BAB 4 DPHE
-
Upload
dila-adila -
Category
Documents
-
view
32 -
download
2
description
Transcript of BAB 4 DPHE
LABORATORIUM PILOT PLANT
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016
MODUL : DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
PEMBIMBING : Ir. Emma Hermawati, M.T
Oleh :
Kelompok : 7 (Tujuh)
Nama, NIM : 1. Suci Susilawati 131411029
2. Dila Adila 131411059
Kelas : 3A
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
Tanggal Praktikum : 23 November 2015
Tanggal Penyerahan : 4 Januari 2016
(Laporan)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat perpindahan panas ada berbagai tipe dan model yang banyak ragamnya. Secara
garis besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu double pipe, shell and tube dan plate heat
exchanger. Masing-asing jenis digunakan berdasarkan keperluan dan ppertimbangan teknis
dan ekonominya, begitu pula dengan kapasitasnya. Salah satu jenis penukar panas adalah
double pipe heat exchanger. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan berlawanan arah
aliran atau searah antara fluida panas dan fluida dingin yang terkandung dalam ruang annular
dan fluida lainnya dalam pipa. Alat penukar panas ini terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida
yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus
antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju
alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap
koefisien pindah panas keseluruhan (U)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pengertian Heat Exchanger
Sesuai dengan namanya, maka alat penukar kalor (heat exchanger) berfungsi
mempertukarkan suhu antara dua fluida dengan melewati dua bidang batas. Bidang batas
pada alat penukar kalor ini berupa pipa yang terbuat dari berbagai jenis logam sesuai dengan
penggunaan dari alat tersebut.
Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan unjuk kerja alat penukar kalor pipa
ganda (double pipe heat exchanger) yang terdiri dari dua pipa konsentris. Pipa yang berada di
luar dikenal sebagai annulus (shell), sedangkan bagian dalam dikenal sebagai pipa (tube).
1.2. Prinsip Kerja Heat Exchanger
Heat exchanger adalah heat exchanger antara dua fluida dengan melewati dua bidang
batas. Bidang batas pada heat exchanger adalah dinding pipa yang terbuat dari berbagai jenis
logam. Pada heat exchanger ini, terdapat dari dua pipa konsentris, yaitu: annullus/shell (pipa
yang berada di luar) dan tube (pipa yang berada di dalam).
Berdasarkan jenis alirannya heat exchanger dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pararel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua fluida
memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur yang besar
akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatur keluaran
dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.
2. Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE masuk
dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya mendekati
suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih efekrif dari
paralel flow. Mekanisme perpindahan kalor jenis ini hampir sama dengan paralel flow,
dimana aplikasi dari bentuk diferensial dari persamaan steady-state:
(1)
(2)
3. Cross flow Heat exchanger
Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai untuk
aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and shell heat
exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam tube dan
menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.
1.3. Komponen Penyusun Heat Exchanger
Komponen-komponen dari penyusun Heat Exchanger, terdiri dari:
1. Shell dan Tube
Suatu sillinder yang dilengkapi dengan inlet dan outlet nozzle sebagai tempat keluar
masuknya fluida. Ada 2 jenis tube dalam shell, yaitu finned tube (tube yang
mempunyai sirip (fin) pada bagian luar tube) dan bare tube (tube dengan permukaan
yang rata)
2. Tube Sheet
Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang disebut tube
bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube sheet.
Sedangkan pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi
untuk menyatukan tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube
side dengan shell side.
3. Baffle
Berfungsi sebagai penyangga tube, menjaga jarak antar tube, menahan vibrasi yang
disebabkan oleh aliran fluida, dan mengatur aliran turbulen sehingga perpindahan
panas lebih sempurna. Jenis baffle yaitu battle melintang (segmental, dish and
doughnut) dan baffle memanjang.
4. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian paling
luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang satu
dengan lainnya tetap.
1.4. Jenis-Jenis Heat Exchanger
A. Berdasarkan Fungsinya
1. Heat exchanger
Heat exchanger mengontrol kalor antara dua proses aliran: aliran fluida panas yang
membutuhkan pendinginan ke aliran fluida temperatur rendah yang membutuhkan
pemanasan. Kedua fluida biasanya satu fasa atau suatu fluida yang berbentuk gas
dan lainnya berbentuk cairan.
2. Condenser
Condenser adalah tipe lain dimana hidrokarbon atau gas lainnya yang mencair
sebagian atau seluruhnya dengan pemindahan panas.
3. Cooler – Chiller
Berfungsi memindahkan panas, baik panas sensibel maupun panas laten fluida yang
berbentuk uap kepada media pendingin, sehingga terjadi perubahan fasa uap menjadi
cair. Media pendingin biasanya digunakan air atau udara. Condensor biasanya
dipasang pada top kolom fraksinasi. Pada beberapa kasus refrijeran biasa digunakan
ketika temperatur rendah dibutuhkan. Pendinginan itu sering disebut ‘chiller’.
4. Reboiler
Digunakan untuk menguapkan kembali sebagian cairan pada dasar kolom (bottom)
distilasi, sehingga fraksi ringan yang masih ada masih teruapkan. Media pemanas
yang digunakan adalah uap (steam). Reboiler bisa dipanaskan melalui media
pemanas atau dipanaskan langsung. Yang terakhir reboilernya adalah furnace atau
fire tube
5. Heater – Superheater
Heater digunakan untuk memanaskan fluida yang memiliki viskositas tinggi baik
bahan baku ataupun fluida proses dan biasanya menggunakan steam sebagai
pemanas. Superheater memanaskan gas dibawah temperatur jenuh.
