BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2551/3/T1... ·...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2551/3/T1... ·...
11
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang. Penundaan tersebut dilakukan pada suatu pekerjaan
baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan berbagai alasan.
“Menurut Steel Prokrastinasi berasal dari bahasa latin
yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan, lebih menyukai
dan “crastinus” yang berarti “besok”. Jadi dari asal
katanya prokrastinasi adalah lebih suka melakukan
tugasnya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi
disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinasi adalah
menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan
walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat
menghasilkan dampak buruk”.1
Prokrastinasi terjadi karena berbagai hal yang dapat menyebabkan
seseorang melakukan penundaan pekerjaannya. Berbagai hal tersebut dapat dilihat
dari sudut pandang yang disampaikan oleh Ferrari.
“Menurut Ferrari menyimpulkan bahwa pengertian
prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut
pandang yaitu 1).prokrastinasi adalah setiap perbuatan
untuk menunda mengerjakan tugas tanpa
mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan 2).
Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang
mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah
merupakan respon yang menetap seseorang dalam
menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan
1http://www.esaunggul.ac.id/index.php?mib=prodi&sid=22&nav=artikel.detail&id=144
&title=PROKRASTINASI%20%28Kebiasan%20Menunda%20Tugas/Pekerjaan%29
12
yang irrasional 3). Prokrastinasi sebagai suatu trait
kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi
melibatkan struktur mental yang saling terkait”.2
Prokrastinasi juga ditemui dalam bidang akademik yang sering disebut
dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah prokrastinasi yang
dilakukan dalam lingkup akademis. Terdapat fenomena mahasiswa umumnya
melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas akademik yang diberikan.
2.1.1. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik
Sebelum seseorang melakukan suatu tindakan, pasti seseorang tersebut
memiliki berbagai macam alasan. Seperti halnya Prokrastinasi Akademik juga
memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi. Menurut Rahmahana,
ada dua faktor utama yang mempengaruhi Prokrastinasi :
1. “Faktor internal yaitu faktor-faktor dari diri individu
yang turut membentuk perilaku prokrastinasi meliputi
faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik yang dimaksud
adalah kondisi fisiologi seseorang yang mendorong ke
arah prokrastinasi seperti kelelahan. Faktor psikologis
meliputi tipe kepribadian dan motivasi. Tingkat
kecemasan yang tinggi dan kemampuan adaptasi
individu rendah dapat juga mendorong kearah
prokrastinasi akademik.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang banyaknya tugas
(overload task) yang menuntut penyelesaian pada
waktu yang bersamaan tugas yang banyak menguras
tenaga seseorang, sehingga ia mengalami kelelahan
dan tidak mampu untuk menyelesaikan tugas. Hal itu
dapat diperkuat dengan kondisi lingkungan yang
kondusif untuk terbentuknya prokrastinasi akademik”. 3
2 Ibid. hal. 1
3 Ratna Syifa’a Rahcmahana. 2002, Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa.
Psikodimensia. Vol.2, No.3. hal. 135
13
Melihat kedua faktor tersebut, nampak bahwa sebetulnya faktor internal
lebih memiliki peluang munculnya perilaku prokrastinasi, meski bukan tidak
mungkin faktor internal dan eksternal saling berinteraksi, sehingga prokrastinasi
akan semakin memburuk. Sedangkan menurut Solomon & Rothblum dalam
Rachmahana mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prokrastinasi akademik antara lain :
a. “Sulit mengambil keputusan
Individu terkadang mengalami kesulitan untuk
memutuskan tugas mana yang harus ia kerjakan
terlebih dahulu atau bagaimana penyelesaian suatu
tugas. Kesullitan dalam mengambil keputusan ini
mendorong ia utnuk mengganti penyelesaian tugas
dengan aktivitas yang menyenangkan, namun kurang
bermanfaat (impulsif). Milgram (1991) memiliki sikap
yang pasif sehingga ia kurang mampu mengambil
keputusan secara tepat (indensiveness).
