BAB I Seminar

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau dalam beberapa tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, begitu pula dengan tingkat perekonomian penduduknya, dalam beberapa tahun ini terjadi kenaikan pendapatan perkapita yang signifikan, sebagai acuan pada tahun 2011 saja tingkat pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru mencapai 9,3% sedangkan untuk pendapatan perkapita penduduk pada tahun 2009 adalah Rp 7.917.229,49 dan pada tahun 2011 menigkat menjasi Rp 15.030.223,44 dalam waktu hanya tiga tahun mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat ( sumber : Pekanbaru dalam angka 2012, BPS). Dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk tentu akan meningkatkan berbagai macam kebutuhan dasar dari masyarakat kota Pekanbaru, diantaranya adalah kebutuhan kebutuhan akan mobilitas, dan kebutuhan akan mobilitas ini dapat terpenuhi dengan memiliki kendaraan bermotor dan salah satunya adalah mobil . Di kota Pekanbaru sendiri terdapat berbagai macam merk mobil, salah satunya adalah merk mobil Toyota, yang merupakan market leader kendaran roda empat di Indonesia, dan merupakan penyumbang terbanyak kendaraan mobil di kota Pekanbaru, Toyota menyumbang hampir 25% dari total keseluruhan kendaraan mobil di Pekanbaru dilanjutkan dengan daihatsu dan mitshubisi masing- 1 Auto Mobile Trade Center Pekanbaru

description

showrum

Transcript of BAB I Seminar

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau dalam beberapa tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, begitu pula dengan tingkat perekonomian penduduknya, dalam beberapa tahun ini terjadi kenaikan pendapatan perkapita yang signifikan, sebagai acuan pada tahun 2011 saja tingkat pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru mencapai 9,3% sedangkan untuk pendapatan perkapita penduduk pada tahun 2009 adalah Rp 7.917.229,49 dan pada tahun 2011 menigkat menjasi Rp 15.030.223,44 dalam waktu hanya tiga tahun mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat ( sumber : Pekanbaru dalam angka 2012, BPS). Dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk tentu akan meningkatkan berbagai macam kebutuhan dasar dari masyarakat kota Pekanbaru, diantaranya adalah kebutuhan kebutuhan akan mobilitas, dan kebutuhan akan mobilitas ini dapat terpenuhi dengan memiliki kendaraan bermotor dan salah satunya adalah mobil . Di kota Pekanbaru sendiri terdapat berbagai macam merk mobil, salah satunya adalah merk mobil Toyota, yang merupakan market leader kendaran roda empat di Indonesia, dan merupakan penyumbang terbanyak kendaraan mobil di kota Pekanbaru, Toyota menyumbang hampir 25% dari total keseluruhan kendaraan mobil di Pekanbaru dilanjutkan dengan daihatsu dan mitshubisi masing-masing sebesar 18% dan 9% ( sumber : market share Toyota Agung Automall Pekanbaru), namun demikian untuk merk mobil toyota misalnya hanya terdapat di satu buah showroom dan bengkel dimana showroom dan bengkel ini menampung seluruh kebutuhan pengguna mobil merk toyota, sehingga untuk saat ini showroom dan bengkel ini dirasa kurang memadai sedangkan grafik penjualan mobil merk toyota terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Karena itulah dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan mobilitas dan sarana pendukungnya dibutuhkanlah sebuah showroom dan bengkel yang tidak hanya sebagai showroom dan bengkel namun juga terdapat fasilitas-fasilitas yang lain, mulai dari penjualan dan penggantian suku cadang, perbaikan dan pengecatan, pengurusan asuransi, pengurusan kredit, dan didukung oleh fasilitas menunggu yang nyaman dan rekreatif seperti restaurant, caf, pool and bilyard, sehingga showroom dan bengkel ini nantinya menjadi pusat pelayanan satu atap yang dapat memenuhi segala kebutuhan pengguna mobil. Berangkat dari pemikiran ini maka direncanakanlah Auto Mobil Trade Center. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Tujuan yang hendak dicapai yaitu terumus kannya pokok-pokok pikiran sebagai suatu landasan konseptual perencanaan dan perancangan Auto Mobil Trade Center di Pekanbaru menjadi suatu wadah yang representatif dan akomodatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk dan jasa. 1.2.2 Tujuan Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok (dasar) perencanaan dan perancangan Auto mobil trade center di Pekanbaru berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect) yang berguna sebagai acuan/pedoman dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan arsitektur. 1.3 Identifikasi Masalah Pada display area and receptionist yang ada pada showroom yang telah di survey kurang menarik jika hanya terdapat meja dengan perlengkapan kursi. tanpa mengeksplor pennainan cahaya dan warna corporate. Bahkan tingkat estetika pada lantai.dindiug dan ceiling untuk menjadikan konsumen sebagai raja (terhonnat) tidak menonjol. Tema yang diusung saat ini modern. dan sernua terlihat pada bentukan arsitektur. furniture serta fasilitas. Pembagian tempat resepsionisnya juga kurang mendapat perhatian konsumen karena letaknya yang terdapat di pinggir ruangan dan tidak terlihat sebagai point of view yang secara bahasa dan kesan adalah menyapa. memperhatikan serta mempersilahkan konsumen unrnk memilih ataupun hanya sekedar melihat mobil. Padahal. jika suasana yang ada saat ini tetap diterapkan. para konsumen pun kurang memaksimalkan fasilitasyang disediakan. Selain para pengunjung yang datang menyervis mobil, melihat mobil dan membeli mobil pada tema baru yang akan diterapkan. tetapi tetap saja kebutuhan dan kepuasan mereka terjawab jika suasana. perletakan area dan fasilitas dikelola dengan baik. sehingga menjadi tingkat kepuasan tersendiri.