B. Berdasarkan Konstruksinya
1. Tubular Exchanger
Gambar 1. Double
a. Double-pipe Heat exchanger
Terdiri dari satu buah pipa yang diletakkan di dalam
sebuah pipa lainnya yang berdiameter lebih besar
secara konsentris. Fluida yang satu mengalir di dalam
pipa kecil sedangkan fluida yang lain mengalir di
bagian luarnya. Pada bagian luar pipa kecil biasanya
dipasang fin atau sirip memanjang, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan permukaan perpindahan panas yang lebih luas.
Double pipe ini dapat digunakan untuk memanaskan atau mendinginkan fluida hasil
proses yang membutuhkan area perpindahan panas yang kecil (biasanya hanya
mencapai 50 m2).
Double-pipe Heat exchanger ini juga dapat digunakan untuk mendidihkan atau
mengkondensasikan fluida proses tapi dalam jumlah yang sedikit. Kerugian yang
ditimbulkan jika memakai Heat exchanger ini adalah kesulitan untuk memindahkan
panas dan mahalnya biaya per unit permukaan transfer. Tetapi, double pipe Heat
exchanger ini juga memiliki keuntungan yaitu Heat exchanger ini dapat dipasang
dengan berbagai macam fitting (ukuran).
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect
contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua
fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin)
mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi
mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian
mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal.
Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses
konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur
tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Kelebihan Double-pipe Heat exchanger:
o Dapat digunakan untuk fluida yang memiliki tekanan tinggi.
o Mudah dibersihkan pada bagian fitting
o Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa
o Dapat dipasang secara seri ataupun paralel
o Dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD
sesuai dengan keperluan
o Mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya
o Kalkulasi design mudah dibuat dan akurat
Kekurangan Double-pipe Heat exchanger:
o Relatif mahal
o Terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2)
o Biasanya hanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.
b. Shell and tube
Jenis ini terdiri dari shell
yang didalamnya terdapat
rangkaian pipa kecil yang
disebut tube bundle.
Perpindahan panas terjadi
antara fluida yang
mengalir di dalam tube
dan fluida yang mengalir di luar tube (pada shell side). Shell and tube ini merupakan
Heat exchanger yang paling banyak digunakan dalam proses-proses industri.
Keuntungan Shell and Tube Heat exchanger merupakan Heat exchanger yang paling
banyak digunakan di proses-proses industri karena mampu memberikan ratio area
perpindahan panas dengan volume dan massa fluida yang cukup kecil. Selain itu
juga dapat mengakomodasi ekspansi termal, mudah untuk dibersihkan, dan
konstruksinya juga paling murah di antara yang lain. Untuk menjamin bahwa fluida
pada shell-side mengalir melintasi tabung dan dengan demikian menyebabkan
perpindahan kalor yang lebih tinggi, maka di dalam shell tersebut dipasangkan
sekat/penghalang (baffles).
Shell and tube ini dibagi lagi sesuai dengan penggunaannya yaitu class R (untuk
keperluan proses dengan tekanan tinggi), class C (untuk keperluan proses dengan
Gambar 2. Shell and Tube HE
Gambar 3. Plate Heat
tekanan dan temperatur menengah dan fluida yang tidak korosif, serta class B (untuk
keperluan fluida yang korosif). Proses pertukaran panas pada kedua fluida ini terjadi
pada dinding tube dimana terdapat dua proses perpindahan yaitu secara konduksi
dan konveksi. Dilihat dari konstruksinya, Heat exchanger tipe Shell and Tube
dibedakan atas:
Fixed Tube Sheet
Fixed Tube Sheet merupakan jenis shell and tube Heat exchanger yang terdiri dari
tube-bundle yang dipasang sejajar dengan shell dan kedua tube sheet menyatu
dengan shell. Kelemahan pada tipe ini adalah kesulitan pada penggantian tube dan
pembersihan shell.
Floating Tube Sheet
Floating Tube Sheet merupakan Heat exchanger yang dirancang dengan salah satu
tipe tube sheetnya mengambang, sehingga tube-bundle dapat bergerak di dalam shell
jika terjadi pemuaian atau penyusutan karena perubahan suhu. Tipe ini banyak
digunakan dalam industri migas karena pemeliharaannya lebih mudah dibandingkan
fix tube sheet, karena tube-bundlenya dapat dikeluarkan, dan dapat digunakan pada
operasi dengan perbedaan temperatur antara shell dan tube side di atas 200oF.
U tube/U bundle
U tube/U bundle merupakan jenis HE yang hanya mempunyai 1 buah tube sheet,
dimana tube dibuat berbentuk U yang ujung-ujungnya disatukan pada tube sheet
sehingga biaya yang dibutuhkan paling murah di antara Shell and Tube Heat
exchanger yang lain. Tube bundle dapat dikeluarkan dari shellnya setelah channel
headnya dilepas. Tipe ini juga dapat digunakan pada tekanan tinggi dan beda
temperatur yang tinggi. Masalah yang sering terjadi pada Heat exchanger ini adalah
terjadinya erosi pada bagian dalam bengkokan tube yang disebabkan oleh kecepatan
aliran dan tekanan di dalam tube, untuk itu fluida yang mengalir dalam tube side
haruslah fluida yang tidak mengandung partikel-partikel padat.
