KONTRIBUSI AUDIOLOGI DALAM PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU
Transcript of KONTRIBUSI AUDIOLOGI DALAM PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU
INDERA PENDENGARAN
• > Efektif
• Mata Lihat depan
• Hidung – Bau searah tiupan Angin
• Alat Peraba – Pengecap
Sentuhan Lain
• Telinga – Dengar Bunyi
dari – 8 Penjuru Angin
Jauh
24 Jam – Tidur?
Pendekar Buta dari Goa Hantu
• Audiologi : Cabang ilmu yang mempelajari tentang pendengaran
• Audiologis : Berkenaan dengan/secara audilogi
• Audiometri : Pengukuran untuk menentukan kualitas dan sifat-sifat pendengaran
• Audiogram : Catatan atau grafik mengenai ketajaman pendengaran seseorang melalui serangkaian tes audiobilitas (kemampuan mendengar) terhadap nada-nada.
GANGGUAN PENDENGARAN KONDUKTIF/HANTARAN
Akibat kelainan yang tejadi di telinga luar dan atau tengah.
Suara dari dunia luar tidak dapat ditransmisikan secara normal melalui liang telinga dan atau telinga tengah ke telinga dalam.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh sumbatan 0leh kotoran telinga, gendang telinga robek, infeksi di telinga tengah, kerusakan tulang pendengaran, pilek dll.
GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL/SARAF
Umumnya terjadi akibat kerusakan pada sel sel rambut di kohlea (rumah siput) sehingga gelombang suara tidak dapat diubah menjadi gelombang listrik yang diperlukan oleh saraf pendengaran.
Dapat juga akibat kerusakan langsung pada saraf pendengaran sehingga energi listrik tidak dapat disampaikan ke otak. Dapat merupakan kelainan bawaan,
GANGGUAN PENDENGARAN CAMPURAN
Merupakan jenis gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kombinasi faktor telinga tengah dan telinga dalam
KONTRIBUSI AUDIOLOGI DALAM PENDIDIK-
AN ANAK TUNARUNGU:
1. MELAKUKAN HABILITASI/REHABILITASI
(rehab : ditujukan pada seseorang yang
sebelumnya pernah mempunyai pendengaran
normal atau kemudian menjadi tuli oleh
karena suatu sebab; Habilitasi ditujukan
kepada seseorang yang sejak lahir tidak
mendengar atau kurang dengar sehingga
menghambat perkembangan bicaranya)
PENDENGARAN SECARA AUDIOLOGIK
DENGAN TEPAT DAN AKURAT YANG BISA
DIPERTANGGUNGJAWABKAN SECARA:
1). MORAL
2). ILMIAH/AKADEMIS
3). YURIDIS
YANG MENCAKUP:
1). ASESMENT AUDIOLOGIK
2). DIAGNOSIS AUDIOLOGIK
3). TREATMENT: HABILITASI/REHABILITASI;
(1). AUDIOLOGIK
(2). MEDIK DOKTER THT
4). KONSELING KEPADA KELUARGA:
PENDIDIKAN YANG TEPAT BAGI ANAK:
(1). DALAM KELUARGA
(2). SEKOLAH
2. MENJALIN KERJASAMA YANG BAIK DENGAN
LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERKAIT
DENGAN PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU
I. ASESMENT DAN DIAGNOSIS
AUDIOLOGIK
TUJUAN
• ANAK – Mengetahui Secara Awal Gangguan Pendengaran
TINDAKAN - MEDIK
- NON MEDIK
- PENGATURAN TEMPAT DUDUK
KESEMPATAN BELAJAR
ALAT :
- Suara Bisik - Nada Murni pada ruangan tenang
- Garpu Tala – Arloji
- Audiometri
TES BISIK
KEUNTUNGAN
-Praktis
-Mudah
-Murah
-Di Pedesaan
-Dipercaya
KERUGIAN /
KELEMAHAN
-Ajeg, Artikulasi Intensitas
-Kata dimengerti Anak –anak
-Ruang Harus Tenang
LATIHAN KEAJEGAN
JAM SEPI
RUANG
Tes Berbisik
Tes ini bersifat semi kuantitatif, menentukan derajatketulian secara kasar.
