“PENGARUH RISK AVERSION PADA BRAND LOYALTY YANG …/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of “PENGARUH RISK AVERSION PADA BRAND LOYALTY YANG …/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
“PENGARUH RISK AVERSION PADA BRAND LOYALTY YANG
DIMEDIASI OLEH BRAND TRUST DAN BRAND AFFECT”
(Studi Pada Konsumen Handphone Merek BlackBerry di UNS)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
IMAS ARIASTUTI
F1207093
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
“PENGARUH RISK AVERSION PADA BRAND LOYALTY YANG
DIMEDIASI OLEH BRAND TRUST DAN BRAND AFFECT”
(Studi Pada Konsumen Handphone Merek BlackBerry di UNS)
IMAS ARIASTUTI
F1207093
The purpose of this study to examines the role of brand trust and brand affect in mediating the influence of risk aversion to brand loyalty. Specificaly, this study wants to examine whether risk aversion as important considering in forming the brand loyalty toward Blackberry.
Survey is a method conducted to collect the data. In this study, sample consist’s 200 people who wants to be loyal toward Blackberry in Sebelas Maret university Surakarta. purposive technique is a method choosen to make easier in getting the sample.
Reliablity and validity test was done to make ascertain the quality of data. Structural equation model is statistical method choosen to elaborate the linkage among of unobserved variabel. The result show that risk aversion have significant influence to brand trust, risk aversion have significant influence to brand affect, brand trust have significant influence to brand loyalty, brand affect have significant influence to brand loyalty and risk aversion have significant influence to brand loyalty. In this study, both limitation and implication are also discussed in order to give insight toward theoritical, practical and future research aspects.
Keyword: brand loyalty, brand trust ,brand affect, risk aversion
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
Bismillahirahmanirahhim
-Al-Fatihah : 1-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan
kepada :
¨ Bapak, Ibu, Kakak2ku, Arkan
¨ Ibnu Danar Nur Fajar
¨ Dr. Budhi Haryanto,MM
¨ Keluarga besar PBB
¨ Sahabat-sahabatku
¨ Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
My Great Lord, Allah SWT yang memberikan suatu takdir baik sehingga
penulis bias menyelesaikan karya ini. Nabi Muhammad SAW teladanhidup,
prinsiphidupmumembuatkemudahanhidupku .
My Family …….
v Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan lahir maupun batin. Kalianlah
semangat hidup dant ujuan utama pembuatan karya ini.
v Mas Eri, mbUna dan malaikat kecilku “Muhammad Altaaf Guna Arkaan”.
Terima kasih atas dukungan kalian, walau jarak memisahkan, dukungan kalian
sangat besart erhadap karyaini.
v Ibnu Danar Nur Fajar, terima kasiha tas kesabaran, dukungan tiada henti, dan
pengorbanan. Thanks for being my special one.
v Papah Yudi dan Mama Lina, terima kasih buatdoa-doanya dans emangat yang
diberikan kepada penulis.
v Keluarga Prof.DR.TrisnoMartono, MM (Pakdhe, Budhe, Mb Dewi, Mas Bayu,
Mas Fajar, Mb Yulia, Mas Danur, Mb Refti, dan Princes Aurel) yang telah
memberikan dukungan material dan inmaterial terhadap penulis.
v Keluarga besar Yitno Martono dan Muhtarrom, yang selalu mendukung dan
peduli terhadap karya dar ipenulis.
SebelasMaret University …….
v DR. Budhi Haryanto beserta keluarga, terima kasih telah menjadi kritikus
terbesar dalam penulisan ini. Jiwa anda adalah aksen dari penulisan ini. Terima
kasih atas ilmu yang besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
v Keluargabesar PBB,(Bong Ega, Apri, Hendik, Catur, Cahyo, Magetan, Acong,
Guntur, dll.) terima kasih atas rasa kekeluargaan yang kalian berikan terhadap
penulis. Specially anak trucuk Reni Megawati, terima kasih telah menjadi rekan
satu tim yang baik.
v My Bestfriends ever, calon sarjana ekonomi Kurnia Yanu Aryanti, Diah Ayu
Wulandari, Christ. Anita V.A, terima kasih telah menjadikan 4,5 tahun penulis
begitu bermakna, terima kasih atas persahabatan yang tak ternilai harganya.
v Keluarga besar Manajemen Non-Reguler’07 yang memberikan kesanmen dalam
bagi penulis.
My Old Friend …..
v Riky, Elvira, Andri, Choco ..terima kasih untuk dukungan kalian dan komitmen
kalian terhadap persahabatan ini, I love you all
Penulis sadar tidak semua dapat dituliskan dalam halaman persembahan ini
namun penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Risk Aversion pada Brand Loyalty yang dimediasi oleh Brand Trust
dan Brand Affect (Studi Pada Konsumen Handphone Merek Blackberrydi UNS)”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan untuk
meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Budhi Haryanto, M.M. , selaku Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran serta memberikan saran hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
2. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
3. Dr. Hunik Sri Runing S, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Reza
Rahardian S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Banmbang Hadi Nugroho selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama belajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Segenap dosen dan karyawan yang telah membantu selama menuntut ilmu di
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
6. Semua pihak yang telah membantu demi terlaksananya penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu
saran dan kritik dari pembaca penulis harapkan demi perbaikan penelitian ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dan yang membutuhkan.
Surakarta, 19 Desember 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
“PENGARUH RISK AVERSION PADA BRAND LOYALTY YANG
DIMEDIASI OLEH BRAND TRUST DAN BRAND AFFECT”
(Studi Pada Konsumen Handphone Merek BlackBerry)
IMAS ARIASTUTI
F1207093
The purpose of this study to examines the role of brand trust and brand affect in mediating the influence of risk aversion to brand loyalty. Specificaly, this study wants to examine whether risk aversion as important considering in forming the brand loyalty toward Blackberry.
Survey is a method conducted to collect the data. In this study, sample consist’s 200 people who wants to be loyal toward Blackberry in Sebelas Maret university Surakarta. purposive technique is a method choosen to make easier in getting the sample.
Reliablity and validity test was done to make ascertain the quality of data. Structural equation model is statistical method choosen to elaborate the linkage among of unobserved variabel. The result show that risk aversion have significant influence to brand trust, risk aversion have significant influence to brand affect, brand trust have significant influence to brand loyalty, brand affect have significant influence to brand loyalty and risk aversion have significant influence to brand loyalty.
In this study, both limitation and implication are also discussed in order to give insight toward theoritical, practical and future research aspects.
Keyword: brand loyalty, brand trust ,brand affect, risk aversion
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
“PENGARUH RISK AVERSION PADA BRAND LOYALTY YANG
DIMEDIASI OLEH BRAND TRUST DAN BRAND AFFECT”
(Studi Pada Konsumen Handphone Merek BlackBerry)
IMAS ARIASTUTI
F1207093
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara brand trust dan brand affect dalam memediasi hubungan antara risk aversion terhadap brand loyalty. Secara spesifik penelitian ini meneliti apakah risk aversion menentukan niat untuk loyal terhadap handphone merek Blackberry.
Survey adalah metode yang digunakan untuk menngumpulkan data.dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebesar 200 orang yan berniat untuk loyal terhadap Blackberry di Universitas sebelas maret Surakarta. Purposive sampling merupakan metode yang dipakai untuk mempermudah untuk memperoleh sampel.
Reabilitas dan validitas digunakan untuk mengetahuikualitas dari data. Structural equation model merupakan metode statistic yang dipakai untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel yang diteliti. Hasul menunjukan bahwa risk aversion berpengaruh terhadap brand trust, risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect, brand trust berpengaruh positif terhadap brand loyalty, brand affect berpengaruh terhadap brand loyalty dan risk aversion berpengaruh terhadap brand loyalty.
Dalam penelitian ini, terdapat batasan dan implikasi yang dibahas dalam rangka memberikan masukan secara teoritis, praktisi dan penelitian kedepan.
Kata kunci : brand loyalty, brand trust ,brand affect, risk aversion
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Brand Loyalty adalah isu yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan
secara praktisi brand loyalty memiliki manfaat antara lain : konsumen tidak
memperhatikan produk lain karena semakin tinggi brand loyalty semakin rendah
niat konsumen beralih ke produk pesaing. Loyalitas merek berpengaruh pada
pembelian ulang, semakin tinggi loyalitas merek semakin tinggi pembelian ulang
konsumen (Matzler, 2008). Brand loyalty juga berpengaruh pada sensitivitas harga
konsumen, semakin tinggi brand loyalty, maka semakin rendah sensitivitas harga
pada konsumen (Rundle & Mackay, 2001 : 529).
Subjek dalam penelitian ini adalah Handphone merek Blackberry.
Pertumbuhan pengguna Blackberry di Indonesia meningkat dari waktu ke waktu.
Pada tahun 2009 angka penjualan Blackberry mengalami pertumbuhan hingga 10 %,
artinya terdapat peambahan pengguna baru yang cukup signifikan. Menurut
depkominfo total pengguna Blackberry pada tahun 2009 telah mencapai 400.000 –
425.000 di seluruh Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka loyalitas konsumen
Blackberry menarik untuk diteliti.
Secara praktis studi brand loyalty memiliki manfaat, namun secara teoritis
studi loyalitas masih mengindikasi keragaman variabel dan model penelitian
(Delgaldo and Louis, 2001; Matzler, 2008; Jahangir, et.al.,2009 ) Keragaman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
terjadi memberikan peluang untuk mendesain ulang model penelitian yang dapat
menjelaskan fenomena pada setting yang di amati.