Pada waiting area hanya menambahkan fasilitas dan memaksimalkan permainan cahaya yang ditujukan pada konsumen untuk tidak terlalu jenuh. Sedangkan pada area playground yang kurang mendapat perhatian. karena hanya terdapat alas dan mainan tanpa sekat yang memperjelaskan bahwa area tersebut tempat bermain anak. Selain itu pandangan yang kurang leluasa dan kurang nyaman terjadi di area tersebut yang berada di belakang jajaran display mobil. Ragamjenis mainan pun juga kurang menarik. karena hanya berupa toy bricks. Selain ini unnik penambahan kebutuhan pendulang. test drive yang berada diarea showroom bersifat kurang nyarnan.

1.4 Lingkup BatasanPada showroom yang akan dirancang Lighting dan Color. Serta sedikit pengolahan tata ruang agar lebih terasa aman dan nyaman. Sehingga sebagai batasan masalah adalah sebagai berikut:1. Kebutuhan ruang yang sebelumnya telah disediakan tidakdihilangkan. tetapi penambahan dengan detail menjadi prioritas utailla dalam sebuah desain.2. Segmentasi konsumen berusia antar 15-55 tahun dan kalangan menegah keatas.3. Dalam pengaplikasian konsep Green Arsitektur . diusahakan tidak banyak memakai energi listrik pada siang hari.4. Pemilihan sisteni lighting disesuaikan dengan kebutuhan ruang dan setiap aktifitas dengan terapan konsep futurist,5. Warna yang diberikan mewakili kemewahan dan elegan.6. Tema Green Arsitektur. menyesuaikan dengan kebutuhan eksisting serta fungsi dan ruang yang ada dalam area tersebut. Terkecuali dengan penambahan ruang yang telah disebutkan.

1.5 Ruang Lingkup Secara substansial, mencakup perencanaan dan perancangan bangunan massa jamak pada bangunan showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, pembahasan materi berdasarkan pada aktifitas di bidang otomotif dan hal lain yang berhubungan dalam perencanaan dan perancangan kemudian dianalisa dengan menggunakan pendekatan aspek-aspek yang ada dalam arsitektur, yaitu aspek kontekstual, aspek fungsional, aspek arsitektural, aspek teknis dan aspek kinerja. Secara spasial, perencanaan dan perancangan showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru ini direncanakan berada pada kawasan kota Pekanbaru Provinsi Riau. 1.6 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang berkenaan dengan judul Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru ini adalah melalui metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan dan menjelaskan mengenai design requirement (kebutuhan desain) dan design determinant (penentu desain) terhadap perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Adapun design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru adalah pemilihan lokasi dan tapak serta program ruang. Berdasarkan design requirement dan design determinant inilah nantinya akan ditelusuri data-data apa saja yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Dan yang terkumpul kemudian akan dianalisa lebih mendalam dengan bahan, alat dan cara penganalisaan sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil penganalisaan inilah nantinya akan didapat suatu kesimpulan, batasan dan juga anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru sebagai landasan dalam Desain Grafis Arsitektur. Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan dikelompokkan kedalam 2 kategori yaitu :

a. Data Primer 1. Observasi Lapangan Dilakukan dengan cara pengamatan langsung melalui studi kasus, di wilayah lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru dan studi banding pada Showroom dan bengkel Toyota Agung Automall Pekanbaru dan Showroom dan bengkel Toyota Nasmoco Gombel Semarang melalui pengumpulan data baik fisik maupun non fisik. Adapun data fisik dan non fisik yang dimaksud adalah : a. Data fisik, data yang didapat berupa gambar fisik perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel Toyota Agung Automall Pekanbaru sebagai studi kasusnya. b. Data non fisik, data yang didapat berupa angka atau jumlah yang diperoleh pada saat studi kasus di wilayah perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru 2. Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola Showroom dan bengkel Mobil Toyota Agung Automall Pekanbaru, Pengelola Showroom dan bengkel Toyota Nasmoco Gombel Semarang serta berbagai pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru baik pihak pemerintah kota Pekanbaru, instansi atau dinas terkait kota Pekanbaru.b. Data Sekunder Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan studi kasus perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.

