Agitator Truck

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proyek konstruksi yang semakin berkembang itu pasti akan diikuti dengan implementasi teknologi peralatan lebih canggih yang pasti akan membantu kelancaran pelaksanaan. Alat yang banyak digunakan dalam proyek konstruksi saat ini adalah agigator truck. Semakin berkembangnya proyek konstruksi bangunan tinggi, membuat kebutuhan akan agigator truck di sebuah proyek menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan/produktivitas agigator truck pada suatu proyek. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi (construction operation) memberikan beberapa pengertian antara lain menurut Suharto, Iman, (2000), adalah kegiatan pembangunan yang harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan dan terdiri dari bermacam- macam kegiatan yang memerlukan berbagai macam disiplin ilmu. Sedangkan menurut Arditi, D.,1989, pelaksanaan konstruksi perlu memperhatikan parameter-parameter antara lain anggaran biaya, jadwal dan mutu produk sebagai parameter penting bagi penyelenggaraan proyek dan telah ditentukan sejak awal proyek berlangsung. Construction operation berarti pencapaian sebuah akhir produksi dan dapat berulang di masa depan. ( Halpin, et.al, 1992 ). Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya (Nunnaly, S.W., 2000). Salah satu yang menentukan kesuksesan suatu proyek adalah produktivitas. Produktivitas memiliki bermacam – macam arti, masing – masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas, adapun berbagai macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut: Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan produktivitas sebagai ”kemampuan untuk menghasilkan sesuatu.” Sedangkan Kosmatka 1

description

kontruksi

Transcript of Agitator Truck

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPada proyek konstruksi yang semakin berkembang itu pasti akan diikuti dengan implementasi teknologi peralatan lebih canggih yang pasti akan membantu kelancaran pelaksanaan. Alat yang banyak digunakan dalam proyek konstruksi saat ini adalah agigator truck.Semakin berkembangnya proyek konstruksi bangunan tinggi, membuat kebutuhan akan agigator truck di sebuah proyek menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan/produktivitas agigator truck pada suatu proyek. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi (construction operation) memberikan beberapa pengertian antara lain menurut Suharto, Iman, (2000), adalah kegiatan pembangunan yang harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan dan terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai macam disiplin ilmu. Sedangkan menurut Arditi, D.,1989, pelaksanaan konstruksi perlu memperhatikan parameter-parameter antara lain anggaran biaya, jadwal dan mutu produk sebagai parameter penting bagi penyelenggaraan proyek dan telah ditentukan sejak awal proyek berlangsung. Construction operation berarti pencapaian sebuah akhir produksi dan dapat berulang di masa depan. ( Halpin, et.al, 1992 ).Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya (Nunnaly, S.W., 2000). Salah satu yang menentukan kesuksesan suatu proyek adalah produktivitas. Produktivitas memiliki bermacam macam arti, masing masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas, adapun berbagai macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut: Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Sedangkan Kosmatka S.H. (1992) menyatakan bahwa produktivitas adalah rasio antara kegiatan (output) dan masukan (input).Untuk proses pemerataan beton cair itu dilakukan setelah beton tersebut dipompakan dari truk mixer ke lapangan. Proses pemompaan dilakukan sesuai dengan urutan angka pada denah di atas. Untuk meratakan beton cair tersebut dibutuhkan waktu dan tenaga manusia, oleh karena dalam 1 segmen bisa dibagi menjadi beberapa bagian agar proses perataan dapat berjalan dengan cepat dan baik. Dengan jumlah pekerja 15 orang dengan efektif dapat meratakan dengan cepat beton cair seluas 2,5 3,0 m2 untuk sekali pemompaan. Dengan plat setebal 20 cm maka sekali memompa concrete pump dapat membawa 0,5-0,6 m3.1.2. TujuanTujuan UmumTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara spesifik mengenai agitator Truck yang digunakan di beberapa industri.

Tujuan Khusus1. Mengetahui dasar hukum.2. Mengetahui prinsip dasar cara kerjanya.3. Mengindentifikasi potensi bahaya.1.3. Ruang Lingkup MateriPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui dasar hukum, prinsip dasar cara kerjanya, dan mengindentifikasi potensi bahaya.1.4. Manfaat Bagi Pembaca1. Pembaca dapat mengetaui prinsip kerja serta fungsi dari Agitator Truck.2. Membuat pembaca mengerti perundangundangan yang terkait dalam peraturan pemerintah.3. Pembaca mengetahui potensi bahaya yang ada dalam proyek pembangunan di lapangan.4. Pembaca dapat mengetahui batas maksimum muatan yang ada pada Agitator Truck.

