Aku Terlahir 500 Gr Dan Buta
-
Upload
yulystine-tanawi -
Category
Documents
-
view
473 -
download
25
Transcript of Aku Terlahir 500 Gr Dan Buta
![Page 1: Aku Terlahir 500 Gr Dan Buta](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082316/5571fa0e497959916991236f/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS BAHASA INDONESIA
Perjuangan Seorang Ibu
Dwi Yulystine Tanawi
XII IPA Akselerasi
![Page 2: Aku Terlahir 500 Gr Dan Buta](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082316/5571fa0e497959916991236f/html5/thumbnails/2.jpg)
Perjuangan Seorang Ibu
Judul : Aku Terlahir 500 gr dan Buta
Pengarang : Miyuki Inoue
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2006
Tempat Terbit : Jakarta
Cover : Miyuki Inoue yang memegang bunga
Chrysanthemum
Cetakan ke- : 13
Ukuran Buku : 13,5 x 20 cm
Jenis Buku : Nonfiksi
Penerjemah : Tiwuk Ikhtiari
Tebal : xiv + 8 + 183 halaman
Harga : Rp 32.800,00
Aku Terlahir 500 gr dan
Buta, itulah judul novel yang
ditulis oleh Miyuki Inoue. Novel ini
sungguh luar biasa karena Miyuki
membuat novel kehidupan dirinya
sendiri, mulai dari kisah
kelahirannya yang menguras air
mata sampai menjadi
![Page 3: Aku Terlahir 500 Gr Dan Buta](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082316/5571fa0e497959916991236f/html5/thumbnails/3.jpg)
kebanggaan karena
memenangkan perlombaan
mengarang tingkat nasional
Jepang.
Ayah Miyuki telah
meninggal saat dia berada dalam
kandungan ibunya, Michiyo Inoue.
Syok karena ditinggal suaminya
ternyata membuat kondisi tubuh
dan kandungan Ibu Miyuki
menjadi rentan. Oleh karena itu,
dokter menyarankan supaya
kandungan dalam rahim Ibu
Miyuki digugurkan saja, agar tidak
membahayakan nyawanya.
Namun, Ibu Miyuki bersikeras
untuk melahirkan Miyuki. Dia
berkata bahwa nyawa dari Tuhan
adalah nyawa yang berharga.
Karena itu, dia akan tetap
melahirkan dan kemudian
membesarkannya dengan
sepenuh hati.
Miyuki berada dalam
kandungan ibunya hanya selama
20 minggu dan dia harus berada
dalam tabung inkubator rumah
sakit selama 7 bulan setelah lahir.
Miyuki lahir di RS Universitas
Kurume di Provinsi Fukuoka,
Jepang pada tanggal 21 Agustus
1984. Dia lahir dalam keadaan
koma dan sama sekali tidak
menangis dengan berat 500
gram, seperenam dari berat bayi
pada umumnya. Saking kecilnya
hingga tubuh Miyuki dapat
digenggam. Kepalanya sebesar
telur dan tubuhnya hanya
sepanjang pena. Pinggulnya
sebesar ibu jari orang dewasa dan
jari-jarinya sekurus tusuk gigi.
Selama 7 bulan Miyuki
dibesarkan dalam inkubator
rumah sakit, Ibu Miyuki setiap
hari selalu datang mengunjungi,
tidak peduli apakah saat itu
sedang turun hujan atau salju. Dia
bahkan datang tanpa membawa
payung. Kemudian dia mengajak
Miyuki berbicara dan membelai
kepalanya dengan lembut.
Sebelum Ibu Miyuki datang,
para suster di rumah sakit
langsung membersihkan muka
Miyuki dan mengganti popoknya
dengan terburu-buru. Mereka
benar-benar repot. Apabila
ditanya mengapa, alasannya
karena Ibu Miyuki akan memarahi
mereka kalau melihat sedikit saja
kotoran di muka Miyuki.
Sejak kelahirannya, dokter
yang merawat Miyuki menvonis
usianya tidak lebih dari 2 minggu.
Tetapi, meski telah divonis tak
![Page 4: Aku Terlahir 500 Gr Dan Buta](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082316/5571fa0e497959916991236f/html5/thumbnails/4.jpg)
akan bertahan hidup, dia berhasil
melewatinya, sampai akhirnya
berada dalam dekapan ibunya 7
bulan kemudian setelah
dikeluarkan dari tabung
inkubator.
Berada dalam tabung
inkubator terlalu lama membuat
mata Miyuki terkena cacat ROP
(Retinophaty of Prematurity),
sehingga Miyuki menjadi buta.
