Anemia Non Hemolitik
-
Upload
aisyah-moslemzz -
Category
Documents
-
view
265 -
download
0
Transcript of Anemia Non Hemolitik
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 1/30
Hematopoiesis adalah proses pembentukan komponen sel darah melalui proses
proliferasi, diferensiasi, dan maturasi. Pembentukan komponen sel darah terbentuk
dalam tempat yang berbeda sesuai dengan usia individu.
0-2 bulan (yolk sac) 2-7 bulan (hati, limpa)
5-9 bulan (sumsum tulang)
Sumsum tulang (pada semua tulang) Vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelis,
u!ung pro"imal #emur
Secara garis besar perkembangan hematopoiesis dibagi dalam 3 periode:
1) Hematopoiesis yolk sac megaloblastik atau primitif)
Sel darah dibuat dari !aringan mesenkim "#3 minggu setelah fertilisasi. $ula#mula
terbentuk dalam blood island yang merupakan pelopor dari sistem vaskuler dan
hemopoiesis. Selan!utnya sel eritroid dan megakariosit dapat diidentifikasikan dalam
yolk sac pada masa gestasi 1% hari.
Sel induk primitif hematopoiesis berasal dari sel mesoderm mempunyai respon
terhadap faktor pertumbuhan antara lain eritropoietin, &'#3, &'#% dan faktor stem. Sel
induk hematopoiesis blood borne pluripotent hematopoietic progenitors) mulai
berkelompok dalam hati !anin pada masa gestasi (#% minggu dan pada masa gestasi
minggu blood island mengalami regresi.
") Hematopoiesis hati definitif)Hematopoiesis hati berasal dari sel stem pluripotent yang berpindah dari yolk sac.
Perubahan tempat hematopoiesis dari yolk sac ke hati dan kemudian sumsum tulang
mempunyai hubungan dengan regulasi perkembangan oleh lingkungan mikro, produksi
sitokin dan komponen merangsang adhesi dari matriks ekstraseluler, dan ekspresi pada
reseptor.
Pada masa gestasi * minggu, hematopoiesis sudah terbentuk dalam hati.
Hematopoiesis dalam hati yang terutama adalah eritropoiesis, +alaupun masih
ditemukan sirkulasi granulosit dan trombosit. Hematopoiesis hati mencapai puncaknya
pada masa gestasi #( bulan kemudian mengalami regresi perlahan#lahan. Pada massa
pertengahan kehamilan, tampak pelopor hematopoietik terdapat di limpa, thimus,kelen!ar limfe dan gin!al.
3) Hematopoiesis medular
$erupakan priode terakhir pembentukan sistem hematopoiesis dan dimulai se!ak masa
gestasi bulan. -uang medular terbentuk dalam tulang ra+an dan tulang pan!ang
dengan proses reabsorpsi.
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 2/30
Pada masa gestasi 3" minggu sampai lahir, semua rongga sumsum tulang diisi !aringan
hematopoietik yang aktif dan sumsum tulang penuh berisi sel darah. alam
perkembangan selan!utnya fungsi pembuatan sel darah diambil alih oleh sumsum
tulang, sedangkan hepar tidak berfungsi membuat sel darah lagi. Sel mesenkim yang
mempunyai kemampuan untuk membentuk sel darah men!adi kurang, tetapi tetap ada
dlaam susmsum tulang, ahti, limpa, kelen!ar getah bening dan dinding usus, dikenal
sebagai sistem retikuloendotelial.
Hematopoiesis bermula dari suatu sel induk pluripoten bersama, yang dapat
menyebabkan timbulnya berbagai !alur sel yang terpisah. iferensiasi sel ter!adi dari
sel induk men!adi !alur eritroid, granulositik, dan !alur lain melalui progenitor
hemopoietik terikat commitedhaemopoietic progenitor ) yang terbatas dalam potensi
perkembangannya.
/tas dasar pemeriksaan kariotipe yang canggih kromosom), semua sel darah
normal dianggap berasal dari satu sel induk pluripotensial dengan kemampuan
bermitosis. Sel induk dapat berdiferensiasi men!adi sel induk limfoid dan sel indukmieloid yang men!adi sel#sel progenitor. iferensiasi ter!adi pada keadaan terdapat
faktor perangsang koloni, seperti eritropoietin untuk pembentukan eritropoiesis ddan
0#S2 untuk pembentukan leukosit. Sel progenitor mengadakan diferensiasi melalui
satu !alan. $elalui serangkaian pembelahan dan pematangan, sel#sel ini men!adi sel
de+asa tertentu yang beredar dalam darah.
Hemopoiesis merupakan pembentukan sel#sel darah dari immatur men!adi maturdimana ter!adi proliferasi dan diferensiasi sel#sel progenitor yang membentukkomponen sel darah oleh stem sel sel induk).
Proses Hematopoiesis dalam sumsum tulang dinamakan HematopoiesisIntramedullar, sedangkan hematopoiesis di luar sumsum tulang !uga dapat ter!adi
dalam keadaan patologis dan dinamakan Hematopoiesis Ekstramedullaer.
Sel stem primitif yang umum dalam sumsum memiliki kemampuan untuk
bereplikasi, berproliferasi dab berdiferensiasi sendiri men!adi sel progenitor yang
semakin terspesialisasi, setelah mengalami banyak pembelahan sel dalam sumsum,
dan kemudian membentuk sel matur Sel darah merah, granulosit, monosit, trombosit
dan limfosit).
Hemopoiesis bermula dari suatu sel induk prulipoten bersama, yang dapat
menyebabkan timbulnya berbagai !alur sel yang terpisah. 2enotip sel induk manusia
yang tepat belum diketahui, tetapi pada u!i imunologik, sel ini adalah 3, 3#dan tampak seperti limfosit kecil atau sedang. iferensiasi sel ter!adi dari sel induk
men!adi !alur eritroid, granulositik, dan !alur lain melalui progenitor hemopoietik
terikat yang terbatas dalam potensi perkembangannya. /danya berbagai sel
progenitor yang berbeda dapat ditun!ukkan melalui teknik biakan in vitro. Progenitor
yang sangat dini diperiksa dengan melakukan biakan pada stroma sumsum tulang
sebagai sel pemula biakan !angka pan!ang, sedangkan progenitor lan!ut biasanya
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 3/30
diperiksa pada media semi#padat. Salah satu contohnya adalah prekursor mieloid
campuran yang terdeteksi paling dini, yang menyebabkan timbulnya granulosit,
eritrosit, monosit, dan megakriosit, dan dinamakan 24 colony forming unit 5 unit
pembentuk koloni pada media biakan agar)#06$$. Sumsum tulang !uga merupakan
tempat asal utama limfosit dan terdapat bukti adanya sel prekursor sistem mieloid
dan limfoid.
$%&' *%+ ./%. %'V'1S VV
6rythropoietin 6po) $enstimulasi eritropoiesis
0$ 7 S2 $enstimulasi granulopoiesis dan produksi makrofag
0 7 S2 $enstimulasi granulopoiesis dan proliferasi dari beberapa sel
leukimia
$ 7 S2 $enstimulasi produksi makrofag
&'#3 $ulti S2) $enstimulasi granulosit, monosit, eusinofil, sel eritroit,
megakariosit dan produksi mast sel
8hrombopoietin $enstimulai thrombopoiesis
1. 6-98H-P&6S&S
Prekursor sel darah merah yang dapat dikenali paling a+al adalah pronormoblas.
$aturasi stage :
Stem cell 7 Pronormoblast 7 ;asophilic <ormoblast 7 Polychromatophilic normoblast 7
rtochromatophilic normoblast 7 retikulosit 7 Sel darah merah matur.
". 0-/<4'P&6S&S
Prekursor granulosit yang dikenali paling a+al adalah Promielosit.
$aturasi Stage :
$yeloblast 7 Promyelocyte 7 $yelocyte 7 $etamyelocyte 7 ;and form 7 $atur P$<
granulosit.
3. '9$PH98P&6S&S
$aturasi Stage :
Pre 8 cell 8hymic 'ymphoblast) 7 6arly thymocyte 'arge ortical 8hymocyte) 7
&ntermediate 8hymocyte Small ortical 8hymocyte) 7 'ate 8hymocyte $edullary
8hymocyte) 7 $ature 8 ell.
. 8H-$;P&6S&S
$aturasi Stage :
Pluripotential stem cell 7 24 $eg 7 $egakariosit 7 $egakariosit maturasi 7 Platelet
Shading.
1. *1'%.S*1 S1. 3%%4
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 4/30
6-&8-S&8
4ntuk mengangkut hemoglobin agar berkontak erat dengan !aringan dan agar
pertukaran gas berhasil, eritrosit yang berdiameter =m harus dapat secara berulang
melalui mikrosirkulasi yang diameter minimumnya 3,( =m, untuk mempertahankan
hemoglobin dalam keadaan tereduksi ferro) dan untuk mempertahankan
keseimbangan osmotik +alaupun konsentrasi protein hemoglobin) tinggi di dalam sel.
Per!alanan secara keseluruhan selama masa hidupnya yang 1"> hari diperkirakan
sepan!ang > km 3>> mil). 4ntuk memenuhi fungsinya ini, eritrosit adalah cakram
bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energi sebagai adenosin
trifosfat /8P) melalui !alur glikolisis anaerob 6mbden#$eyerhof) dan menghasilkan
kekuatan pereduksi sebagai </H melalui !alur ini serta sebagai nikotinamida adenin
dinukleotida fosfat tereduksi </PH) melalui !alur pintas heksosa monofosfat he?ose
monophosphate shunt). $etabolisme eritrosit dapat melalui dua !alur, yaitu :
a. @alur 6mbden#$eyerhof
alam rangkaian reaksi biokimia ini, glukosa di metabolisme men!adi laktat.
