ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA OPERASIONAL, …repository.stieykpn.ac.id/67/1/RINGKASAN...
Transcript of ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA OPERASIONAL, …repository.stieykpn.ac.id/67/1/RINGKASAN...
ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA OPERASIONAL,
DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016
RINGKASAN SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta Untuk
Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Anisa Nuzul Fitrasani
111427217
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2018
ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA OPERASIONAL,
DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016
Analysis the effect of production cost, operating cost, and sales volume toward net
income in manufacture companies listed in the Indonesia Stock Exchange in the
period 2013-2016
Oleh :
Anisa Nuzul Fitrasani
1114-27217
Theresia Trisanti, Dra., MBA., Ak., CA.
Program Studi Akuntansi
STIE YKPN Yogyakarta
ABSTRACT
The purpose of the research is to analyze the effect of cost toward net income in
manufacture companies listed in the Indonesia Stock Exchange in the period
2013-2016. The cost that were tested in this research are production cost,
operating cost, and sales volume. The data that was used in this research was
secondary data from www.idx.com. The sample in this research used 208
manufacture companies that were consistenly listed in the Indonesia Stock
Exchange in the period 2013-2016 and the data was selected by using purposive
sampling method. Production cost, operating cost, and sales volume were tested
by using classic assumption test which is consist of normality test,
multicollinearity test, autocorrelation test, and heteroscedasticity test and also
linier regression analysis. Based on analytical result show that production cost
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
has a negative influence toward net income, operating cost has a positive
influence toward net income, and sales volume has a positive influence toward net
income. All the production cost, operating cost, and sales volume have a
simultaneous influens toward net income in manufacture companies listed in BEI
in the period 2013-2016.
Key words : production cost, operating cost, sales volume, net income
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu perusahaan berkaitan erat dengan perolehan laba di setiap
periodenya.Laba seringkali menjadi indeks keberhasilan sebuah perusahaan.
Tujuan utama bagi perusahaan yang berorientasi profit pastilah selalu berusaha
untuk mendapatkan laba. Laba dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor
internal perusahaan.Contoh dari faktor eksternal adalah banyaknya persaingan
bisnis yang semakin mendunia.
Kondisi geopolitik global mengalami perubahan radikal dalam beberapa
tahun terakhir ini, mulai dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa, kebijakan Presiden
Amerika Serikat Donald Trump yang mengedepankan “America First”, serta
Tiongkok yang memiliki peran strategis baru dalam mengembangkan ekonomi
global melalui “Belt & Road Initiative”.Itu artinya, setiap negara tidak dapat
berdiri sendiri dan memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Hal ini yang
melatarbelakangi terjadinya perdagangan antarnegara, termasuk munculnya
perusahaan-perusahaan teknologi raksasa baru.
Perkembangan globalisasi dan teknologi yang sangat pesat disukai
maupun tidak menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini pun membuat
persaingan usaha semakin ketat.“Persaingan menuntut para pelaku usaha untuk
terus melakukan inovasi produk serta meningkatkan kinerja dan semakin
memberikan manfaat serta kemudahan bagi pelanggan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang mereka hadapi,” menurut manajemen MCO Consulting,
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
id.bersatu.com.Kunci persaingan dalam pasar global adalah kuantitas total yang
mencangkup penekanan-penekanan pada kuantitas produk, kuantitas biaya atau
harga, kuantitas pelayanan, kuantitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika
dan bentuk-bentuk kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan
kepuasan terus menerus kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal,
Hansen dan Mowen (1999).
Faktor internal perusahaan yang masih bisa dikendalikan oleh perusahaan
adalah kuantitas biaya yang digunakan untuk menjalankan bisnisnya.Terdapat
beberapa jenis perusahaan, salah satunya yaitu perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur adalah jenis usaha yang membutuhkan lebih banyak
rincian biaya di dalam laporan keuangan karena terdapat kegiatan perusahaan
manufaktur yang tidak terdapat dalam perusahaan dagang maupun perusahaan
jasa, yaitu proses produksi. Produksi yaitu kegiatan dimana suatu perusahaan
memberikan input berupa bahan baku dan menghasilkan output berupa barang
jadi yang siap dijual. Dari hasil penjualan barang jadi tersebut, perusahaan
manufaktur memperoleh pendapatan.
