BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · 2.1 Internet dan...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · 2.1 Internet dan...
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Internet dan Intranet
2.1.1 Pengertian
Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p24) internet adalah jaringan lobal dan
jaringan-jaringan computer yang luas dan berkembang pesat tanpa ada manajemen atau
kepemilikan terpusat. Saat ini, internet menghubungkan individu-individu dan
perusahaan satu sama lain dengan informasi di seluruh dunia. Internet menyediakan
koneksi ke informasi, hiburan, dan komunikasi kapanpun dan dimanapun. Perusahaaan
menggunakan internet untuk membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan dan
rekan bisnis serta untuk menjual dan mendistribusikan produk mereka dengan lebih
efisien dan efektif. Sedangkan pengertian inernet menurut Strauss, et al (2003, p8)
adalah sebuah jaringan global dari jaringan-jaringan yang saling berhubungan. Banyak
dari komputer dalam jaringan tersebut menyimpan file-file, seperti halaman website,
yang nantinya dapat diakses oleh semua jaringan komputer. Internet berasal dari kata
interconnection networking merupakan dua komputer atau yang lebih saling saling
berhungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan di dunia yang seling
berinteraksi dan bertukar informasi (Wahana Komputer, 2003, p1).
Adapun pengertan intranet adalah jaringan komputer pribadi yang menggunakan
protokol internet untuk dapat berbagi data dan informasi secara aman dalam lingkup
satu organisasi atau badan atau sistem operas jaringan organisasi tersebut (Ahira, 20..).
Prinsip dasar yang menjad tolok ukur perbedaan antara internet dan intranet adalah
ruang lingkup akses dan bagi pakai data. Situs dan laman intranet pertama muncul pada
1997-1996. meskipun tak tercatat secara resmi, istilah intranet menjadi umum di antara
8
para penggunanya, seperti universitas, perusahaan teknologi, dan organisasi-organisasi
besar.
Intranet juga perlu dibedakan dari ekstranet. Perbedaan di antara keduanya ada
pada hak kases. Intranet hanya dapat diakses oleh karyawan atau orang dalam
perusahaan, sedangkan sumber daya ekstranet dapat diakses oleh pelanggan, penyuplai,
atau pihak lain yang telah mendapat persetujuan. Ekstranet dapat memperluas cakupan
jaringan pribadi ke internet dengan persetujuan dan peraturan khusus.
Intranet dapat dihubungkan dengan internet melalui network gateway yang
dilengkapi firewall. Hal ini untuk menjaga intranet agar tetap bebas dari akses eksternal
yang tidak diinginkan atau disetujui. Gateway juga seringkali mengimplementasikan
pengenalan pengguna, enkripsi pesan, dan seringkali menjadi poin koneksi virtual private
network (VPN) bagi karyawan yang sedang tidak berada di tempat agar tetap dapat
mengakses informasi, sumber daya komputasi, dan komunikasi internal perusahaan.
2.1.2 Manfaat Internet dan Intranet
Sejalan dengan meningkatnya peranan teknologi informasi dalam bisnis maupun
teknologi, akses terhadapt sumber dan jaringan informasi menjadi semakin penting bagi
para pengguna. Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang
berkembang sangat pesat pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi
terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para pengguna mengenal manfaat apa
yang diperoleh melalui jaringan ini.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari internet sebagai berikut (Wahana
Komputer, 2003, p24):
1. Informasi yang didapatkan lebih cepat dan murah dengan menggunakan aplikasi dan
fasilitas internet seperti: e-mail, www, newsgroup, ftp, gropher, dan lain sebagainya.
9
2. Mengurangi biaya kertas dan biaya distribusi, dengan adanya koran, majalah, brosur
dalam internet, dan sebagainya.
3. Media promosi, misalnya pengenalan, pemesanan produk perusahaan.
4. Komunikasi interaktif melalui e-mail, video conferencing, IRC, dan sebagainya.
5. Sebagai alat penelitian dan pengembangan.
6. Sebagai alat pertukaran data.
Dan masih banyak lagi manfaat yang diperoleh apabila seseorang mempunyai
akses ke internet. Misalnya, informasi untuk kehidupan pribadi, seperti kesehatan,
rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani, sosial. Informasi untuk kehidupan
profesional atau pekerja seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, asosiasi
profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai forum komunikasi.
Sedangkan manfaat/ keuntungan intranet (Ahira, 2011), adalah:
1. Produktivitas tenaga kerja: intranet dapat menolong para penggunanya untuk
mencari dan menampilkan informasi lebih cepat serta menggunakan aplikasi yang
relevan dengan fungsi dan tanggung jawab yang sesuai.
2. Waktu: intranet mengizinkan organisasi menyebarkan informasi kepada para
karyawan ketika dibutuhkan. Karyawan dapat memperoleh tautan yang relevan
dengan informasi yang dbutuhkan daripada harus bergantung pada email
3. Komunikasi: intranet dapat menjadi sebuah alat hebat untuk komunikasi antar
komponen organisasi, baik secara vertikal maupun horizontal. Dari sudut pandang
komunikasi, intranet sangat berguna untuk inisiatif strategi komunikasi yang memiliki
jangkauan global di dalam organisasi.
4. Web publishing: dapat mempermudah akses terhadap informasi korporat melalu
hypermedia atau teknologi web. Contohnya buku panduan karyawan, dokumen
keuntungan, kebijakan perusahaan, standar perusahaan, umpan-balik berita, dan
10
pelatihan. Ini semua dapat diakses melalui standar internet pada umumnya seperti
file PDF, file animasi flash, dan aplikasi CGI.
5. Operasional dan manajemen bisnis: intranet juga digunakan sebagai tumpuan atau
platform dalam pengembangan dan penerapan aplikasi untuk mendukung
operasional dan keputusan bisnis di seluruh jaringan perusahaan.
6. Efektif biaya: para pengguna dapat menampilkan informasi dan data melalui
peramban web dari pada harus menggunakan dokumen fisik seperti: panduan
prosedur, jaringan telepon internal, serta formulir-formulir. Ini dapat menghemat
pengeluaran perusahaan terhadap biaya cetak, penggandaan dokumen, dan
pertahanan lingkungan.
7. Kolaborasi terpadu: berkas dan pekerjaan dapat diakses oleh setiap karyawan
sehingga mempermudah kegiatan kerja tim
8. Kemampuan cross-platform: web browser standar telah tersedia di hampir setiap
sistem operasi.
9. Dibangun untuk satu pihak: banyak perusahaan yang menyeragamkan spesifikasi
komputernya. Ini membuat para pengembang intranet untuk menulis aplikasi yang
dapat bekerja untuk satu sistem. Dengan demikian, seorang pengguna dapat tahu
dengan siapa ia sedang berhubungan serta dapat mengatur sendiri pengaturan
akses intranet berdasarkan peran (jabatan dan departemen)
10. Memajukan budaya korporasi; Jangkauan cepat terhadap informasi terbaru; dan
mendukung arsitektur komputasi dstrbutif
Hasil penelitian Darudianto dan Punta (2007), di PT. Balfour Beatty Sakti Indonesia
(PT. BBSI), menjelaskan bahwa: tidak adanya sistem informasi menyebabkan kurangnya
perencanaan pengadaan persedian material dan persediaan yang dibeli sebagai safety
stock menjadi berlebihan. Hal itu menyebabkan penumpukkan persediaan sehingga
11
operasi perusahaan kurang efisien dan dapat menyebabkan kerusakan pada material itu
sendiri. Model persediaan yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah
model Periodic Order Quantity (POQ) yang merupakan pengembangan dari model dasar
Economic Order Quantity (EOQ). Usulan pemecahan masalah akan diterapkan dalam
bentuk sistem informasi persediaan berupa analisis dan perancangan sistem informasi
persediaan material berorientasi objek dengan pendekatan Mathiassen (Jurnal Commit,
Binus University, 2007)
2.1.3 Istilah dalam Internet dan Intranet
Menurut MCLeod dan Schell (2004, p55), ada beberapa istilah yang berhubungan
dengan internet, antara lain:
1. Website
Menunjukan sebuah computer yang dihubungkan dengan internet yang memuat
hypermedia yang dapat diakses melalui computer lain yang berada dalam jaringan
melalui sebuah hypertext links.
2. Homepage
Berhubungan dengan sebuah halaman utama dari sebuah website. Halaman lain dari
website dapat diakses melalui homepage ini.
3. Electronic mail (e-mail)
Sebuah fasilitas internet yang memungkinkan kita mengirim dan menerimana surat
dalam format digital.
4. World Wide Web
World Wide Web (www atau the web) merupakan system besar terdiri dari server-
server yang menawarkan berbagai jenis informasi kepada semua orang di internet.
Informasi ini bias berbentuk teks biasa, gambar, suara dan tipe data lainnya.
12
2.2. Elektronic-Business (e-business)
2.2.1 Definisi E-Business
Menurut Turban (2008, p4), elektronic business atau e-Business merupakan
pengertian yang luas dari e-commerce yaitu tidak hanya membeli dan menjual barang
atau jasa, namun juga melayani konsumennya, bekerja sama dengan rekan kerja, serta
melakukan transaksi elektronik di dalam sebuah organisasi. Elektronic business atau
yang lebih dikenal dengan e-business adalah sebuah kunci bisnis melalui penggunaan
teknologi internet atau merupakan sebagai suatu kegiatan bisnis yang dilakukan secara
otomatis dan semi-otomatis dengan menggunakan system informasi computer. Istilah
yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini,
sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan
teknologi Internet.
E-Business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan system
pemprosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-
Business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan supplier dan mitra bisnis
perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasaan pelanggan secara
lebih baik. E‐bisnis melibatkan proses bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai:
pembelian elektronik dan manajemen rantai suplai, pemrosesan order elektronik,
penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis.
Standar teknis khusus untuk e‐bisnis memfasilitasi pertukaran data antara
perusahaan. E‐bisnis solusi perangkat lunak memungkinkan integrasi proses perusahaan
intra dan inter bisnis. E‐bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan Web, Internet,
intranet, extranet, atau beberapa kombinasi dari ini.
2.2.2 Bagian-Bagian E-Business
13
Kalakota (2006, p5) menjelaskan, bahwa E-business adalah suatu aktifitas yang
memiliki beberapa bagian yaitu: e-Commerce, ditambah juga bagian yang menjalankan
aplikasi front office dan back office dengan menggunakan mesin untuk menjalankan
proses bisnis modern. E-Business merupakan redefinisi model bisnis lama, dengan
bantuan teknologi untuk memaksimalkan nilai pelanggan dengan strategi menyeluruh.
Maka dapat disimpulkan bahwa e-Business meliputi segala macam fungsi dan
kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, sehingga e-Business berkaitan secara
menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain, pembelian secara electronic
(electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management),
pemprosessan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja
sama dengan mitra bisnis. E-Business member kemungkinan untuk pertukaran data di
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik melalui web, internet, intranet,
extranet atau kombinasi lainnya.
