AUDIOLOGI

27
AUDIOLOGI Dr. Sukamta Yudi Prihantara SpTHT

description

audiologi

Transcript of AUDIOLOGI

Page 1: AUDIOLOGI

AUDIOLOGIDr. Sukamta Yudi Prihantara SpTHT

Page 2: AUDIOLOGI

TELINGA TERAPAN Fungsi telinga :

- Pendengaran : a. Telinga luar ( DT, LT)

b. Telinga tengah (MT,CT,TE,Mastoid )

c. Telinga dalam ( Cochlea )

- Keseimbangan : - vestibulum

- kanalis semi sirkularis

- Kosmetik : daun telinga

Page 3: AUDIOLOGI

Impuls acustik Impuls acustic adalah suara, ada 2 jenis suara :

1. Suara murni ( ada di alam, tdd bbrp gelombang )2. Suara putih ( suara buatan, tdd 1 frekuensi )

Komponen suara : 1. Amplitudo / intensitas : kekerasan suara, dgn satuan dyne/cm =desibel (dB)2. Frekuensi / nada : tinggi-rendah suara dgn satuan Hertz = Hz 3. Pitch / desah : warna suara

Suara yg bisa di dengar :1. Intensitas : 0 – 120 dB2. Frekuensi : 25 – 16.000 HZ

Page 4: AUDIOLOGI

Pembagian sistem pendengaran :

1. Sistem pendengaran perifer :

a. Sistem konduksi : - Telinga luar : DT, LT

- Telinga tengah : MT, TP

b. Sistem sensorineural : - Telinga Dalam : Cochlea

- N. VIII ( N. Cochlearis )

2. Sitem pendengaran sentral : - Batang Otak / Cerebellum

- Otak / Cortek Serebri

Page 5: AUDIOLOGI

Fungsi telinga sbg alat pendengaran :

1. TL : DT : memantulkan, mengumpulkan, mengarahkan gelb. suara.

LT : meneruskan, menggaungkan, memperkuat gelb. suara. 2. TT : MT : baroreseptor ( dgn bergetar & bergerak ) meneruskan

impuls suara ke ossikula.

TP : meneruskan, memperkuat impuls suara dari MT ke basis stapes

( foramen ovale ) 3. TD : Transmisi : impuls suara dari basis stapes perilimfe mbr.

vestibuli

& mbr. Basilaris endolimfe organon corti.

Tranduksi : perubahan impuls suara dari bentuk energi fisik ke energi

listrik di organ corti.

Page 6: AUDIOLOGI

Catatan : Dari TL sd TD : energi suara sebag hilang akibat perpindahan

media. Mekanisme Impedance matching ( kompensasi energi

hilang ) :dgn cara : 1. Mekanisme ungkit

2. Mekanisme hidroliksuara diperbesar 20 x = 25 dB

Mekanisme ungkit :- maleus & inkus mjd satu unit, sumber ungkit pd artikulasio inkudo-malei panjang manubrium malei : krus lengan inkudis = 1,3 : 1 tekanan suara yg diterima MT diperbesar 1,3 x pd stapes

Mekanisme hidrolik : luas MT efektif : luas for ovale = 14 : 1

Page 7: AUDIOLOGI

Konduksi suara di TT dipengaruhi oleh :

- MT : utuh dan lentur

- TP : utuh dan mobilitas

- Tuba eustchii : “patensi” TEORI2 PENDENGARAN :

1. Teori Kunt : di LT suara mengalami pengerasan

2. Teori Von Bekesy : makin jauh dari axis MT (plika malearis ant-post )

kemamp. meneruskan gel. suara makin besar.

Teori pd gerak stapes : ( Von Bekesy )

Pada frek. rendah gerak stapes bertumpu pd axis dekat krus post

Pada frek. Tinggi gerak stapes bertumpu pd axis stapedis.

3.Teori Kirike : MT terlalu lebar ada efek melawan.

4. Teori pd cochlea ( Teori Helmholtz ) :

Suara dgn frek tinggi ditangkap sel2 rambut segmen putaran basal

Frek rendah pada semen lebih apikal.

