BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN -...
Transcript of BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN -...
17
BAB 2
ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN
2.1. Badan Usaha
Pengertian badan usaha menurut Drs. T. Gilarso adalah organisasi ekonomi yang
dilakukan oleh satu/sekelompok orang dalam wadah kelembagaan formal, dikelola
secara teratur berkesinambungan untuk membuat, menyediakan atau
mendistribusikan barang dan jasa. Usaha dibagi menjadi dua yaitu usaha
perseorangan dan usaha bersama. (Sumber: Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Oleh
Drs. T. Gilarso, SJ.)
Usaha perseorangan pada dasarnya berstruktur non formal, bisa dikelola sendiri, dan
dapat didirikan tanpa akta notaris. Spesifikasi usaha perseorangan ini adalah modal
lazimnya dimiliki perseorangan, proses pendirianya dari sisi legalitas lebih singkat
dan sederhana, biasanya dikelola secara kekeluargaan, struktur Non Formal, pola
kerja atasan dan bawahan non formal juga, tidak harus dengan akta notaris, dan bisa
dikelola sendiri atau dibantu pekerja.
Sedangkan Usaha Bersama adalah usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Bentuk usaha bersama dibagi menjadi dua yaitu badan usaha yang tidak berbadan
hukum dan badan usaha yang berbadan hukum.
2.1.1. Bentuk Usaha Bersama Tidak Berbadan Hukum
Bentuk usaha yang tidak berbadan hukum diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
persekutuan perdata, perseroan firma, perseroan komanditer.
2.1.1.1. Persekutuan Perdata
Persekutuan Perdata adalah suatu persetujuan dimana dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan
maksud membagi keuntungan.( Undang-Undang 1618 KUHS ).Persekutuan
Perdata adalah persekutuan paling sederhana diantara bentuk badan usaha
lainnya. Karena dalam proses pendirianya tidak harus dibuatkan akta notaris,
juga tidak ada penentuan batasan jumlah modal yang harus disetor oleh tiap-
tiap sekutu, bahkan juika salah satu sejutu tidak mempunyai modal uang,
18
maka ia bisa berkontribusi dengan modal tenaga atau ilmunya saja, tentunya
nanti besarnya keuntungan dari hasil usaha tersebut akan dibagi sesuai besar
kecilnya kontribusi tiap–tiap sekutu.
2.1.1.2. Firma
Dalam Pasal 16 KUHD disebutkan bahwa yang dinamakan persekutuan firma
ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan dengan nama bersama. Perbedaan persekutuan perdata dan firma,
yang mana di dalam pesekutuan perdata tindakan salah satu anggota, tidak
otomatis menjadi tanggung jawab persekutuan perdata. Sedangkan dalam
bentuk usaha Firma tindakan salah satu anggota firma terhadap pihak luar
otomatis menjadi tanggung jawab firma.
2.1.1.3. Perseroan Komanditer
Perseroan komanditer merupakan suatu perseroan untuk menjalankan
perusahaan yang dibentuk antara beberapa orang persero yang secara
tanggung menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak,
dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak yang
lain.(Undang- Undang pasal 19 KUHD). Prinsip dasar dalam persekutuan
komanditer seorang lebih memercayakan uang atau barang untuk digunakan
di dalam perniagaan atau lain perusahaan kepada seorang lainnya atau lebih
yang menjalankan perusaahan tersebut.
2.1.2. Usaha Bersama Berbadan Hukum
Badan usaha berbadan hukum terdapat beberapa macam antara lain perseroan
terbatas, koperasi, dan yayasan.
2.1.2.1. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha yang
terdiri dari perkumpulan modal dengan berdasarkan pada perjanjian serta
harus berbadan hukum, yang dimaksud dengan berbadan hukum pada bentuk
PT ini adalah badan usaha tersebut oleh hukum telah dipersamakan dengan
manusia sebagai subjek hukum.
19
2.1.2.2. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum yang melandaskan kegiatannya berdasar atas asas
kekeluargaan.
Jenis-jenis koperasi berdasarkan macam-macamnya adalah koperasi produksi,
koperasi konsumsi dan koperasi simpan pinjam.
Berdasarkan dari keanggotaanya adalah koperasi primer, koperasi sekunder
2.1.2.3. Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang terkait dengan kegiatan sosial dan
tidak bertujuan mencari keuntungan.
Dengan berdasarkan teori-teori di atas, maka “Ice Break Point” termasuk
dalam jenis badan usaha Persekutuan Perdata. “Ice Break Point” masuk ke
dalam persekutuan perdata karena beberapa faktor seperti:
- Didirikan oleh 3 orang yaitu Samanta Soewirso , Marcella Calosa &
Pradnawati. Pembagian modal kami masing-masing di bagi rata sesuai
dengan pengeluaran modal awal.
- Tidak ada batasan modal yang harus disetor oleh tiap sekutu, kami
membagi modal sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Bisnis “Ice Break Point” bergantung penuh pada kesepakatan pendiri sekutu
yang dituangkan dalam perjanjian / kesepakatan. “Ice Break Point” didirikan
atas dasar rasa saling percaya yang tinggi diantara pendirinya sehingga sangat
cocok dengan jenis usaha Persekutuan Komanditer.
2.2. Kepemilikan Tanah
“Ice Break Point” menyewa tanah seluas 36,6752 m2 milik dimiliki oleh Ibu Tjia
Tjoan Lon Nio. Tanah tersebut berlokasi di Perumahan Citra Garden 3 blok B 9
No.8, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Biaya sewa tanah
adalah Rp. 20.000.000,00 ( dua puluh juta rupiah pertahun) dibayar di awal
penyewaan. Tanah tersebut adalah milik Ny. Tjia Tjoan Lon Nio. Untuk surat sewa
20
menyewa dituangkan dalam surat perjanjian sewa menyewa, yang akan dijelaskan
pada subbab perjanjian / kontrak-kontrak.
2.3. Perijinan
Perijinan yang harus dipenuhi untuk menjalankan bisnis kafe “Ice Break Point”:
2.3.1. Tahap Pertama (Tingkat RT, RW, dan Kelurahan)
Memohon izin tertulis dari lingkungan sekitar, dimana tempat usaha rumah
makan itu akan berjalan. Kemudian mengurus surat pengantar dari RT, RW,
dimana tempat usaha itu akan dijalankan.Hal keempat mengurus surat
keterangan domisi usaha ( SKDU ) dari kantor kelurahan setempat yang
diketahui oleh camat. Dalam mengurus SKDU, hal-hal yang perlu dilampirkan
adalah
- Fotokopi KTP
- Fotokopi Lunas IMB
- Akta notaris ( bila ada )
- Surat izin lingkungan
- Surat pengantar RT yang diketahui RW
2.3.2. Tahap Kedua ( Tingkat Pemerintah Daerah )
Setelah tahap pertama selesai sebagaimana yang diuraikan, tahap selanjutnya
adalah mengurus surat izin gangguan ( HO ) dan Surat Izin mendirikan rumah
makan.