1. Pemilihan Lokasi dan Tapak Pembahasan mengeani pemilihan lokasi dan tapak, dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data apa saja yang dibutuhkan dalam penentuan suatu lokasi dan tapak yang layak sebagai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Data Primer, berupa data tata guna lahan/peruntukkan lahan pada wilayah perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. b. Data Sekunder, berupa potensi fisik geografis, topografi, iklim,persyaratan bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan tapak itu sendiri dan juga terhadap lingkungan sekitarnya yang menunjang terhadap perencanaan dan perancangan sebuah Showroom dan bengkel mobil nantinya. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya akan diperoleh suatu kesimpulan mengenai lokasi tapak yang terpilih sebagai tapak yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun bahan, alat dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Bahan, berupa alternatif lokasi dan data tapak yang telah ditentukan untuk masuk dalam kriteria perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. b. Alat(kriteria), menggunakan nilai bobot terhadap kriteria lokasi dan tapak yang telah ditentukan. c. Cara(nilai), dengan memberikan Scoring terhadap kriteria x nilai bobot, kemudian diambil nilai terbesar. Dari hasil analisa terhadap lokasi dan tapak yang diajukan akan diperoleh tapak terpilih dengan nilaI scoring terbesar sebagai tapak dan lokasi perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.

2. Program Ruang Pembahasan tentang program ruang dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulakn data-data yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbar, yaitu dilakukan dengan pengumpulan data mengenai pealku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan dengan observasi lapangan baik studi kasus maupun dengan studi banding, serta dengan standar/literatur perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil. Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Data primer, berupa data populasi atau jumlah pada wilayah perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel seperti jumlah pemilik mobil Toyota jumlah Showroom dan bengkel yang ada pada wilayah perencanaan yaitu kota Pekanbaru ataupun pada lingkup wilayah yang lebih besar seperti Provinsi Riau ataupun seluruh Indonesia. Jumlah pelaku atau pengguna Showroom dan bengkel baik Pengelola, Makanik, Sales dan pihak terkait lainnya. Struktur organisasi pengelola atau lembaga lainnya yang erat kaitannya dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel. b. Data Sekunder, berupa data kegiatan atau aktivitas pengguna Showroom dan bengkel dan kebutuhan ruang serta persyaratan ruang yang disyaratkan berdasarkan standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil, dalam hal ini juga termasuk Pedoman Standarisasi Outlet Toyota. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya akan diperoleh suatu kesimpulan berupa program ruang yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun bahan, alat dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Bahan, pelaku dan persyaratan ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan stadion sepak bola b. Alat, standar perencanaan dan perancangan stadion sepakbola c. Cara, dengan menyesuaikan kebutuhan ruang yang diperlukan dengan standar ruang yangditetapkan dan disyaratkan dalam prencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil.

Dari hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh program ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan perancagan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.

3. Penekanan Desain Arsitektur Pembahasan mengeani penekanan desain arsitektur dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan aspek arsitektural dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Data yang diperoleh dilakukan dengan observasi lapangan melalui studi banding pada Showroom dan bengkel lain serta dengan standar/literatur mengenai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel Mobil kaitannya dengan persyaratan Showroom dan bengkel mobil. Adapun data yang dimaksud adalah sebagi berikut : a. Data Primer, aspek kontekstual pada lokasi dan tapak terpilih dengan pertimbangan keberadaan bangunan sekitarnya. b. Data Sekunder, literatur/standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya akan diperoleh suatu kesimpulan berupa program ruang yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun bahan, alat dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Bahan, studi banding pada Showroom dan bengkel lain, kondisi kontekstual lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. b. Alat, standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil. c. Cara, pemenuhan standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil yang dikeluarkan oleh Toyota ( Pedoman Standarisasi Outlet Toyota ). Dari hasil analisa terhadap aspek arsitektural akan diperoleh pendekatan arsitektural yang digunakan pada perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.

1.6 Sistematika Pembahasan Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Showroom dan bengkel di Pekanbaru ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN Membahsa tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode, dan sistematika pembahasan.

BAB IIDESKRIPSI PERANCANGANBerisi uraian mengenai keadaan lahan, program ruang, kebutuhan ruang, dan studi banding Showroom MobilBAB IIITEMABerisi uraian mengenai interpretasi tema, dan studi banding tema sejenisBAB IVANALISISPada bab ini, berisi analisis secara khusus antara lain: analisis secara fungsional, kondisi lingkungan, sistem struktur, utilitas, dan kesimpulan analisis.BAB VKONSEP RANCANGANBerisi penjelasan proses pembentukan ide, dan juga konsep rancangan sesuai dengan data terkait sesuai dengan hasil pendekatan analisa.BAB VILAMPIRANPada bab ini, berisi hasil desainl sesuai dengan kejaian teori dan juga analisa site, pada lampiran gambar ini berisi denah, tampak, potongan, detail dll.

