Artikel Skripsi

29
PERILAKU MENCARI INFORMASI KESEHATAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG Febi Dwi Putri * , Hana Rizmadewi A ** , Anastasia Anna ** Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran [email protected] ABSTRAK Pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi memiliki kebutuhan informasi yang tinggi, saat ini sumber informasi yang digunakan oleh pasien adalah tenaga medis. Pasien kemoterapi merupakan pasien rawat jalan dengan intensitas bertemu tenaga medis sangat rendah hal tersebut dapat menyebabkan keterbatasan dalam mendapatkan informasi terkait kemoterapi. Rendahnya pengetahuan pasien dapat mempengaruhi keberlangsungan kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku mencari informasi kesehatan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Total populasi 150 orang tiap bulannya, dengan jumlah responden 60 orang didapatkan melalui teknik accidental sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan * Peneliti ** Pembimbing

Transcript of Artikel Skripsi

PERILAKU MENCARI INFORMASI KESEHATAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

Febi Dwi Putri*, Hana Rizmadewi A**, Anastasia Anna**Fakultas Keperawatan, Universitas [email protected]

ABSTRAKPasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi memiliki kebutuhan informasi yang tinggi, saat ini sumber informasi yang digunakan oleh pasien adalah tenaga medis. Pasien kemoterapi merupakan pasien rawat jalan dengan intensitas bertemu tenaga medis sangat rendah hal tersebut dapat menyebabkan keterbatasan dalam mendapatkan informasi terkait kemoterapi. Rendahnya pengetahuan pasien dapat mempengaruhi keberlangsungan kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku mencari informasi kesehatan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Total populasi 150 orang tiap bulannya, dengan jumlah responden 60 orang didapatkan melalui teknik accidental sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan telah dilakukan uji validitas konten dan konstrak (r=0,50) serta uji reliabilitas (=0,685). Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan teknik persentase.Hasil penelitian hampir seluruh reponden memiliki perilaku pasif dalam mencari informasi kesehatan 98,7 % (59 orang), sumber informasi yang sering digunakan meliputi pasien lain, tenaga medis, brosur dan televisi, jenis informasi yang dicari meliputi tujuan kemoterapi, efek samping kemoterapi dan upaya mengurangi efek samping kemoterapi. Berdasarkan hasil penelitian, diadakannya support group oleh pihak Rumah Sakit dan dibentuknya komunitas oleh pasien kanker payudara dapat menjadi intervensi dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi tentang kanker payudara umumnya dan kemoterapi khususnya. Kata kunci : Kanker Payudara, Kemoterapi, Perilaku Mencari Informasi Kesehatan, RSUP Hasan Sadikin BandungAbSTRACTInformation needs among breast cancer women undergoing chemotherapy encourage them to seeking information. Nowdays, source information which often used is health practices. Chemotherapy patients are outpatient where they are not have much opportunity to consult with doctor. This study aimed to find out health information seeking behaviour among breast cancer women undergoing chemotherapy. This study used descriptive quantitative approach. Total populations 150 people each month, this study was recruited 60 respondents which is obtained by accidental sampling during 6 days at RSUP Hasan Sadikin Bandung. Data were collected with questionnaire developed by researcher and have done face and validity content and construct (r=0,50)with reliability score ( =0.685). Result find that most of respondents were passive health information seeking behaviour 98,7% (59 peoples), information sources include other patients, health practices, brosur, and television. Informations race were the aim of chemotherapy, side effects of chemotherapy and reducing side effects of chemotherapy.It is suggested that support group by hospital and make cancers community are needed to fulfill patients information need. Keyword : Breast Cancer, Chemotherapy, Health Information Seeking Information, RSUP Hasan Sadikin Bandung

