BAB I - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Skripsi... · Web...
Transcript of BAB I - Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Skripsi... · Web...
....
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNGBENTUK ALJABAR DI KELAS VII A SMP NEGERI 3 PALU
SKRIPSI
OlehHELMI
STB. A 231 04 015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TADULAKO
NOPEMBER, 2008
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VII A SMP NEGERI 3 PALU
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Tadulako untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program
Sarjana Pendidikan Matematika
OlehHelmi
Stb. A 231 04 015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TADULAKO
Nopember, 2008
2
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi
Hitung Bentuk Aljabar di Kelas VII A SMP Negeri 3 Palu
Penulis : HELMI
No. Stambuk : A 231 04 015
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Palu, Nopember 2008
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Zainuddin, M.Pd Drs. Ibnu Hadjar, M.Si Nip. 131 874 168 Nip. 131 997 294
MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNTAD
Drs. H. Muh. Ali Hatibe, M.SiNip. 131 477 450
3
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian Skripsi Program Strata Satu (S1) Universitas Tadulako, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Matematika, setelah meneliti dan mengetahui cara pembuatan Skripsi dengan Judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di Kelas VII A SMP Negeri 3 Palu”, yang telah dipertanggung jawabkan oleh mahasiswa atas nama: Helmi, Nomor Stambuk: A 231 04 015. Pada hari Selasa tanggal 11 bulan Nopember tahun 2008, maka atas nama panitia ujian skripsi strata satu (S1) menerima dan mengesahkan.
PANITIA UJIAN
No. Jabatan Nama/NIP Tanda Tangan
1. Ketua Drs. Muh. Hasbi 1..……………….. NIP. 131 653 880
2. Sekretaris Drs. Baharuddin Paloloang, M.Si 2………………… NIP. 131 788 827
3. Anggota Bakri Mallo, S.Pd, M.Si 3………………… NIP. 132 262 277
4. Anggota Drs. Zainuddin, M.Pd 4………………… NIP. 131 874 168
5. Anggota Drs. Ibnu Hadjar, M.Si 5………………… NIP. 131 997 294
Palu, Nopember 2008
MengetahuiDekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Prof. H. Hasan Basri, M.A, Ph.DNIP: 130 604 544
4
ABSTRAK
Helmi, 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar di Kelas VII A SMP Negeri 3 Palu. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan P.MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Drs. Zainuddin, M.Pd, Pembimbing (II) Drs. Ibnu Hadjar, M.Si
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Think-Pair-Share, Hasil Belajar, Operasi, Aljabar.
Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil dan aktivitas belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Palu pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Ada beberapa hal yang menyebabkan permasalahan tersebut, di antaranya: 1) siswa kurang aktif bertanya kepada guru, 2) kurang berinteraksi dengan siswa lain, 3) siswa sulit mengajukan pendapat, 4) kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut, maka peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dalam mengajarkan materi operasi hitung bentuk aljabar. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dilaksanakan melalui lima tahap, yaitu (1) penyajian materi, (2) berpikir bersama, (3) transisi ke pasangan/tim, (4) monitoring, dan (5) berbagi jawaban.
Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Palu pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar?
Untuk menjawab permasalahan di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Rancangan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.
Pada penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Palu mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal mencapai 35,29% yaitu dari 50% pada siklus I menjadi 85,29% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dalam pembelajaran matematika menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Palu.
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada
Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Dengan selesainya tulisan ini, tidak lepas
dari bimbingan, iringan do’a dan bantuan dari berbagai pihak terutama orang tua,
keluarga, dosen pembina mata kuliah dan pelayanan akademik.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan yang tulus ikhlas dan kerja
sama yang baik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tulus dan tak terhingga kepada Bapak Drs. Zainuddin, M.Pd
sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Ibnu Hajar, M.Si sebagai pembimbing II
sekaligus dosen wali yang memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini serta arahan selama penulis menempuh bangku
perkuliahan di Program Studi Pendidikan Matematika.
Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada.
1. Bapak Drs. H. Sahabuddin Mustapa, M.Si., Rektor Universitas Tadulako.
2. Bapak Prof. H. Hasan Basri, M.A, Ph.D., Dekan FKIP Universitas Tadulako.
3. Bapak Drs. H. Muh. Ali Hatibe, M.Si. dan Bapak Drs. Muh. Hasbi, Ketua dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako.
4. Bapak Drs. Baharuddin Paloloang, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Tadulako.
6
5. Bapak Bakri Mallo, S.Pd., M.Si, Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Tadulako sekaligus Dosen Pembahas Skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Tadulako.
7. Bapak dan Ibu Staf Pengajaran FKIP Universitas Tadulako.
8. Bapak Drs. H. Jusuf Djambolino, Kepala SMP Negeri 3 Palu beserta staf yang
telah memberikan izin melaksanakan penelitian sekaligus membantu dalam
memperlancar proses pengambilan data yang diperlukan pada penelitian ini.
9. Ibu Niluh Wardhani, S.Pd, guru mata pelajaran matematika kelas VII A di SMP
Negeri 3 Palu, yang telah memberikan waktu, bimbingan dan saran kepada
penulis
10. Sembah sujud kepada Ayah-Bundaku tercinta serta adikku yang selalu
memberikan dukungan moril, materil serta tak henti-hentinya mendoakan penulis
dalam menyelesaikan studi pada FKIP Universitas Tadulako Program Studi
Pendidikan Matematika.
11. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
khususnya Angkatan 2004 (terima kasih untuk hari-hari yang indah bersama
kalian).
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak senantiasa
mendapat ridho dari Allah SWT, Aamiin.
Palu, Nopember 2008
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………… 4
E. Batasan Istilah ………………………………………………... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif ……………………………………. 6
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share …………… 9
C. Hasil Belajar ………………………………………………… 13
D. Tinjauan Materi ……………………………………………... 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ………………………………………. 17
B. Jenis dan Cara Pengumpulan Data …………………………. 18
C. Teknik Analisis Data ……………………………………….. 20
D. Prosedur Penelitian ……………………………………….… 21
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan ………………………….…. 23
8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ……………………………………………... 24
1. Hasil Pra Tindakan ……………………………………... 24
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan ………………………….… 26
B. Pembahasan ……………………………………………….. .. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………….. . 47
B. Saran-saran ……………………………………………….... 48
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………….. 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………….. 51
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………... 81
RIWAYAT HIDUP
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Penelitian ……………………………….... 17
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Lembar Tes Awal …………………………………………….... 51
Lampiran 2. Daftar Perolehan Skor Siswa Pada Tes Awal …………………. 52
Lampiran 3. Kelompok Belajar Siswa ………………………………………. 54
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) ………………... 56
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Siklus I ………………………………….. 59
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Guru di kelas (Siklus I) …………. 60
Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa di kelas (Siklus I) ………… 62
Lampiran 8. Tes Individu Siklus I …………………………………………… 64
Lampiran 9. Daftar Hasil Perolehan Skor Siswa Pada Tes Individu Siklus I … 65
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) ……………….. 67
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Siklus II …………………………………. 70
Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Guru di kelas (Siklus II) ………… 71
Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa di kelas (Siklus II) ……….. 73
Lampiran 14. Tes Individu Siklus II …………………………………………. 75
Lampiran 15. Daftar Hasil Perolehan Skor Siswa Pada Tes Individu Siklus II... 76
Lampiran 16. Surat Izin Penelitian ……………………………………………. 78
Lampiran 17. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian …………………. 79
Lampiran 18. Surat Keputusan Pembimbing ………………………………….. 80
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, dari hal-hal
yang sangat sederhana sampai pada hal-hal yang sangat kompleks. Sementara itu,
pada pemikiran ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika merupakan salah
satu ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lainnya, sehingga dalam perkembangan
pendidikan, matematika dijadikan sebagai barometer untuk mengukur tingkat
kecerdasan dan daya pikir anak. Selain itu, matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi moderen, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Marks (1988:3)
berpendapat bahwa matematika berperan sangat penting dalam persiapan untuk
memberi bekal agar kita dapat berfungsi secara efektif dalam zaman teknologi.
Oleh karena itu matematika wajib dipelajari oleh siswa mulai dari tingkat
sekolah dasar sampai sekolah menengah atas dan bahkan sampai perguruan
tinggi. Namun, masalah yang biasanya muncul dalam dunia pendidikan
matematika yaitu masih banyaknya siswa yang kurang memahami pelajaran
matematika, bahkan diantara mereka ada yang kurang tertarik belajar
matematika. Selain itu, sebagian siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika
adalah mata pelajaran yang sulit dipahami atau dimengerti.
Dilain pihak matematika sebagai mata pelajaran wajib dan sebagai ilmu
dasar, juga dapat dirasakan manfaat dan kegunaannya baik dalam bidang
pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, materi yang
12
dipelajari harus betul-betul dipahami. Misalnya pada materi operasi hitung
bentuk aljabar pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.
Pada pokok bahasan ini biasanya guru hanya menjelaskan materi disertai
beberapa contoh, dengan pemantapannya melalui latihan soal sehingga konsep
dasar penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar belum dikuasai siswa dengan
baik. Akibatnya, sulit bagi siswa untuk mengembangkan materi-materi
berikutnya dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan konsep dasar
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Sehingga, materi ini sangat
penting dipelajari karena menunjang penguasaan materi berikutnya. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hudojo (1988:3) bahwa mempelajari matematika
haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar
yang lalu.
Setiap kegiatan pembelajaran matematika, guru sering dihadapkan pada
permasalahan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan. Berdasarkan hasil
dialog dengan guru matematika kelas VII di SMP Negeri 3 Palu diperoleh
informasi bahwa sebagian besar siswa kurang aktif di kelas yang ditunjukkan
oleh beberapa hal yaitu: siswa kurang aktif bertanya kepada guru, kurang
berinteraksi dengan siswa lain, siswa sulit mengajukan pendapat, serta kurangnya
minat dan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Keadaan tersebut
menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam pemecahan
masalah ataupun soal yang diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar yang
siswa dapatkan relatif rendah.
Memperhatikan hal tersebut, betapa pentingnya mencari solusi yang
memungkinkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan
13
dan pengurangan bentuk aljabar. Salah satu solusi yang digunakan sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Model tersebut memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk
memberi siswa waktu lebih banyak berpikir, menjawab, dan saling membantu
satu sama lain. Pembelajarannya diawali dengan pengajuan suatu pertanyaan oleh
guru, selanjutnya siswa memikirkan jawabannya dalam beberapa saat, kemudian
mereka membagi jawabannya dengan pasangan atau dengan anggota tim lainnya
tetapi dalam bentuk pasangan dialog (Jaeng, 2008:64).
Oleh karena itu, dengan menerapkan model pembelajaran tersebut siswa
diharapkan dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah, saling
menyampaikan pendapat, lebih aktif dalam berinteraksi, serta dapat
meningkatkan penguasaan materi terhadap konsep operasi hitung bentuk aljabar.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung Bentuk
Aljabar di Kelas VII A SMP Negeri 3 Palu”.
