BAB II KAJIAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab II tentang kajian pustaka yang akan dibahas yaitu kajian
teori,hakekat IPA, pembelajaran IPA SD, metode Mind Mapping, kreativitas,
penelitian yang relevan dan hipotesis penelitian.Hal ini akan dijelaskan dalam
uraian berikut:
2.1 Kajian Teori
2.1.1 IPA
2.1.1.1 Hakekat IPA
Hendro Darmojo (1992:3) berpendapat bahwa IPA merupakan
pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif mengenai alam semesta beserta
isinya. Rasional berarti sesuai dengan pemikiran logis atau nalar, sedangkan
objektif berarti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat atau perasaan pribadi, sehingga Ipa merupakan pengetahuan yang di
peroleh melalui pemikiran logis tanpa melibatkan pendapat atau perasaan pribadi
dari pengamat atau peneliti.
Selain itu, Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo, 1993:3), berpendapat
bahwa IPA merupakan suatu cara atau metode mengamati alam. Cara IPA
mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya
antara suatu fenomena dengan fenomena lain. Sedangkan Powler (dalam
Winaputra, 1992:122) mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang berkaitan
dengan gejala alam serta kebendaan yang sistematis atau tersusun secara teratur,
serta berlaku umun yaitu berupa kumpulan dan hasil observasi serta eksperimen.
Menurut Adi Winanto dan Deasy Khristina (2009:2) Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan suatu proses, produk serta prosedur yang saling berkaitan,
sebagai produk ilmu pengetahuan alam tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya
sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam merupakan fakta-fakta, konsep-
konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang digunakan oleh para
ilmuwan dalam mempelajari alam merupakan prosedur empirik dan analisis.
Trianto (2010:137) juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa IPA hakikatnya
8
adalah suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan
sekumpulan pengetahuan, sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu
proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi,
menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi,
teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan
bagi kehidupan.
Berdasarkan penjelasan teori-teori yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa IPA merupakan usaha manusia melakukan suatu proses dan
prosedursehingga menghasilkan suatu produk mengenai alam semesta. Proses
yang dimaksudkan merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta.
Prosedur merupakan pengamatan yang digunakan secara tepat dan benar.
Sedangkan produk merupakan kesimpulan yang betul dari hasil proses dan
prosedur yang telah dilakukan. Produk ipa berupa fakta-fakta, konsep-konsep
serta teori-teori. Sehingga IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara
mencari tahu secara sistematis serta proses penemuan tentang alam semesta. Dari
pandangan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA menekankan
pada pemahaman konsep dan penjelasan secara logis yang mempengaruhi pola
pikir sistematis, kritis dan kreatif. IPA perlu dipelajari agar dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pembelajaran ditingkat Sekolah
Dasar (SD).
2.1.1.2 Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan ilmu yang harus dipelajari, namun IPA tidaklah mudah
untuk dipahami karena IPA suatu objek yang memerlukan pengumpulan data,
eksperimen dan pengamatan. IPA dipelajari di sekolah melalui proses
pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Inadonesia (KBBI) pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Pembelajaran IPA dipelajari dan dijadikan bidang studi pada semua jenjang
pendidikan salah satunya adalah Sekolah Dasar (SD).
Pembelajaran IPA dalam tingkat Sekolah Dasar menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Adapun tujuan
9
pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan
(BSNP, 2006), dimaksudkan untuk:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan .
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek :
1. Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahanya meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda
benda langit lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep IPA
yang diberikan di SD secara umum, mampu membuat siswa untuk terlibat sebagai
ciptaan Tuhan. Karena tujuan pembelajaran ini jika berhasil maka dalam proses
interaksi yang terlibat diantara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa
dengan siswa. Sehingga kreativitas belajar siswa dapat lebih meningkat dan
berkembang dalam pendidikan IPA.
Dari tujuan diatas adalah siswa dapat memiliki pengetahuan tentang berbagai
jenis gejala-gejala yang ada pada alam dan lingkungan melalui pengamatanyang
10
dilakukan oleh siswa agarbisa memahami pengetahuan dasar IPA. Pembelajaran
IPA yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai evaluasi untuk mengetahui
kreativitas siswa dalam pembelajaran. Metode Mind Mapping merupakan cara
termudah yang digunakan untuk menempatkan sebuah informasi ke dalam otak
serta mengambil informasi untuk keluar dari otak (Tony Buzan, 2006:4).Sehingga
melalui penggunaan metode Mind Mapping pelajaran IPA akan berjalan dengan
baik dan dapat meningkatkan kreativitas siswa.
