BAB II akseptor KB
-
Upload
rhido-pangestu -
Category
Documents
-
view
239 -
download
4
description
Transcript of BAB II akseptor KB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Menurut WHO ( Expert Commite 1970 ), Keluarga Berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objektif – objektif tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak di inginkan, mendapat kelahiran yang memang di inginkan,
mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami dan istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Program KB menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat di
capai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
(Depkes, 1999 dalam Suratun, 2008).
2. Tujuan Program KB
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang
kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai
keluarga berkualitas tahun 2015.
[Type text] 8 STIKes Faletehan
9
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
1. Meningkatnya kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi pemerintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu bayi, dan anak
serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.
3. Ruang Lingkup program KB
1. Komunikasi informasi dan edukasi
2. Konseling
3. Pelayanan kontrasepsi
4. Pelayanan infertilitas
5. Pendidikan sex
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
7. Konsultasi genetik.
4. Sasaran Program KB
Sasaran program KB di bagi dua yaitu sasaran langsung dan tidak
langsung, tergantung tujuan yang ingin di capai.
Adapun sasaran program KB nasional lima tahun kedepan seperti
tercantum dalam RPJM 2004 - 2009 adalah sebagai berikut :
a. Menurunnya rata – rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara
nasional menjadi satu, 14% pertahun.
b. Menurunkan angka kelahiran Total fertility rate (TFR) menjadi 2,2 per
perempuan.
c. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4,5%.
STIKes Faletehan
10
d. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan
efisien.
e. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
f. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
g. Meningkatnya institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
KB dan kesehatan reproduksi.
B. Wanita Usia Subur
Wanita usia subur adalah semua wanita yang telah memasuki usia antara 15-
49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya (Depkes RI 2009
dalam Rizkasulis).
C. Akseptor Keluarga Berencana
1. Pengertian
Peserta KB (Akseptor KB) adalah PUS yang mana salah seorang dari
mereka menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan
kehamilan, baik melalui program maupun non program (Syaifuddin,
2006).
Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007 dalam
USU, 2011).
2. Jenis-jenis Akseptor KB
a. Akseptor Aktif adalah Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan
salah satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau
mengakhiri kesuburan.
b. Akseptor Aktif Kembali adalah Pasangan Usia Subur yang telah
menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak
STIKes Faletehan
11
diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat
kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah
berhenti/istirahat kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan bukan
karena hamil.
c. Akseptor KB Baru adalah Akseptor yang baru pertama kali
menggunakan alat/obat kontrasepsi atau WUS yang kembali
menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
d. Akseptor KB Dini adalah Para ibu yang menerima salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
e. Akseptor Langsung Para Istri yang memakai salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
f. Akseptor dropout adalah Akseptor yang menghentikan pemakaian
kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007 dalam USU, 2011).
D. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur
dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi,
maka yang menbutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif
melakukan hubungan seks dan kedua – duanya memiliki kesuburan
normal namun tidak menghendaki kehamilan.
2. Fungsi Kontrasepsi
Fungsi kontrasepsi sebagai berikut:
a. Memudahkan agar tidak terjadi ovulasi
b. Melumpuhkan sperma
c. Menghalangi pertemuan antara sel sperma dengan telur.
STIKes Faletehan
12
3. Jenis Metoda kontrasepsi
Individu dan pasangan memerlukan layanan kesehatan reproduksi yang
sifatnya menyeluruh, penyimpanan suatu ragam metoda kontrasepsi yang
sesuai adalah komponen penting dari layanan tersebut. Semua layanan
seharusnya memiliki kualitas terbaik. Penyedia layanan ini perlu
mengenali dan mengatasi kenyataan bahwa wanita sering kali menghadapi
keadaan – keadaan khusus yang menyebabkan mereka sulit memperoleh
layanan. Pengidentifikasian dan respon terhadap keinginan wanita akan
membantu menjamin kualitas layanan perawatan kesehatan reproduksi,
termasuk penyediaan suatu ragam metoda yang sesuai.
Tabel 2.1Pemilihan Metoda Kontrasepsi Rasional
Masa Menunda Kesuburan/Kehamilan
Masa Mengatur / Menjarangkan Kelahiran
Masa Mengakhiri Kehamilan
Masa mencegah kehamilan.
Masa terbaik untuk melahirkan dengan jarak kehamilan antara 2 – 4 tahun.
