BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Permainan a. Pengertianrepository.ump.ac.id/6606/3/BAB II_CHAROLINA...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Permainan a. Pengertianrepository.ump.ac.id/6606/3/BAB II_CHAROLINA...
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Permainan
a. Pengertian
Menurut Dryden & Vos (2000) dalam Darmansyah (2010: 11)
belajar akan efektif bila proses pembelajaran dilaksanakan dengan suasana
yang menyenangkan (joyfull learning). Ada beberapa hal yang mendukung
efektivitas hasil belajar siswa diantaranya siswa belajar dalam kondisi
senang, guru menggunakan berbagai variasi metode dan teknik,
menggunakan media belajar menarik dan menantang, penyesuaian dengan
konteks, pola induktif, dan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran.
Permainan dalam pembelajaran sangat membantu dalam membuat suasana
belajar yang menyenangkan. Caranya dapat secara integratif atau secara
khusus diberikan dalam sela atau jeda dalam proses pembelajaran.
Menurut Santrock (2007: 216-217) permainan adalah aktivitas
menyenangkan yang dilakukan untuk bersenang-senang. Games adalah
aktivitas yang dilakukan demi kesenangan dan memiliki peraturan. Piaget
(1962) mengemukakan bahwa permainan adalah aktivitas yang dibatasi
oleh dan medium yang mendorong perkembangan kognitif anak. Sebagai
contoh, anak-anak yang baru saja belajar penambahan dan pengalian, mulai
bermain dengan angka dengan cara yang berbeda dari cara mereka pertama
kali menyelesaikan operasi ini, sambil tertawa ketika mengerjakannya.
7
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
8
Melalui kegiatan bermain anak belajar mengembangkan kemampuan emosi
dan sosial, sehingga diharapkan muncul emosi dan perilaku yang tepat
sesuai dengan konteks yang dihadapi dan diterima oleh norma sosial dalam
( Mashar,2011: 125)
Sigmund Freud berdasarkan teori psychoanalytic mengatakan
bahwa bermain berfungsi untuk mengekspresikan dorongan impulsif
sebagai cara untuk mengurangi kecemasan yang berlebihan pada anak.
Bentuk kegiatan bermain yang ditunjukkan berupa bermain fantasi dan
imajinasi. Jerome Bruner memberi penekanan pada fungsi bermain sebagai
sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang
lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya
(Mutiah,2010 : 105).
b. Tujuan Permainan
Menurut Freud dan Erikson, bermain membantu anak menguasai
kecemasan dan konflik karena ketegangan mengendur dalam permainan,
anak tersebut dapat menghadapi masalah. Permainan memungkinkan anak
menyalurkan kelebihan energi fisik dan melepaskan emosi yang tertahan,
yang meningkatkan kemampuan si anak untuk menghadapi masalah.
(Santrock, 2007: 216)
Menurut Supendi & Nurhidayat (2007 : 13) tidak semua jenis
permainan bermanfaat dan mendidik. Banyak juga permainan yang kurang
mempunyai manfaat, bahkan membahayakan perkembangan jiwa anak.
Bermanfaat atau tidaknya permainan tergantung desain permainan itu
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
9
sendiri. Jika desainnya bagus, banyak sekali aspek pelajaran yang bisa
diambil dari kegiatan bermain. Beberapa aspek tersebut diantaranya adalah
belajar berinteraksi sosial, menghargai pendapat orang, belajar empati, dan
belajar bekerja sama dalam kelompok.
Tujuan permainan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok, diantaranya :
1. Kerja sama kelompok (team building)
2. Menyegarkan suasana (energizer)
3. Mencairkan suasana (ice breaker)
4. Komunikasi
5. Persepsi
6. pelajaran
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi permainan anak
Menurut Hurlock (1978: 323) permainan anak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
1. Kesehatan
Semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain aktif,
seperti permainan dan olahraga. Anak yang kekurangan tenaga lebih
menyukai hiburan
2. Perkembangan motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa
saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya bergantung pada
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
10
perkembangan motorik mereka. Pengendalian motorik yang baik
memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif.
3. Intelegensi
Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang
pandai, dan permainan mereka lebih menunjukkan kecerdikan.