2.1.2 Mind Mapping.
Mind Mapping atau biasa disebut pemetaan pikiran adalah cara kreatif
dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa
yang telah dipelajari, atau merencanakan tugas baru (Silberman, 2009). Pemetaan
pikiran adalah cara yang sangat baik untuk digunakan menghasilkan serta menata
gagasan sebelum memulai memulis (Hernowo, 2003). Meminta pembelajaran
untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka mengidentifikasi dengan
jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka
rencanakan. Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke
segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Mapping
mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif.
Sesuai dengan pendapat Tony Buzan (2008:4) bahwa Mind Mapping
merupakan alat pikir yang terorganisir dengan hebat danjuga termasuk cara
termudah yang digunakan untuk menempatkan informasi ke dalam otak serta
mengambil informasi kembali ketika diperlukan.Menurut Tony Buzan, Mind
Mapping bisa digunakan untuk membantu dalam banyak hal antara
lain:merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah,
memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat
dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peta pikiran merupakan suatu teknik grafik
yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi
keseluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada
bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenalsebagai otak kiri dan kanan.
11
Gambar 1
Display Mind Mapping (sumber Tony Buzan , 2008:4)
Ditinjau dari pembuatan peta pikiran sangat baik merencanakan dan
mengatur berbagai hal. Untuk membuat peta pikiran, ada beberapa kiat atau
langkah yang perlu ditempuh. Menurut (DePorter 2005) mengemukakan beberapa
kiat dalam membuat peta pikiran. Kiat-kiat tersebut adalah :
1. Tulis gagasan utamanya ditengah-tengah kertas dan lengkapilah
dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.
2. Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin
atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi,
tergantung dari jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna berbeda
untuk tiap-tiap cabangnya.
3. Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang
dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang
menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan pembelajaran.
4. Tambahkan simbol atau ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan
yang lebih baik.
12
Dalam membuat Mind Mapping (Buzan, 2011: 27) telah menyusun
sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat dapat
memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of Mind
Mapping
1) Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baikadalahukuran A3
dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-
tengah kertas dan sedapat mungkinberupa Image dengan minimal 3 warna,
2) Garis: lebih tebal untuk bold dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis
akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak bolehgarislurus) dengan
panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya.
Seluruh garis harus tersambung ke pusat,
3) Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis.
Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf
yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat,
4) Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel dan
ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau
memungkinkan gunakan image yang 3 dimensi agar lebih menarik lagi,
5) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5–6 warna. Warna berbeda
untuk setiap bold dan warna cabang harus mengikuti warna bold,
6) Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di
tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala
arah. Bold umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai dengan arah
jarum jam dimulai dari arah jam 1.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Mind
Mapping merupakan metode pembelajaran yang digunakan melatih
kemampuan berfikir anak dalam membuat peta konsep yang baik. Melibatkan
guru sebagai pembimbing dan siswa secara aktif menggabungkan
pengetahuan yang sudah ada menjadi konsep yang baru dalam pembuatan
peta konsep. Pembelajaran metode Mind Mapping tentu saja harus ada tahapan
yang berurutan sehingga pembelajaran Mind Mapping dapat disusun dengan baik.
13
2.1.2.1 Fungsi Mind Mapping .
Menurut Buzan (2012:5) Mind Mapping dapat diandaikan seperti peta
berjalan. Maka dari itu fungsi dari Mind Mapping sebagai berikut:
1. Mind Mapping akan memberikan pandangan menyeluruh dari pokok
masalah.
2. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.
3. Mendorong memecahkan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-
jalan terobosan yang kreatif.
4. Menyenangkan untuk dilihat,dibaca, dicerna dan diingat.
Mind Mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,
memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara
kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
Sedangkan menurut Michael Michalko (Buzan, 2012:6) mengatakan
bahwa Mind Mapping dapat memberikan banyak pengaruh ,diantaranya yaitu:
1. Mengaktifkan seluruh otak
2. Membereskan akal dari kekusutaan mental
3. Memungkinkan kita fokus pada pokok bahasan
4. Membantu menunjukan hubungan antara bagian bagian informasi yang
saling terpisah memberikan gambaran yang jelas pada keseluruh dan
perincian
5. Memungkinkan kita mengelompokan konsep , membantu kita
membandingkannya.
6. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasa yang
membantu mengalihkan informasi tentangnya dan ingatan jangka pendek
ke ingatan jangka panjang .
Berdasarkan pada fungsi dasarnya sebagai peta petunjuk, apabila
diterapkan pada pembelajaran khususnya IPA, maka fungsi Mind Mapping
dalam pembelajaran IPA ini adalah mengingat informasi yang diterima dan
mengungkap informasi tersebut dalam bentuk tulisan.
14
2.1.2.2 Langkah - Langkah Model PembelajaranMind Mapping
Menurut Ridwan Abdullah Sani (2013:240-241), bahwa langkah-langkah
pembelajaran Mind Mapping yaitu :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingindicapai.