Selain biaya produksi, terdapat biaya lain yang mendukung kegiatan
perusahaan yaitu biaya operasional. Biaya operasional digunakan untuk
mendistribusikan barang jadi sampai ke tangan pelanggan.Biaya operasional
terdiri dari biaya promosi atau pemasaran dan biaya administrasi dan
umum.Berhasil tidaknya suatu perusahaan menjual barang dan jasanya tergantung
pada bagaimana perusahaan memiliki keahlian dalam memasarkan produk
tersebut.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan
ditentukan juga oleh volume penjualan barang.Volume dapat diartikan sebagai
kapasitas, dimana kapasitas menurut Murdifin dan Nurjamamuddin (2012),
kapasitas dapat diartikan sebagai jumlah unit produk yang dapat ditangani,
diterima, disimpan, atau diakomodasi dalam waktu tertentu.Dengan begitu,
volume penjualan dapat diartikan sebagai tingkat atau seberapa besar perusahaan
mampu menjual produknya ke konsumen.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Pada tahun 2015 terdapat fenomena yang terjadi pada PT Vale Indonesia
Tbk (INCO), mencatat laba periode penjualan turun 38,46% pada semester I
2015 dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Menurut CEO INCO,
Nico Kenter (2015), PT Vale Indonesia Tbk telah melakukan upaya efisiensi
biaya produksi dengan mengurangi konsumsi bahan bakar dan minyak
pelumnas, serta menurunkan komponen biaya lainya, termasuk biaya
persediaan dan karyawan juga memberikan kontribusi terhadap penurunan
beban pokok pendapatan. Perusahaan senantiasa berupaya meningkatkan
efisiensi dan mengurangi biaya-biaya namun tetap saja laba bersih yang
dihasilkan mengalami penurunan. Penyebab dari menurunya laba tersebut
didorong dari pendapatan yang melemah 15,09 % pada semester I 2015 dari
periode yang sama pada tahun sebelumnya. Melemahnya pendapatan tersebut
dikarenakan penjualan menurun (wartaekonomi.co.id).
Fenomena diatas tidak sesuai dengan pendapat dari Rangkuti (2000)
yang menjelaskan bahwa,“Biaya produksi yang meningkat akan
menyebabkan penurunan laba pada perusahaan dan sebaliknya, apabila biaya
produksi menurun laba pada perusahaan akan meningkat”.
Fenomena lain yang terjadi pada perusahaan yang sama yaitu PT Vale
Indonesia Tbk (INCO) ditahun yang berbeda yaitu tahun 2018, perusahaan
yang berbasis bisnis pada produksi nikel ini mengalami pembengkakan
kerugian sebesar 182,85% menjadi USD19,8 juta.Menilik pada laporan
keuangan perusahaan, Kamis (26/10/2017), membengkaknya rugi bersih
perusahaan diduga terjadi lantaran harga bahan bakar utama perusahaan,
yakni High Sulfur Fuel Oil (HSFO) mengalami peningkatan tajam ke angka
USD51,80 per barel dari posisi sebelumnya USD36,90 per barel. Peningkatan
juga terjadi pada harga rata-rata batu bara yang meningkat menjadi
USD123,34 per dry metric ton (DMT) sementara konsumsi batu bara
perusahaan mencapai 282,55 ribu ton.
Mengenai produksi nikel perusahaan, CEO sekaligus Presiden
Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan penjualan nikel matte
perusahaan berhasil meningkat menjadi 57,72 ribu metrik ton dengan harga
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
realisasi rata-rata sebesar USD7.773 per ton. Padahal, pada periode yang
sama tahun lalu penjualan nikel matte perusahaan hanya mencapai 57,28 ribu
metrik ton dengan harga realisasi rata-rata di angka USD7.078 per ton.
"Pendapatan perusahaan berhasil naik menjadi USD448,7 juta dari periode
yang sama tahun lalu USD405,5 juta," katanya di Bursa Efek Indonesia,
Kamis (26/10), (liputan6.com).
