ANALISIS KESALAHAN KALIMAT EFEKTIF PADA SKRIPSI …
Transcript of ANALISIS KESALAHAN KALIMAT EFEKTIF PADA SKRIPSI …
ANALISIS KESALAHAN KALIMAT EFEKTIF PADA SKRIPSI MAHASISWA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NUR HALIFA NIM 10533786114
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
iv
v
vi
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Sebuah Tantangan Akan Selalu Menjadi sebuah Beban
Jika itu Hanya diPikirkan
Sebuah Cita-Cita Juga Adalah Sebuah Beban
Jika itu Hanya Angan-Angan.
Dengan mengucapkan alhamdulillahirobbil alamin, atas perjuanganku
menggapai sepenggal keberhasilan. Namun, semangatku tak
luput dari kerja keras dan do’a.
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada Ayahanda tercinta
Abd.Hafid Sirih dan Ibunda tersayang Ramlah H’Patah yang telah
menjadi lentera kehidupanku, penuntun jalan, pemberi arah
dan tongkat penopang kesuksesanku.
Terima kasih juga untuk saudara, keluarga, dan sahabatku
yang selama ini telah memberikan semangat dan motivasi
untukku.(iphe)
viii
ABSTRAK
Nur Halifa. 2018 . Analisis Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hambali dan pembimbing II Sri Rahayu.
Masalah utama penelitian ini yaitu membahas mengenai kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra indenesia fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah makassar, yang dapat ditinjau dari segi kesalahan kalimat efektif, penggunaan konjungsi yang berlebihan, penggunaan kata tanya yang tidak perlu, dan penggunaan istilah asing.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan kalimat efektif yang meliputi: (1). Kesalahan kalimat efektif, (2). Penggunaan konjungsi yang berlebihan, (3). Penggunaan kata tanya yang tidak perlu, dan (4). Penggunaan istilah asing.
Subjek penelitian ini adalah Skripsi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia. Objek penelitian ini adalah kalimat yang mengandung unsur kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2017 dengan menggunakan teknik Random Sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan suatu keadaan alamiah mengenai kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk menemukan dan mengklasifikasikan kalimat efektif yang mengandung insur kesalahan kalimat digunakan tekhnik membaca dan mencatat. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif menggunakan metode agih dengan tekhnik baca markah dan metode ortografis dengan teknik pilah.
Hasil penelitian kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjumlah delapan skripsi adalah kesalahan kalimat efektif dengan persentase 39,56%, penggunaan konjungsi yang berlebihan dengan persentase 15,82%, penggunaan kata tanya yang tidak perlu dengan persentase 16,54%, dan penggunaan istilah asing dengan persentase 28,05%. Kata Kunci: Kesalahan kalimat efektif, skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt, penguasa dan pemilik alam semesta ini
beserta isinya. Pemberi nikmat yang begitu banyak kepada makhluk-Nya, jika
dihitung maka tidak seorangpun yang sanggup menghitungnya. Di antara nikmat
yang sangat berharga adalah nikmat kesehatan dan kesempatan, penulis dapat
memanfaatkan nikmat `itu untuk menyelesaikan skripsi ini. Salam dan salawat
penullis curahkan kepada Rasulullah saw yang telah menggulung tikar-tikar
kebatilan dan telah membentangkan permadani-permadani keislaman. Nabi
yang telah membawa dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan
ilmu pendidikan dan pengetahuan.
Setiap manusia dalam berkarya selalu menginginkan kesempurnaan,
tetapi kesempurnaan ini terasa jauh dari kehidupan manusia. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang sangat dekat dimata akan tetapi sangat jauh dari
langkah kaki. Demikian juga tulisan ini, keinginan hati ingin mencapai
kesempurnaan, tetapi penulis memiliki keterbatasan. Segala daya dan upaya
telah penulis kerahkan untuk menyusun tulisan ini selesai dengan baik dan
bermanfaat bagi dunia pendidikan. Khususnya dalam ruang lingkup Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
x
tua tercinta Abd.Hafid Sirih dan Ramlah H’Patah yang penuh ketulusan
mengasihi, menyanyangi, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis
dalam perjalanannya menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
Demikan pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang turut
memberi motivasi dan dukungan, juga kepada Drs. Hambali, S.Pd., M. Hum.
pembimbing I, dan Sri Rahayu, S.Pd., M.Pd. pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dari awal penyusunan proposal
sampai selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Abd.
Rahman Rahim, MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Erwin
Akib, M.Pd., P.Hd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiyas
Muhammadiyah Makassar, Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam
lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan teima kasih kepada sahabat-sahabatku yang
telah menemaniku dalam suka dan duka, serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2014 terkhusus kelas H atas
segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah
memberi kenangan indah dalam hidupku ini.
xi
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama kritikan dan saran
tersebut sifatnya membangun. Karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan dan saran dari semua pihak.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi
pribadi penulis. Aamiin
Makassar, Agustus 2018
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Tujuan Kajian ............................................................................ 6
D. Manfaat Kajian ......................................................................... 7
E. Definisi Istilah ........................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Teori Pendukung ....................................................................... 10
1. Definisi Kalimat ................................................................... 10
2. Jenis Kalimat ....................................................................... 16
xiii
3. Kalimat Efektif ..................................................................... 28
4. Analisis Kesalahan ............................................................... 41
5. Kesalahan dalam Bidang Kalimat ........................................ 43
6. Skripsi ................................................................................. 54
B. Hasil Penelitian yang Relavan .................................................... 54
C. Kerangka Pikir .......................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .......................................................... 60
B. Data dan Sumber Data ........................................................ 59
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 60
D. Teknik Analisis Data ............................................................ 60
BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.................................................................... 63
B. Pembahasan ....................................................................... 95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................. 98
B. Saran ................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100
LAMPIRAN
Lampiran IDaftar Skripsi Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi
Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
xiv
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar .......................................103
Lampiran IIDaftar Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi
Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar .................................................................................104
Lampiran IIIDaftar variasi kesalahan kalimat efektif pada skripsi
mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar ................................................................................ 105
Lampiran IVKesalahan penulisan efektif ............................................106
Lampiran VPenggunaan kata tanya yang tidak perlu ........................119
Lampiran VIPenggunaan konjungsi yang berlebihan .........................124
Lampiran VIIPenggunaan istilah asing ...............................................127
RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kartu Data ........................................................................................... 64
Tabel 4.2 Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif Berdasarkan Bentuk
Kesahannya ......................................................................................... 65
Tabel 4.3 Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif .................................................. 66
Tabel 4.4 Penggunaan Konjungsi yang Berlebihan ........................................... 77
Tabel 4.5 Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu .......................................... 81
Tabel 4.6 Penggunaan Istilah Asing .................................................................... 89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Skripsi Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
.....................................................................................................103
Lampiran II Daftar Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi
Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
.....................................................................................................104
Lampiran III Variasi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Prodi
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ....................105
Lampiran IV Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif ........................................ .106
Lampiran V Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu ..................................119
Lampiran VI Penggunaan Konjungsi yang Berlebihan .....................................124
Lampiran VII Penggunaan Istilah Asing ............................................................127
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, yang
sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara(lingua franca), bukan
saja dikepulauan Nusantara, melainkan juga hampir diseluruh Asia Tenggara.
Sehingga Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetap pasti berkembang
dan tumbuh terus. Pada waktu akhir-akhir ini perkembangannya itu menjadi
demikian pesatnya sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa
modern, yang kaya akan kosa kata dan mantap dalam struktur.
Berdasarkan kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai: (a) bahasa resmi negara, (b) bahasa pengantar resmi di
lembaga-lembaga pendidikan, (c) bahasa resmi dalam perhubungan pada
tingkat nasional, baik untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintah, dan (d) bahasa
resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern (Setyawati,2010:1). Kedudukan dan fungsinyabahasa
Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam berbagai keperluan,
situasi, dan kondisi. Dalam praktik pemakaiannya, bahasa Indonesia pada
dasarnya beraneka ragam. Keanekaragaman bahasa atau variasi pemakaian
bahasa dapat diperhatikan dari sarana, susunannya, norma pemakaiannya,
tempat atau daerahnya, bidang penggunaannya dan lain-lain.
2
Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan
hubungan dan kerja sama. Hampir seluruh aktivitas kegiatan manusia
berhubungan dengan bahasa, manusia dapat mengekspresikan pikiran dan
perasaannya. Peranan bahasa sebagai alat interaksi sosial sangat besar. Hal
ini disebabkan tidak ada kegiatan manusia berlangsung tanpa kehadiran
bahasa itu. Bahasa muncul dan diperlukan dalam segala kegiatan seperti
pada bidang pendidikan, keagamaan, bidang perdagangan, bidang politik,
bidang militer, bidang kebudayaan, bidang sosial dan lain-lain.
Sehubungan dengan ini pemilihan kata dalam kalimat adalah proses
pembentukan kalimat atau kata-kata yang disusun dalam sebuah wacana
supaya dapat digunakan untuk menyampaikan amanat atau pesan kepada
lawan bicara. Agar amanat atau pesan yang kita sampaikan itu dapat
diterima dengan baik dan sesuai dengan konsep yang kita inginkan. Oleh
karena itu, ada berbagai makna dan kata- kata yang perlu untuk dipilih untuk
menyusun sebuah kalimat yang baik, efektif, tidak rancu, dan sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (Chaer, 2006 :382).
Adapun bukti dari hasil yang saya teliti yaitu ada beberapa skripsi
mahasiswa prodi bahasa dan sastra indonesia diUniversitas Muhammadiyah
Makassar yang mewakili, bahwa terdapat kesalahan kalimat efektif dan
penggunaan tanda baca yang kurang tepat, dan penggunaan konjungsi yang
berlebihan pada skiripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra indonesia.
3
Kondisi Bahasa Indonesia secara umum telah tumbuh dan
berkembang dari Bahasa Melayu, yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai
bahasa perantara, bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga
hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Indonesia yang digunakan saat ini
berasal dari bahasa Melayu yang pada awalnya adalah salah satu bahasa
daerah diantara berbagai Bahasa daerah di kepulauan Indonesia. Bahasa
Melayu sebagai Bahasa daerah dituturkan oleh suku Melayu yang mendiami
pesisir timur pulau Sumatera, Semenanjung Malaka, dan pesisir barat
Kalimantan. Oleh Steinhaver dinyatakan bahwa bahasa Melayu merupakan
bahasa yang kurang berarti. Di Indonesia, bahasa itu diperkirakan dipahami
hanya oleh penduduk kepulauan Riau Lingga dan penduduk pantai disebrang
Sumatera(1991: 195). Jika dibandingkan dengan bahasa lain dikepulauan
nusantara ini, baik dari segi penutur maupun penduduk budaya, bahasa
Melayu jauh ketinggalan. Namun, bahasa ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat, mampu mengguling bahasa-bahasa daerah lain untuk
mendapatkan predikat yang terhomat, yakni menjadi bahasa nasional dan
bahasa negara bagi negeri/bangsa yang serba keberamaan dan
kemajemukan.
Sehubungan dengan ini pemilihan kata dalam kalimat adalah proses
pembentukan kalimat atau kata-kata yang disusun dalam sebuah wacana
supaya dapat digunakan untuk menyampaikan amanat atau pesan kepada
lawan bicara. Agar amanat atau pesan yang kita sampaikan itu dapat
4
diterima dengan baik dan sesuai dengan konsep yang kita inginkan. Oleh
karena itu, ada berbagai makna dan kata- kata yang perlu untuk dipilih untuk
menyusun sebuah kalimat yang baik, efektif, tidak rancu, dan sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (Chaer, 2006 :382).
Ada dua jenis kesalahan dalam berbahasa yaitu: kesalahan terbuka,
dan kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan berbahasa
pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat pada kalimat-kalimat yang
dihasilkan pembelajar. Sedangkan kesalahan tertutup adalah kesalahan yang
tersembunyi dibalik kalimat yang tersusun secara benar menurut tata
bahasa. Secara benar menurut kaidah ketatabahasaan tetapi tidak benar
dari sudut semantiknya. Dikatakan bahwa kesalahan-kesalahan terjadi
karena adanya kesulitan dari pembelajar khususnya dalam penyusunan
kalimat.
Sebuah kalimat hendaklah mendukung suatu gagasan atau ide.
Susunan kalimat yang teratur menunjukkan cara berpikir teratur. Agar
gagasan atau ide mudah dipahami pembaca; fungsi sintaksis yaitu subyek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan harus tampak jelas. Kelima
fungsi sintaksis itu tidak selalu hadir secara bersama-sama dalam sebuah
kalimat. Unsur-unsur sebuah kalimat harus dieksplisitkan dan dirakit secara
logis atau masuk akal.Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan
kalimat dan bagian- bagiannya; ilmu tata kalimatyang mendefinisikan
5
sintaksis sebagai bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan
seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase; sedangkan morfologi
menurut M. Ramlan dalam buku ilmu bahasa indonesia : Morfologi(cet1,
1967; cet. IV, 1980) mendefinisikan morfologi sebagai bagian dari ilmu
bahasa yang mempelajari seluk-beluk struktur kata serta pengaruh
perubahan-perubahan truktur kata terhadap golongan dan arti kata.
Kesalahan dalam tataran sintaksis antara lain berupa kesalahan dalam
bidang frasa dan kesalahan dalam bidang kalimat.
Mahasiswa sebagai kaum cendekia dan terpelajar dituntut untuk
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
mengkomunikasikan ilmunya. Sintaksis adalah salah satu matakuliah dari
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diUniversitas Muhammadiyah Makassar.
Sumbangan matakuliah sintaksis sangat besar karena dengan belajar
sintaksis kita lebih mengetahui kaidah penulisan kalimat yang baik dan
benar.
Dalam penulisan karya ilmiah berupa skripsi. Kalimat yang digunakan
adalah kalimat yang baku dan tentunya kalimat yang efektif, agar pembaca
mudah memahami maksud penulis. Akan tetapi, dalam skripsi mahasiswa
masih terdapat beberapa kesalahan kalimat yang masih banyak terjadi.
Maka dari itu peneliti ingin menganalisis kesalahan kalimat Efektif yang
6
terdapat dalam skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonasia di
Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah selesai di tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana kesalahan penulisan kalimat efektif pada skripsi
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diUniversitas
Muhammadiyah Makassar?.
2. Penggunaan konjungsi yang berlebihan, penggunaan kata tanya
tidak perlu, dan penggunaan istilah asing pada skripsi mahasiswa
prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diUniversitas Muhammadiyah
Makassar?.
C. Tujuan Kajian
Adapun tujuan dari Proposal ini untuk mengetahuidan
mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan kalimat yang dilakukan oleh
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Makassar sebagai berikut:
Mengetahui kesalahan penulisan kalimat efektif, Penggunaan
konjungsi yang berlebihan, penggunaan kata tanya tidak perlu, serta
penggunaan istilah asing pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia diUniversitas Muhammadiyah Makassar.
7
D. Manfaat Kajian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat
baik secara langsung bagi pengembangan ilmu, maupun bagi kepentingan
praktis pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di dalam kelas.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah wawasan pengetahuan dalam bidang linguistik
khususnya dalam aspek kebahasaan yaitu menulis skripsi dengan
memperhatikan unsur-unsur fungsional kalimat yaitu sintaksis
berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Selain itu,
diadakannya penelitian ini yang lebih mendalam bagi penelitian
selanjutnya.
2. ManfaatPraktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
pembaca maupun mahasiswa yang menjadi sasaran utama dalam
pembelajaran bahasa. Bagi pembaca maupun mahasiswa, penelitian
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kebahasaan dalam
aspek menulis khususnya tentang ketepatan dan ketidaktepatan
penggunaan kalimat. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat
menghindari kesalahan kalimat dalam menulis suatu karangan.
8
E. Definisi Istilah
a. Analisis adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menganalisis, meneliti, atau mengkaji suatu bahasa guna untuk
mengetahui struktur bahasa tersebut secara mendalam.
b. Kesalahan adalah suatu perihal kesalahan atau kekeliruan
seseorang dalam melakukan sesuatu. Adapun menurut Tarigan
(1990:68), analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja
yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan
langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan
yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan kesalahan
tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan
penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu.
c. Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu
sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya
memiliki ciri-ciri tertentu yaitu, mengandung unsur-unsur seperti
S(subjek), P(predikat), O(objek), dan K(keterangan). Sehingga
dapat disingkat menjadi pola S-P-O-K.
d. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa
berdasarkan hasil lapangan dengan data-data yang diperoleh
sesuai dengan bidang studinya, sebagai tugas akhir untuk
memperoleh gelar sarjana dalam studi formalnya di Perguruan
9
Tinggi.
e. Mahasiswa adalah seseorang yang belajar atau menuntut ilmu
baik disekolah tinggi, institute, akademik maupun diperguruan
tinggi. Sedangkan mahasiswa menurut KBBI KBBI adalah seseorang
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Di dalam dunia
pendidikan, status mahasiswa adalah status tertinggi seorang
murid di dunia pendidikan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Teori Pendukung
Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari
beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, khususnya di bidang
sintaksis. Pemilihan teori dipertimbangkan berdasarkan relevansi dengan
masalah yang akan diteliti, yaitu masalah kesalahan kalimat dan kalimat
efektif pada skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.
a. Definisi Kalimat
Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga
memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu
yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S(subjek), P(predikat), O(objek), dan
K(keterangan). Sehingga dapat disingkat menjadi pola S-P-O-K.Kalimat juga
merupakan suatu bagian yang selesai dan menunjukkan pikiran yang
lengkap. Yang dimaksud dengan pikiran yang lengkap adalah informasi yang
didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat itu memiliki
subjek atau pokok kalimat dan predikat atau sebutan. Apabila tidak memiliki
unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Maka
deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frase, inilah yang
membebedakan antara kalimat dan frase.
11
Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Selanjutnya,
dijelaskan bahwa wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh
jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan. Sedangkan
dalam wujud tulisan yang menggunakan aksara latin, kalimat diawali dengan
huruf kapital dan diakhiri oleh tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, juga
di dalamnya digunakan berbagai tanda baca yang berupa spasi ruang-ruang
kosong, koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang
mengapit bentuk tertentu. Tanda titik(.), tanda tanga(?), dan tanda seru(!)
sepadan dengan intonasi selesai. Sedangkan tanda baca lainnya sepadan
dengan jeda.