2.2.3 Tahapan E-Business
Ada empat tahapan pemanfaatan jaringan komputer dan internet untuk tujuan e-
business, dimana terjadi transformasi perusahaan tradisional ke e-business. Empat
tahapan itu adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama. Mendayagunakan komputer. Komputer menawarkan berbagai
keuntungan bagi sebuah bisnis yaitu banyak dana dan waktu yang dapat dihemat,
dan meningkatkan produktivitas. Kita dapat menuyusun laporan keuangan, membuat
daftar persediaan bahkan membuat materi perusahaan.
2. Tahapan kedua. Mendayagunakan jaringan dan internet. Apa yang ditawarkan
jarinagn computer dan internet bagi sebuah bisnis? Meningkatkan kemampuan
koordinasi dan komunikasi, baik internal dan eksternal, yang pada akhirnya dapat
14
diterapkan untuk meningkatkan produktivitas. Untuk kepentingan tersebut kita dapat
memanfaatkan e-mail, IRC maupun mailing list.
3. Tahapan ketiga. Membangun dan mendayagunakan web, web menawarkan
informasi selama 24 jam 7 hari dalam satu minggu, kita dapat berbagi informasi
dengan pelanggan sekaligus menjaring pelanggan baru.
4. Tahap keempat. E-commerce. Pada thaap ini, perusahaan telah mempersiapkan dan
membangun fasilitas transaksi online baik dengan pelanggan maupun denagn
supplier ataupun dengan pihak lain yang berkepentingan dengan web.
2.2.4 Keamanan E-Business
E-Business sistem secara alami memiliki risiko keamanan yang lebih besar
daripada sistem bisnis tradisional, oleh karena itu penting untuk e-bisnis sistem untuk
sepenuhnya dilindungi terhadap risiko ini. Sebuah jumlah yang jauh lebih besar orang
memiliki akses ke e-bisnis melalui internet daripada akan memiliki akses ke bisnis
tradisional. Pelanggan, pemasok, karyawan, dan orang lain banyak menggunakan
sistem e-bisnis tertentu setiap hari dan mengharapkan informasi rahasia mereka untuk
tetap aman. Hacker adalah salah satu ancaman besar bagi keamanan e-bisnis. Beberapa
kekhawatiran keamanan umum untuk e-Bisnis termasuk menjaga bisnis dan pelanggan
informasi pribadi dan rahasia, keaslian data, dan integritas data. Beberapa metode untuk
melindungi e-bisnis keamanan dan menjaga informasi aman termasuk langkah-langkah
keamanan fisik maupun penyimpanan data, transmisi data, software anti-virus, firewall,
dan enkripsi untuk beberapa daftar (Wikipedia, Mei 2011).
2.2.4.1 Kunci keamanan terhadap masalah dalam E-Business, adalah sebagai berikut:
15
1. Privasi dan kerahasiaan (Privacy and confidentiality)
Kerahasiaan adalah sejauh mana usaha membuat informasi pribadi yang tersedia
untuk bisnis lain dan individu [7]. Dengan bisnis apapun, rahasia informasi harus
tetap aman dan hanya dapat diakses oleh penerima yang dimaksud. Namun, ini
menjadi lebih sulit ketika berhadapan dengan e-bisnis khusus. Untuk menjaga
keamanan informasi tersebut, berarti melindungi setiap catatan elektronik dan file
dari akses yang tidak sah, serta memastikan transmisi yang aman dan penyimpanan
data informasi tersebut. Alat seperti enkripsi (penyandian) dan firewall mengelola
masalah khusus dalam e-bisnis.
2. Keaslian (Authenticity)
Transaksi E-bisnis menimbulkan tantangan yang lebih besar untuk membangun
otentisitas karena kemudahan dengan informasi elektronik yang dapat diubah dan
disalin. Kedua belah pihak dalam transaksi e-bisnis ingin memiliki kepastian bahwa
pihak lain adalah siapa yang menjadi tuntutan mereka, terutama ketika pelanggan
tempat pesanan dan kemudian menyerahkan pembayaran elektronik. Salah satu
cara umum untuk memastikan ini adalah untuk membatasi akses ke jaringan atau
pihak dipercaya dengan menggunakan teknologi virtual private network (VPN).
3. Integritas data (Data integrity)
Integritas data menjawab pertanyaan "Dapatkah informasi diubah atau rusak dengan
cara apapun?" Hal ini menyebabkan jaminan bahwa pesan yang diterima identik
dengan pesan yang dikirim. Sebuah bisnis harus yakin bahwa data tidak berubah
dalam perjalanan, entah sengaja atau karena kecelakaan. Untuk membantu
integritas data, firewall melindungi data yang tersimpan terhadap akses yang tidak
16
sah, sementara hanya back up data memungkinkan harus pemulihan data atau
peralatan rusak [6].
4. Non-repudiation
Kekhawatiran ini berkaitan dengan adanya bukti dalam transaksi. Sebuah bisnis
harus memiliki jaminan bahwa pihak yang menerima atau pembeli tidak dapat
menyangkal bahwa transaksi telah terjadi, dan ini berarti memiliki bukti yang cukup
untuk membuktikan transaksi. Salah satu cara untuk mengatasi non-repudiation
adalah menggunakan tanda tangan digital. Sebuah tanda tangan digital tidak hanya
memastikan bahwa pesan atau dokumen elektronik telah ditandatangani oleh orang,
tapi karena tanda tangan digital hanya dapat dibuat oleh satu orang, juga menjamin
bahwa orang ini tidak dapat kemudian menyangkal bahwa mereka memberikan
tanda tangan mereka.
5. Kontrol akses
Ketika sumber daya elektronik tertentu dan informasi terbatas hanya beberapa
individu yang berwenang, bisnis dan pelanggan harus memiliki jaminan bahwa tidak
ada orang lain dapat mengakses sistem atau informasi. Untungnya, ada berbagai
teknik untuk masalah ini, termasuk firewall, hak akses, identifikasi pengguna dan
teknik otentikasi (seperti: password dan sertifikat digital), Virtual Private Networks
(VPN), dan banyak lagi.
6. Ketersediaan (Availability)
Kekhawatiran ini secara khusus berhubungan dengan pelanggan bisnis sebagai
informasi tertentu harus tersedia ketika pelanggan membutuhkannya. Pesan harus
disampaikan dalam cara yang dapat diandalkan dan tepat waktu, dan informasi
harus disimpan dan diambil sesuai kebutuhan. Karena ketersediaan layanan penting
untuk semua e-bisnis website, langkah-langkah harus diambil untuk mencegah
17
gangguan layanan oleh peristiwa-peristiwa seperti listrik padam dan kerusakan
infrastruktur fisik. Contoh: untuk alamat ini termasuk backup data, sistem
pemadaman api, Power Supply (UPS) sistem, perlindungan virus, serta memastikan
bahwa ada kapasitas yang memadai untuk menangani tuntutan yang ditimbulkan
oleh lalu lintas jaringan yang berat.
2.2.4.2 Tindakan Keamanan Umum untuk E-Sistem Bisnis
Berbagai bentuk keamanan ada untuk e-bisnis. Beberapa pedoman keamanan
umum termasuk di daerah keamanan fisik, penyimpanan data, transmisi data,
pengembangan aplikasi, dan sistem administrasi.
1. Keamanan fisik (Physical security)
Meskipun e-bisnis yang bisnis dilakukan secara online, masih ada langkah-langkah
keamanan fisik yang dapat diambil untuk melindungi bisnis secara keseluruhan.
Meskipun bisnis dilakukan secara online, gedung tempat server dan komputer harus
dilindungi dan memiliki akses terbatas pada karyawan dan orang lain. Misalnya,
ruangan ini hanya memungkinkan pengguna berwenang untuk masuk, dan harus
memastikan bahwa "jendela, turun plafon, saluran udara yang besar, dan dibesarkan
lantai" tidak mengizinkan akses mudah ke orang yang tidak sah. Lebih disukai
barang-barang penting akan disimpan di sebuah ruangan ber-AC tanpa jendela.
Pelindungan terhadap lingkungan sama pentingnya dalam melindungi
keamanan fisik terhadap pengguna yang tidak sah. Ruangan dapat melindungi
peralatan terhadap banjir dengan menjaga semua peralatan terangkat dari lantai.
Selain itu, ruangan harus mengandung pemadam api jika terjadi kebakaran.
Organisasi harus memiliki rencana pengamanan terhadap api dalam kasus situasi ini
muncul. Selain menjaga keamanan server dan komputer, juga harus menjaga
18
keamanan fisik dari informasi rahasia penting. Ini termasuk informasi klien seperti
nomor kartu kredit, cek, nomor telepon, dll. Ini juga termasuk semua informasi
pribadi organisasi.
Mengunci salinan fisik dan elektronik dari data ini di laci atau lemari merupakan
salah satu ukuran tambahan keamanan. Pintu dan jendela yang mengarah ke daerah
ini juga harus aman terkunci. Karyawan hanya yang perlu menggunakan informasi ini
sebagai bagian dari pekerjaan mereka harus diberi kunci. Informasi penting juga
dapat disimpan aman dengan menjaga backup file dan memperbarui informasi
tersebut secara teratur.
"Situs Failover" dapat dibangun jika ada masalah dengan lokasi utama. Situs
ini harus menjadi seperti lokasi utama dalam hal perangkat keras, perangkat lunak,
dan fitur keamanan. Situs ini dapat digunakan dalam kasus kebakaran atau bencana
alam di situs aslinya. Hal ini juga penting untuk menguji situs "failover" untuk
memastikan itu benar-benar akan bekerja jika diperlukan.
2. Penyimpanan data (Data storage)
Menyimpan data dengan cara yang aman adalah sangat penting untuk semua
bisnis, tetapi terutama untuk e-bisnis di mana sebagian besar data yang disimpan
secara elektronik. Data yang bersifat rahasia tidak boleh disimpan pada server e-
bisnis ", tapi malah pindah ke komputer lain fisik yang akan disimpan. Jika mungkin
mesin ini tidak boleh langsung terhubung ke internet, dan juga harus disimpan di
tempat yang aman. Informasi tersebut harus disimpan dalam format terenkripsi.
Setiap informasi yang sangat sensitif tidak boleh disimpan jika mungkin. Jika
tidak perlu disimpan, harus terus hanya beberapa yang dapat diandalkan mesin
untuk mencegah akses mudah. Langkah-langkah keamanan tambahan harus diambil
19
untuk melindungi informasi ini (seperti kunci pribadi) jika memungkinkan. Selain itu,
informasi hanya harus disimpan untuk jangka waktu yang singkat, dan setelah itu
tidak lagi diperlukan harus dihapus untuk mencegah jatuh ke tangan yang salah.