Kedua surat ini proses perizinannya secara terpisah maupun secara bersam –
sama ke pemerintah daerah setempat melalui dinas/lembaga yang
membidanginya. Adapun hal-hal yang dilampirkan pada saat mengurus surat
izin gangguan dan surat izin mendirikan rumah makan adalah sebagai berikut:
- Fotokopi kartu tanda penduduk ( KTP )
- Fotokopi izin mendirikan bangunan ( IMB )
- Surat izin lingkungan
21
- Surat pengantar dari RT yang diketahui RW
- Surat keterangan domisili usaha dari kelurahan yang diketahui camat.
2.3.3. Tahap Ketiga ( Pemeriksaan Lapangan )
Setelah surat izin gangguan ( HO ) dan surat izin mendirikan Kafe diajukan ke
pemerintah daerah setempat, kemudian pemerintah daerah setempat, kemudian
pemerintah daerah setempat melalui dinas atau lembaga yang membidanginya
akan melakukan peninjauan lapangan. Dari hasil peninjauan lapangan, maka
pemerintah daerah setempat melalui dinas / lembaga yang membidanginya
akan mengeluarkan kedua surat izin tersebut. Maka sejak itu resmilah berdiri
rumah makan yang akan dijalankan dan sudah bisa dioperasionalkan. Tetapi
pengurusan tidak hanya sampai disini, rumah makan yang didirikan baru
sebatas rumah makan saja belum bisa menggunakan reklame atau iklan. Untuk
itu kita harus mengurus iklan/reklame terlebih dahulu.
Proses pengurusan izin reklame/iklan ini bisa diajukan bersamaan dengan surat
izin gangguan dan surat izin mendirikan rumah makan, bisa juga dilkukan
tersendiri. Hal-hal yang harus dilampirkan dalam proses pengurusan izin
reklame sebagai berikut:
- Data reklame
- Peta Situs
- Foto/gambar/naskah reklame
- Fotokopi kartu tanda penduduk
- Fotokopi lahan tanah apabila menggunakan tanah milik pemerintah
- Surat permohonan wajib dibubuhi materai dan ditandatangani oleh
pemohon
- Surat pernyataan yang menyatakan bersedia mengikuti semua
ketentuan yang ditetapkan oelh pemerintah daerah setempat
- Surat kuasa apabila pengurusan izin diserahkan kepada pihak lain.
22
2.4. Peraturan – Peraturan Daerah
Untuk membangun Usahanya “Ice Break Point” wajib melakukan pembayaran Wajib
Pajak. Pengertian Wajib Pajak menurut Pasal 1 ayat (2) UU No. 28/2007
menyatakan: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Syarat Pendaftaran
- Fotocopy Identitas Diri (KTP/SIM)
- Fotocopy NPWP pribadi / perusahaan
- Fotocopy izin / akta notaris
- Fotocopy surat izin dari instansi yang terkait / Surat Izin Pariwisata
- Fotocopy surat Keterangan Domisili Usaha / Objek Pajak
- Fotocopy surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) / Akte pendirian usaha
- Fotocopy surat izin Gangguan (UUG / HO)
2.5. PERJANJIAN / KONTRAK – KONTRAK
Berikut ini berkenaan dengan surat-surat perjanjian/kontrak serta surat izin yang
harus dipenuhi sebagai berikut :
2.5.1. Surat Perjanjian Sewa – Menyewa
23
PERJANJIAN SEWA-MENYEWA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : Ny. Tjia Tjoan Lon Nio.
No Telp : 021 - 5412695
Dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri berkedudukan di Jakarta
selanjutnya disebut yang menyewakan;
2. Nama : Samanta Soewirso
Pekerjaan : Wiraswastawan
No Telp : 083807193383
Alamat : Perum. Citra Garden 3 blok B 9 No.8.
Dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, selanjutnya disebut penyewa;
Dengan ini menerangkan bahwa pihak yang menyewakan adalah pemilik sah
sebuah tanah seluas 36,6752 m2 yang terletak di Perumahan Citra Garden 3
blok B 9 No.8, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat,
yang selanjutnya disebut objek sewa. Bermaksud menyewakan objek sewa
kepada penyewa dan penyewa bersedia menyewa sebagian tanah rumah
tersebut dari pihak yang menyewakan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1. Yang menyewakan meminjamkan sebagian tanah untuk dijadikan
tempat usaha kepada penyewa selama 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal 1 Agustus 2015 s/d 31 Juli 2016
2. Yang menyewakan akan menerima uang sewa sebesar Rp.20.000.000,-
(dua puluh juta rupia) per-tahun yang dibayarkan di muka untuk 1 (satu)
tahun oleh penyewa.
3. Kemudian, penyewa akan menempati sementara objek sewa tersebut
selama 1 (satu) tahun.
24
4. Selama jangka waktu sewa, baik sebagian ataupun seluruh jangka waktu
sewa tersebut, penyewa tidak boleh menyewakan objek sewa tersebut
kepada pihak lain (pihak ketiga), dengan ancaman pembatalan
perjanjian disertai dengan pembayaran ganti kerugian kepada yang
menyewakan.
5. Penyewa diperkenankan untuk mengubah bentuk objek sewa tanpa ijin
tertulis dari pihak pertama.
6. Penyewa diperkenankan untuk menjadikan obyek sewa sebagai tempat
usaha.
7. Jika terjadi kerusakan-kerusakan pada objek sewa, atau kerusakan
sebagai akibat perbuatan penyewa atau orang yang berada di bawah
pengawasannya, maka semua biaya perbaikan dibebankan dan menjadi
tanggung jawab penyewa sendiri. Atau dengan persetujuan dari yang
menyewakan.
8. Jika terjadi kerusakan berat karena kesalahan konstruksi, bencana alam,
maka tanggung jawab penyewa.
9. Penyewa akan mengurus dan menanggung biaya pemakaian telepon,
aliran listrik, air PAM, yang akan digunakan untuk menjalankan
usahanya tersebut.
10. Jika terjadi pembatalan perjanjian ini sebelum tanah tersebut ditempati
oleh penyewa, maka uang sewa dikembalikan kepada penyewa dengan
dikenakan potongan 10% dari harga sewa sebagai ganti kerugian
pemutusan perjanjian ini.
