ANALISIS KEMAMPUAN KOMPONEN RASIO RENTABILITAS DAN RASIO AKTIVA PRODUKTIF DALAM...
Transcript of ANALISIS KEMAMPUAN KOMPONEN RASIO RENTABILITAS DAN RASIO AKTIVA PRODUKTIF DALAM...
ANALISIS KEMAMPUAN KOMPONEN RASIO RENTABILITAS DAN
RASIO AKTIVA PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN
KECUKUPAN MODAL BANK UMUM SYARIAH
Periode 2013-2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
RISKI AMELIA
NIM : 1112046100051
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutan gelar akademik.
Jakarta, 18 Agustus 2016
Riski Amelia
ABSTRAK
Riski Amelia (NIM: 1112046100051), Analisis Kemampuan Komponen
Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan
Modal Bank Umum Syariah Periode 2013-2015. Skripsi strata 1 (S1) konsentrasi
Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah jakarta 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
rasio rentabilitas (ROA, BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam
meningkatkan kecukupan modal (CAR). Metode yang digunakan yaitu metode
kuantitatif dengan data yang bersumber dari laporan publikasi triwulan 11 Bank
Umum Syariah periode 2013-2015. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan
metode analisis regresi data panel.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ROA, BOPO dan NPF berpengaruh
secara signifikan terhadap CAR secara bersama-sama sebesar 93,85%. Kemudian
secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA dan NPF berpengaruh
signifikan, sedangkan BOPO tidak berpengaruh signifikan.
Kata Kunci : Rentabilitas (ROA, BOPO), Aktiva Produktif (NPF), dan
Kecukupan Modal (CAR)
Pembimbing : Aini Masruroh, SEI., M.M.
Daftar Pustaka : 1995 s/d 2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas Dan Rasio Aktiva
Produktif Dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”.
Shalawat beriring salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. yang telah membawa ummat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang
terang-benderang dan penuh dengan khazanah keilmuan saat sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Phil Asep Saepudin Jahar, M.A.
2. Ketua Program Studi Muamalat Bapak AM. Hasan Ali, M.A. yang telah
memberikan ilmunya.
3. Sekretaris Program Studi Muamalat Bapak Dr. Abdurrauf, M.A.yang telah
memberikan ilmunya.
4. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Aini Masruroh, SEI., M.M. yang telah
meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan
memberikan banyak masukan saran-saran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Semoga apa yang telah ibu ajarkan dan arahkan mendapat
balasan dari Allah SWT.
5. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
ilmunya selama ini.
6. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Azhari dan Ibu Djuliriani, yang dengan
tulus selalu mendo’akan, memberi dorongan dan semangat yang tiada henti
kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga mama dan papa selalu berada di lindungan dan kasih sayang-Nya.
7. Kakakku, Risca Azhari, serta adik-adikku Risma Alvionita dan Maulana
Rafli, yang telah memberikan motivasi dan mental yang kuat.
8. Tegar Akbar, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan selalu setia
menemani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku, Nanda Rusandy, Nuke Wulandari, Rahma Julianti yang
telah menjadi sahabat yang baik selama ini, terima kasih untuk semua
kebaikan dan kasih sayang kalian, semoga kita selalu dalam lindungan Allah.
10. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan PS B 2012, teman-teman KKN
Pribumi 2015, kebaikan kalian tidak pernah terlupakan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung
maupun tidak langsung atas do’a dan bantuannya kepada penulis, saya
ucapkan terimakasih banyak. Semoga do’a yang baik akan di ijabah oleh
Allah SWT dan kembali kepada kalian. Aamiin aamiin yaa robbal alamiin.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak
yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.
Wassamu’alaikum Warah Matullahi Wabarakatuh
Jakarta, 18 Juli 2016
Riski Amelia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
C. Pembatasan Penelitian .................................................................
D. Perumusan Masalah ....................................................................
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
F. Kerangka Penelitian ....................................................................
G. Sistematika Penulisan .................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kinerja .........................................................................................
B. Sumber Permodalan Bank ..........................................................
C. Rasio Kecukupan Modal .............................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
ix
xii
xiii
1
7
7
8
8
10
11
13
15
16
D. Rasio Rentabilitas .......................................................................
1. Return On Assets ..................................................................
2. Beban Operasional Pendapatan Operasional ........................
E. Rasio Aktiva produktif ................................................................
F. Review Studi Terdahulu ..............................................................
G. Hipotesis Penelitian .....................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
1. Jenis Penelitian ......................................................................
2. Jenis dan Sumber Data ..........................................................
B. Objek Penelitian ..........................................................................
C. Metode Pengumpulan Data .........................................................
D. Metode Analisis Data ..................................................................
1. Model Regresi Data Panel .....................................................
2. Pengujian Model ...................................................................
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................
4. Pengujian Statistik .................................................................
E. Operasional Variabel ...................................................................
1. Variabel Dependen ................................................................
2. Variabel Independen .............................................................
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................
B. Deskripsi Data Penelitian ............................................................
20
22
24
26
28
34
35
35
35
37
38
39
39
43
45
47
51
51
51
54
55
C. Pengujian Model Regresi Data Panel ..........................................
1. Uji Chow ...............................................................................
2. Uji Haussman ........................................................................
D. Uji Asumsi Klasik .......................................................................
1. Uji Normalitas .......................................................................
2. Uji Autokorelasi ....................................................................
3. Uji Multikolinearitas .............................................................
4. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................
E. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel ..........
1. Uji t .......................................................................................
2. Uji F ......................................................................................
3. Koefisien Determinasi ...........................................................
4. Persamaan Model Regresi .....................................................
F. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN
60
60
61
61
62
63
64
64
65
65
68
70
71
73
76
77
78
DAFTAR TABEL
1.1 Laba Bank-Bank Umum Syariah ............................................
2.1 Penelitian Terdahulu ...............................................................
4.1 Uji Chow .................................................................................
4.2 Uji Haussman ..........................................................................
4.3 Uji Autokorelasi ......................................................................
4.4 Uji Multikolinearitas ...............................................................
4.5 Uji Heteroskedastisitas ...........................................................
4.6 Uji t ..........................................................................................
4.7 Uji F .........................................................................................
4.8 Koefisien Determinasi .............................................................
4.9 Model Regresi .........................................................................
3
33
60
61
63
64
65
66
69
70
71
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka Penelitian................................................................................
4.1 Fluktuasi Rata-Rata CAR Bank Umum Syariah Periode 2013-2015.....
4.2 Fluktuasi Rata-Rata ROA Bank Umum Syariah Periode 2013-2015 ....
4.3 Fluktuasi Rata-Rata BOPO Bank Umum Syariah Periode 2013-2015..
4.4 Fluktuasi Rata-Rata NPF Bank Umum Syariah Periode 2013-2015 .....
4.5 Uji Normalitas .......................................................................................
10
56
57
58
59
62
LAMPIRAN
1. Data Rasio Keuangan Triwulan 11 Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
2. Output Hasil Pengujian Data Menggunakan Eviews 8.0
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama berdirinya suatu
badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya. Keuntungan yang
diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, seperti
membayar gaji serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga digunakan untuk
ekspansi usaha melalui berbagai kegiatan pada masa yang akan datang.
Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu badan usaha terus-menerus
memperoleh keuntungan maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha
tersebut akan terjamin.1
Bank sebagai salah satu badan usaha yang bergerak dibidang jasa
memiliki tujuan tertentu didalam operasionalnya. Tujuan bank secara mikro
adalah menciptakan laba, sedangkan tujuan makronya menurut pasal 3 UU
No. 10/1998 adalah menunjang pelaksaan pembangunan nasional. Untuk
mencapai tujuan itu, maka bank harus benar-benar menjalankan fungsinya
dengan baik; diantaranya adalah fungsi penghubung (financial intermediary)
antara savers (pihak kelebihan dana) dengan lenders (pihak kekurangan
dana), fungsi pembangunan, fungsi pelayanan, dan fungsi transmisi.2
1 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Press, 2003), h. 1.
2 Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta:
PT. Indeks, 2006), h. 12
2
Dalam menjalankan usahanya, bank harus mampu melakukan
peningkatan kualitas agar lebih mendapatkan kepercayaan nasabah. Upaya
yang bisa dilakukan bank dalam menjaga eksistensinya adalah dengan
memperhatikan kriteria pengukuran kesehatan dan kinerja perbankan.
Indikator kesehatan perbankan yang sangat penting salah satunya adalah
indikator modal.
Berdasarkan SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, salah satu matriks parameter
untuk menilai kesehatan bank dapat diukur melalui penilaian faktor
rentabilitas serta melalui rasio kualitas aset. Rasio rentabilitas yang tercermin
dalam ROA dan BOPO menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk
memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Apabila laba suatu bank meningkat,
maka akan meningkatkan modal bank dan meminimumkan tingkat resikonya
sehingga laba yang tinggi akan meningkatkan CAR. Sedangkan rasio aktiva
produktif dapat dilihat melalui rasio NPF yang menunjukkan permbiayaan
bermasalah yang diberikan kepada pihak ketiga. Semakin tinggi Rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk sehingga
dapat menurunkan tingkat CAR.
Agar terciptanya perbankan yang sehat, BI mengeluarkan Peraturan
Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum, dimana salah satu ketentuannya mengatur tentang
tingkat kecukupan permodalan Bank (CAR) minimum sebesar 8%. Besar
kecilnya CAR yang dimiliki oleh bank akan dapat dipengaruhi oleh kinerja
3
aspek keuangan lainnya yaitu aspek likuiditas, aspek kualitas aktiva, aspek
sensitivitas terhadap pasar, serta aspek profitabilitas.3
Upaya meningkatkan tingkat kecukupan modal sebagaimana telah
diatur oleh Bank Indonesia merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan karena tingkat kecukupan modal mencerminkan kemampuan
bank dalam menanggung risiko kerugian yang mungkin timbul. Tingginya
tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank, tidak terlepas dari besarnya
tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank. Berikut dibawah ini
perkembangan laba bank-bank umum syariah periode 2013-2015.
Tabel 1.1
Laba Bank-Bank Umum Syariah (Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Data Laporan Keuangan Bank-Bank Umum Syariah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa laba yang dihasilkan
bank-bank umum syariah mengalami perubahan naik turun. Pergerakan laba
3 Ponttie Prasnanugraha P, “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja
Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia)”.
Tesis, (Semarang: Universitas Diponegoro. 2007).
No Bank Umum Syariah Tahun
2013 2014 2015
1 BNI Syariah 117.462 163.251 228.525
2 Bank Mega Syariah 149.739 17.635 12.224
3 Bank Muamalat 165.144 121.343 125.469
4 Bank Syariah Mandiri 651.240 71.778 289.576
5 BCA Syariah 12.701 12.950 23.437
6 BRI Syariah 129.564 6.577 122.637
7 BJB Syariah 28.316 22.744 7.279
8 Bank Panin Syariah 21.332 70.939 53.578
9 Bank Syariah Bukopin 19.548 8.662 29.450
10 Bank Victoria Syariah 4.075 - 19.365 - 24.001
11 Maybank Syariah 41.367 55.953 - 294.391
4
yang fluktuatif tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruhnya terhadap kecukupan modal yag dimiliki oleh bank.
Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) per Mei 2015 rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR)
perbanan syariah sebesar 14,29%. Menurun dibanding tahun 2014 yang
mencapai 16,85%. Disisi lain, catatan CAR dibulan Mei 2015 membaik
dibanding awal tahun yang sempat anjlok hingga 13,75%. CAR sangat
tergantung pada rasio pembiayaan bermasalah karena rasio pembiayaan
bermasalah menggerus modal. 4
Pemilihan CAR sebagai variabel dependen dikarenakan CAR
merupakan indikator yang paling penting menurut Bank Indonesia dalam
menjaga tingkat kesehatan bank. Dimana Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah rasio kinerja bank sebagai pengukur kecukupan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,
misalnya kredit yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko.5
CAR dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah rasio
rentabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Selain itu juga
4 Yogie Respati, Rasio Kecukupan Modal Bank Syariah Menurun, Artikel ini diakses
pada 03 September 2016 20.48 WIB dari http://keuangansyariah.mysharing.co/rasio-kecukupan-
modal-bank-syariah-menurun/. 5 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Edisi
Kedua), h. 121.
5
dipengaruhi oleh rasio kualitas aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, yang
digunakan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk
menghasilkan laba secara maksimal.6
Rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan
bank dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 3/30/DPNP adalah ROA (Return on Assets) dan BOPO
(Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Sedangkan rasio yang
digunakan untuk menilai aktiva produktif adalah NPF (Non Performing
Financing).