4ntuk tiap molekul glukosa yang dipakai, dihasilkan dua molekul /8P dan dengan
demikian dihasilkan dua ikatan fosfat energi tinggi. /8P menyediakan energi tinggi
untuk mempertahankan volume, bentuk, dan kelenturan eritrosit. 6ritrosit
mempunyai tekanan osmotik lima kali lipat plasma dan adanya kelemahan intrinsik
membran menyebabkan pergerakan <a dan A yang ter!adi terus menerus.
iperlukan pompa natrium /8Pase membran dan pompa ini menggunakan satu molekul
/8P untuk mengeluarkan 3 ion natrium dari sel dan memasukkan dua ion kalium ke
dalam sel.@alur 6mbden#$eyerhof !uga menghasilkan </H yang diperlukan oleh enBim
methemoglobin reduktase untuk mereduksi methemoglobin hemoglobin teroksidasi)
yang tidak berfungsi, yang mengandung besi ferri dihasilkan oleh oksidasi sekitar 3C
hemoglobin tiap hari) men!adi hemoglobin tereduksi yang atif berfungsi ",3#P0 yang
dihasilkan pada pintas 'uebering#-apoport 'uebering#-apoport shunt), atau !alur
samping pada !alur ini membentuk suatu kompleks 1:1 dengan hemoglobin yang
penting dalam regulasi afinitas hemoglobin terhadap oksigen.
b. @alur heksosa monofosfat pentosa fosfat)
Sekitar (C glikolisis ter!adi melalui !alur oksidatif ini, dengan perubahan
glukosa#%#fosfat men!adi %#fosfoglukonat dan kemudian men!adi ribulosa#(#fosfat.
</PH dihasilkan dan berkaitan dengan glutation yang mempertahankan gugus
sulfhidril SH) tetap utuh dalam sel, termasuk SH dalam hemoglobin dan membran
eritrosit. </PH !uga digunakan oleh methemoglobin reduktase lain untuk
mempertahankan besi hemoglobin dalam keadaan 2e" yang aktif secara fungsional.
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 5/30
Pada salah satu kelainan eritriosit diturunkan yang sering ditemukan yaitu defisiensi
glukosa#%#fosfat dehidrogenase50%P), eritrosit sangat rentan terhadap stres oksidasi.
H6$0';&<
2ungsi utama eritrosit adalah memba+a " ke !aringan dan mengembalikan
karbondioksida ") dari !aringan ke paru. 4ntuk mencapai pertukaran gas ini,
eritrosit mengandung protein khusus yaitu hemoglobin. 8iap eritrosit mengandung
sekitar %> !uta molekul hemoglobin. 8iap molekul hemoglobin Hb) / pada orang
de+asa normal hemoglobin yang dominan dalam darah setelah usia 3#% bulan) terdiri
atas empat rantai polipeptida D"E", masing#masing dengan gugus hemenya sendiri.
;erat molekul Hb/ adalah %.>>>. arah orang de+asa normal !uga mengandung dua
hemoglobin lain dalam !umlah kecil, yaitu Hb2 dan Hb/". Aeduanya !uga mengandung
rantai D, tetapi secara berurutan, dengan rantai F dan G, selain rantai E.
Perubahan utama dari hemoglobin fetus ke hemoglobin de+asa ter!adi 3#% bulansetelah lahir.
Sintesis heme erutama ter!adi di mitokondria melalui suatu rangkaian reaksi
biokimia yang bermula dengan kondensasi glisin dan suksinil koenBim / oleh ker!a
enBim kunci yang bersifat membatasi kecepatan reaksi yaitu asam G#aminolevulinat
/'/) sintase. Piridoksal fosfat vitamin ;%) adalah suatu koenBim untuk reaksi ini,
yang dirangsang oleh eritropoietin. /khirnya, protoporfirin bergabung dengan besi
dalam bentuk ferro 2e") untuk membentuk heme, masing#masing molekul heme
bergabung dengan satu rantai globin yang dibuat pada poliribosom. Suatu tetramer
yang terdiri dari empat rantai globin masing#masing dengan gugus hemenya sendiri
dalam suatu kantung kemudian dibentuk untuk menyusun suatu molekulhemoglobin.
". %'*1&%S1 /1+%.% 6 /1+%.%a. Hubungan serangga dengan ge!ala
Serangga merupakan mahluk hidup yang mempunyai racun dalam tubuhnya.
-acun tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia le+at !alur topical permukaan
tubuh), racun tersebut dapat menyebabkan luka,sakit, dan kematianorganisme,
biasanya denganreaksi kimiaatau aktivitas lainnya dalam skala molekuldi dalam
tubuh.
b. Patomekanisme mata kuning ikterus)
Pengertian
Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh yang menyebabkan +arna kuning
pada !aringan yang disebabkan oleh kelebihan kadar bilirubin di dalam plasma dan
cairan ekstra seluler. apat dideteksi pada membran mukosa dan sklera bagian mata
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 6/30
yang putih), kulit atau kemih yang men!adi gelap bila bilirubin serum mencapai "
sampai 3 mg51>> ml.
$etabolisme ;ilirubin <ormal
Sekitar > C # ( C bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalam sistem
monosit# makrofag. $assa hidup rata rata eritrosit 1"> hari. Setiap hari dihancurkan
sekitar (> ml darah dan menghasilkan "(> 7 3(> mg bilirubin. Sekitar 1( 7 "> C pigmen
empedu total tidak bergantung pada mekanisme ini, tapi berasal dari destruksi sel
eritrosit matur dari sumsum tulang hematopoiesis tak efektif ) dan dari hemoprotein
lain, terutama dari hati.Pada katabolisme hemoglobin terutama ter!adi pada limpa), globin mula#mula
dipisahkan dari heme, setelah itu heme diubah men!adi beliverdin. ;ilirubin tak
terkon!ugasi kemudian dibentuk dari biliverdin. ;iliverdin adalah pigmen kehi!auan
yang dibentuk melalui oksidasi bilirubin. ;ilirubin tak terkon!ugasi larut dalam lemak,
tidak larut dalam air, dan tidak dapat diekskresi dalam empedu atau urine. ;ilirubin
tak terkon!ugasi berikatan dengan albumindalam suatu kompleks larut#air, kemudian
diangkut oleh darah ke sel#sel hati. $etabolisme bilirubin di dalam hati berlangsung
dalam tiga langkah : ambilan, kon!ugasi, dan ekskresi. /mbilan oleh sel hati
memerlukan dua protein hati, yaitu yang diberi simbol sebagai protein 9 dan I.
Aon!ugasi bilirubin dengan asam glukuronat dikatalisis oleh enBim glukoronil
transferase dalam retikulum endoplasma. ;ilirubin terkon!ugasi tidak larut dalam
lemak, tetapi larut dalam air dan dapat diekskresi dalam empedu dan urine. 'angkah
terakhir dalam metabolisme bilirubin hati adalah transpor bilirubin terkon!ugasi
melalui membran sel ke dalam empedu melalui suatu proses aktif. ;ilirubin tak
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 7/30
terkon!ugasi tidak diekskresikan ke dalam empedu, kecuali setelah proses foto#
oksidasi atau fotoisomerisasi.
;akteri usus mereduksi bilirubin terkon!ugasi men!adi serangkaian senya+a yang
disebut sterkobilin atau urobilnogen. Iat 7 Bat ini yang menyebabkan feses ber+arna
coklat. Sekitar 1> hingga ">C urobinilogen mengalami siklus interohipatik, sedangkan
se!umlah kecil diekskresi dalam urine.
Pembentukan ;ilirubin ;erlebihan
Penyakit hemolitik atau peningkatan la!u destruksi eritrosit merupakan
penyebab tersering dari pembentukan bilirubin yang berlebihan. &kteus yang timbul
sering disebut sebagai ikterus hemolitik. Aon!ugasi dan transfer pigmen empedu
berlangsung normal, tetapi suplai bilirubin tak terkon!ugasi melampaui kemampuanhati. Hal ini dapat meningkatkan bilirubin tak terkon!ugasi dalam darah. $eskipun
demikian, pada penderita hemolitik berat, kadar bilirubin serum !arang melebihi (
mg5dl dan ikterus yang timbul bersifat ringan serta ber+arna kuning pucat. ;ilirubin
tak terkon!ugasi tidak larut dalam air, sehingga tidak dapat diekskrsikan dalam urin
dan tidak ter!adi bilirubinuria. <amun demikian ter!adi peningkatan pembentukan
urobilinogen akibat peningkatan beban bilirubin terhadap hati dan peningkatan
kon!ugasi serta ekskresi), yang selan!utnya mengakibatkan peningkatan eksresi dalam
feses dan urin. 4rin dan feses ber+arna lebbih gelap.
;eberapa penyebab laBim ikterus hemoltik adalah hemoglobin abnormal
hemoglobin S pada anemia sel sabit), eritrosit abnormal sferositosis herediter),antibodi dalam serum inkompatibilitas -h atau tranfusi atau akibat penyakit auto
imun), pemberian beberapa obat dan peningkatan hemolisis. Sebagian kasus ikterus
hemolitik dapat disebabkan oleh suatu proses yang disebut sebagai eritropoisis yang
tidak efektif. Proses ini meningkatkan destruksi eritrosit atau prekursornya dalam sum
7 sum tulang talasemia, anemia pernisiosa dan porfiria).
Patomekanisme hyperbilirubinemia sehingga ter!adi ikterus :
pembentukkan bilirubin yang berlebihan
peningkatan kecepatan desktruksi sel darah merah merupakan penyebab utama
dari pembentukan blirubin yang berlebihan. &kterus yang sering timbul disebut ikterus
hemolitik. Aonyugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung normal, tetapi suplai
bilirubin tak terkonyugasi melampaui kemampuan hati.
/angguan engambilan ilirubin
pengambilan bilirubin yang tak terkonyugasi yang terikat albumin oleh sel#sel hati
dilakukan dengan cara memisahkannya albumin dan mengikatkannya pada protein
penerima. Hanya beberapa obat yang telah terbukti menun!ukkan pengaruh terhadap
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 8/30
pengambilan bilirubin oleh sel#sel hati: asam flavaspidatdi pakai untuk mengobati
cacing pita),novobiosin, dan beberapa Bat pe+arna kolesisfografik. Hiperbilirubinemia
tak terkonyugasi dan ikterus biasanya menghilang bila obat yang men!adi penyebab
dihentikan.
/angguan &onyugasi ilirubin
hiperbilirubinemia yang tak terkonyugasi yang berlebihan J 1",* mg5 1>> m')
yang mulai ter!adi pada hari kedua sampe kelima lahir disebut ikterus fisiologis pada
neonatus. &kterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enBim
glukoronil transferase. /ktivitas glukoronil transferase biasanya meningkat beberapa
hari setelah lahir sampai sekitar minggu kedua, dan setelah itu ikterus biasa.