11. Jika terjadi pembatalan perjanjian ini sebelum jangka waktu sewa
berakhir atas kehendak penyewa sendiri, penyewa tidak dapat menuntut
pengembalian uang sewa atau ganti kerugian apapun dari yang
menyewakan.
12. Yang menyewakan menjamin penyewa bahwa, tanah yang disewa itu
dalam keadaan tidak disengketakan, bebas dari tuntutan apapun dari
pihak ketiga.
25
13. Yang menyewakan menjamin penyewa bahwa jual beli tanah tersebut
tidak memutuskan perjanjian ini.
14. Jika penyewa ingin memperpanjang jangka waktu sewa, maka
selambat-lambatnya dalam waktu tiga bulan sebelum perjanjian ini
berakhir, penyewa telah memberitahukan dan memusyawarahkan
dengan pihak yang menyewakan.
15. Setelah jangka waktu sewa berakhir sedangkan penyewa tidak
memperpanjang waktu sewa, maka penyewa wajib segera
mengosongkan area tanah tersebut dalam keadaan baik dan
menyerahkan kunci gerbang rumah kepada pihak yang menyewakan.
Semua perselisihan yang timbul dari perjanjian ini kedua belah pihak setuju
menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat, dengan mengindahkan
kelayakan dan kepatutan.
Demikianlah surat perjanjian ini dibuat di Jakarta pada hari Rabu tanggal 15
Juli 2015 dibaca dan dipahami isinya kemudian ditandatangani oleh kedua
belah pihak.
Yang menyewakan, Penyewa,
Ny. Tjia Tjoan Lon Nio Samanta Soewirso
Materai
6000
26
2.5.2. Surat Izin Lingkungan
SURAT PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN (IZIN TETANGGA)
Kami yang bertandatangan dibawah ini, warga masyarakat di lingkungan RT
009 / RW 013 Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat
menyatakan bahwa kami tidak keberatan dengan berdirinya / dibukanya café
“Ice Break Point”. Selama Kafe tersebut mengikuti peraturan dan perundang
– undangan yang berlaku dan meperhatikan faktor keamanan, ketertiban dan
kebersihan lingkungan. Apabila di kemudian hari menyalahi peraturan dan
perundang – undangan yang berlaku, maka kami menarik persetujuan kami
dan surat ini menjadi tidak sah serta batal dengan sendirinya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dan ditandatangani dengan sebenarnya,
untuk digunakan sebagaimana mestinya.
27 / Juli / 2015
Yang membuat pernyataan,
No Nama Tanda Tangan
1. Bapak Senaming
2. Ibu Diana
3. Ibu Linawati
4. Bapak Wilson
Saksi/saksi mengetahui
Ketua RT,
KetuaRW,
27
2.5.3. Surat Keterangan Domisili Usaha ( SKDU )
PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN JAKARTA BARAT
KECAMATAN KALIDERES KELURAHAN PEGADUNGAN
Jalan.....................................................No..............
SURAT KETERANGAN DOMISILI USAHA
Nomor:-------/----/-------/2005 Yang bertandatangan dibawah ini
Lurah..Kecamatan..Kota/Kabupaten...menerangkan bahwa:
Nama : Samanta Soewirso
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta / 26 September 1993
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Buddha
Pekerjaan : Wiraswasta
No KTP : 3173066609931001
Alamat : PERUM CITRA 3 BLOK D 9 NO 8
Nama tersebut diatas benar pada saat ini membuka / mewakili usaha sebagai
berikut:
Nama Usaha : “Ice Break Point”
Jenis Usaha : Rumah Makan
Nama Pimpinan : Samanta Soewirso
Alamat : Perum. Citra Garden 3 blok B 9 No.8.
Berkedudukan : Jakarta
Surat Keterangan ini diberikan sebagai surat keterangan domisili usaha dan
kepada yang bersamgkutan agar menaati semua peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya, berlaku mulai tanggal 27 / Juli / 2015
Lurah......................................... 27 / 7 / 2015
Mengetahui,
Camat………………………....... 27 / 7 / 2015
28
2.5.4. Surat Izin Gangguan ( HO )
Kepada Yth.
Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten Jakarta Barat
Jl................................
Di...............................
U.P. ---------- ( sebutkan dinas / bagian yang membidangi )
Hal: Permohonan izin Gangguan ( Izin Tempat Usaha )
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Pengusaha : Samanta Soewirso
Alamat Pengusaha : Perum. Citra Garden 3 blok B 9 No.8
Dengan ini mengajukan permohonan izin gangguan/ izin tempat usaha untuk
café / rumah makan.
Adapun sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan hal – hal sebagai berikut:
1. Fotokopi KTP
2. Fotokopi akta pendirian ( Jika ada )
3. Fotokopi sertifikat tanah/keterangan pemilik / pemakai hak atas tanah
4. Fotokopi izin mendirikan bangunan ( IMB ) site plan berikut gambar
denah dan peta situasi
5. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang bersebelahan
dengan lokasi tempat usaha diketahui oleh RT dan RW setempat.
6. Surat Keterangan domisili usaha dari kelurahan yang diketahui oleh
camat.
7. Bukti lunas PBB terakhir dan SPPT
Denikian surat permohonan ini saya/kami sampaikan, atas terkabulnya
permohonan ini diucapkan terima kasih.
Hormat saya/kami,
Pemohon
Materai Rp6000
--------------------
Materai
6000
29
2.5.5. Surat Ijin Usaha Perdagangan
Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib memiliki SIUP.
SIUP sebagaimana dimaksud terdiri dari :
1. SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal
dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000.-
(dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan
modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
3. SIUP Besar, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal
dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
(Sumber: www.jakarta.go.id)
Karena modal dan kekayaan bersih (netto) dari “Ice Break Point” belum
mencapai Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah) maka “Ice Break Point”
belum perlu menggunakan SIUP.
2.6. Analisa Pasar
Untuk menentukan segmen pasar dari “Ice Break Point” diperlukan pengetahuan atas
kondisi dari pasar di area Jakarta terutama di perumahan terutama di Perumahan
Citra Garden 3 lokasi “Ice Break Point” akan dibangun. Untuk itu, kami membagi
keadaan ini menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Menurut Philip Kotler (2002),
Makro merupakan faktor ekternal yang memengaruhi lingkungan mikro dari
perusahaan. Hal ini dapat mencakup keadaan demografis, ekonomi, alam, teknologi,
politik, dan budaya. Mikro merupakan sekumpulan faktor dan kekuatan yang
memengaruhi kinerja perusahaan untuk melayani pelanggan. Yang termasuk mikro
adalah pemasok, perusahaan, dan pelanggan. Berikut penjelasan mengenai faktor
makro dan mikro :
30
2.6.1. Lingkungan Makro
2.6.1.1. Demografis
Menurut Kotler (2010), keadaan demografis merupakan keadaan penduduk
sekitar yang menjadi analisa pasar dari perusahaan yang dapat mencakup
umur, jenis kelamin, jumlah penduduk, dan sebagainya.