ROA merupakan indikator dari rasio rentabilitas dijadikan variabel
independen yang mempengaruhi CAR karena perusahaan yang tingkat
pengembalian investasinya tinggi akan menggunakan hutang yang kecil agar
tingkat biaya modal yang mengandung risiko relatif kecil sedangkan modal
sendiri bank relatif tinggi sehingga dapat meningkatkan CAR.
BOPO dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR
karena semakin kecil BOPO, menunjukkan semakin efisien bank dalam
menjalankan aktivitas usahanya, karena biaya operasi yang harus ditanggung
lebih kecil dari pendapatan operasinya sehingga aktivitas operasional bank
menghasilkan keuntungan, dimana hal tersebut mampu meningkatkan modal
6 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 95.
6
bank dan dan meminimumkan tingkat resikonya, sehingga BOPO yang relatif
rendah mampu meningkatkan CAR.
NPF dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR karena
semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah
semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik
pencadangan aktiva produktif, maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi
terhadap kerugian bank dan dapat menurunkan kecukupan modal yang
dimiliki bank.7
Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat adanya keterkaitan antara
kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan dan tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh bank dengan tingkat kecukupan modal yang
dimiliki bank. Hal ini juga mampu menilai kinerja yang dimiliki bank,
sehingga bank syariah dapat lebih cepat tumbuh menjadi bank yang besar dan
menjadi pilar sistem perbankan di Indonesia,
Dengan adanya informasi terkait kesehatan bank, dapat membantu,
khususnya masyarakat, dalam mengambil keputusan untuk menempatkan
dananya agar tidak salah dalam memilih bank. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk memilih judul penelitian:
”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio
Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum
Syariah”
7 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Beberapa bank umum syariah mengalami penurunan laba bersih pada
periode 2013-2015.
2. Tingkat kecukupan modal bank syariah mengalami penurunan.
C. Pembatasan Penelitian
Masalah-masalah tersebut sangat luas untuk dibahas dalam penelitian
ini, maka penulis perlu untuk membatasi masalah-masalah yang akan
dibahas. Untuk itu pembahasan hanya akan dibatasi sebagai berikut:
1. Bank syariah yang dipilih adalah bank yang sudah berdiri menjadi bank
umum syariah di Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan 2015 dan
mempunyai kelengkapan data laporan keuangan yang telah
dipublikasikan.
2. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan
rasio rentabilitas (ROA dan BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF).
3. Metode analisis yang dilakukan dibatasi dengan model analisis regresi
data panel dan analisis statistik uji asumsi klasik.
8
D. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh komponen rasio rentabilitas (ROA dan BOPO)
dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam meningkatkan kecukupan modal
(CAR) pada Bank Umum Syariah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan yaitu:
1) Untuk menganalisis kemampuan komponen rasio rentabilitas dan rasio
aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal pada Bank
Umum Syariah.
2) Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh komponen rasio rentabilitas
dan aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal pada Bank
Umum Syariah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Bagi industri perbankan syariah, untuk meningkatkan pemahaman dan
menambah wawasan dalam meningkatkan kecukupan modal yang
dimiliki Bank Umum Syariah agar dapat meningkatkan kinerja dan
efisiensi bank.
9
2) Bagi Akademis, sebagai bahan referensi literatur kepustakaan ekonomi
islam mengenai kemampuan komponen rasio rentabilitas dan rasio aktiva
produktif dalam meningkatkan kecukupan modal bank.
3) Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi
mengenai kesehatan dan kinerja Bank Umum Syariah sehingga dapat
menjadi pertimbangan untuk menempatkan dananya di bank tersebut.
10
F. Kerangka Penelitian
Secara sistematis, alur pemikiran penelitian ini terlihat pada kerangka
pemikiran berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Penelitian
Uji Regresi Data Panel
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedastisitas
Kesimpulan
Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif
dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bak Umum Syariah
Variabel Independen
Rasio Rentabilitas :
ROA (X1)
BOPO (X2)
Rasio Aktiva Produktif : NPF (X3)
Variabel Dependen
CAR (Y)
Bank Umum Syariah
11
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan teori-teori. Diantaranya teori
kinerja bank , teori sumber permodalan dan kecukupan
modal bank, teori rasio rentabilitas, teori rasio aktiva
produktif, review studi terdahulu dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan metode penelitian yang
digunakan. Didalamya akan dijelaskan mengenai ruang
lingkup penelitian, data penelitaian, teknik pengumpulan
data, variabel penelitian, dan teknik pengolahan data.
Kemudian bab ini juga membahas tentang metode analisis
yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji F, uji t, dan analisis
regresi data panel.
12
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi informasi gambaran umum objek penelitian
dan hasil penelitian berupa analisis statistik.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil
penelitian serta saran dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja
Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja,
semuanya memiliki visi dan pandangan yang berbeda. Istilah kinerja yang
didengar, sering kali mengantarkan kita pada suatu bentuk pekerjaan yang
dilakukan, serta seberapa banyak hasil yang diperolehnya dari pekerjaannya
itu.
Menurut Suyadi Prawirosetno, yang dikutip oleh Joko Widodo,
kinerja adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan tujuan
organisasi secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan
etika.1
Menurut Whitmore, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,
atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui keterampilan yang nyata.2
Kinerja menuntut adanya pengekspresian seseorang. Kinerja yang nyata
menetapkan standar-standar yang melampaui apa yang diminta atau
diharapkan.
1 Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, (Malang: Bayu Publishing, 2005),
Cet ke-1, h. 75. 2 John Whitmore, Coaching For Performance; Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak
Kinerja, terjemahan Dwi Helly Purnomo dan Louis Novianto, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1997), h. 108.
14
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “suatu yang
dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat
diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan.3
Oleh karena itu, pengukuran kinerja adalah mengidentifikasikan
indikator pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil yang dicapai oleh
aktivitas, proses, atau unit organisasi.4
Dalam Standar Akuntansi Keuangan, dijelaskan juga mengenai
informasi dari kinerja perusahaan, yaitu informasi kinerja perusahaan
terutama profitabilitas dimana diutamakan untuk menilai perubahan potensial
sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Kinerja keuangan bank dapat dikatakan sebagai hasil kerja bank untuk
meningkatkan nilai usahanya melalui peningkatan laba, peningkatan kualitas
aset, dan prospek bank kedepan. Disamping itu, kinerja keuangan bank
merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang
biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan
profitabilitas bank.5 Penilaian kinerja bank dengan menggunakan indikator
kecukupan modal (CAR) dilakukan untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai
Pustaka, 1997), Cet ke 9, h. 22. 4 Edward J, Blocher, et.al, Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategik, (Jakarta: Salemba
Empat, 2000), Cet. Ke-1, h. 133. 5 Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, Cet. Pertama, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006),
h. 239.
15
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan
oleh manajemen bank untuk memenuhi kewajibannya terhadap penyandang
dana dan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
B. Sumber Permodalan Bank
Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan dan
kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat.
Dimana modal merupakan sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam
suatu perusahaan.6 Oleh karena itu, modal juga harus dapat digunakan untuk
menjaga kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas investasi pada aktiva,
terutama yang berasal dari dana-dana pihak ketiga atau masyarakat. Selain
itu, bank dilarang melakukan distribusi modal atau laba yang dapat
mengakibatkan kondisi permodalan bank tidak mencapai rasio wajib
minimum.7
Seperti bank pada umumnya, komponen modal bank syariah terdiri
dari tiga komponen utama yaitu, modal inti (tier 1), modal pelengkap (tier 2),
dan modal pelengkap tambahan (tier 3). Modal pelengkap dan modal
pelengka tambahan hanya diperhitungkan setinggi-tingginya 100% dari
modal inti. Sedangkan modal inti dan modal pelengkap diperhitungkan
6 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustakan Alvabet
Anggota IKAPI. 2006), h. 135. 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/13/PBI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang
Kewajiban Penyedian Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
16
dengan faktor pengurang yang berupaseluruh penyertaan yang dilakukan oleh
bank.8
Permodalan berfungsi sebagai sumber utama pembiayaan terhadap
kegiatan operasional, penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian,
dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank dalam
menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Modal yang dimiliki
oleh suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk menutupi seluruh risiko
usaha yang dihadapi bank.
Untuk memastikan bahwa industri perbankan memiliki permodalan
yang cukup dalam mendukung kegiatan usahanya, Bank Indonesia
bertanggungjawab menentukan jumlah minimum permodalan yang harus
dimiliki bank dan mengeluarkan ketentuan mengenai permodalan minimum
(regulatory capital). Pemenuhan regulatory capital tersebut menjadi salah
satu komponen penilaian dalam pengawasan bank yang tercermin dari
pemenuhan rasio kecukupan modal.9
C. Rasio Kecukupan Modal
Kecukupan modal perbankan salah satunya diukur dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah perbandingan antara total modal dengan
8 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustakan Alvabet
Anggota IKAPI. 2006), h. 136 9 Ferri N. Idroes. Manajemen Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan
Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2008), h. 66.
17
aset tertimbang menurut risiko yang oleh Bank Indonesia diterjemahkan
menjadi KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum).10
Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank
dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat
pula digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau
kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Modal bank selain
sebagai sumber penting dalam memenuhi dana bank juga akan mempengaruhi
keputusan-keputusan manajemen. Perhitungan aspek permodalan bank,
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank tersebut
untuk menanggung resiko kerugian yang mungkin timbul dari pembiayaan
yang diberikan bank kepada pihak lain.11
Rasio utama pada permodalan adalah rasio Kewajiban Penyedia
Modal Minimum (KPMM) atau lebih dikenal sebagai rasio Capital Adequacy
Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus
dimiliki oleh bank. Rumus untuk menghitung CAR/KPMM adalah sebagai
berikut:12
CAR =
Di mana:
Mtier1 : Modal inti
Mtier2 : Modal pelengkap
10
Benyamin Molan, Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran,
(Jakarta: PT. Prenhallindo. 2002), h. 16. 11
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 90. 12
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 93.
18
Mtier3 : Modal pelengkap tambahan
Penyertaan : Penanaman dana Bank dalam bentuk saham yang bergerak
dibidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu
berdasarkan prinsip syariah yang berakibat Bank memiliki
atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak
dibidang keuangan syariah.
ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Risiko adalah nilai total
masing-masing aktiva Bank setelah dikalikan dengan
masing-masing bobot risiko aktiva tersebut.
BI menetapkan ketentuan modal minimum bagi perbankan
sebagaimana ketentuan dalam standar Bank for International Settlements
(BIS) bahwa setiap bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum
sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).13
Berdasarkan PBI Nomor: 7/13/PBI/2005 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM) Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, bank
wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan per seratus) dari
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Dalam perjalanannya, rasio kecukupan modal (CAR) pada perbankan
syariah perlu memperhatikan faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi kegiatan mereka. Hal tersebut diantaranya pengaruh faktor
eksternal berkaitan indikator moneter berupa kurs rupiah terhadap dollar.
Kurs dinilai berpengaruh terhadap kecukupan modal (CAR) karena jika
13
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 40.
19
rupiah terhadap dollar menguat mengindikasikan banyak modal yang masuk
ke Indonesia, termasuk kedalam bank syariah. Maka jumlah modal yang
diterima bank menambah sehingga rasio kecukupan modal pun bertambah
sehat. Hubungan Nilai Tukar rupiah terhadap dollar terhadap CAR adalah
positif. Begitu pula dengan inflasi dapat dikatakan salah satu indikator yang
berhubungan terhadap kecukupan modal (CAR) karena dikala tingkat Inflasi
sedang tinggi kecenderungan harga barang-barang menjadi naik, maka
pemerintah akan menerapkan kebijakan moneter untuk mengatasi masalah
tersebut dengan cara menaikkan suku bunga pada bank. Agar masyarakat
cenderung menabungkan uang mereka di bank daripada membelanjakan uang
mereka, karena kepuasan dari konsumsi akan sedikit yang diterima. Dengan
masuknya dana masyarakat yang dihimpun oleh bank akan semakin bagus
tingkat kesehatan modal bank itu sendiri dan nilainya akan jauh dari tingkat
minimum.14
Selain faktor eksternal, ada faktor internal juga yang harus
diperhatikan oleh bank syariah dalam memperhatikan kesehatan bank antara
lain likuiditas (FDR), aktiva produktif (NPF) dan rentabilitas (ROA dan
BOPO).