BAB IIDESKRIPSI PERANCANGAN2.1 Gambaran Umum2.1.1 Wilayah PerencanaanLokasi: Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru-Riau Luas Lahan: 4,20 HaKoefisien Lantai Bangunan: -Koefisien Dasar Bangunan: -Pemilik : SwastaSuhu Udara: 34,1C hingga 35,6CSuhu Minimum: 20,2C hingga 23,3CKelembapan: 84%Curah Hujan: 3068,9 mm/tahun

Gambar 2.1 Kawasan Tapak Terpilih (sumber Google Maps)

Gambar 2.2 Tapak Terpilih (sumber Google Earth)

Kriteria pemilihan lokasi perancangan sebagai berikut : Lokasi berada dalam perencanaan kawasan komersil Lokasi dapat dengan mudah dicapai dari pusat kota Kondisi tanah dan lingkungan sangat mendukung

2.1.2 Perancangan2.1.2.1Pengertian ShowroomPengeitian luas tentang showrom adalah ruang pamer. ruang yang khusus digunakan sebagai tempat memamerkan mobil. Masyarakat umum menyebut demikian karena secara gobal dan sudah menjadi kebiasaan berasumsi bahwa tempat untuk memajang bernama .Showroom Dimana .showroom atau ruang pamer mobil dengan satu merek yang sudah mendunia dan berada dalam satu negara terdiri dari beberapa cabang dalam satu kota dan hanya ada satu pusat dalam satu negara. serta ruang pamer mobil bekas atau yang sering disebut mobkas denganberbagai merek mobil serta tidak memberikan fasilitas lengkap. maka masyarakat tetap menyebutnya showroom mobil bekas. Kata-kata showroon, pun menjadi sama pengertianya yaitu tempat untuk memajang mobil. Padahal kata showroom tidak demikian artinya. menurut Gilbert Mc Devinn adalah wilayah atau tempat fasilitas lengkap seperti servis (bengkel). spare part dan fasilitas pendukung lainya. Selain itu showroon, juga dapat diartikan sebagai tempat display untuk furniture ataupun barang yang memang untuk dipamerkan.2.1.3 Prinsip PerancanganPenjabaran prinsip prinsip Green Architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future :

1. Conserving Energy (Hemat Energi)Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:a. Bangunan berbentuk memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.b. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.c. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.d. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.e. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.f. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.g. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift. 2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)Melalui pendekatan Green Architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:a. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.b. Menggunakan sistem air pump dan cross ventilasi untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.c. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.d. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan. 3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.a. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.b. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.c. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali untuk membentuk tatanan arsitektur lainnya.6. HolisticMemiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain bangunan dengan tema ekologi. Memperhatikan alam sekitar. Meminimalkan perlakuan aliran panas. Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang terhadap matahari. Memperhatikan ventilasi. Memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan di siang hari.

2.2 Program KegiatanSecara garis besar program kegiatan pada perencanaan Showroom di Kota Pekanbaru terbagi dalam enam kegiatan utama, yaitu :a. Kegiatan Umum : segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas yang bersifat umum seperti kegiatan lobby, galeri, ruang serbaguna, mushola, caf, dan toilet.b. Kegiatan Konvensi : merupakan aktifitas utama untuk gedung konvensi berupa kegiatan pertemuan, perjamuan, seminar, konferensi, pameran, dan juga pertunjukan musik.c. Kegiatan Administrasi : merupakan aktifitas pengelolaan segala sesuatunya yang bersifat administratif. Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian administrasi untuk aktifitas yan berkaitan dengan konvensi dan administrasi untuk pengelola bangunan gedung konvensi.d. Kegiatan Service : merupakan segala sesuatunya yang berhubungan dengan aktifitas jaringan utilitas. Contohnya adalah pantry, janitor, keamanan, ruang ME, ruang AHU, ruang pompa, lift, tagga umum, dan tangga darurat.e. Kegiatan Komersil : segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang bersifat komersil, seperti caf restaurant, hotel/resort, gym area.f. Kegiatan Parkir : segala sesuatu yang berhunbungan dengan aktifitas perparkiran kendaraan roda dua ataupun roda empat, serta loading dock.