Secara Demografis Citra Garden City yang merupakan salah satu komplek
perumahan terbesar di Jakarta Barat dengan total rumah yang mencapai
10.000 unit dengan tingkat hunian mencapai 90% sehingga jumlah populasi
mencapai 50 ribu jiwa. (sumber: CitraGardenCity.com. About Us)
Berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh penulis, dapat ditarik kesimpulan
bahwa banyaknya gedung sekolah di sekitar area Citra Garden 3
menyebabkan pada siang hari di sekitar area sangat mudah dijumpai anak –
anak hingga remaja (5 – 17 tahun) yang baru pulang dari sekolah.
2.6.1.2. Keadaan Ekonomi
Menurut Kotler (2010), keadaan ekonomi adalah faktor yang dipengaruhi
kemampuan atau daya beli dan pola hidup dari penduduk sekitar.
Citra Garden City merupakan perumahan yang ditujukan bagi masyarakat
menengah ke atas yang akan memiliki pengaruh juga terhadap besarnya uang
jajan dari orang tua untuk anak – anaknya yang masih bersekolah. (sumber:
penulis )
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh
Indonesia (GAPMMI), Rachmat Hidayat seiring meningkatnya PDB per
kapita, industri makanan dan minuman cepat saji akan makin tinggi
peminatnya. Terjerat kesibukan sehari-hari, masyarakat Indonesia sudah tak
punya banyak waktu untuk mengolah makanan dan minuman sendiri
sehingga industri tersebut akan menjadi trend bisnis di tahun 2015 yang saat
ini didominasi oleh pebisnis minuman kafe. (sumber:
http://www.varia.id/2015/01/02/meneropong-tren-bisnis-makanan-dan-
minuman-2015/#ixzz3cwlfWFBs)
2.6.1.3. Keadaan Alam
Menurut Kotler (2010), keadaan alam meliputi bagian dari alam dan
lingkungan sekitar usaha yang mempengaruhi kegiatan operasional
perusahaan seperti peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan angka
31
campur tangan pemerintah dalam pengelolaan dan penggunaan sumber-
sumber daya alam
Area “Ice Break Point” dibangun di Perumahan Citra Garden 3 yang
memiliki banyak Fasilitas Umum Sekolah, yaitu dua (2) Taman Kanak-
Kanak, tiga (3) Sekolah Dasar, dua (2) Sekolah Menengah Pertama, dan dua
(2) Sekolah Menengah Atas, hal inilah yang menyebabkan pada siang hari
sangat mudah dijumpai anak – anak yang baru selesai mengikuti kegiatan di
sekolah. (sumber: penulis )
2.6.1.4. Teknologi
Menurut Kotler (2010), teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi
kinerja perusahaan seperti internet, transportasi, elektronik, dan sebagainya.
Perkembangan media sosial sangat berpengaruh pada keputusan pembelian,
dibuktikan melalui studi yang dilakukan oleh Hadwick Martin Bailey dan
“iModerate Research Technologies” menemukan bahwa 67% konsumen lebih
cenderung membeli dari merek yang mereka ikuti di Twitter, dan 51% lebih
mungkin membeli dari sebuah merek yang mereka ikuti di Facebook, selain
itu 79% lebih lebih mungkin untuk merekomendasikan kepada teman atau
disebut follower dalam Twitter, dan 60% lebih mungkin untuk melakuan hal
yang serupa di Facebook.
(http://furqonblumah.blogspot.com/2010/03/facebook-dan-twitter-pengaruh-
besar.html).
Dalam hal ini, teknologi juga membantu “Ice Break Point” untuk
memperkenalkan usahanya yang masih baru kepada masyarakat. Terlebih lagi
40% anak-anak Indonesia memang sudah memiliki handphone dan gadget
sendiri, dan salah satu penyebabnya karena 40% anak-anak Indonesia saat ini
adalah active internet user di media sosial. (Sumber: Indonesia Hottest
Insight (IHI). Survei: 35 Persen Anak-Anak Ingin Miliki Smartphone
Teranyar.2013)
2.6.1.5. Politik
Menurut Kotler (2010), politik dalam hal ini mempengaruhi kegiatan
operasional dari suatu usaha pada daerah tertentu. Mempertimbangkan lokasi
32
Perumahan Citra Garden 3 yang jauh dari gedung-gedung dan lokasi
pemerintahan, maka “Ice Break Point” dapat melakukan kegiatan operasional
kafe tanpa adanya kemungkinan huru – hara, unjuk rasa, dan sebagainya.
2.6.2. Lingkungan Mikro
2.6.2.1. Pemasok
Menurut Kotler (2010) Pemasok adalah individu atau organisasi yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
beraktivitas.
“Ice Break Point” membeli bahan baku pembuatan Ice Blended yang
berkualitas, sehat, dan lezat dari pemasok terpercaya dengan standar kualitas
mutu dan harga yang dijamin stabil. Pembelian bahan baku dilakukan setiap
minggunya untuk bahan – bahan yang habis terjual sehingga kepuasan
konsumen dan kualitas minuman ice blended pun dapat tetap terjaga.
Untuk pasokan gelas kertas cetak dan sedotan yang akan kami gunakan untuk
menyajikan produk tersebut akan kami order per 1000 cup dengan perkiraan
pembelian gelas dilakukan setiap minggunya.
Sedangkan untuk perlengkapan lainnya yang tidak memerlukan pencetakan
seperti kertas tisu, pulpen, dan lain – lain akan dibeli secara kontan / tunai di
pasar dan toko dekat area “Ice Break Point”.
2.6.2.2. Pelanggan
Berdasarakan pengamatan dari penulis, pelanggan dari kafe “Ice Break Point”
adalah anak – anak sekolahan yang melewati area tersebut untuk beristirahat
sejenak sepulang sekolah, setelah bermain dengan teman – temannya, atau
bersepeda sendiri /atau bersama teman berkeliling komplek, maupun setelah
mengikuti private lesson setelah menjalankan aktivitas belajar di sekolah
seharian.