PENDAHULUANPerilaku sehat merupakan usaha individu untuk meningkatkan atahu mempertahankan kesehatannya dan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam kesembuhan (Taylor, 2012). Perilaku sehat yang baik membantu meningkatkan motivasi dari masyarakat untuk meningkatkan status kesehatannya. Salah satu bentuk perilaku sehat adalah perilaku mencari pertolongan kesehatan (health seeking behaviour) yang merupakan segala aktivitas yang secara langsung mencapai arah dan mempertahankan status sehat (Daniels, 2004).Penelitian ini mengambil kasus kanker payudara hal tersebut dikarenakan kanker payudara menempati urutan pertama kanker yang ada pada wanita dan merupakan penyebab tertinggi kematian karena kanker pada wanita. Kasus baru kanker payudara setiap tahunnya berjumlah satu sampai dua juta dan menyebabkan kematian pada 500.000 wanita diseluruh dunia (Benson, et al., 2009).Tahun 2012 tercatat 1,7 juta kasus baru kanker payudara dan mewakili 25 % kasus kanker yang ada pada wanita. Terjadi peningkatan kasus kanker payudara sebesar 20 % dengan kenaikan insiden kematian sebesar14 % (WHO, 2013). Laporan Riskesdas (2008) angka kejadian kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama. Indonesia merupakan negara Asia dengan top rank pasien kanker payudara dengan jumlah 906.100 jiwa (McDonald, 2008). Wanita dengan kanker payudara dihadapkan pada beberapa pilihan terapi, salah satu terapi yang sering diberikan pada pasien kanker adalah kemoterapi. Kemoterapi bagi pasien kanker merupakan pengobatan yang panjang dancukup melelahkan (D. Muusses, 2012). Kemoterapi berusaha mengintervensi dalam setiap proses perkembangan sel. Kemoterapi merupakan terapi yang bersifat sistemik dan menyebar sesuai dengan jalan masuk dari cairan obat kemo yakni ke seluruh bagian tubuh. Kemoterapi memiliki efek samping yang juga bersifat sistemik. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat ditemukan efek samping berupa rasa lelah, gangguan usus dan rongga mulut, gangguan sum-sum tulang, gangguan pada kulit, gangguan menstruasi dan menopause, dan gangguan organ lainnya (Jong, 2004). Biasanya kemoterapi dikombinasikan dengan beberapa terapi lainnya seperti pembedahan dan radiasi atahu kedua-duanya (Smeltzer,2001).Peran informasi bagi pasien kanker payudara yang sedang melakukan kemoterapi sangatlah penting. Semakin banyak informasi yang diterima oleh pasien berbanding lurus dengan peningkatan kualitas hidup pada pasien (D. Muusses, 2012). Saat ini sumber informasi kesehatan lebih mudah diakses baik dari media cetak maupun elektronik. Sumber informasi dari media elektronik yang sering digunakan seperti internet,brosur dan pedoman terapi (CT). Selain sumber informasi tersebut, pada penelitian D. Muusses (2012) ditemukan bahwa teman dan keluarga menjadi sumber informasi yang sering digunakan sebagai sumber informasi. Health information seeking behaviour diyakini memiliki dampak positif pada peningkatan kualitas hidup penderita kanker payudara. Seeking information menjadi salah satu bentuk koping pada situasi baru dalam hal ini kanker payudara dan kemoterapi. Penelitian Cowan dan Hoskins (2007) yang mengungkapkan penderita kanker yang tidak melakukan upaya mencari informasi merasa lebih cemas dan takut saat disampaikannya informasi terkait pengobatannya (Cowan dan Hoskins, 2007). Studi pendahuluan yang bertempat di Poli Kemoterapi RSUP Hasan Sadikin Bandung didapatkan hasil empat dari tujuh orang pasien tidak mengetahui langkah pengobatan setelah dilakukannya kemoterapi. Seluruh pasien yang diwawancara mengaku bahwa informasi terkait terapi yang diikuti didapatkan dari petugas kesehatan dalam hal ini adalah dokter dan perawat. Hal ini menunjukan bahwa pasien merupakan pelaku pasif dalam upaya mencari informasi. Total tujuh orang pasien yang diwawancara, terdapat tiga orang pasien yang secara aktif mencari informasi. Sumber informasi yang digunakan adalah teman sesama pasien kanker payudara dan menjalani kemoterapi, dan satu orang memilih televisi sebagai sumber informasi. Adapun alasan yang disampaikan oleh pasien yang memilih untuk tidak mencari informasi adalah kekhawatiran bila mendapat informasi mereka akan semakin mengerti dan menjadi takut dengan kemoterapi yang sedang dijalani. Sementara itu, pada studi pendahuluan didapatkan seorang pasien sama sekali tidak mencari informasi melainkan hanya mengikuti anjuran dari dokter yang menanganinya. Baik pasien maupun keluarga masih belum mengetahui tujuan maupun efek samping dari kemoterapi. Berbeda dengan pasien X yang selalu aktif mencari informasi tentang kemoterapi. Pasien X terlihat lebih tenang dan semangat dalam mengikuti rangkaian kemoterapi yang dijalaninya, beliau menjelaskan bahwa informasi yang ditemukannya bermanfaat dalam meningkatkan kepercayaannya untuk bisa sembuh total. Berdasarkan keterangan diatas peneliti melihat bahwa masalah yang berkembang pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi adalah perilaku mencari informasi kesehatan yang masih memerlukan dukungan informasi yang adekuat dari orang lain. Hal ini didukung dengan pernyataan Menteri Kesehatan Endang Rahayu bahwa kualitas kesehatan masyarakat Indonesia semakin menurun hal ini dikarenakan faktor ekonomi dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan (Yamin, 2014).Berangkat dari fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perilaku Mencari Informasi Kesehatan Pada Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP Hasan Sadikin Bandung.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan gambaran perilaku mencari informasi kesehatan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung. Populasi penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung. Jumlah rata-rata pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi per bulan adalah 150 pasien.Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti, instrumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah berupa angket/kuesioner. Untuk mengetahui perilaku mencari informasi kesehatan, sumber informasi dan jenis informasi yang digunakan oleh pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi peneliti menggunakan lembar checklist atau daftar cek dimana daftar ini berisi pernyataan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan memberikan tanda cek () sesuai dengan hasil yang diinginkan dimana pengolahannya akan menggunakan skoring dengan skala Selalu, Sering, Kadang-kadang , dan Tidak pernah.