Model yang dikonstruksi bertumpu pada empat variabel yaitu risk aversion
sebagai variabel independent, brand loyalty sebagai variabel dependent serta brand
trust dan brand affect sebagai variabel mediasi. Berikut ini adalah penjelasan terkait
pengertian dari masing-masing variabel amatan.
Risk Aversion merupakan variabel yang menjelaskan keengganan konsumen
menerima resiko pembelian terhadap produk baru. Risk aversion diindikasikan
dengan membeli produk yang lebih mahal untuk menurunkan resiko (Zhao et.al,
2002). Variabel ini penting untuk diteliti karena berpotensi mempengaruhi brand
loyalty melalui brand trust dan brand affect (Matzler, 2008). Kajian literatur
mengindikasi bahwa terdapat hubungan yang positif antara risk aversion dengan
brand loyalty. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi kengganan menerima
resiko semaking tinggi loyalitas konsumen terhadap merek.
Brand Trust merupakan variabel mediasi pertama. Variabel ini didefinisi
sebagai kemauan konsumen untuk mengandalkan perusahaan berdasarkan atas
keyakinan konsumen kepada perusahaan (Moorman et.al, 1993). Variabel ini
penting untuk diteliti karena berpotensi berpengaruh pada customer loyalty
(Delgaldo and Louis, 2001). Kajian literatur mengindikasi bahwa brand trust
memiliki hubungan positif dengan brand loyalty. Hal ini menjelaskan bahwa
semakin tinggi kepercayaan konsumen, maka semakin tinggi loyalitas konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Selain brand trust variabel mediasi lainnya adalah brand affect. Variabel ini
didefinisi sebagai kemampuan merek untuk mendatangkan emosi positif pada
konsumen saat memakai merek (Chaudhuri and Holbrook, 2001). Kajian literatur
mengindakasikan brand affect memiliki hubungan yang positif terhadap brand
loyalty (Matzler, 2008). Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi efek yang
dirasakan konsumen terhadap suatu merek , maka semakin tinggi loyalitas
konsumen.
Brand Loyalty merupakan variabel dependent. Brand loyalty, merupakan cara
konsumen untuk menunjukan kepuasan akan suatu produk atau servis dari barang
atau jasa yang diterima. Hal ini diindikasikan dengan selalu membeli produk tanpa
memperhatikan produk lain. Brand Loyalty diposisikan sebagai varibel yang
dipengaruhi oleh Risk Aversion yang dimediasi oleh brand trust dan brand affect.
(Matzler, 2008)
Terkait dengan hubungan variabel yang terbentuk maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
B. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat lima rumusan masalah yaitu :
1. Apakah risk aversion berpengaruh pada brand trust?
2. Apakah risk aversion berpengaruh pada brand affect?
3. Apakah brand trust berpengaruh pada brand loyalty?
4. Apakah brand affect berpengaruh pada brand loyalty?
5. Apakah risk aversion berpengaruh pada brand loyalty?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Studi ini bertujuan untuk mengkonstruksi model yang dapat menjelaskan
loyalitas konsumen pada konsumen Handphone Blackberry. Hal ini dikarenakan
studi-studi terdahulu masih mengindikasi keragaman model dan masing-masing
studi bersifat terbatas generalisasinya (Delgaldo and Louis, 2001; Matzler, 2008;
Ha, 2008) Model ini merupakan pengembangan yang dikonstruksi bertumpu
pada model – model yang sudah diuji pada studi literatur sebelumnya dengan
kajian permasalahan yang sama yaitu brand loyalty.
Secara spesifik tujuan yang diharapkan adalah :
1. Menjelaskan pengaruh risk aversion terhadap brand trust pada handphone
merek Blackberry.
2. Menjelaskan pengaruh risk aversion terhadap brand affect pada handphone
merek Blackberry..
3. Menjelaskan pengaruh brand trust terhadap brand loyalty pada handphone
merek Blackberry.
4. Menjelaskan pengaruh brand affect terhadap brand loyalty pada pada handphone
merek Blackberry
5. Menjelaskan pengaruh risk aversion terhadap brand loyalty pada pada
handphone merek Blackberry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dengan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Bagi praktisi
Penelitian ini bermaksud memberi gambaran mengenai pengaruh risk
aversion terhadap brand loyalty produk Handphone Blackberry dimana hal ini
perlu dipahami oleh bagian pemasaran. Hasil dari penelitian ini diharapkan
mampu untuk membantu perusahaan memahami untuk mengelola loyalits yang
dimiliki oleh konsumen.
2. Bagi teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan wawasan
serta ilmu pengetahuan yang lebih luas bagi kalangan akademik mengenai
variabel-variabel penting untuk menciptakan brand loyalty yang kuat.
3. Studi kedepan
Penelitian ini sebagai sarana pendalaman materi kuliah dan penerapan
pada dunia nyata dari teori-teori yang telah dipelajari sebelumnya pada
perkuliahan.
E. Justifikasi masalah
Justifikasi dalam penelitian ini meliputi: pemilihan isu, pendekatan penelitian,
objek penelitian, pemilihan metode pengujian dan prinsip generalisasi model. Berikut
ini penjelasan dari justifikasi penelitian :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
a. Isu penelitian
Penelitian ini mengungkap isu pokok mengenai brand loyalty pada
Handphone Blacbeery. Penelitian ini bersifat applied research yang didesain
untuk memberikan pertimbangan secara empiris terkait dengan permasalahan
yang dihadapi, secara spesifik terkait dengan upaya-upaya yang seharusnya
dilakukan untuk meningkatkan brand loyalty.
b. Pendekatan penelitian
Penelitian ini bertumpu pada pendekatan psikologi konatif sebagai dasar
untuk memahami proses pembentukan loyalitas merek (brand loyalty). Melalui
pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan model yang mempunyai daya
prediksian yang tinggi terhadap brand loyalty pada Handphone Blackbeery.
c. Obyek penelitian
Studi ini mengambil objek penelitian loyalitas merek dan risk aversion
konsumen Handphone Blackberry. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa loyalitas dan risk aversion merupakan objek studi yang diperkirakan
dapat mewakili fenomena riil untuk menjelaskan konsep brand loyalty dan risk
aversion, selain itu obyek penelitian yang dipilih didasarkan pertimbangan
mengenai homogenitas sampel yang diuji. Hal ini dimaksudkan agar model yang
diuji dapat menjelaskan fenomena dengan baik (robust model)
d. Pemilihan metode pengujian
Penelitian ini mengunakan Structural Equation Model sebagai alat untuk
menganalisis data. SEM merupakan metode statistik yang diperkirakan mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
untuk menjawab permasalahan penelitian yang dirumuskan. Alat analisis ini
digunakan karena memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara
variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai
keseluruhan model dimana SEM dapat menguji model struktural dan model
pengukuran.
e. Prinsip generalisasi model
Penelitian ini bertumpu pada metode riset yang terbatas ruang
lingkupnya, sehingga model yang digunakan hanya mampu digeneralisasi pada
konteks setting dan produk yang diteliti. Dengan demikian, perlu dilakukan
pengkajian ulang apabila digunakan pada penelitian dengan konteks yang
berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini bertujuan untuk memberikan dasar teori yang valid mengenai variabel-
variabel yang membentuk brand loyalty. Hal ini dimaksudkan agar hipotesis yang
dikembangkan memiliki kebenaran dari sisi teori. Secara keseluruhan, ada tiga sub
bahasan untuk menjelaskan hal ini. Sub bahasan pertama yakni pengertian mengenai isu
penelitian yang menjelaskan definisi konseptual mengenai pembentukan loyalitas pada
suatu merek (brand loyalty). Sub bahasan kedua yakni pembahasan teori dan proposisi
yang digunakan sebagai landasan untuk pengembangan hipotesis. Sedangkan sub
bahasan ketiga yaitu pengembangan kerangka atau model penelitian yang didasarkan
pada perumusan hipotesis. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap sub bahasan tersebut
.
A. Pengertian Isu Utama
Niat untuk loyal pada merek (brand loyalty) merupakan isu utama yang
dipandang penting untuk diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan suatu
prediksian mengenai perilaku individu untuk loyal terhadap suatu merek. Melalui cara
tersebut, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman dalam mengungkap
variabel-variabel yang membentuknya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman bagi pengambil kebijakan untuk merumuskan kebijakan
secara akurat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
B. Posisi Studi
Sub bab ini bertujuan untuk menjelaskan posisi studi ini dibandingkan dengan
studi-studi terdahulu terkait dengan variabel-variabel yang menjadi objek amatan dan
alat analisis yang digunakan dalam penelitian (Lihat tabel II.I). Penelitian terdahulu
mengindikasikan perbedaan variabel yang membentuk model. Dalam konteks ini
dependen variabel dikonsepkan dalam beberapa bentuk brand loyalty ( Delgado & Luis,
2000 ; Tuu, 2011), market share, relative price (Chauduri & Holbrook, 2001), parent
brand level (Horppu, et.al., 2008), purchase loyalty dan attitudinal loyalty (Matzler,
2008), consumers brand extention attitude (Jahangir, et.al. 2009)
Dalam hal ini variabel dependen juga dikonsepkan dalam beberapa variabel
diantaranya adalah satisfaction (Delgado & Luis, 2000, Tuu, 2011), brand trust
(Delgado & Luis, 2000; Chauduri & Holbrook, 2001; Matzler, 2008; Jahangir, et.al.,
2009), brand affect (Delgado & Luis, 2000; Chauduri & Holbrook, 2001; Matzler,
2008; Jahangir, et.al. 2009), parent brand level (Horppu, et.al., 2008), risk aversion
(Matzler, 2008), brand quality (Jahangir, et.al. 2009). purchase loyalty dan attitudinal
loyalty (Chauduri & Holbrook, 2001; Matzler, 2008), website satisfaction, website trust
(Horppu, et.al., 2008), dan Perceived risk, objective knowledge, certainty (Tuu, 2011).