Berdasarkan SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, salah satu matriks parameter
untuk menilai kesehatan bank dengan indikator kecukupan modal dapat
14
F. Artin, Sitawati. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Capital
Adequacy Ratio (studi empiris : bank umum di Indonesia periode 2001-2004). Tesis, (Semarang:
Universitas Diponegoro. 2006).
20
diukur melalui penilaian faktor rasio rentabilitas serta melalui rasio kualitas
aset.
D. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba.
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian
terhadap komponen-kompenen sebagai berikut:15
(Pasal 4, No. 4)
a. Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba dalam
mendukung ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi;
b. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan
fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan
prinsip akuntansi dalam pengkuan pendapatan dan biaya.
Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu
perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut.16
15
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 99. 16
Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 1995), h. 33.
21
Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta
kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu
faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa
didalam menilai profitability atau rentabilitas suatu perusahaan. Rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu
perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang
digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak
menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel.
Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang
tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.17
Masalah rentabilitas bagi bank lebih penting daripada masalah laba,
karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa bank tersebut
telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan
membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Dan laba yang diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu
biasa disebut laba usaha.
Rasio rentabilitas bank masuk dalam kelompok earning yang secara
umum dibedakan dalam beberapa rasio antara lain : (1) return on assets, dan
(2) biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO).
17
Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 1995), h. 33.
22
1. Return On Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank. Rasio ini
menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank
yang bersangkutan. Rumus menghitung ROA sebagai berikut:18
ROA = Laba Sebelum Pajak
Rata-rata Total Aset
ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum
pajak atau earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT
merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total asset
merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total asset
yang lazim digunakan untuk produktif terdiri dari penempatan surat-surat
berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang,
penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money
atau Money Market) dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif
maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau
perusahaan).19
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva atau aset yang
dimiliknya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
18
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 101. 19
Robert Ang, Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Mediasoft Indonesia.
1997), h. 18.32-18.33.
23
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aset.20
2. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO adalah rasio perbandiangan antara Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin
baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Rumus:21
BOPO =
Yang termasuk beban operasional adalah semua jenis biaya yang
berkaitan langsung dengan kegiatan usaha bank. Beban operasional terdapat
dalam laporan laba rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya bagi
hasil, biaya tenaga kerja, biaya umum administrasi, biaya Penyusutan dan
Penyisihan Aktiva Produktif, biaya sewa gedung dan inventaris, dan
sebagainya.22
Sedangkan yang termasuk pendapatan operasional adalah semua
pendapatan yang merupakan bagi hasil langsung dari kegiatan usaha bank
yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional didapat dalam
laporan laba rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan jual-beli,
20
Veitzhal Rivai dan Andria Permata, Credits Management Handbook : Teori, Konsep,
Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2006), h. 157. 21
Veitzhal Rivai dan Andria Permata, Credits Management Handbook : Teori, Konsep,
Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, h. 159. 22
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia. 2005, Edisi
Kedua), h. 111.
24
pendapatan sewa, pendapatan bagi hasil, pendapatan administrasi, dan
pendapatan opersional lainnya yanng terdiri dari provisi dan komisi serta
dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.23
Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan
operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin
meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasioanl dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat
menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola
usahanya (SE. Intern BI, 2004).
E. Rasio Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam
rupiah ataupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan
pada bank lain dan penyertaan. Peniliaian tersebut dilakukan untuk melihat
apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal.
Selain itu, penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset
bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk)
yang akan muncul.24
Rasio aktiva produktif termasuk dalam kelompok aset,
yang salah satunya dapat diukur melalui non performing loan, yang dalam
terminologi bank syariah disebut non performing financing.
23
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 111. 24
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 95.
25
NPF (Non Performing Financing) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank
syariah. Salah satu risiko yang dihadapi suatu bank ialah risiko tidak
terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau yang disebut dengan risiko
kredit. Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang
tergolong kredit bermasalah. Keberadaan tingkat pembiayaan bermasalah
yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kecukupan
modal yang dimiliki bank serta tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.
Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia, kategori
yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan
macet. Rumus menghitung NPF sebagai berikut :
Non Performing Financing (NPF) = Pembiayaan (KL, D, M)
Pembiayaan
NPF pada bank syariah selalu digunakan oleh bank pada saat
mempublikasikan kondisi kinerja bank. Bank dengan NPF yang tinggi akan
memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.25
F. Pengaruh ROA, BOPO dan NPF Terhadap Kecukupan Modal
1. Pengaruh ROA terhadap CAR
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
25
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.
26
disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Dapat diduga, apabila laba suatu bank
meningkat maka kan meningkatkan modal bank tersebut pula, dengan asumsi
laba tersebut ditanamkan kembali ke dalam modal bank dalam bentuk laba
ditahan.
Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Masyhud Ali
bahwa setiap kali bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang
nilainya dan sebaliknya jika bank meraih untung maka modalnya akan
bertambah.26
Selain itu, dilihat dari hubungan laba, aset dan modal yaitu jika laju
pertumbuhan laba dan aset berjalan lambat, maka bank yang bersangkutan
akan menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan dengan bank yang
mengalami pertumbuhan yang sehat. Oleh karena itu, untuk mengatasi risiko
yang lebih besar dari itu, maka diperlukan modal yang lebih besar. Sehingga
dapat dikatakan ROA berpengaruh positif terhadap CAR.
2. Pengaruh BOPO terhadap CAR
Semakin besar BOPO menunjukkan kurang efisiensinya bank dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya karena biaya operasional yang harus
ditanggung lebih besar daripada pendapatan operasional yang diperoleh
sehingga ada kemungkinan modal digunakan untuk menutupi biaya
operasional yang tidak tertutup oleh pendapatan operasional.27
26
Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006), h. 264. 27
Faisal Abdhullah A., Manajemen Perbankan (Teknik Analisa Kinerja Keuangan Bank)
(Malang: UMM Press. 2003), h. 56
27
Sebaliknya, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya
bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, karena biaya operasional
yang harus ditanggung lebih kecil dari pada pendapatam operasionalnya.
Sehingga aktivitas operasional bank menghasilkan keuntungan, dimana hal
tersbut mampu meningkatkan modal bank dan meminimumkan tingkat
risikonya. Selain itu, hubungan BOPO dengan CAR dapat dilihat semakin
efisien bank menghasilkan laba melalui biaya operasionalnya, semakin
meningkat pula modal yang ditanamkannya.
Sehingga dapat dilihat hubungan negatif antara BOPO dengan CAR.
Saat BOPO meningkat akan menurunkan CAR, dan begitu pula saat BOPO
menurun, maka akan meningkatkan CAR.
3. Pengaruh NPF terhadap CAR
Kredit bermasalah atau sering juga disebut Non Performing Loan
(NPL) yaitu kualitas aktiva kredit yang bermasalah akibat pinjaman oleh
debitur yang gagal melakukan pelunasan karena adanya faktor eksternal.
Batas maksimal NPL yaitu 5 persen. Peningkatan NPL akan mencerminkan
resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Apabila semakin tinggi NPL maka
tunggakan bunga kredit semakin tinggi sehingga menurunkan pendapatan
bunga dan CAR akan turun pula.28
Dalam terminologi bank syariah, NPL
disebut sebagai non performing financing.
28
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga (Jakarta: LPFE
Universitas Indonesia. 2001), h. 174.
28
Semakin tinggi rasio NPF, menunjukkan kualitas pembiayaan bank
syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar
biaya baik pencadangan aktiva produktif, maupun biaya lainnya, sehingga
berpotensi terhadap kerugian bank.29
Sehingga dapat menurunkan kecukupan
modal yang dimiliki bank Maka dengan kata lain, NPF berpengaruh negatif
terhadap CAR.
G. Review Studi Terdahulu
1. Penulis Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut Purnawati Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana dengan judul “Pengaruh Non Performing
Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan
Modal”. Tujuannya untuk menguji pengaruh non performing loan, loan
to deposit ratio, return on equity dan net interest margin terhadap capital
adequacy ratio secara parsial. Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2011 adalah studi kasus penelitian ini. Uji t dipergunakan
dalam teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
memaparkan bahwa NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap CAR.
LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. ROE
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. NIM berpengaruh
positif dan signifikan terhadap CAR.30
Perbedaan penelitian diatas
dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas
29
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 96. 30
Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut Purnawati. Pengaruh Non Performing Loan (NPL),
Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi
dan Bisinis, Universitas Udayana.
29
yang digunakan dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel
bebas yang digunakan ialah NPL, LDR, ROE dan NIM , dengan objek
penelitian Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.
Sedangkan variabel bebas yang penulis teliti ialah ROA, ROE, NIM,
BOPO dan NPF dengan objek PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan,
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).
2. Penulis Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti dengan judul “Pengaruh Resiko, Kualitas
Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy
Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah efek resiko, kualitas
manajemen, ukuran bank dan likuiditas mempunya pengaruh terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini adalah penelitian
eksplorasi. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
terhadap bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2003-2008.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple
Regression dengan Pooled OLS (Ordinary Least Square) sebagai
pengujian common effect dan Fixed-effect Regression. Hasil penelitian ini
adalah tingkat pengembalian aset (risiko index), kualitas manajemen, dan
likuiditas asset mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
CAR. Untuk likuiditas pasiva dilihat dari variabel Equity to Total
30
Liabilities (EQTL) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
CAR.31
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis
teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan dan objek penelitian.
Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah resiko index,
kualitas manajemen, ukuran dan likuiditas bank, dengan objek penelitian
Bank Umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2003-2008.
Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan,
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).
3. Skripsi yang ditulis Feby Loviana Nazaf Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang berjudul “Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan
Profitabilitas terhadap Tingkat Kecukupan Modal Perbankan”. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh kualitas
aset terhadap tingkat kecukupan modal perbankan, pengaruh likuiditas
terhadap tingkat kecukupan modal perbankan dan pengaruh profitabilitas
terhadap tingkat kecukupan modal perbankan. Penelitian ini tergolong
penelitian kausatif. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Sampel
ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, sebanyak 26
perusahaan. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi
panel, tingkat kecukupan modal perbankan sebagai variabel dependen,
kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas sebagai variabel independen.
31
Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum. Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen,
Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti.
31
Pengolahan data dengan bantuan eviews6. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan negatif antara kualitas
aset terhadap tingkat kecukupan modal, tidak ada pengaruh antara
likuiditas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan dan pengaruh
yang signifikan positif antara profitabilitas terhadap tingkat kecukupan
modal perbankan.32
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang
akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan, dan objek
penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah
kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas, dengan objek penelitian seluruh
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012.
Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan,
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).
4. Skripsi yang ditulis Siti Fatimah Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berjudul “Pengaruh
Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank
Umum Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh rentabilitas (ROA), efisiensi (BOPO) dan likuiditas
(FDR) terhadap kecukupan modal (CAR), tujuan lain yaitu untuk melihat
hubungan jangka pendek maupun jangka panjang rentabilitas (ROA),
efisiensi (BOPO) dan likuiditas (FDR) terhadap kecukupan modal
(CAR). Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data
yang bersumber dari laporan publikasi bulanan Bank Syariah Mandiri
32
Feby Loviana Nazaf. Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan Proftabilitas terhadap
Tingkat Kecukupan Modal Perbankan. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang,
2010.
32
2009-2012. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode
analisis VECM. Hasil penelitian menyatakan ROA berpengaruh negatif
signifikan terhadap CAR, BOPO berpengaruh positif signifikan dan FDR
berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR. Selain itu, terdapat
hubungan jangka panjang antara BOPO dan FDR terhadap CAR,
sedangkan dalam jangka pendek terdapat hubungan antara ROA. BOPO,
FDR dan CAR.33
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang
akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan, dan objek
penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah
ROA, BOPO dan FDR, terdapat dua variabel yang sama dengan peneliti.
Sedangkan variabel bebas yang peneliti gunakan ialah ROA, ROE, NIM,
BOPO dan NPF. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan publikasi bulanan Bank Syariah Mandiri 2009-2012.
Persamaan dengan peneliti terdapat pada variabel terikat yang digunakan,
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).
Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut, maka peneliti memilih
untuk melakukan penelitian mengenai ”Analisis Kemampuan Komponen
Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan
Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”.
33
Siti Fatimah. Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap Kecukupan
Modal Bank Umum Syariah. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Neger Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
33
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Dewa Ayu Anjani
dan Ni Ketut
Pernawati
Farah Margaretha
dan Diana
Setiyaningrum
Feby Loviana
Nazaf Siti Fatimah
Variabel
Terikat (Y) CAR CAR CAR CAR
Variabel Bebas
(X)
NPL, LDR, ROE,
NIM
Resiko, Kualitas
Manajemen,
Ukuran Bank, dan
Likuiditas Bank
Kualitas Aset,
Likuiditas, dan
Profitabilitas
ROA, BOPO,
FDR
Periode 2009-2011 2003-2008 2008-2012 2009-2012
Objek
Sektor Perbankan di
Bursa Efek
Indonesia
Bank umum go
public yang
terdaftar di BEI
Perusahaan
Perbankan
yang terdaftar
di BEI
Bank Syariah
Mandiri
Metode
Penelitian Kuantitatif Eksplorasi Kausatif Kuantitatif
Teknik Analisis Regresi Berganda Regresi Berganda Regresi Panel Analisis
VECM
Hasil NPL berpengaruh
tidak signifikan
terhadap CAR. LDR
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap CAR. ROE
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap CAR. NIM
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap CAR.
Tingkat
pengembalian aset
(risiko index),
kualitas
manajemen, dan
likuiditas asset
mempunyai
pengaruh negatif
dan signifikan
terhadap CAR.
Untuk likuiditas
pasiva dilihat dari
variabel Equity to
Total Liabilities
(EQTL)
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap CAR.
Hasil
penelitian ini
menyimpulkan
bahwa
pengaruh yang
signifikan
negatif antara
kualitas aset
terhadap
tingkat
kecukupan
modal, tidak
ada pengaruh
antara
likuiditas
terhadap
tingkat
kecukupan
modal
perbankan dan
pengaruh yang
signifikan
positif antara
profitabilitas
terhadap
tingkat
kecukupan
modal
perbankan.
Hasil
penelitian
menyatakan
ROA
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap CAR,
BOPO
berpengaruh
positif
signifikan dan
FDR
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap CAR.
34
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian yang direncanakan, dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
1. ROA
H0 1 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA terhadap CAR
Bank Umum Syariah.
Ha 1 : terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA terhadap CAR Bank
Umum Syariah.
2. BOPO
H0 2 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari BOPO terhadap CAR
Bank Umum Syariah.
Ha 2 : terdapat pengaruh yang signifikan dari BOPO terhadap CAR Bank
Umum Syariah.
3. NPF
H0 3 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap CAR
Bank Umum Syariah.
Ha 3 : terdapat pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap CAR Bank
Muamalat Indonesia, Tbk.
4. Rasio Rentabilitas (ROA dan BOPO) dan Rasio Aktiva Produktif (NPF)
H0 4 : tidak terdapat hubungan dari ROA, BOPO dan NPF dalam
meningkatkan CAR Bank Umum Syariah.
Ha 4 : terdapat hubungan dari ROA, BOPO dan NPF dalam
meningkatkan CAR Bank Umum Syariah.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Bank-Bank Umum Syariah yang
sudah berdiri menjadi Bank Umum Syariah di Indonesia sejak tahun 2013
sampai dengan tahun 2015, yaitu sebanyak 11 Bank Umum Syariah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen
(bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Adapun variabel dependen (Y)
penelitian ini adalah kecukupan modal yang dijelaskan oleh CAR. Sedangkan
variabel independennya (X) terdiri dari tiga variabel yaitu rasio rentabilitas
yang dijelaskan oleh ROA (X1), BOPO (X2) dan rasio aktiva produktif yang
dijelaskan oleh NPF (X3). Periode penelitian ini Januari 2013 sampai dengan
Desember 2015.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang pada analisisnya menekankan data-data numerik (angka) yang
diolah dengan metode statistika.1
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data ialah serangkaian bukti-bukti, fakta-fakta, sesuatu yang secara
pasti diketahui atau serangkaian informasi yang ada di sekitar kita. Selain itu,
1 Made Wirartha, Metode Penelitian Sosial Ekonomi (Yogyakarta: ANDI. 2006), h. 160.
35
36
data juga dapat di definisikan sebagai sekumpulan informasi yang diperlukan
untuk mengambil keputusan.2
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
merupakan data statistik berbentuk angka-angka.3 Data Kuantitatif adalah
data yang diukur dalam skala numerik (angka) yang dibedakan menjadi data
interval dan data rasio.4 Selain itu, serangkain observasi (pengukuran) dapat
dinyatakan angka-angka, maka kumpulan rasio observasi tersebut dinamakan
data kuantitatif.5
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berasal dari laporan triwulan keuangan Bank Umum Syariah periode 2013-
2015. Dimana data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelola data tersebut.6
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dengan jenis data time series (waktu). Dimana, data runtut waktu
(time series) yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada
suatu variabel tertentu.7 Sumber data berasal dari laporan keuangan triwulan
Bank Umum Syariah periode 2013-2015. Data yang diambil dalam penelitian
ini adalah:
2 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Erlangga. 2003),
h. 124. 3 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005) h. 118. 4 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, h. 119.
5 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis
(Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003) h. 69. 6 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, h. 76.
7 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, h. 125.
37
a. Data Triwulan ROA 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015.
b. Data Triwulan BOPO 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015.
c. Data Triwulan NPF 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015.
d. Data Triwulan CAR 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Laporan Publikasi keuangan 11 Bank Umum Syariah periode 2013-2015.
2) Buku-buku terkait judul penelitian.
3) Koran, jurnal yang memuat, artikel-artikel dan berita terkait penelitian.
4) Internet.
5) Dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
ini.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang sudah memiliki
kelengkapan data laporan keuangan yang telah dipublikasikan pada periode
2013-2015. Bank-bank umum syariah ini meliputi: BNI Syariah, Bank Mega
Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah,
38
BRI Syariah, BJB Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank
Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan
sekunder. Dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang
amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk
pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.8
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan bertujuan untk mendapatkan landasan dan
konsep yang kuat agar dapat memeecahkan permasalahan. Penelitian
kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-
buku, artikel dan jurnal yang terkait penelitian ini.
2. Field Research
Pengumpulan data yang terkait penelitian ini diperoleh dari laporan
keuangan triwulan 11 Bank Umum Syariah yang terpubikasi.
3. Internet Research
Pengumpulan data terkini, peneliti melakukan akses internet untuk
mendapat sumber data laporan keuangan triwulan 11 Bank Umum Syariah
pada www.ojk.go.id dan www.bi.go.id.
8 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 17.
39
D. Metode Analisis Data
Teknik yang digunakan penulis untuk menganalisis data ialah metode
analisis statistik dan metode analisis deskriptif komparatif yang
membandingkan perubahan nilai variabel ROA, BOPO, NPF dan CAR di
periode tertentu.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pada
penelitian kuantiatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan
penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.9 Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data
panel. Data panel adalah kumpulan data yang terdiri atas data seksi silang
(beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).10
Untuk mengubah data mentah menjadi data yang dapat terbaca dengan
baik, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan data
mnggunakan peranagkat lunak Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.0.
1. Model Regresi Data Panel
Dalam analisis data panel, terdapat 3 macam pendekatan yaitu
Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect. Yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan Fixed Effect.
9 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. 86. 10
Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews,
(Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011,), Ed. Ketiga, hal. 102.
40
a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square/ Common Effect)
Pendekatan ini merupakan pendekatan paling sederhana dalam
analisis data panel. Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan
antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope
tidak berubah baik antar individu maupun antar waktu.11
Persamaan untuk
Pooling Least Square sebagai berikut:
Dengan:
Yit = Variabel dependent pada unit observasi ke-i dan ke-t
Xit = Variabel independent pada unit observasi ke-i dan ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0 = Intersep model regresi
εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)
Kelemahan dalam pendekatan Common Effect adalah ketidaksesuaian
model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling
berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan
kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu
model yang menunjukan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan
koefisien regresor yang sama. Model ini dikenal dengan Fixed Effect (efek
tetap). Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa suatu objek, memiliki
11
Nachrowi Djalal dan Hardius Ustman, Ekonometrika, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 312.
41
konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga
dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time
invariant).12
Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan
variabel semu (variable dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga
disebut dengan Least Square Dummy Variable dan disingkat LSDV.
Persamaan model ini adalah sebagai berikut:
Dengan:
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0i = Intersep model regresi
εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t
Konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i menunjukan objeknya.
Dengan demikian masing-masing objek memiliki konstanta yang berbeda.
Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama dan 0 untuk objek lainnya.
Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu
d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek lainnya.13
12
Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h. 9.14-
9.15 13
Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h. 9.15
42
c. Pendekatan Efek Acak (Random Effect)
Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap
yang menggunakan variabel semu, sehinga model mengalami ketidakpastian.
Keputusan untuk memasukan variabel semu dalam model efek akan dapat
menimbulkan konsekuensinya sendiri. Penambahan variabel semu ini akan
dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasam (degree of freedom) yang
pada akhirnya akan mengurangi efisensi dari parameter yang diestimasi.
Berkaitan dengan hal ini, dalam model data panel dikenal pendekatan yang
ketiga yaitu model efek acak (random effect).
Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada model
ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan dalam
persamaan :
β0 = β0 + ui , i = 1,….., n
Sehingga persamaan model yang digunakan adalah:
Dengan:
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0i = Intersep model regresi
ui = komponen error pada unit observasi ke-i
εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t
43
Untuk menganalisis dengan metode efek acak ini ada satu syarat, yaitu
objek data silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien14
.
2. Pengujian Model
Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk
digunakan dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan 2
pengujian model, yaitu:
a. Uji Chow
Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed
effect.15
Rumus yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
Dimana:
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = Jumlah variabel penjelas
Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan Common Effect
H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F statistik
lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukan nilai F
14
Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews,
(Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), hal. 9.17. 15
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, (Bogor:
IPB Press, 2012), h.193
44
statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai Ftabel
yang digunakan berarti kita menggunakan model fixed effect.16
Atau kita
dapat melihat pada nilai probabilitas cross section F dan Chi Square, dengan
ketentuan:
Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1
Jika probabilitas >0,05 berarti H0 diterima.
b. Uji Haussman
Uji Haussman Adalah penggunaan uji statistic sebagai dasar
pertimbangan kita dalam memilih apakah menggunakan model Fixed Effect
atau model Random Effect. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan Random Effect
H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect
Uji ini menggunakan distribusi chi square dimana jika probabilitas
dari hausman lebih kecil dari α (hasil Hausman tes siginfikan) maka H0
ditolak dan model Fixed Effect yang digunakan. Atau kita dapat melihat pada
nilai probabilitas cross section random, dengan ketentuan17
:
Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1
Jika probabilitas >0,05 berarti H0 diterima.
16
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, h. 195. 17
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, h. 197.
45
3. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear berganda yang baik apabila model dapat
memenuhi kriteria BLUE (Blue Linear Unbiases Estimator). Kriteria tersebut
dapat dicapai apabila asumsi-asumsi klasik berupa normalitas, autokorelasi,
multikolinearitas dan heteroskedastisitas terpenuhi. Model regresi linear
berganda akan dikatakan sebagai suatu model yang BLUE apabila data
berdistribusi secara normal, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi
multikolinearitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini penjelasan
mengenai uji asumsi klasik:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
dalam penelitian normal atau tidak. Normal dalam arti mempunyai distribusi
data yang normal. Normal atau tidaknya berdasar pada patokan distribusi
normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama.
Keputusan berditribusi normal atau tidaknya data yang digunakan
secara sederhana dengan membandingkan nilai probabilitas Jarque Bera
hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Jika nilai probabilitas Jarque Bera
hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan berdistribusi normal.18
18
Regresi Linear Berganda, Diakses melalui http://dosen.perbanas.id/wp-
content/uploads/2015/08/Regresi-Linear-Berganda-Eviews pada 06 September 2016 pukul 15:51
WIB.
46
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bisa didefinisikan sebagai “korelasi di antara anggota
observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang
(seperti data lintas-sektoral). Untuk melihat ada tidaknya penyakit
autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier (LMTest) dengan
membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan alpha 0,05.19
Apabila probabilitas OBS*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka data
tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Apabila probabilitas
OBS*Rsquared lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut mengandung masalah
autokorelasi.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel indepenen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.20
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai
koefisien korelasi pada masing-masing variabel independen melalui uji
matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel
independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas.21
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
19
Damodar Gujarati, Basic Econometric, (New York: Mc. Graw Hill, 2003). 20
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 105. 21
Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h. 35.
47
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika variance
tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.22
Dalam penelitian ini, digunakan uji White untuk mendeteksi ada atau
tidaknya masalah heteroskedastisitas. Apabila nilai probabilitas
OBS*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka model tersebut tidak terdapat
gejala heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila OBS*Rsquared lebih kecil dari
0,05 maka model tersebut terdapat Heteroskedastisitas.
