Antena, Gsm, Cdma, Dan Gps
-
Upload
ragilmustofa -
Category
Documents
-
view
187 -
download
9
description
Transcript of Antena, Gsm, Cdma, Dan Gps
Antena (radio)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Antena_%28radio%29
Dibidang elektronika definisi antena adalah "transformator / struktur transmisi antara
gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau sebaliknya.
Sekarang antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio,
TV, radar, dan semua alat komunikasi lainnya yang menggunakan sinyal". Sebuah antena
adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan
sinyal radio ke udara.Bentuk antena bermacam macam sesuai dengan desain, pola
penyebaran dan frekuensi dan gain. Panjang antenna secara efektif adalah panjang gelombang
frekuensi radio yang dipancarkannya. Antenna setengah gelombang adalah sangat poluler
karena mudah dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif.
Fungsi
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu
meradiasikannya (Pelepasan energy elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya,
antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energy
elektromagnetik dari ruang bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau
sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi
(peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya
menjalankan fungsi penerima saja.
Karakter antena
+Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis
antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk digunakan pada sebuah teleskop radio), yaitu
pola radiasi, directivity, gain, dan polarisasi. Karakter-karakter ini umumnya sama pada
sebuah antena, baik ketika antena tersebut menjadi peradiasi atau menjadi penerima, untuk
suatu frekuensi, polarisasi, dan bidang irisan tertentu.
Pola radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah
antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Pola
radiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi
pada bidang irisan arah elevasi (pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth
(pola azimuth).
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-dimensi inilah yang
umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang meradiasikan sinyalnya
sama besar ke segala arah disebut sebagai antena isotropis. Antena seperti ini akan memiliki
pola radiasi berbentuk bola Namun, jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada
arah tersebut distribusi sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini
akan memiliki directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka
directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti ini, antena dipol
banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Pada
astronomi radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio untuk melakukan pengamatan
pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang dapat diperoleh adalah variabilitas
intensitas sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi. Namun, karena antena dipol
tidak memiliki directivity pada arah tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang
menggunakan antena jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.
Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena
mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah
kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau
lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk
gain adalah desibel.
Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena dipol memiliki
polarisasi linear vertikal . Mengenali polarisasi antena amat berguna dalam sistem
komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal. Pada
astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek
astronomi adalah untuk mempelajari medan magnetik dari objek tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang pertama adalah Half-
power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai beanwidth suatu antena. Dalam
astronomi radio, beamwidth adalah resolusi spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter
sudut minimun dari dua buah titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop radio tersebut.
Secara teori, beamwidth untuk antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.
Penggunaan antena
Penggunaan antena pada radio
Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio.
Fungsinya adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu
meradiasikannya. Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal
elektromagnetik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sehinnya sinyal radio yang
dipancarkan oleh stasiun radio dapat ditangkap oleh radio.
Penggunaan antena pada televisi
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekuensi
(Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekuensi VHF dan UHF. Sejarah
pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan
menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat
terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu
lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah
mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan
frekuensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekuensi pada
pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekuensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk
swasta. Sehingga untuk menagkap siaran TV digunakan antena VHF dan UHF.
Penggunaan antena pada radar
Radar atau Radio Detection and Ranging adalah suatu alat yang sistemnya memancarkan
gelombang elektromagnetik berupa gelombang radio dan gelombang mikro. Pantulan dari
gelombang yang dipancarkan tadi digunakan untuk mendeteksi obyek. Radar menggunakan
spektrum gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 300 MHz hingga 30 GHz atau
panjang gelombang 1 cm hingga 1 meter. Komponen sistem radar :
1. Transmiter untuk membangkitkan sinyal radio dari osilator. 2. Waveguide adalah penghubung antara Transmiter dan Antena. 3. Receiver adalah penerima pantulan sinyal radio 4. Signal processor adalah peralatan yang mengubah sinyal analog ke sinyal digital. 5. Radar Controller adalah penghubung yang akan mengantarkan informasi ke user
Jenis
Berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya antena dibedakan menjadi antena pemancar, antena penerima, dan
antena pemancar sekaligus penerima. Di Indonesia antena pemancar banyak dimanfaatkan
pada staisun-satsiun radio dan televisi. Selanjutnaya antena penerima, antena penerima ini
bisanya digunakan pada alat-alat seperti radio, tv, dan alat komunikasi lainnya.
Berdasarkan gainnya
Berdasarkan besarnya Gainnya antena dibedakan menjadi antena VHF dan UHF yang
biasanya digunakan pa TV. Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan
memengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak
tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat
medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak
hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar. Untuk memperbesar daya pancar pada stasiun
Tv dan daya terima pada Tv maka perlu digunakan antena.
Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frekuensi yang
digunakan. Antena pemancarUHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan
sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF
dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat
mengecil dari yang seharusnya. Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan
dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi
persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Berdasarkan polarisasinya
Berdasarkan polarisasinya antena dibedakan menjadi 2 yaitu antena dipol dan monopol.
Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal, sedangkan antena monopol polarisasinya
hanya pada satu arah. Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk
sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Antena Directional dan antena
Omnidirectional Antenna Directional adalah antenna yang pola radiasi pancarannya terarah
sehingga efektifitas pancaran radio hanya ke satu arah saja,sedangkan antenna
Omnidirectional dapat memancarkan gelombang ke segala arah.Yang termasuk Antenna
Directional adalah antena model Yagi seperti kebanyakan yang dipakai sebagai antena
penerima siaran TV.Contoh antena omnidirectional adalah antena model groundplane.
Berdasarkan bentuknya
Antena berdasarkan bentuknya antara lain: mikrostrip, parabola, vee, horn, helix, dan loop.
Walaupun amat sering dijumpai teleskop radio yang menggunakan antena berbentuk
parabola, ada beberapa jenis antena lainnya yang juga sering digunakan pada sebuah teleskop
radio atau interferometer. Misalnya, Mauritius Radio Telescope(MRT) yang menggunakan
1084 buah antena berbentuk helix . Contoh lainnya adalah teleskop radio yang menggunakan
antena berbentuk horn, yang digunakan oleh Arno Penzias dan Robert Woodrow Wilson
ketika menemukan Cosmic Microwave Background(CMB). Contoh antena berdasarkan
bentuknya adalah antena parabola, Antena parabola merupakan antena yang berbentuk
parabola, pancaran sinyal akan dikonsentrasikan pada titik tengah antenna. Antenna parabola
biasanya didesain untuk Frekuensi Ultra Tinggi UHF, penerima siaran TV Satelit, dan
transmisi gelombang mikro.
Antena Yagi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Antena Yagi adalah salah satu jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh
Hidetsugu Yagi. Antena ini bersifat direksional, yaitu menambah gain hanya pada salah satu
arahnya. Sisi antena yang berada di belakang reflektor memiliki gain yang lebih kecil
daripada di depan direktor.
Bagian-Bagian Antena Yagi
Contoh model Antena Yagi. Tanda panah menunjukan direksional/arah yang diperkuat.
Antenna Yagi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang (0,5 λ) dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima.
Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven. panjang biasanya adalah 0,55 λ (panjang gelombang).
Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang director akan menambah gain antena, namun akan membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit. Semakin banyak jumlah director, maka semakin sempit arahnya.
Boom adalah bagian ditempatkanya driven, reflektor, dan direktor. Boom berbentuk sebatang logam atau kayu yang panjangnya sepanjang antena itu.
Antena Yagi, juga memiliki spasi (jarak) antara elemen. Jaraknya umumnya sama, yaitu 0.1 λ
dari frekuensi.
Antena Dipol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Antena dipol adalah antena radio yang dapat dibuat dari kabel sederhana, dengan pengisi
berada di tengah elemen driven. Antena ini terdiri dari dua buah logam konduktor atau kabel,
berorientasi sejajar dan kolinier dengan lainya (segaris dengan yang lainya), dengan sela kecil
di tengahnya. Tegangan frekuensi radio diterapkan pada tengah-tengah di antara dua
konduktor. Antena ini adalah antena paling sederhana dan praktis dari sudut pandang secara
teoritis. Antena ini digunakan sebagai antena, terutama antena "telinga kelinci", antena
televisi tradisional, dan sebagai elemen driven pada berbagai jenis antena, seperti pada antena
Yagi. Antena dipol ditemukan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Heinrich Hertz
sekitar tahun 1886 dialah orang yang merintis eksperimen dengan gelombang radio.
Karakter
Antena ini memiliki panjang yang lebih pendek dari panjang gelombangnya. Antena ini
memiliki daya tahan radiasi yang rendah dan reaktansi yang tinggi, membuat antena ini tidak
efisien, tetapi antena ini sering digunakan untuk panjang gelombang yang amat panjang.
Dipol yang panjangnya setengah dari panjang gelombang sinyal, juga sering disebut dipol
setengah gelombang, dan lebih efisien. Dalam teknik radio, istilah dipol biasanya bermakna
sebuah setengah gelombang dipol.
Penggunaan Antena
Antena Televisi
Antena dipol sudah umum digunakan untuk menangkap sinyal UHF pada televisi. Tetapi,
antena ini dipasang berada di dalam ruangan.
Global System for Mobile Communications
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Logo GSM digunakan untuk mengidentifikasi ponsel dan peralatan yang cocok.
Struktur jaringan GSM
Global System for Mobile Communication (GSM mulanya singkatan dari Groupe Spécial
Mobile) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM
banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini
memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu,
sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar
global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak
digunakan orang di seluruh dunia.
Sejarah dan perkembangan
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada
awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal
oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Perancis, sistem NMT yang
dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS yang beroperasi
di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat
regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan
menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja
(tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat
Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa
membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-
standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua negara Eropa. Organisasi ini
dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi
digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile
Communication atau GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular
untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992
karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam
untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone
disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam
memproduksi GSM.
Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya
yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan
teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz.
Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan
sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya
pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di
kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia.
Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS
(Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan
hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan
menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama
semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5
triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi
seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Spesifikasi teknis
Di Eropa, pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada
frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya digunakan frekuensi 890–915 MHz , sedangkan frekuensi
downlinksnya menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwith yang digunakan adalah 25
Mhz (915–890 = 960–935 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka
didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal.
Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan
kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi
kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan
tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi
1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi
downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM
1800, yang menyediakan bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785–1710 = 75 Mhz).
Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900
Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar
GSM kemudian juga digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan
nama GSM-R.
Arsitektur jaringan
Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
1. Mobile Station (MS) 2. Base Station Sub-system (BSS) 3. Network Sub-system (NSS), 4. Operation and Support System (OSS)
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN
(Public Land Mobile Network).
Mobile Station (MS) merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk
melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
1. IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan. 2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.
Base Station System (BSS), terdiri atas:
BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim sinyal.
BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC
Network Sub System (NSS), terdiri atas:
Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara permanen.
Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan.
Authentication Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan.
Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.
Operation and Support System (OSS), merupakan sub sistem jaringan GSM yang
berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration
management, performance management, dan inventory management.
Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
1. Indosat: 890 – 900 Mhz (10 Mhz) 2. Telkomsel: 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz) 3. Excelcomindo: 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)
Keunggulan sebagai teknologi generasi kedua (2G)
GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih
banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital di mana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan roaming mancanegara Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain
seperti teks, gambar, dan video. Keamanan sistem yang lebih baik Kualitas suara lebih jernih dan peka. Mobile (dapat dibawa ke mana-mana)
Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem
telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia.
Literatur
Siegmund M. Redl, Matthias K. Weber, Malcolm W. Oliphant: "An Introduction to GSM", Artech House, March 1995, ISBN 13:978-0890067857
Siegmund M. Redl, Matthias K. Weber, Malcolm W. Oliphant: "GSM and Personal Communications Handbook", Artech House, May 1998, ISBN 13: 978-0890069578
Yuliarso, Eddy: "Majalah Insinyur Indonesia", No. 23 Thn XV Mobileindonesia.net
CDMA Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan
sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal
tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun
dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap
kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus
itu untuk melakukan pemultipleksan.
Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan
dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan[1]
.
CDMA juga mengacu pada sistem telepon seluler digital yang menggunakan skema akses
secara bersama ini,seperti yang diprakarsai oleh Qualcomm.
CDMA adalah sebuah teknologi militer yang digunakan pertama kali pada Perang Dunia II
oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha Jerman mengganggu transmisi mereka.
Sekutu memutuskan untuk mentransmisikan tidak hanya pada satu frekuensi, namun pada
beberapa frekuensi, menyulitkan Jerman untuk menangkap sinyal yang lengkap.
Sejak itu CDMA digunakan dalam banyak sistem komunikasi, termasuk pada Global
Positioning System (GPS) dan pada sistem satelit OmniTRACS untuk logistik transportasi.
Sistem terakhir didesain dan dibangun oleh Qualcomm, dan menjadi cikal bakal yang
membantu insinyur-insinyur Qualcomm untuk menemukan Soft Handoff dan kendali tenaga
cepat, teknologi yang diperlukan untuk menjadikan CDMA praktis dan efisien untuk
komunikasi seluler terrestrial.
Keuntungan CDMA
Teknologi CDMA sendiri memiliki berbagai keuntungan jika diaplikasikan dalam sistem
seluler. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:
Hanya membutuhkan satu frekuensi yang dibutuhkan untuk beberapa sektor/cell Tidak membutuhkan equalizer untuk mengatasi gangguan spektrum sinyal Dapat bergabung dengan metode akses lainnya, tidak membutuhkan penghitung waktu
(guard time) untuk melihat rentang waktu dan penjaga pita (guard band) untuk menjaga intervensi antarkanal
Tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi Memiliki kapasitas yang halus untuk membatasi para pengguna akses Memiliki proteksi dari proses penyadapan
Penggunaan di dalam telepon bergerak
Sejumlah istilah yang berbeda digunakan untuk mengacu pada penerapan CDMA. Standar
pertama yang diprakarsai oleh QUALCOMM dikenal sebagai IS-95, IS mengacu pada sebuah
Standar Interim dari Asosiasi Industri Telekomunikasi (Telecommunications Industry
Association, TIA) yang terakreditasi oleh "American National Standards Institute" (ANSI)[1]
.
IS-95 sering disebut sebagai 2G atau seluler generasi kedua. Merk dagang cdmaOne dari
QUALCOMM juga digunakan untuk menyebut standar 2G CDMA.
Setelah beberapa kali revisi, IS-95 digantikan oleh standar IS-2000. Standar ini diperkenalkan
untuk memenuhi beberapa kriteria yang ada dalam spesifikasi IMT-2000 untuk 3G, atau
selular generasi ketiga. Standar ini juga disebut sebagai 1xRTT yang secara sederhana berarti
"1 times Radio Transmission Technology" yang mengindikasikan bahwa IS-2000
menggunakan kanal bersama 1.25-MHz sebagaimana yang digunakan standar IS-95 yang
asli. Suatu skema terkait yang disebut 3xRTT menggunakan tiga kanal pembawa 1.25-MHz
menjadi sebuah lebar pita 3.75-MHz yang memungkinkan laju letupan data (data burst rates)
yang lebih tinggi untuk seorang pengguna individual, namun skema 3xRTT belum digunakan
secara komersil. Yang terbaru, QUALCOMM telah memimpin penciptaan teknologi baru
berbasis CDMA yang dinamakan 1xEV-DO, atau IS-856, yang mampu menyediakan laju
transmisi paket data yang lebih tinggi seperti yang dipersyaratkan oleh IMT-2000 dan
diinginkan oleh para operator jaringan nirkabel.
System CDMA QUALCOMM meliputi sinyal waktu yang sangat akurat (biasanya mengacu
pada sebuah receiver GPS pada stasiun pusat sel ("cell base station"), sehingga jam berbasis
telepon seluler CDMA adalah jenis jam radio yang semakin populer untuk digunakan pada
jaringan komputer. Keuntungan utama menggunakan sinyal telepon seluler CDMA untuk
keperluan jam referensi adalah bahwa mereka akan bekerja lebih baik di dalam bangunan,
sehingga menghilangkan kebutuhan untuk memasang sebuah antena GPS di luar bangunan.
Yang juga sering dikacaukan dengan CDMA adalah W-CDMA. Teknik CDMA digunakan
sebagai prinsip dari antarmuka udara W-CDMA, dan antarmuka udara W-CDMA digunakan
di dalam Standar 3G global UMTS dan standar 3G Jepang FOMA, oleh NTT DoCoMo and
Vodafone; namun bagaimanapun, keluarga standar CDMA (termasuk cdmaOne dan
CDMA2000) tidaklah compatible dengan keluarga standar W-CDMA.
Aplikasi penting lain daripada CDMA, mendahului dan seluruhnya berbeda dengan seluler
CDMA, adalah Global Positioning System, GPS.
