ANALISIS KEPUASAN PETANI PADI PADA PRODUK … · SONY MARTUA SIREGAR. Analisis Kepuasan Petani Padi...
-
Upload
hoangxuyen -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Transcript of ANALISIS KEPUASAN PETANI PADI PADA PRODUK … · SONY MARTUA SIREGAR. Analisis Kepuasan Petani Padi...
ANALISIS KEPUASAN
PETANI PADI PADA PRODUK PESTISIDA SPONTAN 400 SL
PT. AGRICON
( Kasus Petani Padi di Kecamatan Sukamandi JawaBarat )
Oleh:
Sony Martua Siregar
A14105710
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
SONY MARTUA SIREGAR. Analisis Kepuasan Petani Padi Pada Produk
Pestisida Spontan 400 SL PT. Agricon (Kasus Petani Padi di Kecamatan
Sukamandi JawaBarat). (Dibawah Bimbingan Netti Tinaprilla).
Indonesia merupakan negara agraris yang menitikberatkan
pembangunannya pada sektor pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan sangat
penting dalam perkembangan perekonomian nasional Indonesia, hal ini ditunjuk
dengan adanya kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik
Bruto (PDB). Data BPS menunjukkan PDB sektor pertanian pada tahun 2006
tumbuh 4,12 persen sebagai pertumbuhan tertinggi setelah masa pemulihan krisis
ekonomi, selain itu juga kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja pada tahun 2005 sebesar 2,97 persen lebih tinggi
dibanding sektor non-pertanian (0,04 persen). Salah satu propinsi yang
mendominasi penyerapan tenaga kerja disektor pertanian yakni Jawa Barat.
Menurut BPS, sampai akhir Februari 2007 dari 14,99 juta orang yang bekerja di
Jawa Barat 29,2 persennya atau 4,37 juta orang bekerja di sektor pertanian.
Pestisida merupakan zat kimia, bahan lain jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk mengendalikan OPT serta mengatur atau merangsang
pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Pada umumnya pestisida
hanya efektif terhadap spesies organisme pengganggu tertentu, oleh karena itu
untuk pengendalian berbagai jenis organisme pengganggu tersebut yang masing-
masing terdiri dari banyak spesies, diperlukan berbagai jenis dan formulasi
pestisida. Perubahan ekosistem akibat peningkatan usaha intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi telah mengakibatkan bertambahnya jenis dan
spesies organisme pengganggu. Hal ini juga merupakan faktor yang menyebabkan
banyaknya jenis dan formulasi pestisida yang diperlukan makin bertambah.
Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra penghasil padi merupakan
daerah potensial yang harus terus dikembangkan sebagai salah satu lumbung padi
nasional di Indonesia. Daerah Jawa Barat sebagai salah satu daerah pertanian yang
tentunya membutuhkan pestisida sebagai pembasmi hama pertanian, merupakan
pasar yang potensial sebagai daerah pemasaran produk-produk pestisida. Jawa
Barat merupakan wilayah yang memiliki tingkat penjualan yang paling tinggi
pada tahun 2006 untuk produk pestisida merek Spontan 400 SL jika dibandingkan
dengan wilayah lainnya yakni sebesar 55,74 persen.. Penurunan konsumsi
pestisida pada tahun 2000 lebih disebabkan adanya krisis ekonomi, sehingga daya
beli petani akan pestisida menurun 13,28 persen. Pada tahun 2002 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 12,76 persen, dan tahun 2003
meningkat lagi menjadi sebesar 18,53 persen.
Pada tahun 2004 PT. Agricon yang berada di posisi ke 9 dari sepuluh
besar perusahaan agrokimia di Indonesia dengan nilai penjualan seratus milyar
rupiah. Nilai penjualan terbesar, perusahaan yang nomor satu yaitu SynGenta Agri
Products Indonesia sebesar enam ratus lima puluh milyar rupiah. Salah satu
Produk pestisida PT. Agricon yang memiliki tingkat penjualan tinggi adalah
produk pestisida Spontan 400 SL, Spontan 400 SL ini merupakan produk pionir
golongan pestisida penggerek batang pada tanaman padi yang diciptakan PT.
Agricon, akibat persaingan yang semakin ketat antar perusahaan, maka produk
Spontan 400 SL tersebut mulai digeser para kompetitor PT. Agricon. Pasar
mengalami perubahan yang sangat cepat, maka melihat potensi pasar yang besar,
para kompetitor berusaha berusaha masuk pasar pestisida. Jumlah kompetitor
produk Spontan 400 SL mengakibatkan penurunan penjualan produk Spontan 400
SL. Berdasarkan uraian tersebut perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana penurunan penjualan tersebut terjadi karena adanya faktor-faktor
kepuasan konsumen pestisida Spontan 400 SL khusus diwilayah Kecamatan
Sukamandi Jawa Barat.
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Kecamatan Sukamandi Jawa Barat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan pertimbangan bahwa di daerah Kecamatan Sukamandi Jawa
Barat ini merupakan tempat produksi komoditas padi yang baik di Jawa Barat.
Disamping itu juga berhubung produk yang diteliti tersebut berasal dari PT.
Agricon dimana produk tersebut adalah produk pestisida yang bemerek Spontan
400 SL. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah informasi penelitian yang dikumpulkan
melalui survey dan observasi. Data ini dikumpulkan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi komponen-komponen penelitian. Data primer diperoleh melalui
hasil kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada petani berisikan pertanyaan
tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup berupa pertanyaan yang
alterantifnya jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya memilih
salah satu alternatif jawaban yang menurutnya paling sesuai. Sedangkan
pertanyaannya terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada
responden untuk menjawab. Pengisian kuesioner dilakukan dengan
mewawancarai secara langsung responden.
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan di lokasi penelitian
yang ditentukan secara sengaja (purposive) dan penarikan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah convenience sampling yang dilakukan diKecamatan
Sukamandi Jawa Barat, jumlah untuk masing-masing petani yang dipilih sebanyak
40 petani, dengan pertimbangan petani yang memakai produk spontan 400 SL.
Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.
Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menganalisis tingkat
kepuasan konsumen dengan cara membandingkan kesesuaian antara tingkat
kepentingan dengan kinerja (performa) produk Pestisida Spontan 400 SL. Tingkat
kepentingan yang dimaksud adalah seberapa penting suatu atribut dianggap
penting oleh konsumen atau dapat dikatakan sebagai seberapa besar kepentingan
(harapan) konsumen terhadap suatu atribut. Sedangkan tingkat kinerja atau
performa di sini maksudnya adalah aktual suatu atribut yang dirasakan oleh
konsumen.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Analisis Importance
Performance Analysis (IPA) di atas dapat dibuat menjadi Diagram Cartesius,
yaitu diagram yang menunjukkan atribut-atribut mana dari produk Pestisida
Spontan 400 SL yang telah dapat memenuhi kepentingan konsumen (kesesuaian
antara kepentingan dan performa). Metode indeks kepuasan konsumen (Customer
Satisfaction Index) merupakan indeks untuk mengukur tingkat kepuasan
konsumen berdasarkan atribut-atribut tertentu.
PT. Agricon merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
distribusi pestisida. Adapun sejarah awal mula berdirinya PT. Agricon bermula
dari fenomena rawannya produksi tanaman pangan di Indonesia, pada tanggal 17
April 1969 berdiri sebagai perusahaan swasta nasional, yang mengabdikan
pelayanan dibidang usaha distribusi pestisida. Pendiri PT.Agricon ini ada
beberapa orang, diantaranya H. Mustapa Madjidi, Budiono, Tatang Bengardi,
Warman Sadhana, dan Zaenal Tandramiharja. Pada awal berdiri, PT. Agricon
yang bergerak sebagai distributor pestisida ini melakukan kerjasama dengan PT.
ICI Pestisida Indonsesia. Perusahaan ini melakukan pengembangan usaha dengan
mendirikan pabrik pestisida di daerah Gunung Putri, Cibinong Bogor. Pendirian
pabrik pestisida pada tanggal 17 April 1994 inilah yang kemudian menjadi
langkah awal PT. Agricon untuk tidak lagi bergerak sebagai distributor tetapi
sebagai produsen pestisida, ini dibuktikan di saat krisis ekonomi melanda
Indonesia tahun 1997, dimana PT. Agricon berhasil membuktikan tetap berkarya
menghasilkan produk-produk unggul dan bermutu bagi pertanian dan perkebunan
di Indonesia.
Dari 40 responden yang diwawancarai, usia responden yang dominan
adalah antara 36-50 tahun, sebanyak 17 orang (42 %). Di urutan kedua, responden
yang berusia >50 tahun, sebanyak (30%) dan sisanya berusia 19-25 tahun
sebanyak 11 orang (28%). Tingkat pendidikan responden umumnya adalah SD
yaitu sebesar 27 orang (67%). Sebanyak lima orang (12%) mengenyam
pendidikan sampai tingkat SMU, dua orang (5%) mengenyam pendidikan sampai
tingkat SMP, satu orang (3%) Sarjana (S1), dan lima orang (13%) yang tidak
sama sekali mengenyam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin besar pula pemahaman terhadap produk pestisida dan lebih memahami
kinerja dari pestisida tersebut. Berdasarkan hasil kuisioner, Tingkat pendapatan
responden umumnya adalah berkisar antara Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000, dimana
jumlah orangnya adalah 24 orang (59%), 15 orang (38%) pendapatannya sebesara
Rp. 1.000.000, dan satu orang (3%) yang pendapatannya sebesar Rp. 2.000.000.
Indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan yang berhasil dicapai produk
spontan 400 SL sebesar 82,61 persen, artinya perusahaan sudah sangat
memuaskan sebanyak 82,61 persen konsumen dari total pelanggannya. Hasil
analisis dengan menggunakan analisis IPA maka atribut harus diprioritaskan
perbaikan kinerjanya adalah atribut masa kadaluarsa dan tampilan label. Atribut
yang harus dipertahankan kinerjanya adalah atribut kejelasan komposisi produk,
variasi ukuran volume produk, manfaat yang diterima, kejelasan tanggal
kadaluarsa produk, ketersediaan layanan informasi untuk mudah diakses,
kemudahan memperoleh produk dan cara penyajian. Atribut yang masih memiliki
prioritas rendah adalah variasi ukuran kemasan, desain kemasan, potongan harga
dan harga. Atribut yang berlebihan menurut responden adalah promosi langsung
(hadiah, diskon, sampel gratis ) pada produk, promosi melalui iklan pada produk
dan merek produk.
ANALISIS KEPUASAN
PETANI PADA PRODUK PESTISIDA SPONTAN 400 SL
PT. AGRICON (Kasus di Kecamatan Sukamandi JawaBarat)
Oleh
Sony Martua Siregar
A14105710
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Judul : Analisis Kepuasan Petani Pada Produk Pestisida Spontan 400 SL
PT. Agricon (Kasus Petani Padi di Kecamatan Sukamandi Jawa
Barat).
Nama : Sony Martua Siregar
NRP : A 14105710
Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Netti Tinaprilla. MM
NIP. 132133965
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr.
NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL
“ANALISIS KEPUASAN PETANI PADA PRODUK PESTISIDA SPONTAN
400 SL PT. AGRICON (KASUS PETANI di KECAMATAN SUKAMANDI
JawaBarat) BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH
GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA
SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK
MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU
DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN
YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2009
Sony Martua Siregar
A 14105710
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kota Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
pada tanggal 05 Pebruari 1983 sebagai anak kedua dari 6 bersaudara
pasangan Nasrunsyah Siregar dan Nurifah Nasution. Tahun 1995 penulis
menamatkan pendidikan dasar di SDN 12 Padangsidempuan, Taoanuli Selatan,
Sumatera Utara. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SLTP
N.2. Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. dan lulus pada tahun
1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMUN.5 Padangsidempuan,
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara..
Selepas SMU tahun 2001, penulis diterima sebagai mahasiswa Program
Diploma III Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK dengan Program
Studi Teknologi Industri Kayu, Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas
Kehutanan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan
pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Kepuasan Petani Pada Produk Pestisida Spontan 400 SL PT.
Agricon ( Kasus Petani di Kecamatan Sukamandi JawaBarat”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar
Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini berisi tentang Kepuasan Konsumen terhadap pestisida yang
dipakainya yaitu Spontan 400 SL. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Sukamandi JawaBarat pada bulan Desember 2008.
Sumbangsih karya ilmiah berupa skripsi ini seperti setitik kristal garam
dilautan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak yang memerlukan. Amin.
Bogor, Januari 2009
Sony Martua Siregar
AI4105710
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Kepuasan Petani Padi Pada Produk Pestisida Spontan 400 SL PT. Agricon (Kasus
Petani di Kecamatan Sukamandi Jawa Barat”. Skripsi ini sebagai salah satu
syarat kelulusan Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Penulis
ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada :
1. Kedua orang tuaku tersayang Papa dan Mama di Padangsidempuan. Terima
kasih atas doa, dorongan semangat, kesabaran dan kebesaran hatinya. Kalian
adalah my spirit untuk menggapai kesuksesanku kelak.
2. Ir. Netti Tinaprilla, MM, selaku Dosen Pembimbing atas pengarahan dan
kesabarannya selama proses penyusunan skripsi.
3. Ir. Yayah K. Wagiono, MEc, selaku dosen yang banyak membimbing saya
selama kuliah di MAB ini.
4. Febriantina Dewi, SP.M.Sc selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang
memberikan masukan berharga untuk penyempurnaan proposal penelitian.
5. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS, selaku dosen penguji pada saat sidang, yang
memberikan masukan tambahan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Dra.Yusalina, M.Si, selaku dosen komdik disaat sidang, yang memberikan
banyak evaluasi setiap kata dalam tulisan skripsi ini.
6. Ardiansyah selaku pembahas seminar yang memberikan kritik dan saran
berharga untuk penyempurnaan skripsi ini.
iii
7. Adik-adikku tercinta, Lily Siregar, Nita Siregar, Rita Siregar dan Erwin
Siregar serta abangku Andy Siregar yang menjadi inspirasiku dalam segala
hal.
8. Teman-temanku , Fisa, Evieta, Egreta, Ruly, Yayan, Venus, Ira, Nova, Eddy,
Dewi, Fadly, bang Aulia, dan bang Perwira teman yang selalu memberi
semangat selama ini.
9. Adik-adik kelasku Heru, Kinza, Early, Ummi, Yossi Sregar, Yusni Siregar atas
dukungan dan motivasi selama ini.
10. Dian (Emon), Papa dan Mama dian atas dukungan dan telah membantu saya di
Sukamandi.
11. Bpk. Sunaryo yang sangat membantu saya dalam membagi-bagi dan
menjelaskan kepada petani akan maksud dari kuisioner saya.