4. Pengujian Statistik
Untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen (X)
kepada variabel dependen (Y), maka dilakukan uji regresi data panel yang
terdiri dari:
a. Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel ROA,
BOPO dan NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel CAR
dengan cara:23
a) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
22
Nachroni D. dan Usman, Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrik Untuk Analis
Ekonomi Dan Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2006). 23
Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), h. 115.
48
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sedangkan t tabel yaitu dengan menentukan taraf signifikansi 0,05 dan
menghitung besarnya derajat kebebasan (DK = n - k). Dimana n adalah
banyaknya sampel dan k adalah banyaknya variabel.
b) Membandingkan taraf signifikansi (sig) penelitian dengan taraf
signifikansi (α) sebesar 0.05 (5%).
Signifikansi penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Signifikansi penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika H0 ditolak, maka variabel bebas secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikatnya. Sebaliknya, jika H0 diterima berarti
variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
b. Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel ROA, BOPO
dan NPF secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
CAR, yaitu dengan cara:24
a) Membandingkan F hitung dengan F tabel.
Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Cara mencari nilai F tabel yaitu dengan cara menghitung numerator
(df1/pembilang = k - 1) dan denumerator (df2/penyebut = n - k) serta derajat
24
Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), h. 119.
49
kebebasan (α) yang digunakan dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah
jumlah sampel yang diteliti.
b) Membandingkan nilai probabilitas (prob.) penelitian dengan taraf
signifikansi (α) sebesar 0,05 (5%).
Nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika H0 ditolak, berarti minimal ada satu variabel bebas yang
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dan model layak digunakan.
Jika H0 diterima, maka tidak ada satu pun variabel bebas yang berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikatnya.
Setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis guna mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR baik secara
simultan maupun parsial, maka untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh
ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR perlu dilakukan penghitungan koefisien
determninasi (R2) dan penghitugan koefisien determinasi parsial.
c. Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini, penghitungan koefisien determinasi dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel ROA, BOPO dan NPF
secara simultan terhadap tingkat CAR. Angka koefisien determinasi dapat
dilihat dengan perhitungan berikut:25
Koefisien Determinasi = R2 x 100%
25
Algifari, Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
2009), h. 45.
50
Nilai R2 yang semakin besar mendekati nilai 1 merupakan indikator
yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan variabel independen
menjelaskan perubahan variabel dependen.26
Semakin besar nilai koefisien
determinasi menunjukkan semakin besar pengaruh atau kontribusi ROA,
BOPO dan NPF secara simultan terhadap CAR. Sebaliknya, semakin kecil
nilai koefisien determinasi menggambarkan semakin kecilnya pengaruh atau
kontribusi ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR.
d. Persamaan Model Regresi Data Panel
Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat
pengaruh atara variabel independen terhadap variabel dependen. Hubungan
rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan
modal dapat diformulasikan sebagai berikut:
CARit = β0i + β1 ROAit + β2 BOPOit + β3 NPFit + εit
Dengan:
β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i
β1- β3 = koefisien regresi
CARit = CAR pada unit observasi ke i dan waktu ke t
ROAit = ROA pada unit observasi ke i dan waktu ke t
BOPOit = BOPO pada unit observasi ke i dan waktu ke t
NPFit = NPF pada unit observasi ke i dan waktu ke t
εit = Komponen error pada unit observasi ke i dan waktu ke t
26
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 99.
51
E. Operasional Variabel
Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
variabel dependen (variabel terikat) yang dinyatakan oleh Y dan variabel
independen (variabel bebas) yang dinyatakan dengan X. Variabel terikat
penelitian ini yaitu CAR, sedangkan variabel bebas terdiri dari tiga variabel,
yaitu ROA, BOPO dan NPF.
1. Variabel Dependen / Terikat (Y)
a. Kecukupan Modal
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan
modal minimum yang harus dimiliki oleh bank.27
CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
berisiko.28
Rumus untuk menghitung CAR/KPMM adalah sebagai berikut:29
CAR =
2. Variabel Independen / Bebas (X)
a. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba.
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam
27
Slamet Riyadi, Banking Asset and Liability Management (Jakarta: Fakultas Ekonomi
UI, 2004), h. 142. 28
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.
144. 29
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 93.
52
menghasilkan laba.30
Rasio rentabilitas bank masuk dalam kelompok earning
yang secara umum dibedakan dalam beberapa rasio antara lain : (1) return on
assets, dan (2) biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO).
1) ROA (Return on Assets)
Return on Assets (ROA) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank. Rasio ini
menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank
yang bersangkutan. Rumus menghitung ROA sebagai berikut:31
ROA = Laba Sebelum Pajak
Rata-rata Total Aset
2) BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
BOPO adalah rasio perbandiangan antara Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin
baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Rumus:32
BOPO =
30
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 99. 31
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 101. 32
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 159.
53
b. Rasio Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif, rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas
aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah ataupun valuta
asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan
penyertaan. Peniliaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva
produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu,
penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank,
termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang
akan muncul.33
1) Non Performing Financing
NPF (Non Performing Financing) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank
syariah. Salah satu risiko yang dihadapi suatu bank ialah risiko tidak
terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau yang disebut dengan risiko
kredit. Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang
tergolong kredit bermasalah. Keberadaan tingkat pembiayaan bermasalah
yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kecukupan
modal yang dimiliki bank serta tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.
Rumus menghitung NPF sebagai berikut :
Non Performing Financing (NPF) = Pembiayaan (KL, D, M)
Pembiayaan
33
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013), h. 95.
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi Bank Umum
Syariah yang sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan
2015 dan memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang telah
dipublikasikan. Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel penelitian ini
adalah 11 Bank Umum Syariah, yaitu BNI Syariah, Bank Mega Syariah,
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah, BRI
Syariah, BJB Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank
Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam
produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan
yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan
yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia
tanpa terkecuali.
Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya
penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat
54
55
merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta
menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya
penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung
kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-
transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem
keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka
menengah-panjang.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara
lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang
mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima
tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam
mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
B. Deskripsi Data Penelitian
Data yang diperlukan baik dalam proses analisis statistik maupun
analisis komparatif adalah data yang bersumber dari Laporan Triwulan 11
Bank Umum Syariah berupa rasio CAR, ROA, BOPO dan NPF mulai dari
tahun 2013 hingga tahun 2015 sebagai berikut:
56
Gambar 4.1
Fluktuasi Rata-Rata CAR Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa fluktuasi rata-rata CAR Bank Umum
Syariah periode 2013-2015 cenderung menurun karena linear trendline
bergerak menurun dari sisi kiri ke sisi kanan. Hal ini menggambarkan bahwa
bank belum cukup mampu menjaga kecukupan modalnya di berbagai kondisi.
CAR beberapa kali naik hingga pernah mencapai titik tertingi 24,16% pada
Maret 2013. Meskipun cenderung menurun, namun CAR selalu berada diatas
batas minimum yang ditentukan Bank Indonesia yakni 8%.
0
5
10
15
20
25
30
Mar
20
13
May
20
13
Jul 2
01
3
Sep
20
13
No
v 2
01
3
Jan
20
14
Mar
20
14
May
20
14
Jul 2
01
4
Sep
20
14
No
v 2
01
4
Jan
20
15
Mar
20
15
May
20
15
Jul 2
01
5
Sep
20
15
No
v 2
01
5
CAR
CAR (Y) (%)
Linear (CAR (Y) (%))
57
Gambar 4.2
Fluktuasi Rata-Rata ROA Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
Dari gambar 4.2 fluktuasi rata-rata ROA Bank Umum Syariah periode
2013-2015 cenderung menurun karena linear trendline bergerak menurun
dari sisi kiri ke sisi kanan. Hal ini mencerminkan bahwa bank belum cukup
mampu untuk meningkatkan kapabilitas dalam mengelola aset guna
menghasilkan keuntungan. Rasio ROA beberapa kali mengalami penurunan
hingga pernah mencapai titik terendah di angka 0,71% pada Desember 2015.
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
Mar
20
13
May
20
13
Jul 2
01
3
Sep
20
13
No
v 2
01
3
Jan
20
14
Mar
20
14
May
20
14
Jul 2
01
4
Sep
20
14
No
v 2
01
4
Jan
20
15
Mar
20
15
May
20
15
Jul 2
01
5
Sep
20
15
No
v 2
01
5
ROA
ROA (X1) (%)
Linear (ROA (X1) (%))
58
Gambar 4.3
Fluktuasi Rata-Rata BOPO Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
Dari gambar 4.3 fluktuasi rata-rata BOPO Bank Umum Syariah
periode 2013-2015 cenderung meningkat karena linear trendline bergerak
meningkat dari sisi kiri ke sisi kanan. . Hal ini mencerminkan bahwa bank
cukup memiliki banyak beban operasional yang menandakan bahwa bank
sedang melakukan ekspansi bisnis dan pengembangan produk. Rasio BOPO
beberapa kali mengalami peningkatan hingga pernah mencapai titik tertinggi
di angka 105,32% pada Juni 2015.
.
0
20
40
60
80
100
120
Mar
20
13
May
20
13
Jul 2
01
3
Sep
20
13
No
v 2
01
3
Jan
20
14
Mar
20
14
May
20
14
Jul 2
01
4
Sep
20
14
No
v 2
01
4
Jan
20
15
Mar
20
15
May
20
15
Jul 2
01
5
Sep
20
15
No
v 2
01
5
BOPO
BOPO (X2) (%)
Linear (BOPO (X2) (%))
59
Gambar 4.4
Fluktuasi Rata-Rata NPF Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
Dari gambar 4.4 fluktuasi rata-rata NPF Bank Umum Syariah periode
2013-2015 cenderung meningkat karena linear trendline bergerak meningkat
dari sisi kiri ke sisi kanan. Hal ini mencerminkan bahwa bank belum cukup
mampu mengatasi pembiayaan bermasalah yang dihadapi oleh bank. Rasio
NPF beberapa kali mengalami peningkatan hingga pernah mencapai titik
tertinggi di angka 3,20% pada Desember 2015.
00.5
11.5
22.5
33.5
4
Mar
20
13
May
20
13
Jul 2
01
3
Sep
20
13
No
v 2
01
3
Jan
20
14
Mar
20
14
May
20
14
Jul 2
01
4
Sep
20
14
No
v 2
01
4
Jan
20
15
Mar
20
15
May
20
15
Jul 2
01
5
Sep
20
15
No
v 2
01
5
NPF
NPF (X3) (%)
Linear (NPF (X3) (%))
60
C. Pengujian Model Regresi Data Panel
Model yang digunakan dalam penelitian ini dalah regresi data panel,
utnuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan.
Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
peranagkat lunak Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.0.
1. Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan
adalah common effect (pooled least square) atau fixed effect. Uji Chow
dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih fixed effect pada cross
section panel option. Dengan ketentuan jika nilai probabilitas > 0,05 maka
menggunakan pendekatan common effect (pool least square). Tetapi jika
probabilitas < 0,05 berarti menggunakan pendekatan fixed effect.
Tabel 4.1
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 173.014176 (10,118) 0.0000
Cross-section Chi-square 363.165176 10 0.0000 Sumber: Output Eviews
Hasil pengujian tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai probabilitas
cross section adalah 0,000 atau < 0,05, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan fixed effect.
61
2. Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang
paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random effect.
Dalam penelitian ini, Uji Haussman dilakukan dalam pengujian data panel
dengan memilih random effect pada cross section panel option. Dengan
ketentuan jika nilai probabilitas > 0,05 maka menggunakan pendekatan
random effect. Akan tetapi jika probabilitas < 0,05 maka menggunakan
pendekatan fixed effect.
Tabel 4.2
Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 331.587594 3 0.0000
Sumber: Output Eviews
Hasil pengujian pada tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai
probabilitas cross section adalah 0,000 atau < 0,05, maka berarti model
penelitian ini menggunakan fixed effect.
D. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian signifikansi terhadap hipotesis, perlu
dilakukan uji asumsi klasik terhadap data-data yang digunakan sebagai
berikut:
62
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel berdistribusi normal atau tidak. Keputusan berditribusi normal atau
tidaknya data yang digunakan secara sederhana dengan membandingkan nilai
probabilitas Jarque Bera hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Jika nilai
probabilitas Jarque Bera hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.1
Gambar 4.5
Uji Normalitas
Sumber: Output Eviews
Dari histogram diatas, menunjukkan nilai probabilitas Jarque Bera
hitung adalah sebesar 0,928950 atau > 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa data-data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
1 Regresi Linear Berganda, Diakses melalui http://dosen.perbanas.id/wp-
content/uploads/2015/08/Regresi-Linear-Berganda-Eviews pada 06 September 2016 pukul 15:51
WIB.
