, dan PMR di SMA Negeri I
Cibadak Kabupaten Sukabumi. Menunjukan bahwa: (1), bentuk kegiatan
berorganisasi siswa di sekolah khususnya dalam kegiatan OSIS, Pramuka dan
PMR sudah terkoordinir berdasarkan sekbid-sekbid yang ada di kepengurusan
OSIS SMAN I Cibadak. Walaupun secara perorganisasi bentuk kegiatan
tersebut bisa saja berbeda, akan tetapi yang menjadi landasan dalam setiap
kegiatannya adalah materi pembinaan yang diwakili 9 sekbid yang dimiliki
OSIS SMAN I Cibadak yang mengacu kepada materi pembinaan kesiswaan
serta visi dan misi sekolah. (2), pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan
dapat dikembangkan dalam kegiatan OSIS, Pramuka dan PMR dengan cara
menjalankan secara optimal seluruh program kerja atau kegiatan karena
program kegiatan tersebut sudah dibuat dengan berdasarkan pada materi
pembinaan siswa, visi dan misi sekolah serta tujuan pendidikan nasional yang
sarat akannilai-nilai yang terdapat dalam kewarganegaraan. (3), cara
meningkatkan peran organisasi di sekolah dalam upaya pengembangan nilai-
nilai kewarganegaraan adalah dengan bertitik tolak dari tujuan dan peran
organisasi di sekolah, meningkatkan peranan perangkat kepengurusan
organisasi, memperjelas uraian tugas dan alur tugas dalam organisasi,
melaksanakan delapan materi pembinaan kesiswaan secara optimal dan
menyeluruh, meningkatkan kerja sama, koordinasi dan komunikasi baik
intern organisasi mapun lintas organisasi.
Kajian Pengembangan Nilai..., Firman Tofik Hidayat, FKIP, UMP, 2013