Berdasarkan berita di atas dapat disimpulkan bahwa PT INCO mengalami
kerugian yang besar dari periode sebelumnya. Kerugian tersebut disebebkan
kenaikan harga bahan bakar dan harga bahan baku rata-rata yang meningkat
tajam. Meskipun biaya bahan bakar dan biaya bakan baku meningkat, pendapatan
perusahaan mengalami peningkatan dari periode sebelumnya tetapi tetap saja
mengalami kerugian. Fenomena tersebut tidak sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Rustami et al (2014) yaitu apabila kemampuan perusahaan
dalam menetapkan biaya produksi akan mempengaruhi tingkat laba yang
diperoleh. Jika biaya produksi meningkat diikuti dengan meningkatnya volume
penjualan, maka diharapkan laba meningkat, sedangkan jika biaya produksi
meningkat tetapi volume penjualan menurun dan kurangnya promosi, maka laba
akan menurun.
Hubungan antara biaya dan laba sebelumnya telah diteliti oleh Efilia
(2014) penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan usaha
dan beban operasional terhadap laba bersih pada perusahaan kimia, dan keramik,
porselin & kaca yang terdaftar di BEI menghasilkan kesimpulan bahwa
pendapatan usaha berpengaruh signifikan terhadap laba bersih sedangkan biaya
operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap laba usaha. Penelitian lain
dilakukan oleh Ramadhan (2015) untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan
biaya operasional terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi sub rokok yang terdaftar di BEI menghasilkan kesimpulan
bahwa biaya produksi dan biaya operasional berpengaruh signifikan positif
terhadap laba bersih. Signifikan positif berarti arah hubungan antara biaya dengan
laba berbanding lurus.Apabila biaya produksi dan biaya operasional meningkat
maka menyebabkan peningkatan pula terhadap laba bersih perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan sebelumnya, peneliti tertarik
untuk menelit lebih lanjut mengenai pengaruh biaya terhadap laba bersih. Oleh
karena itu, penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Operasional, dan Volume Penjualan
Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang diungkapkan di atas, maka peneliti
mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai
berikut :
1. Apakah biaya produksi, biaya operasional, dan volume penjualan
mempengaruhi laba bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2013-2016 ?
2. Seberapa besar pengaruh biaya produksi, biaya operasional, dan volume
penjualan mempengaruhi laba bersih pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2013-2016 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan dengan rumusan masalah yang dituliskan. Adapun
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh biaya produksi, biaya operasional
dan volume penjualan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2013-2016.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya produksi, biaya operasional
dan volume penjualan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2013-2016.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi pengertian-pengertian variabel yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi biaya prosuksi, biaya operasional, volume penjualan, serta
laba bersih yang diambil dari beberapa referensi.
2.1.1 Pengertian biaya
Menurut Krismiaji dan Aryani (2011), biaya atau cost adalah kas atau ekuivalen
kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan
memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode
mendatang.
2.1.2 Pengertian biaya produksi
“Biaya produksi biasanya didefinisikan sebagai biaya yang dianggap melekat pada
produk, meliputi semua biaya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
didefinisikan dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi”, Harnanto
(2017).
2.1.3 Pengertian biaya operasional
Menurut Jusuf (2008), “Biaya operasional adalah biaya yang terus dikeluarkan
oleh entitas, yang tidak berhubungan dengan produk namun berkaitan dengan
aktivitas operasional perusahaan sehari – hari”.
2.1.4 Pengertian volume penjualan
Volume penjualan dapat berarti seberapa besar atau kapasitas perusahaan mampu
menjual barang produksinya dalam satu periode tertentu, Alamiyah dan Pandji
(2003).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2.1.5 Pengertian laba bersih
Menurut Simamora (2000), “Laba bersih adalah laba sebelum pajak dikurangi
pajak penghasilan”.
2.2 Kerangka pemikiran
2.2.1 Pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih
Menurut Rangkuti (2009),“Jika biaya produksi meningkat maka harga jualpun
meningkat dan dengan demikian akan mengakibatkan menurunya permintaan dan
penurunan pada laba, sebaliknya penurunan biaya produksi akan menurunkan
harga jual yang mengakibatkan naiknya permintaan sehingga laba ikut naik”.
Pendapat tersebut didukung oleh hasil penelitian Putra (2014) dan Rustami et al
(2014) yang menunjukan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih.
2.2.2 Pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih
Menurut Kuswadi (2007) dalam perhitungan laba rugi, besarnya biaya operasional
akan mengurangi laba atau menambah rugi perusahaan. Pernyataan tersebut
didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Ramadhan (2005) , Rustami (2014),
dan Barus et al (2016) yang menghasilkan kesimpulan bahwa biaya operasional
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
2.2.3 Pengaruh volume penjualan terhadap laba bersih
Menurut Rahardjo (2000) bahwa:
“Adanya hubungan yang erat mengenai volume penjualan terhadap peningkatan
laba bersih perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan
produk lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.Faktor
utama yang mempengaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan, pendapatan
dapat diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan”. Pernyataan tersebut
didukung oleh penelitian Rustami et al (2014) menyimpulkan bahwa volume
penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
H (-)
H (+)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.3 HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka teoritis diatas, maka ringkasan hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
HA1 : Biaya produksi berpengaruh signifikan negatif terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
HA2 : Biaya operasional berpengaruh signifikan negatif terhadap laba bersih
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
HA3 : Volume penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016..
HA4 : Biaya produksi, biaya opersional, dan volume penjualan berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap laba bersih pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
Laba bersih (Y)
Biaya produksi (X1)
Biaya Operasional (X2)
Volume Penjualan (X3)
H(-)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada uji pengaruh biaya produksi, biaya
operasional,dan volume penjualan terhadap laba bersih
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), “Populasi adalah sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2013 hingga tahun 2016.
3.2.2 Sampel Penelitian
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), “Sampel adalah bagian dari elemen-
elemen populasi”. Pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu
salah satu pemilihan sample pada metode pemilihan sampel non-probabilitas.
Purposive sampling atau pemilihan sampel bertujuan, dimana peneliti mempunyai
tujuan atau target tertentu dalam memilih sample secara tidak acak.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu jenis dan
penelitianyang antara lain berupa: faktur,jurnal,surat-surat, notulenhasil
rapat,memo, atau dalam bentuk laporan program. Dalam penelitian ini, data
dokumenter berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur
tahun 2013-2016 yang telah diaudit.
Sumber data pada penelitian ini adalah sekunder, dimana data diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data yang digunakan berupa laporan keuangan yang telah diaudit dan
dapat diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penilitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan
tahunan (annual report) yang telah diaudit dan dipublikasikan oleh perusahaan
sample dati tahun 2013 hingga tahun 2016 melalui situs resmi Bursa Efek
Indonesia serta menelusuri dan mencatat data yang berkaitan dengan variabel-
variabel penelitian.
3.5 Variabel Penelitian dan Divinisi Operasional Variabel
Variabel adalah konsep yang memiliki suatu nilai .Variabel dapat berupa angka
atau atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai
(Indriantoro dan Supomo, 1999).
Variabel bebas (Indpenden Variable)
Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain (Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel bebas pada penelitian ini
adalah biaya produksi (X1), biaya operasional (X2), dan volume penjualan (X3).
Variabel terikat (Dependen Variable)
Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 1999). Dimana variabel ini yang
biasa menjadi perhatian utama peneliti.Variabel terikat pada penelitian ini adalah
laba bersih (Y).
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
diukur, dan merupakan salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi antar
peneliti. Dengan membaca difinisi operasional dalam suatu penelitian, seorang
peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel (Singarimbun dan Effendi,
1982).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Biaya
Produksi (X1)
“Biaya produksi biasanya
didefinisikan sebagai biaya
yang dianggap melekat pada
produk, meliputi semua biaya
baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat
didefinisikan dengan
pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi.
(Harnanto, 2017).
“Ada tiga elemen pokok
biaya produksi yaitu
biaya bahan baku +
biaya tenaga kerja
langsung + biaya
overhead pabrik.”
(Harnanto, 2017)
Rasio
Biaya
Operasional
(X2)
“Biaya operasional
(Operating Expense) adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh entitas yang tidak
berhubungan dengan produk
namun berkaitan dengan
aktivitas operasional
perusahaan sehari-hari”,
Jusuf (2008).
“Biaya operasional =
Biaya pemasaran + biaya
administradi umum.”
(Krismiaji dan Aryani,
2011)
Rasio
Volume
Penjualan
(X3)
“Volume penjualan yang
berhasil dicapai atau ingin
dicapai oleh suatu perusahaan
pada periode tertentu.”
(Alamiyah dan Pandji, 2003)
“Volume penjualan =
Total penjualan.”
(Alamiyah dan Panji,
2003)
Rasio
Laba Bersih
(Y)
“Laba bersih adalah laba
sebelum pajak dikurangi
pajak
penghasilan.”(Simamora,
2000)
“Laba bersih = Laba
sebelum pajak – pajak
penghasilan.”(Simamora,
2000)
Rasio
3.6 Metode Pengujian data
3.6.1 Uji Statistik Deskriptif
Statistik diskriptif pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan oleh
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
pengguna. Tabulasi menyajikan rimgkasan, pengaturan, atau peyusunan data
dalam tabel numerik atau grafik (Indriantoro dan Supomo, 1999).
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Maksud dan tujuan dilakukanya pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik
yaitu untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh mengalami
penyimpangan asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi klasik pada penelitian ini
meliputi :
3.6.2.1 Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
,variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal (Ghozali, 2011). Dasar
pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic
Significance), yaitu:
1.Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
3.6.2.2Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk meguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011). Adanya
korelasi antar variabel independen juga menyebabkan standar error semakin
besar. Untuk menetukan ada tidaknya multikolinearitas, dapat menggunakan
Vartance Inflation Factors (VIF) yang dibandingkan dengan nilai tolerance.Nilai
yang digunakan yaitu apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 atau nilai VIF kurang
dari 10 maka dapat dikatakantidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam
model regresi (Ghozali, 2011).
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterostkedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau yang tidak terjadi heterokedastisitas. Pada penelitian ini
dalam menguji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser.Uji Gletser dapat
dilakukan dengan meregresikan variabel independen terhadap nilai absolut.
Apabila probabilitas signifikansi variabel independen di atas tingkat kepercayaan
0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011).
3.6.3.4 Uji Autokorelasi
Run test merupakan bagian dari statistik non-parametik dapat pula digunakan
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random.
Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara
random atau tidak (sistematis). Run test dilakukan dengan membuat hipotesis
dasar, yaitu:
H0 : residual (res_1) random (acak)
HA : residual (res_1) tidak random
Dengan hipotesis dasar di atas, maka dasar pengambilan keputusan uji
statistik dengan Run test adalah (Ghozali, 2011):
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan HA
diterima. Hal ini berarti data residual terjadi secara tidak random (sistematis).
2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan HA
ditolak. Hal ini berarti data residual terjadi secara random (acak).
3.7 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011), analisis regresi pada dasarnya
adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu varibel.
Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel
independen. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus, yaitu untuk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel
dependen berdasarkan data yang ada, Tabachnick (1996) dalam Ghozali (2011).
Model regresi berganda ditunjukan oleh persamaan berikut ini :
Y’ = α + b1BP + b2BO + b3VP + e
Keterangan :
Y’ : Laba bersih
BP : Biaya produksi
BO : Biaya operasional
VP : Volume penjualan
α : Konstanta
b1..b3 : Koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan
variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas
e : erroratau residual
3.7.2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang
terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan
dan dianalisis dalam proses pengujian data (Indriantoro dan Supomo, 1999).
3.7.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji signifikansi (pengaruh) simultan pada dasarnya menunjukan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali,
2011). Kriteria pengambilan keputusan dalam uji F yaitu dengan menggunakan
derajat kepercayaan (α) 5%. Apabila nilai signifikansi ≤ 0,05 , model regresi (fit)
atau dengan kata lain model regresi dapat digunakan. Hal tersebut berarti secara
simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3.7.2.2Adjusted Koefisien Determinasi (R2)
Adjusted koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari
model regresi. Pada intinya, Adjusted R2mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted R2
memiliki rentang nilai nol sampai dengan satu, nilai yang besar (mendekati
satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011).
3.7.2.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji pengaruh individual (parsial) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan keputusan dalam
Uji statistik t yaitu dengan menggunakan derajat kepercayaan (α) 5%. Apabila
nilai signifikansi ≤ 0,05, secara individual independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih
Berdasarkan hasil dari analisis regresi berganda yang telah dilakukan, nilai biaya
produksi signifikan dan memiliki tanda negatif yang berarti mempunyai arah yang
berbanding terbalik dengan laba bersih. Apabila biaya produksi mengalami
penurunan, maka laba bersih mengalami peningkatan.
Hasil dari uji parsial yang telah dilakukan, nilai signifikansi yang
dihasilkan sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi
yang telah ditentukan yaitu 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Angka -0,105 pada uji
parsial menunjukan setiap biaya operasional meningkat satu satuan, maka laba
bersih akan mengalami penurunan sebesar 10,5%. Oleh karena itu,
HA1diterima,yang menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan
negatif terhadap laba bersih.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih karena
apabila biaya produksi perusahaan menurun maka diharapkan akan menaikan laba
bersih pula, hal ini juga didukung oleh Rangkuti (2009) yang menyatakan bahwa,
“Jika biaya produksi meningkat maka harga jualpun meningkat dan dengan
demikian akan mengakibatkan menurunya permintaan dan penurunan pada laba,
sebaliknya penurunan biaya produksi akan menurunkan harga jual yang
mengakibatkan naiknya permintaan sehingga laba ikut naik”.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Sayyida
(2014) yang menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan negatif
terhadap laba bersih.
4.2 Pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih
Pengujian parsial yang telah dilakukan pada tabel 4.10 menunjukan biaya
operasional (BP) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,276.Nilai koefisien
regresi yang positif menunjukan bahwa arah hubungan antara biaya operasional
dengan laba bersih berbanding lurus. Artinya apabila biaya produksi mengalami
peningkatan, maka laba bersih perusahaan juga akan meningkat. Angka 0,276
menunjukan bahwa setiap ada penambahan satu satuan biaya produksi akan
berpengaruh pada peningkatan laba bersih sebesar 27,6%.
Nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih
kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih.
Hipotesis yang telah dipaparkan pada ringkasan hipotesis sebelumnya
menyatakan bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan negatif pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. Sedangkan
menurut hasil pengujian parsial menunjukan perbedaan arah , yaitu memiliki arah
hubungan yang positif antara biaya operasional dengan laba bersih. Indikator
diterimanya sebuah hipotesis dinilai dari nilai signifikansinya.Karena biaya
operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih maka HA2 diterima,yang
menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan tetapi memiliki arah
positif terhadap laba bersih.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Biaya operasional memilki arah positif terhadap laba bersih yang
menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut berbanding lurus.Artinya, apabila
biaya operasional meningkat maka laba bersih mengalami peningkatan.Hal ini
dapat disebabkan karena biaya operasional tidak berhubungan langsung dengan
biaya produksi, atau biaya-biaya yang tidak termasuk dari harga pokok produksi.
Contoh biaya operasional disini adalah biaya promosi atau pemasaran. Semakin
tinggi biaya operasi yang dikeluarkan, maka akan semakin tinggi pula volume
penjualan yang diperoleh perusahaan, Sutodjo dan Fritz (1997). Apabila
perusahaan menginginkan laba meningkat , maka dapat dilakukan dengan
meningkatkan biaya pemasaranya sehingga jumlah produk yang terjual semakin
banyak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Pani(2015)
dan Ramadhan (2015) yang menyimpulkan bahwa biaya operasional berpengaruh
signifikan positif terhadap laba bersih.
4.3 Pengaruh volume penjualan terhadap laba bersih
Angka yang tertera pada hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa volume
penjualan (VP) memiliki koefisien regresi sebesar 0,113 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000.Nilai volume penjualan yang positif berarti mempunyai arah yang
berbanding lurus dengan laba bersih. Apabila volume penjualan mengalami
peningkatan, maka laba bersih juga akan meningkat. Selanjutnya, nilai 0,113
menunjukan bahwa setiap penambahan satu satuan volume penjualan akan
meningkatkan laba bersih sebesar 11,3%.
Besarnya signifikansi yang dihasilkan bernilai 0,000 dimana nilai tersebut
lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih. Dengan demikian HA3 diterima, yang menyatakan bahwa volume
penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih diterima.
Volume penjualan yang berbanding lurus dengan laba bersih sesuai
dengan peryataan Tunggal (1995) yang menyatakan bahwa volume adalah ukuran
fisik unit atau rupiah dari pendapatan penjualan. Dengan demikian, apabila
volume penjualan meningkat maka pendapatan akan meningkat sehingga laba
bersih ikut meningkat.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Wisesa et al
(2014), Rustami et al (2014), dan Pani (2015) yang menyimpulkan bahwa
volume penjualan bepengaruh signifikan terhadap laba bersih.
4.4 Pengaruh biaya produksi, biaya operasional, dan volume penjualan
secara simultan terhadap laba bersih
Berdasarkan hasil pengujian secara bersamaan atau simultan pada tabel 4.8,
diketahui bahwa nilai F sebesar 854,720 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal
ini mengindikasikan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi
yang ditentukan sebesar 0,05 , hal tersebut berarti variabel independen, yaitu
biaya produksi,biaya operasional, dan volume penjualan berpengaruh signifikansi
secara simultan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, H4 diterima yang menyatakan bahwa
biaya produksi, biaya operasional, dan volume penjualan berpengaruhsignifikan
secara simultan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2013-2016.
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian data dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Biaya produksi berpengaruh signifikan negatif terhadap laba bersih pada
perusahaaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. Artinya,
biaya produksi mempengaruhi laba bersih dengan arah hubungan yang
berbanding terbalik. Apabila biaya produksi mengalami penurunan, maka
laba bersih perusahaan akan meningkat.
2. Biaya operasional berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. Artinya,
biaya operasional mempengaruhi laba bersih dengan arah hubungan yang
berbanding lurus. Dengan demikian, apabila terjadi peningkatan pada biaya
operasional akan diikuti dengan peningkatan laba bersih perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3. Volume penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. Artinya,
volume penjualan mempengaruhi laba bersih dengan arah hubungan yang
berbanding lurus.Apabila terjadi peningkatan volume penjualan maka laba
bersih perusahaan juga meningkat.
4. Biaya produksi, biaya opersional, dan volume penjualan berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. Artinya, secara bersama-sama
variabel independen yang terdiri dari biaya produksi, biaya operasional, dan
volume penjualan mempengaruhi variabel dependen , yaitu laba bersih
perusahaan secara signifikan.
5.2 Keterbatasan
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
Jumlah sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2016 hanya 52 perusahaan dan hasil penelitian hanya berlaku pada
situasi dan kondisi pada tahun periode pengamatan, sehingga generalisasi hasil
penelitian kurang dapat dilakukan untuk objek penelitian perusahaan manufaktur
yang tidak terdaftar di BEI serta diluar periode pengamatan
5.3 Saran
Saran berdasarkan hasil penelitian ini untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai
berikut :
Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel perusahaan manufaktur
selain perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin.,& Francis Tantri. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Alamiyah., & Pandji. (2003). Kamus Istilah Akuntansi. Bandung: Yrama Widya.
Algifari. (2003). Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: AM
YKPN.
Anwar, Chairul., Lidia Fasi Ashari,. & Indrayenti. (2010). Harga Pokok Produksi
dalam Kaitanya dengan Penentuan Harga Jual untuk Pencapaian Target
Laba Analisis. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.1 , 78-94.
Assauri, S. (2004). Manajemen Produksi. Jakarta: LPFE UI.
Barus, Irine Sukma Lestari., Mochamad Kohar Mudzakar., & Acep
Edison.(2016).Analisis Pengaruh Beban Operasional Pada Pendapatan
Usaha Serta Dampaknya Terhadap LabaBersih.Universita
Tarumanegara.Jakarta.
Carter, William K., & Milton F Usry. (2005). Akuntansi Biaya Edisi 13. Jakarta :
Salemba Empat.
Chase, Richard B., & N.J. Aquilano. (1990). Production and Operations
Managemen : A Life Cycle Approach. Chicago : Richard D. Irwin.
Efilia, Meiza.(2014).Pengaruh Pendapatan Usaha dan Beben Operasional
Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Kimia dan Keramik, Porselin &
Kaca yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode2008-2012.
Universitas Maritim Raja Ali Haji.Tanjungpinang.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB
SPSS19. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Hansen, Don R,. & Maryanne M. Mowen. (1999). Akuntansi Manajemen Buku 1.
Jakarta : Erlangga.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Harnanto. (2017). Akuntansi Biaya. Yogyakarta : ANDI, Yogyakarta : BPFE.
Hill, Terry. (1994). Strategi Manufacturing. Jakarta : UI Pers.
Indriantoro, Nur., & Bambang Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis
Edisi Pertama. Yogyakarta: FEB UGM.
Jusuf, Jopie. (2008). Analisis Kredit untuk Akun Officer. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Jusup, Al. Haryono. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE
Yogyakarta.
Kotler, Philip.(1995).Manajemen Pemasaran.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Krismiaji., & Y Anni Aryani.(2011).Akuntansi Manajemen EdisiKedua.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Kuswadi. (2007). Analisis Keekonomian Proyek. Yogyakarta : PT Andi.
Mulyadi. (2007). Akuntansi Biaya Edisi ke 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Munawir, S. (2002). Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE
UGM.
Murdifin, Haming H., & Nurjamamuddin H Mahfud. (2012). Manajemen
Produksi Modern :Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta : Bumi Aksara.
Putra, Yonnde Arga.(2014).Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Penjualan
Terhadap Laba Perusahaan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.Surakarta.
Ramadhan, Fadillah Zainnah.2015.Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih.Universitas Komputer
Indonesia.Bandung.
Rangkuti, Freddy. (2009). Manajemen Persediaan Aplikadi di Bidang Bisnis.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Rangkuti, Freddy. (2000). Business Plan : Teknik Membuat Perencanaan Bisnis
dan Analisis Khusus. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Ruky, Achmad S. (2002). Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM
atau MBA. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Rustami, Putu ., I Ketut Kirya., & Wayan Cipta. (2014). Pengaruh Biaya
Produksi, Biaya Promosi, dan Volume Penjualan. e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen(Volume 2
Tahun 2014) .
Rahardjo, Budi. (2000). Keuangan dan Akuntans untuk Manajer Non Keuangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sangarimbun, Masri., & Sofian Effendi.Metode Penelitian
Survai.1982.Jakarta:LP3ES.
Schey, John A. (2000). Proses Manufaktur. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Simamora, Henry. (2000). Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Santoso, Singgih. (2013). Menguasai SPSS 21 di Era Informasi. Jakarta : PT Elex
Media Kompetindo.
Siregar et al.(2011). Akuntansi Biaya Edisi 2. Yogyakarta: STIE YKPN
Yogyakarta.
Stice, et. al. (2009). Akuntansi Keuangan Buku 1 Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.
Sunyoto, Danang. (2012). Dasar- Dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta :
CAPS.
Sutodjo, Siswanto,. & Kleinsteubeur. (1997). Strategi Pemasaran. Jakarta :
Damar Mulia Pustaka.
Swastha, Basu. (1998). Manajemen Penjualan. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Wild, et al. (2005). Akuntansi Keuangan Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Sahamprofit.co.id
http://id.beritasatu.com/home/globalisasi-picu-persaingan-usaha-kian-
ketat/163492
https://www.wartaekonomi.co.id/read159025/peningkatan-biaya-produksi-masih-
bayangi-kinerja-inco.html
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2283044/harga-nikel-turun-laba-vale-
indonesia-merosot-38
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id