BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0087...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0087...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Arsitektur Informasi
Arsitektur Informasi dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni tentang
bagaimana menyusun (structuring), mengklasifikasi (classifysing) dan
melakukan pelabelan (labelling) informasi agar orang mudah mengatur dan
menemukannya. Menyusun termasuk didalamnya menentukan level
kedalaman informasi (granularity) dan menentukan hubungan satu dengan
lainnya. Mengklasifikasi adalah mengatur informasi dalam kategori-kategori
dan keterhubungannya (semantik). Melakukan pelabelan artinya memberikan
istilah yang dianggap representasi suatu atau sekelompok informasi/konsep.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, Arsitektur Informasi pun mempunyai beragam
metode ilmiah (science).
Arsitektur Informasi (AI) merupakan model konstruksi komprehensif atas
data, proses bisnis, dan asset-aset teknologi informasi dalam perusahaan. AI
menghadirkan pandangan berjangka panjang atas berbagai proses, sistem, dan
teknologi yang berdasarkan suatu rancangan yang konsisten dan koheren
sehingga proyek-proyek individu dapat menghasilkan sebuah kapabilitas
daripada memenuhi kebutuhan secara instant. Suatu kerangka AI
menghubungkan misi-misi organisasi, sasaran, dan tujuan proses bekerja serta
infrastruktur yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.
8
2.2 Electronic Commerce
Electronic commerce (e-commerce) adalah proses dari kegiatan pembelian
dan penjualan, atau pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan
komputer dan telekomunikasi, termasuk internet. Infrastruktur dari e-
commerce adalah jaringan komputer dan perangkat elektronik lainnya yang
tergabung dalam satu jaringan telekomunikasi. Dengan ini, pengguna dapat
mengakses informasi yang disimpan di beberapa tempat yang berbeda, dan
untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan pengguna lainnya yang berada
di tempat yang berbeda. Dengan pemakaian e-commerce, beberapa proses
transaksi yang tidak perlu dapat dipangkas. Sebuah situs e-commerce
berisikan sebuah katalog atau bahkan konsumen dapat membeli produk dan
jasa langsung dari situs tersebut hanya dengan menggunakan kartu kredit.
E – commerce dapat diklarifikasikan menjadi 2 segmen, yakni :
1. Segmen konsumen meliputi consumer-to-consumer (C2C) seperti
B2C commerce.
2. Segmen B2B meliputi transaksi yang dilakukan melalui supply chain.
B2B e-commerce merupakan dasar bagi perusahaan dalam kegiatan
pembelian, yang akan meningkatkan efisiensi prosesnya dan secara
jangka panjang dapat menurunkan biaya. Sehingga apabila suatu
perusahaan semakin memaksimalkan integrasi e-procurement dan
sistemnya secara langsung ke supply chain, dampaknya bagi
penurunan biaya dan peningkatan kinerja akan meningkat.
9
2.3 Peranan Electronic Commerce Dalam Dunia Bisnis
Electronic commerce telah menunjukkan perkembangan peranannya yang
terus meningkat dalam dunia bisnis, sebagai studi empiris baru – baru ini
dilakukan pada perusahaan – perusahaan Amerika dan Eropa menunjukan
bahwa electronic commerce meningkatkan kinerja usaha dalam organisasi
B2B baik dari segi total penjualan dan marjin laba bersih, meskipun bukti –
bukti yang menunjukkan bahwa mungkin melakukannya tidak langsung
(Avlonitis & Karayanni, 2000). Melihat kembali beberapa tahun yang lalu,
perusahaan mungkin bertanya sendiri apakah atau tidak untuk memindahkan
bisnis mereka ke internet. Saat ini, perusahaan tidak lagi bertanya pada diri
sendiri pertanyaan itu. Jawabanya sederhana : tidak ada ruang bagi
perusahaan untuk eksis tanpa berada di internet (Lichtenthal & Eliaz, 2003).
Goldmann Sachs memperkirakan bahwa mengunakan internet akan
mengurangi biaya pembelian di beberapa industri sebanyak 12,5%
(Ackerman, 2000).