- dilakukan pada ruangan yang cukup tenang
- Pergunakan kata-kata yang dikenal, terdiri dari 2 suku kata
- Pemeriksa membisikkan kata-kata tersebut padaakhir ekspirasi (mengeluarkan nafas)
- Mulai pada jarak 6 meter, kemudian maju setiap 1 meter sampai terperiksa dapat mengulangi kata-kata yang diucapkan dengan benar
-Telingga yang tidak diperiksa harus ditutup./ Pemeriksaan telinga secara bergantian satu-satu
Daftar Kata – Kata Bisilabik Bahasa Indonesia
DERET I
SAPI – KARET – NASI – BATU – MINYAK – GAJAH – TIKUS –LAGU – KUDA – OBAT
DERET II
BECAK – KAPAL – BAJU – API – TOPI – MATA – GUNUNG –PANAS – BADAN – KARET
DERET III
PINTU – GULA – TOMAT – KAYU – POHON – BUMI – MEJA –SUMUR – PADI – KAPAS
Bicara pada jarak 30 inci (75cm) Gangguan pendengaran
Mengerti bisikan perlahan < 30 dB
Mengerti bisikan keras < 45 dB
Mengerti suara sedang < 60 dB
Mengerti suara keras < 70 dB
PROGRAM UKS - 1X / thn
- Kalau Perlu
- Bersamaan dengan Lain
- I, IV SD
- III SLTP, III SLTA
SEDINI MUNGKIN
Aspek PENDIDIKAN
KESEHATAN
MANFAAT:
- Pencegahan
- Mengawasi Perkembangan - Jasmani
- Mental / Jiwa
- Sosial
- Intelektual
KAPAN
Rujukan
• Gangguan Pendengaran PUSKESMAS RS TES PENDENGARAN KEADAAN THT KEADAAN SARAF [MENTAL PSIKOLOGINYA]
KLASIFIKASI DERAJAT KETULIAN
Threshold Klas Derajat
Ketulian
Threshold
Rata frek.500 -
2000 lebih
Kemampuan mengerti
Percakapan
25
40
55
70
90
A Normal - 20 dB Tidak ada keluhan
B Ringan 25 – 40 dB Kesukaran pada nada
bicara lemah
C Sedang 40 – 55 dB Kesukaran pada nada
bicara lemah
D Berat 55 – 70 dB Kesukaran pada nada
bicara keras
E Berat 70 – 90 dB Mengerti hanya teriak
F Total 90 dB- Tidak mengerti meski
diperkeras
Cara dan Tujuan Pemeriksaan
Umur Cara Pemeriksaan Tujuan Utama Pemeriksaan
0-4 bln 1. Identifikasi faktor resiko
ibu, kelainan fisik
2. Observasi
3. Otoskopi
4. Reflek moro - Neometer
1. Untuk mengetahui kelainan
congenital dan telinga
tengah
2. Sifat deteksi awal /
screening
4-24 bln 1. Follow – up faktor resiko ibu
2. Pertumbuhan, perkembanga
3. Otoskopi
4. Ewing methode
1. Tindak lanjut
2. Sifat deteksi awal / screening
2-3 thn 1. Laporan / keluhan keluarga
2. Pertumbuhan, perkembangan
bicara
3. Otoskopi
4. Play Audiometri
5. Psikologi - neurologi
1. Mengetahui tuna rungu wicara
2. Mengetahui tingkat intelegensi anak
3. Kelainan yang menyebabkan gangguan
pendengaran bicara anak
4. Pemeriksaan mengenai perkembangan
anak
5. Sifat deteksi awal diagnostik3-5 thn 1. Keluhan keluarga
2. Otoskopi
3. Play Audiometri
4. Psikologi - neurologi
5-12 thn 1. Keluhan Keluarga guru
2. Otoskopi
3. Play audioletri pure audiometri
4. tes bisik
1. Mengetahui status pendengaran anak
2. Pemeriksaan mengenai pendidikannya
3. Memikirkan aspek medis
4. Sifat diagnostik screening
12 thn - 1. Anamnese
2. kelainan fisik
3. Otoskopi
4. Audiometer
5. Suprathreeshoid
6. Speech audiometer
7. Impedansi metri
1. Diagnostik
2. mengetahui derajat jenis ketulian dan
lesinya
3. SDS –SRT
4. Penentuan aspek medis dan sosial
(operasi, APM dan sebagainya).
ANATOMI TELINGA (SISTEM PENDENGARAN PERIFER)
I. ASESMENT DAN DIAGNOSIS AUDIOLOGIK:
1.ASESMENT AUDIOLOGIK:
Proses pengumpulan data, serangkaian proses
pemeriksaan dalam bidang audiologik, sebagai dasar
untuk melakukan:
a. Diagnosis audiologik
b. Intervensi habilitasi/rehabilitasi secara
audiologik, medis maupun edukatif.
