AUDIO VIDEO EDISI 16

66
Skullcandy Mix Master EDISI 16 / THN. III / 2013 EDISI 16 / THN. III / 2013 Cara Memilih Headphone 4 Produk Headphone TIPS & TRICKS INFO PRODUCT www.audiovideo-indonesia.com Superlux HD661 Turtlen Beach M5 Focal Spirit One Beyerdynamic Dt 770 HI END : Accuphase Merek High End Legendaris Pulau Jawa : Rp 30.000 Luar Pulau Jawa : Rp 32.000 EDISI 16 / THN. III / 2013 TEKNOLOGI HEADPHONE TATA SUARA PERSONAL ALA BIOSKOP Beyerdynamic T1 HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENT M ME E E E E E E EN N N N N N NT R R R R R R R R R R R RO O O O O O O O O O O ON N N N N N N N NI I I I I I I C C C C C C E E E E E E E EN N N N N N N N N NT T T T T T T T T T E E E E E H H HO O O O O O O O O O O O OM M M M M ME E TEST Paradigm Studio 60 Graham Slee Solo Beyerdynamic T1 NOSTALGIA HI END Kuatnya Quad Euforia di Danumuri Kombinasi dua Tradisi Sigesit yang Natural NEW PRODUCT dr Beats Mixr Red Turtle Beach M1 Headphone PSB M4U2

description

HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENT

Transcript of AUDIO VIDEO EDISI 16

Skullcandy Mix Master

EDISI 16 / THN. III / 2013

EDISI 16 / TH

N. III / 2013

Cara Memilih Headphone 4 Produk HeadphoneTIPS & TRICKS INFO PRODUCT

www.audiovideo-indonesia.com

Superlux HD661 Turtlen Beach M5Focal Spirit One Beyerdynamic Dt 770

HI END : Accuphase Merek High End Legendaris Pulau Jawa : Rp 30.000Luar Pulau Jawa : Rp 32.000

EDISI 16 / THN. III / 2013

TEKNOLOGI HEADPHONE TATA SUARA PERSONAL ALA BIOSKOP

Beyerdynamic T1

HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENTMMEEEEEEEENNNNNNNTRRRRRRRRRRRROOOOOOOOOOOONNNNNNNNNIIIIIIICCCCCC EEEEEEEENNNNNNNNNNTTTTTTTTTTEEEEEHHHOOOOOOOOOOOOOMMMMMMEE

TESTParadigm Studio 60Graham Slee SoloBeyerdynamic T1NOSTALGIA HI ENDKuatnya QuadEuforia di DanumuriKombinasi dua TradisiSigesit yang NaturalNEW PRODUCTdr Beats Mixr RedTurtle Beach M1Headphone PSB M4U2

HAL 1_COVER AUDIO VIDEO 16.indd 1 5/2/2013 9:17:33 AM

HAL 2_IKLAN AUDIOLAB.indd 1 4/30/2013 1:44:17 PM

Untitled-1 1 10/16/2008 12:30:09 AM

4 audio Edisi 16/2013video

Tjandra Ghozalli

Budi Santoso

David Susilo, Doharto Simatupang

Dita Nursari

Sie Kek Chung, Malion, Didik.Wa, Boyke,

Herwin, Tony Susanto, Wiyono.

Cecep

A. Aziz

Telp: 08161131936 / 021-33066836

Email: [email protected]

Ridwan Candra

A. Riff Syarifudin, Fajar Sutrisno

Jl. Pulo Buaran III F5 BPSP-Kawasan

Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930

Telp: (021) 4619502

Fax: (021) 46826450

PT Audiomedia Nusantara Raya

Mario Alisjahbana

Milyanti Yani

Lukmanul Hakim Adham

Pemimpin Umum

Pemimpin Redaksi

Redaksi

Sekretaris Redaksi

Kontributor

Grafi s

Manajer Iklan

Pimpinan HRD dan Keuangan

Fotografer

Alamat Redaksi

Penerbit

Pres Dir

Pres Kom

Komisaris

Group Media

Ir. Tjandra GhozalliPemimpin Umum

BACAGRATIS

Majalah Audio Video on line & on time

dapat dibaca gratis (free) melalui :

Atau melalui SCOOP.Compatible dengan iPad, Galaxy, laptop,

tablet dan PC.

www.audiovideo-indonesia.com

Ir Tjandra Ghozalli

Dikarenakan jarak antara driver transducer head-phone ke gendang telinga jauh lebih dekat dari transducer loudspeaker, maka seyogyanya re-produksi suara headphone lebih murni dari pada

reproduksi suara loudspeaker. Tetapi mengapa para pengge-mar audio umumnya lebih memilih loudspeaker katimbang headphone? Ya tentunya ada beberapa alasan seperti daun kuping yang memanas dan pegal akibat himpitan rumah headphone. Belum lagi bayangan stereo dari headphone bu-kan terletak di depan pendengar tetapi berada di atas kepala pendengarnya. Tetapi baru baru ini ada penemuan baru di bidang headphone yang dinamakan Dolby Amos. Konon

bung David S yang juga menjadi kontributor Audio Video Magz dan tinggal di Kanada mengalami sendiri sensasi Dolby Amos ke-tika CES 2013 berlangsung Januari silam. Menurut laporan bung David, kualitas suara Dolby Amos sangat nyata. Kalau di depan ya suaranya datang dari depan – kalau di belakang yang suaranya terasa dari belakang! Padahal, lanjut bung David, kami memakai headphone beragam merek yang terhubung ke processor Amos. Kembali ke thema kita kali ini – mungkin saja reproduksi suara headphone lebih baik lagi. Apabila processor Dolby Amos di-pakai untuk tata suara Stereo (2 kanal) dengan komposisi pemain musik berjajar di depan pendengarnya, bukan di atas kepala sampai menginjak kepala pendengar (kurang ajar skali).

DILEMA HEADPHONE

HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENT

HAL 4_SALAM KAMI.indd 4 4/30/2013 1:48:20 PM

5 audio Edisi 14/2013video

32 TEST Beyerdynamic T1, Paradigm Studio 60, Graham Slee Solo,

38 HIEND Accuphase Merek High End Legendaris

42 NOSTALGIA HIEND 1 Kuatnya Quad

46 NOSTALGIA HIEND 2 Euforia di Danumuri

49 HIEND Westone

50 NOSTALGIA HIEND 3 Kombinasi Dua Tradisi

54 NOSTALGIA HIEND 4 Sigesit yang Natural

56 TIPS &TRICKS Cara Memilih Headphone

60 VISIT 1 Bazar Piringan Hitam di Kemang

62 VISIT 2 Duta Produk Changhong Bagi Tau k Hidayat

63 REVIEW CD Alicia Keys On Fire, Sirkus Barock, Imagine Dragon, josh Groban, Fajar Adi Nugroho, Bon Jovi

6 NEW PRODUCT dr Beats Mixr Red, Turtle Beach M1, Headphone PSB M4U 2,

7 PRODUCT INFO Califone 2810-T1, Kidz Gear, Kidz Gear Wired , iHip DCF2400SU

8 THEME Teknologi Headphone Tata Suara Personal ala Bioskop

12 REVIEW Focal Spirit One, Skullcandy Mix Master, Beyerdynamic DT 770, Superlux HD 661, Creative Sound Blaster recon 3D, Turtle Beach Earforce M5, Dolby Headphone & DTS Headphone : X, Sony BDP 5100, Pre-amp UMC200 Emotiva,

46

50

54

contents

5 audio Edisi 16/2013video

42

HAL 7_DAFTAR ISI.indd 5 5/2/2013 9:10:41 AM

6 audio Edisi 16/2013video

PENULISBudi Santoso

NEW

PROD

UCT Ini adalah headphone High Defi nition karya

Dre Beats - kombinasi serasi antara gaya mutakhir dan keseriusan kualitas suara Cocok untuk DJ, Memenangkan piala Grammy – dikembangkan bersama DJ David Guetta. Diperuntukkan pemaka-ian untuk studio yang dilengkapi dengan kabel.a

Headphone dr Beats Mixr Red

PSB merupakan sebuah perusahaan yang diakui secara internasional untuk keunggu-lan dalam desain loudspeaker, kini dengan bangga memperkenalkan ‘M4U 2’ (Music For You) pertama yang dikemas dalam model headphone.M4U 2 didukung oleh fi tur ‘Active Noise Cancelling’, sebagai puncak dari riset yang dipimpin oleh bos PSB, Paul Barton, di La-boratorium Akustik di Dewan Riset Nasional Kanada. Kombinasi ini memungkinkan Anda untuk menikmati musik di tempat-tempat ter-tentu , dimana headphone hi-fi konvensional tidak mungkin seperti M4U 2. Ketika Anda sedang mendengarkan melalui sepasang headphone PSB ini, Anda tidak akan ter-ganggu oleh apa yang terjadi di sekitar Anda serta tidak akan mengganggu orang lain.a

M1 merupakan jenia earphone besutan Turtle Beach yang dirancang khusus bagi para gamers dengan fi tur peredam noise yang mampu suara luar dan co-cok untuk meningkatkan stabilitas dan kenyamanan. Earbud ini menampilkan kinerja tinggi, karene didu-kung oleh driver 10 mm dengan magnet neodym-ium, M1 memberikan rentang audio yang dinamis dengan respon bass yang dalam dan kualitas suara yang superior. M1 ini juga didukung oleh mic in-line dengan kontrol panggilan dalam desain yang ramp-ing dan kompak untuk panggilan hands-free dan komunikasi yang jernih. Jenis kabel kepang tahan lama mencegah kekusutan, sementara konektor 3.5 mm berlapis emas kompatibel dengan kebanyakan ponsel dan tablet, termasuk Apple, Android serta perangkat game portabel, seperti Nintendo 3DS ™ dan Sony Playstation Vita ®.a

Turtle Beach M1 Headphone PSB M4U 2

6 audio Edisi 16/2013video

Tipe Headphone : On Ear (Supra aural)• Interface : 1/8” mini.•

NEW PRODUCT_BUDI.indd 6 4/30/2013 5:28:49 PM

7 audio Edisi 16/2013video

PENULIS

Califone 2810-T1Headphone anak anak bermotif harimau dirilis oleh Califone 2810-T1.Headphone ini ber-bobot ringan, tidak membebani kepala si kecil, kabelnya kuat ditarik tarik tak akan lepas.

Each • Playful tiger motif • is ideal for story-time, library and computer uses Volume control for • individual prefer-ences

Data selanjutnya:

Durable ABS plastic • earcups withstand daily use Rugged, adjustable • headband is comfort-able for extended

Superman’s Logo • High Quality • Noise Reducing • Over Ear Disgn•

Data selanjutnya:

100% Satisfaction • Guaranteed - Lifetime Limited Warranty WORKS WITH iPad, • iPod and iPhone and many many other audio devices Custom designed fi t • for children 2 yrs. and older - Light weight and comfortable

Data selanjutnya:

Now available in fi ve NEW • COLORS - Pink, Orange, Blue, Green and Purple! FREE KidzControl Volume • Limit Cable to limit audio volume to approximately 80% (~ 20dB lower) of origi-nal maximum volume

Juga headphone buat buah hati anda. Berat-nya ringan, warnanya cerah, tidak mengandung material berbahaya kalau tergigit.

Kidz Gear

100% Satisfac-• tion Guaranteed - Lifetime Limited Warranty WORKS WITH • iPad, iPod and iPhone and many many other audio devices Custom designed • fi t for children 2 yrs. and older

Data selanjutnya:

- Light weight and comfortable Now available in fi ve • NEW COLORS - Pink, Orange, Blue, Green and Purple! FREE KidzControl • Volume Limit Cable to limit audio volume to approximately 80% (~ 20dB lower) of original maximum volume

Headphone berkabel yang asyik dipakai untuk main game atau main organ di malam hari. Kabel tak mudah putus.

Kidz Gear Wired

Headphone dengan gaya Superman cocok untuk anak lelaki.

iHip DCF2400SU

HAL 7_PRODUCT INFO.indd 7 4/30/2013 1:54:08 PM

8 audio Edisi 16/2013video

THEM

APENULISBudi Santoso

Perkembangan teknologi headphone memang tidak lepas dari kebutuhan perangkat audio yang ada sampai saat ini, walau dari fungsinya sendiri memang tidak lepas dari cara menikmati suara yang ditujukan bagi reproduksi suara yang “egois”

Sejarah membuktikan kalau perang-kat yang disebut headphone ternyata memiliki perjalanan panjang yang

awalnya hanya digunakan oleh kalangan

Perkembangan teknologi headphone memang tidak lepas dari kebutuhan perangkat audio yang ada sampai saat ini, walau dari

TEKNOLOGI HEADPHONETATA SUARA PERSONAL ALA BIOSKOP

tertentu, termasuk untuk kebutuhan broad-cast maupun militer. Kini headphone sudah menjadi salah satu piranti yang menunjang gaya hidup, yang dapat dimanfaatkan dalam

THEMA_BUDI_Teknologi Headphone.indd 8 4/30/2013 1:55:30 PM

9 audio Edisi 16/2013video

headphone dengan koneksi nirkabel untuk memberikan pengguna kebebasan berg-erak dengan meng-hilangkan kabel dan kawat.

Teknik untuk transmisi sinyal dari perangkat headphone telah bervariasi sejak mereka diperke-nalkan. Ada dua kelompok utama headphone nirkabel: frekuensi radio (RF) dan Bluetooth.

Headphone RF menggunakan sinyal radio dan lebih kuat, dengan mengguna-kan frekuensi FM dari-pada digital, sehingga mereka bekerja seperti radio. Headphone Bluetooth menggunakan sinyal radio daya rendah dan digital mengirimkan suara.

Jenis lain, headphone inframerah, menggunakan sinar inframerah untuk mengirimkan suara dari unit dasar ke headphone, bekerja dengan cara yang sama sebagai remote control dan TV. Rentang terbatas 7m, dan Anda harus memiliki jelas line-of-sight antara pemancar dan headphone.

RF telah menjadi metode yang disukai transportasi komunikasi nirkabel untuk waktu yang lama.

berbagai keperluan untuk sarana hiburan.Pada awalnya headphone tradisional se-

lalu ditambatkan dengan perangkat kabel se-bagai media penyalur sinyal audio, layaknya loudspeaker. Kini, banyak dijumpai jenis

THEMA_BUDI_Teknologi Headphone.indd 9 4/30/2013 1:55:37 PM

10 audio Edisi 16/2013video

THEM

APENULISBudi Santoso

Sinyal RF bekerja sebagai gelombang elek-tronik tak terlihat, yang mengirimkan melalui udara ke lokasi yang berbeda pada kecepatan cepat.

Panjang gelombang dari sinyal elektromag-netik sebanding dengan frekuensi, sehingga semakin tinggi freku-ensi yang lebih pendek panjang gelombang. Headphone nirkabel RF biasanya beroperasi di band 800-900MHz tapi akhirnya akan pindah ke frekuensi yang lebih tinggi seperti 2.4GHz dan 5.8GHz. Sinyal-sinyal memerlukan dua kom-ponen - pemancar untuk mengubah suara menjadi sinyal elektromagnetik ke salah satu host tunggal atau ganda, dan penerima untuk membaca sinyal elektromagnetik dan menerjemahkannya men-jadi suara. Pemancar me-mungkinkan komunikasi yang akan dikirim antara jarak yang bervariasi. Kisaran diperlukan untuk headphone biasanya men-jaga jarak 100-300 meter dari pemancar.

NOISE-CANCELLING DESIGN

Teknologi headphone dengan konsep Noise-Canceling bukan hanya menerapkan jenis head-phone yang memiliki

hambatan suara fi sik yang baik. Teknologi ini mengguna-kan kontrol suara aktif bertu-juan untuk menghapus atau mengeliminir suara yang tidak diinginkan sebelum menca-pai telinga. Headphone yang menggunakan noise-canceling biasanya digunakan dalam penerbangan agar mampu me-nyaring deru mesin pesawat.

Pada jenis headphone tra-disional, biasanya berisi sepa-sang speaker kecil, sedangkan headphone noise-cancelling, bagaimanapun, memerlukan teknologi yang lebih rumit. Untuk menghilangkan kebis-ingan yang masuk, headphone perlu mengidentifi kasi dan mengevaluasi soundwaves. Proses ini melibatkan peran mikrofon dalam atau di luar “mangkok” telinga - biasanya mikrofon di dalam mangkok telinga tampil lebih baik, kar-ena gelombang suara langsung dirasakan oleh pendengar.

Suara yang dikumpulkan akan dikirim ke sebuah papan sirkuit pada headphone yang kemudian di analisis dan seketika merumuskan gelom-bang lawan.

Gelombang suara Can-celling biasanya dirilis dari driver sekunder, yaitu speaker terpisah yang berfungsi menyadap dan membatalkan kebisingan suara yang masuk. Perubahan aliran suara yang masuk kemudian dimonitor dan membatalkan gelombang suara yang tidak diperlukan, sehingga diperoleh suara se-suai yang dihasilkan.a

THEMA_BUDI_Teknologi Headphone.indd 10 4/30/2013 1:55:48 PM

11 audio Edisi 16/2013video

CONTRIBUTORS

ALVON YULIUS “Founder dari Jaben Indonesia yang juga seorang penggemar berat audio, mulai dari audio mobil, audio rumah, sampai portable

audio. Sudah menggeluti dunia headphones sejak 2009 dan sangat bersemangat untuk mengenalkan dunia headphones ke publik.”