Demikian pula, backup dan salinan informasi harus disimpan yang aman dengan
langkah-langkah keamanan yang sama seperti informasi yang asli. Setelah cadangan
tidak lagi diperlukan, itu harus hati-hati namun menyeluruh dihancurkan.
3. Transmisi data dan pengembangan aplikasi
Semua informasi sensitif yang dikirim harus dienkripsi. Bisnis dapat memilih untuk
menolak klien yang tidak dapat menerima tingkat enkripsi. Informasi rahasia dan
sensitif juga harus tidak pernah dikirim melalui e-mail. Jika itu harus, maka juga
harus dienkripsi.
4. Sistem administrasi
Keamanan pada sistem operasi default harus ditingkatkan segera. Patch dan update
perangkat lunak harus diterapkan secara tepat waktu. Perubahan sistem konfigurasi
semua harus disimpan dalam log dan segera diperbaharui. Sistem administrator
harus terus mengawasi kegiatan yang mencurigakan dalam bisnis dengan memeriksa
file log dan meneliti kegagalan logon diulang. Mereka juga bisa audit e-sistem bisnis
mereka dan mencari setiap lubang di keamanan. Hal ini penting untuk membuat
rencana pasti untuk keamanan di tempat tetapi juga untuk menguji keamanan
langkah-langkah untuk memastikan mereka benar-benar bekerja dengan
menggunakan rekayasa sosial, orang yang salah bisa mendapatkan suatu pegangan
dari informasi rahasia. Untuk melindungi terhadap hal ini, staf dapat dibuat
menyadari rekayasa sosial dan dilatih untuk benar menangani informasi sensitif.
E-bisnis dapat menggunakan password untuk login karyawan, mengakses
informasi yang aman, atau dengan pelanggan. Password harus dibuat sulit untuk
20
menebak. Mereka harus terdiri dari huruf dan angka, dan setidaknya tujuh hingga
delapan digit. Mereka seharusnya tidak mengandung nama, tanggal lahir, dll
Password harus sering diganti dan harus unik setiap kali. Hanya pengguna password
seharusnya tahu password dan tidak boleh ditulis atau disimpan di mana saja.
Pengguna juga harus terkunci dari sistem setelah sejumlah upaya logon gagal untuk
mencegah menebak password.
2.3. Portal Content
2.3.1 Definisi Portal
Portal intranet adalah sebuah lokasi pusat untuk informasi dan aplikasi dalam
sebuah organisasi, disajikan dalam format elektronik. Perusahaan, pemerintah,
kelompok nirlaba dan institusi pendidikan menggunakan portal intranet untuk
memfasilitasi fungsi organisasi. Portal intranet menyediakan titik pusat akses informasi
dan aplikasi (Evans, 2010).
Kalakota (2001, p87‐88) menjelaskan bahwa portal sebagai perantara atau
penengah yang menawarkan suatu pelayanan yang berkumpul untuk kelompok
pengguna yang spesifik. Portal terjadi ketika pemain‐pemain baru sukses dalam
menempatkan diri di antara konsumen dan pemasok. Biasanya, secara ekstrim
konsumen yang difokuskan oleh para pemain baru memasuki rantai yang berhubungan
dengan ketidakpuasan secara spesifik dengan sistem saat ini dalam menjalankan bisnis.
Adapun menurut Turban (2002, p29), portal adalah gerbang besar di mana lewat portal
tersebut para karyawan, rekan‐rekan bisnis, dan masyarakat dapat mengakses
informasi perusahaan dan berhubungan serta berkolaborasi sebagaimana yang
21
dibutuhkan. Banyak perusahaan yang bergerak menuju konfigurasi jaringan yang sama.
Saat ini, sangat tidak mungkinmelakukan bisnis dengan para rekan bisnis tampa
dihubungkan melalui internet, ekstranet atau EDI (Extranet Data Interchange). Menurut
Turban (2002, p66) portal dikembangkan dari mesin pencari dalam suatu usaha untuk
melengkapi pintu gerbang yang komprehensif menuju internet.
Hasil penelitian Levy (2009) dengan judul ”Content portal an effecitve from
organization” menyatakan bahwa: platform Portal yang sangat umum digunakan adalah
yang memenuhi banyak kebutuhan, yang memungkinkan informasi dan pengetahuan
disediakan di portal ini. Portal adalah platform utama untuk solusi manajemen
pengetahuan dan untuk aplikasi konten yang kaya; aksesibilitas telah ditemukan menjadi
faktor penting untuk menggunakan portal dan kesuksesan bisnis. Metode yang
dilaporkan adalah berdasarkan konteks bukan oleh format pengetahuan. Berkaitan
konteks untuk proses kerja dan kebutuhan pengguna utama sebagaimana didefinisikan
oleh pengguna lapangan, hasil yang tinggi dari tingkat kegunaan portal, karena itu
dibangun secara efektif (Levy. Jurnal Praktek Manajemen Pengetahuan, Vol. 10, No 2,
Juni 2009)
2.3.2 Tipe Portal
Menurut Diana (2001, p16) portal merupakan semacam pintu gerbang yang
menjadi titik awal penjelajahan di internet ke mana saja. Ada tiga tipe portal :
1. Portal Horizontal
Yaitu portal yang menyediakan beraneka ragam informasi dan layanan seperti
www.yahoo.com , www.msn.com.
22
2. Portal Vertkal
Portal yang menyediakan informasi dan layanan tertentu sesuai dengan kebutuhan
dan segmentasi khusus, seperti www.amazon.com untuk pembelian buku, kaset,
video, CD, dan sejenisnya serta www.indo.com
3. Portal Wireless
Portal yang diakses lewat telepom genggam (ponsel).
2.3.3 Definisi Content
Menurut Nakano (2002, p191), content adalah hal yang digunakan kembali dan
indikasinya membuka makna baru yang mengambil inti dari nilai ekonomis tambahan
dari aset berharga yang tidak dapat dipisahkan, seperti teks, grafik, dan berbagai tipe
media. Pada website konvensional, sebuah aset yang eksistensinya dikelilingi dengan
halaman HTML. Penggunaan kembali memungkinkan, tetapi aset itu perlu dikutip dengan
informasi tentang aset itu sendiri, suatu kutipan kadang-kandang ditunjuk sebagai
metadata. Kutipan itu harus mengandung informasi dasar seperti deskripsian,
penciptaannya dan tanggal penciptaannya, bersama dengan informasi pengindeksan,
menggunakan garis penuntun dan informasi berkaitan. Dalam beberapa cara kutipan dari
sebuah aset, apakah itu jenis data primer atau sekunder, tidak berbeda dari jenis data
sebaliknya dari subset metadata. Untuk sebuah kebebasan bergerak kita sendiri, sebuah
aset mengandung metadata deskriptif, dapat melayani sebagai aset yang dapat
dipercaya. Mungkin, hal itu memperoleh identitasnya sendiri. Kutipan content
memerlukan a tag savy respository.
23
2.3.4 Komponen Content
Collins (2001, p45-46, p92-93, p282) menjelaskan bahwa content dibagi menjadi 4
(empat), yaitu :
1. Content Page (s)
Koleksi dari pilihan menu sekunder yang diasosiasikan atau dihubungkan kepada
konteks dari halaman content umum juga disajikan. Pilihan menu ini dilengkapi akses
ke halaman-halaman content tambahan. Feature ini bagian dari halaman content
yang digunakan untuk mengkreasikan bagian tertentu dari koleksi paling besar dari
informasi halaman content. Content page tabs meliputi metrick (sistem menghitung
dengan angka dasar sepuluh), hal lain dan sehari-hari. Untuk masing-masing
halaman content, content page tabs melengkapi jalur logis untuk mengorganisasikan
koleksi informasi berhubungan yang mengandung halaman content.
2. Content Page (halaman konten)
Informasi ini disajikan pada jendela utama browser yang diasosiasikan dengan
pilihan menu portal atau pilihan navigasi lain yang dipilih oleh pengguna portal
perusahaan. Ini adalah jendela atau rangka terbesar. Hal ini mengandung satu atau
banyak jendela content, content page tabs, dan informasi yang relevan tentang
content (pandangan peripheral). Masing-masing halaman content mengandung
bagian tertentu yang logis dari golongan yang lengkap dari fungsi-fungsi bisnis dan
mengandung aplikasi-aplikasi pelayanan sendiri pada solusi portal perusahaan.
3. Content Window (s) (jendela konten)
Koleksi informasi yang berisi halaman content dapat menjadi jendela single atau
beberapa jendela informasi yang berisi halaman content yang sama. Ini adalah
jendela content yang menyusun objek data pada organisasi. Koleksi dari jendela
24
content yang berhubungan sering dikelompokkan bersama dan disajikan dalam
halaman content.
4. Content-Relevant Information (informasi yang relevan tentang konten)
Beberapa tambahan feature dapat terlihat pada seksi informasi dari portal
perusahaan untuk akses yang mudah oleh para penggunannya. Hal ini direfleksikan
pada seksi pandangan peripheral dari deskop. Seksi dari desktop portal mengandung
notifikasi dan hyperlinks untuk informasi penting yang diperlukan para pengguna
untuk mengakses organisasi. Contoh desktop portal yang kedua dengan penampilan
yang berbeda dengan layout dapat dilihat pada interface pengguna toptier. Hal ini
termasuk :
a. Tools (peralatan)
Untuk mengakses kolaborasi, komunikasi dan aplikasi yang standart pada
organisasi.
b. Navigation (navigasi)
Untuk melengkapi pilihan navigasi tambahan, yang mengandung banyak data
dan pengetahuan yang cukup, yang menghubungkan atau relevan dengan
informasi yang disajikan pada halaman content.
c. Untuk melengkapi pesan-pesan penting yang berhubungan dengan konteks
halaman content dan perlu membawa perhatian dari pengguna portal
perusahaan.
Menurut Collins (2001, p147) content access (akses content), terbagi menjadi:
Corporate intranet / intranet perusahaan
a. Database/ Data Wherehouse
b. Directories / direktori
c. Document Repositories / repositori dokumen
25
d. EDI (Electronic Data Interchange) / pertukaran data elektronik
e. E-mail Respositories -repositori surat elektronik
f. File Servers / server file
g. Image and Fax Repositories / repositori gambar dan faksimili
h. Mainframe Reports / laporan mainframe
2.3.5 Content Managemen System
Nakano (2002, p33) menjelaskan bahwa content management adalah tata tertib
yang mengatur waktu secara akurat, bekerjasama, pengulangan dan pengembangan
yang dapat direproduksi dari properti web. Hal ini mengkombinasikan mekanisme untuk
menyimpan koleksi aset web degan memproses aktivitas yang sempurna dari manusia
dan mesin di dalam organisasi. Content managemen merepon kombinasi unik masalah
yang disikapi oleh pengembangan web.
