Agroklimatologi Laporan Acara 5

12
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman melakukan respirasi dan fotosintesis untuk mendapatkan energi. Dalam melakukan fotosintesis, tumbuhan memerlukan berbagai macam komponen. Salah satu komponen yang paling penting adalah air. Karena tanaman juga melakukan penguapan. Penguapan yang terjadi bersamaan dengan transpirasi pada tumbuhan disebut evapotranspirasi. Evapotranspirasi sering juga disebut kebutuhan air tanaman. Kebutuhan air yang terpenuhi dengan baik akan sangat membantu tanaman dalam tumbuh dan perkembangannya. Kebutuhan air tanaman yang tercukupi dengan baik bahkan dapat menghindarkan tanaman dari berbagai jenis penyakit. Iklim/cuaca menentukan tingkat kebutuhan air suatu tanaman. Tanaman yang dapat beradaptasi akan mengurangi tingkat penguapan berlebih ketika musim kemarau dengan menggugurkan daunnya. Sedangkan tanaman yang tidak dapat beradaptasi akan mati kekeringan.

description

Siska Dwi Carita (A1H009055)

Transcript of Agroklimatologi Laporan Acara 5

Page 1: Agroklimatologi Laporan Acara 5

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman melakukan respirasi

dan fotosintesis untuk mendapatkan energi. Dalam melakukan fotosintesis,

tumbuhan memerlukan berbagai macam komponen. Salah satu komponen yang

paling penting adalah air. Karena tanaman juga melakukan penguapan. Penguapan

yang terjadi bersamaan dengan transpirasi pada tumbuhan disebut

evapotranspirasi. Evapotranspirasi sering juga disebut kebutuhan air tanaman.

Kebutuhan air yang terpenuhi dengan baik akan sangat membantu tanaman dalam

tumbuh dan perkembangannya.

Kebutuhan air tanaman yang tercukupi dengan baik bahkan dapat

menghindarkan tanaman dari berbagai jenis penyakit. Iklim/cuaca menentukan

tingkat kebutuhan air suatu tanaman. Tanaman yang dapat beradaptasi akan

mengurangi tingkat penguapan berlebih ketika musim kemarau dengan

menggugurkan daunnya. Sedangkan tanaman yang tidak dapat beradaptasi akan

mati kekeringan.

Untuk menghitung kebutuhan air tanaman digunakan perhitungan.

Perhitungan ini pun tedapat berbagai macam metode. Salah atunya metode

Blaney-Criddle yang telah dilakukan dalam praktikum iklim mikro pada

tumbuhan.

Dalam praktikum “Kebutuhan Air Tanaman ini” akan dilakukan

pengkajian tentang kebutuhan air yang dibutuhkan oleh tanaman dengan

menggunakan literatur dan jurnal yang ada.

Page 2: Agroklimatologi Laporan Acara 5

B. Tujuan

Dalam praktikum yang merupakan acara kelima dari praktikum

agroklimatologi ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui cara pengukuran kebutuhan air tanaman secara langsung dan

empiris.

2. Menghitung kebutuhan air tanaman dengan rumus empiris berdasrkan data

unsur iklim/cuaca tersedia.

Page 3: Agroklimatologi Laporan Acara 5

II. LANDASAN TEORI

Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan.

Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda, tergantung dari

kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Transpirasi dan evaporasi

dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi atau kebutuhan air.

Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut

evapotranspirasi potensial.

Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi itu banyak

dan lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya

evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi

evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam

rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi. Oleh

sebab itu maka telah banyak jenis dan cara penentuannya yang telah diadakan.

Page 4: Agroklimatologi Laporan Acara 5

Metode Blaney-Criddle

Metode ini untuk memprakirakan besarnya evapotranspirasi potensial

(PET) pada awalnya dikembangkan untuk memprakirakan besarnya konsumsi air

irigasi di Amerika Serikat.

ETo = c ¿

Dalam grafik, faktor koreksi dari ¿ sebagai sumbu x dan ETo sebagai

sumbu y. ETo adalah evaporasi potensial dengan satuan mm/hr, c adalah faktor

koreksi, yaitu fungsi dari kelembaban relatif minimum, lama penyinaran, dan

kecepatan angin, p adalah persentase lama penyinaran rata-rata (dugaan

berdasarkan bulan dan letak tempat) dan T adalah suhu.

Metode Radiasi

ETo = c(W x Qs)

W adalah faktor pemberat berdasrkan ketinggian tempat dan suhu rata-

rata, Qs adalah radiasi gelombang pendek yang diterima oleh bumi. Qs senditi

dapat dicari dengan persamaan,

Qs = Qa (0,29 + 0,58n/D)

Dengan Qa adalah radiasi gelombang ekstraressial, n adalah lama

penyinaran dalam jam dan D adalah lama penyinaran maksimum.

Metoda Penman

Metoda penman pada mulanya dikembangkan untuk menentukan besarnya

evaporasi dari permukaan air terbuka. Dalam perkembangannya metoda tersebut

juga dikembangkan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi potensial (PET).