Masa tidak hamil lagi
20 Tahun 30 Tahun
Pil KB AKDR Kondom Vagina Jelly
IUD Suntik KB Pil Mini Pil KB Implant
Kontap IUD Implant Suntik KB Pil KB
Sumber: Suratun. SKm, Dkk: Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
a. Metoda Kontrasepsi Sederhana
1) Kondom
a) Kondom Pria
Pertama kali dibuat, kondom diperuntukan hanya untuk laki –
laki, sekarang ini sudah ada kondom yang dapat digunakan
oleh wanita. Kondom merupakan selubung atau sarung karet
tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan
STIKes Faletehan
13
air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu
polos dan berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu
bahwa puting pada ujung kondom tersebut dapat menampung
sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu mencegah
pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa
mencapai saluran genital wanita.
(1) Keuntungan
1. Murah dan dapat di beli secara umum.
2. Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan
tenaga kesehatan.
3. Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga
kesehatan.
4. Mudah cara pemakaiannya.
5. Tidak mengurangi kenikmatan bersenggama.
6. Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi
menular seksual (IMS).
7. Efektifitas jika digunakan secara benar dan konsisten,
dan
8. Tidak mengganggu produksi ASI.
(2) Efek samping
Kecewa karena gagal (bocor) dan alergi namun jarang
terjadi.
b) Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung poliuretan dengan
panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka
melekat kesuatu cincin poliuretan lentur. Cincin poliuretan ini
berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan
kondom di vagina. Kondom wanita mengandung pelumas
STIKes Faletehan
14
berbahan dasar silicon dan tidak memerlukan pelumas
spermisida serta hanya sekali pakai. Efektifitas dari
penggunaan kondom ini menunjukan sama dengan efektifitas
dari penggunaan diafragma. Dengan angka kegagalan 5 – 21
%.
(1) Keuntungan
1. Dapat di beli tanpa resep di sebagian besar apotik.
2. Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi
menular seksual (IMS).
3. Lebih kuat dari pada kondom laki – laki.
4. Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih
kecil dibandingkan kondom laki – laki.
5. Dapat di pasang jauh sebelum hubungan intim (yaitu
beberapa jam) dan dapat di biarkan beberapa waktu
setelah ejakulasi, sehingga proses hubungan intim tidak
terganggu
(2) Kekurangan
1. Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara
gemirisik saat berhubungan intim.
2. Penampilan kurang menarik.
3. Pada awal menggunakan alat ini, proses
pemasangannya mungkin agak sulit.
4. Kadang – kadang dapat terdorong seluruhnya kedalam
vagina.
5. Harganya masih mahal.
2) Senggama Terputus (Coitus interuptus)
Senggama terputus merupakan kontrasepsi yang paling tua dan
telah di kenal sejak abad 18. Coitus interuptus atau senggama
terputus adalah menghentikan senggama dengan mencabut penis
STIKes Faletehan
15
dari liang vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Dengan cara
ini kemungkinan terjadinya pembuahan (kehamilan) bisa di
kurangi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat atau
obat sama sekali sehingga relatif sehat untuk di gunakan wanita di
bandingkan dengan metoda kontrasepsi lain. Namun resiko
kegagalan dari metoda ini cukup tinggi.
Efek samping dari senggama terputus yaitu dahulu dikatakan
menyebabkan hipertropi prostat, dan impotensi dan bendungan
panggul tetapi belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan hal
tersebut. Tetapi bila salah satu pasangannya tidak setuju dapat
menyebabkan ketegangan sehingga merusak keharmonisan
hubungan seksual.
3) KB Alami
Keluarga berencana alami di dasarkan pada siklus masa subur dan
tidak subur seorang wanita. Dasar utamanya yaitu saat terjadinya
ovulasi. Sperma dapat hidup ± 3 hari setelah ejakulasi maka
ovulasi sudah dapat di ramalkan sebelumnya. Untuk menentukan
saat ovulasi ada tiga cara, yaitu:
a) Metoda Kalender
Pasangan suami istri tidak senggama pada saat suburnya istri.
Masa subur wanita adalah masa ketika sel telur keluar dari
indung telur, yaitu 14 hari sebelum haid yang akan datang, atau
hari ke - 12 sampai hari ke - 16. Karena sel sperma masih hidup
3 hari setelah ejakulasi, maka hari ke - 17 dan 18 dan hari ke -
11 merupakan waktu untuk hidupnya sel telur, maka masa
subur menjadi 8 hari. Karena siklus menstruasi pada umumnya
28 hari, maka hari ke 11 – 18 dinyatakan sebagai hari subur.
