Askep CA.mammae Baru Edit
-
Upload
ika-oktavia -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
description
Transcript of Askep CA.mammae Baru Edit
B
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Tumor payudara merupakan salah satu tumor yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Biasanya ditemukan pada usia 40-49 tahun. Kebanyakan tumor payudara ini menyerang perempuan dari pada laki-laki dengan perbandingan 2:1. penyebab dari tumor inipun belum diketahui secara pasti, tetapi biasanya tumor ini timbul pada orang yang pernah memiliki riwayat keluarga dengan tumor payudara, atau pada pasien yang pernah mengalami radiasi dibagian dada, bisa dikatakan tumor ini karena danyan penyakit keturunan. (Mansjoer, Arif : 2000)Tumor payudara menyebar dengan infiltrasi lokal disamping melalui jalur-jalur limfatik atau hematogen. Penyebaran limfe terutama adalah nodus aksila 40-50%. Keterlibatan nodus aksila ini secara langsung berhubunagn dengan ukuran tumor primer, tetapi bukan dengan lokasi tumor itu didalam payudara. (Engrom, Barbara : 1999)Dari uraian di atas maka kami akan membahas mengenai masalah keperawatan tentang Post OP tumor mammae dextra.
B. Rumusan Masalah
Apakah itu tumor mamae,bagaimana etiologinya,bagaiman patofisiologinya, apa manifestasi klinisnya, bagaimana penatalaksanaannya.
Tujuam Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai tentang penyakit tumor payudara.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apa riwayat kesehatan keluarga pasien dahulu.
Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan pada pasien dengan tumor mammae.
Untuk memengetahui sampai sejauh mana pasien memahami tentang penyakitnya.
Manfaat Penelitian
Bagi Mahasiswa
Untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa tentang pengertian tumo payudara, penyebab tumor payudara, gejala dan tanda-tanda tumor payudara .
Bagi Instansi Rumah Sakit
Memberikan masukan dalam poses peningkatan kualitas tenaga profesi perawat dalam memberikan pelayanannya terutama dalam memberikan penyuluhan tentang penyakit tumor payudara.
Bagi Instansi Pendidikan
Memberikan masukan bagi pembangunan ilmu pengetahuan utamanya yang berkaitan dengan pelayanan asuhan keperawatan yang berhubuhungan dengan penyakit tumor payudara.
Waktu
Waktu penelitian adalah dari tanggal 12 mei-16 mei 2007 selam 5 hari. Waktu yang cukup pendek bagi kami untuk dapat memahami secara lebih jelas lagi, tetapi mudah-mudahan dengan waktu yang pendek tersebut kami dapat memperoleh manfaatnya.
Tempat
Tempat melakukan penelitian adalah di RSUD PALEMBANG BARI Di Instalasi Rawat Bedah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Profil RSUD Palembang BARI
Sejarah Berdirinya RSUD Palembang BARI
RSUD Palembang BARI dibangun dengan nama Poliklinik Puskesmas Panca Usaha tahun 1994. Dengan mulai dibangunya poliklinik-poliklinik, kantor dan alat-alat yang masih sangat sederhana mulai tanggal 19 juni 1995 diresmikan RSUD Palembang BARI dengan SK Depkes No. 1326/Menkes/SK?XI/1997, tangal 10 November 1997 ditetapkan Ruamah Sakit Umum daerah kelas C, dengan status milik Pemda Kota Palembang.