Secara ringkas tidak ada sesuatu yang baru pada variabel-variabel yang
membentuk model. Studi ini menggabungkan beberapa variabel yang mengadaptasi
penelitian terdahulu yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan
baru tentang brand loyalty dan membentuk alternatif model menurut objek dan setting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang diteliti. Dalam studi ini brand loyalty ( Delgado & Luis, 2000 ; Tuu, 2011) adalah
variabel dependen, karena variabel ini dianggap sesuai dengan setting penelitian.
Selanjutnya variabel independen adalah brand trust (Delgado & Luis, 2000; Chauduri &
Holbrook, 2001; Matzler, 2008; Jahangir, et.al., 2009), brand affect (Delgado & Luis,
2000; Chauduri & Holbrook, 2001; Matzler, 2008; Jahangir, et.al. 2009), dan risk
aversion (Matzler, 2008). Selebihnya variabel-variabel lain tidak digunakan dalam
penelitian.
Tabel II.1.
Posisi Studi
Peneliti (tahun)
Variabel Independen
Variabel Mediasi
Variabel Dependen
Alat Analisis
Delgado & Luis (2000)
Satisfaction Brand trust Brand loyalty Regression
Chauduri & Holbrook (2001)
Brand trust, brand affect
Purchase loyalty, attitudinal loyalty
Market share, relative price
SEM
Horppu, et.al. (2008)
Parent brand level
Website satisfaction, website trust
Website loyalty Regression
Matzler (2008) Risk aversion Brand trust, brand affect
Purchase loyalty, attitudinal loyalty
Regression
Jahangir, et.al. (2009)
Brand trust, brand affect, brand quality
Brand loyalty Consumers brand extention attitude
Regression
Tuu, et.al. (2011)
Satisfaction Perceived risk, objective knowledge, certainty
Brand loyalty SEM
Studi ini Risk aversion Brand trust, brand affect
Brand loyalty SEM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Sumber : hasil olahan peneliti, 2011
Kajian pustaka mengindikasi terdapat dua metode analisis yang digunakan pada
studi terdahulu. Metode Statistik pertama adalah regresi, metode ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antar satu variabel dengan lainnya. Kedua adalah SEM. Metode
statistik ini digunakan untuk menganalisis analisis struktural antar variabel. Pada
penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah SEM. SEM relatif tepat digunakan
dalam penelitian ini karena sesuai fungsinya menganalisa analisis struktural antar
variabel. Terdapat pengaruh struktural antara risk aversion dan brand loyalty.
Penjelasan tahap-tahap analisis akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
C. Pembahasan Teori dan Hipotesis
Sub bab ini bertujuan untuk memberikan landasan teori yang berkaitan dengan
pengertian variabel-variabel amatan yang selanjutnya digunakan untuk mengkontruksi
perumusan hipotesis. Hal ini dimaksudkan agar hipotesis yang didesain memiliki
pijakan teori yang kuat. Berikut ini merupakan pengertian variabel-variabel yang
diamati dan perumusan hipotesis penelitian.
1. Risk Aversion
Terdapat beberapa perbedaaan pendapat mengenai risk aversion dari penelitian
sebelumnya (Qualls dan Puto, 1989; Mandrik, 2005; Mandrik and Bao, 2005). Hal itu
terjadi dikarenakan terdapat perbedaan setting dan objek penelitian, sedangkan untuk
melengkapi tujuan dari penelitian ini harus dipilih definisi yang sesuai dengan setting
dan kondisi penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pertama, risk aversion didefinisikan sebagai pengambilan keputusan setiap
individu terhadap resiko yang didasarkan pada presentasi jaminan tertinggi (Qualls dan
Puto, 1989). Selanjutnya risk aversion juga didefinisikan sebagai tingkatan dimana
individu mengambil sikap negatif terhadap hasil dari ketidakpastian yang timbul
(Mandrik, 2005). Dalam penelitian ini risk aversion didefinisikan sebagai perbedaan
antara jumlah resiko yang diterima berdasarkan ketidakmauan menerima resiko
(Mandrik and Bao, 2005), hal ini dikarenakan konsep ini sesuai dengan setting yang
diteliti.
Selanjutnya risk aversion terjadi karena ketidakpastian kualitas produk dan
situasi yang tidak dimengerti sehingga konsumen tidak mau menerima produk baru.
Pada situasi tersebut konsumen menekan resiko dengan dua cara, yang pertama yaitu
membeli produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi dimana kualitas produk diketahui.
Selanjutnya cara yang kedua konsumen mencari informasi mengenai produk untuk
mengurangi resiko. (Zhou, et.al. 2002).
Matzler (2008) menyatakan bahwa konsumen yang enggan menerima resiko
memilih untuk menerima resiko kecil dari pada resiko yang tidak diketahui. Semakin
tinggi risk aversion semakin rendah resiko yang diambil (Matzler, 2008). Dalam
penelitian tersebut juga disebutkan bahwa risk aversion memiliki hubungan dengan
brand trust. Berikut ini penjelasan dari brand trust.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Brand Trust
Brand trust didefinisikan sebagai suatu persepsian mengenai rasa keamanan
konsumen terhadap suatu merek. Hal ini didasarkan pada persepsian konsumen
terhadap keandalan produk dan tanggung jawab perusahaan terhadap kesejahteraan dan
keselamatan konsumen (Delgado, 2002). Hal ini memberikan suatu pemahaman bahwa
untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dapat dibangun
melalui jaminan keamanan dan kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang.
Terkait dengan itu, terdapat beberapa pengertian mengenai brand trust dalam
study sebelumnya. Andaleeb (1992) mendefinisikan brand trust sebagai kesediaan
seseorang untuk mengambil resiko melalui rasa percaya terhadap janji yang ditawarkan
merek perusahaan tertentu. Definisi ini mengacu pada kredibilitas perusahaan dalam
mempromosikan barang dan jasa. Kedua, brand trust didefinisikan sebagai perasaan
percaya dan aman terhadap merek yang digunakan. Konteks dari definisi ini adalah
pengalaman konsumen dalam menggunakan produk. Dalam penelitian ini brand trust
didefinisikan sebagai kesediaan konsumen untuk mengandalkan kemampuan merek
sesuai fungsi (Chaudhuri and Holbrook, 2001). Konsep ini mengacu pada kepercayaan
konsumen terhadap merek yang dipakai.
Kajian literatur mengindikasikasn terdapat hubungan antara risk aversion
dengan brand trust (Matzler, 2008). Dalam penelitiannya Matzler mengatakan bahwa
kepercayaan adalah cara untuk mengurangi kompleksitas dan ketidakpastian dari
pembelian. Konsep itu di dukung penelitian Mayer (1995) yang menjelaskan bahwa
kepercayaan dibangun pada situasi yang berisiko. Hal ini mengindikasikan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
semakin tinggi keengganan menerima resiko, maka semakin tinggi brand trust. Dengan
demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah:
H1: Semakin tinggi riks aversion, semakin tinggi brand trust
3. Brand Affect
Konsumen memiliki perbedaan pengetahuan tentang merek. Salah satunya
adalah brand affect, yang dapat dilihat sebagai keseluruhan penilaian menguntungkan
dan tidak menguntungkan dari merek. Penilaian ini diperkirakan dapat mempengaruhi
emosi konsumen baik secara positif atau negatif. Secara umum brand affect
didefinisikan sebagai potensi merek untuk mendatangkan emosi positif setelah
pemakaian (Chaudhuri and Holbrook, 2001)
Dalam studi ini, risk aversion diindikasikan berpengaruh positif pada brand
affect (Matzler, 2008). Hal ini dikarenakan konsumen risk aversion memiliki reaksi
lebih terhadap merek, merek akan memberikan energi positif sehingga resiko dapat
dikurangi. Konsep ini didukung oleh penelitian Chaudhuri dan Holbrook (2001). yang
menjelaskan bahwa emosi dapat mempengaruhi resiko, semakin tinggi emosi positif
maka semakin rendah resiko dan semakin tinggi emosi negatif, semakin tinggi resiko
yang dirasakan konsumen. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi risk aversion,
maka semakin tinggi brand affect. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan
adalah:
H2: Semakin tinggi risk aversion, semakin tinggi brand affect
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4. Brand Loyalty
Brand loyalty merupakan variabel utama dalam penelitian ini. Pengertian
tentang brand loyalty perlu dijelaskan lebih lanjut karena masih terdapat adanya
keragaman pengertian dari penelitian-penelitian terdahulu sehingga perlu ada
pembatasan spesifik. Pembatasan spesifik ini bertujuan untuk mendapatkan persamaan
pemahaman mengenai brand loyalty. Ada beberapa pengertian tentang brand loyalty,
menurut Aaker (1997) brand loyalty didefinisikan sebagai suatu ukuran keterkaitan
konsumen terhadap merek, ukuran ini mampu memberikan gambaran mungkin
tidaknya konsumen beralih ke merek lain yang ditawarkan kompetitor, terutama pada
merek didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya.
Mowen (1995) mendifinisikan brand loyalty sebagai tingkatan dimana pelanggan
memiliki sikap positif terhadap suatu merek, memiliki komitmen dan cenderung untuk
terus melanjutkan membeli produk dengan suatu merek tertentu dimasa yang akan
datang. Dalam penelitian ini brand loyalty didefinisikan sebagai komitmen mendalam
konsumen untuk melakukan pembelian kembali merek secara konsisten, meskipun
terdapat pengaruh situasional serta usaha pemasar lain yang berpotensi mengubah
perilaku pembelian di masa depan (Oliver : 1997).