2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3) Guru menyuruh siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2-4
orang.
4) Guru menyuruh kelompok siswa untuk mencatay alternatih jawaban
hasil diakusi.
5) Setiap kelompok siswa membacakan hasil diskusinya dan guru
mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan .
6) Setiap kelompok membuat peta pikiran atau diagaram berdasarkan
alternatif jawaban yang telah didiskusikan
7) Guru menunjuk kelompok siswa untuk diberi kesempatan menjelaskan
ide pemetaaan konsep berfikirnya
8) Setiap kelompok diminta membuat kesimpulan.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping menurut
Miftahul Huda (2015:307-308) ada beberapa langkah persiapan yang harus
dilakukan yaitu:1) mencatat hasil ceramah dan menyimak poin poin diri ceramah,
2) menunjukan jaringan jaringan dan relasi relasi di antara berbagai
poin/gagasan/kata kunci ini berkaitan dengan materi pelajaran, 3)
membrainstroming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik
tersebut, 4) merencanakan tahap tahap awal pemetaan gagasan dengan
memvisualisasikan semua aspek semua topik yang dibahas, 5) menyusun gagasan
dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada satu lembar saja, 6)
menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan yang terkait dengan
topik pembahasan, dan 7) mereview pelajaran untuk mempersiapkan ujian.
15
Tabel 1 Tahapan atau sintaks Mind Mapping(sumber Applied Real-time Mind
Map® @ Classroom)
Tahap Kegiatan guru
Tahap 1
Overview
Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan
dipelajari.
Tahap 2
Preview
Guru memberikan petunjuk berbagai poin/gagasan/kata kunci
ini yang berkaitan dengan materi pelajaran dan hal yang sudah
diketahui sebelumnya tentang topik tersebut
Tahap 3
Inview
Siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau
rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk
membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan
yang pelajari
Tahap 4
Review
Guru bersama- sama dengan siswa merangkum materi
pelajaran dengan cara membacakan kesimpulan yang telah
dibuat.
Tabel 2 Pemetaan Intergasi Pembelajaran Mind Mapping
Pembelajar
an
Sintak
Kegiatan pembelajaran
Pendahulu
an
KegiatanAwal Penut
up Eksplor
asi
Elabor
asi
Konfirm
asi
Mind
Mapping
Tahap 1
Overview √ √
Tahap 2
Preview
√ √
Tahap 3
Inview
√
Tahap 4
Review
√ √
16
Tabel 3 Implementasi pembelajaran Mind Mapping dalam Standar Proses
No
Tahapan -
tahapan
Lamgkah-langkah
dalam Standar Proses
Kegiatan Guru
1 Persiapan Pendahuluan - Guru memberikan salam, berdoa
dan melakukan kegiatan presensi.
- Menyiapkan siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar
mengajar
- Guru menyampaikan KD, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dalam pembelajaran, dan skenario
pembelajaran.
2 Pelaksanaan
a. Tahap I
Overview Eksplorasi
- Guru memberikan penjelajasan
tentang pembelajaran yang akan
dipelajari mengenai materi
pesawat sederhana
- Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru tentang materi pesawat
sederhana.
b. Tahap II
Preview
Eksplorasi dan
Elaborasi
- Guru memberikan gambaran atau
gagasan dan kata kunci tentang
materi yang akan di kerjakan
siswa.
c. Tahap III
Inview
Elaborasi - Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mencatat dan
membuat Mind Mapping materi
yang dijelaskan oleh guru.
- Guru meminta beberapa beberapa
siswa untuk mempresentasikan
hasil pekerjaannya didepan kelas.
d. Tahap IV
Review
Konfirmasi - Guru dan siswa menarik
kesimpulan terhadap materi
percabangan.
3 penutup - Guru memberikan penguatan
/penghargaan terhadap hasil
diskusi
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan
Mind Mapping secara step by step, akan memudahkan seseorang/siswa untuk
memahami dan mengingat materi pembelajaran yang tersaji dalam bentuk Mind
Mapping karena dibuat dengan sangat menarik.
2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Mind Mapping
Terdapat banyak kelebihan dari metode Mind Mapping ( Peta Pikiran)
karena model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping melibatkan kedua sisi
otak yaitu menggunakan gambar, warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan)
17
bersamaan dengan kata, angka, logika (wilayah otak kiri) sehingga, belajarakan
menjadi lebih menyenangkan. Salah satu kelebihan Mind Mapping (Peta Pikiran)
adalah dapat membantu siswa dalam banyak hal, seperti memacu kreativitas,
pemahaman dan daya ingat siswa.Berikut pendapat para ahli tentang kelebihan
Mind Mapping (Peta Pikiran). Maghfiroh (2009:45) mengemukakan kelebihan
Mind Mapping (Peta Pikiran) sebagai berikut: (1) Memudahkan kita melihat
gambaran keseluruhan, (2) membantu otak untuk: mengatur, mengingat,
membandingkan, dan membuat hubungan, (3) memudahkan menambah kanin
formasi baru, (4) pengkajian ulang bisa lebih cepat, (5) setiap peta bersifat unik.