Blackmond (Blackmond, 2000) menunjukkan bahwa munculnya e-
commerce telah menciptakan model baru untuk berbisnis terutama dalam
aspek alat pemasaran dan saluran. Dalam hal ini, penggunaan jaringan
komputer global atau internet telah menghasilkan pertumbuhan yang cepat
dari bisnis-ke-bisnis (B2B) perdagangan elektronik (e-commerce) yang pada
awal membuka oleh perusahaan atau disebut virtual “dot-com”. Dalam
perkembangan terakhir B2B juga berlanjut ketika fortune 500 yang juga
diterapkan e-commerce di daerah bisnis mereka (Webb, 2001). Forecast
Research memprediksikan bahwa pendapatan B2B melalui Internet akan
10
mencapai USD 2,7 triliun di tahun 2004, dari angka ini, penjualan B2B
memberikan kontribusi 17% dari total pendapatan yang diprediksi.
2.4 Electronic Business
Electronic Business (E-business) akan merubah bisnis tradisional secara
fundamental dan mendalam. E-business mampu merubah teknologi, proses,
struktur, dan budaya dari perusahaan. Terdapat 3 bagian dari e-business, yaitu
internet, intranet, dan extranet. Internet dengan identitas perusahaan yang
unik dapat meraih konsumen dan membangun customer relationship. Intranet
dengan informasi tunggal yang berfungsi untuk memberi kuasa bagi
karyawan, lebih cocok untuk perkantoran dan pekerja lapangan. Di lain sisi,
extranet digunakan untuk berhubungan dengan supplier untuk
mengintegrasikan hubungan bisnis.
E – business menyatukan permintaan dan supply chain secara online. E –
procurement akan mendukung e – business dalam supplier interface, supply
chain perusahaan, dan bisnis proses. Dalam hal ini, internet berperan sebagai
infrastruktur bagi supply chain dari awal hingga akhir dan berhubungan
dengan supplier melalui elektronik untuk mempersingkat waktu pengiriman
dan meningkatkan efektifitas level persediaan. Internet supply chain
management mampu memotong harga, mengurangi pembelian di luar
kontrak, dan melakukan proses pembelian secara langsung. Perubahan
banyak dari bisnis tradisional menjadi business-to-business memiliki banyak
keuntungan karena teknologi memungkinkan perubahan bisnis proses secara
dramatis.
11
2.5 Electronic Procurement
Berikut ini adalah beberapa teori dan definisi yang terkait dengan
Electronic Procurement yang digunakan dalam tesis ini.
2.5.1 Procurement
Procurement / pengadaan adalah perolehan barang / jasa yang sesuai
pada biaya total kepemilikan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan
pembeli dari segi kualitas dan kuantitas, waktu, dan lokasi. Perusahaan dan
badan publik sering mendefinisikan proses dimaksudkan untuk
mempromosikan kompetisi yang adil dan terbuka bagi bisnis mereka
sambil meminimalkan risiko penipuan dan kolusi.
2.5.2 Electronic Procurement
Electronic Procurement / E - Procurement adalah transaksi business-
to-business (B2B) / business-to-consumer (B2C) melalui internet maupun
sistem-sistem informasi dan jaringan lain, seperti Electronic Data
Interchange (EDI) dan Enterprise Resource Planning (ERP). Sebagai
sebuah bagian penting dari banyak situs B2B, e-procurement juga kadang
disebutkan oleh istilah-istilah lain misalnya supplier exchange. Secara
khusus, situs-situs web e-procurement memungkinkan user yang
memenuhi syarat dan terdaftar untuk mencari para pembeli atau penjual
barang dan jasa. Tergantung pada pendekatannya, para pembeli atau
penjual dapat menentukan harga atau mengundang tawaran. Transaksi-
transaksi dapat dimulai dan diakhiri. Pembelian yang sedang berjalan
12
dapat memenuhi permintaan customer untuk diskon jumlah atau
penawaran khusus. Software e-procurement memungkinkan otomatisasi
beberapa pembelian dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang
berpartisipasi berharap dapat mengendalikan inventori-inventori secara
lebih efektif, mengurangi biaya pembelian agen, dan meningkatkan siklus
manufaktur. E-procurement diharapkan dapat diintegrasikan dengan tren
Supply Chain Management yang terkomputerisasi.