Page 8: AUDIOLOGI

AUDIOLOGI Definisi : Ilmu ttg pendengaran, menyangkut evaluasi

pendengaran, rehabilitasi penderita dg problem komunikasi

sehubungan dg ggn pendengaran. Organ pendengaran : TL Aurikula, CAE TT MT, ossikula auditiva TD Cochlea Saraf : saraf tepi N VIII ( khususnya N. Cochlearis ) saraf pusat batang otak dan Hemisfer serebri ( Gyrus temporalis area 41 & 42 ) Fungsi pendengaran :

- alat komunikasi- alat proteksi- alat pendidikan- menikmati keindahan

Page 9: AUDIOLOGI

Pembagian kurang pendengaran ( KP )

1. Berdasarkan tipe / jenis ( kualitas )

a. KP tipe hantaran ( CHL )

b. KP tipe sensorineural /perseptif (SNHL)

c. KP tipe campuran ( MHL )

2. Berdasarkan derajat ( kuantitas )

a. KP / HL ringan 20 – 40 dB

b. KP / HL sedang 40 – 60 dB

c. KP / HL berat 60 – 80 dB

d. KP / HL berat sekali > 80 dB

Page 10: AUDIOLOGI

KP tipe hantaran ( CHL )Ciri / sifat CHL : 1. berderajat ringan – sedang

2. umumnya mengenai nada frek rendah.

3. dpt dikoreksi 4. dg ABD ( hearing aid ) baik

KP tipe sensorineural ( SNHL ) Berdasarkan letak lesi dibagi : a. SNHL tipe cochlear

b. SNHL tipe retro cochlearCiri / sifat SNHL : 1. derajat ringan sampai berat sekali.

2. mengenai nada tinggi 3. umumnya tdk dpt dikoreksi 4. ABD biasanya tak banyak membantu

Page 11: AUDIOLOGI

Sebab-sebab KP :A. Berdasarkan patologi :

1. congenital 4. benda asing

2. trauma 5. neoplasma3. radang 6. degenerasi

B. Berdasarkan letak lesi :1. TL CHL2. TT CHL3. TD SNHL Cochlear4. N VIII SNHL Retro Cochlear5. Tractus serebri & serebrum sentral

Page 12: AUDIOLOGI

Perlu dicurigai adanya KP pada anak / bayi bila :

- ≠ respon thd suara - ggn perkembangan bicara ( 1-2 th belum bisa bicara ).

Bentuk2 respon thd suara pada bayi/anak :1. Reflex morro2. Reflex koklea-palpebra3. Perubahan ekspresi wajah4. Perubahan sikap / gerak5. Terjaga dari “ ligt sleep “

Bayi/anak resiko tinggi KP bila ;1. Riwayat KP keluarga ( + )2. Riwayat maternal rubella ( + )3. Ada kel. Anatomi telinga, labioschizis, palatoschizis,

uvula bifida4. BBLR / prematur ( BB < 1500 gram )5. Riwayat meningitis & ensefalitis

Page 13: AUDIOLOGI

EVALUASI PENDENGARANTujuan Evaluasi :A. Normal / KPB. Bila KP a. Jenis b. Derajat c. Sebab d. Rehabilitasi : ABD / operatifJenis Pemeriksaan pendengaran :A. Tanpa alat : voice testB. Dengan alat : - Test Garputala Alat Electroacustic : Audiometer : - Pure Tone Audiometri = Aud. Nada

murni - Speech Audiometri = Aud. Nada tutur - Impedance Audiometri =

Timpanometri - Begssy Audiometri

- BERA (Brain Evoked Respon Audiometri)

- OAE ( Oto Acustic Emition )

Page 14: AUDIOLOGI

Voice test : sensasi/rangsang : suara/kata pemeriksa ( harus N ) dpt berupa bisikan, suara pelan,keras atau berteriak.

Manfaat : 1. Mengetahui KP / tdk 2. bila KP bisa juga menetapkan : a. Derajat secara kasar berdasarkan teraan b. Kemungkinan jenisnya : - CHL : ≠ bisa dengar nada rendah - SNHL : ≠ bisa dengar nada tinggi Test bisik ( populer ) :

- ruang hening minimal 6 meter- penderita tdk bisa melihat pemeriksa- test satu per satu ( sisi non test ditutup )- kata bisikan : 2 suku kata terucap pada akhir ekspirasi.- bila belum mendengar jarak didekatkan sp

mendengar/dpt menirukan. Penilaian : 6/6 ideal , 5/6 N, 4/6 KP ringan, 3-2/6 KP

sedang, 4/6 KP berat, 1/6 : KP berat, <1/6 berat

sekali.