2.3 Kebutuhan RuangProgram ruang didasarkan atas standarisasi akan sebuah gedung konvensi dengan menambahkan beberapa fasilitas khusus sesuai kebutuhan fasilitas penunjang gedung.Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang ShowroomNoRuang Fungsi Kapasitas SumberStandarLuas

1R. Display Mobil Memamerkan type - type Mobil5 MobilSR5 x 3 = 15 m275 m2

2R. Penjualan MercendiseTempat Penjualan Sauvenir mobil1 Unit Asumsi5 x 5 = 25 m225 m2

3R. Stoek MobilTempat Menyimpan stoek mobil20 Mobil SR5 x 3 = 15 m2300 m2

4R. Administrasi- Counter casirR. ArsipR. FotocopyMengatur Pembayaran

Menyimpan BerkasMemfotocopy Keperluan3 Orang

2 Orang 1 UnitNAD

NADSR6 m2 / Orang

6 m2 / Orang6 m2 / Orang18 m2

12 m26 m2

5Front Desk- Counter Sales-ImformationMelayani PengunjungMemberi Imformasi4 Orang3 OrangNADNAD6 m2 / Orang6 m2 / Orang18 m216 m2

6R. Kabag PemasaranR. Kerja Kabag3 Orang NAD6m2 / Orang16 m2

7Loding DockTempat Bongkar Muat2 Truck TSSP3,6 x 10,5 = 37,8 m275,6 m2

8WC Tempat Buang Air besar atau kecil2 UnitNAD0.9 x 1.45 = 1,305 m22,61 m2

Luas Sirkulasi 30 %Total564,21 m2150,763 m2714,973 m2 = 715 m2

Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang BengkelNoRuang Fungsi Kapasitas SumberStandarLuas

1

Faundeck- Counter Penerima Melayani- keluhan konsumen3 orang

NAD

6 m2 /Orang

18 m2

2Imformation

-Memberikan imformasi kepada pengunjung2 OrangNAD6 m2 / Orang12 m2

3R. Kabag Bengkel dan modifikasiR. Kerja Kabag2 OrangNAD6 m2 / Orang12 m2

4R. Kepala MekanikR. Kerja Kepala Mekanik2 OrangNAD 6 m2 / Orang12 m2

5R. Mekanik- R. Istirahat- R. Ganti + Loker - kamar mandi Istirahat Mekanik R. Ganti KostumKamar Mandi Mekanik10 Orang 5 Unit4 UnitNADNADNAD6 m2 / Orang6 m2 / Orang0.9 x 1.45 = 1,305 m260 m220 m25,22 m2

6Bengkel- Area Pengecekan

- Area Perbaikan dan Perawatan

-Area Modifikasi

-Area Cuci Mobil

-Area Mobil BaikTempat Mengecek Keluhan Dari CostemerTempat Memperbaiki dan merawat MobilTempat Melakukan ModifikasiTempat Cuci Mobil Setelah DiperbaikiTempat Mobil setelah diperbaiki4 Mobil

10 Mobil

6 Mobil

5 Mobil

8 MobilSR

SR

SR

SR

SR5 x 3 = 15 m2

5 x 3 = 15 m2

5 x 3 = 15 m2

5 x3 = 15 m2

5 x 3 = 15 m260 m2

150 m2

90 m2

75 m2

120 m2

7R. General TolsTempat Menyimpan Alat Alat Perbaiki mobil1 Unit Asumsi3 x 4 = 12 m212 m2

8R. Spesial toolsTempat Menyimpan Alat alat Khusus untuk memperbaiki Mobil1 Unit Asumsi3 x 4 = 12 m212 m2

9WC Tempat Buang Air besar atau kecil2 UnitNAD0.9 x 1.45 = 1,305 m22,61 m

Luas Sirkulasi 30 %Total600,83 m18,024 m618,854 m =619,000 m

Tabel 2.3 Fasilitas Penjualan Suku CadangNoRuang Fungsi Kapasitas SumberStandarLuas

1Front desckCounter Penerimaan ImformasiImformation

Melayani keluhan CoustemerMelayani Keluhan Costemer3 Orang

2 OrangNAD

NAD6 Orang / m

6 Orang / m18 m

12 m

2R. Administrasi- Counter Kasir- R. ArsipMelayani Pembayaran

Menyimpan Arsip3 Orang

2 OrangNAD

NAD6 Orang / m

6 Orang / m18 m

12 m

3R. Kabag spare part & acsecoriceR. Kerja Kabag2 OrangNAD6 Orang / m32 m

4R. Area Display- Spare Part- acsecorisMemamerkan Spare PartMemamerkan acsecoris1 Unit

1 UnitAsumsi

Asumsi4 x 4 = 16 m

4 x 4 = 16 m16 m

16 m

5R. Pemjualan Perlengkapan Mobil- Area Display

- Gudang stok

Memamerkan Perlengkapan MobilTempat Penyimpanan stok penjualan

1 Unit

1 Unit

Asumsi

Asumsi

5 x 10 = 50 m

5 x 10 = 50 m

50 m

50 m

6 Gudang Stok- Sperpart

- AccecorisTepat menyimpan sparpartTempat Menyimpan accesoris1 Unit

1 UnitAsumsi

Asumsi5 x 10 = 50 m

5 x 10 = 10 m50 m

50 m

7Loding DockArea bongkar muat spare part dan accecoris2 TruckTSSP3,6 x 10,5 = 37,8 m75,61 m

