Askep Melanoma
-
Upload
dani-redarmy -
Category
Documents
-
view
178 -
download
18
description
Transcript of Askep Melanoma
ASKEP MELANOMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit.
Disamping di kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika Serikat melanoma maligna
merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak. Melanoma maligna dapat terjadi pada
semua usia dan paling banyak pada usia 35-55 tahun, insidensi pada pria sama dengan
wanita.
Faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma antara lain : Congenital
nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma sebelumnya, faktor keturunan,
dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi berdiameter >5mm, terdapat 50 nevi berdiameter
>2mm, riwayat paparan/terbakar sinar matahari terutama pada masa anak-anak, ras kulit
putih, rambut berwarna merah, mata berwarna biru, frecles/bintik-bintik kulit, tinggal di
daerah tropis, psoralen sunscreen, xeroderma pigmentosum.
Melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis luas dalam
waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan “Melanoma maligna”
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan mampu
melaksanakan:
a. Pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.
b. Diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.
c. Intervensi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna
d. Implementasi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna
e. Evaluasi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna
1.3.Manfaat
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan melanoma
maligna.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan melanoma
maligna.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan melanoma
maligna.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan melanoma
maligna.
e. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan melanoma
maligna.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.Definisi
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang terletak
terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan, leptomeninges,
serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit,
namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia.
Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian. (Arif Mutaqqin,
2012)
Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan
merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan pajanan yang
berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang individu berkulit terang dan
berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan
ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan
breslow penetapan stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi
kelenjar sentinel. Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling
sering penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang
berlansung bertahun – tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau
mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan
kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel
skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini
mungkin eksisi yang luas. (Eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 – 335)
2.2.Etiologi
Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun sinar ultraviolet matahari sangat
berperan dan diduga menjadi penyebab utama. Melanoma di temukan hampir pada semua
usia dan sering di temukan pada daerah tropik. Umumnya seseorang yang berkulit
putih/cerah, bermata biru, berambut merah atau pirangdan memiliki bercak-bercak
kecoklatan pada kulitnya sangat rentan untuk terkena melanoma maligna.
Faktor resiko melanoma maligna diantaranya yaitu:
1. Tahi lalat (Nevus)
2. Faktor Keluarga
3. Fenotip
4. Supresi Sistem Imun
5. Pajanan Terhadap Radiasi Sinar UV yang Berlebihan
6. Usia
7. Xeroderma Pigmentosum
8. Riwayat Terkena Melanoma
9. Corak kulit kuning langsat, mata biru, rambut pirang / merah
10. Bekerja diluar ruangan
11. Lansia dengan kulit rusak karena matahari
12. Riwayat tindakan sinar-x terjadi kordis kulit
13. Pemajanan pada agens kimia tertentu (arsenik, nitrat, tar dan ter, minyak dan parafin)
14. Jaringan parut luka bakar, kerusakan kulit pada area osteomielitis kronis, lubang fistula
15. Terapi imunosupresi jangka panjang
16. Kerentanan genetik
17. Infeksi terhadap patogen
2.3.Klasifikasi
a. Klasifikasi secara klinis
Melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:
1) Superficial Spreading Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu sekitar 70%
dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi pada semua umur namun lebih
sering pada usia 30-50 tahun, sering pada wanita dibanding pria dan merupakan penyebab
kematian akibat kanker tertinggi pada dewasa muda.
Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian pigmentasi
dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu, batasnya tidak tegas, dan
terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar lesi dapat menjadi gatal. Kadang-kadang
pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi imun seseorang untuk menghancurkannya. Tipe ini
berkembang sangat cepat. Diameter pada umumnya lebih dari 6mm. Lokasi pada wanita di
tungkai bawah, sedangkan laki-laki di badan dan leher.
Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis didapatkan
melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri – sendiri atau berkelompok, pada
umumnya sel – sel tersebut tidak tampak pleomorfik. Pada dermisterlihat sarang – sarang
tumor yang padat dan dengan melanosit berbentuk epiteloid yang besar serta berkromatin
yang atipik, di dalam sel – sel tersebut terdapat butir – butir kromatin, kadang – kadang dapat
di temukan melanosit berbentuk kumparan dan sel – sel radang.