ETo = c c {W . Qn+(1−W ) f (u )(ew−ea)}

Page 5: Agroklimatologi Laporan Acara 5

Qn adalah radiasi netto dalam satuan mm/hari, f(u) adalah fungsi

kecepatan angin, (ew - ea) adalah perbedaan tekanan uap air jenuh dan tekanan

uap air nyata, dimana Qn dapat dicari dengan persamaan,

Qn = Qs (1 – r) – Qc

Dengan Qs adalah radiasi gelombang pendek, r adlah nilai albedo yaitu

0,25 dan Qc adalah radiasi gelombang panjang.

Metode panci evaporasi

Metode panci evaporasi berbasis pada hasil pengukuran evaporasi atau

penguapan menggunakan alat fungsi panci evaporasi. Bentuk persamaannya

adalah,

ETo = Kp x Epanci.

Kp adalah koefisien panci yang tergantung pada lingkungan lokasi panci,

kelembaban relatif rata-rata, kondisi tanaman pada lokasi, kecepatan angin harian,

dan jarak tanaman atau permukaan tanaman yang diukur searah dengan datangnya

matahari.

Pengukuran langsung

Pengukuran langsung dapat dilakukan menggunakan panci evaporasi ynag

telah dikalibrasikan dengan faktor koreksi tanaman dan limsinmeter. Lisinmeter

adalah stimulasi model pendektan neraca air yang berbentuk bejana dan diisi

tanah yang ditanami dengan tanaman yang sesuai denagna keadaan di sekitarnya.

Pengukuran langsung juga mempunyai persamaan untuk menghitung banyaknya

jumlah air yang menguap. Persamaan tersebut adalah,

Page 6: Agroklimatologi Laporan Acara 5

C + S = E + Pk + DP

Dimana C adalah curah hujan pada derah tersebut, S adalah air siraman

waktu Rs yang dimasudkan, E adalah evapotranspirasi, Pk adlah air perkolasi, dan

DP adlah jumlah air untuk penjenuhan sampai kapasitas lapang.

Agar nilai evaporimeter yang diperoleh alamiah, tanah dan tanaman yang

diisikan sedapat mungkin menyamai keadaan lingkungannya.untuk memenuhi hal

tersebut, diperlukan beberapa persyaratan yaitu :

1. Ukuran evapotranspirometer harus cukup besar untuk menghindarkan

pengaruh pinggiran dinding bejana dan tertekannya perakaran.

2. Dinding bejana hendaknya dibuat atau dilapisi suatu bahan mengkilat atau

tahan karat, kuat dan berdaya hantar panas yang rendah agar pengaruh

pemanasan oleh dinding terhadap isinya serendah mungkin.

3. Keadaan fisik tanah di dalam bejana harus sama dengan di luarnya.

4. Untuk memperoleh data evaporasi suatu jenias tanaman tertentu dari suatu

percobaan pertanaman.

Page 7: Agroklimatologi Laporan Acara 5

III. METODELOGI

Alat dan Bahan

1. Kertas Folio

2. Kertas HVS A4

3. Alat tulis

4. Penggaris

5. Penghapus

Page 8: Agroklimatologi Laporan Acara 5

V. KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang diperlukan untuk

memenuhi kehilangan air melalui proses evapotranspirasi tanaman yang

bebas penyakit dan tumbuh pada daerah pertanian cukup air dan tingkat

lingkungan bauk yang dapat mendukung perkembangan tanaman.

2. Pengukuran kebutuhan air tanaman dapat dilakukan dengan cara

pengukuran secara langsung atau pengukuran secara empiris.

3. Pengukuran secara langsung menggunakan panci evapotranspirometer dan

lisinmeter.

4. Pemasangan alat tersebut harus sesuai dengan peraturan agar mendapatkan

hasil yang valid dan akurat.

5. Pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan persamaan

empiris.

6. Metode persamaan empiris tersebut antara lain dengan metode Blaney-

Criddle, metode Radiasi, metode Penman, dan metode panci evaporasi.

7. Pengukuran menggunakan persamaan empiris hanya menitikberatkan pada

salah satu faktor evapotranspirasi dan kurang memperhatikan faktor lain

yang sering berubah.

Saran

Pada praktikum selanjutnya hendaknya melakukan pengamatan secara

langsung dan tidak haya terpaku pada teori semata.

Page 9: Agroklimatologi Laporan Acara 5

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Teknik Sumberdaya Alam Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM. Yogyakarta.

Benyamin Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Doronbos, J. 1976. Agro Meteorological Field Stations. Irigation and Drainage Paper. No. 27. FAO. Rome

ILACO B.V. 1981. Agricultural Compendium For Rural Development in The Tropics and Subtropics. Elsevier Science Publishers B.V

Hanafi. 1988. Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. BandungMasrukhi.2010. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. Fakultas Pertanian

Universitas Jenderal Soedirman.Prawiro wardoyo, Susilo 1996. Meteorologi. ITB. Bandung.Waryono, dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. PT Bina Ilmu.

Surabaya.Wisnubroto, Soekardi, dkk. 1981. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia

Indonesia. Jakarta