Manfaat E-Procurement :
Adapun manfaat dari e-procurement adalah :
1. Meraih supplier lebih global
2. Memotong langkah – langkah proses dengan menghemat transaksi
menggunakan kertas dan proses persetujuan
3. Melakukan proses procurement secara langsung
4. Merubah kegiatan procurement secara manual menjadi strategi
5. Mempersingkat proses negoisasi
6. Pemesanan secara self-service mengijinkan pembeli untuk melacak
pembeliannya dan bernegoisasi dengan harga yang lebih baik
7. Kemampuan untuk menurunkan biaya material dan mengalokasikan
sumber daya dengan lebih cepat.
2.5.3 Electronic Requisition
Sejak internet menyediakan fasilitas biaya rendah yang
memungkinkan pengguna untuk mengakses pasar secara global dan
13
bertemu supplier baru, e – requisition cocok bagi pembeli untuk membeli
produk dengan mengundang beberapa supplier yang sesuai dengan
persyaratan. Ini akan merubah sistem tradisional penjual dalam membuat
request of quotation (RFQ) melalui telepon, faksimili, atau e-mail. Dalam
e – requisition, pembeli mencantumkan RFQ di internet dan mengizinkan
semua supplier di dunia untuk berpartisipasi dalam memberi penawaran
harga mereka.
Dengan proses RFQ yang dilakukan melalui e-requisition,
keuntungan bagi pembeli adalah mereka dapat menerima harga penawaran
terbaik, infrastruktur berbiaya rendah, akses informasi yang detail, dan
mudah dalam pelacakan.
2.5.4 Electronic Bidding
Pelelangan adalah suatu model pertukaran, dimana pembeli
mengundang supplier untuk mengikuti lelang. Biasanya, penjual dengan
harga terendah yang akan memenangkan lelang.
Lelang dilakukan oleh procurement professional ketika
membutuhkan barang atau jasa tapi tidak tercantum dalam kontrak atau
jika perlu melakukan negoisasi atau negoisasi ulang.
Electronic bidding (e-bidding) memungkinkan pembeli untuk
menangkap pasar lebih luas, untuk memberi banyak pilihan atau supplier,
untuk memperbaharui pengetahuan tentang pasar dan untuk membuat
harga yang kompetitif. Semua keuntungan ini berdampak bagi efisiensi
14
prosedur administrasi, menghemat biaya dan waktu, dan memberi
keputusan yang lebih baik bagi pembelian.
2.5.5 Electronic Purchase Order
Dalam procurement, purchasing adalah tahap vital dimana terjadi
transakasi antara pembeli dengan supplier. Proses ini menjadi penting
karena dapat dianggap sebagai fungsi manajemen dari procurement.
Purchase Order (PO) merupakan dokumen komersil yang dikeluarkan
untuk supplier yang berisi spesifikasi lengkap akan barang atau jasa yang
akan disediakan oleh supplier. Selain mencantumkan jenis, jumlah, dan
harga yang disetujui antara kedua belah pihak, PO juga mencantumkan
syarat dan kondisi untuk waktu dan teknis pengantaran barang atau jasa
tersebut.
Tujuan purchasing adalah :
1. Untuk menekan economy supply akan barang, jasa, dan pemasok,
untuk mempertahankan bisnis perusahaan.
2. Untuk meningkatkan profit dengan melakukan fungsi pengontrolan
biaya.
E-PO mampu mengirim surat permintaan ke supplier yang
ditunjuk, sesuai pemenang e-bidding, melalui internet. Proses pemesanan
elektronik mampu menghemat biaya tenaga kerja, sehingga Departemen
Pembelian dapat membuat pemesanan lebih banyak dengan sumber daya
yang sama. Prosedur pembelian otomatis akan meningkatkan keakuratan
15
sehingga kesalahan transkrip dapat dihindari dan dapat menurunkan
tingkat kesalahan pemesanan.