Sebelum menggunakan metoda kalender, siklus haid selama 6 -
12 bulan perlu di catat untuk menetapkan masa subur.
STIKes Faletehan
16
Misalnya: siklus haid pada bulan januari sampai juni 2006
sebagai berikut: 28, 30, 28, 25, 30, 32. Haid biasanya bervariasi
antara 25 dan 32 hari, maka untuk mengetahui masa aman pre –
ovulasi yaitu dengan cara mengurangi 18 hari dari siklus
terpendek (25 - 18 = 7).
Sedangkan untuk mengetahui masa aman post ovulasi yaitu
dengan cara mengurangi 11 dari siklus yang terpanjang (32 -11
= 21). Dengan dimikian, maka masa aman (masa tidak subur)
yaitu sebelum hari ke – 7 dan sesudah hari ke - 21. Sebaliknya
masa tidak aman (masa subur) yaitu dari tanggal 7 sampai
dengan tanggal 21.
b) Metoda Suhu Basal
Dasarnya adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena
kadar progesteron naik antara 0,3 – 0,5 C. peningkatan segera
atau berangsur – angsur dan terus menerus. Seperti bentuk
tangga atau gambaran gigi gergaji. Suhu basal diukur dengan
termometer khusus dan dicatat pada kartu grafik, hal ini untuk
mengetahui perubahan suhu dan bukan nilainya. Pengukuran
suhu dilakukan setiap pagi hari sebelum makan dan minum.
Kekurangan metoda ini yaitu tidak dapat mengetahui masa
aman post ovulasi. Untuk itu, dalam penggunaannya sering
dikombinasikan dengan metoda kalender agar dapat di ketahui
masa aman pre ovulasi.
Pelaksanaannya: Masa aman pre ovulasi yaitu dengan
menggunakan metoda kalender atau dengan mengurangi
peningkatan suhu dini yang telah tercatat 6 bulan, maka masa
aman post ovulasi terjadi 3 hari setelah kenaikan suhu basal.
c) Metoda Lendir Serviks
STIKes Faletehan
17
Dasarnya adalah perubahan kualitatif dan kuantitatif dari lendir
serviks yang dipengaruhi hormon ovarium.
Perubahan ini terdiri dari 5 fase yaitu:
Fase 1 : Masa kering yaitu terjadi segera setelah menstruasi
karena kadar estrogen menurun sehingga kurang
merangsang sekresi.
Fase 2 : Masa pre ovulasi dini karena kadar estrogen mulai
meningkat dan akibatnya sekresi lendir keruh dan
liat.
Fase 3 : Hari – hari basah yaitu beberapa hari sebelum dan
sesudah ovulasi. Kadar esterogen meningkat, maka
lendir berubah menjadi jernih, licin seperti putih
telur.
Fase 4 : Masa post ovulasi yaitu kadar progestron
meningkat sehingga lendir berkurang sekali dan
menjadi keruh dan liat
Fase 5 : Masa pre menstruasi dimana lendir kadang –
kadang menjadi jernih lagi dan sangat cair, fase ini
tidak selalu terjadi.
4) Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menutup
serviks dari bawah sehingga sel mani tidak bisa memasuki saluran
serviks, biasanya dipakai dengan spermicide. Walaupun kap
serviks dapat dipasang sendiri tapi harus selalu dengan petunjuk
dan pengawasan dokter serta memerlukan pengertian yang cukup
tinggi dari pemakai.
Diafragma terbuat dari karet, berbentuk setengah bola, pinggirnya
mengandung per datar atau spiral, di buat berbagai ukuran dari
diameter 45 – 105 mm serta jenis ukuran yang sering di pakai
diameter 70mm, 75mm, 80mm, dan 85mm.
STIKes Faletehan
18
a) Keuntungan
1. Efektif bila di gunakan dengan benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak menggangu kesehatan Akseptor.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
b) Kekurangan
1. Dapat terjadi sensitifasi terhadap karet atau spermatisida.
2. Dapat menyebabkan infeksi.
3. Perlu penyuluhan dan penjelasan secara berkala oleh tenaga
kesehatan.