Page 15: AUDIOLOGI

TEST GARPU TALA Sensasi : bunyi garpu tala yg di getarkan pada siku untuk mencegah

over tone 1 set Garpu tala tdd 6 buah dg frek. 128,256,512,1024,2048,4096 Hz. Frek bicara normal = 512, 1024, 2048 Hz Frek 1024 batas nada tinggi atau rendah Manfaat :

1. dpt menetapkan KP / tdk

2. bila KP dpt menetapkan jenisnya ( CHL atau SNHL ) Cara test : dasar / umum

Membandingkan AC penderita dg pemeriksa untuk bbg frek.Bisa diketahui KP/ tdk , pada frek nada tinggi / rendah atau semua

nada.Dengan cukup menggunakan satu garpu tala saja ( khusus ) frek 512

Hz Jenis test uji : Rinne, Weber, Schwabach ( utama ) , Bing, Gele

( tambahan )

Page 16: AUDIOLOGI

Test Rinne : Prinsip : membandingkan AC & BC sesisi Cara : 1. Tangkai G. Tala di proc. Mastoideus (test BC) tdk mendengar lagi

pindahkan G. Tala di depan aurikula (test AC)

2. Dibalik Evaluasi : AC = BC rinne (+) N / SNHL

AC ≤ BC rinne ( - ) CHL

Test Schwabach Prinsip membandingkan BC penderita dg pemeriksa (harus N) Cara : 1. Test BC pada penderitatdk mendengar lagi pindahkan ke test BC

pem

2. dibalik Evaluasi :1. Penderia masih dengarpemeriksa tdkschwabach

memanjangCHL

2. sebaliknya schwabach memendek SNHL

3. sama2 schwabach normal Normal

Page 17: AUDIOLOGI

Test WeberPrinsip : membedakan BC pada kedua sisi telingaCara : tangkai G. Tala ditempelkan di glabella,

bila suara G. Tala terdengar lebih keras di satu sisi ada lateralisasi.

Evaluasi :1. Tdk ada lateralisasi tajam pendengaran kedua sisi samaN,CHL,SNHL,MHL bilateral sama berat.2. arah lateralisasi adalah : - ipsilateral dgn CHL

- contralateral dgn SNHL

Page 18: AUDIOLOGI

Test Bing : Prinsip : membandingkan BC pada telinga yg terbuka dan

tertutup. Cara : lakukan test BC, telinga kmdn ditutup. Evaluasi : - pengerasan suara (+) Bing (+)N / SNHL - pengerasan suara ( - ) Bing ( - ) CHLTest Gele : Prinsip : membandingkan BC pada telinga ditutup dan ditekan. Cara : lakukan test BC pada telinga yg ditutup kmdn ditekan

tragusnya. Evaluasi :

1. Pelemahan suara pada penekanan Gelle (+) N / SNHL2. Tdk ada perubahan suara Gele ( - )

- fixasi osikuler- diskontinuitas osikuler : putusnya rangkaian tl.

Pendengaran.

Page 19: AUDIOLOGI

Test / status Normal CHL SNHL

Rinne ( + ) ( - ) ( + )

Schwabach N memanjang memendek

Weber lateralisasi ( - ) lateralisasi (+) ipsi

lateralisasi(+)kontra

Bing ( + ) mengeras ( - ) tetap ( + ) mengeras

Gelle ( + ) melemah ( - ) tetap ( - ) melemah

Page 20: AUDIOLOGI

UJI PENDENGARAN DG ALAT ELEKTROAKUSTIK

Tujuan : untuk mengetahui : 1. N / KP

2. bila KP : derajat, jenis, status lesi.