1. 4/% .1*%4 '14%3% S&1%
'emah ter!adi akibat menurunnya eritosit dan hemoglobin dalam darah.
Hemoglobin bertugas untuk menyuplai oksigen ke tubuh. /kibat dari berkurnagnya
hemboglobin maka oksigen !uga ikut berkurang. ;erkurangnya oksigen menyebabkan
metabolism sel menurun dan ter!adinya kompensasi tubuh berupa metabolism
anaerob. Hal ini mengurangi pembentukan /8P yang ter!adi di dalam tubuh sehingga
energy yang terbentuk sedikit. 6nergy yang sedikit inilah yang menyebabkan
kelemahan dapat ter!adi.
8 *1/%% '3%& 3S1'% 31*%*
emam merupakan tanda adanya imnflamasi yang ter!adi dan tanda adanya
perla+anan terhadap antibody terhadap toksin yang masuk ke dalam tubuh manusia.
6tiologi demam untuk scenario ini dapat diketahui dengan melihat etiologi ge!ala#
ge!ala lain dalam scenario dan hal#hal yang berhubungan dengan ter!adinya demam.
$isalnya sa!a pada ge!ala mata kuning. 0e!ala ini ter!adi karena adanya kelebihan
bilirubin yang ter!adi dalam darah. imana hal ini ter!adi karena adanya destruksi
eritrosit yang ter!adi sehingga hemoglobin lepas dari ieritrosit. Hemoglobin
mengalami hemolisis karena destruksi ini. estruksi ini ter!adi karena cairan toksin
yang dilepaskan serangga ke dalam tubuh manusia. 8oksin yang pada umumnya adapada serangga yaitu pteromone yang tersusun dari protein dan Bat#Bat kimia lain.
/pabila hemolisis yang ter!adi masih bisa dikompensasi oleh sum#sum tulang maka
tidak ter!adi anemia. <amun bila ter!adi peningkatan destruksi eritrosis akan
menyebakan hemolisis yang berlebihan sehingga sum#sum tulang tidak mampu untuk
mengkompensasi kebutuhan eritrosit dalam darah. 8er!adinya destruksi !uga bias
ter!adi karena antibody menyerang eritrosit sendiri. /ntibody di dalam tubuh manusia
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 9/30
beker!a karena adanya benda#benda asing di dalam tubuh manusia. ;enda# benda
asing ini bisa !uga merupakan toksin yang masuk melalui sengatan serangga. <amun,
ge!ala demam yang ter!adi tidak serta merta saat masuknya toksin tersebut. <amun
ada masa inkubasi dari virus yang masuk ked alma tubuh manusia. ontohnya
plasmodium viva? pada malaria tersiana yang masa inkubasinya #1 hari. &ntinya
demam yang ter!adi bisa sa!a ter!adi ada kasus ini. Hanya tinggal menunggu masa
ketahanan antibodinya prof.& $ade ;akta K $anual of linical Hematology).
2 .%/&%4 11/%&% 3%/SS
Pendekatan diagnostik untuk penderita anemia
4ntuk menegakkan diagnosis anemia harus ditempuh 3 langkah, yaitu:
1. $embuktikan adanya anemia
". $enetapkan !enis anemia yang di!umpai
3. $enentukan penyebab anemia tersebut
4ntuk dapat melaksanakan ketiga langkah tersebut, dilakukan:
1. Pendekatan klinik
". Pendekatan laboratorik
3. Pendekatan epidemiologik
;erikut ada rangkaian langkah untuk menegakkan diagnosis pada kasus#kasus anemia:
1. /namnesis
Seperti anamnesis pada umumnya, anamnesis pada kasus anemia harus ditu!ukan
untuk mengeksplorasi
a. -i+ayat penyakit sekarangb. -i+ayat penyakit terdahulu
c. -i+ayat giBi
d. /namnesis mengenai lingkungan, pemaparan bahan kimia, dan fisik serta ri+ayat
pemakaian obat
e. -i+ayat keluarga
". Pemeriksaan fisik
a. Larna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti
!erami
b. Purpura : Petechie atau echymosis
c. Auku : koilonychiad. $ata : ikterus, kon!ungtiva pucat, perubahan fundus
e. $ulut : ulserasi, hypertrophy gusi, pendarahan gusi, atrofi papil, glossitis dan
stomatitis angularis
f. 'imfadenopati
g. Hepatomegali
h. Splenomegali
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 10/30
i. <yeri tulang atau nyeri sternum
!. Hemartrosis atau ankilosis sendi
k. Pembengkakan testis
l. Pembengkakan parotis
m. Aelainan sistem saraf
3. Pemeriksaan laboratorium hematologic
a. 8es penyaring: tes ini diker!akan pada tahap a+al setipa kasus anemia. engan
pemeriksaan ini dapat dipastikan adanya anemia dan morfologi anemia tersebut.
Pemeriksaan ini meliputi kadar hemoglobin, indeks eritrosit $M, $H, $H), -L,
dan apusan darah tepi.
b. Pemeriksaan rutin: pemeriksaan ini !uga diker!akan pada semua kasus anemia untuk
mengetahui kelainan leukosit dan trombosit. Pemeriksaan yang dilakukan antara lainN
'6, hitung differensial, dan hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulangN pemeriksaan ini harus diker!akan pada sebagian besar
kasus anemia untuk mendapatkan diagnosis definitive +alaupun tidak semuamemerlukannya.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini baru diker!akan !ika kita telah
mempunyai dugaan diagnosis a+al dengan tu!uan untuk mengkonfirmasi. Pemeriksaan
tersebut antara lain:
O /nemia defisiensi besi : iron serum, TIBC, saturasi transferrin, dan ferritin serum.
O /nemia megaloblastik: asam folat darah, vitamin ;1".
O /nemia hemolitik : hitung retikulosit, tes oombs , elekroforesis Hb.
O /nemia pada leukemia akut: pemeriksaan sitokimia
. Pemeriksaan laboratorium non hematologik
Pemeriksaan#pemeriksaan yang harus dilakukan antara lain: faal gin!al, faalendokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman dan lain 7lain. ;erbagai !enis anemia
dapat disebabkan oleh penyakit sistemik seperti gagal gin!al kronik, penyakit hati
kronik dan lain#lain.
(. Pemeriksaan penun!ang lain
Pada pemeriksaan kasus anemia diperlukan pemeriksaan penun!ang sepertiN
a. ;iopsi kelen!ar yang dilan!utkan dengan pemeriksaan histopatologi
b. -adiologi
c. Pemeriksaan sitogenik
d. Pemeriksaan biologi molekuler P-, 2&SH dan lain#lain).
: &.%S$&%S %1*%
/nemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi dan etiologi. Alasifikasi
morfologi didasarkan pada ukuran (makro dan mikro) dan kandungan
hemoglobin (kromik).
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 11/30
o *or#ologi sel &eterangan enyebab +enis anemia
1 /nemia
normokromik
normositik
Penghancuran atau
penurunan !umlah
eritrosit tanpa di
sertai kelainanbentuk dan
konsentrasi
hemoglobin
Aehilangan darah akut,
hemolisis, penyakit
kronis yang meliputi
infeksi, gangguanendokrin, gangguan
gin!al, kegagalan sum
sum tulang, K
penyakit#penyakit
infiltratif metastasis
pd sum sum tulang.
a. /nemia aplastik
b. /nemia
posthemoragik
c. /nemia hemolitikd. /nemia Sickle ell
e. /nemia pad
penyakit kronis
" /nemia
normokromik
makrositik
;entuk eritrosit yang
besar dengan
konsentrasi
hemoglobin yangnormal
8erganggunya 5
terhentinya sintesis
asam
deoksiribonukleat</), serta dapat
ter!adi pada
kemoterapi kanker
karena agen#agen
mengganggu sintesis
</
a. /nemia pernisiosa
b. /nemia defisiens
folat
3 /nemia
hipokromik
mikrositik
;entuk eritrosit yang
kecil dengan
konsentrasi
hemoglobin yang
menurun
4mumnya
mencerminkan
insufisiensi sintesis
heme 5 kekurangan
Bat besi
a. /nemia defisiens
besi
b. /nemia sideroblastik
c. 8halassemia
/nemia dapat !uga diklasifikasikan menurut etiologinya, yaitu :
1. Peningkatan hilangnya S$ dan penurunan5kelainan pembentukan sel. $eningkatnya
kehilangan S$ dapat di sebabkan oleh:
a. Perdarahan Q di akibatkan dari trauma 5 ulkus atau akibat perdarahan kronis karena
polip di kolon, keganasan, hemoroid 5 menstruasi.
b. Penghancuran S$ hemolisis) Q ter!adi !ika gangguan pada S$ itu sendiri
memperpendek siklus hidupnya kelainan intrinsic) atau perubahan lingkungan yangmenyebabkan penghancuran S$ kelainan ekstrinsik).
Aeadaan S$ yang mengalami kelainan bersifat Herediter:
1) hemoglobin abnormal hemoglobinopati) Q anemia sel sabit
") gangguan sintesis globin Q thalasemia
3) kelainan membrane S$ Q sferositosis herediter dan eliptositosis
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 12/30
) defisiensi enBim Q defisiensi glukosa#%#fosfat dehidrogenase 0%P) dan defisiensi
piruvat kinase.
". ;erkurangnya 5 terganggunya produksi S$ diseritropoiesis)
a. Aeganasan !aringan metastatic, leukemia, limfoma, K myeloma multiple), Pa!anan
terhadap obat#obat K Bat kimia toksik, serta &radiasi yang dapat mengurangi produksi
efektif S$.
b. Penyakit#penyakit kronis gin!al K hati), serta infeksi dan defisiensi endokrin.
; 3$$11'%. 3%/SS
%nemia 4emolitik
/nemia hemolitik adalah anemia yang di sebabkan oleh proses hemolisis, yaitu
pemecahahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum +aktunya normal umur
eritrosit 1>>#1"> hari)./nemia hemolitik adalah anemia karena hemolisis, kerusakan abnormal sel#sel
darah merah sel darah merah), baik di dalam pembuluh darah hemolisis
intravaskular) atau di tempat lain dalam tubuh e?travascular).
/nemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena ter!adinya
penghancuran darah sehingga umur dari eritrosit pendek umur eritrosit normalnya
1>> sampai 1"> hari).