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII A SMP Negeri 3 Palu pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk
aljabar?”
14
B. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Palu
pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.
C. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar pada materi
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.
b. Meningkatkan minat belajar pada materi penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar.
c. Memungkinkan untuk belajar lebih aktif, berkembangnya daya kreatif, sifat
ketekunan dan kecermatan dalam bekerja.
2. Bagi Guru
a. Kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif, terpadu dan menyenangkan.
b.Dapat termotivasi untuk selalu mencoba memperbaiki strategi atau
pendekatan pembelajaran yang dilakukan di kelas, sehingga mencapai tujuan
yang diharapkan.
15
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti pada
SMP Negeri 3 Palu dalam usaha untuk memperbaiki proses kegiatan belajar
mengajar dan meningkatkan hasil belajar.
4. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman langsung dalam mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
D. BATASAN ISTILAH
Untuk memperjelas beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
berikut di uraikan batasan-batasan istilah sebagai berikut:
a. Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran
dengan melibatkan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan saling
membantu menyelesaikan tugas akademik.
b. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah suatu
pembelajaran yang memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk
memberi siswa waktu lebih banyak berpikir dan menjawab serta saling
membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
c. Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah melakukan kegiatan belajar. Kemampuan siswa ini diwujudkan dalam
bentuk nilai hasil tes pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk
aljabar.
d. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi
tentang penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
“Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode dengan melibatkan
kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama, saling memberikan atau menukar
ide dan bertanggung jawab terhadap kelompok mereka disamping diri mereka
sendiri”. Slavin (Arif, 2003:17)
Krismanto (Depdiknas, 2004b:25) menyatakan bahwa pada kegiatan ini
sekelompok siswa belajar dengan porsi utamanya mendiskusikan tugas-tugas
matematika, dalam arti saling membantu menyelesaikan tugas ataupun
memecahkan masalah. Kegiatan kelompok kooperatif terkait dengan banyak
pendekatan atau metode, seperti eksperimen, investigasi, eksplorasi dan
pemecahan masalah.
Menurut Posamentier (Depdiknas, 2004c:26) secara sederhana
menyebutkan cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah
penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka
sebuah atau beberapa tugas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika siswa
bekerja dalam kelompok adalah sebagai berikut:
a. setiap anggota dalam kelompok harus merasa bagian dari tim dalam
pencapaian tujuan bersama.
17
b. setiap anggota dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka
pecahkan adalah masalah kelompok, berhasil atau gagal akan dirasakan oleh
semua anggota kelompok.
c. untuk pencapaian tujuan kelompok, semua siswa harus bicara atau diskusi satu
sama lain.
d. harus jelas bahwa setiap kerja individu dalam kelompok mempunyai efek
langsung terhadap keberhasilan kelompok.
Demikian hal tersebut, bukanlah suatu cooperative environment meskipun
beberapa siswa duduk bersama namun bekerja secara individu dalam
menyelesaikan tugas, atau seorang anggota kelompok menyelesaikan sendiri
tugas kelompoknya. Cooperative learning lebih merupakan upaya pemberdayaan
teman sejawat, meningkatkan interaksi antar siswa, serta hubungan yang saling
menguntungkan antar mereka. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengar
ide atau gagasan orang lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau
menerima kritikan yang membangun, dan siswa merasa tidak terbebani ketika
ternyata pekerjaannya salah.
Kelman (Depdiknas, 2004c:26) menyatakan bahwa di dalam kelompok
terjadi saling pengaruh secara sosial. Pertama, pengaruh itu dapat diterima
seseorang karena ia memang berharap untuk menerimanya. Kedua, ia memang
ingin mengadopsi atau meniru tingkah laku atau keberhasilan orang lain atau
kelompok tersebut karena sesuai dengan salah satu sudut pandang kelompoknya.
Ketiga, karena pengaruh itu kongruen dengan sikap atau nilai yang ia miliki.
Ketiganya mempengaruhi sejauh kerja kooperatif tersebut dapat dikembangkan.
18
Sementara itu, Lowe (Depdiknas, 2004c:27) menyatakan bahwa belajar
kooperatif secara nyata semakin meningkatkan pengembangan sikap sosial dan
belajar dari teman sekelompoknya dalam berbagai sikap positif. Keduanya
memberikan gambaran bahwa belajar kooperatif meningkatkan sikap sosial yang
positif dan kemampuan kognitif yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Menurut Nur (Widyantini, 2006:4), prinsip dasar dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut.
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Nur (Widyantini, 2006:4), ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif sebagai berikut.
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota
19
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing
individu.
Menurut Hill dan Hill (Arif, 2003:6-7) pembelajaran kooperatif
mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: 1) meningkatkan prestasi siswa;
2) memperdalam pemahaman siswa; 3) menyenangkan siswa dalam belajar;
4) mengembangkan sikap kepemimpinan siswa; 5) mengembangkan sikap positif
siswa; 6) mengembangkan rasa percaya diri siswa; 7) mengembangkan rasa
saling memiliki diantara sesama siswa; dan 8) mengembangkan keterampilan
untuk masa depan.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Think-Pair-Share menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi
perlu diseting seluruh kelompok dalam kelas. Dalam pembelajaran, para siswa
dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa yang
heterogen untuk saling bekerja sama dan saling membantu. Struktur ini memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Di kelas biasa, guru mengajukan pertanyaan, dan hanya beberapa siswa
mengangkat tangan untuk menjawab. Pada Think-Pair-Share, guru mengajukan
suatu pertanyaan, siswa memikirkan jawabannya dalam beberapa saat, kemudian
mereka membagi jawabannya dengan pasangan atau dengan anggota tim lainnya
tetapi dalam bentuk pasangan dialog (Jaeng, 2008:64). Para siswa membagi
20
jawaban, tidak hanya dengan teman dalam tim, tetapi juga dengan anggota dari
tim lain ke seluruh kelas.
Menurut Arends (Arif, 2003:26-27) langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share, sebagai berikut.
Langkah pertama : Think (berpikir), siswa diminta untuk berpikir secara
individual terlebih dahulu beberapa saat terhadap masalah
yang disajikan oleh guru.
Langkah kedua : Pair (berpasangan), siswa diminta untuk membentuk
pasangan atau kelompok (4 – 6 orang), dan mendiskusikan
hasil pikirannya secara individual tadi. Interaksi pada tahap
ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan
suatu pertanyaan atau masalah dan berbagi ide jika suatu
persoalan itu telah diidentifikasi (Ibrahim, 2000).
Langkah ketiga : Share (saling berbagi ide), setelah tercapai kesepakatan
tentang pikiran kelompok, maka salah seorang
mempresentasikan hasil kesepakatan kelompoknya. Ini
efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi
pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat
pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Tahapan Think-Pair-Share menurut Jaeng (2008:64) meliputi:
Tahap 1 : Guru menginformasikan masalah lisan atau tertulis (LKS) kepada
seluruh kelas.
Tahap 2 : Guru meminta kepada seluruh siswa untuk berpikir sejenak tentang
cara-cara menjawab/menyelesaikan masalah yang diajukan guru.
21
Tahap 3 : Guru meminta kepada siswa untuk saling berbagi cara-cara
mengerjakan masalah menurut hasil pemikirannya kepada anggota
lain. Cara berbagi ini dilakukan dalam dialog (berpasangan) dalam
tim/kelompoknya.
Tahap 4 : Berbagi ke seluruh kelas. Dalam hal ini dapat dilakukan sebagai
berikut:
(a) para siswa menulis jawabannya di papan tulis pada saat yang
sama.
(b) para siswa memberikan jawaban dengan cepat dan siswa lain
menanggapi dengan cepat.
(c) semua siswa berdiri, setelah memberikan jawabannya, siswa
tersebut duduk. Setiap siswa yang memberikan jawaban sama
juga ikut duduk. Proses ini dilanjutkan sampai semua siswa
duduk.
(d) setiap siswa berbagi jawaban dengan siswa pada kelompok
lain.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dibagi atas 5 fase,
yakni: 1) penyajian materi; 2) berpikir bersama; 3) transisi ke pasangan/tim;
4) monitoring; dan 5) berbagi jawaban.
Adapun karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-
Share antara lain:
a. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Sedangkan pasangan dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
22
tinggi dipasangkan dengan rendah, tinggi dengan sedang, dan sedang dengan
rendah berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru dan hasil tes awal.
b. Penghargaan lebih berorientasi perorangan dari pada kelompok atau pasangan.
Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah
sebagai berikut:
1. meningkatkan daya pikir siswa, memperoleh kedalaman tingkat pengetahuan
dan menciptakan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. meningkatkan kemampuan bekerja dan menyelesaikan masalah secara
bersama.
3. mendorong siswa untuk memperhatikan pendapat orang lain.
4. menyenangkan siswa dalam belajar.
5. mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, dan
6. mengembangkan rasa percaya diri siswa.
Selain memiliki beberapa kelebihan, pembelajaran kooperatif tipe Think-
Pair-Share ini tentu memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada
pembelajaran ini tidak lepas dari kelemahan yang ada pada pembelajaran
kooperatif, yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dan guru
sehingga sulit mencapai target kurikulum, membutuhkan kemampuan khusus
guru dalam melakukan atau menerapkan model pembelajaran kooperatif dan
menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Teknik belajar mengajar Berpikir-Berpasangan-Berbagi dikembangkan
oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share) dan Spencer Kagan (Think-Pair-Square)
sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Teknik ini memberi siswa
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
23
Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan
metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan
hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi ini memberi
kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk
dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. (Lie, 2004:56)
C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mempelajari
materi yang diwujudkan melalui perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti terjadi
perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kebiasaan serta
perubahan aspek-aspek yang ada pada diri individu yang sedang belajar.
Ada beberapa pendapat tentang hasil belajar yang dikemukakan oleh para
ahli antara lain menurut Surakhmad (1980:26) “Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah mempelajari materi yang diwujudkan melalui pola
tingkah laku yang terlihat pada perubahan reaksi dan sikap siswa secara fisik
maupun mental”. Sementara Dick dan Reisen (Dahar, 1989:136) menyatakan
bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai hasil kegiatan pembelajaran”. Sejalan dengan itu (Sudjana, 1991) “Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”.
Benyamin S. Bloom (Usman U, 2001:54) menyebutkan bahwa perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif berkenaan
dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan
24
memecahkan masalah. Aspek ini mempunyai enam tingkatan yaitu: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif berkaitan
dengan nilai-nilai, sikap, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. Aspek ini
mempunyai klasifikasi dari tingkat sederhana ketingkat yang lebih kompleks,
yaitu: kemauan menerima, kemauan menanggapi berkeyakinan, penerapan karya,
ketekunan dan ketelitian. Sedangkan aspek psikomotor berkenaan dengan hasil
belajar yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual dan motorik.