2.5.6 Electronic Maintenance Repair Overhaul
Electronic Maintenance Repair Overhaul / e-MRO adalah sebuah
software yang dapat menghasilkan dan mengirim pesanan pembelian
untuk pemeliharaan, perbaikan dan perlengkapan operasional untuk
memungkinkan kelancaran proses produksi. Ketika perbaikan diperlukan
untuk komponen dari sebuah jalur produksi, pemesanan melewati e-
MRO dapat mengurangi waktu pengerjaan.
Pemesanan melalui e-MRO memiliki manfaat terbesar bagi mesin
produksi otomatis yang menggunakan alat pengontrolan berdasarkan
angka. Tidak sedikit alat mesin otomatis dapat menjalankan pemeriksaan
diri sendiri secara berkala, memberikan pesan kepada operator melalui
SMS (Short Message Service) yang dikirimkan melalui telepon selular
apabila ada beberapa komponen yang mengalami kerusakan dan
membutuhkan perbaikan. Selain dapat memberikan pesan singkat berupa
SMS (Short Message Service) kepada operator, software ini dapat
menghasilkan pemesanan melalui e-MRO untuk memesan komponen
komponen pengganti.
2.6 Membangun Hubungan Pelanggan Melalui Internet
Penggunaan internet sebagai alat CRM telah diadopsi oleh banyak
perusahaan yang menyadari manfaat dan kedua pentingnya dan dampak dari
16
internet dengan meletakkan sebuah website perusahaan yang dilengkapi
dengan layanan memadai untuk meningkatkan daya saing. Perusahaan
tingkatan atas yang menyadari pentingnya dan dampak internet pada strategi
bisnis mereka telah disesuaikan model bisnis tradisional untuk menyertakan
layanan internet.
Fitur standar yang disediakan melalui situs web perusahaan biasanya
antara on-line pembelian produk dan interaksi on-line. Dalam situasi ini,
sering situs yang dirancang untuk menyesuaikan berbagai segmen atau jenis
pengunjung individu, yaitu, siswa, guru, pelanggan bisnis kecil, dll.
Segmentasi pengunjung adalah bertujuan untuk fokus pada nilai tambah dari
pengunjung terhadap bisnis perusahaan. Segmentasi di website perusahaan
mendukung perusahaan untuk menawarkan layanan spesifik yang cocok
dengan kebutuhan pengunjung berdasarkan segmentasi. Dalam rangka untuk
menyederhanakan website yang kompleks bagi para pengunjung, beberapa
perusahaan menawarkan halaman – halaman pra – format berdasarkan
keinginan para pengguna. Usaha ini bertujuan untuk menyediakan akses
website yang mudah dimana hal ini dapat membantu dalam mempertahankan
kesetiaan para pengunjung dan menjaga hubungan yang dimana dapat
digunakan dan dieksploitasi untuk tujuan dari bisnis daripada perusahaan itu
tersendiri.
Penggunaan internet oleh perusahaan untuk meningkatkan peluang
pemasaran yang tersedia dengan pengguna online dieksploitasi melalui
layanan “Internet Khusus” seperti fitur yang menyediakan barang – barang
yang ditawarkan berkurang hanya untuk kepada pelanggan on-line. Layanan
17
internet lainnya yang dicapai melalui layanan e-mail untuk pengguna
terdaftar yang memperingatkan mereka dari produk yang akan datang,
sehingga membuat permintaan pelanggan untuk produk baru sebelum rilis.
2.7 B-2-B Perusahaan
Perusahaan yang menggunakan pendekatan bisnis menawarkan belanja B-
2-B secara online hanya kepada para pelanggan pre-approved, pre-registered.
Pengunjung biasa hanya dapat melakukan pembelian dan penawaran dari
produk perusahaan secara terbatas tanpa informasi harga yang diberikan.
B2B adalah kegiatan business-to-business yang dilakukan melalui internet.