Solusi content management harus mengambil perhitungan kebutuhan dan
memotivasi sebagian besar pemegang saham, termasuk para pengembang web, para
kontributor content, para pemilik bisnis, para administrator content, para manajer
produksi dan para eksekutif (Nakano ,2002, p43). “Content management” saat ini hanya
dapat digunakan untuk menunjuk para prinsip dan praktek seputar pengembangan,
peraturan, pemeliharaan dan menguraikan content dalam organisasi. Sebagaimana hal
yang lebih umum untuk menemukan para praktisis manajemen konten daripada para
ilmuan manajemen content (Nakano ,2002, pxxvi).
Menurut Collins (2001, p38-39) content management adalah penerbit dan
pendistribusian elemen pendukung kreasi content, otorisasi dan termasuk (atau di luar
dari) koleksi-koleksi content portal perusahaan. Sebagaimana aturannya, organisasi-
organisasi memiliki isi dari informasi dan materi referensi untuk menyiapkan portal
perusahaan. Ada kebijakan-kebijakan baru, prosedur-prosedur, bentuk-bentuk, contoh-
26
contoh, pengumuman-pengumuman, jadwal-jadwal dan masih banyak lagi yang
diperlukan untuk mendorong karyawan-karyawan secara berkesinambungan. Content
tersedia dari desktop portal perusahaan yang harus siap untuk didistribusikan pada
banyak online, siap didownload, atau format hard-copy. Manajemen content dan
tampilan integrasi third-party yang tersedia pada produk-produk software portal memiliki
faktor-faktor penting untuk memeriksa dan mencocokkan pada kebutuhan-kebutuhan
organisasi. Manajemen content tergantung kepada sejumlah responsibilitas atau
departemen-departemen yang menunjang informasi pada portal perusahaan.
Di dalam fungsi nyata yang memberikan solusi portal perusahaan seperti
personalisasi content atau penambahan yang mungkin dipusatkan, sebagaimana lainnya
seperti kreasi content dan kualitas informasi yang disajikan mungkin tidak berpusat.
Identifikasi para ahli daerah bisnis yang bertanggungjawab untuk kelangsungan tinjauan
kemabali dan garansi-garansi tambahan yang memerlukan informasi untuk
memberitahukan keputusan.
Adapun menurut Turban (2002, p878) content management adalah manajemen
content sebuah website. Content dapat diciptakan secara in house dan atau dibeli dari
sumber third-party. Manajemen content dimulai dengan pemasok-pemasok yang baik
dan kemudian mengumpulkan, menstandarisasi, mengklasifikasikan, hosting dan terus
menerus memperbaharui data katalognya. Hal tersebut bukanlah tugas yang kecil,
berdasarkan hal itu organisasi-organisasi yang berpotensi membeli dalam jumlah besar
memiliki ratusan pemasok, masing-masing menggunakan format-format data yang
berbeda dan daftar istilah untuk mendeskripsikan bagian-bagian katalognya. Secara
spesifik, manajemen content katalog berharga dan sulit untuk alasan-alasan berikut ini:
1. Content katalog yang ada lebih sering berdasarkan tulisan atau dakam bentuk
elektronik, content biasanya tidak siap untuk e-commerce yang dinamis.
27
2. Content dalam perbedaannya dan seringkali format-formatnya tidak dapat
dicocokkan.
3. Sangat sedikit standarisasi jalur produk ini yang tidak dijabarkan, bahkan untuk
komoditas yang sama atau pemasok yang sama.
4. Informasi produk jarang dikatagorikan atau di klasifikasikan.
5. Perubahan yang sering dapat diharapkan.
6. Informasi yang dapat diuraikan harus dikombinasikan dengan informasi contract
critical, seperti harga yang di negosiasikan, untuk setiap pembelian yang dilakukan
oleh organisasi.
Collins (2001 p127-128) menjelaskan bahwa content management system untuk
menyetujui dan menghamburkan dokumen-dokumen secara luas adalah penting untuk
menyiarkan pengetahuan yang diakumulasikan dari pengalaman-pengalaman yang lalu
dan sekarang dalam organisasi. Tipe informasi yang diinginkan organisasi untuk publikasi
mencakup laporan-laporan yang kompetitif, forecasts dan peninjauan kembali, kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur, materi pelatihan, surat kabar secara berkala.
Tantangan manajemen content menentukan:
1. Materi dan dokumentasi apa yang dibutuhkan untuk dipublikasikan bagi portal
perusahan.
2. Bagaimana dan kapan informasi ini dipublikasikan
3. Dimana informasi-informasi itu ditempatkan dalam portal perusahaan
4. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan informasi yang
dipublikasikan
5. Bagaimana karyawan-karyawan di dalam organisasi itu diberitahu tentang
penempatan materi yang dipublikasikan tersebut.
28
2.3.6 Fungsi Content Management
Berdasarkan pendapat Nakano (2002, p34) infrastruktur a content management
terdiri atas subsistem yang memenuhi empat fungsi berikut ini :
1. Kreasi content dan perubahan subsistem
Kreasi content dan perubahan subsistem terdiri dari alat-alat perubahan content,
seperti editor HTML, pengolahan kata, editor gambar, dan editor XML. Variasi yang
luas dari peralatan merefleksikan fakta bahwa masing-masing jenis dari spesialis
conten, seperti pengkreasian seni ilustrasi atau telepon yang mendukung hubungan
pengkreasian tiket bermasalah, menjadi paling efisien ketika para individu
menggunakan peralatan yang sesuai untuk keahlian merekadan daerah permasalah.
Pekerja dari kreasi content dan perubahan subsistem adalah mengakses masukan,
hasil dari proses pemilikan yang tidak sah dalam pemasukan seperti memeriksa
kesalahan, memeriksa bentuk dan kapan saja dapat memberikan kemungkinan
umpan balik secara langsung kepada para pengguna peralatan tentang hasil dari
aksinya.
2. Repositori content and versioning
Repositoru subsistem melengkapi penyimpanan, akses, perbaikan, pengindeksan,
versioning, dan konfigurasi manajemen content. Content termasuk files, aset-aset
database, dan aset terstruktur.
3. Subsistem alur kerja dan routing
Subsistem alur kerja mengatur penyerahan, pekerjaan teratur yang menangani
notifikasi aktivitas bersama dari banyak spesialis yang diperlukan untuk
mengkreasikan, mengubah, tes, review, dan menerima the pletero of simple dan
tipe-tipe aset pada repositori yang berlawanan. Subsistem ini membutuhkan
29
kesadaran repositori content untuk mengizinkan aksi pekerjaan yang menyebabkan
perubahan repositori.
4. Deployment dan manajemen operasional
Deployment dan subsistem manajemen operasi memperbanyak beragam tipe aset
dari lingkungan pengembangan menuju produksi. Hal itu menjadikan efisien dan
dapat dipercaya. Itu membutuhkan mekanisme yang sederhana untuk melengkapi
jaminan positif ketika hal tersebut mendeteksi adanya suatu kondisi yang salah.
Keefektifan dan penguraian dan subsistem operasi itu diukur dari reliabilitas dan
pelayanan, ketika meminimalkan usaha administrasi.
2.4. Website
2.4.1 Pengertian Website
Berdasarkan pendapat Sardi (2004, p4), website adalah sekumpulan dokumen
yang dipublikasikan melalui jaringan internet ataupun intranet sehingga dapat diakses
oleh user melalui web browser.
2.4.2 Kriteria Website yang baik
Berdasarkan pendapat Laudon dan Laudon (2002, p17), “website adalah
keselurhan dari pemeliharaan halaman www oleh organisasi atau individual”. Sedangkan
menurut pendapat Laudon dan Laudon (2002, p273), “Homepage adalah tampilan layar
teks dan grafik www yang menyambut user dan menjelaskan pembangunan halaman
oleh organisasi”. Menurut Frank (2000, p141-146), ada beberapa hal yang penting dalam
suatu situs, yaitu:
1. Buat suatu kondisi dimana konsumen akan tertarik untuk segera bertransaksi. Ini
dapat dilakukan dengan menempatkan produk unggulan pada halaman pertama, lalu
arahkan mereka menuju produk-produk lainnya.
30
2. Buat halaman yang menjelaskan gambaran perusahaan, konsumen ingin mengetahui
dengan siapa mereka melakukan bisnis, oleh karena itu disediakan halaman situs
yang menjelaskan profil perusahaan, visi dan misi, serta lainnya.
3. FAQs (Frequently Asked Questions)
4. FAQs adalah sarana utama bagi konsumen jika menginginkan jawaban yang cepat
dan sederhana dari pertanyaan mereka.
5. Objek dari FAQs adalah semua pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang mungkin
ditanyakan konsumen.
6. Buat suatu urutan yang baik dalam FAQs atau buat dalam suatu kategori yang
mempermudah konsumen membaca informasinya.
7. Full Contact Information – alamat perusahaan, telepon, fax, e-mail
a. Konsumen ingin mengetahui bahwa bisnis perusahaan benar-benar nyata, maka
untuk membuktikannya dengan memberikan beberapa cara untuk menghubungi
perusahaan.
b. Halaman Kontak (Contact Page) yang baik dapat membantu menaikkan tingkat
kepercayaan terhadap bisnis perusahaan.
8. Kebijakan Privasi
Perusahaan harus memberikan kepercayaan kepada konsumen, bahwa perusahaan
menjamin privasi masing-masing konsumen.
2.4.3. Cara Membangun Website Portal
Situs portal adalah gerbang ke World Wide Web (www). Banyak orang menyalah
gunakan "situs portal" untuk merujuk ke homepage situs. Sementara sebuah homepage
biasa bertindak sebagai halaman masuk ke situs web tertentu, situs portal bertindak
sebagai titik awal untuk semua informasi website. Situs portal dapat horisontal atau
vertikal. Situs portal horisontal, seperti Yahoo atau MSN, berisi semua informasi situs dan
31
link situs web untuk bertindak sebagai titik awal untuk semua konten website lain. Situs
portal vertikal, seperti Garden.com atau Fool.com bertujuan untuk menjadi titik awal
untuk niche tertentu (Kaye, 2011).
Berikut ini adalah Petunjuk/ Panduan (Instructions) membangun Website Portal,
yang dikemukakan oleh Kaye (2011):
1. Buatlah daftar semua jenis konten yang diperlukan untuk situs portal yang akan
dibuat. Jika akan membuat sebuah portal horisontal, maka diperlukan berita, harga
saham, cuaca, kalender, mesin pencari dan semua email yang terkandung dalam
portal yang akan dibuat. Jika akan menciptakan sebuah portal vertikal, hanya
mencakup jenis konten khusus untuk niche Anda dan membatasi untuk hanya
berfokus pada niche topik yang ditetapkan. Misalnya, jika akan dibuat sebuah portal
makanan kesehatan, maka harus meninggalkan harga saham yang tidak
berhubungan dengan makanan kesehatan, dan hanya mencakup berita yang
berhubungan dengan industri kesehatan atau makanan.