/nemia hemolitik merupakan kondisi dimana !umlah sel darah merah H;) berada di
ba+ah nilai normal akibat kerusakan dekstruksi) pada eritrosit yang lebih cepat dari
pada kemampuan sumsum tulang mengantinya kembali. @ika ter!adi hemolisis
pecahnya sel darah merah) ringan5sedang dan sumsum tulang masih bisamengompensasinya, anemia tidak akan ter!adi, keadaan ini disebut anemia
terkompensasi. <amun !ika ter!adi kerusakan berat dan sumsum tulang tidak mampu
menganti keadaan inilah yang disebut anemia hemolitik.
/nemia hemolitik sangat berkaitan erat dengan umur eritrosit. Pada kondisi normal
eritrosit akan tetap hidup dan berfungsi baik selama 1"> hari, sedang pada penderita
anemia hemolitik umur eritrosit hanya beberapa hari sa!a.
1pidemiologi
Sferositosis herediter merupakan anemia hemolitik yang sangat berpengaruh di
6ropa ;arat, ter!adi sekitar 1 dari (>>> individu. Sferositosis mengenai demua !enis
etnis namun pada ras non kaukasian tidak diketahui. Sferositosis herediter paling
sering diturunkan secara dominan autosomal. Pada beberapa kasus, sferositosis
herediter mungkin disebabkan karena mutasi atau anomali sitogenik.%
i /merika, prevalensi eliptospirosis kira#kira 3#( per 1>.>>>. eliptospirosis
paling sering pada orang /frika dan /merika. 6liptospirosis sering ter!adi pada daerah
dengan endemik malaria. i /frika ppada area ekuator, eliptospirosis ter!adi sekitar
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 13/30
">,%C. ;entuk lain dari penyakit ini ditemukan pada /sia 8enggara yang ditemukan
sekitar 3>C darai populasi. Penyakit ini diturunkan secara dominan autosomal.%
efisiensi 0%P dilaporkan di seluruh dunia. 2rekuensi tertinggi ter!adi pada
daerah tropis dan subtropis. 8elah dilaporkan lebih dari 3(> varian. /da banyak variasi
pada e?presi klinis pada varian enBim.%
8alasemia merupakan sindroma kelainan darah herediter yang paling sering
ter!adi di dunia, sanagt umum ter!adi di sepan!ang sabuk talasemia yang sebagian
besar +ilayahnya merupakan endemis malaria. 0en talasemia sangat luas tersebar
dan kelainan ini diyakini merupakan penyakit genetik manusia yang paling prevalen.
i beberapa /sia 8enggara sebanyak >C dari populasi memiliki satu atau lebih gen
talasemia. aerah geografi dimana talasemia merupakan prevalen yang sangat paralel
dengan Plasmodium falciparum dulunya merupakan endemik.R
&nsiden anemia hemolitik autoimun kira#kira 1 dari >.>>> populasi. Pada
perempuan predominan ter!adi tipe idiopatik. 8ipe sekunder ter!adi peningkatan pada
umur ( tahun dimana variasi idiopatik ter!adi sepan!ang hidup.%,
Aelainan hemolitik yang terpenting dalam praktek pediatrik adalah
eritroblastosis fetalis pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh trnsfer transplasenta
antibodi ibu yang aktif terhadap eritrosit !anin, yaitu anemia hemolitik isoimun.
6ritroblastosis fetalis disebut emolitik !isease of the "e#born H<).*
1tiologi
Penyakit anemia hemolitik dapat dibagi men!adi " golongan besar, yaitu:
1. 0olongan dengan penyebab hemolisis yang terdapat dalam eritrosit sendiri.
4mumnya peneyebab hemiolisis ini adalah kelainan ba+aan kongenital).
". 0olongan dengan penyebab hemolisis ekstraseluler. ;iasanya penyebabnya
merupakan faktor yang di dapat acuired).3
O /angguan intrakorpuskular (kongenital)
Aelainan ini umumnya disebabkan karena adanya gangguan metabolisme dalam
eritrosit itu sendiri. Aeadaan ini dapat digolongkan men!adi 3, yaitu:
$) %angguan pada struktur dinding eritrosit
0angguan pada struktur didnding eritrosit terbagi men!adi:
a. Sferositosis
Aelainan kongenital ini sering ter!adi pada orang 6ropa ;arat. Pada penyakit ini
umur eritrosit lebih pendek, kecil, bundar dan resistensinya terhadap <al hipotonis
men!adi rendah. 'impa membesar dan sering ter!adi ikterus.!umlah retikulosit
men!adi meningkat. Hemolisis diduga disebabkan karena kelainan membran eritrosit.
Pada anak ge!ala anemia lebih menyolok dibanding ikterus. Aelainan radiologis
ditemukan pada anak yang telah lama menderita penyakit ini. >#>C penderita
sferositosis ditemukan kolelitiasis.
b. valositosis eliptositosis)
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 14/30
Pada penyakit ini (>#*>C eritrositnya berbentuk oval. Penyakit ini diturunkan
secara dominan menurut hukum $endel. Hemolisis tidak seberat sferositosis.
Splenektomi biasanya dapat mengurangi hemolisis.
c. /#beta lipoproteinemia
Pada penyakit ini ter!adi kelainan bentuk eritrosit. iduga kelainan bentuk ini
disebabkan oleh kelainan komposisi lemak pada dinding sel.
d. 0angguan pembentukan nukleotida
Aelainan ini menyebabkan dinding eritrosit mudah pecah, misalnya pada
panmielopatia tipe fanconi.
&) %angguan en'im yang mengakibatkan kelainan metabolisme dalam eritrosit.
Setiap gangguan metabolisme dalam eritrosit akan menyebabkan umur erotrosit
men!adi pendek dan timbul anemia hemolitik.
a. efisiensi glucosePhosphate!ehydrogenase 0#%P)
efisiensi 0#%P ditemukan pada berbagai bangsa di dunia. Aekurangan enBim ini
menyebabkan glutation tidak tereduksi. 0lutation dalam keadaan tereduksi didugapenting untuk melindungi eritrosit dari setiap oksidasi, terutama obat#obatan.
Penyakit ini diturunkan secara dominan melalui kromosom T. Proses hemolitik dapat
timbul akibat atau pada:
O bat#obatan. asetosal, piramidon, sulfa, obat anti malaria, dll)
O $emakan kacang babi
O ;ayi baru lahir.
b. efisiensi glutation reduktase
Aadang disertai trombopenia dan leukopenia.
c. efisiensi glutation
Penyakit ini diturunkan secara resesif dan !arang ditemukan.d. efisiensi piruvat kinase
Pada bentuk homoBigot ter!adi lebih berat. Ahasnya ter!adi peninggian kadar ",3
difosfogliserat.
e. efisiensi Triose Phosphate Isomerase
0e!ala mirip dengan sferositosis, tetapi tidak terdapat fragilitas osmotik dan hasil
darah tepi tidak ditemukan sferositosis. Pada keadaan homoBigot ter!adi lebih berat
dan bayi akan meninggal di tahun pertama kehidupannya.
f. efisiensi !ifosfogliserat *utase
g. efisiensi heksokinase
h. efisiensi gliseraldehid+fosfat dehidrogenase
+) emoglobinopatia
Hemoglobin orang de+asa normal terdiri dari Hb/ yang merupakan *C dari
seluruh hemoglobinnya. Hb/" yang tidak lebih dari "C dan Hb2 yang tidak lebih dari
3C. Pada bayi baru lahir Hb2 merupakan bagian terbesar dari hemoglobinnya *(C),
kemudianntrasi Hb2 akan menurun, sehingga pada umur 1 tahun telah mencapai
keadaan normal. 8erdapat " golongan besar gangguan pembentukan hemoglobin yaitu:
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 15/30
a. 0angguan struktural pembentukan hemoglobin hemoglibin abnormal) misalnya
HbS, Hb6 dan lain#lain.
Aelainan hemoglobin ini ditentukan oleh adanya kelainan genetik yang dapat
mengenai Hb/, Hb/" atau Hb2. Pada penyakit ini ter!adi pergantian asam amino
dalam rantai polipeptida pada tempat#tempat tertentu atau tidak adanya asam amino
atau beberapa asam amino pada tempat#tempat tersebut. Aelainan yang paling sering
ter!adi pada rantai E dan G.
b. 0angguan !umlah salah satu atau beberapa rantai globin misalnya talasemia.
8alasemia merupakan penyakit anemia hemolitik yang herediter yang diturunkan
secara resesif . i &ndonesia, talasemia merupakan penyakit terbanyak di antara
golongan anemia hemolitik dengan penyebab intrekorpuskuler.
Secara klinis talasemia dibagi men!adi " golongan yaitu talasemia mayor homoBigot)
yang memberikan ge!ala klinis yang khas dan talasemia minor yang biasanya tidak
memberi ge!ala.
O /angguan ekstrakorpuskuler (acquired )
0angguan ini biasanya didapat yang dapat disebabkan oleh:
1. bat#obatan, racun ular, !amur, bahan kimia bensin, saponin,air), toksin hemolisin)
Streptococcus, virus, malaria, luka bakar.
". Hipersplenisme. Pembesaran limpa apapun sebabnya dapat menyebabkan
penghancuran erotrosit.
3. /nemia oleh karena ter!adinya penghancuran eritrosit akibat ter!adinya reaksi
antigen#antibodi seperti:
a) /ntagonisme /; atau inkompatibilitas golongan darah lain seperti -hesus dan $<
b) /lergen atau hapten yang berasal dari luar tubuh, tapi dalam tubuh melekat padapermukaan eritrosityang merangsang pembuatan anti yang kemudian menimbulkan
reaksi antigen#antibodi yang menyebabkan hemolisis.
c) Hemolisis akibat proses autoimun.3
atogenesis
Proses hematopoesis pada embrio !anin ter!adi diberbagai tempat, termasuk hati,
limpa,timus,kelen!ar getah bening, dan sumsum tulang. Se!ak lahir sepan!ang sisa
hidupnya terutama di sumsum dan sebagian kecil di kelen!ar getah bening. 1>
alam keadaan normal, sel#sel darah merah yang sudah tua difagositosis oleh sel#
sel retikuloendotelial, dan hemoglobin diuraikan men!adi komponen#komponen
esensialnya. ;esi yang didapat dikembalikan ke transferin untuk pembentukan sel
darah merah baru dan asam#asam amino dari bagian globin molekul dikembalikan ke
kompartemen asam amino umum. incin protoporfirin pada heme diuraikan di
!embatan alfa metana dan karbon alfanya dikeluarkan sebagai karbon monoksida
melalui ekspirasi. 8etrapirol yang tersisa meninggalkan sel retikuloendotelial sebagai
bilirubin indirek dan men!adi hati, tempat Bat ini terkon!ugasi untuk ekskresi di
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 16/30
empedu. ui usus, biliruin glukoronida diubah men!adi urobilinogen untuk eksresi di
tin!a dan urin.",3
Hemolisis dapat ter!adi intravaskuler dan ekstravaskuler. Pada hemolisis
intravaskuler, destruksi eritrosit ter!adi langsung di sirkulasi darah. Sel#sel darah
merah !uga dapat mengalami hemolisis intravaskuler disertai pembebasan hemoglobin
dalam sirkulasi. 8etramer hemoglobin bebas tidak stabil dan cepat terurai men!adi
dimer alfa#beta, yang berikatan dengan haptoglobulin dan disingkarkan oleh hati.