Penelitian sebelumnya menunjukan brand trust berpengaruh positif terhadap
brand loyalty (Delgado & Luis, 2000). Hal ini dikarenakan brand trust merupakan
faktor penting yang menjaga hubungan perusahaan dengan konsumen, apabila
konsumen percaya dengan merek maka akan memiliki intensitas pembelian barang
kembali yang tinggi (Lau and Lee, 1999). Sehingga semakin tinggi kepercayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
terhadap merek, semakin tinggi loyalitas merek. Dengan demikian hipotesis yang
dirumuskan adalah :
H3 : semakin tinggi brand trust, semakin tinggi brand loyalty
Selanjutnya penelitian menunjukan bahwa brand affect memiliki pengaruh
positif terhadap brand loyalty (Jahangir, et.al. 2009). Hal ini dikarenakan merek yang
dapat menghasilkan kegembiraan akan membuat konsumen berkomitmen terhadap
produk (Chaudhuri dan Holbrook, 2001). Dalam penelitian itu juga menjelaskan bahwa
merek yang dapat mendatangkan emosi positif membuat konsumen melakukan
pembelian kembali melebihi barang yang bernilai tinggi. Konsep ini didukung oleh
penelitian Dick dan Basu (1994) yang menjelaskan bahwa loyalitas merek akan tinggi
dalam kondisi emosi yang positif. Ini mengindikasikan bahwa merek yang dapat
mendatangkan emosi positif akan membuat konsumen loyal. Sehingga semakin tinggi
pengaruh merek semaki tinggi loyalitas merek. Dengan demikian hipotesis dirumuskan
adalah :
H4 : semakin tinggi brand affect, semakin tinggi brand loyalty
Dalam penelitian ini risk aversion berhubungan secara langsung dengan brand
loyalty (Matzler, 2008). Konsumen risk aversion memilih tetap memakai merek yang
sama karena menghindari resiko mencoba merek baru. Hal ini dikarenakan konsumen
risk aversion tidak suka mencoba produk baru dan memilih produk yang sudah banyak
dipakai. Hal ini menguatkan penelitian Matzler yang menyatakan bahwa konsumen risk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
aversion memilih untuk menerima resiko kecil dari pada resiko yang tidak diketahui.
sehingga loyalitas merek akan tinggi saat risk averse tinggi.
Dalam studi Matzler (2008), ditemukan bahwa risk aversion secara signifikan
berpengaruh terhadap brand loyalty sehingga semakin tinggi risk aversion semakin
tinggi brand loyalty. Dengan demikian hipotesis dirumuskan :
H5 : semakin tinggi risk aversion,semakin tinggi brand loyalty
D. Model Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar variabel yang
dikonsepkan dapat digambarkan dalam bentuk model yang mendeskripsikan hubungan
pengaruh brand loyalty, risk aversion, brand affect, brand trust. Berikut adalah model
dalam penelitian ini
Gambar II.1
Model Penelitian
Sumber: hasil konstruksian peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Model yang dikonstruksi pada studi ini merupakan hasil konstruksian peneliti
yang dihasilkan dari kajian literatur studi terdahulu. Model penelitian ini menjelaskan
pengaruh risk aversion, brand trust dan brand affect pada brand loyalty. Model ini
bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara risk aversion pada brand trust (H1),
risk aversion pada brand affect (H2), brand trust pada brand loyalty (H3), brand affect
pada brand loyalty (H4) dan risk aversion pada brand loyalty (H5),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid terhadap proses
penelitian sehingga hasil penelitian dan data yang didapat dapat dipertangung jawabkan
kebenarannya dari segi metodologi dan prosedur pengujian. Secara keseluruhan bab ini
berisi tentang ruang lingkup penelitian, metode pengambilan sampel dan teknik
pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metode analisis
data. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing sub bahasan tersebut.
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied
research) bertumpu pada permasalahan yang muncul dari setting yang diamati.
Berdasarkan tingkat penjelasannya, penelitian ini berjenis kausal yang menjelaskan
hubungan antar variabel yang dibedakan menjadi variabel independen yang
merupakan suatu penyebab dan variabel dependen yang merupakan akibat dari suatu
fenomena. Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan yang memberikan pemahaman, penjelasan dan prediksian terhadap
sebuah fenomena.
Studi ini bersifat cross sectional yang pengujiannya bertumpu pada data
yang terjadi pada satu titik waktu (one point in time/snapshot), sehingga model yang
dikonstruksi tidak didesain untuk menangkap perubahan yang terjadi yang
dikarenakan oleh pergeseran waktu. Fenomena ini kemungkinan berdampak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
ketidakmampuan model untuk digunakan sebagai alat prediksi pada model yang
menangkap perubahan pada pergeseran waktu (longitudinal study). Oleh karena itu,
untuk menggeneralisasi studi ini pada waktu yang berbeda diperlukan kehati-hatian
dalam mencermati faktor eksternal yang berubah yang dapat mempengaruhi model.
B. Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang berniat untuk
loyal terhadap Blackberry di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sampel yang
diambil yaitu 200 konsumen Blackberry di Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang berniat loyal. Penentuan jumlah sampel tersebut diharapkan memenuhi kriteria
maximum likelihood. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan memilih sampel secara tidak acak
dan sampel yang di pilih sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Teknik purposive judgement sampling dipilih dengan tujuan untuk menghindari bias
persepsian dalam pengisian kuesioner.
Kriteria responden yang dipilih dalam studi ini adalah sebagai berikut: (1)
responden adalah mahasiswa Univeritas Sebelas Maret Surakarta, (2) responden
pernah menggunakan Handphone merek Blackberry, (3) responden berniat untuk
loyal pada handphone merek Blackberry, (4) setiap responden mempunyai
kesempatan sekali dalam pengisian kuesioner, (5) setiap responden berhak
menerima atau menolak survei, dan tidak ada ikatan kekerabatan, intimidasi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
hadiah-hadiah dalam bentuk apapun yang dapat menurunkan derajad keyakinan
tehadap kualitas data yang diperoleh.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui survei
kepada responden dengan melakukan wawancara secara langsung yang dipandu
dengan kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keseriusan responden
dalam pengisian kuesioner sehingga diharapkan data yang terkumpul mempunyai
keakurasian yang tinggi.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Sub bahasan ini bertujuan memberikan penjelasan mengenai definisi
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Tiap variabel yang terkait
dengan penelitian ini diukur dengan berbagai item-item pertanyaan. Berikut adalah
definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel yang diamati.
Brand loyalty didefinisikan sebagai komitmen mendalam konsumen untuk
melakukan pembelian kembali merek secara konsisten, meskipun terdapat pengaruh
situasional serta usaha pemasar lain yang berpotensi mengubah perilaku pembelian
di masa depan (Oliver : 1997). Brand loyalty dioperasionalisasi dengan
menggunakan lima item pengukuran, yaitu:
a. Berjanji untuk selalu menggunakan Handphone merek Blackberry.
b. Berjanji untuk setia menggunakan Handphone merek Blackberry.
c. Berjanji untuk berkomitmen memilih Handphone merek Blackberry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d. Berjanji untuk merekomendasikan Handphone merek Blackberry kepada
orang lain
e. Berjanji untuk tetap memilih Handphone merek Blacberry terkait harga
produk.
Item-item tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1 =
sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
Risk Aversion di defenisikan sebagai keengganan konsumen untuk mencoba
produk baru untuk menghindari resiko (Matzler, 2008). Risk Aversion
dioperasionalisasi dengan menggunakan lima item pengukuran, yaitu:
a. Tingkat harga
b. Tingkat pencarian informasi
c. Tingkat pemakaian orang lain.
d. Tingkat garansi
e. Tingkat keseringan mendengar merek tersebut.
Item-item tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1=
sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
Brand trust didefinisi sebagai kemauan konsumen untuk mengandalkan
perusahaan berdasarkan atas keyakinan konsumen kepada perusahaan (Moorman et
al, 1993). Brand trust dioperasionalisasi dengan menggunakan lima item
pengukuran, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. Tingkat kepercayaan terhadap Handphone merek Blackberry.
b. Tingkat keyakinan terhadap layanan Handphone merek Blackberry.
c. Tingkat keamanan terhadap Handphone merek Blackberry.
d. Tingkat kepercayaan pada kenyamanan menggunakan Handphone merek
Blackberry.
Item-item tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1=
sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
Brand Affect didefinisikan sebagai potensi merek untuk mendatangkan
emosi positif setelah pemakaian (Chaudhuri and Holbrook, (2001). Brand Affect
dioperasionalisasi dengan menggunakan lima item pengukuran, yaitu:
a. Tingkat kesenangan terhadap Handphone merek Blackberry.
b. Tingkat kesukaan terhadap Handphone merek Blackberry.
c. Tingkat kebahagiaan terhadap desain Handphone merek Blackberry.
d. Tingkat penilaian positif terhadap Handphone merek Blackberry.
Item-item tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1=
sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis data dengan cara mengubah data
mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis profil
responden dan analisis tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen.
2. Pengujian Statistik
Pengujian statistik diawali dengan pengujian validitas dan reliabilitas
terhadap data yang diperoleh dari survei yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui ketepatan dan keandalan data sehingga data tersebut
memenuhi kriteria untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis metode
statistik metode yang ada. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dapat
merespresentasikan fenomena yang diukur. Berikut ini adalah pemilihan metode
statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis.
a. Uji Validitas
Pengujian ini bertujuan mengetahui ketepatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Dalam penelitian ini teknik analisis yang
digunakan adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan
menggunakan software SPSS, dimana setiap item pertanyaan harus
mempunyai factor loading > 0,40.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian ini merupakan pengujian statistik yang relevan untuk
mengukur sejauh mana kehandalan atau konsistensi internal dari sebuah
intrumen penelitian. Uji reliabilitas ini menggunakan software SPSS.
Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah cronbach alpha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dengan kriteria reliabel sebesar > 0,70. Tujuannya adalah untuk
memberikan jaminan bahwa data yang diperoleh telah memenuhi kriteria
untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis metode statistik yang ada.
Ada tiga tingkatan reliabilitas yaitu:
1) Nilai Alpha 0.8 – 1.0 dikategorikan reliabilitas baik.
2) Nilai Alpha 0.6 – 0.79 dikategorikan reliabilitas diterima.
3) Nilai Alpha ≤ 0.6 dikategorikan reliabilitas kurang baik.
c. Analisis Structural Equation Model (SEM)
Analisis Structural Equation Model bertujuan untuk
mengestimasi beberapa persamaan regresi terpisah, akan tetapi masing-
masing memiliki hubungan simultan atau bersamaan. Dalam analisis ini
dimungkinkan terdapat lebih dari satu variabel dependen, dan variabel ini
dimungkinkan menjadi variabel independen bagi variabel dependen
lainnya. Pada prinsipnya model struktural bertujuan untuk menguji
hubungan sebab akibat antar variabel, sehingga jika salah satu variabel
diubah akan terjadi perubahan pada variabel lain juga. Dalam studi ini,
data diolah dengan menggunakan software Analysis of Moment Stucture
atau AMOS.
Analisis Structural Equation Model memungkinkan perhitungan
estimasi seperangkat persamaan regresi yang simultan, berganda, dan
saling berhubungan. Karakteristik penggunaan model ini adalah sebagai
berikut: (1) kemampuannya untuk mengestimasi hubungan dependen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
ganda yang saling berkaitan, (2) kemampuannya untuk memunculkan
konsep yang tidak teramati dalam hubungan serta dalam menentukan
kesalahan pengukuran dalam proses estimasi, dan (3) kemampuannya
untuk mengakomodasi seperangkat hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen serta mengungkap variabel laten. (Hair et.al.,
1998).
1) Evaluasi Asumsi SEM
a). Asumsi Kecukupan Sampel
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini
berjumlah 100 hingga 200 sampel atau 5 kali estimated
parameter yang digunakan (Lihat Hair et al, 1998).
b). Asumsi Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada
skewness dan kurtosis dengan nilai batas di bawah + 2,58.
Normalitas multivariate dilihat pada assessment of normality
baris bawah kanan dan mempunyai nilai batas + 2,58.
c). Asumsi Outliers
Data outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat jauh berbeda dari data observasi lainnya. Dalam
analisis multivariate adanya outliers dapat diuji dengan statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Chi Square terhadap nilai mahalanobis distance square dengan
nilai degree of freedom sejumlah variabel pada tingkat p < 0.001.
Dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah jumlah item
pengukuran pada model.
2) Evaluasi atas Kriteria Goodnes of Fit
Dalam analisis SEM terdapat Fit indeks yang digunakan
untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan dan
data yang disajikan, adapun Fit Indeks yang digunakan meliputi:
a) Chi-Square
Chi-Square merupakan ukuran mengenai buruknya fit
suatu model. Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan
menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Nilai chi-square
sebesar 0 menunjukkan model memiliki fit yang sempurna.
Probabilitas chi-square diharapkan tidak signifikan. Probabilitas
menunjukkan penyimpangan (deviasi) besar sebagaimana
ditunjukkan nilai chi-square. Sehingga nilai chi-square yang
signifikan (< 0.05) menunjukkan data empiris yang diperoleh
memiliki perbedaan dengan teori yang dibangun. Sedangkan nilai
probabilitas yang tidak signifikan adalah yang diharapkan, yang
menunjukkan data empiris sesuai dengan model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b) Goodness of Fit Indices (GFI)
GFI merupakan sebuah ukuran non-statistikal yang
mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (fit).
Indeks ini mencerminkan tingkat kesesuaian model secara
keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang
diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai yang
mendekati 1 mengisyaratkan model yang diuji memiliki
kesesuaian yang baik. Nilai yang diharapkan adalah sama atau
lebih besar dari 0,9.
c) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
RMSEA adalah indeks yang digunaan untuk mengukur fit
model menggantikan chi square statistik dalam jumlah sampel
yang besar. Nilai RMSEA ≤ 0,08 mengindikasi indeks yang baik
untuk menerima kesesuaian sebuah model.
d) Adjusted Goodness of Fit Index ( AGFI)
Indeks ini merupakan pengembangan dari GFI yang telah
disesuaikan dengan rasio dari degree of freedom model yang
diajukan dengan degree of freedom dari null model (model
konstruk tunggal dengan semua indikator pengukuran konstruk).
Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI ≥ 0,90. Semakin besar
nilai AGFI, maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
e) Trucker Lewis Index (TLI)
TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang
membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai
penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,95. TLI
merupakan indeks kesesuaian yang kurang dipengaruhi oleh
ukuran sampel.
f) Comparative Fit Index (CFI)
CFI merupakan indeks kesesuaian incremental yang
membandingkan model yang diuji dengan null model.. Besaran
indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai dengan 1, dan nilai
yang mendekati 1 mengindikasi model memiliki tingkat
kesesuaian model yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk
dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya
sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai
penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90.
g) Normed Fit Index (NFI)
Indeks ini juga merupakan indeks kesesuaian incremental.
Nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90.
h) Normed Chi Square (CMIN/DF)
CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi
square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan
indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
goodnes of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang
diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang
direkomendasikan untuk menerima kesesuaian model adalah
CMIN/DF < 2,0/3,0.
Tabel III.1
Indeks Goodnes-of-Fit Model
Kriteria Control of Value Keterangan
X2 Chi Square Diharapkan kecil Baik
X2 Significance Probability ≥ 0,05 Baik
GFI ≥ 0,90 Baik
RMSEA ≤ 0,80 Baik
AGFI ≥ 0,90 Baik
TLI ≥ 0,95 Baik
CFI ≥ 0,90 Baik
CMIN/DF < 2,00 – 5,00 Baik
Sumber: Ferdinand (2002 : 61)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan
pembahasannya. Langkah awal analisis data yang dilakukan yaitu dimulai dengan
analisis statistik deskriptif yang bertujuan untuk memahami profil responden dalam
peneltian ini. Selanjutnya dilakukan pengujian instrumen penelitian yang meliputi uji
validitas dan uji reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya serta mengukur kehandalan atau
konsistensi internal suatu instrumen penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin
kebenaran dan kualitas data penelitian yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dengan
analisis kriteria goodness of fit model penelitian beserta pembahasannya. Terakhir
adalah pembahasan mengenai analisis mediasi dan pembahasan hasil analisis hubungan
antar variabel amatan yang dihipotesiskan.
Dengan demikian, penjelasan dalam bab ini difokuskan pada lima sub bahasan,
yaitu: pembahasan analisis statistik deskriptif, pembahasan analisis instrumen
penelitian, pembahasan mengenai analisis kriteria goodness of fit model penelitian,
pembahasan analisis mediasi, dan pembahasan analisis hipotesis. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai analisis statistik deskriptif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
A. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden
yang berupa jenis kelamin, usia, jurusan,uang saku dan domisili tinggal (Lihat tabel
IV.1). Berdasarkan perhitungan statistik deskriptif pada Tabel IV.1 mengungkap hasil
bahwa responden di dominasi oleh wanita dengan nilai mean gender yaitu 1,53. Dari
segi usia, responden didominasi oleh responden yang berusia 21 tahun yang dapat
dilihat dari nilai mean sebesar 20,99 dengan usia responden terendah 18 tahun dan usia
responden tertinggi yaitu 23 tahun.
Hasil statistik deskripstif dari sisi pendidikan menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hasil perhitungan mean mengindikasi rerata pendidikan responden menunjukkan angka
4,89.
Tabel IV.1. menunjukkan mean uang saku sebesar 9,71 sehingga dapat
disimpulkan responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden dengan
pekerjaan uang saku Rp.700.000,00 - Rp900.000,00. Untuk analisis deskriptif domisili
tinggal didapatkan hasil mean yaitu 1,58. Hal ini mengindikasi bahwa kebanyakan
responden berdomisili di Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel IV.1 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Standard Deviation
Ukuran
Jenis Kelamin
183 1 2 1,53
0,500
1:Pria
2:Wanita
Usia 183 18 23 20,99 1,238 Dalam Tahun
Jurusan 183 1 9 4,89 2,579 1: Pertanian
2: Teknik
3: Ekonomi
4: Komunikasi
5: Hukum
6: Kedokteran
7: FKIP
8: MIPA
9: Seni dan Sastra
Uang Saku
183 1 5 9,71 0,895 1 : < Rp.300.000
2 : Rp.300.000-Rp.500.000
3 : Rp.500.000-Rp.700.000
4 : Rp.700.000-Rp.900.000
5 : Rp.900.000 >
Domisili Tinggal
183 1 3 1,58 0,751 1: Karisidenan Surakarta
2:Luar Surakarta (Lingkup Jawa Tengah)
3: Luar Jawa Tegah
Sumber : Hasil olahan data, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Analisis Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk menentukan sah atau valid tidaknya kuesioner.
Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini akan digunakan
uji validitas dengan confirmatory factor analysis (CFA) menggunakan software SPSS
12.0, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading > 0,40.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) harus dipenuhi, karena merupakan salah satu
syarat untuk dapat menganalisis model dengan Structural Equation Modelling (SEM).