2. Membeli atau membuat konten Anda sendiri seperti tercantum dalam Langkah satu
di atas. Meskipun banyak konten ini dapat ditemukan secara gratis, sebaiknya
membedakan diri dari kompetisi dengan menggunakan kustom konten berkualitas
tinggi yang tidak umum tersedia di tempat lain.
3. Buat mesin pencari yang ditargetkan mencari melalui informasi yang luas yang
tersedia di situs yang akan dbuat. Jika akan dibuat sebuah portal horisontal, maka
dibuat mesin pencari untuk mencari seluruh Web untuk data. Jika akan dibuat
sebuah portal vertikal, maka harus dibuat mesin pencari yang melakukan pencarian
melalui situs-situs lain dalam kategori niche terkait.
4. Personalisasi pengalaman portal untuk pengguna. Jadilah intuitif dan membuat
personalisasi berdasarkan sejarah/riwayat browser pengguna. Menawarkan versi
32
yang berbeda dari portal berdasarkan dari negara mana pengunjung masuk.
Membawa berita berdasarkan istilah penelusuran pengunjung telah mencari
sebelumnya. Menawarkan personalisasi canggih, seperti tata letak halaman dan
skema warna, dengan memungkinkan pengguna untuk menetapkan preferensi
mereka sendiri dan menyesuaikan pengalaman pengguna berdasarkan preferensi ini.
Menyimpan informasi pengunjung yang menggunakan browser cookies.
5. Bagilah link ke saluran atau subdivisi untuk menjaga jumlah besar portal informasi
terorganisir. Setiap saluran berisi jenis spesifik aplikasi portal atau direktori informasi
seperti berita, harga saham, mencari situs web dan cuaca. Menampilkan data aktual
dan bukan hanya link ke data. Misalnya, menampilkan saluran cuaca benar-benar
akan menunjukkan cuaca dan bukan hanya berisi link ke situs cuaca.
6. Tampilkan saluran standar, atau kolom, bagi pengunjung portal waktu pertama.
Personalisasi homepage dengan menampilkan hanya saluran pengunjung ingin
melihat dalam urutan pengunjung memilih pada kunjungan berikutnya.
7. Integrasikan fungsionalitas Web 2.0 dengan menambahkan dalam fungsi komunitas
dan user-generated content seperti kelompok, forum, komentar, blog dan upload
video.
2.5. Metode Analisis
2.5.1 Analisis Porter
Menurut Turban (2004, p64), analisis Porter menggambarkan lima kekuatan
persaingan dalam industri, yaitu :
1. Pendatang Baru Potensial
Ancaman masuknya pendatang baru pada suatu industri yang membawa kapasitas
baru, keinginan untuk merebut bagian pasar serta sering kali juga sumber daya yang
33
besar. Akibatnya harga bisa jadi turun atau biaya membengkak sehingga
mengurangi laba perusahaan.
2. Produk Pengganti/ Substitusi
Produk pengganti yang membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan
harga tertinggi yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Posisi dalam
menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoalan tindakan industri
secara kolektif.
3. Keuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan tawar menawar dari pembeli yang sering menyebabkan harga turun, tawar
menawar mutu lebih tinggi, dan permintaan pelayanan lebih baik, lebih - lebih pada
sekelompok pembeli dalam jumlah besar. Oleh karena itu, perlu seleksi pembeli,
mana pembeli yang mempunyai kekuatan tawar menawar dan mana segmen dalam
industri tersebut yang mempunyai kekuatan kurang atau lebih.
4. Kekuatan Tawr Menawar pemasok
Ancaman dari pihak pemasok terhadap industri yang berusaha menaikkan harga atau
menurunkan mutu produk. Bahkan sering pemasok didominasi oleh beberapa
perusahaan, sedangkan industri tidak mempunyai alternatif lain.
5. Persaingan di Industri Sejenis
Strategi dan perencanan kedepan untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang
menjadi pesaingnya. Semakin banyaknya perusahaan yang masuk kedalam industri
tersebut membuat perusahaan harus menerapkan suatu strategi dalam menghadapi
persaingan di industri tersebut agar perusahaan tetap dapat bertahan di dalam
pasar.
34
Wheelen dan Hunger ( 2006, p82 ) secara lebih mendalam membahas teori Porter
tentang kekuatan yang mempengaruhi dan menentukan kompetisi dalam sebuah
industri, dalam buku tersebut dikemukakan :
1. Ancaman Pendatang Baru
Menarik atau tidaknya suatu industri bervariasi, tergantung dari seberapa besar
keluar masuknya hambatan yang ada. Ketika hambatan yang masuk pada suatu
perusahaan tinggi dan hambatan keluarnya rendah maka hal tersebutlah yang paling
dianggap menarik. Pandatang baru dalam industri akan membuka kapasitas yang
baru untuk mendapatkan pangsa pasar dan sumber daya yang berkualitas. Karena
alasan itulah, mereka dianggap sebagai ancaman oleh pemain lama. Ancaman dari
pendatang baru akan tergantung juga pada hambatan masuk dan reaksi dari
pesaing. Beberapa kemungkinan hambatan masuk yang akan ditemui, adalah :
a. Skala ekonomi
Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru ke suatu industri karena
memaksa pendatang baru untuk masuk dengan skala besar atau harus memikul
biaya tinggi. Skala ekonomis dalam suatu produksi, riset pemasaran dan layanan
merupakan hambatan utama masuk dalam industri komputer besar.
b. Perbedaan produk
Indentifikasi merek menimbulkan hambatan karena memaksa pendatang baru
mengeluarkan biaya besar untuk merebut kesetiaan pelanggan, iklan, layanan
pelanggan menjadi yang pertama dalam industri dan difernsiasi produk
merupakan beberapa faktor yang menciptakan indentifikasi merek.
c. Modal
35
Keharusan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing
menimbulkan hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan untuk
pengeluaran yang bersifat tidak akan kembali, seperti iklan rintisan, riset dan
pengembangan.
d. Switching cost
Perusahaan-perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki keunggulan biaya
yang tidak dimiliki oleh calon pendatang baru, terlepas dari ukuran dan skala
ekonomis yang mereka capai. Keunggulan ini dapat bersumber dari pengaruh
kurva belajar dan pengaruh kurva pengalaman.
e. Akses ke saluran distribusi
Pendatang baru tentu saja harus mengembangkan distribusi produk atau jasa
mereka.
f. Peraturan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang masuknya pendatang baru
ke dalam industri, melalui tindakan - tindakan seperti keharusan adanya izin dan
pembatasan akses ke bahan baku.
2. Persaingan di antara pemain yang ada
Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan yang ada,
strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika strategi itu
memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh
perusahaan pesaing. Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing
cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika perusahaan yang
bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya, ketika permintaan produk
industri menurun dan ketika potongan harga menjadi biasa.
3. Ancaman dari produk dan jasa pengganti
36
Tekanan dalam persaingan membuat perusahaan menciptakan suatu produk
pengganti sebagai strategi dalam bersaing. Kekuatan kompetitif produk pengganti
paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan rencana
perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta
penetrasi pasar.
4. Kekuatan tawar menawar dari pembeli
Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau
pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan ketika kekuatan tawar dari
konsumen sangat luar biasa. Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih besar
ketika produk yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda.
5. Kekuatan tawar menawar dari pemasok
Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri,
terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit bahan baku
pengganti yang baik, atau ketika biaya pengganti bahan baku amat tinggi. Sering kali
demi kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling membantu dengan
memberikan harga yang terjangkau, mutu yang lebih baik, pengembangan
pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya
inventarisasi, sehingga meningkatkan kemampuan dalam meraih laba dalam jangka
waktu yang lebih panjang.
Berikut ini adalah gambar analisis Porter secara skematis (Kotler, 2004. p64):
37
Gambar 2.1 Gambar Analisis Porter (Kotler, 2004. p64)
2.5.2 Analisis Fishbone
2.5.2.1 Definisi Analisis Fishbone
Menurut Palimirma (2010), istilah lain dari Fishbone Diagram adalah Diagram
Ishikawa, dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa seorang pakar kendali mutu. Dr. Kaoru
Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang telah
memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised
the ‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7
(seven) quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart,
and flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas” (quality
control seven tools). Sering kali disebut sebagai fishbone diagram dikarenakan
bentuknya yang menyerupai tulang ikan. Fishbone Diagram lahir karena adanya
kebutuhan akan peningkatan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan. Seringkali
dalam suatu proses produksi dirasakan hasil akhir yang diperoleh tidak sesuai dengan
ekspektasi, misalnya: barang cacat terjadi lebih dari yang ditetapkan, hasil penjualan
38
sedikit, mutu barang kompetitor lebih baik dari barang kita. Dari sinilah timbul pemikiran
untuk melakukan analisa dan evaluasi terhadap proses yang sudah terjadi dalam rangka
untuk memperbaiki mutu. Fishbone Diagram merupakan salah satu alat pengendali mutu
yang fungsinya untuk mendeteksi permasalahan yang terjadi dalam suatu proses
industri.
Fishbone Diagram dalam penerapannya digunakan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang menjadi penyebab permasalahan. Diagram ini sangat praktis dilakukan dan
dapat mengarahkan satu tim untuk terus menggali sehingga menemukan penyebab
utama atau Akar suatu permasalahan. Akar “penyebab” terjadinya masalah ini memiliki
beragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.
Gambar 2.2 Diagram Fishbone (Sumber: Ishikawa, dalam Palimirma (2010),
2.5.2.2 Langkah-langkah Penerapan Analisis Fishbone
Fishbone Diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana
dalam menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori.
39
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Menurut Dicky Rahardi (2010), analisa tulang ikan atau Fishbone digunakan untuk
mengkategorikan berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan
dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam
menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses, yaitu dengan cara memecah
proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia,
material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya.
Fishbone diagram mengidentifikasi banyak penyebab yang mungkin dari sebuah
efek atau permasalahan. Ini dapat digunakan untuk menyusun sesi brainstorming dan
dengan cepat dapat digunakan untuk mengurutkan permasalahan-permasalahan ke
dalam kategori-kategori yang sangat berguna. Fishbone juga menunjukkan
permasalahan dan kategori potensial dari penyebab secara visual. Teknik ini digunakan
untuk permasalahan kompleks dengan penyebab ganda, dan dapat mengidentifikasikan
penyebab potensial untuk permasalahan dan dapat membedakan yang mana yang harus
dipecahkan.
2.5.2.3 Indikasi Penggunaan Analisis Fishbone
Fishbone diagram digunakan ketika:
1. Ketika kita harus mengidentifikasi penyebab yang mungkin untuk sebuah
permasalahan.