Dengan bertambahnya usia, mereka lebih menunjukkan perhatian
dalam permainan kecerdasan, dramatik, konstruksi dan membaca.
Anak yang pandai menunjukkan keseimbangan perhatian bermain
yang lebih besar, termasuk upaya menyeimbangkan faktor fisik dan
intelektual yang nyata.
4. Jenis kelamin
Anak laki-laki bermain lebih besar ketimbang anak perempuan dan
lebih menyukai permainan dan olahraga ketimbang berbagai jenis
permainan lain. Pada awal masa kanak-kanak, anak laki-laki
menunjukkan perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih
banyak ketimbang anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi pada
akhir masa kanak-kanak.
5. Lingkungan
Anak dari lingkungan yang buruk kurang bermain ketimbang anak
lainnya karena kesehatan yang buruk, kurang waktu, peralatan, dan
ruang. Anak yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain
ketimbang mereka yang berasal dari lungkungan kota. Hal ini karena
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
11
kurangnya teman bermain serta kiurangnya peralatan dan waktu
bebas.
6. Status sosio ekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi lebih menyukai
kegiatan yang mahal, seperti lomba atletik, bermain sepatu roda,
sedangkan mereka dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang
tidak mahal seperti bermain bola dan berenang. Kelas sosial
mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang ditonton anak, jenis
kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervisi terhadap mereka.
7. Jumlah waktu bebas
Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi
keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan
waktu luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan
yang membutuhkan tenaga yang besar.
8. Peralatan bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainannya.
Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan mendukung
permainan pura-pura, banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin
mendukung permainan yang sifatnya konstruktif.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi permainan anak yaitu lingkungan bermain,
jenis kelamin anak, peralatan bermain, status sosial anak dan kesehatan.
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
12
d. Manfaat permainan
Menurut Tedjasaputra (2005: 39-45) bermain adalah suatu kegiatan
yang menyenangkan. Bermain dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan anak. Selain itu, bermain merupakan pengalaman belajar
yang sangat berguna untuk anak. Berikut akan dibahas beberapa manfaat
dari bermain, yaitu :
1. Manfaat bermain bagi perkembangan fisik dapat membuat tubuh anak
menjadi sehat, otot tubuh menjadi kuat, dan baik bagi perkembangan
motorik.
2. Manfaat bermain bagi perkembangan sosial
Dengan teman sepermainan, anak akan belajar berbagi hak milik,
melakukan kegiatan bersama, belajar berkomunikasi dengan teman
sebaya.
3. Manfaat bermain bagi perkembangan emosi
Melalui bermain, anak dapat melepaskan ketegangan yang dialami
karena banyak larangan yang dialami. Sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan dan dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin
terpuaskan dalam kehidupan nyata. Selain itu, dengan bermain
kelompok, anak belajar bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku
agar dapat bekerja sama dengan teman-temannya.
4. Manfaat bermain untuk perkembangan kognisi
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
13
Dalam pembelajaran, permainan bermanfaat untuk melatih siswa
bekerja sama dengan teman sebaya dan mengetahui, memahami, dan
mempraktekan peraturan
5. Siswa berkompentensi dengan orang lain untuk mengenali, mengatur,
menyimpulkan atau menilai tindakan hasil.
Dapat disimpulkan bahwa, manfaat permainan bagi anak dalam proses
pembelajaran yaitu meningkatkan ketrampilan motorik, sosial, dan
perkembangan kognisi anak, melepaskan kejenuhan dan ketegangan dalam
proses pembelajaran. Manfaat permainan dalam pembelajaran untuk
membangkitkan rasa percaya diri siswa, melatih keberanian mengutarakan
pendapat, dan melatih anak berkomunikasi dengan teman- temannya.
B. Ice Breaking
1. Pengertian
Ice Breaking adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung
makna “memecah es”. Istilah ini sering dipakai dalam training dengan
maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan di antara peserta latihan,
sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi
dengan baik antara satu dengan yang lainnya. jika dikaitkan dengan model
pembelajaran teknik ini dapat memecah kebekuan suasana di kelas.
Ice breaking adalah istilah untuk menjelaskan mengenai suatu
proses yang perlu dilakukan guru untuk mengubah state of mind. Kegiatan
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
14
ini biasanya berupa suatu kelucuan, kadang memalukan, kadang hanya
sekedar informasi dan ada kalanya pencerahan (Arshinta,2010).
