BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakekat Latihan Variasi a ...repository.uir.ac.id/729/2/bab2.pdfBAB II...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakekat Latihan Variasi a ...repository.uir.ac.id/729/2/bab2.pdfBAB II...
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakekat Latihan Variasi
a. Pengertian Latihan
Latihan sama artinya dengan training dimana tujuan serta sasaran utama
dalam latihan atau training adalah untuk membantu siswa dalam meningkatkan
keterampian dan prestasinya semaksimal mungkin. Di dalam Syafruddin
(2011:16) diterangkan bahwa walaupun kata "training" tidak selalu diartikan
dengan latihan, meskipun seringkali digunakan secara bersamaan. Pada prinsipnya
training olahraga merupakan suatu proses persiapan siswa untuk mencapai prestasi
puncak/terbaiknya. Dalam pengertian luas, training merupakan seluruh proses
persiapan siswa yang direncanakan secara teratur untuk meraih prestasi
terbaiknya.
Prestasi terbaik atau yang biasa disebut dengan prestasi puncak (top
performance) dalam pembinaan olahraga diperlukan suatu proses persiapan yang
terancana secara bertahap, terarah, sistematis, dan berkelanjutan. Dengan kata, lain
bahwa proses persiapan dimaksud mencakup seluruh proses yang dimulai dari
penyusunan program latihan, implementasi program di lapangan, dan sampai
kepada evaluasi program latihan secara bertahap sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Ketiga tahap proses ini merupakan inti dari kegiatan pembinaan prestasi
olahraga dan dapat dilakukan sesuai dengan rentangan waktu perencanaan yang
tersedia.
9
Dalam penerapan latihan Mylsidayu (2015:85) menyebutkan bahwa latihan
ini berlangsung selama 4-5 minggu dengan aktivitas fisik 3 x seminggu, hal ini
dilakukan agar kondisi siswa setidaknya berada dalam kondisi fisik 50% agar
siswa tidak dalam kondisi nol sehingga bisa meningkatnya prestasinya di tahun
selanjutnya.
Kemudian menurut pendapat Syafruddin (2011:16) untuk mengoptimalkan
proses training atau latihan yang dilakukan, maka seorang pelatih harus mampu:
a. Memahami komponen-komponen kondisi fisik, teknik, taktik dan mental
yang diperlukan pada cabang olahraga yang dibina.
b. Memahami metode-metode latihan fisik, teknik, taktik dan mental yang
relevan dengan kebutuhan cabang olahraganya.
c. Merumuskan tujuan latihan, memilih metode latihan, dan bentuk¬bentuk
latihan yang tepat.
d. Menggunakan media dan alat/perlengkapan latihan secara efektif dan
mampu memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan latihan.
Dengan kata lain berarti, bahwa latihan merupakan realisasi atau
pelaksanaan dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telan direncanakan
sebelumnya. Realisasi materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah dilakukan
secara berulang-ulang dan dengan tuntutan yang semakin dipersulit guna
memperbaiki kemampuan prestasi fisik.
b. Prinsip Latihan
Dalam memberikan latihan harus memiliki durasi beban, dimana menurut Syafruddin
(2011:36) menjelaskan bahwa durasi atau lama beban ditandai oleh waktu dan waktu tersebut
terjadi suatu rangsangan terhadap organisme tubuh. Waktu rangsang bisa berlangsung sangat
pendek seperti pada lompat tinggi dan bisa juga berlangsung sangat lama seperti pada lari jarak
jauh. Di sarnping itu, waktu beban juga diartikan dengan waktu yang di dalamnya dapat
diberikan beberapa rangsangan, baik dalam bentuk seri/set maupun dalam bentuk pembebanan
yang lama.
Syafruddin (2011:37) mencontohkan bahwa dalam suatu set latihan angkat beban dengan
10 repetisi perset, mengakibatkan 10 rangsangan gerakan. Sebagai waktu beban di sini bukan
ditentukan oleh lama setiap rangsangan gerakan, melainkan oleh setnya. Begitu juga dalam lari
jarak jauh, durasi atau waktu bebannya adalah jumlah waktu keseluruhan yang terpakai untuk
menyelesaikan jarak yang ditempuh. Dalam hal ini durasi beban identik dengan volume beban.
Dari kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa dalam suatu set latihan beban, waktu
beban tidak ditentukan oleh lamanya rangsangan gerakan melainkan setnya. dasar keberhasilan
latihan beban adalah kombinasi dari faktor penting dalam mempertimbangkan dosis latihan yaitu
frekuensi latihan, intensitas latihan, durasi latihan dan tipe latihan.
