Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

9
Amniocentesis dan Percobaan pada Fetus (Ashley, HCE 248-252) Pengantar Perkembangan dunia teknologi sangat pesat serta mempengaruhi kehidupan manusia. Pengaruh ini tentu ada begitu banyak manfaat dan dampak bagi manusia. Contohnya teknologi reproduksi yang berkaitan dengan masalah seksual manusia dan usaha memperoleh keturunan, dengan berbagai kemungkinan konsukuensi yang terjadi. Kehadiran teknologi reproduksi sangat membantu, namun juga dapat mengancam martabat manusia itu sendiri. Hal ini nyata dengan kehadiran berbagai masalah-masalah kesehatan. Dalam makalah ini penulis akan membahas persoalan teknologi reproduksi yang berkaitan dengan Amniocentesis dan percobaan pada fetus. Teknik ini dipakai untuk mendiagnosa janin apakah memiliki penyakit-penyakit bawahan keturunan atau tidak. Dan kalau ada apakah  janin tersebut dihambat perkembangannya atau bagaimana?. Ada pun seruan moral yang dikeluarkan oleh paus sendiri, tentang mempertanyakan teknik tersebut. Sehingga apakah teknik ini mendukung kesehatan janin dan ibu atau tidak? Kalau tidak, apa tindakan etis yang diambil oleh mereka yang berkepetingan dalam persoalan ini. Apa itu Amniocentesis? Pengertian amniocentesis berasal dari bahasa yunani yaitu amnos dan kentesis. Amniocentesis berarti kantong amnion atau rahim, sedangkan kentesis berarti penusukan, jadi arti harafiah amniocentesis adalah penusukan kantong amnion. Amniocentesis dapat dikatakan sebagai sebuah prosedur kandungan dimana sejumlah cairan ketuban diaspirasi dari dalam kantong amnion untuk keperluan analisa. Mengapa harus meneliti cairan amnion ? cairan amnion seorang ibu ternyata memilki sel yang sama dengan janin yang sedang di kandungnya (Bdk Richard H. Schwas., Amniocentesis, Maryland: Harper & Row Publisher, 1975). Amniocentesis adalah sebuah teknik untuk mendiagnosa janin dalam rahim seorang ibu hamil. Pendiagnosaan ini bertujuan sedini mungkin untuk mengetahui apakah janin yang ada dalam rahim ibu itu sehat atau cacat. Tes ini merupakan cara untuk mengetahui kesehatan  janin yang ada. Teknik ini memiliki kosukuensi-kosukuensi yang dapat mengambat  perkembangan janin tersebut. Karena sala satu tujuan dari teknik ini untuk mengetahui apakah dalam janin ada penyakit pembawahan genetik atau tidak. Amniocentesis termasuk metode diagnosis prakelahiran „invasif‟ . Amniocentesis secara umum digunakan untuk mendeteksi kelainan yang terjadi seputar kehamilan ibu yang

description

terato

Transcript of Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    1/9

    Amniocentesis dan Percobaan pada Fetus (Ashley, HCE 248-252)

    Pengantar

    Perkembangan dunia teknologi sangat pesat serta mempengaruhi kehidupan manusia.

    Pengaruh ini tentu ada begitu banyak manfaat dan dampak bagi manusia. Contohnya

    teknologi reproduksi yang berkaitan dengan masalah seksual manusia dan usaha memperoleh

    keturunan, dengan berbagai kemungkinan konsukuensi yang terjadi. Kehadiran teknologi

    reproduksi sangat membantu, namun juga dapat mengancam martabat manusia itu sendiri.

    Hal ini nyata dengan kehadiran berbagai masalah-masalah kesehatan.