Lokasi RSUD Palembang BARI
RSUD Palembang BARI terletak di kecamatan Seberang Ulu I jalan Panca Usaha No I. Kelurahan 5 Uklu Darat. Bangunan berada + 800 m dari jalan raya jurusan Kertapati, jalan menuju rumah sakit selebar 6 meter yang saat ini dirasakan masih sempit, tepi jalan masih rawa-rawa yang tersebar dengan rumah-rumah penduduk yang kurang teratur, sejak januari 2001 dibangun jalan alternatif dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI yang bisa langsung ke kantor KORPRI kota Palembang dan PDAM. Areal RSUD Palembang BARI luasnya + 45.605 m, hampir 100 % merupakan rawa-rawa yang kedalaman airnya mencapai 50-150 cm. Keadaan ini mempengaruhi pengembangan rumah sakit, karena untuk membangunya harus di dahului dengan penimbunan dan sulit untuk menjaga kebersihanya. Dari luas tanah yang + 4,5 ha ditimbun + 40% dan diatasnya sudah dibangun beberapa gedung untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Fasilitas Pelayanan
Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina daerah Seberang Ulu dan menerima rujukan dari 9 puskesmas induk, 12 Puskesmas pembantu serta dokter dan perawat prktek swasta selain itu, RSUD Palembang BARI juga menerima rujukan dari puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, mengingat transportasi lebih cepat ke RSUD Palembang BARI dari pada RSUD Kayu Agung dan Prabumulih maupun Sekayu. Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat RSUD Palembang BARI mempunyai layanan sebagai berikut :
Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik Spesialis Bedah
b. Poliklinik Penyakit Dalam
c. Poliklinik Kebidana dan Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana
d. Poloklinik Spesialis Anak
e. Poliklinik Spesialis Anak
f. Poliklinik Spesialis THT
g. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
h. Poliklinik Gigi
i. Instalasi Rawat Inap
Pelayanan rawat Inap
Pelayanan Rawat Inap Umum meliputi : Penyakit dalam, mata, THT, dan kulit.
Pelayanan rawat Inap kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga berencana
Pelayanan Rawat Inap Bedah
Pelayanan Rawat Inap penyakit anak
Pelayanan Rawat Inap Neonatus
Pelayanan Rawat Inap VIP
Pelayanan Penunjang
Instalasi laboratorium klinik
Instalasi radiologi
Instlasi Farmasi
Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR)
Instalasi gixi
Instalasi pemeliharaan rumah sakit
Kasir
Pelayanan Transportasi
Mobil Ambulans BG 118 MZ
Mobil Ambulans 118 BG 99047 MZ
Mobil Operasional Mitsubishi BG 90234
Dasar Hukum
RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap masyarakat dilindungi oleh undang-undang Hukum sebagai dasar untuk melaksanakan tugas meliputi :
Undang-undang No. 23 Menkes tahun 1992 tentang Pokok Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1306/Menteri/SK/IX/1997 tanggal 10 November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI menjadi kelas C
Keputusan Walikota No. 50 tahun 2001 tentang Biaya pelayanan RSUD Palembang BARI dengan SK Walikota No. 234./Kes/2001 tentang pembagian Hasil Pungutan Biaya pelayanan Kesehatan
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
Program Pembangunan Daerah (Properda) kota Palembang tahun 2001-2005
Peraturan Daerah Kota Palembang No. 3 tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
Keputusan Walikota Pelembang No. 05 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palembang tahun 2004
Sejarah Pemegangan Jabatan Direktur
Nama-nama dokter/direktur RSUD Palembang BARI sejak diresmikan :
Tahun 1989 s.d 1995 : Dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha
Tanggal 1 Juli 1995 Juli 2000 : Dr. H. Eddy Zarkaty Monasir, SpOG sebagai Direktur RSUD Palembang BARI
Bulan Juli 2000 s.d November 2000 : pelaksanaan Tugas Dr. H. Dachlan Abbas S.pB
Bulan Desember 2000 s.d Februari 2001 : Dr. M. Faisal Soleh, SpPd
Tanggal 14 November 2000 s.d sekarang : Dr. Hj. Indah Puspita, HA.,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI
Kemudahan-kemudahan di RSUD Palembang BARI
Pelayanan gawat darurat 24 jam
Poliklinik pelayanan poli spesialis
Pelayanan rawat inap tanpa uang muka
Tinjauan Teori
Definisi
Tumor payudara merupakan salah satu tumor yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Biasanya tumor ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas. (Mansjoer, Arif : 2000)
Etiologi
Etiologi tumor payudara tidak diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor resiko pada pasien di duga berhubungan dengan kejadian tumor payudara yaitu :
Umur lebih dari 30 tahun
Melahirkan anak pertama pada usia kurang dari 25 tahun
Usia menopause lebih 55 tahun
Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara
Terapi hormonal lama
Mempunyai tumor payudara kontra lateral
Pernah mangalami radiasi di daerah dada
Ada iwayat keluarga dengan tumor payudara pada ibu,saudara perempuan ibu
Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti fibrokistik yang ganas (Mansjoer, Arif : 2000)Patofisiologis
Tumor payudara menyebar dengan infiltrasi lokal disamping melalui jalur-jalur limpatik atau hematogen. Secara lokal, tumor mengantisipasi langsung kedalam parentum payudara, akhirnya melibatkan kulit yang menutupi atau fasia pektoralis profuda.