Oleh karena itu, kalimat merupakan suatu rentetan kata yang kata-
kata itu berfungsi sebagai subjek dan predikat. Kalau dilihat dari hal predikat
, kalimat-kalimat dalam bahasa indonesia ada dua macam, yaitu:
a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja, dan
b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat
kata kerja lebih besar jumlahnya daripada kalimat yang berpredikat bukan
kata kerja. Hal ini akan membantu kita dengan mudah untuk menentukan
predikat sebuah kalimat. Oleh sebab itu, apabila ada kata kerja dalam suatu
untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan sebagai predikat dalam kaliamat
itu.
12
Adapun unsur kalimat adalah fungsi sintaksis dalam buku-buku tata
bahasa lama biasa disebut jabatan kata dalam kalimat, yaitu subyek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (pel), dan keterangan (K). Kalimat bahasa
indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur yaitu subyek dan
predikat. Fungsi unsur yang lai(obyek, pelengkap, dan keterangan) dalam
suatu kalimat tidak wajib hadir.
1) Predikat
Predikat(P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subyek (pelaku). Selain
menyatakan tindakan atau perbuatan subyek (S), sesuatu yang dinyatakan
oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri, atau jadi diri S. Predikat
dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva,
tetapi dapat juga nomina atau frasa nominal. Adapun contohnya sebagai
berikut:
- Ibu sedang tidur siang.
- Putrinya cantik jelita.
- Kota makassar dalam keadaan aman.
- Kucingku belang tiga .
- Iphe mahasiswa baru.
Kata-kata yang dicetak miring, tidur siang, cantik jelita, dalam
keadaan aman, belang tiga, dan mahasiswa baru adalah predikat yang
13
memberitahukan atau menjelaskan bagaimana atau apa yang dilakukan
masing-masing pelaku atau subyek setiap kalimat tersebut.
2) Subyek
Subyek(S) adalah abgian kalimat yang menunjukkan pelaku,
sosok(benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subyek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa verbal. Untuk lebih
jelasnya perhatikan sebagai berikut:
- Meja direktur besar.
- Ayahku sedang melukis.
- Yang berbaju batik dosen saya.
- Berjalan kaki menyehatkan badan.
- Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang diceatk miring pada contoh diatas adalah subyek.
Bagian yang menunjukkan pelaku diisi oleh kata dan frasa, meja direktur dan
ayahku, yang diisi oleh klausa, yang berbaju batik, dan yang diisi frase verbal,
berjalan kaki dan membangun jalan layang.
3) Obyek
Obyek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Obyek pada
umumnyadiisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di
belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajidb
hadirnya O seperti pada contoh dibawah ini.
14
- Nani menimag...
- Arsitek merancang...
- Juru masak menggoreng...
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh
kalimat diatas adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang
melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan Obyek.
- Nani menimbang bayi
- Arsitek merancang bangunan
- Guru masak menggoreng ayam
4) Pelengkap
Pelengkap(Pel) atau komplemen adalah bagian yang melengkapi P.
Letak Pel umumnya di belakang beupa verba. Posisi itu juga ditempati O, dan
jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nominal,
atau klausa. Namun, antara pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan
contoh sebagai berikut:
- Indonesia berasaskan Pancasila.
- Gamelan merupakan kesenian tradisional.
Kalimat diatas adalah kalimat aktif dengan pelengkap kata Pancasila
dan kesenian tradisional. Posisi kata Pancasila dan kesenian tradisional tidak
bisa dipindahkan seperti halnya obyek pada kalimat pasif. Pancasila
dilandasi Indonesia dan Kesenian tradisional dirupakan gamelan adalah
kalimat yang tidak gramatikal.
15
Hal ini membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi
oleh nomina dan frasa nominal. Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival dan
frasa preposisional. Disamping itu, letak Pel tidak selalu persis dibelakang P.
Kalau dalam kalimatnya terdapat O, letak Pel adalah di belakang O sehingga
urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikutnya adalah
beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
- Sutardji membacakan penggemarnya puisi kontemporer.
- Ayah membelikan adik rumah baru.
- Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
5) Keterangan
Keterangan(Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai
hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal. Di
tengah, atau di akhir kalimat. Pegisi ket. adalah frasa nominal, frasa
preposisional, adverbia, atau klausa.
Dalam contoh dibawah , bagian yang dicetak miring adalah Ket.
- Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (Ket.
Penyebab)
- Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (Ket. Cara)
- Anak yang baitu itu rela berkorban demi orang tuanya (Ket.
Tujuan).
16
b.Jenis Kalimat
Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga
memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu
yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S(subjek), P(predikat), O(objek), dan
K(keterangan).
Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1) Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan
ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang
memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat
ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah
Contoh:
- Ibu berkata: “Iphe, jangan meletakkan sepatu di sembarang
tempat!”
- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”
17
2) Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali
ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai
lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal), dibedakan
menjadi dua jenis yaitu:
1) Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa)
yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal
merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang
dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan
dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Kalimat tunggal dapat
dibagi atas dua jenis yaitu: Kalimat nominal adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata benda, dan Kalimat verbal adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja.
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat
majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu
18
a) Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan
kedudukan tiap kalimat sederajat.
b) Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kaliamat
bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat
tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian
yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut
sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah
kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
c) Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya, Kalimat dapat dibedakan menjadi 4
jenis, yaitu:
1) Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan
perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah
biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan
dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Adapun macam-macam kalimat perintah yaitu:
19
a) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
b) Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
c) Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
2) Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan
sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan
dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini
mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Adapun macam-
macam kalimat berita yaitu:
a) Kalimat berita kepastian
b) Kalimat berita pengingkaran
c) Kalimat berita kesangsian
d) Kalmat berita bentuk lainnya
3) Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh
suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini
diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam
pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang
dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
20
4) Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk
mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat
seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya
dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Berdasarkan Unsur KalimatKalimat dapat dibedakan ke dalam 2
jenis, yaitu:
1) Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri
dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk
ke dalam kalimat lengkap.
Contoh:
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
S P K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam
S P O
2) Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna
karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja
atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan,
21
salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan
dan kekaguman.
Contoh:
– Selamat sore
– Silakan Masuk!
– Kapan menikah?
– Hei, Kawan…
Berdasarkan Susunan S-P,Kalimat dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1) Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului
subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan
menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk
menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa
ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau
untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
- Ambilkan koran di atas kursi itu!
P S
22
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
S P K
2) Kalimat Versi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur
kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-
O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S P O K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
S P K
Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya),
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1)Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut
disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan
diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini
seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak
kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
23
Contoh:
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian
sarjana.
- Semua warga negara harus menaati segala perundang-
undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan
dengan tertib dan aman.
2) Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun
dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat.
Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak
kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu
yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian
kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga
sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
24
3) Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat
ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke
dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan
domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja
dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
Berdasarkan Subjeknya,Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1) Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan
suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat
berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga
dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati
oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali
makan dan minum).
25
Contoh:
- Mereka akan berangkat besok pagi.
- Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
(1) Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me-
dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Eni mencuci piring.
S P O1
(2) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti
oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya
berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1.
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Mereka berangkat minggu depan.
S P K
26
- Amel menangis tersedu-sedu di kamar.
S P K
(3) Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai
oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
- Dian kehilangan pensil.
S P Pel.
- Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.
S P Pel K
2) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa
kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
(1) Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif
transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
27
Contoh:
- Piring dicuci Eni.
S P O2
(2) Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2)
melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain.
Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi
penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata
dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini
berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
- Ku pukul adik.
O2 P S
- Akan saya sampaikan pesanmu.
O2 P S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
28
Contoh:
- Bapak memancing ikan. (aktif)
- Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada
predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
- Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
- PR harus kukerjakan. (pasif)
c. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau
pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara atau
penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide atau gagasan penulis atau
pembicara itu akan dapat diterima secara utuh.
Kalimat yang utuh yaitu kalimat yang baik dan benar dapat
memudahkan orang lain untuk memahaminya. Kalimat yang baik haruslah
mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa, pilihan kata(diksi), penalaran dan
keserasian. Kelengkapan unsur sebuah kalimat efektif sangat menentukan
kejelasan sebuah kalimat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif.
Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagimana ia dapat mewakili
secara tepat isi dan pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat
29
mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan
pendengar apa yang dibicarakan.
Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar
untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis kepada
pembacanya. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, dan enak dibaca. Ketepatan informasi sebagai syarat mutlak dari
sebuh kalimat efektif. Agar pembaca tertarik pada apa yang disampaikan,
maka sebuah kalimat efektif harus disusun secara tepat. Sebagai sarana
komunikasi, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan
penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu mungkin
bersifat ide, gagasan, pesan, pengertian, atau informasi. Kalimat dikatakan
efektif apabila kita akan membuat kalimat yang baik dan benar harus
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku dan kalimat tersebut mudah
dipahami oleh orang lain.
Adapun ciri-ciri dari kalimat efektif yaitu kalimat yang ditulis dapat
memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang
diharapkan oleh penulis. Maka ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan
terkait ciri-ciri kalimat efektif. Putrayasa (2007: 54) menyebutkan bahwa ciri-
ciri kalimat efektif ada empat, yakni kesatuan (unity), kehematan (economy),
penekanan (emphasis), dan kevariasian (variety).
30
1. Kesatuan (unity)
Putrayasa (2007: 54) menyatakan bahwa betapapun bentuk
sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat luas, agar tetap
berkedudukan sebagai kalimat efektif, haruslah mengungkapkan
sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran.
Contoh :Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan,
dan kedamaian.
Kesatuan dalam kalimat efektif Memiliki subyek,predikat, serta
unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk
kesatuan tunggal.
Contoh: Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang
dapat membantu kesalamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek.
Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan
keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai
oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. Kehematan (economy)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu (Putrayasa, 2007: 55).
Hemat di sini bukan dilihat dari jumlah katanya, melainkan seberapa
banyak kata yang bermanfaat bagi pembaca. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menghemat kata-kata, yakni (a) pengulangan
31
subjek kalimat; (b) pemakaian hiponim; dan (c) pemakaian kata
depan, dari‟ dan, daripada‟.
Adapun Kehematan kata dalam kalimat efektif adalah adanya
hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan
makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena
jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena
jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa
banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar.
Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau
maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh
karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk
penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.
a. Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat.
Contoh:
1. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu
dengan pemimpin perusahaan.
2. Hadirin serentak berdiri begitu mereka mengetahui mempelai
memasuki ruangan.
Seharusnya adalah:
1. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah bertemu
dengan pemimpin perusahaan.
32
2. Hadirin serentak berdiri begitu mengetahui mempelai
memasuki ruangan.
b. Menghindari penggunaan hiponimi.
Contoh:
1. Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata ‘bunga-bunga’ dalam kalimat di atas tidak
perlu. Dalam kata ‘mawar, anyelir, dan melati’ sudah
mengandung makna bunga. Kalimat efektifnya: Mawar, anyelir,
dan melati sangat disukainya.
2. Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh
cahaya lampu neon. Seharusnya: Rumah penduduk di kota itu
terang benderang oleh cahaya neon.
3. Beliau dilahirkan di kota Yogyakarta pada tahun 1924.
Seharusnya: Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1924.
c. Menghindari penggunaan ‘dari’ dan ‘daripada’.
Contoh:
1. Mobil dari paman saya terbakar. (seharusnya: Mobil paman
saya terbakar).
2. Usul daripada bapak ketua perlu diperhatikan (seharusnya:
Usul bapak ketua perlu diperhatikan).
3. penekanan (emphasis)
Penekanan atau penegasan dalam kalimat adalah upaya
33
pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada
salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat
yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pembaca
(Putrayasa, 2007; 56). Dalam penulisan ada berbagai cara untuk
memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara: (a)
pemendahan letak frase dan (b) mengulangi kata-kata yang sama
atau repetisi. Penekanan dalam kalimat efektif ini yaitu kalimat yang
dipentingkan harus diberi penekanan. Dengan cara yaitu mengubah
posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang
penting di depan kalimat.
Adapun cara untuk penekanan kata, antara lain:
a. Mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara
meletakkan bagian yang penting di awal kalimat.
Contoh:
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan
lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
b. Menggunakan partikel. Penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh:
34
1. Andalah yang harus bertanggungjawab soal itu.
2. Bisakah dia menyelesaikannya?
3. Kami pun berangkat dengan segera.
c. Menggunakan repetisi, yakni mengulang-ulang kata yang dianggap
penting.
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan
murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat,
diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara
satu dan lainnya.
d.Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata
yangbertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian
kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh:
1. Anak itu tidak malas, tapi rajin.
2. Ia tidak membela satu partai pun, melainkan berada di
pihaknetral.
e. Penekanan kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan memberi
tekanan yang lebih keras kepada salah satu unsur atau bagian
kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh:
35
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
Apabila tekanan diberikan pada kata Fadil maka kalimat itu
berarti ‘yang membaca komik Conan di kamar adalah Fadil, bukan
orang lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka
kalimat itu berarti ‘yang dilakukan Fadil di kamar adalah membaca,
bukan pekerjaan lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata komik
Conanmaka kalimat itu berarti ‘buku yang dibaca Fadil di kamar
adalah komik Conan, bukan buku atau komik lain’. Apabila tekanan
diberikan pada kata di kamar maka kalimat itu berartitempat Fadil
membaca komik Conan adalah di kamar, bukan di tempat lain’.
f. Menggunakan kata keterangan. Keterangan penegas yang lazim
digunakan untuk memberikan penekanan adalah kata memang,
apalagi, bahkan, dan lebih-lebih lagi.
Contoh:
1. Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang
kamubayangkanapalagi kalau kamu tidak punya koneksi.
2. Kikirnya bukan main, bahkan untuk makan sendiri dia
enggan mengeluarkan uang.
3. Memang dialah yang belum tahu.
36
g. Menggunakan kontras makna. Penekanan dengan kontras makna
dilakukan terhadap kalimat majemuk setara. Makna klausa
pertama dari kalimat tersebut menjadi terasa lebih tegas karena
dikontraskan atau dipertentangkan dengan makna pada klausa
kedua.
Contoh:
1. Eva berurai air mata pada saat orang bergembira ria.
2. Dia dengan mudah mendapat uang seratus ribu rupiah
sehari, kita mencari seratus rupiah saja sulit
3. Rata-rata penduduk di negeri ini kaya raya padahal tanah
mereka tandus dan gersang.
h. Menggunakan bentuk pasif. Penekanan dalam bentuk kalimat
pasif dibentuk dengan maksud untuk lebih menegaskan
peranan objek penderita.
Contoh:
1. Ali dan Hasan dimarahi dosen. (Kalimat asalnya ‘Dosen
memarahi Ali dan Hasan)
2. Pohon tua itu ditebang kakek kemarin. (Kalimat asalnya
‘Kakek menebang pohon tua itu kemarin
3. Buku itu sudah saya baca. (Kalimat asalnya ‘Saya sudah
membaca buku itu’).
37
4. Bangunan tua itu harus kami bongkar. (Kalimat asalnya
‘Kami harus membongkar bangunan tua itu’).
4. kevariasian (variety).
Kevariasian menurut KBBI (2002: 1259) artinya tindakan atau
hasil perubahan dari keadaan semula; selingan. Putrayasa (2007: 65)
menyebutkan bahwa ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang
satu dibandingkan dengan kalimat yang lain, kemungkinan variasi
kalimat tersebut antara lain (a) variasi dalam pembukaan kalimat; (b)
variasi dalam pola kalimat; (c) variasi dalam jenis kalimat; dan (d)
variasi bentukaktif-pasif.
Adapun kevariasian dalam kalimat efektif adalah upaya penulis
menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk
menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadap teks
karangan ilmiah. Fakta utama dari kevariasian ini adalah menjaga
perhatian dan minat baca terhadap teks berlanjut bagi pembaca.
Pada dasarnya kevariasian yaitu upaya penganekaragaman pola,
bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca
dan memahami teks sebuah karangan ilmiah.
Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks,
penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1. Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek,
tetapi kalimat dapat dimulai dengan predikat dan keterangan
38
sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
2. Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pend
ek.
3. Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya,
kalimat perintah, dan kalimat seruan.
4. Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
5. Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
6. Kalimat tak langsung dapat divariasikan dengan kalimat
langsung.
7. Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan
dengan tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, marik, dan
lain-lain.
8. Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulis
jangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah
yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
1. Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna,
suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide
sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan.
2. Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus tidak
dibangun pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak
memutuskan demikian. Memang cukup banyak
39
mengendorkansemangat kalau melihat keadaan di Indonesia
belahan Timur meskipun Fasilitas pengangkutan laut dan
udara sudah banyak dibangun.
(Variasi kalimat dengan kata berawalan me- dan berawalan
di-).
Adapun jenis-jenis kevariasian yaitu:
a. Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi
efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam
variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau
dibuka dengan :
1. Frase Keterangan (waktu, tempat, dan cara)
2. Frase Benda
3. Frase Kerja
4. Frase Penghubung
b. Variasi dalam pola kalimat
Demi mencapai sebeuak efektifitas dalam kalimat dan
menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan
kebosanan, pola kalimat Subjek – Predikat – Objek dapat diubah
menjadi Predikat – Objek – Subjek atau yang lainnya.
40
Contoh:
1. Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa
Sukamaju. (S – P- O)
2. Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter
muda itu. (P – O – S)
3. Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum
dikenal. (S – O – P)
c. Variasi dalam jenis kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau
pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat
perintah.
Contoh:
“Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih
hati-hati memamakai bahan bakar dan energi dalam negeri.
Apakah kita menangkap peringatan tersebut?”
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang
dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat
mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk
mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.
