BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai...

22
BAB II TINJAUAN TEORI A. Anemia 1. Definisi Anemia Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal (Soebroto, 2010). Anemia adalah keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2007). 2. Kategori Anemia Berikut ini kategori tingkat keparahan pada anemia (Soebroto, 2010) : a. Kadar Hb 10 gr - 8 gr disebut anemia ringan b. Kadar Hb 8 gr – 5 gr disebut anemia sedang c. Kadar Hb kurang dari 5 gr disebut anemia berat Kategori tingkat keparahan pada anemia (Waryana, 2010) yang bersumber dari WHO adalah sebagai berikut: a. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia b. Kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan c. Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang d. Kadar Hb < 7 gr% anemia berat Kategori tingkat keparahan anemia (Nugraheny E, 2009) adalah sebagai berikut:

Transcript of BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai...

Page 1: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anemia

1. Definisi Anemia

Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar

hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah

dibandingkan normal (Soebroto, 2010). Anemia adalah keadaan

menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah

dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2007).

2. Kategori Anemia

Berikut ini kategori tingkat keparahan pada anemia (Soebroto, 2010) :

a. Kadar Hb 10 gr - 8 gr disebut anemia ringan

b. Kadar Hb 8 gr – 5 gr disebut anemia sedang

c. Kadar Hb kurang dari 5 gr disebut anemia berat

Kategori tingkat keparahan pada anemia (Waryana, 2010) yang bersumber

dari WHO adalah sebagai berikut:

a. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia

b. Kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan

c. Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang

d. Kadar Hb < 7 gr% anemia berat

Kategori tingkat keparahan anemia (Nugraheny E, 2009) adalah sebagai

berikut:

Page 2: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

a. Kadar Hb < 10 gr% disebut anemia ringan

b. Kadar Hb 7-8 gr% disebut anemia sedang

c. Kadar Hb < 6gr% disebut anemia berat

d. Kadar Hb normal pada ibu nifas adalah 11-12 gr %

Pada penelitian ini menggunakan standart kementrian kesehatan yang

bersumber dari WHO.

3. Jenis-Jenis Anemia

Jenis-jenis anemia adalah:

a. Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia akibat kekurangan zat besi. Zat besi merupakan bagian

dari molekul hemoglobin. Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa

disebabkan karena banyak hal. Kurangnya zat besi pada orang dewasa

hampir selalu disebabkan karena perdarahan menahun, berulang-ulang

yang bisa berasal dari semua bagian tubuh (Soebroto, 2010).

b. Anemia Defisiensi Vitamin C

Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat

dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin C adalah

kurangnya asupan vitamin C dalam makanan sehari-hari. Vitamin C

banyak ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon, strawberry, tomat,

brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya, serta semangka. Salah

satu fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga

jika terjadi kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap

akan berkurang dan bisa terjadi anemia (Soebroto, 2010).

Page 3: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

c. Anemia Makrositik

Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau

asam folat yang diperlukan dalam proses pembentukan dan

pematangan sel darah merah, granulosit, dan platelet. Kekurangan

vitamin B12 dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya adalah

karena kegagalan usus untuk menyerap vitamin B12 dengan optimal

(Soebroto, 2010).

d. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan

lebih cepat dari normal. Penyebabnya kemungkinan karena keturunan

atau karena salah satu dari beberapa penyakit, termasuk leukemia dan

kanker lainnya, fungsi limpa yang tidak normal, gangguan kekebalan,

dan hipertensi berat (Soebroto, 2010).

e. Anemia Sel Sabit

Yaitu suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan sel darah

merah yang berbentuk sabit, kaku, dan anemia hemolitik kronik

(Soebroto, 2010). Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang

resesif, artinya seseorang harus mewarisi dua gen pembawa penyakit

ini dari kedua orang tuanya. Gejala utama penderita anemia sel sabit

adalah:

1) Kurang energi dan sesak nafas,

2) Mengalami penyakit kuning (kulit dan mata berwarna kuning),

Page 4: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

3) Serangan sakit akut pada tulang dada atau daerah perut akibat

tersumbatnya pembuluh darah kapiler.

f. Anemia Aplastik

Terjadi apabila sumsum tulang terganggu, dimana sumsum

merupakan tempat pembuatan sel darah merah (eritrosit), sel darah

putih (leukosit), maupun trombosit (Soebroto, 2010).

4. Gejala

Gejala yang seringkali muncul pada penderita anemia diantaranya

(Soebroto, 2010):

a. Lemah, letih, lesu, mudah lelah, dan lunglai.

b. Wajah tampak pucat.

c. Mata berkunang-kunang.

d. Nafsu makan berkurang.

e. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.

f. Sering sakit.

Anemia dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas, bergantung pada

(Soebroto, 2010):

a. Kecepatan timbulnya anemia

b. Usia individu

c. Mekanisme kompensasi

d. Tingkat aktivitasnya

e. Keadaan penyakit yang mendasarinya

f. Beratnya anemia

Page 5: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Salah satu dari tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia

adalah pucat. Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya

volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk

memaksimalkan pengiriman O2 ke organ-organ vital. Warna kulit bukan

merupakan indeks yang dapat dipercaya untuk pucat karena dipengaruhi

pigmentasi kulit, suhu, dan keadaan serta distribusi bantalan kapiler.

Bantalan kuku, telapak tangan dan membrane mukosa mulut serta

konjungtiva merupakan indikator yang lebih baik untuk menilai pucat.

Pada anemia berat, gagal jantung kongestif dapat terjadi karena otot

jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung

yang meningkat. Pada anemia berat dapat juga timbul gejala-gejala saluran

cerna seperti anoreksia, mual, konstipasi atau diare, dan stomatitis (nyeri

pada lidah dan membrane mukosa mulut), gejala-gejala umumnya

disebabkan oleh keadaan defisiensi, seperti defisiensi zat besi (Price,

2005).

5. Mendiagnosis anemia

Dalam mendiagnosis anemia tidak hanya berdasarkan gejala-gejala

yang dikeluhkan pasien, namun juga dari pemeriksaan fisik yang

dilakukan oleh dokter. Dokter memerlukan tes laboratorium, uji

laboratorium yang paling baik untuk mendiagnosis anemia meliputi

pengukuran hematokrit atau kadar hemoglobin (Hb). Anemia dapat

didiagnosis dengan pasti kalau kadar Hb lebih rendah dari batas normal,

berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin (Soebroto, 2010).

Page 6: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Tabel 2.1

Kadar hemoglobin (Hb) dan volume hematokrit (Ht) sebagai indikator

anemia

Usia / jenis kelamin Kadar Hb (g/L)2 Hematokrit (g / L)

Anak 6 bulan-2 tahun Anak 5-11 tahun Anak 12-14 tahun Laki-laki dewasa Wanita tidak hamil Wanita hamil

11,0 11,5 12,0 13,0 12,0 11,0

0,33 0,34 0,36 0,39 0,36 0,33

Sumber: Arisman, 2007

Pemeriksaan Anemia yang sering dilakukan yaitu

a. Metode Sahli

Metode sahli merupakan satu cara penetapan hemoglobin secara visual.

Darah diencerkan dengan larutan HCl sehingga hemoglobin berubah

menjadi hematin asam. Hemometer sahli terdiri atas:

1) Tabung pengencer, panjang 12 cm, dinding bergaris mulai angka 2

(bawah) sampai dengan 22 (atas).

2) Dua tabung standar warna.

3) Pipet Hb dengan pipa karet panjang 12,5 cm terdapat angka 20.

4) Pipet HCl.

5) Botol tempat aquadest dan HCl 0,1N.

6) Batang pengaduk (dari glass).

7) Larutan HCl 0,1N.

8) Aquadest.

Cara kerja hemometer sahli yaitu:

1) Isi tabung pengencer dengan HCl 0,1N sampai angka 2.

Page 7: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

2) Dengan pipet Hb, hisap darah sampai angka 20 mm, jangan sampai

ada gelembung udara yang ikut terhisap.

3) Hapus darah yang ada pada ujung pipet dengan tissue.

4) Tuangkan darah kedalam tabung pengencer, bilas dengan aquadest

bila masih ada darah dalam pipet.

5) Biarkan satu menit.

6) Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca

pengaduk.

7) Bandingkan larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutan

standart.

8) Bila sudah sama penambahan aquadest dihentikan, baca kadar Hb

pada skala yang ada ditabung pengencer.

Kesalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan dengan hemometer sahli

adalah

1) Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama.

2) Sumber cahaya yang kurang baik.

3) Kelelahan mata.

4) Alat-alat kurang bersih.

5) Ukuran pipet kurang tepat, perlu dikalibrasi.

6) Pemipetan yang kurang akurat.

7) Warna gelas standart pucat/kotor dan lain sebagainya.

8) Penyesuaian warna larutan yang diperiksa dalam komparator kurang

akurat.

Page 8: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Kelebihan dari hemometer sahli yaitu harga lebih terjangkau.

b. Hemometer Digital

Cara kerja hemometer digital:

1) Pastikan code card sudah terpasang pada alat hemometer digital.

2) Pasang strip pada ujung alat.

3) Bersihkan ujung jari pada bagian yang akan diambil darahnya.

4) Setelah darah yang keluar pada ujung jari sudah cukup, dekatkan

sampel darah pada ujung jari tersebut ke satu mulut strip supaya

diserap langsung oleh ujung mulut strip.

5) Tunggu hasilnya dan baca kadar Hb nya.

Kelebihan dari hemometer digital adalah tingkat keakuratannya lebih

valid daripada hemometer sahli, lebih cepat, dan lebih simpel cara

pemeriksaannya. Sedangkan kekurangannya yaitu harga lebih mahal.

B. Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah

masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,

sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-

organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan

seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan

(Suherni,2008). Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali,

Page 9: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti

pra-hamil (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

2. Tahapan Masa Nifas yaitu (Ambarwati dan Wulandari, 2010):

a. Puerperium Dini

Yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan

jalan-jalan.

b. Puerperium Intermedial

Yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital kira-kira

antara 6-8 minggu.

c. Remot Puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai

komplikasi.

3. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas (Suherni,2008)

Pemerintah melalui Departemen Kesehatan, juga telah memberikan

kebijakan dalam hal ini, sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu pada

masa nifas. Tujuan kebijakan tersebut adalah:

a. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir.

b. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gengguan

kesehatan ibu nifas dan bayinya.

c. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas

d. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan

ibu maupun bayinya pada masa nifas.

Page 10: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

4. Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

Tabel 2.2

Frekuensi kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah persalinan

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk jika perdarahan berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal. e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2 6 hari setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu menapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3

2 minggu setelah persalinan

a. Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)

4

6 minggu setelah persalinan

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami.

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Sumber: Saefudin, 2006

Page 11: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

5. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas

a. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin

didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan.

b. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang

sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah

tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urin.

c. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan

kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan

dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan

berakibat fatal dan anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia

pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.

d. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa

jam dan kondisi ini dapat tidak di kenali sampai terjadi syok.

6. Kebutuhan gizi pada ibu nifas

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk

keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama

bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses

kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang

cukup untuk menyehatkan bayi (Waryana, 2010). Semua itu akan

meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa. Makanan yang dikonsumsi

berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam

Page 12: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan

dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi

cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas, atau berlemak, tidak

mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet atau pewarna.

Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena

dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel

darah merah (Hb) sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan.

Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan,

kacang-kacangan, dan sayuran hijau (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Tabel 2.3

Perbandingan angka kecukupan energy dan gizi wanita dewasa dan

tambahannya untuk ibu hamil dan menyusui

No Zat Gizi Wanita

Dewasa

Ibu

Hamil

Ibu Menyusui

0-6

bulan

7-12

bulan

1. Energi (kkal) 2200 285 700 500 2. Protein (g) 48 12 16 12 3. Vitamin A (RE) 500 200 350 300 4. Vitamin D (mg) 5 5 5 5 5. Vitamin E (mg) 8 2 4 2 6. Vitamin K (mg) 6,5 6,5 6,5 6,5 7. Tiamin (mg) 1,0 0,2 0,3 0,3 8. Riboflavin (mg) 1,2 0,2 0,4 0,3 9. Niasin (mg) 9 0,1 3 3 10. Vitamin B12 (mg) 1,0 0,3 0,3 0,3 11. Asam Folat (mg) 150 150 50 4,0 12. Piidoksin (mg) 1,6 0,6 0,5 0,5 13. Vitamin C (mg) 60 10 25 10 14. Kalsium (mg) 500 400 400 400 15. Fosfor (mg) 450 200 300 200 16. Besi (mg) 26 20 2 2 17. Seng (mg) 15 5 10 10 18. Yodium (mg) 150 25 50 50 19. Selenium (mg) 55 15 25 20