8WcTempat buang air besar dan air kecil2 Unit NAD0.9 x 1.45 = 1,305 m2,61 m

Luas Sirkulasi 30 %Total402,22 m103, 23 m505.45 m = 555,00 m

Tabel 2.4 Restaurant dan Ruang TungguNoRuang Fungsi Kapasitas SumberStandarLuas

1R. Administrasi- Caunter Casir

- R. ArsipMelayani Pembayaran

Tempat Menyimpan Arsip sparpart3 Oran

2 OrangNAD

NAD6 m / Orang

6 m / Orang

18 m

12 m

2R. TungguTempat untuk menunggu dan santai15 OrangAsumsi2 m / Orang30 m

3Mini barTempat Khusus minum10 OrangAsumsi2 m / Orang20 m

4Area PrtunjukanTempat pertunjukan hiburan15 OrangAsumsi2 m / Orang30 m

5DapurMempersiapkan Makanan & masak1 Unit Asumsi5 x 5 = 25 m25 m

6InternetFasilitas internet gratis5 UnitAsumsi1,5 x 2 = 3 m15 m

7Area Makan RestaurantArea makan250 OrangCCEF2 m / Orang500 m

8Wc Tempat buag air kecil air besar4 UnitNAD0,9 x 1,45 m = 1,3055,22 m

9Gudang Stok BahanTempat menyimpan bahan makanan untuk restaurant1 UnitAsumsi3 x 4 m = 12 m12 m

LuasSirkulasi 30 %Total667.22 m198,483 m865,703 m = 865,75 m

2.4 Stud banding Perancangan Sejenis Nasmoco karangayar ( Body dan Paint )

Gambar 2.3 interior bengkel nasmoco karanganyarSumber (www. Nasmoco.co.id)

Plaza Toyota Serpong

Gambar 2.4 Exterior Toyota SerpongSumber (www.google.com)

BAB IIITEMAPENGERTIAN TEMAGreen Architecture dalam Perancangan Pekanbaru Agriculture House adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan dan pengembangan arsitektur yang dibuat dengan meminimalkan berbagai pengaruh berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Pendekatan perencanaan itu sekaligus juga mempertimbangkan bangunan yang menunjang kondisi kesehatan lingkungan, yaitu penyesuaian dengan lokasi bangunan dengan tidak merusak lingkungan dasar.Sebagai contoh, perencanaan pembangunan pada lahan yang memiliki perbukitan dan ditumbuhi banyak pepohonan. Perencanaan bangunan pada lahan tersebut, harus mempertimbangkan keberadaan lingkungan yang sehat. Seperti tetap mempertahankan bukit dan pepohonan itu. Oleh karena itu, Perencanaan bangunan itu harus mendukung lingkungannya. Bukan merusak lingkungan seperti yang terjadi selama ini. Green Architecture adalah salah satu alternatif untuk pengurangan Pemanasan Global.Perancangan bangunan, sering kali kurang memperhatikan keselarasan dengan alam, dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam dan penggunaan teknologi yang tidak ramah terhadap alam. Oleh karena itu, perancangan bangunan secara Arsitektur mempunyai andil besar memicu pemanasan global dan berakibat pada turunnya kualitas hidup manusia. Dari semua gejala alam yang sudah terjadi, kini sudah saatnya perancangan bangunan secara Arsitektur, lebih memahami alam melalui pendekatan dan pemahaman terhadap perilaku alam lebih dalam agar tidak terjadi kerusakan alam yang lebih parah.Sasaran utama dari upaya ini adalah tidak memperparah pemanasan global, melalui upaya rancangan Arsitektur yang selaras dengan alam serta memperhatikan kelangsungan ekosistem, yaitu dengan pendekatan terhadap lingkungan. Pendekatan terhadap lingkungn merupakan cara pemecahan masalah rancangan Arsitektur dengan mengutamakan keselarasan rancangan dengan alam, melalui pemecahan secara teknis dan ilmiah. Pendekatan ini diharapkan menghasilkan konsep-konsep perancangan Arsitektur yang ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang. Semua ini ditujukan bagi kelangsungan ekosistem, kelestarian alam dengan tidak merusak tanah, air dan udara., tanpa mengabaikan kesejahteraan dan kenyamanan manusia secara fisik, sosial dan ekonomi.Dalam alam, mahluk hidup akan berhasil dalam ekosistemnya dan berupaya mencapai kondisi yang stabil hingga klimaks. Kondisi stabil dan klimaks terjadi bila hubungan timbal balik antara mahluk hidup dan lingkungannya berjalan dengan mulus, yaitu berarti semua kebutuhan hidupnya terpenuhi. Manusia sebagai mahluk hidup juga merupakan ekosistem yang bersuksesi dan ingin hidup stabil dan mencapai klimaks. Populasi manusia meningkat dengan cepat disertai dengan kemanjuan teknologi yang meningkat pesat, maka terjadilah pemanfaatan sumber daya alam secara besar-besaran dengan teknologi yang paling ekonomis, sehingga menimbulkan dampak yang tidak semuanya bisa diterima oleh alam. Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan pangan dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan alam dan hutan.Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap 1 jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini merupakan faktor utama meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru bumi dengan menyerap CO2 dan diolah menjadi O2. Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya hutan berarti semua Siklus Ekosistem yang tergantung pada hutan dan yang terkandung didalam tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk dibumi juga meningkatkan industri dan transportasi yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam tak terperbarui dala jumlah besar, yaitu energi. Industri dan transportasi mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses pembakaran energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80% dari total gas emisi pembakaran bahan bakar.Dari parahnya kerusakan hutan dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan transportasi membuat konsentrasi CO2 menggantung di udara dan menebalkan Lapisan Atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap dan mengganggu pelepasan panas bumi keluar Atmosfer. Kondisi ini juga berakibat pada turunnya hujan yang mengandung asam yang disebut sebagai hujan asam yang membahayakan kelangsungan mahluk hidup.