    Dalam makalah ini penulis akan membahas persoalan teknologi reproduksi yang berkaitan

    dengan Amniocentesis dan percobaan pada fetus. Teknik ini dipakai untuk mendiagnosa janin

    apakah memiliki penyakit-penyakit bawahan keturunan atau tidak. Dan kalau ada apakah

    janin tersebut dihambat perkembangannya atau bagaimana?. Ada pun seruan moral yang

    dikeluarkan oleh paus sendiri, tentang mempertanyakan teknik tersebut. Sehingga apakah

    teknik ini mendukung kesehatan janin dan ibu atau tidak? Kalau tidak, apa tindakan etis yang

    diambil oleh mereka yang berkepetingan dalam persoalan ini.

    Apa itu Amniocentesis?

    Pengertian amniocentesis berasal dari bahasa yunani yaitu amnos dan kentesis.

    Amniocentesis berarti kantong amnion atau rahim, sedangkan kentesis berarti penusukan, jadi

    arti harafiah amniocentesis adalah penusukan kantong amnion. Amniocentesis dapat

    dikatakan sebagai sebuah prosedur kandungan dimana sejumlah cairan ketuban diaspirasi dari

    dalam kantong amnion untuk keperluan analisa. Mengapa harus meneliti cairan amnion ?

    cairan amnion seorang ibu ternyata memilki sel yang sama dengan janin yang sedang di

    kandungnya (Bdk Richard H. Schwas., Amniocentesis, Maryland: Harper & Row Publisher,

    1975).

    Amniocentesis adalah sebuah teknik untuk mendiagnosa janin dalam rahim seorang ibu

    hamil. Pendiagnosaan ini bertujuan sedini mungkin untuk mengetahui apakah janin yang ada

    dalam rahim ibu itu sehat atau cacat. Tes ini merupakan cara untuk mengetahui kesehatan

    janin yang ada. Teknik ini memiliki kosukuensi-kosukuensi yang dapat mengambat

    perkembangan janin tersebut. Karena sala satu tujuan dari teknik ini untuk mengetahui

    apakah dalam janin ada penyakit pembawahan genetik atau tidak.

    Amniocentesis termasuk metode diagnosis prakelahiran invasif . Amniocentesis secara

    umum digunakan untuk mendeteksi kelainan yang terjadi seputar kehamilan ibu yang

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    2/9

    termasuk di dalamnya adalah kelainan yang dialami oleh janin. Sasaran diagnosis ini adalah

    cairan ketuban si ibu. Cairan amnion yang diaspirasi tersebut mengandung sel-sel janin yang

    akan dikultur atau diperiksa di laboratorium untuk mengetahi kemungkinan kelainan

    kromosom maupun penyakit pada janin. Teknik yang sering digunakan dalam mendiagnosa

    karakteristik genetik dan seksual anak yang belum lahir dapat ditentukan dengan memeriksa

    cairan ketuban di mana janin mengapung di dalam rahim. Teknik lain adalah chorionoc vili

    sampling, di mana kateter plastik dimasukkan melalui leher rahim untuk biopsi vili atau

    proyeksi mirip rambut dari plasenta. Tes ini dapat dilakukan sekitar delapan minggu lebih

    awal dari amniosentesis, dan hasil tes kromosom dari jaringan ini berkembang pesat tersedia

    dalam beberapa hari (Holder, `1985, Khan, 1987) Chorionoc Vili Sampling

    Biasanya disingkat CVS merupakan Sala satu jenis diagnosis prakelahiran yang dilakukan

    pada minggu kedelapan dan kesepuluh kehamilan, kelemahannya terletak ketika prosedur uji

    genetik yang mengambil materi vilus korionik atau jaringan dari pusat plasenta. Jaringan

    plasenta yang diambil tersebut memiliki sel yang sama dengan janin yang berada di dalam

    kandungan.

    Pengambilan vilus terdiri atas dua cara, yakni; CVS transabdominal dan CVS trans servikal.

    Kedua cara ini memiliki perbedaan yang terletak pada saat penusukan jarum spinal. CVS

    transabdominal cara pengambilanya yakni jarum spinal ditusuk pada posisi perut ibu hamil.