PURE TONE AUDIOMETRI = Audiometri nada murni

Instrumen : audiometri nada murni (ruang kedap suara )

Audiometri nada murni dpt memproduksi suara :

1. Intensitas : 0 – 110 dB dengan jenjang 5 dB

2. Frekuensi : 125,250,500, 1000,2000,4000,8000 HZ

Frekuensi bicara : 500,1000,2000 Hz,

Rata-rata Intensitas bicara : 40 – 50 dB

Page 21: AUDIOLOGI

Sasaran pemeriksaan adalah tresh hold ( nilai ambang ) nada murni bbg frekuensi baik mll AC maupun BC.

Nilai ambang ( NA ) = adalah intensitas terendah (dlm dB) yg masih dpt didengar pada suatu frekuensi.

Nol audiometri ( 0 dB ) : rata-rata pendengaran sejumlah besar orang dewasa muda ( 18 – 30 th ) dg tdk ada kelainan pendengaran, tanpa riwayat penyakit telinga, dan tdk baru saja mengalami demam.

Minimum audible untuk dewasa muda sehat adalah 10 -16 dyne /cm2

disebut 0 dB.

Page 22: AUDIOLOGI

Interpretasi hasil audiometri nada murni : 1. Derajat KP berdasar pada : yaitu pure tone avarage (PTA) dari AC test =

500,1000,2000 Hz . - KP ringan = 20 -40 dB - sedang = 40 – 60 dB - berat = 60 – 80 dB - sangat berat > 80 dB )

2. Macam / tipe KP dilihat dari hubungan grafik AC- BC ( AB-Gap ) : - CHL = BC < 20 dB, AC > 20 dB, AB-gap > 10-15 dB - SNHL = BC > 20 dB, AC > 20 dB, AB-gap < 10-15 dB

- MHL = BC > 20 dB, AC > 30 , AB-gap > 10-15 dB3. Pola / konfigurasi KP : dari grafik AC seluruh frekuensi : Jenis penyakit/kelainan tertentu mempunyai pola/konfigurasi :

Page 23: AUDIOLOGI

Pola/konfigurasi/grafik audiometri nada murni yg khas, misal pada :

a. P. Meniere b. Presbikusis c. Otosklerosis

>> frek rendah frek tinggi >>

d. Trauma akustik e. Neuroma akustik f. Noice induce

Frek 4000 Hz

Page 24: AUDIOLOGI

Kelemahan audiometri nada murni dibanding nada tutur :

1. Rangsang adl buatan, tdk alami, ≠ menggambarkan kead sebenarnya.

2. Kurang valid, karena faktor tehnik dan psikologik

3. Tdk dpt membedakan KP / SNHL cochlear atau retro cochlear.

Kelebihan audiometri nada murni dpt menentukan derajat KP dan pola test KP

Page 25: AUDIOLOGI

SPEECH AUDIOMETRI= Audiometri tutur Stimulus berupa, kata-kata (tutur) bisa berupa live voice atau

recorded voices. Penderita disuruh menirukan / menulis. Meliputi 2 pengukuran :

a. Sensitivitas (NA) tutur = speech reseptor treshold ( SRT) Tujuan menentukan derajat KP

Sasaran : tentukan/cari hearing level dimana penderita dpt mengulang secara

benar 50 % dr kata-kata test (SRT).b. Pemahaman tutur=speech discrimination score (SDS) Sasaran : - mencari SDS maksimal - memberi rangsang pd 1 intensitas saja ( 40 dB di atas SRT )

- mencari ada tdknya roll over fenomena untuk membedakan

Tujuan : 1. menetapkan CHL / SNHL 2. menetapkan SNHL koklear / retro koklear.

Page 26: AUDIOLOGI

Kunci Interpretasi membaca audiogram tutur :

1. SRT

2. SDS maksimal

3. Ada / tdk-nya roll over fenomen

Keterangan :

1. SRT N / KP bila KP derajat ?

2. SDS maksimal sampai 100 % Normal / CHL

tdk sp 100 % SNHL

3. Pola konfigurasi grafik : bila tdk sampai 100 % ( puncaknya ) SNHL

- roll over fenomen ( - ) SNHL koklear

- roll over fenomen ( + ) SNHL retro koklear

Page 27: AUDIOLOGI

100% A B keterangan : A = Normal

C D B = CHL

50% X C = SNHL koklear

D = SNHL retro koklear

0% X = roll over fenomen