Sumber: Ambarwati dan Wulandari, 2010

Page 13: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Tabel 2.4

Perbandingan porsi makanan wanita tidak hamil, hamil, dan menyusui@

Kelompok makanan Jumlah borsi

Tidak hamil Hamil Menyusui

Protein a. Hewani$ b. Nabati*

2 (1) (1)

4 (2) (2)

4 (2) (2)

Susu dan olahannya 2 4 4-5 Roti dan bebijian* 4 4 4 Buah dan sayuran

a. Buah kaya vitamin C

b. Sayur hijau tua

c. Sayur, buah lain

(1)

(1)

(2)

(1)

(1)

(2)

(1)

(1)

(2)

Sumber: Arisman, 2007

Keterangan:

@ Porsi dalam tabel ini telah memenihi RDA, kecuali energy, zat besi, dan

asam folat. Penambahan 300 kkal diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan energy, disamping zat besi dan asam folat. Selain itu,ke

dalam porsi ini harus pula ditambahkan lemak atau minyak sebanyak

30cc setiap hari.

$ Satu porsi adalah 60 gram.

* Harus dimasukkan paling tidak tumbuhan polong.

# Hasil olahan bebijian sebaiknya ditambahkan dengan magnesium, seng,

asam folat, dan vitamin B6

Page 14: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Tabel 2.5

Perbandingan jumlah makanan yang dikonsumsi wanita dewasa

No Bahan makanan (satuan gram)

Kandungan protein (gram)

Kandungan vitamin (mg)

Kandungan zat besi (mg)

1 Beras/penukar 100 gr 7,6 gr % 0,62 mg 1,2 mg 2 Daging/penukar 100

gr 18,8 gr % 1,4 mg 2,8 mg

3 Roti 100 gr 8,0 gr % 14,4 mg 1,5 mg 4 Sayuran (bayam,

kangkung, wortel) 100 gr

7,7 gr % 7.317 mg 6,4 mg

5 Buah (mangga harumanis dan tomat masak) 100 gr

1,4 gr % 2.350 mg 0,5 mg

6 Tempe dan tahu 100 gr

26,1 gr % 3,6 mg 10,0 mg

7 Ikan 100 gr 16,0 gr % 250 mg 2,0 mg 8 Ayam 100 gr 18,2 gr % 243 mg 1,5 mg 9 Telur 100 gr 25,1 gr % 1.461 mg 5,5 mg

(Almatsier, 2001).

C. Anemia pada ibu nifas

Menurut Prawirohardjo (2005), faktor yang mempengaruhi anemia pada

masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia,

nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri. Anemia dalam masa nifas

merupakan lanjutan daripada anemia yang diderita saat kehamilan, yang

menyebabkan banyak keluhan bagi ibu dan mengurangi presentasi kerja, baik

dalam pekerjaan rumah sehari-hari maupun dalam merawat bayi (Wijanarko,

2010). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri

yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi

puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae

(Prawirohardjo, 2005). Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah

satu prediktor kejadian anemia setelah melahirkan (Departemen Gizi dan

Page 15: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Kesehatan Masyarakat, 2008). Pengeluaran ASI berkurang, terjadinya

dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan dan mudah terjadi infeksi

mamae. Di masa nifas anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi, ini

dikarenakan darah tidak cukup untuk memberikan oksigen ke rahim.

a. Penanganan anemia dalam nifas adalah sebagai berikut:

1) Lakukan pemeriksaan Hb post partum, sebaiknya 3-4 hari setelah anak

lahir. Karena hemodialisis lengkap setelah perdarahan memerlukan

waktu 2-3 hari.

2) Tranfusi darah sangat diperlukan apabila banyak terjadi perdarahan

pada waktu persalinan sehingga menimbulkan penurunan kadar Hb < 5

gr (anemia pasca perdarahan).

3) Anjurkan ibu makan makanan yang mengandung banyak protein dan

zat besi seperti telur, ikan, dan sayuran.