b. Membelot
Individu melakukan prokrastinasi sebagai
keengganannya untuk menyelesaikan tugas, ini
dilakukan secara sadar dan ia tahu akibatnya.
c. Kurang asertif
Kurang asertif sangat berhubungan dengan sikap pasif
seorang prokrastinator. Ketika ia menemui kesulitan ia
tidak mau mencari bantuan (seeking for help) kepada
orang lain untuk membantu menyelesaikan tugas-
tugasnya terbelengkai atau ia selesaikan mendekati
deadline. Akibatnya tugas itu diselesaikan dengan tidak
optimal.
d. Takut gagal
Takut gagal merupakan kepercayaan yang irasional
Ellis & Knaus,1997), individu yang takut gagal
melakukan prokrastinasi sebagai pelarian dari
kecemasan neurontismenya itu.
e. Menginginkan sesuatu dalam keadaan perfek
Prokrastinator melakukan penundaan dengan harapan
ia dapat melakukan penundaan dengan harapan ia
dapat memperoleh banayak waktu untuk melengkapi
tugasnya.
f. Ketakutan atau kebencian terhadap tugas dan malas
14
g. Kenyakinan ini didasari oleh kepercayaan yang
irasional. Individu meragukan kemampuan pada suatu
bidang. Keyakinan ini menyebabkan ia menunda-nunda
penyelesaian tugasnya”.4
2.1.2. Karakteristik Prokrastinasi Akademik
Setiap orang yang melakukan prokrastinasi akan mempunyai beberapa
ciri yang nampak pada setiap indivudu tersebut.”Menurut Young, karakteristik
orang yang melakukan perilaku menunda yaitu :
a. Kurang dapat mengatur waktu
b. Percaya diri yang rendah
c. Menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan
tugas
d. Keras kepala, dalam arti menganggap orang lain tidak
dapat memaksanya mengerjakan pekerjaannya.
e. Memanipulasi tingkah laku orang lain dan
menganggap pekerjaan tidak dapat dilakukan
tanpanya.
f. Menjadikan penundaan sebagai coping untuk
menghindari tekanan
g. Merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami
mengapa tidak dapat mengarjakan sesuatu yang dapat
dikerjakan sendiri”. 5
Berbeda halnya dengan pendapat Rachmahana, mengatakan “ciri-ciri
prokrastinasi adalah :
a. Takut gagal (fear of failure)
Takut gagal merupakan suatu bentuk kekhawatiran
individu terhadap sesuatu yang buruk yaitu
kekhawatiran indvidu terhadap sesuatu yang buruk
yaitu kegagalan itu sendiri. Ini terjadi karena individu
memiliki standar yang lebih dari kemampuannya,
sehingga yang muncul dalam pikirannya adalah
kegagalan di depan mata. Munculnya gambaran akan
kegagalan itu membuat individu khawatir, sehingga
4 Ibid. hal. 135
5 Dini Ahmaini ,op. cit. hal. 32
15
daripada menghadapi kegagalan, ia memilih untuk
menunda penyelesaian tugas.
b. Kurang berhati-hati (Impulsiveness)
Impulsivitas berarti individu kurang mampu menahan
keinginannya. Ia tidak tahan dalam situasi yang
menekan, ia cenderung lebih menyukai sesuatu yang
mendatangkan kesenangan bagi dirinya. Seseorang
yang menghadapi tugas yang sulit, ia menilai dirinya
tidak mampu dan dengan mudahnya ia akan
mengalihkan pada aktivitas yang mendatangkan
kesenangan baginya, tanpa melihat akibat dari
penundaan yang ia lakukan. Contohnya adalah
menonton televisi pada waktu untuk belajar
c. Perfeksionis
Birner menyebutkan bahwa, prokrastinasi itu memiliki
ciri perfeksionis, ia melakukan prokrastinasi karena
ingin melengkapi tugas agar sempurna.