DAVID SUSILODavid Susilo mulai menyukai audio (dan video) sejak sekolah SMP di Jakarta. Suka diantar kakeknya berbelanja di Exotic Hi-Fi Center, Glodok Plaza untuk

membeli perangkat surround buatan SHM Project. Karena harganya relatip terjangkau dan kualitasnya bagus maka David kecil minta diantar terus sang kakek berbelanja perangkat SHM Project mulai Novar, Exciter, Dynax, Paragon, Sonar, dan sebagainya. Selepas SMA, David melanjutkan kuliahnya di Universitas Kanada hingga meraih gelar “tukang insinyur”. Hingga kini David memegang sejumlah lisensi seperti THX, CEDIA, ISF, CEA, HAA, dan Control 4. Selain menjadi kontributor di majalah Audio Video, David juga menulis di sejumlah majalah audio dan sci-ence luar negeri. Di milis [email protected], David menjadi “kamus milis” tempat member bertanya.

WISNU WIJAYAWisnu Wijaya adalah “orang lama”, Wisnu mulai berkiprah di majalah Audio Video sejak tahun 1995 menjadi kontributor tetap mengisi

rubrik car audio. Ketika majalah Audio Mobil terbit di tahun 2001 maka Wisnu menjadi staf khusus yang membedah tata suara mobil dan berlanjut menjadi kepala labs Audio Mobil di kantor redaksi, Pulo Gadung. Jadi bagi Wisnu audio adalah “isteri kedua” yang terus ditekuni secara serius hingga kini. Wisnu juga “orang lama” di dunia audio high end dan home theater.

ANDREE STROOAndree seorang pemerhati musik dan band. Coba sebut nama band yang anda ketahui? Pasti Andree lebih tahu lagi. Saking luasnya pengetahuan Andree sehingga dia menjadi

tumpuan bagi para anak band untuk menunjuk-kan hasil karyanya. Kalau Andree bilang “laku di jual” maka sang calon artis kegirangan setengah mati dan mengacu dengan pendapat Andree maka produser lagu Indonesia biasanya “mem-beli” karya si anak band. Di samping menjadi kontributor, Andree juga menjabat Redaksi Pelaksana majalah Audio Pro. Selain menulis juga sebagai seoarang musisi dan DJ.

FAJAR ARIANTOFajar adalah pakar synthesizer (keyboard). Beragam synthesiz-er mulai dari yang paling seder-hana hingga paling canggih pernah dibedah dalam bentuk Review Product. Saat ini Fajar

menjabat sebagai Pemimpin Redaksi majalah Audio Pro. Telinganya yang peka sangat mem-bantunya menata rekaman. Dengan pendidikan S2 nya Fajar dengan mudah melahap setiap text book yang berkenaan dengan studio dan key-board.

SEAN PURNAWANSean dikenal sebagai pemer-hati turntable. Di rumahnya ada sejumlah turntable lawas dan baru. Sean juga kolektor piringan hitam.Pria yang lahir di Purwokerto dan sarjana ekonomi jurusan

akutansi STIE YKPN, Yogya kini menekuni bisnis pabrik meubel untuk domestik dan eksport. Selain itu Sean aktif membahas masalah audio di milis [email protected].

HAL 11_CONTIBUTOR.indd 11 4/30/2013 3:26:36 PM

12 audio Edisi 16/2013video

FOCAL SPIRIT ONESekarang hampir semua gadget sudah disertai oleh sebuah earphone untuk mendengarkan suara dengan lebih baik, tapi bagi yang memikirkan kualitas, apalagi yang sudah terbiasa dengan audio kelas hi-end, pasti dirasakan jauh dari cukup. Headphone dengan kualitas hi-end menjadi jawaban untuk kebutuhan tersebut.

Siapa yang tidak kenal merek Focal? Para pecinta audio pasti sudah sangat familiar dengan speaker yang berkelas

hi-end itu. Bukan hanya untuk konsumsi rumah di mana banyak juga pembuat speaker hi-end mengaplikasikan driver berlabel Fo-

REVI

EWPENULIS

Wisnu Wijaya

REVIEW WISNU & DAVID.indd 12 4/30/2013 1:58:32 PM

13 audio Edisi 16/2013video

cal untuk produknya. Di dunia car audio, Focal banyak ditemuai, bahkan di Indonesia

Focal sudah menjadi oem salah satu mobil branded kelas premium.

Kali ini Audio Video mengu-las salah satu produk turunan dari speaker Focal yaitu headphonenya. Tipe “Spirit One” merupakan produk headphone pertama yang diciptakan oleh FOCAL. Jenisnya adalah fullsize

closed headphone, sebuah headphone yang ukurannya besar yang menutup se-luruh telinga penggunanya. Penampilan-nya sekilas saja sudah terlihat mewah, apalagi jika diperhatikan dan terlihat merek “Focal” yang menandakan

headphone ini bukan headphone semba-rangan.Dikemas dalam sebuah hardcase hitam,

lengkap dengan sebuah kantung katun untuk menyimpan berbagai aksesoris pendukung. Terbuat dari kombinasi casing dan tulang metal, Spirit One terasa kokoh namun fl ek-sibel. Untuk warna, saat ini terdapat pilihan warna putih dan hitam. Posisi speaker-nya bisa diatur naik turun dan sudut kemiringannya bisa diputar. Lengkun-gan rangkanya terasa pas di kepala, tidak terlalu kendur dan tidak terlalu kencang. Sehingga nya-man dipakai dalam waktu lama, bantalan empuk pas diposisi ubun – ubun, tidak membuat kepala penat. Bantalan antara speaker dengan telinga, menggunakan bahan khusus yang sangat lunak, tidak panas dan mirip kulit. Ketika kita pakai headphone ini, bantalan akan menutup

daun telinga dengan rapat. Bahan busanya yang lunak, mampu mengikuti lekukan daun telinga. Dengan bahan pembungkus yang mirip kulit, membuat kita nyaman sekali sekaligus kedap. Kuping tidak terasa panas atau pegal bila menggunakan headphone ini dalam waktu lama.

Kabel konektor bisa dilepas dari headphone, de-ngan format jack 3,5mm. Kabelnya sendiri terbungkus lapisan polyester dan dilengkapi dengan microphone dan remote control. Jadi Spirit One selain berfungsi sebagai headphone, juga bisa bekerja sebagai handsfree khusus untuk iPhone. Ujung jack konektor, disediakan dua macam adaptor gold plated. Yang pertama adalah adaptor untuk menjadi jack ukuran besar, kedua adalah adaptor untuk menjadi dual jack, untuk penggunaan di pesawat.

Tak puas tentunya kalau kami tidak mencobanya. Kami menggunakan tiga macam sumber, yaitu iPod 4, Blackberry Armstrong, dan Samsung Galaxy Tab 2 7.0Hasil suara yang dihasilkan terbilang high qual-ity sound. Karakter ala Eropa yang khas dengan detail halus, rapih, dan spectral balance yang fl at, bisa anda dapatkan. Suara treble keluar secara proporsional dan bersih. Vokal sang penyanyi pun bisa jelas dan tegas

REVIEW WISNU & DAVID.indd 13 4/30/2013 1:58:34 PM

14 audio Edisi 16/2013video

Mensiasatinya sebenarnya mudah saja, kecil-kan volume speaker monitor anda, matikan amplifi ernya, baru cabut jack gitarnya. Hal yang sama pun terjadi pada Spirit One. Sebelum mencabut atau memasukkan jack dari sumber audio, anda harus mematikan dulu sumber audionya (aplikasinya), baru cabut atau masukkan jack nya. karena bila tidak, dapat merusak speaker Spirit One.

Untuk kualitas suara, anda bisa acungkan jempol buat FOCAL. Nuansanya berbeda sekali bila dibandingkan dengan headphone lain yang walaupun harganya setara. Banyak

REVI

EWPENULIS

Wisnu Wijaya

terdengar kata tiap kata, tanpa blur. Sedang-kan untuk suara bass, anda akan merasakan sesuatu yang istimewa dari speaker berdiam-eter 40mm ini…awalnya kita merasa bahwa suara bass nya agak di boost sedikit. Tetapi setelah beberapa kali di dengar, ternyata suara bass nya bukan di boost, melainkan rendah hingga subsonic range. Jadi suara bass rendah yang biasanya tidak kita dengar di system audio biasa, di Spirit One ini bisa kita dengar kehadirannya. Memang secara spesifi kasi tanggapan frekuensi, headphone FOCAL yang satu ini sangat istimewa, ka-rena suara rendahnya bisa mulai dari 6 Hertz hingga 22.000 Hertz. Dengan desain speaker mylar-titanium yang unik ini, mampu mem-beri nilai tambah terhadap performa suara, tetapi dilain sisi, bisa menjadi kelemahan. Karena kemampuan suara bass nya yang ekstra rendah, membuat speakernya rentan terhadap short circuit. Kalau anda seorang pemain gitar lis-trik, ketika speaker monitor anda ON dengan volume tinggi, kemudian secara tiba – tiba anda cabut jack kabel di gitar, maka monitor anda akan langsung berbunyi GRUDUKK dengan keras. Ini bisa merusak speaker monitor.

Aluminum structure, ultra-light and sturdy

19/16” [40mm] diaphragm, mylar/titanium dome

OFC detachable cable, anti-winding cord

Adjustable headband

Articulated earphones

Remote control to manage calls and Apple player

REVIEW WISNU & DAVID.indd 14 4/30/2013 1:58:37 PM

15 audio Edisi 16/2013video

SPESIFIKASI

Headphone type : Circumaural, closed-back headphones• Impedance : 32 Ohms• Sensitivity : 104dB SPL / 1mW @ 1kHz• THD • Frequency response : 6Hz - 22kHz• Driver : 40mm (19/16“) Mylar/Titanium• Net weight : 0.5lb (225g)• Cord length : 3.94ft (1.2m)• Type : Hi-Fi headphones•

detail yang tidak pernah anda dengar, bisa anda dengar sekarang melalui Spirit One. Headphone ini berkonstruksi Closed Back, atau tertutup. Keuntungannya adalah anda bisa menggunakannya dimana saja, bahkan di tempat ramai sekalipun, langsung senyap ketika Spirit One nempel di telinga anda, padahal tidak ada Noise Cancelator.

Kesimpulannya adalah, konstruksi dan materialnya sangat istimewa, bisa dipakai dalam waktu lama tanpa jenuh, kedap suaranya handal, bass nya istimewa, tonal balance jempolan dan modelnya high class.

Tapi hati – hati dalam pemakaian, harus disiplin dan tidak boleh kasar, karena speakernya bisa rusak bila anda tidak perhatikan cara connect/disconnect-nya. Layak dibeli? Bila anda pencinta SQ, maka FOCAL Spirit One adalah salah satu alternative terbaik un-tuk anda masuk lebih dalam, mengalami defi nisi dari sebuah kata “detail”. Tidak heran bila di Eropa, FO-CAL Spirit One menyandang gelar sebagai headphone terbaik 2012 – 2013 versi EISA Award.a

REVIEW WISNU & DAVID.indd 15 4/30/2013 1:58:39 PM

16 audio Edisi 16/2013video

REVI

EWPENULISDavid Susilo HEADPHONE SKULLCANDY

MIX MASTERSehubungan dengan rilisan banyak headphone over the ear dikisaran harga US$350, Skullcandy juga ikut-ikutan merilis headphone seri Mix Master yang menurut Skullcandy di-design untuk ber-DJ dan membuat studio master.

Kebenaran cerita itu tentu sudah membuat saya ragu. Merek yang tidak dikenal identik dengan dunia

high-end audio dan tidak punya latar bela-kang engineering audio koq bisa-bisanya mendesign headphone untuk ber-DJ serta membuat studio master... dua hal yang tidak berhubungan karena studio monitor harus memiliki suara yang netral sedang-kan untuk DJ harus memiliki suara yang berat di bass dan treble. Lepas dari benar tidaknya cerita itu, terus terang penampi-lan headphone ini cukup mengesankan. Bahan yang digunakan untuk konstruksi headphone ini adalah plastik komposit berkualitas tinggi dengan mang-kuk telinga (earphone cup) yang berbahan lembut yang juga ber-fungsi sebagai isolasi suara (pasif, tentunya) sehingga pengguna bisa berkonsentrasi mendengarkan lagu tanpa terganggu suara dari luar. Di dalam kemasan, tersedia kabel keriwil (coiled) 1.8m dengan colokan 3.5mm dengan adapter colokan 1/4-inci (6.3mm). Kabel headphone bisa dicabut total sehingga bila terjadi kerusakan kabel, kita hanya perlu mengganti kabelnya saja. Tersedia pula carrying-case untuk menyimpan headphone. Meskipun harganya US$350 di Canada har-ganya menjulang menjadi sekitar US$400. bagaimanapun juga, kalau melihat tampilan luarnya, harganya tidak terlalu gila. Tentu lagi-lagi tergantung uji dengarnya.

Ketika headphone ini saya pegang dan

gunakan, tampilannya berkesan comfor-table. Sayangnya belum apa-apa sudah terasa kurang nyamannya. Cup headphone-nya ukurannya agak tanggung sehingga ujung-ujung telinga saya agak terjepit. Baru setelah digeser-geser, ujung-ujung telinga saya masuk kedalam cup meski sedikit ter-tekuk. Tetapi karena distribusi berat (weight

REVIEW WISNU & DAVID.indd 16 4/30/2013 1:59:56 PM

17 audio Edisi 16/2013video

distribution) yang baik, headphone ini terasa nyaman meski telinga agak tertekan.

Engsel headphone-nya seperti kurang minyak karena sedikit berderik (squeaking). Sama sekali tidak problematis karena den-gan setetes WD-40 suara derik langsung hi-lang. Tetapi saya memiliki ekspektansi yang tinggi terutama dengan harga yang sebegitu tingginya. Seharusnya dengan harga set-inggi ini, semua engsel sudah dilubrikasi dengan baik dari pabrik dan earphone-cup-nya sedikit lebih besar untuk mengakomo-dasikan ukuran telinga normal tanpa perlu digeser-geser dulu. Buktinya PSB, Sony dan House of Marley bisa memproduksi headphone dengan harga yang sama tanpa derik dan ukuran earphone cup yang pas.

Untuk uji dengar kali ini lagi-lagi saya gunakan banyak CD rekaman Indonesia macam Dian Permana Poetra Audiophile re-cording yang ekslusif didistribusi oleh Disc Tarra, album ABG Cherrybelle serta yang sedikit lebih serius dengan kualitas rekaman yang cukup baik dari grup Aiko. Tentu uji dengar tidak lengkap bila tidak ditambah referensi rekaman yang direkam di studio saya sendiri karena saya mengenali persis dinamika maupun karakteristik re-kaman lagu-lagu tersebut (antara lain “Will You Still Love Me Tomor-row”, “For The Rest of My Days”, “Jangan Tinggal-kan” dan beberapa lagu lainnya – bisa dipesan langsung ke [email protected])

Menggunakan berbagai macam rekaman baik CD, MP3 dan juga Blu-ray selama 3,5 jam

, menurut saya headphone ini sangatlah melelahkan. Mid-bass di daerah 60 Hz terdengar jelas di “boost” menghasilkan bass yang boomy tetapi dengan midrange yang masih jelas terdengar. Vokal terdengar relatif otentik dan frekuensi tinggi tidak terdengar sibilans. Malah ketika menggunakan rekaman Best Audiophile Voices yang penuh vokal dan hampir tidak ada bass-nya headphone ini terasa sangat natural.

Ketika volume suara diturunkan, detail bisa dikata-kan sirna, dan bila volume dinaikkan, tentu lama-lama akan melelahkan telinga. Untuk kalangan anak muda yang menyukai bass yang menendang headphone ini akan mudah diterima ditelinga. Tetapi bila kita men-cari akurasi suara, lebih baik cari headphone yang lain. Tambahan, kabel headphone keriwil yang disupply oleh Skullcandy, setelah digunakan normal selama 3.5 jam, tetap kembali keriwil seperti semula.

Agak disayangkan, potensi headphone ini sangat tinggi dan kalau misalnya headphone ini dijual dikisa-ran US$250, masih bisa saya rekomendasikan dengan tinggi. Tetapi untuk harga US$350? Headphone ini terasa agak mahal dan hanya cukup baik untuk penggu-naan sehari-hari serta penggunaan DJ. Mengecewakan? Tidak! Masih jauh lebih baik dari rata-rata headphone modis di kelas harga segini. Mungkin lain kali Skull-candy bisa mendesign headphone yang betulan untuk penggunaan studio maupun audiophile.a

SPESIFIKASI

Impedance 24 ohms• Sound Pressure Level 102 dB (1mW/500Hz)• THD less than 0.05% (1mW/500Hz)• Weight (without cable) approx. 270 g• Cable Type TPE•

REVIEW WISNU & DAVID.indd 17 4/30/2013 2:00:00 PM

18 audio Edisi 16/2013video

Beyerdynamic merupakan brand yang sudah cukup eksis di pasar Indone-sia. Banyak meluncurkan produk

pro-audio yang cukup diminati, salah satunya adalah produk headphone. Bay-erdynamic sendiri meluncurkan beberapa

BEYERDYNAMIC DT 770 PRO 80 OHM / 250 OHMHeadphone dari brand Beyerdynamic yang diproduksi di Jerman ini memang diperuntukan bagi para profesional yang banyak melakukan aktivitas kerja di studio. Produk DT 770 pro 80 Ohm dan DT 770 Pro 250 Ohm memiliki fi tur yang memang dibutuhkan dari sebuah headphone profesional. Keduanya tidak memiliki spesifi kasi yang berbeda, kecuali kapasitas Ohm-nya.

tipe produk headphone profesional. Kali ini ada dua tipe yang melawat studio review Audiopro. Keduanya sebenarnya dari seri yang sama, termasuk spesifi kasinya, seperti tertulis di atas. Sehingga kami memutuskan untuk me-review keduanya secara general.