12.Rahmi, Nur, Maya, Agus, Ozi serta segenap staf Proemas yang tanpa telah
membantu kelancaran administrasi perkuliahan.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pestisida ............................................................................ 9
2.2. Jenis Pestisida dan Cara Kerjanya ...................................................... 10
2.3. Cara Membuat Pestisida....................................................................... 11
2.4. Kegunaan Pestisida .............................................................................. 13
2.5. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 14
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................................... 19
3.1.1. Defenisi Konsumen .................................................................. 19
3.1.2. Perilaku Konsumen .................................................................... 19
3.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.......... 21
3.1.4. Kepuasan Konsumen.................................................................. 23
3.1.5. Konsep Perbedaan Antara Kepentingan Konsumen
dengan Kenyataan .................................................................... 29
3.1.6. Karakteristik Produk ................................................................. 30
3.1.7. Atribut Produk........................................................................... 31
3.1.8. Imprtant and Performance Analysis ......................................... 32
3.1.9. Analisis Gap............................................................................... 33
3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ................................................................ 33
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 36
4.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 36
4.3. Metode Pengumpulan Data dan Penarikan Sampel .................................... 36
4.4. Metode Analisis Data.................................................................................. .
36
4.4.1. Metode Analisis Deskriptif ....................................................... 37
4.4.2. Metode Analisis Important and Performance Analisys ............ 37
4.4.3. Metode Analisis Diagram Cartesius......................................... 38
4.4.4. Metode Analisis Gap................................................................. 40
4.4.5. Penjelasan Atribut Produk ......................................................... 41
v
BAB V GAMBARAN UMUM PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum........................................................................................ 43
5.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .................................... 43
5.1.2 Misi dan Tujuan Perusahaan ...................................................... 44
5.1.3.Lokasi Perusahaan dan Produksinya........................................... 45
5.2. Gambaran Umum Wilayah Penelitan.......................................................... 45
5.3. Gambaran Umum Responden ...................................................................... 46
5.3.1Karakteristik Responden .............................................................. 46
5.3.2.Karakteristik Informasi Pembelian Responden........................... 49
BAB VI ANALISIS KEPUASAN
6.1. Analisis Tingkat Kepuasan .......................................................................... 50
6.1.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap
Masing-masing Atribut Pestisida Spontan 400 SL ........................... 50
6.1.2. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut
Produk Spontan 400 SL .................................................................... 66
6.1.2.1. Kuadran I Prioritas Utama .................................................. 66
6.1.2.2. Kuadran II Pertahanan Prestasi ............................................ 68
6.1.2.3. Kuadran III Prioritas Rendah ............................................... 70
6.1.2.4. Kuadran IV Berlebihan ........................................................ 71
6.1.2. Analisis Gap............................................................................ 73
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ................................................................................. 75
7.2. Saran............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Perkembangan Suplay Pestisida dari Tahun 1999-2003................................. 2
2 Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia ................................................... 3
3 Tingkat Penjualan Produk Pestisida Merk Spontan 400 SL Pada
Tahun 2006 ................................................................................................... 4
4 Perkembangan Total Konsumsi Pestisida di Indonesia .................................. 4
5 Perusahaan Agrokimia di Indonesia Berdasarkan Nilai Penjualan Produk
Sendiri Pada Tahun 2004 .............................................................................. 5
6. Jumlah Kompetitor dan Market Share Produk Spontan 400 SL..................... 7
7 Jenis Pestisida Berdasarkan Fungsi Pengendaliannya .................................... 14
8 Kriteria Indeks Kepuasan Konsumen ............................................................. 41
9. Penjelasan Tentang Atribut-Atribut Produk.................................................... 42
10. Jumlah dan Persentase Usia Petani ............................................................... 46
11. Jumlah dan Persentase Tingkat Pendidikan Petani ....................................... 47
12. Jumlah dan Persentase Tingkat Pendapatan Petani....................................... 47
13. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Variasi Bentuk Kemasan.. 51
14 Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Desain Kemasan .. 52
15 Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Knerja Atribut Kejelasan
Komposisi Produk......................................................................................... 53
16 Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Variasi Ukuran
Volume Produk ............................................................................................. 54
17 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Manfaat
Yang Diterima............................................................................................... 55
18 Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Atribut Kejelasan Tanggal
Kadaluarsa pada Produk................................................................................ 56
19 Nilai Tingkat Kepentingan dan Nilai Kinerja Atribut Masa Kadaluarsa...... 57
20 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut
Ketersediaan Layanan Informasi Untuk Mudah Diakses.............................. 57
21 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Ketersediaan
Atau Kemudahan memperoleh Produk ......................................................... 58
22 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut
Promosi Langsung......................................................................................... 59
23 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut
Promosi Melalui Iklan................................................................................... 60
24. Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Potongan Harga .. 61
25 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Harga .................. 62
26 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Merek Produk ..... 63
27 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Cara Penyajian.... 63
28 Nilai Tingkatt Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Tampilan Label... 64
29 Perhitungan Rata-rata dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja
Atribut Produk Spontan 400 SL.................................................................... 65
30 Rangkuman atribut Berdasarkan kuadran ..................................................... 73
26 Nilai dari Gap dan Kepuasan Konsumen ..................................................... 74
vii
27 Nilai Indeks Kepuasan Konsumen................................................................ 74
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan ........................................................... 23
.......................................................................................................................
2 Diagram Aliran Kerangka Pemikiran Operasional ......................................... 34
3 Diagram Kartesius IPA ................................................................................... 40
4 Proporsi Responden Berdasarkan Informasi Diperoleh.................................. 48
5 Proporsi Responden Berdasarkan Sumber Informasi ..................................... 48
6 Proporsi Responden Berdasarkan Alasan Memilih Produk............................ 49
7 Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan.................................................. 49
8 Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Produk Spontan 400 SL ............... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang menitikberatkan
pembangunannya pada sektor pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan sangat
penting dalam perkembangan perekonomian nasional Indonesia, hal ini ditunjuk
dengan adanya kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik
Bruto (PDB). Data BPS menunjukkan PDB sektor pertanian pada tahun 2006
tumbuh 4,12 persen sebagai pertumbuhan tertinggi setelah masa pemulihan krisis
ekonomi, selain itu juga kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja pada tahun 2005 sebesar 2,97 persen lebih tinggi
dibanding sektor non-pertanian (0,04 persen). Salah satu propinsi yang
mendominasi disektor pertanian yakni Jawa Barat 1.
Pembangunan pertanian antara lain bertujuan menaikkan produksi
pertanian, pemerataan pendapatan dan sekaligus mempertahankan kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan. Berdasarkan pernyataan tersebut pertanian
merupakan sektor yang dapat membantu tumbuhnya perekonomian secara
nasional. Tumbuhnya sektor pertanian akan berimbas naiknya input sehingga
mengakibatkan pemakaian pestisida semakin meningkat. Meningkatnya
pemakaian pestisida tersebut akan berpengaruh juga terhadap suplai Pestisida di
Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 1.
1 www.beritaiptek.com, BPS 2006. Jumat, 07 November 2008
2
Pestisida merupakan zat kimia, bahan lain jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk mengendalikan OPT serta mengatur atau merangsang
pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Pada umumnya pestisida
hanya efektif terhadap spesies organisme pengganggu tertentu, oleh karena itu
untuk pengendalian berbagai jenis organisme pengganggu tersebut yang masing-
masing terdiri dari banyak spesies, diperlukan berbagai jenis dan formulasi
pestisida. Perubahan ekosistem akibat peningkatan usaha intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi telah mengakibatkan bertambahnya jenis dan
spesies organisme pengganggu. Hal ini juga merupakan faktor yang menyebabkan
banyaknya jenis dan formulasi pestisida yang diperlukan makin bertambah.
Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama untuk memberantas
OPT, sebab pestisida mempunyai daya bunuh yang tinggi, penggunaannya mudah
dan hasilnya cepat untuk diketahui. Menurut Wudianto (1999), pestisida telah
menjadi alat bantu yang sangat penting dalam meningkatkan produksi pertanian.
Diperkirakan bahwa hama, gulma dan penyakit telah menyebabkan kerusakan
besar. Penggunaan pestisida telah mampu menyelamatkan sepertiga dari kerugian
tersebut.
Tabel 1. Perkembangan Suplai Pestisida diIndonesia dari Tahun 1999-2003
Tahun Produksi
(ton)
Impor
(ton)
Ekspor
(ton)
Suplay
(ton)
Perkembangan
suplay pestisida
(%)
1999 73.266 7.765 28.851 52.180 -
2000 71.073 8.968 29.014 51.027 (2.21)
2001 73.182 8.994 28.587 53.589 5.02
2002 79.234 9.768 33.155 55.847 4.21
2003 73.042 14.086 26.240 60.888 9.03
Perkembangan Rata-rata 4.01 Sumber : Capricornus Indonesia Consultan (2004)
3
Berdasarkan Tabel 1 suplai total pestisida Indonesia pada tahun 1999
tercatat sebesar 52.180 ton suplai total pestisida dalam negeri tersebut.
Selanjutnya cenderung meningkat walaupun sempat turun pada tahun 2000 yaitu
menjadi 51.027 ton. Pada tahun 2003 suplai pestisida telah mencapai 60.888 ton
dan secara keseluruhan laju perkembangan suplai pestisida dalam kurun waktu
diatas meningkat sekitar 4,01 persen pertahun.
Padi merupakan tanaman yang memberikan kontribusi terhadap
perekonomian secara nasional. 2Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS tahun
2007 hasil produksi padi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan (Tabel 2).
Peningkatan padi dari tahun ketahun ini prosesnya mengalami beberapa kendala
yang cukup serius, diantaranya serangan hama dan penyakit tanaman atau sering
disebut organisme pengganggu tanaman (OPT). Tanaman padi ini lebih rentan
terserang hama dan penyakit tanaman dibanding tanaman jagung, kedelai, dan
lain-lain. Untuk menanggulangi masalah tersebut cara yang bisa dilakukan adalah
dengan menggunakan pestisida.
Tabel 2. Luas panen dan Produksi Padi di Indonesia Tahun 2003-2007
Tahun Luas (Ha) Produksi (Ton) Pertumbuhan
Produksi (%)
2003 11.488.034 52.137.604 1,26
2004 11.922.974 54.088.468 3,74
2005 11.839.060 54.151.097 0,12
2006 11.786.430 54.454.937 0,56
2007*) 12.165.607 57.048.558 4,47 Keterangan: *) Nilai pendugaan
Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra penghasil padi merupakan
daerah potensial yang harus terus dikembangkan sebagai salah satu lumbung padi
nasional di Indonesia. Daerah Jawa Barat sebagai salah satu daerah pertanian yang
2 www.bps.go.id, BPS 2007. 07 Jumat 2008.
4
tentunya membutuhkan pestisida sebagai pembasmi hama pertanian, merupakan
pasar yang potensial sebagai daerah pemasaran produk-produk pestisida.
Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki tingkat penjualan yang
paling tinggi pada tahun 2006 untuk produk pestisida merek Spontan 400 SL jika
dibandingkan dengan wilayah lainnya yakni sebesar 55,74 persen. Tingkat
penjualan produk pestisida merek Spontan 400 SL tahun 2006 dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Penjualan Produk Pestisida Merk Spontan 400SL pada Tahun
2006
No Wilayah Tingkat Penjualan (%)
1 Jawa Barat 55,74
2 Jawa Timur 14,34
3 Jawa Tengah 9,00
4 Sulawesi Tenggara 6,38
5 Sumatera Utara 5,06
Sumber : PT. Agricon, 2008.
Perkembangan total konsumsi pestisida di Indonesia terlihat pada Tabel 4.
Penurunan konsumsi pestisida pada tahun 2000 lebih disebabkan adanya krisis
ekonomi, sehingga daya beli petani akan pestisida menurun 13,28 persen. Pada
tahun 2002 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 12,76
persen, dan tahun 2003 meningkat lagi menjadi sebesar 18,53 persen.
Tabel 4. Perkembangan Total Konsumsi Pestisida di Indonesia Tahun 1999-2003.
Tahun Total Konsumsi(Ton) Pertumbuhan
Konsumsi(%)
1999 20.002 -
2000 17.345 -13,28
2001 16.859 -2,80
2002 19.010 12,76
2003 20.631 18,53
Laju Perkembangan 1,30 Sumber : Capricornus Indonesian Consultan, 2004
Meningkatnya pemakaian pestisida disebabkan karena kelebihan yang
dimiliki oleh pestisida dalam mengendalikan OPT, jika dibandingkan dengan
5
pengendalian cara lain seperti cara mekanis. Kelebihan pestisida bila digunakan
dengan baik, yakni mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertanian dalam
hal kemudahan aplikasinya. Cepat dan praktis adalah salah satu alasan dipilihnya
pestisida sintesis dalam hal penaggulangan hama.
Meningkatnya permintaan produk pestisida tersebut mendorong minat
pengusaha untuk menanamkan modal dan investasi di Industri agrokimia. PT.
Agricon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri
agrokimia dan perusahaan pestisida.
Tabel 5. Perusahaan Agrokimia di Indonesia berdasarkan Nilai penjualan Produk
sendiri pada Tahun 2004
No. Nama Perusahaan Jenis Pestisida Nilai Penjualan
(Milyar Rupiah)
1 SynGenta Agri Products
Indonesia
Herbisida
Insektisida
650
2 Bayer Indonesia Fungisida
Insektisida
400
3 Dow Agro Science Fungisida
Insektisida
160
4 Du pont Indonesia Herbisida
Fungisida
150
5 FMC Insektisida
148
6 Nu Farm Herbisida
Fungisida
140
7 Monagro Kimia Herbisida
135
8 BASF Insektisida
Fungisida
Herbisida
125
9 Agricon Insektisida
Rodentisida
100
10 Petrokimia Insektisida 90
Sumber: PT. Agricon, 2008.
Pada tahun 2004 PT. Agricon yang berada di posisi ke 9 dari sepuluh
besar perusahaan agrokimia di Indonesia dengan nilai penjualan seratus milyar
rupiah. Nilai penjualan terbesar, perusahaan yang nomor satu yaitu SynGenta Agri
6
Products Indonesia sebesar enam ratus lima puluh milyar rupiah, dan hasil
tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
Salah satu Produk pestisida PT. Agricon yang memiliki tingkat
penjualan tinggi adalah produk pestisida Spontan 400 SL, Spontan 400 SL ini
merupakan produk pionir golongan pestisida penggerek batang pada tanaman padi
yang diciptakan PT. Agricon, akibat persaingan yang semakin ketat antar
perusahaan, maka produk Spontan 400 SL tersebut mulai digeser para kompetitor
PT. Agricon.
1.2. Perumusan Masalah
PT. Agricon memiliki produk unggulan yang bermerek Spontan 400 SL
dengan bahan aktif dimehypo yang berindikasi sebagai pembasmi penggerek
batang pada tanaman padi. Akan tetapi dengan persaingan pasar pestisida semakin
ketat. membuat produk unggulan PT. Agricon tersebut mengalami kompetisi yang
sangat ketat, ini ditandai dengan bermunculan merek-merek baru dipasaran.
Pasar mengalami perubahan yang sangat cepat, maka melihat potensi
pasar yang besar, para kompetitor berusaha berusaha masuk pasar pestisida.
Jumlah kompetitor produk Spontan 400 SL pada tahun 2004 adalah Dipho 290 AS
seperti yang tercantum pada Tabel 6. Spontan 400 SL pada tahun 2004 berada
pada urutan ke sembilan secara nasional. Pada tahun berikutnya pesaing
bermunculan (dapat dilihat pada tabel 6). Beralihnya konsumen ke produk oesaing
salah satu penyebabnya yaitu kepuasan terhadap produk Spontan 400 SL
menurun. Berdasarkan penurunan tersebut maka perumusan masalah yang dikaji
adalah bagaimana kepuasan petani terhadap kepuasan perusahaan pestisida
Spontan 400 SL?
7
Tabel 6. Jumlah Kompetitor Produk Spontan 400 SL Tahun 2004-2006
Tahun Nama Kompetitor
2004 Dipho 290 AS
2005 Dipho 290 AS
Manuver 400 SL
Vista 400 SL
Kempo 400 SL
E-to 400 SL
Arysta 400 SL
Poryza 400 SL
2006 Dipho 290 AS
Manuver 400 SL
Vista 400 SL
Kempo 400 SL
E-to 400 SL
Arysta 400 SL
Poryza 400 SL
Burno 290 SL
Fortuna 290 SL
Mektan 300 SL
Montaf 400 SL
Sandmas 400 SL
Spartan 290 SL
Taruna 400 SL
Sumber : PT. Agricon, 2008
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Pestisida
Spontan 400 SL.
2. Memberikan rekomendasi bagi PT. Agricon yang bertujuan untuk
meningkatkan penjualan produknya.
8
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1. Perusahaan, sebagai masukan dalam meningkatkan performance untuk
tetap mempertahankan pelanggan agar senantiasa produk tetap dipakai
serta memperoleh konsumen baru bagi perusahaan.
2. Peneliti, sebagai pengalaman praktis kepada penulis dalam menganalisis
kasus kepuasan konsumen.
3. Kalangan Akademis, sebagai data dasar bagi para peneliti dibidangnya,
dalam pengembangan IPTEK
4. Masyarakat umum, yang ingin menambah pengetahuan mengenai
kepuasan konsumen dengan menggunakan analisis persamaan struktural.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis tingkat
kepuasan konsumen Pestisida Spontan 400 SL. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
memberikan gambaran kepada pihak perusahaan untuk mengetahui tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk ini, dan ini dilakukan ditempat penelitian
yang dilaksanakan yaitu di Kecamatan Sukamandi Jawa Barat. Berdasarkan
penelitian dapat dilakukan cara untuk meminimalisir konsumen yang tidak puas
terhadap Pestisida Spontan 400 SL. Penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah
responden sebesar 40 orang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pestisida
Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama berasal dari kata pest
(hama) dan cide(pembunuh). Pestisida mencakup bahan-bahan kimia yang
digunakan untuk mengendalikan populasi jasad hidup yang merugikan manusia,
tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia untuk kesejahteraan
hidupnya agar kerugian dan gangguan dapat ditekan seminimal mungkin.
Pengertian pestisida dalam hal ini cukup luas, apalagi bila dikaitkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang pengawasan atas
peredaran, penyimpangan dan penggunaan pestisida. Dalam peraturan tersebut
disebutkan bahwa yang tergolong pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
seta jasad renik dan virus yang antara lain bisa digunakan untuk tujuan sebagai
berikut:
a. Memberantas dan mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,
bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.
b. Memberantas gulma atau tanaman pengganggu.
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman, kecuali yang tergolong pupuk.
e. Memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan.
10
f. Memberantas atau mencegah serangan hama-hama air.
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam
rumahtangga, bangunan dan dalam alat pengangkutan.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan tanaman, tanah atau air.
2.2. Jenis Pestisida dan Cara Kerjanya
Banyaknya jenis jasad pengganggu yang bisa berakibat fatal pada hasil
pertanian, maka pestisida dklasifikasikan lagi menjadi beberapa macam sesuai
dengan sasaran yang akan dikendalikan (Wudianto, 1999). Klasifikasi pestisida
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Insektisida adalah bahan kimia atau racun yang dapat mencegah dan
memberantas semua jenis serangga.