Hemoglobin !uga dapat teroksidasi men!adi methemoglobin dan terurai men!adi gugus
globin dan heme. Sampai pada tahap tertentu, heme bebas dapat terikat oleh
hemopeksin dan atau albumin untuk selan!utnya dibersihkan oleh hepatosit. Aedua
!alur ini membantu tubuh menghemat besi untuk menun!ang hematopoiesis. /pabila
haptoglobin telah habis dipakai, maka dimer hemoglobinyang tidak terikat akan di
eksresikan oleh gin!al sebagai hemoglobin bebas, methemoglobin, atau
hemosiderin.",11
Hemolisis yang lebih sering adalah hemolisis ekstravaskuler. Pada hemolisisekstravaskuler destruksi sel eritrosit dilakukan oleh sistem retikuloendotelial karena
sel eritrosit yang telah mengalami perubahan membran tidak dapat melintasi sistem
retikuloendotelial sehingga difagositosis dan dihancurkan oleh makrofag."
Se!umlah bahan dan kelainan dengan kemampuan dapat merusak eritrosit
yang dapat menyebabkan destruksi prematur eritrosit. i antara yang paling !elas
telah di pastikan adalah antibodi yang berikatan dengan anemia hemolitik. iri khas
penyakit ini adalah dengan u!i oombs direk positif, yang menun!ukkan imunoglobulin
atau komponen komplemen yang menyelubungi permukaan eritrosit. Aelainan
hemolitik yang terpenting dalam praktek pediatrik adalah penyakit hemolitik bayi
baru lahir eritroblastosis fetalis) atau H< yang disebabkan oleh transfertransplasenta antibodi ibu yang aktif terhadap eritrosit !anin, yaitu anemia hemolitik
isoimun."
Pada Hemolytic isease of the <e+born H<) sering ter!adi ketika ibu dengan
-h#) mempunyai anak dari seorang pria yang memiliki -h). Aetika -h bayi )
seperti ayahnya, masalah dapat ter!adi !ika sel darah merah si bayi dengan -h)
sebagai benda asing. Sistem imun ibu kemudian menyimpan antibodi tersebutketika
benda asing itu muncul kembali, bahkan pada saat kehamilan berikutnya. Sekarang -h
ibu terpapar.*
Pada anemia hemolitik autoimun, antibodi abnormal ditu!ukan kepada
eritrosit, tetapi mekanisme patogenesisnya belum !elas. /utoantibodi mungkin
dihasilkan oleh respon imun yang tidak serasi terhadap antigen eritrosit. /tau, agen
infeksi dapat dengan sesuatu cara mengubah membran eritrosit sehingga men!adi
Uasing atau antigenik terhadap hospes."
'anda dan /e!ala &linis
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 17/30
v Aadang 7 kadang Hemolosis ter!adi secara tiba# tiba dan berat, menyebabkan krisis
hemolotik, yang menyebakan krisis hemolitik yang di tandai dengan:
1. emam
". $engigil
3. <yeri punggung dan lambung
. Perasaan melayang
(. Penurunan tekana darah yang berarti
v Secara mikro dapat menun!ukan tanda#tanda yang khas yaitu:
1. Perubahan metabolisme bilirubin dan urobilin yang merupakan hasil pemecahan
eritrosit. Peningkatan Bat tersebut akan dapat terlihat pada hasil ekskresi yaitu urin
dan feses.
". Hemoglobinemia : adanya hemoglobin dalam plasma yang seharusnya tidak ada
karena hemoglobin terikat pada eritrosit. Pemecahan eritrosit yang berlebihan akan
membuat hemoglobin dilepaskan kedalam plasma. @umlah hemoglobin yang tidak
dapat diakomodasi seluruhnya oleh sistem keseimbangan darah akan menyebabkanhemoglobinemia.
3. $asa hidup eritrosit memendek karena penghancuran yang berlebih.
. -etikulositosis : produksi eritrosit yang meningkat sebagai kompensasi
banyaknya eritrosit yang hancur sehingga sel muda seperti retikulosit banyak
ditemukan.
v 0e!ala umum pada anemia adalah nilai kadar H; JRg5dl, sedang ge!ala hemolisisnya
berupa ikterus kuning) akibat peningkatan kadar bilirubin indirect dalam darah,
pembengkakan limfa splenomegali), pembengkakan organ hati hepatomegali) dan
kandung batu empedu kholelitiasis). 8anda dan ge!ala lebih lan!ut sangat tergantung
pada penyakit yang menyertai.
enatalaksanaan
rang dengan anemia hemolitik yang ringan mungkin tidak membutuhkan
pengobatan khusus selama kondisinya tidak !elek. Seseorang dengan anemia hemolitik
berat biasanya membutuhkan pengobatan berkelan!utan. /nemia hemolitik yang
berat dapat men!adi fatal !ika tidak diobati dengan tepat.
8u!uan pengobatan anemia hemolitik meliputi:• $enurunkan atau menghentikan penghancuran sel darah merah.
•
$eningkatkan !umlah sel darah merah• $engobati penyebab yang mendasari penyakit.
Pengobatan tergantung pada tipe, penyebab dan beratnya anemia hemolitik.
okter mungkin mempertimbangkan umur, kondisi kesehatan dan ri+ayat kesehatan.
1) Transfusi darah
Transfusi darah digunakan untuk mengobati anemia hemolitik berat.
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 18/30
2) Obat-obatan
bat#obatan dapat memperbaiki beberapa tipe anemia hemolitik, khususnya anemia
hemolitik karena autoimun. Aortikosteroid seperti prednison dapat menekan sistem
imun atau membatasi kemampuannya untuk membentuk antibodi terhadap sel darah
merah. @ika tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka dapat diganti dengan obat
lain yang dapat menekan sistem imun misalnya ritu?imab dan siklosporin.
@ika ter!adi anemia sel sabit yang berat maka diberikan hydro?iurea. bat ini
mempercepat pembentukan fetal hemoglobin. 2etal hemoglobin membantu mencegah
pembentukan sel sabit pada sel darah merah.
3) Plasmapheresis
Plasmapheresis merupakan prosedur untuk menghilangkan antibodi dari darah.
Pengobatan ini mungkin membantu !ika pengobatan lain untuk anemia imun tidak
beker!a.
) Operasi
;eberapa oarang dengan anemia hemolitik mungkin memerlukan operasi untukmengangkat limpa.limpa pada orang normal yang sehat membantu mela+an infeksi
dan menyaring sel darah yang telah tua dan menghancurkannya. Pembesaaran atau
penyakit pada limpa dapat menghilangkan lebih banyak sel darah merah dari !umlah
yang normal sehingga menyebabkan anemia. Pengankatan limpa dapat menghentikan
atau menurunkan !umlah sel darah merah yang mengalami destruksi.
() Transpalantasi stem sel darah dan sumsum tulang belakang
Pada beberapa tipe anemia hemolitik seperti talasemia, sumsum tulang tidak dapat
membentuk sel darah merah yang sehat. Sel darah merah yang terbentuk dapat
dihancurkan sebelum +aktunya. 8ransplantasi darah dan sumsum tulang mungkin
dapat dipertimbangkan untuk mengobati !enis anemia hemolitik ini.transplantasi ini
mengganti stem sel yang rusak dengan stem sel yang sehat dari donor.
%) Perubahan pola hidup
@ika seseorang menderita anemia hemolitik dengan antibodi reaktif terhadap dingin,
coab untuk hindari temperatur dingin. Seseorang yang lahir dengan defisiensi 0%P
harus menghindari hal yang dapat mencetuskan anemia misalnya fava beans,
naftalena, dan obat#obatan tertentu.
rognosis
Prospek anemia hemolitik tergantung pada penyebabnya dan tingkat
keparahan. Aesehatan yang mendasari orang yang terkena !uga mempengaruhiprognosis. Aasus yang disebabkan oleh obat#obatan atau infeksi biasanya hilang
dengan cepat. rang dengan anemia hemolitik autoimun biasanya merespon dengan
baik terhadap pengobatan. Prospek bagi penderita anemia hemolitik di+ariskan
tergantung pada !enis penyakit +arisan dan beratnya.
%nemia 3e#isiensi esi
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 19/30
/nemia efisiensi besi adalah anemia yang ter!adi akibat kekurangan Bat besi
dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel#sel darah merah akibat kurangnya kadar Bat besi
dalam darah. @ika simpanan Bat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah
berarti orang tersebut mendekati anemia +alaupun belum ditemukan ge!ala#ge!ala
fisiologis. Simpanan Bat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk
membentuk selsel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin
terus menurun di ba+ah batas normal, keadaan inilah yang disebut anemia giBi besi.
$enurut 6vatt, anemia efisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
berkurangnya cadangan besi tubuh. Aeadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi
transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara
morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai
penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin.efisiensi besi merupakan penyebab
utama anemia. Lanita usia subur sering mengalami anemia, karena kehilangan darah
se+aktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi se+aktu hamil.ilihat dari beratnya kekurangan besi dalam tubuh, maka defisiensi dapat
dibagi men!adi 3 tingkatan, yaitu :
a. &ron depleted state, yaitu cadanagn besi menururn, tetapi penyediaan besi untuk
eritropoesis belum terganggu.
b. &ron deficient erythropoiesis, yaitu cadangan besi kosong penyediaan besi untuk
eritropoesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik.
c. &ron deficiency anemia, yaitu cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.