Kemudian Syafruddin (2011:37) menambahkan bahwa durasi atau lama beban
tergantung dari rnateri dan tujuan latihan. Pada latihan dayatahan diperlukan durasi beban
minimal 30 menit untuk yang terlatih sehingga dapat mengakibatkan adaptasi yang mencukupi.
Berdasarkan kutipan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa durasi menunjukkan waktu atau
kalori yang digunakan selama latihan. Kalori menunjuk pada jumlah energi yang digunakan
selama latihan. Latihan beban biasanya dilakukan antara 30-60 menit per sesi latihan.
Menurut Hettinger dalam Letzelter (1978) yang dikutip oleh Syafruddin (2011:37),
untuk memperoleh efek latihan bagi pemula pada latihan kekuatan otot statis, maka waktu
rangsangnya harus minimal seperempat dari waktu tahanan maksimal. Jika waktu tahanan
maksimal selama 40 detik, maka waktu atau durasi rangsangnya seperempat dari 40, yaitu 10
detik. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa durasi beban pada latihan
memperbaiki frekuensi gerakan tidak begitu lama. Latihan harus dihentikan bila terjadi
penurunan frekuensi gerakan akibat kelelahan. Hal ini memang sulit untuk diketahui dan
menuntut suatu pengamatan yang jeli dari pelatih.
Selanjutnya Mylsidayu (2015:68) menjelaskan bahwa waktu istirahat ideal
adalah dengan menentukan lama dan singkatnya pemberian waktu recovery dan
interval. Semakin singkat pemberian waktu recovery dan interval selama latihan,
berarti tinggi intensitas latihannya. Sebaliknya, bila semakin lama pemberian
waktu recovery dan interval selama latihan berarti semakin rendah intensitasnya.
Berikut contoh pemberian waktu recovery (t.r) dan waktu interval (t.i) agar
menjadi lebih jelas perbedaannya; Ana berlari 100 meter dengan catatan waktu 12
detik, (t.r) = 1:5 dan (t.i) = 1:9, artinya recovery yang diberikan 12x5 = 60 detik,
dan interval yang diberikan 12x9 = 108 detik.
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa dalam memberikan waktu
istirahat seorang pelatih harus memperhatikan intensitas latihan yang diberikan
dan diperkirakan waktu istirahatnya agar latihan yang diterapkan dapat terlaksana
dengan baik dan lancar sehingg tidak menimbulkan cedera pada orang yang
dilatih.
c. Pengertian Variasi
Dalam kamus bahasa Indonesia variasi adalah tindakan atau hasil
perubahan dari keadaan semula (Depdikbud, 2002:1259). Dalam penelitian ini
perubahan yang dimaksud adalah pemberian latihan-latihan passing pada
permainan sepakbola.
Irawadi (2011:32) menyebutkan bahwa latihan bervariasi diartikan sebagai
bentuk penyajian atau pelaksanaan kegiatan latihan dengan berbagai bentuk atau
metode, guna mencapai suatu tujuan. Artinya untuk meraih suatu tujuan latihan
sebaiknya digunakan beberapa cara, agar dalam latihan tidak timbul kebosanan.
Selanjutnya Irawadi (2011:7) juga menyebutkan bahwa jenuh atau bosan
adalah suatu keadaan dimana seseorang kehilangan kepedulian terhadap pekerjaan
yang sudah biasa dilakukannya seolah-olah tidak memandang penting bahkan
mungkin merasa tidak butuh pada pekerjaan tersebut. Kondisi inilah yang
menyebabkan timbulnya kemalasan, pada dasarnya mungkin tidak ada orang
normal yang menginginkan kegagalan, bahkan sebaliknya setiap orang selalu
mendambakan kesuksesan. Jadi dengan demikian motivasi perlu dipelihara, dan
kebosanan adalah hal yang sangat penting dihindarkan agar kesuksesan dapat
diraih.salah satu cara menghindari kemalasan dalam kegiatan yang bersifat
rutinitas adalah dengan membuat latihan variasi.
d. Bentuk-Bentuk Latihan Variasi Passing
Menurut Cook (2013:35) ada beberapa bentuk latihan passing dan
stopping sebagai berikut:
1. Latihan Mengoper Bola Dalam Jarak Pendek Dan Menggerakkan Bola Secara
Terkontrol
Gambar 1. Latihan Mengoper Bola Dalam Jarak Pendek Dan Menggerakkan Bola
Secara Terkontrol (Cook, 2013:36)
Pengaturan latihan: Para pemain berdiri dalam empat baris berjarak 8 sampai
12 yard dan membentuk palang. Pemain pertama dari dua baris yang
berdekatan membawa satu bola dan menghadap ke baris di depannya secara
langsung. Mereka harus mengoper bola ke pemain pertama di baris seberang,
lalu mengejarnya, sambil berusaha untuk tidak menyentuh atau bertabrakan
dengan pemain lain, dan akhirnya bergabung di belakang barisan seberang.