2. Spiral tube
Plate Heat exchanger
Kedua aliran masuk dari sudut dan melewati
bagian atas dan bawah plat-plat parallel
dengan fluida panas melewati jalan-jalan (ruang antar plat) genap dan fluida dingin
melewati jalan-jalan ganjil. Plat-plat dapat dipasang secara melingkar agar dapat
memberikan perpindahan panas yang besar dan mencegah terjadinya fouling
(deposit yang tidak diinginkan). Plate Heat exchanger juga mudah untuk dilepas dan
dipasang kembali sehingga mudah untuk dibersihkan. Heat exchanger ini dibagi atas
3 macam :
Plate and frame or gasketed plate exchanger
Jenis ini terdiri dari bingkai-bingkai dan plat-plat yang disusun rapat, permukaan
plat mempunyai alur-alur yang berpasangan sehingga jika dirangkai mempunyai dua
aliran. Heat exchanger ini digunakan untuk temperatur dan tekanan rendah seperti
mendinginkan cooling water.
Spiral plate heat exchanger
Lamella (ramen) heat exchanger
C. Berdasarkan Flow arrangements
Terdapat dua jenis Heat Exchanger berdasarkan flow arrangements yakni
single pass dan multiple pass. Pada single pass, kedua fluida melewati sistem hanya
satu kali, sedangkan pada multiple pass, salah satu atau kedua fluida mengalir bolak-
balik secara zigzag. Pada single pass aliran fluida bisa parallel ataupun berlawanan,
sedangkan pada multiple pass merupakan kombinasai keduanya. Fluida juga dapat
mengalir secara crossflow. Yang pertama, kedua fluida tidak bercampur, mereka
melewati jalan masing-masing tanpa bercampur. Yang kedua, kedua fliuda bercampur
tanpa terjadi reaksi kimia. Jika luas shell besar, cross flow akan menghasilkan
koefisien perpindahan kalor yang lebih tinggi daripada aliran aksial yang terjadi di
dalam tabung double-pipe.
D. Berdasarkan Arah Aliran
1. Paralel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua
fluida memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur
yang besar akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE.
Temperatur keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida
panas.
2. Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE
masuk dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya
mendekati suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih
efekrif dari paralel flow.
3. Cross Flow Heat exchanger
Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai
untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and
shell Heat exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di
dalam tube dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair. Dari ketiga
tipe Heat exchanger tersebut tipe counter flow yang paling efisien ketika kita
membandingkan laju perpindahan kalor per unit area. Dengan beda temperatur
fluida yang paling maksimal di antara kedua tipe Heat exchanger lainnya, maka
beda temperatur rata-rata (log mean temperature difference) akan maksimal dan
pada akhirnya laju perpindahan kalor akan maksimal pula.
1.5. Parameter Heat Exchanger
Logaritmic Mean Temperature Difference (LMTD)
Pada awalnya kita mengandaikan U (bisa juga digantikan oleh ) sebagai nilai konstan
(nilai U dapat dilihat pada tabel pada lampiran). U sendiri merupakan koefisien heat transfer
overall. Aturan untuk nilai U adalah sebagai berikut :
1. Fluida dengan konduktivitas termal rendah seperti tar, minyak atau gas, biasanya
menghasilkan h yang rendah. Ketika fluida tersebut melewati heat exchanger, U
akan cenderung untuk turun
2. Kondensasi dan Pemanasan merupakan proses perpindahan kalor yang efektif.
Proses ini dapat meningkatkan nilai U.
3. Untuk U yang tinggi, tahanan dalam exchanger pasti rendah
4. Untuk fluida dengan konduktivitas yang tinggi , mempunyai nilai U dan h yang
tinggi.
Untuk U pada suhu yang hampir konstan, variasi temperatur dari aliran fluida dapat
dihitung secara overall heat transfer dalam bentuk perbedaan temperatur rata-rata dari aliran
dua fluida, yang dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
(3)
Yang menjadi masalah kali ini adalah bagaimana membuat persamaan tersebut
menjadi benar. Kita harus dapat menghitung nilai dari ΔT yang diinginkan. Hal ini
disebabkan karena terlihat pada grafik mengenai kecenderungan perubahan temperatur fluida
akan lebih cepat sejalan dengan posisinya (grafik bisa dilihat dari lampiran). Selain itu pada
counterflow dan pararel flow, perhitungan tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu perlu dicari
suatu persamaan yang dapat menyelesaikan masalah ini. Dengan menurunkan rumus awal
sebagai berikut :
(4)
Keterangan : h untuk aliran panas dan c untuk aliran dingin
Setelah itu kita menyamakan persamaan antara persamaan untuk counterflow dan persamaan
untuk pararel flow dan didapat :
(5)
Dimana ΔTa adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin
awal dan ΔTb adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin akhir.
Δt mean yang dimaksud dalam persamaan tersebut adalah LMTD, yaitu :
(6)
Namun demikian penggunaan LMTD juga cukup terbatas. Kita harus menggunakan
faktor koreksi F yang dapat dilihat dalam grafik pada lampiran. Sehingga rumusnya menjadi :
(7)
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Seperangkat alat double pipe yang terdiri atas sistem perpipaan air dan steam,
termometer, rotameter dan heat exchanger
2. Sumber Steam dari boiler
3. Fluida (air)
3.2 Prosedur Percobaan
Percobaan Aliran Searah (co-current)
BAB 4
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan alat Double Pipe Heat
Exchanger dimana air panas dan air dingin dialirkan melalui aliran yang berbeda dan
dikontakan secara counter current agar terjadi proses perpindahan panas. Pada percobaan ini,
perpindahan panas terjadi akibat adanya perbedaan suhu antara air panas dan air dingin,
Waktu yang digunakan untuk mengamati adalah 5 detik
Waktu yang digunakan untuk mengamati adalah 5 detik
4
sehingga suhu tersebut menyebabkan terjadinya proses perpindahan panas, yaitu kenaikan
suhu air dingin keluar dan penurunan suhu air panas keluar.