Penyebaran limfe terutama adalah nodus aksila dan 40-50 % memunyai keterlibatan pada nodus ini pada diagnosis. Keterlibatan nodus aksila secara langsung berhubungan dengan ukuran dari tumor primer, tetapi bukan dengan lokasi tumor itu didalam payudara. Nodus ini sangat mungkin akan terlibat bila lesi primer terletakdibagian medial atau pusat.
Penyebaran hematogen terutama terjadi pada paru-paru dan hati, tetapi tempat keterlibatan lain yang lazim antara lain tulang, pleura, adrenal, ovarium, dan otak. (Engrom, Barbara :1999)Manifestasi Klinis
Terdapat benjolan semakin lama semakin membesar
Tedapat nyeri terutama menjelang haid
Suhu badan kadang meningkat
Kadang-kadang mual
Nafsu makan kurang baik
Payudara warna kemerahan
Payudara biasanya terasa keras (Sabiton, David : 1995)Pemeriksaan Fisik
Stadium tumor payudara
Stadium I: Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran kurang dari 2
cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa
dugaan metastasis aksila
Stadium II: Tumor dengan diameter kurang dari 2 cmdengan metastasis
aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan atau tanpa
metastasis aksila
Stadium IIIa: Tumor dengan diameter lebih dari 5 cm tapim masih bebas
dari jarinag sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila
yang masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan
metastasis aksila yang melekat
Stadium IIIb: Tumor dengan metastasis infra atau supraclavicula atau tumor
yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks
Stadium IV: Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh (Mansjoes,
Arif : 2000)Pemeriksaan Penunjang
Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikrok alsifiksi. Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista, kadang tampak kista sebesar 1-2 cm. pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan jarum halus (FNA : Fine Needle Aspiration Biopsy), dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lain atau lansung akan dilakukan ekstirpasi. Care biopsy dapat digunakan untuk biopsi kelainan yang tidak dapat diraba seperti temuan pada foto mammae. (Sjamsuhidajat, R & Wim de jong :2004)Diagnosis Banding
Fibroadenoma Mammae (FAM) merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat pada usia muda (15-30 tahun) dengan konsistensi padat, kenyal, batas tegas, dan tidak nyeri.
Kelainan fibrokistik merupakan tumor yang tidak terbatas tegas, konsistensi padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar biasanya bilateral dan multipel
Kistosorkoma fikoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat, lonjong, berbatas tegas, dan ukuran dapt mencapai 20-30 cm (Mansjoer, Arif : 2000
Penatalaksanaan
Batasan stadium yang masih operasi adalah stadium IIIa. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan paliatif dengan tujuan :
Mempertahan kualitas hidup pasien agar tetap baik
Tidak mempercepat atau menurunkan kematian
Menghilangkan rasa nyeri yang mengganggu
Perawatan paliatipun dapat dilakukan berdasarkan stadium yaitu :
Pada stadium IIIb dilakukan biopsi insisi, dilanjutkan dengan radiasi bila residu tidak ada. Diberian pengobatan hormonal sebagai berikut :
Pada pasien premenopalise dilakukan mastektomi pilateral
Observasi selama 6-8 minggu bila respon baik,teruskan terapi bila respon negatif lakukan kemoterapi dengan CMF minimal 12 siklus selama 6 minggu
Pada stadium IV
Pada pasien pigmenopausecoforektomi bilateral
Pada pasien 1-5 tahun menopause peiksa efek estrogen pogesteron reseptor(ER/PR)
Pada pasien pasca menopause beikan obat-obatan hormonal
KET : C = Cyclophosptamide
M = Methothexate
F = S-Fluourasil
(Sabiton, David C :1995)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUAHAN KEPERAWATAN PADA NnL