PENULISFajar Arianto

REVI

EW

HAL 18_REVIEW BEYERDYNAMIC DT770.indd 18 4/30/2013 2:10:27 PM

19 audio Edisi 16/2013video

Untuk berbagai proyek di studio, head-phone Bayerdynamic ini sangat sesuai. Apalagi memiliki cup yang nyaman, dengan karakter busa yang lembut di telinga. Walau-pun tidak terlalu kuat dalam menjepit di kepala, tapi memiliki isolasi sound dari luar yang sangat baik. Produk ini memiliki kon-truksi yang cukup baik, dan mudah di-setup untuk menyesuaikan dengan bentuk kepala user. Produk ini menggunakan single-sided cable.

HIGH DAN MID RANGE YANG AKURATUntuk mencobanya, kami langsung

menuju studio uji coba Audiopro. Kami mencoba dengan memutar CD audio, dan tentunya mencoba melakukan proses re-cording sederhana. Tentu saja mengguna-kan headphone ini yang digunakan untuk monitoring. Kami merekam akustik gitar dan piano lengkap dengan vokalnya. Hasil recording inilah yang banyak dijadikan ref-erensi materi review untuk produk ini. Jika menggunakan meida CD player dari album yang sudah jadi, akurasi uji coba terasa kurang detail (maksimal), karena materi CD Album sudah termasuk jadi. Jauh lebih baik dan maksimal, ketika kami menggu-nakan materi rekaman sendiri untuk uji coba produk tersebut.

Produk ini dileng-kapi bass-refl ex-system yang me-mungkinkan Anda bisa mendapatkan bass respon yang baik dan juga mendapatkan akurasi high dan mid-range yang kuat. Hal ini sangat kami rasakan saat melakukan monitoring hasil recording tersebut dengan produk Beyerdy-

SPESIFIKASITransducer type: Dynamic• Weight (without cable): 270 g• Frequency response: 5Hz - 35kHz• Nominal impedance acc. to IEC 60268-7: 80 Ohm / 250 Ohm • systemNominal SPL acc. to IEC 60268-7: 96dB• Nominal THD acc. to IEC 60268-7: < 0.2%• Power handling capacity acc. to IEC 60268-7: 100 mW• Sound coupling to the ear: Circumaural• Ambient noise isolation: approx. 18dB• Connection: Gold-plated stereo jack plug (3.5 mm) and 1/4” • adapter (6.35 mm)Length and type of cable: 3 m/straight cable• Nominal headband pressure: approx. 3.5 N•

namic Headphone DT 770 Pro ini. Karakter high dan mid range lebih kuat dan dominan jika dibandingkan dengan karakter low-nya. Tentu saja suara vokal akan terasa lebih detail. Dan yang isolasi dari bocoran sound di luar headphone dapat direduksi sangat baik. Kami bisa merasakan karakter yang cukup detail dari head-phone ini. Hal yang tentunya sangat dibutuhkan untuk berbagai proyek di studio. Selain penggunaan untuk monitoring di control room, kami juga memanfaatkan-

nya untuk monitoring vokal saat melakukan tracking. Ternyata, penggunaan Beyer-

dynamic Headphone DT 770 Pro un-tuk monitoring vokal saat recording juga bisa diandalkan. Bahkan sangat membantu untuk mendapatkan mood, karena sound detail yang dihasilkan dari setiap intrumen yang direkam sebagai guide. Panjang kabel yang

digunakan (lihat spesifi kasi) juga banyak membantu untuk tingkat kenyamanan dalam mengguna-kan produk ini. Beyerdynamic yang berbasis di Jerman ini, memang cukup mampu meng-

hasilkan produk yang bersaing di pasar. Dari riset yang mereka

terapkan, tentu saja menghasilkan kualitas yang diinginkan.a

19 audio Edisi 16/2013video

HAL 18_REVIEW BEYERDYNAMIC DT770.indd 19 4/30/2013 2:10:32 PM

20 audio Edisi 16/2013video 20audioaudio Edisi 16/2013video

SUPERLUX HD 661DYNAMIC STEREO HEADPHONEBosan dengan desain headphone standar? Superlux memberikan alternatif dengan meluncurkan produk Dynamic Stereo Headphone tipe HD 661 ini. Dengan penampilan yang fashionable (tersedia 5 pilihan warna), tapi menghasilkan kualitas yang bisa diandalkan. Apalagi produk ini merupakan produk yang ekonomis.

Superlux termasuk brand yang sudah mulai eksis di pasar lokal. Brand ini memiliki varian produk yang cukup

lengkap, termasuk beberapa tipe headphone. Dari beberapa tipe yang sudah dipasarkan, Superlux meluncurkan produk headphone terbarunya tipe HD 661. Produk ini merupa-kan inovasi terbaru dari pabrikan ini. Meng-gabungkan produk yang mampu bersaing di kelasnya, dan tampil dengan tampilan yang fashionable.

Mungkin Anda bosan dengan tampilan headphone standar, maka produk HD 661 ini tampil dengan beberapa warna pilihan,

yaitu: black, yellow, pink, red, dan blue. Terbuat dari bahan plastik dengan warna yang mencolok, memang cukup eye catching saat digunakan. Walaupun terbuat dari bahan plastik, tapi memiliki konstruksi yang kokoh dan cenderung ringan. Dengan desain dy-namic close back, produk ini memang dipe-runtukkan bagi kalangan entry level sampai kalangan semi pro. Desain unik lainnya ada-lah penggunaan kabel yang terpisah dengan cable retention clip. Disediakan 2 buah kabel eksternal (incluide) dengan panjang yang berbeda. Bahkan, Anda bisa menyambung-kan kedua kabel tersebut jika menginginkan

PENULISRE

VIEW

Fajar Arianto

HAL 20-21_REVIEW SUPERLUX.indd 20 4/30/2013 2:03:26 PM

21 audio Edisi 16/2013video 21audioaudio Edisi 16/2013video

kabel yang lebih panjang. Sebuah desain dan inovasi yang cukup menarik.

KENYAMANAN DAN SOUNDSeperti tertulis di atas, produk ini adalah

produk headphone kalangan entry level, yang tentunya dijual dengan harga ekono-mis. Akan tetapi, rupanya produk ini sangat memperhatikan desain produknya. Misal-nya, produk ini sangat nyaman menempel di kepala, bahkan dalam waktu yang lama. Be-berapa headphone (apalagi produk sekelas-nya) kurang nyaman digunakan dalam waktu lama, dan membuat berkeringat saat diguna-kan. Produk ini bisa mengantisipasi hal itu, dengan desain khusus pada headband, yang tampil simpel dan lentur. Sayangnya, posis-inya didesain stabil dan tidak bisa meman-jangkan dan memendekan posisi cup. Tapi dengan desain yang stabil ini, cukup nyaman

digunakan dan pas di kepala. Cup dengan bahan busa yang nyaman, tapi cenderung tipis. Kelemahannya, justru tidak terlalu menempel atau mengisolasi posisi telinga. Jadi, posisi kenyamanan telinga untuk mendengar dari headphone ini kurang maksimal. Akan tetapi, desain cup ini cukup mengisolasi dengan baik. Artinya, cup ini cu-kup mampu mengisolasi distorsi suara dari luar. Tingkat kenyamanan lainnya adalah balance sound yang dihasil-kan dari dua sisi cup ini cukup baik, menjadi nilai lebih untuk produk headphone entry level.

Kami pun melakukan pengujian produk ini dengan menggunakan tiga cara. Pertama, kami menggunakan fasilitas studio recording Audiopro untuk mencoba melakukan monitoring. Kedua, menggunakan media CD player. Ketiga, kami juga melakukan pengetesan memutar audio MP3 dari media MP3 player. Kami mengambil ke-simpulan bahwa walaupun merupakan produk entry level, sound yang bisa dihasilkan dari proses monitoring cukup bersih, sedikit nuansa warm dan stabil, dengan domi-nan karakter hi-mid dan sound bass yang memang tidak terlalu tebal. Sound balanced juga cukup baik, walaupun kami memutar frekuensi dari volume kecil sampai vol-ume yang tinggi.

Produk ini cukup multifungsi. Disarankan tidak meng-gunakannya untuk memixing atau mastering. Jika diguna-kan untuk studio, produk ini bisa dipilih untuk monitor-ing saat melakukan take, baik vokal maupun instrumen lainnya, untuk bass atau gitar misalnya. Produk ini cukup bisa diandalkan jika digunakan untuk kebutuhan broad-cast. Apalagi digunakan oleh musisi untuk berlatih atau melakukan mobile recording digital. Fashionable, me-madai, dan harga yang cukup ekonomis.a

SPESIFIKASI

Type Dynamic, closed-back• Driver 40mm, neodymium magnet structure• Sensitivity 102 dB SPL, 1mW• Frequency Range 10 to 20,000 Hz• Rated Impedance 68 Ohms• Max Input Power 200 mW• Cords Detachable, 1 meter and 3 meter, straight• Connectors and Adaptors Gold plated stereo 3.5mm with • 3.5mm to 1/4” phone adaptorsHeadband Pressure ~ 4.5 newtons• Weight 190 g (without cable)•

HAL 20-21_REVIEW SUPERLUX.indd 21 4/30/2013 2:03:29 PM

22 audio Edisi 16/2013video

PENULISBudi Santoso

Didukung oleh revolusioner Suara Core3D suara ™ quad-core dan prosesor suara, Sound Blaster Re-

con3D Omega Wireless merupakan sistem audio dari sebuah era baru dalam audio game yang ditunjang oleh paket menakjubkan den-gan kekuatan pemrosesan audio yang sebe-

CREATIVE SOUND BLASTER RECON3D OMEGA WIRELESS

HEADPHONE MULTIMEDIA STANDAR THXTidak dapat dipungkiri jika industri game telah menjadi sangat menguntungkan bagi bisnis piranti penunjang seperti produk besutan Creative, baik untuk PC, PlayStation atau Xbox, yang merilis sepasang headphone high-end gaming disebut Sound Blaster Wireless Recon3D Omega Wireless

lumnya hanya tersedia dalam soundcard PC.Hardware ini didukung oleh teknologi

THX TruStudio Pro ™ ® yang bertujuan untuk meningkatkan gaming audio yang biasa , dimana kekuatan suara revolusioner prosesor quad-core audio Core3D menjadi akselerasi perangkat keras game audio yang

REVI

EW

HAL 22-23_REVIEW CREAIVE SOUND.indd 22 4/30/2013 2:09:04 PM

23 audio Edisi 16/2013video

SPESIFIKASI

HEADPHONEDriver Units : 50mm Neodymium magnet• Frequency Response : 20Hz ~ 20kHz• Impedance : 32ohms• Sensitivity : 102dB/mW•

MICROPHONEMicrophone Type : Noise Canceling Condenser• Frequency Response : 100Hz ~ 6.5kHz• Impedance : <2.2kohms• Sensitivity : -40dBV/Pa•

SOUND BLASTER RECON3DPlayback : 24-bit Digital-to-Analog conversion (up to 48 • kHz to stereo output)Audio Inputs : One 3.50 mm (1/8-inch) stereo jack for • Microphone In One 3.50 mm (1/8-inch) stereo jack for Aux In/Optical In• Audio Output : One 3.50 mm (1/8-inch) stereo jack for • Analog Line Out or Headphones PlaybackInterface : USB powered•

memungkinkan untuk memanfaatkan kartu suara perangkat USB eksternal.

Teknologi THX TruStudio Pro suara di-harapkan mampu menciptakan kualitas audio mencakup efek surround yang menakjubkan yang jauh melampaui audio standar 5.1 atau 7.1, sehingga dapat memproduksi efek vir-tual yang menakjubkan, termasuk dukungan teknologiCrystalVoice yang menghasilkan

efek suara jernih.Dalam aplikasinya, Sound Blaster Recon3D Omega

Wireless dapat bekerja pada platform Windows 8 yang memungkinkan Anda untuk menikmati kualitas audio melalui driver audio terbaru

Headphone gaming Creative Sound Blaster Wireless Recon3D Omega Wireless memberikan gambaran seba-gai headphone yang lengkap, karena mencakup prosesor audio berbasis USB (setara dengan kartu suara pada PC) serta sepasang headphone nirkabel, dimana headset ini memiliki kompatibilitas dengan PC dan konsol.a

Cup yang lembut dan nyaman

Modul Sound Blasterdengan tur THX

HAL 22-23_REVIEW CREAIVE SOUND.indd 23 4/30/2013 2:09:07 PM

24 audio Edisi 16/2013video

Jika Anda mendambakan sebuah sistem headset yang memiliki desain lifestyle

serta dukungan fi tur mewah, Turtle Beach M5 memang patut dilirik, karena merupakan headset stereo yang didukung oleh audio driver full-range yang dirancang nyaman untuk digunakan di ru-mah maupun di perjalanan. Tidak saja memberikan kualitas audio kelas premium, namun juga dike-mas menggunakan “mangkok” telinga yang dapat mengeliminir noise.

Melihat desainnya, EarForce M5 memang terkesan modis, selain itu juga ditunjang dengan fi sik sangat ringan, sehingga terasa nyaman, apalagi dengan dukungan padding jala model baru, yang membantu menjaga telinga Anda terasa dingin saat digunakan, bahkan dapat diputar dan memungkinkan fl eksibelitas pada telinga.

Penampilan headphone Ear-Force M5 sendiri memiliki warna hitam ramping di bagian luar, dengan salah lagi logo Turtle Beach yang terpampang pada bagian mangkuk telinga. Head-phone ini menggunakan jenis konektor 3.5mm dengan 4-kutub standar. Bahkan M5 juga men-

TURTLE BEACH EARFORCE M5HEADPHONE UNTUK GADGET MANIANama Turtle Beach tentunya bukan muka baru dalam dunia headphone maupun headset, bahkan menjadi salah satu brand yang menjadi leader dalam audio game, seperti halnya M5 yang merupakan jenis gaming headset yang didukung oleh fi tur premium.

PENULISBudi Santoso

REVI

EW

24 audio Edisi 16/2013video

HAL 24-25_REVIEW TURTLE BEACH EARFORCE M5.indd 24 4/30/2013 2:18:29 PM

25 audio Edisi 16/2013video

SPESIFIKASI

Speakers : 40mm diameter speakers with neodymium • magnetsFrequency Response : 20Hz - 20kHz• Weight : 5.8 Oz (164.4 g)• Cable length : 1.2m• Connector : 3.5mm 4-pole gold plated• Sensitivity : 120dB +/- 5dB (1kHz 1mW)• Adapter : Separate 3.5mm jacks for mic and headphone• Microphone : In-line microphone and call answer button• Ear cup : Ear cup twist-design rotates 90 degrees•

dukung fungsi musik, termasuk mic in-line yang terpasang di dekat bagian atas kabelnya yang dapat berfungsi sebagai cancel musik.

Selain kualitas suara, salah satu fi tur yang paling penting dari sebuah headset adalah kabel. Jika terlalu panjang, terlalu pendek

atau kabel ganda, tentunya ini akan mengganggu. Untungnya M5 tidak mengadopsi opsi di atas. Karena hanya terlihat satu kabel 1.2m melekat pada mangkuk kiri secara harfi ah panjangnya termasuk sempurna ketika dicolokkan ke ponsel maupun gadget lainnya. Dengan tambahan mikrofon sangat bagus untuk aplikasi game atau chatting ketika bermain online.a

3.5mm 4-pole connector iscompatible with most mobilephones, smartphones and tablets

in-line microphone with callcontrol and tangle-free cord

Twist-cup design for portability and resting on your shoulders

Massive 40mm speakers deliver rich stereo sound

Tampilan Turtle Beach M5 dari berbagai sudut

HAL 24-25_REVIEW TURTLE BEACH EARFORCE M5.indd 25 4/30/2013 2:18:30 PM

26 audio Edisi 16/2013video

Beberapa perusahaan macam Yamaha (Silent Cinema), Pioneer (Head-phone Surround), SRS (TruSur-

round) sudah mencoba berbagai algoritma untuk headphone surround tetapi hingga kini semuanya relatif gagal. Efek keliling

DOLBY HEADPHONE DAN DTS HEADPHONE:XDUA TEKNOLOGI HEADPHONE TERBARU DARI DOLBY DAN DTSHeadphone memang sangat praktis. Mudah dibawa-bawa, relatif murah sehingga untuk mencapai kelas audiophile tidak terlalu perlu keluar uang secara gila-gilaan, dan tidak perlu akustik ruang karena suara langsung masuk kedalam telinga. Tetapi hal ini hanya berlaku dengan sistim dua kanal. Untuk sistim multi kanal (surround) kesannya mustahil.

biasanya tidak terdengar dengan natural dan kadang terasa aneh ditelinga.

