Asam Amino Lap

download Asam Amino Lap

of 15

description

Asam Amino Lap

Transcript of Asam Amino Lap

  • LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA

    ASAM AMINO

    Oleh :

    Nama Lengkap Mahasis : REDI JOKO PRASETYO

    Nomor Mahasiswa : 31081138

    Golongan : RABU

    Asisten : Yumechris Amekan

    FAKULTAS BIOLOGI

    UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

    YOGYAKARTA

    2009

  • BAB I

    Pendahuluan

    A.Latar Belakang

    Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus

    fungsional karboksil (-COOH) dan Amina (NH2) dalam satu atom C. Dalam

    biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom

    karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). (2009, http://id.wikipedia.org)

    Asam amino merupakan unit terkecil pembentuk protein. Asam amino

    memiliki jenis yang bermacam-macam. Hal ini tergantung dari dari gugus R.

    karena gugus inilah yang menentukan sifat dari asam amino.

    Dalam percobaan ini Kita akan mengidentifikasi asam amino yang terdapat

    dalam suatu ekstrak asam amino secara kromatografi lapis tipis dan sekaligus

    menentukan kandungan aam amino dari suatu ekstrak asam amino.

    B.Tujuan

    1. Identifikasi jenis asam amino yang terdapat dalam suatu ekstrak asam amino secara

    kromatografi lapis tipis.

    2. Menentukan kandungan asam amino dari suatu ekstrak asam amino.

  • BAB II

    Dasar TeoriASAM AMINO

    Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil

    (-COOH) dan amina (NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya

    terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil

    memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam

    amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada

    larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam

    amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya

    sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

    (2009, http://id.wikipedia.org/)

    Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:

    gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari

    residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino

    dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan

    penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus

    karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut

    merupakan asam -amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia

    rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam

    amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

    (2009, http://id.wikipedia.org/)

  • Prolina merupakan satu-satunya asam amino dasar yang memiliki dua gugus samping

    yang terikat satu-sama lain (gugus amino melepaskan satu atom H untuk berikatan dengan

    gugus sisa). Akibat strukturnya ini, prolina hanya memiliki gugus amina sekunder (-NH-).

    Tempe

    Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau

    beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus

    oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini

    secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

    Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak

    berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang

    dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi

    lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena

    itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga

    lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

    Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-

    hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan

    asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam,

    tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang.

    Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur

    termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir

    semua orang membutuhkan telur.

    FUNGGSI BIOLOGI ASAM AMINO

    1. Penyusun protein, termasuk enzim.

    2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin,

    hormon dan asam nukleat).

    3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

    PENGERTIAN KROMATOGRAFI

  • Kroma: warna; grafis: gambar, noda

    Pertamakali dipakai untuk memisahkan zat-zat warna tanaman, muncul istilah

    Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan senyawa, molekul dalam suatu senyawa

    campuran / zat yang menyusun senyawa atau campuran tersebut.

    Tehnik kromatografi terus berkembang karena kemampuannya dan memiliki akurasi

    yang tinggi

    Tehnik ini dijalankan berdasarkan perbedaan sifat fisik-kimia dari campuran yang

    dianalisis

    Dapat dikerjakan dengan mengadakan manipulasi dari sifat-sifat tersebut. (1981,

    David dan Soendoro)

    PENGERTIAN THIN LAYER CHROMATOGRAPHY

    Cara pemisahan dengan adsorbsi pada lapisan tipis adsorben yang sekarang dikenal

    dengan kromatografi lapis tipis (thin layer chromatograhy atau TLC)

    TLC dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion anorganik,

    komplek senyawa-senyawa organik dengan anorganik dan senyawa-sneyawa organik

    baik yang terdapat dialam dan senywa-senyawa organik sintetik. (1981, David dan

    Soendoro)

    Sistim optik Spektrofotometer FTIR

    Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah

    sama dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah

    pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh.

    Dasar pemikiran dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan

    gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli

    matematika dari Perancis.

    Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah

    waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi

    elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut Transformasi

    Fourier (Fourier Transform). (2009, http://id.wikipedia.org/)

  • Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen Fourier Transform Infra Red

    dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian

    gelombang radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer

    yang dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Perbedaan sistim optik

    Spektrofotometer Infra Red dispersif dan Interferometer Michelson pada Spektrofotometer

    Fourier Transform Infra Red tampak pada gambar disamping. (2009, http://id.wikipedia.org/)

    Cara Kerja Alat Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red

    Sistim optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti pada gambar

    disamping ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam.

    Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh

    menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak

    tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( ). Hubungan

    antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai

    interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas

    bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.

    Pada sistim optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light

    Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang

    diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima

    oleh detektor secara utuh dan lebih baik. (2009, http://id.wikipedia.org/wiki/)

    Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah

    Tetra Glycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT).

    Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

    detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi,

    lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi

    vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah. (2009, http://id.wikipedia.org/)

    Keunggulan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red

    Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer ini memiliki dua

    kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :

    Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis

    dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau pemindaian.

  • Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red lebih besar

    daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa

    harus melalui celah. (2009, http://id.wikipedia.org/)

    BAB III

    Metodologi Penelitian

    A. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan :

    1. Tabung reaksi

    2. Pemanas air

    3. Rak tabung reaksi

    4. Alat spektrofotometer

    5. mikropipet

    6. timbangan

    Bahan Yang Digunakan :

    1. Larutan ninhidrin

    2. Buffer fosfat

    3. Prolin

    4. tempe

    5. putih telur

    6. etanol

    7. akuades

    B. Cara Kerja

    1. Preparasi Ekstrak Asam Amino

    Ditimbang 1 gr tempe dan 2 gr putih telur

    Pada tempe, dihaluskan dulu dengan mortal lalu disaring dengan saringan dan diambil ekstraknya.

  • secara bertahap ditambah dengan buffer fosfat 25 ml

    2. Identifikasi Jenis Asam Amino Pada ekstrak Sampel

    Plat TLC diaktivasi pada suhu 105o C selama 30 menit

    Dilakukan spotting larutan asam amino prolin dan sample berisi ekstrak asam amino bebas

    Lakukan elusi dengan larutan pengembang yang terdiri atas solven A dan solven B

    Elusi dihentikan bila mencapai batas yang ditentukan. Plat TLC diangkat dan dibiarkan kering

    disemprot dengan reagen ninhidrin

    Dipanaskan pada suhu 115oC selama 10 menit

    Diamati kromatogaram yang terbentuk

    Hitung Rf dan tentukan jenis asam amino yang terdapat pada ekstrak sample. Lihat tabel nilai Rf asam amino

    3. Penentuan Asam Amino secara Kuantitatif

    Masukan Prolin pada 5 tabung reaksi, masing-masing tabung dengan volume 0,1

    ml, 0,3 ml, 0,5 ml, 0,7 ml, dan 1,0 ml. dan 1 tabung dengan diisi 4 ml akuades.

    Pada setiap tabung masing-masing diisi dengan akuades hingga mencapai volume

    4 ml

    Masing-masing tabung reaksi ditambah lagi dengan reagen ninhidrin 1 ml

  • divortex dan Dipanaskan pada suhu 100oC selama 15 menit

    Ditambah lagi dengan Etanol 50% 1 ml

    Ditera pada alat spektrafotometer, liat panjang gelombang dan Odnya

    BAB IVHasil dan Pembahasan

    A. Hasil Percobaan1. Mengidentifikasi Asam Amino secara Kromatografi

    Solven Sampel Rf Jenis Asam Amino

    Solven AProlin 1 0,2 Alanin, Treonin dan ProlinTempe 0,22 Alanin, Treonin dan ProlinProlin 2 0,2 Alanin, Treonin dan ProlinPutih telur 0,18 Glisin dan Prolin

    Solven BProlin 1 0,66 Tirosin dan ProlinTempe - -Prolin 2 0,75 Valin dan ProlinPutih telur 0,7 Valin dan prolin

  • 2. Penentuan Asam Amino Secara Kuantitatif

    ml Aquades ml Sampel OD (y) [ ] x Keterangan4 0 0,276 0

    3,9 0,1 0,284 1,253,7 0,3 0,638 3,753,5 0,5 0,824 6,253,3 0,7 0,886 8,753 1 1,097 12,5

    Semakin tinggi

    kosentrasi

    semakin orange

    Nilai x diperoleh dari N1.V1 = N2.V2N1 = NProlin= 50 mg/ml

    V1 = Vprolin = ml sample

    V2 = Vsample + Akuades = 4 ml

    N2 = Nsample + Akuades = x

    B. PembahasanDalam percobaan ini mula-mula kita membuat preparasi asam amino. Yaitu dengan

    cara menimbang 1 gr tempe dan 2 gr putih telur. Kita menggunakan tempe dan putih telur

    karena keduanya sudah pasti memiliki kadar asam amino. Kemudian tempe kita haluskan

    untuk mempermudah reaksi. dan kemudian kita ambil ekstraknya. Ekstraknya inilah yang kita

    gunakan untuk praktikum yang kemudian kita tambahkan dengan buffer phospat 25 ml.

    Buffer phospat ini berguna untuk elisiskan zat yang bukan asam amino sekaligus sebagai

    pelarut.

    Dalam percobaan selanjutnya kita mengidentifikasi jenis asam amino dalam zat uji

    tersebut. Untuk mengidentifikasi ini kita mula-mula Plat TLC diaktivasi pada suhu 105o C

    selama 30 menit. kemudian Dilakukan spotting larutan asam amino prolin dan sample berisi

    ekstrak asam amino bebas. yaitu dengan memberi garis. Kemudian dilakukan elusi dengan

    larutan pengembang yang terdiri atas solven A dan solven B dan kita hentikan setelah

    mencapai batas yang ditentukan. Plat TLC diangkat dan dibiarkan kering kemudian

    disemprot dengan reagen ninhidrin dan dipanaskan pada suhu 115oC selama 10 menit. Dari

    pengamatan kecepatan solven A lebih cepat dibanding Solven B. Karena kandungan air dalam

  • solven A lebih tinggi dibanding dengan Solven B dan salah satu pelarut dari solven A itu Polar

    yaitu n-butanol jadi efek elisik lebih kuat.