Gambar 3.1 Perbandingan suhu bumi antara th 1960-2004 dengan prediksi th 2070-2100 (Sumber: Holcim Sustainable) Construction)

Dari semua kondisi di bumi tersebut suhu permukaan bumi meningkat dan menimbulkan efek yang signifikan yaitu perubahan iklim yang drastis, dan pemanasan global. Menurut Al-Gore, semenjak revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun, suhu bumi meningkat 2 derajat, pada tahun 2100 diperkirakan naik sampai 58 derajat. Pemanasan global yang terjadi diperkirakan dapat mencairkan es di kutub dan naiknya permukaan air laut. Menurut Green Peace, akibat pemanasan global akan mencairkan es di kutub, yang diperkirakan pada tahun 2030, sekitar 72 hektar daerah di Jakarta akan digenangi air. Tahun 2050, kemungkinan 2000 pulau di Indonesia akan tenggelam.Semua kondisi ini diawali oleh kerusakan ekosistim di alam yang sangat parah, mulai habisnya sumber daya alam yang tak terperbarui, dan rusaknya sumber daya alam lainnya. Kondisi ini merupakan suatu bencana ekologis yang akan mengancam kualitas hidup manusia karena merupakan penunjang kehidupan manusia. Pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini tidak dapat hanya dikurangi dengan upaya penggunaan energi yang efisien saja, tetapi harus ada upaya lain yang berpihak pada penggunaan sumber daya alam secara keseluruhan dengan menjaga keberlangsungan sumber daya alam. Kerusakan alam yang secara ekologis sudah demikian parah, kini sudah saatnya dipikirkan dengan pendekatan dengan pengertian kearah ekologi. Manusia diharapkan menjaga dan memelihara kelestarian alam, pada setiap kegiatannya terutama yang berkaitan sumber daya alam. Upaya tersebut harus dilakukan oleh setiap manusia disegala kegiatannya untuk menyelamatkan kualitas alam yang akan menjamin kualitas hidup manusia Pada setiap rancangan kegiatan manusia termasuk rancangan bangunan diharapkan juga berpihak pada keselarasan dengan alam, melalui pemahaman terhadap alam. Pemahaman terhadap alam dengan menggunakan pendekatan lingkungan diharapkan mampu menjaga keseimbangan alam. Demikian pula pada rancangan bangunan secara Arsitektur sangat perlu keselarasan dengan alam karena secara global bangunan diperkirakan menggunakan 50% sumber daya alam, 40% energi dan 16% air, mengeluarkan emisi CO2 sebanyak 45% dari emisi yang ada. Rancangan Arsitektur juga mengubah tatanan alam menjadi tatanan buatan manusia dengan sistem-sistem dan siklus-siklus rancangan manusia yang tidak akan pernah identik dengan sistem-sistem dan siklus-siklus alam.