Aspek ini meliputi tingkatan yaitu: persepsi, kesiapan, mekanisme, respon,
terbimbing, kemahiran dan adaptasi.
Dari pendapat tersebut di samping dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru
terhadap keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Dengan kata lain hasil belajar adalah hasil yang diraih seseorang setelah
melaksanakan kegiatan belajar atau tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
yang diwujudkan melalui perubahan pada diri siswa yang dapat diukur dengan
alat ukur tertentu.
D. Tinjauan Materi
1. Operasi Bentuk Aljabar
Operasi adalah pengerjaan hitung; penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Sedangkan aljabar merupakan bahasa simbol dari
relasi. Aljabar digunakan untuk memecahkan masalah sehari-hari, dengan
bahasa simbol, dari relasi yang muncul, masalah-masalah dipecahkan
sederhana. Bahkan untuk hal-hal tertentu ada algoritma-algoritma yang mudah
25
diikuti dalam rangka memecahkan masalah simbolik itu yang pada saatnya
nanti dikembalikan pada masalah sehari-hari (Depdiknas, 2004a:4). Jadi
belajar aljabar bukan semata-mata belajar tentang masalah sehari-hari.
Bentuk aljabar adalah bentuk matematika yang menggunakan tanda-
tanda dan huruf-huruf untuk menggambarkan atau mewakili angka-angka
(Sudarto, 2000:19). Operasi bentuk aljabar adalah pengerjaan hitung dalam
bentuk simbol-simbol.
2. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
a). Penjumlahan dan pengurangan suku sejenis dan tidak sejenis
Dalam penjumlahan dan pengurangan, berlaku sifat-sifat berikut ini:
1. ab + ac = a (b + c) atau a (b + c) = ab + ac
2. ab – ac = a (b – c) atau a (b – c) = ab – ac
Yang disebut sifat distributif.
Sifat-sifat di atas dapat digunakan untuk menjumlahkan atau mengurangkan
suku-suku sejenis pada bentuk aljabar sehingga bentuknya menjadi lebih
sederhana seperti contoh berikut ini.
Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut ini.
a. 4a + 2a
b. 7b – 9b
Jawab:
a. 4a + 2a = (4 + 2)a
= 6a
b. 7b – 9b = (7 – 9)b
= -2b
26
(Sugijono, 2002:89)
b).Penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan pada bentuk aljabar yang
sejenis.
Contoh: 1
Bentuk (4x + 6) dan (2x – 3) adalah sejenis sehingga
(4x + 6) + (2x – 3) = (4x + 2x) + (6 – 3) = 6x + 3
(4x + 6) – (2x – 3) = (4x – 2x) + (6 – (-3)) = 2x + 9
Contoh: 2
Bentuk (5x + 7) dan (3y + 3), mempunyai suku tunggal yang tidak sejenis
yaitu 5x dan 3y sehingga 5x dan 3y tidak bisa dijumlahkan dan tidak bisa
diperkurangkan. Dengan demikian
5x + 3y = 8xy (salah)
5x – 3y = 2xy (salah)
Yang benar
(5x + 7) + (3y + 3) = 5x + 3y + 10, dalam hal ini yang bisa dijumlahkan 7
dan 3. Untuk 5x dan 3y jika dijumlahkan tidak bisa disederhanakan.
(5x + 7) – (3y + 3) = 5x – 3y + 4, dalam hal ini yang bisa dikurangkan 7 dan
3. Untuk 5x dan 3y jika dikurangkan tidak bisa disederhanakan.
(Sumardi, 2004:41)
Dalam penjumlahan dan pengurangan yang perlu diperhatikan adalah sifat-
sifat operasi aljabar untuk a, b dan c R berlaku:
1. Sifat komutatif : a + b = b + a
2. Sifat asosiatif : (a + b) + c = a + (b + c)
3. Sifat distributif : a (b + c) = ab + ac
27
5
66
0
2
(a + b) c = ac + bc
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data secara tertulis
maupun lisan dari aktivitas atau perilaku subjek yang diamati pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian ini, maka
dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh teman mahasiswa program studi
pendidikan matematika dan guru matematika kelas VII A dalam pengumpulan
data.
Bagian-bagian yang ada dalam rancangan penelitian meliputi hal berikut:
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini mengacu kepada model Kemmis dan Mc.
Taggart (Arikunto, 2007: 16) yang terdiri atas 4 komponen yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
28
Keterangan:
0 = Refleksi awal1 = Rencana tindakan siklus I2 = Tindakan pada siklus I3 = Observasi pada siklus I4 = Refleksi pada siklus I5 = Rencana tindakan siklus II6 = Tindakan pada siklus II7 = Observasi pada siklus II8 = Refleksi pada siklus IIa = Siklus Ib = Siklus II
3
8 7
1 4 a
b
2. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII A SMP Negeri 3 Palu yang
berlokasi di jalan Kemiri. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
A SMP Negeri 3 Palu yang terdaftar pada tahun ajaran 2008/2009. Pemilihan
lokasi penelitian didasarkan atas informasi bahwa siswa kelas VII A SMP
Negeri 3 Palu kurang memahami konsep penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
3. Rencana Tindakan
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan melalui dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan tingkah laku yang ingin dicapai.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, maka diberikan tes awal.
Berdasarkan tes awal dan informasi yang diperoleh, dilaksanakan tindakan
dengan prosedur: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi,
dan (4) refleksi dalam setiap siklus.
B. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari
hasil observasi, hasil wawancara, dan catatan lapangan yang akan
dideskripsikan secara alami, mulai dari data sebelum tindakan (tes awal),
selama tindakan (pada saat pembelajaran berlangsung) serta sesudah tindakan
29
7b
Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Penelitian
pembelajaran dilakukan (tes akhir setiap tindakan). Untuk melengkapi
analisis data kualitatif maka digunakan data kuantitatif secara bersama-sama,
tetapi dengan pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama (Moleong,
1990:22). Data kuantitatif yang dimaksud adalah data tentang hasil belajar
siswa setelah dilakukan tindakan.
2. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Tes Tertulis
Pengumpulan data dengan tes dilakukan sebelum dan sesudah
tindakan. Tes yang diberikan sebelum tindakan bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal siswa mengenai
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Sedangkan tes yang
diberikan sesudah tindakan bertujuan untuk memperoleh data serta
memberikan gambaran tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam
menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
pemahaman siswa dalam pembelajaran materi penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar yang diperoleh melalui tes setiap akhir
tindakan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara
tidak dibuat secara berstruktur, tetapi bersumber dari hasil pekerjaan
siswa dan jawaban-jawaban yang muncul dari pertanyaan sebelumnya.
30
Selanjutnya pada saat wawancara berlangsung, siswa dibimbing untuk
melakukan perbaikan pada kesalahan yang dilakukannya.
c. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
untuk mendokumentasikan segala aktivitas yang dilakukan oleh subjek
dalam penelitian dan peneliti (guru). Observasi ini dilakukan oleh peneliti,
teman sejawat (mahasiswa pendidikan matematika) dan guru matematika
di sekolah tersebut. Data diambil dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.
d. Pencatatan Lapangan
Pencatatan lapangan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung oleh peneliti, teman sejawat, dan guru di sekolah tersebut. Ini
digunakan untuk melengkapi data tentang hal-hal yang tidak terekam
melalui lembar observasi dan wawancara.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung
dan setelah selesai pengumpulan data. Aktivitas dalam analisis data mengacu
pada model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:91), yaitu data reduction
(reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification
(kesimpulan/verifikasi).
1. Data Reduction (Reduksi Data)
31
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
merangkum pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Data Display (Penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Data yang disajikan bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut,
maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
lebih mudah memahaminya dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami.
3. Conclusion Drawing / Verification ( Kesimpulan/Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari
hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan
pengungkapan akhir dari hasil tindakan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap
pelaksanaan tindakan.
1. Tahap Pra Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
a. Melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.
b. Menentukan subjek penelitian
32
c. Menyiapkan tes awal
d. Membentuk kelompok belajar siswa yang sifatnya heterogen (baik dari
segi kemampuan matematika maupun jenis kelamin) berdasarkan pada
hasil tes awal dan informasi dari guru matematika SMP Negeri 3 Palu.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mengacu kepada model
penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto,
2007:16) yang terdiri atas 4 komponen yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan
tindakan, (c) observasi, dan (d) refleksi.
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Menyiapkan tes akhir tindakan
3. Menyiapkan LKS kelompok
4. Membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini didasarkan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
c. Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu untuk
mendokumentasikan segala sesuatu berkaitan dengan pemberian tindakan,
yaitu perilaku subjek penelitian (siswa) dan guru (peneliti) selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini didokumentasikan
33
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Lembar
observasi ini dijadikan sebagai alat evaluasi untuk melaksanakan siklus
selanjutnya.
d. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis hasil
yang diperoleh dalam tahap observasi, sekaligus mempertimbangkan hasil
respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Tindakan dianggap berhasil apabila persentase daya serap individu
dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal (yang mencapai daya
serap individu )
Persentase daya serap secara individu = x 100 %
Persentase ketuntasan belajar klasikal =
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pra Tindakan
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Palu, pada hari kamis tanggal
28 Agustus 2008, peneliti menemui Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Palu.
Dalam pertemuan tersebut, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan
peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VII A SMP Negeri 3 Palu.
Selanjutnya, Kepala Sekolah memberikan wewenang kepada guru
matematika kelas VII A untuk membantu dan bekerja sama dengan peneliti
selama melaksanakan penelitian.
Peneliti melakukan observasi awal terhadap kondisi pembelajaran
matematika di SMP Negeri 3 Palu khususnya kelas VII A. Pembelajaran
matematika terdiri atas 5 jam pelajaran setiap minggu. Buku ajar yang
digunakan oleh guru 80% dimiliki oleh siswa di kelas VII A. Siswa yang
terdaftar di kelas VII A pada semester ganjil terdiri atas 34 siswa.
Selanjutnya peneliti dan guru matematika mendiskusikan hal-hal yang
berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan tindakan penelitian. Sebelum
pelaksanaan tindakan, siswa terlebih dahulu diberikan tes awal untuk
mengetahui kemampuan awal siswa pada materi pengertian variabel, suku,
koefisien, konstanta dan suku sejenis. Peneliti melaksanakan tes awal pada
35
hari sabtu tanggal 30 Agustus 2008. Dari 34 siswa kelas VII A SMP Negeri 3
Palu yang terdaftar tahun 2008/2009, sebanyak 33 siswa yang mengikuti tes
awal, sedangkan 1 siswa berhalangan hadir dikarenakan sakit.