DENGAN POST OP TUMOR MAMMAE DEXTRA DI RUANG BEDAH
RUMAH SAKIT RSUD PALEMBANG BARI
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama
: NnL
Umur
: 18 Tahun
Agama
: Islam
Pekejaan
: pelajar
Alamat
: Jl.Panca usaha Rt 51 Rw 13 N0 2324 5 ulu SU I
Suku/bangsa
: Indonesia
Diagnosa
: Post op tumor mammae dextra
Tanggal MRS
: 14 mei 2007
Tanggal Operasi: 15 Mei 2007
Tanggal Pengkajian: 15 mei 2007
No.Med Rec
: 344417
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama
: TnH
Umur
: 44 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Hub dengan pasien: Anak
Alamat
: Jl.Panca usaha Rt 51 Rw 13 N0 2324 5 ulu SU IC. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri di daerah luka operasi dan sakit kepala2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Kurang lebih satu tahun yang lalu, pada bagian payudara klien terdapat benjolan. Awalnya klien hanya membiarkan saja adanya benjolan itu setelah beberapa lama klien merasa benjolan itu bertambah besar, tetapi klien tidak merasakan nyeri. Satu minggu yang lalu klien memeriksakan diri kedokter di rumah sakit. Setelah di periksa dirumah sakit klien dinyatakan menderita tumor payudara.3. Riwayat penyakit masa lalu
Klien menyatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, klien juga tidak pernah menderita penyakit yang serius lain,klien hanya batuk dan pilek.4. Riwayat kesehatan keluarga
Didalam anggota Keluaga klien tidak ada menderita seperti yang dirasakan oleh klien.genogram
D. Pengkajian Pola Fungsional1. Nutrisi
Pasien belum boleh makan dan minum samapai peristaltik ususnya kembali normal normal
2. Eliminasi
Pasien belum BAB dan sudah 1 kali BAK, tidak terpasang kateter
3. istirahat dan tidur
pasien istirahat dalam keadaan tidak tidur
4. Pola aktivitas
Pasien di bantu keluarga untuk melakukan aktivitas
5. Nyeri/ ketidak nyamanan
Klien mengatakan nyeri di daerah insisi bedah dengan skala nyeri = 6 ( skala 0 10 dengan 10 paling berat )E. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
TB
: 150 CM
BB
: 43 Kg
Tanda- tanda vital
TD
: 140/90 mmHg
Pulse
: 94x/mnt
RR
: 30x/mnt
Suhu
: 38 C
Kepala
Struktur
: Oval
Rambut
: Hitam
Kulit kepala: bersih
Masalah
: Nyeri kepala ( Pusing )Mata
Palpebra
: Odema (-)
Ketajaman
: 6/60Sclera
: tidak ikterusKonjungtiva: Anemis (-)
Pupil
: Isokor
Alat bantu
: Tidak ada
Masalah
: TAK
Hidung
Bentuk
: Simetris
Fungsi
: Baik
Masalah
: TAK
Telinga
Bentuk
: Simetris
Pendengaran: Baik
Kebersihan: Cukup
Alat bantu
: Tidak ada
Masalah
: TAK
Mulut
Bentuk
: Simetris
Fungsi
: Baik
Masalah: TAK
Leher
Bentuk
: Simetris
Vena jugularis: Tidak ada distensi
Kelenjar tyroid: Tidak ada pembesaran
Dada
Bentuk
: Simetris
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: Vesicular
Kebersihan : Cukup
Pemeriksaan Payudara : tampak luka yang nasih basah di tutupi dengan kasa dan terasa nyeri di bagian yang luka.Integumen
Warna
: Tidak sianosis
Turgor
: Elastis
Kebersihan : Cukup
Abdomen
Bentuk
: Simetris
Bising usus: (+)
Hepar
: Tidak ada pembesaran
Extremitas atas dan bawah
Kekuatan
: Baik
Pergerakan : Baik
Kontraktur: Tidak ada
F. Pemeriksaan psikososial
Suasana hati: klien merasa lega karena tumornya sudah di operasiHubungan dg keluarga: klien mengatakan sangat di perhatikan keluarganya dan di bantu aktivitasnyaHubungan dg teman: klien tidak ada masalah dan teman pasien membesauk pasien selama pasien di rumah sakitG. Terapi
IVFD RL,Tutofusin (2:1) gtt 20x/mnt
Cepotaxime 2x1
Katerolac 3x1
H. Analisa Data
NoDataEtiologiMasalah
1Data subjektif :
Klien mengatakan nyeri pada luka operasi
Data objektif :
Nyeri luka (+)
Nadi meningkat : 94 X/menit TD Meningkat : 140/90 mmHg Klien tampak gelisah dan meringis Skala : 6Trauma jaringan danrefleks spasme otot sekunder post operasiNyeri akut