Selain memiliki kelebihan, di dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Mind Mapping terdapat beberapa kelemahan (Santoso, 2011:5) yaitu: (1)
hanya siswa yang aktif yang terlibat, (2) tidak sepenuhnya siswa yang belajar,
dan (3) jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.
2.1.3 Kreativitas
2.1.3.1 Pengertian Kreativitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:599), kreativitas adalah
kemampuan untuk mencipta, perihal berkreasi dan kekreatifan.Menurut Supriadi
dalam Yeni Rachmawati (2010:14) mengatakan bahwa kreativitas merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada. Kreativitas adalahkemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan
terjadinya peningkatan kemampuan berfikir yang ditandai dengan pergantian,
ketidaksinambungan, proses menjadi rumit, penyatuan yang utuh antara tahap
perkembangan
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:456), kreativitas juga dapat bermakna
sebagai kreasi terbaru dan orisinil yang tercipta, sebab kreativitas suatu proses
mental yang unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinil.
Kreativitas merupakan kegiatan otak yang teratur komprehensif, imajinatif
menuju suatu hasil yang orisinil.Menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati
18
(2010:14) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
memberikan gagasan baru dan dapat diterapkan dalam pemecahan masalah.
Menurut Chaplin dalam Yeni Rachmawati (2010:14) mengutarakan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan bentuk baru dalam seni,
atau dalam permesinan, atau dalam pemecahan masalah-masalah dengan metode-
metode baru. Sedangkan menurut Utami Munandar (1992) kreativitas merupakan
kemampuan dalam membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau
unsur-unsur yang ada”.Sedangkan menurut Clarkl Monstakis dalam Munandar
(1995)mengatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman untuk mengekspresikan
dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan
diri sendiri, alam dan orang lain.
Menurut Kuper dan Kuper dalam Samsunuwiyati Mar’at (2006:175).
Kreativitas adalah sebuah konsep yang majemuk dan multi-dimensial, sehingga
sulit didefinisikan secara operasional. Definisi sederhana yang sering digunakan
secara luas tentang kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru. Wujudnya adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang
berlangsung dalam benak orang atau sekelompok orang, produk-produk kreatif
tercipta. Produk itu sendiri sangat beragam, mulai dari penemuan mekanis, proses
kimia baru, solusi baru atau pernyataan baru mengenai sesuatu masalah dalam
matematika danilmu pengetahuan; komposisi musik yang segar, puisi cerita
pendek atau novel yang menggugah yang belum pernah ditulis sebelumnya;
lukisan dengan sudut pandang yang baru; seni patung atau potografi yang belum
ada sebelumnya; sampai dengan terobosan dalam aturan hukum, agama,
pandangan filsafat, atau pola perilaku baru.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan,
proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif,
fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang berdayaguna dalam berbagai bidang
untuk pemecahan suatu masalah.Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha
seseorang. Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakukan kegiatan.
19
Dari pemikiran yang telah disampaikan, dilakukanlah semua aktivitas yang
bertujuan untuk memacu atau menggali kreativitas.
2.1.3.2 Ciri-ciri Siswa Kreatif
Siswa kreatif mempunyai ciri-ciri tersendiri. Biasanya siswa yang
kreatif memiliki sifat-sifat seperti selalu ingin tahu, memiliki minat yang sangat
luas, dan suka melakukan aktivitas yang kreatif (Anik Pamilu, 2007:15).
Menurut Utami Munandar (1999: 88-93), mengemukakan dua ciri kreativitas
yang memunculkan perilaku kreatif. Dua ciri kreativitas itu antara lain ciri
aptitude dan nonaptitude. Ciri aptitude ialah ciri yang berhubungan dengan
kognisi dan proses berpikir, sedangkan cirinonaptitude ialah ciri yang lebih
berkaitan dengan sikap atau perasaan . Kedua jenis ciri kreativitas itu
diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.
a. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude), antara lain :
1. Keterampilan berpikir lancar yaitu mencetuskan gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah, memberikan cara atau saran untuk
melakukan berbagai hal, dan selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban.
Contoh perilaku keterampilan berpikir lancar siswa:
a. Mengajukan banyak pertanyaan.
b. Menjawab pertanyaan dengan sejumlah jawaban.
c. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.
d. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.
e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripadaanak-
anak lain.
f. Melihat dengan cepat kesalahan atau kekurangan pada suatuobjek
atau situasi.
2. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel), yaitu menghasilkan
gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat
masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan mampu
mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.Contoh perilaku
keterampilan berpikir luwes siswa:
20
a. Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim
terhadap suatu objek.
b. Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
suatu gambar, cerita atau masalah.
c. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-
beda.
d. Memberi pertimbangan yang berbeda dengan orang lain pada
suatu situasi.
e. Mampu memberikan arah pemikiran secara spontan.
f. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian yang
berbedabeda.
g. Membahas atau mendiskusikan suatu situasi bertentangan dari
mayoritas kelompok.
3. Keterampilan berpikir orisinal yaitu mampu memunculkan sesuatu
yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk
mengungkapkan diri, dan mampu membuat kombinasi-kombinasi
yang tidak lazim dari bagian-bagian dan unsur-unsur. Contoh
perilaku keterampilan berpikir orisinal:
a) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain.
b) Mempertanyakan cara yang lama dan berusaha memikirkan
cara baru.
c) Memiliki cara berpikir lain daripada orang lain.
d) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan kemudian
bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru.
e) Lebih senang mensintesis daripada menganalisa situasi.
4. Keterampilan memerinci (mengelaborasi), yaitu mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk dan
menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.Contoh
perilaku keterampilan memerinci:
21
a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang
terperinci.
b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
c. Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan
ditempuh.
d. Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil
(bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang
lain.
5. Keterampilan menilai (mengevaluasi), yaitu menentukan patokan
penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan
benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana,
mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, dan
tidak hanya mencetuskan suatu gagasan, tetapi juga
melaksanakannya.Contoh perilaku keterampilan menilai:
a. Memberikan pertimbangan atas dasar sudut pandangnya
sendiri.
b. Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal
c. Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan
selalu menanyakan “mengapa?”
d. Merancang suatu rencana kerja dari gagsan-gagasan yang
tercetus.
b. Ciri-ciri afektif (nonaptitude), meliputi:
1) Rasa ingin tahu yang selalu terdorong untuk mengetahui lebih
banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memerhatikan
orang, objek, situasi, peka dalam pengamatan, dan ingin
mengetahui atau meneliti.Contoh perilaku rasa ingin tahu:
a. Mempertanyakan segala sesuatu.
b. Senang menjajagi buku-buku, peta-peta, gambar-gambar dan
sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan baru.
c. Tidak takut menjajagi bidang-bidang baru.
22
d. Ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau
kejadian-kejadian.
2) Bersifat imajinatif yaitu mampu memperagakan atau
membayangkan hal-hal yang tidak ada atau belum pernah terjadi
dan menggunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara
khayalan dan kenyataan.Contoh perilaku bersifat imajinatif:
a. Memikirkan/membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi.
b. Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum
pernah dilakukan orang lain.
c. Meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang
lain.
d. Mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi.
3) Merasa tertantang oleh kemajemukan ialah terdorong untuk
mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi
yang rumit, dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.Contoh
perilaku merasa tertantang oleh kemajemukan:
a. Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk.
b. Tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan
keadaannya.
c. Tidak cenderung mencari jalan tergampang.
d. Senang mencoba jalan yang lebih rumit.
4) Sifat berani mengambil risiko ialah berani memberikan jawaban
meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat
kritik, dan tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal
yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.Contoh
perilaku berani mengambil risiko:
a. Berani mempertahankan gagasan atau pendapatnya walaupun
mendapat tantangan atau kritik.
b. Berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan
gagal.
c. Berani mencoba hal-hal baru.
23
5) Sifat menghargai ialah dapat menghargai bimbingan dan
pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat
sendiri yang sedang berkembang.Contoh perilaku menghargai:
a. Menghargai hak-hak sendiri dan hak-hak orang lain.
b. Menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri.
c. Menghargai keluarga, sekolah, dan teman-teman.
d. Menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan.
Sedangkan Nursisto (1999:31-32) menyebutkan bahwa terdapat lima
macam kreativitas, antara lain sebagai berikut.
a. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang
serupa untuk memecahkan suatu masalah.Indikator yang berhubungan
dengan aspek fluency (kelancaran), antara lain:
1. Ekspresif, yaitu memiliki kemauan yang kuat serta dorongan
dengan semangat yang tinggi untuk maju dan berhasil mencapai
tujuan yang telah ditetapkannya.
2. Arus gagasan spontan, dimana orang yang kreatif itu penuh
dengan gagasan dan ide-ide baru dan segar, serta mampu mancari
solusi dan alternatif jalan keluar yang terbaik.
3. Menggunakan waktu untuk menemukan masalah dan solusi untuk
memecahkan masalah.
b. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan
berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori
yang biasa.Indikator dari kemampuan aspek fleksibilitas ditandai oleh:
1. Cenderung mengadakan percobaan mandiri dengan berbagai
gagasan serta media, bahan, dan teknik.