63
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.2 Uji autokorelasi dapat
dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square, jika lebih besar dari 0,05 maka data
tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Apabila probabilitas Chi-
Square lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut mengandung masalah
autokorelasi.
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 229.3844 Prob. F(2,126) 0.3035
Obs*R-squared 103.5580 Prob. Chi-Square(2) 0.1185
Sumber: Output Eviews
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai probabilitas dari Chi-Square
adalah sebesar 0,1185 atau > 0,05. Karena nilai probabilitas dari Chi-Square
lebih besar dari 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data-data pada
penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi.
2 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110.
64
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.3 Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien
korelasi pada masing-masing variabel independen melalui uji matriks
korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel
independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas.4
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
ROA__X1____ BOPO__X2___ NPF__X3_____
ROA__X1____ 1.000000 -0.609235 -0.386185
BOPO__X2___ -0.609235 1.000000 0.493068
NPF__X3____ -0.386185 0.493068 1.000000
Sumber: Output Eviews
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar variabel
independen dibawah 0,80. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
data dalam penelitian ini tedak terjadi masalah multikolinearitas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain.5
3 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 105. 4 Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h. 35. 5 Nachroni D. dan Usman, Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrik Untuk Analis
Ekonomi Dan Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2006).
65
Dalam penelitian ini, digunakan uji White untuk mendeteksi ada atau
tidaknya masalah heteroskedastisitas. Apabila nilai probabilitas
OBS*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka model tersebut tidak terdapat
gejala heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila OBS*Rsquared lebih kecil dari
0,05 maka model tersebut terdapat Heteroskedastisitas.
Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 5.326264 Prob. F(3,128) 0.0617
Obs*R-squared 14.64938 Prob. Chi-Square(3) 0.0721
Scaled explained SS 57.58446 Prob. Chi-Square(3) 0.0681
Sumber: Output Eviews
Dari hasil output diatas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas
OBS*Rsquared adalah 0,0721 atau > 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa data-data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
E. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel
1. Pengaruh Variabel ROA, BOPO, dan NPF terhadap CAR Secara
Parsial (Uji t)
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel ROA, BOPO dan NPF
secara parsial terhadap CAR digunakan Uji t. Pengujian parsial atau Uji t
digunakan untuk menguji pengaruh setiap variabel independen terhadap
variabel dependennya.
66
Apabila nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara nyata terhadap
variabel dependennya. Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh
secara nyata terhadap variabel dependennya.
Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka hasilnya
signifikan yang berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6
Uji t
Sumber: Output Eviews
a. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR)
Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan nilai t hitung untuk
variabel ROA sebesar 3,299602. Sedangkan t tabel untuk taraf signifikansi
0,05 dengan derajat kebebasan (DK = n - k → 132 - 4 = 128) adalah sebesar
1,97867. Dari penghitungan nilai t untuk variabel ROA diketahui bahwa t
Dependent Variable: CAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:44
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 22.49495 3.746568 6.004148 0.0000
ROA? 0.861247 0.261015 3.299602 0.0013
BOPO? 0.000609 0.040631 0.014988 0.9881
NPF? -0.738577 0.284970 -2.591772 0.0108
67
hitung > t tabel (3,299602 > 1,97867) maka H0 ditolak dan Ha diterima. (t
hitung berada pada daerah penerimaan Ha).
Selain itu, dari tabel 4.6 diketahui pula bahwa nilai probabilitas
penelitian untuk variabel ROA < 0,05 (0,0013 < 0,05), maka H0 ditolak dan
Ha diterima.. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ROA secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal (CAR) Bank Umum
Syariah.
b. Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan nilai t hitung untuk
variabel BOPO sebesar 0.014988. Sedangkan t tabel untuk taraf signifikansi
0,05 dengan derajat kebebasan (DK = n - k → 132 - 4 = 128) adalah sebesar
1,97867. Dari penghitungan nilai t untuk variabel BOPO diketahui bahwa t
hitung < t tabel (0.014988 < 1,97867) maka H0 diterima dan Ha ditolak (t
hitung berada pada daerah penerimaan H0).
Selain itu, dari tabel 4.6 diketahui pula bahwa nilai probabilitas
penelitian untuk variabel BOPO > 0,05 (0,9881 < 0,05), maka H0 diterima
dan Ha ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa BOPO secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal (CAR) Bank
Umum Syariah.
68
c. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan nilai t hitung untuk
variabel NPF sebesar -2,591772. Sedangkan t tabel untuk taraf signifikansi
0,05 dengan derajat kebebasan (DK = n - k → 132 - 4 = 128) adalah sebesar -
1,97867. Dari penghitungan nilai t untuk variabel ROA diketahui bahwa t
hitung > t tabel (2,591772 > 1,97867) maka H0 ditolak dan Ha diterima. (t
hitung berada pada daerah penerimaan Ha).
Selain itu, dari tabel 4.6 diketahui pula bahwa nilai probabilitas
penelitian untuk variabel NPF < 0,05 (0,0108 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha
diterima.. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal (CAR) Bank Umum
Syariah.
2. Pengaruh Variabel ROA, BOPO, dan NPF terhadap CAR Secara
Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.6 Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan
6 Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), h. 119.
69
mempengaruhi varibel dependen. Apabila F hitung < F tabel maka H0
diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara
simultan tidak mempengaruhi varibel dependen.
Tabel 4.7
Uji F
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.944583 Mean dependent var 21.32530
Adjusted R-squared 0.938478 S.D. dependent var 12.77176
S.E. of regression 3.167858 Akaike info criterion 5.243992
Sum squared resid 1184.168 Schwarz criterion 5.549744
Log likelihood -332.1035 Hannan-Quinn criter. 5.368235
F-statistic 154.7170 Durbin-Watson stat 1.194507
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews
Dari tabel 4.7 terlihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar 154,7170
Sedangkan F tabel didapat dengan cara menghitung:
Numerator (df1 = k - 1) → 4 - 1 = 3
Denumerator (df2 = n - k) → 132 - 4 = 128
Derajat Kebebasan (α) = 0,05
Maka nilai F tabel = 2,68
Dari perhitungan nilai F, diketahui bahwa F hitung > F tabel
(154,7170 > 2,68) maka H0 ditolak dan Ha diterima (F hitung berada di daerah
penerimaan Ha). Kemudian juga terlihat dari nilai probabilitas (prob.) dari
tabel diatas yaitu sebesar 0,000 atau < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian, secara statistika dapat disimpulkan bahwa rasio
rentabilitas (ROA dan BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
70
kecupukan modal (CAR) pada Bank Umum Syariah. Sehingga model regresi
dapa digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
3. Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi dalam regresi data panel digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa
besar persentase variabel independen yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.944583 Mean dependent var 21.32530
Adjusted R-squared 0.938478 S.D. dependent var 12.77176
S.E. of regression 3.167858 Akaike info criterion 5.243992
Sum squared resid 1184.168 Schwarz criterion 5.549744
Log likelihood -332.1035 Hannan-Quinn criter. 5.368235
F-statistic 154.7170 Durbin-Watson stat 1.194507
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews
Berdasarkan tabel diatas, besarnya angka Adjusted R-Squared (R2)
adalah 0,938478. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar
93,85%. Atau dapat diartikan bahwa variabel independen yang digunakan
dalam model mampu menjelaskan sebesar 93,85% terhadap variabel
dependennya. Sedangkan sisanya 6,15% lainnya dipengaruhi faktor lain di
luar model regresi tersebut.
71
Nilai koefisien determinasi sebesar 93,85% dapat dikatakan sangat
besar pengaruhnya, sehingga model regresi bisa digunakan untuk
memperkirakan kecukupan modal yang dimiliki oleh Bank Umum Syariah.
Hubungan variabel-variabel rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif
(ROA, BOPO dan NPF) tersebut dapat digunakan untuk memprediksi tingkat
kecukupan modal Bank Umum Syariah. Kemudian sisanya 6,15%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini. Faktor tersebut yaitu rasio likuiditas, tingkat nilai tukar rupiah
terhadap dollar, inflasi, serta tingkat GWM.
4. Persamaan Model Regresi
Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9
Model Regresi
S
Dependent Variable: CAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:44
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 22.49495 3.746568 6.004148 0.0000
ROA? 0.861247 0.261015 3.299602 0.0013
BOPO? 0.000609 0.040631 0.014988 0.9881
NPF? -0.738577 0.284970 -2.591772 0.0108
Sumber: Output Eviews
72
Berdasarkan hasil Eviews diatas, maka diperoleh persamaan model
regresi antara variabel CAR Bank Umum Syariah dan variabel ROA, BOPO,
NPF sebagai berikut:
CARit = 22.49495 + 0.861247 ROAit + 0.000609 BOPOit - 0.738577
NPFit + εit
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
a) Nilai Konstanta = 22,49495 menunjukkan bahwa jika nilai ROA, BOPO
dan NPF adalah nol maka nilai kecukupan modal (CAR) adalah
22,49495.
b) Nilai koefisien ROA = 0,861247 menunjukkan bahwa jika ROA
mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar
0,861247% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan
searah ini dapat dilihat dari koefisien ROA pada fungsi regresi yang
bernilai positif.
c) Nilai koefisien BOPO = 0.000609, menunjukkan bahwa jika BOPO
mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar
0.000609% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan
searah ini dapat dilihat dari koefisien BOPO pada fungsi regresi yang
bernilai positif.
d) Nilai koefisien NPF = - 0.738577 menunjukkan bahwa jika NPF
mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami penurunan sebesar
0.738577% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan
73
berlawanan arah ini dapat dilihat dari koefisien NPF pada fungsi regresi
yang bernilai negatif.
F. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Return On Assets (ROA)
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha 1 diterima. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
ROA berpengaruh signifikan positif terhadap CAR. Dapat di interpretasikan
bahwa jika ROA mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami
kenaikan sebesar 0,861247% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa meningkatnya
ROA dapat meningkatkan CAR, hal ini dikarenakan laba yang dihasilkan
dengan menggunakan total asset akan memperkecil tingkat resiko bank ke
arah kebangkrutan karena total asset yang dimiliki menanggung resiko yang
relatif rendah.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Rachmat Ramdhani7
dimana ROA mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap CAR.
ROA juga merupakan ukuran efektif bank dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan
operasional bank.
Berhubungan dengan hasil penenlitian ini yang menyatakan bahwa
ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap CAR, maka Bank
7 Rachmat Ramdani, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank,
(Semarang: Tesis Universitas Diponegoro, 2008).
74
Umum syariah diharapkan untuk meningkatkan nilai ROA, karena ROA
mengindikasikan tingkat kemampuan bank dalan menghasilkan keuntungan
dan kemampuan mengalokasikan asetnya.8
2. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha 2 ditolak. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
BOPO berpengaruh positif tetapi tidak ada pengaruh signifikan terhadap
CAR. Dapat di interpretasikan bahwa jika BOPO mengalami kenaikan 1%
maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar 0.000609% dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
meningkatnya BOPO maka dapat menurunkan CAR, hal ini mungkin
dikarenakan tambahan modal yang didapat Bank dari pemegang saham
ataupun dana pihak ketiga. Sehingga meskipun BOPO meningkat, maka bank
tetap memliki kecukupan modal yang meningkat juga.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Etty dan Aryati9 yang
menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan rata-rata BOPO yang
signifikan antara CAR bank yang sehat dan CAR bank yang gagal. Sehingga
BOPO tidak mampu memprediksikan kebangkrutan bank.
8 Rachmat Ramdani, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank,
(Semarang: Tesis Universitas Diponegoro, 2008). 9 Etty Naser dan Titik Aryati, Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial
Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public, (Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia,
Volume 4, 2000).
75
3. Non Performing Financing (NPF)
. Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha 3 diterima. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Dapat di
interpretasikan bahwa jika NPF mengalami kenaikan 1% maka CAR akan
mengalami penurunan sebesar 0.738577% dengan asumsi variabel lain
dianggap tetap. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila NPF meningkat maka
CAR akan menurun, karena NPF meningkatkan risiko bank.
NPF menunjukkan rasio pinjaman yang bermasalah terhadap total
pinjamannya. Semakin tinggi NPF mengakibatkan semakin tinggi tunggakan
yang berpotensi menurunkan pendapatan dan mengakibatkan biaya
pencadangan untuk pinjaman dalam golongan NPF terus bertambah, yang
berdampak langsung menurunkan modal bank.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Yansen Krisna10
yang
menunjukkan hasil bahwa pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif
terhadap CAR, hal ini dikarenakan pembiayaan bermasalah merupakan salah
satu faktor yang berdampak pada pengurangan modal.