D. Faktor yang mempengaruhi timbulnya anemia

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadahinya

asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan

menyusui (perubahan fisiologi), dan kehilangan banyak darah. Anemia yang

disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara cepat saat cadangan Fe tidak

mencukupi peningkatan kebutuhan Fe. Wanita usia subur (WUS) adalah

salah satu kelompok resiko tinggi terpapar anemia karena mereka tidak

memiliki asupan atau cadangan Fe yang cukup terhadap kebutuhan dan

kehilangan Fe. Dari kelompok WUS tersebut yang paling tinggi beresiko

menderita anemia adalah wanita hamil, wanita nifas, dan wanita yang banyak

Page 16: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

kehilangan darah saat menstruasi. Pada wanita yang mengalami menopause

dengan defisiensi Fe, yang menjadi penyebabnya adalah perdarahan

gastrointestinal (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).

Penyebab tersering anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan

untuk sintesis eritrosit, terutama besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya

merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,

dan penyakit kronik (Nugraheny E, 2009).

Secara garis besar penyebab terjadinya anemia gizi dikelompokkan

dalam sebab langsung, tidak langsung dan sebab mendasar sebagai berikut:

1. Sebab langsung

a. Ketidak cukupan makanan

Kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat disebabkan oleh kurang

makan sumber makanan yang mengandung zat besi, makanan cukup

namun yang dimakan biovailabilitas besinya rendah sehingga jumlah

zat besi yang diserap kurang dan makanan yang dimakan mengandung

zat penghambat penyerapan besi. Inhibitor (penghambat) utama

penyerapan Fe adalah fitat dan polifenol. Fitat terutama ditemukan

pada biji-bijian sereal, kacang, dan beberapa sayuran seperti bayam.

Polifenol dijumpai dalam minuman kopi, teh, sayuran, dan kacang-

kacangan. Enhancer (mepercepat penyerapan) Fe antara lain asam

askorbat atau vitamin C dan protein hewani dalam daging sapi, ayam,

ikan karena mengandung asam amino pengikat Fe untuk meningkatkan

Page 17: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

absorpsi Fe. Alkohol dan asam laktat kurang mampu meningkatkan

penyerapan Fe (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).

Apabila makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak cukup

mengandung zat besi atau absorpsinya rendah, maka ketersediaan zat

besi untuk tubuh tidak cukup memenuhi kebutuhan akan zat besi. Hal

ini terutama dapat terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi

makanan kurang beragam, seperti menu makanan yang hanya terdiri

dari nasi dan kacang-kacangan. Tetapi apabila di dalam menu terdapat

pula bahan - bahan makanan yang meninggikan absorpsi zat besi

seperti daging, ayam, ikan, dan vitamin C, maka ketersediaan zat besi

yang ada dalam makanan dapat ditingkatkan sehingga kebutuhan akan

zat besi dapat terpenuhi.

b. Infeksi penyakit

Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko menderita anemia.

Infeksi itu umumnya adalah kecacingan dan malaria. Kecacingan

jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat

mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan

menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi

besi.

Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia. Beberapa fakta

menunjukkan bahwa parasitemia yang persisten atau rekuren

mengakibatkan anemia defisiensi besi, walaupun mekanismenya belum

diketahui dengan pasti.

Page 18: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Pada malaria fase akut terjadi penurunan absorpsi besi, kadar

heptoglobin yang rendah, sebagai akibat dari hemolisis intravaskuler,

akan menurunkan pembentukan kompleks haptoglobin hemoglobin,

yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh hepar, berakibat penurunan

availabilitas besi.

2. Sebab tidak langsung

Beberapa penyebab tidak langsung anemia diantaranya adalah:

kualitas dan kuantitas diet makanan tidak adekuat, sanitasi lingkungan

dan makanan yang buruk, layanan kesehatan yang buruk dan perdarahan

akibat menstruasi, kelahiran, malaria, parasit : cacing tambang dan

schistosomiasis, serta trauma.

Diet yang tidak berkualitas dan ketersediaan biologis besinya rendah

merupakan faktor penting yang berperan dalam anemia defisiensi besi.