41
d. Variasi bentuk aktif-pasif
Contoh:
1. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah
dapat menanamnya danmemeliharanya. Lagi pula kita
tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggalilubang,
menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
2. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon
pisang itu dapat ditanamdan dipelihara. Lagi pula tidak
perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan
tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa
kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa
kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-
kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan
paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.
c. Analisis Kesalahan
Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya
dan ditafsirka maknanya.
42
Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian
terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan
menjadi bagian-bagian, serta mengenal kaitan antarbagian tersebut dalam
keseluruhan. Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan
atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-
komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sekumpulan aktivitas dan proses.
Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah
besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat
diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-
pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan
diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.
Adapun pengertian analisis menurut para ahli yaitu Menurut Gorys
Keraf, analisa adalah sebuah proses untuk memecahkan sesuatu ke dalam
bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sedangkan menurut
Komarrudin mengatakan bahwa analisis merupakan suatu kegiatan berfikir
untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat
mengenal tanda-tanda dari setiap komponen, hubungan satu sama lain dan
fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu. Jadi dapat
disimpulkan dari kedua pendapat para ahli tersebut bahwa analisa
merupakan sekumpulan kegiatan, aktivitas dan proses yang saling berkaitan
untuk memecahkan masalah atau memecahkan komponen menjadi lebih
43
detail dan digabungkan kembali lalu ditarik kesimpulan. Bentuk dari kegiatan
analisa salah satunya yaitu merangkum data mentah menjadi sebuah
informasi yang bisa disampaikan ke khalayak.
Segala macam bentuk analisis menggambarkan pola-pola yang
konsisten di dalam data, sehingga hasil analisa dapat dipelajari dan
diterjemahkan dengan singkat dan penuh makna. Analisa juga dapat
diartikan sebagai sebuah penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan
tujuan mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi.
d. Kesalahan Dalam Bidang Kalimat
a.1 kesalahan Kalimat Efektif
Kalimat yang utuh yaitu kalimat yang baik dan benar dapat
memudahkan orang lain untuk memahaminya. Kalimat yang baik
haruslah mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa, pilihan kata(diksi),
penalaran dan keserasian. Kelengkapan unsur sebuah kalimat efektif
sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Kalimat yang demikian
disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan
bagimana ia dapat mewakili secara tepat isi dan pikiran atau
perasaan pengarang, bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar,
dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar apa yang
dibicarakan.
Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara
sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis kepada
44
pembacanya. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, dan enak dibaca.
Ketepatan informasi sebagai syarat mutlak dari sebuh kalimat efektif.
Agar pembaca tertarik pada apa yang disampaikan, maka sebuah
kalimat efektif harus disusun secara tepat. Sebagai sarana
komunikasi, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan
penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu
mungkin bersifat ide, gagasan, pesan, pengertian, atau informasi.
Kalimat dikatakan efektif apabila kita akan membuat kalimat yang
baik dan benar harus berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku dan
kalimat tersebut mudah dipahami oleh orang lain.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau
pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara
atau penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide atau gagasan penulis
atau pembicara itu akan dapat diterima secara utuh.
Putrayasa (2007: 2) juga mengungkapkan pernyataan tentang
kalimat efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi
diksi, struktur, dan logikanya.
45
ciri-ciri dari kalimat efektif yaitu kalimat yang ditulis dapat
memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang
diharapkan oleh penulis. Maka ada bebrapa hal yang perlu
diperhatikan terkait ciri-ciri kalimat efektif. Putrayasa (2007: 54)
menyebutkan bahwa ciri-ciri kalimat efektif ada empat, yakni
kesatuan (unity), kehematan (economy), penekanan (emphasis), dan
kevariasian (variety).
Adapun kesalahan kalimat efektif yang sering kita temui di skripsi
mahasiswa yaitu sebagi berikut:
1) Kalimat Salah:
Lebih enak dengan partai demokrat pastinya karena
semuanya sudah seperti keluarg”, ucapnya.
Kalimat Efektif:
“Lebih baik dengan partai demokrat pastinya karena
semuanya sudah seperti keluarga”, ucapnya.
2) Kalimat Salah:
Danny mengunci dua parpol”. Makanya dia layak kembali
menakhodai Makassar 2018-2023
Kalimat Efektif:
“Danny mengunci dua parpol”. Makanya dia layak kembali
memimpin Makassar 2018-2023.
46
b.2 Penggunaan Konjungsi Berlebihan
Salah satu penyebab ketidakefektifan kalimat adalah
penggunaan kata hubung (konjungsi) yang tdiak tepat. Banyak
diantara mahasiswa yang memandang kata hubung sekadar pada
maknanya, padahal kata hubungpun memiliki fungsi.
Adapun jenis-jenis kata hubung yaitu misalnya, kata hubung
antarklausa dan kata hubung antarkalimat. Adanya beberapa jenis
kata hubung berdasarkan fungsinya maka pemakaian kata hubung
harus tepat dan benar agar kalimat yang dihasilkan menjadi kalimat
yang baku. Kata hubung antarklausa yang terdiri dari dua jenis, yaitu
koordinator dan subordinator. Koordinator menghubungkan dua
kalimat setara, klausa-klausa didalamnya bisa saling lepas atau
berdiri sendiri. Contoh koordinator adalah dan,atau, tetapi,
melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, dan bahkan. Sebaliknya, jika
klausa yang dihubungkan bukan klausa yang setara, klausa yang satu
bergantung pada klausa yang lain, subordinator yang digunakan
dalam prose penggabungan itu. Contoh subordinator adalah saat,
ketika, walaupun, sebab, karena sehingga, jika, untuk, dan bahwa.
Konjungsi antarklausa tidak boleh difungsikan sebagai
kinjungsi antarkalimat.
Perhatikan contoh dibawah ini:
- Tetapi, dia tidak pernah menyangka hal itu sebelumnya.
47
Penggunaan kata tetapi pada kalimat di atas tidak tepat sebab
di sana tetapi dipakai sebagai konjungsi antarkalimat, padahal tetapi
sebenarnya konjungsi antarklausa. Selain tetapi, koordinator tidak
boleh dipakai di awal kalimat sebab pemakaiannya diawal kalimat
menyebabkan konjungsi itu difungsikan sebagai konjungsi
antarkalimat.
Dalam beberapa kasus , sering dijumpai pemakaian konjungsi
yang berlebihan. Maksudnya, pada kalimat itu sebenarnya hanya ada
dua klausa, logisnya jika ada dua klausa, kita hanya memerlukan satu
konjungsi.
Contoh:
- Jika keadaan terus semakin memburuk, maka Pemerintah
akan turun tangan dalam kasus tersebut.
Kalimat di atas memiiki dua klausa, yaitu (1) Keadaan terus
semakin memburuk dan (2) Pemerintah akan turu tangan dalam
kasus tersebut. Dengan demikian, pada kalimat tersebut seharusnya
dipakai sebuah konjungsi saja, tidak boleh jika dan maka sekaigus
dipakai. Adapun kasus serupa di atas sering kita temukan, misalnya
seperti dibawah ini:
- Sebab, maka
- Walaupun, namun
- Meskipun, tetapi
48
Pemakaian konjungsi seperti iyu menyebabkan kalimat tidak efektif.
Kekurangcermatan pemakai bahasa dapat mengakibatkakn
penggunaan konjungsi yang berlebihan. Hal itu terjadi karena dua
kaidah bahasa bersilang dan bergabung dalam sebuah kalimat. Kita
sering menemui tulisan-tulisan seperti ini.
1) Kalimat Salah:
Meskipun beberapa media memiliki cara yang berbeda dalam
menawarkan hasil produknya, tetapimereka memilki fungsi
yang sama.
Kalimat Efektif:
Meskipun beberapa media memiliki cara yang berbeda dalam
menawarkan hasil produknya, mereka memilki fungsi yang
sama.
2) Kalimat Salah:
Yang menemukan dan mengklasifikasi kalimat yang
mengandung unsur kesalahan kalimat terdapat dalam
makalah mahasiswa semester empat .
Kalimat Efektif :
Untukmenemukan dan mengklasifikasi kalimat yang
mengandung unsur kesalahan kalimatterdapat dalam
makalah mahasiswa semester empat.
49
c.3 Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu
Kata tanya adalah kata yang digunakan untuk menanyakan
sesuatu, baik itu orang/benda, perbuatan/tindakan , keadaan/situasi,
dan lain sebagainya. Sedangkan kalimat tanya adalah kalimat yang
didalamnya terkandung sebuah pertanyaan kepada pihak lain, yang
diajukan untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya.
Namun, terkadang kalimat tanya juga tidak mengharuskan sebuah
jawaban karena hanya bersifat memastikan sesuatu hal. Adapun ciri-
ciri kata tanya yaitu ciri-ciri yang spesial yang membedakannya dari
kata-kata yang lainnya. (1) Kata tanya selalu diikuti dengan tanda
tanya pada akhir kalimat, (2) Kata tanya biasanya terletak di awal
sebuah kalimat tanya, dan (3) Kata tanya seringkali diikuti atau
ditambahkan dengan imbuhan sefiks –kah, seperti apakah, siapakah,
dimanakah, kapankah, dan lainsebagainya. Adapun jenis-jenis kata
tanya dalam Bahasa Indonesia terbagi atas 7 jenis diantara lain: (1)
Kata tanya “Apa”, (2) Kata tanya “Siapa”, (3) Kata tanya
“Kapan”, (4) Kata tanya “di, ke, dari”, (5) Kata tanya “Mengapa”, (6)
Kata tanya “Bagaimana”, dan (7) Kata tanya “Berapa”.
Dalam bahasa Indonesia sering dijumpai penggunaan bentuk-
bentuk di mana, yang mana, hal mana, dari mana, dan kata-kata
tanya yang lain sebagai penghubung atau terdapat dalam kalimat
50
berita (bukan kalimat tanya). Adapun contoh kalimat yang
menggunakan kata tanya yang tidak perlu yaitu sebagai berikut:
1) Kalimat Salah:
Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang
disampaikan si pembicara tergambar lengkap dalam pikiran
penerima(pembaca/pendengar), persis seperti apa yang
disampaikannya.
Kalimat Efektif:
Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang
disampaikan si pembicara tergambar lengkap dalam pikiran
penerima(pembaca/pendengar), persis seperti sesuatu yang
disampaikannya.
2) Kalimat Salah:
Tetapi mereka memiliki fungsi yang sama, di mana
bertujuan untuk memberitahu dan mempengaruhi
masyrakat.
Kalimat Efektif:
Tetapi mereka memiliki fungsi yang sama,tempat
bertujuan untuk memberitahu dan mempengaruhi
masyrakat.
51
d.4 Penggunaan Istilah Asing
Menurut Sutarno, seiring perkembangan jaman dan terus
berkembangnya pasar bebas, telah mempengaruhi segi tata bahasa
di negara-negara berkembang. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia
saja tetapi negara-negara lain yang secara khusus memiliki bahasa
nasional masing-masing juga mengalami hak yang sama. Misalkan
malaysia, Philipina, Brunei dan negara berkembang lainnya. Salah
satu permasalahannya adalah adanya serangan penggunaan isilah-
istilah asing dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam
kenyataannya, istilah asing tersebut lebih dekat dengan telinga kita
daripada istilah dalam bahasa kita. Sebagai contoh misalkan snack.
Istilah asing lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
daripada arti sebenarnya dalam Bahasa Indonesia.
Adapun ciri-ciri dari penggunaan istilah asing yaitu:
1. Harus ditulis miring yang mendakan bahwa itu adalah istilah
asing ( tidak Bahasa Indonesia).
2. Istilah asing bisa digunakan sebagai upaya untuk
memperhalus makna kata-kata, misalnya cleaning service. Hal ini
dipandang lebih halus daripada menggunakan itilah tukang
kebersihan.
3. istilah asing digunakan jika diartikan dalam Bahasa Indonesia
akan mengurangi makna sebenarnya, misalnya Windows,
52
Microsoft Office, Server, Client, Port. Hal ini jika diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia akan dapat mengubah makna yang
sebenarnya.
4. Untuk mengungkapkan budaya-budaya asing yang kita kenal
misalkan, opera, drama, ballet, dll.
5. Jika menggukan istilah asing, harus diikuti dengan terjemahan
dalam Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia yang memiliki kemahiran
menggunakan bahasa asing tertentu sering menyelipkan istilah asing
dalam pembicaraan atau tulisannya. Kemugkinannya adalah pemakai
bahasa itu ingin memperagakan kebolehannya atau bahkan ingin
memperlihatkan kerjasamanya atau keintelektualannya pada
khalayak. Padahal kita tidak boleh mencampuradukan bahasa
Indonesia dengan bahasa asing. Adapun contoh kalimat penggunaan
istilah asing yaitu sebagai berikut:
Kalimat menggunakan istilah asing
1) Dalam bahasa indonesia, kata diksi berasal dari kata dictionary
(bahasa inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal
pemilihan kata.
2) Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai
background tentang apa yang akan ditanyakan.
53
3) Koordinator lapangan melaksanakan eksekuasi atas semua
rancangan desain tata artistik[gambar kerja yang menjadi
tanggung jawab pekerjaan production designer.
Ketiga kalimat di atas belum tentu dapat dipahami oleh orang
yang berpendidikan rendah karena pada kalimat tersebut terdapat
istilah bahasa asing yang tidak dipahami. Akan lain halnya jika
istilah asing yang dicetak miring pada masing- masing kalimat di
atas diganti dengan istilah dalam bahasa Indonesia. Istilah
dictionarydiganti dengan kamus, istilah background diganti
dengan latar belakang, dan istilah production designerdiganti
dengan perancang produksi. Sehingga menjadi kalimat-kalimat
berikut ini.
Kalimat tidak menggunakan istilah asing
1) Dalam bahasa indonesia, kata diksi berasal dari kata dalam
kamus (bahasa inggris yang kata dasarnya diction) berarti
perihal pemilihan kata.
2) Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai
latar belakang tentang apa yang akan ditanyakan.
3) Koordinator lapangan melaksanakan eksekuasi atas semua
rancangan desain tata artistik[gambar kerja yang menjadi
tanggung jawab pekerjaan perancang produksi.
54
e. Skripsi
Skripsi ialah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai
bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya KBBI (2002). Skripsi
bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya
ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis
skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya
dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan
masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya.
Adapun pengertian lain dari Skripsi merupakan persyaratan untuk
mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
maupun Perguruan Tinggi.Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau
tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.
B.Hasil Penelitian yang Relavan
Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurul
Istinganah (2012) ,Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia UNY. Judul penelitiannya adalah Analisis Kesalahan Sintaksis pada
Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VIII SMP 1 Banguntapan, Bantul,
Yogyakarta. Subjek penelitian adalah karangan ekspositoris siswa kelas VIII
55
SMP 1 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Kalimat
yang mengandung unsur kesalahansintaksis.Untuk menemukan dan
mengklasifikasikan kalimat yang mengandung unsur kesalahan sintaksis
digunakan teknik membaca dan mencatat. Data dianalisis secara deskriptif
kualitatif menggunakan metode agih dengan teknik baca markah dan
metode padan ortografis dengan teknik pilah unsur penentu. Instrumen
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument), yaitu
sebagai instrumen kunci dengan menggunakan kriteria bentuk dan distribusi.
Hasil penelitian kesalahan sintaksis pada karangan narasi ekspositoris
siswa kelas VIII SMP 1 Banguntapan ada dua. Pertama, kesalahan
penggunaan struktur frasa meliputi enam kesalahan, yaitu: penggunaan
preposisi yang tidak tepat, susunan kata yang tidak tepat, penggunaan
unsur yang berlebihan atau mubazir, penggunaan bentuk superlatif yang
berlebihan, penjamakan ganda, dan penggunaan bentuk resiprokal yang
tidak tepat. Kedua, kesalahan penggunaan struktur kalimat meliputi tujuh
kesalahan, yaitu: kalimat yang tidak berpredikat, kalimat yang tidak
bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat tak lengkap), subjek ganda,
penggunaan preposisi pada verba transitif, kalimat yang rancu penghilangan
konjungsi, dan penggunaan konjungsi yangberlebihan.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Yuni
Ayuma(2012), mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, UNY. Judul
penelitiannya adalah Konstruksi Sintaksis pada Wacana Tulis di Lembaga
56
Kepolisian Polres Tulang BawangLampung. Subjek penelitian ini adalah
wacana tulis padalembaga kepolisian Polres Tulang bawang unit Reskrim.
Penelitian ini difokuskan pada permasalahan konstruksi kalimat dan klausa
pada wacana tulis di lembaga kepolisian Polres Tulang Bawang. Data
diperoleh dengan teknik membaca dan mencatat. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dengan menggunakan
teknik BUL (Bagi Unsur Langsung). Keabsahan atau validitas data dilakukaan
dengan triangulasi yang memanfaatkan teori.
Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada
subjek dan objek kajiannya. Dalam penelitian ini, subjek kajiannya adalah
karangan narasi ekspositoris siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banguntapan
Yogyakarta; sedangkan dalam kedua penelitian yang telah disebutkan,
subjek kajiannya adalah karangan siswa kelas II dan kelas III SMP. Jadi,
jelaslah bahwa subjek kajian penelitian ini lebih spesifik dengan
menyebutkan jenis karangan narasi siswa dan subjek kajian kedua penelitian
tersebut tidak spesifik karena tidak menyebutkan jenis karangan siswa.
Objek kajian dalam penelitian ini lebih luas dan detail dengan memaparkan
kesalahan konstruksi sintaksis yang berupa frasa dankalimat.
C.Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian diatas analisis kesalahan kalimat pada skripsi
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Makassar, yaitu menganalisis kesalahan kalimat yang terdapat pada skripsi
57
mahasiswa. Adapun analisis kesalahan pada skripsi mahasiswa yaitu,
kesalahan penulisan kalimat efektif yakni kesatuan (unity), kehematan
(economy), penekanan (emphasis), dan kevariasian (variety) pada skripsi
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Setelah menganalisis
kesalahan kalimat pada skripsi mahasiswa, akan ada hasil yang didapatkan.