B2B bisa didorong dengan kemajuan teknologi internet, kerja sama antar
industri, mempermudah aplikasi teknologi, meningkatkan dampak B2B
dalam hal aplikasi dan pengurangan biaya.
Ada 7 faktor pengendalian B2B, yakni : meningkatkan kompetisi dan
globalisasi, mengembangkan interaksi, peluang finansial, efisiensi dan
pengurangan biaya, meraih pangsa pasar yang lebih luas, kebutuhan real-
time, pajak dan undang – undang.
Salomon, Smith, Barney (2000) membagi perusahaan B2B menjadi 3
kategori, yakni : vertikal B2B, horisontal (fungsional) B2B, dan B2B enabler.
Vertikal B2B adalah sektor industri yang menyediakan produk, jasa atau
distribusi ke berbagai industri. Sedangkan B2B enabler menyediakan
pendukung bagi kedua tipe B2B di atas. Pasar B2B dengan e-commerce
diperkirakan akan menciptakan pendapatan yang potensial karena dapat
meningkatkan efisiensi melalui kegiatan bisnis via web.
18
2.8 B-2-C Perusahaan
Sebaliknya bagi perusahaan yang menggunakan penawaran B-2-C
pendekatan bisnis, pengunjung umum mendapatkan pandangan yang lebih
luas dari perusahaan dan dari informasi produk yang ditawarkan. Belanja
secara online yang tersedia ditawarkan bagi para pengunjung yang memiliki
kartu kredit pribadi. Promosi yang disesuaikan dengan kelompok pelanggan,
biasanya dikelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin atau pekerjaan.
Produk terkait secara otomatis disarankan sekali disaat para pelanggan sudah
memulai memilih barang yang ada di toko.
Selanjutnya, ketika query untuk informasi produk perusahaan, pelanggan
dapat menggunakan katalog on-line atau download versi softcopy. Satu
keuntungan jelas dari katalog on-line selama satu tradisional adalah bahwa
pelanggan dapat memilih tingkat yang diinginkan, detail produk, dan harga
yang sesuai.
2.9 Analisis Value Chain
Untuk memetakan setiap aktivitas bisnis yang ada dalam PT Smooth Jaya
Mandiri dilakukan analisa dengan menggunakan value chain analysis
menggambarkan setiap aktivitas yang terdapat dalam perusahaan atau yang
terkait untuk menganalisa kekuatan dalam perusahaan tersebut. Diilhami
oleh pemikiran Michael Porter, yang memaparkan bahwa aktivitas dalam
perusahaan terbagi menjadi dua :
19
1. Primary Activities, semua yang berkaitan secara langsung dengan
proses pembuatan dan pemberian sebuah produk (contoh : perakitan
komponen).
2. Support Activities, yakni semua yang tidak terkait secara langsung
terlibat dalam proses produksi, namun dapat meningkatkan efektifitas
dan efesiensi (contoh : Pengembangan sumber daya). Jarang bagi
perusahaan untuk melakukan setiap kegiatan baik yang utama
maupun pendukungnya.
Value chain analysis merupakan salah satu cara untuk mengindentifikasi
bagian-bagian aktivitas mana yang dapat dilakukan secara baik menjadi core
business dan bagian-bagian mana yang dapat diserahkan kepada pihak lain
(outsourced).