Beberapa tahun lalu, perusahaan (relatif) kecil di Australia bernama Lake Technolo-gies meluncurkan teknologi bernama “Mo-bile Surround” dimana input baik dua kanal

REVI

EWPENULISDavid Susilo

HAL 26-27_REVIEW DOLBY DTS HEADPHONE.indd 26 4/30/2013 2:23:45 PM

27 audio Edisi 16/2013video

maupun multikanal hingga 7.1 bisa terdengar jauh lebih natural dari teknologi-teknologi sebelumnya. Efek surround-nya cukup mengesankan sehingga akhirnya teknologi ini dibeli oleh Dolby Laboratories dan di-ganti namanya menjadi “Dolby Headphone”.

Dengan menggunakan algoritma “HRTF” (Head Related Transfer Function) atau ka-dang juga disebut sebagai “ATF” (Anatomi-cal Transfer Function), efek ruang akan ter-dengar pula meski menggunakan headphone yang langsung menempel ditelinga. Hal ini menghasilkan seakan suara yang keluar dari headphone tidaklah langsung dari titik trans-ducer/driver headphone tetapi agak sedikit diluar headphone yang menyebabkan suara vokal tidak lagi terdengar didalam kepala tetapi berada didepan kepala pendengar.

Secara teknis, teknologi ini sebetulnya sudah cukup baik, tetapi karena efek ruang yang dihasilkan masih kurang besar, dita-mbah lagi biaya lisensi yang relatif tinggi, Dolby Headphone rata-rata hanya digunakan untuk aplikasi gaming dimana efek keliling sangat penting tetapi efek ruang tidak begitu diperlukan.

Ketika saya mengunjungi CES2013 di Las Vegas, DTS meluncurkan teknologi yang menurut mereka bisa menyaingi Dolby Head-phone. Teknologi ini mereka namakan DTS Headphone:X. Mirip seperti Dolby Head-phone, teknologi ini menggunakan HRTF/ATF tetapi ditambah lagi jumlah kanal bisa mencapai 11.1. Ditambah lagi, teknologi ini juga bisa dimbubi dengan simulasi ruang se-hingga suara yang kita dengar berkesan sep-erti kita sungguh-sungguh berada (misalnya) di mixing-studio di Skywalker Ranch di San Fernando, atau di Graumann’s THX Chinese Theatre di Hollywood. Lebih hebatnya lagi, sistim ini juga memiliki database sebesar ratusan macam headphone sehingga ketika pendengar mau menggunakan Headphone:X. sang pendengar tinggal mencocokkan head-phone yang dia pakai dengan salah satu head-phone yang direkomendasikan oleh DTS.

Lebih baiknya lagi adalah rekomendasi headphone-nya tidak hanya berkisar di headphone kelas mahal tetapi dimulai dari headphone entry level Sennheiser yang ada dikisaran US$59.

Hasil yang dicapai oleh DTS Headphone:X san-gatlah memukau. Dalam demo DTS di CES2013 ini tidak ada satupun dari puluhan ribu pendengar yang bisa membedakan suara mana yang keluar dari head-phone dan mana yang dari speaker sesungguhnya. Hal ini merupakan sukses luar biasa karena hingga DTS Headphone:X, belum ada satupun teknologi audio virtual yang bisa “menipu” telinga secara psikoakustik dengan taraf sukses yang 100% dari ribuan sampling (jumlah pendengar yang “tertipu” adalah 100% dari 11,000+ pendengar).

Satu-satunya hal yang disayangkan adalah teknologi ini belum jelas akan diluncurkan kapan ataupun di-mana. Mudah-mudahan saja teknologi ini tidak lagi-lagi jatuh untuk PC gaming tetapi juga tersedia sebagai plugin untuk tablet Android, iOS, Win; dan juga semo-ga saja untuk receiver juga tersedia... Kita hanya bisa tunggu tanggal mainnya. a

Tata suara ala DTS

HAL 26-27_REVIEW DOLBY DTS HEADPHONE.indd 27 4/30/2013 2:23:49 PM

28 audio Edisi 16/2013video

Jawaban dari dilemma ini adalah Sony BDP-5100 blu-ray player. Harganya? Di Kanada, blu-ray player ini dijual

seharga $130 saja !!Fitur blu-ray player ini tentu termasuk

fi tur standar dimana alat ini bisa memutar blu-ray disc (lah iya, namanya juga blu-ray player), DVD, CD, serta dilengkapi dengan 802.11 w/g/n wi-fi ... tapi tunggu, masih ada fi tur eksklusif lainnya. BDP-5100 ini juga dilengapai dengan SACD playback, Trilumi-nos Color serta 2D-to-3D conversion. Oh, hampir lupa, ada dua slot USB juga!

Penampilan BDP-5100 jauh lebih anggun daripada model pendahulunya (BDP-S590). Tombol-tombol mini diganti menjadi tombol soft-touch menyala (backlit) yang mudah

SONY BDP-5100 4K UPSCALING BLU-RAY DISC PLAYERBanyak orang yang saya temui ingin memiliki Blu-ray player dengan performa maksimal. Ini lumrah. Yang tidak lumrah adalah keinginan memiliki Blu-ray player terbaik dengan harga tidak lebih dari $200 (tahun lalu permintaan ada dikisaran $300). Kalau mau yang terbaik saat ini adalah Opppo BDP-103, tetapi harganya juga di level $500-an. Jadi bagaimana untuk kaum pembeli yang tidak mau mengeluarkan uang sebanyak itu?

dilihat. Cantik!Settingan blu-ray player ini sangat mu-

dah dilakukan. Dalam lima menit settingan secara mendetil sudah bisa saya selesaikan. Media streaming maupun Facebook serta Twitter juga sangat mudah digunakan ka-rena kita bisa menggunakan keyboard USB merek apapun juga dan tinggal dicolokkan ke colokan USB yang tersedia

Proses seting blu-ray player ini juga relatif mudah. Dalam lima menit semua selesai. Startup time juga sangat cepat, yaitu 0 detik (ya betul, NOL detik). Sekali tom-bol eject ditekan, tray langsung membuka, player langsung on dan siap pakai. Oppo 103 mauapun Playstation 3 SuperSlim-pun tidak secepat itu!! Film-fi lm blu-ray yang

REVI

EWPENULISDavid Susilo

HAL 28-29_ REVIEW SONY BDP 5100.indd 28 4/30/2013 2:23:16 PM

29 audio Edisi 16/2013video

loading-nya lamban macam Snow White and the Huntsmen, Disney’s Ratatouille, bisa di loading dengan cepat. Lagi-lagi lebih cepat dari Oppo 103 maupun Sony Playstation 3 SuperSlim.

Tidak seperti tahun lalu, Sony BDP-5100 tidak lagi dilengkapi dengan Sony’s Su-per Bit Mapping for Video (SBM-V) yang memperbaiki gradasi warna sehingga colour-banding bisa dikurangi seminim mungkin. Tetapi, sistim SBM-V ini digantikan dengan sistim Triluminos Color dan bisa bekerja untuk cakram blu-ray biasa maupun cakram

blu-ray yang di encode dengan Triluminos (Sony Pic-tures sudah merilis beberapa judul blu-ray yang sudah di encode dengan Triluminos misalnya Total Recall 2012, The Other Guys, Ghostbusters, The Amazing Spiderman; tetapi ingat, harus dari seri “Mastered in 4K” (lihat foto contoh)). Untuk blu-ray yang di-encode dengan Triluminos, bila diputar di player ini, colour banding tidak saja menjadi hilang total tetapi warna menjadi lebih dalam seakan kita menonton blu-ray dengan colorspace professional DCI.

Upscaling memang tidak sebaik model Oppo terbaru (Oppo BDP-103), tetapi jangan lupa, Oppo BDP-103 harganya sekitar $500 sedangkan BDP-5100 hanya $130.

Konversi 2D ke 3D juga sangat baik. Meskipun tidak sebaik fi lm 3D aslinya, hasil konversi dari BDP-5100 menghasilkan efek kedalaman (depth) yang sangat baik meskipun efek keluar dari layar tidak terjadi. Memang hingga kini, konversi 2D ke 3D, Sony memang masih menjadi raja.

Kekurangan dari BDP-5100? Tidak ada analog out (jangan lupa bahwa kebanyakan publik tidak memerlu-kan analog output) dan tidak ada DVD-Audio playback (rata-rata pembeli juga tidak memainkan DVD-Audio). Tetapi untuk harga yang $130 ini, saya bisa memberi-kan kriteria “Very Highly Recommended” untuk perfo-ma secara general serta “Very Highly Recommended” untuk value! Murah, meriah, dan sangat baik pula!a

SPESIFIKASIPremium Design & built-in Wi-Fi with superior range and • strength100+ streaming apps: Netfl ix, HuluPlus, Amazon Instant • Video, Pandora & moreFull HD 1080p Blu-ray Disc 3D playback with 2D to 3D • conversionThrow content to your TV from your tablet with TV • SideViewI/P noise reduction helps eliminate excess noise for a • better viewing experience

HAL 28-29_ REVIEW SONY BDP 5100.indd 29 4/30/2013 2:23:18 PM

30 audio Edisi 16/2013video

Sudah beberapa tahun ini perusahaan Emotiva berjaya karena berbagai amplifi er

produksi mereka. Tetapi dari sudut pre-pro, rilisan pertama mereka (UMC-1) gagal total terutama karena HDMI switcher yang sering ngadat. Emotiva juga sudah menyiapkan pro-cessor seharga $1,500 tetapi karena Outlaw meluncurkan pre-pro tipe 975 yang seharga $550, maka Emo-tiva menyerang balik dengan pre-pro UMC-200 ini dengan harga $50 lebih tinggi tetapi sudah termasuk room correction dan video processor.

Tidak banyak jalan pintas yang diambil oleh Emotiva ini. Yang saya kurang sukai adalah HDMI input yang hanya ada empat (meskipun jumlah ini sudah cukup banyak untuk rata-rata pembeli), dan tidak adanya Phono Input untuk turntable.

Terus terang tidak terlalu banyak orang yang memerlukan lebih dari empat HDMI inputs. Alat yang biasa

PRE-AMP / PROCESSOR SURROUND BARU DARI EMOTIVAEmotiva merupakan produsen audio online macam Emotiva Audio dimana seluruh jajaran produknya di-design di Amerika dan dimanufaktur di China. Seperti biasa saya senantiasa getol menulis artikel soal perusahaan kecil, dan kebetulan Emotiva baru saja meluncurkan Pre/Pro Emotiva UMC-200 dengan harga US$600, maka produk ini juga saya uji coba untuk edisi Audio Video bulan ini.

digunakan paling hanya CableTV, Me-dia Player, Blu-ray Player (meskipun bagi saya tidak cukup karena saya menggunakan dua CableTV, dan dua Blu-ray Players serta camcorder HD yang memerlukan total 6 HDMI inputs). Juga meskipun saya menggu-nakan Phono Pre-amp yang ada di Re-ceiver Anthem MRX-700 dan Pioneer LX-82, kalau memang penggemar turntable sungguhan, biasanya sang pengguna sudah memiliki pre-amp sendiri.

Terlepas dari kekurangan diatas, ada beberapa kelebihan pre/pro Emo-tiva UMC-200 ini. Pertama adalah sistim crossover yang independen dimana setiap speaker bisa memiliki crossover sendiri. Biasanya diber-bagai receiver dan banyak pre/pro, pilihan yang ada hanyalah full-range (tanpa cross-over) atau satu titik crossover untuk semua speaker yang ada. Bagaimana bila speaker utama “turun” hingga 40 Hz, speaker center

REVI

EWPENULISDavid Susilo

HAL 30-31_REVIEW EMOTIVA.indd 30 4/30/2013 2:26:51 PM

31 audio Edisi 16/2013video

mentok di 80 Hz, speaker samping di 50 Hz dan speaker belakang di 60 Hz? Untuk pre/pro maupun receiver rata-rata, kita harus memilih titik crossover tertinggi (dalam con-toh ini adalah 80 Hz) dan sisanya dilarikan ke subwoofer. Hal ini membuat subwoofer tidak bisa bekerja secara optimal karena suara dari 7 kanal dicampur aduk menjadi 1 kanal sehingga membuat suara bass hanya muncul dari subwoofer yang buntutnya membuat subwoofer menjadi kurang (atau malah, tidak) gesit.

Dengan sistim yang digunakan Emotiva UMC-200 (dan juga Outlaw 975), setiap speaker bisa diatur crossover point-nya ma-sing-masing. Jadi kita bisa meng-setting titik crossover sebagaimana seharusnya tergantung response asli masing-masing speaker dan hanya frekuensi sisa-nya yang dikirim ke subwoofer. Hal ini membuat respon subwoofer menjadi jauh lebih gesit dan akurat. Dengan fi tur penting yang satu ini, suara yang dihasilkan Emotiva 975 men-jadi sangat musikal dan “sopan” tapi tetap berdinamika tinggi dengan respons transient yang gesit.

Kelebihan lainnya adalah reproduksi digi-tal to analog yang sangat bersih dan nyaris mirip analog total. Sesuatu hal yang hampir mustahil dengan harga semurah ini. Tidak perlu lagi menggunakan satu sistem hanya untuk sistim dua kanal dan satu sistem untuk multi-kanal. Cukup menggunakan satu pre/pro ini, kedua keperluan sudah terpenuhi.

Tapi bagaimana dengan fi tur lainnya? Yah, untuk pre-pro seharga $600, bisa di-maafkan lah. Perlu tambahan HDMI input? Tinggal tambah DVDO Quick6 seharga $500-an. Perlu DAC yang lebih baik? Ting-gal beli Parasound Zdac seharga $500-an. Tapi kalau tidak perlu ya tidak perlu keluar uang.

Anggaplah alat ini

menjadi alat modular seperti di tahun ’80-an di masa jayanya sistem komponen terpisah.

Tetapi dengan adanya fungsi Advanced Emo-Q Gen2 room calibration, untuk pertama kalinya saya tidak ragu apakah alat ini pantas saya rekomendasikan atau tidak, karena value dari alat ini bila dibandingkan dengan Out-law 975 sangatlah baik. Memang lebih mahal $50 tapi murah karena dengan selisih harga yang hanya $50 itu, kita mendapatkan 11-band parametric equalizer untuk 8 kanal (dalam konfi gurasi surround 7.1), serta video prosesor yang meski sangat basic, tetapi “mendingan dari pada nggak ada”.

Untuk harga $600 ini, pre-pro Emotiva UMC-200 sangat saya rekomendasikan karena fi tur-fi tur yang tersedia adalah setara dengan pre-pro lain yang seharga $1,000-an. Selisih US$400-nya khan bisa dihibahkan ke redaksi AVI, hehehehe.a

SPESIFIKASI4 HDMI Inputs all inputs • HDMI 1.4 compliant, with 3D and CEC support1 HDMI Output HDMI 1.4 • compliant, with ARC sup-portAnalog Inputs 4 stereo • pairs and 1 7.1 channel unbalanced;directDigital Inputs S/PDIF, Coax, • and 2 Toslink OpticalUSB InputAccepts Emotiva • Bluetooth dongle onlyAnalog Outputs 1 7.1 • channel (unbalanced), 1 subwoofer (balanced), 1 stereo pair (unbalanced), and 2 stereo pairs (Zone 2 and Zone 3).Antenna Inputs 1 AM and • 1 FM

2 Trigger Outputs• 1 IR Input• 1 IR Output• Remote Control Full func-• tion infrared remote con-trol with CEC sub panelDisplay (on-screen) Full • color OSD over live videoDisplay (front panel) Two • line alphanumeric High visibility blue VFD (dim-mable)

SIZE:unboxed: 17” W x 14” D x • 3-1/4” Hboxed: 21” W x 18” D x • 7.5” HWeight: 10 lbs (16 lbs • boxed)

HAL 30-31_REVIEW EMOTIVA.indd 31 4/30/2013 2:26:54 PM

32 audio Edisi 16/2013video

BEYERDYNAMIC T1HEADPHONE PROFESIONAL KELAS PREMIUMBeyerdynamic T1 merupakan jenis headphone yang dipersiapkan untuk amplifi er XLR Balanced yang umumnya digunakan bagi para pecinta musik high end dengan tampilan elegan melalui proses pembuatan yang presisi dengan komitmen headphone “Made in Germany” berkualitas untuk kelas dunia.

Mendengar nama Beyerdynamic, mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pengguna

headphone yang mendambakan per-forma berkelas, seperti produk yang belum lama masuk lab Avi berupa stereo headphone seri T1.

Ketika kami buka kemasan-nya, Beyerdynamic T1 dibung-kus rapi dalam sebuah kardus dengan gambar foto penampang headphone, dimana perangkatnya sendiri masih dikemas secara eksklusif menggunakan tas aluminium, sehingga terkesan elegan.

Tidak meleset dari dugaan kami, ternyata Beyerdynamic T1 merupakan jenis head-phone dengan ukuran cukup besar, dimana mangkuknya sendiri mampu menutup area telinga secara sempurna, yang kenyamanannya ditun-jang oleh bantalan busa lembut sebagai media mangkuk drivernya.