    Sedangkan CVS trans servikal cara pengambilanya yakni jarum spinal ditusuk dibagian

    vagina ibu hamil. Teknik ini memiliki keuntungan dimana prosesnya lebih cepat dari

    amniocentesis karena hasilnya dapat diketahui 24 jam. Biopsy Kulit Janin (Biopsy Vili)

    Merupakan sala satu bagian dari pendiagnosis prakelahiran, dimana teknik ini dipakai untuk

    mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang berasal dari keluarga. Teknik ini

    dilakukan saat kandungan berumur 15-22 minggu. Prosedur pengambilan sampel yakni

    menyisipkan perangkat pengambilan sampel melalui perut ibu kedalam kantong kehamilan

    dan menghilangkan beberapa kulit janin.

    Tujuan Amniocentesis

    Tujuan Dari amniocentesis yakni mendiagnosis dan Terapeutik. Tujuan dari amniocentesis

    terapeutik yakni janin yg memiliki kelainan menjadi sasaran aborsi terapeutik untuk itu

    tujuan-tujuan yang ada tidak terlepas pula dari resiko. Sehingga resiko amniocentesis tersebut

    dapat terjadi pada ibu maupun janin, resiko itu dipengeruhi oleh dua hal keadaan masing-

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    3/9

    masing ibu dan keahlian teknis pihak medis. Resiko keahlian medis ini dapat dikurangi

    dengan terus mengasah ketrampilan teknis nya.

    Tahap-Tahap Amniocentesis

    Tahap pratest Amniocentesis perlu diawali dengan tahap ini supaya setiap pasien perlu

    menyiapkan diri sebelum dilakukannya pengambilan aspirasi cairan amnion.

    Tahap konseling genetik dimana pihak keluarga perlu mengetahui informasi amniocentesis

    tentang prosedur, kelebihan, serta kekurangannya. Mengenai juga kesepakatan dokter dan

    pasien.

    Tahap Aspirasi Cairan Amnion, setelah pasien mengetahui berbagai informasi dan

    menyetujui kesepakatan tes amniocentesis yang ada kemudian pasien diperbolehkan

    melakukan tes tersebut, antara lain;

    1. Pasien dipersilakan berbaring (telentang) di tempat tidur, kemudian perut ibudibersihkan dengan cairan antiseptik.

    2. Tim medis memberikan bius local yang di suntik di area perut ibu. Bius local iniberfungsi untuk membuat area yang akan dijadikan tempat penusukan jarum menjadimati rasa.

    3. Dengan bantuan ultrasonografi tim medis akan memeriksa letak janin. Sehinggadiharapkan agar jarum tidak mengenai plasenta, tali pusat dan janin (menetukan zona

    aman). Selanjutnya jarum spinal amniocentesis ditusuk pada dinding abdomen di

    tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Jarum spinal tersebut diarahkan tegak

    lurus menuju pusat rongga uterus. Setalah masuk dalam rongga rahim(cavum uteri),

    mandarin atau kawat kaku pada bagian dalam kawat dan cairan amnion diaspirasi

    sebanyak 1-2 ml). Alasanya yaitu hasil aspirasi awal mudah terkontaminasi dengan

    darah ibu (yang jika tercampur akan mempengaruhi hasil tesnya).

    4. Jarum spinal dicabut setelah proses aspirasi selesai. Tim medis akan membersihkantempat bekas penusukan. Pasien dipersilakan beristirahat sebentar selalam 1 menit.

    secara keseluruhan, proses aspirasi cairan amnion ini memakan waktu 10-15 menit.

    Kebutuhan untuk mengembangkan terapi yang memuaskan untuk cacat gen secara

    medis penting, seperti terbukti dari statistik berikut. Ada sekitar 3.000 penyakit yang

    berbeda yang dikenal untuk melibatkan gen yang cacat tunggal (Ngyan dan Sahat,

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    4/9

    1987). Hari ini, 33 persen kematian bayi yang berhubungan dengan penyebab genetik.

    Lebih dari 100 gejala-gejala genetik (keturunan) dapat didiagnosis sebelum

    melahirkan. Orangtua pembawa gen cacat mungkin memiliki sebanyak 50 persen

    resiko menghasilkan anak dengan cacat genetik. Berbagai kondisi poligenik, seperti

    diabetes melitus, asam urat, dan beberapa alergi, terjadi pada 1,7 sampai 2,6 persen

    dari semua yang lahir hidup. Ada macam-macam peristiwa kelainan keturunan yang

    setelah lahir hidup kira-kira 5 persen (Khan, 1987; Osmundsen, 1973; Taysi 1983).

    Keistimewaan medis mendiagnosis dan mencoba untuk mengobati cacat genetik

    (keturunan), serta konseling pasangan suami-istri yang sedang atau mungkin menjadi

    orang tua dari anak-anak cacat, semakin berkembang pesat (Capron, 1984; 1993b,

    Clark A., 1994). Sayangnya, meskipun beberapa obat untuk konsekuensi dari cacat

    genetik yang sedang dikerjakan, sehingga prospek metode untuk memperbaiki gen

    yang rusak dengan rekombinasi DNA tampak mendung dan umumnya melibatkan

    IVF tidak etis (Hendren dan Lillehi, 1988; NIH, 1987). Sementara ada beberapa dari

    aborsi yang disengaja akibat amniosentesis atau chorionic vili dari pengambilan

    sampel, sehingga sebelum kelahirann janin, mereka menentukan apakah keputusan

    tersebut memiliki tujuan lain yakni aborsi atau tidak.

    Amniocentesis diperbolehkan jika dilakukan untuk tujuan terapeutik dan persiapan

    orang tua untuk menerima anaknya. Namun, jika amniocentesis dilakukan dalam

    hubungan dengan aborsi eugenik, maka Gereja melarangnya. Argumen Gereja katolik

    terkait dengan diagnosis prakkelahiran dengan tujuan aborsi eugenik secara khusus

    dibahas dalam dokumen Donum Vitae dan evagelium Vitae. Pertama, dokumen

    donum vitae (I,2) memandang aborsi eugenik sebagai tindakan yang salah secara

    berat. Maka dari itu diagnosis yang mengindikasi adanya cacat atau penyakit

    keturunan, tak boleh sama dengan penjatuhan hukuman mati. Dengan demikian,

    adalah tindakan salah secara berat bila perempuan mengingini diagnosis dengan

    maksud melaksanakan aborsi bila hasilnya menunjukan adanya cacat atau anomali.

    Lebih lanjut lagi, dokumen donum vitae tidak hanya memberi penilaain moral kepada

    perempuan yang melakukan aborsi eugenik. Penilaian moral juga diberikan kepada

    mereka yang menghanjurkan aborsi eugenik kepada para ibu hamil. Demikian pula

    pasangan, orang tua atau siapa pun yang bertindak melawan moral, bila mereka ini

    menganjurkan atau memerintahkan diagnosis itu kepada orang yang hamil dengan

    maksud melanjutkannya dengan aborsi. Demikian pula spesialis ikut bersalah ketika

    ikut serta memberi bantuan yang tak dibenarkan , bila ia dalam menjalankan diagnosis

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    5/9

    itu dan memberitahukan hasilnya dengan sengaja menyebabkan orang itu

    mengadakan hubungan antara diagnosis prakelahiran dan aborsi. Akhirnya kebijakan

    atau program otoritas sipil dan kesehatan dan organisasi ilmiaah yang dengan suatu

    cara mendukung hubungan antara diagnosis prakelahiran dan aborsi, bahkan

    mendesak perempuan yang hamil untuk menjalani diagnosis prakelahiran dengan

    maksud untuk menghancurkan fetus yang terkena cacat atau penyakit turunan, harus

    ditolak sebagai pelanggaran atas hidup yang dipunyai anak yang akan lahir, dan

    sebagai pemerkosaan hak dan kewajiban orang tua (Donum Vitae I,2).