20
Primary Activities
Primary
Activity
Deskripsi
Inbound
logistics
Setiap aktivitas yang berfokus pada penerimaan dan penyimpanan
material dari pihak luar
Operations Manufaktur dari produk dan layanan, dimana terdapat proses
perubahan material input menjadi hasil output (produk)
Outbound
logistics
Setiap aktivitas yang berkenaan dalam pelayanan kepada
pelanggan
Marketing
and sales
Merupakan aktivitas yang menginformasikan kepada pembeli atau
pelanggan mengenai produk dan layanan yang dipasarkan
Service Setiap aktivitas yang berkenaan dengan perawatan untuk menjaga
performansi dari produk setelah dipasarkan
Tabel 2.1 Tabel Value Chain Primary Activity
21
Support Activities
Support activities meliputi:
Support
Activities
Deskripsi
Procurement Berfokus pada hubungan kebutuhan sumber daya dengan bisnis
Human
Resource
Management
Aktivitas yang berfokus pada perekrutan, pengembangan motivasi,
dan pemberian penghargaan kepada armada bisnis (sumber daya
manusia)
Technology
Development
Aktivitas yang berfokus pada pengaturan informasi dan
perlindungan pengetahuan
Infrastructure Berfokus pada sistem pendukung secara luas meliputi fungsional
keuangan, perencanaan, quality control, serta general senior
management
Tabel 2.2 Tabel Value Chain Support Activity
22
Langkah didalam Value Chain Analysis :
Value chain analysis dapat dipecah menjadi tiga tahapan, yakni :
1 Menentukan aktivitas kunci (core business) dari setiap bagiannya dalam
perusahaan;
2 Menentukan potensi nilai tambah melalui cost advantage atau differentiation,
serta mengidentifikasi aktivitas perusahaan saat ini di dalam kompetisi dengan
perusahaan lain;
3 Menentukan strategi secara terus-menerus yang dibangun untuk mendukung
setiap aktivitas dalam menghadapi kompetisi yang ada
Gambar 2.1 Bagan Value Chain ( acuity market intelligence )
23
2.10 Business Process Improvement
Menurut Susan Page (2010), BPI dapat meningkatkan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan, menghilangkan kesalahan, mengidentifikasi
peluang untuk menghasilkan proses yang lebih efektif dan efisien, membantu
dalam mempelajari proses end-to-end untuk bagian baru dari suatu proses
bisnis, membuat hubungan yang jelas antara departemen,menjelaskan peran
dan
tanggung jawab masing-masing, meningkatkan produktivitas departemen dan
menghilangkan redundansi.
Business Process Improvement yang dikelola dengan baik pada umumnya
mempunyai karakteristik diantaranya adalah process owner, yaitu orang yang
bertanggung jawab atas performansi suatu proses, adanya batasan,
pertanggungjawaban, prosedur, tugas kerja yang jelas dan terdokumentasi,
atrget yang berhubungan dengan pelanggan dan waktu siklus yang diketahui.
Perbaikan proses bisnis ini memiliki sasaran sebagai berikut:
1. Membuat proses efektif, mengeluarkan hasil yang diinginkan.
2. Membuat proses efisien, meminimasi sumber yang digunakan.
3. Membuat proses adaptif, dapat beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan pelanggan dan bisnis.
24
2.11 TOGAF dan Zachman Framework
Proses integrasi e-Procurement dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
membuat arsitektur informasi hasil dari kombinasi ADM TOGAF dan ZF.
Zachman Framework dipengaruhi oleh sejumlah prinsip arsitektur dan
mencanangkan serangkaian deliverables untuk menciptakan arsitektur
informasi. Sementara ADM TOGAF merekomendasikan cara mendefinisikan
prinsip-prinsip dan menghadirkan beragam deliverable yang mungkin
berdasarkan pada kebutuhan dan sasaran spesifik perusahaan.
Dengan menggunakan metode di atas diharapkan memberikan kemudahan
bagi PT. Smooth Jaya Mandiri untuk melakukan perencanaan arsitektur dan
implementasi sistem pengadaan dari sistem informasi yang kini ada hingga
tercapai sistem yang terintegrasi secara baik, sehingga membuktikan manfaat
yang diperoleh atas aplikasi pengadaan MRO menggunakan kedua kerangka
untuk mencapai tujuan akhir yakni suatu solusi e-Procurement yang adaptif
dan terintegrasi secara penuh.
Menurut Boyce Bernard dalam bukunya “TOGAF 100 success factors” ,
Bekerja dengan TOGAF dan Kerangka Zachman selalu dapat dikatakan
sebanding dengan tabel periodik. Hal ini karena seperti atom yang dapat
ditemukan dalam tabel periodik, sel-sel yang sama dapat ditemukan di
Kerangka Zachman hanya saja digunakan dalam mendukung perusahaan.