Efektifitas bila digunakan dengan benar dan di kombinasikan
dengan spermatisida, maka angka kegagalan diafragma adalah
4% - 8% kehamilan. Penyebab kegagalan, selain motivasi yang
kurang adalah pemasangan atau pelepasan yang tidak tepat,
terlepas saat berhubungan intim, dan adanya cacat pada
diafragma yang tidak diketahui.
5) Kontrasepsi Kimiawi atau Spermicide
Spermicide adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat
mematikan dan menghentikan gerak atau melumpuhkan
spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel
telur. Gerakan – gerakan senggama akan merubah spermatisida
menjadi busa yang akan meliputi serviks, sehingga secara mekanis
menutup ostium uteri aksternum dan mencegah masuknya sperma
kedalam kanalis servikalis. Spermatisida dapat dipakai sebagai
usaha tunggal untuk kontrasepsi, tetapi akan lebih efektif apabila di
pakai bersamaan dengan diafragma atau pemakaian kondom pada
suami.
STIKes Faletehan
19
Spermatisida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jeli, aerosol,
atau tisu KB yang harus di tempatkan di dalam vagina setinggi
mungkin dekat serviks.
a) Tablet Vagina
Tablet ini berbentuk cairan pil atau tablet yang akan
membentuk busa apabila kontak dengan mukosa vagina dengan
bantuan gerakan – gerakan pada saat senggama.
b) Krim dan Jeli
Krim dan jeli adalah bahan kimia yang mudah mencair pada
suhu tubuh, dan mudah menyebar ke seluruh liang vagina.
c) Aerosol
Dikemas dalam kaleng / kontainer bersama dengan alat untuk
memasukannya (aplikator).
(1) Efektifitas
Cukup efektif apabila di pakai dengan kontrasepsi lain
seperti kondom dan diafragma. Kegagalan teoritis 3%,
praktis berkisar 10 - 30%.
(2) Keuntungan
Tidak memerlukan resep dokter, mudah memakainya, dan
dapat berfungsi sebagai pelicin dalam vagina.
(3) Kekurangan
Memerlukan motivasi terus – menerus, dapat menimbulkan
reaksi alergi dan iritasi.
(4) Efek samping
STIKes Faletehan
20
Keluhan yang sering muncul adalah rasa panas dan nyeri
pada kemaluan serta lecet – lecet (dermatitis kontak).
Penanggulangannya adalah dengan cara menghentikan
pemakaian dan anti dengan cara lain.
d) Tisu KB
Tisu KB adalah alat kontrasepsi wanita yang di gunakan dalam
vagina sebelum bersenggama yang berbentuk kertas tipis dan
mengandung obat spermatisida. Pada saat ini tisu KB beredar
di pasaran dengan nama intravag.
(1) Efektifitas
Efektifitas selama 4 jam dalam vagina setelah
bersenggama, namun harus memakai satu buah lagi bila
senggama diulang, agar menjadi lebih aman dan pasti
hasilnya.
(2) Efek samping
1. Gatal – gatal.
2. Perubahan masa menstruasi 0,85%.
3. Meningkatnya cairan vagina.
4. Iritasi dinding vagina.
b. Metoda Kontrasepsi Efektif
Metoda kontrasepsi efektif adalah metoda yang dalam penggunaannya
mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian tinggi
serta angka kegagalan rendah bila di bandingkan dengan metoda
kontrasepsi sederhana. Metoda kontrasepsi efektif ini terdiri Pil KB,
suntik KB, AKBK dan AKDR
1) Pil KB
STIKes Faletehan
21
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen
dan progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon progesteron
saja. Kebijaksanaan penggunaan pil diarahkan terhadap pemakaian
pil dosis rendah, tetapi meskipus demikian pil dosis tinggi masih di
sediakan terutama untuk membina peserta KB lama yang
menggunakan dosis tinggi.
a) Jenis – Jenis Tablet Menurut Kontraindikasinnya
Dosis :
1. Tablet dosis tinggi (High Dose): Berisi 50 Mcg
Adalah tablet yang mengandung estrogen 50 – 150 Mcg
dan progesteron 1 - 10 mg. Yang termasuk jenis ini adalah
a. Tablet KB Noriday (dari Population Council)
b. Tablet KB Ovostat (PT Organon)
2. Pil Dosis Rendah (Low Dose): Berisi 30 Mcg
Adalah pil yang mengandung 30 – 50 Mcg estrogen dan
kurang dari 1 mg progesteron. Yang termasuk jenis ini
adalah :
a. Pil KB Microgynon 30 (PT schering) atau kimia farma
lisensi Schering.