Hasil Penelitian

Tabel 1. Tabel Frekuensi Karakteristik Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin BandungTahun 2014 (n=60)

KategoriKelompokF (N=60)%

Usia25-401626,7

41-553151,7

56-651321,6

Stadium kanker23253,3

32745

411,7

Kemoterapi ke-11016,7

21118,3

31220

446,7

51118,3

61016,7

723,4

Tingkat PendidikanSD2236,7

SMP1525

SMA1830

D323,3

S123,3

S211,7

Penghasilan Suami1 Juta2033,3

Penghasilan Istri1 Juta1016,7

Sebagian dari responden berusia 41-55 tahun dengan persentasi, sebagian dari reponden berada pada stadium kanker 2, dengan sebagian kecil responden berada pada kemoterapi yang ke tiga, sebagian kecil responden berada pada timgkat pendidikan dasar , sebagian besar penghasilan suami responden < 1 juta dan sebagian besar penghasilan istri < 1 juta (83,3 %). Diagram 1. Frekuensi Perilaku Mencari Informasi pada Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung 2014 Tahun (n=60)

Pada diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruhnya responden (98,3%) atau sebanyak 59 orang berperilaku pasif dalam mencari informasi kesehatan. Tabel 2.Distribusi Karakteristik Demografi Perilaku Aktif dan Pasif Mencari Informasi pada Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung Tahun 2014 (Ntotal =60) KategoriAktif Pasif