d. Pasif
Keinginan untuk mencapai kesempurnaan dalam
menyelesaikan tugas pada diri prokrastinator sering
kali tidak di imbangi dengan usaha yang nyata, hingga
pada akhirnya ia hanya bersikap pasif terhadap tugas
itu.
e. Menunda hingga melebihi batas waktu
Pelaku ini sangat nampak pada prokrastinator, yang
dengan berbagai alasan selalu menunda-nunda dalam
penyelesaian tugasnya”.6
Di bidang Akademik sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi.
“Menurut Ferrari et al, sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi
akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui
ciri-ciri tertentu berupa :
a. Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang
dihadapi
Seorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa
tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan
berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda
untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda
untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah
memulai mengerjakan sebelumnya
b. Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena
melakukan hal-hal lain yang tidak dibutuhkan.
Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan
waktu yang lebih lama daripada waktu yang
6 Ratna Syifa’a Rahcmahana. op. cit. hal. 134
16
dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu
tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu
yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara
berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak
dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.
Terkadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang
tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara
memadai. Kelambanan, dalam arti, lambannya kerja
seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi
ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
Seorang procrastinator mempunyai kesulitan utuk
melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Seorang procrastinator
sering mengalami deadline yang telah ditentukan, baik
oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ia
tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah
merencanakan tugas pada waktu yang telah seseorang
tersebut tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya
tiba orang tersebut tidak juga melakukannya sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, sehingga
menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk
menyelesaikan tugas secara memadai.
d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
dari pada tugas yang harus dikerjakan (seperti
ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan, dll)
Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera
melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu
yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang
dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan
hiburan, seperti membaca (Koran, majalah, atau buku
cerita lainya), nonton, ngobrol, jalan, mengerjakan
tugas yang harus diselesaikannya”.7
Berdasarkan uraian yang telah di tulis peneliti tersebut, maka yang di
maksud dengan ciri-ciri prokrastinasi akademik dalam penelitian ini adalah takut
7http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengertian+prokrastinasi&source=web&cd=
2&ved=0CE4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.damandiri.or.id%2Ffile%2Fmnurgufronugmba
b2.pdf&ei=0w8OUJW0KMqtrAfznYHYAg&usg=AFQjCNHpGQkqp5AfFiYLjYaD2FGELF5D9
w&cad=rja
17
gagal, kurang berhati-hati perfeksionis, pasif dan menunda hingga melebihi batas
waktu.
2.2. Organisasi Kemahasiswaan
2.2.1. Pengertian Organisasi
Di setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi yang dapat membantu
untuk tercapainya pelaksanaan kegiatan lembaga yang dapat mendukung visi dan
misi lembaga tersebut. Begitu halnya dengan lembaga kemahasiswaan.
“Organisasi berasal dari bahasa Yunani orgon, yang
berarti “alat” (tool). Kata ini masuk bahasa Latin menjadi
organizatio dan kemudian bahasa Prancis (abad ke 14)
menjadi organisation. Pengertian awalnya merujuk pada
benda atau proses, melainkan tubuh manusia atau biologis
lainya. Tidak sama dengan alat mekanis, organon terdiri
dari bagian-bagian yang tersusun dan terkoordinasi hingga
mampu menjalankan fungsi tertentu secara dinamis”. 8
Menurut Mills dan Mills dalam Kusdi, mendefinisikan organisasi sebagai
:”specific collectivities of people whose activities are coordinated and controlled
in and for the achievement of defined goals”9. Organisasi adalah kolektifitas
khusus manusia yang aktivitas-aktifitasnya terkoordinasi dan terkontrol dalam dan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan .
Sementara itu, C. Argyris mendefinisikan organisasi sebagai berikut:
“organizations are grand strategies individuals create to achieve objectives that
require the effort of many”.10
Organisasi adalah suatu strategi besar yang
8 Kusdi, 2009, Teori Organisasi dan Administrasi.Jakarta : Salemba Humanika, hal 4
9 Kusdi, 2009, loc. cit. hal. 4
10 Ibid. hal. 4
18
diciptakan individu-individu dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang
membutuhkan usaha dari banyak orang.
Adapun pendapat lain menurut E. Wight Bakke mendefinisikan organisasi
sebagai berikut:
“A continuing system of differentiated and coordinated
human activities utilizing, transforming, and welding
together a specific set of human, material, capital,
ideational,and resources into a unique problem-solving
whole engaged in satisfying particular human needs in
interaction with other systems of human activities and
resurces in its envionment”. 11
Dapat di artikan bahwa organisasi adalah suatu sistem berkelanjutan dari
aktivitas-aktivitas manusia yang terdiferensiasi dan terkoordinasi, yang
mempergunakan, mentransformasi, dan menyatupadukan seperangkat khusus
manusia, material, modal, gagasan, dan sumber daya alam menjadi suatu kesatuan
pemecahan masalah yang unik dalam rangka memuaskan kebutuhan-kebutuhan
tertentu manusia dalam interaksinya dengan sistem-sistem lain dari aktivitas
manusia dan sumber daya dalam lingkungannya.
Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh tersebut, maka pengertian
organisasi dalam penelitian ini adalah suatu sistem berkelanjutan dan memiliki
tujuan, anggota dan seperangkat khusus manusia yang terkoordinasi dan
terkontrol untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
11
Ibid.
19
2.2.2. Pengertian Organisasi Kemahasiswaan
Di dalam perguruan tinggi organisasi mahasiswa sangat lah penting
keberadaannya, dimana organisasi Kemahasiswaan merupakan tempat untuk
pengembangan diri mahasiswa dalam kerjasama dengan orang lain ataupun
pengalaman berorganisasi.
Menurut Schein dalam dalam Ahmaini, “organisasi
kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat
penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.
Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahanan dan
sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan
wawasan, peningkatan kecendekiawan, integritas
kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman
tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerja sama
serta menunbuhkan rasa persatuan dan kesatuan”.12
2.2.3. Bentuk Organisasi Kemahasiswaan
Menurut As’ari dalam Ahmaini Bentuk organisasi mahasiswa dikenal”
ada dua macam yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus”.13
Organisasi intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus, yang
ruang lingkup kegiatan dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada
di kampus tersebut atau sewaktu-waktu melibatkan peserta dari luar. Organisasi
intra ini terbagi dalam tiga bagian yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya
yang terdiri dari organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan),
organisasi tingkat fakultas (ruang lingkupnya satu fakultas) dan non-organisasi
tingkat universitas (ruang lingkupnya universitas). Kedua, organisasi ekstra
12
Dini Ahmaini ,op. cit. hal. 35 13
Ibid. hal. 17
20
kampus merupakan organisasi yang berada di luar kampus, dimana ruang lingkup
dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi.
2.2.4. Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Universitas Kristen Satya
Wacana (UKSW)
Organisasi kemahasiswaan di dalam Universitas Kristen Satya Wacana
memiliki berbagai macam tingkatan dengan fungsi dan tugas masing-masing
Lembaga Kemahasiswaan. Lembaga Kemahasiswaan UKSW merupakan tempat
bagi semua keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan perannya untuk
membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi tempat
untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa yang berguna untuk mewujudkan tujuan
perguruan tinggi Universitas Kristen Satya Wacana.
“Lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya
Wacana adalah wadah keluarga mahasiswa untuk
melaksanakan fungsi dan peranannya di dalam Universitas
Kristen Satya Wacana (KUKM, pasal 10 ayat 1). Lembaga
Kemahasiswaan mempunyai fungsi dan peranan sebagai
wahana untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual
mahasiswa serta menjadi satu-satunya wadah untuk
menyalurkan aspirasi yang bertanggung jawab yang hidup di
kalangan mahasiswa untuk mewujudkan Tujuan Perguruan
Tinggi pada umumnya dan Univesitas Kristen Satya Wacana
pada khususnya”. 14
Bagi mahasiswa yang ingin ikut aktif dalam berorganisasi di UKSW
banyak wadah yang dapat digunakan dalam mengapresiasikan bakatnya dalam
organisasi. Organisasi di UKSW sendiri memiliki banyak tingkatan dan
kepentingannya. Baik dalam organisasi internal maupun organisasi eksternal. Di
14
KUKM Universitas Kristen Satya Wacana, 2008, pasal 10 ayat 2. Salatiga. hal. 7
21
dalam organisasi internal sendiri memiliki berbagai tingkatan, baik di tingkat
Universitas, Fakultas, maupun Progdi.
Organisasi di tingkat Universitas merupakan organisasi tertinggi
mahasiswa yang mendukuki di tingkat Universitas yang anggotanya terdiri dari
dari berbagai macam fakultas maupun progdi yang berada di Universitas Kristen
Satya Wacana ini, baik yang ikut secara sukarela maupun untusan dari tiap
fakultas. Didalam kegiatannya mereka memberikan kegiatan yang dapat
digunakan secara menyeluruh bagi seluruh mahasiswa Universitas Kristen Satya
Wacana.
Organisasi di tingkat Fakultas merupakan organisasi yang membawahi di
tingkat fakultas yang anggotanya terdiri dari berbagai macam Program studi yang
berada di tingkat fakultas tersebut. Didalam kegiatannya mereka memberikan
suatu acara, seminar ataupun suatu segiatan yang dapat di gunakan oleh
mahasiswa fakultas tersebut.
a. Bentuk organisasi kemahasiswaan UKSW
“Ada beberapa bentuk organisasi kemahasiswaaan di
Universitas Kristen Satya Wacana yaitu:
1. Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas yang disingkat
dengan nama BPMU adalah organisasi di tingkat
Universitas yang merupakan perwakilan tertinggi
mahasiswa UKSW sebagai lembaga legislatif
2. Senat Mahasiswa Universitas yang selanjutnya disingkat
SMU adalah orgasisasi kemahasiswaan di tingkat
Universitas yang melaksanakan berbagai aktivitas
mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebagai
lembaga eksekutif.
3. Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang disingkat
dengan nama BPMF adalah organisasi tertinggi tingkat
fakultas sebagai lembaga legislatif
22
4. Senat Mahasiswa Fakultas yang disingkat dengan nama
SMF adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan yang
berada di tingkat fakultas.
5. Himpunan Mahasiswa Program studi yang sering disingkat
HMP adalah dibentuk untuk membantu Senat Mahasiswa
Fakultas SMF dalam pelaksanaan program dan kegiatan
berkaitan dengan disiplin ilmu”.15
b. Tujuan organisasi kemahasiswaan UKSW
Mahasiswa sebagai bagian integral dan essensial dari Universitas Kristen
Satya Wacana perlu menata di dalam Universitas Kristen Satya Wacana untuk
berproses menuju masa depan. Dalam upaya tersebut, maka mahasiswa
menyatakan peranannya melalui Lembaga Kemahasiswaan. Oleh karena itu,
“tujuan Lembaga-lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana
adalah :
1. Menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berperan serta
dalam mewujudkan tujuan Perguruan Tinggi pada
umumnya dan Universitas Kristen Satya Wacana pada
khususnya.
2. Menjadi wahana untuk membina persekutuan dan
persaudaraan untuk kesejahteraan mahasiswa.
3. Menjadi wahana untuk mempersiapkan calon-calon
pemimpin yang kritis-analitis-obyektif, kreatif-inovatif,
adaptif, dinamis, dedikatif dan terampil yang religius.