Headphone ini ditunjang oleh kabel khusus yang dapat dilepas secara terpisah dan masing-masing menggunakan sistem koneksi model XLR, dimana pan-

TEST

PENULISBudi Santoso

32 audio Edisi 16/2013video

TEST Beyerdynamic T1.indd 32 4/30/2013 2:33:56 PM

33 audio Edisi 16/2013video

jang kabel ini tergolong sangat memadai, karena dibentang sepanjang 3 meter.

Beyerdynamic T1 mengadopsi teknologi Tesla yang merupakan rekayasa transduser (driver) berdasarkan pada sebuah cincin mag-net neodymium dengan karakteristik medan magnet yang dioptimalkan. Kombinasi ini menciptakan medan magnet di dalam trans-duser yang jauh lebih kuat (> 1,2 Tesla - unit pengukuran untuk kerapatan fl uks magnetik - dengan headphone saat kekuatan medan magnet <0,65 Tesla) dibandingkan head-phone standar. Karena meningkatnya me-dan magnet, kumparan suara lebih kompak namun tetap memberikan tingkat efi siensi yang sangat tinggi. Membran, terdiri dari 3 lapisan “senyawa foil”, memberikan respon frekuensi yang sangat tepat dan jaminan,

SPESIFIKASITransducer type : Dynamic• Operating principle : Semi-open• Frequency response : 5 - 50,000 Hz• Impedance : 600 • ΩNominal SPL : 102 dB (1 mW / 500 Hz)• T.H.D. : < 0.05% (1 mW / 500 Hz)• Power handling capacity. : 300 mW• Max. SPL : 126 dB (300 mW / 500 Hz)• Sound coupling to the ear : Circumaural• Headband pressure : approx. 2.8 N• Cable : 3 m / double-sided /balanced (6-core)• Connector : Gold vaporised 1/4” stereojack • plug (6.35 mm)

bekerjasama dengan magnet yang kuat, dengan kualitas suara transparan dan bebas distorsi.

PENGUJIAN.Saat pengujian Beyerdynamic T1, kami didukung

oleh perangkat amplifi er khusus headphone Graham Slee buatan Inggris yang modelnya cukup simpel, dimana terdapat dua jalur masukan dengan keluaran headphone tunggal yang dilengkapi dengan pengatur volume dan selektor jalur masukan.

Ampli headphone yang ternyata didukung oleh sistem catu daya terpisah ini, memang sangat mudah pen-goperasiannya, dimana headphone Beyerdynamic T1 langsung dapat dicolok dan hasilnya sudah dapat kami nikmati.

Sebagai sumber musik, kami menggunakan PC yang koneksi ke amplifi er menggunakan mini-plug to RCA, sehingga dengan pengaturan volume pada tingkatan gain tertentu, kami dapati suara musik tersalur dengan baik pada headphone.

Dari hasil pengujian ini, sajian musik dengan format MP3 direpro dengan kualitas suara yang detil namun lembut, dimana kontur suara headphone Beyerdynamic T1 memang memiliki kualitas bas yang tight dengan tingkatan dinamika yang mencukupi, sehigga sajian musik rock pun dapat tersaji dengan tetap nyaman di telinga.

Pada dasarnya Beyerdynamic T1 tidak terlalu kedap, bahkan suara dari luar masih dapat kami dengar, sehing-ga tingkat kenyamanannya hampir sama dengan ketika kami mendengar melalui loudspeaker, dimana tidak ter-lalu mati, ini tentunya akan meningkatkan kenyamanan mendengar musik walau berlama-lama.a

TEST Beyerdynamic T1.indd 33 4/30/2013 2:34:00 PM

34 audio Edisi 16/2013video

Studio 60 adalah salah satu seri eks-klusif yang tidak saja menyuguhkan kualitas suara yang mumpuni, tapi

ditunjang oleh tampilan yang enak dipandang mata, sehingga, produk yang satu ini terkesan mewah.

Seperti pada seri Studio 100 yang merupa-kan “kakak seperguruan” besutan Paradigm, dimana sebelumnya telah kami review. Kali ini seri Studio 60 merupakan jenis loudspea-ker yang juga memiliki desain dan postur sama, yaitu model tower.

Untuk seri Studio 60, tersusun atas lem-pat unit driver yang terdiri dari 2 unit driver bas 5 1/2 inci, satu unit driver midrange 5 1/2 inci, dan sebuah unit tweeter 1 inci model dome yang kesemuanya dikemas dalam kotak speaker dengan dukungan penutup grill yang menambah tampilannya semakin elegan.

PENGUJIANKetika kami lakukan pengujian, loud-

speaker Paradigm Studio 60 ditunjang oleh be-berapa perangkat lainnya, seperti, AV receiver Pioneer dan Blu ray player Pioneer, dimana sistem penunjangnya merupakan piranti yang biasa digunakan untuk sistem tata suara home theater (HT) , walau pada pengujian ini kami hanya melakukan untuk sistem stereo saja.

Dalam pengujian inii, kami menjajal be-berapa keping CD reference untuk memainkan musik CD. Dan hasilnya terbukit jika loud-speaker ini mampu menampilkan performa

PARADIGM STUDIO 60LOUDSPEAKER HIGH END KELAS STUDIODalam kipahnya yang lebih dari seperempat abad, membuat Paradigm selalu menawarkan produk loudspeaker dengan kelas tersendiri bagi para pecinta audio dengan standar performa desain dan konsep modern.

TEST

PENULISBudi Santoso

HAL 34-37_ TEST_PARADIGM 60-GRAHAM SLEE SOLO.indd 34 5/1/2013 9:50:49 AM

35 audio Edisi 16/2013video

SPESIFIKASI4-driver, 2-1/2-way fl oorstanding• High-Frequency Driver : 25-mm (1 in) G-• PAL™ domeMidrange Driver : 140-mm (5-1/2 in) S-• PAL™ cone,38-mm (1-1/2 in) voice-coil,• Bass Drivers : Two 140-mm (5-1/2 in) • mineral-fi lled polypropylene conesFrequency Response: ±2 dB from 44 Hz - 22 • kHz ; ±2 dB from 44 Hz - 20 kHzSensitivity - Room / Anechoic : 92 dB / 89 dB• Suitable Amplifi er Power Range : 15 - 220 • wattsMaximum Input Power† : 170 watts• Impedance : Compatible with 8 ohms• Height, Width, Depth : 101.8 cm x 20.0 cm x • 30.1 cmWeight (Unpacked) : 22.7 kg / 50 lb•

Untuk seri Studio 60, tersusun atas lempat unit driver yang terdiri dari 2 unit driver bas 5 1/2 inci, satu unit driver midrange 5 1/2 inci, dan sebuah unit tweeter 1 inci model dome yang kesemuanya dikemas dalam kotak speaker dengan dukungan penutup grill yang menambah tampilannya semakin elegan.

bas yang terdengar cukup rendah dan solid, sehingga sajian musik dapat direpro dengan tingkat musikalitas yang tinggi, Selain memi-liki bobot vokal yang tidak cempreng, bunyi akustik terkesan sangat natural, se-hingga setiap detil instru-men musik dapat ditepre-sentasikan dengan akurat.

Dari hasil uji dengar secara keseluruhan, Stu-dio 60 tidak saja mampu merepresentasikan setiap sajian musik dengan baik, tapi juga menghasilkan panorama panggung yang memiliki tingkat keda-laman yang ideal dalam ruang yang tidak terlalu besar. Ini membuktikan kalo loudspeaker Paradigm Studio 60 dapat menampil-kan karakter suara yang alami.a

HAL 34-37_ TEST_PARADIGM 60-GRAHAM SLEE SOLO.indd 35 5/1/2013 9:50:57 AM

36 audio Edisi 16/2013video

Dengan hadirnya jenis amplifi er headphone , tentunya membuat para pecinta musik dimanjakan oleh

kualitas suara yang lebih menarik, santai, dan menyenangkan, Graham Slee merupa-kan salah satu pembuat amplifi er headphone yang dikemas secara kompak dengan duku-ngan komponen berkualitas, tentunya dengan lebih dari 20 tahun pengalaman dalam desain headphone amplifi er.

Pada edisi kali ini, kami kedatangan sebuah perangkat amplifi er headphone Gra-ham Slee seri Solo yang dikemas dalam dua dus terpisah, dimana terdiri dari satu pak unit

GRAHAM SLEE SOLOAMPLIFIER HEADPHONE BAGI AUDIOPHILEAmplifi er khusus headphone telah menjadi komponen penting dari setiap sistem hi-fi untuk mendengarkan pribadi. Bahkan amplifi er headphone telah digunakan secara profesional di studio rekaman dan audio broadcast lebih dari setengah abad sebagai piranti monitor yang sangat menentukan hasil akhir.

amplifi er dan satu pak lagi berupa unit catu daya.

Dengan dimensi tidak lebih dari seukuran kotak obat, Grahan Slee Solo memiliki casing bersaput warna silver, layaknya sebuah mini amplifi er dengan sistem pengaturan yang sim-pel. Pada panel depan hanya terdapat sebuah tombol volume, sebuah colokan headphone, serta switch untuk jalur masukan. Sedangkan di bagian belakangnya disediakan dua jalur masukan stereo model RCA serta port khusus untuk catu daya.

Untuk catu dayanya sendiri dikemas secara terpisah, dimana ukurannya hanya sedikit

TEST

PENULISBudi Santoso

HAL 34-37_ TEST_PARADIGM 60-GRAHAM SLEE SOLO.indd 36 4/30/2013 3:28:10 PM

37 audio Edisi 16/2013video

SPESIFIKASIHeadphone impedance • range: 16 to 600 Ohms preferred; 8 to 2,000 Ohms acceptableHeadphone Jack: 1/4 • inch (6.35mm) A gauge (BPO B gauge to special order)Power output• (rms, both channels fully • driven) 32 Ohms: 27mW/channel; 600 Ohms: 23mW/channelDistortion (THD plus • noise, ref 1kHz): 0.02%Frequency response • (-3dB) 32 Ohms load: 27Hz - 35kHz; 600 Ohms load: 10Hz - 39kHzOutput noise (20Hz-20-• kHz, CCIR quasi-peak): -84dB

Input sensitivity (for • specifi ed power out-put) 32 Ohms: 250mV rms; 600 Ohms: 775mV rmsChannel balance: bet-• ter than 1dB, “9 to 3 o’clock” positionsCrosstalk: Left to Right • -57dB; Input to Input -68dBMute: Signal off mute, • non-shortingOutput Stage: Bipolar • class ABSupply voltage: 24V • DCSize: (approx.) W: 107 • x H: 50 x D: 185 (mm) inc. controls

lebih kecil dibanding unit utamanya, dan diran-cang khusus untuk mensupply daya sebesar 24 Volt DC. Untuk koneksi catu daya ke amplifi er dihubungkan menggunakan kabel bawaan yang memiliki multipin mirip colokan XLR, sehingga tidak dapat digantikan dengan power supply jenis lain.

PENGUJIANSaat pengujian, kami menggunakan salah

satu produk headphone buatan Beyerdynamic seri T1 yang kompatibel dengan colokan model 1/4 inci yang biasa digunakan pada jenis head-phone profesional.

Pengoperasian Grahan Slee Solo memang tergolong cukup mudah, karena saat dihubung-kan ke catu daya, maka amplifi er ini langsung On dan siap digunakan. Kali ini kami coba mengambil sumber masukan dari soundcard PC menggunakan jenis colokan mini-plug stereo yang menggunakn adapter RCA agar dapat dihubungkan ke Grahan Slee Solo.

Dengan sedikit menggeser posisi volume, maka suara sudah dapat didengar melalui head-phone. Terbukti kalau kualitas potensiometer amplifi er ini memang baik, dimana tidak tingkat kehalusan suara saat menaikkan volume tidak frontal, bahkan terkesan mulus, sehingga kami sangat dimanjakan dengan pengaturan volume dari yang paling pelan sampai ekstrim.

Kualitas suara dari Grahan Slee Solo ternyata memang patut diacungi jempol, karena mampu menghadirkan dimensi suara yang dinamis, tapi tetap memberi tonal balance yang mumpuni, sehingga setiap detil suara dapat direproduksi

dengan akurat, tanpa cacat. Bahkan ketika volume kami buka sampai titik ekstrim, secara linier kualitasnya tetap terjaga dengan baik, tanpa terjadi efek kliping, dan telinga kami masih tetap dimanjakan dengan suara yang nyaring sekalipun.

Dari pengujian ini, membuktikan kalau Grahan Slee Solo sangat membantu dalam menghasilkan kualitas headphone agar menampilkan suara dengan detil yang baik serta mampu menghasilkan dimensi suara yang dapat memberi efek tiga dimensi yang luas, seolah kita mendengar dalam ruang yang besar.a

Perbandingan modul pre amp dengan catu daya

Terdapat dua jalur masukan analog

HAL 34-37_ TEST_PARADIGM 60-GRAHAM SLEE SOLO.indd 37 4/30/2013 3:28:13 PM

38 audio Edisi 16/2013video

HI E

ND

PENULISTjandra Ghozalli

Seperti diketahui luas bahwa Accu-phase yang lahir 40 tahun lalu – su-dah diterima oleh kalangan peminat

audio high end sebagai produk yang mum-puni. Di Indonesia, Accuphase diageni oleh Ultimate Audio di bawah pimpinan Agus Lim - sejak lima tahun lalu. Beberapa produk unggulan Accuphase antara lain:

MDS SA-CD PLAYER DP-550. Keunggulan perangkat ini terletak Digital

to Analog Converter yang menggunakan 4 DAC Chips yang diparalel setiap kanalnya.

ACCUPHASE MEREK HIGH END LEGENDARISPada bulan Maret silam kami kedatangan dua tamu dari Jepang, Jim S.Saito (President & CEO) dan Mark M.Suzuki (Managing Director) – keduanya berasal dari Accuphase, produsen perangkat audio elektronik.

Juga mekanisme “new SACD drive” me-ngandung sejumlah keunggulan seperti unit laser pick-up yang serba ringan sehingga anti getar ditambah dengan alas putar yang terbuat dari magnit neodymium yang ringan lagi kuat “menjepit” keping piringan.

DP-550 menggunakan Multiple Delta Sigma (lihat blok diagram) di mana setiap kanal (kiri atau kanan) mengandung 4 DAC (Digital to Analog Converter) yang diparalel. Maksudnya dengan menggunakan empat chip yang sama dan hasilnya dijumlah (sum) maka kesalahan (error) dan desah (noise)

DP 550

HI END_Ir. TG_ACCUPHASE_REVISI.indd 38 4/30/2013 2:41:28 PM

39 audio Edisi 16/2013video

akan saling meniadakan se-hingga kualitas audio me-ningkat dua kali lipat. Setelah melalui I-V Converter maka keluarannya sudah siap untuk diperkuat. Dengan Multiple Delta Sigma+ penampilan keseluruhan diperbaiki dengan faktor 2 (= kuadrat akar 4). Keluaran dari Multiple Delta Sigma+ kemudian dikirim ke penapis frekuensi rendah (LPF) Butterworth 5 kutub. Dengan cara ini sinyal keluar-an menjadi berkualitas tinggi.

MDS Compact Disc Player DP-410 juga menggunakan teknologi Multiple Delta Sig-ma + Chip DAC buatan Texas Instruments PCM1796. Dengan linearity antara digital to analog demikian presisi.

INTEGRATED STEREO AMPLIFIER E-260

Sebagai suksesor model terdahulu E-250. Dirancang dengan faktor peredam (damping factor) 200 dua kali lipat dari damping faktor amplifi er terdahulu E-250 dengan nilai 100.

Semakin besar faktor peredam sebuah amplifi er maka karakter amplifi er semakin stabil yang tak dipengaruhi oleh karakter loudspeaker.

Untuk mengurangi desah maka dipakai sejumlah buffer amplifi er yang dipasang paralel dan paralel V-I converter dalam dua blok unit.

Class A Monophonic Power Amplifi er A-200 Meng-gunakan sirkit MOSFET 10 unit paralel dalam sususnan push pull. Dengan cara ini maka impedansi keluaran mengecil sehingga faktor peredaman meningkat.a

E 260

HI END_Ir. TG_ACCUPHASE_REVISI.indd 39 4/30/2013 2:41:31 PM

40 audio Edisi 16/2013video

HI E

ND

PENULISTjandra Ghozalli

Q&A WITH MARK M. SUZUKIBerikut ini adalah tanya jawab antara kami

dengan Mark M.Suzuki secara online.

Avi : Bagaimana fi losofi rancangan utama Accuphase?

Suzuki: Musik adalah oasis yang menye-garkan dalam perjalanan hidup kita. Musik bisa menggairahkan, menghanyutkan dan menyegar-kan. Dapat menggugah hati kita dan memperkaya hidup kita ini adalah target Accuphase di dlama teknologi audio. Ada ide di balik slogan “Perkaya Hidup Melalui Teknologi”. Dimulai dari grup orang muda yang memiliki keahlian audio tingkat tinggi yang bersatu menuangkan idenya di lini produksi perangkat audio Accuphase sehingga seluruh komponen yang berada di dalam perangkat Accu-phase adalah yang terbaik. Seperti halnya instru-ment musik yang dibuat dengan teliti demikian pula perangkat Accuphase adalah hasil karya masterpiece. Banyak pekerjaan dilakukan dengan tangan terampil yang merasakan sebagai seni

HI END_Ir. TG_ACCUPHASE_REVISI.indd 40 4/30/2013 2:41:33 PM

41 audio Edisi 16/2013video

bukan melulu produk teknik.Kami menghindari sistem produksi massal yang tidak mempunyai aura. Produk Accuphase dibuat terbatas dengan nomor khusus yang dijual di toko khusus pula.