N%N %

Usia25-4041-5556-6516311303,2016311310096,8100

Stadium Kanker2343227103,703227110096,3100

Kemoterapi ke1234567101112411102008,3000010111241110210010091,7100100100100

Tingkat PendidikanSDSMPSMAD3S1S2221518221000001002215182211001001001001000

Penghasilan Suami< 1 juta> 1 juta402005402010095

Penghasilan Istri< 1 juta> 1 juta 5010010501010090

PEMBAHASAN1. Perilaku AktifBerdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa hanya 1,7% ( 1 orang) responden yang memiliki perilaku aktif dalam mencari informasi kesehatan. Menurut Wilson (1996 dalam Wilson 1999) dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku informasi diantaranya adalah psikologi, demografi, status peran atau interpesonal, lingkungan dan sumber informasi yang digunakan. Dari penelitian ditemukan bahwa gambaran demografi dari perilaku aktif mencari informasi yakni, merupakan satu-satunya responden yang memiliki tingkat pendidikan tertinggi yakni S2. Data pendapatan perbulan menunjukan baik suami maupun responden sama-sama bekerja dan memiliki penghasilan bulanan lebih dari satu juta rupiah. Responden yang memiliki perilaku aktif memiliki tingkat pendidikan tinggi yakni program master, diketahui bahwa faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku mencari informasi kesehatan. Mc Cloud et al (2013) dalam penelitiannya yang menjelaskan bahwa individu dengan pendidikan tinggi dan memiliki akses terhadap sumber informasi akan lebih mudah menemukan, mengikuti dan menginterpretasikan serta berperilaku sesuai dengan informasi yang didapatkannya. Tidak hanya pendidikan, akses terhadap sumber informasi dapat pula mempengaruhi perilaku mencari informasi kesehatan.Pada responden yang memiliki perilaku aktif didapatkan data bahwa semua sumber informasi interpersonal yang selalu digunakan adalah tenaga kesehatan dan pasien lain, sedangkan keluarga merupakan sumber informasi interpersonal yang sering digunakan. Kecenderungan untuk menggunakan sumber interpersonal dikarenakan pendekatam interpersonal memiliki kekuatan dan keramahan serta lebih bersifat persuasif dan lebih sensitif (Mathiyazhagan, 2007). Tenaga kesehatan merupakan sumber informasi interpersonal yang selalu dijadikan sumber informasi, hasil tersebut seduai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cowan dan Hoskins (2007) yang menyebutkan bahwa tenaga kesehatan menjadi pilihan utama sumber informasi oleh pasien kanker. Selanjutnya sumber informasi berupa print media dan non-print media yang sering digunakan oleh responden aktif adalah brosur dan internet. Bentuk media dari brosur dan internet umumnya adalah tulisan dimana adanya informasi yang tertulis dengan baik sangat bermanfaat bagi pasien yang menggunakannya. Informasi secara tertulis akan memudahkan pasien dalam menyerap informasi oleh dirinya sendiri, membantunya mengulang isu penting dan dapat membantu pasien mengklarifikasi beberapa hal yang menjadi pokok perhatian mereka (E. Davies, 2012). Status ekonomi memiliki hubungan terhadap perilaku mencari dan tidak mencari informasi, selain itu status ekonomi bagi pasien yang aktif mencari informasi juga mempengaruhi jenis informasi yang akan dicari (Mc Cloud et al, 2013). Pada responden yang memiliki perilaku mencari informasi aktif didapatkan data bahwa dari enam jenis informasi yang dicari lima diantaranya merupakan hal yang mendapatkan perhatian dan dicari oleh reponden tersebut. Jelas dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa responden memiliki pengetahuan yang lebih dari pasien lainnya. Semakin banyak informasi yang dimiliki semakin baik pengetahuan pasien dan hal ini membantu pasien dalam mengurangi kecemasannya (E Davies, 2012). Wilson (1996 dalam Wilson 1999) menjelaskan bahwa perilaku mencari informasi dipengaruhi kebutuhan informasi yang menyebabkan individu mengaktifkan mekanisme koping sehingga menimbulkan perilaku mencari informasi. Informasi yang dicari oleh responden aktif meliputi tujuan kemoterapi, prognosis, rehabilitasi, efek samping dan upaya mengurangi efek samping kemoterapi. Memiliki informasi terkait efek samping, rehabilitasi dan upaya mengurangi