Sebelum hasil pengujian ini dapat terekstrak sempurna, terdapat item pertanyaan
yang tidak berkemampuan menjelaskan konstruk sehingga harus dikeluarkan dari
model. Selanjutnya dilakukan proses trial and error untuk mereduksi item pertanyaan
seminim mungkin. Hasil pengujian validitas yang terekstrak sempurna disajikan pada
Tabel IV.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel IV.2
Uji Validitas
Component
1 2 3 4
BL1 .648
BL2 .727
BL3 .576
BL4 .656
BL5 .648
RA1 .650
RA2 .635
RA3 .807
RA4 .622
RA5 .813
BT1 .673
BT2 .675
BT3 .806
BT4 .796
BA1 .747
BA2 .778
BA3 .728
BA4 .721
Sumber : hasil olahan data 2011
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur kehandalan atau konsistensi internal
dari suatu instrumen penelitian. Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang dianalisis dengan menggunakan SPSS for windows 11.5. Tingkat reliabilitas dibagi
menjadi tiga kriteria sebagai berikut: jika alpha atau r hitung (1) 0,8-1,0 = reliabillitas
baik, (2) 0,6-0,799 = reliabilitas diterima, (3) Kurang dari 0,6 = reliabilitas kurang baik
(Sekaran, 2006). Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat memberikan jaminan
bahwa datanya memenuhi kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan menggunakan
metode-metode statistik yang lain. Pengujian reliabilitas pada tiap variabel dalam
konstruk penelitian ini ditunjukkan pada tabel IV.3.
Tabel IV.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha
Risk Aversion 0,7760
Brand Trust 0,7548
Brand Affect 0,7506
Brand Loyalty 0,7070
Sumber: Hasil olahan data, 2011.
Tabel IV.3 menjelaskan bahwa nilai koefisien cronbach’s alpha untuk variabel
risk aversion, brand trust brand affect dan brand loyalty, berturut-turut adalah sebesar
0,7760, 0,7548, 0,7506, dan 0,7070 Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel
risk aversion, brand trust, brand affect dan brand loyalty memiliki nilai reliabilitas yang
dapat diterima. Hal ini juga berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai
konsistensi internal tinggi yang ditunjukkan dengan hasil uji reliabilitas yang memenuhi
kriteria reliabilitas yang diterima ( 0,16,0 -=a ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pada sub bahasan berikutnya dijelaskan analisis data penelitian yang menggunakan metode
analisis Structural Equation Model (SEM).
C. Analisis Data Penelitian
Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode statistik Stuctural Equation
Model (SEM). Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk menguji hubungan
sebab akibat dari hubungan variabel sehingga jika salah satu variabel diubah, maka
terjadi perubahan pada variabel yang lain. Dalam analisis SEM dimungkinkan terdapat
beberapa variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan menjadi variabel
independen bagi variabel dependen yang lainnya.
Dalam studi ini, data diolah dengan menggunakan sofware Analysis of Moment
Structure atau AMOS versi 6. Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum
melakukan pengujian dengan pendekatan Structural Equation Model. Asumsi-asumsi
SEM tersebut meliputi asumsi kecukupan sampel, normalitas, dan outliers (Ferdinand,
2002). Berikutnya dilakukan pembahasan mengenai asumsi-asumsi SEM.
1. Asumsi Kecukupan Sampel
Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 200 orang. Dari seluruh
kuesioner yang telah terisi, 183 dapat digunakan dalam penelitian ini. Jumlah sampel ini
memenuhi prosedur Maximum Likelihood Estimation yaitu penarikan sampel antara
100-200 sampel (Ghozali, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Asumsi Normalitas
Asumsi selanjutnya yang dibahas dalam analisis multivariate adalah normalitas.
Normalitas merupakan bentuk distribusi data pada variabel matriks tunggal yang
menghasilkan distribusi normal (Hair et al., dalam Ferdinand, 2002). Pengujian
normalitas bertujuan untuk mengetahui pola distribusi data yang mengikuti atau
mendekati distribusi normal. Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio
(c.r) pada skewness yaitu di bawah 2,58. Sedangkan normalitas multivariate dilihat
pada assessment of normality baris bawah kanan yaitu nilai critical ratio (c.r) kurtosis
dibawah 7 (Ghozali dan Fuad, 2008).
Normalitas univariate dan multivariate terhadap data yang digunakan dalam
analisis ini diuji dengan menggunakan AMOS 6. Hasil Uji asumsi normalitas dapat
dilihat pada Tabel IV.1
Tabel IV.1
Assessment of normality (Group number 1)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
ba1 3.000 5.000 .069 .382 -.508 -1.404 ba2 3.000 5.000 -.005 -.026 .049 .136 ba3 3.000 5.000 .052 .289 -.409 -1.130 ba4 3.000 5.000 -.012 -.067 -.007 -.019 bt4 3.000 5.000 .005 .029 -.623 -1.721 bt3 3.000 5.000 .054 .299 -.645 -1.781 bt2 3.000 5.000 -.134 -.740 -.929 -2.566 bt1 3.000 5.000 -.069 -.382 -.543 -1.498 bl5 3.000 5.000 .001 .005 -.048 -.134 bl4 2.000 5.000 -.220 -1.216 -.253 -.698 bl3 3.000 5.000 -.051 -.280 -.676 -1.867
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
bl2 2.000 5.000 -.323 -1.784 .945 2.610 bl1 2.000 5.000 -.154 -.849 .374 1.032 ra1 3.000 5.000 .015 .085 -.346 -.957 ra2 3.000 5.000 -.020 -.111 -.591 -1.631 ra3 3.000 5.000 .000 .000 -.654 -1.805 ra4 3.000 5.000 .119 .658 -.505 -1.395 ra5 3.000 5.000 -.042 -.234 -.736 -2.032
Multivariate 26.659 6.720 Sumber : hasil olahan data,2011
Tabel IV.4 menjelaskan bahwa secara univariate data dalam penelitian ini
termasuk non-normal yang ditunjukkan dengan terdapatnya nilai skewness > 2,58.
Begitu juga secara multivariate, data dalam penelitian ini termasuk non-normal karena
memilki c.r kurtosis diatas 7 yaitu sebesar 6.720
. Analisis terhadap data yang tidak normal dapat mengakibatkan pembiasan
intrepretasi karena nilai chi-square hasil analisis cenderung meningkat sehingga nilai
probability level akan mengecil. Namun demikian, teknik Maximum Likelihood
Estimates (MLE) yang digunakan dalam penelitian ini tidak terlalu terpengaruh (robust)
oleh penyimpangan multivariate normality (Ghozali, 2005). Selain itu, data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data mentah dan merupakan data primer
berdasarkan jawaban responden yang sangat beragam, sehingga sulit untuk memperoleh
data yang mengikuti distribusi normal secara sempurna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Asumsi Outliers
Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim yang memiliki
karakteristik unik yang sangat berbeda dari observasi lainnya dan muncul dalam bentuk
nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal maupun variabel kombinasi (Hair et al., dalam
Ferdinand, 2006). Umumnya perlakuan terhadap outliers adalah dengan
mengeluarkannya dari data dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan berikutnya. Bila
tidak terdapat alasan khusus untuk mengeluarkan outliers, maka observasi dapat
diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Outliers dapat dievaluasi dengan nilai
mahalanobis distance dengan nilai degree of freedom sejumlah variabel yang
dipergunakan dalam penelitian pada tingkat p < 0,001. Dalam hal ini variabel yang
dimaksud adalah jumlah item pengukuran pada model.
Dalam penelitian ini jumlah indikator variabel yang digunakan sebanyak 20
indikator variabel. Dengan demikian, apabila terdapat nilai mahalanobis distance yang
lebih besar dari χ2 (20. 0,001) = 45,31475 maka nilai tersebut adalah outliers
multivariate. Rangkuman Mahalanobis distance dapat dilihat pada tabel IV.5
(selengkapnya di Lampiran).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel IV.5
Jarak Mahalanobis Distance
Observation number Mahalanobis d-
squared p1 p2
32 33.001 0.017 0.954 33 32.987 0.017 0.813 63 32.394 0.02 0.702 13 30.687 0.031 0.827
142 30.424 0.034 0.737 73 30.345 0.034 0.599
………………. …… …….. ……. 145 17.25 0.506 0.334 167 16.992 0.524 0.461 126 16.953 0.526 0.431
96 16.675 0.546 0.58 30 16.584 0.552 0.588
Sumber : data olahan, 2011
Tabel IV.5 menunjukkan bahwa nilai yang dikategorikan sebagai outliers
adalah nilai Mahalanobis Distance yang melebihi nilai χ2 (20 x 0,001) = 45,31475.
Dalam pengujian sampel sebanyak 183 sampel, tidak terdapat outliers.
4. Analisis Goodness of Fit
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, langkah pertama adalah menilai
kesesuaian goodness of fit. Hasil evaluasi nilai goodness of fit dari model penelitian
yang dilakukan dapat dilihat pada tabel IV.6 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel IV.6
Hasil Pengujian Goodness-of-Fit Model
Kriteria Cut-off Value Hasil
chi square Diharapkan kecil
158,199
significance probability ≥ 0,05 0,053
GFI ≥ 0,90 0,916
RMSEA ≤ 0,80 0,034
AGFI ≥ 0,90 0,819
TLI ≥ 0,95 0,959
Comparative Fit Index (CFI) ≥ 0,90 0,965
Normed Chi Square (CMIN/DF) < 2,00 – 5,00 1,208
Sumber : Hasil olahan data, 2011.
Tabel IV.6 menunjukkan bahwa chi-square yang bernilai 158,199 dengan
degree of freedom 131 adalah signifikan secara statistik pada level signifikansi 0,002.
Probabilitas sebesar 0,053 lebih besar dari 0,05, hal ini merupakan indikasi yang baik.
Dengan demikian, terdapat perbedaan antara matrik kovarian sampel dengan matrik
kovarian populasi yang diamati. Nilai GFI sebesar 0,916 merupakan indikasi yang baik.