2. Terutama ketika sebuah tim cenderung jatuh dalam kebiasaannya.
40
2.5.2.4 Cara membuat fishbone diagram:
1. Mengerti letak permasalahan/ efek. Menuliskannya pada bagian kanan tengah dari
flipchart. Menggambarkan sebuah kotak yang mengelilinginya dan menggambarkan
sebuah panah yang menuju padanya.
2. Lakukan brainstorm pada kategori-kategori mayor yang menyebabkan
permasalahan. Jika ini terasa sulit, gunakan topik utama yang umum, seperti:
a. Rekomendasi untuk manufacturing industry / pabrik:
Metode yang digunakan
Mesin (peralatan)
Orang (kekuatan manusia)
Material/ bahan-bahan
Pengukuran
Lingkungan
b. Rekomendasi untuk administrasi dan industri servis:
Harga
Promosi
Orang
Proses
Tempat/Sumber tenaga
Kebijakan
Prosedur
Produk (untuk servis)
c. Rekomendasi untuk industri servis:
Keadaan sekitar
Pemenuh kebutuhan (supplier)
41
Sistem
Keahlian
3. Tuliskan kategori-kategori dari penyebab sebagai cabang-cabang dari panah utama.
4. Lakukan brainstorm mengenai semua penyebab permasalahan yang mungkin terjadi.
Penyebabnya dapat dituliskan di beberapa tempat jika berhubungan dengan
kategori-kategori yang ada.
5. Tuliskan penyebab yang lebih detail / levelnya di bawah penyebab utama sebagai
cabang dari penyebab utama.
6. Fokuskan perhatian pada grafik dimana semua ide ditunjukkan.
7. Kemudian selidiki bagaimana dapat menyebabkan permasalahan.
8. Segera buat rencana untuk memecahkan permasalahan ini. Ini bisa saja dengan
melakukan aksi level-tinggi dan penugasan tim untuk menganalisa.
Contoh langkah-langkah analisis fishbone dalam gambar:
Gambar 2.3 Contoh diagram Fishbone Sumber: miuzero-knowledges.blogspot.com (Fishbone Diagram)
Gambar 2.4 Contoh diagram Fishbone Sumber: miuzero-knowledges.blogspot.com (Fishbone Diagram)
42
Gambar 2.5 Contoh diagram Fishbone Sumber: miuzero-knowledges.blogspot.com (Fishbone Diagram)
2.5.3 Analisa SWOT
2.5.3.1 Definisi Analisis SWOT
Menurut David (2004, p31) Analisis SWOT adalah suatu alat yang dipakai untuk
meyusun faktor-faktor strategis perusahaan, atau analisis sistematis untuk
mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan kelemahan internal perusahaan serta peluang
dan ancaman dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan. Adapun Sidqi (2006, p112)
menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan
strategi yang tepat (khusus) bagi objek implementasi. Analisis SWOT dapat dilakukan
dengan wawancara dengan pihak perusahaan hingga didapat fakta mengenai Kekuatan
(Strength), Kelemahan (Weakness), Kesempatan (Opportunities), dan Ancaman (Threat).
Terdapat 4 (empat) strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT untuk perbaikan dan
pengingakatan kinerja perusahaan yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Masing-masing
strategi didapat dengan menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan.
Menurut David (2009, p325), alat-alat input mendorong para penyusun strategi
untuk mengukur subjektivitas selama tahap awal proses perumusan strategi. Membuat
43
berbagai keputusan kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-
faktor eksternal dan internal memungkinkan para penyusun strategi untuk secara lebih
efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik
selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat.
2.5.3.2 Matrik External Factor Evaluation (EFE)
Menurut David (2004, pp161-162), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
membuat perencanaan strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi,
sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintah, hukum, teknologi dan
persaingan. Terdapat lima langkah dalam pengembangan matriks EFE :
1. Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yang di identifikasi dalam proses audit
eksternal. Cari nama 10 dan 20 faktor, terasuk peluang-peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dahulu kemudian
ancaman. Usahakan sespesifik mungkin.
2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting).
Bobot menunjukan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam
industri tersebut. Peluang sering mendapatkan bobot yang lebih besar dari pada
ancaman. Tetapi ancaman juga menerima bobot tertinggi, jika berat atau sangat
mengancam. Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan membandingkan pesaing
yang sukses dan yang gagal atau dengan mendiskusikan faktor tersebut. Jumlah
seluruh bobot yang diberikan pada faktor di atas harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing faktor eksternal kunci untuk
menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu merespon faktor tersebut,
dengan catatan 4 = respon luar biasa, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-
rata, 1 = respon jelek. Peringkat didasarkan atas keadaan perusahaan, sedangkan
44
bobot dalam langkah 2 didasarkan pada industri penting untuk diperhatikan bahwa
baik peluang maupun ancaman dapat memperoleh peringkat 1, 2, 3, dan 4.
4. Kalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobotkan.
5. Jumlahkan nilai yang dibobotkan untuk setiap variabel untuk menentukan nilai bobot
total bagi organisasi.
Berapapun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks
EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi dalah 4,0 dan yang
terendah adalah 1,0 sedangkan rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Jumlah nilai yang
dibobot sama dengan 4,0 menunjukan bahwa suatu organisasi memberi respon yang
sangat bagus terhadap peluang-peluang dan ancaman yang ada di dalam industrinya.
Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang ada
dan meminimalkan potensi pengaruh negatif dari ancaman eksternal. Jumlah yang
dibobot sama dengan 1,0 menunjukan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan
peluang atau menghindari ancaman eksternal.
2.5.3.3 Matriks Internal Factor Evaluation (EFI)
Menurut David (2004, p217-218), Matriks Evaluasi Faktor Internal atau EFI adalah
alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama dalam berbagai bidang fungsional ataupun suatu usaha. Matriks ini juga menjadi
landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang
ini. Penilaian intuitif diperlukan dalam membuat matriks EFI. Matriks EFI dapat
dikembangkan dalam lima langkah sebagai berikut:
1. Tulislah faktor-faktor internal utama sebagaimana teridentifikasi dalam proses audit
internal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal terpenting, termasuk kekuatan
45
maupun kelemahannya. Tuliskan kekuatan terlebih dahulu dan baru kemudian
kelemahan.
2. Berikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting) pada
setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukan seberapa penting
faktor itu menunjang keberhasilan perusahaan dalam industri yang digelutinya.
Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal,
faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi
diberi bobot yang tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 pada setiap faktor untuk menunjukan apakah
faktor itu merupakan kelemahan besar (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat =
2), kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan besar (peringkat = 4). Ingatlah
bahwa peringkat 3 atau 4 hanya untuk kekuatan sedangkan 1 dan 2 hanya untuk
kelemahan. Peringkat yang diberikan berdasarkan keadaan perusahaan, sedangkan
bobot dalam langkah 2 berdasarkan keadaan industri.
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot
untuk setiap variabel.
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai
yang dibobot untuk organisasi.
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam matriks EFI, jumlah nilai yang
dibobot dapat berkisar 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang tertinggi, dengan rata-rata 2,5.
Total nilai yang dibobot jauh dibawah 2,5 merupakan ciri-ciri organisasi yang lemah
secara internal, sedangkan jumlah yang jauh diatas 2,5 menunjukan posisi internal kuat.
Seperti matriks EFE, matriks EFI harus kuat antara 10 sampai 20 faktor. Jumlah faktor
tidah berpengaruh terhadap rentang jumlah nilai yang dibobot karena bobot selalu
berjumlah 1,0.
46
2.5.3.4 Matriks SWOT
Menurut David (2009,p327) Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman
adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer
mengembangkan 4 (empat) jenis strategi: Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO
(kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-
ancaman).
Tabel 2.1 Tabel Matriks SWOT Sumber: David (2009, p328)
Berikut ini adalah keterangan dari Matriks SWOT :
Strategi SO
Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal, dengan harapan organisasi berada dalam posisi dimana kekuatan
internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan
47
kejadian eksternal. Ketika sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar,
maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya dan berkonsentrasi pada
peluang.
Strategi ST
Menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat
harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.
Strategi WO
Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil
keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul
tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
Strategi WT
Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal
serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai
ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang
berbahaya.
Terdapat 8 (delapan) langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT:
1. Buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.
2. Buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan.
3. Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel
Strategi SO.
48
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel
Strategi WO.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel
Strategi ST.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada
sel Strategi WT.
2.5.3.5 Matriks Internal-External (IE)
Menurut David (2009, p344) Matriks IE memposisikan berbagai divisi suatu
organisasi dalam tampilan 9 sel. Matriks IE serupa dengan Matriks BCG dalam pengertian
bahwa kedua alat tersebut menempatkan divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram
sistematis. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan penting antara Matriks IE dengan
Matrik BCG. Pertama, sumbunya tidak sama. Juga, matriks IE membutuhkan lebih
banyak informasi mengenai divisi daripada Matriks BCG. Selain itu, implikasi strategis dari
setiap matriks berbeda.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci; skor bobot IFE total pada sumbu x
dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Setiap divisi dalam suatu organisasi harus
membuat Matriks IFE dan Matriks EFE dalam kaitannya dengan organisasi. Skor bobot
total yang diperoleh dari divisi-divisi tersebut memungkinkan susunan matriks IE di
tingkat perusahaan. Pada sumbu x dari matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99
menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan
skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu y skor bobot EFE total
1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor 2,0 sampaii dengan 2,99 dianggap sedang;
skor 3,0 sampai dengan 4,0 adalah tinggi.
49
2.5.4 Tujuh Tahapan Internet Marketing (The Seven Stages)
Menurut Mohammed et al. (2003, p8) ada 7 tahapan dalam Internet Marketing
sebagai berikut:
Gambar 2.6 :Tujuh Tahap Internet Marketing Sumber : Mohammed et al. (2003,p9)
2.5.4.1 Tahap 1:Membentuk Peluang Pasar (Framing the market opportunity)
Tahapan mengenai penyusunan identifikasi peluang pasar, ada enam tahapan di
dalam proses tersebut antara lain:
1. Langkah 1: Investigate opportunity in an existing New Value System
Mengidentifikasi peluang pada sistem yang sudah berjalan atau pada sistem yang
baru. Dalam tahapan ini, dibahas mengenai proses identifikasi peluang-peluang yang
terdapat pada sistem yang baru dengan tetap menyesuaikannya dengan sistem yang
sudah berjalan.
2. Langkah 2: Identify unmade or underserved costumer needs
50
Mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi. Dalam tahapan ini
diidentifikasikan atas kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi selama
menggunakan sistem yang lama.