2) Nodular Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya sangat cepat dan
berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak 15%-30% kasus melanoma
yang terdiagnosa sebagai melanoma merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua
umur, namun lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya
adalah tungkai dan tubuh. Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau
biru hingga kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau
polopoid dan aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan trauma minor,
timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau tidak berpigmen. Fase
perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan sulit di identifikasi dengan deteksi
ABCDE.
Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan melanosit
berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat ditemukan pada daerah dermo –
epidermal. Gambaran dermis terlihat sel – sel melanoma menginvasi ke lapisan retikuler
dermis, pembuluh darah dan subcutis
3) Lentigo Maligna Melanoma
Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna melanoma.
Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia pertengahan dan lebih
tua, khususnya pada wajah, leher dan lengan. Melanoma tipe ini pada tahap dini terdiagnosa
sebagai bercak akibat umur atau terpapar matahari. Karena mudah sekali terjadi salah
diagnosa maka tipe ini dapat tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan cukup berbahaya.
Pertumbuhan tipe ini sangat lambat yaitu sekitar 5-20 tahun.
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-tahun.
Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi coklat tua sampai hitam atau
timbul nodul yang biru kehitaman. Pada permukaan dijumpai bercak-bercak warna gelap
(warna biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi nodul biru kehitaman invasive agak
hiperkeratonik.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane basalis,
berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel – sel yang di jumpai berbentuk kumparan.
Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang mengandung
melanin.
4) Acral Lentigineous Melanoma
Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-72% dari
kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka prognosisnya buruk. Sering
disebut sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini terdapat pada daerah yang sukar untuk
dilihat atau sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari
tangan, atau dibawah kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau pita
longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki bentukan yang sama dengan
benign junctional melanotic nevus. Pigmen akan berkembang dari arah proksimal menuju ke
arah laterla kuku yang disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk
melanoma akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi tidak
mengandung pigmen.
Gambaran yang paling khas paling baik di lihat pada daerah macula berpigmen.
Tampak adanya gambaran proliferasi melanosit atipikal sepanjang lapisan basal.
b. Klasifikasi menurut kedalaman (ketebalan) Tumor menurut Breslow:
Golongan I: Kedalaman (ketebalan) tumor <0,76 mm
Golongan II: Kedalaman (ketebalan) tumor 0,76-1,5 mm
Golongan III: Kedalaman (ketebalan) tumor >1,5 mm
c. Klasifikasi tingkat invasi menurut Clark.
Tingkat I: sel melanoma terletak di atas membrane basalis epidermis(melanoma in situ/ intra
epidermal)
Tingkat II: invasi sel melanoma samapi dengan lapisan papilaris dermis (dermis superfisial),
tetapi tidak mengisi papila dermis.
Tingkat III: Sel melanoma mengisi papila dermis dan meluas sampai taut dermis papiler dan
retikuler.
Tingkat IV: Invasi sel melanoma sampai dengan lapisan retikularis dermis.
Tingkat V: Invasi sel melanoma sampai dengan jaringan subkutan
d. Klasifikasi yang merupakan variasi dari sistem TNM (National Comprehensive Cancer
Network).
Stage 0: melanoma insitu, yang berarti hanya melibatkan lapisan epidermis dan belum
menyebar ke dermis. Dalam klasifikasi menurut Clark tingkat I.
Stage 1: melanoma memiliki ketebalan kurang dari 1 mm atau sekitar 1/25 inch. Dalam
klasifikasi Clark, sesuai dengan tingkat II atau III.
Satge I-II: melanoma memiliki ketebalan antara 1-4 mm atau menurut klasifikasi Clark
sesuai dengan tingkat IV dengan ketebalan berapapun. Tingkat ini masih terlokalisasi di kulit
dan belum ditemukan penyebaran pada kelenjar limfe atau organ lain yang jauh.
Stage III: melanoma sangat tebal, lebih dari 4 mm, atau jika dalam klasifikasi Clark, sesuai
dengan tingkat V dan atau nodul melanoma ditemukan dalam 2 cm dari tumor utama. Atau
melanoma telah menyebar ke kelenjar limfe terdekat, tapi masih belum ada penyebaran jauh.
Stage IV: melanoma telah menyebar luas disamping ke regio sekitarnya, seperti ke paru-
paru, hati, otak, dll.
2.4.Manifestasi klinis
Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah
perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk menjadi tidak
teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal,
permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak. Pendarahan menandakan proses
sudah sangat lanjut.