Avi: Merek Accuphase menyiratkan arti fasa yang akurat?

Suzuki: Nama Accuphase diadaptasi dari kata ACCU dari kata ACCURATE yang dikombinasikan dengan PHASE faktor penting dalam teknologi audio. Kami rasa nama ini sangat cocok untuk me-nyatakan produk kami Merupakan bayangan citra produk kami yang menyeruak ke dalam teknologi terdalam. Sekali lagi kami menghindari sistem produksi masal. Accuphase dibuat dalam jumlah terbatas hanya untuk Anda yang menginginkan kesempurnaan di atas segalanya.

Avi: Bagaimana menurut Anda musik daring (online)?

Suzuki: Kami pikir musik daring adalah salah satu pilihan sumber musik. Seperti halnya kita telah punya PH, CD, dan Radio FM. Sekarang kita nikmati Musik Daring.

Avi: Berkenaan dengan Musik Daring, Apakah Accuphase punya rencana mengembangkan perangkat khusus musik daring?

Suzuki: Kami sebetulnya sudah punya perang-kat yang terkoneksi PC melalui masukan USB. Ada beberapa model seperti: DC-901, DP-550, DP-410, DAC-30 (modul). Sebagai tambahan DP-550 dapat memainkan piringan DSD (selama musik data).

HI END_Ir. TG_ACCUPHASE_REVISI.indd 41 4/30/2013 2:41:39 PM

42 audio Edisi 16/2013video

PENULISTjandra Ghozalli

Sebagai satu-satunya butik audio hi end yang masih bercokol di Glodok Plaza, Jakarta. Audio Jaya, seperti

biasa selalu menyediakan varian produk

KUATNYA QUADMendapatkan repro suara yang dinamik, tak semata dapat diperoleh lewat hentakan bass yang mengena dan kekuatan vokal yang mantap. Secara keseluruhan kekuatan suara mesti balans dengan efek suara lainnya, seperti yang ditampilkan oleh sistem kali ini.

yang komplit disetiap line upnya. Kedata-ngan saya langsung digiring keruang dengar berukuran sekitar 6 X 5 meter, yang telah diisi dengan sebuah sistem yang terdiri dari :

HI

EN

DN

OS

TA

LG

IA

HAL 42-44_HI END NOSTALGIA_KUATNYA QUAD.indd 42 4/30/2013 3:57:04 PM

43 audio Edisi 16/2013video

Speaker : ProAc Response 1SC• Pemutar CD: Marantz SA-15 Si• Power Amplifi er: Quad II Classic• Pre Amplifi er: Quad QC twenty four • Kabel Interkonek : chameleon • kabel Speaker: Odyssey 4•

Power amplifi er Quad II classic, seperti halnya yang Quad II yang original merupa-kan amplifi er monophonic clas A yang hanya memiliki dua stage aktif. Konon power amp ini merupakan salah satu dari ampli-

fi er terkenal di sejarah audio dunia. Sekedar tahu, Quad II Original pertama launching pada tahun 1953, hasil rancangan disainer Peter Walker. Pada saat yang sama tengah mewabah valve amplifi er di pasaran. Quad II menawarkan sesuatu yang unik, yakni output stagenya. Power amplifi er ini berusaha membuat sirkuit pasangan katodenya me-lebihi performa pengoperasian triode, namun dengan ukuran dan tingkat karakteristik efesiensi cara kerja pentode.

Konsep ini merupakan terobosan, sehing-ga Quad II (original) terus diproduksi hingga tahun 1970. Sedangkan Quad II classic merupakan kreasi ulang yang konon dibuat lebih akurat dengan katup output dan katup input yang lebih sama. Alhasil hasil tersebut akan berimbas pada detail dan tone yang lebih original. Adapun output power amp ini memproduksi sekitar 15 watt perkanal-nya.

Sebagai tandem, di pasang pre amp merek Quad juga yakni seri QC twenty four. Quad seri ini memiliki respon frekuensi 5 Hz hingga 50 kHz, dengan stage gain 15 dB dan minimum load yang direkomendasikan 50k ohm. Sedangkan untuk keluaran suara, sistem ini di padankan dengan speaker bookshelf ProAc Re-sponse 1SC. Speaker two way ini berdimensi cukup mini yakni 12” X 17” X 9 “ (H xWxD) dengan ukuran driver tweeter ¾ inchi dan driver bass/midranger 5 inchi.

Tanggapan frekuensi ProAc yang 38Hz-25kHz cukup tanggap menangkap olahan vokal Eline

HAL 42-44_HI END NOSTALGIA_KUATNYA QUAD.indd 43 4/30/2013 3:57:08 PM

44 audio Edisi 16/2013video

Tjandra Ghozalli

PENULIS

dalam lagu ‘My Love is”, detail suaranya terdengar detail dan solid, namun berbeda ketika saya ingin mendapatkan suara high, yang di lagu ini hilang entah kemana. Kon-disi tak jauh berbeda ketika George Benson melagukan “The Ghetto”. Vokalnya tetap oke, demikian juga suara perkusi yang luma-yan detail (kecuali suara symbal yang terdengar sedikit terpotong di ekor lagu).Meskipun dilagu ini racikan ala Quad memerkan dinamikanya yang bagus, na-mun secara stag-ing suara kurang luas. Dinami-kanya hanya terkonsentrasi di spot tertentu.

Untuk me-

lengkapi experience saya di sistem ini, di coba aksi Jim Kelther dalam gebukan drum-nya yang bertajuk Improvisation. Hasilnya tak jauh beda, dinamiknya tanguh, midnya makin mantap, bassnya juga ‘dapet. Sayang lagi-lagi highnya lenyap. Satu hal yang di tunggu-tunggu di lagu dalam CD demo ini adalah suara deheman Jim di akhir lagu...lumayan dapat menghadirkan Jim sesung-guhnya di tengah sistem. a

HI

EN

DN

OS

TA

LG

IA

HAL 42-44_HI END NOSTALGIA_KUATNYA QUAD.indd 44 4/30/2013 3:57:12 PM

iklan majalah AMO.indd 1 22/04/2013 14:48:32

46 audio Edisi 16/2013video

PENULISTjandra Ghozalli

Betul sekali jika banyak yang menga-takan bahwa musik dibangun ber-dasarkan karakter si pemusik, yang

mengidentifi kasikan ciri khas yang dimi-likinya. Dan tentu saja, ada perusahaan reka-man yang menghadirkan karakteristik untuk menghadirkan musik yang bisa dinikmati

EUFORIA DI DANUMURIDengan mengesampingkan segala upaya yang pernah Anda lakukan dalam component matching, Anda akan menyadari, pada akhirnya, rekamanlah yang menentukan baik atau buruknya sistem yang Anda miliki.

oleh banyak kalangan, ada pula perusahaan rekaman yang hanya mengkhususkan reka-man yang dibuatnya untuk kalangan tertentu.

Apa hasil dari keputusan mereka? Jawa-bannya adalah hampir pasti, bahwa musik juga merupakan proses akhir dari component matching. Hal tersebut menjadi gambaran

HI

EN

DN

OS

TA

LG

IA

HAL 46-48_HI END NOSTALGIA_EUFORIA DI DANUMURI.indd 46 4/30/2013 3:58:52 PM

47 audio Edisi 16/2013video

pembuka terhadap sistem yang dihadirkan oleh Danumuri. Sistem ini merupakan kom-binasi dari dua aspek penting dalam dunia audiophile, kesanggupan untuk memutar PH dan CD sekaligus. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali perdebatan tanpa akhir men-genai kedua source yang sangat berbeda ini. Pentingnya kemampuan untuk memainkan segala jenis media dan musik merupakan faktor kunci. Dan proses component matc-ing menjadi sebuah faktor yang menjadi solusi, bukan menjadi penghalang.

Sistem yang kita sedang bicarakan sekarang ini memiliki banyak sekali keung-gulan meskipun sedikit kompleks mengi-ngat banyaknya perangkat yang digunakan.

Turntable Pluto Audio 12A• Phonostage Asthetix RHEA• CD transport model 4704/04 • PITracer 47 LaboratoriesDAC Progression 47 Laboratories• Pre amplifi er Moon P5 Limited Edition• Amplifi er AtmaSphere monoblok • MA-2 MKIISpeaker Epiphany 21-20•

Namun dalam dunia hi-end yang hampir tidak memiliki toleransi, sistem yang fl ek-sibel tentu saja bisa menjadi jembatan yang mampu menghubungkan si pendengar dengan dimensi yang hilang. Dalam hal ini, sistem di Danumuri mengacu kepada di-mensi analog dan digital sekaligus.

Di bawah ini adalah perangkat sistem di Danumuri:

Sistem Danumuri dilengkapi dengan source analog yang terdiri dari turntable Pluto Audio 12A plus phonostage Asthetix RHEA. Yang unik dari turntable ini adalah sumber tenaga untuk menggerak-kan motornya yang menggunakan baterai daripada listrik arus AC. Source digital menggunakan CD transport model 4704/04 PITracer dari 47 Laboratories dengan DAC seri Progression juga dari merek yang sama. CD transport dan DAC dari 47 Laboratories ini distabilkan oleh power supply Humpty Dumpty juga dari 47 Laboratories. Kemudi-an, kedua sistem ini disatukan dalam pre amplifi er Moon P5 Limited Edi-tion yang dilengkapi dengan power supply PS-5 Limited Edition. Kita belum selesai. Hasil akhir dari proses sinyal audio kemudian diteruskan ke amplifi er AtmaSphere monoblok MA-2 MKII Reference Edition yang satu buahnya berdaya 200 watt. Kemudian, suara direproduksi oleh

HAL 46-48_HI END NOSTALGIA_EUFORIA DI DANUMURI.indd 47 4/30/2013 3:58:57 PM

48 audio Edisi 16/2013video

speaker Epiphany 21-20. Speaker dengan dimensi yang sangat besar ini (tinggi lebih dari 2 meter) menggunakan dua puluh satu tweeter planar magnetik atau ribbon dan dua puluh driver midrange/bas berukuran 4 inci. Kabel-kabel yang digunakan adalah Acous-tic ZEN, Stealth, Hybrid, dan Varidique.

Mendengarkan sistem ini membuat kami sulit berkata-kata. Sejujurnya, untuk me-nafsirkan betapa sistem ini bisa membuat kami terpaku di tempat duduk membutuh-kan lebih dari sekadar rangkaian kalimat karena pengalaman lebih baik jika dialami sendiri. Beginilah cara kami menggambar-

kan sistem Danumuri. Tidak dipungkiri jika kunci penting dari sistem Danumuri terletak pada speaker Epiphany. Speaker besar ini memiliki kemampuan untuk memproduksi suara dengan karakter live dan juga sound-stage yang luas dengan bidang dinamika yang utuh. Karakter yang paling baik diper-lihatkan speaker ini dalam mereproduksi rekaman-rekaman komposisi klasik, live, dan juga akustik. Dan fl eksibilitas lebih didukung dengan kehadiran source ganda. Kami mendengarkan rekaman LP Four Seas-son dari Antonio Vivaldi, Tutti! Orchestral Sampler, Ein Strauss Kunze dengan Cincin-nati Pops Orchestra yang menghadirkan lagu-lagu klasik. Turntable Pluto ini mampu menghadirkan dynamic headroom yang sangat responsif plus penampilan suara yang sedemikian transparan. Sedangkan untuk source CD, sistem ini mampu menghadirkan nuansa CD yang bersih dengan tekstur yang sangat baik, tidak fl at, dan berada dalam bentuk yang natural.

Bagi kami, sistem Danumuri merupa-kan salah satu sistem yang menjadi impian banyak audiophile. jika saja Anda berkesem-patan untuk mampir, mendengarkan sendiri, dan mencoba mendapatkan pengalaman dari apa yang kami ceritakan, kami yakin opini Anda tidak jauh berbeda dari kami.a

Tjandra Ghozalli

PENULIS

Sistem yang kita sedang bicarakan sekarang ini memiliki banyak sekali keunggulan meskipun sedikit kompleks mengingat banyaknya perangkat yang digunakan. Namun dalam dunia hi-end yang hampir tidak memiliki tole-ransi, sistem yang fl eksibel tentu saja bisa menjadi jembatan yang mampu menghubungkan si pendengar dengan dimensi yang hilang. Dalam hal ini, sistem di Danumuri mengacu kepada dimensi analog dan digital sekaligus.

HI

EN

DN

OS

TA

LG

IA

HAL 46-48_HI END NOSTALGIA_EUFORIA DI DANUMURI.indd 48 4/30/2013 3:59:02 PM

49 audio Edisi 16/2013video

PENULISTjandra Ghozalli

Caranya kita order earphone dan ba-yar lewat online. Lalu mereka kirim injeksi, sumpal telinga dan cairan

silicon. Kita pasang sumpal ke dalam telinga lalu suntik cairan silicon ke lubang telinga. Tunggu 4 mnt lalu cabut silicon yg telah merbentuk cetakan positip. Kemudian kirim cetakan positip ini ke Westone. Dua min-ggu kemudian kita mendapatkan earphone dengan bentuk yg pas untuk telinga kiri dan kanan. Earphone ini sungguh kebal noise karena rapat dan tidak ada celah yg melolo-skan noise luar ke dlm telinga. Bersama ear-phone Westone kita menyimak musik atau

Dalam kunjungan saya ke NAMM Show Januari silam, saya mampir ke booth Westone. Perusahaan yg dipimpin oleh Karl Cartweight

cukup unik, membuat earphone anti bising dengan cara mencetak rongga dan bentuk daun telinga.

gan saya ke NAMM Show Januari silam, saya mampir tone. Perusahaan yg dipimpin oleh Karl Cartweightembuat earphone anti bising dengan cara mencetak

WESTONE

percakapan jauh lebih silent dan lebih fl at. Banyak artis Amrik yg menggunakannya. Di saat manggung sering kali artis menerima suara crosstalk yang bukan suaranya sendiri. Supaya artis menerima vokal atau bunyi instrumennya sendiri maka diperlukan head-phone (tepatnya earphone) buatan Westone yang anti bocor suara. Saya coba di booth Westone pada saat saya tak berbicara, maka kebo-coran suaranya sangat rendah.a

HI EN

D

HAL 42-44_HI END NOSTALGIA_KUATNYA QUAD.indd 49 4/30/2013 4:00:15 PM

50 audio Edisi 16/2013video

Ada kalanya ketika pasar menuntut produk dengan harga yang lebih ter-jangkau, pihak manufaktur mere-

spon dengan mengeluarkan produk yang no-tabene memang lebih murah dari segi harga, tetapi mengorbankan karakter dan ciri khas produk tersebut. Tanpa berpikir panjang,

KOMBINASI DUA TRADISIKarakter merupakan sebuah ciri khas yang melekat pada setiap hal. Untuk urusan audio sendiri, karakter merupakan sebuah tradisi yang menjadi jati diri yang membuat Anda selalu mengetahui siapa dan apa yang sedang Anda dengarkan.

banyak perusahaan mengorbankan sesuatu yang penting, sebuah kebutuhan dasar yang secara fi siologi selalu ingin dipertahankan, yang pada akhirnya hanya akan membuah-kan kekecewaan di kalangan para konsumen. Jika Anda perhatikan, perusahaan yang melalui tahap ini akhirnya berupaya kembali

PENULISTjandra Ghozalli

HI

EN

DN

OS

TA

LG

IA

HAL 50-52_HI END NOSTALGIA_KOMBINASI DUA TRADISI.indd 50 4/30/2013 4:01:18 PM

51 audio Edisi 16/2013video

CD player Naim CD5i• Pre amplifi er Naim NAC 202• Power amplifi er Naim NAP 200• Speaker System Audio Explorer• Kabel Transparent•

ke atas dan berusaha untuk menggapai kem-bali loyalitas konsumen yang hilang setelah kekecewaan yang mendalam.

Namun, ada juga merek yang berusaha untuk mempertahankan tradisi serta kemam-puan untuk menghadirkan musik yang baik pada setiap jajaran produk yang dimilikinya. Seperti Naim, merek yang dipajang oleh butik audio Cesar di jalan Fatmawati ini merupakan merek yang berpegang teguh ke-pada tradisi, tradisi untuk menyajikan musik sampai kepada detail terkecil yang terdapat pada album Anda.