Sementara bila dilihat dari kompetitor “Ice Break Point”, pelanggan yang
datang ke “Bobba House” dan “Chatime” tidak hanya berasal dari kalangan
anak – anak sekolahan saja, tetapi pada sore hari kalangan pekerja kantoran
33
dan dewasa yaitu usia 26 – 45 tahun juga kerap berkunjung atau sekedar
memanfaatkan take away service. ( sumber: survei penulis )
2.6.2.3. Intermediaries
Menurut Kotler (2010) Intermediaries adalah sebuah kelompok yang
membantu kinerja perusahaan dalam hal jual beli, promosi, pengaturan
keuangan, promosi kartu kredit, dan sebagainya.
“Ice Break Point” belum menggunakan intermediaries dari luar dan masih
mengandalkan kemampuan dari pihak internal kafe untuk menangani jual
beli, promosi, pengaturan keuangan perusahaan.
2.6.3. Segmentasi pasar
Menurut Morrison segmentasi pasar (market segmentation) merupakan
pembagian dari keseluruhan pasar untuk suatu pelayanan dalam kelompok-
kelompok dengan karakteristik umum. (Kotler, Bowen, Makens (2010).
Marketing for Hospitality and Tourism.3th edition.United States.Pearson).
Untuk mengetahui minat beli pasar dan mayoritas calon konsumen, penulis
mengadakan survei lapangan dengan metode quota sampling di empat (4)
sekolah yang terletak di sekitar lokasi pembangunan kafe Ice Break Point.
Penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan dengan hasil 165 responden
di sekitar area Citra Garden 3 untuk mengetahui minat dan segmentasi pasar
“Ice Break Point”. Berikut ini jenis – jenis segmentasi pasar :
34
2.6.3.1. Alasan Pengunjung Datang ke “Ice Break Point”
Grafik 2.1 Diagram Persentase Alasan Pengunjung Datang ke “Ice Break Point”
Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”
Berdasarkan Grafik 2.1 dapat dilihat alasan pengunjung kafe “Ice Break Point”
sebagian besar karena kafe tersebut bersih dan nyaman, yaitu sebanyak 55 responden
atau 35% responden, kemudian sebanyak 28% atau 44 responden memilih untuk
berkunjung ke kafe karena ada promosi hadiah dan diskon, 19% atau 30 responden
berkunjung ke kafe dengan alasan lokasi kafe tersebut dekat dengan rumah atau
mudah diakses. 13% atau 20 responden datang ke kafe karena rasa minuman di kafe
tersebut enak dan terjamin kebersihannya. Terakhir alasan mereka datang ke kafe
sebanyak 5% atau 8 responden datang ke kafe yang menjual produk dengan
kemasan yang baru dan unik, berbeda dengan tempat lainnya.
2.6.3.2. Pengeluaran Pelanggan per Hari “Ice Break Point”
35
Grafik 2.2 Diagram Persentase Pengeluaran Pelanggan Per Hari
Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”
Dari Grafik 2.2 di atas dapat di simpulkan bahwa kisaran harga yang biasa responden
keluarkan untuk jajan di kafe paling tinggi sekitar Rp 31.000 sampai dengan Rp
50.000 sebanyak 45% dari responden anak – anak sekolahan, dengan persentase ini
membantu “Ice Break Point” untuk menentukan harga jual per cup.
2.6.3.3. Waktu Yang Dipilih Untuk Menikmati Minuman
Grafik 2.3 Diagram Persentase Waktu Operasional Kafe “Ice Break Point”
Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”
36
Berdasarkan Grafik 2.3 di atas, sebanyak 56% responden memilih untuk menikmati
minuman dingin pada siang hari / pada jam makan siang sebanyak 92 responden,
sedangkan sebanyak 40% atau 66 responden memilih untuk membeli produk tersebut
di waktu sore hari, sebanyak 4% atau 7 orang memilih untuk menikmati minuman
dingin tersebut di malam hari dengan reman – temannya. Dengan persentase ini
membantu “Ice Break Point” untuk menentukan waktu buka “Ice Break Point.
37
2.6.3.4. Jumlah Peminat “Ice Break Point”
Grafik 2.4 Diagram Persentase Jumlah peminat “Ice Break Point”
Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”
Dari Grafik 2.4 di atas dapat di simpulkan bahwa 89% responden atau sebanyak 147
responden yang mendapatkan kuesioner tertarik dengan konsep “Ice Break Point”
dan menyatakan berminat untuk datang ke lokasi “Ice Break Point”, sementara 11%
yaitu sebanyak 18 responden masih ragu karena belum pernah mendengar merek “Ice
Break Point” sebelumnya.
2.6.3.5. Jumlah pengunjung “Ice Break Point” I
Grafik 2.5 Diagram Persentase Pengunjung “Ice Break Point”
38
Sumber : Wawancara penulis kepada Red Tea
Grafik 2.5 di atas adalah perkiraan jumlah pengunjung yang akan datang ke “Ice
Break Point” berdasarkan survei yang dilakukan kepada pesaing heterogen ( Red
Tea). Penulis mengambil sampel dari Red Tea karena lokasi dan target market yang
sama, yaitu anak-anak – remaja yang bersekolah di sekitar Citra Garden 3. Penulis
melakukan survei untuk mengetahui jumlah pengunjung yang datang untuk membeli
minuman berdasarkan musimnya. Dapat di simpulkan bahwa perkiraan penjualan
terbanyak yang dapat dicapai oleh Red Tea sebanyak 250 cups per hari, serta ketika
sedang sepi perkiraan penjualan sebesar 100 cups per hari.
2.6.3.6. Jumlah pengunjung “Ice Break Point” II
Grafik 2.6 Diagram Persentase Pengunjung “Ice Break Point” II
Sumber : Wawancara penulis dengan “Bobba House”
Selain mengambil sampel dari pesaing heterogen (Red Tea), penulis juga
mengambil sampel dari pesaing homogen (Bobba House) untuk di jadikan acuan
untuk perkiraan pengunjung yang akan datang ke kafe “Ice Break Point”. Berbeda
dengan Red Tea yang hanya menyajikan take away service, Bobba House
mempunyai konsep yang mirip dengan Ice Break dalam hal sama – sama berbentuk
kafe yang menjual minuman dan tempat yang nyaman. Data perkiraan penjualan
Bobba House terbanyak yang dapat dicapai sebanyak 350 cups per hari, serta ketika
sedang sepi perkiraan penjualan sebesar 100 cups per hari.