Sementara itu, nilai AGFI sebesar 0,819 merupakan indikasi yang kurang baik. Nilai
TLI sebesar 0,959 merupakan indikasi baik. Nilai CFI sebesar 0,965 merupakan indikasi
baik. Nilai RMSEA sebesar 0,034 merupakan indikasi yang baik. Dan indeks parsimony
fit measures didapat nilai CMIN/DF sebesar 1,208 merupakan indikasi yang baik karena
mempunyai nilai yang kurang dari 2.
Dari keseluruhan pengukuran goodness of fit tersebut di atas mengindikasikan
bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
D. Analisis Mediasi, Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Mediasi
Pengembangan hipotesis dalam posisi studi ini yaitu bahwa variabel brand
affect, brand trust memediasi hubungan antara risk aversion dan brand loyalty secara
parsial. Untuk menguji pengaruh mediasi, dua model persamaan struktural
dibandingkan dengan menggunakan Amos 7.0. Model pertama adalah model teoritis
bahwa brand affect dan brand trust memediasi hubungan antara risk aversion dan
brand loyalty secara parsial (lihat Gambar IV.1). Model kedua menjelaskan bahwa
brand affect dan brand trust memediasi hubungan antara risk aversion dan brand
loyalty secara fully mediated (lihat Gambar IV.2).
Hasil dalam tabel VI.1 menunjukkan bahwa kedua model telah fit. Hasil uji beda
mengindikasi bahwa partially mediated model dan fully mediated model tidak signifikan
( 2X difference = 4,679, df = 1, p > 0,05). Penelitian Morgan dan Hunt (1994)
mengidentifikasi ada empat kriteria untuk membandingkan dua model dalam SEM
yaitu:
(1) Model fit yang diukur dengan CFI
(2) Persentase hipotesis yang signifikan
(3) Squared Multiple Correlations (SMC)
(4) nilai Parsimonious Normed Fit Index (PNFI)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar IV.1
Partially Mediated Model
Berdasarkan hasil analisis dalam tabel VI.1 dalam pemeriksaan secara partially
mediated model dan fully mediated model pada empat kriteria, didapatkan hasil bahwa
partially mediated model merupakan model yang lebih baik merepresentasikan data dan
dapat menguji semua hipotesis dalam penelitian ini.
Nilai untuk kedua model tersebut hampir setara pada keseluruhan fit statistics.
Akan tetapi nilai fit statistics dari partially mediated model lebih tinggi jika
dibandingkan dengan fully mediated model. Pada partially mediated model memiliki
nilai CFI = 0,972 Sedangkan untuk fully mediated model nilai CFI = 0,965. Pada
partially mediated model terdapat lima hipotesis yang signifikan sedangkan pada
terdapat fully mediated model empat hipotesis yang signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel IV.7
Mediation Analysis
Explanation Fully
Mediated Model
Partially Mediated
Model
Direct Effect Only
Model Dependent Variable: Brand Trust Risk Aversion à Brand Trust .190*** .181** Dependent Variable: Brand Affect Risk Aversionà Brand Affect .204*** .194*** Dependent Variable: Brand Loyalty Risk Aversion à Brand Loyalty .181* .203* Brand Trust à Brand Loyalty .332*** .399*** .410* Brand Affect à Brand Loyalty .357*** .277* .287*
chi square 158.199 151.942 177.322
significance .53 .91 .12 Df 131 130 132 GFI .961 .919 .909 CFI .965 .972 .949 PCFI .826 .826 .819 PNFI .771 .771 .704 SMC for Brand Trust .094 .084 SMC for Brand Affect .093 .082 SMC for Brand Loyalty .300 .335 .286
Notes: * p <.05; ** p < .01; *** p < .001
Sumber : data olahan , 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar IV.2
Fully Mediated Model
Persentase hipotesis yang signifikan pada partially mediated model, dari lima
hipotesis, ada dua yang signifikansi p < 0,001 atau persentase signifikansi sebesar 40%,
pada signifikansi p < 0,01 sebesar 20%, dan pada signifikansi p < 0,05 yaitu sebesar
40%. Persentase hipotesis yang signifikan pada fully mediated model, dari empat
hipotesis semua mempunyai signifikasi p < 0,001 atau sebesar sebesar 100%.
Selanjutnya, kemampuan model untuk menjelaskan varians dalam hasil diukur
dengan squared multiple correlations (SMC). Pada partially mediated model, SMC
brand trust yaitu 0,84, SMC brand affect 0,82, SMC dan brand loyalty SMC brand
loyalty 0,335. Sedangkan untuk fully mediated model, SMC brand trust sebesar 0,94,
SMC brand affect 0,193, dan SMC brand loyalty 0,300.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Nilai parsimony (parsimony-adjusted NFI dan parsimony-adjusted CFI) dalam Tabel
VI.8 antara partially mediated model dan fully mediated model tidak ada perbedaan.
Pada partially mediated model dan fully mediated model nilai PNFI sebesar 0,826 dan
PCFI sebesar 0,771.
Berdasarkan empat kriteria, didapatkan hasil bahwa partially mediated model
adalah merupakan model yang lebih akurat menggambarkan hubungan antar konstruk.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel risk aversion, brand trust dan
brand affect memediasi variabel brand loyalty secara parsial. Selanjutnya, pengujian
dapat dilanjutkan dengan melakukan pengujian hubungan kausalitas antar
konstruk/hipotesis dengan model penelitian partially mediated model.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi
hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai C.R (z-
hitung) lebih besar dari atau sama dengan nilai z-tabel (z-hitung ³ z-tabel). Pada jumlah
responden lebih dari 120 maka nilai z tabel untuk masing-masing tingkat signifikansi
adalah: (1) 1% = 2,56, (2) 5% = 1,96, (3) 10% = 1,645. Analisis terhadap hubungan-
hubungan antar konstruk dalam hipotesis ditunjukkan oleh nilai regression weights.
Tabel IV.9 menunjukkan nilai regression weights dari variabel-variabel yang diuji
hubungan kausalitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel IV.8
Regresion Weights
Regresion Weights Estimate S.E. C.R. p
Brand Trust ß Risk Aversion
Brand Affect ß Risk Aversion
Brand Loyalty ß Brand Trust
Brand Loyalty ß Brand Affect
Brand Loyalty ß Risk Aversion
.181 .064 2.829 .005
.194 .067 2.905 .004
.399 .131 3.039 .002
.277 .112 2.486 .013
.181 .076 2.378 .017
Sumber : data olahan, 2011
a. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pembahasan hasil penelitian, akan dijelaskan mengenai hasil pengujian
hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Dengan demikian, terdapat lima bahasan
yang akan dijelaskan. Hubungan antar variabel tersebut yaitu: risk aversion and brand
trust, risk aversion dan brand affect, brand trust dan brand loyalty, brand affect dan
brand loyalty serta risk aversion dan brand loyalty. Berikut penjelasan untuk setiap
hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.
1) Hubungan antara risk aversion dan brand trust (H 1).
Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan dan positif antara
keengganan menerima resiko (risk aversion) dengan kepercayaan terhadap merek
(brand trust) (β = 0,181, CR =2,829, SE = 0,064, p = 0,005). Fenomena yang dijelaskan
adalah semakin tinggi risk aversion, semakin tinggi brand trust. Hal ini dapat terjadi
karena konsumen yang enggan menerima resiko tinggi akan semakin mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kepercayaan terhadap merek yang baik. Sehingga risk aversión merupakan variabel
yang dipertimbangkan penting oleh konsumen untuk meningkatkan kepercayaaan
terhadap merek Handphone Blackberry. Hasil pengujian yang signifikan ini
memberikan dukungan terhadap regularitas fenomena hubungan positif yang terdapat
pada studi terdahulu (Matzler,2008). Dalam studinya, Matzler menjelaskan bahwa
terdapat hubungan signifikan positif antara risk aversion dan Brand trust.
Hasil temuan pada studi mengindikasi bahwa keengganan menerima resiko
mampu meningkatkan kepercayaan terhadap merek. Hal ini memberikan pemahaman
tentang perlunya peningkatan konsumen riks averse untuk meningkatkan kepercayaan
terhadap merek.
2) Hubungan antara risk aversion dan brand affect (H 2).
Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan dan positif antara
kengganan menerima resiko (service quality) dengan efek merek (brand affect) (β
=0,194, CR = 2,905, SE = 0,067, p = 0, 004). Fenomena yang dijelaskan adalah semakin
tinggi risk aversion, semakin tinggi brand affect. Hal ini berarti konsumen yang enggan
menerima resiko akan cenderung untuk membeli produk yang membuat mereka senang.
Konsumen merasa senang sehingga mereka tidak terlalu memikirkan resiko yang tinggi
sebelum membeli suatu produk.
Hasil pengujian yang signifikan ini memberikan dukungan terhadap regularitas
fenomena hubungan positif yang terdapat pada studi terdahulu (Matzler, 2008). Dalam
studinya, Matzler, menjelaskan bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara risk
aversion dan brand affect. Hasil studi ini mengindikasi bahwa keengganan menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
resiko mampu meningkatkan efek merek. Untuk itu, perusahaan dapat melakukan
stimulus-stimulus dalam meningkatkan konsumen yang enggan menerima resiko.
3) Hubungan antara brand trust dan brand loyalty (H 3).
Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan dan positif antara
kepercayaa terhadap merek (brand loyalty) dengan loyalitas merek (brand loyalty) (β =
0,399, CR = 3,039, SE = 0,131, p = 0,002). Fenomena yang dijelaskan adalah semakin
tinggi brand trust, maka semakin tinggi brand loyalty. Hasil pengujian yang signifikan
ini memberikan dukungan terhadap regularitas fenomena hubungan positif yang
terdapat pada studi terdahulu (Delgado & Luis, 2000).
