Askep Hipertiroid Anak Fix
-
Upload
ferdiana-revitasari -
Category
Documents
-
view
8 -
download
3
description
Transcript of Askep Hipertiroid Anak Fix
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN HIPERTIROID
3.1 Pengkajian
Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada
konsep yang dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :
1) Aktifitas/Istirahat
Tanda : atrofi otot, anak tampak kelelahan
Gejala : insomnia, sensitifitas meningkat, otot lemah, gangguan
koordinasi
2) Sirkulasi
Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, takikardia
saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok
Gejala : Palpitasi, terkadang ada yang disertai nyeri dada/angina
3) Eliminasi
Tanda : peningkatan jumlah urine, perubahan massa feces (diare),
perdarahan dalam feses
Gejala : banyak berkemih, diare
4) Integritas Ego
Tanda : emosi labil (euphoria sampai delirium), depresi
Gejala : merasa stres (fisik atau emosional)
5) Makanan dan Cairan
Gejala : Hilangnya nafsu makan, mudah kehausan, mual dan
muntah
O : Kulit kering/bersisik, pembesaran tiroid.
6) Neurosensori
Tanda : bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, tremor
halus pada tangan
Gejala : bicaranya cepat dan parau, menunjukkan gangguan status
mental dalam berperilaku (seperti bingung, disorientasi, gelisah, peka
rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma), tremor halus pada tangan,
tanpa tujuan beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif, reflex
tendon dalam (RTD)
7) Nyeri atau Kenyamanan
Tanda : wajah meringis, fotofobia.
Gejala : merasa nyeri pada area sekitar mata.
8) Pernapasan
Tanda : merasa sesak, susah bernapas
Gejala : peningkatan frekuensi napas, takipnea, dispnea, edema paru
(pada krisis tirotoksikosis)
9) Keamanan
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot, otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
10) Seksualitas
Tanda : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impoten pada
pria ; kesulitan orgasme pada wanita
Gejala : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton
plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan
kolosterol meningkat.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1) Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kecepatan metabolisme, intake makanan tak adekuat
3) Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan peningkatan
metabolisme (hipermetabolik)
4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dan kebutuhan, kelelahan sekunder, peningkatan kecepatan
metabolisme
5) Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7) Risiko tinggi injuri: ulserasi kornea, infeksi dan kebutaan berhubungan
dengan ketidakmampuan menutup mata sekunder, eksopthalmus
3.3 Intervensi Keperawatan
1. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi.
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan
tingkat energi.
Intervensi :
a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia
mungkin ditemukan.
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia
c. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism.
d. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti
massage
Rasional : Meningkatkan relaksasi
2. Diagnosa Keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kecepatan metabolisme, intake makanan
tak adekuat yang ditandai dengan pasien yang mengeluh diare, mual, nyeri
abdomen, diaphoresis (pengeluaran keringat berlebihan), dan berat badan
turun.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan
pasien mempunyai nutrisi yang adekuat yang ditandai dengan:
a) nafsu makan pasien meningkat
b) pasien menghabiskan porsi makan yang disediakan
c) mual dan nyeri abdomen hilang atau berkurang
d) massa feses kembali normal (diare hilang atau berkurang)
e) berat badan meningkat sampai batas normal pasien
f) masukan dan keluaran seimbang
g) tidak ada tanda-tanda diaphoresis
Intervensi :
a) Pantau masukan diet tinggi kalori, tinggi protein, tinggi karbohidrat,
tinggi vitamin B
b) Tawarkan makanan dalam jumlah kecil tapi sering dan makanan
tambahan di antara waktu makan
c) Konsulkan pada pasien dan keluarga tentang makanan yang disukai
d) Hindari stimulan (seperti kopi, teh, coca cola) atau makanan yang lain
yang mengandung kafein atau teobromin yang dapat meningkatkan
perasaan kenyang dan peristaltik
e) Hindari makanan dengan jumlah yang banyak serat atau makanan
yang banyak mengandung bumbu
f) Berikan dorongan untuk memperbanyak minum 2–3 liter setiap hari;
hindari jus yang mungkin dapat menyebabkan diare
g) Berikan lingkungan dengan pengunjung yang cocok, bila pasien
menginginkannya
h) Timbang berat badan pasien setiap hari, pada waktu yang sama
dengan timbangan dan pakaian yang sama
i) Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam
j) Kaji efektifitas pangobatan untuk mengatasi mual dan nyeri abdomen.
3. Diagnosa Keperawatan: Peningkatan suhu tubuh (hipertermia)
berhubungan dengan peningkatan status metabolisme (hipermetabolik)
yang ditandai dengan panas, banyak berkeringat, kulit hangat dan
kemerahan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan suhu dapat kembali normal dengan kriteria hasil:
a) suhu tubuh pasien dalam batas normal (antara 36,50C–37,50C)
b) pasien dalam keadaan sadar dan responsif
c) tanda-tanda vital dan haluaran urine dalam batas normal
d) tidak ada tanda diaphoresis
e) warna kulit normal (tidak ada kemerahan pada kulit)
Intervensi :
a) Berikan kompres hangat sesuai kebutuhan
b) Gunakan pakaian dan laken tempat tidur yang tipis
c) Pertahankan lingkungan yang sejuk
d) Berikan asetamenofen sesuai order (aspirin merupakan
kontraindikasi)
e) Tingkatkan masukan cairan sampai 2500 ml/hari
f) Pantau tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dan haluaran urine setiap
2–4 jam
g) Kolaborasikan dengan dokter dalam menggunakan tindakan
pendinginan tambahan, bila dibutuhkan.
4 Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan karena
peningkatan kecepatan metabolisme, kelelahan sekunder, dan inteloransi
terhadap panas yang ditandai dengan adanya kelemahan otot, atrofi otot,
anak tampak kelelahan, sesak napas.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi dengan
kriteria hasil:
a) pasien mampu beraktivitas secara mandiri sesuai kemampuannya
b) pasien meminta bantuan hanya ketika membutuhkan
c) pasien tampak segar, tidak kelelahan
d) sesak napas berkurang atau hilang
Intervensi :
a) Kaji tanda vital dasar dan tingkat aktivitas sebelumnya
b) Batasi aktivitas sampai tingkat toleransi pasien dengan melakukan
pengkajian respon (misalnya: kaji tanda vital selama melakukan
aktivitas dan bandingkan dengan tanda vital dasar)
c) Biarkan pasien membuat prioritas dalam perawatan diri di dalam
keterbatasannya
d) Berikan jarak waktu antara prosedur untuk memungkinkan waktu
istirahat yang cukup
e) Letakkan peralatan yang dibutuhkan pasien atau kebutuhan lain
pasien di sekitar tempat tidur pasien untuk mencegah penggunaan
energi yang berlebihan oleh pasien dalam aktivitas
f) Hentikan aktivitas pada awal timbulnya gejala intoleran, seperti
adanya dispnea, takipnea, takhikardia, dan keletihan
g) Bantu pasien saat melakukan aktivitas yang tidak mampu dilakukan
karena kelemahan atau tremor
h) Libatkan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien
i) Rencanakan aktivitas setiap hari dan pola istirahat yang dapat
memudahkan meningkatkan toleransi untuk perawatan diri.
3.4 Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi;
2. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh;
3. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi;
4. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya;
5. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Doenges, E. Marilynn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
NANDA. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta: EGC.