Asymmetry : Jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap-tiap bagian tidak sesuai
Border : Batasnya tidak tegas atau kabur
Color : Ciri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid melainkan campuran yang terdiri dari
coklat kekuningan, coklat dan hitam, juga bisa tampak merah, biru atau putih.
Diameter : Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 6 mm, ketika dilakukan pemeriksaan mereka
bisa lebih kecil dari seharusnya . Sehingga harus diperhatikan perubahan tahi lalat dibanding
yang lainnya atau berubah menjadi gatal atau berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6
mm
Evolving : Setiap perubahan dalam ukuran, bentuk, warna, tingginya atau ciri-ciri lain atau ada gejala
baru seperti mudah berdarah, gatal dan berkrusta harus dicurigai keganasan
2.5.Patofisiologi
Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk ini:
melanoma dengan penyebaran superficial, melanoma lentigo maligna, melanoma nodular,
dan melanoma akral-lentinginosa. Semua tipe ini memiliki cirri klinis, serta histologik
tertentu disamping perilau biologic yang berlainan. Sebagian besar melanoma berasal dari
melanosit epidermal kutaneus, tetapi sebagian lagi muncul dalam bentuk nervus yang sudah
ada sebelumnya pada kulit atau tumbuh pada traktus uvea mata. Melanoma sering timbul
secara bersamaan dengan kanker pada organ lain.
Prognosis penderita dengan melanoma maligna tidaklah seburuk yang dipikirkan,
kebanyakan penderita ini dapat hidup lebih dari 5 tahun dan banyak yang dapat disembuhkan.
Diagnosis dini dan pembedahan bertanggungjawab untuk membuat statistic menjadi lebih
baik. Beberapa factor menentukan keselamatan penderita melanoma. Penderita melanoma
yang menyebar superficial memiliki prognosis yang paling baik, diikuti oleh melanoma
lentigo; melanoma nodular memiliki prognosis yang paling buruk. Lesi-lesi yang terletak
pada kulit kepala posterior, punggung, dan lengan bagian posterior memiliki prognosis yang
paling buruk.
2.6.Pemeriksaan Diagnostik
Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan menentukan
keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma dapat metastase pada
beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-macam tes.
a. Tes laboratorium
1) Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada liver.
Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT mempengaruhi liver.
2) Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas hematologi
3) Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang abnormal).
b. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:
1) Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma.
Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih komplit
histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga
melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat keputusan
tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.
2) CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya
metastasis dari hati lebih akurat.
3) X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana
rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
4) Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat
menentukan nyeri tulang.
5) CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika
klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
6) Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk
mengidentifikasi metastasis.
2.7.Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia profunda
tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening regional pada tumor
yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.
b. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk pembertian
sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar sebab ekstremitas harus
di kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu
dan oksigenator (mesin jantung paru).
c. Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga berdasarkan
pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti vaksin BCG kadang
menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak mempengaruhi prignosis.
Setelah pembedahan perlu ditekankan pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di
temukan pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar.
2.8.Komplikasi
Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar
kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa, menyebabkan hipertensi, hypercholesterolemia
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.Pengkajian
Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan riwayat pasien
dan gejalanya. Pasien ditanya khusus mengenai gejala pruritus, nyeri tekan, dan rasa sakit
yang bukan merupakan cirri khas nevus yang benigna. Pasien juga ditanyakan mengenai
perubahan pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau pertumbuhan lesi baru yang
berpigmen. Orang-orang yang beresiko harus diperiksa dengan cermat.
Melanoma dengan penyebaran superficial terjadi pada setiap bagian tubuh dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.biasanya jenis melanoma ini
mengenai orang usia pertengahan dan paling sering terjadi pada batang tubuh, serta
ekstremitas bawah. Lesi cenderung siruler dengan bagian luar yang tidak teratur . tepi lesi
bisa datar atau menonjol dapat diraba.
Melanoma noduler, yaitu bentuk melanoma paling sering kedua merupakan nodul
yang berbentuk sferis dan menyerupai blueberry dengan permukaan yang relative licin, serta
berwarna biru-hitam yang seragam. Melanoma ini dapat berbentuk kubah dengan permukaan
yang licin, bayangan berwarna lain seperti merah, kelabu, atau ungu juga bisa terdapat.