4. Menjadikan wahana bicara mahasiwa untuk
menyalurkan aspirasi kontruktif dan bertanggung
jawab, yang hidup dikalangan mahasiswa”.16
c. Tugas-tugas Lembaga Kemahasiswaan UKSW
Setiap organisasi pasti memiliki berbagai macam fungsi dan tugasnya,
begitu juga dengan Lembaga Kemahasiswaan yang berada di Universitas Kristen
15
Ibid. hal. 8 16
Ibid.
23
Satya Wacana maing-masing memiliki tugas yang berbeda-beda pula sesuai
dengan bagiannya.
1. BPMF
“BPMF adalah Lembaga Perwakilan Mahasiswa di tingkat
Fakultas
BPMF mempunyai tugas dan wewenang:
a. Membentuk panitia pemilihan mahasiswa untuk memilih
wakil-wakil mahasiswa pada BPMF dan BPMU periode
selanjutnya.
b. Mengurus wakil mahasiswa fakultas untuk duduk di
BPMU
c. Menarik kembali wakil mahasiswa fakultas yang duduk di
BPMU
d. Memilih Ketua Umum SEMA
e. Membantu Ketua Umum SEMA terpilih untuk membentuk
kepengurusan SEMA
f. Mengajukan nama pengurus SEMA terpilih kepada SMU
untuk di angkat
g. Mengurus GBHPLK di tingkat fakultas
h. Memberi saran dan nasehat kepada SEMA, baik diminta
mau pun tidak di minta
i. Mengawasi dan menilai pelaksanaan program kerja dan
anggaran SEMA
j. Memeri saran dan pemikiran kepada Pimpinan
Universitas
k. Menyalurkan aspirasi mahasiswa Fakultas kepada pihak-
pihak yang terkait
l. Mengesahkan ketentuan-ketentuan khusus yang diajukan
oleh SEMA
m. Melakukan rapat dengar pendapat dengan SEMA secara
berkala
n. Melakukan advokasi terhadap masalah-masalah
mahasiswa berkaitan dengan proses belajar mengajar”. 17
2. SEMA
“SEMA adalah lembaga eksekutif kemahsiswaan yang berada
di tingkat fakultas. SEMA berkedudukan se tingkat di bawah
SMU
Tugas dan wewenng SEMA antara lain:
a. Menyusun dan megnajukan program kerja serta anggaran
berdasarkan GBHLK tingkat fakultas pada permulaan
17
Ibid. hal.8
24
tahun periode kepada SMU melalui BPMF untuk
dikoordinasikan
b. Melaksanakan program kerja yang telah dikoordinasikan
dengan program SMU
c. Memberi laporan pertanggungjawaban kepada SMU
melalui BPMF pada setiap akhir periode
d. Menggiatkan aktivitas mahasiswa fakultas sebagai basis
kegiatan akademik mahasiswa
e. Mewakili mahasiswa fakultas dalam kegiatan ke dalam
mau pun ke luar universitas. Kegiatan ke luar dan atau
berhubungan dengan pihak luar universitas harus
dilakukan dengan sepengatahuan SMU dan se ijin Rektor.
f. Memberi laporan berkala mengenai perkembangan
pelakasanaan program kerja dan anggaran kepada SMU
melalui BPMF
g. Memberikan saran dan pemikiran kepada pimpinan
fakultas
h. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas
i. Membuat dan mengajukan ketentuan-ketentuan khusus
kepada BPMF”.18
3. SMU
“SMU adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan di tingkat
universitas. SMU mempunyai tugas dan wewenang :
a. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat universitas
b. Mewakili mahasiswa dalam kegiatan didalam dan keluar
universitas
c. Mengangkat dan melantik pengurus BPMF dan SEMA
d. Mengkoordinasikan struktur program dan anggaran LK
dalam Rakor
e. Meminta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
program kerja dan anggaran SEMA dan BPMF
f. Penyusun dan mengajukan program kerja dan anggaran
berdasarkan GBHLK universitas kepada BPMU pada
awal kepengurusan untuk disampaikan kepada rektor dan
disahkan oleh BPH-Universitas
g. Memberi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
program dan anggaran kepada Rektor melalui BPMU
pada akhir kepengurusan
h. Melaksanakan program kerja dan anggaran yang telah
disahkan oleh Rektor dan BPH-Universitas.