2. Tidak menggunakan metode umum dalam menyelesaikan
masalah.
3. Melakukan pendekatan, sudut pandang dari perspektif yang
berbeda.
4. Toleransi pada konflik dan kelancaran.
24
5. Kemampuan menyesuaikan diri dari situasi satu ke situasi
lainnya.
c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang
unik atau luar biasa.Indikator-indikator kemampuan dasar kreativitas
bersifat keaslian berkaitan dengan:
1. Imajinasi tinggi, mampu menggambarkan dengan jelas fenomena.
2. Tidak terpengaruh dari luar.
3. Cenderung mengadakan percobaan dengan menemukan masalah
sebelum masalah dipahami.
d. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan
pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi
kenyataan.Indikator elaborasi meliputi:
1. Penggunaan banyak unsur, tidak monoton pada satu aspek saja.
2. Menggunakan ide-ide dari masalah lain.
e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan
masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua ciri
kreativitas yang memunculkan perilaku kreatif yaitu ciri aptitude (kognisi
dan proses berpikir) dan nonaptitude (sikap dan perasaan). Selain itu
terdapat lima macam kreativitas yaitu fluency (kelancaran), flexibility
(keluwesan), originality (keaslian), elaboration (keterperincian), dan
sensitivity (kepekaan)
2.1.3.3 Faktor Pendorong Kreativitas Siswa
Menurut Hurlock dalam Ahmad Susanto (2011:124), beberapa faktor
pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu :
a. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur
sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka
untukbermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk
baru dan orisinal.
b. Kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan
dari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif.
25
c. Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi
standar orang dewasa. Untuk menjadi kreatif mereka harus bebas
dari ejekan dan kritik yang sering kali dilontarkan pada anak yang
tidak kreatif.
d. Sarana. Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus
disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi,
yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas.
e. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah
harus merangsang kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak
masa bayi dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan
menjadikankreativitas, suatu pengalaman yang menyenangkan dan
dihargai secara sosial.
f. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak
terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak
untuk mandiri.
g. Cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis dan permisif di
rumah dan di sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara
mendidik otoriter memadamkannya.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Kreativitas tidak muncul
dalam kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak
semakin baik dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
meningkatkan kreativitas, kegiatan siswa harus diberikan kebebasan untuk
mengembangkan gagasan. Siswa juga tidak boleh berada dalam keadaaan
tertekan. Orang tua yang membiasakan hidup demokratis dan mandiri juga
mendorong siswa untuk menjadi kreatif. Selain itu sarana dan lingkungan yang
mendukung untuk merangsang kreativitas juga harus diciptakan untuk
memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.
2.1.3.4 Teori Empat P yang melandasi Pengembangan Kreativitas
Menurut Utami Munandar (2009:32), teori empat P yang melandasi
pengembangan kreativitas adalah sebagai berikut.
26
a. Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif.
1) Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil
mengatasi suat masalah, yang biasanya mulai di masa anak.
Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah
mempunyai pengalaman yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yangdisaddari maupun tidak disadari menjadi
pemecahan yang inovatif.
a) Teori Freud
Proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan
upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide
yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima.
Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang
cermat dari dunia, dan menghabiskan energi psikis, mekanisme
pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.
b) Teori Kris
Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi
(beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan,
jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi
kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Orangorang kreatif adalah mereka yang paling mampu
memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar.
c) Teori Jung
Carl Jung percaya bahwa ketidaksadaran memainkan
peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi.
Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu
pribadi. Di samping itu, ingatan kabur dari pengalaman
seluruh manusia tersimpan di sana. Secara tidak sadar orang
mengingat pengalaman yang berpengaruh dalam kehidupan
dahulu. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan,
27
teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang
menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
2) Teori Humanistik
Berbeda dari teori psikoanalisis, teori humanistik
melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis
tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup, dan
tidak terbatas pada lima tahun pertama.
a) Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow, pendukung utama dari teori
humanistik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang
menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus
dipenuhi dalam urutan tertentu, kebutuhan primitif muncul
pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang
sebagai proses pematangan.
b) Teori Rogers
Menurut Carl Rogers, tiga kondisi dari pribadi yang kreatif
adalah:
1) keterbukaan terhadap pengalaman,
2) kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan
pribadi seseorang, dan
3) kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan
konsep-konsep.
b. Teori-teori tentang “Press”
Kreativitas anak dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam
diri individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan
(motivasi ekstrinsik).
1) Motivasi untuk Kreativitas
Setiap orang memiliki kecenderungan atau dorongan untuk
mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirrinya, dorongan
untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.