    Evangelium Vitae Art 14 Mengungkapkan: diagnosis prakelahiran tiada keberatan

    morilnya bila dijalankan untuk menentukan perawatan medis yang barangkali

    dibutuhkan oleh anak dalam rahim. Tetapi sering sekali menjadi peluang untuk

    mengusulkan dan melakukan pengguguran. Pengguguran eugenis itu oleh pendapat

    umum dibenarkan berdasarkan mentalitas, yang disalah artikan seolah-olah konsisten

    dengan tuntutan campurtangan terapeutis, dan hanya menerima kehidupan dengan

    syarat-syarat tertentu, tetapi menolak kehidupan bila itu terkena oleh keterbatasan,

    cacat atau penyakit.

    Erik Parens dan Adriene Asch dalam buku prenatal testing and Disability Right

    setidaknya mencatat berdasarkan kritik dari orang-orang cacat, dua alasan mengapa

    diagnosis prakelahiran dengan tujuan aborsi eugenik secara moral bermasalah.

    Pertama, aborsi eugenik merupakan suatu sikap yang diskriminatif terhadap mereka

    yang cacat maupun orang tuanya yang memiliki faktor gen yang buruk. Kedua, aborsi

    eugenik merupakan isyarat dari sikap intoleran terhadap keragaman ( termasuk

    mereka yang cacat), yang tidak hanya terjadi dalam masyarakat tetapi juga dalam

    keluarga. Sikap orang tua yang dapat saja dirusak oleh sikap intoleran tersebut ketika

    berhadapan dengan anak-anak mereka.

    Beberapa ilmuwan etika berpendapat; Jika hanya orang-orang yang dirinya menderita

    penyakit genetik tertentu dicegah dari reproduksi, maka hal ini tidak menghilangkan

    heterozigot , karena dia terus melanjutkan kecacatan yang ada pada gen resesif (

    Thompson dan tomphoson, 1988 ). Saat ini kemampuan teknologi belum mampu

    untuk dapat mendeteksi semua hal tentang karies ini. Jika ilmu pengetahuan

    memiliki kemampuan ini, usaha penghapusan atau pemberantasan hal tersebut akan

    meluas ke banyak orang. Mungkin ini juga berarti bahwa hal ini akan dihapus dari

    kolam gen banyak orang, karena orang yang sama akan membawa sifat baik dan

    buruk yang kadang-kadang secara genetik masih memiliki sifat bawaan yang tidak

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    6/9

    dapat dihilangkan (Andrews,1994). Sehingga program eugenetik negatif dari

    pengetahuan akan mencapai tujuan, namun mereka agak terlambat, karena hanya pada

    beberapa generasi saja. Karena hal ini mugkin memiliki efek yang lebih buruk dari

    pada kejahatan yang telah mereka lakukan. Cacat gen dapat dikeluarkan dari kolam

    gen, selain itu juga, mereka harus secara konstan atau terus-menerus akan sukar

    mengantikan mutasinya karena disebabkan oleh faktor lingkungan.

    Hal ini sangatlah berpengaruh, karena informasi genetik tidak boleh digunakan orang

    untuk menahan diri dari reproduksi, tetapi mungkin akan diberikan kepada mereka

    yang kemungkinan dapat membuat keputusan pribadi yang dapat

    dipertanggungjawabkan. Bahkan disini, bagaimanapun perigatan yang diberikan

    publik perlu diperhatikan. Beberapa Negara memiliki penyaringan yang wajib diambil

    dari bayi yang baru dilahirkan untuk mendeteksi apakah mereka menderita

    fenilketonuria (PKU) penyakit metabolic genetik yang berbasis pada hasil

    keterbelakangan mental yang dapat diobati dengan diet (Andrews, 1985). Setelah

    program ini dibentuk, beberapa ahli menetapkan secara positif bahwa mereka yang

    melakukan pengobatan keterbelakangan mental dengan program diet sangat

    berbahaya (Barden et. Al., 1984). Sehingga program pegujian genetik yang dirancang

    harus dengan hati-hati. Maka kelompok penelitian dalam keahlian teknik tentang isu

    etis, sosial, dan hukum dalam konseling genetik ( pusat lembaga hastings, 1972) telah

    meyarankan pedoman yang dapat diringkas sebgai berikut;

    1. Program ini bertujuan untuk melakukan protes kepada proyek-proyek percobaan

    pada studi lainnya dan program ini terus dievaluasi dan diperbaharui.