Detil teknis
Dasar Matematis
CDMA menggunakan orthogonality sebagai inti dari kandungan matematisnya. Misal kita
menampilkan sinyal data sebagai vector. Sebagai contoh, rangkaian biner "1011" akan
diwakili oleh vektor (1, 0, 1, 1). Kita bisa memberi nama kepada vektor ini, dengan memakai
huruf tebal, misal a. Kita juga bisa memakai operasi pada vektor-vektor ini, diketahui sebagai
dot product, untuk "mengalikan" vektor-vektor, dengan cara menjumlahkan hasil dari
masing2 komponen. Sebagai contoh, dot product dari (1, 0, 1, 1) dan (1, -1, -1, 0)
menghasilkan (1)(1)+(0)(-1)+(1)(-1)+(1)(0)=1+-1=0. Dimana dot product dari vector a dan b
adalah 0, kita bisa mengatakan dua vektor ini adalah orthogonal.
Hasil dot memiliki beberapa sifat, dan salah satunya akan menolong kita memahami
bagaimana CDMA bekerja. Untuk vektor-vektor a, b, c:
Akar pangkat dua dari a.a adalah bilangan real, dan ini sangat penting. Kita bisa menulis
Asumsi vektor2 a dan b adalah orthogonal. Maka:
Implementasi
Sinyal modulasi dalam CDMA menggunakan kode untuk mengirimkan sinyal data
An example of 4 orthogonal digital signals.
Misalkan sekarang kita memiliki satu set vektor yang saling ortogonal satu sama lain.
Biasanya vektor ini khusus dibuat untuk kemudahan decoding - mereka adalah kolom atau
baris dari matriks Walsh yang dibangun dari fungsi Walsh - tapi tegas secara matematis
batasan hanya pada vektor ini adalah bahwa mereka ortogonal. Contoh fungsi ortogonal
ditampilkan dalam gambar di sebelah kanan. Sekarang, bergaul dengan satu pengirim vektor
dari himpunan ini, katakanlah v, yang disebut kode chip. Associate angka nol dengan vektor-
v, dan satu digit dengan vektor v. Sebagai contoh, jika v = (1, -1), maka vektor biner (1, 0, 1,
1) akan sesuai dengan (1 , -1, -1,1,1, -1,1, -1). Untuk keperluan artikel ini, kita sebut
dibangun ini vektor vektor yang ditransmisikan.
Setiap pengirim memiliki berbeda, vektor unik dipilih dari yang ditetapkan, tapi
pembangunan vektor yang ditransmisikan identik.
Sekarang, sifat fisik dari interferensi misalkan bila 2 sinyal secara bersamaan punya phase
yang sama, mereka akan "saling menambah" menghasilkan 2 kali amplitudo dari masing-
masing sinyal. Tetapi jika sinyal-sinyal tersebut tidak dalam phase yang sama, maka mereka
akan "saling mengurangi" dan menghasilkan sebuah sinyal yang berbeda amplitudonya.
Secara digital, sifat-sifat ini cukup bisa dimodelkan dengan penambahan vektor transmisi.
Jadi, jika kita punya 2 pengirim, masing-masing mengirikam secara bersamaan, salah satu
dengan chip code (1,-1) dan data vektor (1,0,1,1), dan pengirim yang lain dengan chip
code(1,1) dan data vektor (0,0,1,1),sinyal mentah yang akan di terima menjadi (1,-1,-1,1,1,-
1,1,-1)+(-1,-1,-1,-1,1,1,1,1)=(0,-2,-2,0,2,0,2,0).
Misalkan sebuah penerima mendapat semacam sinyal seperti di atas, dan ingin menngetahui
transmiter mana yang mengirim dengan chip code (1,-1). Penerima akan menggunakan
properti-properti yang dijelaskan di atas, dan mengambil dot product pada vektor yang
diterima dalam beberapa bagian. Ambil 2 komponen pertama dari vektor yang di terima,
Yaitu (0,-1). Sekarang, (0,-2).(1,-1)=(0)(1)+(-2)(-1)=2. Karena ini positif, kita bisa
menyimpulkan bahwa digit "1" sudah dikirimkan. Mengambil 2 komponen selanjutnya, yaitu
(-2,0),(-2,0).(1,-1)=-2. Karena ini negatif kita bisa menyimpulkan bahwa digit "0" telah
dikirimkan. Dengan terus melanjutkannya pada komponen-komponen selanjutnya kita bisa
memecahkan transmiter mana yang telah mengirimkan dengan chip code (1,-1) yaitu
(1,0,1,1) Likewise, applying the same process with chip code (1, 1): (1, 1).(0,-2) = -2 gives
digit 0, (1, 1).(-2,0)=(1)(-2)+(1)(0)=-2 gives digit 0, and so on, to give us the data vector sent
by the transmitter with chip code (1, 1): (0, 0, 1, 1).
Sekarang, ada isu-isu tertentu di mana proses matematika ini dapat terganggu. Anggaplah
bahwa satu pengirim mentransmisikan pada kekuatan sinyal yang lebih tinggi daripada yang
lain. Kemudian orthogonality kritis properti bisa terganggu, sehingga sistem bisa gagal. Jadi
mengendalikan kekuatan daya merupakan masalah penting dengan pemancar CDMA. A
TDMA atau FDMA penerima dapat secara teori benar sewenang-wenang menolak sinyal
yang kuat pada slot waktu lain atau frekuensi saluran. Hal ini tidak berlaku untuk CDMA;
penolakan sinyal yang tidak diinginkan hanya parsial. Jika salah satu atau semua sinyal yang
tidak diinginkan jauh lebih kuat daripada sinyal yang diinginkan, mereka akan menguasai
mereka. Ini menyebabkan persyaratan umum dalam sistem CDMA kira-kira sesuai dengan
berbagai tingkat kekuatan sinyal seperti yang terlihat pada penerima. Dalam CDMA seluler,
stasiun basis menggunakan loop tertutup cepat skema kontrol daya untuk mengontrol ketat
setiap daya pancar perangkat.
Anggaplah suara itu hadir dalam saluran nol mengambil sedikit untuk beberapa nilai lain.
Maka ini juga akan mengganggu orthogonality properti, dan dengan demikian menambah
tingkat ekstra forward error correction (FEC) coding juga penting.
Sejauh ini, kita telah mengasumsikan bahwa waktu adalah mutlak CDMA tepat, yaitu tepat
pemancar mentransmisikan pada titik-titik dalam kelipatan panjang urutan chip. Tentu saja,
dalam kenyataannya, ini tidak praktis untuk mencapai, sehingga semua bentuk CDMA
menggunakan spread spectrum memperoleh proses untuk memungkinkan penerima untuk
mendiskriminasikan sebagian sinyal yang tidak diinginkan. Sinyal dengan kode chip yang
dikehendaki dan waktu diterima, sedangkan sinyal dengan kode chip yang berbeda (atau kode
penyebaran yang sama namun waktu yang berbeda offset) muncul sebagai suara wideband
dikurangi dengan proses mendapatkan.
Keuntungan utama CDMA atas TDMA dan FDMA adalah bahwa kode CDMA yang tersedia
berjumlah tak hingga. Hal ini membuat CDMA secara ideal cocok bagi sejumlah besar
pemancar yang masing-masing menjangkitkan sejumlah kecil trafik pada selang waktu tak
teratur, karena hal itu menghindari overhead untuk mengalokasi dan men-dealokasi secara
terus-menerus sejumlah terbatas slot waktu ortogonal atau kanal frekuensi ke pemancar
individual. Pemancar CDMA dengan begitu saja mengirim ketika mereka mempunyai
sesuatu untuk dikirim dan diam ketika tidak.
Soft Handoff
Soft handoff (or soft handover) adalah salah satu inovasi dalam mobilitas di mana mungkin
dilakukan dengan teknologi CDMA. Hal ini berkaitan dengan teknik atau pemindahan dari
satu sel ke sel yang lain tanpa memutuskan hubungan radio kapanpun. Di dalam teknologi
TDMA dan sistem analog,setiap pancaran sel pada frekuensinya sendiri, berbeda daripada
sel-sel tetangganya. Jika sebuah perangkat bergerak telah mencapai batas dari sel yang
melayani call sekarang, dapat dikatakan akan memutus hubungan radio dan secepatnya
menyesuaikan dengan salah satu frekuensi sel-sel tetangganya dimana call telah dipindahkan
oleh jaringan dikarenakan perpindahan lokasi dari peralatan bergerak tersebut. Jika peralatan
bergerak tersebut tidak bisa menyesuaikan dengan frekuensi barunya dalam sekejap, maka
panggilan akan diputus.