    Dari hasil akhir percobaan ini dapat terlihat sebuah garis. Dari panjang garis ini kita

    dapat menentukan Nilai Rf. Rf ini digunakan untuk menentukan jenis asam amino dalam

    larutan. Perhitungan nilai Rf dapat kita gunakan persamaan :

    Rf = , misalnya pada putih telur :

    Rf putih telur =

    Jenis asam amino yang dapat kita identifikasi dalam larutan uji adalah :

    Untuk penggunaan Prolon A kita dapat mengidentifikasi bahwa dalam larutan Prolin terdapat

    asam amino jenis Alanin, Treonin dan prolin. Hal ini berdasarkan Nilai Rf nya adalah 0,2.

    Pada tempe terdapat asam amino jenis Alanin, Treonin dan prolin. Hal ini juga berdasarkan

    nilai Rfnya adalah 0,22. Sedangkan pada putih telur terdapat asam amino jenis Glisin dan

    Prolin. Hal ini dapat terlihat dari nilai Rf adalah 0,18.

    Untuk penggunaan Solven B kita dapat mengidentifikasi bahwa dalam larutan Prolin

    terdapat asam amino jenis Tirosin dan Prolin. Hal ini berdasarkan Nilai Rf nya adalah 0,66.

    Pada putih telur terdapat asam amino jenis Valin dan prolin. Hal ini kita dapat erdasarkan nilai

    Rfnya yaitu 0,7. Namun dalam Tempe untuk penggunaan solven B ini kita tidak dapat

    mengidentifikasi jenis asam aminonya. Karena tidak terdapat garis pada hasil akhir. sehingga

    Nilai Rf nya Nol.

    Hal selanjutnya yang kita lakukan adalah membuat Kurva standar. Kurva standar

    dapat kita buat dari percobaan Penentuan Asam Amino secara Kuantitatif. Mula-mula yang

    kita lakukan adalah memasukan Prolin pada 5 tabung reaksi, masing-masing tabung dengan

    volume 0,1 ml, 0,3 ml, 0,5 ml, 0,7 ml, dan 1,0 ml. dan 1 tabung dengan diisi 4 ml akuades

    kemudian kita isi masing-masing tabung dengan akuades hingga mencapai volume 4 ml. Hal

    ini untuk membuat persamaan bahwa kadar asam amino berbanding lurus dengan konsentrasi.

    Kemudian Masing-masing tabung reaksi ditambah lagi dengan reagen ninhidrin 1 ml sebagai

    pelarut. kemudian divortex dan Dipanaskan pada suhu 100oC selama 15 menit. Vortek ini

    berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Sedangkan dipanaskan ini berfungsi untuk

    mempercepat reaksi. Larutan yang terbentuk ini kemudian Ditambah lagi dengan Etanol 50%

    1 ml. Etanol ini juga berfungsi untuk pelarut. Kemudian kita lakukan pengukuran kadar asam

  • amino dengan menggunakan spektrofotometri. Kita menggunakan spektrofotometri karena

    memiliki ketepatan lebih tinggi dibanding penggunaan yang lain.

    Dari hasil Spektrofotometri kita dapat menentukan OD dari setiap konsentrasi.

    Sehingga kita dapat menetukan konsentrasi Prolin dari masing-masing sample. Karena kita

    dapat menentukan persamaan dari masing masing konsentrasi dengan OD.

    BAB VKesimpulan

    Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa : 1) Suatu jenis asam amino dalam suatu ekstrak asam amino dapat ditentukan

    dengan menggunakan Solven. yaitu berdasarkan garis yang terbaca.

    2) Dalam menentukan kandungan asam amino yang terdapat dalam suatu ekstrak asam amino kita dapat menggunakan sistem kromatografi lapis tipis. Karena kekentalan (Viskositas) menentukan kadar dari suatu larutan.

  • BAB VIDaftar Pustaka

    Page, David. S dan Soendoro.,R . 1981.Prinsip-Prinsip Biokimia.Jakarta : Erlangga

    http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer_Inframerah_Transformasi_Fourier

    http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_Amino

  • Lampiran

    Mencari konsentrsi Prolin dalam sample

    OD tempe = 0,678

    OD PT = 0,620

    Tabung [ ] (x) OD (y) x2 y2 xy1 0 0,276 0 0,0076 02 1,25 0,284 1,56 0,081 0,3553 3,75 0,638 14,06 0,407 2,3924 6,25 0,824 39,06 0,678 5,155 8,75 0,886 76,56 0,875 7,756 12,5 1,097 156,25 1,203 13,71 32,5 4,005 287,49 3,25 29,35

    Persamaan kurva dapat kita cari dengan persamaan :

    y = a + bx

  • a =

    b =