Dan peneliti akan melakukan yang namanya temuan setelah
mendapatkan hasil dari menganalisis kesalahan kalimat pada skripsi
mahasiswa tersebut. Adapun bagan kerangka pikir dari analisis kesalahan
kalimat pada skripsi mahasiswa dapat dilihat di bawah ini.
58
Bagan Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN
Analisis Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar
Kesalahan kalimat
efektif
Penggunaan konjungsi
yang berlebihan
Penggunaan Istiah
Asing
Penggunaan
Kata Tanya yang Tidak Perlu
Analisis
Hasil
Temuan
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, ini termasuk bagian
dari pustaka untuk memperoleh deskriptif tersebut. Jadi penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
menyajikan data selengkapnya dalam tabel data untuk mendeskripsikan
jenis kesalahan kalimat yang terdapat dalamskripsi mahasiswa prodi Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.
B. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini yaitu kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi
bahasa dan sastra indonesia fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
universitas muhammadiyah makassar, yang selesai di tahun 2017. Data yang
diperoleh atau dianalisis dari kesalahan kalimat pada skripsi mahasiswa
kesalahan penulisan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa. Kesalahan yang
dipantau antara lain kesalahan kalimat efektif, penggunaan konjungsi yang
berlebihan, penggunaan kata tanya tidak perlu, dan penggunaan istilah
asing. Adapun sumber data yang menjadi kajian penelitian adalah delapan
skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Penelitian berasumsi bahwa delapan skripsi yang peneliti
kaji mampu mewakili semua skripsi mahasiswa yang telah selesai di tahun
2017.
60
Dengan beberapa pertimbangan diantaranya mahasiswa tersebut
seangkatan , sistem pembelajaran yang didapat sama dan ada beberapa
pertimbangan lainnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menemukan dan mengklasifikasikan kalimat yang
mengandung unsur kesalahan kalimat yang terdapat dalam skripsi
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia digunakan teknik membaca
dan mencatat. Hal ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa teknik ini
dianggap paling sesuai dengan sifat sumber data yaitu berupa skripsi
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.
1. Teknik baca yang dilakukukan adalah membaca secara berulang
dan cermat hasil skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia.
2. Teknik catat yang dilakukan yaitu mencatat kesalahan-kesalahan
kalimat secara cermat dari hasil skripsi mahasiswa prodi Bahasa
dan Sastra Indonesia.
D. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis adalah kesalahan penggunaan struktur kalimat
dalam skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan SastraIndonesia. Metode yang
digunakan adalah metode agih dan metode ortografis. Setiap metode
memiliki teknik analisis sendiri.
61
1. Metode Agih yaitu metode analisis yang alat penentunya ada di
dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Metode ini
digunakan untuk mencari kesalahan kalimat berdasarkan bentuk
kesalahan tersebut. Berdasarkan metode itu, teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik
analisis data dengan cara membaca pemarkah dalam suatu konstruksi
(Jati, 2011: 36). Istilah lain untuk
pemarkah adalah penanda. Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan,
kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri
ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi (Kridalasana via Jati,
2011: 36). bentuk kesalahan tersebut. Berdasarkan metode itu, teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik baca markah.
2. Metode Ortografis yaitu metode analisis yang alat penentunya
berupa bahasa tulis (Sudaryanto, 1993: 14).Metode ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi jenis kesalahan kalimat yang terdapat dalam
skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Teknik yang
digunakan untuk menentukan kesalahan kalimat dalam metode ini
adalah teknik pilah unsur penentu.Teknik pilah unsur penentu adalah
teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yan
dianalisis dengan alat penentu yang berupa daya pilah yang bersifat
mental yang dimiliki oleh penentunya (Sudaryanto, 1993: 27-28).
62
Sesuai dengan jenis penentu yang akan dibagi menjadi berbagai
unsur, dalam penelitian ini menggunakan daya pilah ortografis. Daya
pilah ortografis adalah daya pilah yang menggunakan bahasa tulis
sebagai penentu.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang berjudul Analisis Kesalahan Kalimat Efektif pada
Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dalam penelitian ini
digunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif digunakan sebagai
pendekatan utama untuk mendeskripskan hasil penelitian ini. Pendekatan
kualitatif ini digunakan sebagai pendekatan tambahan untuk menghitung
presentase terhadap kesalahan kalimat efektif.
Hasil penelitian ini merupakan deskripsi dari kesalahan kalimat efektif
pada skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Adapun Subjek dalam penelitian ini yaitu skripsi mahasiswa prodi Bahasa
dan Sastra Indonesia sebanyak 8 judul skripsi yang peneliti kaji. Adapun
objek kajiannya adalah kalimat yang mengandung kesalahan kalimat
efektifyang terdapat pada skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra
indonesia.
Jumlah keseluruhan lalimat yang mengandung kesalahan kalimat
efektif dari delapan judul skpripsi ada sebanyak 139 kalimat. Objek kajian
yang diteliti oleh peneliti telah disesuaikan dengan rumusan masalah dalam
64
penelitian ini.Berdasarkan penyeleksian data yang telah dilakukan sebagai
bagian dari proses analisis yaitu dengan membaca cermat secara berulang-
ulang. Hasil pendeskripsian terhadap jenis kesalahan kalimat efektif yang
ditemukan dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi kesalahan kalimat
efektif berdasarkan bentuk kesalahannya.
Dengan berbagai jenis kesalahan kalimat dalam skripsi mahasiswa
prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dapat dianalisis oleh peneliti. Adapun alat
bantu yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data. Kartu
data ini menggunakan kertas manila yang dipotong-potong hingga
berukuran sedang. Kartu data ini berfungsi untuk mencatat dan
mengidentifikasi kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam skripsi
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan diUniversitas Muhamadiyah Makassar. Adapun contoh dari
format kartu data tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kartu Data
No: BID A/02/05/10
Kesalahan : Penggunaan kata tanya tidak perlu
Jenis pekerjaan yang dapat mereka jalani sudah ditentukan oleh laki-laki, mana yang cook untuk pekerjaan perempuan dan mana yang tidak cocok.
65
Tabel 4.2 Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif
Berdasarkan Bentuk Kesahannya
No. Kesalahan Kalimat Efektif
Bentuk Kesalahan Kalimat Efekif Frekuensi Persentase
1. Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif 55 39,56%
2. Penggunaan Konjungsi Berlebihan 22 15,82%
3. Penggunaan Kata Tanya tidak Perlu 23 16,54%
4. Penggunaan Istilah Asing 39 28,05%
∑ 139 100%
Persentase data diambil berdasarkan jumlah temuan dibagi jumlah
kseeluruhan kalimat dalam skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia, kemudian dikalikan100%. Berdasarkan persantase tersebut dapat
disimpulkan bahwa kesalahan kalimat efekif pada skripsi Mahasiswa prodi
Bahasa dan Sastra Indonesia cukup beragam.
Tabel 4.1 menunjukkan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan
kalimat efektif pada skripsi Mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
tersebut ditemukan faktor penyebab kesalahan penulisan kalimat efektif.
Namun hanya keempat faktor penyebab kesalahan penggunaan struktur
kalimat itu ditemukan dalam skripsi Mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia yaitu sebanyak 139 kalimat. Adapun faktor penyebab kesalahan
yaitu kesalahan penulisan kalimat efektif (55 kalimat), penggunaan konjungsi
berlebihan (22 kalimat), penggunaan kata tanya tidak perlu(23 kalimat), dan
penggunaan istilah asing( 39 kalimat).
66
Adapun Kesalahan Kalimat pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia yaitu sebagai berikut:
Kesalahan penulisan kalimat efektif dalam skipsi mahasiswa prodi
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar dapat dilihat dari segi penulisan
dalam sebuah kalimat, dan dapat memenuhi kaidah PUEBI (Panduan Umum
Ejaan Bahasa Indonesia).
Tabel 4.3.Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif
Perhatikan kesalahan dalam kalimat berikut:
No. Nomor
Subjek Kesalahan Kalimat Efektif Kalimat Perbaikan
1. BID
A/64/02/03
“Pasti bisa dominasi, karena pilkada
serentak yang lalu kami memang 8.
Dan kita paling dominan, bahkan
golkar hanya 4.” Ujarnya, malam
tadi”. Jika memang sulit untuk
bersaing”, katnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Pasti bisa dominasi, karena pilkada
serentak yang lalu kami menang
delapan. Dan kita paling dominan,
bahkan golkar hanya empat.”
Ujarnya, malam tadi”. Jika memang
sulit untu bersaing”, katanya.
2. BID
A/64/03/04
“Seperti pak Ni’ matullah, Andi
Nurpati, Andi Timo Pangeran, dan
nama-nama lain, bebernya, Rusdi
Masse atau yang kami sering panggil
RMS, juga tidak bisa di sepelekan”,
pungkasnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seperti pak Ni’ matullah, Andi
Nurpati, Andi Timo Pangeran, dan
nama-nama lain, katanya, Rusdi
Masse atau yang kami sering
panggil RMS, juga tidak bisa di
67
sepelekan, katanya.
3. BID
A/65/03/03
KPU Pare-pare memangkas dana
kampanye hingga 50 persen dari Rp
3,4 miliar menjadi Rp 1,7 miliar. Jika
ini di pangkas, maka sosialisasi
atribut pilkada bisa menjadi
korbannya. Dia mengatakan, itupun
KPU sudah memangkas dana
perjalanan dinas dari Rp 1 miliar
menjadi Rp 800 juta. “Toleransinya
hanya 20 persen”. Kata dia.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
KPU Pare-pare memangkas dana
kampanye hingga 50 persen dari
Rp. 3,4 miliar menjadi Rp. 1,7
miliar. Jika ini di pangkas, maka
sosialisasi atribut pilkada bisa
menjadi korbannya. Dia
mengatakan, itupun KPU sudah
memangkas dana perjalanan dinas
dari Rp 1 miliar menjadi Rp. 800
juta. “Toleransinya hanya 20
persen”. Kata dia.
4. BID
A/65/07/01
“Lebih enak dengan partai demokrat
pastinya karena semuanya sudah
seperti keluarg”, ucapnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
“Lebih baik dengan partai
demokrat pastinya karena
semuanya sudah seperti keluarga”,
ucapnya.
5. BID
A/66/05/06
Sehungga, kecil kemungkinan
memunculkan nama baru tanpa
melalui sistim penjaringan di DPD 1
Golkar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sehungga, kecil kemungkinan
memunculkan nama baru tanpa
melalui sistem penjaringan di DPD
1 Golkar.
6. BID
A/66/08/03
PDIP menyebutnya dengan sistim
jemput bola.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
PDIP menyebutnya dengan sistem
68
jemput bola.
7. BID
A/77/08/03
Panglima Garda nusantara Sulsel,
A Rustam, mengatakan 500-an
undangan disebar untuk deklarasi
dan peresmian sektretaris
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Panglima Garda nusantara Sulsel,
A Rustam, mengatakan lima ratus
undangan disebar untuk deklarasi
dan peresmian sektretaris
8. BID
A/65/07/08
“Danny mengunci dua parpol”.
Makanya dia layak kembali
menakhodai Makassar 2018-2023
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
“Danny mengunci dua parpol”.
Makanya dia layak kembali
memimpin Makassar 2018-2023.
9. BID
A/97/01/02
Usai pertemuan, fashar irit bicara.
Namun, dia tak menapik adanya
permintaan dukungan dari
IYL.”Beliau (IYL) juga minta dibantu
(pada Pilgub Sulsel 2018,Red) nanti”,
kata Fashar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Usai pertemuan, fashar tidak
banyak bicara Namun, dia tak
tidak melihat adanya permintaan
dukungan dari IYL.”Beliau (IYL)
juga minta dibantu (pada Pilgub
Sulsel 2018,Red) nanti”, kata
Fashar.
10. BID
A/70/03/08
Arah koalisi untuk menentukan
paketnya akan ditentukan pasca
Pilgub DKI Jakarta. Irwan bertekad
mengalahkan Patahana Judas Amir.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Arah koalisi untuk menentukan
paketnya akan ditentukan pasca
Pilgub DKI Jakarta. Irwan bertekad
mengalahkan Petahana Judas
Amir.
69
11. BID
A/75/04/03
“Golkar adalah partai yang terbuka.
Tidak boleh Golkar mengkungkung
diri, mengatakan diri lebih hebat
dan besar dari yang lain. Kita harus
menerima respon dari luar,”
papar Aru.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
“Golkar adalah partai yang
terbuka. Tidak boleh Golkar
menutup diri, mengatakan diri
lebih hebat dan besar dari yang
lain. Kita harus menerima respon
dari luar,” papar Aru.
12. BID
A/60/02/04
Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah
juga Mengklaim mengantongi
rekomendasi partai pemilik II dan
lima kursi di di DPRD Sulsel.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah
juga Mengklaim mengambil
rekomendasi partai pemilik sebelas
dan lima kursi di DPRD Sulsel.
13. BID
A/61/03/01
Juru bicara Team 9 Golkar Sulsel,
Subhan Djaya Mappatunrung
menjelaskan, rencananya, pleno
Golkar Sulsel akan digelar paling
lambat 25 juli mendatang.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Juru bicara Tim sembilan Golkar
Sulsel, Subhan Djaya
Mappatunrung menjelaskan,
rencananya, pleno Golkar Sulsel
akan digelar paling lambat dua
puluh lima juli mendatang.
14. BID
A/65/02/07
“Meski ada peningkatan setiap
pemiluh, tampaknya membutuhkan
kerja keras untuk pencapaian angka
30 persen keterwakilan
diparlemen,”ungkap Muliaty saat
bertandang keharian fajar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
“Meski ada peningkatan setiap
pemiluh,tampaknya membutuhkan
kerja keras untuk pencapaian
angka tiga puluh persen
keterwakilan diparlemen, ”ungkap
70
Muliaty saat mendatangi keharian
fajar.
15. BID
A/62/04/07
Sebelumnya, Prabowo dan Rivai
mengikuti acara pidato kebangsaan
Ames Rasyid Baswedan dihotel
darmawngsah , jakarta selatan.
Dalam acara bertema Persatuan
Indonesia itu, Rivai adalah satu-
satunya Balon Gubernur Sulsel yang
diundang khusus oleh Prabowo
Subianto.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sebelumnya, Prabowo dan Rivai
mengikuti acara pidato kebangsaan
Ames Rasyid Baswedan dihotel
darmawngsah , jakarta selatan.
Dalam acara bertema Persatuan
Indonesia itu, Rivai adalah satu-
satunya calon Gubernur Sulsel
yang diundang khusus oleh
Prabowo Subianto.
16. BID
B/31/01/02
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian, pada bab ini akan
disajikan hasil penelitian dan
pembahasan.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian, pada bab ini
akan dijelaskan hasil penelitian
dan pembahasan.
17. BID
B/03/02/01
Iklan bisa dijumpai diberbagai
media, salah satunya adalah
televisi.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Iklan bisa dilihat diberbagai media,
salah satunya adalah televisi.
18. BID
B/08/01/03
Dengan perkataan lain, implikatur
percakapan dipakai untuk
menerangkan makna implisit apa
yang diucapkan penulis.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Dengan perkataan lain, implikatur
percakapan dipakai untuk
71
menjelaskan makna implisit apa
yang diucapkan penulis.
19. BID
C/25/01/04
Kata mempersingkat sama dengan
memperpendek. Jadi tidak mungkin
kalau waktu sampai diperpendek
karena sampai kapanpun waktu itu
tidak mungkin dipersingkat atau
diperpendek, sehari semalam tetap
24 jam. Kata yang tepat untuk
menyatakan maksud tersebut
adalah kata menghemat.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Kata mempersingkat sama dengan
memperpendek. Jadi tidak
mungkin kalau waktu sampai
diperpendek karena sampai
kapanpun waktu itu tidak mungkin
dipersingkat atau diperpendek,
sehari semalam tetap 24 jam. Kata
yang tepat untuk menyatakan
maksud tersebut adalah kata
mengefesiensikan.
20. BID
D/03/02/10
Sebagai refleksi dan realitas, film s
ekedar memindah realitas kelayar
tanpa mengubah realitas itu.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sebagai refleksi dan realitas, film
sekadar memindah realitas kelayar
tanpa mengubah realitas itu.
21. BID
D/13/01/05
Film adalah serentetan gambar
yang bergerak dengan atau tanpa
suara
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Film adalah rentetan gambar yang
bergerak dengan atau tanpa suara
22. BID
D/14/01/08
Penata artistik telah terlebih dahulu
mendapat penjelasan dari sutradara
segera membuat gambaran kasar
adegan.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Penata artistik telah terlebih
dahulu mendapat penjelasan dari
sutradara segera membuat
bayangan adegan cerita.
72
23. BID
D15/01/03
Seorang penata musik dituntut
untuk tidak hanya sekedar
menguasai musik.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seorang penata musik dituntut
untuk tidak hanya sekadar
menguasai musik.
24. BID
D/17/02/02
Munculnya kata ini disamut oleh
Mary Wolerstoncraft yang dianggap
sebagai tokoh pertama.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Munculnya kata ini disebut oleh
Mary Wolerstoncraft yang
dianggap sebagai tokoh pertama.
25. BID
D/31/01/02
Apakah masyarakat sudah cukup
baik untuk menseleksi tontonan
yang baik.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Apakah masyarakat sudah cukup
baik untuk menyeleksi tontonan
yang baik.
26. BID
E/06/01/07
Dengan kata lain, topik penelitian
dibandingkan dengan kajian-kajian
yang sama dengan hasil penelitan
terdahulu.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Dengan kata lain, topik penelitian
dibandingkan dengan kajian-kajian
yang sama dengan hasil penelitan
yang terlebih dulu.
27. BID
E/11/02/01
Memelajari sesuatu termasuk
mempelajaribahasa tidak luput
dari perbuatan kesalahan.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Memelajari sesuatu termasuk
memelajaribahasa tidak luput dari
perbuatan kesalahan.
28. BID
E/12/01/02
Kesalahan berbahasa adalah
penyimpangan kaidah-kaidah dalam
pemakain bahasa.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Kesalahan berbahasa adalah
73
penyimpangan kaidah-kaidah
dalam pemakaian/menggunakan
bahasa.
29. BID
E/01/01/07
Mengatakan bahwa karangan ilmiah
merupakan karangan ilman
pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Mengatakan bahwa karangan
ilmiah merupakan karangan ilmiah
pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik
dan benar.
30. BID
F/06/01/05
Penelitian ini bertujuan
mendessrispsikan bentuk dan
konteks sosial tuturan yang
digunakan untuk menyatakan
tindak tutur.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan bentuk dan
konteks sosial tuturan yang
digunakan untuk menyatakan
tindak tutur.
31. BID
F/07/01/04
Hal tersebut menunjukkan bahwa
penutur menggukan tuturan komisif
untuk menyatakan jinji dan
mengungkapkan usulan atau idenya
kepada mitra tutur.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Hal tersebut menunjukkan bahwa
penutur menggukan tuturan
komisif untuk menyatakan jinji dan
mengungkapkan pendapat atau
idenya kepada mitra tutur.
32. BID
F/07/01/04
Tuturan promises yang berjumlah 9
data dan fungsi tuturan komisif
yang paling dominan adalah tuturan
yang paling berfungsi mengusulakn
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Tuturan promises yang berjumlah
9 data dan fungsi tuturan komisif
74
tuturan komisif. yang paling dominan adalah
tuturan yang paling berfungsi
mengusulkan tuturan komisif
33. BID
F/07/02/03
Fokus penelitian ini adalah tujuan
penelitian adalah untuk
mendeskripsikan variasi pemakaian
bahasa.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Fokus penelitian ini adalah
bertujuan untuk mendeskripsikan
variasi pemakaian bahasa.
34. BID
F/30/01/05
Seorang mahasiswa atau pekerja
swasta dan lain-lain sebagainya,
yang pengucapan bahasa terkadang
baerbeda tetapi makna dan artinya
sama.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seorang mahasiswa atau pekerja
swasta dan lain sebagainya, yang
pengucapan bahasa terkadang
berbeda tetapi makna dan artinya
sama.
35. BID
G/01/01/01
Manusia senantiasa mendambakan
komunikasi, komunikasi ini terjadi
baik antar sesamanya maupun pada
makhluk lain.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Manusia senantiasa menginginkan
komunikasi, komunikasi ini terjadi
baik antar sesamanya maupun
pada makhluk lain.
36. BID
G/02/03/03
Sastra hadir sebagai hasil
perenungan pengarang terhadap
fenomena yang ada.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sastra hadir sebagai hasil
perenungan pengarang terhadap
fenomena yang telah terjadi.
75
37. BID
G/02/03/06
Bukan hanya sekadar cerita khayal
atau angan dari pengarang saja,
ataupun wujud dari kreativitas
pengarang dalam menggali dan
mengolah gagasan yang ada dalam
pikiranya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Bukan hanya sekadar cerita khayal
atau angan dari pengarang saja,
melainkan wujud dari kreativitas
pengarang dalam memahami dan
mengolah gagasan yang ada dalam
pikiranya.
38. BID
G/03/02/04
Peristiwa-peristiwa didalamnya,
sehingga nampak seperti sungguh
ada dan terjadi.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Peristiwa-peristiwa didalamnya,
sehingga terlihat seperti
kenyataan ada dan terjadi.
39.
BID
G/03/02/07
Keterpaduan berbagai unsur intrisik
ini akan menjadikan sebuah novel
yang sangat bagus.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Perpaduan dariberbagai unsur
intrisik ini akan menjadikan sebuah
novel yang sangat bagus.
40.
BID
G/04/01/01
Salah seorang pengarang yang
memiliki kekhasan tersendiri dalam
pengolahan dan penggunaan
bahasa diperlihatkan
oleh Merari Siregar sebagai penulis
novel yang berjudul Azab dan
Sengsara.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seorang pengarang yang memiliki
kekhasan tersendiri dalam
pengolahan dan penggunaan
bahasa diperlihatkan oleh Merari
Siregar sebagai penulis novel yang
berjudul Azab dan Sengsara.
41.
BID
G/04/04/03
Walau ditinjau dari segi ceritaya,
masih mengangkat persoalan
kehiduapan sehari-hari seperti
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Walaupun ditinjau dari segi
76
dalam hikayat. ceritaya, masih mengangkat
persoalan tentangkehiduapan
sehari-hari seperti dalam hikayat.
42.
BID
G/04/04/06
Azab dan Sengsara jurtu
memaparkan dunia orang biasa,
serta menampilkan unsur-unsur
kritik sosial yang tidak pernah
ditampilkan dalam hikayat.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Azab dan Sengsara jurtu
menjelaskan dunia
seseorangyang biasa, serta
menampilkan unsur-unsur kritik
sosial yang tidak pernah
ditampilkan dalam hikayat.
43.
BID
G/04/05/01
Azab dan Sengsara
mengetengahkan kisah cinta
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Azab dan Sengsara lebih
mengutamakan kisah cinta
44.
BID
G/05/01/03
Hal ini menunjukkan bahwa isi dan
amanat dari novel ini sangat
menggugah dan karakter para
tokoh-tokohnya begitu
erat dengan kenyataan hidup
sehingga membuat orang
terkesima.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Hal ini menunjukkan bahwa isi dan
amanat dari novel ini sangat
menyentuh dari karakter para
tokoh-tokohnya begitu erat
dengan kenyataan hidup sehingga
membuat orang terkesima.
45.
BID
G/12/03/03
Jadi penulis meneliti tentang dalam
mpengunaan tindak tutur yang
terditi dari tidak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi dalam novel Azab dan
Sengsara karya Merari
Siregar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Jadi penulis meneliti tentang
dalam penggunaan tindak tutur
yang terditi dari tidak tutur lokusi,
ilokusi, dan perlokusi dalam novel
77
Azab dan Sengsara karya Merari
Siregar.
46. BID
G/30/01/01
Bahasa merupakan salah satu ciri
kekhususan seni sastra khususnya
novel.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Bahasa merupakan salah satu ciri
khususnya seni sastra yaitu
khususnya novel.
Kesalahan kalimat berikut ini adalah penggunaan konjungsi berlebihan,
ketika sebuah kalimat digunakan konjungsi yang berlebihan yaitu dua
konjungsi yang sama ataupun berbeda akan membuat suatu kalimat tidak
menjadi efektif.
Tabel 4.4.Penggunaan Konjungsi Berlebihan
Perhatikan kesalahan dalam kalimat berikut:
No. Nomor
Subjek Kalimat Salah Keterangan
1. BID
A/59/01/07
Selain pada aspek yang sistematik surat
dan ejaan, perbedaan yang sebelumnya
dengan penelitian dilakukan oleh
peneliti sekarang yaitu pada lokasi
penelitian.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
2. BID
B/02/03/02
Meskipun beberapa media memiliki cara
yang berbeda dalam
menawarkan hasil produknya, tetapi
mereka memilki fungsi yang sama.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “meskipun”
dan “tetapi”.
3. BID Yangmenemukan dan mengklasifikasi Penggunaan dua konjungsi
78
C/40/01/02 kalimat yang mengandung unsur
kesalahan kalimatterdapat dalam
makalah mahasiswa semester empat
sama yaitu konjungsi “
yang”.
4. BID
C/35/02/03
Apabila mengajarkan bahasa
merupakan salah satu yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan
membaca, maka kegiatan pengajaran
bahasa dititik beratkan pada tugas-tugas.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “yang” dan
“maka”.
5. BID
D/12/02/01
Skenario atau cerita merupakan naskah
yang berisi cerita atau gagasan yang cara
penyajiannya telah desain sedemikan
rupa.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
6. BID
E/14/01/01
Koran adalah lembaran tercetak yang
memuat laporan yang terjadi
dimasyarakat.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
7. BID
E/02/01/05
Maka para ilmuan dalam bidang lainpun
menjadikan bahasa sebagai objek studi
mereka memerlukan bahasa, meskipun
sekurang-kurangnya sebagai alat bantu
untuk menyampaikan berita.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “maka” dan
“meskipun”.
8. BID
F/02/01/08
Maka, dalam setiap proses komunikasi
ini terjadilah apa yang disebut
“peristiwa”. Meskipun “peristiwa tutur “
dan “tindak tutur” dalam satu situasi
tutur.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “maka” dan
“meskipun”.
9. BID
F/10/03/03
Meskipun tindak tutur lebih melihat
pada makna atau arti tindakan dalam
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “meskipun”
79
tuturnya, tetapi peristiwa tuturnya lebih
melihat pada tujuan peristiwanya.
dan “tetapi”.
10. BID
G/28/03/02
Sedangkan jika diukur dengan kertas
kuarto yang jumlah barisnya 35 buah
dan tiap baris sepuluh kata, maka jumlah
kata dalam satu lembar kuarto adalah
35x10= 350 buah.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu
“sedangkan” dan “maka”.
11. BID
G/30/02/04
Sehingga tidak jarang banyak penyair
atau pengarang yang menggunakan
sesuatu yanng telah diolah oleh generasi
sebelumnya.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
12. BID
G/31/02/02
Penelitian ini menggunakan bahasa yang
memungkinkan bunyi bahasa yang
dituturkan pengarang mungkin selalu
berubah.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
Perbaikan kalimat diatas sebagai berikut:
1. Selain pada aspek yang sistematik surat dan ejaan, perbedaan
sebelumnya dengan penelitian dilakukan oleh peneliti sekarang yaitu
pada lokasi penelitian. (BID A/59/01/07)
2. Meskipun beberapa media memiliki cara yang berbeda dalam
menawarkan hasil produknya, mereka memilki fungsi yang sama.
(BID B/02/03/02)
80
3. Untuk menemukan dan mengklasifikasi kalimat yang mengandung
unsur kesalahan kalimat terdapat dalam makalah mahasiswa
semester empat.
(BID C/35/02/03)
4. Apabila mengajarkan bahasa merupakan salah satu bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca, maka kegiatan pengajaran
bahasa dititik beratkan pada tugas-tugas. (BID C/35/02/03)
5. Skenario atau cerita merupakan naskah berisi tentang cerita atau
gagasan yang cara penyajiannya telah desain sedemikan rupa. (BID
D/12/02/01)
6. Koran adalah lembaran tercetakmemuat laporan yang terjadi
dimasyarakat. (BID E/14/01/01)
7. Para ilmuan dalam bidang lainpun menjadikan bahasa sebagai objek
studi mereka memerlukan bahasa, meskipun sekurang-kurangnya
sebagai alat bantu untuk menyampaikan berita.(BID E/02/01/05)
8. Dalam setiap proses komunikasi ini terjadilah apa yang disebut
“peristiwa”. Meskipun “peristiwa tutur “ dan “tindak tutur” dalam
satu situasi tutur. (BID F/02/01/08)
9. Tindak tutur lebih melihat pada makna atau arti tindakan dalam
tuturnya, tetapi peristiwa tuturnya lebih melihat pada tujuan
peristiwanya.
(BID F/10/03/03)
81
10. Jika diukur dengan kertas kuarto yang jumlah barisnya 35 buah dan
tiap baris sepuluh kata, maka jumlah kata dalam satu lembar kuarto
adalah 35x10= 350 buah. (BID G/28/03/02)
11. Sehingga tidak jarang banyak penyair atau pengarang menggunakan
sesuatu yang telah diolah oleh generasi sebelumnya. (BID
G/30/02/04)
12. Penelitian ini menggunakan bahasa yang memungkinkan bunyi
bahasa dituturkan pengarang mungkin selalu berubah. (BID
G/31/02/02)
Tabel 4.5. Penggunaan Kata Tanya tidak Perlu
Perhatikan kesalahan dalam kalimat berikut:
No. Nomor
Subjek Kesalahan Kalimat Keterangan
1. BID
A/09/02/04
Kalimat efektif mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan si
pembicara tergambar lengkap dalam
pikiran
penerima(pembaca/pendengar),
persis seperti apa yang
disampaikannya.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu
disisipkan didalam kalimat.
2. BID
B/02/01/08
Hal semacam itu menuntun seseorang
untuk memahami implikatur
percakapan, agar apayang diucapkan
dapat dipahami oleh lawan tutur.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
3. BID Tetapi mereka memiliki fungsi yang Penggunaan kata “di mana‟
82
B/02/03/04 sama,di mana bertujuan untuk
memberitahu dan mempengaruhi
masyrakat
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
4. BID
B/07/02/02
Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu masyarakat untuk
memahami, maksud dari apayang
ingin disampaikan dalam iklan obat
tersebut.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
5. BID
B/08/01/03
Dengan perkataan lain, implkatur
percakapan dipakai untuk
menerangkan makna implisit dibalik
apayang diucapkan penulis.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
6. BID
D/15/03/06
Seorang sutradara sejak awal sudah
ada penilaian atau pilihan tentang
adegan di mana yang perlu dan tidak
penting
Penggunaan kata “di mana‟
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
7.
BID
D/30/02/02
Secara tidak disadari kita sedang
mengarah kepada sistem mulai sesuai
dengan apa yang ditampilkan.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
8.
BID
F/10/02/06
Pragmatik merupakan cabang ilmu
linguistik yang membahas tentang
apa yang termasuk struktur bahasa
sebagai alat komukasi antara penutur
dan pendengar.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
83
9.
BID
F/14/01/03
Anak-anak menggunakan tindak tutur
tidak langsung agar apayang
disampaikan kepada mitra tutur agar
tidak menyinggung perasaan mitra
tutur.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
10. BID
F/17/03/02
Maksudnya, si penutur menyatakan
sikap terhadap apa yang
dituturkannya.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
11. BID
F/08/02/04
Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan bagaimana
perbedaan tindak tutur kalangan
mahasiswa kebumen dan surakarta
dalam percakapan non resmi.
Penggunaan kata
“bagaimana”tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
12. BID
F/26/02/03
Jenis penelitian ini bertujuan
menggambarkan keadaan atau status
fenomena ,dimanapeneliti ingin
mengetahui hal-hal yang
Penggunaan kata “dimana”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
84
berhubungan dengan keadaan.
13. BID
G/06/05/02
Khususnya tindak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi karena melibatkan
bagaimana orang saling memahami
satu sama lainsecara lingustik.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
14. BID
G/07/01/02
Namun dapat juga merupakan ruang
lingkup studi yang mematahkan
semangat karena studi ini
mengharuskan kita untuk memahami
orang lain dan apa yang ada dalam
pikiran mereka.
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
15. BID
G/12/02/03
Dalam penelitian ini dikaji tentang
Bagaimana tindak tutur lokusi,
ilokusi, dan perlokusi dalam tayangan
islam itu indah.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
16. BID
G/14/01/01
Tipe studi ini perlu melibatkan
penafsiran tentangapa yang
dimaksudkan orang di dalam suatu
konteks khusus.
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
85
17. BID
G/14/01/02
Dan bagaimana konteks itu
berpengaruh terhadapapa yang
dikatakan.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
18. BID
G/14/02/02
Pendekatan ini juga perlu menyelidiki
bagaimana cara pendengar dapat
menyimpulkan tentang apa yang
dituturkan agar dapat sampai pada
suatu interpretasi makna
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
19. BID
G/14/03/01
Pandangan ini kemudian
menimbulkan pertanyaan tentang
apa yang menentukan pilihan antara
yang dituturkan dengan yang tidak
dituturkan.
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
20. BID
G/14/02/01
Jadi, pragmatik itu menarik karena
melibatkan bagaimana orang saling
memahami satu sama lain secara
linguistik.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
` Dalam Bahasa Indonesia penggunaan kata yang dicetak miring diatas
digunakan sebagai penghubung atau terdapat dalam kalimat berita (bukan
kalimat tanya). Penggunaan bentuk-bentuk tersebut kemungkinan besar
dipengaruhi oleh bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia
86
memiliki penghubung yang tepat yaituyaitu kata tempat dan yang. Kata apa,
di mana, siapa, dan bagaimana tidak perlu disisipkan atau diganti. Kata apa
diganti sesuatu, kata di mana diganti dengan tempat, kata siapa diganti
dengan orang atau seseorang, dan kata bagimana diganti dengan keadaan.
Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.
1. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan si
pembicara tergambar lengkap dalam pikiran
penerima(pembaca/pendengar), persis seperti sesuatu yang
disampaikannya. (BID A/09/02/04)
2. Hal semacam itu menuntun seseorang untuk memahami implikatur
percakapan, agar sesuatu yang diucapkan dapat dipahami oleh lawan
tutur. (BID B/02/01/08)
3. Tetapi mereka memiliki fungsi yang sama,tempat bertujuan untuk
memberitahu dan mempengaruhi masyrakat. (BID B/02/03/04)
4. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
memahami, maksud dari sesuatu yang ingin disampaikan dalam iklan
obat tersebut. (BID B/07/02/02)
5. Dengan perkataan lain, implkatur percakapan dipakai untuk
menerangkan makna implisit dibalik sesuatu yang diucapkan penulis.
(BID B/08/01/03)
87
6. Seorang sutradara sejak awal sudah ada penilaian atau pilihan tentang
adegan tempat yang perlu dan tidak penting.