39
40
2.6.3.7. Jumlah pengunjung “Ice Break Point” III
Grafik 2.9 Diagram Persentase Pengunjung “Ice Break Point” III
Sumber : Wawancara penulis dengan “Chatime”
Penulis mengambil sampel dari pesaing homogen (Chatime) untuk di jadikan acuan
perkiraan pengunjung yang akan datang ke kafe “Ice Break Point”. Chatime
mempunyai konsep yang mirip dengan “Ice Break Point” dalam hal kafe yang tidak
hanya menyajikan take away service tetapi juga tempat yang nyaman. Data perkiraan
penjualan Chat Time terbanyak yang dapat dicapai sebanyak 1000 cups per hari,
serta ketika sedang sepi perkiraan penjualan sebesar 500 cups per hari
Dengan melihat hasil analisa di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peminat Ice Blended di Citra Garden lebih menarik minat pelajar
sekolah (SD hingga SMA) usia 5 – 17 tahun. Sehingga yang menjadi
target “Ice Break Point” adalah anak-anak dan remaja awal.
2. Pengunjung yang datang ke kafe di Citra Garden 3 umumnya
berstatus pelajar sekolah, dikarenakandi sekitar area tempat usaha “Ice
Break Point” terdapat tiga (3) Sekolah Dasar, tiga (3) Sekolah Menengah
Pertama dan tiga (3) Sekolah Menengah Atas
3. Alasan pengunjung kafe “Ice Break Point” sebagian besar
dikarenakan “Ice Break Point” menyajikan tempat yang nyaman dan
bersih serta dikarenakan konsep kafe yang semi outdoor dengan tema
41
taman, membuat para pelanggan akan lebih nyaman untuk melepas penat
di kala istirahat ataupun sepulang sekolah.
4. Mayoritas dari pengunjung kafe di Citra Garden berstatus sosial kelas
menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah uang yang dihabiskan
untuk konsumsi produk minuman yang umumnya berkisar dari Rp. 31.000
rupiah hingga Rp. 50.000 rupiah. Target pelanggan “Ice Break Point”
menghabiskan Rp. 17.500,- – Rp 30.000,- per orangnya. Tujuan dari
pengunjung datang sama rata yaitu untuk bersantai sejenak.
5. Sebagian besar pengunjung akan menikmati produk “Ice Break Point”
di siang hari.
6. 89% responden survei “Ice Break Point” menyatakan tertarik untuk
datang ke kafe yang menjual produk Ice Blended dengan tema taman dan
konsep outdoor karena di area Citra Garden 3 jarang ditemukan kafe yang
tempatnya bersih dan nyaman.
7. Dari 165 responden, 28% menyatakan tertarik untuk datang ke kafe
yang menyediakan promosi dan diskon seperti merchandise, goodie bag,
dan sejenisnya.
8. Berdasarkan dari data pesaing heterogen ( Red Tea ) dan Homogen (
Chat Time dan Bobba House ) dapat disimpulkan bahwa perkiraan
penjualan dalam 1 hari dapat mencapai 250-350 cups
Penulis menggunakan survei dengan metode kuantitatif pada survei yang dibagikan
dan metode kualitatif pada survei ke pesaing, oleh karenanya segala sesuatu yang
akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya sehingga survei
data ini hasil yang didapat belum pasti benar dan relatif. Hasil survei bisa berubah
pada survei berikutnya.
Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki objek penelitian dan lapangan atau konteks sosial.(prof. DR. Sugiyono
(2013). Metode penelitian bisnis).
42
2.7. Analisa Pesaing
Untuk sukses dalam suatu usaha sebuah perusahaan harus dapat memuaskan
pelangganya lebih baik dari kompetitornya.(Kotler, Bowen, Makens(2010).
Marketing for Hospitality and Tourism.3th edition.United States.Pearson).
Pesaing dari “Ice Break Point” adalah sebagai berikut :
Pesaing Homogen:
• Bobba House dibuka di Ruko Citra Garden 6, Blok J5A No. 19-20,
merupakan satu – satunya pesaing homogen “Ice Break Point” saat ini. Bobba
House sudah lebih dahulu dikenal sebagai kafe yang menyediakan produk
minuman dengan topping bubble yang juga menyediakan menu makanan
western. Menu yang paling terkenal di Bobba House antara lain Aglio Olio
Pasta, Hazelnut Bobba, Bobba Homemade Panekoek, Wild Lychee Sparkling
Bobba, dan Black Forest
• Chatime yang berada di Citra Garden 6 Blok J6 juga merupakan salah satu
pesaing yang paling kompeten karena kafe ini juga menjual produk minuman
sejenis. Terlebih brand kafe yang berasal dari Taiwan ini merupakan salah
satu trendsetter yang banyak diminati penduduk kelas menengah ke atas di
Jakarta.
Pesaing Heterogen :
• Red Tea yang berada dekat area sekolah Citra Garden 3, walaupun bukan
berbentuk kafe tetapi drink stand, tetapi tetap menjadi pesaing yang cukup
kompeten karena memiliki target market yang sama dan jenis produk yang
sama – sama menjual ice blended. Namun dari segi kualitas produk dan
pelayanan sangat jauh dari kepercayaan orang tua anak.
• Kafe Excelso di Ruko Citra Garden 6, Blok J1A No. 23. Walaupun dari segi
harga cukup mahal. Kafe ini mampu menarik konsumen dengan menyajikan
pilihan kopi, makanan, dan minumna lainnya secara lengkap, ditunjang
dengan tampilan desain dengan konsep gerai yang menarik dan pelayanan
yang ramah.
43
• The Coffee Bean & Tea Leaf di Ciffest, Citra Garden 6, Cengkareng, Jakarta
adalah penemu The Original The Ice Blended Drink. Terdapat 2 jenis Ice
Blended drink, Ice Blended Coffee dan Ice Blended Coffee Free. The Coffee
Bean & Leaf menyajikan produk All Day Dining yang disajikan secara segar.
Selain itu, Produk Baked Fresh seperti Cakes maupun Pastries juga
disediakan.
2.8. Peluang dan Rekomendasi Pasar
Dalam mendirikan suatu usaha, analisa SWOT sangat dibutuhkan. SWOT
merupakan sebuah alat untuk merancang strategi yang telah digunakan selama lebih
dari 40 tahun yang lalu. Swot berisi analisa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
ancaman bagi perusahaan (Ramse,Windhaus.(2009).The Everything Business Plan
book).