Setelah melaksanakan tes awal, peneliti memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan menganalisis hasil tes awal siswa. Analisis hasil tes awal di peroleh
daya serap klasikal mencapai 57,45 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes
awal siswa masih rendah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 2.
Pembentukan kelompok dan pasangan belajar didasarkan pada hasil
tes awal dan informasi dari guru matematika di kelas tersebut, agar diperoleh
kelompok yang heterogen, yaitu setiap kelompok terdiri atas siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah baik siswa laki-laki maupun siswa
perempuan. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 4).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran
ini adalah:
1. aktivitas siswa di dalam kegiatan pembelajaran, misalnya adanya siswa
yang bertanya dan mengeluarkan pendapat serta motivasi dan perhatian
siswa terhadap kegiatan pembelajaran sehingga semua siswa dalam kelas
menjadi aktif belajar.
2. variasi guru dalam mengajar dengan memberikan penekanan penjelasan
kepada siswa untuk soal-soal yang dianggap susah untuk diselesaikan.
Demikian pula dalam penggunaan waktu dan langkah-langkah yang
ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.
36
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan pelaksanaan tindakan pada
setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Adapun hasil pelaksanaan dari siklus I dan siklus II sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyiapkan seluruh
perangkat pembelajaran meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran,
bahan ajar, membentuk kelompok dan pasangan belajar yang terdiri
dari 4-6 orang (lihat lampiran 3) serta instrumen penelitian yang
meliputi lembar kerja siswa kelompok, tes akhir tindakan dan lembar
observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pelaksanaan
pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8
Oktober 2008 di kelas VII A SMP Negeri 3 Palu dengan materi
penjumlahan bentuk aljabar. Pelaksanaan tindakan dimulai dari pukul
10.15 s.d 11.35 berlangsung selama 2 jam pelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-
Share terdiri dari 5 fase, yaitu (1) penyajian materi, (2) berpikir
37
bersama, (3) transisi kepasangan/tim, (4) monitoring dan (5) berbagi
jawaban. Berikut ini uraian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
pada setiap fase pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Sebelum masuk pada fase pertama, guru membuka pelajaran
dengan salam, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa. Kemudian, guru mengoorganisasi siswa dalam kelompok dan
pasangannya dan menggali pengetahuan prasyarat siswa. Dengan
menggali pengetahuan prasyarat siswa, akan diketahui pengetahuan
awal siswa tentang bentuk aljabar, lalu membagikan LKS pada setiap
kelompok. Berikut ini petikan penyampaian peneliti kepada seluruh
siswa di awal pembelajaran.
“Ass. War. Wab. Adik-adik sekalian, sekarang waktunya kita belajar matematika. Sudah Siapp! Perhatian adik-adik sekalian, materi kita hari ini merupakan lanjutan dari materi bentuk aljabar, yaitu “Penjumlahan Bentuk Aljabar”. Adapun tujuan pembelajaran yang harus kita capai adalah menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar. Minggu yang lalu kalian telah mempelajari bentuk aljabar. Siapa diantara kalian yang masih ingat apa itu variabel, suku sejenis, koefisien, dan konstanta?, coba berikan contohnya!”
Fase 1. Penyajian materi
Pada fase ini, guru menyajikan materi tentang penjumlahan
bentuk aljabar dengan menggunakan metode tanya jawab. Pada
awalnya guru memberikan sebuah contoh bentuk aljabar seperti:
2a + 3b + 6a + 10b . Kemudian guru meminta siswa untuk
menyederhanakan bentuk tersebut dengan menunjuk salah seorang
siswa yang mengacungkan tangan. Dengan tegas siswa tersebut
menjawab “21 ab Bu”!. Guru memuji keberanian siswa tersebut dan
38
melanjutkan pertanyaan pada seluruh siswa, “Ada jawaban lain”?
Mereka mengatakan sama saja Bu! Selanjutnya guru mengarahkan
siswa untuk menyederhanakan penjumlahan bentuk aljabar tersebut
dengan terlebih dahulu meminta siswa menggabungkan suku-suku
sejenis lalu menjumlahnya, dan menegaskan kepada siswa bahwa
suku-suku yang tidak sejenis tidak dapat dijumlahkan.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan beberapa contoh
soal untuk dikerjakan secara bersama. Selain itu, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal yang kurang
jelas. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik
karena pada akhir pembelajaran, guru akan memberikan tes individu
yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Fase 2. Berpikir bersama
Pada fase ini, guru mengajukan masalah atau pertanyaan
kepada siswa secara keseluruhan untuk dipikirkan secara individu.
Ketika siswa diminta untuk memikirkan penyelesaiannya, tampak
beberapa siswa kebingungan, mereka tidak tahu apa yang harus
mereka lakukan, karena belum pernah mengikuti pembelajaran ini.
Akhirnya guru memberikan bimbingan seperlunya dengan tujuan
untuk memotivasi siswa. Soal yang diberikan adalah soal yang akan
dibahas oleh kelompok/pasangan kelompok. Guru memberikan waktu
5 menit untuk berpikir, kemudian dibahas secara berpasangan.
39
Fase 3. Transisi ke pasangan/tim
Pada fase ini, guru meminta siswa berpasangan dengan siswa
lain (pasangannya) untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya
pada fase kedua. Ketika siswa diminta untuk berpasangan, maka
setiap siswa diharapkan dapat berbagi jawaban dengan pasangannya
atau kelompoknya. Guru membagi soal yang diberikan kepada setiap
pasangan. Setiap pasangan mendapat satu soal untuk dipertanggung
jawabkan di depan kelas, hingga akhirnya siswa menyatukan
pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap
anggota dalam timnya untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
Fase 4. Monitoring
Pada fase ini, guru memantau dan mengamati aktivitas yang
dilakukan siswa dalam kelompoknya. Ketika siswa aktif
melaksanakan tugas dalam kelompok/pasangan mereka masing-
masing, di sini guru perlu berhati-hati memantau kerja siswa untuk
memastikan bahwa kegiatan mereka berjalan dengan baik. Dalam hal
ini, melihat keaktifan siswa dalam belajar.
Pada saat guru memantau kegiatan belajar siswa, ada siswa
yang bertanya.
Siswa : “Bu! Soal bagian c ini, bagaimana cara menjumlahkan variabel yang memiliki pangkat lebih dari satu?”
Guru : “begini dik! Masih ingatkah kalian dengan suku-suku sejenis yang variabelnya sama dan pangkat variabelnya sama?”
Siswa : “(sambil tersenyum), iya masih ingat Bu, sudah mengerti!”
40
Selama siswa mengerjakan soal, guru memonitoring dan
memberikan bimbingan seperlunya kepada kelompok/pasangan yang
mengalami kesulitan.
Fase 5. Berbagi jawaban
Pada fase ini, guru meminta setiap pasangan/kelompok untuk
berbagi jawaban dengan seluruh siswa di kelas tentang apa yang telah
mereka bicarakan dan kerjakan secara bersama. Guru memanggil
secara acak perwakilan dari setiap pasangan/kelompok untuk
menjawab soal di depan kelas, dan siswa lain menanggapi jawaban
yang ditampilkan oleh temannya. Ketika mereka tidak menemukan
titik terang, maka guru meluruskan jawabannya. Setiap pasangan
mendapat kesempatan untuk menjawab di depan kelas hingga
seperempat pasangan telah mendapat kesempatan yang sama.
Selama siswa melakukan diskusi, guru yang menjadi pengatur
dalam diskusi dan memberikan penghargaan dalam bentuk verbal atau
gerakan tubuh.
Sebelum menutup kegiatan pembelajaran, guru kemudian
membimbing siswa dalam menyimpulkan materi dan memberikan
penghargaan kepada setiap kelompok dalam bentuk ucapan atau kata-
kata. Setelah itu, dilanjutkan dengan memberikan tes individu dan
meminta siswa secara individu mengerjakan tes tersebut. Kemudian
sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam, guru
menyampaikan sekilas tentang materi yang akan diajarkan pada
41
pertemuan berikutnya, serta meminta siswa untuk mulai mempelajari
materi tersebut.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, dilakukan tes individu
siklus I (lampiran 8). Guru meminta siswa menyelesaikan tes individu
tersebut.
Berikut ini petikan penyampaian guru kepada siswa sebelum
menyelesaikan tes individu.
“Adik-adik sekalian, untuk mempermantap latihan kalian dalam menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar, selanjutnya ibu akan memberikan tes individu kepada kalian, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kalian terhadap materi kita hari ini. Tapi jangan ada yang kerjasama”.
3) Data Hasil Wawancara
Setelah memeriksa hasil tes akhir tindakan, guru (peneliti)
melakukan wawancara pada hari kamis tanggal 9 Oktober 2008
terhadap subjek penelitian. Peneliti tidak menggunakan pertanyaan
secara terstruktur. Wawancara terfokus untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut: (1) apakah siswa senang dengan model
pembelajaran yang digunakan, (2) kesulitan apa yang dialami oleh
siswa ketika mengikuti pembelajaran, (3) apakah siswa senang
menyelesaikan LKS kelompok, dan (4) apakah siswa mampu
memberikan penjelasan atas langkah-langkahnya dalam
menyelesaikan soal. Berdasarkan pada empat fokus pertanyaan diatas,
diperoleh variasi jawaban dari subjek penelitian yang dapat
dikategorikan sebagai berikut:
42
(1) Seluruh siswa senang belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share, karena dapat memudahkan
mereka dan aktif dalam proses pembelajaran.
(2) Dalam mengerjakan latihan, subjek penelitian masih mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar.
(3) Siswa senang mengerjakan LKS kelompok, karena dengan kerja
kelompok siswa dapat berdiskusi dengan teman-temannya dalam
satu kelompok serta nilai dari setiap kelompok bisa sama.
(4) Subjek penelitian mengakui tidak mampu menjelaskan langkah-
langkah yang mereka lakukan dalam menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru.