10
Yansen Krisna, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2008).
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada Bab IV mengenai kemampuan rasio rentabilitas dan rasio aktiva
produktif dalam meningkatkan kecukupan modal Bank Umum Syariah
periode 2013-2015 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan rasio rentabilitas (ROA,
BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR) pada Bank
Umum Syariah. Adapun pengaruh secara parsial hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasio ROA dan NPF secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kecukupan modal (CAR). Sedangkan rasio BOPO
secara parsial tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
kecukupan modal (CAR) pada Bank Umum Syariah.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diketahui
bahwa nilai R-square adalah sebesar 0,938478. Angka tersebut
menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh variabel rasio
rentabilitas (ROA, BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam
meningkatkan kecukupan modal (CAR) adalah sebesar 93,85%.
Sedangkan sisanya sebesar 6,15% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam analisis penelitian ini.
76
77
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk dapat meningkatkan
kecukupan modal yang dimiliki oleh bank, diantaranya dapat dilakukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Mengefisiensikan ekspansi usaha agar tidak memberatkan beban
operasional perusahaan.
2. Karena penurunan rasio non performing financing (NPF) berdampak
buruk bagi tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank, sebaiknya
Bank Umum Syariah di Indonesia hendaknya memperhatikan nilai rasio
NPF.
3. Untuk peneliti selanjutnya, agar menganalisis lebih dalam tentang faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi kecukupan modal bank, serta
memperpanjang periode waktu penelitian agar dapat memberikan hasil
penelitian yang lebih akurat.
78
DAFTAR PUSTAKA
A, Faisal Abdhullah. Manajemen Perbankan (Teknik Analisa Kinerja Keuangan
Bank). Malang: UMM Press, 2003.
Ajija, Shochrul R, dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat,
2011.
Algifari. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2009.
Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha
Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006.
Ang, Robert. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia,
1997.
Anjani, Dewa Ayu dan Ni Ketut Purnawati. Pengaruh Non Performing Loan
(NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal.
Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisinis. Universitas Udayana.
Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustakan Alvabet
Anggota IKAPI, 2006.
Arthesa, Ade dan Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Jakarta: PT. Indeks, 2006.
Blocher, Edward J, et.al. Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategik. Jakarta:
Salemba Empat, 2000.
D, Nachroni dan Usman. Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrik Untuk
Analis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: FEUI, 2006.
79
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan (edisi kedua). Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005.
Djalal, Nachrowi dan Hardius Ustman, Ekonometrika. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Fatimah, Siti. Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap
Kecukupan Modal Bank Umum Syariah. Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Gujarati, Damodar. Basic Econometric. New York: Mc. Graw Hill, 2003.
Idroes, Ferri N. Manajemen Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar
Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2013.
Juanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi.
Bogor: IPB Press, 2012.
Jumingan. Analisa Laporan Keuangan, Cet. Pertama. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai
Pustaka, 1997.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Press, 2003.
80
Krisna, Yansen. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio.
Semarang: Universitas Diponegoro, 2008.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga,
2003.
Margaretha, Farah dan Diana Setiyaningrum. Pengaruh Resiko, Kualitas
Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy
Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Fakultas Ekonomi. Universitas Trisakti.
Molan, Benyamin. Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran.
Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002.
Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1995.
Nazaf, Feby Loviana. Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan Proftabilitas
terhadap Tingkat Kecukupan Modal Perbankan. Skripsi Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Padang, 2010.
Naser, Etty dan Titik Aryati, Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi
Financial Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public. Jurnal
Auditing dan Akuntansi Indonesia, Volume 4, 2000.
P, Ponttie Prasnanugraha P, “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap
Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang
Beroperasi Di Indonesia)”. Tesis Universitas Diponegoro. Semarang,
2007.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/13/PBI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang
Kewajiban Penyedian Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah.
Ramdani, Rachmat. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan
Bank. Semarang: Tesis Universitas Diponegoro, 2008.
81
Regresi Linear Berganda, Diakses melalui http://dosen.perbanas.id/wp-
content/uploads/2015/08/Regresi-Linear-Berganda-Eviews pada 06
September 2016 pukul 15:51 WIB.
Rivai, Veitzhal dan Andria Permata. Credits Management Handbook : Teori,
Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan
Nasabah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Rivai, Veithzal, dkk. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008.
Riyadi, Selamet. Banking and Liability Management (edisi ketiga). Jakarta: LPFE
Universitas Indonesia, 2006.
Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2007.
Santoso, Singgih. Latihan SPSS Statistik Parameter. Jakarta: PT. Alex Media
Komputindo, 2000.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga. Jakarta: LPFE
Universitas Indonesia, 2001.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & Spss. Jakarta: KENCANA, 2013.
Sitawati, F. Artin. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Capital
Adequacy Ratio (studi empiris : bank umum di Indonesia periode 2001-
2004). Tesis Universitas Diponegoro, 2006.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003.
82
Sugiyarso, G. dan F. Winarni. Manajemen Keuangan: Pemahaman Laporan
Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban, dan Modal , serta Pengukuran
Kinerja Perusahaan. Yogyakarta: Media Pressindo, 2005.
Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Whitmore, John. Coaching For Performance; Seni Mengarahkan Untuk
Mendongkrak Kinerja, terjemahan Dwi Helly Purnomo dan Louis
Novianto. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Widodo, Joko. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayu
Publishing, 2005.
Winarso, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011.
Wirartha, Made. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI, 2006.
Yogie Respati, Rasio Kecukupan Modal Bank Syariah Menurun, Artikel ini
diakses pada 03 September 2016 20.48 WIB dari
http://keuangansyariah.mysharing.co/rasio-kecukupan-modal-bank-
syariah-menurun/.
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Rasio Keuangan Triwulan 11 Bank Umum Syariah
Periode 2013-2015
Nama Bank Kode Bank Tahun CAR
(%)
ROA
(%)
BOPO
(%) NPF (%)
Bank BNI Syariah BNIS Mar 2013 18.68 1.62 82.95 0.97
Bank BNI Syariah BNIS Jun 2013 18.90 1.24 84.44 1.54
Bank BNI Syariah BNIS Sep 2013 16.63 1.22 84.06 1.49
Bank BNI Syariah BNIS Des 2013 16.23 1.37 83.94 1.13
Bank BNI Syariah BNIS Mar 2014 15.67 1.22 84.51 1.27
Bank BNI Syariah BNIS Jun 2014 14.53 1.11 90.36 1.36
Bank BNI Syariah BNIS Sep 2014 19.35 1.11 85.85 1.52
Bank BNI Syariah BNIS Des 2014 18.43 1.27 85.03 1.04
Bank BNI Syariah BNIS Mar 2015 15.40 1.20 89.87 1.30
Bank BNI Syariah BNIS Jun 2015 15.11 1.30 90.39 1.38
Bank BNI Syariah BNIS Sep 2015 15.38 1.32 91.60 1.33
Bank BNI Syariah BNIS Des 2015 15.48 1.43 89.63 1.46
Bank Mega Syariah BMS Mar 2013 13.49 3.57 77.48 1.42
Bank Mega Syariah BMS Jun 2013 13.01 2.94 81.41 2.26
Bank Mega Syariah BMS Sep 2013 12.70 2.57 84.21 2.33
Bank Mega Syariah BMS Des 2013 12.99 2.33 86.09 1.45
Bank Mega Syariah BMS Mar 2014 15.28 1.18 89.82 1.62
Bank Mega Syariah BMS Jun 2014 15.93 0.99 91.90 2.13
Bank Mega Syariah BMS Sep 2014 16.34 0.24 97.96 2.34
Bank Mega Syariah BMS Des 2014 18.82 0.29 97.61 1.81
Bank Mega Syariah BMS Mar 2015 15.62 -1.21 110.53 1.96
Bank Mega Syariah BMS Jun 2015 16.54 -0.73 104.80 3.07
Bank Mega Syariah BMS Sep 2015 17.81 -0.34 102.33 3.08
Bank Mega Syariah BMS Des 2015 18.74 0.30 99.51 3.16
Bank Muamalat Indonesia BMI Mar 2013 12.08 1.72 82.07 1.76
Bank Muamalat Indonesia BMI Jun 2013 12.41 1.69 82.37 1.86
Bank Muamalat Indonesia BMI Sep 2013 12.75 1.68 82.67 1.26
Bank Muamalat Indonesia BMI Des 2013 14.05 0.50 93.86 0.78
Bank Muamalat Indonesia BMI Mar 2014 17.64 1.44 85.55 1.56
Bank Muamalat Indonesia BMI Jun 2014 16.37 1.03 89.11 3.18
Bank Muamalat Indonesia BMI Sep 2014 14.72 0.10 98.32 4.74
Bank Muamalat Indonesia BMI Des 2014 14.15 0.17 97.33 4.76
Bank Muamalat Indonesia BMI Mar 2015 14.61 0.62 93.37 4.73
Bank Muamalat Indonesia BMI Jun 2015 14.91 0.51 94.84 3.81
Bank Muamalat Indonesia BMI Sep 2015 13.71 0.36 96.26 3.49
Bank Muamalat Indonesia BMI Des 2015 13.31 0.22 97.13 3.19
Bank Syariah Mandiri BSM Mar 2013 15.23 2.56 69.24 1.55
Bank Syariah Mandiri BSM Jun 2013 14.16 1.79 81.63 1.10
Bank Syariah Mandiri BSM Sep 2013 14.33 1.51 87.53 1.59
Bank Syariah Mandiri BSM Des 2013 14.10 1.53 84.03 2.29
Bank Syariah Mandiri BSM Mar 2014 14.83 1.77 81.99 2.65
Bank Syariah Mandiri BSM Jun 2014 14.86 0.66 93.03 3.90
Bank Syariah Mandiri BSM Sep 2014 15.53 0.80 93.02 4.23
Bank Syariah Mandiri BSM Des 2014 14.76 0.17 98.64 4.29
Bank Syariah Mandiri BSM Mar 2015 12.63 0.81 91.57 4.41
Bank Syariah Mandiri BSM Jun 2015 11.97 0.55 96.16 4.70
Bank Syariah Mandiri BSM Sep 2015 11.84 0.42 97.41 4.34
Bank Syariah Mandiri BSM Des 2015 12.85 0.56 94.78 4.05
Bank BCA Syariah BCAS Mar 2013 30.70 0.92 88.76 0
Bank BCA Syariah BCAS Jun 2013 27.93 0.97 88.36 0
Bank BCA Syariah BCAS Sep 2013 24.75 0.99 87.46 0
Bank BCA Syariah BCAS Des 2013 22.35 1.01 86.91 0
Bank BCA Syariah BCAS Mar 2014 21.68 0.86 85.37 0.05