b. Pil KB Marvelon (PT Organon)
3. Pil Mini
Adalah pil yang mengandung hormon progesteron kurang
dari 1 mg. Yang termasuk jenis ini adalah Pil KB Exluton.
b) Jumlah Tablet
Jumlah tablet pada setiap strip bervariasi, yaitu 28 tablet dan 21
tablet. Pada strip yang berisis 28 tablet terdiri dari 21 tablet
yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, serta 7
tablet yang mengandung vitamin. Pada strip yang berisi 21
STIKes Faletehan
22
tablet, kesemuanya mengandung hormon estrogen dan
progesteron.
c) Keuntungan
1. Reversibilitasnya atau kembalinya kesuburan tinggi.
2. Mudah menggunakannya.
3. Mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi.
4. Mencegah anemia defesiensi zat besi.
5. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan
ektopik.
6. Mengurangi resiko kanker ovarium.
7. Cocok sekali digunakan untuk menunda kehamilan pertama
dari WUS muda.
8. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil yang
mengandung progesteron antara lain exluton atau pil mini.
9. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d) Kekurangan
1. Memerlukan disiplin dari pemakai.
2. Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung
estrogen.
3. Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia.
4. Nyeri payudara.
5. Berhenti haid, tetapi pada penggunaan pil kombinasi jarang
terjadi.
6. Mual, terutama pada 3 bulan pemakaian.
7. Dapat meningkatkan tekanan darah.
8. Tidak di anjurkan pada wanita yang berumur di atas 30
tahun karena akan mepengaruhi keseimbangan
metabolisme tubuh.
e) Efek samping
STIKes Faletehan
23
1. Perdarahan Pervagina.
2. Tekanan Darah Meningkat.
3. Perubahan Berat Badan.
4. Kloasma.
5. Tromboemboli.
6. Air Susu Berkurang.
7. Rambut Rontok.
8. Varises.
9. Perubahan Libido.
10. Depresi.
11. Pusing dan Sakit Kepala.
2) Suntik KB
Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntik KB. Jenis yang
beredar di Indonesia adalah:
a) Yang hanya mengandung hormon progesteron yaitu :
1. Depo Provero 150 mg
2. Depo Progestin 150 mg
3. Depo geston 150 mg
4. Noristerat 200mg
b) Yang mengandung 25 mg Medroxy progesteron acetat dan 5
mg estradiol cypionate yaitu cyclofem.
(1) Keuntungan
1. Praktis efektif dan aman.
2. Tidak mempengaruhi ASI, cocok di gunakan untuk ibu
menyusui.
3. Dapat menurunkan kemungkinan anemia.
(2) Efek Samping
1. Gangguan Haid.
2. Depresi.
STIKes Faletehan
24
3. Keputihan.
4. Jerawat.
5. Perubahan Libido.
6. Perubahan Berat Badan.
7. Pusing dan Sakit Kepala.
8. Hematoma.
9. Infeksi dan Abses: Diakibatkan pemakaian jarum suntik
yang tidak steril.
3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant)
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah alat kontrasepsi
yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini
adalah implant dengan nama dagang “ NORPLANT”. Implant
terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul silastik,
dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36 mg.
Jenis lain dari AKBK adalah jadelle dan implanon yang sudah
banyak di pasarkan di eropa. Jadelle adalah AKBK dua batang
yang melepaskan levonorgestrel (sekitar 35 ig/hari hingga 18
bulan), memiliki profil farmokologis dan klinis identik dengan
norplant. Keuntungan pertama dari Jadelle adalah pemasangannya
lebih mudah di bandingkan norplant.
Implant adalah sistem satu batang yang melepaskan levonorgestrel
dengan dosis yang bertahap, yaitu 60 - 70 ig/ hari pada bulan
pertama pemasangan, 35 – 45 ig/hari pada akhir tahun pertama
pemasangan, sampai 25 – 30 ig/hari pada akhir tahun ketiga.
Implanon ini mudah dalam pemasangan maupun pengeluaran.
Serta memiliki profil farmakologis dan klinis yang sangat baik.