2. Data subjektif :
Klien mengatakan tubuhnya panas dan kepala pusing
Data subjektif :
Suhu meningkat 380C
Palpasi Kulit : Panas ( + )AnastesiHipetermik
3. Data Objektif :
Luka Operasi
Luka operasi yang masih basah
Balutan lembabTrauma JaringanResiko terjadi Infeksi
I. Prioritas Masalah
1. Nyeri akut 2. Hipertermik
3. Resiko terjadi infeksi
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder post operasi2. Hipertermik berhubungan dengan anastesi
3. Resiko terjadi Infeksi berhubungan dengan
RENCANA KEPERAWATANRuang
: Zaal Bedah
Tgl Pengkajian : 15 Mei 2007Diagnosa Medis : Post Operasi tumor mamae Dextra
No RM
: 344417
Nama Klien
: Nn L
NoDiagnosa KeperawatanPerencanaan
TujuanIntevensiRasionalisasi
1Nyeri Akut berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap operasi Ditandai dengan
Data subjektif :
Klien mengatakan nyeri pada luka operasi
Data objektif :
Nyeri luka (+)
Nadi meningkat : 94 X/menit
TD Meningkat : 140/90 mmHg
Klien tampak gelisah dan meringis
Skala : 6Tupan :
Nyeri hilang
Tupen :
Dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang, Mengepresikan penurunan nyeri, expresi wajah tidak lagi meringis
Gelisa berkurang Kaji intensitas nyeri
Intensitas ( skala 1 10 )
Ciptakan lingkungan yang teraupetik
Diskusikan masih adanya payu darah yang normal Bantu Pasien menemukan Posisi nyaman
Anjukan klien untuk istirahat
Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal teratur sebelum nyeri berat dan sebelum aktivitas di jadwalkanKolaborasi :
Berikan analgesik ketorolak 3 X .. sehari Dengan mengkaji intensitas nyeri dapat mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan
Dengan menciptakan lingkungan yang teaupetik di harapkan klien dapat beristirahat dengan tenang
Memberi keyakina bahwa sensasi bukan imajinasi dan penghilangannya dapat dilakukan
Peninggian lengan, ukuran baju dan adanya drain mempengaruhi kemampuan pasien untuk rileks dan tidur / istirahat secara Efektif Dengan menganjurkan klien istirahat diharapkan tidak terjadi regangan pada otot dada sehingga dapat mengurangi nyeri
Mempertahankan tingkat kenyamanan dan memungkinkan pasien untuk ambulasi tanpa nyeri
Memberikan penghilangan ketidak nyamanan / nyeri dan mempasilitasi tidur, partisipasi pada terapi pascaoperasi
2Hipertermik berhubungan dengan Anastesi
Ditandai dengan
Data subjektif :
Klien mengatakan tubuhnya panas dan kepala pusing
Data subjektif :
Suhu meningkat 380C
Palpasi Kulit : Panas ( + )Tupan :
Suhu tubuh kembali normal
Tupen :
Dalam waktu 1x 24 jam suhu tubuh turun, sakit kepala berkurang Kaji intensitas suhu tubuh Motivasi asupan cairan
Memberikan kompres dingin
jaga agar pasien tetap istirahat
Kolaborasi
- berikan anti piretik
- observasi vital sign
Memberikan dasar untuk mendeteksi suhu tubuh dan evaluasi intervensi
Menjaga keseimbangan cairan
Menurunkan panas melalui proses konduksi serta evaporasi serta meningkatkan kenyamanan pasien
Mengurangi laju metabolik Tindakan yanng segerah untuk mngontrol suhu tubuh yang sangat di perlukan untuk mencegah terjadinya hipertermik malignan yang dapat memngakibatkan kematian.
Mengetahui perkembangan pasien
3.Resiko terjadi infeksi. Tupan :
Tidak terjadi infeksi
Tupen :
Dalam waktu 1x24 jam tidak ditemukan tanda tanda infeksi Tetap pada fasilitas kontrol infeksi, sterilisasi dqan prosedur / kebijakan aseptik
Jaga keseterilan alat untuk melakukan tindakan Sediakan pembalut yang steril
Ganti balutan dengan teknik yang benar
Tampung cairan / sisa yang terkontaminasi kemudian buang sesuai metode pembuangan yang telah di tetapkan rumah sakit Obsevasi vital sign
Turunkan resiko nasokomila melalui cuci tangan yang tepat pada setiap tindakan.