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Landasan Teori

Agitator truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix, sama dengan alat molen. Agitator truck digunakan untuk mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Agitator truck ini secara sederhana adalah sebagai berikut.Dalam drum terdapat bilah-bilah baja,ketika dalam perjalanan menuju lokasi proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga adukan mengarah kedalam. Perputaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana.Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready mix diatur dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Pada proyek ini pengadaan concrete mixer truck menjadi tanggung jawab penyedia ready mix.Konstruksi betonPerencanaan konstruksi beton harus mengikuti:(1) SNI 03-1734-1989 Tata cara perencanaan beton dan struktur dinding bertulang untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru;(2) SNI 03-2847-1992 Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan gedung, atau edisi terbaru;(3) SNI 03-3430-1994 Tata cara perencanaan dinding struktur pasangan blok beton berongga bertulang untuk bangunan rumah dan gedung, atau edisi terbaru;(4) SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan pengecoran beton, atau edisi terbaru;(5) SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal, atau edisi terbaru; dan(6) SNI 03-3449-2002 Tata cara rencana pembuatan campuran beton ringan dengan agregat ringan, atau edisi terbaru.Sedangkan untuk perencanaan dan pelaksanaan konstruksi beton pracetak dan prategang harus mengikuti:(1) Tata Cara Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton Pracetak dan Prategang untuk Bangunan Gedung;(2) Metoda Pengujian dan Penentuan Parameter Perencanaan Tahan Gempa Konstruksi Beton Pracetak dan Prategang untuk Bangunan Gedung; dan(3) Spesifikasi Sistem dan Material Konstruksi Beton Pracetak dan Prategang untuk Bangunan Gedung.Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.

2.2. Perbedaan antara MIXER dan AGITATORMixer : Alat yg berfungsi melakukan pengadukan antar bahanAgitator : Fungsi seperti mixer tapi mempunyai banyak fungsi tambahan seperti (memasukkan partikel padat ke fluida, dispersi gas sbg penggelembung dlm liquida, emulsifikasi, dan menaikkan perpidahan panas antar fluida).

2.3. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN a. Persiapan pengecoran membuat metode, posisi, dimensi cetakan/bekesting,besi tulangan material/peralatan yang arus ditanam dalam beton dan harus bersih dari kotoran sampah, lumpur, genangan sehingga benar benar kering. Selain itu kesiapan pengecoran termasuk juga kesiapan material , peralatan , tenaga kerja dan bila pelaksanaan pengecoran harus dilaksanakan pada malam hari maka harus disediakan system penerangan yang memadai dan pengecoran harus dihentikan pada saat hujan kecuali sebelumnya telah disiapkan cover / terpal tenda. Penempatan material dan peralatan diusahan berdekatan dengan lokasi pengecoran serta persiapan persiapan lain yang diperlukan untuk pelaksaan pengecoran.b. Pengadukan dengan beton mixer kapasitas minimum 0,35 m3 dan tenaga operator yang handal untuk mengoperasikan peralatan beton mixer. Beton mixer harus disediakan dalam jumlah yang cukup, peralatan bantu untuk mengangkut dan mengukur komponen material campuran beton (air, pasir, kricak, dengan perbandingan volume / isi yang mengacu pada ukuran berat / volume/ isi zak semen , lama pengadukan harus disesuaikan dengan kapasitas beton mixer yang dipakai. c. Transportasi pengadukan harus segera diangkut ke tempat pengecoran dengan metode yang dipilih tidak boleh menyebabkan terjadinya pemisahan bahan campuran beton ( segregasi) dan dijaga jangan sampai terjadi perubahan / naiknya temperature ataupun berubahnya kadar air dalam adukan. Adukan harus segera dituangkan ke tempat pengecoran/ ccetakan secepatnya dan lebih daari 30 menit adukan tersebut harus dibuang/ disingkirkan tidak boleh dipakai lagi. d. Pengecoran dilaksanakan dengan hati hati agar tidak merusak cetakakan / bekesting dan merubah posisi besi tulangan atau posisi peralatan yang ditanam dalam beton. Pengecoran dilaksanakan lapis per lapis secara horizontal diatur sedemikian rupa tidak menimbulkan bidang pelemahan, setiap lapisan harus dipadatkan dengan mesin penggetar, sehingga menjadi homogeny dan tidak berongga dan mengisi celah celah diantara besi tulangan , lamanya divibrator tergantung dari ukuran dan type mesin yang digunakan sampai permukaan beton. 2.4. Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahanPengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalannasional, jalanprovinsi, jalankabupaten, jalankota, dan jalandesa.1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, sertajalan tol.2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukotakecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