efek samping dapat meningkatkan kualitas hidup individu (Poorkiani, 2010). Perilaku mencari informasi merupakan salah satu mekanisme koping yang dapat membantu individu yang mengalami perubahan kondisi fisik dari sehat menjadi sakit, sehingga dapat membantunya dalam mempertahankan kualitas hidupnya (D. Muusses, 2012). Penelitian terkait perilaku mencari informasi kesehatan dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dapat menjadi isu yang menarik untuk dijadikan usulan penelitian selanjutnya. Mencari informasi secara aktif merupakan usaha pasien untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatannya, mencari informasi kesehatan secara aktif dapat pula mempengaruhi kepatuhan dan keteraturannya dalam menjalani terapi. 2. Perilaku PasifPada penelitian ini didapatkan hasil bahwa hampir seluruh responden memiliki perilaku pasif dalam mencari informasi kesehatan yakni 59 orang (98,3 %) dari total responden 60 orang. Sebelum lebih lanjut akan dijelaskan kembali pengertian perilaku pasif dalam mencari informasi kesehatan, perilaku pasif mencari informasi kesehatan yakni berupa mendapatkan informasi secara kebetulan atau terpisah tanpa ada keinginan untuk mencari informasi (Gavgani et al, 2013).Pada penelitian ini didapatkan data dimana seluruh responden dengan perilaku pasif berada pada rentang usia 25-40 tahun yakni masuk dalam kategori muda dan dewasa. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Zaheya (2007) yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mencari informasi kesehatan pada pasien kanker Jordania, usia muda, dengan pendidikan yang baik, memiliki kebutuhan informasi dan sedikit penghalang untuk mendapatkan informasi menunjukan perilaku mencari informasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan usia tua dan pendidikan yang rendah. Pada responden dengan usia 25-40 tahun di dapatkan data tingkat pendidikan kurang dari sekolah menengah atas, faktor ini dapat mempengaruhi perilaku mencari informasi kesehatan pada responden hal tersebut didukung oleh Zaheya (2007) yang menyebutkan bahwa pendidikan mempengaruhi perilaku mencari informasi kesehatan. Penelitian ini menemukan bahwa wanita dengan usia muda, pendidikan rendah dan berpenghasilan rendah memiliki perilaku pasif dalam mencari informasi kesehatan hal ini terbukti dengan sumber informasi yang digunakan oleh responden berupa sumber informasi pasif seperti televisi yang selanjutnya dibahas pada bagian sumber informasi. Mc Cloud et al (2013) jugamenemukan bahwa wanita dengan usia muda, berhutang, pendapatan rendah memiliki perilku menghindari informasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi dan memiliki akses terhadap sumber informasi. Selanjutnya responden dengan perilaku pasif berada pada usia 56-65 tahun yang merupakan usia pertengahan dan lanjut dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama ke bawah. Hasil penelitian ini sesuai dengan Jhonson (1997) dalam Jeong et al, (2010) yang menjelaskan bahwa orang yang berusia lanjut dan berpendidikan rendah akan lebih mengandalkan dan bergantung pada orang yang berusia lebih muda dalam mencari informasi kesehatan untuknya. Sehingga perilaku pasif pada usia dan tingkat pendidikan tersebut dapat saja terjadi, karena kecenderungan responden untuk bergantung pada orang yang dianggap lebih muda. Status ekonomi responden dengan perilaku pasif didapatkan baik pendapatan istri maupun suami seluruhnya kurang dari satu juta rupiah. Dijelaskan bahwa status ekonomi menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku mencari informasi kesehatan. Mc Cloud et al (2013) menjelaskan bahwa wanita dengan usia muda, berhutang, pendapatan rendah memiliki perilku menghindari informasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi dan memiliki akses terhadap sumber informasi akan lebih mudah menemukan, mengikuti dan menginterpretasikan serta berperilaku sesuai dengan informasi yang didapatkannya. Jelas terdapat pengaruh status ekonomi dalam perilaku mencari informasi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Wilson (1997) yang menyebutkan bahwa individu dengan pendapatan