4) Data Hasil Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama kegiatan
pembelajaran berlangsung nampak bahwa siswa sangat senang dan
antusias dalam belajar, siswa sangat senang bekerja secara mandiri
maupun secara kelompok. Siswa aktif belajar dan berdiskusi untuk
mencari informasi, baik dengan guru (peneliti) maupun dengan teman-
temannya yang lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share,
dilaksanakan observasi oleh pengamat adalah sebagai berikut:
43
a. Hasil Observasi Pengamat terhadap Aktivitas Guru
Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan oleh guru
matematika kelas VII A SMP Negeri 3 Palu dengan menggunakan
lembar observasi guru. Dari hasil observasi, secara keseluruhan
peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Adapun aspek yang diobservasi terdiri atas: (1) menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, (2) mengaitkan
pengetahuan prasyarat dengan materi yang akan dipelajari, (3)
mengoorganisasi siswa dalam kelompok, (4) membagikan LKS,
(5) menyajikan materi, (6) menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami, (7) mengajukan pertanyaan atau masalah untuk
dipikirkan, (8) membimbing siswa dalam menganalisis dan
memikirkan masalah yang diberikan, (9) meminta siswa untuk
berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkannya, (10) membimbing siswa dalam
menyelesaikan masalah, (11) memonitoring siswa, (12) meminta
setiap pasangan untuk berbagi jawaban dengan seluruh kelas,
(13) membimbing siswa dalam berdiskusi, (14) membimbing
siswa dalam menyimpulkan materi dan (15) memberikan tes
individu.
b. Hasil Observasi Pengamat terhadap Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
pengamat, secara keseluruhan subjek penelitian memiliki antusias
yang baik dalam proses pembelajaran. Adapun aspek yang
44
diobservasi terdiri atas: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2)
menjawab pertanyaan guru atau bertanya, (3) memahami materi
yang disajikan oleh guru, (4) kesiapan dan kesungguhan siswa
dalam belajar, (5) kerjasama siswa serta kemampuan
menyelesaikan soal, (6) tingkat motivasi dan minat belajar, (7)
kemampuan mengeluarkan pendapat, (8) keberanian mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari temannya, (9)
menyimpulkan materi dan (10) menyelesaikan tes individu.
Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat, siswa sudah
berani mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
mereka pahami serta menjawab pertanyaan yang diberikan guru
tentang materi yang diberikan, tetapi masih sebagian kecil dari 34
orang siswa. Hal ini menunjukkan dalam kegiatan belajar secara
umum siswa telah terlibat aktif, walaupun masih ada beberapa
subjek penelitian yang masih belum berani bertanya dan
mengemukakan pendapatnya.
5) Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang terjadi selama tindakan siklus I berlangsung guna
merencanakan tindakan yang lebih efektif pada tindakan siklus II.
Pembelajaran pada siklus I difokuskan agar siswa dapat membiasakan
diri untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-
Pair-Share dalam upaya memahami materi bentuk aljabar.
45
Pada akhir tindakan I, guru (peneliti) bersama dengan
pengamat mendiskusikan temuan-temuan selama pelaksanaan
tindakan siklus I. Berdasarkan data pengamatan diperoleh kesimpulan
bahwa, guru (peneliti) telah melaksanakan rencana pembelajaran
sebagaimana diharapkan. Mulai dari penjelasan tujuan
pembelajaran,memotivasi siswa, menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami siswa dalam materi penjumlahan bentuk aljabar serta
membimbing siswa dalam mengerjakan LKS secara berkelompok.
Pengelolaan pembelajaran dengan menerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share berlangsung dengan
baik, meskipun penguasaan kelas belum begitu maksimal terlihat
masih ada siswa bermain sewaktu guru (peneliti) menjelaskan di
papan tulis. Tetapi secara keseluruhan siswa senang belajar dengan
model pembelajaran tersebut, karena semua siswa terlibat langsung
dan aktif dalam menyelesaikan tugas baik secara individu maupun
kelompok. Dalam aktivitias kelompok siswa sudah aktif mengerjakan
LKS dan bertanya kepada guru, ketika mengalami kesulitan serta
siswa sudah mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru dan
teman-temannya dalam kelompoknya dalam menyelesaikan LKS
kelompok.
Dari analisis hasil tes individu siswa pada siklus I, diperoleh
informasi bahwa indikator keberhasilan untuk hasil belajar belum
tercapai karena persentase ketuntasan belajar secara klasikal yang
diperoleh sebesar 50 %. Hasil belajar subjek penelitian belum
46
memenuhi standar ketuntasan belajar secara klasikal. Dari hasil
tersebut, menunjukkan bahwa target pencapaian keberhasilan tindakan
belum dipenuhi. Dengan demikian, sesuai dengan indikator
keberhasilan siklus, maka dilakukan perbaikan di siklus II.
Hasil refleksi di atas menunjukkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan ditingkatkan pada siklus II antara lain:
a. Siswa masih kurang perhatian pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
b. Kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat
baik pada guru maupun pada temannya masih kurang
c. Seringnya siswa salah dalam menyelesaikan soal sehingga guru
menindaklanjutinya dalam kegiatan wawancara (memberikan
bimbingan kepada siswa tersebut sehingga mereka mengerti akan
kesalahannya)
d. Kemampuan guru dalam memberikan motivasi dan bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan
e. Kemampuan kerja sama antar siswa belum maksimal
a. Siklus II
1) Perencanaan.
Perencanaan tindakan pada siklus II ini didasarkan pada
refleksi siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
menyiapkan seluruh perangkat pembelajaran meliputi rencana
pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, serta instrumen penelitian yang
47
meliputi lembar kerja siswa kelompok, tes akhir tindakan dan lembar
observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pelaksanaan
pembelajaran.
Pada siklus II ini, guru lebih banyak memotivasi siswa supaya
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif, lebih
menekankan pada siswa untuk meningkatkan kerja sama dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok.
2) Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14
Oktober 2008 di kelas VII A SMP Negeri 3 Palu dengan materi
pengurangan bentuk aljabar. Pelaksanaan tindakan dimulai dari pukul
07.15 s.d 08.35. Materi ini disajikan dalam 2 jam pelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
yang sama pada siklus I.
Dalam penyajian materi, peneliti bertindak sebagai pengajar,
sedangkan guru mata pelajaran matematika kelas VII A SMP Negeri 3
Palu bertindak sebagai pengamat. Penyajian materi berdasarkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (lihat lampiran 10).
Sebelum masuk pada fase pertama, guru membuka pelajaran
dengan salam, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa. Kemudian, guru mengoorganisasi siswa dalam kelompok dan
pasangannya serta mengecek pengetahuan prasyarat untuk
48
membangkitkan pengetahuan awal siswa tentang penjumlahan bentuk
aljabar. Selanjutnya, membagikan LKS pada setiap kelompok.
Fase 1. Penyajian materi
Pada fase ini, guru menyajikan materi tentang pengurangan
bentuk aljabar dengan menggunakan metode tanya jawab. Pada
awalnya guru memberikan sebuah contoh bentuk aljabar seperti:
3a – 4b – 2a – 2b . Kemudian guru meminta siswa untuk
menyederhanakan bentuk tersebut dengan menunjuk salah seorang
siswa yang mengacungkan tangan. Dengan tegas siswa tersebut
menjawab “a + 2b Bu!”. Guru mengatakan bagus sekali! Masih ada
jawaban lain? Seorang siswa yang lain menjawab “a – 6b Bu!”. Guru
memuji keberanian siswa tersebut dan melanjutkan pertanyaan pada
seluruh siswa, “Ada jawaban lain”? Mereka mengatakan sama saja
Bu! Selanjutnya guru mengatakan “Ya, benar!” dan menegaskan
kepada seluruh siswa bahwa untuk menyederhanakan pengurangan
bentuk aljabar tersebut dilakukan sama saja seperti menyederhanakan
penjumlahan bentuk aljabar.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan beberapa contoh
soal untuk dikerjakan secara bersama. Selain itu, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal yang kurang
jelas. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik
karena pada akhir pembelajaran, guru akan memberikan tes individu
yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
49
Fase 2. Berpikir bersama
Pada fase ini, siswa diberikan pertanyaan atau masalah untuk
dipikirkan secara mandiri. Kegiatan guru disini adalah membimbing
siswa jika ada yang kebingungan mencari solusinya.
Fase 3. Transisi ke pasangan/tim
Pada fase ini, guru meminta siswa berpasangan dengan siswa
lain (pasangannya) untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya
pada fase kedua. Dalam menjawab pertanyaan, siswa bekerja secara
berkelompok, terlihat bahwa kerja sama yang ditunjukkan oleh siswa
sudah sangat kompak dan mereka tidak ragu-ragu lagi dalam bertanya
dan mengemukakan pendapatnya.
Fase 4. Monitoring
Pada fase ini, guru memantau dan mengamati aktivitas yang
dilakukan siswa dalam kelompoknya. Ketika siswa aktif
melaksanakan tugas dalam kelompok/pasangan mereka masing-
masing, di sini guru perlu berhati-hati memantau kerja siswa untuk
memastikan bahwa kegiatan mereka berjalan dengan baik. Dalam hal
ini, melihat keaktifan siswa dalam belajar. Di fase ini siswa tidak lagi
bertanya kepada guru, tetapi mereka aktif bertanya kepada teman
sekelompoknya.
Fase 5. Berbagi jawaban
Pada fase ini, guru meminta setiap pasangan/kelompok untuk
berbagi jawaban dengan seluruh siswa di kelas tentang apa yang telah
mereka bicarakan dan kerjakan secara bersama. Guru mengarahkan
50
siswa dalam berdiskusi, dan terlihat siswa sudah berani bertanya dan
tampil di depan kelas untuk menjawab soal. Selama siswa berdiskusi,
guru memberikan penghargaan dalam bentuk verbal dan gerakan
tubuh.
Sebelum menutup kegiatan pembelajaran, guru membimbing
siswa dalam menyimpulkan materi dan langsung memberikan tes
individu kemudian mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam.
3) Data Hasil Wawancara
Setelah memeriksa hasil tes akhir tindakan, guru (peneliti)
melakukan wawancara pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2008
terhadap subjek penelitian. Peneliti tidak menggunakan pertanyaan
secara terstruktur. Wawancara terfokus untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut: (1) apakah siswa senang dengan model
pembelajaran yang digunakan, (2) kesulitan apa yang dialami oleh
siswa ketika mengikuti pembelajaran, (3) apakah siswa senang
menyelesaikan LKS kelompok, dan (4) apakah siswa mampu
memberikan penjelasan atas langkah-langkahnya dalam
menyelesaikan soal. Berdasarkan pada empat fokus pertanyaan diatas,
diperoleh variasi jawaban dari subjek penelitian yang dapat
dikategorikan sebagai berikut:
(1) seluruh siswa senang belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share, karena mereka berbeda dengan
situasi pembelajaran yang selama mereka terima.
51
(2) dalam mengerjakan latihan, subjek penelitian mengakui
mengalami sedikit kesulitan dalam memahami pengurangan
bentuk aljabar. Namun secara garis besar mereka merasa sudah
dapat memahami materi tersebut.
(3) siswa senang mengerjakan LKS kelompok, karena mereka
mendapatkan informasi dan dapat berdiskusi dengan teman dalam
kelompoknya.
(4)secara keseluruhan subjek penelitian mampu menjelaskan
langkah-langkah yang mereka lakukan dalam menyelesaikan soal
yang diberikan oleh guru walaupun belum begitu sempurna.
