BAB I-fix - Copy

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Glikasi protein (glikosilasi nonenzimatik) merupakan bagian pertama dari reaksi Maillard dan terjadi ketika gugus gula karbonil bereaksi dengan gugus amino protein untuk membentuk basa Schiff yang kemudian tersusun kembali menjadi produk Amadori stabil. Glikasi terjadi secara spontan ketika protein terpapar gula pereduksi. Terjadinya reaksi glikasi bergantung pada derajat dan durasi hiperglikemi in vivo (1). Glukosa dan produk Amadori dapat mengalami autooksidasi jika terdapat logam transisi. Autooksidasi glukosa dan produk Amadori dapat menghasilkan senyawa yang dapat membentuk advanced glycation end products (AGEs) dan radikal bebas yang dapat merusak protein, lipid, dan asam nukleat serta dapat berkontribusi pada kerusakan jaringan pada diabetes. Keberadaan AGEs pada nukleotida berhubungan dengan meningkatnya frekuensi 1

description

zxzx

Transcript of BAB I-fix - Copy

3

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangGlikasi protein (glikosilasi nonenzimatik) merupakan bagian pertama dari reaksi Maillard dan terjadi ketika gugus gula karbonil bereaksi dengan gugus amino protein untuk membentuk basa Schiff yang kemudian tersusun kembali menjadi produk Amadori stabil. Glikasi terjadi secara spontan ketika protein terpapar gula pereduksi. Terjadinya reaksi glikasi bergantung pada derajat dan durasi hiperglikemi in vivo (1). Glukosa dan produk Amadori dapat mengalami autooksidasi jika terdapat logam transisi. Autooksidasi glukosa dan produk Amadori dapat menghasilkan senyawa yang dapat membentuk advanced glycation end products (AGEs) dan radikal bebas yang dapat merusak protein, lipid, dan asam nukleat serta dapat berkontribusi pada kerusakan jaringan pada diabetes. Keberadaan AGEs pada nukleotida berhubungan dengan meningkatnya frekuensi mutasi, rusaknya rantai DNA, dan sitotoksisitas (1). Stres glikasi merupakan salah satu dari faktor risiko dari penuaan di dalam maupun di luar tubuh (2).AGEs merupakan kelompok heterogen makromolekul yang terbentuk oleh glikasi nonenzimatik dari protein, lemak dan asam nukleat (3). Pembentukan AGEs merupakan bagian dari metabolisme normal, tetapi kadar tinggi AGEs yang menjangkau jaringan dan sirkulasi dapat menjadi patogenik. Efek patologi dari AGEs terkait dengan kemampuannya untuk memicu terjadinya stres oksidatif dan inflamasi dengan berikatan pada reseptor permukaan sel atau crosslink dengan protein tubuh, kemudian mengubah struktur dan fungsinya (4). Penurunan pada mekanisme perbaikan DNA dan persistensi lesi pada DNA sehubungan dengan bertambahnya usia juga dapat menjadi faktor eksaserbasi pada glikasi nukleotida (3). Meningkatnya akumulasi AGEs dapat menginduksi berbagai perubahan seluler yang akan berakibat pada komplikasi mikro dan makrovaskuler seperti aterosklerosis, retinopati diabetik, nefropati dan neuropati (5) terkait dengan diabetes dan penyakit kardiovaskular (4). Oksidasi memiliki peran penting dalam proses glikasi dan pembentukan AGEs, sehingga peran antioksidan sangat penting dalam pencegahan dan dapat memperlambat reaksi glikasi. Tanaman yang mengandung senyawa fenolik, vitamin E, vitamin C (asam askorbat), karotenoid, berpotensi sebagai terapi yang potensial dalam pencegahan glikasi protein dan molekul lain (6). Penelitian yang dilakukan oleh Yanhouy Lee et al. menunjukkan efek penghambatan pembentukan AGEs kolagen dari ekstrak buah kiwi (Actinidia chinensis) yang mengandung senyawa flavonoid dan fenolik tinggi dengan mekanisme aktivitas pemulungan dan pengurangan daya radikal bebas (7). Jambu biji merah (Psidium guajava L.) merupakan satu dari buah buahan yang mengandung jumlah vitamin C yang tinggi, senyawa fenolik, flavonoid, minyak esensial, karotenoid, lektin, fiber dan asam lemak (8, 9). Thuaytong dan Anprung menemukan aktivitas antioksidan dari konstituen yang diidentifikasi dari jambu biji putih dan merah, antara lain asam askorbat, gallic acid, katekin, etil benzoat, -caryophyllene, (E)-3-heksenil asetat dan -bisabolene (10). Berdasarkan pemaparan sebelumnya, jambu biji merah memiliki berbagai macam kandungan konstituen yang dapat menghambat pembentukan AGEs dalam reaksi glikasi. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian untuk menguji potensi buah Psidium guajava L. sebagai antiglikasi secara in vitro.

1. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dikemukakan permasalahan berapa besar potensi ekstrak buah Psidium guajava L. sebagai antiglikasi?

1. Tujuan PenelitianTujuan umum penelitian untuk mengetahui potensi antiglikasi ekstrak buah Psidium guajava L. secara in vitro.Tujuan khusus penelitian ini, yaitu :0. Mengukur IC50 ekstrak buah Psidium guajava L. sebagai antiglikasi in vitro.0. Mengukur IC50 asam askorbat sebagai antiglikasi in vitro.0. Membandingkan IC50 ekstrak buah Psidium guajava L. dengan asam askorbat.

1. Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bahan referensi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya, serta dapat diaplikasikan sebagai salah satu pencegahan proses glikasi yang terkait dengan proses aging, penyakit diabetes dan kardiovaskular.1