i. Memberi saran-saran yang kritis-prinsipal dan kreatif-realistis
kepada Pimpinan Universitas.
j. Memberi penjelasan kepada BPMU
18
Ibid. hal. 11
25
k. Membuat ketentuan khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas eksekutif”. 19
4. HMP dan Angkatan
“HMP (Himpunan Mahasiswa Program Studi) dibentuk untuk
membantu SEMA dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan
disiplin ilmu. Kedudukan , tugas dan wewenang, serta tata cara
pembentukan diatur oleh SEMA”.20
2.3. Hasil Penelitian yang Relevan
Berkaitan dengan perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang
aktif dan tidak aktif dalam organisasi di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi
terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:
a. Aristia membahas tentang Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara
Kepribadian Tipe A dan Tipe B.
Rumusan Masalah: Adakah perbedaan prokrastinasi akademik antara
kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B?
Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik uji t
Dengan hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
Prokrastinasi Akademik antara Kepribadian tipe A dan tipe B.21
b. Pratama membahas tentang Perbedaan sikap Prokrastinasi ditinjau dari
frekuensi penggunaan facebook pada mahasiswa.
Rumusan masalah: apakah ada perbedaan sikap prokrastinasi yang
signifikan bila ditinjau dari frekuensi penggunaan facebook pada
kalangan mahasiswa.
Tehnik analisis data yang digunakan adalah anava (analisis varian) satu
jalur antara tiga kelompok.
Dengan hasil yang didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara sikap Prokrastinasi pada Mahasiswa yang menggunakan
19
Ibid. hal. 16 20
Ibid. 21
Avriana Aristia, Fakultas Psikologi, UKSW, 2010
26
Facebook dengan frekuensi rendah, frekuensi sedang dan frekuensi
tinggi.22
2.4. Kerangka Pemikiran
Kerangka dasar penelitian ini akan diuraikan variabel-variabel yang
digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan
ini terdiri dari dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah keaktifan mahasiswa dalam LK
diberi notasi (X), dan variabel terikat adalah Prokrastinasi akademik diberi notasi
(Y).
X Y
Variabel terikat : Prokrastinasi akademik
Variabel bebas : Keaktifan mahasiswa dalam LK
a. Aktif berorganisasi
b. Tidak Aktif berorganisasi
2.4.1. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel dalam
penelitian yang diteliti agar dapat di amati. Variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
22
Pratama Ikhwan, Fakultas Psikologi, UKSW, 2010
27
a. Prokrastinasi Akademik (Y)
Variabel Y yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Prokrastinasi
Akademik.
1) Definisi Konseptual
“Menurut Milgram, Batori, & Mowrer Prokrastinasi
akademik merupakan kecenderungan individu untuk
menunda memulai atau menyelesaikan tugas-tugas
akademis”.23
2) Definisi Operasional
Prokrastinasi akademik merupakan prosentase dari penundaan tugas
matakuliah yang dilakukan mahasiswa Pendidikan Ekonomi pada semester
pengayaan tahun 2011-2012.
b. Keaktifan mahasiswa
Keaktifan mahasiswa Pendidikan Ekonomi digolongkan menjadi dua,
yakni mahasiswa yang aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dan
mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi lembaga kemahasiswaan. Keaktifan
adalah keikutsertaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW dalam semua
kegiatan ke-Organisasian mahasiswa.