4) Data Hasil Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama kegiatan
pembelajaran berlangsung nampak bahwa siswa sangat senang dan
antusias dalam belajar, siswa sangat senang bekerja secara mandiri
maupun secara kelompok. Siswa aktif belajar dan berdiskusi untuk
mencari informasi, baik dengan guru (peneliti) maupun dengan teman-
temannya yang lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share,
dilaksanakan observasi oleh pengamat adalah sebagai berikut.
a. Hasil Observasi Pengamat terhadap Aktivitas Guru
Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan oleh guru
matematika kelas VII A SMP Negeri 3 Palu dengan menggunakan
52
lembar observasi guru. Dari hasil observasi, secara keseluruhan
peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Adapun aspek yang diobservasi terdiri atas: (1) menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, (2) mengaitkan
pengetahuan prasyarat dengan materi yang akan dipelajari, (3)
mengoorganisasi siswa dalam kelompok, (4) membagikan LKS,
(5) menyajikan materi, (6) menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami, (7) mengajukan pertanyaan atau masalah untuk
dipikirkan, (8) membimbing siswa dalam menganalisis dan
memikirkan masalah yang diberikan, (9) meminta siswa untuk
berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkannya, (10) membimbing siswa dalam
menyelesaikan masalah, (11) memonitoring siswa, (12) meminta
setiap pasangan untuk berbagi jawaban dengan seluruh kelas,
(13) membimbing siswa dalam berdiskusi, (14) membimbing
siswa dalam menyimpulkan materi dan (15) memberikan tes
individu.
b. Hasil Observasi Pengamat terhadap Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
pengamat, secara keseluruhan subjek penelitian memiliki antusias
yang baik dalam proses pembelajaran. Adapun aspek yang
diobservasi terdiri atas: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2)
menjawab pertanyaan guru atau bertanya, (3) memahami materi
yang disajikan oleh guru, (4) kesiapan dan kesungguhan siswa
53
dalam belajar, (5) kerjasama siswa serta kemampuan
menyelesaikan soal, (6) tingkat motivasi dan minat belajar, (7)
kemampuan mengeluarkan pendapat, (8) keberanian mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari temannya, (9)
menyimpulkan materi dan (10) menyelesaikan tes individu.
Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat, siswa sudah
berani mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
mereka pahami serta menjawab pertanyaan yang diberikan guru
tentang materi yang diberikan. Hal ini menunjukkan dalam
kegiatan belajar secara umum siswa telah terlibat aktif, dan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah baik.
5) Refleksi Siklus II
Dengan melihat data observasi aktivitas guru dan siswa saat
pelaksanaan tindakan siklus II, pengamat memberi nilai lebih baik
dibandingkan dengan siklus I, aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran menunjukkan peningkatan pada kerja sama, bertanya
dan mengeluarkan pendapat. Demikian pula hasil belajar siswa sudah
memenuhi target pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal sebesar
85,29 %. Dengan demikian, tindakan siklus II telah memperbaiki atau
menutupi kekurangan pada siklus I, sehingga tidak perlu ada tindakan
selanjutnya, karena tindakan pada siklus II telah mendukung
keberhasilan tindakan.
54
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, maka peneliti
memperoleh gambaran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-pair-
Share yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan salah satu alternatif dalam
upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam belajar matematika di
kelas. Hal ini terlihat pada perbandingan hasil belajar antara tes awal dengan tes
akhir setelah siklus II ternyata terdapat beberapa perbedaan hasil belajar. Pada tes
awal skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80, skor terendah yang dicapai
siswa adalah 23. Siswa yang memperoleh nilai yang memenuhi standar
ketuntasan adalah 13 orang, sedangkan yang tidak memenuhi standar ketuntasan
berjumlah 21 orang. Setelah diadakan tes individu siklus I, diperoleh bahwa
skor/nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100, skor yang terendah yang
dicapai siswa adalah 20. Siswa yang memperoleh nilai yang memenuhi standar
ketuntasan adalah 17 orang, sedangkan yang tidak memenuhi standar ketuntasan
berjumlah 17 orang. Namun bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada
siklus II, diperoleh bahwa skor/nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100,
skor yang terendah yang dicapai siswa adalah 62. Siswa yang memperoleh nilai
yang memenuhi standar ketuntasan adalah 29 orang, sedangkan yang tidak
memenuhi standar ketuntasan hanya 5 orang. Meskipun demikian, tindakan ini
dianggap sudah memenuhi target pencapaian keberhasilan tindakan.
Rendahnya perbedaan hasil belajar antara tes awal dengan tes individu
pada tindakan siklus I dapat disebabkan oleh model pembelajaran yang
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share yang diterapkan di SMP Negeri 3 Palu baru pertama kali,
55
sehingga baik siswa maupun peneliti masih belum baik pemahamannya tentang
cara belajar dengan model tersebut, sehingga perbedaan hasil belajar yang
diperoleh tidak terlalu besar. Namun bila dibandingkan dengan hasil belajar
antara tes awal, tes individu siklus I dengan hasil tes individu siklus II terdapat
perbedaan yang jauh lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah
memperoleh pengalaman bagaimana cara belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Selain dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share juga dapat meningkatkan aktivitas
siswa dan guru di kelas. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pembelajaran
di siklus I dan II, aktivitas guru pada kategori baik. Namun demikian, pada siklus
II lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan
pada siklus II memberikan aktivitas guru yang lebih tinggi. Peningkatan terjadi
terutama pada pemberian motivasi. Sedangkan pada aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran di siklus I berada pada kategori kurang, namun pada siklus
II terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Hal ini menunjukkan
bahwa tindakan pada siklus II memberikan aktivitas siswa yang lebih tinggi.
Peningkatan terjadi terutama pada kerja sama siswa dan adanya siswa yang
berani bertanya dan mengeluarkan pendapatnya.
Pola belajar dengan kerja sama yang diterapkan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini, telah menimbulkan motivasi
siswa terutama untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang kurang untuk ikut
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini karena dalam pembelajaran ini,
semua siswa mendapat kesempatan yang sama dalam pembelajaran. Siswa yang
56
lebih pandai termotivasi untuk membantu siswa lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas kelompok/pasangan yang ada, karena semua siswa tidak hanya bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi juga teman sekelompoknya.
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
mengalami peningkatan.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini, adalah:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yang dilaksanakan
melalui tiga tahap, yakni berpikir, berpasangan dan berbagi jawaban
merupakan model pembelajaran yang menekankan pada metode tanya jawab,
diskusi, dan kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas yang lebih baik
pada siswa maupun guru serta meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar di kelas VII A SMP Negeri 3
Palu.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat
membantu siswa dalam memvisualisasikan atau mengambarkan secara
kongrit penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, sehingga konsep dasar
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar lebih tertanam dalam diri siswa.
3. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar menunjukkan suatu peningkatan yang signifikan. Hal ini
ditunjukkan dari presentase ketuntasan belajar secara klasikal dari 50 %
meningkat menjadi 85,29 %.
58
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran-
saran sebagai berikut.
1. Pada proses pembelajaran, guru hendaknya dapat menjadikan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-share sebagai alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada guru yang mengajarkan materi matematika khususnya pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, agar mempertimbangkan untuk
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
59
DAFTAR RUJUKAN
Arif, 2003. Belajar Kooperatif dengan Pendekatan Struktural untuk Pemahaman Konsep Statistika Siswa Kelas II SLTP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Tesis Tidak Dipublikasikan, Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, R.Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung : Erlangga.
Depdiknas, 2004a. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan.
Depdiknas, 2004b. Pembelajaran Matematika I. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan.
Depdiknas, 2004c. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjend Dikti P2LPTK.
Ibrahim, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Press.
Jaeng, Maxinus. 2008. Model Pembelajaran Matematika Sekolah. Palu: FKIP Universitas Tadulako.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.
Marks, J.L., Hiatt, A.A. & Neufeld, E.M. 1985. Metode Pengajaran Matematika untuk Sekolah Dasar. Terjemahan oleh Bambang Sumantri, 1988. Jakarta: Erlangga.
Moleong. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudarto, 2000. Kejar (Kegiatan Belajar) Matematika Pendidikan Dasar 9 Tahun untuk SLTP Kelas I Cawu I. Surakarta: Pabelan.
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sugijono, Cholik & Subroto. 2002. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
60
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta.
Sumardi & Bremaniwati. 2004. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jawa Tengah : Prestasi Agung Pratama.
Surakhmad. 1980. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung: Tarsito. Aksara.
Usman, M. Uzer & Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Widyantini, 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta : Depdiknas Direktorat Tenaga Kependidikan.
61
Lampiran 1
TES AWAL
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bentuk Aljabar
Waktu : 1 Jam Pelajaran
Hari / Tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2008
Petunjuk Soal :
1. Tulislah nama Anda pada lembar jawaban yang telah disediakan!
2. Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
Soal :
1. Tulislah koefisien x, y, dan z pada bentuk aljabar di bawah!
a. 3x + 8my – 2z
b. 5ax + 10by + 3z
2. Ditentukan bentuk aljabar 3p2 + 6p + 7, tulislah koefisien p2, koefisien p dan
konstantanya!
3. Tentukan suku-suku dari bentuk aljabar 5c2 + 2c + 7 !
4. Tentukan suku-suku sejenis dari x2 + 2x – 1 dan 3x2 + x + 1 !
5. Apakah p dan q adalah koefisien-koefisien yang sejenis pada bentuk aljabar
px2 + 4x + 1 dengan 2x2 + x + q ? Benar atau salah!