2. Fungisida adalah bahan kimia atau racun yang dapat mencegah dan
memberantas jamur.
3. Akarisida adalah bahan kimia atau racun yang dapat mencegah dan
memberantas tungau, caplak dan laba-laba.
4. Rodentia adalah bahan kimia atau racun yang dapat mencegah dan
memberantas binatang pengerat.
11
5. Herbisida adalah bahan kimia atau racun yang dapat menghambat
pertumbuhan gulma bahkan mematikan tumbuhan itu.
2.3 Cara Membuat Pestisida
Pestisida yang dipasarkan terdiri atas berbagai bahan yang dicampur
menjadi suatu campuran, disebut formulasi. Bahan yang pokok disebut bahan
aktif (active ingredient) yang berfungsi sebagai pembunuh hama sasaran. Bahan
aktif ini disintesiskan dipabrik dalam berbagai bentuk kristal besar, gumpalan,
seperti minyak kental dan sebagainya. Bahan aktif ini dicampur dengan berbagai
bahan ramuan (inert ingredient ). Setiap bahan tadi mempunyai fungsi sendiri
sendiri, semuanya untuk meningkatkan daya kerja pestisida tersebut. Formulasi
pestisida menurut Oka ( 1995) dapat terdiri atas :
• Bahan aktif : merupakan bahan pokok pembunuh hama, sifat-sifatnya
(kemantapan, titik didih, daya larut, penguapan) menetukan pemilihan
bahan ramuan yang lainnya.
• Pelarut : pemilihan pelarut ditentukan oleh daya larut bahan aktif,
fitoksisitas pelarut terhadap tanaman, aspek-aspek keamanan terhadap
pengguna, penguapan yang akan menentukan metoda aplikasi dan daya
campurnya dengan air. Ada yang tidak bercampur dengan air dan ada yang
bercampur dengan air.
• Pembawa (carrier) : biasanya berupa bahan padat yang digunakan untuk
mengencerkan pestisida itu, biasanya dalam formulasi kering berupa
serbuk, bedak dan granula (butiran).
12
• Surfaktan (emulsi, pembasah, pendispersi, foam, penyebar), merupakan
agensia yang penting dalam formula pestisida, misalnya untuk
menurunkan tekanan permukaan, hingga pestisida lebih mudah menyebar
dipermukaan daun.
• Stabilisier : bertujuan untuk mempertahankan agar formulasi tetap aktif
dan mantap, tidak berubah karena berbagai pengaruh.
• Sinergis : meningkatkan daya kerja bahan aktif pestisida, dengan
memblokir mekanisme detoksifikasi serangga, misalnya piperonil butoksid
ditambahkan pada piretrin dan piretroid.
• Pembasah : (contoh deterjen) bertujuan agar pestisida dapat membasahi
seluruh permukaan tanaman yang disemprot, misalnya pada daun yang
licin (daun kubis).
• Minyak-minyak : ditambahkan pada formulasi semprotan untuk
meningkatkan aktivitas biologinya, diformulasi dalam minyak emulsi
(emulsifiable )
• Defoamer: bertujuan agar hasil semprotan tidak berubah menjadi ”foam”
(busa)
• Agensia pewarna : untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan, misalnya
pada pestisida untuk perlakuan biji diberi warna yang mencolok agar
mudah dapat dibedakan dengan biji yang tanpa perlakuan pestisida.
Formulasi granula juag diberi pewarna.
13
Pestisida diformulasikan dalam pabrik yang khusus untuk memformulasi
pestisida, disebut pabrik formulasi (formulation plant). Pabrik tersebut biasanya
terdiri dari alat-alat pencampur serbuk atau larutan dan saringan-saringan. Ada
lagi alat pembuat granula yang terdiri atas pencampur, pengering dan alat
menentukan mutu (grader).
Ada beberapa tipe formulasi sebagai berikut :
(WP) Tepung larut dalam air (wettable powder)
(EC) Konsentrat teremulsi (emulsifiable concentrate)
(CS) Kapsul suspensi (capsule concentrate)
(SC) Konsentrat suspensi (susupension concentrate)
(WP) Tepung larut air (wettable powder )
(OL) Cairan campur minyak (oil miscable liquid )
(GR) Granula (Granules)
(RB) Umpan (bait-ready for use )
Formulasi lepas terkendali (controlled release formulation )
2.4 Keguanaan Pestisida
Menurut Wudianto (1999), dari banyaknya jenis jasad pengganngu yang
mengakibatkan fatalnya hasil pertanian, pestisida diklasifikasikan menjadi
beberapa macam sesuai dengan sasaran OPT yang akan dikendalikan, terdapat
14
delapan jenis pestisida yang sering digunakan pengusaha tani di Indonesia (Tabel
7).
Tabel 7. Jenis pestisida berdasarkan fungsi pengendaliannya.
Jenis Pestisida Fungsi Contoh Merek Dagang
1. Insektisida Mengendalikan serangga
(insekta)
Spontan 400 SL, Abuki
50 SL, Meteor 250EC
2. Fungisida Mengendalikan
jamur/cendawan
Bazoka 80 wp, Dithane,
Curzate 64/8 WP
3. Nematisida Mengendalikan nematode Fuardan 3 G, Rugby 10G
4. Herbisida Mengendalikan gulma/
tanaman pengganggu
Aladin 865 AS, Crash
480 AS, Raftox 10 WP.
5. Bakterisida Mengendalikan bakteri Agrept, Staner, Kasumin
6. Rodentisida Mengendalikan bakteri Ratgone 0,005 RMB
7. Moluskisida Menegendalikan siput
(moluska)
Siputox 5G, Bos 250 EC,
Snaildown 250 SC
8. Akarisida Mengendalikan tungau,
caplak dan laba-laba
Sterk 150 EC
Sumber: Wudianto, 1998.
Penggunaan pestisida memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
pestisida diantaranya memiliki efektivitas tinggi, sehingga hasil pengendalian
dapat segera teratasi, relatif murah dan aplikasi dilapangan relatif sederhana.
Sedangkan kelemahannya dapat menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran
lingkungan, efek residu dan resistensi hama.
2.5 Penelitian Terdahulu
Hendrayani (2008), dimana penelitiannya mengenai ”Analisis Tingkat
dan Loyalitas Konsumen Terhadap Produk Gula Pasir Merek Gulaku di Kota
Bogor ( Studi Kasus di Giant Botani Square dan Ramayana BTM)”.bertujuan
15
untuk mengidentifikasi karakteristik yang membeli gula pasir merek Gulaku,
menegatahui tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja yang diberikan oleh
produk gula pasir Gulaku, dan menganalisis bentruk piramida loyalitas gula pasir
bermerek Gulaku.
Hasil yang diperoleh berdasarkan metode analisis deskriptif, customer
satifaction index, Importance Performance Analysis, dan pengukuran loyalitas
pelanggan, bahwa karakterisitk konsumen yang membeli gula pasir merek Gulaku
adalah perempuan dewasa dengan usia 31 sampai 40 tahun yang sudah menikah,
suku sunda dengan pekerjaan utama ibu rumah tangga, berpendidikan akhir SMU
dan Sarjana dengan pendapatan keluarga hampir tersebar merata dari semua
kalangan. Sedangkan tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja yang diberikan
oleh produk gula pasir Gulaku berada pada tingkatan ”puas” yaitu sebesar 77,33
persen, jadi harapan atau tingkat kepentingan konsumen telah dipenuhi oleh
Gulaku sebesar 77,73 persen. Bentuk piramida loyalitas gula pasir merek Gulaku
yang secara umum bisa dikatakan sudah cukup baik, walaupun nilainya semakin
mengecil pada tingkatan commited buyer. Hal tersebut belum menandakan bahwa
loyalitas konsumen terhadap gula pasir merek Gulaku belum pada tahap pembeli
yang loyal.
Nasution (2005), dimana penelitiannya ” Analisis Strategi Pemasaran
Produk Baru Pestisida (Herbisida Glifosat 75 persen WSC) pada PT. Agricon
Ltd., Bogor. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Proses Hierarki Analitik
(PHA) dapat diketahui bahwa prioritas menyeluruh menempatkan tujuan
penguasaan pangsa pasar diurutan pertama. Prioritas kedua adalah tujuan
16
meningkatkan penjualan dan prioritas ketiga adalah tujuan mendapat keuntungan
yang berkesinambungan. Sedangkan tujuan menjadi pemimpin pasar pada segmen
yang dipilih menjadi prioritas terakhir. Hasil analisis tersebut diambil kesimpulan
bahwa PT. Agricon Ltd, lebih memprioritaskan faktor promosi karena faktor ini
sangat penting dalam memasarkan produk baru Herbisida Glifosat 75 % WSC dan
diperlukan promosi yang gencar agar konsumen mengetahui keberadaan produk
tersebut beserta manfaat dan keunggulannya. Prioritas selanjutnya berturut-turut
adalah harga, produk dan distribusi.
Suhesty (2005), dimana penelitiannya ” Analisis Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) oleh Pedagang di Pasar
Rawa Belong, Jakarta Barat”. Berdasarkan hasil analisis IPA atribut-atribut yang
dilaksanakan oleh pasar bunga rawa belong yang termasuk ke dalam kuadran 1
atau atributes improve yaitu harga yang ditawarkan, kebersihan dan tata letak
pengaturan produk. Atribut yang masuk kekuadran 2 atau maintain performance
yaitu kesegaran bunga, kecerahan warna, kondisi bunga, keamanan, personal
seeling, karamahan dan kesopanan penjual, pengetahuan penjual tentang bunga,
perhatian penjual dalam membantu konsumen. Pada kuadran 3 atribut yang
termasuk kedalamnya yaitu potongan harga pengelompokan los, media iklan yang
digunakan, obral, hadiah dari penjualan bunga. Yang terakhir kuadaran 4 atribut
yang masuk kedalamnya yaitu kemudahan dalam menjangkau lokasi pasar,
kelengkapan sarana dan prasarana, layanan antar dan penerangan. Strategi bauran
pemasaran yang dapat dilakukan untuk membangun mempertahankan loyalitas
konnsumen yaitu dengan menjaga kualitas bunga yang dijualnya, memberikan
pelayananan yang baik yang terdiri dari keramaian, membantu konsumen dan
17
memberi tanggapan atas keluhan serta dengan meningkatkan personal selling
yang menjaga kepercayaan konsumen.
Widagdo (2007), dimana penelitiannya ”Analisis Tingkat Kepentingan
dan Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Mutu Beras Berlabel Serta Perilaku
Konsumen dalam Pembelian Beras Berlabel. Berdasarkan prioritas perbaikan
atribut Beras berlabel dianalisis dengan diagram cartesius. Atribut yang dinilai
penting oleh konsumen adalah rasa, kepulenan, aroma, warna, kebersihan,
kontaminasi serangga, harga, ketersediaan dan sertifikat keaslian varietas. Atribut
mutu yang termasuk prioritas rendah untuk perbaikan yaitu bahan kemasan,
informasi, dekorasi dan merek.
Haryanti (2005), dimana penelitiannya ”Analisis Kepusan dan Loyalitas
Konsumen terhadap Handphone Sony Ericsson (Khusus Mahasiswa Institut
Pertanian Bogor). Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik konsumen yang menggunakan HP Sony Ericsson, menganalisis
kepuasan konsumen terhadap HP Sony Ericsson, mengetahui hubungan antara
kepuasan dengan loyalitas konsumen terhadap HP Sony Ericsson. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan contoh non probability sampling (tanpa
peluang ) berupa purpossive sampling (pertimbangan tertentu). Besarnya contoh
diambil dengan menggunakan rumus Slovin, sehingga didapatkan contoh 100
responden mahasiswa S1 IPB. Karakteristik responden dianalisis dengan statistik
deskriptif, kepuasan konsumen dianalisis dengan IPA dan loyalitas konsumen
digunakan korelasi rank Spearman.
18
Penelitian ini mengkaji kepuasan konsumen dari produk pestisida yang
mana penelitian semacam ini belum pernah dilakukan sebelumnya untuk produk
Spontan 400 SL, penelitian ini menggunakan metode yang umumnya digunakan
dalam meneliti kepuasan, yaitu analisis deskriptif untuk meneliti karakteristik
konsumen, analisis Importance-Performance Analysis (IPA) digunakan untuk
menentukan tingkat kepuasan konsumen melalui jawaban responden mengenai
tingkat kinerja atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, Analisis Gap
(Perbedaan) digunakan untuk menghitung nilai indeks kepuasan konsumen dari
tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang berguna untuk pengembangan
program pemasaran yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
19
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Defenisi konsumen
Konsumen (pelanggan) adalah orang yang mampu mengakses informasi
objektif mengenai merek-merek bersaing, termasuk soal biaya, harga, fitur, dan
mutu, tanpa bergantung pada masing-masing usaha manufaktur atau pengecer
(Kotler, 2000). Konsumen dalam banyak hal akan mampu menentukan harga yang
ingin mereka bayar dan menantikan tanggapan dari penjual yang paling menarik
bagi mereka untuk memuaskan sebagian dari kebutuhannya.
Sumarwan (2003), Istilah konsumen diartikan menjadi dua jenis
konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen
individu cenderung membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Sedangkan
konsumen jenis kedua adalah konsumen organisasi, yang meliputi organisasi
bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Semua
jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk
menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.
3.1.2. Perilaku Konsumen
Terdapat beberapa definisi mengenai perilaku konsumen, diantara menurut
Engel (2002), yaitu sebagai berikut : perilaku konsumen adalah tindakan langsung
untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Sementara itu pendapat lainnya lebih menekankan perilaku konsumen
sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku
20
konsumen merupakan proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas
individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang
dan jasa.
Sehingga dari pengertian perilaku konsumen di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.
b. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses sebelum pembelian serta
tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan
produk.
Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati
seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa dan bagaimana
barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak
dapat diamati seperti nilai-nilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi,
persepsi dan lain sebagainya.
Schiffman dan Kanuk (dalam Wijaya, 1994) mendefisinikan perilaku
konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang
mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sehingga dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan,
tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat
sebelum membeli, ketik membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.
Secara sederhana perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut : apa
yang dibeli konsumen, mengapa konsumen membelinya, kapan mereka
21
membelinya, di mana mereka membelinya, berapa sering mereka membelinya,
berapa sering mereka menggunakannya. Informasi-informasi yang disebutkan di
atas sangat penting diperlukan oleh perusahaan dikarenakan mereka harus
menyesuaikan jumlah produksi dengan frekuensi penggantian produk oleh
konsumen.
Perusahaan khusunya pemasar harus wajib memahami perilaku konsumen
agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik. Mereka harus
memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi,
sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik.
Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan
bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang
diterimanya, sehingga dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.
3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Engel (2002), mengemukakan terdapat tiga fakor yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk, yaitu :
a. Faktor Lingkungan terdiri dari :
1. Budaya yaitu kumpulan nilai, persepsi, preferensi serta perilaku keluarga
dan lembaga-lembaga penting lainnya. Budaya adalah penentu keinginan
dan perilaku yang paling mendasar.
2. Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri atas
individu dengan berbagai nilai, minat dan perilaku yang sama atau
kelompok-kelompok yang relatif homogen dalam suatu masyarakat lama
yang tersusun secara hierarki. Kelas sosial yang berbeda cenderung
memunculkan perilaku mengkonsumsi yang berebda.
22
3. Pengaruh pribadi adalah tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri
dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Sebagai
konsumen perilaku kita sering dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan
dengan kita. Perilaku konsumen akan berubah ketika situasi berubah.
Perubahan ini terkadang tidak menentu dan tidak dapat diramalkan.
b. Faktor Perbedaan Individu terdiri dari :
1. Sumber daya konsumen yang meliputi waktu, uang dan perhatian. Ketiga
sumber daya ini dibawa ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan.
Keterlibatan dan motivasi perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh
pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan.
2. Pengetahuan dapat diartikan secara sederhana sebagai informasi yang
disimpian di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup informasi
seperti ketersediaan dan krakteristik produk, di mana dan kapan untuk
membeli serta bagaimana menggunakan produk.
3. Sikap didefisinisikan sebagai evaluasi menyeluruh yang memungkinkan
orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan
secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan.
4. Kepribadian pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon yang
konsisten terhadap stimulus lingkungan.
5. Gaya hidup merupakan pola yang digerakkkan orang untuk menghabiskan
sumber daya yang dimilikinya.
c. Faktor Psikologis terdiri dari :
1. Pengolahan informasi yaitu cara-cara informasi ditransformasikan, dirinci,
disimpan, didapatkan kembali dan digunakan.
23
2. Pembelajaran adalah setiap usaha mempengaruhi konsumen yang
menghasilkan pengetahuan, sikap atau perilaku.
3. Perubahan sikap dan perilaku merupakan sasaran dari kegiatan pemasaran.
Salah satu untuk mempengaruhi perilaku adalah dengan menggunakan
iklan.
3.1.4. Kepuasan Konsumen
Sumarwan (2003) menjelaskan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen
sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk
yang dibeli tersebut. Ketika konsumen membeli produk, maka mereka akan
memiliki harapan tentang bagaimana produk tersebut berfungsi (product
performance). Pembentukan kepuasan konsumen dapat dilihat secara jelas pada
Gambar 2. pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan
antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pengertian
tersebut dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
satu perusahaan tertentu karena keduanya berkaitan erat dengan konsep kepuasan
pelanggan.
Gambar 1. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan
Sumber : Sumarwan (2003)
Tujuan Perusahaan
Produk
Nilai produk bagi
pelanggan
Kebutuhan dan keinginan pelanggan
Harapan pelanggan terhadap produk
Tingkat kepuasan pelanggan
24
Kepuasan adalah semacam langkah perbandingan antara pengalaman
dengan hasil evaluasi, dapat menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani,
bukan hanya nyaman karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak puas
bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dan emosi. Penelitian
mengenai kepuasan konsumen menjadi topik sentral dalam dunia riset pasar dan
berkembang pesat (Kotler, 2000).
Menurut Kotler (2002), terdapat empat perangkat untuk melacak dan
mengukur kepuasan pelanggan. Keempat perangkat tersebut adalah sistem
keluhan dan saran, survey kepuasan pelanggan, belanja siluman, dan terakhir
adalah analisis pelanggan yang hilang.
a. Sistem Keluhan dan Saran
Perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya untuk
memberikan saran dan keluhan. Adapun cara yang digunakan tiap perusahaan
yang satu dapat berbeda dengan perusahaan yang lain. Beberapa perusahaan
seperti rumah sakit lebih banyak memanfaatkan kotak saran sebagai sarana
penampungan keluhan dan pemberian saran. Ada juga perusahaan yang
membuat formulir yang diisi pelanggannya setelah mendapatkan pelayanan
atau membeli produk perusahaan tersebut. Contoh lain dapat berupa kartu
komentar, web pages, dan e-mail. Semua dilakukan untuk melaksanakan
komunikasi dua arah. Bagi perusahaan informasi yang diperoleh merupakan
sumber gagasan yang baik yang dapat meyakinkan perusahaan bertindak cepat
untuk menyelesaikan masalah.
25
b. Survei Kepuasan Pelanggan
Perusahaan-perusahaan yang responsif akan mengukur kepuasan pelanggan
secara langsung dengan melakukan survei berkala jika perusahaan tidak dapat
menggunakan banyaknya keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan.
Perusahaan akan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelepon pelanggan-
pelanggan terakhir mereka sebagai sampel acak dan menanyakan apakah
mereka sangat puas, puas, biasa saja, kurang puas atau sangat tidak puas
terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan. Perusahaan juga meminta pendapat
pelanggan tentang kinerja para pesaing mereka.
Selain mengumpulkan informasi tentang kepuasan pelanggan, juga berguna
untuk mengajukan pertanyaan tambahan untuk mengukur keinginan pelanggan
untuk membeli ulang, pembelian ulang biasanya tinggi jika kepuasan pelanggan
tinggi. Survei kepuasan pelanggan juga bermanfaat untuk mengukur
kemungkinan atau ketersediaan pelanggan untuk merekomendasikan
perusahaan dan merek kepada orang lain. Informasi dari mulut ke mulut yang
bernilai positif tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan kepuasan
pelanggan yang tinggi.
c. Belanja Siluman
Perusahaan-perusahaan dapat membayar orang-orang untuk bertindak sebagai
pembeli potensial guna melaporkan hasil temuan mereka tentang kekuatan dan
kelemahan yang mereka alami ketika membeli produk perusahaan dan produk
pesaing. Para pembelanja siluman ini bahkan dapat menyampaikan masalah
tertentu untuk menguji apakan staf penjualan perusahaan menangani situasi
tersebut dengan baik.
26
d. Analisis Pelanggan yang Hilang
Perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang berhenti membeli atau
berganti pemasok untuk mempelajari sebabnya. Bukan saja penting untuk
melakukan wawancara keluar ketika pelanggan mulai berhenti membeli, tetapi
juga harus memperhatikan tingkat kehilangan pelanggan. Dimana jika
meningkat, jelas menunjukkan bahwa perusahaan gagal memuaskan
pelanggannya.
Menurut Kotler (2005), konsumen yang puas akan menunjukan perilaku
yang dengan sendirinya merupakan ukuran kepuasan konsumen yang juga
merupakan bagian dari dimensi kepuasan konsumen sebagai berikut :
a. Buys again (pembelian ulang). Pelanggan yang puas dengan produk/jasa
yang dibelinya, akan mengulangi pembelian itu lebih dari dua kali pada
perusahaan yang sama secara teratur.
b. Talks favorably to other about the company (menceritakan hal yang
menyenangkan tentang perusahaan). Pelanggan yang puas terhadap
produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan akan menceritakan hal yang
menyenangkan terhadap transaksi dari perusahaan tersebut kepada orang
lain.
c. Pays less attention to competing brands and advertising (kurang perhatian
terhadap iklan atau promosi perusahaan pesaing). Pelanggan yang puas
akan menunjukan sikap kurang perhatian terhadap produk/jasa lain yang
sejenis, dan pelanggan menaruh rasa percaya terhadap perusahaan.
d. Buys other from the same company (membeli produk/jasa lain dari
perusahaan). Selanjutnya pelanggan yang puas akan memperluas kesetiaan
27
mereka kepada produk/jasa lain yang dibuat oleh produsen yang sama.
Dan pada akhirnya mereka adalah pelanggan yang setia bagi perusahaan.
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu
antara lain mutu produk dan layanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah
penjualan dan nilai–nilai perusahaan. Di mana kepuasan konsumen ini pada
dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
suatu produk yang dimanfaatkan.
b. Kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut
yang bersifat tidak terwujud dari produk.
Sedangkan jenis-jenis konsumen selanjutnya dapat dibagi atas dua macam yaitu :
a. Konsumen Eksternal, yaitu konsumen yang mudah di identifikasi karena
mereka ada di luar organiasi.
b. Konsumen Internal, yaitu konsumen yang merupakan orang-orang
yang melakukan proses selanjutnya dari pekerjaan orang sebelumnya.
Terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk membentuk
harapan konsumen, yaitu antara lain :
a. Melalui promosi yang tidak mengecewakan konsumennya agar terjadi
komunikasi yang terkendali antara perusahaan dengan pengunjung.
b. Melalui sikap yang baik dari para karyawan.
c. Melalui unjuk kerja penjualan yang lebih profesional.
Terdapat lima faktor utama yang mendorong kepuasan konsumen (Irawan,
2004). Faktor pendorong utama tersebut adalah kualitas produk, service quality,
harga, emotional factor, dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa.
28
a. Kualitas Produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas. Menurut Kotler (2000), kepuasan
pelanggan berkaitan erat dengan kualitas. Kualitas atau mutu mempunyai
pengaruh langsung terhadap kinerja produk dan dengan kepuasan pelanggan.
Mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
atau yang tersirat.
b. Service Quality
Service quality atau kualitas pelayanan ini merupakan komponen atau
driver pembentuk kepuasan konsumen terutama untuk industri jasa. Pelanggan
akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai
dengan harapannya. Dalam banyak hal kualitas pelayanan sering kali mempunyai
daya differensiasi yang lebih kuat dibandingkan dengan kualitas produk.
c. Harga
Harga merupakan salah satu faktor pendorong kepuasan konsumen yang
dianggap paling sensitif bagi konsumen. Menurut Irawan (2004), faktor harga
merupakan faktor yang penting bagi pelanggan untuk evaluasi tingkat
kepuasannya karena produk mempunyai kualitas yang sama tetapi harga relatif
murah, akan memberikan value lebih tinggi kepada pelanggannya.
29
d. Emotional Factor
Kepuasan yang ditimbulkan oleh konsumen bukan karena kualitas dari
produk tersebut tetapi self-esteem atau social value yang membuat pelanggannya
menjadi puas terhadap merek atau produk tertentu.
e. Kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa
Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa akan cenderung puas
terhadap produk atau jasa tersebut. Pelanggan akan semakin merasa puas apabila
dapat memperoleh produk atau jasa yang mereka inginkan relatif mudah, nyaman,
dan efisien dalam mendapatkannya.
3.1.5 Konsep Perbedaan Antara Kepentingan (Harapan) Konsumen dengan
Kenyataan (Performa)
Menurut (Tjiptono dalam Sartika, 1997) kepuasan konsumen akan
terpenuhi apabila proses penyampaian layanan dari si pemberi layanan kepada
pengunjung sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Karena adanya
berbagai faktor seperti subyektifitas yang dipersepsikan oleh konsumen dan
pemberi layanan, maka layanan sering disampaikan dengan cara yang berbeda
dengan yang dipersepsikan oleh konsumen itu. Oleh sebab itu menurut (Tjiptono
dalam Sartika, 1997) terdapat lima gap (perbedaan) yaitu :
a. Gap antara kepentingan (harapan) konsumen dan persepsi manajemen.
Hal ini muncul karena ketidaktahuan manajemen tentang kualitas layanan
seperti apa sebenarnya diharapkan konsumen.
b. Gap antara persepsi manajemen tentang kepentingan (harapan) konsumen
dan spesifikasi kualitas layanan.
30
Hal ini muncul karena para manajer menetapkan spesifikasi kualitas
layanan berdasarkan pada persepsi mereka, padahal pendapat tersebut
belum tentu akurat.
c. Gap antara spesifikasi kualitas layanan dan layanan yang disajikan.
Hal ini biasanya muncul pada layanan yang penyampaiannya sangat
tergantung pada karyawan memanglah penting tetapi belumlah cukup
untuk menjamin kualitas penyajian layanan yang baik.
d. Gap antara penyampaian jasa aktual dan komunikasi eksternal.
Janji yang diberikan mungkin bukan hanya meningkatkan kepentingan
(harapan) yang akan diterima konsumen, akan tetapi juga akan
meningkatkan persepsi tentang layanan yang akan disampaikan kepada
konsumen.
e. Gap antara layanan yang diharapkan dan layanan aktual yang diterima
konsumen.
Hal ini menunjukkan perbedaan antara unjuk kerja aktual yang diterima
konsumen dan unjuk kerja yang diharapkan.
3.1.6. Karakteristik Produk
Dalam menguraikan suatu produk baik barang atau jasa, konsumen
biasanya menggunakan persyaratan beberapa dimensi atau karateristiknya. Kotler
(2000) menerangkan kebutuhan konsumen merupakan suatu pernyataan dari
perasaan kekurangan. Kebutuhan pelanggan merupakan karakteristik atau atribut
dari barang maupun jasa yang mewakili dimensi yang digunakan oleh pelanggan
sebagai dasar pendapat mereka mengenai barang atau jasa. Dimensi dari produk
31
maupun jasa sangat penting untuk mengetahui bagaimana pelanggan
mendefinisikan kualitas dari barang atau jasa.
Irawan (2004), menyatakan beberapa dimensi yang berpengaruh dalam
membentuk kualitas produk adalah performance, reliability, confermence,
durability, dan features.
a. Performance (kinerja), yaitu fungsi yang terdapat pada karakteristik
produk
b. Features (fitur), yaitu jumlah panggilan dan tanda sebagai karakteristik
utama tambahan atau sejumlah atribut yang menyusun suatu produk
c. Reliability (keandalan), yaitu konsistensi kinerja produk
d. Durability (usia produk), yaitu umur dari produk tersebut atau rentang
waktu produk yang aman untuk dikonsumsi
e. Conference to specification (sesuai dengan spesifikasi), yaitu pernyataan
setuju akan produk yang menunjukkan tanda produksi.
3.1.7. Atribut Produk
Atribut menurut Kotler (2000) adalah mutu ciri dan model produk.
Sementara menurut Engel et al 1994, keunikan suatu produk dapat dengan mudah
menarik perhatian konsumen. Keunikan ini dapat terlihat dari atribut-atribut yang
dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk adalah karakteristik suatu produk yang
berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan dimana atribut
tersebut tergantung pada jenis produk dan tujuannya. Atribut produk terdiri dari
tiga tipe, yaitu ciri-ciri atau rupa (features), fungsi (function), dan manfaat
(benefit). Penjual perlu mengetahui sikap konsumen yang mendukung atau tidak
mendukung produk mereka. Penjual perlu sekali mengetahui alasan pada sikap
32
ini, terutama pada atribut yang diinginkan konsumen seperti tipe ciri dan tipe
manfaat.
Atribut pada tipe ciri dapat berupa ukuran, karakteristik suatu produk
(rasa, warna, harga), komponen atau bagian-bagiannya, bahan dasar, proses
manufaktur, service atau jasa, penampilan, harga, susunan maupun trademark
atau tanda merek dan lain-lain. Sementara tipe manfaat dapat berupa kegunaan,
kesenangan yang berhubungan dengan indera, dan non material seperti kesehatan
dan kemudahan serta kenyamanan.
3.1.8. Important and Performance Analysis (IPA)
Menurut Simamora 2001, analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau
IPA merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut
kepentingan dan kinerja yang berguna untuk pengembangan program pemasaran
yang efektif. Caranya konsumen diminta untuk menjawab tingkat kinerja dari
berbagai atribut atau dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, kemudian
responden menilai tingkat kepentingan untuk masing-masing atribut. Menurut
Irawan 2004, indeks yang dihasilkan dengan cara sangat beragam, bergantung
pada skala yang digunakan ataupun cara perhitungannya.
Dengan analisis ini suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat
kepentingan menurut persepsi diukur dalam kaitannya dengan apa yang
seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau jasa yang
berkualitas tinggi. Dengan menggunakan konsep ini diharapkan perusahaan dapat
persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut di mata
konsumen. Selanjutnya, perusahaan dapat mengaitkan pentingnya variabel ini
dengan kenyataan yang dirasakan konsumen, perusahaan dapat menerapkan
33
strategi agar performance perusahaan sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumen (Rangkuti dalam Cornell 2007). Metode ini digunakan dalam penelitian
ini untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari atribut-atribut
yang akan diukur.
3.1.9. Analisis Gap (Perbedaan) dan Nilai Indeks Kinerja Konsumen
Atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang lebih dari yang lain akan
mempengaruhi tingkat kepuasan secara keseluruhan dibandingkan atribut lain
yang dianggap kurang penting. Metode Analisis Gap merupakan suatu analisis
yang sangat berpengaruh dalam menentukan nilai kepuasan. Nilai kepuasan yang
diperoleh dari analisis Gap ini sebagai penentu nilai indeks tingkat kepuasan
konsumen secara menyeluruh.
3.2. Kerangka pemikiran Opersional
Persaingan yang semakin ketat dalam perusahaan pestisida, perusahaan
produsen pestisida Spontan berusaha untuk menarik perhatian calon konsumen
atau petani terhadap produk yang dihasilkan. Perusahaan dituntut untuk
menerapkan strategi yang tepat agar dapat mencapai tujuan meningkatkan
penjualan, dan tetap dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada agar lebih
banyak.
Dalam diagram kerangka pemikiran dapat dilihat bahwa tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat karakteristik konsumen pengguna pestisida
Spontan 400SL, melakukan analisis analisis tingkat kepuasan konsumen. Untuk
mengetahui karakteristik konsumen dapat dilihat melalui demografi dan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Untuk melakukan analisis tingkat
kepuasan konsumen, dapat dilihat melalui atribut produk yang melekat pada oleh
34
produk tersebut. Alat analisis yang digunakan dengan menggunakan Importance
and Performance Analysis (IPA), Analisis Gap (Perbedaan). Diagram kerangka
pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.
Persaingan produk pestisida dan
penggunaan Pestisida Spontan 400
SL
PT. Agricon harus lebih berorientasi pada
konsumen.
Analisis Keputusan
Karatekristik tingkat
penggunaan Analisa Tingkat
Kepuasan Konsumen
Tujuan
Pembelian
Demografi, usia
tingkat
pendidikan,
Atribut Produksi : Variasi ukuran, desain,kejelasan
kompisis, variasi ukuran volume, manfaat,
kejelasan tanggal kadaluarsa, masa kadaluarsa,
ketersediaan informasi, promosi, harga dan lain
lain
Analisa Deskripsi Tingkat
Kepentingan
Tingkat Kinerja
IPA Analisis Gap
Prioritas atribut
yang diperbaiki
Tingkat kepuasan
Pelanggan
Kepuasan
Konsumen
Rekomendasi
ke perusahaan
35
Gambar 2. Diagram Aliran Kerangka Pemikiran Operasional
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Kecamatan Sukamandi Jawa Barat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan pertimbangan bahwa di daerah Kecamatan Sukamandi Jawa
Barat ini merupakan tempat produksi komoditas padi yang baik di Jawa Barat.