Pada percobaan ini, air panas yang digunakan berasal dari air yang dipanaskan terlebih
dahulu menggunakan steam dari boiler dengan suhu 60O-70OC. Laju alir yang digunakan ada
2 macam yaitu laju alir air dingin tetap dan laju alir air panas tetap. Dari hasil percobaan,
diperoleh data nilai koefisien pindah panas keseluruhan (U) dan efisiensi pindah panas
sebagai berikut :
Kurva 1 Hubungan antara Laju Alir Fluida Panas (Berubah) terhadap U Empiris
Kurva 2 Hubungan antara Laju Alir Fluida Panas (Berubah) terhadap U Teoritis
Kurva 3 Hubungan antara Laju Alir Fluida Panas (Berubah) terhadap Efisiensi HE
Kurva 4 Hubungan antara Laju Alir Fluida Dingin (Berubah) terhadap U Empiris
Kurva 5 Hubungan antara Laju Alir Fluida Dingin (Berubah) terhadap U Teoritis
Kurva 6 Hubungan antara Laju Alir Fluida Dingin (Berubah) terhadap Efisiensi HE
Dari literatur yang diperoleh laju nilai koefisien pindah panas keseluruhan (U)
berbanding lurus dengan laju alir fluida sehingga semakin besar laju alir maka akan semakin
besar pula nilai koefisien pindah panas. Hasil percobaan pada variasi laju alir air panas tetap
dan laju alir air dingin tetap sesuai dengan pernyataan tersebut dimana data secara neraca
energi maupun secara empiris memperlihatkan nilai koefisien pindah panas keseluruhan (U)
mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan laju alir fluida.
Kemudian dari literatur yang diperoleh untuk mengetahui nilai efisiensi perpindahan
panas didapatkan grafik yang menunjukan bahwa semakin besar laju alir maka semakin besar
pula nilai efisiensi perpindahan panas. Efisiensi perpindahan panas berbanding lurus dengan
laju alir fluida. Hasil percobaan pada variasi laju alir air dingin tetap dan panas tetap sesuai
dengan pernyataan tersebut dimana data memperlihatkan efisiensi pindah panas cenderung
mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan laju alir fluida.
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa selama proses berlangsung ada panas yang
hilang akibat adanya kontak antara double pipe heat exchanger dengan udara luar dan
pembacaan suhu fluida selama proses dan sesuai dengan teori yang didapat dari literatur.
4.2 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin besar laju alir fluida maka koefisien pindah panas (U) maka laju alir fluida
akan mengalami kenaikan (Laju alir berbanding lurus dengan U)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat adalah luas permukaan perpindahan
panas, koefisien perpindahan panas, jenis aliran (Bilangan Reynold) dan arah aliran
(co-courent)
3. Efisiensi perpindahan panas mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan laju alir
fluida.
LAMPIRAN
Lampiran 1.Pengolahan Data
1) Laju Alir Air Dingin Tetap 1.283 kg/sRun 1 Laju Fluida Dingin TetapEmber : 0.38 kgTerukur : 6.795 kgMassa fluida dingin : 6.415 kgF fluida dingin : 1.283 kg/s
No.FluidaPanas Thi Tci Tho Tco
Massa (kg)
Waktu (s)
LajuAlir (kg/s) (oC) (oC) (oC) (oC)
1 5.72 5 1.144 45 25 35 302 4.3 5 0.86 42 25 34 293 6.24 5 1.248 37 25 31 294 4.6 5 0.92 40 25 33 295 5.64 5 1.128 44 26 36 306 6.04 5 1.208 44 26 36 307 4.64 5 0.928 47 26 38 318 4.98 5 0.996 46 27 36 31
a. Penentuan Koefisien Pindah Panas (U) secara Empiris- Penentuan hi dan ho
NRe = ρ v D/µ NNu laminer (NRe< 2100) = 0.664 * NRe1/2*NPr
1/3
NPr = Cp µ/K h = NNu K / D
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m
3)
F (m3/s
)A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (lamine
r)
hi (lam)
27.51.28
3996.2775
0.001288
0.001281246
1.005111
0.0404
847.1712
0.047753
4.1830.6121
545.788931
0.260537209
3.947745
271.28
3996.3541
0.001288
0.001281246
1.005034
0.0404
855.1892
0.047306
4.1830.6113
75.851214
0.260239636
3.938186
271.28
3996.3541
0.001288
0.001281246
1.005034
0.0404
855.1892
0.047306
4.1830.6113
75.851214
0.260239636
3.938186
271.28
3996.3541
0.001288
0.001281246
1.005034
0.0404
855.1892
0.047306
4.1830.6113
75.851214
0.260239636
3.938186
281.28
3996.2009
0.001288
0.001281246
1.005188
0.0404
839.1532
0.04821
4.1830.6129
385.726807
0.26083916
3.957382
281.28
3996.2009
0.001288
0.001281246
1.005188
0.0404
839.1532
0.04821
4.1830.6129
385.726807
0.26083916
3.957382
28.51.28
3996.1243
0.001288
0.001281246
1.005265
0.0404
831.1351
0.048675
4.1830.6137
225.664842
0.261145582
3.967099
291.28
3996.0477
0.001288