Gambar 3.2 Pengguna energi terbesar adalah Karya Arsitektur Sumber : FutureArc

Dalam lingkungan alam, terdapat berbagai ekosistem dengan masing-masing siklus hidupnya, dimana siklus hidup setiap makhluk hidup mempunyai hubungan timbal balik dengan yang organik dan anorganik, demikian juga dengan manusia. Manusia untuk kelangsungan hidupnya juga membutuhkan penunjang kehidupaan yang organik dan anorganik. Yang organik adalah semua yang berasal dari alam dan dapat kembali ke alam, tetapi yang menjadi masalah adalah yang anorganik, yaitu penunjang dalam bentuk fisik, seringkali tidak selaras dengan sistem alamiah. Ketidak selarasan dengan sistem yang alamiah dapat memicu berbagai macam perubahan di alam. Oleh karena itu perlu adanya suatu sikap memahami perilaku alam yaitu memperhatikan bagaimana ekosistem- ekosistem dialam bersuksesi. Sistem-sistem di alam pada umumnya mempunyai siklus-siklus tertutup dan apabila dari siklus tersebut mengalami gangguan sampai batas tertentu masih mampu untuk beradaptasi. Tetapi bila sudah melampau batas kemampuan adaptasi, maka akan terjadi perubahan-perubahan, transformasi dan sebagainya. Perubahan siklus di alam akan berdampak pada kualitas hidup manusia.

Sistem di alam

Gambar 3.3 Siklus tertutup di Alam dan bila ada gangguan(Sumber: FuturArt)

Sistem buatan manusia

Gambar 3.4 Rangkaian akibat kegiatan manusia pada alam Sumber : Heinz Frick

Oleh karena itu pendekatan rancangan bangunan yang green, yaitu memahami dan selaras dengan perilaku alam diharapkan dapat memberi kontribusi yang berarti bagi perlindungan alam dan sumber daya didalamnya sehingga mampu membantu mengurangi dampak pemanasan global.

INTERPRETASI TEMA KONSEP PERANCANGAN PEKANBARU AGRICULTURE HOUSE DENGAN TEMA GREEN ARCHITECTURETema Green Architecture ini merupakan suatu penempatan desain yang merupakan solusi dari bangunan tropis yang meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, penghematan energi dari segi bentuk bangunan, penempatan bangunan, dan pemilihan material, yang mengikuti pengaruh dari iklim dan cuaca setempat sehingga menjadi suatu kesatuan bangunan yang nyaman dan bahkan tidak merusak lingkungan dan ekosistem kawasan tersebut.Pengolahan dan pemanfaatan bahkan penelitian dalam bidang pertanian yang dilakukan sebagai bentuk pendidikan Pekanbaru Agriculture House ini hasilnya juga dapat dijual/ dipasarkan langsung ke masyarakat daerah sekitar. Bahkan untuk pengelolaan lebih lanjutnya bisa diolah menjadi bahan pangan dan tanaman pangan yang berkualitas tinggi yang dapat di ekspor ke luar negeri dan hal ini akan menambah devisa Negara. Disini juga tersedia wisata alam tentang pertanian dan memetik hasil panen, jagung, padi, tebu, dan tanaman pangan lainnya yang dimana kualitasnya lebih ditingkatkan. STUDI BANDING TEMA SEJENIS ACROS Fukuoka, JepangKonsultan : Emilio Ambasz Bentuk : Bukit sengkedan Sirkulasi : Kluster Struktur : Beton bertulang

Gambar 3.5 ACROS FukuokaSumber : Green Roof

Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi, arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya.Kesimpulan: Bangunan berperan dalam menurunkan suhu mikro kawasan disekitarnya. Atap hijau menjadi elemen arsitektur yang mempunyai nilai positif bagi bangunan dan lingkungannya. Osaka Municipal Central Gymnasium, JepangKonsultan : Nikken Sekkei Bentuk : Gunung Sirkulasi : Radial Struktur : Beton bertulang

Gambar 3.6 Osaka Municipal Central GymnasiumSumber : Green Roof

Dengan menimbun bangunan ke dalam tanah, maka bangunan dengan kapasitas 10.000 penonton ini dilindungi insulasi alami terhadap panas. Sedangkan pada musim dingin insulasi alami ini akan menghangatkan bagian dalam bangunan.Kesimpulan: Bangunan yang dilindungi tanah dan ditanami vegetasi memberikan perlindungan terhadap cuaca dan panas yang masuk ke dalam bangunan.

Stavia 2012 Hotel-Spa Proposal Menomenopiu Architects

Gambar 3.7 Aksono lantai HotelSumber : Arch Daily

Gambar 3.9 Konsep BangunanSumber : Arch DailyGambar 3.8 Konsep DrainaseSumber : Arch DailyGambar 3.10 PotonganSumber : Arch Daily

Gambar 3.11 View dari atap 1Sumber : Arch DailyGambar 3.12 View dari atap2Sumber : Arch DailyGambar 3.13 View dari LautSumber : Arch Daily

Diller Scofidio + Renfro Selected To Transform The Center Of Aberdeen

Gambar 3.15 Perspektif 2Sumber : Arch DailyGambar 3.14 Perspektif 1Sumber : Arch Daily

Gambar 3.16 Perspektif 3Sumber : Arch DailyGambar 3.17 View InteriorSumber : Arch Daily

2Auto Mobile Trade Center Pekanbaru