Disamping itu juga berhubung produk yang diteliti tersebut berasal dari PT.
Agricon dimana produk tersebut adalah produk pestisida yang bemerek Spontan
400 SL.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah informasi penelitian yang dikumpulkan
melalui survey dan observasi. Data ini dikumpulkan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi komponen-komponen penelitian.
Data primer diperoleh melalui hasil kuesioner. Kuesioner yang diberikan
kepada petani berisikan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan
tertutup berupa pertanyaan yang alterantifnya jawabannya telah disediakan,
sehingga responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang menurutnya
paling sesuai. Sedangkan pertanyaannya terbuka adalah pertanyaan yang
memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab. Pengisian kuesioner
dilakukan dengan mewawancarai secara langsung responden.
37
Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti masmedia, instansi
yang terkait seperti Departemen Pertanian, Biro Pusat Statistik, internet dan Studi
Literatur yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
4.3. Metode Pengumpulan Data dan Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan di lokasi penelitian
yang ditentukan secara sengaja (purposive) dan penarikan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah convenience sampling yang dilakukan diKecamatan
Sukamandi Jawa Barat, jumlah untuk masing-masing petani yang dipilih sebanyak
40 petani, dengan pertimbangan petani yang memakai produk spontan 400 SL.
Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.
4.4. Metode Analisis Data
Dalam melakukan penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif
(descriptive analysis), Analisis Gap dan important performance analysis(IPA).
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu software komputer
Windows Excel 2007. Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode-metode
analisis data tersebut.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode convenience sampling. Metode convenience sampling, didasarkan pada
pertimbangan kemudahan untuk melakukannya. Responden diberikan pertanyaan
awal (screening) pada kuesioner untuk mengetahui apakah konsumen tersebut
berusia 15 hingga 50 tahun, serta apakah mereka pernah memakai produk Spontan
400 SL dalam tiga bulan terakhir sebelum penelitian dilakukan
38
4.4.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode ini berguna untuk menggambarkan sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu. Analisis deskriptif digunakan dalam menggambarkan profil
responden dan tingkat kepuasan responden terhadap spontan untuk jenis pestisida
dengan cara mentabulasikan secara sederhana data yang diperoleh. Analisis
deskirptif ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah mentabulasikan data
mengenai responden, lalu tahap kedua menginterpretasikan data hasil tabulasi.
4.4.2 Metode Important and Performance Analysis (IPA)
Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menganalisis
tingkat kepuasan konsumen dengan cara membandingkan kesesuaian antara
tingkat kepentingan dengan kinerja (performa) produk Pestisida Spontan 400 SL.
Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah seberapa penting suatu atribut
dianggap penting oleh konsumen atau dapat dikatakan sebagai seberapa besar
kepentingan (harapan) konsumen terhadap suatu atribut. Sedangkan tingkat
kinerja atau performa di sini maksudnya adalah aktual suatu atribut yang
dirasakan oleh konsumen.
Dalam metode ini digunakan dua variabel, yaitu X yang mewakili tingkat
performa dan Y yang mewakili tingkat kepentingan (harapan). Skor penilaian
terhadap kedua variabel tersebut menggunakan Skala Likert sebagai berikut :
Option Performa Bobot jawaban Option Kepentingan
Sangat Baik 5 Sangat Penting
Baik 4 Penting
Cukup Baik 3 Cukup Penting
Tidak Baik 2 Tidak Penting
Sangat Tidak Baik 1 Sangat Tidak Penting
39
Masing-masing skor/bobot tersebut akan diperoleh penilaian tingkat
kepentingan (harapan) dan tingkat performa dari masing-masing atribut yang
ditetapkan. Nilai tersebut diperoleh dengan cara mengalikan skor masing-masing
skala dengan jumlah jawaban responden yang memilih pada skala tersebut.
Kemudian nilai hasil masing-masing perkalian tersebut dijumlahkan, sehingga
akan didapatkan total skor penilaian tingkat kepentingan (ΣYi) dan tingkat
performa (ΣXi) untuk masing-masing atribut.
Skor penilaian tingkat performa dan kepentingan konsumen hasilnya
berupa rata-rata skor masing-masing atribut untuk performa Xi dan rata-rata skor
masing-masing atribut untuk kepentingan Yi dengan formulasi sebagai berikut :
Xi = dan Yi =
Keterangan : - n = jumlah responden
- = skor rata-rata tingkat penilaian performa untuk atribut ke-i
- = skor rata-rata tingkat penilaian kepentingan untuk atribut
ke-i
4.4.3 Metode Analisis Diagram Cartesius
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Analisis Importance
Performance Analysis (IPA) di atas dapat dibuat menjadi Diagram Cartesius,
yaitu diagram yang menunjukkan atribut-atribut mana dari produk Pestisida
Spontan 400 SL yang telah dapat memenuhi kepentingan konsumen (kesesuaian
antara kepentingan dan performa). Diagram ini dibagi menjadi empat bagian yang
berpotongan dengan dua garis lurus pada titik ( X , Y ). Perhitungan tersebut
dilakukan dengan formulasi sebagai berikut :
X = K
X i∑ dan Y =
K
Yi∑
ΣXi
n
ΣYi
n
Xi
Yi
40
Keterangan : - K = banyaknya atribut dari produk minuman yang dianalisis
- = skor rata-rata dari rata-rata tingkat penilaian performa
seluruh atribut
- = skor rata-rata dari rata-rata tingkat penilaian kepentingan
seluruh atribut
Pembagian Diagram Cartesius menjadi empat bagian berdasarkan sebagai
berikut :
a. Kuadran pertama (I) Prioritas Utama, merupakan nilai yang menunjukkan
harapan konsumen yang tinggi, tetapi secara mana performa produk
sesungguhnya masih rendah sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan
belum dapat memenuhi kepentingan (harapan) konsumen (belum memperoleh
kepuasan).
b. Kuadran kedua (I) Pertahankan Prestasi, di mana performa produk
sesungguhnya sesuai dengan harapan mereka, dalam arti kepentingan
(harapan) konsumen ini telah dipenuhi oleh perusahaan (telah memperoleh
kepuasan).
c. Kuadran ketiga (III) Prioritas Rendah, merupakan kepentingan (harapan)
konsumen rendah, dimana performa produk sesungguhnya juga rendah yang
dalam arti kepentingan konsumen ini telah dipenuhi oleh perusahaan (telah
memperoleh kepuasan)
d. Kuadran keempat (IV) Berlebihan, di mana antara kepentingan (harapan)
rendah dan kepuasan mana performa produk sesungguhnya tinggi. Hal ini
dikatakan berlebihan karena kepentingan yang diinginkan konsumen lebih
rendah dibandingkan dengan mana performa produk sesungguhnya. (telah
memperoleh kepuasan).
X
Y
41
Dalam penelitian ini untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen
menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) atau analisis
tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan, yang merupakan suatu teknik
penerapan untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan pelaksanaan.
Kepentingan ( Y )
I II
Prioritas Utama Pertahankan
III IV
Prioritas Rendah Berlebihan
Kinerja ( X )
Gambar 3. Diagram Kartesius Importance-Performance Analysis Sumber : Supranto (2006)
4.4.4. Metode Analisis Gap (Perbedaan)
Metode Analisis Gap ini merupakan analisis yang bertujuan untuk mencari
nilai kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Kepuasan konsumen akan
terpenuhi apabila proses penyampaian layanan dari sipemberi layanan kepada
pengunjung sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Hasil nilai indeks
untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan cara berikut ini, yaitu :
1. Mencantumkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja
berdasarkan urutan atribut-atribut setiap produk.
2. Nilai rata-rata tingkat kepentingan dikurangkan dengan nilai rata-rata kinerja,
kemudian dibagi dengan nilai skala likert yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebesar lima lalu di kali 100 persen.
42
3. Dari perhitungan tersebut diperolehlah nilai besaran persen selisih tersebut.
4. Untuk memperoleh nilai kepuasan tersebut 100 persen dikurang besarnya nilai
persen selisih tersebut.
Asumsi untuk analisis Gap ini bahwa setiap kepentingan sama dengan
harapan dan kinerja sama dengan kenyataan. Selisih dari kedua hal tersebut akan
menghasilkan Gap yang tujuannya untuk memeproleh tingkat kepuasan
konsumen. Skala kepuasan konsumen yang umum dipakai dalam interpretasi
indeks adalah skala nol sampai satu. Kriteria indeks kepuasan dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria Indeks Kepuasan Konsumen.
No Nilai Index (100%) Kriteria
1 81 – 100 Sangat Puas
2 66 - 80.99 Puas
3 51 - 65.99 Cukup Puas
4 35 - 50.99 Kurang Puas
5 0 - 34.99 Tidak Puas
Sumber: Phebruanti, 2004
Dasar pemberian rentang skala tersebut berdasarkan pada lima alternative
jawaban yang ditujukan kepada responden, maka rentang skala yang digunakan
adalah satu sampai lima. Pemberian skala satu sampai lima dilakukan melalui
pengisian kuisioner.
4.4.5. Penjelasan Atribut Produk
Untuk mengetahui tentang atribut-atribut yang terdapat dalam produk
Spontan 400 SL akan dijelaskan dalam Tabel 9.
43
Tabel 9. Penjelasan Tentang Atribut-atribut Produk Penjelasan
No. Atribut Definisi Atribut 1 2 3 4 5
1. Variasi Bentuk
Kemasan
Variasi bentuk
kemasan yang
terdapat dalam
Spontan 400 SL
Variasi
bentuk
Kemasannya
sangat tidak
bervariasi
Variasi
bentuk
kemasannya
tidak
bervariasi
Variasi
bentuk
kemasannya
cukup
bervariaisi
Variasi
bentuk
kemasannya
bervariasi
Variasi
bentuk
kemasannya
sangat
bervariasi
2. Desain
Kemasan
Desain kemasan
produk Spontan 400
SL
Sangat tidak
menarik
Kurang
menarik
Cukup
menarik
Menarik Sangat
menarik
3. Kejelasan
Komposisi
Kejelasan komposisi
produk Spontan 400
SL
Sangat tidak
sesuai
Kurang
sesuai
Cukup sesuai Sesuai Sangat
Sesuai
4. Variasi Ukuran
volume
Variasi ukuran
volume produk
Spontan 400 SL
Sangat tidak
bervariasi
Kurang
bervariasi
Cukup
bervariasi
Bervariasi Sangat
bervariasi
5. Manfaat yang
diterima
Manfaat yang
diterima oleh petani
dari produk Spontan
400 SL
Sangat tidak
sesuai
dengan
keinginan
petani
Kurang
sesuai
dengan
keinginan
petani
Cukup sesuai
dengan
keinginan
petani
Sesuai
dengan
keinginan
petani
Sangat
sesuai
dengan
keinginan
petani
6. Kejelasan
tanggal
kadaluarsa
Kejelasan tanggal
kadaluarsa produk
Spontan 400 SL
Sangat tidak
jelas
tercantum
Kurang jelas
tercantum,
Cukup jelas
tercantum
Jelas
tercantum
Sangat jelas
tercantum
7. Masa
kadaluarsa
Masa kadaluarsa
produk Spontan 400
SL.
Sangat
pendek
Kurang
pendek
Cukup
pendek
Pnedek Sangat
panjang
8. Ketersediaan
layanan
informasi untuk
mudah diakses
Layanan informasi
untuk mudah diakses
untuk produk
Spontan 400 SL
Sulit diakses Kurang
mudah untuk
diakses
Cukup
mudah
diakses
Mudah
diakses
Sangat
mudah
diakses
9. Kemudahan
memperoleh
produk
Sudah tesrsedianya
produk diberbagai
tempat
Sulit untuk
ditemukanny
a produk
Kurang
mudah untuk
ditemukanny
a produk
Cukup
mudah untuk
ditemukanny
a produk
Mudah
ditemukanny
a produk
Sangat
mudah
ditemukanny
a produk
10. Promosi
langsung
Adanya promosi
langsung dari
perusahaan seperti
adanya hadiah,
diskon, sampel gratis.
Sangat tidak
berpengaruh
Kurang
berpengaruh
Cukup
berpengaruh
Berpengaruh Sangat
berpengaruh
11 Promosi iklan Promosi produk
melaui iklan
Sangat tidak
berpengaruh
Kurang
berpengaruh
Cukup
berpengaruh
Berpengaruh Sangat
berpengaruh
12 Potongan Harga
Potongan harga yang
dilkaukan oleha
perusahaan
Sangat
jarang
Tidak sering
Cukup sering
Sering
Sangat
sering
13
Harga
Harga perbotol
produk dapat
terjangkau oleh
petani
Sangat
mahal
Tidak mahal
Cukup mahal
murah
Sangat
murah
14
Merek produk
Merek produk sudah
dikenal atau belum
oleh petani
Sangat tidak
dikenal
Tidak
dikenal
Cukup
dikenal
dikenal Sangat
dikenal
15 Cara penyajian Penjelasan cara
penyajian
Sangat tidak
jelas
Tidak jelas Cukup jelas Jelas Sangat jelas
16 Tampilan label Tampilan labelnya
produk tersebut dapat
menarik perhatian
petani atau tidak
Sangat tidak
jelek
Tidak jelek Cukup jelek Jelek Sangat jelek
Keterangan : - Angka satu (1) berarti sangat tidak penting atau sangat tidak baik
- Angka dua (2) berarti tidak penting atau tidak baik
- Angka tiga (3) berarti kurang penting atau kurang baik
- Angka empat (4) berarti penting atau baik
- Angka lima (5) berarti sangat penting atau sangat baik
44
BAB V
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Perusahaan
5.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Agricon merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
distribusi pestisida. Adapun sejarah awal mula berdirinya PT. Agricon bermula
dari fenomena rawannya produksi tanaman pangan di Indonesia, pada tanggal 17
April 1969 berdiri sebagai perusahaan swasta nasional, yang mengabdikan
pelayanan dibidang usaha distribusi pestisida. Pendiri PT.Agricon ini ada
beberapa orang, diantaranya H. Mustapa Madjidi, Budiono, Tatang Bengardi,
Warman Sadhana, dan Zaenal Tandramiharja.
Pada awal berdiri, PT. Agricon yang bergerak sebagai distributor pestisida
ini melakukan kerjasama dengan PT. ICI Pestisida Indonsesia. Perusahaan ini
melakukan pengembangan usaha dengan mendirikan pabrik pestisida di daerah
Gunung Putri, Cibinong Bogor. Pendirian pabrik pestisida pada tanggal 17 April
1994 inilah yang kemudian menjadi langkah awal PT. Agricon untuk tidak lagi
bergerak sebagai distributor tetapi sebagai produsen pestisida, ini dibuktikan di
saat krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1997, dimana PT. Agricon berhasil
membuktikan tetap berkarya menghasilkan produk-produk unggul dan bermutu
bagi pertanian dan perkebunan di Indonesia.
Komitmen yang dijalankan oleh PT. Agricon dalam mewujudkan visi dan
misinya telah membawa berbagai perkembangan bagi perusahaan. Seiring
perkembangan PT. Agricon telah menjadi AGRICON Corporations yang
membawahi lima anak perusahaan, diantaranya PT. AGRICON LTD, PT.
45
Agricon Putra Cipta Optima, PT. Asia Gala Kimindo, dan PT. ASABI ( Agricon
Sentra Agribisnis Indonesia ).
PT. Agricon sebagai produsen pestisida, berkonsentrasi pada penyediaan
sarana produk pertanian dengan layanan yang berkualitas tinggi. Permintaan
terhadap produksi hasil pangan yang bermutu tinggi, PT. Agricon bertanggung
jawab terhadap kualitas sarana pertanian (pestisida) yang digunakan petani.
PT. Agricon merupakan perusahaan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan. PT. Agricon memberikan pelayanan optimal dengan menghasilkan
produk-produk unggul dan bermutu sesuai dengan kebutuhan pelanggan dari
waktu ke waktu. Produk-produk ini dihasilkan dengan menggunakan tekhnologi
terbaru dengan didukung oleh para tenaga profesional, dalam memberikan
pelayanan optimal kepada para pelanggannya dengan tepat waktu.
5.1.2. Misi dan Tujuan Perusahaan
PT. Aricon memiliki misi : (1) Ikut serta dalam meningkatkan nilai tambah
hasil pertanian pada umunya dan hasil perkebunan pada umunya; (2)
Meningkatkan kualitas hidup manusia lewat lingkaran agrobisnis yang sukses dan
menjadi pemimpin pasar dalam bidangnya dengan tingkat pertumbuhan yang
lebih tinggi dari rata-rata industri di Indonesia; (3) Menghasilkan laba bagi
pemilik perusahaan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah anatara lain (1)
Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama; (2) Memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap karyawan untuk tumbuh dan berkembang
secara professional bersama - sama dengan perusahaan; (3) Perusahaan
memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pelanggan internal/eksternal dengan
46
cepat, (4) Perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan melalui produk berkualitas
sesuai dengan persyaratan yang disepakati; (6) Perusahaan sepakat untuk
meningkatkan kualitas kepuasan pelanggan secara terus menerus.