ASESMENT AUDIOLOGIK MENCAKUP:
1). Anamnesis (case history).
Interview terhadap orang tua guna mendapatkan data yang
selengkap mungkin yang berkaitan dengan ketunarunguan
anak seperti:
- Data identitas anak
- Riwayat kehamilan ibu – kehamilan beresiko tinggi
- Riwayat kelahiran anak – kelahiran beresiko tinggi.
- Silisilah keluarga, ada tidaknya yang mengalami tunarungu
sejak kecil/bayi.
- Kesehatan anak/bayi
2). OTOSCOPY/VIDEO OTOSCOPY
PROSES PEMERIKSAAN TELINGA LUAR YANG
MENCAKUP:
-RETRO AURICULA (TL MASTOID BELAKANG
DAUN TELINGA
-AURICULA (DAUN TELINGA)
-LIANG TELINGA
-MEMBRAN TIMPANI (GENDANG TELINGA)
DENGAN MENGGUNAKAN OTOSKOP ATAU
VIDEO OTOSKOP.
Video Otoscopy, untuk mengetahui ada
tidaknya:
* penyakit: radang, infeksi
* sumbatan: cerumen, benda asing
* kelainan:
- Daun telinga kecil, atau tidak ada.
- Atresia (tidak punya liang telinga,
- Mastoid cavity (liang telinga yang melebar
di bagian dalam).
- Perforasi gendang telinga.
* Perforasi membran
timpani akibat dari:
- Rudapeksa
- Otitis Media
3). TIMPANOMETRY
PROSES PEMERIKSAAN TELINGA TENGAH
DENGAN MENGGUNAKAN TIMPANOMETER, GUNA
MENGETAHUI: ADA TIDAKNYA PENYAKIT/
KELAINAN DI TELINGA TENGAH.
PENYAKIT/KELAINAN TELINGA TENGAH A.L:
* INFEKSI TELINGA TENGAH
* TUBA EUSTACHIUS MAMPET
* DISLOKASI/PUTUSNYA TULANG-TULANG PEN-
DENGARAN
* KEKAKUAN TULANG-TULANG PENDENGARAN
ATAUPUN GENDANG TELINGA.
3).Pemeriksaan timpanometry/impedansi
4). OTOACOUSTIC EMISSION (OAE)
ADALAH PEMERIKSAAN FUNGSI
COCHLEA (RUMAH SIPUT).
BAIK ATAU ADA KERUSAKAN
(NORMAL ATAU TIDAK).
5). AUDIOMETRY/PLAY AUDIOMETRY:
GUNA MENGETAHUI KARAKTERISTIK
PENDENGARAN ANAK:
A. TINGKAT GANGGUAN PENDENGARAN
ANAK:
a. KURANG DENGAR:
- RINGAN
- SEDANG
- BERAT
b. TULI
B. KONFIGURASI AMBANG PENDENGAR-
AN:
a. FLAT/DATAR
b. SLOPING/MENURUN.
c. REVERSE SLOP/MENAIK
d. BENTUK PALUNG
e. BENTUK BUKIT
C.UCL = UNCONFORTABLE LEVEL
DAYA TAHAN TELINGA TERHADAP SUA-
RA YANG PALING KERAS.
D. AREA PENDENGARAN ANAK
E. JENIS GANGGUAN PENDENGARAN ANAK:
a. KONDUKTIF
b. SYARAF
c. CAMPUR
5). PLAY AUDIOMETRY UTK ANAK KECIL
Kurang dengar sedang konduktif
U U UU
Ambang
Dengar AC
UCL
Area
pendengaran
U U UU
Kurang dengar sedang Sensorineural
< < < <
6). BERA (BRAINSTEM EVOKED RESPONS
AUDIOMETRY) BAGI:
A. ANAK YANG BELUM DAPAT DILAKU-
KAN AUDIOMETRY/PLAY AUDIOME-
TRY
B. MEMANG MEMERLUKAN.
6). Pemeriksaan BERA
7). FREE FIELD TEST (FFT) ATAU VISUAL
REINFORCEMENT AUDIOMETRY (VRA).
SEBAGAI PELENGKAP BERA.
7). Pemeriksaan Visual Reinforcement Audiometry (VRA)
Sebagai pelengkap BERA
2. DIAGNOSIS AUDIOLOGIK:
DARI KESELURUHAN PROSES ASES-
MENT DIAMBIL SUATU KESIMPULAN/DIAGNOSIS
MASALAH PENDENGARAN ANAK:
1). ADA TIDAKNYA PENYAKIT/KELAINAN TELINGA
YANG MEMERLUKAN TINDAKAN MEDIS.