3. Langkah 3: Determine Target Costumer Segment
Mengidentifikasi segmen pelanggan. Segmentasi memiliki pengertian sebagai proses
pengelompokan konsumen berdasarkan faktor-faktor tertentu. Perusahaan harus
dapat men-segmentasikan setiap konsumennya sehingga memudahkan perusahaan
untuk menentukan target perusahaan. Pendekatan segmentasi pasar dapat
dibedakan berdasarkan: geographics; demographics; firmographics; behavioral;
occasion (situasional); psychographics; benefits.
4. Langkah 4: Access Resource Requirements to deliver the Offering
Menggunakan sumber daya perusahaan untuk menyampaikan sebuah penawaran.
Maksudnya adalah dilakukan sebuah identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan
sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk kemudian dikaji dan diperbaiki sehingga
berdasarkan hasil dari proses tersebut dapat dibentuk sebuah penawaran.
a. Customer-facing: Sumber daya dalam customer-facing meliputi nama merk,
tenaga penjualan yang handal dan saluran distribusi yang beragam.
b. Internal: Sumber daya ini berhubungan dengan operasi internal perusahaan,
seperti teknologi, pengembangan produk, pengalaman staff, skala ekonomis dan
sebagainya.
c. Upstream: Sumber daya ini ada kaitannya dengan hubungan perusahaan dengan
supplier (penyalur). Contohnya meliputi hubungan kerjasama dengan berbagai
pemasok dan tingkatan kerjasama operasional antara perusahaan dengan
pemasoknya.
51
5. Langkah 5: Assess competitive, technological and financial attractiveness of
opportunity
Menilai kekuatan persaingan, teknologi dan finansial perusahaan terhadap peluang.
Pada tahap ini kita akan menentukan siapa saja pesaing perusahaan, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung serta teknologi dan keuangan yang dapat
dijadikan peluang bagi perusahaan. Pada langkah kelima ini, terdapat 9 faktor dari 4
area yang dapat digunakan untuk menentukan suatu karakter dan pentingnya
sebuah kesempatan :
a. Competitive intensity
Dari gambar berikut, dapat digambarkan peta kompetitor suatu perusahaan
untuk menentukan direct dan indirect competitor-nya :
Gambar 2.6 Peta Kompetitor Sumber : Mohammed et al. (2003, p62)
Keterangan :
Lingkaran 1: Menggambarkan perusahaan utama Lingkaran 2: Menggambarkan perusahaan-perusahaan yang menjadi pesaing
secara langsung bagi perusahaan. Lingkaran 3: Menggambarkan perusahaan-perusahaan yang menjadi pesaing
secara tidak langsung bagi perusahaan.
Dua jenis pesaing untuk sebuah proses bisnis, yaitu :
1) Direct Competitor
52
Pesaing dalam industri yang sama, yang menawarkan produk dan jasa yang
sama.
2) Indirect Competitor
Pesaing tidak langsung dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu:
a) Substitute producers, perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa
yang berbeda namun memiliki fungsi yang sama dengan yang ditawarkan
oleh perusahaan.
b) Adjacent competitors, pesaing yang tidak menawarkan produk yang
langsung menjadi pengganti, namun memiliki potensi untuk menjadi
substitute producers.
c) Customers Dynamics
Unsur-unsur yang membingkai keseluruhan dinamika pelanggan dari suatu
pasar, adalah:
Tingkatan dari kebutuhan yang belum terpenuhi atau besarnya
kesempatan yang tidak terbatas (unconstrained opportunity). Ini adalah
jumlah pasar dengan sesuatu yang benar-benar baru.
Tingkat interaksi diantara segmen-segmen pelanggan utama (segments
interactions). Hal ini adalah tingkatan aktivitas penguatan yang akan
menghasilkan pembelian dan pemakaian yang lebih. Perusahaan yang
memiliki dinamika anggota-mempengaruhi-anggota (viral dynamics)
dapat dengan cepat menangkap banyak peluang.
Tingkat pertumbuhan yang memungkinkan (likely rateof growth).
Biasanya merujuk kepada persentase dari pertumbuhan tahunan
pelanggan. Pasar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
menghadirkan peluang yang signifikan bagi para pemainnya.
53
d) Techonogy Vulnerability, merupakan penilaian terhadap teknologi yang
diterapkan dalam perusahaan.
e) Microeconomics, merupakan penilaian terhadap keadaan financial
perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat pendapatan dan pangsa pasar.
6. Langkah 6: Conduct Go/ No Go Assessment
Melakukan penilaian layak / tidak layak. Pada Tahap ini akan ditentukan keputusan
akhir yang dapat dilihat dari peluang yang ada. Dimana peluang tersebut akan
menentukan apakah layak / tidak layak bagi perusahaan untuk dapat melakukan
internet marketing. Beberapa faktor yang digunakan untuk menentukan keputusan
Go / Not Go antara lain :
Competitive vulnerability (Kemampuan bersaing)
Magnitude of unmet need (tingkat kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi)
Technical vulnerability (Kemampuan teknis)
Technology vulnerability (Kemampuan teknologi)
Interaction between segment (Interaksi dalam segmentasi)
Likely rate of growth (Kecenderungan pertumbuhan)
Market size (Ukuran pasar)
Level of profitability (Tingkat keuntungan)
Dari pertimbangan-pertimbangan di atas terdapat 3 parameter yang digunakan
untuk mengukur faktor-faktor yang di atas, yaitu sebagai berikut :
Faktor positif
Apabila faktor tersebut memberikan nilai tambah ke perusahaan.
Faktor netral
54
Apabila faktor tersebut tidak memberikan dampak yang terlalu besar ke
perusahaan.
Faktor negatif
Apabila faktor tersebut akan membuat perusahaan mengalami kesulitan dalam
meraih peluang yang ada.
2.5.4.2 Tahap 2: Menyusun Strategi Pemasaran (Formulating The Market Strategy)
Proses perencanaan strategi pemasaran yang akan digunakan didalam sistem
pemasaran yang baru, yaitu dengan tahapan berikut:
1. Segmentation
Melakukan proses segmentasi pelanggan sesuai dengan tujuan dan bidang yang
dijalankan perusahaan
Gambar 2.7 Bricks and Mortars Segmentation Scenarios
Sumber: Mohammed et.al (2003, p108)
Perusahaan tradisional yang baru terhadap internet akan menyadari bahwa
segmentasi online dapat menghasilkan empat skenario berbeda. Adapun 4
kemungkinan segmentasi online, diantaranya :
55
2. Market Expansion
Tidak ada perubahan dalam karakteristik pelanggan secara online dan offline, tetapi
ukuran segmen berubah. Hal ini terjadi karena penggunaan internet yang dapat
mengatasi masalah geografis. Karenanya, segmen pelanggan mungkin terlihat mirip
dalam karakteristiknya, akan tetapi meningkat dalam ukurannya.
3. Market Reclassification
Segmentasi pelanggan online berbeda dengan segmentasi pelanggan offline. Hal ini
terjadi karena kemampuan internet untuk meningkatkan daya jual perusahaan sebab
itu akan menciptakan pelanggan online yang semakin banyak menuntut sesuatu
yang lebih dari perusahaan.
4. No Change
Tidak ada segmen baru yang difokuskan oleh perusahaan dan besarnya pelanggan
online pada umumnya sama besar dengan segmentasi pelanggan offline.
5. Reclassified Expansion
Merupakan gabungan dari market expansion dengan market reclassification sehingga
terjadi perubahan dari jumlah dan karakteristik dari pelanggan.
6. Targeting
Merupakan tahapan yang di dalamnya menentukan identifikasi target pasar secara
spesifikasi berdasarkan segmentasi yang telah dilakukan sebelumnya.
56
Gambar 2.8 Bricks and Mortar Targeting Scenarios
Sumber: Mohammed et.al (2003, p110)
Keterangan:
a = melayani segmen online sebagai offline b = melayani sebagian dari offline segmen on-line c = melayani segmen baru online d = melayani sebagian dari offline sebaik segmen baru on-line
Terdapat dua dimensi penting dalam skenario sasaran ini, yaitu berpusat pada usaha
pemasaran pada seluruh segmen atau sebagian dari segmen persamaan pelanggan
dengan pasar offline perusahaan (pelanggan yang sama atau berbeda).
a. Blanket Targeting
Segmentasi online tidak menunjukan adanya sesuatu yang baru, secara umum
karakteristik pelanggan online sama dengan pelanggan offline. Namun segmen
bertambah besar karena faktor seperti meningkatnya jangkauan geografis atau
pelanggan offline perusahaan tersebut merupakan pengguna internet.
57
b. Beachhead Targeting
Pada bagian ini ditemukan dimana segmen online dari pelanggan lebih kecil dari
offline. Hal ini terjadi karena hanya sebagian kecil pelanggan perusahaan yang
menggunakan internet. Pelanggan-pelanggan ini mungkin menunjukan
peningkatan pilihan dengan menggunakan internet (untuk mengambil
keuntungan dari yang ditawarkan online) tetapi biasanya masih memperlihatkan
pilihan pembelian yang sama seperti pelanggan offline.
c. Bleed-Over Targeting
Target dari segmen online meliputi sebagian dari segmen offline dan juga
menargetkan sebagian dari segmen pelanggan yang baru. Segmen yang
ditargetkan dapat mencangkup individu-individu yang mungkin sebelumnya
diabaikan pada pilihan terget segmen offline karena online sekarang
menawarkan sesuatu yang memikat untuk menarik pelanggan-pelanggan
tersebut.
d. New Opportunity Targeting
Target dari segmen online merupakan segmen pelanggan yang baru. Target
pelanggan ini memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama sekali berbeda
dengan segmen offline. Skenario ini mungkin terjadi ketika terdapat produk-
produk yang berbeda, hal yang baru untuk pelanggan dengan lokasi geografis
yang berbeda atau jika pemasaran sebelumnya tidak mampu menjangkau dan
mempengaruhi persepsi produk.
7. Positioning
Bagaimana perusahaan mampu mempengaruhi pelanggan sehingga produk yang
ditawarkan dianggap unik dan bernilai oleh pelanggan dan juga mempunyai nilai
58
pada target pasar sebagai langkah akhir dalam proses strategi pengambilan
keputusan.
a. Blanket Positioning
Strategi positioning ini berfokus pada penawaran tambahan layanan yang bisa
didapat dari internet seperti kenyamanan dan kemudahan akses. Dimana
segmentasi targetnya tidak berubah, strategi akan banyak berasal dari strategi-
strategi posisi offline yang telah ada.
b. Beachhead Positioning
Strategi positioning ini berfokus pada blanket positioning, tetapi lebih berfokus
pada komunitas konsumen yang lebih kecil. Posisi ini mengansumsikan bahwa
segmen yang lebih kecil memberikan nilai yang lebih pada kemampuan internet
seperti kenyamanan dan akses.
c. Bleed-Over positioning
Strategi positioning ini menyerupai penawaran offline, tetapi juga membuat
penawaran online menarik bagi tipe konsumen baru. Strategi posisi tersebut
akan mencoba untuk merujuk ke segmen-segmen yang berbeda dari
sebelumnya.
d. New opportunity positioning
Strategi positioning ini ditunjukan pada segmen konsumen baru.