Perjuangan hidup Miyuki semakin
berat. Lahir prematur saja sudah
membuatnya berbeda dari anak-
anak seusianya. Ditambah lagi
dengan kebutaannya, Miyuki
harus bekerja lebih keras dari
pada orang lain.
Yang sangat bermakna dari
novel ini adalah peran Ibu Miyuki
dalam mendidik dan
membesarkan Miyuki dengan
segala keterbatasan yang
dimilikinya. Ibunya sangat keras
dalam mendidik Miyuki. Beliau tak
ingin anaknya diperlakukan
berbeda karena dia buta ataupun
cacat.
Ibu Miyuki akan
membiarkannya merasa sakit
karena terjatuh, merasakan
benturan keras di kepala, dan
masih banyak yang lain. Ibu
Miyuki tidak akan menolongnya,
meskipun orang-orang sekitar
mencemooh dan mengatakannya
kejam terhadap anaknya sendiri.
Dia ingin Miyuki mandiri dan tidak
bergantung pada pertolongan
orang lain. Dia juga tidak pernah
memanjakan Miyuki agar anaknya
tidak rendah diri meskipun buta.
Walaupun Miyuki buta dan cacat,
dia harus dapat melakukan hal-
hal yang dapat dilakukan orang
normal. Begitu prinsip yang
diajarkan oleh Ibu Miyuki kepada
Miyuki.
Ibu Miyuki adalah orang
yang sangat disiplin. Misalnya
saja, ketika Miyuki membuang
makanannya yang bersisa, dia
akan marah besar kepada Miyuki
dan memukulnya. Sejak saat itu,
Miyuki lebih menghargai
makanan hasil kerja keras ibunya
dan tidak pernah membuang
ataupun menyisakan
makanannya lagi.
Suatu hari Miyuki ingin
merasakan naik sepeda. Ibu
Miyuki menyanggupi
permintaannya untuk belajar naik
sepeda di lapangan. Ibunya
memberi tahu cara naik sepeda
kepadanya. Setelah diberi tahu
![Page 5: Aku Terlahir 500 Gr Dan Buta](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082316/5571fa0e497959916991236f/html5/thumbnails/5.jpg)
ibunya cara naik sepeda, Miyuki
harus menaiki sepeda sendiri.
Ibunya hanya duduk di kursi
sambil meneriakinya untuk
bangun lagi saat terjatuh.
Miyuki sangat kesal karena
ibunya tidak menolong sekali pun.
Padahal lutut dan tangannya
sudah berdarah-darah dan terasa
perih. Dia juga kesulitan mencari
setang sepeda dan mendirikan
sepeda tersebut kembali. Sampai
40 kali terjatuh dari sepeda,
akhirnya dia dapat mengendarai
sepeda. Rasa sakit yang
dialaminya dan kejengkelan pada
ibunya tak lagi dirasakannya
setelah berhasil naik sepeda.
Miyuki tahu bahwa ibunya
menangis saat melihatnya
terjatuh dari sepeda ketika dia
menulis novel ini.
Kekurangan yang
dimilikinya tak menghentikannya
untuk merasakan hal-hal yang
dirasakan oleh anak-anak normal
sebayanya. Itulah yang
ditanamkan sejak dini oleh Ibu
Miyuki. Apa pun yang
diinginkannya selalu didapatkan,
tetapi tentunya dengan usaha
yang keras. Perjuangan Miyuki
dan ibunya membuahkan hasil
yang luar biasa. Dia berhasil
memenangkan lomba mengarang
SLB tingkat nasional Jepang.
Dalam karangannya, Miyuki
menceritakan kisah dirinya,
ibunya yang selalu keras
padanya, tangis dan tawa
bersama ibunya, dan cerita-cerita
mengharukan bersama ibunya.
Melalui karangan-karangan ini
pula Miyuki sadar, bahwa berkat
ibunyalah dia bisa menjalani
kehidupannya.
Kekurangan dari novel ini
adalah alur ceritanya yang kurang
berurutan. Namun, tutur bahasa
yang sederhana membuat novel
ini mudah dipahami. Dari novel
ini, kita belajar bahwa
kekurangan dan keterbatasan
tidak menjadi penghalang untuk
berprestasi jika kita berusaha.
Sikap pantang menyerah Miyuki
dan kesetiaan sang ibu dalam
membesarkan anaknya dapat
menjadi inspirasi dan motivasi
kita untuk terus memperjuangkan
apa yang kita inginkan.