(BID D/15/03/06)
7. Secara tidak disadari kita sedang mengarah kepada sistem mulai sesuai
dengan sesuatu yang ditampilkan. (BID D/30/02/02)
8. Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang
sesuatu yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komukasi antara
penutur dan pendengar.(BID F/10/02/06)
9. Anak-anak menggunakan tindak tutur tidak langsung agar sesuatu
yang disampaikan kepada mitra tutur agar tidak menyinggung
perasaan mitra tutur. (BID F/14/01/03)
10. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadapsesuatu yang
dituturkannya.(BID F/17/03/02)
11. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keadaan perbedaan
tindak tutur kalangan mahasiswa kebumen dan surakarta dalam
percakapan non resmi. (BID F/08/02/04)
12. Jenis penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan atau status
fenomena, tempat peneliti ingin mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan. (BID F/26/02/03)
13. Khususnya tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi karena melibatkan
keadaan orang saling memahami satu sama lainsecara lingustik. (BID
G/06/05/02)
88
14. Namun dapat juga merupakan ruang lingkup studi yang mematahkan
semangat karena studi ini mengharuskan kita untuk memahami orang
lain dan sesuatu yang ada dalam pikiran mereka. (BID G/07/01/02)
15. Dalam penelitian ini dikaji tentang keadaantindak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi dalam tayangan islam itu indah. (BID G/12/02/03)
16. Tipe studi ini perlu melibatkan penafsiran tentang sesuatu yang
dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus. (BID G/14/01/01)
17. Dan keadaan konteks itu berpengaruh terhadap sesuatu yang
dikatakan. (BID G/14/01/02)
18. Pendekatan ini juga perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar
dapat menyimpulkan tentangsesuatu yang dituturkan agar dapat
sampai pada suatu interpretasi makna. (BID G/14/02/02)
19. Pandangan ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang sesuatu
yang menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan yang tidak
dituturkan. (BID G/14/03/01)
20. Jadi, pragmatik itu menarik karena melibatkan keadaan orang saling
memahami satu sama lain secara linguistik. (BID G/14/02/01)
89
Tabel 4.6. Penggunaan Istilah Asing
Perhatikan kesalahan dalam kalimat berikut:
No. Nomor
Subjek Penggunaan Istilah Asing Keterangan
1. BID
A/65/10/02
Usai verifikasi, Demokrat baru akan
roadshow kesemua Parpol.
Kata “roadshow”
merupakan istilah asing
2. BID
A/10/01/01
Dalam bahasa indonesia, kata diksi berasal
dari kata dictionary(bahasa inggris yang
kata dasarnya diction) berarti perihal
pemilihan kata.
Kata “dictionary”
merupakan istilah asing
3. BID
B/03/02/03
Televisi dipilih oleh produsen sebagai
media iklan. Televisi sekarang telah
menjadi top center dimasyarakat.
Kata “top center”
merupakan
istilah asing
4. BID
C/03/02/06
Ada beberapa faktor yang terlibat dan
harus diperhitungkan dalam kegiatan
penilaian, dan tidak sekadar mendasarkan
diri pada sifar common sense saja.
Kata “common sense”
merupakan istilah asing
5. BID
C/05/02/05
“Penilaian non tes adalah penilaian yang
mengukur kemampuan siswa-siswa secara
langsung dengan tugas-tugas rill”.
Kata “rill” merupakan
istilah asing
6. BID
C/11/02/03
Atau evaluator berada ‘diluar garis”
seolah-olah sebagai penonton belaka.
Kata “evaluator”
merupakan istilah asing
7.
BID
C/15/01/07
Suatu tes essay atau objektif menunjukksn
seberapa kemampuan siswa dapat
Kata “essay” merupakan
istilah asing
90
menjelaskan pendapat secara lisan.
8. BID
C/16/02/05
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya
dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai
oleh alat non test.
Kata “non test”
merupakan istilah asing
9.
BID
C/20/03/01
Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa
diukur secara “real time” dengan hanya
menggunkan test, seperti pada mata
pelajaran matematika.
Kata “real time”
merupakan istilah asing
10.
BID
C/17/02/07
Observasi sistematis adalah observasi yang
sebelumnya dilakukan, observer sudah
mengatur struktur yang berisi kategori atau
kriteria masalah yang akan diamati.
Kata “observer”
merupakan istilah asing
11.
BID
C/25/03/08
Guru yang akan mengadakan wawancara
harus mempunyai background
tentang apa yang akan ditanyakan.
Kata “background”
merupakan istilah asing
12.
BID
C/35/02/02
Tes objektif adalah tes jawab singkat sesuai
dengan memberikan jawaban singkat
bahkan hanya memberikan kode tertentu
yang mewakili alternative jawaban yang
telah disiapkan.
Kata “alternative”
merupakan istilah asing
13.
BID
C/37/02/01
Penelitian ini adalah penelitian sendiri
(human instrument), yaitu sebagai
instrumen pendukung yang merupakan
tabel data.
Kata “human instrument”
merupakan istilah asing
14. BID
D/08/04/03
Disini mulai terletak adanya sebuah
organize yang akan mengatur atau
meyuplai hal tersebut.
Kata “organize”
merupakan istilah asing
91
15. BID
D/09/01/01
Film mulai diperjualbelikan atau dengan
kata lain mulai ada value.
Kata “value” merupakan
istilah asing
16. BID
D/09/01/02
Film diIndonesia sendiri mengalami
kejayaannya pada era 70-80 an atau
tepatnya atau sebelum masuknya
broadcast Tv.
Kata “broadcast”
merupakan istilah asing
17. BID
D/12/01/12
Sarana–sarana yang merupakan bahasa
film itu meliputi gambar, space, dan sound.
Kata “space dan sound”
merupakan istilah asing
18. BID
D/14/02/01
Art director adalah seorang yang bertugas
menampilkan cita rasa artistik pada sebuah
film.
Kata “art director”
merupakan istilah asing
19. BID
D/14/02/03
Koordinator lapangan melaksanakan
eksekuasi atas semua rancangan desain
tata artistik[gambar kerja yang menjadi
tanggung jawab pekerjaan production
designer
Kata “production
designer” merupakan
istilah asing
20. BID
D/15/03/02
Adegan-adegan yang tidak perlu juga untuk
menyesuaikan space.
Kata “space” merupakan
istilah asing
21. BID
E/67/01/01
Penerbangan citilink jumlah penerbangan 3
flight, terisi 2 penerbangan (flight) lion air
jumlah penerbangan 31, sudah sold out 17
flght.
Kata “flight dan sold out”
merupakan istilah asing
22. BID
E/09/03/01
Dilihat dari sudut penutur, bahasa bahasa
berfungsi personal.
Kata “personal”
merupakan istilah asing
23. BID
E/09/04/02
Dalam fungsi directif bahasa tidak hanya
membuat pendengar melakukan sesuatu.
Kata “directif”
merupakan istilah asing
24.
BID
F/01/01/11
Menghubungkan pragmatik dengan
interpretasi ujaran (Uttaerance
Interpretation)
Kata “uttaerance
interpretation”
merupakan
92
istilah asing
25.
BID
F/01/01/16
Mengidentifikasi pragmatik sebagai bidang
yang mengkaji makna dalam interaksi
(Meaning In Interaction).
Kata “directif”
merupakan istilah asing
26. BID
F/03/02/01
Tindak tutur atau tindak ujar (Speec Act)
merupakan entitas yang bersifat sentral
dalam pragmatik
Kata “speec act”
merupakan istilah asing
27.
BID
F/10/01/06
Pragmatik sebagai studi tentang makna
dalam hubungan dengan situasi-situasi ujar
(Speech Situasions)
Kata “speech situasions”
merupakan istilah asing
28.
BID
F/11/03/02
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk
menyatakan sesuatu atau biasa disebut
sebagai the act of saying something.
Kata “the act of saying
something” merupakan
istilah asing
29. BID
F/11/04/02
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk
melakukan sesuatu atau biasa disebut
sebagai the act of doing something.
Kata “the act of doing
something” merupakan
istilah asing
30.
BID
F/12/01/02
Tindak perlokusi adalah tindak tutur
mempengaruhi lawan bicara atau biasa
disebut sebagai the act of affeching
someone.
Kata “the act of affeching
someone” merupakan
istilah asing
31. BID
F/19/02/01
Jika dilihat dari segi amanat (message)
yang disampaikan maka bahasa itu
berfungsi imajinatif.
Kata “message”
merupakan istilah asing
32.
BID
F/28/01/04
Untuk mendapatkan data dibutuhkan alat
bantu berupa handphone.
Kata “handphone”
merupakan istilah asing
33.
BID
G/05/0203
Hal ini disebabkan adanya berbagai
keanekaragaman dan style tiap penulis.
Kata “style” merupakan
istilah asing
34. BID Yang terkait dengan kondisi ini ialah kondisi Kata “sincerity condition”
93
G/23/01/08 ketulusan (sincerity condition), untuk
sebuah janji, bahwa penutur secara tulus
bermaksud untuk melaksanakan tindakan.
merupakan istilah asing
Kata roadshow, dictionary, top center,common sense,evaluator, real
time, observer, background, alternative, organize, broadcast, space dan
sound,art director,dan message merupakan istilah asing. Seharusnya kata
roadshow diganti dengan kata pertunjukkan keliling, kata
dictionaryseharusnya diganti dengan kata kamus, kata top center diganti
dengan kata pusat teratas, kata common sense seharusnya diganti dengan
kata akal sehat, kata evaluator seharusnya diganti dengan kata penilai,
katareal time diganti dengan kata waktu yang sebenarnya, kata observer
seharusnya diganti dengan kata pengamat, kata background diganti dengan
kata latar belakang, kata organize seharusnya diganti dengan kata mengatur,
kata broadcast juga dapat diganti dengan kata siaran, kata space dan sound
seharusnya diganti dengan kata ruang dan suara, kata art director dapat
diganti dengan direktur seni,kata production designerdapat diganti dengan
kata perancang produksi, kata space seharusnya diganti dengan kata
ruangdan kata message seharusnya diganti dengan kata pesan.
Perbaikan kalimat diatas sebagai berikut:
1. Usai verifikasi, Demokrat baru akan pertunjukan keliling kesemua
Parpol.(BID A/65/10/02)
94
2. Dalam bahasa indonesia, kata diksi berasal dari kata dalam kamus
(bahasa inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal pemilihan
kata. (BID A/10/01/01)
3. Televisi dipilih oleh produsen sebagai media iklan. Televisi sekarang
telah menjadi pusat yang teratas dimasyarakat. (BID B/03/02/03)
4. Ada beberapa faktor yang terlibat dan harus diperhitungkan dalam
kegiatan penilaian, dan tidak sekadar mendasarkan diri pada sifat
akal sehat saja. (BID C/03/02/06)
5. Atau penilaian berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton
belaka. (BID C/11/02/03)
6. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa diukur secara “waktu yang
sebenarnya” dengan hanya menggunakan test, seperti pada mata
pelajaran matematika. (BID C/20/03/01)
7. Observasi sistematis adalah observasi yang sebelumnya dilakukan,
pengamat sudah mengatur struktur yang berisi kategori atau kriteria
masalah yang akan diamati. (BID C/17/02/07)
8. Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar
belakang tentang apa yang akan ditanyakan. (BID C/25/03/08)
9. Disini mulai terletak adanya sebuah pengaturan yang akan mengatur
atau meyuplai hal tersebut. (BID D/08/04/03)
10. Film diIndonesia sendiri mengalami kejayaannya pada era 70-80 an
atau tepatnya atau sebelum masuknya siaran Tv. (BID D/09/01/02)
95
11. Sarana–sarana yang merupakan bahasa film itu meliputi gambar,
ruang dan suara. (BIDD/12/01/12)
12. Direktur seni adalah seorang yang bertugas menampilkan cita rasa
artistik pada sebuah film. (BID D/14/02/01)
13. Koordinator lapangan melaksanakan eksekuasi atas semua
rancangan desain tata artistik[gambar kerja yang menjadi tanggung
jawab pekerjaan perancang produksi. (BIDD/14/02/03)
14. Adegan-adegan yang tidak perlu juga untuk menyesuaikan ruang.
(BID D/15/03/02)
15. Jika dilihat dari segi amanatpesan yang disampaikan maka bahasa itu
berfungsi imajinatif. (BID F/19/02/01)
B. Pembahasan
1. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau
pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara atau
penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide atau gagasan penulis atau
pembicara itu akan dapat diterima secara utuh.
Kalimat yang utuh yaitu kalimat yang baik dan benar dapat
memudahkan orang lain untuk memahaminya. Kalimat yang baik haruslah
mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa, pilihan kata(diksi), penalaran dan
keserasian. Kelengkapan unsur sebuah kalimat efektif sangat menentukan
96
kejelasan sebuah kalimat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif.
Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagimana ia dapat mewakili
secara tepat isi dan pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat
mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan
pendengar apa yang dibicarakan.
Adapun Putrayasa (2007: 2) juga mengungkapkan pernyataan
tentang kalimat efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi,
struktur, dan logikanya.
2. Penggunaan Konjungsi Berlebihan
Salah satu penyebab ketidakefektifan kalimat adalah
penggunaan kata hubung (konjungsi) yang tdiak tepat. Banyak diantara
mahasiswa yang memandang kata hubung sekadar pada maknanya,
padahal kata hubungpun memiliki fungsi.
Adapun jenis-jenis kata hubung yaitu misalnya, kata hubung
antarklausa dan kata hubung antarkalimat. Adanya beberapa jenis kata
hubung berdasarkan fungsinya maka pemakaian kata hubung harus tepat
dan benar agar kalimat yang dihasilkan menjadi kalimat yang baku. Kata
hubung antarklausa yang terdiri dari dua jenis, yaitu koordinator dan
subordinator. Koordinator menghubungkan dua kalimat setara, klausa-
klausa didalamnya bisa saling lepas atau berdiri sendiri.
97
3. Penggunaan Kata Tanya tidak Perlu
Kata tanya adalah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu ,
baik itu orang/benda, perbuatan/tindakan , keadaan/situasi, dan lain
sebagainya. Sedangkan kalimat tanya adalah kalimat yang didalamnya
terkandung sebuah pertanyaan kepada pihak lain, yang diajukan untuk
memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya. Namun, terkadang kalimat
tanya juga tidak mengharuskan sebuah jawaban karena hanya bersifat
memastikan sesuatu hal.
4. Penggunaan Istilah Asing
Menurut Sutarno, seiring perkembangan jaman dan terus
berkembangnya pasar bebas, telah mempengaruhi segi tata bahasa di
negara-negara berkembang. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja
tetapi negara-negara lain yang secara khusus memiliki bahasa nasional
masing-masing juga mengalami hak yang sama. Misalkan malaysia,
Philipina, Brunei dan negara berkembang lainnya. Salah satu
permasalahannya adalah adanya serangan penggunaan isilah-istilah asing
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam kenyataannya, istilah asing
tersebut lebih dekat dengan telinga kita daripada istilah dalam bahasa
kita. Sebagai contoh misalkan snack. Istilah asing lebih sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari daripada arti sebenarnya dalam
Bahasa Indonesia.
98
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan yaitu Kesalahan kalimat pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar meliputi 4
kesalahan yaitu kesalahan kalimat efektif, penggunaan konjungsi berlebihan,
penggunaan kata tanya tidak perlu, dan penggunaan istilah asing yang
terdapat pada skripsi Mahasiswa Bahasa dan Sastra indonesia.
Adapun 8 judul skripsi yang peneliti kaji, terdapat 139 kalimat yang
didalamnya terdapat kesalahan kalimat efektif sebanyak 55 kalimat dengan
persentase 39,56% dari keseluruhan kesalahan kalimat yang telah diperoleh,
penggunaan konjungsi berlebihan sebanyak 22 kalimat dengan persentase
15,82% dari keseluruhan kesalahan kalimat yang diperoleh, penggunaan
kata tanya tidak perlu sebanyak 23 kalimat dengan persentase 16,54% dari
keseluruhan kesalahan kalimat yang diperoleh, dan penggunaan istilah asing
sebanyak 39 kalimat dengan persentase 28,05% dari keseluruhan kesalahan
kalimat yang diperoleh.
B. Saran
Setelah mengetahui tingkat kesalahan sintaksis yang dilakukan oleh
Mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
99
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, peneliti menyampaikan
beberapa saran yaitu dengan mengetahui letak kesalahan penggunaan
struktur kalimat yang dilakukan mahasiswa. Mahasiswa prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia hendaknya mengimplikasikan pengetahuan tentang bentuk
kesalahan penggunaan struktur kalimat pada skripsi ataupun penulisan
lainnya, agar mahasiswa lebih cermat dan teliti menggunakan struktur
kalimat dalam Bahasa Indonesia. Untuk pembaca dan lainnya dapat lebih
teliti dalam menyusun sebuah kalimat agar lebih efektif lagi.
100
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. 2006. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT
Grasindo.
Arifin, E. Zaenal dan Tasai, Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. ( Jakarta: Akademika Pressindo).
Arifin , E. Zaenal dan Hadi, Farid. 2009. Seribu Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
AKA Press.
Arifin, E.Zaenal. 2011. Metode Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pustaka Mandiri.
Ayuma, Wiwik Yuni. 2012. Konstruksi Sintaksis pada Wacana Tulis di
Lembaga Kepolisian Polres Tulang Bawang Lampung. Skripsi S1.
Yogyakarta: Program Studi Bahasa dan Sastra Indoensia, FBS UNY.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis. Bandung: Pustaka Prima.
FKIP Unismuh 2014. “Pedoman Penulisan Skripsi”. Makassar : FKIP Unismuh
Makassar
Hasan, Alwi. 1995. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Harras, Kholid A. Santun Berbahasa. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai Pustaka.
Istinganah, Nurul. 2012. Analisis Kesalahan Sintaksis pada Karangan
Ekspositoris Siswa Kelas VIII SMP 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta.
Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, FBS UNY.
101
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan
Logika.Bandung: RefikaAdiatama.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif. Bandung: Refika Aditama.
Sakri, A. 1997. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: ITB
Sakri, A. 2002. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB
Setyawati, Nunik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta:
Duta Wacana University Press.
Suhardi. 2008. Sintaksis. Yogyakarta: UNY Press
Tim Prima Pena. Tampa Tahun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru.
Gita Press.
Tukan, P. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudistira.
Wardihan, Baharman. 2011. Pengantar Linguistik. Makassar: Fakultas Bahasa
dan Sastra.
Wahyu, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Gunadarma.
103
Lampiran I
Daftar Skripsi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
No. Nama Mahasiswa Nim Subjek Skripsi Tahun Selesai
1. Muhammad Khusnul Yakin 10533729913 A Agustus, 2017
2. Siti Masita 10533739913 B Agustus, 2017
3. Siti Hajar Ismail 10533733113 C Agustus, 2017
4. Wardihan 10533725813 D Agustus, 2017
5. Radinal 10533755313 E Agustus, 2017
6. Ismiana Zadri 10533722112 F Oktober, 2017
7. Fifiyanti 10533695112 G Oktober, 2017
8. Rahman 10533750413 H Agustus, 2017
104
Lampiran II.
Daftar Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Bentuk Kesalahan Kalimat Efektif
No. Subjek Skripsi
Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif
Penggunaan Konjungsi
Berlebihan
Penggunaan Kata Tanya tidak Perlu
Penggunaan Istilah Asing
Frekuensi Kesalahan
1. A 15 1 1 2 19
2. B 3 1 4 1 9
3. C 1 2 - 10 13
4. D 6 1 2 7 16
5. E 4 2 - 3 9
6. F 5 5 5 9 24
7. G 12 8 8 2 30
8. H 10 2 3 5 20
105
Lampiran III.
Tabel Variasi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
No. Bentuk Kesalahan
Kalimat Efektif Bentuk Variasi Kesalahan
Kalimat Efektif Frekuensi Kesalahan
1. Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif
Yang memenuhi kaidah PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
55
2. Penggunaan Konjungsi Berlebihan
Meskipun tetapi
untuk maka
22
3. Penggunaan Kata Tanya tidak Perlu
apa
siapa
di mana bagaimana
23
4. Penggunaan Istilah Asing 39
∑ 139
106
Lampiran IV. Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif
No. Nomor Subjek
Kesalahan Kalimat Efektif Kalimat Perbaikan
1. BID A/64/02/03
“Pasti bisa dominasi, karena pilkada
serentak yang lalu kami memang 8.
Dan kita paling dominan, bahkan
golkar hanya 4.” Ujarnya, malam
tadi”. Jika memang sulit untuk
bersaing”, katnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Pasti bisa dominasi, karena pilkada
serentak yang lalu kami menang
delapan. Dan kita paling dominan,
bahkan golkar hanya empat.”
Ujarnya, malam tadi”. Jika memang
sulit untu bersaing”, katanya.
2. BID A/64/03/04
“Seperti pak Ni’ matullah, Andi
Nurpati, Andi Timo Pangeran, dan
nama-nama lain, bebernya, Rusdi
Masse atau yang kami sering panggil
RMS, juga tidak bisa di sepelekan”,
pungkasnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seperti pak Ni’ matullah, Andi
Nurpati, Andi Timo Pangeran, dan
nama-nama lain, katanya, Rusdi
Masse atau yang kami sering
panggil RMS, juga tidak bisa di
sepelekan, katanya.
3. BID A/65/03/03
KPU Pare-pare memangkas dana
kampanye hingga 50 persen dari Rp
3,4 miliar menjadi Rp 1,7 miliar. Jika
ini di pangkas, maka sosialisasi
atribut pilkada bisa menjadi
korbannya. Dia mengatakan, itupun
KPU sudah memangkas dana
perjalanan dinas dari Rp 1 miliar
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
KPU Pare-pare memangkas dana
kampanye hingga 50 persen dari
Rp. 3,4 miliar menjadi Rp. 1,7
miliar. Jika ini di pangkas, maka
sosialisasi atribut pilkada bisa
menjadi korbannya. Dia
107
menjadi Rp 800 juta. “Toleransinya
hanya 20 persen”. Kata dia.
mengatakan, itupun KPU sudah
memangkas dana perjalanan dinas
dari Rp 1 miliar menjadi Rp. 800
juta. “Toleransinya hanya 20
persen”. Kata dia.
4. BID A/65/07/01
“Lebih enak dengan partai demokrat
pastinya karena semuanya sudah
seperti keluarg”, ucapnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
“Lebih baik dengan partai
demokrat pastinya karena
semuanya sudah seperti keluarga”,
ucapnya.
5. BID A/66/05/06
Sehungga, kecil kemungkinan
memunculkan nama baru tanpa
melalui sistim penjaringan di DPD 1
Golkar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sehungga, kecil kemungkinan
memunculkan nama baru tanpa
melalui sistem penjaringan di DPD
1 Golkar.
6. BID A/66/08/03
PDIP menyebutnya dengan sistim
jemput bola.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
PDIP menyebutnya dengan sistem
jemput bola.
7. BID A/77/08/03
Panglima Garda nusantara Sulsel, A
Rustam, mengatakan 500-an
undangan disebar untuk deklarasi
dan peresmian sektretaris
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Panglima Garda nusantara Sulsel, A
Rustam, mengatakan lima ratus
undangan disebar untuk deklarasi
dan peresmian sektretaris
8. BID A/65/07/08
“Danny mengunci dua parpol”.
Makanya dia layak kembali
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
108
menakhodai Makassar 2018-2023 “Danny mengunci dua parpol”.
Makanya dia layak kembali
memimpin Makassar 2018-2023.
9. BID A/97/01/02
Usai pertemuan, fashar irit bicara.
Namun, dia tak menapik adanya
permintaan dukungan dari
IYL.”Beliau (IYL) juga minta dibantu
(pada Pilgub Sulsel 2018,Red) nanti”,
kata Fashar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Usai pertemuan, fashar tidak
banyak bicara Namun, dia tak
tidak melihat adanya permintaan
dukungan dari IYL.”Beliau (IYL)
juga minta dibantu (pada Pilgub
Sulsel 2018,Red) nanti”, kata
Fashar.
10. BID A/70/03/08
Arah koalisi untuk menentukan
paketnya akan ditentukan pasca
Pilgub DKI Jakarta. Irwan bertekad
mengalahkan Patahana Judas Amir.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Arah koalisi untuk menentukan
paketnya akan ditentukan pasca
Pilgub DKI Jakarta. Irwan bertekad
mengalahkan Petahana Judas
Amir.
11. BID A/75/04/03
“Golkar adalah partai yang terbuka.
Tidak boleh Golkar mengkungkung
diri, mengatakan diri lebih hebat
dan besar dari yang lain. Kita harus
menerima respon dari luar,”
papar Aru.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
“Golkar adalah partai yang
terbuka. Tidak boleh Golkar
menutup diri, mengatakan diri
lebih hebat dan besar dari yang
lain. Kita harus menerima respon
dari luar,”
papar Aru.
109
12. BID A/60/02/04
Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah
juga Mengklaim mengantongi
rekomendasi partai pemilik II dan
lima kursi di di DPRD Sulsel.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah
juga Mengklaim mengambil
rekomendasi partai pemilik sebelas
dan lima kursi di DPRD Sulsel.
13. BID A/61/03/01
Juru bicara Team 9 Golkar Sulsel,
Subhan Djaya Mappatunrung
menjelaskan, rencananya, pleno
Golkar Sulsel akan digelar paling
lambat 25 juli mendatang.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Juru bicara Tim sembilan Golkar
Sulsel, Subhan Djaya
Mappatunrung menjelaskan,
rencananya, pleno Golkar Sulsel
akan digelar paling lambat dua
puluh lima juli mendatang.
14. BID A/65/02/07
“Meski ada peningkatan setiap
pemiluh, tampaknya membutuhkan
kerja keras untuk pencapaian angka
30 persen keterwakilan
diparlemen,”ungkap Muliaty saat
bertandang keharian fajar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
“Meski ada peningkatan setiap
pemiluh,tampaknya membutuhkan
kerja keras untuk pencapaian
angka tiga puluh persen
keterwakilan diparlemen, ”ungkap
Muliaty saat mendatangi keharian
fajar.
15. BID A/62/04/07
Sebelumnya, Prabowo dan Rivai
mengikuti acara pidato kebangsaan
Ames Rasyid Baswedan dihotel
darmawngsah , jakarta selatan.
Dalam acara bertema Persatuan
Indonesia itu, Rivai adalah satu-
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sebelumnya, Prabowo dan Rivai
mengikuti acara pidato kebangsaan
Ames Rasyid Baswedan dihotel
darmawngsah , jakarta selatan.
110
satunya Balon Gubernur Sulsel yang
diundang khusus oleh Prabowo
Subianto.
Dalam acara bertema Persatuan
Indonesia itu, Rivai adalah satu-
satunya calon Gubernur Sulsel
yang diundang khusus oleh
Prabowo Subianto.
16. BID B/31/01/02
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian, pada bab ini akan
disajikan hasil penelitian dan
pembahasan.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian, pada bab ini
akan dijelaskan hasil penelitian
dan pembahasan.
17. BID B/03/02/01
Iklan bisa dijumpai diberbagai
media, salah satunya adalah televisi.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Iklan bisa dilihat diberbagai media,
salah satunya adalah televisi.
18. BID B/08/01/03
Dengan perkataan lain, implikatur
percakapan dipakai untuk
menerangkan makna implisit apa
yang diucapkan penulis.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Dengan perkataan lain, implikatur
percakapan dipakai untuk
menjelaskan makna implisit apa
yang diucapkan penulis.
19. BID C/25/01/04
Kata mempersingkat sama dengan
memperpendek. Jadi tidak mungkin
kalau waktu sampai diperpendek
karena sampai kapanpun waktu itu
tidak mungkin dipersingkat atau
diperpendek, sehari semalam tetap
24 jam. Kata yang tepat untuk
menyatakan maksud tersebut
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Kata mempersingkat sama dengan
memperpendek. Jadi tidak
mungkin kalau waktu sampai
diperpendek karena sampai
kapanpun waktu itu tidak mungkin
dipersingkat atau diperpendek,
111
adalah kata menghemat. sehari semalam tetap 24 jam. Kata
yang tepat untuk menyatakan
maksud tersebut adalah kata
mengefesiensikan.
20. BID
D/03/02/10 Sebagai refleksi dan realitas, film
sekedar memindah realitas kelayar
tanpa mengubah realitas itu.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sebagai refleksi dan realitas, film
sekadar memindah realitas kelayar
tanpa mengubah realitas itu.
21. BID D/13/01/05
Film adalah serentetan gambar
yang bergerak dengan atau tanpa
suara
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Film adalah rentetan gambar yang
bergerak dengan atau tanpa suara
22. BID D/14/01/08
Penata artistik telah terlebih dahulu
mendapat penjelasan dari sutradara
segera membuat gambaran kasar
adegan.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Penata artistik telah terlebih
dahulu mendapat penjelasan dari
sutradara segera membuat
bayangan adegan cerita.
23. BID D15/01/03
Seorang penata musik dituntut
untuk tidak hanya sekedar
menguasai musik.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seorang penata musik dituntut
untuk tidak hanya sekadar
menguasai musik.
24. BID D/17/02/02
Munculnya kata ini disamut oleh
Mary Wolerstoncraft yang dianggap
sebagai tokoh pertama.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Munculnya kata ini disebut oleh
Mary Wolerstoncraft yang
112
dianggap sebagai tokoh pertama.
25. BID D/31/01/02
Apakah masyarakat sudah cukup
baik untuk menseleksi tontonan
yang baik.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Apakah masyarakat sudah cukup
baik untuk menyeleksi tontonan
yang baik.
26. BID E/06/01/07
Dengan kata lain, topik penelitian
dibandingkan dengan kajian-kajian
yang sama dengan hasil penelitan
terdahulu.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Dengan kata lain, topik penelitian
dibandingkan dengan kajian-kajian
yang sama dengan hasil penelitan
yang terlebih dulu.
27. BID E/11/02/01
Memelajari sesuatu termasuk
mempelajari bahasa tidak luput
dari perbuatan kesalahan.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Memelajari sesuatu termasuk
memelajari bahasa tidak luput dari
perbuatan kesalahan.
28. BID E/12/01/02
Kesalahan berbahasa adalah
penyimpangan kaidah-kaidah dalam
pemakain bahasa.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Kesalahan berbahasa adalah
penyimpangan kaidah-kaidah
dalam pemakaian/menggunakan
bahasa.
29. BID E/01/01/07
Mengatakan bahwa karangan ilmiah
merupakan karangan ilman
pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodologi
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Mengatakan bahwa karangan
ilmiah merupakan karangan ilmiah
113
penulisan yang baik dan benar. pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik
dan benar.
30. BID F/06/01/05
Penelitian ini bertujuan
mendessrispsikan bentuk dan
konteks sosial tuturan yang
digunakan untuk menyatakan
tindak tutur.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan bentuk dan
konteks sosial tuturan yang
digunakan untuk menyatakan
tindak tutur.
31. BID F/07/01/04
Hal tersebut menunjukkan bahwa
penutur menggukan tuturan komisif
untuk menyatakan jinji dan
mengungkapkan usulan atau idenya
kepada mitra tutur.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Hal tersebut menunjukkan bahwa
penutur menggukan tuturan
komisif untuk menyatakan jinji dan
mengungkapkan pendapat atau
idenya kepada mitra tutur.
32. BID F/07/01/04
Tuturan promises yang berjumlah 9
data dan fungsi tuturan komisif
yang paling dominan adalah tuturan
yang paling berfungsi mengusulakn
tuturan komisif.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Tuturan promises yang berjumlah
9 data dan fungsi tuturan komisif
yang paling dominan adalah
tuturan yang paling berfungsi
mengusulkan tuturan komisif
33. BID F/07/02/03
Fokus penelitian ini adalah tujuan
penelitian adalah untuk
mendeskripsikan variasi pemakaian
bahasa.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Fokus penelitian ini adalah
bertujuan untuk mendeskripsikan
114
variasi pemakaian bahasa.
34. BID F/30/01/05
Seorang mahasiswa atau pekerja
swasta dan lain-lain sebagainya,
yang pengucapan bahasa terkadang
baerbeda tetapi makna dan artinya
sama.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seorang mahasiswa atau pekerja
swasta dan lain sebagainya, yang
pengucapan bahasa terkadang
berbeda tetapi makna dan artinya
sama.
35. BID G/01/01/01
Manusia senantiasa mendambakan
komunikasi, komunikasi ini terjadi
baik antar sesamanya maupun pada
makhluk lain.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Manusia senantiasa menginginkan
komunikasi, komunikasi ini terjadi
baik antar sesamanya maupun
pada makhluk lain.
36. BID G/02/03/03
Sastra hadir sebagai hasil
perenungan pengarang terhadap
fenomena yang ada.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Sastra hadir sebagai hasil
perenungan pengarang terhadap
fenomena yang telah terjadi.
37. BID G/02/03/06
Bukan hanya sekadar cerita khayal
atau angan dari pengarang saja,
ataupun wujud dari kreativitas
pengarang dalam menggali dan
mengolah gagasan yang ada dalam
pikiranya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Bukan hanya sekadar cerita khayal
atau angan dari pengarang saja,
melainkan wujud dari kreativitas
pengarang dalam memahami dan
mengolah gagasan yang ada dalam
pikiranya.
115
38. BID G/03/02/04
Peristiwa-peristiwa didalamnya,
sehingga nampak seperti sungguh
ada dan terjadi.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Peristiwa-peristiwa didalamnya,
sehingga terlihat seperti
kenyataan ada dan terjadi.
39.
BID G/03/02/07
Keterpaduan berbagai unsur intrisik
ini akan menjadikan sebuah novel
yang sangat bagus.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Perpaduan dari berbagai unsur
intrisik ini akan menjadikan sebuah
novel yang sangat bagus.
40.
BID G/04/01/01
Salah seorang pengarang yang
memiliki kekhasan tersendiri dalam
pengolahan dan penggunaan
bahasa diperlihatkan oleh Merari
Siregar sebagai penulis novel yang
berjudul Azab dan Sengsara.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Seorang pengarang yang memiliki
kekhasan tersendiri dalam
pengolahan dan penggunaan
bahasa diperlihatkan oleh Merari
Siregar sebagai penulis novel yang
berjudul Azab dan Sengsara.
41.
BID G/04/04/03
Walau ditinjau dari segi ceritaya,
masih mengangkat persoalan
kehiduapan sehari-hari seperti
dalam hikayat.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Walaupun ditinjau dari segi
ceritaya, masih mengangkat
persoalan tentang kehiduapan
sehari-hari seperti dalam hikayat.
42.
BID G/04/04/06
Azab dan Sengsara jurtu
memaparkan dunia orang biasa,
serta menampilkan unsur-unsur
kritik sosial yang tidak pernah
ditampilkan dalam hikayat.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Azab dan Sengsara jurtu
menjelaskan dunia seseorang yang
biasa, serta menampilkan unsur-
116
unsur kritik sosial yang tidak
pernah ditampilkan dalam hikayat.
43.
BID G/04/05/01
Azab dan Sengsara
mengetengahkan kisah cinta
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Azab dan Sengsara lebih
mengutamakan kisah cinta
44.
BID G/05/01/03
Hal ini menunjukkan bahwa isi dan
amanat dari novel ini sangat
menggugah dan karakter para
tokoh-tokohnya begitu erat dengan
kenyataan hidup sehingga
membuat orang terkesima.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Hal ini menunjukkan bahwa isi dan
amanat dari novel ini sangat
menyentuh dari karakter para
tokoh-tokohnya begitu erat
dengan kenyataan hidup sehingga
membuat orang terkesima.
45.
BID G/12/03/03
Jadi penulis meneliti tentang dalam
mpengunaan tindak tutur yang
terditi dari tidak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi dalam novel Azab dan
Sengsara karya Merari Siregar.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Jadi penulis meneliti tentang
dalam penggunaan tindak tutur
yang terditi dari tidak tutur lokusi,
ilokusi, dan perlokusi dalam novel
Azab dan Sengsara karya Merari
Siregar.
46. BID G/30/01/01
Bahasa merupakan salah satu ciri
kekhususan seni sastra khususnya
novel.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Bahasa merupakan salah satu ciri
khususnya seni sastra yaitu
khususnya novel.
47. BID H/07/01/01
Agar penelitian ini lebih terarah dan
tidak menyimpang dari bahasan
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
117
utamanya. Agar penelitian ini lebih terarah
dan tidak menyimpang dari
pembahasan utamanya.
48. BID H/22/01/01
Kebudayaan adalah hasil cipta rasa
dan kasrya manusia yang melekat
dalam kehidupan masyarakat.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Kebudayaan adalah hasil cipta rasa
dan karya manusia yang melekat
dalam kehidupan masyarakat.
49. BID H/23/01/03
Namun sebelum mengetahui nilai-
nilai yang terkandung ddidalamnya
hasu mengetahui terlebih dahulu isi
dari karya sastra tersebut.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Namun sebelum mengetahui nilai-
nilai yang terkandung ddidalamnya
harus mengetahui terlebih dahulu
isi dari karya sastra tersebut.