5.1.3. Lokasi Perusahaan dan Produksinya
PT. Agricon merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
distribusi pestisida. PT. Agricon berlokasi di kantor pusat jl. Siliwangi No. 68
Bogor dan pabriknya di desa Wanaherang kecamatan Gunung Puteri Cibinong.
PT. Agricon memiliki cabang di kota-kota besar dengan saluran distribusi yang
hampir meliputi seluruh daerah di Indonesia. Pola kemitraan bisnis PT. Agricon
yang profesional, dinamis, dan inovatif telah membawa perusahaan ini pada
sistem kemitraan dengan pengusaha-pengusaha mancanegara yang berasal dari
Amerika, Eropa, dan Asia.
Produk yang dihasilkan PT. Agricon terdiri dari berbagai macam pestisida
seperti insektisida (Spontan 400 SL, Meteor 25 EC, Abuki 50 SL, Panzer 290 AS,
Mospilan 30 EC, Applaud 400 F, Omite 570 EC), herbisida ( Crash 480 AS,
Aladin 865 AS, Win 10 WP, Cyclon 290 AS, Breeze 270/120 AS, Wrapup 480
AS ), fungisida ( Bazoka 80 WP, Belkute WP, Nimrod 250 EC ), rodentisida jenis
Ratgone 0.005 RMB.
5.2. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Penelitian ini mengambil lingkup wilayah kecamatan Sukamandi, Jawa
Barat merupakan salah satu daerah pertanian yang menanam komoditas Padi.
Kecamatan Sukamandi mempunyai luas wilayah seluas 86.621 km2, dengan letak
wilayah pada 10605’10” BT- 106
05’20 dan 6
032,35” LS-6
010’00 LS. Ketinggian
wilayah ini sekitar 250-410 meter diatas permukaan laut. Daerah ini curah
47
hjannya sedang, tidak terlalu sering. Curah hujan rata-rata per bulan adalah 110
mm. Cuaca dan udaranya cukup panas rata-rata perbulan 380c, dengan
kelembapan udaranya ± 60 persen.
5.3. Gambaran Umum Responden
5.3.1. Karakteristik Responden
a. Usia
Dari 40 responden yang diwawancarai, usia responden yang dominan
adalah antara 36-50 tahun, sebanyak 17 orang (42 %). Di urutan kedua, responden
yang berusia >50 tahun, sebanyak (30%) dan sisanya berusia 19-25 tahun
sebanyak 11 orang (28%). Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah dan persentase Usia Petani
No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persen
1 36-50 17 42
2 >50 12 30
3 19-25 11 28
Jumlah 40 100
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden umumnya adalah SD yaitu sebesar 27 orang
(67%). Sebanyak lima orang (12%) mengenyam pendidikan sampai tingkat SMU,
dua orang (5%) mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP, satu orang (3%)
Sarjana (S1), dan lima orang (13%) yang tidak sama sekali mengenyam
pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin besar pula
pemahaman terhadap produk pestisida dan lebih memahami kinerja dari pestisida
tersebut. Hasil tersebut dapat dilihat dalam Tabel 11.
48
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Tingkat Pendidikan Petani
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persen
1 SD 27 67
2 SMU 5 12
3 SMP 2 5
4 Sarjana (S1) 1 3
5 Tidak Sekolah 5 15
Total 40 100
c. Tingkat Pendapatan
Berdasarkan hasil kuisioner, Tingkat pendapatan responden umumnya
adalah berkisar antara Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000, dimana jumlah orangnya
adalah 24 orang (59%), 15 orang (38%) pendapatannya sebesara Rp. 1.000.000,
dan satu orang (3%) yang pendapatannya sebesar Rp. 2.000.000. Hasil tersebut
dapat dilihat dalam Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah dan Persentase Tingkat Pendapatan Petani
No Tingkat Pendapatan Jumlah (Orang) Persen
1 Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 24 59
2 Rp. 1.000.000 15 38
3 Rp. 2000.000 1 3
Total 40 100
5.3.2. Karakteristik Informasi Pembelian Responden
a. Informasi di Peroleh
Hasil analisis deskripsi menggunakan kuisioner menunjukkan bahwa dari
40 responden terwawancara sebagian besar mendapatkan informasi produk
pestisida Spontan 400 SL ini adalah berasal dari tim penyuluh pertanaian
sebanyak 22 orang (55%), enam orang (15%) mengetahui informasi berasal dari
SPG/Wiraniaga, lima orang (12,5%) berasal dari teman petani, lima orang
(12,5%) mengetahui informasi dari iklan, satu orang ( 2,5%) mendapatkan
informasi dari majalah dan satu orang (2,5%) berdasarkan hasil pengalaman coba-
49
coba selama pestisida tersebut dipakai. Hasil tersebut dapat dilihat dalam Gambar
4.
Gambar 4. Proporsi Responden Berdasarkan Informasi diperoleh
b. Sumber Informasi
Berdasarkan hasil analisis deskripsi menggunakan kuisioner menunjukkan
bahwa dari 40 koresponden terwawancara sebagian besar mendapatkan sumber
informasi berasal dari berbagai pihak, yaitu 28 orang(70%) sumber informasinya
tersebut berasal dari penyuluh, delapan orang (20%) sumbernya dari teman
sesama petani, dua orang (5%) dari iklan dan dua orang (5%) dari tempat
pembelian. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa penyuluh petani sangat
dibutuhkan oleh para petani, sebagai sarana informasi untuk mengetahui
perkembangan informasi pertanian termasuk informasi pestisida ini. Hasil tersebut
dapat dilihat dalam Gambar 5.
Gambar 5. Proporsi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
0
10
20
30
40
50
60
Penyuluh
Majalah/Tabloid
Tem
an/Kenalan
SPG/wiraniaga
Iklan
Lainnya
Persentase
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Penyuluh Teman/Kenalan Tempat pembelian Iklan
Persentase
50
c. Alasan Memilih Produk
Menurut konsumen produk yang di beli adalah produk yang dirasa
mempunyai keunggulan. Hali ini terlihat jawaban dominan dari responden
mengenai alasan pembelian tujuan yang dipilih. Alasan yang lebih dominan
memilih jawaban mengenai kualitas produk berjumlah 37 orang (92,5%),
Sedangkan sisanya brjumlah tiga orang (7,5%) memilih dari segi kemasan produk.
Hasil tersebut dapat dilihat dalam Gambar 6.
Gambar 6. Proporsi Responden Berdasarkan Alasan Memilih Produk
d. Kebiasaan
Berdasarkan hasil analisis deskripsi menggunakan kuisioner menunjukkan
bahwa dari 40 responden terwawancara sebagian besar membeli produk pestisida
arena kebiasaan. 18 Orang (45%) membeli produk pestisida karena berdasarkan
situsi yang terjadi saat itu, 16 orang (40%) membeli produk pestisida selalu
merencanakan terlebih dahulu, sedangkan sisanya enam orang (15%) mendadak
membelinya jika produk tersebut tersedia. Hasil tersebut dapat dilihat dalam
Gambar 7.
Gambar 7. Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kemasan produk Kualitas produk
Persentase
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Selalu merencakan terlebih
dahulu
Tergantung situasi saat ini Mendadak membeli saat
produk tersebut tersedia
Persentase
51
BAB VI
ANALISIS KEPUASAN
6.1. Analisis Tingkat Kepuasan
Pengukuran kepuasan untuk masing-masing atribut menyebabkan pihak-
pihak yang melakukan kegiatan pengembangan dan peningkatan mutu suatu
produk dapat lebih terarah dalam melihat atribut produk yang memiliki tingkat
kepentingan tinggi bagi konsumen dan memiliki kepuasan yang tinggi. Dengan
demikian kegiatan pengembangan untuk produk pestisida kemasan bermerek
Spontan 400 SL dapat dilakakukan lebih efisien dalam mengalokasiksan
sumberdaya yang dimiliki untuk perbaikan atribut-atribut yang menjadi prioritas
utama bagi konsumen.
6.1.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Masing-masing
Atribut Pestisida Spontan 400SL
Tingkat kepentingan adalah penilaian konsumen tentang seberapa penting
dan berpengaruh suatu atribut dalam proses pemilihan produk pestisida yang
bermerek Spontan 400 SL. Tingkat kepentingan juga menunjukkan seberapa kuat
keinginan konsumen agar suatu atribut memiliki karakteristik yang diinginkannya.
Sedangkan tingkat kinerja merupakan penilaian konsumen terhadap atribut-atribut
produk.
Hasil penilaian konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja masing-masing atribut produk pestisida Spontan 400 SL diolah
menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil
analisis dengan metode IPA ini dapat dilihat pada gambar11. Pada diagaram
tersebut dapat diketahui atribut mana saja yang memuaskan dan tidak memuaskan
konsumen serta variabel mana saja yang dianggap penting dan tidak penting.
52
Hasil analisis IPA membagi atribut-atribut yang diteliti menjadi empat bagian
yang disebut kuadran. Setiap kuadaran memiliki persepsi berbeda terhadap setiap
atribut yang diteliti berdasarkan kuadran dari atribut-atribut tersebut. Dari setiap
masing-masing atribut yang diperoleh dari setiap koresponden dianalisis terlebih
dahulu, setelah hasilnya diketahui semua, setiap data akan dianalisis di IPA,
seperti yang di jelaskan dibawah ini.
1. Variasi Bentuk Kemasan
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 77,5 persen responden menyatakan bahwa variasi bentuk
kemasan penting, dan 15 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian
kinerja 37,5 persen responden menyatakan bahwa variasi bentuk kemasan kurang
bervariasi, 15 persen menyatakan cukup bervariasi, dan 45 persen menyatakan
bervariasi. Hasil penelitian mengenai atribut variasi ukuran kemasan berdasarkan
tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Variasi Bentuk
kemasan
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 1 2 31 6 40 0 15 6 18 1 40
Persent
ase (%) 0.0 2.5 5.0 77.5 15.0 100 0.0 37.5 15.0 45.0 2.5 100
Jumlah
obot
penilai
an 0 2 6 124 30 162 0 30 18 72 5 125
Skor Rata-rata (Y) 4.05 Skor Rata-rata (X) 3.13
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,05 menunjukkan bahwa
variasi ukuran kemasan merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden
untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3,13
53
menunjukkan bahwa variasi ukuran kemasan Spontan 400SL yang tersedia
merupakan penciri kinerja yang cukup baik bagi responden untuk produk Spontan
400SL.
2. Desain Kemasan
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 77,5 persen responden menyatakan bahwa desain kemasan
Spontan 400SL penting dan 10 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar
penilaian kinerja 35 persen responden menyatakan bahwa desain kemasan
Spontan 400SL kurang menarik, 17,5 persen menyatakan cukup menarik, dan
42,5 persen menyatakan menarik. Hasil penelitian mengenai atribut desain
kemasan Spontan 400SL berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat
dilihat pada Tabel 14.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3,93 menunjukkan bahwa
desain kemasan Spontan 400SL merupakan salah satu alasan yang penting bagi
responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja
sebesar 3,18 menunjukkan bahwa desain kemasan Spontan 400SL merupakan
penciri kinerja yang cukup baik bagi responden untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 14. Nilai Tingkat Kepentinga dan Tingkat Kinerja Atribut Desain Kemasan
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 2 3 31 4 40 0 14 7 17 2 40
Persent
ase (%) 0.0 5.0 7.5 77.5 10.0 100 0.0 35.0 17.5 42.5 5.0 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 4 9 124 20 157 0 28 21 68 10 127
Skor Rata-rata (Y) 3.93 Skor Rata-rata (X) 3.18
54
3. Kejelasan Komposisi Produk
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 57,5 persen responden menyatakan bahwa kejelasan
komposisi produk penting dan 37,5 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar
penilaian kinerja 17,5 persen responden menyatakan kurang sesuai 32,5 persen
menyatakan cukup sesuai, dan 45 persen menyatakan sesuai. Hasil penelitian
mengenai atribut kejelasan komposisi produk berdasarkan tingkat kepentingan
dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 15.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,33 menunjukkan bahwa
kejelasan komposisi produk merupakan salah satu alasan yang penting bagi
responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja
sebesar 3,38 menunjukkan bahwa kejelasan komposisi produk merupakan penciri
kinerja yang cukup baik bagi responden untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 15. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Kejelasan
Komposisi Produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 0 2 23 15 40 0 7 13 18 2 40
Persentase
(%) 0.0 0.0 5.0 57.5 37.5 100 0.0 17.5 32.5 45.0 5.0 100
jumlah obot
penilaian 0 0 6 92 75 173 0 14 39 72 10 135
Skor Rata-rata (Y) 4.33 Skor Rata-rata (X) 3.38
4. Variasi Ukuran Volume Produk
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 62,5 persen responden menyatakan bahwa variasi ukuran
volume produk Spontan 400SL penting, dan 35 persen menyatakan sangat
55
penting. Atas dasar penilaian kinerja 22,5 persen responden menyatakan cukup
bervariasi, dan 70 persen menyatakan bervariasi. Hasil penelitian mengenai atribut
variasi ukuran volume produk Spontan 400SL berdasarkan tingkat kepentingan
dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 16.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4.33 menunjukkan bahwa
variasi ukuran volume produk Spontan 400SL merupakan salah satu alasan yang
penting bagi responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat
kinerja sebesar 3.70 menunjukkan bahwa variasi ukuran volume produk Spontan
400SL merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk produk Spontan
400SL.
Tabel 16. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Variasi Ukuran
Volume Produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 0 1 25 14 40 0 2 9 28 1 40
Persentase
(%) 0.0 0.0 2.5 62.5 35.0 100 0.0 5.0 22.5 70.0 2.5 100
jumlah obot
penilaian 0 0 3 100 70 173 0 4 27 112 5 148
Skor Rata-rata (Y) 4.33 Skor Rata-rata (X) 3.70
5. Manfaat yang diterima
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 62,5 persen responden menyatakan bahwa manfaat yang
diterima dari Spontan 400SL penting, dan 37,5 persen menyatakan sangat
penting. Atas dasar penilaian kinerja 15 persen responden menyatakan cukup
sesuai, 65 persen menyatakan sesuai dan 15 persen menyatakan sangat sesuai.
56
Hasil penelitian mengenai atribut manfaat yang diterima dari Spontan 400SL
berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 17.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,38 menunjukkan bahwa
manfaat yang diterima dari Spontan 400SL merupakan salah satu alasan yang
penting bagi responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat
kinerja sebesar 3,90 menunjukkan bahwa manfaat yang diterima dari Spontan
400SL merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk produk Spontan
400SL.
Tabel 17. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Manfaat yang
di Terima
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 0 0 25 15 40 0 2 6 26 6 40
Persentase
(%) 0.0 0.0 0.0 62.5 37.5 100 0.0 5.0 15.0 65.0 15.0 100
jumlah obot
penilaian 0 0 0 100 75 175 0 4 18 104 30 156
Skor Rata-rata (Y) 4.38 Skor Rata-rata (X) 3.90
6. Kejelasan Tanggal Kadaluarsa pada Produk
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30
responden diperoleh 55 persen responden menyatakan bahwa kejelasan tanggal
kadaluarsa pada produk Spontan 400SL penting, dan 32,5 persen menyatakan
sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 32,5 persen responden menyatakan
cukup jelas dan 55 persen menyatakan jelas. Hasil penelitian mengenai atribut
kejelasan tanggal kadaluarsa pada produk Spontan 400SL berdasarkan tingkat
kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 18.