Didalam Sistem CDMA, satu set sel bertetangga semuanya menggunakan frekuensi yang
sama untuk transmisi dan sel yang berbeda (atau base station) dalam arti adalah sebuah
nomor yang disebut "PN offset", di saat time offset dari permulaan pseudo-random noise
sequence yang diketahui dimana digunakan untuk menyebarkan sinyal dari base
station.Dikarenakan semua sel berada pada satu frekuensi, mendengarkan pada BTS yang
berbeda sekarang adalah tantangan dalam pemprosesan sinyal digital berbasis pada offset dari
sekuen PN,bukan Tranmisi RF dan berdasarkan penerimaan pada frekuensi terpisah. Apabila
handphone CDMA menjelajah melalui jaringan, ia mengenali offset PN dari sel bertetangga
dan melaporkan kekuatan setiap sinyal kembali ke sel acuan dari hubungan percakapan
(biasanya sel yang terkuat). Jika sinyal dari sebuah sel bertetangga cukup kuat,perangkat
bergerak tersebut akan dihubungkan langsung pada "add a leg" panggilannya dan memulai
mentranmisikan dan menerima ke dan dari sel baru dalam arti ke sel (atau sel-sel) panggilan
yang baru saja digunakan. Begitu juga,jika sebuah sinyal sel melemah,maka handset akan
secara langsung diputus hubungannya. Dalam hal ini, handset dapat bergerak dari sel ke sel
dan menambah dan membuang jika diperlukan dengan tujuan untuk menjaga call hingga
tanpa memutuskan hubungan. Dalam prakteknya,ada batasan-batasan frekuensi, sering antara
sinyal pembawa yang berbeda atau sub-jaringan. Pada keadaan ini, handset CDMA akan
menggunakan jalan yang sama seperti dalam TDMA atau analog dan menjalankan sebuah
perpindahan yang ekstrem di mana hal ini akan memutus hubungan dan mencoba mengambil
frekuensi baru di mana ia baru saja mati.
Fitur CDMA
Sinyal pesan pita sempit ( narrowband ) akan digandakan dengan penyebaran sinyal pita lebar ( wideband ) atau pseudonoise code
Setiap pengguna mempunyai kode pseudonoise (PN) sendiri-sendiri. Soft capacity limit: performansi sistem akan berubah untuk semua pengguna begitu jumlah
pengguna meningkat. Near-far problem (masalah dekat-jauh) Interferensi terbatas: kontrol daya sangat diperlukan Lebar bandwidth menimbulkan keaneka ragaman,sehingga meggunakan rake receiver Akan membutuhkan semua komputer yang pernah dibuat di bumi untuk memecahkan kode
dari satu setengah percakapan dalam sistem CDMA!
Perbedaan GSM vs CDMA
September 21, 2008 oleh ofajar88
Secara fisik antara handphone GSM dan CDMA tidak ada perbedaan yang mencolok bahkan
kalau dilihat sekilas keduanya serupa. Yang membedakan adalah kartu yang dipakai atau
operator sellular yang mengoperasikan kedua jenis jalur ini. Sebagai contoh operator yang
bekerja di jalur keduanya yaitu operator CDMA antara lain :smart, flexi, esia, fren, starone,
ceria, sedangkan operator GSM meliputi : simpati, as, XL bebas, XL jempol, mentari, im3,
three dan masih ada yang lain. Untuk lebih jelas bisa ditanyakan ke counter-counter terdekat,
karena hampir setiap tahun lahir penyelenggara operator yang baru dengan layanan yang
beragam. Sedangkan penyelenggara operator yang lama menambah jenis layanan yang baru
pula sehingga lebih kompetitif
Adapun prinsip kerja kedua jalur tersebut sebagai gambaran dapat dijelaskan sebagai berikut,
kami sadurkan dari Majalah CE (Computer Easy) ed.12/2004 hal.37 dst. Dalam pembahasan
kali ini, akan menggunakan analogi awam yang mudah dimengerti bagi kita yang belum jelas
perbedaan antara keduanya, sehingga diharapkan dari penjelasan di bawah ini dapat
memahami prinsip kerja dari kedua teknologi ini.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai teknologi GSM dan CDMA, ada baiknya jika
Anda mengerti terlebih dahulu sistem pengiriman dan penerimaan data dalam jaringan
digital, khususnya dalam dunia komunikasi. Semua data yang dikirim maupun diterima
dalam jaringan ini harus dalam bentuk digital. Hal yang sama juga berlaku untuk suara yang
dikeluarkan dan diterima oleh penelepon saat berkomunikasi. Suara yang dikirimkan oleh
penelepon akan diterima oleh microphone pada ponsel. Selanjutnya, suara ini akan diubah
menjadi bentuk digital dan dikirimkan melalui gelombang radio ke Base Transceiver Station
(BTS) milik operator yang digunakan. BTS inilah yang menerima data dan ponsel yang
digunakan tadi dan meneruskannya (switching) ke BTS tujuan. Dan BTS tujuan ini, data
selanjutnya akan dikirimkan ke ponsel tujuan yang seharusnya menerima panggilan tersebut.
Tentu saja, ponsel penerima akan mengubah data digital yang diterima menjadi bentuk suara
agar bisa didengar oleh penerima. Prinsip umum ini berlaku pada semua sistem digital, baik
GSM maupun CDMA. Namun, detail prinsip kerja dan kedua sistem digital tersebut tidaklah
sama
GSM: GLobaL System for MobiLe Communications
GSM atau Global System for Mobile Communications merupakan teknologi digital yang
bekerja dengan mengirimkan paket data berdasarkan waktu, atau yang lebih dikenal dengan
istilah timeslot. GSM sendiri merupakan turunan dari teknologi Time Division Multiple
Access (TDMA). Teknologi TDMA ini mengirimkan data berdasarkan satuan yang terbagi
atas waktu, artinya sebuah paket data GSM akan dibagi menjadi beberapa time slot.
Timeslot inilah yang akan digunakan oleh pengguna jaringan GSM secara ternporer
(sementara). Maksud dan digunakannya timeslot secara temporer adalah timeslot tersebut
akan dimonopoli oleh pengguna selama mereka gunakan, terlepas dan mereka sedang aktif
berbicara atau sedang idle (diam).
Gambaran yang lebih mudah untuk memahami prinsip kerja GSM. Analoginya seperti ini:
andaikan sebuah armada taksi (dalam kasus ini berperan sebagai operator) yang memiliki 100
armada taksi (armada sebagai time slot). Armada taksi (timeslot) tersebut disewa oleh
penumpang (pengguna). Secara otomatis, armada taksi tersebut tidak bisa digunakan oleh
pengguna lain, walaupun bisa jadi pengguna tadi sedang tidak berada di dalam taksi (seperti
sedang menunggu atau sedang bertamu ke suatu tempat sedangkan taksinya disuruh
menunggu). Dalam posisi seperti ini, sudah jelas bahwa taksi itu sudah di-booking oleh
pengguna pertama dan tidak mungkin melayani penumpang lain. Taksi tersebut baru bisa
digunakan oleh penumpang lain ketika pengguna pertama sudah selesai menggunakan taksi
tersebut (sudah sampai tujuan dan sudah dibayar). Inilah yang disebut prinsip monopoli
temporer pada jaringan GSM.
Dari gambaran di atas terlihat jelas bahwa sistem GSM tidak mengizinkan penggunaan
ponsel jika sistemnya sudah penuh (saat seluruh armada taksi sudah disewa, maka tidak ada
lagi taksi kosong untuk disewa penumpang baru). Inilah yang membuat pengguna akan
mendengar nada sibuk dari ponselnya saat hendak melakukan panggilan keluar (outgoing
call). Namun, prinsip yang digunakan oleh GSM juga memiliki kelebihan. Teorinya, timeslot
dedicated yang disediakan ini menjamin penggunanya bisa mendapatkan kualitas layanan
komunikasi yang lebih konstan, tidak naik turun.
Kekurangannya adalah ketika jaringan GSM sudah penuh, maka pemilik ponsel biasanya
akan mengalami kesulitan untuk melakukan panggilan atau bahkan menerima panggilan. Hal
ini disebabkan oleh tidak adanya timeslot kosong yang bisa digunakan. Kembali ke analogi di
awal pembahasan: jika semua armada taksi sudah disewa, Anda tidak akan mendapatkan
taksi kosong.