Bank BCA Syariah BCAS Jun 2014 21.83 0.69 88.95 0.04
Bank BCA Syariah BCAS Sep 2014 35.18 0.67 88.95 0.05
Bank BCA Syariah BCAS Des 2014 29.57 0.76 88.11 0.10
Bank BCA Syariah BCAS Mar 2015 25.53 0.71 90.62 0.88
Bank BCA Syariah BCAS Jun 2015 23.56 4.05 94.89 0.48
Bank BCA Syariah BCAS Sep 2015 36.60 0.86 94.61 0.44
Bank BCA Syariah BCAS Des 2015 34.30 0.96 94.14 0.52
Bank BRI Syariah BRIS Mar 2013 18.68 1.62 82.95 0.97
Bank BRI Syariah BRIS Jun 2013 15.00 1.41 87.55 1.94
Bank BRI Syariah BRIS Sep 2013 14.66 1.36 80.80 2.14
Bank BRI Syariah BRIS Des 2013 14.49 1.15 83.23 3.26
Bank BRI Syariah BRIS Mar 2014 15.89 1.22 84.51 1.27
Bank BRI Syariah BRIS Jun 2014 13.99 0.05 99.84 3.61
Bank BRI Syariah BRIS Sep 2014 13.86 0.20 97.35 4.19
Bank BRI Syariah BRIS Des 2014 12.89 0.08 99.77 3.65
Bank BRI Syariah BRIS Mar 2015 13.21 0.53 96.20 3.96
Bank BRI Syariah BRIS Jun 2015 11.03 0.78 93.84 4.38
Bank BRI Syariah BRIS Sep 2015 13.82 0.80 93.91 3.86
Bank BRI Syariah BRIS Des 2015 13.94 0.76 93.79 3.89
Bank BJB Syariah BJBS Mar 2013 20.54 1.92 71.47 0.98
Bank BJB Syariah BJBS Jun 2013 18.94 0.93 84.52 0.89
Bank BJB Syariah BJBS Sep 2013 17.94 0.91 85.04 1.13
Bank BJB Syariah BJBS Des 2013 17.99 0.91 85.76 1.16
Bank BJB Syariah BJBS Mar 2014 18.10 0.15 133.60 2.33
Bank BJB Syariah BJBS Jun 2014 16.90 0.07 98.82 2.41
Bank BJB Syariah BJBS Sep 2014 16.08 0.46 92.98 5.63
Bank BJB Syariah BJBS Des 2014 15.83 0.69 96.94 3.93
Bank BJB Syariah BJBS Mar 2015 13.85 0.08 98.73 4.98
Bank BJB Syariah BJBS Jun 2015 12.20 0.07 97.42 4.78
Bank BJB Syariah BJBS Sep 2015 22.44 0.95 104.25 4.50
Bank BJB Syariah BJBS Des 2015 22.53 0.25 98.78 4.45
Bank Panin Syariah BPS Mar 2013 27.09 2.72 59.42 0.60
Bank Panin Syariah BPS Jun 2013 23.11 2.34 64.34 0.56
Bank Panin Syariah BPS Sep 2013 19.75 2.18 64.17 1.01
Bank Panin Syariah BPS Des 2013 20.83 1.03 81.31 0.77
Bank Panin Syariah BPS Mar 2014 31.15 1.45 80.67 0.94
Bank Panin Syariah BPS Jun 2014 25.52 1.64 75.58 0.57
Bank Panin Syariah BPS Sep 2014 26.16 1.82 72.90 0.43
Bank Panin Syariah BPS Des 2014 25.69 1.99 82.58 0.29
Bank Panin Syariah BPS Mar 2015 24.71 1.56 79.19 0.64
Bank Panin Syariah BPS Jun 2015 21.17 1.22 88.80 0.55
Bank Panin Syariah BPS Sep 2015 21.44 1.13 89.57 1.24
Bank Panin Syariah BPS Des 2015 20.30 1.12 89.29 1.94
Bank Syariah Bukopin BSB Mar 2013 12.63 1.08 88.67 4.28
Bank Syariah Bukopin BSB Jun 2013 11.84 1.04 88.82 4.03
Bank Syariah Bukopin BSB Sep 2013 11.18 0.79 91.50 3.86
Bank Syariah Bukopin BSB Des 2013 11.10 0.69 92.29 3.68
Bank Syariah Bukopin BSB Mar 2014 11.24 0.22 97.33 3.97
Bank Syariah Bukopin BSB Jun 2014 10.74 0.27 96.83 3.86
Bank Syariah Bukopin BSB Sep 2014 16.15 0.23 97.08 3.81
Bank Syariah Bukopin BSB Des 2014 15.85 0.27 96.73 3.34
Bank Syariah Bukopin BSB Mar 2015 14.50 0.35 96.10 3.95
Bank Syariah Bukopin BSB Jun 2015 14.10 0.49 94.78 2.47
Bank Syariah Bukopin BSB Sep 2015 16.26 0.66 93.14 2.45
Bank Syariah Bukopin BSB Des 2015 16.31 0.79 91.99 2.74
Bank Victoria Syariah BVS Mar 2013 26.58 1.22 78.78 1.83
Bank Victoria Syariah BVS Jun 2013 26.91 1.34 81.02 1.98
Bank Victoria Syariah BVS Sep 2013 25.14 1.67 79.82 3.49
Bank Victoria Syariah BVS Des 2013 18.40 0.50 91.95 3.31
Bank Victoria Syariah BVS Mar 2014 16.53 0.49 91.65 3.74
Bank Victoria Syariah BVS Jun 2014 16.85 -0.02 100.24 6.44
Bank Victoria Syariah BVS Sep 2014 20.19 -1.52 112.17 4.72
Bank Victoria Syariah BVS Des 2014 15.27 -1.87 143.31 4.75
Bank Victoria Syariah BVS Mar 2015 17.97 -1.65 114.78 4.58
Bank Victoria Syariah BVS Jun 2015 20.39 1.37 90.02 3.53
Bank Victoria Syariah BVS Sep 2015 19.87 0.05 99.74 4.40
Bank Victoria Syariah BVS Des 2015 16.14 -2.36 119.19 4.82
Maybank Syariah MBS Mar 2013 70.07 5.21 67.63 1.39
Maybank Syariah MBS Jun 2013 68.97 2.32 74.00 0
Maybank Syariah MBS Sep 2013 63.87 2.84 69.28 0
Maybank Syariah MBS Des 2013 59.41 2.87 67.79 0
Maybank Syariah MBS Mar 2014 64.82 5.61 53.53 0
Maybank Syariah MBS Jun 2014 61.51 2.36 80.21 4.70
Maybank Syariah MBS Sep 2014 64.03 3.75 67.86 0.37
Maybank Syariah MBS Des 2014 52.24 3.61 69.62 4.29
Maybank Syariah MBS Mar 2015 51.37 -2.63 124.36 2.56
Maybank Syariah MBS Jun 2015 44.50 -16.40 212.62 4.41
Maybank Syariah MBS Sep 2015 43.05 -10.59 145.50 4.35
Maybank Syariah MBS Des 2015 38.40 -20.13 192.60 4.93
Lampiran 2 : Output Hasil Pengujian Data Menggunakan Eviews 8.0
1. Common Effect
Dependent Variable: CAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:43
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA? 1.086173 0.380313 2.855995 0.0050
BOPO? 0.305914 0.023788 12.85983 0.0000
NPF? -3.213016 0.765293 -4.198410 0.0000 R-squared 0.048496 Mean dependent var 21.32530
Adjusted R-squared 0.033745 S.D. dependent var 12.77176
S.E. of regression 12.55442 Akaike info criterion 7.920487
Sum squared resid 20332.13 Schwarz criterion 7.986006
Log likelihood -519.7522 Hannan-Quinn criter. 7.947111
Durbin-Watson stat 0.166896
2. Fixed Effect
Dependent Variable: CAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:44
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 22.49495 3.746568 6.004148 0.0000
ROA? 0.861247 0.261015 3.299602 0.0013
BOPO? 0.000609 0.040631 0.014988 0.9881
NPF? -0.738577 0.284970 -2.591772 0.0108
Fixed Effects (Cross)
_BNIS--C -6.032835
_BMS--C -6.177691
_BMI--C -6.883586
_BSM--C -7.160852
_BCAS--C 4.474303
_BRIS--C -6.692292
_BJBS--C -3.017533
_BPS--C 0.505368
_BSB--C -6.942069
_BVS--C 0.449072
_MBS--C 37.47812 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.944583 Mean dependent var 21.32530
Adjusted R-squared 0.938478 S.D. dependent var 12.77176
S.E. of regression 3.167858 Akaike info criterion 5.243992
Sum squared resid 1184.168 Schwarz criterion 5.549744
Log likelihood -332.1035 Hannan-Quinn criter. 5.368235
F-statistic 154.7170 Durbin-Watson stat 1.194507
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 173.014176 (10,118) 0.0000
Cross-section Chi-square 363.165176 10 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: CAR?
Method: Panel Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:45
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 45.72854 13.02698 3.510294 0.0006
ROA? -1.825840 0.906170 -2.014898 0.0460
BOPO? -0.184288 0.141497 -1.302411 0.1951
NPF? -2.586993 0.755131 -3.425887 0.0008 R-squared 0.132051 Mean dependent var 21.32530
Adjusted R-squared 0.111709 S.D. dependent var 12.77176
S.E. of regression 12.03728 Akaike info criterion 7.843728
Sum squared resid 18546.70 Schwarz criterion 7.931086
Log likelihood -513.6861 Hannan-Quinn criter. 7.879226
F-statistic 6.491381 Durbin-Watson stat 0.115918
Prob(F-statistic) 0.000400
4. Random Effect
Dependent Variable: CAR?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/08/16 Time: 10:46
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 27.56982 3.733171 7.385093 0.0000
ROA? 0.307857 0.256583 1.199836 0.2324
BOPO? -0.035225 0.039972 -0.881238 0.3798
NPF? -1.323932 0.261374 -5.065269 0.0000
Random Effects (Cross)
_BNIS--C -5.389308
_BMS--C -4.996623
_BMI--C -5.393802
_BSM--C -5.403602
_BCAS--C 2.780970
_BRIS--C -5.155727
_BJBS--C -2.076379
_BPS--C -0.332632
_BSB--C -5.187321
_BVS--C 1.035085
_MBS--C 30.11934 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 2.002353 0.2855
Idiosyncratic random 3.167858 0.7145 Weighted Statistics R-squared 0.169911 Mean dependent var 8.859153
Adjusted R-squared 0.150456 S.D. dependent var 6.491272
S.E. of regression 5.983051 Sum squared resid 4582.003
F-statistic 8.733466 Durbin-Watson stat 0.290543
Prob(F-statistic) 0.000026 Unweighted Statistics R-squared 0.048362 Mean dependent var 21.32530
Sum squared resid 20335.01 Durbin-Watson stat 0.065467
5. Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 331.587594 3 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. ROA? 0.861247 0.307857 0.002294 0.0000
BOPO? 0.000609 -0.035225 0.000053 0.0000
NPF? -0.738577 -1.323932 0.012891 0.0000
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: CAR?
Method: Panel Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:46
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 22.49495 3.746568 6.004148 0.0000
ROA? 0.861247 0.261015 3.299602 0.0013
BOPO? 0.000609 0.040631 0.014988 0.9881
NPF? -0.738577 0.284970 -2.591772 0.0108 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.944583 Mean dependent var 21.32530
Adjusted R-squared 0.938478 S.D. dependent var 12.77176
S.E. of regression 3.167858 Akaike info criterion 5.243992
Sum squared resid 1184.168 Schwarz criterion 5.549744
Log likelihood -332.1035 Hannan-Quinn criter. 5.368235
F-statistic 154.7170 Durbin-Watson stat 1.194507
Prob(F-statistic) 0.000000
6. Uji Normalitas
7. Uji Multikolinearitas
ROA__X1____ BOPO__X2___ NPF__X3_____
ROA__X1____ 1.000000 -0.609235 -0.386185
BOPO__X2___ -0.609235 1.000000 0.493068
NPF__X3____ -0.386185 0.493068 1.000000
8. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 5.326264 Prob. F(3,128) 0.0617
Obs*R-squared 14.64938 Prob. Chi-Square(3) 0.0721
Scaled explained SS 57.58446 Prob. Chi-Square(3) 0.0681
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:53
Sample: 1 132
Included observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 506.1910 102.1950 4.953190 0.0000
ROA__X1_____^2 5.086822 1.379051 3.688639 0.0003
BOPO__X2_____^2 -0.048763 0.013287 -3.669912 0.0004
NPF__X3_____^2 2.495892 4.490898 0.555767 0.5793 R-squared 0.110980 Mean dependent var 140.5053
Adjusted R-squared 0.090144 S.D. dependent var 407.8175
S.E. of regression 389.0024 Akaike info criterion 14.79488
Sum squared resid 19369328 Schwarz criterion 14.88224
Log likelihood -972.4622 Hannan-Quinn criter. 14.83038
F-statistic 5.326264 Durbin-Watson stat 0.461598
Prob(F-statistic) 0.061721
9. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 229.3844 Prob. F(2,126) 0.3035
Obs*R-squared 103.5580 Prob. Chi-Square(2) 0.1185
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/08/16 Time: 10:54
Sample: 1 132
Included observations: 132
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA__X1_____ 1.603740 0.434511 3.690906 0.0003
BOPO__X2_____ 0.146307 0.066782 2.190806 0.0303
NPF__X3_____ 0.324801 0.353844 0.917921 0.3604
C -15.23588 6.157008 -2.474559 0.0147
RESID(-1) 0.778323 0.083679 9.301339 0.0000
RESID(-2) 0.145535 0.085477 1.702625 0.0911 R-squared 0.784530 Mean dependent var -5.93E-15
Adjusted R-squared 0.775980 S.D. dependent var 11.89865
S.E. of regression 5.631722 Akaike info criterion 6.339097
Sum squared resid 3996.253 Schwarz criterion 6.470133
Log likelihood -412.3804 Hannan-Quinn criter. 6.392344
F-statistic 91.75376 Durbin-Watson stat 1.914131
Prob(F-statistic) 0.798018