Besar kecilnya levonorgestrel tergantung besar kecil nya
permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding tersebut. Satu
sel implant yang terdiri dari 2, 4 dan 6 kapsul dapat bekerja secara
STIKes Faletehan
25
efektif selama lima tahun. Sedangkan Jedelle dan implanon efektif
selama 1 – 3 tahun.
a) Keuntungan
1. Tidak menekan produksi ASI.
2. Praktis dan efektif.
3. Tidak ada faktor lupa.
4. Masa pakai jangka panjang (5 tahun).
5. Membantu mencegah anemia.
6. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah
pengangkatan implant.
b) Kekurangan
1. Implant harus di pasang dan di angkat oleh petugas
kesehatan.
2. Implant lebih mahal dari pada pil KB atau suntikan dan
cara KB jangka pendek lainnya.
3. Implant sering mengubah pola haid.
4. Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri.
c) Efek Samping
1. Gangguan Haid.
2. Depresi.
3. Keputihan.
4. Jerawat.
5. Perubahan Libido.
6. Perubahan Berat Badan.
7. Pusing dan Sakit Kepala.
8. Hematoma.
9. Infeksi dan Abses: Diakibatkan pemakaian jarum suntik
yang tidak steril.
4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
STIKes Faletehan
26
Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi yang di
masukan kedalam rahim yang bentuknya bermacam – macam,
terdiri dari plastik (polyethyline). Ada dililit tembaga (Cu), ada
pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga bercampur perak
(Ag) selain itu ada pula yang di batangnya berisi hormon
progesteron.
a) Jenis – Jenis AKDR
1. IUD Generasi Utama : disebut lippesloop, berbentuk spiral
atau huruf S ganda, terbuat dari plastik (polyethyline)
2. IUD Generasi Kedua :
a. Cu T 200 B : berbentuk T yang batangnya di lilit
tembaga (Cu) dengan kandungan tembaga.
b. Cu 7 : berbentuk angka 7 yang batangnya
dililit tembaga.
c. ML Cu 250 : berbentuk 3/3 lingkaran elips yang
bergerigi yang batangnya dililit tembaga.
3. IUD Generasi Ketiga :
a. Cu T. 380 A : berbentuk huruf T dengan lilitan
tembaga yang lebih banyak dan perak.
b. Ml Cu 375 : batangnya di llilit tembaga berlapis
perak.
c. Nova T. Cu 200 A: batang dan lengannya di lilit
tembaga
4. IUD Generasi Keempat
Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari
benang polipropilen monofilament dengan 6 butir tembaga.
b) Efektifitas
Efektifitas AKDR tinggi, angka kegagalan berkisar 1%
1. Lippesloop sebagai generasi pertama dipakai selama di
inginkan, kecuali bila ada keluhan.
STIKes Faletehan
27
2. Cu T 200 B, Cu 7, ML Cu 250 sebagai generasi ke 2 di
pakai selama 3 – 4 tahun.
3. IUD generasi ketiga: Cu T 380 A, ML Cu 380 selama 10
tahun.
c) Keutungan
1. Praktis, ekonomis mudah di kontrol, aman untuk jangka
panjang dan kembalinya masa kesuburan cukup tinggi.
2. Tidak di pengaruhi faktor lupa seperti pil.
d) Efek Samping
1. Perdarahan.
2. Keputihan.
3. Ekspulsi.
4. Nyeri.
5. Infeksi.
6. Translokasi.
c. Metoda Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan
pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada
saluran telur wanita atau saluran mani yang mengakibatkan orang atau
pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi.
1) Vasektomi /MOP
Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi
keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran
mani (vasdeferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat
senggama. Vasektomi ini tidak sama dengan kebiri atau kastrasi
STIKes Faletehan
28
yang mengangkat buah pelir. Bekas operasi hanya berupa satu luka
kecil di tengah atau di antara kiri dan kanan kantong zakar.
a) Keuntungan
1. Tidak ada mortalitas.
2. Morbiditas kecil sekali.
3. Pasien tidak perlu di rawat di rumah sakit.
4. Dilakukan dengan anastesi lokal atau pembiusan setempat
dan hanya berlangsung kurang lebih 15 menit.
5. Efektif, karena data di cek kepastiannya karna hanya dapat
di cek di laboratorium.
6. Tidak menggangu hubungan seks selanjutnya.
b) Kekurangan
1. Harus dengan tindakan pembedahan
2. Masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan
infeksi.
3. Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma nol
dalam beberapa hari atau minggu untuk dapat berhubungan
dengan bebas agar tidak terjadi kehamilan.
4. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin
mempunyai anak lagi.
c) Vasektomi dianggap gagal bila:
1. Pada analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau
10 – 15 kali ejakulasi masih di jumpai spermatozoa.
2. Di jumpai spermatozoa setelah sebelumnya azosperma.
3. Istri (pasangan) hamil.
2) Tubektomi/MOW
Tubektomi atau kontap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen
untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat
STIKes Faletehan
29
dan atau memotong pada kedua saluran tuba. Dengan demikian,
maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma
karena adanya hambatan pada tuba. Tubektomi di lakukan dengan
anastesi lokal dan tanpa di rawat. Tekhniknya pun beraneka ragam
seperti tubektomi lapraskopik, kuldoskopik, kolpotomi posterior
dan minilaparatomi. Tubektomi minilaparotomi lebih dikenal
dengan sterilisasi minilap karena sayatannya di dinding perut kecil
(mini) yaitu kira – kira 2,5 cm.
a) Waktu pelaksanaan
1. Pasca persalinan sebaiknya dalam jangka waktu 48 jam
pasca persalinan.
2. Pasca keguguran, dapat dilakukan pada hari yang sama
dengan evakuasi rahim atau keesokan harinya.
3. Dalam masa interval (keadaan tidak hamil), sebaiknya
dilakukan dalam 2 minggu pertama dari siklus haid ataupun
setelahnya, seandainya calon akseptor menggunakan salah
satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut.
b) Keuntungan
1. Tekniknya mudah, sehingga dapat dilakukan oleh dokter
umum.
2. Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana.
3. Dapat dilakukan di Rumah Sakit kecil atau di Puskesmas
4. Dapat dilakukan pada pasca persalinan, pasca keguguran
dan masa interval.
5. Dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
6. Luka pembedahan dapat diperlebar jika diperlukan.
7. Kegagalan teknik sangat rendah dan keberhasilan hampir
100%.
8. Sebagai teknik pengganti jika teknik laparoskopik atau
kuldoskopik gagal.
STIKes Faletehan
30
9. Waktu pembedahan singkat, biaya relatif murah.
10. Prosedur dapat dilakukan tanpa di rawat.
11. Masa penyembuhan pasca bedah singkat.
E. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Menjadi
Akseptor KB Pada WUS
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut bloom (1908) dalam notoatmodjo (2003) menyatukan perilaku
manusia itu terbagi 3 ranah atau kawasan yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Pengetahuan kognitif meriupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman dan rasa raba. Sebagian besar pengetauan manusia di peroleh
oleh mata dan telinga.
b. Tingkatan Pengetahuan Dalam Kognitif
1) Tahu (know)
Di artikan sebagai suatu pengingat materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (real) sesuatu yang spesifik dari seluruh bagian yang di
pelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu
ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah di
pelajari adalah dengan rasa menyebutkan, mengurai,
mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
STIKes Faletehan
31
2) Memahami (comprehension)
Di artikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
objek yang diketahui, dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar, orang yang telah paham secara objek atau materi
harus dapat menjelaskan dan menyebutkan. Contohnya,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
telah di pelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah di pelajari atau situasi atau kondisi rill (sebenarnya).
4) Analisis
Adalah situasi kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen - komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.
Kemampuan analisis dapat dari pengguanaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan
mengelompokan.
5) Shyntesis
Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan
yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilitian ini di
dasarkan kriteria yang telah ada.
STIKes Faletehan
32
Pengetahuan aksepor KB di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal yang terdiri dari pengalaman dan pendidikan. Sedangkan faktor
eksternal terdiri dari pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan dan media massa (Notoatmodjo, 2003).
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang mempunyai
tingkat pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dari
pada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang. Rendahnya
tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh juga terhadap
peningkatan derajat kesehatan. Oleh karena sikap masyarakat yang belum
terbuka dengan hal – hal atau inovasi baru (Notoatmodjo, 2005).
Pendidikan adalah Jenjang atau tingkat pendidikan yang dapat diselesaikan
sampai saat dilakukan penelitian (Magfiroh, 2009).
Dengan semakin tingginya pendidikan maka semakin tinggi pula informasi
yang diterima salah satunya mengenai KB.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan, di perbuat atau di kerjakan
dengan mendapat hasil atau upah yang dapat dinilai dengan uang. (kamus
Besar bahasa Indonesia, 2008). Pekerjaan bukanlah sumber kesenagan
tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah membosankan,
berulang dan banyak tantangan (Enrick, dalam Nursalam, 2001).