57
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,15 menunjukkan bahwa
kejelasan tanggal kadaluarsa pada produk Spontan 400SL merupakan salah satu
alasan yang penting bagi responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata
dari tingkat kinerja sebesar 3,58 menunjukkan bahwa kejelasan tanggal kadaluarsa
pada produk Spontan 400SL merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden
untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 18. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Kejelasan
Tanggal Kadaluarsa pada Produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 2 3 22 13 40 0 3 13 22 2 40
Persent
ase (%) 0.0 5.0 7.5 55.0 32.5 100 0.0 7.5 32.5 55.0 5.0 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 4 9 88 65 166 0 6 39 88 10 143
Skor Rata-rata (Y) 4.15 Skor Rata-rata (X) 3.58
7. Masa Kadaluarsa
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 52.5 persen responden menyatakan bahwa masa kadaluarsa
penting, dan 22.5 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja
22,5 persen responden menyatakan sangat pendek dan 67,5 persen menyatakan
kurang pendek. Hasil penelitian mengenai atribut masa kadaluarsa berdasarkan
tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 19.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,18 menunjukkan bahwa
masa kadaluarsa merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk
produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 1,90
58
menunjukkan bahwa masa kadaluarsa merupakan penciri kinerja kurang baik bagi
responden untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 19. Nilai Tingkat Kepentingan dan Nilai Kinerja Atribut Masa Kadaluarsa
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
jumlah
(orang) 0 2 3 21 14 40 9 27 3 1 0 40
Persent
ase (%) 0.0 5.0 7.5 52.5 35.0 100 22.5 67.5 7.5 2.5 0.0 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 4 9 84 70 167 9 54 9 4 0 76
Skor Rata-rata (Y) 4.18 Skor Rata-rata (X) 1.90
8. Ketersediaan Layanan Informasi Untuk Mudah diAkses
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 80 persen responden menyatakan bahwa ketersediaan
layanan informasi untuk mudah diakses penting, dan 20 persen menyatakan
sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 12,5 persen responden menyatakan
cukup mudah, dan 80 persen menyatakan mudah. Hasil penelitian mengenai
atribut ketersediaan layanan informasi untuk mudah diakses berdasarkan tingkat
kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Ketersediaan
layanan informasi untuk mudah diakses
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
jumlah
(orang) 0 0 0 32 8 40 0 0 5 32 3 40
Persent
ase (%) 0.0 0.0 0.0 80.0 20.0 100 0.0 0.0 12.5 80.0 7.5 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 0 0 128 40 168 0 0 15 128 15 158
Skor Rata-rata (Y) 4.20 Skor Rata-rata (X) 3.95
59
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,20 menunjukkan bahwa
ketersediaan layanan informasi untuk mudah diakses merupakan salah satu alasan
yang penting bagi responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari
tingkat kinerja sebesar 3,95 menunjukkan bahwa ketersediaan layanan informasi
untuk mudah diakses merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk
produk Spontan 400SL.
9. Ketersediaan atau kemudahan memperoleh produk
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 67,5 persen responden menyatakan bahwa ketersediaan atau
kemudahan memperoleh produk penting, dan 32,5 persen menyatakan sangat
penting. Atas dasar penilaian kinerja 77,5 persen responden menyatakan mudah
dan 12,5 persen menyatakan sangat mudah. Hasil penelitian mengenai atribut
ketersediaan atau kemudahan memperoleh produk berdasarkan tingkat
kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Ketersediaan
atau Kemudahan Memperoleh Produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
jumlah
(orang) 0 0 0 27 13 40 0 2 2 31 5 40
Persent
ase (%) 0.0 0.0 0.0 67.5 32.5 100 0.0 5.0 5.0 77.5 12.5 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 0 0 108 65 173 0 4 6 124 25 159
Skor Rata-rata (Y) 4.33 Skor Rata-rata (X) 3.98
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,33 menunjukkan bahwa
ketersediaan atau kemudahan memperoleh produk merupakan salah satu alasan
yang penting bagi responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari
60
tingkat kinerja sebesar 3,98 menunjukkan bahwa ketersediaan atau kemudahan
memperoleh produk merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk
produk Spontan 400SL.
10. Promosi Langsung (Hadiah, Diskon, Sampel Gratis) pada Produk
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 15 persen responden menyatakan bahwa promosi langsung
(hadiah, diskon, sampel gratis) pada produk kurang penting, 50 persen
menyatakan penting dan 27,5 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar
penilaian kinerja 17,5 persen responden menyatakan tidak berpengaruh 12,5
persen responden menyatakan cukup berpengaruh, 52,5 persen responden
menyatakan berpengaruh dan 17,5 persen menyatakan sangat berpengaruh. Hasil
penelitian mengenai atribut promosi langsung (hadiah, diskon, sampel gratis) pada
produk berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 22 .
Tabel 22. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Promosi
Langsung (Hadiah, Diskon, Sampel Gratis) pada Produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Tota
l 1 2 3 4 5 Total
jumlah
(orang) 0 6 3 20 11 40 0 7 5 21 7 40
Persent
ase (%) 0.0 15.0 7.5 50.0 27.5 100 0.0 17.5 12.5 52.5 17.5 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 12 9 80 55 156 0 14 15 84 35 148
Skor Rata-rata (Y) 3.90 Skor Rata-rata (X) 3.70
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3,90 menunjukkan bahwa
promosi langsung (hadiah, diskon, sampel gratis) pada produk merupakan salah
satu alasan yang penting bagi responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-
rata dari tingkat kinerja sebesar 3,70 menunjukkan bahwa promosi langsung
61
(hadiah, diskon, sampel gratis) pada produk merupakan penciri kinerja yang baik
bagi responden untuk produk Spontan 400SL.
11. Promosi Melalui Iklan pada Produk
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 15 persen responden menyatakan bahwa promosi melalui
iklan pada produk kurang penting, 70 persen menyatakan penting dan 15 persen
menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 15 persen responden
menyatakan kurang berpengaruh, 10 persen responden menyatakan cukup
berpengaruh, dan 67,5 persen menyatakan berpengaruh. Hasil penelitian mengenai
atribut promosi melalui iklan pada produk berdasarkan tingkat kepentingan dan
kinerja dapat dilihat pada Tabel 23.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3,85 menunjukkan bahwa
promosi melalui iklan pada produk merupakan salah satu alasan yang penting bagi
responden untuk produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja
sebesar 3,58 menunjukkan bahwa promosi melalui iklan pada produk merupakan
penciri kinerja yang baik bagi responden untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 23. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Promosi
Melalui Iklan pada Produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 6 0 28 6 40 1 6 4 27 2 40
Persent
ase (%) 0.0 15.0 0.0 70.0 15.0 100 2.5 15.0 10.0 67.5
5.
0 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 12 0 112 30 154 1 12 12 108 10 143
Skor Rata-rata (Y) 3.85 Skor Rata-rata (X) 3.58
62
12. Potongan Harga
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 10 persen responden menyatakan bahwa potongan harga
kurang penting, 67,5 persen menyatakan penting dan 17,5 persen menyatakan
sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 80 persen responden menyatakan
sangat jarang dan 12,5 persen menyatakan tidak sering. Hasil penelitian mengenai
atribut potongan harga berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat
pada Tabel 24.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3,93 menunjukkan bahwa
potongan harga merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk
produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 1,33
menunjukkan bahwa potongan harga merupakan penciri kinerja tidak baik bagi
responden untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 24. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Potongan harga
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 4 2 27 7 40 32 5 1 2 0 40
Persent
ase (%) 0.0 10.0 5.0 67.5 17.5 100 80.0 12.5 2.5 5.0 0.0 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 8 6 108 35 157 32 10 3 8 0 53
Skor Rata-rata (Y) 3.93 Skor Rata-rata (X) 1.33
13. Harga
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 77,5 persen responden menyatakan bahwa harga penting.
Atas dasar penilaian kinerja 10 persen responden menyatakan sangat tidak mahal
63
dan 82,5 persen menyatakan tidak mahal. Hasil penelitian mengenai atribut harga
berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 25.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3,85 menunjukkan bahwa
harga merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk produk
Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 2,08 menunjukkan
bahwa harga merupakan penciri kinerja yang kurang baik bagi responden untuk
produk Spontan 400SL.
Tabel 25. Nilai Tingkat Kepentingan dan Kepentingan Kinerja Atribut Harga
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
jumlah
(orang) 0 3 3 31 3 40 4 33 0 2 1 40
Persentas
e (%) 0.0 7.5 7.5 77.5 7.5 100 10.0 82.5 0.0 5.0 2.5 100
jumlah
obot
penilaian 0 6 9 124 15 154 4 66 0 8 5 83
Skor Rata-rata (Y) 3.85 Skor Rata-rata (X) 2.08
14. Merek Produk
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 77,5 persen responden menyatakan bahwa merek produk
penting, dan 12,5 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja
45 persen responden menyatakan dikenal dan 47,5 persen menyatakan sangat
dikenal. Hasil penelitian mengenai atribut merek produk berdasarkan tingkat
kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 26.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,00 menunjukkan bahwa
merek produk merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk
produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 4,33
64
menunjukkan bahwa merek produk merupakan penciri kinerja yang baik bagi
responden untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 26. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Merek Produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Tota
l 1 2 3 4 5 Total
jumlah
(orang) 0 1 3 31 5 40 1 1 1 18 19 40
Persentas
e (%) 0.0 2.5 7.5 77.5 12.5 100 2.5 2.5 2.5 45.0 47.5 100
jumlah
obot
penilaian 0 2 9 124 25 160 1 2 3 72 95 173
Skor Rata-rata (Y) 4.00 Skor Rata-rata (X) 4.33
15. Cara Penyajian
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 72,5 persen responden menyatakan bahwa cara penyajian
penting, dan 25 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja
12,5 persen responden menyatakan cukup jelas dan 77,5 persen menyatakan jelas.
Hasil penelitian mengenai atribut cara penyajian berdasarkan tingkat kepentingan
dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Cara Penyajian
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
jumlah
(orang) 0 1 0 29 10 40 1 0 5 31 3 40
Persent
ase (%) 0.0 2.5 0.0 72.5 25.0 100 2.5 0.0 12.5 77.5 7.5 100
jumlah
obot
penilaia
n 0 2 0 116 50 168 1 0 15 124 15 155
Skor Rata-rata (Y) 4.20 Skor Rata-rata (X) 3.88
65
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,20 menunjukkan bahwa
cara penyajian merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk
produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3,88
menunjukkan bahwa cara penyajian merupakan penciri kinerja yang baik bagi
responden untuk produk Spontan 400SL.
16. Tampilan Label
Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 40
responden diperoleh 70 persen responden menyatakan bahwa tampilan label
penting, dan 25 persen menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja
10 persen responden menyatakan sangat jelek, 57,5 persen menyatakan tidak
jelek, dan 27,5 persen menyatakan cukup jelek. Hasil penelitian mengenai atribut
Tampilan Label berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada
Tabel 28.
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4,18 menunjukkan bahwa
tampilan label merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk
produk Spontan 400SL. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 2,28
menunjukkan bahwa tampilan label merupakan penciri kinerja yang kurang baik
bagi responden untuk produk Spontan 400SL.
Tabel 28. Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Tampilan label
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Uraian
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
Jumlah
(orang) 0 1 1 28 10 40 4 23 11 2 0 40
Persent
ase (%) 0.0 2.5 2.5 70.0 25.0 100 10.0 57.5 27.5 5.0 0.0 100
Jumlah
obot
penilaia
n 0 2 3 112 50 167 4 46 33 8 0 91
Skor Rata-rata (Y) 4.18 Skor Rata-rata (X) 2.28
66
Berdasarkan hasil analiasis yang diperoleh dari setiap perhitungan atribut,
maka nilai-nilai dari rata-rata kepentingan dan kinerja tersebut dikumulatifkan
sehingga diperoleh rata-rata keseluruhan atribut tersebut. Hasil tesebut dapat
dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja
Atribut Produk Spontan 400SL
Rata-rata Skor
No Atribut Penilaian
Kepentingan
Penilaian
Kinerja Kepentingan
(Y)
Kinerja
(X)
1 Variasi Bentuk kemasan 162 125 4.05 3.13
2 Desain kemasan 157 127 3.93 3.18
3 Kejelasan komposisi produk 173 135 4.33 3.38
4 Variasi ukuran volume produk 173 148 4.33 3.70
5 Manfaat yang diterima 175 156 4.38 3.90
6 Kejelasan tanggal kadaluarsa
pada produk 166 143 4.15 3.58
7 Masa kadaluarsa 167 76 4.18 1.90
8
Ketersediaan layanan
informasi untuk mudah
diakses
168 158 4.20 3.95
9 Ketersediaan/kemudahan
memperoleh produk 173 159 4.33 3.98
10
Promosi langsung (hadiah,
diskon, sampel gratis) pada
produk
156 148 3.90 3.70
11 Promosi melalui iklan pada
produk 154 143 3.85 3.58
12 Potongan harga 157 53 3.93 1.33
13 Harga 154 83 3.85 2.08
14 Merek produk 160 173 4.00 4.33
15 Cara penyajian 168 155 4.20 3.88
16 Tampilan label 167 91 4.18 2.28
Total rata-rata 4.11 3.24
Posisi penempatan masing-masing dari nilai rata-rata diatas dapat dilihat
pada diagram kartesius. Diagram kartesius dibagi menjadi empat kuadran dengan
garis tengah pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat kepentingan (Y)
yaitu sebesar 4,11 dan nilai total rata-rata tingkat kinerja (X) sebesar 3,24. secara
lengkap dapat dilihat pada Gambar 8.
67
6.1.2. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Produk Spontan 400SL
Setiap hasil analisis perhitungan yang digunakan dalam alat analisis
Importanse Performance Analysis (IPA) tersebut di masukksan kedalam diagram
cartesius. Tujuan dimasukkan ke diagram ini adalah untuk menunjukkan atribut-
atribut yang perlu diperbaiki,diprioritaskan, dipertahankan, oleh perusahaan.
Sehingga perusahaan dapat mengetahui apa yang diinginkan konsumen sehingga
konsumen merasa terpuaskan oleh produk Spontan 400 SL. Dari analisis tersebut
diperolehlah tingkat kepentingan dan kinerja seperti Gambar 8.
5.04 .54.03.53.02.52.01.51.0
4.4
4.3
4.2
4.1
4.0
3.9
3.8
K i n e r ja
Kepen
tin
gan
3 .2 4
4 .1 1
1 6
1 5
1 4
1 3
1 2
1 1
1 0
9
8
7
6
5
43
2
1
T in g k at K e p e n t in g an d an K in e rja
P rio rit a s U ta m a
K u a d ra n I
P e rta h a n ka n P re s t a s i
K u a d ra n II
P rio rit a s R e n d a h
K u a d ra n III
B e rle b ih a n
K u a d ra n IV
Gambar 11. Tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk Spontan 400 SL.
6.1.2.1. Kuadran I Prioritas Utama
Pada kuadran I ini pihak perusahaan dinilai perlu melakukan sejumlah
perbaikan berdasarkan variabel-variabel yang termasuk di dalam Kuadaran I.
Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I menunjukkan bahwa atribut tersebut
dinilai penting di mata responden namun kinerja atribut-atrbut tersebut lebih
rendah dari keinginan responden. Oleh karena itu atribut-atribut pada kuadran I
merupakan prioritas utama yang harus ditingkatkan lagi oleh PT. Agricon yang
merek produknya pestisida Spontan 400SL.
68
Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I merupakan atribut-atribut
yang harus menjadi prioritas utama dalam perbaikan. Atribut-atribut ini adalah
atribut yang sangat penting bagi konsumen, namun belum ada kepuasan yang
dirasakan konsumen terhadap kinerjanya. Atribut-atribut tersebut sangat
menentukan tingkat kepuasan konsumen, apakah konsumen kecewa atau tidak
terhadap produk pestisida Spontan 400 SL. Atribut-atribut tersebut diantaranya
adalah :
• Masa Kadaluarsa
Masa kadaluarsa dinilai merupakan salah satu atribut yang sangat penting
bagi konsumen untuk mengetahui sampai kapan produk pestisida Spontan 400 SL
layak digunakan. Bagi konsumen masa kadaluarsa ini adalah kejelasan masa
panjang atau pendeknya kadaluarsa yang tercantum pada produk tersebut. Namun,
variabel tersebut masih dinilai kurang kinerjanya. Terlihat bahwa nilai rata-rata
kepentingan 4,18, sedangkan rata-rata kinerja atribut ini sebesar 1,90.
• Tampilan Label
Tampilan label disini maksudnya suatu daya tarik yang tercipta dari
tampilan label sehingga para konsumen tertarik pada produk ini. Nilai rata-rata
kepentingan atribut tampilan label adalah 4,18 sedangkan nilai rata-rata kinerja
masih rendah untuk atribut ini sebesar 2,18. Menurut responden, atribut tampilan
label ini harus ada perubahan dari perusahaan, Karena dengan semakin menarik
tampilan label tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk memilki
produk tersebut.
69
6.1.2.2. Kuadran II Pertahankan Prestasi
Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran II, jika dilihat dari
kepentinngan responden berada pada tingkat kepentingan yang tinggi, begitu juga
jika dilihat dari kinerja responden berada pada tingkat kinerja yang tinggi pula.
Hal ini penting bagi pestisida Spontan 400SL untuk mempertahankan prestasi
dari atribut-atribut tersebut. Atribut-atribut tersebut adalah:
• Kejelasan Komposisi Produk
Kejelasan komposisi produk menerangkan bahwa kesesuaian komposisi
bagi petani yang tercantum pada label produk Spontan 400 SL,sehingga petani
tidak merasa dikecewakan oleh perusahaan. Nilai rata-rata kepentingan atribut ini
adalah 4,33, sedangkan nilai rata-rata kinerjanya 3,38. Hasil ini sudah sangat
bagus, perusahaan tinggal mempertahankan hasil kinerja ini.