0.001281246
1.005343
0.0404
823.1171
0.049149
4.1830.6145
055.603044
0.261456699
3.976892
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m
3)
F (m3/s
)A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (lamine
r)
ho (lam)
401.14
4993.6
90.001151
0.00341946
0.336681
0.066
662.2158
0.033344
4.183317
0.631038
4.390003
0.198531517
1.898196
38 0.86994.6
10.000865
0.00341946
0.252865
0.066
680.2014
0.024403
4.183029
0.628549
4.526779
0.171588496
1.634118
341.24
8995.2
80.001254
0.00341946
0.3667
0.066
678.20.035518
4.1830.6223
434.558436
0.207488945
1.956504
36.5 0.92994.9
00.000925
0.00341946
0.270428
0.066
702.8468
0.025265
4.1830.6262
624.694534
0.17672135
1.676877
401.12
8993.6
90.001135
0.00341946
0.331972
0.066
662.2158
0.032877
4.183317
0.631038
4.390003
0.197138296
1.884875
401.20
8993.6
90.001216
0.00341946
0.355516
0.066
662.2158
0.035209
4.183317
0.631038
4.390003
0.204009276
1.95057
42.50.92
8992.5
40.000935
0.00341946
0.273429
0.066
639.7338
0.027999
4.183676
0.63415
4.220514
0.179552203
1.725197
410.99
6993.2
30.001003
0.00341946
0.29326
0.066
653.223
0.02943
4.183460.6322
834.322008
0.185547631
1.777555
- Penentuan Koefisien Pindah Panas (Uoa)ri = 0.0202 m L = 1.4 m
ro = 0.02 m K = 45 W/m k
b. Penentuan Koefisien Pindah Panas secara Neraca EnergiA = 0.185399 m2
UntukAliran Co-current :△T1 = Thi – Tho△T2 = Tci – Tco
Uoa = Q panas / A
∆T1 ∆T2 ∆TlmTh
rata2Tc
rata2Cp
(panas)Cp
(dingin)∆Th ∆Tc
Q1 (panas)
Q2 (dingin) Uoa (W/m2 k)
20 5 10.82021 40 27.5 4.1816 4.1813 10 5 47.8375 26.82304 23.8465817 5 9.805721 38 27 4.1816 4.1813 8 4 28.76941 21.45843 15.8250412 2 5.581106 34 27 4.1818 4.1812 6 4 31.31332 21.45792 30.2623215 4 8.322263 36.5 27 4.1815 4.1812 7 4 26.92886 21.45792 17.45318 6 10.92287 40 28 4.1817 4.18115 8 4 37.73566 21.45766 18.6341118 6 10.92287 40 28 4.18135 4.1811 8 4 40.40857 21.45741 19.9540121 7 12.74335 42.5 28.5 4.1811 4.1811 9 5 34.92055 26.82176 14.7805619 5 10.48688 41 29 4.18135 4.1811 10 4 41.64625 21.45741 21.42017
No hi ho Uoa (W/m2 k)
1 3.947745 1.898196 0.2409552 3.938186 1.634118 0.2176873 3.938186 1.956504 0.2455534 3.938186 1.676877 0.2215785 3.957382 1.884875 0.2400436 3.957382 1.95057 0.2454867 3.967099 1.725197 0.2264338 3.976892 1.777555 0.231238
c. Penentuan Efisiensi Pindah Panas
Efisiensi (%) =
F (kg/s) Q1 (panas)Watt
Q2 (dingin)Watt
Efisiensi%
1.144 47.8375 26.82304 56.0712
0.86 28.76941 21.45843 74.5877
1.248 31.31332 21.45792 68.5265
0.92 26.92886 21.45792 79.6837
1.128 37.73566 21.45766 56.8631
1.208 40.40857 21.45741 53.1011
0.928 34.92055 26.82176 76.808
0.996 41.64625 21.45741 51.523
2) Laju Alir Air DinginTetap 1.22 kg/sRun 2 Laju Fluida Dingin TetapEmber : 0.38 kgTerukur : 6.48 kgMassa fluida dingin : 6.1 kgF fluida dingin : 1.22 kg/s
No.FluidaPanas Thi Tci Tho Tco
Massa (kg)
Waktu (s)
LajuAlir (kg/s) (oC) (oC) (oC) (oC)
1 2.42 5 0.484 57 25 32 302 2.4 5 0.48 75 25 49 303 2.4 5 0.48 73 26 51 294 2.5 5 0.5 65 26 49 305 2.44 5 0.488 51 26 42 296 2.8 5 0.56 42 25 35 287 2.85 5 0.57 42 25 35 298 3.32 5 0.664 40 25 35 29
a. Penentuan Koefisien Pindah Panas (U) secara Empiris- Penentuan hi dan ho
NRe = ρ v D/µ NNu laminer (NRe< 2100) = 0.664 * NRe1/2*NPr
1/3
NPr = Cp µ/K h = NNu K / D
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m3)
F (m3/s
)A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (lamine
r)
hi (lam)
27.5 1.22996.2775
0.001225
0.001281246
0.955756
0.0404
847.1712
0.045409
4.1830.6121
55.788931
0.25406003
3.849601
27.5 1.22996.2775
0.001225
0.001281246
0.955756
0.0404
847.1712
0.045409
4.1830.6121
55.788969
0.254060583
3.849584
27.5 1.22996.2775
0.001225
0.001281246
0.955756
0.0404
847.1712
0.045409
4.1830.6121
55.788969
0.254060583
3.849584
28 1.22996.2009
0.001225
0.001281246
0.95583
0.0404
839.1532
0.045842
4.1830.6129
45.726807
0.254354474
3.858998
27.5 1.22996.2775
0.001225
0.001281246
0.955756
0.0404
847.1712
0.045409
4.1830.6121
55.788931
0.25406003
3.849601
26.5 1.22996.4306
0.001224
0.001281246
0.955609
0.0404
863.2072
0.044565
4.1830.6105
95.913652
0.253483794
3.831034
27 1.22996.3541
0.001224
0.001281246
0.955683
0.0404
855.1892
0.044983
4.1830.6113
75.851214
0.253769854
3.840279
27 1.22996.3541
0.001224
0.001281246
0.955683
0.0404
855.1892
0.044983
4.1830.6131
45.834351
0.253525839
3.847675