Sistem yang ada di butik Cesar merupa-kan kombinasi dari dua tradisi dengan meng-

Naim seri CD5i ini merupakan CD player seri paling basic yang dibangun berdasarkan teknologi CD player Naim yang berharga lebih mahal, dengan mengambil kelebihan teknologinya dan juga rancangan desain-nya yang solid. Sistem transportasi dan suspensinya diambil dari seri CDX2 yang memiliki kelebihan pada kontrol reso-nansi dan juga mekanisme yang seder-hana, tetapi kokoh. Bodinya mengambil basis dari CD player Naim seri 555. Bodi aluminium yang dikombinasikan dengan pemakaian zinc die-cast ini mungkin akan membuat Anda tercengang karena begitu solid dan kokoh. Dan, bobotnya yang masif untuk dimensi yang cen-derung mungil ini akan memberikan gambaran tahan banting dari Naim. Di dalamnya, terdapat transformer toroid dengan ukuran 150VA, yang meya-kinkan kami jika CD5i tidak akan pernah kekurangan tenaga. Kemudian, ada pre amplifi er Naim NAC 202 yang diban-gun dengan sistematika konstruksi yang sama untuk bodinya dan juga struktur sirkuit dengan sistem kontrol resonansi. Pre amplifi er ini menggunakan teknologi unggulan yang bernama Silent Processor. Teknologi ini mengontrol segala aspek penting dari fi tur-fi tur NAC 202, dan pada saat yang bersamaan pula, mampu “tidur” pada saat Anda sedang mend-engarkan untuk memperkecil interfensi antara kerja sirkuit dan sinyal yang sedang dihantarkan.

Dan yang paling akhir dari sistem Naim ini adalah partner dari NAC 202,

gunakan perangkat di bawah ini:

HAL 50-52_HI END NOSTALGIA_KOMBINASI DUA TRADISI.indd 51 4/30/2013 4:01:23 PM

52 audio Edisi 16/2013video

yaitu power amplifi er NAP 200. Sama sep-erti yang lain, bodinya mengusung kekuatan struktur yang sama dan rancangan yang solid.

NAP 200 menggunakan transformer toroid baru dengan kapasitas 430 VA yang mampu memberikan, paling tidak, kekuatan transient pada kisaran 300 VA. Baik NAC 202 maupun NAP 200 dilengkapi dengan jalur power supply independen yang me-mungkinkan keduanya disandingkan ber-pasangan atau menggunakan power supply terpisah dari Naim.

Lalu, cerita berakhir dengan speaker Sys-tem Audio seri Explorer yang menggunakan konfi gurasi 2 ½-jalur . Menggunakan driver yang terdiri dari sebuah tweeter T2506XS dan empat buah woofer W1404XL, speaker ini didesain hanya dengan menggunakan 5 buah komponen pada crossover-nya, menja-min sinyal diproyeksikan dengan lebih utuh.

Speaker ini menggunakan teknologi waveguide dengan desain yang pipih pada bagian depannya, menghadirkan dispersi su-ara yang lebih terarah. Selain itu, Anda juga

bisa melakukan fi netuning pada spaker ini dengan menambah atau mengurangi volume pemberat pasir yang terdapat di dalamnya.

Sistem ini mampu menghadirkan su-ara dengan karakter laid back yang kalem sehingga membuat para pendengarnya betah berlama-lama tanpa mengalami kelelahan pada pendengaran.

Seperti yang kami uji melalui software Audiophile Demo Test SACD dari Marantz. Speaker ini mampu menghadirkan bidang soundstage di bagian belakang speaker dan memberikan bidang yang luas, tetapi fokus image-nya tetap terjaga dengan baik. Vokal terdengar presisi untuk lelaki dan perem-puan. Suara bas yang dihasilkannya mem-berikan karakter yang enak didengar dan juga terasa “dalam” dan solid.

Jika Anda menginginkan karakter sistem yang mampu menghadirkan detail CD yang baik, tetapi lembut di telinga, kami sarankan Anda segera jalan-jalan ke butik Cesar di jalan fatmawati. Karena, tradisi untuk meng-hadirkan musik seutuhnya bisa Anda dengar-kan melalui sistim ini. a

Tjandra Ghozalli

PENULISH

I E

ND

NO

ST

AL

GIA

HAL 50-52_HI END NOSTALGIA_KOMBINASI DUA TRADISI.indd 52 4/30/2013 4:01:40 PM

Untitled-1 1 11/16/2012 3:53:36 PM

54 audio Edisi 15/2013video

Kini, Hi-Fi Shop menempati sebuah ruko di kawasan Surya Soemantri, Bandung, dengan tampilan yang

berbeda dari sebelumnya.

SI GESIT YANG NATURALKesesuaian sistem memang menjadi kunci utama saat Anda ingin menampilkan karakter suara yang natural serta memiliki emosi saat mendendangkan lagu-lagu dari album kesayangan. Dan sepertinya, hal itu yang dilakukan Fajar, empunya butik audio Hi-Fi Shop, salah satu butik audio hi-end yang kini membuka lahan baru di Bandung setelah sempat hijrah ke Jakarta.

Saat kami berkunjung ke butik Hi-Fi Shop Bandung, telah disiapkan seperangkat audio yang didukung oleh komponen berikut ini :

PENULISTjandra Ghozalli

HI

EN

DN

OS

TA

LG

IA

HAL 54-55_HI END NOSTALGIA_SIGESIT YANG NATURAL.indd 54 4/30/2013 4:02:46 PM

55 audio Edisi 15/2013video

CD player: Bladelius Freja MK-II• Pre amplifi er: Croft Absolute Signature• Power amplifi er: Croft Mesmerise• Speaker: Adam Column• Kabel speaker: New Marigo • Kabel interkonek: Synergistic Research (CD • - Pre amplifi er), Jorma Design (Pre amplifi er - power amplifi er)Kabel power: Jorma Design•

Kami menjajal sistem dengan beberapa software CD, terutama dari CD referensi yang kami bawa, yaitu album demo CD khusus keluaran Marantz serta album solo

dari Eline. Speaker Adam Column dengan dukungan teknologi ART (Accelerated Rib-bon Technology) yang menerapkan jenis driver tweeter dan midrange diklaim dri-vernya mampu menggerakkan udara empat kali lipat lebih gesit ketimbang driver ribbon pada umumnya.

Pada awalnya, kami mendengar kualitas suara sistem di atas memang terlalu is-timewa. Namun setelah amplifi er Croft agak lebih hangat, terjadi perubahan yang siginifi kan, yaitu kualitas vokal men-jadi semakin jelas dan tebal. Selain itu, bunyi instrumen musiknya lebih transparan dan membentuk layer lebih dalam.

Lebih dari setengah jam kemu-dian, ternyata penampilan optimalnya benar-benar tersalur. Vokal Eline menjadi semakin jelas, seolah tabir kabut yang sebelumnya menyelimuti kini terhapus. Bahkan, suara bibir dan tenggorokan dapat direpro lebih natu-ral sehingga ketebalan suara vokal seolah tidak goyang dan “anteng” berada di tengah apitan speaker.

Dalam uji dengar kali ini, kami juga disuguhkan sebuah penampilan karakter suara yang spektakuler. Du-kungan teknologi ART dari speaker Adam Column memberi kontribusi besar dalam repro suara dengan tran-sient yang gesit. Bahkan, suara bas-nya juga direpro sempurna sehingga kami tidak mendengar ada kesan kedodoran walau penggunakan amplifi er tabung biasanya kurang respon dengan nada-nada yang gesit.a

HAL 54-55_HI END NOSTALGIA_SIGESIT YANG NATURAL.indd 55 4/30/2013 4:02:50 PM

56 audio Edisi 16/2013video

Saat ini perkembangan headphones sebagai personal audio stuffs sudah sangat pesat. Teknologi terbaru yang

memungkinkan kualitas suara yang dihasil-kan dari penggunaan headphones sudah sedemikian maju dan untuk beberapa faktor dapat disejajarkan dengan penggunaan speaker.

Ada beberapa alasan utama mengenai penggunaan headphones yang semakin popular dewasa ini :

Tidak adanya ruang yang memadai 1. untuk set up system home audio. Dengan semakin mahalnya harga property dan seperti jamak terjadi di gaya hidup kota besar, ruangan ekstra menjadi semakin “mahal” harganya, sehingga kebutuhan untuk sebuah ru-ang audio khusus menjadi lebih sulit untuk dipenuhi Lebih praktis dan mudah untuk diba-2. wa-bawa. Dengan ukurannya yang

relative tidak terlalu be-sar, menjadikan system

headphones mudah dibawa dan dipin-dah (dari rumah ke kantor misalnya)

aat ini perkembangan headphones sebagai personal audio stuffs sudah sangat pesat. Teknologi terbaru yang

CARA MEMILIH HEADPHONES

TIPS

& TR

ICKS

PENULIS

Overall budget yang lebih rendah. 3. Harga sebuah system headphones komplit high end (desktop DAC, desktop headphones amp, full size headphones) masih jauh lebih mu-rah dibandingkan harga dari sebuah system home audio ataupun car audio high end sekalipun

Adapun untuk headphones sendiri terdiri dari beberapa klasifi kasi :1. BERDASARKAN UKURAN :

A. Portable headphones Ukuran cup tidak terlalu besar dan • model cup dari headphone tidak men-gelilingi daun telinga, melainkan sama besar atau lebih kecil dari daun telinga dan posisinya menempel ke daun telinga (supra aural)Biasanya dapat dilipat menjadi ukuran • yang lebih kompakUmumnya menggunakan driver speaker • dengan ukuran sampai 40mm Lebih praktis untuk dibawa-bawa•

56 audio Edisi 16/2013video

Alvon

HAL 56-59_CARA MEMILIH HEADPHONES.indd 56 4/30/2013 3:35:45 PM

57 audio Edisi 16/2013video

UNTUK MEMILIH HEADPHONES SESUAI KEBUTU-HAN, BERIKUT BEBERAPA TIPS AND TRIK YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN DASAR :1.Tentukan dahulu tujuan utama dari penggunaan headphones

Tentunya apabila tujuan utama akan digunakan • sebagai sarana untuk travelling ada baiknya memilih portable closed back headphones, karena gampang dibawa dan menyajikan isolasi yang cukup terhadap noise dari lingkungan sekitarTetapi apabila tujuan utama akan digunakan di • rumah saja, maka full size open back headphones dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan

koleksi lagu pribadi yang sudah biasa didengarkan. Karena dengan begitu akan lebih memudahkan untuk menilai baik buruknya sebuah headphones5.Pastikan headphones yang akan dibeli nyaman dipakai di telinga. Karena sebagus apapun suara yang dihasilkan tapi tidak nyaman dipakai, maka akan mempengaruhi hasil suara yang diberikan (terutama untuk pemakaian jangka panjang). Faktor kenyamanan sedikit banyak dipengar-uhi juga oleh jenis pad (bantalan) yang digunakan pada headphones.

a.Velour / Suede Pad Karena bahannya sejenis beludru, menjadikan pad • dengan bahan ini lebih nyaman untuk pemakaian long hour karena tidak panas untuk dipake lamaKelemahannya, susah dibersihkan dan apabila kena • keringat terus menerus akan menyimpan bau tidak sedap. Namun dapat diatasi dengan mencucinya melalui dry clean.b.Synthetic Leather / Leather PadBahan yang dipakai sejenis kulit (baik kulit asli mau-• pun kulit sintetis), menjadikan pad dengan bahan ini memberikan isolasi yang lebih baik (lebih kedap) dibandingkan bahan Velour / Suede PadLebih mudah dibersihkan dan umumnya lebih resisten • terhadap cairan (misal keringat)Kelemahannya, lebih panas untuk dipakai lama (long • hour listening session)

2.Sesuaikan dengan genre music yang biasa diden-garkan

Setiap merek headphones memiliki kelebihan • untuk genre music tertentu yang dapat menjadi ciri khas utamanyaAkan lebih baik memiliki 2 headphones yang • berbeda karakter untuk memenuhi 2 genre yang berbeda daripada memiliki 1 headphones high end dengan budget yang sama

3.Karena pilihan headphones dewasa ini sangat beragam (baik dari range harga maupun kualitas yang ditawarkan), selalu usahakan untuk bisa audisi ter-lebih dahulu sebelum memutuskan sebuah pembelian4.Pada saat audisi, usahakan untuk menggunakan

B. Full size headphonesUkuran cup yang lebih besar dan model • cup dari headphone mengelilingi telinga (circum aural)Umumnya tidak dapat dilipat •

Umumnya menggunakan driver speaker den-• gan ukuran lebih dari 50mmMemiliki panjang kabel rata-rata 3 meter • Kurang praktis untuk dibawa-bawa•

HAL 56-59_CARA MEMILIH HEADPHONES.indd 57 4/30/2013 3:35:51 PM

58 audio Edisi 16/2013video

2. BERDASARKAN JENIS CUP YANG DIPAKAI :

A. Open back headphones Di bagian belakang cup terdapat area • terbuka (berupa grill / mesh), sehingga driver speakers dapat terlihatSuara yang dihasilkan dapat terdengar • oleh lingkungan sekitarPunya kelebihan penyajian nuansa pang-• gung (soundstage) yang lebih natural dan mengurangi kesan “sempit” dalam ruanganPengguna masi bisa mendengar noise • yang dihasilkan lingkungan sekitar

B. Closed back headphonesTidak terdapat area terbuka di bagian •

belakang cup (full isolated design)Suara yang dihasilkan tidak dapat ter-• dengar oleh lingkungan sekitarPunya kelebihan pada penyajian texture • bass yang biasanya lebih baik dibanding open back headphonesPengguna tidak dapat mendengar noise • yang dihasilkan lingkungan sekitar (fully isolated)

3. BERDASARKAN JENIS TEKNOLO-GI YANG DIPAKAI

A. Dynamic Headphones :Dynamic headphones menggunakan • driver penggerak seperti yang jamak di-pakai di system speaker konvensional, di mana memiliki konus dan magnet yang terletak di bagian belakang konus. Serta suara dihasilkan dari getaran pada konus speakerDynamic headphones adalah yang paling • popular dikembangkan, karena teknologi yang digunakan sudah “mature” dan telah terbukti reliabilitasnyaSecara suara, umumnya dynamic head-• phones memiliki lebih banyak varian suara yang disesuaikan dengan sound signature dari pabrikan pembuatnya

TIPS

& TR

ICKS

PENULISAlvon

HAL 56-59_CARA MEMILIH HEADPHONES.indd 58 4/30/2013 3:35:53 PM

59 audio Edisi 16/2013video

B. Orthodynamic Headphones :Orthodynamic headphones menggunakan • system planar, di mana magnet yang digu-nakan “mengelilingi” konus. Secara teori karena medan magnet yang digunakan lebih luas penampangnya dibanding dynamic headphones, menghasilkan keluaran suara yang lebih akurat + punya freq response lebih baik dibandingkan dynamic head-phones.Teknologi orthodynamic mulai populer • beberapa tahun belakangan setelah adanya beberapa pabrikan high end yang berkon-sentrasi mengembangkan aplikasi teknologi orthodynamic ini. Tapi pada prakteknya, karena teknologi ini belum sematang dy-namic headphone, maka perkembangan dan perubahan teknologinya berlangsung dalam waktu yang singkat, sehingga revisi produk seringkali terjadi dalam jangka waktu pendek.Secara suara, orthodynamic headphones • umumnya berkarakter lebih “dark” serta memiliki response bass (bass impact + bass qty) yang lebih bagus daripada dynamic headphones. Kelemahannya ada pada pili-han ampli yang membutuhkan ampli yang lebih “kuat” (= biasanya lebih mahal) untuk

dapat menampilkan performa terbaiknya

C. Electrostatic Headphones :Electrostatic headphones menggunakan • membrane tipis yang dialiri oleh listrik den-gan tegangan tinggi sehingga menghasilkan getaran yang menghasilkan suaraPengembangannya yang mahal dan hanya • dikembangkan oleh sedikit pabrikan, men-jadikan electrostatic headphones memiliki harga yang jauh lebih premium daripada dynamic maupun orthodynamic headphonesSecara suara, dengan teknologi electrostatic • menghasilkan suara yang sangat transparent dengan micro details dan layering yang san-gat baik (dalam beberapa factor sangat sulit ditandingi oleh dynamic maupun orthody-namic headphones). Kelemahannya response bass tidak sebaik dynamic maupun ortho-dynamic headphones, serta membutuhkan amp khusus yang harganya cukup premium. Amp untuk electrostatic berbeda dengan amp untuk dynamic dan orthodynamic. Pada saat dynamic dan orthodynamic headphones dapat menggunakan jenis amp yang sama, khusus electrostatic membutuhkan amp khusus yang harganya cukup premium.a

HAL 56-59_CARA MEMILIH HEADPHONES.indd 59 4/30/2013 3:35:56 PM

60 audio Edisi 16/2013video

Suasananya cukup sederhana, bertem-pat di beberapa tenda2 yang cukup besar, para peserta mendapatkan

sebuah meja berukuran kira2 (p x l) 1meter x 75 cm dan sebuah kursi untuk menempatkan barang dagangannya, dan walau pun seder-hana, secara keseluruhan suasananya cukup enak dan nyaman karena terletak di bawah pepohonan yang cukup rindang dan area parkir yang cukup luas.