    2. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dalam melaksanakan program harus

    dijamin agar dapat mendidik masyarakat tentang signifikansi yang benar sehingga

    dapat dipergunakan secara benar dan sesuai dengan informasi yang diperoleh.

    3. Informasi yang diperoleh harus disediakan sesuai dengan kebijakan yang jelas yang

    dinyatakan dan diketahui oleh mereka yang berpartisipasi sebelum disetujui oleh

    mereka, dan privasi mereka harus dijaga dan dilindungi.

    4. Program skrining (penyaringan) harus bersifat sukarela. Orang tua berhak membuat

    keputusan sendiri tentang penggunaan informasi dalam keluarga berencana harus

    dilindungi dan dijaga untuk terhindar dari stigma mereka atau keturunan mereka

    sendiri.

    5. Informasi tentang skrining harus terbuka dan tersedia bagi semua, dengan

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    7/9

    memberikan prioritas kepada mereka yang digolongkan baik maupun bagi mereka

    yang menderita cacat.

    6. Program ini tidak dapat dilaksanakan kecuali jika melalui tes, sehingga dapat

    memberikan informasi yang jelas dan tepat walaupun masi bersifat relatif.

    7. Pandangan umum mengenai sebuah penelitian seperti itu, harus diberikan isin serta

    perlindungan dan resiko yang telah diamati.

    8. Perlindungan bagi orang yang telah memiliki anak akan diinformasikan sebelum

    mereka menyetujuinya karena secara alamiah terapi memiliki resiko, sehingga mereka

    tidak menggikuti terapi yang telah ada.

    9. Nasehat ini membantu setiap pribadi agar dapat mengerti informasi tentang

    kesepakatan yang telah di buat.

    Bagaimana setiap orang dapat mengadministrasikan program ini, sehingga dapat

    memberikan kepada mereka sebuah prioritas yang tinggi dalam meninjau atau melihat

    hal yang jarang dilihat yang sebagian besarnya berada dalam kondisi-kondisi seperti

    ini ( e. g. PKU), menguji setiap orang sehingga dapat menghitung kerugian biaya

    perawatan yang dilakukan sendiri sehingga lebih murah dari pada biaya perawatan

    yang dilakukan pada lembaga anak cacat mental yang mungkin sangat lebih tinggi.

    Beberapa ahli ilmu pengetahuan menganjurkan nama obat pencegahan penyokong

    sebelum lahir atau setelah kelahiran dari genetik screening yang terdiri dari empat

    maksud populasi:

    1. Mencari kembali kemajuan ilmiah, sejak mencari seperti itu perlu mencapai suatu

    pengertian dan kontrol warisan kemanusiaan.

    2. Memberi tanggung jawab orang tua bahwa pembawahan cacat keturunan tidak

    tepat pada mereka.

    3. Mungkin membuat kemudahan terapi yang cepat sebelum cacat keturunan dari

    kegagalan pemakaian yang disebabkan oleh kerusakan yang lebih besar.

    4. Memberikan kepada orang tua, pilihan pengaborsian anak ketika dalam keadaan

    cacat yang serius dan tidak terapi sebelum diketahui (Macklin 1985, Murray at. Al

    1984).