Sarankan kepada keluarga pasien untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih
Kolaborasi :
- berikan Antibiotik cefotaxime sesuai order/ petunjuk
Dengan menjalankan mekanisme kerja yang ditetapkan untuk mencegah infeksi
Benda benda yang tidak dipakai tampak steril meskipun demikina setiap benda harus di periksa keseterilannya, efeki lingkungansterilisasinya harus di dokumentasikan Mencegah kontaminasi lingkungan pada luka
Luka sayatan bekas operasi merpkn media yang baik bagi kuman untuk berkembang biak Penampungan cairan dan sisa yang terkontaminasi dalam kontak dengan pasien yang terinfeksi akan mencegah penyebaran infeksi pada lingkungan / pasien lainnya / personil Mengetahui perkembangan pasien sedini mungkin
Untuk melindungi perawat /untuk mencegah infeksi Tempat kotor merupakan temapat berkembangnya kuman
Dapat mencegah masuknya bakteri/ membunuh bakteri penyebab infeksi
CATATAN PERKEMBANGAN PADA PASIEN DENGAN
KASUS TUMOR MAMMAE DEXTRA DI RUANG RAWAT BEDAH
RSUD PALEMBANG BARITanggal/jamDiagnosa KeperawatanImplementasiEvaluasi
15 Mei 2007
Jam 20.00 WIBDP 1 mengkaji intensitas nyeri dengan Intensitas ( skala 1 10 ) hasil : 5 mendiskusikan masih adanya payu darah yang normal
Membantu Pasien menemukan Posisi nyaman dengan posisi semi powler pasien merasa nyerinya agak berkurang menganjurkan klien untuk istirahat
mebmerikan obat nyeri yang tepat jam 23.00 melalui IVKolaborasi :
memberikan analgesik ketorolak
Jam 07.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O : Ekspresi wajah klien tidak Kelihatan meringis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
DP 2 mengkaji intensitas suhu tubuh
memotivasi asupan cairan dengan banyak minum suhu tubuh akan turun
Memberikan kompres dingin
menjaga agar pasien tetap istirahat
Kolaborasi
- meberikan anti piretik
- mengobservasi vital sign
Jam 07.00 WIB
S : Pasien mengatakn kepalanya tidak lagi pusing,
O : Suhu : 37,4
TD : 120/ 70 mmHg
Nadi : 85 X/ menit
Palpassitidak teraba panas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
DP 3 Tetap mengontrol infeksi, melalui sterilisasi dan prosedur / kebijakan aseptik
menjaga keseterilan alat untuk melakukan tindakan, mensterilkan alat terlebih dahulu
menyediakan pembalut/ kasaa yang steril
Mengganti balutan dengan teknik yang benar
menampung cairan / sisa yang terkontaminasi kemudian membuang sesuai metode pembuangan yang telah di tetapkan rumah sakit
mencuci tangan setelah tindakan.
mengingatkan kepada keluarga pasien untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih
Kolaborasi :
memberikan Antibiotik cefotaxime sesuai order/ petunjuk
Jam 07.30S : klien mengatakan tubuhnya tidak panas
O : didaerah luka tidak terdapat tanda infeksi
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Lanjut Intervensi
16 Mei 2007 jam 08.00DP.1 mengkaji ulang intensitas nyeri dengan Intensitas ( skala 1 10 ) hasil : 6 Observasi Vital sign
Suhu : 37,4
TD : 120/ 70 mmHg
Nadi : 85 X/ meni
memberi tahukan keluarga untuk membantu Pasien menemukan Posisi nyaman dengan posisi semi powler pasien merasa nyerinya agak berkurang
menganjurkan klien untuk istirahat
mebmerikan obat nyeri yang tepat jam 07.00 melalui IV
Kolaborasi :
memberikan analgesik ketorolakJam 13.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri berkurang lebih baik dari kemarin
O : Ekspresi wajah klien tidak Kelihatan meringis
Suhu : 37,4
TD : 120/ 70 mmHg
Nadi : 85 X/ meni
Skala nyeri : 4
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
DP.3 Tetap mengontrol infeksi, melalui sterilisasi dan prosedur / kebijakan aseptik
menjaga keseterilan alat untuk melakukan tindakan, mensterilkan alat terlebih dahulu
menyediakan pembalut/ kasaa yang steril
Mengganti balutan dengan teknik yang benar
menampung cairan / sisa yang terkontaminasi kemudian membuang sesuai metode pembuangan yang telah di tetapkan rumah sakit
mencuci tangan setelah tindakan.