62
Lampiran 2
DAFTAR PEROLEHAN SKOR SISWA
PADA TES AWAL
No Nama Siswa Jumlah Skor / Nilai Perolehan Ket
1. Ahmad Imran 80 Tuntas2. Aminah 47 Tidak Tuntas3. Buana Hardiyanti 57 Tidak Tuntas4. Citra Dewi 80 Tuntas5. Eka Novian 63 Tidak Tuntas6. Eko Yulianto 67 Tuntas7. Fahrul Arfandi 47 Tidak Tuntas8. Fani Rahmasari 57 Tidak Tuntas9. Ijmah Mushawwirah 70 Tuntas10. Intan Permata 23 Tidak Tuntas11. Irdayanti 80 Tuntas12. Juniawan Abdi Wijaksono 37 Tidak Tuntas13. Lolita Dwi Iswantoro 53 Tidak Tuntas14. Magfirah Fitriah 57 Tidak Tuntas15. Meiliani Siti Hartini 67 Tuntas16. Moh. Fahri 40 Tidak Tuntas17. Moh. Fauzan 40 Tidak Tuntas18. Moh. Ihsan 77 Tuntas19. Moh. Kurniawan 80 Tuntas20. Moh. Rifardi 57 Tidak Tuntas21. Muh. Fadli 63 Tidak Tuntas22. Muh. Rasyidik 63 Tidak Tuntas23. Nur Anggraini 80 Tuntas24. Nurfadillah - -25. Reski Nurul Azizah 77 Tuntas26. Reza Renaldi 70 Tuntas
63
27. Sakinah 80 Tuntas28. Sasmita Anggraini 47 Tidak Tuntas29. Serlianti 53 Tidak Tuntas30. Siti Hartina 53 Tidak Tuntas31. Solahuddin 33 Tidak Tuntas32. Vera Wati 67 Tuntas33. Wahyudi 50 Tidak Tuntas34. Zaqi Fahmi 40 Tidak Tuntas
Persentase ketuntasan belajar secara klasikal =
=
= 38,23 %
64
Lampiran 3
KELOMPOK BELAJAR SISWA
KELOMPOK NAMA SISWA JENIS
KELAMIN
TINGKAT
PEMAHAMANKET
I
1. Ahmad Imran (1)
2. Reza Renaldi (2)
3. Fani Rahmasari (1)
4. Nurfadillah (2)
L
L
P
P
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
II
1. Citra (1)
2. Eko Yulianto (2)
3. Serlianti (2)
4. Fahrul (1)
P
L
P
L
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
III
1. Irdayanti (1)
2. Meiliani (2)
3. Wahyudi (2)
4. Juniawan (1)
P
P
L
L
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
IV
1. Moh. Kurniawan (1)
2. Vera Wati (2)
3. Siti Hartina (2)
4. Magfirah (1)
L
P
P
P
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
V
1. Nur Anggraini (1)
2. Muh. Fadli (2)
3. Sasmita (2)
4. Sholahuddin (1)
P
L
P
L
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
VI
1. Sakinah (1)
2. Muh. Rasyidik (2)
3. Aminah (2)
4. Moh. Fauzan (1)
P
L
P
L
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
65
VII
1. Reski Nurul (1)
2. Eka Novian (2)
3. Lolita (1)
4. Moh. Fahri (2)
P
P
P
L
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
VIII
1. Moh Ihsan (1)
2. Ijmah (2)
3. Buana (3)
4. Moh. Rifardi (2)
5. Intan Permata (1)
6. Zaqi Fahmi (3)
L
P
P
L
P
L
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
66
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(SIKLUS I)
Sekolah : SMP Negeri 3 PaluMata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : VIIA / 1Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami bentuk aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel
Kompetensi Dasar : Melakukan operasi pada bentuk aljabar
Indikator : Menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyelesaikan penjumlahan pada bentuk aljabar
B. Materi Pembelajaran
Bentuk aljabar
C. Model/Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Metode : Ceramah, Diskusi kelompok, dan Pemberian tugas
D. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kegiatan Awal
a. Membuka kegiatan pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa
c. Mengajukan pertanyaan untuk
mengetahui pengetahuan prasyarat
siswa dengan materi yang akan
dipelajari
a. Memperhatikan dan
mendengarkan dengan baik
dan seksama
b. Memperhatikan penjelasan
guru
c. Menjawab pertanyaan guru
atau bertanya
10’
67
d. Mengoorganisasi siswa dalam
kelompok
e. Membagikan LKS
d. Bergabung dengan anggota
kelompok masing-masing
e. Memperhatikan isi LKS
Kegiatan Inti
Fase 1. Penyajian Materi
a. Guru menyajikan materi tentang
menyelesaikan penjumlahan bentuk
aljabar
b. Menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami siswa dan mengajukan
beberapa pertanyaan
c. Mengajukan pertanyaan atau masalah
untuk dipikirkan
Fase 2. Berpikir Bersama
Membimbing siswa dalam menganalisis
dan memikirkan masalah yang diberikan
Fase 3. Transisi ke Pasangan/Tim
a. Meminta siswa berpasangan dengan
siswa lain untuk mendiskusikan apa
yang telah dipikirkannya
b. Membimbing siswa dalam
menyelesaikan masalah ataupun soal
yang diberikan
Fase 4. Monitoring
Memantau aktivitas siswa
Fase 5. Berbagi Jawaban
a. Meminta setiap pasangan untuk
berbagi jawaban dengan seluruh kelas
b. Membimbing siswa dalam berdiskusi
a. Memahami materi yang
disajikan guru
b. Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru dan meminta
penjelasan guru mengenai
hal-hal yang belum dipahami
c. Memikirkan masalah yang
diberikan
Menganalisis dan memikirkan
masalah secara sendiri-sendiri
a. Mencari pasangannya
masing-masing
b. Menjawab dan
menyelesaikan masalah
Aktif melaksanakan tugas
dalam kelompoknya
a. Berbagi jawaban dengan
siswa pada kelompok lain
b. Melakukan diskusi
50’
68
Kegiatan Akhir
a. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
b. Memberikan tes individu
c. Mengakhiri kegiatan pembelajaran
a. Menyimpulkan materi
pelajaran
b. Mengerjakan tes yang
diberikan
20’
E. Sumber Belajar
Buku teks
F. Penilaian
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : Tes tertulis
Contoh Instrumen :
1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. –4p + 8p
b. –2x2 + 5x2
2. Tentukan hasil penjumlahan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. –7x2 + 3x + (-9x2) + x
b. (6y2 + 2) + (3y + 7)
c. (3xy + 2x + 2) + (2xy + 4)
d. (2p2 + 3p +2) + (5p2 + 2p + 5)
69
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
Kelompok: ………….
Indikator: Menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar
Petunjuk:
a. Tulislah nama kelompok anda serta tanggal di bagian atas lembar jawaban.
b. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
Soal:
Tentukan hasil penjumlahan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. 7a + 2a = (… + …)a
= …
b. (5p + 7) + (2p +5) = 7p + …
c. (4xy2 + 2) + (2xy2 + 1) = … + …
d. 3p + 5q + (-5p) + 9q = 3p + (…) + 5q + …
= (… - …)p + ( … + …)q
= …p + …q
e. (2x2 + 3x + 7) + (4x2 + 2x + 5) = 6x2 + …x + …
70
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS
SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 PaluMata Pelajaran : MatematikaMateri : Penjumlahan Bentuk AljabarNama Peneliti : HelmiHari / Tanggal : Rabu, 8 Oktober 2008
Petunjuk.Berikut ini daftar pengelolaan kegiatan belajar berdasarkan pembelajaran kooperatif tipe Think-pair-Share yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan membubuhkan tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia.
No Aspek yang Diamati Penilaian1 2 3 4
I KEGIATAN AWAL
a. Membuka kegiatan pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa
c. Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
prasyarat siswa dengan materi yang akan dipelajari
d. Mengoorganisasi siswa dalam kelompok
e. Membagikan LKS
II KEGIATAN INTI
Fase 1. Penyajian Materi
a. Guru menyajikan materi tentang menyelesaikan
penjumlahan bentuk aljabar
b. Menjelaskan hal-hal yang belum dipahami siswa dan
mengajukan beberapa pertanyaan
c. Mengajukan pertanyaan atau masalah untuk dipikirkan
Fase 2. Berpikir Bersama
Membimbing siswa dalam menganalisis dan memikirkan
masalah yang diberikan
71
Fase 3. Transisi ke Pasangan/Tim
a. Meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya
b. Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah
ataupun soal yang diberikan
Fase 4. Monitoring
Memantau aktivitas siswa
Fase 5. Berbagi Jawaban
a. Meminta setiap pasangan untuk berbagi jawaban dengan
seluruh kelas
b. Membimbing siswa dalam berdiskusi
III KEGIATAN AKHIR
a. Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
b. Memberikan tes individu
c. Mengakhiri kegiatan pembelajaran
PENGELOLAAN WAKTU
PENGAMATAN SUASANA KELAS
Siswa antusias
Guru antusias
Keterangan:1 = Tidak baik2 = Kurang baik3 = Cukup baik4 = Baik
Pengamat
Niluh Wardhani, S.PdNIP. 132064604
72
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DI KELAS
SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Palu
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Penjumlahan Bentuk Aljabar
Nama Peneliti : Helmi
Hari / Tanggal : Rabu, 8 Oktober 2008
Petunjuk.
Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.
No Aspek yang DiamatiPenilaian
1 2 3 4
I KEGIATAN AWAL
a. Memperhatikan penjelasan guru
b. Menjawab pertanyaan guru atau bertanya
II KEGIATAN INTI
a. Memahami materi yang disajikan guru
b. Kesiapan dan kesungguhan siswa dalam belajar
c. Kerjasama yang ditunjukkan oleh siswa dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada serta mampu
menyelesaikan soal atau masalah
d. Tingkat motivasi dan minat belajar
e. Kemampuan mengeluarkan pendapat
f. Keberanian mengajukan pertanyaan serta berani
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari temannya.
73
III KEGIATAN AKHIR
a. Menyimpulkan materi
b. Menyelesaikan tes individu
IV Suasana kelas (antusias siswa)
Keterangan:1 = Tidak baik2 = Kurang baik3 = Cukup baik4 = Baik
Pengamat
Dian Untari STB. A 23104017
74
Lampiran 8
TES INDIVIDU SIKLUS I
Petunjuk soal:
1. Tulislah nama Anda pada lembar jawaban yang telah disediakan!
2. Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
Soal:
1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. –4p + 8p
b. –2x2 + 5x2
2. Tentukan hasil penjumlahan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. –7x2 + 3x + (-9x2) + x
b. (6y2 + 2) + (3y + 7)
c. (3xy + 2x + 2) + (2xy + 4)
d. (2p2 + 3p +2) + (5p2 + 2p + 5)
75
Lampiran 9
DAFTAR HASIL PEROLEHAN SKOR SISWA
PADA TES INDIVIDU (SIKLUS I)
No Nama Siswa Jumlah Skor / Nilai Perolehan Ket
1. Ahmad Imran 70 Tuntas2. Aminah 70 Tuntas3. Buana Hardiyanti 40 Tidak Tuntas4. Citra Dewi 68 Tuntas5. Eka Novian 20 Tidak Tuntas6. Eko Yulianto 70 Tuntas7. Fahrul Arfandi 40 Tidak Tuntas8. Fani Rahmasari 50 Tidak Tuntas9. Ijmah Mushawwirah 50 Tidak Tuntas10. Intan Permata - -11. Irdayanti 40 Tidak Tuntas12. Juniawan Abdi Wijaksono 50 Tidak Tuntas13. Lolita Dwi Iswantoro 78 Tuntas14. Magfirah Fitriah 90 Tuntas15. Meiliani Siti Hartini 80 Tuntas16. Moh. Fahri 52 Tidak Tuntas17. Moh. Fauzan - -18. Moh. Ihsan 90 Tuntas19. Moh. Kurniawan 90 Tuntas20. Moh. Rifardi 40 Tidak Tuntas21. Muh. Fadli 100 Tuntas22. Muh. Rasyidik 20 Tidak Tuntas23. Nur Anggraini 88 Tuntas24. Nurfadillah 40 Tidak Tuntas25. Reski Nurul Azizah 80 Tuntas26. Reza Renaldi 70 Tuntas
76
27. Sakinah 80 Tuntas28. Sasmita Anggraini 40 Tidak Tuntas29. Serlianti 20 Tidak Tuntas30. Siti Hartina 96 Tuntas31. Solahuddin 40 Tidak Tuntas32. Vera Wati 90 Tuntas33. Wahyudi 76 Tuntas34. Zaqi Fahmi 50 Tidak Tuntas
Persentase ketuntasan belajar secara klasikal =
=
= 50 %
77
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(SIKLUS II)
Sekolah : SMP Negeri 3 PaluMata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : VIIA / 1Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami bentuk aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel
Kompetensi Dasar : Melakukan operasi pada bentuk aljabar
Indikator : Menyelesaikan pengurangan bentuk aljabar
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyelesaikan pengurangan pada bentuk aljabar
B. Materi Pembelajaran
Bentuk aljabar
C. Model/Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Metode : Ceramah, Diskusi kelompok, dan Pemberian tugas
D. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kegiatan Awal
a. Membuka kegiatan pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa
c. Mengajukan pertanyaan untuk
mengetahui pengetahuan prasyarat
siswa dengan materi yang akan
dipelajari
a. Memperhatikan dan
mendengarkan dengan baik
dan seksama
b. Memperhatikan penjelasan
guru
c. Menjawab pertanyaan guru
atau bertanya
10’
78
d. Mengoorganisasi siswa dalam
kelompok
e. Membagikan LKS
d. Bergabung dengan anggota
kelompok masing-masing
e. Memperhatikan isi LKS
Kegiatan Inti
Fase 1. Penyajian Materi
a. Guru menyajikan materi tentang
menyelesaikan pengurangan bentuk
aljabar
b. Menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami siswa dan mengajukan
beberapa pertanyaan
c. Mengajukan pertanyaan atau masalah
untuk dipikirkan
Fase 2. Berpikir Bersama
Membimbing siswa dalam menganalisis
dan memikirkan masalah yang diberikan
Fase 3. Transisi ke Pasangan/Tim
a. Meminta siswa berpasangan dengan
siswa lain untuk mendiskusikan apa
yang telah dipikirkannya
b. Membimbing siswa dalam
menyelesaikan masalah ataupun soal
yang diberikan
Fase 4. Monitoring
Memantau aktivitas siswa
Fase 5. Berbagi Jawaban
a. Meminta setiap pasangan untuk
berbagi jawaban dengan seluruh kelas
b. Membimbing siswa dalam berdiskusi
a. Memahami materi yang
disajikan guru
b. Menjawab pertanyaan yang
diajukan guru dan meminta
penjelasan guru mengenai
hal-hal yang belum dipahami
c. Memikirkan masalah yang
diberikan
Menganalisis dan memikirkan
masalah secara sendiri-sendiri
a. Mencari pasangannya
masing-masing
b. Menjawab dan
menyelesaikan masalah
Aktif melaksanakan tugas
dalam kelompoknya
a. Berbagi jawaban dengan
siswa pada kelompok lain
b. Melakukan diskusi
50’
79
Kegiatan Akhir
a. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
b. Memberikan tes individu
c. Mengakhiri kegiatan pembelajaran
a. Menyimpulkan materi
pelajaran
b. Mengerjakan tes yang
diberikan
20’
E. Sumber Belajar
Buku teks
F. Penilaian
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : Tes tertulis
Contoh Instrumen :
1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. 5a – 2a
b. –4q2 – 3q2
2. Tentukan hasil penjumlahan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. –7a – 2b – 3a – 3b
b. (6pq – 3) – (3pq – 2)
c. (3p3 – 2aq2 – 5) – (p2 – aq2 – 10)
3. Kurangkan bentuk aljabar berikut.
a. 5a – 3b dari 2a – 8b
b. –6p – 3q + 3r dari p – q – 3
80
Lampiran 11
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II
Kelompok: ………….
Indikator: Menyelesaikan pengurangan bentuk aljabar
Petunjuk:
a. Tulislah nama kelompok anda serta tanggal di bagian atas lembar jawaban.
b. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
Soal:
1. Tentukan hasil pengurangan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. 9y – 12y = (… - …)y
= …
b. (7p – 6) – (3p – 2) = 4p - …
c. (6xy2 – 2y) – (3y – xy2) = … + …
d. –5x2 – 3x – 7x2 – 6x = –5x2 - … - 3x - …
= (… - …)x2 – (… + …)x
= …x2 + …x
e. (x2 – x – 9) – (5x2 – 7x + 2) = -4x2 + …x - …
2. Kurangkan bentuk aljabar 8a – 3b dari 3a – 8b
Penyelesaian:
3a – 8b – (8a – 3b)
= 3a – 8b - … + …
= 3a - … - 8b + …
= …a - …b
81
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS
SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 PaluMata Pelajaran : MatematikaMateri : Pengurangan Bentuk AljabarNama Peneliti : HelmiHari / Tanggal : Selasa, 14 Oktober 2008
Petunjuk.Berikut ini daftar pengelolaan kegiatan belajar berdasarkan pembelajaran kooperatif tipe Think-pair-Share yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan membubuhkan tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia.
No Aspek yang Diamati Penilaian1 2 3 4
I KEGIATAN AWAL
a. Membuka kegiatan pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa
c. Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
prasyarat siswa dengan materi yang akan dipelajari
d. Mengoorganisasi siswa dalam kelompok
e. Membagikan LKS
II KEGIATAN INTI
Fase 1. Penyajian Materi
a. Guru menyajikan materi tentang menyelesaikan
pengurangan bentuk aljabar
b. Menjelaskan hal-hal yang belum dipahami siswa dan
mengajukan beberapa pertanyaan
c. Mengajukan pertanyaan atau masalah untuk dipikirkan
Fase 2. Berpikir Bersama
Membimbing siswa dalam menganalisis dan memikirkan
masalah yang diberikan
82
Fase 3. Transisi ke Pasangan/Tim
a. Meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya
b. Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah
ataupun soal yang diberikan
Fase 4. Monitoring
Memantau aktivitas siswa
Fase 5. Berbagi Jawaban
a. Meminta setiap pasangan untuk berbagi jawaban dengan
seluruh kelas
b. Membimbing siswa dalam berdiskusi
III KEGIATAN AKHIR
a. Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
b. Memberikan tes individu
c. Mengakhiri kegiatan pembelajaran
PENGELOLAAN WAKTU
PENGAMATAN SUASANA KELAS
Siswa antusias
Guru antusias
Keterangan:1 = Tidak baik2 = Kurang baik3 = Cukup baik4 = Baik
Pengamat
Niluh Wardhani, S.PdNIP. 132064604
83
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DI KELAS
SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Palu
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Pengurangan Bentuk Aljabar
Nama Peneliti : Helmi
Hari / Tanggal : Selasa, 14 Oktober 2008
Petunjuk.
Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.
No Aspek yang DiamatiPenilaian
1 2 3 4
I KEGIATAN AWAL
a. Memperhatikan penjelasan guru
b. Menjawab pertanyaan guru atau bertanya
II KEGIATAN INTI
a. Memahami materi yang disajikan guru
b. Kesiapan dan kesungguhan siswa dalam belajar
c. Kerjasama yang ditunjukkan oleh siswa dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada serta mampu
menyelesaikan soal atau masalah
d. Tingkat motivasi dan minat belajar
e. Kemampuan mengeluarkan pendapat
f. Keberanian mengajukan pertanyaan serta berani
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari temannya.
84
III KEGIATAN AKHIR
a. Menyimpulkan materi
b. Menyelesaikan tes individu
IV Suasana kelas (antusias siswa)
Keterangan:1 = Tidak baik2 = Kurang baik3 = Cukup baik4 = Baik
Pengamat
S a n t i STB. A 23104041
85
Lampiran 14
TES INDIVIDU SIKLUS II
Petunjuk soal:
1. Tulislah nama Anda pada lembar jawaban yang telah disediakan!
2. Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
Soal:
1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. 5a – 2a
b. –4q2 – 3q2
2. Tentukan hasil pengurangan bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. –7a – 2b – 3a – 3b
b. (6pq – 3) – (3pq – 2)
c. (3p3 – 2aq2 – 5) – (p2 – aq2 – 10)
3. Kurangkan bentuk aljabar berikut.
a. 5a – 3b dari 2a – 8b
b. –6p – 3q + 3r dari p – q – 3
86
Lampiran 15
DAFTAR HASIL PEROLEHAN SKOR SISWA
PADA TES INDIVIDU (SIKLUS II)
No Nama Siswa Jumlah Skor / Nilai Perolehan Ket
1. Ahmad Imran 100 Tuntas2. Aminah 69 Tuntas3. Buana Hardiyanti 85 Tuntas4. Citra Dewi 77 Tuntas5. Eka Novian 69 Tuntas6. Eko Yulianto 77 Tuntas7. Fahrul Arfandi 62 Tidak Tuntas8. Fani Rahmasari 85 Tuntas9. Ijmah Mushawwirah 74 Tuntas10. Intan Permata 74 Tuntas11. Irdayanti 77 Tuntas12. Juniawan Abdi Wijaksono 83 Tuntas13. Lolita Dwi Iswantoro 85 Tuntas14. Magfirah Fitriah 97 Tuntas15. Meiliani Siti Hartini 85 Tuntas16. Moh. Fahri 85 Tuntas17. Moh. Fauzan 85 Tuntas18. Moh. Ihsan 77 Tuntas19. Moh. Kurniawan 100 Tuntas20. Moh. Rifardi 62 Tidak Tuntas21. Muh. Fadli - -22. Muh. Rasyidik 100 Tuntas23. Nur Anggraini - -24. Nurfadillah 74 Tuntas25. Reski Nurul Azizah 85 Tuntas26. Reza Renaldi 85 Tuntas
87
27. Sakinah 77 Tuntas28. Sasmita Anggraini 85 Tuntas29. Serlianti 62 Tidak Tuntas30. Siti Hartina 77 Tuntas31. Solahuddin 100 Tuntas32. Vera Wati 77 Tuntas33. Wahyudi 85 Tuntas34. Zaqi Fahmi 85 Tuntas
Persentase ketuntasan belajar secara klasikal =
=
= 85,29 %
88
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Helmi
NIM : A 231 04 015
Jurusan/Program Studi : Pend. MIPA/Pend. Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu pendidikan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan
atau pikiran orang lain. Saya akui skripsi ini adalah hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah
hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Palu, Nopember 2008
Yang membuat pernyataan,
H e l m iA 231 04 015
89
RIWAYAT HIDUP
Helmi, dilahirkan pada tanggal 30 Juli 1986 di Palu Provinsi Sulawesi tengah
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Syamsuddin dan Ibu
Nur’ani.
Pendidikan pertama kali di Sekolah Dasar tepatnya di SD Inpres Boyaoge
selama 6 tahun dan tamat pada tahun 1998. Pendidikan berikutnya di tempuh di
SLTP Negeri 5 Palu dan tamat pada tahun 2001. Kemudian pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 4 Palu dan tamat pada tahun 2004.
Pada tahun 2004 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako melalui PMDK.
90