Dalam kerangka tersebut, kita akan menemukan banyak kolom yang benar-
benar memiliki urutan yang logis tetapi memiliki nilai yang kurang penting.
Sebaliknya, TOGAF melayani abstraksi sebagai nilai unik aktual pada
perusahaan itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kompleksitas
25
yang mungkin ada di dalam model yang berbeda yang dibangun di sekitarnya.
Sel model, atau model primitif, hanya dapat menjadi satu variabel. John
Zachman mengatakan bahwa model ini primitif tetapi sangat penting dalam
rangka untuk reusability dari perusahaan itu sendiri.
Selain itu, kesamaan yang dapat ditemukan di perusahaan yaitu model
primitif juga dapat dianggap sebagai salah satu elemen
arsitektur.
Detail yang terlibat dalam Kerangka Zachman sangat lengkap. setiap sel
memiliki satu detail atau satu baris, sebagai pekerjaan / proses yang membuat
hal tersebut sangat fungsional. Hal ini juga memastikan setiap alignment
memiliki tujuan yang berbeda dari setiap pemilik dari perusahaan, yang
kemudian yang terbaik dari alignment dapat diwakili oleh baris kedua yang
terdapat dalam kerangka kerja dan segala sesuatu akan dilaksanakan sebagai
syarat untuk membangun perusahaan itu sendiri. Maka langkah yang akan
dilakukan adalah membangun arsitektur TOGAF yang kemudian akan
ditransformasikan kedalam kerangka detail Zachman Framework.
2.11.1 TOGAF
TOGAF adalah kerangka kerja arsitektur – Terbuka yang
dikembangkan Grup Arsitektur Framework. TOGAF adalah alat untuk
membantu dalam produksi, penerimaan, penggunaan, dan pemeliharaan
arsitektur perusahaan. Hal ini didasarkan pada sebuah iterative model
proses yang didukung oleh praktek-praktek terbaik dan satu set yang
dapat digunakan kembali yang ada dalam sebuah arsitektur aset.
26
TOGAF dikembangkan dan dikelola oleh The Open Group
Architecture Forum. Versi pertama dari TOGAF, yang dikembangkan
pada tahun 1995, didasarkan pada Kerangka Arsitektur Informasi Teknis
Manajemen (TAFIM) Departemen Pertahanan AS. Mulai dari fondasi,
Grup Arsitektur Forum Terbuka ini telah mengembangkan versi berturut-
turut TOGAF di interval teratur dan diterbitkan setiap satu di situs web
publik Open Group (www.opengroup.org) . TOGAF yang terakhir
dikembangkan adalah TOGAF 9.
TOGAF 9 pertama kali diterbitkan pada Januari 2009. TOGAF 9
dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai perusahaan yang
memiliki perbedaan arsitektur. Kunci TOGAF adalah Metode
Pengembangan Arsitektur (Architecture Development Method / ADM )
yang digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahaan yang
memenuhi kebutuhan bisnis.
TOGAF 9 meliputi pengembangan empat domain arsitektur sebagai
himpunan bagian dari suatu arsitektur enterprise secara keseluruhan.
Berikut adalah empat domain arsitektur TOGAF:
Tipe arsitektur Deskripsi
Arsitektur Bisnis Strategi bisnis, governance, organisasi,
dan kunci proses bisnis.
Data Arsitektur Struktur data organisasi secara fisik dan
logis
aset dan sumber daya manajemen data.
27
Arsitektur aplikasi Sebuah blueprint untuk sistem aplikasi
individu untuk
dikerahkan,melakukan interaksi, dan
menghubungkan ke
proses bisnis inti organisasi.
Teknologi Arsitektur Kemampuan software dan hardware
yang diperlukan untuk mendukung
penyebaran bisnis, data, dan aplikasi
layanan. termasuk didalamnya
infrastruktur TI, middleware, jaringan,
komunikasi, pengolahan, dan standar
awal.