28
2) Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi hanya
dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit unggul memerlukan
kondisiyang memupuk dan memungkinkan bibit itu
mengembangkan sendiri potensinya.
c. Teori tentang Proses Kreatif
1) Teori Wallas
Proses kreatif meliputi empat tahap (a) persiapan; (b) inkubasi; (c)
iluminasi; (d) verifikasi. Pada tahap pertama, seseorang
mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar
berpikir, mencari jawaban, bertanya pada orang. Pada tahap
kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak
dilajutkan. Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan
melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti
bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi
“mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Tahap iluminasi ialah tahap
timbulya “insight”. Saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru,
beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti
muculnya inspirasi/gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi
ialah tahap di mana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap
realitas.
d. Teori tentang Produk Kreatif
Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan
yang memberi kesempatan/peluang untuk bersibuk diri secara kreatifmaka
diprediksikan bahwa produk kreativitasnya akan muncul. Cropley
menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan
produk yang dicapai. Cropley menekankan bahwaperilaku kreatif
memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai
berikut: sebagai hasil dari berpikir konvergen atau intelegensi (memperoleh
pengetahuan, dan pengembangan keterampilan), manusia memiliki
seperangkat unsur-unsur mental. Jika dihadapkan dengan situasi yang
29
menuntut tindakan (pemecahanmasalah dalam arti yang luas), individu
mengerjakan dan menggabung unsur-unsur mental sampai timbul
„konfigurasi‟. Konfigurasi ini dapat berupa gagasan, model, tindakan, cara
menyusun kata, melodi, atau bentuk.
Dari penjabaran teori-teori yang melandasi pengembangan kreativitas di
atas, penelitian ini menekankan pada pengembangan kreativitas yaitu
produk. Pada teori tentang produk kreatif, siswa akan menghasilkan
produk kreativitasnya apabila diberikan kesempatan bersibuk diri secara
kreatif. Perilaku kreatif akan timbul denga menggabungkan unsur-unsur
berupa gagasan, model, tindakan, atau bentuk.
2.1.3.5. Strategi dalam Pengembangan Kreativitas
Sehubungan dengan pengembangan kreativitas, Utami Munandar
dalam Ahmad Susanto (2011:128) menyajikan ada empat aspek kreativitas yang
dapat diperhatikan, yaitu pribadi (person); pendorong (press); produk (product);
dan proses (process), dimana keempat aspek ini lebih dikenal dengan istilah
4P yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pribadi (person). Kreativitas ialah ungkapan dari keunikan individu
dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang
mencerminkan orisinilitas dari individu ini. Dari pernyataan pribadi
yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan
produkproduk yang inovatif. Oleh karena itu, guru harus berusaha
menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya, guru
hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya serta
mengembangkannya seoptimal mungkin.
b. Pendorong (press). Bakat kreatif seseorang akan berkembang bila
didukung oleh lingkungannya dan juga tidak terlepas dari
dukungan intern yang datang dari dalam dirinya sendiri (motivasi
internal) untuk menghasilkan sesuatu. Jika tidak bisa menyeleksi
dengan baik, lingkungan dapat mendukung atau menghambat bakat-
bakat kreatif seseorang.
30
c. Proses (process). Dalam angka mengembangkan kreativitas, anak
perlu dikembangkan untuk menyibukkan dirinya secara kreatif. Guru
hendaknya dapat merangsang anak didik dalam kegiatan kreatif
dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang
diperlukan. Guru hendaknya memberikan kebebasan pada anak untuk
mengekspresikan dirinya secara kreatif.
d. Produk (product). Kondisi yang memungkinkan seseorang
menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan
lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk melibatkan
dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-
ciri kreatif, dan dengan dorongan untuk berbuat kreatif maka
produkproduk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan
timbul. Guru hendaknya menghargai produk kreatif anak yang
mengkomunikasikannya kepada orang lain, misalnya dengan
mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak sehingga dapat
menggugah minat anak untuk mengembangkan daya kreatifnya.Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan aspek kreativitas yang dapat
diperhatikan dalan bentuk produk. Produk dalam penelitian ini
berupa hasil karya Mind Mapping siswa yang digunakan untuk
menentukan tingkat kreativitas siswa.