CDMA: Code Division Multiple Access
Berbeda dengan teknologi GSM, teknologi CDMA tidak menggunakan satuan waktu,
melainkan menggunakan sistem kode (coding). Prinsip ini sesuai dengan singkatan CDMA
itu sendiri, yaitu Code Division Multiple Access. Jadi, sistem CDMA menggunakan kode-
kode tertentu yang unik untuk mengatur setiap panggilan yang berlangsung. Kode yang unik
ini juga akan mengeliminir kemungkinan terjadinya komunikasi silang atau bocor.
Seperti sudah dibahas di awal, CDMA tidak menggunakan satuan waktu seperti layaknya
GSM/TDMA. ini menjadikan CDMA memiliki kapasitas jaringan yang lebih besar
dibandingkan dengan jaringan GSM. Namun, hal ini tidak berarti jaringan CDMA akan lebih
baik daripada jaringan GSM karena tetap ada batasan-batasan tertentu untuk kapasitas
jaringan yang dimiliki oleh CDMA.
Seperti jaringan GSM, analogi yang sederhana untuk memudahkan Anda memahami prinsip
kerja jaringan CDMA. Analoginya seperti ini: jika jaringan GSM diumpamakan sebagai
armada taksi, maka jaringan CDMA bisa diumpamakan sebagai sebuah bus. Sebuah bus
(diumpamakan sebagai frekuensi) bisa menangani banyak penumpang bus (pengguna yang
melakukan panggilan). Hal ini dimungkinkan karena setiap penumpang menggunakan kode
tertentu yang unik. Hal ini juga yang memungkinkan tidak terjadinya komunikasi silang atau
bocor. Setiap penumpang bisa berbicara dan menentukan tujuannya tanpa takut terganggu
ataupun mengganggu penumpang lain. Bus ini juga tidak akan dimonopoli oleh satu orang
saja, sehingga setiap orang bisa menggunakan bus tersebut untuk mengantarkan mereka ke
tempat tujuannya masing-masing.
Namun, seperti layaknya sebuah bus, jika sudah terlalu banyak penumpang maka jalannya
semakin berat dan kenyamanan penumpang akan terganggu (isi dalam bus akan semakin
sesak). Hal yang sama juga terjadi di jaringan CDMA yaitu jika jaringan sudah terlalu penuh,
maka yang terjadi adalah penyusutan coverage area (ruang lingkup atau jangkauan) dan
jaringan CDMA itu sendiri. Jika diumpamakan, semakin sesak isi bus maka ruang gerak
setiap penumpang juga akan menyempit. Tidak jarang pula kualitas suara menjadi korban dan
penuhnya jaringan CDMA.
Kesimputan: Tidak ada gading yang tidak retak
Sistem telepon selular berbasis digital, baik itu GSM maupun CDMA memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Untuk area yang lebih padat penggunaannya, teknologi
CDMA tampaknya lebih unggul untuk melayani banyak sambungan secara bersamaan. Hal
ini disebabkan oleh karakteristik dan jaringan CDMA itu sendiri. Dengan menggunakan
jaringan CDMA, sebuah daerah yang padat penggunaannya akan memiliki kemungkinan
koneksi yang lebih tinggi, walaupun bisa jadi terjadi penurunan coverage area dan kualitas
suara jika beban jaringan terlalu tinggi. Teknologi GSM pada intinya lebih sesuai untuk
daerah yang tidak terlalu padat, namun sangat membutuhkan coverage area yang konstan.
Selain itu, area perkotaan sekarang memiliki banyak gedung bertingkat. Karakter geografis
seperti ini sangat berpotensi memperlemah sinyal sehingga coverage area semakin kecil.
Sistem Pemosisi Global
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gambaran satelit GPS di orbit
Sistem Pemosisi Global [1]
(bahasa Inggris: Global Positioning System (GPS)) adalah sistem
untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization)
sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro
ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk
menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain
GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah
sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh,
seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).[2]
Kumpulan satelit ini diurus oleh
50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar
US$750 juta per tahun,[3]
termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated
Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada
ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi
GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam
bentuk peta digital.
Daftar isi
1 Cara Kerja 2 Akurasi Alat Navigasi GPS 3 Antena 4 DGPS 5 Beberapa pengertian istilah 6 Memilih Alat Navigasi berbasis satelit yang tepat 7 POI Tourguide 8 Kegunaan 9 Sistem lain 10 Peranan alat navigasi berbasis satelit pada dunia kesehatan 11 Referensi 12 Lihat pula
Cara Kerja
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan
sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari
sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit,
sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari
satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi
data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di
kirimkan kepada alat navigasi kita.
Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil
diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat
navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal
satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau
gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi „waktu/jam‟
ini. Data ini dipancarkan dengan kode „pseudo-random‟. Masing-masing satelit memiliki
kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka
kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini
berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang
akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan
membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit,
sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya
(bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan
satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari
terbenam/terbit).
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada
umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini
yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada
frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk
umum.
Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak
dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan
perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit.
Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk
menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit
sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi),
diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan
melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut.
Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat
tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.
Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat
penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan
pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima. Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam. Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal. Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik. Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi
juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah. Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
Akurasi Alat Navigasi GPS
Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah
titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai 'faktor kesalahan', yang lebih dikenal
dengan 'tingkat akurasi'. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan
akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari
titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi),
maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan
kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya.
Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling
yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda
padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting sekali untuk memperhatikan luas
langit yang dapat dilihat.
Penjelasan sinyal satelit terhadap kondisi geografi
Ketika alat berada disebuah lembah yang dalam (misal, akurasi 15 meter), maka tingkat
akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi 3 meter). Di
padang rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat dijangkau oleh alat akan jauh
lebih banyak daripada dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan berharap dapat menggunakan
alat navigasi ini di dalam sebuah gua.
Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat
penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan
pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima. Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam. Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal. Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik. Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi
juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah. Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
Penjelasan tampilan layar GPS tentang sinyal satelit
Jumlah satelit beserta kekuatan sinyal yang dapat diakses oleh alat navigasi dapat di lihat
pada layar alat tersebut. Hampir semua alat navigasi berbasis satelit dapat menampilkan data
tentang satelit yang terhubung dengan alat, lokasi satelit, serta kekuatan sinyalnya.
Antena
Ada dua jenis antena bawaan alat navigasi yang paling sering dijumpai, yaitu jenis Patch dan
Quad Helix. Jenis Patch, bentuknya gepeng sedangkan quad helix bentuknya seperti tabung.
Tentunya keduanya memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Pada
pemakaian sehari-hari, banyak sekali faktor yang memengaruhi fungsinya. Alat navigasi yang
memiliki antena patch, akan lebih baik penerimaan sinyalnya bila alat dipegang mendatar
sejajar dengan bumi. Sedangkan alat yang memiliki antena Quad helix, akan lebih baik bila
dipegang tegak lurus, bagian atas kearah langit. Untuk memastikan, periksalah spesifikasi
antena alat navigasi.
Pada pemakaian sehari-hari, seringkali diperlukan antena eksternal, contohnya, pemakaian di
dalam kendaraan roda empat. Ada beberapa jenis antena eksternal yang dapat dipilih. Perlu
diingat bahwa tidak semua tipe alat navigasi mempunyai slot untuk antenna eksternal.
Antena eksternal aktif Disebut aktif karena dilengkapi dengan Low Noise Amplifier (LNA), penguat sinyal, karena sinyal akan berkurang ketika meliwati kabel. Artinya, jenis ini memerlukan sumber listrik untuk melakukan fungsinya, yang biasanya diambil dari alat navigasi. Sehingga batere alat navigasi akan lebih cepat habis. Keuntungannya, dapat digunakan kabel lebih panjang dibandingkan tipe pasif.
Antena eksternal pasif Karena tidak dilengkapi oleh penguat sinyal, maka batere tidak cepat habis. Tetapi kabel yang digunakan tidak dapat sepanjang tipe aktif.
Antena eksernal re-radiating Jenis ini terdiri dari dua bagian, yang pertama menangkap sinyal satelit, yang kedua memancarkan sinyal. Karena sinyal dipancarkan, maka jenis ini tidak memerlukan hubungan kabel ke alat navigasi. Alat navigasi akan menerima sinyal seperti biasa. Tentu saja jenis ini memerlukan sumber listrik tambahan, tetapi bukan dari alat navigasi yang dipakai. Bagi tipe alat navigasi yang tidak mempunyai slot untuk antena eksternal, jenis ini merupakan alternatif yang baik daripada harus memodifikasi alat navigasi.