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m3)
F (m3/s
)A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (lamine
r)
ho (lam)
44.50.48
4991.6151
0.000488
0.00341946
0.14274
0.066
621.7482
0.015025
4.183964
0.63664
4.086103
0.130120725
1.25515
62 0.48983.5576
0.000488
0.00341946
0.14272
0.066
464.3741
0.019951
4.186482
0.65842
2.952668
0.134550744
1.342285
62 0.48983.5576
0.000488
0.00341946
0.14272
0.066
464.3741
0.019951
4.186482
0.65842
2.952668
0.134550744
1.342285
57 0.5985.8597
0.000507
0.00341946
0.148319
0.066
509.3381
0.018947
4.185763
0.65220
3.268906
0.135647148
1.340433
46.50.48
8990.6942
0.000493
0.00341946
0.144053
0.066
603.7626
0.015601
4.184252
0.63913
3.952721
0.131130427
1.269835
38.5 0.56994.3777
0.000563
0.00341946
0.164695
0.066
675.705
0.015996
4.183101
0.62917
4.492485
0.138570975
1.320983
38.5 0.57994.3777
0.000573
0.00341946
0.167635
0.066
675.705
0.016282
4.183101
0.62917
4.492485
0.139802741
1.332725
37.50.66
4994.7459
0.000668
0.00341946
0.195208
0.066
686.8108
0.01866
4.1830.6278
34.575969
0.15058711
1.432471
- Penentuan Koefisien Pindah Panas (Uoa)ri = 0.0202 m L = 1.4 m
ro = 0.02 m K = 45 W/m k
No hi hoUoa
(W/m2
k)1 3.84960 1.25515 0.179152 3.84958 1.34229 0.1881643 3.84958 1.34229 0.1881644 3.85900 1.34043 0.1881025 3.84960 1.26984 0.1806926 3.83103 1.32098 0.1857457 3.84028 1.33273 0.1870668 3.84768 1.43247 0.197132
b. Penentuan Koefisien Pindah Panas secara Neraca EnergiA = 0.185399 m2
UntukAliran Co-current :△T1 = Thi – Tho△T2 = Tci – Tco
Uoa = Q panas / A
∆T1
∆T2
∆TlmTh rata2
Tc rata2
Cp (panas)
Cp (ding
in)
∆Th
∆Tc
Q1 (pana
s)
Q2 (dingi
n)
A (m2)
Uoa (W/m2 k)
32 210.82021
44.5
27.5
4.18225
4.18105
25 550.60523
25.50441
0.185399
25.22627
50 1932.03856
6227.5
4.1816
4.18105
26 552.18637
25.50441
0.185399
8.785723
47 2232.93351
6227.5
4.1811
4.18105
22 344.15242
15.30264
0.185399
7.231191
39 1927.81167
57 28 4.1814.181
0516 4
33.448
20.40352
0.185399
6.486891
25 1318.35069
46.5
27.5
4.1814.181
19 3
18.36295
15.30283
0.185399
5.397388
17 711.27
0138.5
26.5
4.1814.181
17 3
16.38952
15.30283
0.185399
7.843894
17 610.56216
38.5
27 4.1814.181
17 4
16.68219
20.40377
0.185399
8.519103
15 69.822
2137.5
27 4.1814.181
15 4
13.88092
20.40377
0.185399
7.622589
c. Penentuan Efisiensi Pindah Panas
Efisiensi (%) =
F (kg/s) Q1 (panas)Watt
Q2 (dingin)Watt
Efisiensi%
0.484 50.60523 25.50441 50.39876
0.48 52.18637 25.50441 48.87178
0.48 44.15242 15.30264 34.65868
0.5 33.448 20.40352 61.00073
0.488 18.36295 15.30283 83.33533
0.56 16.38952 15.30283 93.36958
0.57 16.68219 20.40377 122.3087
0.664 13.88092 20.40377 146.9915
3) LajuAlir Air Panas Tetap 0.874kg/sRun 1 Laju Fluida Panas TetapEmber : 0.38 kg
Terukur : 4.75 kgMassa fluidadingin : 4.37 kgF fluida panas : 0.874 kg/s
No.Fluida Dingin Thi Tci Tho Tco
Massa (kg)
Waktu (s)
Laju Alir (kg/s) (oC) (oC) (oC) (oC)
1 5.44 5 1.088 44 24 36 292 5.26 5 1.052 40 24 33 293 5.14 5 1.028 40 24.5 32 284 5.64 5 1.128 39 24.5 32 295 5.62 5 1.124 40 25 32 296 6.88 5 1.376 42 25 29 287 6.6 5 1.32 42 25 29 288 8.8 5 1.76 40 25 29 28
a. Penentuan Koefisien Pindah Panas (U) secara Empiris- Penentuan hi dan ho
NRe = ρ v D/µ NNu laminer (NRe< 2100) = 0.664 * NRe1/2*NPr
1/3
NPr = Cp µ/K h = NNu K / D
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m
3)
F (m3/s
)A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (laminer
)
hi (lam)
26.51.08
8996.4
310.026595
0.001281246
20.75708
0.0404
863.207
0.96801
4.1830.6105
95.913616
1.181387593
17.85504
26.51.05
2996.4
310.026595
0.001281246
20.75708
0.0404
863.207
0.96801
4.1830.6105
95.913616
1.181387593
17.85504
26.25
1.028
996.465
0.026343
0.001281246
20.56056
0.0404
870.986
0.950314
4.183160.6099
95.973006
1.174444811
17.73266
26.75
1.128
996.392
0.026847
0.001281246
20.95372
0.0404
859.198
0.981702
4.1830.6109
85.882394
1.18761555
17.96063
271.12
4996.3
540.027099
0.001281246
21.15036
0.0404
855.189
0.995521
4.1830.6113
75.851212
1.193828694
18.06612
26.51.37
6996.4
310.026595
0.001281246
20.75708
0.0404
863.207
0.96801
4.1830.6105
95.913616
1.181387593
17.85504
26.5 1.32996.4
310.026595
0.001281246
20.75708
0.0404
863.207
0.96801
4.1830.6105
95.913616
1.181387593
17.85504
26.5 1.76996.4
310.026595
0.001281246
20.75708
0.0404
863.207
0.96801
4.1830.6105
95.913616
1.181387593
17.85504
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m