Pola menu makanan yang hanya terdiri dari sumber karbohidrat, seperti

nasi dan umbi-umbian, atau kacang-kacangan, tergolong menu rendah

(penyerapan zat besi 5%). Pola menu ini sangat jarang atau sedikit sekali

mengandung daging, ikan, dan sumber vitamin C. Terdapat lebih banyak

bahan makanan yang mengandung zat penghambat zat absorpsi besi,

seperti fitat, serat, tannin, dan fostat dalam meni makanan ini

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Adanya

kepercayaan yang merugikan seperti permasalahan pemenuhan nutrisi

pada ibu nifas yang masih sering dijumpai yaitu banyaknya yang

berpantang terhadap makanan selama masa nifas, misalnya makan

Page 19: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

daging, telur, ikan, kacang-kacangan dll, yang beranggapan bahwa

dengan makan makanan tersebut dapat menghambat proses penyembuhan

luka setelah melahirkan juga dapat menimbulkan anemia.

Layanan kesehatan yang buruk dan hygiene sanitasi yang kurang

akan mempermudah terjadinya penyakit infeksi. Infeksi mengganggu

masukan makanan, penyerapan, penyimpanan serta penggunaan berbagai

zat gizi, termasuk besi. Pada banyak masyarakat pedesaan dan daerah

urban yang kumuh dimana sanitasi lingkungan buruk, angka kesakitan

akibat infeksi, virus dan bakteri tinggi. Dalam masyarakat tersebut,

makanan yang dimakan mengandung sangat sedikit energy. Kalau

keseimbangan zat besi terganggu, episode infeksi yang berulang-ulang

dapat menyebabkan terjadinya anemia.

3. Sebab mendasar

a. Pendidikan yang rendah

Anemia gizi lebih sering terjadi pada kelompok penduduk yang

berpendidikan rendah. Kelompok ini umumnya kurang memahami

kaitan anemia dengan faktor lainnya, kurang mempunyai akses

mengenai informasi anemia dan penanggulangannya, kurang dapat

memilih bahan makanan yang bergizi khususnya yang mengandung zat

besi relatif tinggi dan kurang dapat menggunakan pelayanan kesehatan

yang tersedia

Page 20: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

b. Ekonomi yang rendah

Anemia gizi juga lebih sering terjadi pada golongan ekonomi yang

rendah, karena kelompok penduduk ekonomi rendah kurang mampu

untuk membeli makanan sumber zat besi tinggi yang harganya relatif

mahal. Pada keluarga-keluarga berpenghasilan rendah tidak mampu

mengusahakan bahan makanan hewani dan hanya mengkonsumsi

menu makanan dengan sumber zat besi yang rendah.

Upah Minimum Regional (UMR) Jawa Tengah Kota Semarang

Non Sektor pada tahun 2011 adalah 939756 (Wordpress, 2011).

E. Kerangka teori

Kerangka teori adalah rangkaian teori yang mendasari topik penelitian

(Saryono, 2010).

Bagan 2.6 Kerangka teori penelitian

Anemia

Pelayanan kesehatan yang

buruk

Keadaan seperti infeksi saluran nafas

& diare.

Lingkungan yang buruk: air, sanitasi, hygiene

makanan

Perdarahan akibat menstruasi, kelahiran, malaria, parasit: cacing tambang dan schistosomiasis, serta

trauma.

kualitas dan kuantitas diet makanan tidak adekuat (kebiasaan konsumsi makan)

Pendidikan rendah

Pendapatan yang

rendah

Program kesehatan

yang tidak adekuat

Page 21: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

Sumber: Nugraheny E,2009, Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008,

Soebroto, 2010

Keterangan : yang diteliti

tidak diteliti

F. Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

( Notoatmodjo, 2010).

Variabel bebas Variabel terikat

Bagan 2.7 kerangka konsep penelitian

Pendapatan perkapita

keluarga

Kebiasaan konsumsi makan

Kejadian anemia

pada ibu nifas

Page 22: BAB II 1. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/119/jtptunimus-gdl...Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Hipotesis kerja atau alternatif (Ha). Hipotesis kerja menyatakan

adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua

kelompok. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Ada hubungan antara pendapatan perkapita keluarga dengan kejadian

anemia pada ibu nifas di RB Citra Insani Kota Semarang.

2. Ada hubungan antara kebiasaan konsumsi makan dengan kejadian anemia

pada ibu nifas di RB Citra Insani Kota Semarang.