Strength dan weakness merupakan factor kekuatan dan kelemahan yang didapat dari
dalam atau internal perusahaan. Sedangkan opportunity dan threat adalah faktor
peluang dan ancaman yang didapat dari luar atau eksternal. Berikut ini adalah analisa
SWOT dari “Ice Break Point”:
2.8.1 Strength (kekuatan) :
1. PBP yang cepat
2. Desain booth dan konsep interior taman yang bersih dan nyaman
3. Rasa minuman yang khas dan berkualitas
4. Kemasan minuman baru yang unik dan ramah lingkungan
5. Penyajian menu menggunakan sistem digital
6. Pengenalan dan pemasaran produk lewat media sosial
7. Promosi rutin dilakukan setiap bulan
2.8.2 Weakness ( kelemahan ):
1. Masih Merupakan Usaha Baru yang belum dikenal masyarakat.
2. Lahan usaha yang masih kecil dan sempit
3. Produk dan konsep cenderung mudah ditiru oleh calon-calon
pesaing
4. Cepatnya perputaran pekerja
5. Belum menyediakan lahan parkir baik untuk kendaraan
bermotor maupun sepeda
44
45
2.8.3 Opportunity ( peluang ) :
1. Lokasi strategis yaitu di jalan besar yang sering dilalui oleh anak
– anak sekolah yang merupakan target market utama
2. Dekat dengan berbagai sekolah
3. Perkembangan teknologi dan media social
4. Berada di kawasan rumah masyarakat kelas sosial menengah ke
atas
2.8.4 Threat ( ancaman ) :
1. Berada dekat dengan Citra Garden 6 yang merupakan area
perkembangan kuliner yang sedang berkembang pesat
dibandingkan dengan Citra Garden 3
2. Terdapat competitor homogen
3. Inflasi negara
4. Kebijakan pemerintah
2.9. SWOT Matrix
SWOT Analysis Matrix dapat didefinisikan sebagai metode, atau model
adalah cara untuk menganalisa posisi kompetitif perusahaan Anda. Analisis
SWOT menggunakan apa yang disebut matriks SWOT untuk menilai aspek
internal dan eksternal untuk melakukan bisnis Anda. Kerangka SWOT
adalah alat untuk audit organisasi dan lingkungannya.
Gambar 2.1 Kerangka SWOT
46
Berikut adalah analisa SWOT untuk “Ice Break Point” :
Table 2.1 Analisa SWOT
SWOT MATRIX Strength: Weakness:
1. PBP yang cepat
2. Desain booth dan konsep interior
taman yang bersih dan nyaman
3. Rasa minuman yang khas dan
berkualitas
4. Kemasan minuman baru yang
unik dan ramah lingkungan
5. Memiliki fasilitas take away
service
6. Penyajian menu menggunakan
sistem digital
7. Pengenalan dan pemasaran
produk lewat media sosial
8. Promosi rutin dilakukan setiap
bulan
1. Masih Merupakan Usaha
Baru yang belum dikenal
masyarakat.
2. Lahan usaha yang masih
kecil dan sempit
3. Produk dan konsep
cenderung mudah ditiru
oleh calon-calon pesaing
4. Cepatnya perputaran
pekerja
5. Belum menyediakan
lahan parkir baik untuk
kendaraan bermotor
maupun sepeda
Opportunity: SO WO
5. Lokasi strategis yaitu di
jalan besar yang sering
dilalui oleh anak – anak
sekolah yang merupakan
target market utama
1. Dekat dengan berbagai
sekolah
2. Perkembangan teknologi
dan media sosial
3. Berada di kawasan rumah
masyarakat kelas sosial
menengah ke atas
1. Membuka Outlet baru di area
Perumahan Citra 6 (S1, S2, S3,
S4, S5, S6, S7, S8, O1, O2, O3,
O4). Market development
2. Mempererat hubungan dengan
konsumen, misalnya notice lewat
media social dan brosur. (S1, S2,
S3, S4, S5, S6, S7, S8, O1, O2,
O3, O4). Market penetration
3. Memperbanyak promosi dan
merchandise untuk pembelian
langsung(W1, W2, W3, O1, O2,
O3, O4).Market penetration
1. Mengadakan kerja sama
ke sekolah – sekolah
terdekat (W1, W2, W3,
O1, O2).Market
penetration
2. Memperbanyak promosi
dengan bantuan media
sosial dan website. (W1,
W2, W3, O3, O4).
Market Penetration
3. Mamanfaatkan tepi jalan
untuk dijadikan area
parkir dan mencari
petugas parkir
47
Threatness: ST WT
1. Berada dekat
dengan Citra
Garden 6 yang
merupakan area
perkembangan
kuliner yang
sedang
berkembang pesat
dibandingkan
dengan Citra
Garden 3
2. Terdapat
competitor
homogen
3. Inflasi negara
4. Kebijakan
pemerintah
1. Terus berusaha melakukan inovasi baru
dan melakukan pengembangan kreatifitas
pada kemasan dan menu yang disediakan.
(S1, S3, S4, S7, T2). Product development
2. Membangun customer intimacy, seperti
lewat program member, dengan pemberian
diskon bagi yang berulang tahun, secara
berkala membina hubungan dengan
pelanggan lewat media sosial, serta
mendengarkan feedback dari konsumen.
(S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, T1, T2).
Market penetration.
3. Membuat promosi khusus bagi konsumen
anak – anak sekolah (S01, SO2, SO3,
SO4, SO5, SO6, SO7, T01, T02).Market
penetration.
4. Membuat merchandise (S1, T1, T2).
Market penetration.
5. Meningkatkan kualitas service seperti
training karyawan (S1, T1, T2).
1. Membuat SOP yang
dapat diterapkan dengan
efektif dan efisien (W4,
T1, T2, T3, T4)
2. Merekrut tenaga yang
handal yang dapat dan
mengadakan training
secara berkala (W4, T1,
T2, T3, T4) Market
penetration
3. Membangun tim yang
dapat diandalkan
sehingga menghasilkan
produk dan jasa yang
berkualitas (W4, T1,
T2, T3, T4) Market
penetration
Dalam tabel ini bisa dilihat strategi marketing yang akan kami gunakan dalam
mengembangkan bisnis “Ice Break Point”.
• SO merupakan kegiatan yang kami ambil dengan mempertimbangkan
kekuatan “Ice Break Point” dengan faktor peluang yang ada.
• ST merupakan strategi yang kami ambil dalam menyikapi ancaman-ancaman
eksternal yang ada dengan kelebihan-kelebihan yang ada.
• WO merupakan strategi memperbaiki kelemahan dari “Ice Break Point”
dengan cara mengambil peluang yang ada.
• WT merupakan strategi kami untuk memperbaiki kelemahan kami dengan
melihat ancaman yang ada.