3)
F (m3/s
)A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (laminer
)
ho (lam)
400.87
4993.6
870.000
880.00341
9460.257
220.06
6662.2
160.025474
4.183320.6310
44.389993
0.173528889
1.659147
36.50.87
4994.8
990.000878
0.00341946
0.256906
0.066
702.847
0.024001
4.1830.6262
64.694535
0.172246657
1.634417
360.87
4994.9
760.000878
0.00341946
0.256887
0.066
710.865
0.023731
4.1830.6254
84.754026
0.171992941
1.629972
35.50.87
4995.0
520.000878
0.00341946
0.256867
0.066
718.883
0.023466
4.1830.6246
94.813728
0.171744064
1.625558
36 0.87 994.9 0.000 0.00341 0.256 0.06 710.8 0.023 4.183 0.6254 4.754 0.17199 1.629
4 76 878 946 887 6 65 731 8 026 2941 972
35.50.87
4995.0
520.000878
0.00341946
0.256867
0.066
710.865
0.023731
4.1830.6246
94.760038
0.172065413
1.628599
35.50.87
4995.0
520.000878
0.00341946
0.256867
0.066
710.865
0.023731
4.1830.6246
94.760038
0.172065413
1.628599
34.50.87
4995.2
050.000878
0.00341946
0.256827
0.066
734.919
0.022954
4.1830.6231
34.933427
0.171256404
1.616894
- PenentuanKoefisienPindahPanas (Uoa)ri = 0.0202 m L = 1.4 m
ro = 0.02 m K = 45 W/m k
No hi hoUoa
(W/m2
k)1 17.85504 1.659147 0.2914072 17.85504 1.634417 0.2874583 17.73266 1.629972 0.2865684 17.96063 1.625558 0.2861925 18.06612 1.629972 0.287056 17.85504 1.628599 0.2865277 17.85504 1.628599 0.2865278 17.85504 1.616894 0.284653
b. Penentuan Koefisien Pindah Panas secara Neraca EnergiA = 0.185399 m2
UntukAliran Co-current :△T1 = Thi – Tho△T2 = Tci – Tco
Uoa = Q panas / A
∆T1
∆T2
∆TlmTh rata2
Tc rata2
Cp (panas)
Cp (ding
in)
∆Th
∆Tc
Q1 (pana
s)
Q2 (dingi
n)
A (m2)
Uoa (W/m2 k)
20 712.38305
4026.5
4.18225
4.18105
8 529.24229
22.74491
0.185399
12.7373
16 48.656
1736.5
26.5
4.1816
4.18105
7 525.58303
21.99232
0.185399
15.94115
15.5
48.489932
3626.25
4.1811
4.18105
8 3.529.23425
15.04342
0.185399
18.57296
14.5
37.299102
35.5
26.75
4.1814.181
057 4.5
25.57936
21.22301
0.185399
18.90226
15 37.456019
36 27 4.1814.181
18 4
29.23355
18.79823
0.185399
21.14794
17 15.647298
35.5
26.5
4.1814.181
113 3
47.50452
17.25958
0.185399
45.37198
17 15.647298
35.5
26.5
4.1814.181
113 3
47.50452
16.55716
0.185399
45.37198
15 15.169771
34.5
26.5
4.1814.181
111 3
40.19613
22.07621
0.185399
41.93787
c. Penentuan Efisiensi Pindah Panas
Efisiensi (%) =
F (kg/s) Q1 (panas)Watt
Q2 (dingin)Watt
Efisiensi%
1.088 29.24229 22.74491 77.78088
1.052 25.58303 21.99232 85.9645
1.028 29.23425 15.04342 51.45819
1.128 25.57936 21.22301 82.96928
1.124 29.23355 18.79823 64.3036
1.376 47.50452 17.25958 36.3325
1.32 47.50452 16.55716 34.85385
1.76 40.19613 22.07621 54.92122
4) Laju Alir Air Panas Tetap 0.644 kg/sRun 2 Laju Fluida Panas TetapEmber : 0.38 kgTerukur : 3.6 kgMassa fluida panas : 3.22 kgF fluida panas : 0.644 kg/s
No.Fluida Dingin Thi Tci Tho Tco
Massa (kg)
Waktu (s)
Laju Alir (kg/s) (oC) (oC) (oC) (oC)
1 2.66 5 0.532 53 25 49 302 5.26 5 1.052 39 25 32 303 6.44 5 1.288 43 26 35 294 6 5 1.2 44 26 36 305 6.12 5 1.224 47 26 35 296 6.88 5 1.376 42 25 35 287 7.46 5 1.492 42 25 35 298 7.72 5 1.544 40 25 35 29
a. Penentuan Koefisien Pindah Panas (U) secara Empiris- Penentuan hi dan ho
NRe = ρ v D/µ NNu laminer (NRe< 2100) = 0.664 * NRe1/2*NPr
1/3
NPr = Cp µ/K h = NNu K / D
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m
3)
F (m3/s
)
A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (lamine
r)
hi (lam)
27.5 2.66996.2775
0.027603
0.001281
21.54368
0.0404
847.1712
1.023553
4.1830.6121
545.788931
1.2062118.27688
27.5 5.26996.2775
0.027603
0.001281
21.54368
0.0404
847.1712
1.023553
4.1830.6121
545.788931
1.2062118.27688
27.5 6.44996.2775
0.027603
0.001281
21.54368
0.0404
847.1712
1.023553
4.1830.6121
545.788931
1.2062118.27688
28 6996.2009
0.028107
0.001281
21.93707
0.0404
839.1532
1.052121
4.1830.6129
385.726807
1.218536
18.48731
27.5 6.12996.2775
0.027603
0.001281
21.54368
0.0404
847.1712
1.023553
4.1830.6121
545.788931
1.2062118.27688
26.5 6.88996.4306
0.026595
0.001281
20.75709
0.0404
863.2072
0.96801
4.1830.6105
865.913652
1.1813917.85497
27 7.46996.3541
0.027099
0.001281
21.15036
0.0404
855.1892
0.995521
4.1830.6113
75.851214
1.193829
18.06611
27 7.72996.3541
0.027099
0.001281
21.15036
0.0404
855.1892
0.995521
4.1830.6113
75.851214
1.193829
18.06611
Trata2
F (kg/s
)
ρ (kg/m
3)
F (m3/s
)
A (m2)
v (m2/s
)
D (m)
µ (kg/m
s)Nre
Cp (KJ/kg.