50. BID H/23/03/08
Hidup dalam alam pikiran sebagai
sebagian warga masyarakat,
mengenal hal-hal yang harus
mereka anggap amat bernilai dalam
hidup.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Hidup dalam alam pikiran sebagai
sebagian warga masyarakat,
mengenal hal-hal yang harus
mereka anggap sangat bernilai
dalam hidup.
51. BID H/25/02/01
Dengan demikian, dalam kehidupan
manusia sebagai ciptaan Allah,
terdapat dua pola hubungan
manusia dengan Allah
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Demikian dalam kehidupan
manusia sebagai ciptaan Allah,
terdapat dua pola hubungan
manusia dengan Allah.
52. BID H/24/02/06
Manusia itu adalah zoon politicon
artinya bahwa manusia itu sbg
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
118
mahkluk pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan
sesama manusia lainnya.
Manusia itu adalah zoon politicon
artinya bahwa manusia itu sebagai
mahkluk pada dasarnya selalu
ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya.
53. BID H/47/01/07
Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memliki naili dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah dianggap memliki nilai yang dapat dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya.
54. BID H/78/01/01
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih memperbanyak reverensi dari peneliti sebelumnya.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih memperbanyak referensi dari peneliti sebelumnya.
55. BID H/24/01/02
Nilai budaya terdiri dari konsepsi –
konsepsi yang hidup dalam alam
fikiran sebahagian besar warga
masyarakat mengenai hal-hal yang
mereka anggap amat mulia.
Jadi penulisan kalimat yang benar
adalah:
Nilai budaya terdiri dari konsepsi –
konsepsi yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar warga
masyarakat mengenai hal-hal yang
mereka anggap amat mulia.
119
Lampiran V. Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu
No. Nomor Subjek
Kesalahan Kalimat Keterangan
1. BID A/09/02/04
Kalimat efektif mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan si
pembicara tergambar lengkap dalam
pikiran
penerima(pembaca/pendengar),
persis seperti apa yang
disampaikannya.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan
didalam kalimat.
2. BID B/02/01/08
Hal semacam itu menuntun seseorang
untuk memahami implikatur
percakapan, agar apa yang diucapkan
dapat dipahami oleh lawan tutur.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
3. BID B/02/03/04
Tetapi mereka memiliki fungsi yang
sama, di mana bertujuan untuk
memberitahu dan mempengaruhi
masyrakat
Penggunaan kata “di mana‟
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
4. BID B/07/02/02
Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu masyarakat untuk
memahami, maksud dari apa yang
ingin disampaikan dalam iklan obat
tersebut.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
5. BID B/08/01/03
Dengan perkataan lain, implkatur
percakapan dipakai untuk
menerangkan makna implisit dibalik
apa yang diucapkan penulis.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
6. BID D/15/03/06
Seorang sutradara sejak awal sudah
ada penilaian atau pilihan tentang
Penggunaan kata “di mana‟
tidak perlu disisipkan dalam
120
adegan di mana yang perlu dan tidak
penting
kalimat.
7.
BID D/30/02/02
Secara tidak disadari kita sedang
mengarah kepada sistem mulai sesuai
dengan apa yang ditampilkan.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
8.
BID
F/10/02/06
Pragmatik merupakan cabang ilmu
linguistik yang membahas tentang
apa yang termasuk struktur bahasa
sebagai alat komukasi antara penutur
dan pendengar.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
9.
BID
F/14/01/03
Anak-anak menggunakan tindak tutur
tidak langsung agar apa yang
disampaikan kepada mitra tutur agar
tidak menyinggung perasaan mitra
tutur.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
10. BID
F/17/03/02
Maksudnya, si penutur menyatakan
sikap terhadap apa yang
dituturkannya.
Penggunaan kata “Apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
11. BID
F/08/02/04
Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan bagaimanakah
perbedaan tindak tutur kalangan
mahasiswa kebumen dan surakarta
Penggunaan kata
“bagaimanakah” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
121
dalam percakapan non resmi
12. BID
F/26/02/03
Jenis penelitian ini bertujuan
menggambarkan keadaan atau status
fenomena , dimana peneliti ingin
mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan.
Penggunaan kata “dimana”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
13. BID
G/06/05/02
Khususnya tindak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi karena melibatkan
bagaimana orang saling memahami
satu sama lainsecara lingustik.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
14. BID
G/07/01/02
Namun dapat juga merupakan ruang
lingkup studi yang mematahkan
semangat karena studi ini
mengharuskan kita untuk memahami
orang lain dan apa yang ada dalam
pikiran mereka.
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
15. BID
G/12/02/03
Dalam penelitian ini dikaji tentang
bagaimana tindak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi dalam tayangan islam
itu indah.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
17. BID
G/14/01/02
Dan bagaimana konteks itu
berpengaruh terhadap apa yang
dikatakan.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
122
18. BID
G/14/02/02
Pendekatan ini juga perlu menyelidiki
bagaimana cara pendengar dapat
menyimpulkan tentang apa yang
dituturkan agar dapat sampai pada
suatu interpretasi makna
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
19. BID
G/14/03/01
Pandangan ini kemudian
menimbulkan pertanyaan tentang
apa yang menentukan pilihan antara
yang dituturkan dengan yang tidak
dituturkan.
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
20. BID
G/14/02/01
Jadi, pragmatik itu menarik karena
melibatkan bagaimana orang saling
memahami satu sama lain secara
linguistik.
Penggunaan kata
“bagaimana” tidak perlu
disisipkan dalam kalimat.
21. BID
H/21/01/05
Keaktifan manusia melaksanakan
seseuatu dengan anggotanya apa
yang digerakkan oleh budinya.
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
22. BID
H/28/01/02
Terjadilah hubungan satu sama lain
yang didasari adanya kepentingan,
dimana kepentingan tersebut satu
sama lain saling berhadapan atau
berlawanan dan ini tidak menutup
kemungkinan timbul kericuhan.
Penggunaan kata “dimana”
tidak perlu disisipkan dalam
kalimat.
23. BID
H/34/01/05
Pembaca itulah yang menghubungkan
tanda dengan apa yang
Penggunaan kata “apa”
tidak perlu disisipkan dalam
123
ditandakannya (signifie) sesuai
dengan konvensi dalam sistem bahasa
yang bersangkutan.
kalimat.
124
Lampiran VI. Penggunaan Konjungsi yang Berlebihan
No. Nomor Subjek
Kalimat Salah Keterangan
1. BID A/59/01/07
Selain pada aspek yang sistematik surat
dan ejaan, perbedaan yang sebelumnya
dengan penelitian dilakukan oleh peneliti
sekarang yaitu pada lokasi penelitian.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
2. BID B/02/03/02
Meskipun beberapa media memiliki cara
yang berbeda dalam menawarkan hasil
produknya, tetapi mereka memilki fungsi
yang sama.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “meskipun”
dan “tetapi”.
3. BID C/40/01/02
Yang menemukan dan mengklasifikasi
kalimat yang mengandung unsur
kesalahan kalimat terdapat dalam
makalah mahasiswa semester empat
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
4. BID C/35/02/03
Apabila mengajarkan bahasa merupakan
salah satu yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca,
maka kegiatan pengajaran bahasa dititik
beratkan pada tugas-tugas.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “yang” dan
“maka”.
5. BID D/12/02/01
Skenario atau cerita merupakan naskah
yang berisi cerita atau gagasan yang cara
penyajiannya telah desain sedemikan
rupa.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
6. BID E/14/01/01
Koran adalah lembaran tercetak yang
memuat laporan yang terjadi
dimasyarakat.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
7. BID E/02/01/05
Maka para ilmuan dalam bidang lainpun
menjadikan bahasa sebagai objek studi
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “maka” dan
125
mereka memerlukan bahasa, meskipun
sekurang-kurangnya sebagai alat bantu
untuk menyampaikan berita
“meskipun”.
8. BID F/02/01/08
Maka, dalam setiap proses komunikasi ini
terjadilah apa yang disebut “peristiwa”.
Meskipun “peristiwa tutur “ dan “tindak
tutur” dalam satu situasi tutur.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “maka” dan
“meskipun”.
9. BID F/10/03/03
Meskipun tindak tutur lebih melihat pada
makna atau arti tindakan dalam tuturnya,
tetapi peristiwa tuturnya lebih melihat
pada tujuan peristiwanya.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu “meskipun”
dan “tetapi”.
10. BID G/28/03/02
Sedangkan jika diukur dengan kertas
kuarto yang jumlah barisnya 35 buah dan
tiap baris sepuluh kata, maka jumlah kata
dalam satu lembar kuarto adalah 35x10=
350 buah.
Penggunaan dua konjungsi
sekaligus yaitu
“sedangkan” dan “maka”.
11. BID G/30/02/04
Sehingga tidak jarang banyak penyair atau
pengarang yang menggunakan sesuatu
yanng telah diolah oleh generasi
sebelumnya.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
12. BID G/31/02/02
Penelitian ini menggunakan bahasa yang
memungkinkan bunyi bahasa yang
dituturkan pengarang mungkin selalu
berubah.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
13. BID H/24/01/02
Nilai budaya terdiri dari konsepsi –
konsepsi yang hidup dalam alam fikiran
sebahagian besar warga masyarakat
mengenai hal-hal yang mereka anggap
amat mulia.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
126
14. BID H/34/02/06
Serta ungkapan bahasa lainnya yang
merupakan suatu tanda dapat dilihat
dalam suatu aktivitas yaitu suatu proses
signifikasi yang menggunakan tanda yang
menghubungkan objek dengan
interpretasi.
Penggunaan dua konjungsi
sama yaitu konjungsi
“yang”.
127
Lampiran VII. Penggunaan Istilah Asing
No. Nomor Subjek
Penggunaan Istilah Asing Keterangan
1. BID A/65/10/02
Usai verifikasi, Demokrat baru akan
roadshow kesemua Parpol.
Kata “roadshow”
merupakan istilah asing
2. BID A/10/01/01
Dalam bahasa indonesia, kata diksi berasal
dari kata dictionary (bahasa inggris yang
kata dasarnya diction) berarti perihal
pemilihan kata.
Kata “dictionary”
merupakan istilah asing
3. BID B/03/02/03
Televisi dipilih oleh produsen sebagai
media iklan. Televisi sekarang telah
menjadi top center dimasyarakat.
Kata “top center”
merupakan istilah asing
4. BID C/03/02/06
Ada beberapa faktor yang terlibat dan
harus diperhitungkan dalam kegiatan
penilaian, dan tidak sekadar mendasarkan
diri pada sifar common sense saja.
Kata “common sense”
merupakan istilah asing
5. BID C/05/02/05
“Penilaian non tes adalah penilaian yang
mengukur kemampuan siswa-siswa secara
langsung dengan tugas-tugas rill”.
Kata “rill” merupakan
istilah asing
6. BID C/11/02/03
Atau evaluator berada ‘diluar garis”
seolah-olah sebagai penonton belaka.
Kata “evaluator”
merupakan istilah asing
7.
BID C/15/01/07
Suatu tes essay atau objektif menunjukksn
seberapa kemampuan siswa dapat
menjelaskan pendapat secara lisan.
Kata “essay” merupakan
istilah asing
8. BID C/16/02/05
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya
dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai
Kata “non test”
merupakan istilah asing
128
oleh alat non test.
9.
BID C/20/03/01
Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa
diukur secara “real time” dengan hanya
menggunkan test, seperti pada mata
pelajaran matematika.
Kata “real time”
merupakan istilah asing
10.
BID C/17/02/07
Observasi sistematis adalah observasi yang
sebelumnya dilakukan, observer sudah
mengatur struktur yang berisi kategori atau
kriteria masalah yang akan diamati.
Kata “observer”
merupakan istilah asing
11.
BID C/25/03/08
Guru yang akan mengadakan wawancara
harus mempunyai background tentang apa
yang akan ditanyakan.
Kata “background”
merupakan istilah asing
12.
BID C/35/02/02
Tes objektif adalah tes jawab singkat sesuai
dengan memberikan jawaban singkat
bahkan hanya memberikan kode tertentu
yang mewakili alternative jawaban yang
telah disiapkan.
Kata “alternative”
merupakan istilah asing
13.
BID C/37/02/01
Penelitian ini adalah penelitian sendiri
(human instrument), yaitu sebagai
instrumen pendukung yang merupakan
tabel data.
Kata “human instrument”
merupakan istilah asing
14. BID D/08/04/03
Disini mulai terletak adanya sebuah
organize yang akan mengatur atau
meyuplai hal tersebut.
Kata “organize”
merupakan istilah asing
15. BID D/09/01/01
Film mulai diperjualbelikan atau dengan
kata lain mulai ada value.
Kata “value” merupakan
istilah asing
16. BID D/09/01/02
Film diIndonesia sendiri mengalami
kejayaannya pada era 70-80 an atau
Kata “broadcast”
merupakan istilah asing
129
tepatnya atau sebelum masuknya
broadcast Tv.
17. BID D/12/01/12
Sarana –sarana yang merupakan bahasa
film itu meliputi gambar, space, dan sound.
Kata “space dan sound”
merupakan istilah asing
18. BID D/14/02/01
Art director adalah seorang yang bertugas
menampilkan cita rasa artistik pada sebuah
film.
Kata “art director”
merupakan istilah asing
19. BID D/14/02/03
Koordinator lapangan melaksanakan
eksekuasi atas semua rancangan desain
tata artistik[gambar kerja yang menjadi
tanggung jawab pekerjaan production
designer
Kata “production
designer” merupakan
istilah asing
20. BID D/15/03/02
Adegan-adegan yang tidak perlu juga untuk
menyesuaikan space.
Kata “space” merupakan
istilah asing
21. BID E/67/01/01
Penerbangan citilink jumlah penerbangan 3
flight, terisi 2 penerbangan (flight) lion air
jumlah penerbangan 31, sudah sold out 17
flght.
Kata “flight dan sold out”
merupakan istilah asing
22. BID E/09/03/01
Dilihat dari sudut penutur, bahasa bahasa
berfungsi personal.
Kata “personal”
merupakan istilah asing
23. BID E/09/04/02
Dalam fungsi directif bahasa tidak hanya
membuat pendengar melakukan sesuatu.
Kata “directif”
merupakan istilah asing
24.
BID F/01/01/11
Menghubungkan pragmatik dengan
interpretasi ujaran (Uttaerance
Interpretation)
Kata “uttaerance
interpretation”
merupakan istilah asing
25.
BID F/01/01/16
Mengidentifikasi pragmatik sebagai bidang
yang mengkaji makna dalam interaksi
(Meaning In Interaction).
Kata “directif”
merupakan istilah asing
BID Tindak tutur atau tindak ujar (Speec Act) Kata “speec act”
130
26. F/03/02/01 merupakan entitas yang bersifat sentral
dalam pragmatik
merupakan istilah asing
27.
BID F/10/01/06
Pragmatik sebagai studi tentang makna
dalam hubungan dengan situasi-situasi ujar
(Speech Situasions)
Kata “speech situasions”
merupakan istilah asing
28.
BID F/11/03/02
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk
menyatakan sesuatu atau biasa disebut
sebagai the act of saying something.
Kata “the act of saying
something” merupakan
istilah asing
29. BID F/11/04/02
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk
melakukan sesuatu atau biasa disebut
sebagai the act of doing something.
Kata “the act of doing
something” merupakan
istilah asing
30.
BID F/12/01/02
Tindak perlokusi adalah tindak tutur
mempengaruhi lawan bicara atau biasa
disebut sebagai the act of affeching
someone.
Kata “the act of affeching
someone” merupakan
istilah asing
31. BID F/19/02/01
Jika dilihat dari segi amanat (message)
yang disampaikan maka bahasa itu
berfungsi imajinatif.
Kata “message”
merupakan istilah asing
32.
BID F/28/01/04
Untuk mendapatkan data dibutuhkan alat
bantu berupa handphone.
Kata “handphone”
merupakan istilah asing
33.
BID G/05/0203
Hal ini disebabkan adanya berbagai
keanekaragaman dan style tiap penulis.
Kata “style” merupakan
istilah asing
34.
BID G/23/01/08
Yang terkait dengan kondisi ini ialah kondisi
ketulusan (sincerity condition), untuk
sebuah janji, bahwa penutur secara tulus
bermaksud untuk melaksanakan tindakan.
Kata “sincerity condition”
merupakan istilah asing
35. BID H/20/01/01
Kajian budaya (Cultural Studies) muncul
dalam diskusi akademik sekitar tahun
1960-an, dimulai di inggris dan kemudian
Kata “cultural studies”
merupakan istilah asing
131
menyebar ke Amerika utara dan Autralia.
36. BID H/27/02/06
Manusia itu adalah zoon politicon artinya
bahwa manusia itu sbg mahkluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia
lainnya.
Kata “zoon politicon”
merupakan istilah asing
37. BID H/34/01/03
Tanda-tanda itu hanya mengemban arti
(significant) dalam hubungan dengan
pembacanya.
Kata “significant”
merupakan istilah asing
38. BID H/34/01/05
Pembaca itulah yang menghubungkan
tanda dengan apa yang ditandakannya
(signifie) sesuai dengan konvensi dalam
sistem bahasa yang bersangkutan.
Kata “signifie”
merupakan istilah asing
39. BID H/39/01/02
Pengumpulan data penelitian dalam rangka
penulisan ini, akan diperoleh dengan
melakukan penelitian pustaka (library
research), yakni mengumpulkan data dari
referensi.
Kata “library research”
merupakan istilah asing
DAFTAR GAMBAR
RIWAYAT HIDUP
Nur Halifa. Dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal
15 Februari 1996, dari pasangan Ayahanda Abd.Hafid
Sirih dan Ibunda Ramlah H’Patah. Penulis masuk
sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN
PANNYIKKOKANG II Kota Makassar dan tamat tahun
2008, tamat SMP Negeri 13Makassar tahun 2011, dan tamat SMA Negeri 9
Makassar tahun 2014. Pada tahun yang sama(2014), penulis melanjutkan
pendidikan pada program strata satu (S1) Program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2019.