tinggi akan sulit mengalokasikan waktu untuk mencari informasi. Penggunaan waktu merupakan salah satu variabel dalam status ekonomi, yang dalam penelitian ini tidak diteliti lebih lanjut sehingga tidak dapat terlihat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku mencari informasi. Akan tetapi, penjelasan singkat tentang perbedaan perilaku antara pendapatan rendah dengan pendapatan tinggi dapat dilihat dari perbedaan hasil penelitian diatas. Sumber informasi yang sering digunakan oleh responden dengan perilaku pasif adalah tenaga medis, pasien lain, brosur, dan televisi. Tenaga medis masih menjadi pilihan utama responden, hal ini dimanfaatkan pasien selama konsultasi dengan dokternya. Davies (2012) menjelaskan bahwa sangat jarang pasien mencari informasi kesehatan oleh dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan pasien masih mempercayai dokter atau tenaga medis lainnya, pasien berusaha menjadi pasien yang terlihat baik dan menuruti semua anjuran dokternya dan cenderung pasif dalam mencari informasi kesehatannya (Leydon, 2000). Kajian yang lebih dalam perlu dilakukan kepada setiap pasien oleh tenaga medis sehingga diperoleh data terkait jenis informasi yang menjadi kebutuhan pasien ( Leydon, 2000).Pasien lain merupakan sumber informasi yang sering digunakan, baik responden maupun pasien lain sama-sama melakukan interaksi dan saling bertukar informasi. Komunikasi interpersonal memiliki kekuatan dan keramahan serta lebih bersifat persuasif dan lebih sensitif, bentuk komunikasi interpesonal ini sering ditemukan pada kondisi pasien dengan keterbatasan akses media dan dipengaruhi oleh pendidikan serta sosial ekonomi yang rendah dimana pada kondisi tersebut jenis sumber informasi ini menjadi sangat efektif (Mathiyazhagan, 2007). Sumber informasi brosur menjadi sumber informasi yang digunakan oleh sebagian kecil responden. Sumber informasi print media merupakan sumber informasi yang sangat sedikit digunakan oleh responden. Dalam Lam (2012) dijelaskan bahwa faktor pendidikan memiliki hubungan yang tinggi dengan kemampuan untuk memperoleh, memahami, membaca dan mengerti serta menggunakan informasi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatannya, hal ini sesuai dengan penelitian dimana sebagian besar responden memiliki pendidikan rendah yakni sekolah dasar. Pentingnya mendapatkan informasi secara aktif melalui media tulisan dapat dilihat dalam Davies (2012) yakni informasi secara tertulis memudahkan pasien dalam menyerap informasi oleh dirinya sendiri, membantunya mengulang isu penting dan dapat membantu pasien mengklarifikasi beberapa hal yang menjadi pokok perhatian mereka. Dengan kondisi pasien yang mayoritas berpendidikan rendah maka dibutuhkan pengkajian yang lebih dalam baik oleh dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sehingga didapatkan data terkait jenis informasi yang dibutuhkan pasien serata menyediakan brosur di rumah sakit dapat menjadi sarana oleh pasien dalam memenuhi kebutuhan informasinya.Pada sumber informasi non-print media ditemukan bahwa televisi menjadi sumber informasi yang sering digunakan oleh responden, penggunaan televisi sebagai sumber informasi kesehatan yakni mereka yang memiliki pengalaman kanker akan lebih sering menonton acara kesehatan hal ini sesuai dengan pengakuan responden dimana pengalaman sering memotivasi mereka dalam mencari informasi kesehatan, mereka yang lebih sering mengunjungi tenaga kesehatan, pendapatan tinggi, dan bukan pegawai negeri ditemukan lebih sering menggunkan televisi sebagai sarana sumber informasi kesehatannya (Kyeung, 2012). Televisi dan radio menjadi sarana bagi mereka yang mencari informasi secara pasif, hal ini dikarenakan umumnya informasi yang didapatkan dari televisi dan radio adalah secara tidak sengaja atau kebetulan hal inilah yang membuat individu yang menggunakan televisi dan radio lebih cenderung dikategorikan perilaku pasif (Gavgani, 2013).Dari hasil penelitian dan hasil penelitian sebelumnya dapat terlihat bahwa tingkat pendidikan dan ekonomi memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku mencari informasi kesehatan. Perilaku