K)
k (W/m.
K)NPr
Nu (lamine
r)
ho (lam)
510.64
4988.6
220.000651
0.003419
0.190501
0.066
563.295
0.022067
4.18490.6447
33.656311
0.151956
1.484401
35.50.64
4995.0
520.000647
0.003419
0.18927
0.066
718.883
0.017291
4.1830.6246
94.813728
0.147424
1.395371
390.64
4994.1
470.000648
0.003419
0.189443
0.066
671.209
0.018519
4.183170.6297
94.458282
0.148718
1.419111
400.64
4993.6871
0.000648
0.003419
0.18953
0.066
662.216
0.01877
4.183320.6310
44.389993
0.148956
1.424203
410.64
4993.2
270.000648
0.003419
0.189618
0.066
653.223
0.019029
4.183460.6322
84.322029
0.14921.429338
38.50.64
4994.3
780.000648
0.003419
0.189399
0.066
675.705
0.018396
4.18310.6291
714.492484
0.148601
1.416596
38.50.64
4994.3
780.000648
0.003419
0.189399
0.066
675.705
0.018396
4.18310.6291
714.492484
0.148601
1.416596
37.50.64
4994.7
460.000647
0.003419
0.189329
0.066
686.8108
0.018098
4.1830.6278
34.575
970.14830
21.410732
- Penentuan Koefisien Pindah Panas (Uoa)ri = 0.0202 m L = 1.4 m
ro = 0.02 m K = 45 W/m k
No hi hoUoa
(W/m2
k)1 18.27688 1.484401 0.2637712 18.27688 1.395371 0.2491663 18.27688 1.419111 0.2530744 18.48731 1.424203 0.2541375 18.27688 1.429338 0.2547556 17.85497 1.416596 0.2521977 18.06611 1.416596 0.2524318 18.06611 1.410732 0.251468
b. Penentuan Koefisien Pindah Panas secara Neraca EnergiA = 0.185399 m2
UntukAliran Co-current :
△T1 = Thi – Tho△T2 = Tci – Tco
Uoa = Q panas / A
∆T1
∆T2
∆TlmTh rata2
Tc rata2
Cp (panas)
Cp (ding
in)
∆Th
∆Tc
Q1 (pana
s)
Q2 (dingi
n)
A (m2)
Uoa (W/m2 k)
28 1923.20
9951
27.5
4.18225
4.18105
4 510.77348
11.12159
0.185399
2.503664
14 26.166
7835.5
27.5
4.1816
4.18105
7 518.85065
21.99232
0.185399
16.48775
17 610.56216
3927.5
4.1811
4.18105
8 321.54103
16.15558
0.185399
11.00037
18 610.92287
40 28 4.1814.181
058 4
21.54051
20.06904
0.185399
10.63684
21 611.97353
4127.5
4.1814.181
112 3
32.31077
15.353
0.185399
14.55521
17 711.27
0138.5
26.5
4.1814.181
17 3
18.84795
17.25958
0.185399
9.020478
17 610.56216
38.5
27 4.1814.181
17 4
18.84795
24.9528
0.185399
9.625092
15 69.822
2137.5
27 4.1814.181
15 4
13.46282
25.82247
0.185399
7.392993
c. Penentuan Efisiensi Pindah Panas
Efisiensi (%) =
F (kg/s) Q1 (panas)Watt
Q2 (dingin)Watt
Efisiensi%
0.532 10.77348 11.12159 103.2312
1.052 18.85065 21.99232 116.6661
1.288 21.54103 16.15558 74.9991
1.2 21.54051 20.06904 93.16882
1.224 32.31077 15.353 47.51666
1.376 18.84795 17.25958 91.57273
1.492 18.84795 24.9528 132.39
1.544 13.46282 25.82247 191.8058
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Ahmad.2012. Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger. Jakarta : Departemen
Teknik Kimia Universitas Indonesia.
Geankoplis, Christie J. 1978. Transport Processes and Unit Operations 3rd ed. London :
Prentice-Hall International, Inc.
Prastiyo, Sadig. 2014. PDF (BAB II). http://eprints.undip.ac.id/44619/4/BAB_II.pdf. Diakses
pada [25 September 2015].