1pidemiologi
iperkirakan 3>C penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari (>Cpenderita ini adalah /; da terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan
menyusui. i &ndonesia masih merupakan masalah giBi utama selain kekurangan kalori
protein, vitamin / dan yodium. Penelitian di &ndonesia mendapatkan prevalensi /;
pada anak balita sekitar 3> 7 >C, pada anak sekolah "( 7 3(C sedangkan hasil SA-8
1**" prevalensi /; pada balita sebesar (,((C. /; mempunyai dampak yang
merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya
tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan bela!ar sehingga menurunkan
prestasi bela!ar di sekolah.
/nemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering di!umpai baik di
klinik maupun di masyarakat. ;elum ada data yang pasti mengenai prevalensi anemia
defisiensi besi di &ndonesia. $artoatmo!o et al memperkirakan /; pada laki#laki 1%#
(>C dan "(#C pada perempuan tidak hamil. Pada pensiunan pega+ai negeri di ;ali
didapatkan prevalensi anemia 3%C dengan %1C disebabkan oleh karena defisiensi besi.
Sedangkan pada penduduk suatu desa di ;ali didapatkan angka prevalens /; sebesar
"RC.
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 20/30
1tiologi
Penyebab /nemia efisiensi ;esi adalah :
1. /supan Bat besi
-endahnya asupan Bat besi sering ter!adi pada orang#orang yang mengkonsumsi bahan
makananan yang kurang beragam dengan menu makanan yang terdiri dari nasi,
kacang#kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan sumber Bat besi.
0angguan defisiensi besi sering ter!adi karena susunan makanan yang salah baik
!umlah maupun kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan,
distribusi makanan yang kurang baik, kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan
ketidaktahuan.
". Penyerapan Bat besi
iet yang kaya Bat besi tidaklah men!amin ketersediaan Bat besi dalam tubuh karena
banyaknya Bat besi yang diserap sangat tergantung dari !enis Bat besi dan bahanmakanan yang dapat menghambat dan meningkatkan penyerapan besi.
3. Aebutuhan meningkat
Aebutuhan akan Bat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti pada bayi,
anakanak, rema!a, kehamilan dan menyusui. Aebutuhan Bat besi !uga meningkat pada
kasus#kasus pendarahan kronis yang disebabkan oleh parasit.
. Aehilangan Bat besi
Aehilangan Bat besi melalui saluran pencernaan, kulit dan urin disebut kehilangan Bat
besi basal. Pada +anita selain kehilangan Bat besi basal !uga kehilangan Bat besimelalui menstruasi. i samping itu kehilangan Bat besi disebabkan pendarahan oleh
infeksi cacing di dalam usus.
atogenesis
Patogenesis anemia defisiensi besi dimulai ketika cadangan besi dalam tubuh
habis yang ditandai dengan menurunnya kadar feritin yang diikuti !uga oleh saturasi
transferin dan besi serum. Penurunan saturasi transferin disebabkan tidak adanya besi
di dalam tubuh sehingga apotransferin yang dibentuk hati menurun dan tidak ter!adi
pengikatan dengan besi sehingga transferin yang terbentuk !uga sedikit. Sedangkan
total iron binding protein 8&;) atau kapasitas mengikat besi total yang dilakukan
oleh transferin mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya besi
di dalam tubuh sehingga transferin berusaha mengikat besi dari manapun dengan
meningkatkan kapasitasnya.
alam tubuh manusia, sintesis eritrosit atau eritropoesis terus berlangsung
dengan memerlukan besi yang akan berikatan dengan protoporfirin untuk membentuk
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 21/30
heme. Pada anemia defisiensi besi, besi yang dibutuhkan tidak tersedia sehingga
heme yang terbentuk hanya sedikit dan pada akhirnya !umlah hemoglobin yang
dibentuk !uga berkurang. engan berkurangnya Hb yang terbentuk, eritrosit pun
mengalami hipokromia pucat). Hal ini ditandai dengan menurunnya $H mean
corpuscular Hemoglobin oncentration) J 3"C. Sedangkan protoporfirin terus dibentuk
eritrosit sehingga pada anemia defisiensi besi, protoporfirin eritrosit bebas 26P)
meningkat. Hal ini dapat men!adi indikator dini sensitif adanya defisiensi besi.
i sisi lain, enBim penentu kecepatan yaitu enBim ferokelatase memerlukan
besi untuk menghentikan sintesis heme. Padahal besi pada anemia defisiensi besi
tidak tersedia sehingga pembelahan sel tetap berlan!ut selama beberapa siklus
tambahan namun menghasilkan sel yang lebih kecil mikrositik). Hal ini ditandai
dengan menurunnya $M mean corpuscular volume) J > fl.
'anda dan /e!ala &linis
a) Gejala klinis anemia defisiensi besi
0e!ala anemia defisiensi besi dapat digolongkan men!adi 3 golongan besar,
yaitu ge!ala umum anemia, ge!ala khas akibat defisiensi besi, ge!ala penyakit dasar.
b) Gejala umum anemia
0e!ala umum anemia yang disebut !uga sebagai sindrom anemia anemic
syndrome) di!umpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin turun di
ba+ah R# g5dl. 0e!ala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang#
kunang serta telinga mendenging. Pada anemia defisiensi besi karena penurunan
kadar hemoglobin yang ter!adi secara perlahan#lahan sering kali sindrom anemia tidakterlalu mencolok dibandingkan dengan anemia lain yang penurunan kadar
hemoglobinnya ter!adi lebih cepat, oleh karena mekanisme kompensasi tubuh dapat
ber!alan dengan baik. /nemia bersifat simtomatik !ika hemoglobin telah menurun di
ba+ah R g5dl. Pada pemeriksaan fisik di!umpai pasien yang pucat , terutama pada
kon!unctiva dan !aringan di ba+ah kuku.
c) Gejala khas defisiensi besi
0e!ala yang khas di!umpai pada anemia defisiensi besi tapi tiak pada anemia
!enis lain adalah:• Aoilonychia : kuku sendok spoon nail), kuku men!di rapuh, bergaris#garis vertikal
dan men!adi cekung sehingga mirip seperti sendok.
• /tropi papil lidah : permukaan lidah men!adi licin dan mengkilap karena papil lidah
menghilang.
• Stomatitis angularis cheilosis) : adanya keradangan pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak ber+arna pucat keputihan.
• isfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 22/30
• /trofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia.
• Pica : keinginan untuk memakan bahan yang tidak laBim, seperti tanah liat, es, lem
dan lain#lain.
• Sindrom Plummer Minson atau disebut !uga sindrom Paterson Aelly adalah kumpulan
ge!ala terdiri dari anemi hipokromik mikrositer, atrofi papil lidah dan disfagia.
d) Gejala penyakit dasar
Pada anemia defisiensi besi dapat di!umpai ge!ala#ge!ala penyakit yang
men!adi penyebab anemia difisiensi tersebut. $isalnya pada anemia akibat penyakit
tambang dapat di!umpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan
ber+arna kuning seperti !erami. Pada anemia karena perdarahan kronik akibat kanker
kolon di!umpai ge!ala gangguan kebiasaan buang air besar atau ge!ala lain tergantung
dari lokasi kanker tersebut.
enatalaksanaan
8erapi untuk anemia defisiensi besi :
a. 8erapi kausal : yaitu terapi tehadap penyebab ter!adinya anemia defisiensi besi,
misalnya pengobatan terhadap perdarahan, maka dilakukan pengobatan pada
penyakit yang menyebabkan ter!adinya perdarahan kronis seperti penyakit cacing
tambang, hemoroid, menorhagia, karena !ika tidak maka anemia akan akan kambuh
kembali.
b. Pemberian perparat besi untukmengganti kekurangan besi dalam tubuh iron
replacement therapy)O 8erapi besi oral
8erapi besi oral merupakan terapi pilihan pertama karena efektif, murah, dan aman.
Preparat yang tersedia adalah ferrous sulphat, dengan dosis an!uran 3 T ">> mg,
setiap ">> mg nya mengandung %% mg besi elemental. engan dosis an!uran tersebut
dapat mengabsorbsi besi (> mg per hari yang dapat meningkatkan eritropoesis "#3 kali
normal. Preparat lainnya ialah, ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate,
dan ferrous succinate.
6fek samping utama : gangguan 0&8 pada 1(#">C sehingga mengurangi kepatuhan
pasien dalam meminum obat. Aeluhan dapat brupa mual, muntah, serta konstipasi.
Pengobatan diberikan 3#% bulan, ada yang mengan!urkan sampai 1" bulan, sampai
kadar H; normal untuk mengisis cadangan besi tubuh.
O 8erapi besi parenteral
Sangat efektif, namun mempunyai resiko lebih besar dan harganya lebih mahal.
&ndikasi pemberian :
1) &ntoleransi terhadap pemberian besi oral
") Aepatuhan terhadap obat yang rendah
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 23/30
3) 0angguan pencernaan seperti kolilitis ulseratif yang dapat kambuh !ika diberikan
besi
) Penyerapan besi terganggu, seperti pada gastrektomi
() Aehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup dikompensasi dengan pemberian
besi oral, seperti misalnya padahereditary hemorrhagic teleangiectasia
%) Aebutuhan besi yang besar dalam +aktu yang pendek, seperti pada kehamilan
trimester 3 atau sebelum operasi
R) efisiensi fungsional relative akibat pemberian eritropoetin pada anemia gagal gin!al
kronik atau anemia akibat penyakit kronik.
Preparat yang tersedia ialah iron detran comple mengandung (> mg besi5ml), iron
sorbitol citric acid comple, dan ferric gluconate dan iron sucrose yang lebih aman.
;esi parenteral dapat diberikan secara &$ atau &M pelan.
8u!uan terapibesi parenteral ialahmengembalikan kadar Hb dan mengisis besi sebesar
(>>mg#1>>>mg. 6fek samping : reaksi anafilaktik meskipun !aran >,% C), flebitis,
sakit kepala, fushing, mual, muntah, nyeri perut, dan sinkop, pada pemberian &$memberikan rasa nyeri dan +arna hitam pada kulit.
c. Pengobatan lain
iet : diberikan makanan bergiBi dengan tinggi protein terutama dari protein he+ani
Mitamin : diberikan 3 T 1>> mg per hari untuk meningkatkan absorbsi besi.
8ransfusi darah : anemia defisiensi besi !arang memerlukan transfuse darah. arah
yang diberikan ialah P- untuk mengurangi bahaya overload.
&ndikasi transfuse darah :
O /danya penyakit !antung anemic dengan ancama payah !antung
O /nemia yang sangat simtomatik, misalnya anemia ddengan ge!ala pusing yang sangatmenyolok
O Pasien memerlukan peningkatan Hb yang cepat seperti pada kehamilan trimester
akhir atau preoperasi.
rognosis
/nemia defisiensi besi !ika terkoreksi dengan baik maka akan memberikan
prognosis yang baik, namun anemia defisiensi besi dapat memiliki prognosis yang
buruk, !ika kondisi yang mendasarinya memiliki prognosis yang buruk !uga seperti
neoplasia. Sama halnya dengan prognosis yang dapat berubah oleh comorbid condition
seperti coronary artery disease.
O Prognosisbaikapabilapenyebabanemianyadiketahuihanyakarenakekuranganbesisa!asert
akemudiandilakukanpenangananyangadekuat.0e!alaanemiadanmenifestasiklinislannya
akanmembaikdenganpemberianpreparatbesi.Supandiman,">>%)
O Padakasus/;karenaperdarahan,apabilasumberperdarahandapatdiatasi,makaprognosis
anemiadefisiensibesiadalahbaikterutamaapabiladiberikanterapi2eyangadekuat.8entun
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 24/30
yapenyakitdasarsebagaisumberperdarahankronisnyapunmenentukanprognosisdaripasie
nSupandiman,">>%)
%nemia %plastik
/nemia aplastik adalah kelainan hematologik yang ditandai dengan penurunan
komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh kegagalan produksi di
sumsum tulang. Pada keadaan ini !umlah sel#sel darah yang diproduksi tidak memadai.
Penderita mengalami pansitopenia, yaitu keadaan dimana ter!adi kekurangan !umlah
sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Aonsep mengenai anemia aplastik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1*
oleh Paul 6hrlich. &a melaporkan seorang +anita muda yang pucat dan panas dengan
ulserasi gusi, menorrhagia, anemia berat dan leukopenia. Se+aktu dilakukan autopsi
ditemukan tidak ada sumsum tulang yang aktif, dan 6hrlich kemudian
menghubungkannya dengan adanya penekanan pada fungsi sumsum tulang. Padatahun 1*>, hauffard memperkenalkan istilah anemia aplastik.
/nemia aplastik umumnya diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Alasifikasi menurut kausa" :
1. &diopatik : bila kausanya tidak diketahuiN ditemukan pada kira#kira (>C kasus.
". Sekunder : bila kausanya diketahui.
3. Aonstitusional : adanya kelainan </ yang dapat diturunkan, misalnya
anemia -anconi
b) Alasifikasi anemia aplastik berdasarkan tingkat keparahan :
/nemia aplastik berat/nemia aplastik sangat
berat
/nemia aplastik bukan
berat
# Seluraritas sumsum tulang J"(C atau "(#(>Cdengan J3>C sel hematopoietik residu, dan
# ua dari tiga kriteria berikut :
netrofil J >,(V1>*5l
trombosit J">V1>* 5l
retikulosit J ">V1>* 5l
Sama seperti anemia aplastik berat kecuali
netrofil J>,"V1>*5l
Pasien yang tidak memenuhi kriteria anemia
aplastik berat atau sangat beratN dengan
sumsum tulang yang hiposelular dan
memenuhi dua dari tiga kriteria berikut :
# netrofil J 1,(V1>*5l
# trombosit J 1>>V1>*5l
# hemoglobin J1> g5dl
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 25/30
1pidemiologi
/nemia aplastik !arang ditemukan. &nsidensi bervariasi di seluruh dunia,
berkisar antara " sampai % kasus perse!uta penduduk pertahun." /nalisis retrospektif
di /merika Serikat memperkirakan insiden anemia aplastik berkisar antara " sampai (
kasus perse!uta penduduk pertahun. The Internasional plastic nemia
and granulocytosis /tudy dan -rench /tudy memperkirakan ada " kasus perse!uta
orang pertahun. 2rekuensi tertinggi anemia aplastik ter!adi pada orang berusia 1(
sampai "( tahunN peringkat kedua ter!adi pada usia %( sampai %* tahun. /nemia
aplastik lebih sering ter!adi di 8imur @auh, dimana insiden kira#kira R kasus perse!uta
penduduk di ina, kasus perse!uta penduduk di 8hailand dan ( kasus perse!uta
penduduk di $alaysia. Pen!elasan kenapa insiden di /sia 8imur lebih besar daripada di
negara ;arat belum !elas.* Peningkatan insiden ini diperkirakan berhubungan dengan
faktor lingkungan seperti peningkatan paparan dengan bahan kimia toksik,
dibandingkan dengan faktor genetik. Hal ini terbukti dengan tidak ditemukan
peningkatan insiden pada orang /sia yang tinggal di /merika.
1tiologi
/nemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan bahan kimia. /kan tetapi,
kebanyakan pasien penyebabnya adalah idiopatik, yang berarti penyebabnya tidak
diketahui./nemia aplastik dapat !uga terkait dengan infeksi virus dan dengan penyakit
lain.
Alasifikasi 6tiologi /nemia aplastik:
%nemia %plastik yang 3idapat (%c<uired %plastic %nemia)
nemia aplastik sekunder
-adiasi
;ahan#bahan kimia dan obat#obatan
6fek regular
# ;ahan#bahan sitotoksik
# ;enBene
-eaksi &diosinkratik
# Aloramfenikol
# <S/&# /nti epileptik
# 6mas
# ;ahan#bahan kimia dan obat#obat lainya
Mirus
Mirus 6pstein#;arr mononukleosis infeksiosa)
Mirus Hepatitis hepatitis non#/, non#;, non#, non#0)
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 26/30
Parvovirus krisis aplastik sementara, pure red cell aplasia)
Human immunodeficiency virus sindroma immunodefisiensi yang
didapat)
Penyakit#penyakit &mun
6osinofilik fasciitisHipoimunoglobulinemia
8imoma dan carcinoma timus
Penyakit graft#versus#host pada imunodefisiensi
Paroksismal nokturnal hemoglobinuria
Aehamilan
0. Idiopathic aplastic anemia
%nemia %platik yang diturunkan (nherited %plastic %nemia)
/nemia 2anconi
iskeratosis kongenita
Sindrom Sh+achman#iamondisgenesis reticular
/megakariositik trombositopenia
/nemia aplastik familial
Preleukemia monosomi R, dan lain#lain.)
Sindroma nonhematologi o+n, ubo+itB, Seckel)
athogenesis
Aegagalan sum#sum ter!adi akibat kerusakan berat pada kompartemen sel
hematopoetik. Pada anemia aplastik, tergantinya sum#sum tulang dengan lemak dapatterlihat pada morfologi spesimen biopsy dan $-& pada spinal. Sel yang memba+a
antigen 3, marker dari sel hematopoietik dini, semakin lemah, dan pada
penelitian fungsional, sel bakal dan primitive kebanyakan tidak ditemukanN pada
pemeriksaan in vitro men!elaskan bah+a Ukolam sel bakal berkurang hingga J1C dari
normal pada keadaan yang berat.
Suatu kerusakan intrinsic pada sel bakal ter!adi pada anemia aplastik
konstitusional: sel dari pasien dengan anemia 2anconi mengalami kerusakan
kromosom dan kematian pada paparan terhadap beberapa agen kimia tertentu.
8elomer kebanyakan pendek pada pasien anemia aplastik, dan mutasi pada gen yang
berperan dalam perbaikan telomere T12C danT12T ) dapat diidentifikasi padabeberapa orang de+asa dengan anomaly akibat kegagalan sum#sum dan tanpa
anomaly secara fisik atau dengan ri+ayat keluarga dengan penyakit yang serupa.
/nemia aplasia sepertinya tidak disebabkan oleh kerusakan stroma atau produksi
faktor pertumbuhan.
'anda dan /e!ala &linik
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 27/30
Aompleks ge!ala anemia aplastik berkaitan dengan pansitopenia. 0e!ala#ge!ala lain
yang berkaitan dengan anemia adalah defisiensi trombosit dan sel darah putih.
efisiensi trombosit dapat mengakibatkan:
1) 6kimosis dan ptekie perdarahan dalam kulit)
") 6pistaksis perdarahan hidung)
3) Perdarahan saluran cerna
) Perdarahan saluran kemih
() Perdarahan susunan saraf pusat.
efisiensi sel darah putih mengakibatkan lebih mudahnya terkena infeksi. /plasia
berat disertai pengurangan atau tidak adanya retikulosit !umlah granulosit yang
kurang dari (>>5mm3 dan !umlah trombosit yang kurang dari ">.>>> dapat
mengakibatkan kematian dan infeksi dan atau perdarahan dalam beberapa minggu
atau beberapa bulan. <amun penderita yang lebih ringan dapat hidup bertahun#
tahun. Pengobatan terutama dipusatkan pada pera+atan suportif sampai ter!adi
penyembuhan sumsum tulang. Aarena infeksi dan perdarahan yang disebabkan olehdefisiensi sel lain merupakan penyebab utama kematian maka penting untuk
mencegah perdarahan dan infeksi.
enatalaksanaan
/nemia aplastik dapat disembuhkan dengan penggantian sel hematopoietik yang
hilang dan sistem imun) dengan transplantasi stem cell, atau dapat diringankan
dengan penekanan sistem imun untuk mempercepat penyembuhan fungsi sum#sum
tulang residual. 2aktor pertumbuhan hematopoietik memiliki keterbatasan manfaat
dan glukokortikoid tidaklah bermanfaat. Paparan obat atau Bat kimia yang dicurigai
sebaiknya dihentikan dan dihindariN namun, penyembuhan spontan dari penurunan sel
darah yang berat !arang ter!adi, dan periode menunggu sebelum memulai penanganantidak dian!urkan kecuali hitung !enis darah hanya sedikit menurun. 8indakan lain,
yaitu diberikan :
O Aortikosteroid dengan trombositopenia berat
O Splenoktomi dengan kasus resisten
O &mmunosupresif dengan kausa immunologic
W Pengobatan Suportif
;ila terapat keluhan akibat anemia, diberikan transfusi eritrosit berupa packed red
cells sampai kadar hemoglobin R# gC atau lebih pada orang tua dan pasien dengan
penyakit kardiovaskular. -esiko pendarahan meningkat bila trombosis kurang dari
">.>>>5mm3. 8ransfusi trombosit diberikan bila terdapat pendarahan atau kadar
trombosit diba+ah ">.>>>5mm3 sebagai profilaksis. Pada mulanya diberikan trombosit
donor acak.