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, seseorang
yang bekerja akan berinteraksi dengan lingkungan di tempat ia bekerja
yang akan menghasilkan arus perkembangan informasi di dalamnya salah
satunya pengetahuan tentang KB. Pada wanita yang bekerja akan memiliki
waktu yang lebih sedikit untuk mengurus keluarganya di banding wanita
yang tidak bekerja, serta wanita yang bekerja cenderung akan membatasi
STIKes Faletehan
33
jumlah anak dengan keikutsertaanya menjadi akseptor KB (Magfiroh,
2009).
4. Dukungan Keluarga
a. Pengertian
Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik
moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam
melaksanakan kegiatan. Dukungan keluarga juga didefinisikan sebagai
informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau
tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab (Sarwono,
2003).
b. Jenis Dukungan Keluarga
Keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya.
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung,
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan
(Friedman 1998 dalam USU). Terdapat empat dimensi dari dukungan
keluarga yaitu:
1) Dukungan emosional
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan, misalnya umpan balik dan
penegasan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat
yang aman untuk istirahat serta pemulihan penguasaan emosi.
2) Dukungan informasi
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator
(penyebar) informasi tentang dunia apabila individu tidak dapat
STIKes Faletehan
34
menyelesaikan masalah yang dihadapi maka dukungan ini
diberikan dengan cara memberi informasi, nasehat, dan petunjuk
tentang cara penyelesaian masalah. Keluarga juga merupakan
penyebar informasi yang dapat diwujudkan dengan pemberian
dukungan semangat, serta pengawasan terhadap pola kegiatan
sehari-hari.
3) Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan
kongkrit. Dukungan ini bersifat nyata dan bentuk materi bertujuan
untuk meringankan beban bagi individu yang membentuk dan
keluarga dapat memenuhinya, sehingga keluarga merupakan
sumber pertolongan yang praktis dan konkrit yang mencakup
dukungan atau bantuan seperti uang, peralatan, waktu, serta
modifikasi lingkungan.
4) Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan mempengaruhi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas anggota. Terjadi lewat ungkapan
hormat atau positif untuk pasien, misalnya: pujian atau reward
terhadap tindakan atau upaya penyampaian pesan ataupun masalah,
keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik seperti
dorongan bagi anggota keluarga.
Saran dan informasi yang di berikan oleh keluarga sangat berpengaruh
terhadap keikutsertaan pasangan usia subur menjadi akseptor KB, karena
pendapat keluarga adalah suatu motivasi yang di berikan untuk
mendukung dan membangun baik secara verbal maupun non verbal
terhadap WUS serta akan mempengaruhi keharmonisan keluarga.
5. Dukungan Petugas Kesehatan
STIKes Faletehan
35
Tenaga kesehatan selain memberi dukungan moral bagi klien juga harus
bekerjasama dan membangun hubungan yang baik dengan klien agar
terjalin hubungan yang terbuka antara petugas kesehatan dengan klien.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap
perilaku kesehatan masyarakat oleh karena itu KB yang bermutu dapat
diukur dan dapat ditentukan standar pelayanan dan dapat tercapai serta
menambah frekuensinya meliputi : kondisi alat atau obat kontrasepsi yaitu
kesediaan alat kontrasepsi dan sarana prasarana pelayanan kontrasepsi,
pelayanan dan kompetensi teknik pelayanan kontrasepsi dan komunikasi,
standar pelayanan kontrasepsi terdiri dari pemilihan kontrasepsi, informasi
yang diberikan dan interaksi petugas dengan klien, kemampuan teknis,
keseimbangn pelayanan dan rangkaian program dan pendokumentasian
pelayanan (Syaifudin, 2006).
Dukungan tenaga kesehatan merupakan peran penting dalam mewujudkan
tingginya WUS yang menjadi akseptor KB dengan memberikan
penyuluhan dengan komunikas, informasi dan edukasi melalui pendekatan
terhadap WUS, meningkatnya kualitas pelayanan yang baik dari segi
pemberi pelayanan maka akan mempengaruhi keberhasilan dalam
keikutsertaan WUS menjadi akseptor KB (Sri handayani, 2010).
STIKes Faletehan