Autis Bahan

4
Autis berasal dari kata ‘auto’, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah. Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan. Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan: – Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease) – Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan) – Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom). - Penyebab kelainan neuro-anatomis: faktor genetik (keturunan), infeksi jamur dan virus, kekurangan nutrisi, oksigenasi, polusi udara, polusi air dan makanan. Gangguan tsb diyakini terjadi pd usia kehamilan 0-4 bln. Hasil penelitian: ditemukan kelainan anatomis pd lobus parietalis, cerebellum dan sistem limbik. Kelainan lobus parietalis menyebabkan anak cuek thdp lingkungan. Kelainan cerebellum: daerah yg berkaitan dgn kegiatan motorik, sensasi dr kulit, berbicara, pendengaran, penglihatan, proses-proses mental yg lebih tinggi dan cerebellum sebagai pusat koordinasi motorik. - Kelainan sistem limbik: berperan penting dlm reaksi emosi. Kelainan sistem limbik mengakibatkan fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi terganggu: anak krg mampu mengendalikan emosinya (terlalu agresif atau sangat pasif). Daerah sistem limbik mencakup hippocampus dan amygdala. Hippocampus bertanggung jawab thdp fungsi belajar dan daya ingat. Gangguan hippocampus membuat anak sulit menyimpan info baru. Gejala Autisme – Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autisme.

description

Autis Bahan

Transcript of Autis Bahan

Page 1: Autis Bahan

Autis berasal dari kata ‘auto’, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo

Kanner pada tahun 1943.

Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh

pola asuh yang salah. Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di

otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan.

Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan:

– Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)

– Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)

– Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).

- Penyebab kelainan neuro-anatomis: faktor genetik (keturunan), infeksi jamur dan virus,

kekurangan nutrisi, oksigenasi, polusi udara, polusi air dan makanan. Gangguan tsb diyakini terjadi

pd usia kehamilan 0-4 bln. Hasil penelitian: ditemukan kelainan anatomis pd lobus parietalis,

cerebellum dan sistem limbik. Kelainan lobus parietalis menyebabkan anak cuek thdp lingkungan.

Kelainan cerebellum: daerah yg berkaitan dgn kegiatan motorik, sensasi dr kulit, berbicara,

pendengaran, penglihatan, proses-proses mental yg lebih tinggi dan cerebellum sebagai pusat

koordinasi motorik.

- Kelainan sistem limbik: berperan penting dlm reaksi emosi. Kelainan sistem limbik mengakibatkan

fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi terganggu: anak krg mampu mengendalikan emosinya

(terlalu agresif atau sangat pasif). Daerah sistem limbik mencakup hippocampus dan amygdala.

Hippocampus bertanggung jawab thdp fungsi belajar dan daya ingat. Gangguan hippocampus

membuat anak sulit menyimpan info baru.

Gejala Autisme – Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak,

digunakan standar internasional tentang autisme. ICD-10 (International Classification of Diseases)

1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk

Autisme Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.

a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.

Minimal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :

1. Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi

muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju

2. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya

3. Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain)

4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik

b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.

Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

Page 2: Autis Bahan

1. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk

berkomunikasi secara non-verbal

2. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi

3. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang

4. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru

c. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan.

Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

1. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan

2. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya

3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang

4. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.

Pendapat lain mengatakan bahwa gejala autisme antara lain:

a. Perkembangan terhambat, terutama dalam kelakuan dasar hidup bermasyarakat (misalnya :

tersenyum dan berbicara).

b. Bermain sendiri, tidak mau berkumpul dengan anggota keluarga atau orang lain.

c. Lesu dan tidak acuh terhadap orang lain yang mencoba berkomunikasi dengannya.

d. Sedikit atau tidak ada kontak mata.

e. Mengerjakan sesuatu yang rutin tanpa dipikir dan berperangai buruk jika dilarang akan

membangkitkan kemarahan.

f. Pada umumnya pertumbuhan jiwa terbelakang (cacat mental).

g. Pada beberapa kasus, anak tersebut mempunyai keahlian tertentu dan sangat pandai, misalnya :

menggambar, matematika, musik, melukis (Infokes, 2005).

Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, beberapa sifat lainnya yang biasa ditemukan

pada anak autis antara lain :

a. Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain

b. Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya

c. Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata

d. Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri

e. Jarang memainkan permainan khayalan

f. Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang

terbuka

g. Memutar benda

h. Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan

baik

Page 3: Autis Bahan

i. Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif

j. Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal

k. Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan

l. Tidak takut akan bahaya

m. Terpaku pada permainan yang ganjil

n. Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)

o. Tidak mau dipeluk

p. Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli

q. Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang

meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk

r. Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas

s. Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau

mengepak-ngepakkan lengannya)

t. Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang

aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara

dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau

menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai

saya).

u. Pada beberapa kasus ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.

v. Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil, tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun

balok.

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya

berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya.