ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA...
Transcript of ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA...
“ ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAFE-T-SCORE
DI CV BINTANG MARINA ”
Imahar Bagus Permata Panca Putra
Jaka Purnama, ST., MT.
Handy Febry Satoto, ST., MT.
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
ABSTRAK
CV Bintang Marina merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi
berbagai macam kebutuhan kapal, salah satu contohnya berupa jendela kapal, dari produk
tersebut dituntut untuk semakin mengefisienkan kegiatan dalam memproduksi suatu produk
dan selalu mengadakan pengendalian kualitas terhadap produk-produk yang dihasilkan. Hal
ini dilakukan untuk dapat menghasilkan produk yang tidak menyimpang dari standar yang
di tetapkan oleh perusahaan. Untuk menghasilkan kualitas produk yang baik di perlukan
proses produksi yang baik dan lancar. Akan tetapi dalam proses produksi masih terdapat
kecelakaan kerja yang terjadi pada unit produksi CV Bintang Marina sehingga dilakukan
survei pendahuluan mengenai jenis kecelakaan, Hasil Analisis dari metode diagram tulang
ikan, diagram pareto maka dapat diketahui (sebab-akibat) kecelakaan kerja. Data penyebab
kecelakaan kerja, data akar penyebab kecelekaan kerja, solusi akar penyebab dan kecelakaan
kerja yang paling sering terjadi pada tahun 2016 terjadi 88 kali terjadi kecelakaan kerja dan
pada tahun 2017 terjadi 100 kali terjadi kecelakaan kerja, dari perhitungan Safe – T – Score
didapat 1.14 angka tersebut berada pada posisi antara +2.00 – 2.00 tidak menunjukan
perubahan yang berarti pada tahun 2016 sampai 2017,
Kata Kunci : Kesehatan, Kecelakaan Kerja, Penyebab Kecelakaan
ABSTRACT
CV Bintang Marina is a manufacturing company that produces various types of
ship needs, one example of which is in the form of a ship window, from which the product
is demanded to further streamline activities in producing a product and always carry out
quality control over the products produced. This is done to produce products that do not
deviate from the standards set by the company. To produce good product quality, it requires
a good and smooth production process. However, in the production process there are still
work accidents that occur in the production unit of CV Bintang Marina so that a preliminary
survey is conducted on the type of accident, the results of the analysis of the fish bone
diagram method, pareto diagrams can be known (cause and effect) work accidents. Data on
the causes of workplace accidents, data on the root causes of workplace accidents, solutions
to the root causes and work accidents that occurred most frequently in 2016 occurred 88
times in workplace accidents and in 2017 there were 100 work accidents, from Safe - T -
Score obtained 1.14 the numbers are in the position between +2.00 - 2.00 does not show
significant changes in 2016 to 2017,Keywords: Health, Work Accident, Cause of
Accident
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam sistem ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja
tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para
pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja
pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi
juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini
keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah
menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Setiap orang akan melakukan berbagai jenis pekerjaan yang ada untuk pemenuhan
kebutuhan ekonominya. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat dewasa ini,
terutama di kota-kota besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupun informal
yang pertumbuhannya semakin pesat. Hal ini memicu perkembangan teknologi yang juga
semakin canggih. Walaupun perkembangan teknologi semakin meningkat, tidak menutup
kemungkinan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yang
beragam bentuk dan jenisnya. Oleh karenanya perlu diadakan upaya untuk mengendalikan
berbagai dampak negatif tersebut.
Pada Era globalisasi ini menuntut produk yang berkualitas dan aman menjadi
persyaratan dalam meningkatkan daya saing di pasar bebas, di sisi lain pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja di setiap tempat kerja, termasuk sektor informal. Dalam
pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai sektor akan terpajan dengan resiko
penyakit akibat kerja. resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling
berat, tergantung jenis pekerjaannya.
Menyadari akan bahaya yang timbul akibat produksi yang besar bagi tenaga kerja,
perusahaan dan lingkungan sekitar maka sudah wajar dan sudah jadi tanggung jawab
perusahaan untuk mengusahakan dan mengupayakan berbagai cara untuk menekan
seminimal mungkin bahkan bila meniadakan sumber – sumber bahaya yang dapat
menciptakan terjadinya kecelakaan kerja, sehingga akan tercapai tujuan yang diharapkan
yaitu terciptanya efesiensi dan produktivitas kerja yang optimal.
Adanya kecelakan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindarkan
dalam berkerja yang menyangkut tenaga kerja, mesin dan lingkungan sekitar yang
merugikan harta benda, korban manusia, juga penyakit kerja, masalah kecelakaan kerja
seperti ini sering terjadi didalam industri yang berstandart besar maupun kecil, karena ada
kesalahan pada faktor mesin. manusia, dan lingkungan industri tetsebut.
CV. Bintang Marina Merupakan perusahan yang memperoduksi berbagai macam
kebutuhan kapal, salah satu contohnya berupa jendela kapal, kemudi nakoda, pintu kapal,
baling – baling dan sebagainya dituntut untuk semakin mengefisienkan kegiatan dalam
memproduksi suatu produk dan selalu mengadakan pengendalian kualitas terhadap produk-
produk yang dihasilkan. Pengendalian ini dilakukan dari bahan baku sampai barang jadi atau
peroduk akhir. Hal ini dilakukan untuk dapat menghasilkan produk yang tidak menyimpang
dari standar yang di tetapkan oleh perusahaan.
Penelitian standar yang dilakukan berfokus pada proses produksi berbagai
kebutuhan kapal. berupa jendela kapal, kursi penumpang, dan lainya. Berdasarkan pada
laporan bulanan selama bulan Juli, Agustus dan September 2017 kebutuhan kapal yang
banyak di produksi adalah Jendela kapal dan kursi kapal, karena permintaan tinggi.
MATERI DAN METODE
Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda (Permenaker No.
03/MEN/1998). Pengertian lain kecelakaan kerja adalah semula kejadian yang tidak
direncanakan yang menyababkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan
atau kerugian lainya (Standar AS/NZS 4801:2001). Sedangkan definisi kecelakaan kerja
menurut OHSAS 18991:2007 adalah kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat
menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahanya) kejadian kematian atau
kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
Berikut ini beberapa pengertian kecelakaan kerja dari beberapa sumber buku :
• Menurutt Suma’mur (2009), Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak di inginkan yang merugikan terhadap manusi, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses.
• Menurut Gunawan dan Waluyo (2015), kecelakaan adalah suatu kejadian yang (tidak
direncanakan) dan tidak diharapkan yang dapat mengganggu proses
produksi/operasi, merusak harta benda/aset, mencederai manusia, atau merusak
lingkungan.
• Menurut Heinrich (1980), kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu
kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau
reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau
kemungkinan akibat lainnya.
• Menurut Reese (2009), kecelakaan kerja merupakan hasil langsung dari tindakan
tidak aman dan kondisi tidak aman, yang keduanya dapat dikontrol oleh manajemen.
Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman disebut sebagai penyebab langsung
(immediate/primary causes) kecelakaan karena keduanya adalah penyebab yang jelas
/ nyata dan secara langsung terlibat pada saat kecelakaan terjadi.
• Menurut Tjandra (2008), kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada
saat seseorang melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang
tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau
suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya.
Metode Safe-T-Score (STS)
Safe T score adalah nilai indikator untuk menilai tingkat perbedaan antara dua
kelompok yang dibandingkan. Apakah perbedaan pada dua kelompok tersebut bermakna
atau tidak. Dalam statistik biasanya disebut sebagai t-test. Perbedaan ini dinilai untuk
membandingkan kinerja suatu kelompok dengan kinerja sebelumnya. Hasil perbedaan ini
dapat dijadikan apakah terjadi perbedaan yang mencolok atau tidak. Selanjutnya dapat
dipakai untuk menilai kinnerja yang telah kita lakukan.
A. Tingkat Frequency Kecelakaan (Frequency Rate ( FR ) ).
• Tingkat frequency kecelakaan ( FR ) yaitu banyaknya kecelakaan setiap jam -
manusia.
Rumus :
𝐹𝑅 = Jumlah Kecelakaan Kerja Yang Terjadi X 1.000.000
Jam Kerja Orang
B. Tingkat Keparahan Kecalakaan (Saverity Rate ( SR ) )
• Tingkat keprahan kecelakaan ( SR ) adalah jumlah total hilangnya hari kerja per.
1.000.000 jam manusia
Rumus :
𝑆𝑅 = Jumlah hari yang hilang X 1.000.000
Jam Kerja
• Safe - T - score (STS)
Digunakan untuk menunjuk kan perubahan pada banyak nya angka kecelakaan.
Rumus :
STS = FR Kini - FR Lalu
FR Lalu
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Proses pengumpulan data ini dilakukan pada bulan January 2016 sampai
desember 2017 data – data yang di ambil adalah data tenaga kerja, kecelakaan kerja,
dan data usaha perusahaan menanggulangi kecelakaan kerja.
b. Data Pegawai
Berikut ini adalah tabel jumlah pegawai pada produksi CV Bintang Marina pada tahun
2016
TABEL 4.1 Data Tenaga Kerja CV. Bintang Marina tahun 2016
No. Bagian Produksi Jumlah
(orang)
1 Divisi Mekanik 25
2 Divisi Painting 17
3 Divisi Listrik 8
4 Divisi QC/QA 7
TOTAL 57
Berikut ini adalah table jumlah pegawai pada produksi CV Bintang Marina pada tahub
2017
TABEL 4.2 Data Tenaga Kerja CV Bintang Marina tahun 2017
No. Bagian Produksi Jumlah
(orang)
1 Divisi Mekanik 28
2 Divisi Painting 20
3 Divisi Listrik 10
4 Divisi QC/QA 7
TOTAL 65
Data Jam Kerja Karyawan
Data jam kerja di CV Bintang Marina pada umumnya adalah 8 jam
termasuk istirahat makan siang dengan 1 shift kerja (pagi-sore) sebagai berikut :
Hari Senin s/d jum’at
Jam Kerja : 08.00 WIB s/d 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 WIB s/d 13.00 WIB
Diluar jam-jam kerja tersebut masuk dalam hitungan jam lembur
Kecelakaan kerja Menurut Bulan Kejadian Produksi
BULAN TAHUN 2016 TAHUN 2017
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Januari 1 10% 2 15%
Februari 1 10% 2 15%
Maret 1 10% - -
April 1 10% 3 23%
Mei - - 1 8%
Juni 2 20% - -
Juli 1 10% 2 15%
Agustus 1 10% 1 8%
September - - - -
Oktober 1 10% 1 8%
November - - 1 8%
Desember 1 10% - -
JUMLAH 10 100% 13 100%
Bila dilihat dari table kecelakaan kerja menurut bulan di atas bulan januari
tahun 2016 mempunyai persentase 10% atau 1 kali kecelakaan kerja dan pada tahun
berikutnya di bulan yang sama persentase kecelakaan kerja meningkat menjadi 15%
atau terjadi kecelakaan kerja sebanyak 2 kali dalam 1 bulan, persentase pada table
diatas menunjukan seberapa sering kecelakaan tersebut terjadi dan menunjukan
persentase kemungkinan kecelakaan kerja dalam periode tersebut.
Kecelakaan kerja menurut jenis luka Tahun 2016
No JENIS LUKA
FREKUENSI
PRENSETASE MESIN
NON
MESIN JUMLAH
1 Tangan Tergores Mata
Gerinda 0 2 2 20%
2 Tangan Terpotong 1 0 1 10%
3 Tersengat Arus Listrik 2 0 2 20%
4 Sakit Mata 5 0 5 50%
JUMLAH 8 2 10 100%
Dari table 4.4 pengelompokan menurut jenis lukasecara keseluruhan adalah
10 kali kecelakaan dari, dari Mesin potong 1 kali, dari Operator Mesin las listrik 2
kali, dari Operator mesin las argon 5 kali sakit mata dan Operator Gerinda 2 kali
Kecelakaan kerja menurut jenis luka Tahun 2017
No JENIS LUKA
FREKUENSI
PRENSETASE MESIN
NON
MESIN JUMLAH
1 Tangan Tergores Mata
Gerinda 0 4 4 31%
2 Tangan Terpotong 3 0 3 23%
3 Tersengat Arus Listrik 2 0 2 15%
4 Sakit Mata 4 0 4 31%
JUMLAH 9 4 13 100%
Dari table 4.5 pengelompokan menurut jenis luka secara keseluruhan adalah
13 kali kecelakaan dari Operator mesin gerinda 4 kali, dari mesin potong 3 kali dari
operator mesin las 2 kali dan dari operator mesin las argon 4 kali, kecelakaan kerja
pada tahun 2016 tangan tergores mata gerinda sebanyak 2 kali dan di tahun
berikutnya di bulan yang sama meningkat menjadi 4 kali berarti pada tahun yang
kedua menunjukan ada kenaikan terjadi kecelakaan kerja, tangan tersengat arus
listrik tidak menujukan perkembangan karena kecelakaan kerja masih sama dengan
tahub lalu, untuk mesin potong menunjukan kenaikan menjadi 3 kali dalam tahun
2017 meskipun terjadi kecelakaan kerja berat atau ringan akan tetapi perlu di perbaiki
lagi agar tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi
Kecelakaan kerja menurut yang terjadi pada mesin
No Nama Mesin Frekuensi Presentase
1
Mesin Las
Argon 8 36%
2
Mesin Las
Listrik 4 18%
3 Mesin Potong 4 18%
4 Gerinda 6 27%
5 Mesin Bubut 0 0%
JUMLAH 22 100%
Diketahui bahwa pada mesin las argon yang paling besar mengandung
potensi bahaya 36% atau 8 kali terjadi kecelakaan kerja pada tahun 2016 – 2017,
berikutnya pada mesin las listrik presentase kecelakaan sebesar 18% atau 4 kali
kecelakaan kerja, dan mesin potong presentase kecelakaan sebesar 18% atau 4 kali
kecelakaan kerja, dan pada Gerinda presentase kecelakaan 27% atau 6 kali
kecelakaan kerja, pada mesin bubut tidak perna ada kecelakaan kerja pada tahun
2016 – 2017 maka sebaiknya pada mesin yang mengandung potensi bahaya agar
berhati-hati dalam mengoperasikan mesin tersebut dan memakai alat pelindung diri
sesuai dengan fungsinya.
❖ Tingkat Frequency Kecelakaan (Frequency Rate ( FR ))
Angka frekuensi kecelakaan kerja (FR) yaitu banyaknya kecelakaan untuk setiap jam-
manusia.
𝐹𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 1.000.000
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
A. Frekuensi kecelakaan yang terjadi pada tahun 2016
Asumsi :
1 Hari = 8 Jam Kerja
1 Tahun = 50 Minggu
1 Minggu = 5 Hari
a. Jumlah kecelakaan kerja = 10 kejadian keelakaan kerja
b. Jumlah pegawai = 57 Tenaga Kerja
c. jumlah jam kerja setahun = 57 x 8 x 5 x 50
= 114.000 kerja / orang
d. Jumlah absen kerja setahun = 89 hari
e. Konversi jumlah absen tenaga kerja = 89 x 8
= 712 jam
Total Man-Hour = Jumlah jam kerja 1 tahun – jumlah absen
= 114.000 – 712 jam kerja
= 113.288 jam kerja
FR= 10 𝑥 1.000.000
113.288
= 88.270 = 88 kali kecelakaan kerja
B. Frekuensi kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2017
Asumsi :
1 Hari = 8 jam kerja
1 Tahun = 50 minggu
1 Minggu = 5 hari
a. jumlah kecelakaan kerja = 13 kejadian kecelakaan kerja
b. jumlah pagawai = 65 tenaga kerja
c. jumlah jam kerja setahun = 65 x 8 x 5 x 50
= 130.000 kerja / orang
d. jumlah absen tenaga kerja = 68 hari
e. konversi jumlah absen tenaga kerja = 68 x 8
= 544 jam
Total Man-Hour = Jumlah jam kerja 1 tahun – jumlah absen
= 130.000 – 544
= 129.456 jam kerja
FR= 13 𝑥 1.000.000
129.456
= 100.420 = 100 kali kecelakaan kerja
❖ Tingkat Keparahan Kecalakaan (Saverity Rate ( SR ))
Angka keparahan kecelakaan kerja (SR) adalah jumlah total hilangnya hari kerja per 1 juta
jam manusia
𝑆𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑥 1.000.000
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
A. Keparahan kecelakaan kerja pada tahun 2016
Asumsi:
1 hari = 8 jam kerja
1 tahun = 50 minggu
1 minggu = 5 hari
a. jumlah kecelakaan kerja = 10 kejadian kerja
b. jumlah pegawai = 57 tenaga kerja
c. jumlah jam kerja setahun = 57 x 8 x 5 x 50
= 114.000 kerja / orang
d. jumlah absen tenaga kerja = 89 hari
Total man – hour = jumlah kerja 1 tahun – jumlah absen
= 114.000 – 89
= 113.911
FR= 89 𝑥 1.000.000
113.911
= 781.311 = 782 hari yang hilang
B. Keparahan kecelakaan kerja pada tahun 2017
Asumsi:
1 hari = 8 jam kerja
1 tahun = 50 minggu
1 minggu = 5 hari
a. jumlah kecelakaan kerja = 10 kejadian kerja
b. jumlah pegawai = 65 tenaga kerja
c. jumlah jam kerja setahun = 65 x 8 x 5 x 50
= 130.000 kerja / orang
d. jumlah absen tenaga kerja = 68 hari
Total man – hour = jumlah kerja 1 tahun – jumlah absen
= 130.000 – 68
= 129.932
FR= 68 𝑥 1.000.000
129.932
= 523.350 = 524 hari yang hilang
❖ Analisa kecenderungan kecelakaan kerja (Safe-T-Score/STS)
Angka yang tidak mempunyai dimensi, Angka safe-T-Score positif menunjukan
keadaan yang memburuk, sedangkan angka negative menunjukan keadaan membaik
Rumus :
𝐹𝑅 𝐾𝑖𝑛𝑖 − 𝐹𝑅 𝐿𝑎𝑙𝑢
𝐹𝑅 𝐿𝑎𝑙𝑢
Untuk FR keterangan :
1. STS antara + 2.00 dan – 2.00 tidak menujukan perubahan yang berarti.
2. STS diatas + 2.00 menunjukan keadaan yang memburuk.
3. STS dibawah – 2.00 menujukan keadaan yang membaik
Asumsi :
FR 2016 : 88 kali
FR 2017 : 100 kali
𝑆𝑇𝑆 =𝐹𝑅 2017 − 𝐹𝑅 2016
𝐹𝑅 2016
𝑆𝑇𝑆 =100 − 88
88
STS = 0,13636367
STS = 0,14
Kesimpulan :
Dari perhitungan Safe-T-Score didapat hasil 0,14 maka dalam ketentuan berikut yang
berlaku:
1. STS antara + 2,00 dan – 2,00 tidak menujukan perubahan yang berarti.
2. STS diatas + 2,00 menunjukan keadaan yang memburuk.
3. STS dibawah – 2,00 menujukan keadaan yang membaik
Menurut ketentutan yang ada angka tersebut berada diantara STS antara + 2,00 dan –
2,00 tidak menunjukan perubahan yang berarti Pada tahun 2016 sampai 2017 keadaan
kecelakaan kerja pada CV Bintang Marina, belum terjadi pembenahan yang serius untuk
menekan angka kecelakaan kerja pada tahun berikutnya.
Data Penyebab Kecelakaan Kerja Tahun 2016
Tanggal Bagian Jam Kejadian Keterangan Penyebab
13 Jan '16 Operator Las Argon 15:15 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
20 Feb '16 Operatos Las Listrik 10:15 Tersengat Arus Listrik Kurang hati - hati saat bekerja
11 Mar '16 Operator Las Argon 13:45 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
29 Apr '16 Operator Gerinda 11.30 Tangan Tergores Mata Gerinda Tidak memakai sarung tangan saat
bekerja
Mei '16 - - - -
19 Jun '16 Operatos Las Listrik 09:35 Tersengat Arus Listrik Ketidak tahuan saat bekerja
28 jun '16 Operator Mesin
Potong 11:20 Tangan Terpotong Terlalu ceroboh saat bekerja
23 Jul '16 Operator gerinda 14:45 Tangan Tergores Mata Gerinda Tidak memakai sarung tangan saat
bekerja
2 Agst '16 Operator Las Argon 15:25 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
Sept '16 - - - -
14 Okt '16 Operator Las Argon 11.20 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
Nov '16 - - - -
9 Des '16 Operator Las Argon 10:15 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
Data Penyebab Kecelakaan Kerja Tahun 2017
Tanggal Bagian Jam Kejadian Keterangan Penyebab
19 Jan '17
28 Jan '17
Operator Gerinda 10:30 Tangan Tergores Mata
Gerinda Tergesa-gesa saat bekerja
Operator Mesin Potong 09.15 Tangan Terpotong Kurang konsentrasi saat bekerja
8 Feb '17
20 Feb '17
Operatos Las Listrik 09:45 Tersengat Arus Listrik ada genangan air di lingkungan sekitar
Operator Las Argon 14:30 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
Mar '17 - - - -
2 Apr '17
17 Apr '17
28 Apr '17
Operatos Las Listrik 09.00 Tersengat Arus Listrik Tidak memakai sarung tangan saat
bekerja
Operator gerinda 13:45 Tangan Tergores Mata
Gerinda Kurang konsentrasi saat bekerja
Operator Las Argon 10:30 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
23 Mei '17 Operator Mesin Potong 09.15 Tangan Terpotong Kurang konsentrasi saat bekerja
Jun '17 - - - -
14 Jul '17
25 Jul '17
Operator gerinda 09:30 Tangan Tergores Mata
Gerinda kurangnya hati - hati saat bekerja
Operator Las Argon 14:30 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
8 Agst '17 Operator Mesin Potong 14:55 Tangan Terpotong Kurang konsentrasi saat bekerja
Sept '17 - - - -
27 Okt '17 Operator Las Argon 15:00 Sakit Mata Kaca mata las kurang standart saat
bekerja
11 Nov '17 Operator Gerinda 11.30 Tangan Tergores Mata
Gerinda kurangnya hati - hati saat bekerja
Des '17 - - - -
Data Akar Penyebab Kecelakaan Kerja
No Keterangan Penyebab Akar penyebab
1 Sakit mata • Kaca mata las kurang standart
saat bekerja • Tidak sesuai dengan standart internasional
2 Tersengat Arus Listrik • Kurang hati - hati saat bekerja • Adanya kabel yang terkelupas
• Ketidak tahuan saat bekerja • Tidak mempunyai dasar - dasar kelistrikan
• Kondisi lingkungan sekitar basah
• Adanya konsleting kabel listrik
3 Tangan Tergores Mata
Gerinda
• Tidak memakai sarung tangan
saat bekerja
• Tidak mengikuti peraturan perusahaan yang
di tetapkan
• Tergesa-gesa saat bekerja • Terlalu semenah - menah saat bekerja
• Kurangnya hati - hati saat bekerja • Kondisi masalah pribadi terbawa saat
bekerja
• Suasana kerja yang tidak kondusif
4 Tangan Terpotong • Kurang konsentrasi saat bekerja • Kelelahan saat bekerja
• Mengambil resiko yang tidak tepat saat
bekerja
• Masalah ekonomi yang terbawa ke tempat
kerja
• Mengantuk saat bekerja
Pembuatan diagram pareto jenis dan penyebab dominan kecelakaan kerja
Jenis Luka
Berdasarkan diagram pareto diatas, kecelakaan kerja paling sering terjadi mulai dari tahun
2016 – 2017 adalah jenis kecelakaan kerja tangan tergores mata gerinda sebesar 39% atau 9
kali terjadi, untuk kecelakaan kerja sakit mata 26% atau 6 kali terjadi dan untuk tersengat
arus listrik hamper sama dengan kecelakaan kerja tangan terpotong memilika presentase
17% atau 4 kali kejadian.
Berdasarkan kecelakaan kerja diatas maka dapat diketahui bahwa kecelakaan kerja yang
terjadi diakibatkan oleh kelalaian dalam melakukan tugas dengan benar dan tidak memakai
ADP (Alat Pelindung Diri) dapat dilihat pada diagram pareto ini.
Diagram pareto berdasarkan penyebab kecelakaan kerja
KESIMPULAN
❖ Kesimpulan
Berdasarakan Analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Agar tercapainya usaha untuk menimilisasi terjadinya kecelakaan kerja di CV
Bintang Marina dilakukan tindakan berupa Disiplin dalam pekerjaan dengan tepat
waktu, memakai alat pelindung diri (ADP), karyawan harus mempunyai kesadaran
tentang pentingnya keselamatan dalam melakukan pekerjaan, lingkungan kerja yang
bersih dan nyaman sehingga karyawan dalam bekerja tercipta kenyamanan dalam
bekerja dan bermaksut mengurangi kecelakaan kerja
2. Faktor penyebab kecelakaan kerja dari hasil Analisa jenis luka, dari diagram pareto
dan diagram sebab akibat penyebab terjadinya kecelakaan kerja paling besar adalah
tangan tergores mata gerinda sebesar 39% atau 9 kali terjadi, sakit mata sebesar 26%
atau 6 kali terjadi, tangan tersengat arus listrik sebesar 17% atau 4 kali terjadi
kecelakaan kerja, dan yang terakhir yaitu tangan terpotong sebesar 17% atau 4 kali
terjadi kecelakaan kerja.Dikarenakan tidak memakai alat pelindung diri, kurang
disiplinnya karyawan dan kurangnya konsentrasi yang tinggi saat bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Bird and Germain, F. J. (1990). Practicial Loss Control Leadership. USA: Institute Publising.
Permanaker. (05/Mei/1996). Penerapan Sistem Manajemen K3.
Rachmawati, I. K. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. jakarta: Dian
Rakyat.
Reese, C. D. (2009). Industrial Safety and Health for Administrative Service. USA: CRC Press.
Ridley, J. (2008). Ikhtisiar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga.
Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja : Suatu Tinjauan Dari Aspek Ergonomi
Atau Kaitan Manusia Dengan Lingkungan Kerjanya. Bandung: Mandar Maju.
Silalahi, B. (1995). Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressindo.
suma'mur, D. (1981). Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji
Massagung.
Suma'mur, D. (2009). Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto.
Tim Asa, M. (2007). Himpunan Undang - Undang Ketenagakerjaan. Jakarta: Asa Mandiri.
Tjandra, S. N. (2008). Kesekretarisan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Undang - Undang No 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. (n.d.).
Widodo, S. (2015). Manajemen Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Pustaka Pelajar.