Menurut Setyawan (2013: 10) ice breaking adalah kegiatan yang
dilakukan di awal atau tengah-tengah kegitan belajar mengajar untuk
mencairkan suasana, membangun kesiapan belajar atau memacu motivasi
belajar siswa. Penggunaan ice breaking memungkinkan guru dapat
mempersiapkan siswa atau membangun momentum pembelajaran, sehingga
siswa termotivasi untuk belajar.
Disimpulkan bahwa ice breaking adalah teknik yang digunakan
untuk mencairkan suasana ketika mengalami kejenuhan dan merupakan
bentuk permainan yang dilakukan untuk memecahkan kebekuan-kebekuan
dalam pembelajaran. Permainan dalam kegiatan belajar mengajar adalah
sebuah kegiatan bermain sambil belajar atau kegiatan belajar sambil
bermain. Permainan ini dilakukan di awal atupun tengah-tengah
pembelajaran dengan tujuan tertentu.
2. Tujuan ice breaking
Menurut (Tiara,2013) menyatakan bahwa tujuan ice breaking dalam
pembelajaran adalah :
a. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setaraf) antar siswa dalam
kelas.
b. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antar siswa, sehingga tidak
ada lagi anggapan si anu pintar, si anu bodoh, si anu kaya, si anu bos
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
15
dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan kesempatan untuk
maju
c. Terciptanya kondisi yang dinamis di antara siswa.
d. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama siswa untuk
melakukan aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung
e. Pemecah suasana canggung.
f. Penghilang rasa bosan.
g. Membuat fokus kembali siswa yang tadinya sudah bosan.
h. Menambah wawasan kita mengenai hal baru.
i. Paling penting adalah membantu melatih otak kanan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan ice
breaking dalam pembelajaran yaitu untuk mencairkan suasana di saat
mengalami kejenuhan, membangkitkan semangat, dan membentuk
karakter peserta didik. Karakter yang akan di bahas pada penelitian ini
dengan adanya ice breaking yaitu rasa percaya diri siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat ice breaking
Guru ketika akan melakukan dan menerapkan permainan ice
breaking pada pembelajaran, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut,
antara lain :
a. Seorang guru haruslah mempunyai naluri (feeling) khusus yang kuat
ketika melakukan proses ice breaking. Ia harus tahu saat siswa sudah
lebur atau belum dan masih harus dileburkan. Ketika siswa belum
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
16
lebur namun ice breaking sudah dihentikan, hal ini akan menyusahkan
sewaktu penyajian materi berikutnya.
b. Saat melakukan ice breaking, seorang guru harus sudah dapat
mendeteksi, (minimal beberapa orang dari siswa sudah masuk dalam
memorinya) tentang potensi awal, sikap, sifat dan “karakteristik
special” seorang siswa.
c. Waktu yang disediakan untuk melakukan ice breaking sangat
kondisional, tergantung kepada tingkat keleburan siswa. Ada siswa
yang mudah lebur dan ada yang sulit lebur, karena perbedaan latar
belakang, yang sangat signifikan. Oleh karena itu seorang pelatih
harus mempunyai beberapa “jurus simpanan” yang harus
dikeluarkannya bila peserta sulit mengalami peleburan antara satu
dengan yang lainnya
d. Menimbulkan kesan positif, seorang guru haruslah dipandang oleh
siswa dalam pandangan yang positif, baik dari segi pendapat, sikap,
sifat dan interaksinya dengan siswa.
4. Jenis ice breaking
Menurut The Encyclopedia of Ice Breaker (1976) dalam (Tiara,
2013) bentuk ice breakers ada bermacam-macam, mulai dari teka-teki,
humor lucu, yel-yel, gerakan tubuh, sampai permainan. Dilihat dari
metodenya, dapat dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu yel-yel, tepuk
tangan, menyanyi, gerak dan lagu, gerak anggota badan, dan jenis games
yang menggabungkan gerak dan kemampuan berpikir. Beberapa permainan
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
17
yang bisa diterapkan dalam kelas, di antaranya permainan untuk
membangun kerja sama, permainan untuk membangun konsentrasi dan
kepekaan, permainan untuk membangun kreativitas dan imajinasi.