Dari pengamatan penulis, PH lagu2 In-

BAZAAR PIRINGAN HITAM DI KEMANG-JAKARTAPada tanggal 5 -7 April 2013 bertempat di halaman Ecobar Jalan Kemang Raya no 8A diadakan bazaar piringan hitam yang baru per-tama kali diadakan di Jakarta.

donesia lebih banyak diminati pengunjung. Ada seorang warga Negara Perancis yang secara rutin setahun 2 kali mengunjungi Jakarta khusus memborong PH Indonesia, maka tidak heran apabila semakin lama PH lagu2 Indonesia semakin berkurang jum-lahnya ditanah air, oleh karena itu rata2 PH lagu2 Indonesia harganya di atas PH lagu barat. Pria Perancis ini pun saat itu hadir di bazaar ini dan tampak antusias apabila ada peserta bazaar yang datang membawa PH

VISI

TPENULIS

Sean Purnawan

HAL 60-62_VISIT_SEAN_BAZAAR PIRINGAN HITAM & BUDI CHANGHONG.indd 60 4/30/2013 3:37:06 PM

61 audio Edisi 16/2013video

lagu2 Indonesia. Pada bazaar itu sekeping PH dari “Badai Band” dengan albumnya “BADAI PASTI BERLALU” produksi Irama Mas tahun 1976 (aransemen oleh Eros Djarot Dkk) men-capai rekor penjualan tertinggi yaitu terjual seharga Rp. 2.250.000,-. Beberapa PH lain misalnya Iron Maiden ditawarkan seharga Rp 3 juta (belum laku), White Shoes and the Couple Company (Indonesia) Rp 1 juta, Superman is Dead (Indonesia) Rp. 1 juta, Benny Soebardja Rp 2juta . PH lagu2 barat ditawarkan mulai Rp. 50 ribu ke atas. Penulis pun ikut membeli PH “Bilitis” dan “Grease” (isi 2piringan) masing2 seharga Rp 50 ribu dan Rp. 60 ribu, cukup mu-rah menurut ukuran penulis.

Menurut salah seorang peserta bazaar yaitu bapak Khong Goan (seperti merek roti kalen-gan yaa..) rencananya bazaar ini akan diadakan 2 kali dalam setahun. Biayanya cukup murah yaitu peserta cukup membayar Rp. 200 ribu untuk pameran selama 3 hari. Para pesertanya tidak khusus menjual PH dan CD (baru dan bekas) tetapi ada pula penjual barang2 bekas lawas yang “nyempil” di area itu, bahkan di pojokkan ada yang menjual pakaian perempuan, kaos, dll.

Silahkan disimak suasana Bazaar PH ini melalui beberapa foto2 yang penulis ambil. Sebagai info, penulis mengunjungi bazaar ini 2 kali yaitu hari pertama dan terakhir. Suasana yang terekam dalam foto ini adalah suasana hari terakhir. Terlihat pengunjung cukup antusias melihat suasana bazaar ini.a

HAL 60-62_VISIT_SEAN_BAZAAR PIRINGAN HITAM & BUDI CHANGHONG.indd 61 4/30/2013 3:37:09 PM

62 audio Edisi 16/2013video

sehingga wajar saja kalau Changhong terus eksis sampai saat ini, bahkan salah produk televisi yang masuk Indonesia telah mengadopsi teknologi Smart TV yang sarat dengan fi tur canggih untuk kebutuhan masa mendatang.

Sebagai salah satu pro-dusen elektronika terbesar di Cina, Changhong berkomit-

men untuk memperkuat pasar produknya di Indonesia. Seperti yang dituturkan oleh Mr. Washington Feng, strategi untuk mem-perkuat pasar tersebut diantaranya, mem-perbanyak jalur distribusi dari 15 cabang yang sudah eksis di seluruh Indonesia, memperbanyak after sales service yang saat ini sudah mencapai 35 jaringan di Indonesia, mengembangkan line-up produksi, mening-katkan fi tur produk, menambah dai memper-baiki sumber daya manusia serta infrastruk-tur.a

DUTA PRODUK CHANGHONG BAGI TAUFIK HIDAYAT

Kehadiran Taufi k Hidayat dalam acara tersebut tentunya bukan tanpa alasan, karena sebagai atlet

berprestasi Internasional, menjadi sumber inspirasi bagi Changhong sebagai produsen asal Cina dengan produk teknologi berkuali-tas, bahkan Taufi k didapuk sebagai Brand Ambassador produk Changhong.

Sejak kiprahnya 16 tahun lalu di Indo-nesia, Changhong terus mengadopsi tren teknologi terkini yang selalu menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan pasar global,

Suasana dalam East Mall - Atrium Grand Indonesia menjadi semarak ketika sosok pebulu tangkis papan atas Indonesia, Taufi k Hidayar hadir dalam acara yang digelar oleh Changhong Indonesia, dimana pada kesempatan tersebut juga hadir para petinggi Changhong, termasuk Presiden Direktur Changhong Indonesia, Mr Washington Feng.

PENULISBudi Santoso

VISI

T

HAL 60-62_VISIT_SEAN_BAZAAR PIRINGAN HITAM & BUDI CHANGHONG.indd 62 4/30/2013 3:37:21 PM

63 audio Edisi 16/2013video

REVIEW CDby: Andre

Alicia Augello Cook, yang lebih dikenal dengan Alicia Keys ini, bisa menjadi fenomena di panggung musik dunia. Penyanyi yang memiliki suara yang khas dan

berkarakter, sekaligus pianis yang handal menjadi nilai lebih bagi Alicia Keys. Penyanyi asal New York ini juga seorang aktris. Langsung mengejutkan saat merilis debut “Song In A Minor” di tahun 2001. Dan berhasil merebut penghargaan Grammy di 5 kategori sekaligus. Alicia Keys merupakan solois wanita yang mampu menggondol penghargaan sebanyak itu secara bersamaan, setelah Lauryn Hill. Tentu popularitasnya langsung melesat dan fenomenal.

Tidak berhenti sampai di sini, langkah karier selanjutnya juga termasuk mulus. Album keduanya tidak kalah fenomenal dengan debutnya. His seperti “You Don’t Know My Name” atau “If I Ain’t Got You” menjadi lagu yang juga fenomenal di album keduanya The Diary of Alicia Keys (2003). Di sisi lain, seiring dengan karier bermusiknya kariernya di bidang fi lm pun juga mulai diperhitungkan.

Kariernya masih tetap benderang setelah melewati masa 1 dekade. Bahkan saat merilis albumnya yang ke-5 bertitle Girl On Fire, yang sekaligus membuktikan bahwa penyanyi dan musisi ini masih “on fi re” di panggung musik dunia. Bagaimana tidak, album ini langsung disambut hangat oleh publik musik dunia pada awal-awal dirilisnya album ini. Bahkan sudah mendapat sertifi kat platinum di beberapa negara dari hasil penjualannya. Di album ini, Alicia Keys masih meramu karakter piano klasik dengan jazz dan RnB yang menjadi karakternya selama ini.

Simak saja hits-nya “Girl On Fire” yang langsung merajai hits bergengsi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Lagu yang berkolaborasi dengan Nicki Minaj ini terasa cukup anthem. Dimulai dengan rapping Nicki Minaj, tapi dengan beat yang tebal dan permainan piano akustik yang terkesan menimalis, tapi terlihat megah dan lebar aransemen yang ditampilkan. Apalagi karakter vokal Alicia keys yang powerful, dilatari choir yang membuat lagu bertema semangat ini cukup anthem.

Atau lagu “Fire We Make” yang menampilkan olah vokalnya yang ciamik dalam balutan soul. Berkolaborasi dengan Maxwell, lagu ini seperti mewakili ekspresi bermusiknya selama ini. Minima-lis dari iringan, maksimal dalam aransemen dan eksplorasi vokal yang lugas. Lagu penutupnya “10 1” tampil cukup emosional. Den-gan hanya menggunakan iringan piano akustik, lagu ini mengalir dengan nuansa yang bisa terbangun dari vokalnya. “Girl on Fire” bisa jadi merupakan perwujudan dari perjalanan kariernya selama ini. Alicia Keys masih “on fi re” di panggung musik dunia.

Alicia Keys On Fire

Band pimpinan musisi dan sekaligus seniman eksentrik Sawung Jabo ini bukan tipikal band yang rajin merilis album. Akan tetapi nama mereka di panggung musik na-

sional memang cukup di perhitungkan. Setelah sekian lama mereka absen, rupanya energi itu terkumpul, sehingga mampu menghasil-kan album baru ini. Sirkus Barock ternyata masih mampu menun-jukan ekpresi bermusik mereka secara total. Berawak Sawung Jabo (vokal, akustik gitar), Joe Tampeng (gitar), Totok Tewel (gitar), Bagus Mazasupa (keyboard), Ucok Hutabarat (biola), Denny Dumbo (perkusi), Endy Baroque (drum), Sinung Sinyong (bass), dan Giana Sudaryanto (perkusi) masih memaparkan konsep musik yang berani. Mengawinkan energi rock dengan nuansa perkutif etnik, serta lirik yang masih tajam membidik fenomena sosial. ”Bisikan Langit” menjadi lagu pembuka. Tampil lebih santai, tapi dengan aransemen yang lebar dengan nuansa akustik yang ken-tal. Lagu ”Di Atas Langit Masih Ada Langit” menjadi salah satu lagu yang tampil dengan aransemen yang eksploratif. Walaupun materinya termasuk ringan, Anda akan masih merasakan karakter kuat Sirkus Barrock yang masih bertahan di lagu ini, yang juga tampil eksotik. Menampilkan juga lagu ballad yang dibalut dengan nuansa orkestrasi yang lebar, ”Pengelana Merdeka” menjadi lagu bernansa teatrikal yang penuh emosional dengan vokal melanko-lis dari Peni Chandra Rini. Bisa jadi pilihan musiknya jauh dan terkesan melaawan mainstream. Tapi inilah sebenarnya jiwa Sirkus Barock yang tetap kuat dan mengakar. Sugesti : Menikmati musik sambil menyaksikan drama musikal kehidupan sehari-hari, yang ditawarkan dengan aransemen dan lirik yang berani.

Sebenarnya band asal Las Vegas ini bukan termasuk pen-datang baru. Band ini sudah berdiri sejak tahun 2007 lalu. Akan tetapi pada tahun 2012 lah band ini sanggup memanas-

kan panggung rock dunia, saat debut album internasionalnya ini. Band dengan formasi terakhir Dan Reynolds (drum, vokal), Ben McKee (bass), Wayne Sermon (gitar), dan Dan Platzman (drum, viola). Debut ini saja dinominasikan berbagai ajang penghargaan bergengsi. Dengan hits “Its Time” yang menampilkan aransemen yang unik. Di blocking dengan permainan mandolin, membuat rock yang ditampilkan terkesan lebih kaya tapi juga easy listening. Walaupun masih menampilkan sound gahar, lagu ini diaransemen sungguh menarik, menimpali karakter vokalis yang tinggi. Atau lagu “Radioactive” yang tampil dengan sound modern yang me-nampilkan looping dan effect sound yang terkesan dark. Lagu ini tetap terkesan gahar dan lebar, walau banyak didominasi sound effect dan karakter gitar yang crunch. Hal senada dirasakan di lagu “Hear Me” yang juga menampilkan sound dark, tapi masih menampilkan konsep rock yang easy listening yang tetap enerjik. Sementara lagu “Demon” menampilkan lagu berkarakter ballad. Kali ini diaransemen lebih simpel tapi tetap berasa lebar. Band ini tidak ragu dalam mengolah sound yang dijadikan tambahan nuansa di lagu-lagu yang ditampilkan. Ini salah satu kelebihan band ini. Sugesti: Memilih untuk menemani di saat sarapan pagi atau makan siang, bukanlah pilihan yang salah.

Sirkus BarockTitle : Anak AnginGenre : Rock, World Music

Imagine DragonTitle : Night VisionsGenre : Indie Rock, Alternative Rock

63 audio Edisi 15/2013video

HAL 63-64_REVIEW CD_andre.indd 63 4/30/2013 3:38:19 PM

64 audio Edisi 16/2013video

REVIEW CDby: Andre

64 audio Edisi 14/2013video 64 audio Edisi 15/2013video

Josh GrobanTitle : All That EchosGenre : Easy Listening, Pop Opera

Fajar Adi NugrohoTitle : Welcome To FairylandGenre : Funk, Pop-Jazz

Bon JoviTitle : What About NowGenre : Rock, Hard Rock

Tentunya, penyanyi bersuara tenor ini bukanlah nama asing lagi di in-dustri musik dunia. Memiliki basic

sebagai penyanyi opera, terjun di industri musik pop dunia, justru menjadi nilai lebih di kariernya. Tidak mengherankan jika pe-nyanyi, song writer, aktor, produser, seka-ligus musisi ini mampu menjual albumnya sekelas multiplatinum. Eksistensinya sejak tahun 2001 hingga saat ini sudah tidak bisa diragukan lagi. Hingga muncul albumnya yang ke-6 ini, yang langsung mendapat posisi terhormat di Billboard Chart di awal dirilisnya album ini. Aransemen dengan konsep orkestrasi masih menjadi andalan. “Brave” single yang diluncurkan pertama kali. Tampil dengan sentuhan pop yang kuat tapi dengan aransemen yang dinamis dan apik. Walaupun string dimunculkan, tapi juga distorsi rock juga dijadikan blocking. Lagu ini terkesan megah dengan orkestrasi yang memperkuat karakter dan

Bisa jadi album solo dari para musisi sangat jarang dirilis di industri musik Indonesia. Apalagi yang

fokus pada permainan bass. Jika Fajar Adi Nugroho melakukannya, menjadi sesuatu yang istimewa tentunya. Pemain bass yang sudah malang melintang di panggung musik nasional ini merilis al-bum yang syarat dengan permainan bass yang proses rekamannya tanpa melakukan overdub. Simak “Wolfgang Concerto in D Majors” merupakan permainan solo bass-nya yang menampilkan nuansa klasik dalam balutan bass yang cukup explore.

Band rock fenomenal asal New Jersey ini ternyata masih mampu menunjukkan kiprahnya di pang-

gung musik dunia. Walaupun lebih dari 2 dekade eksis, Bon Jovi masih mampu menunjukkan bahwa mereka adalah band yang tetap solid dam tetap hadir men-emui fansnya diseluruh penjuru dunia. Buktinya, Jon Bon Jovi (vokal), Richie Sambora (gitar), Tico Torres (drum), dan David Bryan (bass) masih mampu melahirkan album. Setelah 4 tahun absen, sejak albumnya terakhir “The Circle” (2009) dirilis, akhinya album yang ke-12 ini resmi dirilis. Mereka ternyata masih mampu tampil segar bahkan enerjik. Dan langsung menyapa dengan “Because We Can”. Ciri band ini tidak benar-benar hilang, walaupun dalam pilihan sound terkesan lebih modern. Menampilkan rock yang easy listening tapi tetap gahar dalam pilihan sound. Tipikal lagu sing-a-long, dengan nuansa hard rock yang cukup ken-

eksplorasi vokal emas penyanyi ini. Tapi tetap menawan saat lagu berkarakter bal-lad, yang terkesan lebih simple, “Falling Slowly” ditampilkan. Simpel tapi masih menampilkan aroma string section yang membuat lagu ini masih terkesan “ma-hal”. Atau lagu “She Move Throught The Fair” yang berkarakter serupa. Kali ini mengambil aransemen akustik yang lebih dominan. Di sinilah kekuatan vokalnya bisa tereksplorasi lebih total. Sementara nuansa pop yang lebih kental ditampilkan di lagu “Bellow The Line”, dengan karak-ter easy listening tapi tetap tampil menarik dan lebar. Seperti di album-album sebel-umnya, kekuatannya masih dieksplorasi vokalnya, dan tentunya aransemen yang ditampilkan sangat musikal. Sugesti: Memilih memutar album ini di tengah malam dengan volume sedang, atau di pagi hari dengan volume lebih kuat bisa meningkatkan mood.

Atau lagu “Woodpecker” menyisipkan nuansa pop-jazz dari permainan solo bass tanpa melibatkan instrumen lain, dimana lagu ini juga memiliki basic klasik yang mengandalkan kecepatan tangannya. Atau “Dancing Panda” yang terkesan lebih funk. Album ini murni permainan bass, tanpa melibatkan instrumen lain-nya sebagai pengiring. Bukan tipikal mainstream album, tapi merupakan album cukup berani menampilkan eksplorasi dan skill permainan. Sugesti: Ambil bass lengkap dengan ampli, dengarkan dan coba mainkan.

tal. Atau lagu “Pitcure of You” yang kini tampil dengan aransemen yang lebih lebar dengan pilihan layer gitar yang memban-gun suasana, termasuk permainan akustik gitarnya, tapi tetap masih easy listening. Seperti di album-album terdahului, lagu ballad memang menjadi penentu eksistensi band ini. “Amen” yang menampilkan lagu dengan sedikit sentuhan nuansa coun-try. Permainan akustik gitar dan string membalut lagu ini, termasuk permainan perkusi yang terkesan eksotik. Tipikal lagu ballad akustik semacam ini mendominasi di album ini. Tapi nuansa hard rcok yang gahar, dan ditampilkan dengan karakter easy listening juga menjadi selling point. Simak saja “That’s What The Water Made Me”. Bon Jovi masih mampu menggedor emosional penggemarnya hingga di al-bum terakhirnya ini. Sugesti: Menikmati atau mengerjakan sesuatu bisa dengan suasana santai. Simak track-track enerjik di album ini.

HAL 63-64_REVIEW CD_andre.indd 64 4/30/2013 3:38:21 PM

HAL 65_IKLAN FOSTEX.indd 1 4/30/2013 3:38:54 PM

HAL 66_IKLAN TURTLE BEACH.indd 1 4/30/2013 3:39:16 PM