2). KARAKTER PENDENGARAN/GANGGUAN PENDE-
NGARAN ANAK:
A. TINGKAT GANGGUAN PENDENGARAN ANAK.
B. KONFIGURASI AUDIOGRAM ANAK
C. AREA PENDENGARAN ANAK
D. JENIS GANGGUAN PENDENGARAN ANAK.
YANG SEMUA INI PENTING UNTUK MENENTU-
KAN:
1). BISA ATAU BOLEH TIDAKNYA ANAK DIPASANG
ABD.
2). BILA BISA DIPASANG ABD:
A. ABD MACAM APA YANG COCOK.
B. MODEL DAN TIPE EARMOULD (CETAKAN
TELINGA) YANG COCOK.
3). MODEL PENDIDIKAN YANG TEPAT BAGI ANAK.
II. TREATMENT/HABILITASI
REHABILITASI PENDENGARAN
SECARA AUDIOLOGIK
II. TREATMENT/HABILITASI REHABILITASI
PENDENGARAN:
1. TINDAKAN MEDIS OLEH DOKTER THT
BAGI YANG PERLU.
2. PEMASANGAN ALAT AMPLIFIKASI:
1). PEMASANGAN ABD DAN AKSESORI
BILA DIPERLUKAN.
2). PEMASANGAN COCHLEAR INPLANT
BAGI YANG PERLU, MAU DAN
MAMPU OLEH TIM MEDIS.
3. KONSELING BAGI ORANG TUA/WALI/
PENGASUH ANAK TENTANG:
1). PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI ANAK DALAM KELUARGA-
POLA ASUH/DIDIK DALAM KELUARGA.
2). PENDIDIKAN YANG TEPAT.
1). Pemasangan
Alat Bantu Dengar
Konseling terhadap orang tua tentang
penggunaan dan perawatan Alat Bantu Dengar
1) Pemasangan &
Penggunaan FM sistem
Pemasangan/penambahan EXTERNAL MIKROFON
Pada Alat Bantu Dengar model Pocket sangat efektif
untuk melatih bicara anak. HEMAT & PRAKTIS.
2. Pemasangan cochlear inplant
oleh team medis bagi yang perlu,
mau dan mampu.
Cochlear Implant:
Komponen luar dan komponen dalam yang ditanam
(dikutip dari Gelfand hal. 477)
Cochlear Implant dg Speech Processor model pocket
dari Clarion terdiri atas:
1. Speech Processor (pocket) berisi microphone &
transmitter luar (bawah)
2. Stimulator elektrik & elekrode (kiri)
Cochlear Implant dg Speech Processor model Belakang Telinga (BTE),
terdiri atas:
1. Speech processor model BTE dg microphone & coil transmitter luar (kanan)
2. Stimulator elektrik dan elektrode yang ditanam (kiri)
-(dikutip dari Gelfand hal. 478)
Elektrode MULTICHANNEL Cochlear Implant
Yang dimasukkan ke dalam cochlea (rumah siput)
(dikutip dari Gelfand hal. 478)
3. EVALUASI PEMASANGAN ALAT
AMPLIFIKASI A.L DENGAN:
1). UNAIDED DAN AIDED AUDIOMETRY
TES AUDIOMETRY KETIKA ANAK
TIDAK PAKAI DAN PAKAI ABD.
2). TES PERCAKAPAN: BAGI YANG SUDAH
MEMUNGKINKAN.
3. EVALUASI PEMASANGAN ALAT BANTU DENGAR:
1). Dengan unaided & aided audiometry.
Tes audiometry anak TANPA dan DENGAN
MEMAKAI ABD.
O O
OO
s ss
ss
Unaided
audiogram
Aided
audiogram
HASIL TES UNAIDED DAN AIDED AUDIOMETRY INI
PENTING BAGI:
1). AUDIOLOGIST/FITTER ABD UNTUK EVALUASI
KEAKURATAN FIITING DAN MEMAKSIMAL-
KAN FUNGSI PENDENGARAN ANAK.
2). ORANG TUA
3). PENDIDIK/GURU GUNA MENGOPTIMALKAN
FUNGSI PENDENGARAN ANAK DALAM
KESELURUHAN KBM KHUSUSNYA BPBI DAN
BINA WICARA
Konseling tentang pola asuh dan pola didik Anak Tunarungu
dalam keluarga pasca pemasangan Alat Bantu Dengar