• Variasi Ukuran Volume Produk
Variasi ukuran volume produk menerangkan bahwa perusahaan
menciptakan produk Spontan 400 SL ini ukuran volume produknya bervariasi..
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 4,33, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya 3,38. Terlihat memang nilai rata-rata kinerja atribut ini berada dibawah
nilai rata-rata tingkat kepentingannya. Tetapi, nilai rata-rata kinerjanya berada
diatas nilai rata-rata total tingkat kinerja.
• Manfaat yang diTerima
Manfaat yang diterima menerangkan bahwa konsumen sudah merasakan
kesesuaian dengan hasil yang diterima selama konsumen menggunakan produk
Spontan 400 SL ini.Atribut manfaat yang diterima dianggap penting oleh
responden, karena atribut manfaat yang diterima mewakili persepsi konsumen
70
terhadap kualitas pestisida tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kinerja
atribut manfaat yang diterima sebesar 4,38, sedangkan nilai rata-rata
kepentingannya 3,90.
• Kejelasan Tanggal Kadaluarsa pada Produk
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 4,15, sedangkan nilai rata-
rata kinerjanya 3,58. Atribut ini dianggap penting oleh responden, karena atribut
ini akan memberikan kepastian kepada konsumen kejelasan tanggal kadaluarsa
produk ini.
• Ketersediaan Layanan Informasi untuk Mudah diAkses
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 4,20, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya 3,95. Atribut ini dianggap penting oleh responden karena yang utama
dibutuhkan para konsumen pestisida ini adalah ketersediaan layanan informasi
untuk mudah diakses.
• Ketersediaan atau Kemudahan Memperoleh Produk
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 4,33, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya 3,98. Atribut ini juga dianggap penting oleh konsumen. Atribut ini
dinilai sangat penting karena menunjukkan seberapa baik distribusi produk dan
usaha perusahaan agar produknya dapat dikonsumsi konsumen.
• Cara Penyajian
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 4,20, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya 3,88. Informasi cara penyajian ini menunjukkan bagaimana cara
memakai atau takaran untuk sekali penyemprotan pestisida ini. Jadi atribut ini
penting bagi konsumen. Dari hasil kinerja tersebut perusahaan sudah berhasil
71
dalam atribut ini, dimana cara penyajiannya sudah sesuai dengan kemauan
konsumen.
6.1.2.3. Kuadran III Prioritas Rendah
Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran III, jika dilihat dari
kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah, begitu juga
jika dilihat dari kinerja responden berada pada tingkat kinerja yang rendah pula.
Responden sering mengabaikan atribut-atribut ini, sehingga pestisida Spontan
400SL (sebutkan lagi) tidak perlu melakukan perbaikan pada saat ini. Atribut-
atribut tersebut adalah:
• Variasi Bentuk Kemasan
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 4,33, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya adalah 3,70. Hal ini berarti atribut ini sangat dekat sekali dengan
kuadran I. Berdasarkan diagram kartesius IPA atribut yang berada pada kuadran
III tidak menjadi prioritas perbaikan perusahaan, namun apabila perusahaan tidak
memantau dengan baik keinginan konsumen terhadap atribut ini, maka atribut ini
bisa beralih kedalam kuadran I.
• Desain Kemasan
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 3,93, sedangkan nilai rata-rata
kinerjuanya adalah 3,18. Konsumen menilai atribut ini penting juga. Berdasarkan
dari desain kemasan membuat sikonsumen jadi tertarik, karena semakin bagus
kemasan tersebut produk tersebut semakin disukai.
• Potongan Harga
Konsumen menilai atribut ini penting bagi konsumen. Hal ini dikarenakan
produk pestisida Spontan 400 SL sudah dikenal oleh para petani. Sehingga petani
72
mengharapkan potongan harga ini selalu ada. Jadi nilai rata-rata kepentingan
atribut ini adalah 3,93, sedangkan nilai rata-rata kinerjanya adalah 1,33. Tingkat
kinerja dari atribut ini pun juga dinilai rendah yaitu jauh dibawah nilai rata-rata
total kinerja.
• Harga
Harga adalah nilai yang harus dibayar oleh konsumen sebagai timbal balik
dari kepemilikan terhadap produk. Konsumen menginginkan produk yang dibeli
sesuai dengan harga yang harus dibayar, dalam artian kualitas sebanding dengan
harga. Nilai rata-rata kepentingan sebesar 3,85, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya adalah 2,08. Atribut ini bisa beralih kedalam kuadran I apabila
perubahan keinginan konsumen terhadap atribut ini kurang dikontrol oleh
perusahaan.
6.1.2.4. Kuadran IV Berlebihan
Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran IV, jika dilihat dari
kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah, tetapi jika
dilihat dari kinerja responden berada pada tingkat kinerja yang tinggi. Responden
menilai bahwa kinerja atribut-atribut ini berada pada tingkat yang tinggi. Jadi
variabel ini perlu dipertimbangkan kembali karena terlalu berlebihan. Atribut-
atribut tersebut adalah:
• Promosi Langsung (Hadiah, Diskon, Sampel Gratis) pada Produk
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 3,90, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya adalah 3,70. Atribut ini mempunyai kinerja yang sangat baik bagi
konsumen karena konsumen telah lama mengenal produk ini, jadi konsumen tidak
73
terlalu mempermasalahkan atribut ini. Jadi pihak perusahaan sangat membuang
waktu jika terus melakukan kinerja yang berlebihan ini.
• Promosi Melalui Iklan pada Produk
Nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 3,85, sedangkan nilai rata-rata
kinerjanya adalah 3,58. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner rata-rata para petani
sudah mengenal produk ini, jadi atribut ini kurang penting untuk diperhatikan.
Tapi bagi perusahaan tetap penting untuk mengembangkan atribut ini,
dikarenakan ketatnya persaingan antar kompetitor.
• Merek Produk
Atribut merek mempunyai kinerja yang sangat baik bagi konsumen karena
konsumen telah lama mengenal merek ini dan telah menggunakannya. Atribut ini
juga erat kaitannya dengan atribut banyak digunakan orang, yaitu merek yang
sudah terkenal cenderung telah banyak digunakan orang.
Jadi nilai rata-rata kepentingan atribut ini adalah 4,00, sedangkan nilai
rata-rata kinerjanya adalah 4,33. Jadi dari wacana setiap penjelasan atribut per
kuadran, dirangkumkan pada tabel 30.
74
Tabel 30. Rangkuman Atribut Berdasarkan Kuadran.
No Atribut Kuadran
1 Variasi Bentuk kemasan III (Prioritas Rendah)
2 Desain kemasan III (Prioritas Rendah)
3 Kejelasan komposisi produk
II (Pertahankan
Prestasi)
4 Variasi ukuran volume produk
II (Pertahankan
Prestasi)
5 Manfaat yang diterima
II (Pertahankan
Prestasi)
6 Kejelasan tanggal kadaluarsa pada produk
II (Pertahankan
Prestasi)
7 Masa kadaluarsa I (Prioritas Utama)
8 Ketersediaan layanan informasi untuk mudah diakses
II (Pertahankan
Prestasi)
9 Ketersediaan/kemudahan memperoleh produk
II (Pertahankan
Prestasi)
10 Promosi langsung (hadiah, diskon, sampel gratis) pada produk IV (Berlebihan)
11 Promosi melalui iklan pada produk IV (Berlebihan)
12 Potongan harga III (Prioritas Rendah)
13 Harga III (Prioritas Rendah)
14 Merek produk IV (Berlebihan)
15 Cara penyajian
II (Pertahankan
Prestasi)
16 Tampilan label I (Prioritas Utama)
6.1.2. Analisis Gap (Perbedaan)
Indeks kepuasan konsumen diukur berdasarkan rata-rata tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing atribut produk. Nilai Gap
(Perbedaan) diperoleh dari selisih rata-rata tingkat kepentingan dikurang rata-rata
kinerja atribut lalu dibagi dengan skala likert yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebanyak lima kemudian dikali 100 persen. Hasil-hasil tersebut dapat dilihat
pada tabel 31.
75
Tabel 31. Nilai dari Gap dan Kepuasan Konsumen
Atribut
Nilai Rata-Rata
Kepentingan
Nilai Rata-Rata
Kinerja Gap Kepuasan
1 4,05 3,13 18,40% 81,60%
2 3,93 3,18 15,00% 85,00%
3 4,33 3,38 19,00% 81,00%
4 4,33 3,70 12,60% 87,40%
5 4,38 3,90 9,60% 90,40%
6 4,15 3,58 11,40% 88,60%
7 4,18 1,90 45,60% 54,40%
8 4,20 3,95 5,00% 95,00%
9 4,33 3,98 7,00% 93,00%
10 3,90 3,70 4,00% 96,00%
11 3,85 3,58 5,40% 94,60%
12 3,93 1,33 52,00% 48,00%
13 3,85 2,08 35,40% 64,60%
14 4,00 4,33 -6,60% 106,60%
15 4,20 3,88 6,40% 93,60%
16 4,18 2,28 38,00% 62,00%
T O T A L 17,39% 82,61%
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh kepuasan konsumen terhadap
produk Spontan 400 SL sebesar 82.61 persen. angka CSI dan hasil tersebut dapat
dilihat pada tabel 31.
Nilai kepuasan tersebut keseluruhan sebesar 82.61 persen berada pada
rentang 81-100. Hal ini berarti indek kepuasan konsumen pestisida Spontan 400
SL yang dihitung berdasarkan atribut produk berada pada kriteria sangat puas.
Nilai 82,61 persen berarti Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel 32 dibawah ini :
Tabel 32. Nilai Indeks Kepuasan Konsumen
No Nilai Index (100%) Kriteria
1 81 – 100 Sangat Puas
2 66 - 80.99 Puas
3 51 - 65.99 Cukup Puas
4 35 - 50.99 Kurang Puas
05 0 - 34.99 Tidak Puas
Sumber: Panduan survey kinerja konsumen PT Sucofindo dalam Phebruanti, 2004
76
PT. Agricon sudah memenuhi harapan konsumen terhadap produk
berdasarkan atribut-atributnya. Sisanya 17,39 persen harapan konsumen belum
mampu dipuaskan oleh PT. Agricon. Perusahaan sudah berhasil memberikan yang
terbaik terhadap konsumen.
Adanya penilaian ini diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat
digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran yang akan datang. Tanpa
adanya ini, top management tidak dapat menentukan strategi dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan. Indeks ini diperlukan karena proses pengukuran kepuasan
pelanggan bersifat kontiniu.
77
BAB VII.
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Karakteristik responden didominasi responden oleh responden yang
berusia 36-50 tahun, mayoritas berpendidikan lulusan SD, 59 persen
berpendapatan Rp. 1.000.000- Rp. 2.000.000. Karakteristik umum perilaku
pembelian didominasi oleh responden yang mendapat informasi tentang
pestisida melalui penyuluh pertanian sebanyak 55 persen. Sedangkan
sumber informasi diperoleh dari tim penyuluh sebesar 70 persen, Untuk
alasan memilih produk spontan 400 SL berdasarkan kualitas produk
sebesar 92,5 persen responden memilihhnya, sedangkan pemakaian
karenna kebiasaan sebesar 45 persen responden.
2. Indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan yang berhasil dicapai
produk spontan 400 SL sebesar 82,61 persen, artinya perusahaan sudah
sangat memuaskan sebanyak 82,61 persen konsumen dari total
pelanggannya. Sementara yang belum terpuaskan oleh perusahaan sebesar
17,39 persen. Hasil analisis dengan menggunakan analisis IPA maka
atribut harus diprioritaskan perbaikan kinerjanya adalah atribut masa
kadaluarsa dan tampilan label. Atribut yang harus dipertahankan
kinerjanya adalah atribut kejelasan komposisi produk, variasi ukuran
volume produk, manfaat yang diterima, kejelasan tanggal kadaluarsa
produk, ketersediaan layanan informasi untuk mudah diakses, kemudahan
memperoleh produk dan cara penyajian. Atribut yang masih memiliki
prioritas rendah adalah variasi ukuran kemasan, desain kemasan, potongan
harga dan harga. Atribut yang berlebihan menurut responden adalah
78
promosi langsung ( hadiah, diskon, sampel gratis ) pada produk, promosi
melalui iklan pada produk dan merek produk.
7.2. Saran
Beberapa saran yang dapat dijadikan masukan bagi PT. Agricon adalah sebagai
berikut:
a. Memperpanjang masa kadaluarsa pestisida Spontan 400 SL. Saat ini
pestisida Spontan 400SL ini masa kadaluarsanya informasinya kurang jelas,
meskipun tercantum di label tenggang waktunya masih kurang panjang.
Pihak perusahaan juga harus bisa memberikan informasi tersbut sejelas-
jelasnya kepada para petani supaya petani paham akan hal tersebut.
b. Tampilan Label. Dalam hal penyampaian informasi pada produk perusahaan
harus memperhatikan setiap informasi yang dicantumkan, mulai dari besar
kecil tulisan, warna yang diberikan dan kemasan label tersebut. Sehingga
para petani bisa lebih tertarik dengan tampilan label yang menarik perhatian.
c. Berdasarakan analisis giagram kartesius, pada diagram 4, perusahaan
melakukan kinerja yang berlebihan, hal tersebut dapat dilihat pada atribut
Promosi langsung (hadiah, diskon, sampel gratis) pada produk, Promosi
melalui iklan pada produk, dan Merek produk. Sedangkan para konsumen
tanpa adanya kinerja tersebut, konsumen sudah kenal terhadap produk ini.
Maka dalam kinerja ini perusahaan dapat mengefisienkannya dan
memfokuskan terhadap yang diprioritaskan untuk konsumen, yang tujuannya
untuk lebih menciptakan rasa kepuasan yang lebih terhadap konsumen.
79
DAFTAR PUSTAKA
Dixon, W. Masey, J. 1991. Pengantar Analisis Statistik. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta
Engel et.al. 2002. Consumer Behavior 8th
Edition dalam Simamora B. Panduan
Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakata.
Engel, J.F., D.B. Roger dan W.M. Paul.1994. Perilaku Konsumen. Edisi
keenam.jilid 1. Binarupa aksara. Jakarta.
Haryanti Rossi (2005). Analisis Kepuasan dan Kepuasan Terhadap HP Sony
Ericsson (Kasus Mahasiswa Institut Pertanain Bogor). Jurusan Ilmu-Ilmu
Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanaian. Institut Pertanian Bogor.
Hendrayani nuni Imas. 2008. Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen
Terhadap Produk Gula Pasir Merek Gulaku di Kota Bogor. Skripsi.
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Irawan, H. 2004. Indonesian Customer Satisfaction. PT Elex Media Komputindo
Gramedia, Jakarta
Irawan, H. 2004. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT Elex Media Komputindo
Gramedia. Jakarta
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Alih Bahasa. Edisi Milenium. Prenhallindo. Jakarta.
Mulyono, S. 1991. Statistik Untuk Ekonomi. LPFE-Universitas Indonesia.
Jakarta.
Nasution Syafira Maya. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Produk Baru Pestisida
(Herbisida Glifosat 75% WSC) Pada PT. Agricon. Bogor. Skripsi.
Jurusan Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Prasetio. F. 2008. Kepuasan Dan Loyalitas Konsumne Restoran Papa Ron’s Pizza
Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Schiffman L.G dan Kanuk, L.L. 1994. Consumer Behavior 5th
Edition dalam
Wijaya M.R. Analisis Faktor-faktor yang Mempengarahui Keputusan
Pembelian Susu Cair Untuk Anak-anak di TK dan SD Al-Azhar Bumi
Serpong Damai Tangerang. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Fakultas Pertanian. Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
80
Sopardi, 6. 1983. Disawahkan dan tidak disawahkan sehubungan dengan pupuk p.
pertemuan teknis evaluasi kerjasama penelitian dan pengujian ZA dan
TSP di petrokoimia Gresik. PT. Petrokimia Greseik. Gresik. 19 hlm.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. PT Rineka Cipta. Jakarta
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung
Suhesti Heni.2005. Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Terhadap
Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) oleh Pedagang Pasar Bunga Rawa
Belong, Jakarta Barat. Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Susilowati., Uki. 2001 Analisis Perilaku Konsumen di Kota Bogor Terhadap Teh
Botol Sosro. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Subagyo, H. N. Suharta, dan Agus B. S.2000. Tanah. Tanah Pertanian
diIndonesia. hlm. 21-65. Dalam A. Adimihardja, L.I. Amien, F. Agus dan
D. Djaenuddin (Ed). Sumberdaya lahan Indonesia dan pengelolaannya.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.Bogor
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta
Tjiptono, Fandy. 1997. Prinsip-prinsip Total Quality Service Edisi Pertama.
Penerbit Andi. Jogjakarta.
Widagdo Widhi.2007. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Atribut Mutu Beras Berlabel Serta Perilaku Konsumen Dalam
Pembelian Beras Berlabel. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.