Terkadangn melanoma tampak sebagai plak yang bentuknya regular. Pasien mungkin
menjelaskan hal ini sebagai bula berisi darah yang tidak menghilang.
Smeltzer (2002) memberikan panduan tentang teknik dalam melakukan inspeksi kulit
untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan
perubahan malignan mencakup berikut ini:
1. Warna yang bervariasi
a) Warna yang terdapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah
bayangan warna merah, putih dan biru. Bayangan warna biru dianggap bisa
mengkhawatirkan.
b) Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu dicurigai.
c) Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi, tapi sebaliknya
mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan)
2. Tepi yang ireguler. Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus
dicatat.
3. Permukaan yang ireguler
a) Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat.
Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b) Sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.
Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya
wanita), antara jari-jari kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan.
Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat di tempat yang tidak
begitu mengandung pigmen seperti telapak tangan, telapak kaki, daerah subungual dan
membrane mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm.
Lesi satelit (lesi yang terletak di dekat nevus) harus dicatat.
3.2.Diagnose Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan tindakan eksisi dan graft kulit
2. Kecemasan dan depresi berhubungan dengan konsekuensi melanoma yang dapat membawa
kematian dan menimbulkan cacat
3. Kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma
3.3.Intervensi
Dx 1. Nyeri berhubungan dengan tindakan eksisi dan graft kulit.
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang atau beradaptasi.
Criteria hasil:
- Secara obyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Skala nyeri 0-
1 (0-4)
- Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
- Pasien tidak gelisah.
Intervensi Rasional
Kaji nyeri dengan pendekatan
PQRST
Menjadi parameter dasar untuk mengetahui
sejauh mana intervensi yang diperlukan dan
sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi
Kaji factor yang meningkatkan
dan menurunkan respon nyeri
pada melanoma.
Jelaskan dan bantu pasien
dengan tindakan pereda nyeri
non farmakologi dan no invasive
Lakukan manajemen nyeri
keperawatan:
Atur posisi fisiologis dan
imobilisasi ekstremitas yang
mengalami selulitis
manajemen nyeri keperawatan.
Pengangkatan melanoma dengan pembedahan
pada berbagai tempat yang berbeda-beda
(kepala serta leher, mata, batang tubuh,,
abdomen, ekstremitas, sistem saraf pusat)akan
menimbulkan tantangan dengan
mempertimbangkan pengangkatan melanoma
primer. Pembuluh darah dan kelenjar limfe
yang mengintervensi lesi tersebut, serta
menjadi tempat penyebaran lesi metastatic.
Intervensi keperawatan pasca bedah untuk
melanoma maligna berfokus pada
peningkatan rasa nyaman karena mungkin
diperlukan tindakan eksisi yang luas. Graft
kulit tipe split-thickness atau ful-thickness
mungkin harus dilakukan kalau timbul defek
yang hilang akibat pembedahan untuk
penigkatan melanoma.
Pendekatan dengan menggunakan relaksasi
dan non farmakologi lainnya telah
menunjukkan keefektifan dalam mengurangi
nyeri.
Manajemen nyeri:
Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan
O2 ke jaringan yang mengalami peradangan
subkutan. Pengaturan posisi idealnya adalah
pada arah yang berlawanan dengan letak dari
selulitis. Bagian tubuh yang mengalami
inflamasi local dilakukan imobilisasi untuk
menurunkan respons peradangan dan
peningkatan kesembuhan.
Lingkungan tenang akan menurunkan
stimulus nyeri eksternal dan pembatasan
Menajemen lingkungan;
lingkungan tenang dan batasi
pengunjung
Ajarkan teknik distraksi pada
saat nyeri.
Kolaborasi dengan dokter dlam pemberian analgetik
pengunjung akan membantu meningkatkan
kondisi O2 ruangan yang akan berkuyrang
apabila banyak pengunjung yang berada di
ruangan.
Distraksi (pengalihan perhatian) dapat
menurunkan stimulus internal dengan
mekanisme peningkatan produksi endorim
dan enkefalin yang dapat memblok reseptor
nyeri untuk dikirimkan ke kortex serebri
sehingga menurunkan persepsi nyeri.
Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.
Dx 2. Kecemasan dan depresi berhubungan dengan konsekuensi melanoma yang dapat
membawa kematian dan menimbulkan cacat
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan pasien berkurang.
Criteria evaluasi:
Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, dan wajah rileks.