Contoh ice breaking pada pembelajaran adalah :
1. Hip hop ola la
a. Tujuan permainan : mencairkan suasana, melatih konsentrasi,
percaya diri dan daya ingat.
b. Langkah – langkah :
1) Guru memberi aba-aba dengan tangan turun ( berbentuk
vertikal) siswa mengucapkan kata hup
2) Jika mendatar (horisontal) maka siswa mengucapkan hap
3) Jika melingkar maka siswa mengucap kata olala. (Sunarto,
2012: 53)
2. Lusaha ( lukis satu hati)
a. Tujuan permainan: menyamakan ide, pikiran, melatih keberanian
menyampaikan pendapat, percaya diri dan melatih berkomunikasi
b. Langkah- langkah:
1) Siswa dibagi dalam kelompok kecil (5-7 orang) dan setiap
anggota kelompok memiliki nomor urut masing-masing.
2) Seluruh siswa dalam kelompok menghadap ke papan tulis
3) Ketua kelompok yang berdiri paling depan memegang spidol
4) Guru memberi aba- aba dengan hitungan 1,2 dan 3 untuk
memulai permainan. Setelah hitungan ketiga ketua kelompok
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
18
maju ke papan tulis untuk melukis sesuai perintah guru. Dalam
hal ini siswa melukis lambang Koperasi, karena materi yang
diajarkan tentang Koperasi.
5) Begitu dapat beberapa coretan, guru kemudian menghentikan
peserta pertama dan dilanjutkan ke peserta kedua. Sedangkan
peserta pertama berpindah di urutan belakang
6) Setelah peserta kedua dihentikan oleh guru, dilanjutkan oleh
peserta berikutnya, begitu seterusnya sampai waktu yang
ditentukan. ( Sunarto, 2012: 25)
3. Gajah dan Semut
a. Tujuan permainan : ice breaking, enrgizer, dan daya memahami/
menanggapi sesuatu
b. Langkah – langkah :
1) Guru menjelaskan kepada siswa gajah (besar) diungkapkan
dengan merentangkan kedua tangan dan menggerakkan
membentuk lingkaran, semut (kecil) diungkapkan dengan
menjentikkan jari.
2) Kemudian dilakukan berulang-ulang sampai siswa paham
bahwa gajah (besar) dan semut (kecil)
3) Selanjutnya, guru memberikan penjelasan bahwa gajah (besar)
diungkapkan dengan menjentikkan jari seolah-olah kecil.
Sebaliknya, semut (kecil) diungkapkan dengan merentangkan
tangan membentuk lingkaran seolah-olah besar.
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
19
4) Siswa yang merespon salah, atau lambat merespon ucapan
dinyatakan gugur. Siswa yang gugur, bisa diberi pertanyaan dari
guru sebagai akibat kesalahannya. (Supendi, 2007: 35)
4. Ekstra X
a. Tujuan permainan: melatih keterampilan motorik,melatih
konsentrasi dan daya ingat.
b. Langkah-langkah:
1) Guru memberikan bermacam-macam gerakan seprti tangan
kanan memegang hidung, tangan kiri memegang telinga, dan
sebaliknya.Siswa meniru gerakan guru, jika ada yang salah
melakukan gerakan maka mendapat hukuman dengan
menjawab pertanyaan dari guru (Susanto,2012: 35).
C. Percaya Diri
1. Pengertian Percaya diri
Menurut Mustari (2011: 61) percaya diri adalah sikap yakin akan
kemampuan diri sendiri terhadap penemuan tercapainya setiap keinginan
dan harapannya. Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai
kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk
memutuskan jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi situasi-
situasi yang dihadapi.
Menurut Dariyo (2011: 206) percaya diri (self confidence) ialah
kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
20
potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri
dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai
inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari
kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua
permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Orang yang tidak percaya diri
ditandai dengan sikap-sikap yang cenderung melemahkan semangat
hidupnya, seperti minder, pesimis, pasif,apatis dan cenderung apriori.
Dengan rasa percaya diri yang dimilikinya, individu siswa akan
sangat dengan mudah berinteraksi di dalam lingkungan belajarnya. Rasa
percaya diri adalah sikap percaya dan yakin akan kemampuan yang dimiliki,
yang dapat membantu seseorang untuk memandang dirinya dengan positif
dan realistis sehingga ia mampu bersosialisasi secara baik dengan orang
lain. Rasa percaya diri seseorang juga banyak di pengaruhi oleh tingkat
kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.