pasif mencari informasi tidak sama dengan perilaku menghindari informasi. Pasif dalam mencari informasi tidak menutup kemungkinan individu untuk mendapatkan informasi (Gavgani et al, 2013). Kesadaran akan kondisi kesehatannya membuat pasien mencari informasi walau pada hasilnya perilaku tersebut adalah perilaku pasif. Hal serupa dikemukan oleh Phipps (2008) yang mengemukakan bahwa pasien dengan tingkat pendidikan dan pendapatan rendah memiliki keyakinan yang kuat bahwa perilaku dan tindakan mereka menentukan masa depan kesehatannya.Memenuhi kebutuhan informasi dengan mencari informasi dapat membantu pasien dalam mengurangi stres yang terjadi karena diagnosa yang sering kali tidak pasti, menakutkan dan merugikan (Leydon et al, 2000). Tujuan kemoterapi yang jelas membuat pasien yakin dan lebih paham akan terapi yang sedang atau akan dijalaninya, penting bagi seorang pasien untuk mengetahui tujuan dari terapinya hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dimana cara kerja dari kemoterapi mendapatkan perhatian nomor dua setelah kebutuhan informasi tentang apa yang akan dilakukan setelah kemoterapi (Iconomou et al, 2002). Iconomou (2002) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa kebutuhan informasi pada pasien kanker berturut-turut adalah prognosis, lama pengobatan, medical tes, cara mengurangi efek kemoterapi. Selanjutnya responden pada penelitian ini mengungkapkan bahwa mencari tahu efek samping dan cara menguranginya menjadi fokus responden penelitian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan, efek samping , perubahan yang terjadi setelah terapi menjadi perhatian bagi sebagian besar responden ( Davies, 2012). Pada penelitian ini baik jenis kemoterapi, prognosis dan rehabilitasi mendapatkan perhatian yang rendah dari responden yakni 13,3 % (8 orang). Faktor yang mempengaruhinya dapat terlihat dari latar belakang pendidikan, usia dan faktor ekonomi hal ini sesuai dengan karakteristik demografi responden. Kedepannya diperlukan penelitian terkait karakteristik responden dan jenis informasi yang dicari oleh pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. SIMPULANSangat sedikit responden yang memiliki perilaku aktif mencari informasi kesehatan yakni 1 orang (1,7 %), hampir seluruh responden yang memiliki perilaku pasif dalam mencari informasi kesehatan yakni 59 orang (98,3%). SARANMencari informasi merupakan salah satu dari bentuk mekanisme koping yang dimiliki oleh seseorang ketika berada dalam masa sakit, untuk itu perilaku mencari informasi dapat dijadikan salah satu materi yang menarik untuk di diskusikan pada mata kuliah Keperawatan Dasar. Selain itu, data penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang perilaku mencari informasi kesehatan. Dianjurkan untuk peneliti selanjutnya meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mencari informasi kesehatan dan hubungan perilaku mencari informasi kesehatan dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Dianjurkan bagi perawat atau tenaga medis lainnya untuk terus mengkaji kebutuhan informasi pasien. Support group dapat menjadi salah satu intervensi untuk pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dalam memenuhi informasinya. Support group dapat berupa diskusi antara tenaga medis dengan pasien, diskusi meliputi keseluruhan informasi terkait kanker payudara umumnya dan kemoterapi khususnya. Selain itu, pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dapat membuat suatu komunitas yang didalamnya dilakukan kegiatan berbagi informasi dan edukasi yang bermanfaat untuk anggotanya. DAFTAR PUSTAKABenson, John R, Ismail Jatoi, Martin Keisch, Francisco J Esteva, Andreas Makris and V Craig Jordan. 2009. Early Breast Cancer. www.thalencet.com Vol, 373 April 25, 2009.Cowan C & R. Hoskins. Information Preferences Of Women Receiving Chemotherapy For Breast Cancer.European Journal of Cancer Care 16, 543550Daniels, Rick. 2004. Nursing Fundamentals: Caring & Clinical Decision Making.Delmar Learning division of Thomson Learning, Inc: USA.D. Musses, Linda, Julia C.M. van Weert, Sandra van Dulmen and Jesse Jansen. 