    Pertimbangan Dan Keberatan Ilmu Medis

    Diskusi tentang maksud etis yang tak dapat diterima, tetapi yang dapat dipercaya

    secara logis;

    Pertama: Mencari kembali maksud dari genetik screening yang harus diatur dalam

    jalan yang sama seperti tipe yang lain dari percobaan kembali pribadi manusia (see p

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    8/9

    324) maka resiko keguguran dari hasil amniocentesis akan dikurangi dengan bantuan

    dari sonography yang kurang dari 1 persen, hal itu tidak bisa digunakan karena ada

    manfaat yang sebanding untuk membantu janin yang kurang baik saat lahir.

    Beberapa manfaat etika dari amniocentesis yakni memelihara janin karena itu

    menolong orang tua lebih mampu untuk mempersiapkan kelahiran janin (Dube,

    1983). Amniocentesis menunjukan hanya suatu kehamilan yang dapat menambah

    resiko (Kahn, 1987). Screening sebelum lahir adalah sebuah persoalan etis yang besar

    (Roy, 1984). Sehingga diagnosa sebelum lahir memerlukan pengetahuan untuk dapat

    memberi pelatihan bermacam-macam kualitas kontrol dari luar sebelum janin

    dilahirkan.

    Kedua: penggunaan penyaringan ini umumnya untuk tanggung jawab dari orang tua

    yang bertujuan menjaga serta melindungi dari cacat keturunan. Orang tua bakal

    bertugas mencari informasi ilmiah yang bermanfaat seperti keputusan-keputusan

    sehingga dapat memberi dorongan kepada mereka untuk menemukan informasi yang

    baik (Jhon Fletcher 1982). Selain pasangan yang sudah menikah, mereka perlu juga

    menjaga kondisi anak-anak dari kemampuan yang mengancam (NCCB, 1973, p-6).

    Ilmu kedokteran modern membantah akan adanya gangguan keseimbangan ekologis

    dari penyelamatan hidup sehingga seseorang terlebih dahulu mengetahui cacat yang

    akan meninggal sebelum mereka bereproduksi, dan beban dari pembawahan yang

    kurang baik (cacat) kedalam kelompok yang jumlahnya lebih tinggi penyakit kelainan

    keturunan bisa segera terjadi dalam jumlah penduduk (Lappe, 1972).

    Persetujuan yang paling baik dari medis tentang pendapat kelainan keturunan

    merupakan segala kelainan yang terjadi melalui pilihan atau dukungan yang lemah

    secara alamiah sehingga menjadi meningkat ketika membandingkan perubahan-

    perubahan lingkungan yang masuk melalui dukungan medis.

    Hanya ada pribadi-pribadi yang menderita penyakit keturunan khusus yang harus dicegah

    dari kelahiran. Hal ini belum menghilangkan pembawahan heterozygote yang terus

    menjangkit pada pembawahan yang terpendam (Thompson, 1988) saat ini teknologi jauh dari

    kesanggupan untuk menemukannya. Jika ilmu pengetahuan memiliki kemapuan ini, sungguh

    akan memberikan pengisihan kepada banyak orang. Kadang-kadang kelainan keturunan dapat

    melalui jalan yang sangat tak jelas. Program-program negatif pokok eugenik dalam

    kemampuan saat ini akan mencapai sasaran mereka yang sangat lemah.Teknik amniocentesis dapat membantu manusia sekaligus memiliki manfaat yang bersifat

  • 5/28/2018 Amniocentesis Dan Percobaan Pada Fetus

    9/9

    negatif yakni penyalahgunaan teknik ini sebagai teknik aborsi yang menghandalkan tujuan

    atau hasil. Akhirnya teknik ini menjadi bagian dari teknologi reproduksi yang memanjakan

    manusia dewasa ini dengan berbagai aspek kemungkinan. Lalu apakah kehadiran teknik ini

    sudah 100 persen membantu atau merugikan kehidupan manusia, atau belum?. Kalau belum

    mengapa teknik ini masih saja mendapat perhatian oleh gereja pada umumnya dan manusia

    secara universal. Dengan demikian kehadiran teknologi reproduksi bukannya membantu

    melainkan memperbudak manusia itu sendiri, sebagai mahkluk yang bermartabat.