Tabel 2.3 Domain Arsitektur yang Didukung oleh TOGAF
Terdapat 7 bagian utama dalam dokumen TOGAF yaitu:
1. Bagian I - Pendahuluan
• Pengenalan konsep – konsep kunci dari arsitektur perusahaan dan
pencapaian TOGAF
• Berisi definisi istilah yang digunakan
• Berisi catatan rilis dari rincian perubahan antara versi terakhir dan
versi TOGAF sebelumnya
28
2. Bagian II - Pengembangan Metode Arsitektur
• Menjelaskan pendekatan Metode Pengembangan Arsitektur (ADM)
TOGAF yang dijelaskan langkah demi langkah untuk
mengembangkan suatu arsitektur enterprise
3. Bagian III - Pedoman ADM dan Teknik
• Kumpulan pedoman dan teknik yang tersedia untuk digunakan dalam
menerapkan TOGAF dan ADM TOGAF
4. Bagian IV – Konten Arsitektur Framework
• Menjelaskan isi kerangka kerja TOGAF, termasuk metamodel
terstruktur untuk arsitektur, penggunaan blok bangunan arsitektur
yang bisa digunakan kembali, dan kajian khas deliverance arsitektur
5. Bagian V - Enterprise Continuum & Tools
• Membahas taksonomi yang tepat sebagai alat untuk mengkategorikan
dan menyimpan output kegiatan arsitektur dalam perusahaan
6. Bagian VI - Model Referensi TOGAF
• Menyediakan pilihan model referensi arsitektur, termasuk Yayasan
Arsitektur TOGAF, dan Refrence Model Infrastructur Informasi
Terpadu (III-RM)
7. Bagian VII – Kemampuan Arsitektur Framework
• Membahas organisasi, proses, keterampilan, peran, dan tanggung
jawab yang diperlukan untuk mendirikan dan mengoperasikan fungsi
arsitektur di dalam perusahaan
29
2.11.2 Zachman Framework
Kerangka Zachman untuk Enterprise Architecture, kadang-kadang
hanya disebut sebagai "Zachman Framework", telah menjadi standar
untuk mengklasifikasikan kerangka yang dapat dikembangkan didalam
arsitektur enterprise. Bentuk dari zachman framework adalah struktur
yang logis untuk mengelompokkan dan mengatur artefak desain suatu
perusahaan yang signifikan terhadap manajemen. Hal ini menguntungkan
pada skema klasifikasi yang ditemukan dalam disiplin lebih dewasa pada
arsitektur / konstruksi dan rekayasa / manufaktur, yang digunakan untuk
mengelompokkan dan mengatur desain artefak yang berkaitan dengan
produk fisik yang kompleks seperti bangunan atau pesawat terbang.
Zachman Framework memiliki bentuk yang lebih mengarah kepada
sebuah taksonomi. Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein
yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan.
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu yang dalam hal ini zachman
framework dikelompokan menjadi enam pertanyaan yaitu :
“what”,”when”,”where”,”who”,”why”,dan “how”.
Zachman mengadopsi skema klasifikasi untuk desain dan
konstruksi sistem informasi.
Kerangka Zachman terdiri dari 6x6 matriks.
30
Gambar 2.2 Matriks Zachman Framework ( opengroup.org )
Kolom diatas mewakili berbagai aspek perusahaan yang dapat
digambarkan atau dimodelkan, dan baris mewakili berbagai sudut pandang
dari mana aspek dapat diuraikan. Jadi setiap sel yang terbentuk oleh
persimpangan dari kolom dan baris mewakili satu aspek dari perusahaan
dimodelkan dari sudut pandang tertentu.
Keenam sudut pandang adalah:
1. Sudut pandang Lingkup (kontekstual) - bertujuan untuk perencana
2. Sudut pandang Model Usaha (Konseptual) - bertujuan untuk
pemilik
3. Sudut pandang Sistem (Logical) - bertujuan untuk perancang
4. Sudut pandang Teknologi (Fisik) – bertujuan untuk builder
31
5. Sudut pandang Representasi detail (Out-of-context) - bertujuan
untuk subkontraktor
6. Sudut pandang fungsi Enterprise