Dalam studinya, (Delgado & Luis, 2000). menjelaskan bahwa terdapat
hubungan signifikan positif antara brand trust dan brand loyalty. Hal ini dikarenakan
bahwa kepercayaan merek yang tinggi dapat mempengaruhi konsumen untuk tetap
memakai suatu produk. Loyalitas merek muncul karena konsumen percaya bahwa
produk dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen. Semakin baik kepercayaan
terhadap merek, maka loyalitas konsumen terhadap merek akan semakin meningkat.
Sehingga Brand trust merupakan variabel yang dipertimbangkan penting oleh
konsumen untuk meningkatkan loyalita Handphone Blackberry
Berdasarkan hasil studi mengindikasi bahwa kepercayaan terhadap merek
mampu meningkatkan loyalitas merek. Untuk meningkatkan loyalitas terhadap merek,
perusahaan dapat memberikan upaya-upaya dengan meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap merek. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
kepercayaan terhadap kemampuan produk, pembangunan kepercayaan image produk,
dan pembangunan kepercayaan kehandalan produk.
4) Hubungan antara brand affect dan brand loyalty (H 4).
Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan dan positif antara
efek merek (brand affect) dan loyalitas merek (brand loyalty) (β = 0, 277, CR = 2,486,
SE = 0,112, p = 0,013). Fenomena ini menjelaskan bahwa semakin tinggi brand affect,
semakin tinggi brand loyalty. Emosi positif yang dirasakan saat memakai suatu merek
dapat membuat seseorang menjadi loyal terhadap merek. Sehingga brand affect
merupakan variabel yang dipertimbangkan penting oleh konsumen untuk meningkatkan
brand loyalty terhadap Handphone Blackberry
Hasil pengujian yang signifikan ini memberikan dukungan terhadap regularitas
fenomena hubungan positif yang terdapat pada studi terdahulu (Jahangir, et.al., 2009).
Dalam studinya, Jahangir et al., menjelaskan bahwa terdapat hubungan signifikan
positif antara brand affect dan brand loyalty. Hasil temuan studi mengindikasi bahwa
efek merek mampu meningkatkan loyalitas merek. Untuk meningkatkan loyalitas
merek, perusahaan dapat menggunakan stimulus-stimulus dengan meningkatkan efek
merek .
5) Hubungan antara risk aversion dan brand loyalty (H 5).
Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan dan positif antara
keengganan menerima resiko (risk aversion) dengan loyalitas merek (brand loyalty) (β
= 0, 181, CR = 2,378, SE = 0,076, p = 0,017). Fenomena yang dijelaskan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
semakin tinggi risk aversion maka semakin tinggi brand loyalty. Hasil pengujian yang
signifikan ini memberikan dukungan terhadap regularitas fenomena hubungan positif
yang terdapat pada studi terdahulu (Matzler, 2008). Dalam studinya, Matzler
menjelaskan bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara risk aversion dan brand
loyalty. Apabila keengganan menerima resiko terhadap produk semakin tinggi, maka
loyalitas terhadap merek akan tinggi. Sehingga risk aversion merupakan variabel yang
dipertimbangkan penting oleh konsumen untuk meningkatkan loyalitas merek
Handphone Blackberry
Berdasarkan hasil temuan studi mengindikasi bahwa keengganan menerima resiko
mampu meningkatkan loyalitas merek. Hal ini mensyaratkan perlunya pemberian
stimulus-stimulus untuk meningkatkan konsumen risk averse.
b. Model Alternatif
Dalam studi sebelumnya telah di selidiki pengaruh hubungan dari risk aversion,
brand trust (Delgado & Luis, 2000; Matzler, 2008) dan hubungan brand affect pada
brand loyalty (Jahangir, et.al., 2009). Dari studi sebelumnya tersebut dapat
diidentifikasi bahwa variabel-variabel di dalam studi ini memiliki potensi berpengaruh
secara langsung pada brand loyalty (lihat Gambar IV.3). Oleh karena itu, kerangka
model alternatif dalam studi ini mencakup pengaruh secara langsung variabel risk
aversion, brand trust dan brand affect pada customer loyalty.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar IV.3
Direct Effect-Only Model
Direct effect-only model dihitung menggunakan Amos 7 dan
hasilnya dapat dilihat dalam Tabel IV.8. Perubahan chi-kuadrat antara partially
mediated model dan direct effect-only model yaitu -25,377, df = 2. Berdasarkan hasil
analisis Tabel IV.8 didapatkan perbandingan direct effect-only model dengan partially
mediated model (GFI = 0,919 versus GFI = 0,909; CFI = 0,972 versus CFI = 0,949).
SMC brand loyalty untuk direct effect-only model yaitu 0,286 lebih rendah jika di
bandingkan dengan SMC customer loyalty pada partially mediated model yaitu sebesar
0,335. Indeks parsimoni direct effect-only model (PNFI = 0,704; PCFI = 0,819) dan
partially mediated model memiliki nilai parsimoni yang lebih tinggi (PNFI = 0,771;
PCFI = 0,826). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partially mediated model
lebih baik dalam merepresentasikan data dibandingkan dengan direct effect-only model
atau fully mediated model.
Risk Aversion
Brand Affect
Brand Loyalty
Brand Trust
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bab ini bertujuan untuk memberikan ringkasan hasil penelitian yang bertujuan
untuk mempermudah pemahaman secara praktis. Selain itu, bab ini juga mengungkap
keterbatasan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan tingkat generalisasi temuan
dari studi ini. Terakhir membahas implikasi yang bertujuan memberikan masukan untuk
studi lanjut serta implikasi teoritis dan praktis. Secara keseluruhan, bab ini memberikan
gambaran singkat tentang temuan-temuan penelitian yang berimplikasi pada aspek
kemanfaatan secara teoritis, praktis maupun peluang-peluang di masa mendatang.
Berikut ini adalah penjelasannya.
A. Simpulan
1. Secara parsial, hasil pengujian mengindikasi bahwa loyaalitas merek
diperngaruhi oleh risk aversion, brand trust, dan brand affect, sehingga untuk
meningkatkan komitmen diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan
konsumen risk aversion, serta membangun brand trust, dan brand affect,
2. Dalam upaya untuk meningkatkan konsumen risk aversion, ada beberapa
stimulus yang perlu diperhatikan yaitu jaminan, kualitas dan informasi.
3. Dalam upaya meningkatkan brand trust ada beberapa stimulus yang perlu
diperhatikan yaitu kepercayaan terhadap kemampuan, peningkatan kepercayaan
pada image produk, peningkatan kepercayaaan terhadap kehandalan produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4. Dalam upaya untuk meningkatkan brand affect agar dapat dilakukan dengan
stimulus-stimulus berupa peningkatan emosi positif konsumen tetap senang dan
menilai positif terhadap produk.
B. Keterbatasan
Obyek amatan yang digunakan dalam studi ini difokuskan pada brand
handphonr yaitu Blackberry, sehingga berdampak pada generalisasi studi yang
bersifat terbatas. Untuk mengaplikasi studi ini pada konteks yang berbeda,
diperlukan kehati-hatian untuk mengamati faktor eksternal yang muncul
dikarenakan perbedaan karakteristik obyek studi yang mungkin diperkirakan
berdampak pada ketidakmampuan model untuk menjelaskan fenomena yang
diteliti. Apabila hal ini diabaikan, diperkirakan berdampak pada pembiasan
hasil-hasil pengujian yang dapat menyebabkan kekeliruan dalam memaknai
kebenaran teori yang bersifat universal.
Selanjutnya, ruang lingkup yang berlatar belakang daerah geografis
Surakarta diperkirakan berdampak pada generalisasi studi yang bersifat terbatas.
Dengan demikian untuk mengaplikasi studi ini pada setting yang berbeda,
diperlukan kehati-hatian untuk mencermati perbedaaan karakteristik yang
berdampak pada perbedaan perilaku konsumennya. Apabila hal ini diabaikan,
kemungkinan berpotensi mengakibatkan pembiasan hasil-hasil pengujian, yang
berdampak pada kekeliruan dalam merumuskan kebijakan yang disarankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
C. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada tiga implikasi yang akan
dijelaskan pada sub bab ini yaitu implikasi untuk studi lanjutan, implikasi
teoritis dan implikasi praktis.
1. Implikasi untuk studi lanjutan
Model yang dikembangkan pada metode riset yang terbatas ruang
lingkupnya. Hal ini berdampak pada keterbatasan model untuk diaplikasi
pada setting yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena dalam setting
yang berbeda diperkirakan terdapat profil background dan perilaku
responden yang berbeda. Keterbatasan ini mengisyaratkan perlunya studi
lanjutan pada konteks yang berbeda, sehingga konsep yang dimodelkan
dapat ditingkatkan generalisasinya.
2. Implikasi teoritis
Hasil pengujian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan di bidang
studi mengenai brand loyalty dan memberikan pemahaman teoritikal
terhadap variabel-variabel yang diamati yaitu risk aversion, brand trust
dan brand affect,
3. Implikasi praktis
Studi ini disarankan dapat memberikan pemahaman pada praktisi terhadap
upaya-upaya untuk meningkatkan brand loyalty. Hal ini dapat dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dengan meningkatkan konsumen risk aversion seperti jaminan yang lebih
baik, informasi yang lebih aktual, berrmanfaat dan disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen. Brand trust juga perlu ditingkatkan melalui
peningkatan kepercayaan terhadap brand, image brand, dan kemampuan
brand. Selain itu brand affect juga perlu ditingkatkan agar konsumen tetap
senang dan mempunyai penilaian positif terhadap produk.