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu atau belajar di
perguruan tinggi. Adapun lebih spesifiknya lagi, mahasiswa dalam penelitian ini
23
Prima Ema,2007, Hubungan antara Prokrastinasi Akademik dengan Motivasi
Berprestasi pada Mahasiswa. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
28
adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang aktif ataupun tidak aktif dalam
Lembaga Kemahasiswaan.
2.5. Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif
dan Tidak Aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan
Mahasiswa dihadapkan pada banyak sekali tugas mata kuliah yang harus
dikerjakan, baik tugas pribadi maupun tugas kelompok yang harus diselesaikan
dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh tiap masing-masing dosen. Pada
umumnya mahasiswa akan mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang
ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung
berbeda-beda, salah satunya bergantung pada waktu untuk proses pengerjaan
tugas. Seorang mahasiswa lebih cenderung untuk menunda-nunda dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dengan berbagai alasan seperti
batas waktu pengumpulan tugas masih lama. Penundaan itu berdampak pada
pengerjaan tugas yang tidak maksimal dalam waktu yang mendesak dengan batas
akhir pengumpulan tugas. Perilaku atau fenomena menunda-nunda ini dikenal
dengan istilah prokrastinasi sedangkan orang yang melakukan perilaku menunda
disebut penunda ( prokrastinator)
“Menurut Knaus, prokratinasi dapat mempengaruhi
keberhasilan akademik dan pribadi maahasiswa. Apabila
kebiasaan menunda ini muncul terus-menerus pada
mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam
kehidupan akademik”. 24
“Menurut Biordy salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
prokrastinasi akademik pada mahasiswa yaitu keikutsertaan mahasiswa dalam
24
Dini Ahmaini, op. cit. hal.34
29
kegiatan organisasi”.25
Di tengah-tengah kewajiban utama yang ada, terdapat
mahasiswa yang melakukan hal di luar kegiatan tersebut yaitu, dengan ikut serta
dalam aktifitas organisasi. Orientasi organisasi kemudian menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam aktifitas perkuliahan mahasiswa tersebut, mahasiswa
bukan hanya fokus terhadap perkuliahannya saja namun dalam organisasi juga.
Misalnya Rapat, pengajuan proposal, pencairan dana, pelatihan, evaluasi kegiatan
yang sedang berlangsung. Akibat banyaknya kegiatan organisasi kemahasiswaan
tersebut menyebabkan mereka menunda dalam mengerjakan tugas-tugas
akademik.
“Didalam Forum Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Universitas Pendidikan Indonesia adapun pendapat yang
mengatakan bahwa mereka mahasiswa yang kuliah dan aktif
di organisasi, malah bisa mengatur waktunya dengan baik.
Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan
kesempatan yang ada. Bila dibandingkan dengan orang yang
tidak terjun dalam sebuah organisasi waktunya hanya untuk
kuliah. Masalah studi yang sering ditakutkan oleh
mahasiswa yang ingin terjun kedalam organisasi lebih
disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengetur
waktu”.26
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi memiliki tingkat Prokrastinasi Akademik
yang berbeda-beda. Mahasiswa yang aktif dalam LK nantinya akan dibandingkan
dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam LK. Penelitian ini ingin melihat apakah
ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan yang
tidak aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Kalangan Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga. kemudian akan dihasilkan perbedaan tingkat Prokrastinasi
25
Ibid. hal. 17 26
Ibid,
30
Akademik yang dihasilkan, sehingga mahasiswa Pendidikan Ekonomi dapat
menindak lanjuti apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran mahasiswa.
2.6. Hipotesis
a. Hipotesis Kerja
1. Prokrastiansi akademik pada mahasiswa yang aktif dalam
Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa
Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi.
2. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang tidak aktif dalam
Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa
Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi.
3. Terdapat perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang
aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam Organisasi lembaga
kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP
UKSW.
b. Hipotesis Statistik
- Ho : µ1 = 0
Ha : µ1 > 0
- Ho : µ2 = 0
Ha : µ2 > 0
- Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≥ µ2