Setiap pemain bergiliran untuk mengontrol dan mengoper bola supaya latihan
drill tidak berhenti.
Peralatan: Empat cone, dua bola
Kemajuan: Operan bola harus langsung berhasil dalam kesempatan pertama
(first-time pass) jika memungkinkan, atau pemain bisa melakukan operan
dengan cara berbeda-beda (misalnya dengan punggung kaki, men- chip bola
menendang bola sedemikian hingga bola melambung tinggi melewati atas
kepala pemain lawan untuk mencapai target, atau bagian luar kaki).
2. Latihan Mengoper Bola Dalam Jarak Pendek Dan Menggerakkan Bola Secara
Terkontrol
Gambar 2. Mengoper Bola Dalam Jarak Pendek Dan Menggerakkan Bola Secara
Terkontrol (Cook, 2013:37)
Pengaturan latihan: Para pemain berdiri dengan jarak yang sama di sekitar
lingkaran tengah atau bidang serupa. Seorang pemain membawa satu bola. la
mengoper bola menyeberangi lingkaran, lalu langsung mengikuti bola untuk
bertukar posisi dengan pemain yang menerima bola. Setiap pemain bertugas
untuk mengoper bola, mengikutinya, dan bertukar posisi, sehingga tempo
drill semakin meningkat.
Peralatan: Satu sampai tiga bola.
Kemajuan: Tambahkan satu, lalu dua bola, sehingga lebih banyak pemain
yang terlibat dan latihan menjadi semakin sulit.
3. Latihan Melakukan Umpan Terobosan
Gambar 3. Latihan Melakukan Umpan Terobosan (Cook, 2013:44)
Pengaturan tatihan: para pemain berdiri berpasangan di setiap ujung lapangan
berukuran 27,5 m x 14 m. Dua pemain berdiri di antara kedua baris. Pemain
pertama pertama dari setiap baris membawa satu bola, dan harus
mengopernya ke salah satu pemain di tengah lapangan, lalu berlari melebar
untuk menerima operan balik. Setelah itu, ia melakukan through pass (umpan
terobosan) dengan pemain berikutnya dibaris seberang, lalu kembali ke baris
asalnya. Pelatih harus memastikan bahwa dua pemain di tengah lapangan
selalu mengoper bola ke sisi yang sama (yaitu ke sebelah kiri atau kanan
mereka) dan bahwa latihan drill berjalan dengan ritme operan.
Peratatan: Empat cone, dua bola
Kemajuan: bola hanya boleh menyentuh kaki pemain sebanyak satu atau dua
kali.
4. Latihan Melakukan Wall-Passing
Gambar 4. Latihan Melakukan Wall-Passing (Cook, 2013:39)
Pengaturan latihan: Para pemain berdiri membentuk dua baris yang saling
berhadapan di ujung lapangan berukuran 30 x 15 yard (27,5 x 13,7 m). Dua
pemain lain berdiri di antara kedua baris dan saling berhadapan di garis tepi
lapangan. Pemain pertama dari setiap baris mengoper bola ke pemain
tambahan di sebelah kanannya (wall-pass). Pemain tambahan tadi mengoper
bola (yang harus langsung berhasil di kesempatan pertama) kembali ke
pengoper, yang berlari untuk menerima bola. Lalu, pengoper menggiring bola
ke pemain baris seberang yang datang mendekatinya. Pemain tersebut
melakukan hal yang sama terhadap pemain tambahan yang ada di sebelah
kanannya.
Peratatan: Empat cone, dua bola
Kemajuan: Selama latihan drill berlangsung, pelatih bisa menambah bola,
sehingga teknik wall-pass bisa dimainkan dengan kedua pemain tambahan
sekaligus. Usahakan untuk mendapatkan ritme, sehingga drill bisa berjalan
lancar tanpa harus berhenti dan mulai lagi.
2. Hakekat Passing Sepakbola
a. Pengertian Passing
Selain menendang dan menggiring bola, seorang pemain sepakbola juga
harus menguasai teknik passing yang secara umum diartikan sebagai tindakan
mengoper bola ke arah teman satu tim. Untuk menguasai passing dalam sepakbola
di perlukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan teknik passing. Tidak hanya
teorinya saja yang harus dipelajari mengenai passing, namun seorang pemain
sepakbola harus mempraktekkan langsung sehingga akan lebih baik dalam
melatih skill passing pemain.