Antena Combo Antena jenis ini adalah penggabungan antara antenna untuk alat navigasi dan telpon genggam. Sumber listrik diperlukan untuk penggunaannya.
Perlu diingat bahwa koordinat yang ditampilkan oleh alat navigasi adalah koordinat posisi
antena eksternal. Jadi, penempatan antena eksternal juga perlu diperhatikan.
DGPS
DGPS (Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara untuk
meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang memancarkan koreksi lokasi.
Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi menerima koreksi dan memasukkannya kedalam
perhitungan, maka akurasi alat navigasi tersebut akan meningkat. Oleh karena menggunakan
stasiun darat, maka sinyal tidak dapat mencakup area yang luas.
Walaupun mempunyai perbedaan dalam cara kerja, SBAS (Satelite Based Augmentation
System) secara umum dapat dikatakan adalah DGPS yang menggunakan satelit. Cakupan
areanya jauh lebih luas dibandingkan dengan DGPS yang memakai stasiun darat. Ada
beberapa SBAS yang selama ini dikenal, yaitu WAAS (Wide Area Augmentation System),
EGNOS (European Geostationary Navigation Overlay Service), dan MSAS (Multi-functional
Satellite Augmentation System). WAAS dikelola oleh Amerika Serikat, EGNOS oleh Uni
Eropa, dan MSAS oleh Jepang. Ketiga system ini saling kompatibel satu dengan lainnya,
artinya alat navigasi yang dapat menggunakan salah satu sistim, akan dapat menggunakan
kedua sistem lainnya juga. Pada saat ini hanya WAAS yang sudah operasional penuh dan
dapat dinikmati oleh pengguna alat navigasi di dunia. Walaupun begitu, sebuah DGPS
dengan stasiun darat yang berfungsi baik, dapat meningkatkan akurasi melebihi/sama dengan
peningkatan yang dapat dicapai oleh SBAS.
Secara umum, bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu “real time (langsung)” dan “Post
processing (setelah kegiatan selesai)”. Maksud dari „real time‟ adalah alat navigasi yang
menggunakan sinyal SBAS ataupun DGPS secara langsung saat digunakan. Sedangkan „post
processing‟ maksudnya adalah data yang dikumpulkan oleh alat navigasi di proses ulang
dengan menggunakan data dari stasiun darat DGPS. Ada banyak stasiun darat DGPS
diseluruh dunia yang dapat kita pakai untuk hal ini, baik versi yang gratis maupun berbayar,
bahkan kita dapat langsung menggunakannya melalui internet.
Walaupun DGPS ataupun SBAS dapat meningkatkan akurasi, tetapi dengan syarat sinyal
yang dipancarkan berisikan koreksi untuk wilayah dimana kita menggunakan alat navigasi.
Bila tidak berisikan koreksi data bagi wilayah tersebut, tidak akan terjadi peningkatan
akurasi.
Beberapa pengertian istilah
Cold & Warm start, Pada detail spesifikasi alat navigasi, biasanya tertulis waktu yang diperlukan untuk cold dan warm start. Ketika alat navigasi dimatikan, alat tersebut masih menyimpan data-data satelit yang ‘terkunci’ sebelumnya. Salah satu data yang tersimpan adalah data ephemeris, dan data ini masih valid untuk sekitar 4-6 jam (untuk lebih mudah, pakai acuan waktu 4 jam saja). Ketika dinyalakan kembali, maka alat navigasi tersebut akan mencari satelit berdasarkan data simpanan. Bila data yang tersimpan masih dalam kurun waktu tersebut, maka datadata tersebut masih bisa dipakai oleh alat navigasi untuk mengunci satelit, dan menyebabkan alat navigasi lebih cepat ‘mengunci’ satelit. Inilah yang disebut “Warm start”. Ketika data yang tersimpan sudah kadaluwarsa, artinya melebihi kurun waktu diatas, maka alat navigasi tidak dapat memakainya. Sehingga alat navigasi harus memulai seluruh proses dari awal, dan menyebabkan waktu yang diperlukan menjadi lebih lama lagi. Inilah yang disebut “Cold start”. Seluruh proses ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja.
Waterproof IPX7, Standard ini dibuat oleh IEC (International Electrotechnical Commission), angka pertama menjelaskan testing ketahanan alat terhadap benda padat, dan angka kedua menjelaskan ketahanan terhadap benda cair (air). Bila alat hanya diuji terhadap salah satu kondisi (benda padat atau benda cair), maka huruf ‘X’ ditempatkan pada angka pertama atau kedua. IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30 menit). Keterangan lengkap dapat dilihat pada alamat: http://www.iec.ch.
RoHS version, Pada buku manual alat navigasi berbasis satelit, mungkin akan ditemukan spesifikasi ini. Ini adalah ketentuan yang dibuat oleh Uni Eropa mengenai batasan
penggunaan enam jenis bahan yang berbahaya pada alat elektronik yang diproduksi setelah 1 Juli 2006. RoHS adalah singkatan dari Restriction of use of certain Hazardous Substances. Enam jenis bahan yang dibatasi adalah Cadmium (Cd), Air raksa/mercury (Hg), hexavalent chromium (Cr (VI)), polybrominated biphenyls (PBBs) and polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) dan timbal/lead (Pb). Semua jenis bahan ini dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk limbah alat elektronik yang kita pakai.
Proposition 65, Ini adalah sebuah ketentuan yang dibuat oleh pemerintah negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi penduduk kalifornia dan sumber air minum dari pencemaran bahan berbahaya. Berdasarkan ketentuan ini, setiap pabrik wajib mencantumkan peringatan pada produknya, sehingga pengguna dapat membuat keputusan untuk melindungi dirinya sendiri. Ada banyak bahan yang dianggap berbahaya, dan daftar ini bisa berubah seiring dengan waktu. Sebuah bahan yang dianggap berbahaya dapat dicabut dari daftar bila dikemudian hari ternyata terbukti tidak berbahaya. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai daftar bahan yang dianggap berbahaya, dapat dilihat di http://www.oehha.org/prop65.html atau http://oehha.ca.gov/Prop65/background/p65plain.html
Geocaching Istilah ini berasal dari kata ‘Geo’ yang diambil dari geografi, dan ‘caching’ yang diambil dari kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu. Geocaching sebenarnya adalah sebuah permainan untuk menemukan ‘harta karun’ tersembunyi dengan menggunakan alat navigasi berbasis satelit. Kegiatannya sederhana, pertama sembunyikan beberapa barang kecil (pen, pensil, dan lain lain) pada beberapa tempat yang terpisah, sedemikian rupa sehingga tidak mudah terlihat. Catat koordinat masing-masing tempat tersebut. Lalu beberapa kelompok berusaha menemukan semua barang yang disembunyikan. Tentunya tidak akan terlalu mudah untuk menemukannya, karena masing-masing alat memiliki akurasi yang berbeda. Kegiatan ini dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya, sebagai contoh, aktivitas membersihkan sampah di taman, atau kegiatan outbound, dan sebagainya. Beberapa situs di internet mengelola permainan yang mengambil tempat diseluruh dunia, salah satu contohnya dapat dilihat di http://indogeocachers.wordpress.com
DOP Merupakan singkatan dari ‘Dillution of Precision’, berhubungan erat dengan lokasi satelit di angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan matematis, yang menunjukkan ‘tingkat kepercayaan’ perhitungan sebuah lokasi. Ketika satelit-satelit terletak berdekatan, maka nilai DOP akan meningkat, yang menyebabkan akurasi alat navigasi berbasis satelit menjadi berkurang. Ketika satelit-satelit terletak berjauhan, maka nilai DOP akan berkurang sehingga alat navigasi menjadi lebih akurat. Bila nilai DOP lebih kecil dari 5 (ada yang mengatakan dibawah 4), maka akurasi yang akan didapatkan cukup akurat. Ada beberapa nilai akan sering dijumpai, yaitu HDOP (Horizontal Dilution of Precision), VDOP (Vertical Dilution of Precision), dan PDOP (Positional Dilution of Precision – posisi tiga dimensi).