Orang yang percaya diri selalu yakin pada setiap tindakan yang di
lakukannya, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan
keinginannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Tentu hal tersebut
dapat menjadi pendorong dan mempermudah dalam proses belajarnya,
namun tidak semua individu memilki rasa percaya diri yang cukup. Perasaan
minder, malu, sungkan bisa menjadi kendala seorang individu siswa dalam
proses belajarnya di sekolah maupun di lingkungannya, karena dengan rasa
minder tersebut individu akan sering merasa tidak yakin dengan
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
21
kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya, sehingga jadi lebih menutup
diri, dan kurang mendapatkan banyak informasi langsung yang dibutuhkan.
Disimpulkan bahwa, rasa percaya diri adalah sikap yang timbul pada
diri seseorang tentang keyakinannya akan kemampuan diri sendiri terhadap
sesuatu hal yang menjadi harapannya. Rasa percaya diri seseorang timbul
karena orang tersebut yakin akan kemampuan dan tujuan yang akan dicapai.
2. Ciri – ciri orang yang percaya diri
Menurut Fatimah (2007) ciri-ciri individu yang memiliki
kepercayaan diri yang proporsional diantaranya : a) Percaya akan
kemampuan diri sendiri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan,
penerimaan, ataupun rasa hormat dari orang lain; b) Tidak terdorong untuk
menunjukan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok;
c) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain; d) Memiliki
internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan,
tergantung dari usaha sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau
keadaan serta tidak tergantung pada bantuan orang lain); e) Punya kendali
diri yang baik; f) Mempunyai cara pandang positif ternhadap orang lain, diri
sendiri, dan situasi diluar dirinya; g) Memiliki harapan-harapan realistik
serhingga ketika harapan itu tidak terwujud mampu untuk melihat sisi
positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Menurut Leman (2000) menyatakan bahwa ciri-ciri seseorang yang
penuh percaya diri diantaranya:
1. Bersifat lebih independen, tidak terlalu tergantung orang lain.
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
22
2. Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan.
3. Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri.
4. Tidak mudah mengalami frustasi.
5. Mampu menerima tantangan atau tugas baru.
6. Memiliki emosi yang lebih hidup, tetapi tetap stabil.
7. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain.
Lauster (1994: 11) menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk
meningkatkan kepercayaan diri, diantaranya:
a). Mencari sebab-sebab yang menjadikan rasa rendah diri;
b) Atasi kelemahan yang dipunya dengan kemauan yang kuat
c) Coba kembangkan bakat dan kemampuan yang dipunya lebih jauh
d) Bahagia dengan keberhasilan yang diperoleh dalam suatu bidang tertentu
e) Bebaskan pendapat diri dari pendapat orang lain
f) jangan terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
orang yang memiliki rasa percaya diri yaitu yakin akan kemampuan diri
sendiri, mampu menerima tantangan baru, mudah berkomunikasi, berani
menyampaikan pendapat, memiliki tanggung jawab dan tidak mudah putus
asa. Rasa percaya diri perlu ditanamkan sejak dini, di lingkungan sekolah
rasa percaya diri siswa nampak dalam pembelajaran, aktivitas sehari-hari
siswa di sekolah saat bergaul dan berkomunikasi dengan temannya.
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
23
3. Cara yang dilakukan guru untuk membangun karakter percaya diri
Aunillah (2011: 61-64) cara yang dapat dilakukan guru untuk
membangun karakter percaya diri peserta didik yaitu :
1. Memberi pujian atas setiap pencapaian
Sesederhana apapun yang dilakukan peserta didik, namun jika itu
bernilai kebaikan, guru harus memberikan apresiasi berupa pujian.
Apabila dilakukan secara tulus, apresiasi akan menumbuhkan rasa
percaya diri pada peserta didik.