Menurut Mielke (2003:19) passing adalah seni memindahkan momentum
bola dari dari satu pemain ke pemain yang lain. Passing paling baik dilakukan
dengan menggunakan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa digunakan. Pemain
bisa menggerakkan bola dengan lebih cepat lagi sehingga dapat menciptakan
ruang terbuka yang lebih besar dan berpeluang melakukan shooting dan ketepatan
yang tinggi. Passing membutuhkan banyak teknik yang sangat penting agar dapat
tetap menguasai bola. Dengan passing yang baik, pemain akan dapat berlari ke
ruang terbuka dan mengendalikan permainan saat membangun strategi
penyerangan.
Dari kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa passing merupakan
salah satu teknik dasar dalam sepakbola yang memiliki peran yang sangat penting.
Bisa dikatakan jika seorang pemain sepakbola tidak bisa melakukan passing,
maka orang tersebut tidak akan bisa bermain sebagai pesepakbola profesional.
Terlebih lagi jika orang tersebut tidak memiliki skill individu yang bagus. Passing
sendiri dapat membantu seseorang yang tidak mempunyai skill individual yang
baik. Dan teknik passing dapat berguna untuk meningkatkan kerjasama tim
karena teknik ini memang memerlukan kerjasama antar pemain.
Lalu Dinata (2004:29-30) menjelaskan bahwa mengoper bola berarti
memberikan bola kepada teman. Mengoper bola dapat dilakukan dengan bola
melambung atau bola mendatar. Kemudian Dinata melanjutkan bahwa dalam
permainan sepakbola, seringkali bola harus dihentikan atau kita tahan. Oleh
karena itu kita harus mengerti dan menguasai cara menghentikan bola, baik bola
yang jatuh ke tanah atau bola yang masih diudara sekalipun.
Berdasarkan pengertian passing di atas maka dapat diketahui bahwa
passing merupakan istilah yang erat kaitannya dengan aktivitas mengoper atau
mengumpan bola ke arah teman. Teknik passing sangat perlu dikuasai oleh
seorang pemain sepakbola agar pola permainan yang diinginkan bisa berhasil baik
dalam menyerang atau bertahan. Secara umum ada 3 jenis passing dalam
permainan sepakbola yaitu : passing dengan kaki bagian luar, passing dengan kaki
bagian dalam, dan passing dengan punggung kaki atau kura-kura.
b. Teknik Dasar Passing
Teknik dasar merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai
bagi seseorang pemain untuk dapat bermain sepakbola. Selain itu teknik dasar
merupakan semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian
itu sudah dapat bermain sepakbola.
Teknik permainan sepakbola berkembang dengan modifikasi gerakan yang
lebih komplek. Gerakan-gerakan tersebut dikembangkan dari teknik-teknik dasar
sepakbola. Sehingga gerakan teknik dasar yang sederhana dikembangkan menjadi
gerakan yang mempertontonkan keindahan bermain sepakbola. Cristiano Ronaldo
(pemain tim nasional Potugal) mempunyai teknik menggiring dan mengecoh
lawan yang sangat baik. Teknik tersebut adalah perkembangan teknik menggiring
bola yang sederhana. David Beckham (pemain tim nasional Inggris) mempunyai
tendangan bebas yang sangat akurat. Tendangan bebas yang sangat akurat itu
dasarnya adalah teknik dasar menendang/ menyepak bola. Dan masih banyak lagi
pemain sepakbola yang memiliki teknik mengolah bola yang memukau. Keahlian
tersebut didapatkan dengan cara berlatih teknik dasar dengan benar sehingga
dapat dikembangkan dengan baik.
Menurut Mielke (2003:19) Passing adalah seni memindahkan momentum
bola dari satu pemain ke pemain lain. Anda bisa menggerakkan bola dengan lebih
cepat lagi sehingga dapat menciptakan ruang terbuka yang lebih besar dan
berpeluang melakukan tendangan shooting yang lebih banyak jika dapat
melakukan passing dengan keterampilan dan ketepatan yang tinggi.
Prestasi sepakbola akan diperoleh jika seorang pemain menguasai teknik
dasar yang berkualitas. Dalam pertandingan sepakbola terdapat berbagai macam
teknik dasar yang sangat diperlukan salah satunya adalah passing. Passing atau
mengoper bola paling baik dilakukan dengan menggunakan kaki, tetapi bagian
tubuh yang lain juga dapat digunakan untuk melakukan passing seperti : kepala,
dada, paha dan siku kecuali menggunakan tangan itu tidak diperbolahkan.