Koordinat lokasi, Sebuah titik koordinat dapat ditampilkan dengan beberapa format. Masing-masing pengguna dapat mengatur format ini pada alat navigasi, program mapsource, ataupun program komputer lainnya. Format ini dapat diatur dari bagian setting dari masing-masing program/alat navigasi. Ada beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ; hddd0mm,mmm’ ; hddd0mm’ss.s” ; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah titik dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, sebagai contoh: titik S6010.536’ E106049.614’ sama dengan titik S6.175600 E106.826910 sama dengan titik S6010’32.2” E106049’36.9” sama dengan -6.175600 106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti oleh koordinat Longitude atau sering disingkat Lat/Long.
Memilih Alat Navigasi berbasis satelit yang tepat
Banyak sekali jenis alat navigasi yang disediakan oleh pasar, dari berbagai macam pabrik
hingga berbagai macam fitur yang disediakan. Hal ini bisa membuat seorang pemula menjadi
bingung dalam memilih. Kebutuhan masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya
pengguna yang dapat menentukan pilihannya. Orang lain hanya dapat memberikan informasi
atau berbagi pengalaman saja.
Mengapa
Supaya tidak salah dalam memilih, tanyakan pada diri sendiri 'Mengapa ingin membeli alat
navigasi berbasis satelit?'. Bila pertanyaan ini belum terjawab dengan pasti, coba pikirkan
kegiatan sehari-hari apa saja yang mungkin dapat dipermudah dengan kehadiran alat ini.
Apakah sering bepergian, atau memancing, atau mendaki gunung, dan lain-lain. Bentuk
kegiatan berhubungan erat dengan jenis alat yang dibutuhkan. Sebagai contoh, alat navigasi
yang diperuntukkan bagi penggunaan kendaraan bermotor biasanya tidak dilengkapi dengan
kompas, sehingga tidak akan banyak membantu ketika mendaki gunung atau ketika
memancing dilaut.
Harga
Berapa besar biaya yang rela dikeluarkan untuk memiliki alat navigasi ini? Apakah memang
diperlukan untuk membeli alat baru atau dapat memakai alat bekas pakai? Seringkali harga
merupakan unsur terpenting ketika menentukan pilihan. Bila menggunakan sistim A-GPS,
maka akan ada biaya tambahan untuk transfer data.
Layar Alat Navigasi
Perlu diingat bahwa telpon genggam atau PDA yang sekarang dimiliki, dapat digunakan
sebagai alat navigasi. Beberapa telpon genggam sudah memiliki kemampuan navigasi.
Disarankan bagi pemula untuk tetap menggunakan telpon genggam atau PDA yang sudah
dimiliki sehingga akan jauh mengurangi biaya yang diperlukan. Mungkin layar telpon
genggam atau PDA berukuran kecil, tetapi alat navigasi yang beredar dipasaran juga banyak
yang memiliki ukuran layar kecil. Sebagai contoh, seri Etrex produk Garmin, memiliki layar
berukuran 3,3 x 4,3 cm. Apakah memerlukan layar untuk menampilkan peta? Berapa besar
layar yang diinginkan? Apakah diperlukan layar berwarna? Memang dengan kehadiran layar
berwarna akan menambah kenyamanan dalam menggunakan alat, tetapi juga akan
menambah harga. Periksa juga apakah gambar pada layar dapat dengan mudah dilihat
dibawah sinar matahari. Jangan lupa, makin besar ukuran layar, maka akan makin rentan
pecah ketika digunakan dalam kegiatan.
Alat terpisah
Banyak telpon genggam atau PDA yang sudah dilengkapi dengan kemampuan navigasi.
Apakah diperlukan alat terpisah atau dapat menggunakan telpon genggam? Bagi orang yang
jarang sekali keluar kota, atau jarang sekali melakukan kegiatan outdoor, mungkin
menggunakan telpon genggam yang dilengkapi dengan alat navigasi sudah cukup. Bila ingin
menggunakan telpon genggam atau PDA, periksalah sistim operasinya. Menurut
pengalaman, program Garmin Mobile XT adalah program yang paling mudah dan nyaman
digunakan. Alasan paling utama adalah mudah mendapatkan peta versi gratis, dan tidak
selalu diperlukan biaya tambahan dari operator telpon selular. Periksa juga apakah telpon
genggam/PDA memiliki koneksi Bluetooth, yang akan diperlukan ketika menggabungkan
dengan Bluetooth GPS. Periksa apakah layar PDA atau telpon genggam yang dipakai
sekarang memiliki ukuran yang nyaman untuk melihat peta. Bagaimana bila menggunakan
sistim A-GPS?
Kapasitas Penyimpanan
Masing-masing alat memiliki kapasitas penyimpanan yang berbeda-beda. Kapasitas yang
besar tentunya dapat menampung lebih banyak data. Tetapi tidak semua pengguna
memerlukan hal ini, biasanya diperlukan ketika melakukan perjalanan jauh atau lama,
dimana tidak memungkinkan untuk memindahkan data kedalam komputer. Tetapi bila alat
memiliki slot kartu memori, dapat digunakan kartu memori yang berukuran besar ataupun
menyediakan memori cadangan. Periksa kapasitas kartu memori yang dapat digunakan alat
tersebut. Periksa juga data apa saja yang dapat disimpan, dan apakah alat dapat menyimpan
Track log, tidak semua alat navigasi dapat melakukan ini.
Daya tahan batere
Daya tahan batere perlu dipertimbangkan bila akan digunakan pada perjalanan ke daerah
yang sulit mendapatkan listrik. Tetapi dapat diatasi dengan membawa batere cadangan
ataupun solar charger (menggunakan matahari).
Bentuk
Alat navigasi yang tersedia di pasaran memiliki beragam bentuk. Periksalah apakah anda
menyukai bentuknya. Cobalah untuk memegang alat tersebut, dan rasakan pegangannya.
Alat yang terasa licin atau tidak dapat dipegang secara mantap, tentunya dapat
menimbulkan kesulitan ketika digunakan dilapangan. Cobalah untuk menekan-nekan tombol
yang ada, apakah mudah dalam penggunaan.
Tahan air
Apakah diperlukan alat yang tahan air? Bila tidak akan digunakan untuk aktivitas outdoor,
mungkin fasilitas ini tidak diperlukan. Alat yang dapat mengapung diatas air mungkin
diperlukan bila banyak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sungai atau laut.
Jangan lupa bahwa kantung plastic juga dapat digunakan untuk melindungi alat dari air.
Akurasi
Alat-alat navigasi berbasis satelit yang sekarang beredar dipasaran memiliki tingkat akurasi
yanag hampir sama. Tentunya alat-alat yang diperuntukkan bagi kegiatan survey memiliki
tingkat akurasi yang mengagumkan, tetapi jenis ini tidak diperlukan bagi pengguna biasa.
Cobalah periksa spesifikasi alat, akurasi yang 10 meter (<10 meter) sudah cukup untuk
digunakan sehari-hari. Tentu saja, makin tinggi akurasi yang dapat dicapai, makin baik.
Program dan Peta
Periksalah program-program apa saja yang disertakan pada paket penjualan, dan program
lain yang dapat digunakan dengan alat navigasi tersebut. Periksalah apakah harus
menggunakan peta yang dijual khusus untuk alat tersebut atau dapat digunakan peta
lainnya. Hingga saat buku ini ditulis, hanya produk Garmin yang paling mudah untuk
mendapatkan peta versi gratis dan paling banyak program gratis yang tersedia.
Antena
Dua jenis antenna yang paling sering dijumpai adalah jenid double helix dan patch. Dalam
penggunaan sehari-hari, sulit sekali dibedakan mana yang lebih baik. Bertanyalah pada yang
sering menggunakan masing-masing antenna tersebut. Tetapi pertanyaan yang lebih
berguna adalah, apakah diperlukan antenna tambahan. Bila akan digunakan di dalam mobil,
antenna tambahan akan sangat bermanfaat, terutama bila mobil dilengkapi dengan kaca
film yang mengandung metal.
Fasilitas lainnya
Bagaimana dengan beberapa fitur lainnya, apakah memang diperlukan alat navigasi berbasis
satelit dengan:
Routing? Biasanya alat navigasi yang beredar dipasaran sudah dilengkapi dengan fitur ini, kecuali jenis tertentu, seperti data logger atau Bluetooth GPS. Kemampuan routingnya berasal dari program yang terpasang pada telpon genggam/PDA.
Tampilan peta tiga dimensi? Layar sentuh? Kamera? Suara? Kemampuan radio komunikasi?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan mengurangi pilihan alat navigasi berbasis
satelit yang dapat dibeli/digunakan, dan akhirnya memberikan beberapa kemungkinan untuk
dipilih. Setelah ini, maka hanya anda yang dapat memutuskan alat terbaik bagi anda.