48
2.10. Menu “Ice Break Point”
Menu “Ice Break Point” ditampilkan dalam bentuk digital dengan pertimbangan
untuk mengurangi pemakaian kertas dan membuat tampilan menu yang lebih
menarik dan atraktif bagi pengunjung.
Berikut adalah menu – menu dari kafe “Ice Break Point” (design dan menu sewaktu
– waktu dapat berubah) :
Gambar 2.2 Menu Kafe “Ice Break Point”
1. Misty Mist = Taro
2. Meltea = Milk Tea
3. Yuki Ochan = Green Tea
4. Snow White = Vanila
49
5. Koko Drizzle = Chocolate
6. Gummy Ball = Bubble Gum
7. Capo Cin = Capuccino
8. Creamy Panda = Cookies and Cream ( Oreo )
9. Berry Bound = Strawberry
Gambar 2.2 Menu topping “Ice Break Point”
Kafe “Ice Break Point” sudah menyiapkan beberapa pilihan topping, yaitu :
1. Egg Puding
2. Grass Jelly
3. Choco Chips
4. Rainbow Jellly
5. Bubble
6. Whip Cream
7. Sereal
8. Rainbow Hagelslag
50
9. Nata de Coco
2.11. Promosi Produk “Ice Break Point”
Istilah Marketing Mix pertama kali diciptakan oleh Neil Borden, Presiden
dari American Marketing Association pada tahun 1953. Istilah ini masih digunakan
untuk membuat keputusan penting yang menyebabkan pelaksanaan rencana
pemasaran. Berbagai pendekatan yang digunakan telah berevolusi dari waktu ke
waktu, terutama dengan peningkatan penggunaan teknologi. Marketing mix adalah
alat bisnis yang digunakan dalam pemasaran dan oleh pemasar. Marketing mix
sangat penting ketika menentukan sebuah produk atau merek, dan ini sering
dikaitkan dengan 4’P: harga, produk, promosi, dan tempat.
Dalam layanan pemasaran, 4’P diperluas menjadi 7’P, yaitu :
1. Produk
Produk ini dilihat sebagai item yang memenuhi apa yang konsumen
inginkan. Setiap produk memiliki siklus hidup termasuk fase pertumbuhan
diikuti oleh fase kedewasaan dan akhirnya akhirnya mengalami
kemunduran sebagai penjualan jatuh. Pemasar harus melakukan penelitian
pada berapa lama siklus hidup produk mereka, pemasar juga harus
mempertimbangkan bauran produk.
Penulis melakukan survei untuk mengetahui apakah responden menyukai
minuman Ice Blended. Dari 165 responden, peminat minuman ice blended /
blender menempati posisi tertinggi, yaitu sebanyak 143 responden.
2. Price ( Harga )
Jumlah yang menurut pelanggan merupakan jumlah yang sesuai untuk
membayar suatu produk. Harga sangat penting karena menentukan laba
perusahaan. Ketika menetapkan harga, pemasar harus menyadari seberapa
besar nilai yang dirasakan pelanggan untuk menilai produk yang disuguhkan.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, kebanyakan konsumen yang
datang ke sebuah kafe akan menghabiskan sekitar Rp 31.000 – Rp 50.000.
Untuk produk “Ice Break Point” sendiri dimulai dari harga Rp 17.500 – Rp
25.000.
51
3. Promosi
Semua metode komunikasi yang pemasar yang dapat digunakan untuk
menyediakan informasi kepada konsumen tentang produk. Promosi terdiri
dari unsur-unsur seperti: iklan, hubungan masyarakat, organisasi penjualan
dan promosi penjualan. Iklan mencakup setiap komunikasi yang dibayarkan,
dari bioskop iklan, radio dan Internet iklan melalui media cetak dan
Billboard.
Untuk proses promosi, “Ice Break Point” menyebarkan iklan melalui media
sosial (facebook, twitter, instagram, path, dan lain – lain ). Dan pelanggan
langsung dapat mengakses website kami langsung di www.icebreakpoint.com
atau dengan scan barcode yang tertera di paper cup yang di dapat pada saat
pembelian 1 minuman, secara otomatis akan langsung tersambung dengan
website Kafe “Ice Break Point”.
Di masa-masa pembukaan ( Soft opening ), kafe “Ice Break Point”
memberikan discount khusus sebesar 30% / transaksi dalam jangka waktu
satu (1) bulan awal serta pembelian paket untuk 1 cup + souvernir (maskot
“Ice Break Point” ) dengan harga normal. Promosi ini dilakukan guna untuk
memperkenalkan usaha “Ice Break Point”.
Untuk di bulan-bulan selanjutnya kami akan memberikan promosi untuk
pembuatan member card, dengan keuntungan untuk mendapatkan souvernir
yang sudah disediakan seperti :
• Boneka maskot “Ice Break Point” ;
• Goodie bag ;
• Tas ransel ;
• Botol minum ;
• Atau pelanggan bisa menukarkan untuk 1 cup free.
4. Distribusi ( Place )
Mengacu pada penyediaan produk di tempat yang nyaman bagi konsumen
serta mudah di akses oleh konsumen.
52
Penulis memilih untuk membangun kafe ini di area Perumahan Citra Garden
City karena kondisi perumahan di area tersebut telah berkembang sebagai
kota mandiri yang berdampak pada perkembangan bisnis kuliner seperti
rumah makan di area tersebut.
5. Physical Evidence
Bukti fisik bukti yang menunjukkan bahwa layanan yang dilakukan, seperti
Kemasan pengiriman untuk item yang disampaikan oleh layanan pengiriman.
Kafe “Ice Break Point” menggunakan Papper Cup sehingga ramah
lingkungan serta penggunaan konsep gambar yang unik dan lucu. Serta
disekitaran area Kafe
6. People
Orang-orang karyawan yang menjalankan layanan, terutama mengenai cara
dan keterampilan di mana mereka melakukannya. Untuk orang-orang yang
melayani konsumen, owner akan turun langsung ke lapangan untuk
membantu memberikan service yang maksimal.
7. Proses
Proses dan sistem dalam organisasi yang mempengaruhi eksekusi dari
layanan, seperti antrian atau penanganan. Di dalam organisasi sendiri total
pekerja sekitar lima (5) orang. Dua (2) karyawan yang akan terjun
langsung untuk proses penerimaan pesanan, pembuatan, dan penyelesaian
( finishing sebelum diberikan ke tamu ). Karena konsep yang kami
gunakan adalah self service sehingga tidak terlalu banyak karyawan yang
dibutuhkan. Selama menunggu antrian, tamu sambil dapat merasakan
53
ambiance dari konsep kafe kami ( foto-foto, berkeliling ) sehingga tamu
tidak merasa bosan.