Passing (mengumpan) merupakan salah satu teknik dasar dalam
sepakbola. Ada beberapa strategi yang berhubungan dengan mengumpan bola.
Strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut Luxbacher (2012:12) :
Gambar 5. Operan Inside-of-the-Foot
Luxbacher (2012:12)
Gambar 6. Operan Outside-of-the-Foot
Luxbacher (2012:12)
Gambar 7. Operan Instep
Luxbacher (2012:12)
Sepakbola adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental.
Pemain harus melakukan gerakan yang terampil di bawah kondisi permainan yang
waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan.
Pemain harus mampu berlari beberapa mil dalam suatu pertandingan, hampir
menyamai kecepatan sprinter dan menanggapi berbagai perubahan situasi
permainan dengan cepat. Dan, pemain harus memahami taktik permainan
individu, kelompok dan beregu. Kemampuan pemain untuk memenuhi semua
tantangan ini menentukan penampilan pemain di lapangan sepakbola.
c. Sarana Permainan Sepakbola
Menurut Luxbacher (2012:2) Lapangan sepakbola harus memiliki ukuran
panjang 100 hingga 130 yard dan lebar 50 hingga 100 yard. Ukuran panjangnya
harus lebih besar dari lebar. (Untuk pertandingan internasional, panjangnya harus
110 hingga 120 yard dan lebarnya 70 hingga 80 yard). Garis pemisah yang
lebarnya tidak lebih panjang dari 5 inchi membatasi daerah lapangan. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar, garis batas akhir dari lapangan disebut dengan goal
lines, dan garis sampingnya disebut dengan touchlines. Garis tengah membagi
lapangan menjadi dua bagian yang sama, dan titik tengah menandai bagian tengah
dari lapangan. Lingkaran tengah dengan radius 10 yard mengelilingi titik tengah.
Gawang ditempatkan pada kedua ujung Lapangan pada bagian tengah goal
line (garis gawang). Masing-masing gawang memiliki tinggi 8 kaki dan lebar 24
kaki. Goal area (daerah gawang) adalah sebuah kotak persegi panjang pada
masing-masing goal line. Daerah ini dibatasi dengan dua garis yang dibuat pada
sudut-sudut yang tepat ke arah goal line, jaraknya 6 yard dari masing-masing ba-
gian tengah gawang. Garis ini diperpanjang sejauh 6 yard ke arah lapangan
permainan dan bergabung dengan garis yang paralel dengan goal line.
Penalty area (daerah penalti), yang merupakan kotak segi empat pada goal
line, dibatasi dengan dua garis yang dibuat pada sudut-sudut yang tepat ke arah
goal line, jaraknya 18 yard dari masing-masing bagian tengah gawang. Garis ini
diperpanjang sejauh 18 yard ke arah lapangan permainan dan bergabung dengan
garis yang paralel dengan goal line. Daerah gawang terdapat di dalam daerah
penalti. Yang terdapat pada daerah penalti adalah penalty spot (titik penalti). Titik
penalti ditentukan 12 yard dari depan pertengahan goal line. Tendangan penalti
dilakukan dari titik penalti. Lingkaran penalti dengan radius 10 yard dari titik
penalti dibuat di luar daerah penalti. Daerah sudut, dengan radius 1 yard, terdapat
pada setiap sudut lapangan. Tendangan sudut dilakukan dari bagian dalam daerah
sudut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 8. Lapangan Sepakbola (Luxbacher, 2012:3)
B. Kerangka Pemikiran
Latihan variasi merupakan latihan yang metode-metode dan materi/isi
latihannya tidak selalu sama di setiap pertemuannya tapi tetap untuk satu tujuan
pengembangan teknik, yang tujuannya agar siswa/peserta latihan tidak jenuh atau
bosan dan malah tertarik pada latihan yang kita buat karena bervariasinya latihan
kita tersebut. Metode Latihan Variasi sangat baik diterapkan pada olahraga
khususnya untuk meningkatkan keterampilan passing.
Sepakbola merupakan permaianan beregu, masing-masing regu terdiri atas
sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Passing adalah keterampilan
dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu mengusai bola saat
sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan. Metode
latihan variasi yang terprogram dengan baik dan tepat sangat berpengaruh
terhadap keterampilan passing yang baik juga.
C. Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut : terdapat pengaruh latihan variasi terhadap kemampuan passing
permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler di SMK N 1 Bandar Seikijang.