menyarankan kepada keluarga pasien untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih
Kolaborasi :
memberikan Antibiotik cefotaxime
sesuai order/ petunjuk
16 Mei 2007
15.00DP.1 mengkaji ulang intensitas nyeri dengan Intensitas ( skala 1 10 ) hasil : 4
Observasi Vital Sign
Suhu : 37,4
TD : 120/ 70 mmHg
Nadi : 75 X/ menit
memberi tahukan keluarga untuk membantu Pasien menemukan Posisi nyaman dengan posisi semi powler pasien merasa nyerinya agak berkurang
menganjurkan klien untuk istirahat
mebmerikan obat nyeri yang tepat jam 07.00 melalui IV
Kolaborasi :
memberikan analgesik ketorolakJam 19.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri berkurang lebih baik dari kemarin
O : Ekspresi wajah klien tidak Kelihatan meringis
Skala nyeri : 4
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
DP.3- Mengobservasi luka insisi pada pasien
mencuci tangan setelah tindakan.
menyarankan kepada keluarga pasien untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih
Kolaborasi :
memberikan Antibiotik cefotaxime
sesuai order/ petunjuk S : -
O : tidak di temukan tanda tanda infeksi
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjut kolaborasi dengan dokter
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara teori pengkajian pasien dengan post operasi tumor mammae akan ditemukan infeksi atas luka bekas operasi. Namun pada saat penulis melakukan pengkajian pada Nn L dengan post operasi tumor mamme dextra tidak ditemukan hal-hal seperti di atas itu semua karena penanganan yang baik dari pihak rumah sakit, obat-obatan, sterilisasi, yang baik dari dokter dan perawat.
B. Diagnosa Keperawatan
Secara teori pada diagnosa keperawatan pasien dengan post operasi atas indikasi tumor mammae akan didapatkan masalah komplikasi potensial diantaranya :
Hemoragi dan syok
Infeksi
Namun saat penulis mendiagnosa masalah keperawatan pada Nn L tidak ditemukan masalah seperti diatas semua itu karena penanganan yang baik dari rumah sakit.
C. Intervensi dan Implementasi
Secara teori intervensi dan implementasi yang dapat dilakukan oleh pasien dengan post operasi tumor mammae adalah selalu mengobsrvasi vital sign agar dapat mengetahui perkembangan proses penyembuhan luka operasi.
D. Evaluasi
Setelah melakukan intervensi selama 2 hari nyeri klien berkurang dengan skala nyeri 3, masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan, hipertermik klien teratasi, intervensi di hentikan. Resiko terjadi infeksi teratasi sebagian intervensi tetap di lanjutkan.BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor payudara merupakan salah satu tumor yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Biasanya ditemukan pada usia 40-49 tahun. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 1:2. etiologi belumdiketahui secara pasti tetapi diantaranya adalah karena keturunan dan adanya bekas radiasi didaerah dada.
Tumor payudara menyebar dengan infiltrasi lokal melalui jalur limfatik.penyebarab limfe terutama adalah nodus aksila 40-50%. Nodus aksila secara langsung berhubungan dengan ukuran tumor, tetapi bukan lokasi tumor didalam payudara.
Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun, dan ultrasonografi berguna untuk menentukan adanya kista.
Setelah melakukan tinjauan kasus pada pasien Nn L dengan post op tumor mammae dextra di ruang perawatan bedah RSUD PALEMBANG BARI sehingga kami dapat lebih jelas memahami tentang kasus tumor payudara.
B. Saran
1. Bagi Instiusi RSUD PALEMBANG BARI
Diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dikarenakan waktu pada praktek klinik sangat singkat sehingga belum sepenuhnya tercapai kompetensi yang diharapkan.
3. Bagaimana Mahasiswa
Mahasiswa diharap dapat aktif dalam melaksanakan keterampilan dasar praktek klinik keperawatan secara baik dan benar sesuai dengan prosedur yang ada.
117