2.5. Klasifikasi berdasarkan beban muatan sumbuUntuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhanangkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologikendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Pengelompokkan jalan[5]menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan, terdiri dari:1. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilaluikendaraan bermotortermasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000milimeter, danmuatan sumbu terberatyang diizinkan lebih besar dari 10ton, yang saat ini masih belum digunakan diIndonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti diPrancistelah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton;2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutanpeti kemas;3. Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;4. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;5. Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

2.6. Potensi Bahaya Terhadap Tenaga Kerja

Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Lapis Pondasi Semen Tanah mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :

1) Terluka akibat penggunaan meteran baja tidak benar dan tidak memenuhi standar,2) Kecelakaan karena tertabrak oleh kendaraan yang melintas,3) Terluka pada saat memasang patok dan luka terkena palu,4) Terjadi gangguan lalu lintas kendaraan.Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Lapis Pondasi Semen Tanah yaitu :1) Alat ukur yang digunakan sesuai dengan standar, pengukuran dilakukan oleh pekerja terampil dan berpengalaman dan memakai perlengkapan kerja standar,2) Pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan menugaskan petugas bendera pengatur lalu lintas,3) Patok yang digunakan tidak terlalu panjang dan palu yang digunakan proporsional,4) Pemasangan rambu-rambu lalu-lintas pengaman sementara serta diadakan petugas pengatur lalu-lintas.

2.7. Pelaksanaan konstruksi jalanPada pelaksanaan pekerjaan jalan seperti yang disyaratkan pada spesifikasi teknik, maka didalam manajemen konstruksi juga mensyaratkan bahwa perlunya pelaksanaan pekerjaan sesuai pada urutan atau tahapan pekerjaan yang benar.Sehingga pekerjaan lebih efektif dan dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan,mengurangi biaya konstruksi dan untuk dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan tepat waktu.Sering terjadi akibat keputusan manajemen yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan proyek, tujuan pelaksanaan proyek tidak tercapai jika tidak mengikuti prosedur pelaksanaan yang benar dan urutan pelaksanaan dari setiap aktivitas,baik aktivitas yang besar maupun kecil harus benar.Berdasarkan pengalaman pada umumnya pelaksanaan konstruksi jalan dapatdibuat bagan alir (flow chart) urutan atau tahapan-tahapan kegiatan sesuai dengan tuntutan teknis, jenis dan macam pekerjaan yang harus didahulukan danpekerjaan berikutnya sehingga mencapai keseluruhan tujuan penyelesaian proyek secara efektif dan efisien,tepat waktu,biaya dan mutu.Perlu juga diperhatikan bahwa dalam kegiatan pelaksanaan proyek terdapatkegiatan-kegiatan kecil yang merupakan bagian dari kegiatan utama, harus dapat dilaksanaan pada waktu yang bersamaan, sehingga seluruh kegiatan dapat diselesaikan pada waktu yang tepat. Seluruh kegiatan yang berada pada jalurkritis harus dapat diselesaikan tepat waktu yang telah ditentukan, sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya yang dapat mempengaruhi waktu mulai pekerjaan berikutnya, akibatnya proyek bisa mengalami keterlambatan. Hal ini disebabkan bahwa suatu kegiatan pelaksanaan proyek tidak dapat dimulai karena belum selesainya kegiatan sebelumnya.Disamping itu, penggunaan peralatan harus sesuai dengan metode yang benar,perlu mengetahui detail-detail tentang seluruh peralatan yang akan digunakan pada konstruksi jalan, sehingga penggunaan peralatan dapat lebih efisien sehingga akan meningkatkan hasil produksi, yaitu dicapainya minimum biayaoperasi dan pemeliharaan peralatan sehingga biaya konstruksi menurundan/atau dapat lebih murah, menambah keuntungan kontraktor.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN3.1. KesimpulanBerdasarkan makalah yang telah kami buat bersama kelompok dapat ditarik kesimpulan antara lain :Agitator truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix, sama dengan alat molen. Agitator truck digunakan untuk mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengerasPenggunaan Agitator truck mempermudah tenaga kerja dalam proses pembuatan beton.3.2. Saran Saran yang kami berikan dari kelompok dalam proses kegiatan proyek penggunaan Agitator truck antara lain : Pekerjaan harus sesuai dengan SOP Dalam proses pengerjaan tenaga kerja harus menggunakan alat pelindung diri sesuai standar Harus menggunakan barricade Operator Agitator Truck harus memiliki Dalam proses kegiatan harus memasang rambu-rambu utuk mencegah terjadinya kecelakaan

Daftar Pustakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_jalan_di_Indonesiahttps://www.academia.edu/5938717/Daftar_SNI_Untuk_Konstruksi_Beton2