8ransfusi trombosit konsentrat berulang dapat menyebabkan pembentukan Bat anti
terhadap trombosit donor. ;ila ter!adi sensitisasi, donor diganti dengan yang cocok
H'/#nya orang tua atau saudara kandung). Pemberian transfusi leukosit sebagai
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 28/30
profilaksis masih kontroversial dan tidak dian!urkan karena efek samping yang lebih
parah daripada manfaatnya. $asa hidup leukosit yang ditransfusikan sangat pendek.
W 8erapi &munosupresif
bat#obatan yang termasuk terapi imunosupresif adalah antithymocyte
globulin /80) atau antilymphocyte globulin/'0) dan siklosporin / S/). /80 atau
/'0 diindikasikan pada :
# /nemia aplastik bukan berat
# Pasien tidak mempunyai donor sumsum tulang yang cocok
# /nemia aplastik berat, yang berumur lebih dari "> tahun dan pada saat pengobatan
tidak terdapat infeksi atau pendarahan atau dengan granulosit lebih dari ">>5mm3
$ekanisme ker!a /80 atau /'0 belum diketahui dengan pasti dan mungkin
melalui koreksi terhadap destruksi Tcell immunomediated pada sel asal dan stimulasi
langsung atau tidak langsung terhadap hemopoiesis.Aarena merupakan produkbiologis, pada terapi /80 dapat ter!adi reaksi alergi ringan sampai berat sehingga
selalu diberikan bersama#sama dengan kortikosteroid. Siklosporin !uga diberikan dan
proses beker!anya dengan menghambat aktivasi dan proliferasi preurosir limfosit
sitotoksik.1( Sebuah protocol pemberian /80.
$etilprednisolon !uga dapat digunakan sebagai ganti predinison. Aombinasi
/80, siklosporin dan metilprednisolon memberikan angka remisi sebesar R>C pada
anemia aplastik berat. Aombinasi /80 dan metilprednisolon memiliki angka remisi
sebesar %C. Pemberian dosis tinggi siklofosfamid !uga merupakan bentuk terapi
imunosupresif. Pernyataan ini didasarkan karena stem sel hematopoiesis memliki
kadar aldehid dehidrogenase yang tinggi dan relatif resisten terhadap siklofosfamid.engan dasar tersebut, siklofosfamid dalam hal ini lebih bersifat imunosupresif
daripada myelotoksis. <amun, peran obat ini sebagai terapi lini pertama tidak !elas
sebab toksisitasnya mungkin berlebihan yang melebihi dari pada kombinasi /80 dan
siklosporin. Pemberian dosis tinggi siklofosfamid sering disarankan untuk
imunosupresif yang mencegah relaps. <amun, hal ini belum dikonfirmasi. Sampai kini,
studi#studi dengan siklofosfamid memberikan lama respon leih dari 1 tahun.
Sebaliknya, R(C respon terhadap /80 adalah dalam 3 bulan pertama dan relaps dapat
ter!adi dalam 1 tahun setelah terapi /80.
c. 8erapi penyelamatan Salvage theraphies)
8erapi ini antara lain meliputi siklus imunosupresi berulang, pemberian faktor#
faktor pertumbuhan hematopoietik dan pemberian steroid anabolik. Pasien yang
refrakter dengan pengobatan /80 pertama dapat berespon terhadap siklus
imunosupresi /80 ulangan. Pada sebuah penelitian, pasien yang refrakter /80 kuda
tercapai dengan siklus kedua /80 kelinci. Pemberian faktor#faktor pertumbuhan
hematopoietik seperti %ranulocyte Colony /timulating -actor 0#S2) bermanfaat
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 29/30
untuk meningkatkan neutrofil akan tetapi neutropenia berat akibat anemia aplastik
biasanya refrakter. Peningkatan neutrofil oleh stimulating faktor ini !uga tidak
bertahan lama. 2aktor#faktor pertumbuhan hematopoietik tidak boleh dipakai sebagai
satu#satunya modalitas terapi anemia aplastik. Aombinasi 0#S2 dengan terapi
imunosupresif telah digunakan untuk terapi penyelamatan pada kasus#kasus yang
refrakter dan pemberiannya yang lama telah dikaitkan dengan pemulihan hitung darah
pada beberapa pasien. Steroid anabolik seperti androgen dapat merangsang produksi
eritropoietin dan sel#sel induk sumsum tulang. /ndrogen terbukti bermanfaat untuk
anemia aplastk ringan dan pada anemia aplastik berat biasanya tidak bermanfaat.
/ndrogen digunakan sebagai terapi penyelamatan untuk pasien yang refrakter terapi
imunosupresif.
d. 8ransplantasi sumsum tulang
8ransplantasi sumsum tulang merupakan pilihan utama pada pasien anemia
aplastik berat berusia muda yang memiliki saudara dengan kecocokan H'/. /kantetapi, transplantasi sumsum tulang allogenik tersedia hanya pada sebagan kecil
pasien hanya sekitar 3>C pasien yang mempunyai saudara dengan kecocokan H'/).
;atas usia untuk transplantasi sumsum tulang sebagai terapi primer belum dipastikan,
namun pasien yang berusia 3(#3( tahun lebih baik bila mendapatkan terapi
imunosupresif karena makin meningkatnya umur, makin meningkat pula ke!adian dan
beratnya reaksi penolakan sumsum tulang donor %raft 3ersus
ost !isesase50MH).1( Pasien dengan usia X > tahun terbukti memiliki respon yang
lebih !elek dibandingkan pasien yang berusia muda.
Pasien yang mendapatkan transplantasi sumsum tulang memiliki survival yang
lebih baik daripada pasien yang mendapatkan terapi imunosupresif. Pasien denganumur kurang dari (> tahun yang gagal dengan terapi imunosupresif /80)maka
pemberian transplantasi sumsum tulang dapat dipertimbangkan. /kan
tetapi survival pasien yang menerima transplanasi sumsum tulang namun
telah mendapatkan terapi imunosupresif lebih !elek daripada pasien yang
belummendapatkan terapi imunosupresif sama sekali.Pada pasien yang mendapat
terapi imunosupresif sering kali diperlukan transfusi selama beberapa bulan. 8ransfusi
komponen darah tersebut sedapat mungkin diambil dari donor yang bukan potensial
sebagai donor sumsum tulang. Hal ini diperlukan untuk mencegah reaksi penolakan
cangkokan graft re4ection) karena antibodi yang terbentuk akibat tansfusi. Ariteria
respon terapi menurut kelompok 1uropean *arro# Transplantation6;$8) adalah
sebagai berikut :
# -emisi komplit : bebas transfusi, granulosit sekurang#kurangnya ">>>5mm3 dan
trombosit sekurang#kurangnya 1>>.>>>5mm3.
# -emisi sebagian : tidak tergantung pada transfusi, granulosit diba+ah
">>>5mm3 dan trombosit diba+ah 1>>.>>>5mm3.
# -efrakter : tidak ada perbaikan.
7/21/2019 Anemia Non Hemolitik
http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 30/30
rognosis
Prognosis berhubungan dengan !umlah absolut netrofil dan trombosit. @umlah
absolut netrofil lebih bernilai prognostik daripada yang lain. @umlah netrofil kurang
dari (>>5l >,(?1>*5liter) dipertimbangkan sebagai anemia aplastik berat dan !umlah
netrofil kurang dari ">>5l >,"?1>*5liter) dikaitkan dengan respon buruk terhadap
imunoterapi dan prognosis yang !elek bila transplantasi sumsum tulang allogenik tidak
tersedia. /nak#anak memiliki respon yang lebih baik daripada orang de+asa. /nemia
aplastik konstitusional merespon sementara terhadap androgen dan glukokortikoid
akan tetapi biasanya fatal kecuali pasien mendapatkan transplantasi sumsum tulang.
8ransplantasi sumsum tulang bersifat kuratif pada sekitar >C pasien yang
berusia kurang dari "> tahun, sekitar R>C pada pasien yang berusia ">#> tahun dan
sekitar (>C pada pasien berusia lebih dari > tahun. elakanya, sebanyak >C pasien
yang bertahan karena mendapatkan transplantasi sumsum tulang akan menderita
gangguan akibat 0MH kronik dan resiko mendapatkan kanker sekitar 11C pada pasienusia tua atau setelah mendapatkan terapi siklosporin sebelum transplantasi stem sel.
Hasil yang terbaik didapatkan pada pasien yang belum mendapatkan terapi
imunosupresif sebelum transplantasi, belum mendapatkan dan belum tersensitisasi
dengan produk sel darah serta tidak mendapatkan iradiasi dalam
hal conditioning untuk transplantasi.
R>C pasien memiliki perbaikan yang bermakna dengan terapi kombinasi
imunosupresif /80 dengan siklosporin). Lalaupun beberapa pasien setelah terapi
memiliki !umlah sel darah yang normal, banyak yang kemudian mendapatkan anemia
sedang atau trombositopenia. Penyakit ini !uga akan berkembang dalam 1> tahun
men!adi pro?ysmal nokturnal hemoglobinuria, sindrom myelodisplastik atau akutmyelogenous leukimia pada >C pasien yang pada mulanya memiliki respon terhadap
imunosupresif. Pada 1% pasien yang mendapatkan transplantasi sumsum tulang,
hanya sekitar %*C yang bertahan selama 1( tahun dan pada ""R pasien yang
mendapatkan terapi imunosupresif, hanya 3C yang bertahan dalam 1( tahun.
Pengobatan dengan dosis tinggi siklofosfamid menghasilkan hasil a+al yang sama
dengan kombinasi /80 dan siklosporin. <amun, siklofosfamid memiliki toksisitas yang
lebih besar dan perbaikan hematologis yang lebih lambat +alaupun memiliki remisi
yang lebih bertahan lama.