2.1.4 Hubungan Metode Mind Mapping dengan Kemampuan Kreativitas
Metode Mind Mapping merupakan metode penemuan yang dibimbingoleh
guru. Guru hanya sebagai fasilitator untuk membimbing siswa menemukan
konsep. Hal ini sangat disarankan dalam pembelajaran di SD karena sesuai
dengan karakteristik siswa. Siswa SD harus ada bimbingan dalam
pembelajaran.Metode ini sangat membantu siswa untuk belajar dengan
pengalamannya sendiri dan kreatif menemukan sebuah konsep sehingga siswa
memperoleh pengalaman belajar. Siswa diberi kesempatan dan stimulus oleh
guru sehingga siswa dapat mengembangkan pembelajaran dengan data – data
yang diperoleh oleh siswa. Data-data tersebut diperoleh siswa melalui apa
yang dia pelajarisebelumnya, pengalaman belajar yang sudah didapat oleh
31
siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut proses dan digeneralisasikan oleh siswa
sesuai pemikirannya dan alasan yang logis dengan bimbingan guru. Begitu
juga dalam pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan
informasi-informasi yang telah diterima siswa kemudian di generalisasikan
menjadi konsep baru dengan bimbingan guru. Sehingga dapat
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kreatifitasnya.
2.2. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Petra Suci Indayani yang
berjudul upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dan
perubahannya melalui model pembelajaran Mind Mapping siswa kelas 4 SD
Negeri Tambakboyo 02 Ambarawa semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian tersebut terdiri dari dua siklus. Kriteria keberhasilan dalam penelitian
ini adalah 80% dari seluruh siswa kelas 4 telah mencapai nilai KKM yaitu = 60.
Hasil penelitian menunjukan pada kondisi awal siswa yang dikatakan tuntas
apabila KKM = 60 terdapat 11 siswa (36,7%) dan yang belum memenuhi KKM
terdapat 19 siswa (63,3%).Siklus 1 dengan dengan menerapkan model
pembelajaran mind mapping terjadi peningkatan yang siknifikan yaitu terdapat28
siswa (93,3%) memenuhi KKM dan 2 siswa (6,7%) belum memenuhi KKM yang
tepat. Kemudian pada siklus yang terjadi peningkatan sangat signifikan yaitu 30
siswa (100%) yang sudah memenuhi KKM dan hanya 0 siswa (0%) yang belum
memenuhi KKM .ini berarti Metode pembelajaran Mind Mapping terbukti dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA .
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Windyaningsih, Margareths Sri
Yuliariatiningsih, dan Komariah yang berjudul peningkatan kreativitas siswa
melalui konsep gaya di SDN Ciporaet Kota Bandung pada siswa kelas V-B.Dari
hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian bahwa kreativitas siswa pada
pembelajaran konsep gaya di kelas V-B melalui metode Mind Mapping
mengalami peningkatan.Hal tersebut dapat dilihat dari pemerolehan rata-rata nilai
kreativitas siswa pada setiap siklus. Pada siklus pertama rata-rata nilai kreativitas
siswa yaitu 61,7. Sedangkan pada silkus ke II 67,4. Pemerolehan rata-rata nilai
kreativitas siswa pada siklus ke II mengalami peningkatan sebesar 5,7. Pada siklus
32
ke III memperoleh rata-rata nilai siswa 72,1, hal tersebut menunjukan adanya
peningkatan sebesar 4,7. Respon siswa pada pembelajaran konsep gaya kelas V-B
di SDN Ciporeat 3 melalui metode Mind Mapping menunjukan respon yang
tinggi.
Berdasarkan penelitian diatas terdapat perbedaan dan persamaan yang
dilakukan antara penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini
adalah bahwa peneliti sebelumnya hanya menggunakan metode pembelajaran
Mind Mapping saja untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA sedangkan, penelitian kali ini peneliti menggunakan metode pembelajaran
Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas saswa pada pembelajaran IPA.
Dengan penggunaan metode Mind Mapping diharapkan siswa akan lebih tertarik
dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena, itu pada penelitian
ini peneliti menggunakan metode Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas
siswa pada pembelajaran IPA agar lebih maksimal.
2.3 Kerangka Berfikir
Materi pembelajaran IPA bersifat pengetahuan yang wajib dipahami dan
dikuasai oleh siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan
menjadikan pembelajaran menjadi menarik. Berdasarkan hasil observasi, guru
kelas V SD Negeri Klero 02 menggunakan metode ceramah pada proses
pembelajaran IPA. Hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi bosan dan
pasif, sehingga kreativitas siswa tidak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Siswa kelas V Sekolah Dasar termasuk pada masa operasional konkret,
pelaksanaan pembelajaran di kelas harus menggunakan metodepembelajaran
yang tepat agar dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam diri siswa,
sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari materi. Hal tersebut
dilakukan agar siswa lebih mudah untuk memahami dan mengingat materi
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode Mind Mapping
mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan guru. Selain itu,
siswa juga dapat berkreasi sesuai imajinasi mereka dengan menggunakan
33
berbagai macam gambar dan warna. Dengan begitu kreativitassiswa dapat
dirangsang dan dapat tumbuh serta berkembang dengan optimal.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian adalah penerapan metode Mind Mapping dapat
meningkatkan kreativitas pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Klero
2 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2017/2018.