59
Gambar 2.9 Bricks and Mortar Positioning Scenarios and Guidelines Sumber: Mohammed et.al (2003, p112)
2.5.4.3 Tahap 3: Merancang Pengalaman Pelanggan (Designing Costumer
Experience)
Costumer experience adalah sebagai salah satu penerjemah user ketika
berhadapan dengan sebuah website. Perusahaan harus memahami tipe costumer
experience yang dibutuhkan untuk menyampaikan peluang besar. Pengalaman harus
berhubungan dengan posisi perusahaan dan strategi marketing.
Ada 3 (tiga) tahapan membangun costumer experience, yaitu:
1. Experience Functionality
Di dalam functionality dijelaskan mengenai bagaimana perusahaan memberikan
produk yang sesuai dengan keinginan pasar dan sesuai dengan periode waktu yang
ada. Tahap ini meliputi: kemudahan dan kegunaan navigasi, kecepatan,
kepercayaan, keamanan, dan media pengaksesan.
60
2. Experience Intimacy
Suatu usaha perusahaan mengajak pelanggan (karyawan) untuk merasa lebih dekat
dengan perusahaan sehingga mereka merasa dimengerti. Tahap ini meliputi:
customization, komunikasi, konsistensi, kepercayaan terhadap perusahaan, dan nilai
kepuasan dari pelanggan.
3. Experience Evangelism
Saat perusahaan berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan, maka dengan sendirinya
tercipta suatu pengalaman dari pelanggan yang digambarkan sebagai individual
experience yang menggabungkan brand / merk perusahaan ke dalam kehidupannya
sehari-hari.
Pada tahap ini pelanggan menjadi seorang evangelist yaitu seorang pelanggan yang
menyebarluaskan suatu produk atau brand. Mereka mendapatkan suatu pengalaman
dan mendapatkan suatu nilai kepuasan yang besar terhadap suatu produk.
2.5.4.4. Tahap 4: Membangun Hubungan Antarmuka dengan Pelanggan
(Crafting The Costumer Interface )
Pada tahap inilah teknis perancangan tampilan media website, dengan
menggunakan kerangka kerja 7C (7C’s Framework) yaitu dengan mengidentifikasi
tantangan-tantangan perancangan tampilan utama yang dihadapi ketika
mengimplementasikan model bisnis.
Elemen-elemen dari 7C tersebut, yaitu: (Mohammed et.al. 2003, pp161-162)
1. Context
Mencakup estetika dan fungsional “look and feel”. Menekankan pada tampilan grafik
yang menarik, warna-warna dan segi desain, foto, dan pemakaian huruf. Selain itu
juga penekanan pada tujuan yang dapat bermanfaat seperti membuat navigasi.
61
2 (dua) dimensi dari context, yaitu:
a. Fungsional
Situs yang didesain dengan baik dibangun dengan mengorganisasikan semua
informasi kedalam kelompok-kelompok halaman dan menyediakan navigasi yang
efektif dari halaman ke halaman. Tiga faktor kritikal dalam layout situs yaitu:
1) Section Breakdown
2) Linking Structire
3) Navigation tools
b. Aesthetic (Estetika)
Sifat estetika dari sebuah situs didapat dari pemilihan dan kombinasi dari warna,
grafik, fotografi, pilihan tulisan dan visual lainnya sehingga menciptakan desain
situs yang enak dipandang.
2. Content
Sebagai semua pola digital pada website. Hal ini meliputi media digital seperti teks,
audio, video, dan grafik – harus dapat menyampaikan pesan dengan sebaik-baiknya,
diantaranya produk, jasa, dan penyediaan informasi. Jika konteks semakin luas pada
hal bagaimana rancangan situs, berbeda dengan content yang terpusat pada apa
yang ditampilkan (berbagai informasi yang ditampilkan).
a. Community
Dapat diartikan sebagai kumpulan jalinan hubungan yang dibangun diatas
perhatian yang sama. Community dapat menghasilkan content maupun
pelayanan yang menarik pelanggan pada sebuah website, dapat juga melayani
pelanggan untuk membangun hubungan lebih dekat antara perusahaan dengan
pelanggan atau antara pelanggan dengan pelanggan. Contoh : message board
dan live chats.
62
b. Customization
Diartikan sebagai kemampuan situs dalam memberikan bentuk yang berbeda
pada tiap pelanggan atau memberikan kebebasan pada pelanggan untuk
membuat personalisasi pada website.
3. Communication
Merujuk pada dialog yang melibatkan website dengan penggunanya. Komunikasi ini
dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yakni perusahaan kepada user (e-mail), user ke
perusahaan (costumer service), dan user ke user (instant messaging).
Dimensi komunikasi, yaitu:
a. Broadcast: Pertukaran informasi satu arah dari organisasi ke pengguna.
Contoh: mass mailing, FAQ, e-mail newsletter.
b. Interaktif: Komunikasi dua arah antara organisasi dengan pengguna.
Contoh : e-commerce dialogue, customer service, dan user input.
c. Hybrid: Kombinasi antara broadcast dengan interaktif.
4. Connection
Jaringan dari link antara situs tersebut dengan situs-situs lainnya. Link yang di-klik
dan membawa pengunjung pergi dari situs perusahaan atau dapat membawa
pengunjung ke situs perusahaan.
5. Commerce
Tool-tool fungsional yang menunjuk pada fitur-fitur website yang memiliki
kemampuan untuk melakukan commerce (pertukaran).
63
2.5.4.5 Tahap 5: Merancang Program Pemasaran (Designing The Marketing
Program)
Tahapan merancang program pemasaran yang akan diterapkan pada sistem
pemasaran yang baru dan bertujuan untuk mempererat hubungan perusahaan dengan
pelanggan atau mitra kerja, atau juga menarik minat bagi calon pelanggan terhadap apa
yang ditawarkan oleh perusahaan.
Ada 4 tahap hubungan pelanggan, yaitu:
1. Awareness (Tahap Kesadaran)
Tahap dimana pelanggan mengenal bahwa perusahaan mungkin menjadi partner,
namun tidak memulai komunikasi atau membeli produk.
2. Exploration/Expantion (Tahap Eksplorasi)
Pelanggan mempertimbangkan kemungkinan pertukaran, mengumpulkan informasi
atau mungkin mencoba berbelanja.
3. Commitment (Tahap Komitmen)
Tahap dimana perusahaan berhasil membuat pengunjung pada website-nya menjadi
pelanggan yang selanjutnya berkembang menjadi pelanggan dengan tingkat loyalitas
tinggi.
4. Dissolution (Tahap Pemutusan Hubungan)
Tahap ini terjadi ketika salah satu pihak yang terlibat keluar dari hubungan.
Hubungan dapat diputuskan baik oleh pihak perusahaan maupun pihak pelanggan,
sehingga menghasilkan hubungan yang terputus.
64
Untuk mendesain rancangan program pemasaran ini perusahaan perlu memperhatikan :
1. Customer Relationship
Merupakan hubungan antar perusahaan dengan pelanggan dimana perusahaan
mengatur pergerakan pelanggan dari tahap awareness, exploration, kemudian ke
tahap commitment hingga berakhir pada dissolution.
2. Marketspace Mix
Merupakan suatu alat yang digunakan oleh tim pemasaran internet yang
mendeskripsikan hubungan antara empat tahap hubungan dalam program
pemasaran (awereness, exploration, commitment, and dissolution) dengan enam
kategori faktor utama yang meningkatkan pemasaran perusahaan (product, price,
communication, community, distribution and branding).
Awereness Exploration Commitment Dissolution
Product
Price
Communication
Community
Distribution
Branding
Tabel 2.2 Market space Matrix Sumber: Mohammed et.al (2003, p542)
2.5.4.6 Tahap 6: Meningkatkan Informasi Pelanggan Melalui Teknologi
(Leveraging Costumer Information Through Technology)
Teknologi mendukung perusahaan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan
berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen yang berkaitan dengan research
65
marketing, database marketing, dan costumer relationship management. Dalam hal ini
tentu saja ada keselarasan proses yang berjalan antara sistem offline dan online.
1. Research Marketing
Penelitian kebutuhan pasar yang berbeda, penerimaan produk dan pelayanan dan
metode dari perkembangan pasar baru, itu adalah sistematik dan objektif proses
yang digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisasi, merawat, menganalisis dan
menampilkan informasi tentang pasar yang khusus dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan mendefinisikan kesempatan masalah pemasaran.
2. Database Marketing
Terdiri dari perolehan informasi konsumen yang berarti bagi tiap individu,
menganalisa informasi ini untuk memperkirakan respon konsumen pada penawaran-
penawaran tertentu, dan membuat keputusan-keputusan pemasaran berdasarkan
respon yang diharapkan.
3. Costumer Relationship Management
Menetapkan profitabilitas jangka panjang dari pelanggan dan memelihara hubungan
dengan pelanggan utama. Pemasar yang efektif menggunakan pasar dan informasi
pelanggan untuk memberitahu dan mengurangi ketidakpastian hubungan dengan
pengelolaan pengambilan keputusan. Informasi pelanggan merupakan kekuatan dan
sistem informasi pelanggan membuat perusahaan dapat meningkatkan kekuatannya.
2.5.5.5 Tahap 7: Mengevaluasi Program Pemasaran (Evaluating The Marketing
Program)
Evaluasi kinerja merupakan faktor penting di dalam sebuah perusahaan. Tujuan
evaluasi tersebut diperlukan pengukuran dengan standar yang diinginkan untuk melihat
kinerja secara jelas dan objek yang diukur. Melalui pengukuran yang dilakukan maka
akan didapatkan pula feedback bagi perusahaan untuk melihat efektifitas dan
66
perencanaan serta implementasi yang telah dilakukan. Evaluasi tersebut dilakukan
dengan cara pengukuran : customer based, financial dan implementasi program serta
halaman situs. Perusahaan juga meninjau kembali program pemasaran yang telah
disususn melalui proses pengukuran dengan menggunakan matriks yang tujuannya
untuk menilai tingkat keberhasilanny.
2.6 Rerangka Penelitian
Gambar 2.10 Kerangka Penelitian
Analisis dan Perancangan Portal Content Yang Berbasis Situs Web di Unit Segmen TIP PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. (TELKOM)
Metode Analisis :
1. Analisis Deskriptif - Analisis PORTER - Analisis Fishbone
2. Analisi Kuantitatif
- SWOT - The Seven Stages
Metode Pengumpulan Data : - Data Primer = Observasi, kuisioner, wawancara - Data Sekunder = literature, data kepustakaan
Hasil Analisis
Rancangan Portal content