Intervensi Rasional
Kaji tanda verbal dan non verbal
kecemasan, damping pasien dan
lakukan tindakan bila menunjukkan
perilaku merusak.
Hindari konfrontasi
Reaksi verbal/nonverbal dapat
menunjukkan rasa agitasi, marah dan
gelisah.
Konfrontasi dapat meningkatkan rasa
marah, menurunkan kerjasama dan
mungkin memperlambat penyembuhan.
Dukungan psikologik sangat penting
Beri dukungan psikologis
Bina hubungan saling percaya
Beri kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan ansietasnya.
Berikan privasi untuk pasien dan orang
terdekat.
jika akan dilakukan pembedahan yang
menimbulkan cacat. Dukungan ini
mencakup upaya membiarkan pasien
untuk mengekspresikan perasaannya
tentang keseriusan neoplasma kulit,
pengertian terhadap kekesalan serta
depresi yang diperlihatkan pasien dan
penyampaian kesan bahwa perawat
dapat memahami semua perasaan ini.
Mereka harus didorong untuk
mengekspresikan perasaan terhadap
seseorang yang mereka percayai untuk
mendengarkan keprihatinan mereka dan
selalu siap untuk memberikan
perawatan yang terampil, serta penuh
kehangatan merupakan intervensi yang
penting untuk mengurangi ansietas.
Dapat menghilangkan ketegangan
terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan.
Memberikan waktu untuk
mengekspresikan perasaan,
menghilangkan cemas dan perilaku
adaptasi. Adanya keluarga dan teman-
teman yang dipilih pasien melayani
aktifitas dan pengalihan (misalnya:
membaca) akan menurunkan perasaan
terisolasi. Pengaturan agar anggota
keluarga dan setiap teman dekatnya
untuk lebih banyak mencurahkan waktu
mereka bersama pasien dapat menjadi
upaya yang bersifat sportif.
Meningkatkan relaksasi dan
Kolaborasi pemberian anti cemas sesuai indikasi, contohnya diazepam.
menurunkan kecemasan.
Dx 3. Kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma
Tujuan: terpenuhinya pengetahuan pasien tentang kondisi penyakit.
Criteria evaluasi:
Menungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan
dengan kemungkinan komplikasi.
Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi
Intervensi Rasional
Beri penekanan akan pentingnya
pengenalan dini tanda-tanda melanoma.
Identifikasi sumber-sumber pendukung
yang memungkinkan untuk
mempertahankan perawatan di rumah
yang dibutuhkan.
Ajarkan tentang tanda-tanda bahaya melanoma
Harapan yang terbesar untuk
mengendalikan penyakit terletak pada
pendidikan pasien mengenai
pengenalan tanda-tanda dini melanoma.
Pasien yang beresiko harus diajarkan
untuk memeriksa kulit dan data mereka
sebulan sekali dengan cara yang
sistematis.
Keterlibatan keluarga terhadap cara-
cara untuk mendeteksi melanoma akan
meningkatkan resiko metastasis yang
lebih berat.
Tanda bahaya melanoma berikut ini: perubahan pada ukuran, warna, bentuk, atau garis bentuk nevus, permukaan nevus atau kulit di sekitar nevus.
3.4.Implementasi
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien.
3.5.Evaluasi
1. Mengalami pengurangan rasa sakit dan gangguan rasa nyaman.kemerahan atau
pembengkakan.
a. Menyatakan bahwa rasa sakit atau nyeri sudah berkurang dan menghilang.
b. Memperlihatkan kesembuhan parut bekas pembedahan tanpa bekas,
2. Mencapai pengurangan kecemasan.
a. Mengekspresikan ketakutan dan khayalan.
b. Mengajukan pertanyaan mengenai kondisi medis.
c. Memohon pengulangan fakta-fakta tentang melanoma
d. Mengenali dukungan dan kenyamanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau orang lain
yang signifikan.
3. Memperlihatkan pengertian terhadap cara-cara untuk mendeteksi melanoma.
a. Memperlihatkan cara pelaksanaan pemeriksaan kulit yang mandiri sebulan setelahnya.
b. Menggunakan pengulangan kata-kata tanda bahaya melanoma berikut ini: perubahan pada
ukuran, warna, bentuk atau garis bentuk nevus, permukaan nevus atau kulit di sekitar nevus.
c. Mengidentifikasi tindakan untuk melindungi diri dari pajanan sinar matahari.