POI Tourguide
Yang dimaksudkan dengan istilah ini adalah penggabungan antara POI biasa dengan gambar,
text, suara, dan alarm proximity. Ketika alat navigasi berbasis satelit memasuki jarak
yangtelah diatur pada alarm proximity dari sebuah POI, maka alat navigasi berbasis satelit
secara otomatis akan menampilkan foto beserta tulisan, dan mengeluarkan suara. Kumpulan
POI tourguide ditambah dengan rute yang sudah ditentukan dapat menjadi pemandu tur
selama perjalanan. Tetapi bila peta yang digunakan berbeda, maka rute yang ditunjukkan oleh
alat navigasi kemungkinan akan berbeda. POI tourguide hanya dapat dinikmati oleh
pengguna alat navigasi berbasis satelit produk garmin tertentu, yaitu seri nuvi yang memiliki
kemampuan MP3, Zumo,street pilot c550, c580, 2730, 2820, 7200, 7500.
Fasilitas gratis online disediakan oleh GeoTourGuide (http://www.geotourguide.com), dan
Geovative Solutions (http://www.geovative.com). Beberapa program versi gratis juga telah
tersedia, Tourguide Editor dapat diunduh dari http://www.javawa.nl/tourguide.html, yang
tersedia untuk beberapa sistim operasi komputer. Program Mapsource juga dapat digunakan
untuk membuat POI Tourguide, demikian pula berbagai macam XML editor yang tersedia di
internet. Dari semua cara gratis yang ada, paling mudah menggunakan program Extra POI
Editor yang dapat diunduh dari http://turboccc.wikispaces.com/Extra_POI_Editor.
Kegunaan
Militer GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
Navigasi GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sistem Informasi Geografis Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
Sistem pelacakan kendaraan Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
Pemantau gempa Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik
Sistem lain Artikel utama: Sistem navigasi satelit
Sistem navigasi satelit lainnya yang sedang dikembangkan oleh negara lain adalah:
Beidou — Sistem lokal di RRC yang akan dikembangkan menjadi sistem internasional bernama COMPASS.
Galileo — Sistem yang sedang dikembangkan oleh Uni Eropa, dengan bantuan dari RRC, Israel, India, Moroko, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Ukraina.
GLONASS — Sistem milik Rusia yang sedang diperbaiki. Indian Regional Navigational Satellite System (IRNSS) — Sistem yang dikembangkan India.
Peranan alat navigasi berbasis satelit pada dunia kesehatan
Peranan alat navigasi pada dunia kesehatan masyarakat tidak terlepas dari penggunaan GIS
(Geographical Information System), atau istilah umumnya adalah pemetaan. Bila digunakan
pada bidang kesehatan, kedua hal ini berhubungan erat dengan sistim informasi kesehatan
dalam arti luas.
Penggunaannya dalam dunia kesehatan masyarakat bertujuan untuk membantu memberikan
informasi sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya lebih mudah dan
akurat. Pengambil keputusan disini tidak selalu berarti struktur administratif kepemerintahan,
tetapi juga dapat berarti kelompok masyarakat dan individu. Bila pengambil keputusan tidak
menggunakan informasi yang diberikan, maka kegiatan ini hanyalah membuang waktu,
tenaga, dan dana.
Saat ini, sudah banyak pihak yang menggunakaan alat navigasi berbasis satelit dan pemetaan
dalam merencanakan, memutuskan, melaksanakan, dan evaluasi program – program berbasis
masyarakat. Yang paling sering memakai adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik
internasional maupun nasional, dalam program-program pengendalian bencana. Pemakaian
dibidang kesehatan di Indonesia masih sangat sedikit sekali, dapat dikatakan hampir tidak
ada.
Masalah terbesar adalah biaya dan sumber daya yang tersedia, sehingga jarang sekali pihak
yang tertarik untuk mengembangkannya. Seandainya sudah tersedia, pengetahuan tentang
manfaat informasi yang didapatkan juga masih meragukan. Pertanyaan yang perlu dijawab
adalah: Seberapa pentingkah manfaat yang didapatkan? Pertanyaan ini menjadi sentral karena
walaupun informasi dari pemetaan tidak tersedia, semua kegiatan selama ini tetap dapat
dilakukan.
Benar, tanpa informasi dari hasil pemetaanpun, program-program kesehatan masyarakat
dapat dilakukan. Tetapi, bagaimana dengan „waktu‟ yang diperlukan untuk mencapai kondisi
yang diinginkan? Dan apakah dapat lebih dipercepat bila keputusan yang diambil lebih tepat
sasaran? Disinilah letak fungsi utama dari sistim informasi kesehatan, sistim ini seharusnya
dapat memberikan informasi yang diperlukan, sehingga para pengambil keputusan dapat
melakukan tugasnya dengan baik. Kesalahan yang sama tidak perlu diulang lagi diwaktu
yang akan datang. Sebagai contoh, wabah penyakit yang sama tidak diselesaikan dengan cara
yang sama dari tahun ke tahun, sehingga akhirnya menjadi wabah rutin.
Pemetaan beserta penggunaan alat navigasi berbasis satelit merupakan sebuah bagian dari
keseluruhan sistim informasi kesehatan. Tanpa didukung oleh bagian-bagian lainnya, maka
manfaat yang didapatkan tidak akan maksimal. Lebih lanjut, bila keputusan yang dibuat tidak
ada hubungannya dengan informasi yang didapatkan, maka fungsi sistim informasi menjadi
hilang.
Jenis informasi yang dapat ditampilkan tergantung pada data yang dimasukkan kedalam
sistim pemetaan ini. Sistim pemetaan ini dapat memadukan data angka (berupa statistic, hasil
survey, laporan bulanan, dan sebagainya) dari sistim informasi kesehatan dengan peta visual.
Sehingga dapat dilihat secara makro maupun mikro.
Sebagai contoh, pada gambar disebelah kanan, terlihat gambaran tempat-tempat penyedia
pelayanan pengobatan penyakit TBC di Negara Zambia pada tahun 2004 yang diambil dari
materi WHO (World Health Organization). Informasi yang akan ditampilkan akan
menyerupai informasi ini, yang tidak akan mempunyai arti bila tidak disertai „cerita‟ dan
diikuti dengan analisa. Misalnya, dari peta ini dapat terlihat bahwa cakupan pelayanan belum
dapat menjangkau seluruh area dengan merata. Informasi ini dapat digunakan oleh pengambil
keputusan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Cakupan pemetaan tidak harus dalam area yang luas, tetapi dapat digunakan untuk area yang
kecil, misalnya sebuah desa. Peta pada contoh diatas juga terdiri dari gabungan area-area
yang lebih kecil, yang dapat dipilih untuk ditampilkan pada layar. Jenis informasi visual
seperti diatas tidaklah mutlak harus tersedia, karena analisa dapat dilakukan dengan
menggunakan angka-angka yang terdapat pada sistim informasi kesehatan.
Jadi, fungsi utama dari pemetaan diatas adalah untuk memudahkan pengambil keputusan
untuk memperbaiki kondisi yang ada. Dengan hadirnya informasi visual seperti ini, maka
pengguna dapat lebih mudah untuk melihat situasi dan kondisi yang ada. Langkah
selanjutnya tetap berada pada pengambil keputusan.
WHO sudah menyediakan program gratis untuk keperluan pemetaan ini, yang nantinya akan
dapat digunakan bersama dengan program survey (juga gratis) mereka. Program ini dapat
diunduh gratis dari http://www.who.int/health_mapping/tools/healthmapper/en/index.html.
Lebih lanjut lagi, pada situs WHO, hasil pemetaan ini dapat disatukan dengan negara-negara
lain secara online. Tentu saja hanya Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dapat
melakukannya untuk wilayah Republik Indonesia. Hasil pemetaan dari seluruh dunia dapat
dilihat pada alamat: http://www.who.int/health_mapping/tools/globalatlas/en/index.html.
Referensi
1. ^ "Kateglo". Diakses pada 18 Juni 2012. 2. ^ Parkinson, B.W. (1996), Global Positioning System: Theory and Applications, chap. 1:
Introduction and Heritage of NAVSTAR, the Global Positioning System. pp. 3-28, American Institute of Aeronautics and Astronautics, Washington, D.C.
3. ^ GPS Overview from the NAVSTAR Joint Program Office. Accessed December 15, 2006. 4. Tanoe, Andre, October 2009. GPS Bagi pemula, dasar-dasar pemakaian sehari hari.
Download buku