2. Mengajari peserta didik untuk bertanggung jawab
Kebiasaan yang diberikan guru dengan menugaskan peserta didik akan
memberi rasa tanggung jawab pada dirinya sekaligus mengajarinya
untuk bersedia menyelesaikan tugas
3. Mengajari peserta didik bersikap ramah dan senang membantu
Guru mengajari peserta didik supaya bersedia membantu orang lain,
selalu ramah terhadap siapapun, sehingga menumbuhkan nilai-nilai
kemanusiaan.
4. Mengubah kesalahan menjadi bahan baku demi kemajuan
Saat peserta didik melakukan kesalahan, guru harus tetap fokus pada
kemajuan yang telah dicapainya, bukan pada kesalahan ataupun
kegagalan yang dialami.
5. Jangan menegur di depan banyak teman
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
24
Guru harus berhati-hati atas setiap hal yang diungkapkan tentang peserta
didik. Guru sebaiknya menegur secara pribadi jangan di depan banyak
teman, karena rasa percaya diri akan menurun
6. Mendukung sesuatu yang menjadi minat peserta didik
Guru harus mendukung hobi dan mimpi peserta didik karena akan
membangun rasa percaya diri dan meningkatkan kreativitas.
7. Tidak memanjakan peserta didik
Guru tidak boleh bersikap terlalu memanjakan peserta didik, sikap
seperti itu hanya akan menjadikannya lemah dan selalu bergantung pada
orang lain.
Disimpulkan bahwa, guru dapat membangung karakter percaya diri
siswa dengan cara memberikan pujian, mengajari siswa untuk bertanggung
jawab, mendukung siswa terhadap minat yang dimiliki, melatih siswa untuk
tidak mudah putus asa.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 895) prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan guru.
Slameto (2010: 2) Belajar ialah sutau proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
25
lingkungannya. James O. Whittaker dalam Djamarah (2008: 12) belajar
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latian
atau pengalaman.
Disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai peserta
didik untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan penguasaan terhadap
materi yang disampaikan guru. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan
tes dan nilai.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) prestasi belajar yang
dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri
(faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka
membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Faktor internal adalah :
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh dsb.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas :
1) Faktor intelektif yang meliputi aktor potensial yaitu kecerdasan
dan bakat, faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki.
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
26
2) Faktor nonintelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan
penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis
Tergolong faktor eksternal ialah :
1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi
dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar
dan iklim.
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
1) Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah meliputi faktor
kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan faktor
kelelahan.
2) Faktor ekstern terdiri dari :
a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
27
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan.
b) Faktor sekolah meliput: metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, rasa percaya
diri di sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
c) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam
masyarakatr, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Faktor intern
Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri
siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian,
kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.
2. Faktor ekstern
Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri
individu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat,
guru, metode pembelajaran, kondisi sosial, ekonomi dan lain
sebagainya
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
28
E. Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Sapriya (2011:7) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat sekolah dasar dan
menengah. Istilah IPS mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional
dan Kurikulum 1975. Soemantri (2001: 92) dalam Sapriya (2011)
pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah
dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan
pengertian IPS adalah nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan
menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial mempelajari tentang ilmu sosial,
pengetahuan, dan ilmu ilmu lain yang menyangkut aspek sosial dan
masyarakat.
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan
permasalahan yang penulis teliti, namun yang dilakukan oleh Sheilly Novia
tahun 2013 dengan judul skripsi “Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS”. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan ice breaker berpengaruh
sangat signifikan terhadap motivasi belajar siswa materi mendeskripsikan
kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi, konsumsi, distribusi
barang dan jasa kelas VII SMP N 1 Bandung.
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014
29
G. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan peserta
didik, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Di dalam
penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah ada pengaruh pemberian Ice
breaking terhadap rasa percaya diri dalam mengerjakan tugas dan prestasi
belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Kemutug Lor
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Ada pengaruh permainan ice breaking terhadap rasa percaya diri siswa
kelas IV SD Negeri 2 Kemutug Lor
2. Ada pengaruh permainan ice breaking terhadap prestasi belajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri 2 Kemutug Lor
Pemberian Ice Breaking
(X)
Prestasi belajar IPS dan
Percaya diri (Y)
Memberikan Pengaruh
terhadap rasa percaya diri dan
prestasi belajar IPS
Rasa percaya diri dan prestasi
belajar rendah
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengaruh Permainan Ice..., Charolina Sulistiowati, FKIP UMP, 2014