2012. Chemotherapy And InformationSeeking Behaviour:Characteristics Of Patients Using MassMedia Information Sources. PsychoOncology 21: 9931002 (2012) Published online 13 June 2011 in Wiley Online LibraryE Davis and K-W Yeoh. 2012. Internet Chemotherapy Information: Impact on Patients and Health Professionals. British Journal of Cancer, 106; 651- 657. Cancer Research: UK. E. Taylor, Shelley. 2012. Health Psychology Eighth Edition. Mc. Graw-Hill Companies: New York, AmericaGavgani, Vahideh Zarea, Elham Qeisari, Mohammad Asghari Jafarabadi. 2013. Health Information Seeking Behavior (HISB): A Study of Developing Country. Library Philosophy and Practice (e-journal) Paper 902. University of Nebraska: LincolnIconomou, Gregoris, Anna Viha, Angelos Koutras, Apostolos G V et al. 2002. Information needs and awareness of diagnosis in patient with cancer receiving chemotherapy: a report from Greece. Palliative Medicine, 16; 315- 321.Jeong, Yeob Han, Meg Wise, Eunkyung Kim, Ray Pingree, Robert P. Hawkins, et al. 2011. Factors Associated with Use of Interactive Cancer Communication System: An Application of the Comprehensive Model of Information Seeking. Journal of Computer-Medaited Communication, Volume 15, 367-388. International Communication Association. Jong, Wim De. 2004. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga. Jakarta : ArcanKyeung, Mi Oh, Gary L.Kreps, Jungmi Jun, et al. 2012. Examining the Health Information-Seeking Behaviors of Korean Americans. Journal of Health Communication, 17;779-801 : Taylor & Francis Group, LLCLam, Mary K, Lawrance T. Lam. 2012. Health Information Seeking Behaviour on the Internet and Health Literacy among Older Australians. Electronic Journal of Health Informatics, Vol. 7 (2): e 15.Leydon, Geraldine, Mary Boulton, Clarie Moynihan, Alison Jones et al. 2000. Cancer Patients Information Needs and InformationSeeking Behaviour:in depth interview study. British Medical Journal,320;7239 pg. 909.-Mathiyazhagan, T, Deoki Nandan, M.P Meshram, et al. 2007. A Study of Utilization of Communication Channels and Information Seeking Behaviour by the Tribals for Improving Their Health Care Practices. Health and Population Perspectives Issue 30 (4): 278-291. National Institute of Health and Family Welfare: New DelhiMcCloud RF, M Jung, SW Gray and K Viswanath. 2013. Class, race and ethnicity and information avoidance among cancer survivors. British Journal of Cancer, 108; 1949- 1956. Cancer Research: UKMcDonald, Margaret, Robin P. Hertz, Susan W. Pitman Lowenthal. 2008. The Burden of Cancer in Asia. Pfizer FactPhipps, Etienne, Nora Madison, Marcia Polansky and Willam Tester. 2008. The Importance of Patient Participationin Second-Line Chemotherapy Decisions:Perspectives of African-American Patients. Journal Of The National Medical Association Vol. 100, No. 12. -Poorkiani M, Abbaszadeh A, Hazrati M, Jafari P and Sadeghi M et al. 2010. The Effect of Rehabilitation on Quality of Life in Female Breast Cancer Survivors in Iran. Indian Journalof Medical and Paediatric Oncology,Vol 3.-Riskesdas, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Depkes RISmeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth. Alih Bahasa: Agung Waluyo. Jakarta : EGCWHO. 2014. Rehabilitation. http://www.who.int/topics/rehabilitation/en/ ( diakses tanggal 11 maret 2014 pukul 5:44)Wilson, T.D. 2000. Human Information Behavior Volume 3 No 2. Information Scince Research_________. 1999. The Journal Of Documentation Volume 55 Number 3. Journal of Documentation. 1997. Trends In...A Critical Review Information Behaviour: An Interdisciplinary Perspective. Information Processing & Management, Vol. 33. No. 4. Pp. 551-572. Elsevier Science Ltd. Yamin, Mohammad. 2014. Menkes: Kualitas Kesehatan Masyarakat Menurun. http://www.uinjkt.ac.id/index.php/arsip-berita-utama/1370-menkes-kualitas-kesehatan-masyarakat-menurun-.html (diakses tanggal 30 Maret 2014 pukul 08.33 WIB). Zaheya, Laila Mahmoud Akhu. 2007. Factors Influencing Health Information-Seeking Behaviour of Jordania Patients With Cancer. UMI Microform 3262028 Copyright 2007 by Proquest: USA.

* Peneliti** Pembimbing