Adaptasi Fisiologis Neonatus
-
date post
12-Jan-2016 -
Category
Documents
-
view
139 -
download
1
description
Transcript of Adaptasi Fisiologis Neonatus
ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP NENONATUS, BAYI, BALITA, &
ANAK PRA-SEKOLAH
Oleh :Hj. Idawaty DG. Mamala, S.Ag, M.Kes
Section 1
ADAPTASI/PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR (BBL/Neonatus)
BAYI BARU LAHIR (BBL/Neonatus)
Bayi baru lahir / new born / neonatus : Bayi yang baru dilahirkan sampai dengan umur 4 minggu
BBL normal : Bayi dilahirkan pada kehamilan cukup bulan, dengan berat badan 2500 gram - 4000 gram, tanpa tanda asfiksia atau penyakit penyerta lainnya.
Neonatal Dini : BBL sampai dengan usia 1 minggu
Neonatal lanjut : BBL dari usia 8 hari sampai dengan usia 28 hari.
CIRI – CIRI UMUM BBL NORMAL Bernafas & menangis spontan Frekuensi nadi dapat mencapai 180x/menit Warna kulit kemerah – merahan & terdapat verniks
caseosa atau bersih Lemak subkutan cukup tebal Rambut lanugo & rambut kepala tumbuh dengan baik Aktifitas atau gerakan aktif ekstremitas dalam keadaan
afleksi BB berkisar antara 2500 – 3000 gr PB antara 50 – 55 cm Ukuran kepala :
- FO 34 cm- MO 35 cm- SOB 32 cm
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik & termik.
Hasil rangsangan tersebut membuat bayi akan mengalami perubahan – perubahan fisiologis pada beberapa sistem organ.
PERUBAHAN - PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
1. Perubahan pada Sistem RespirasiRangsangan untuk gerak pernafasan :
Tekanan mekanik dari dinding thoraks Penurunan tekanan parsial (Pa) O2 &
peningkatan Pa CO2
Rangsangan dingin pada daerah muka
Upaya bernafas pertama bayi berfungsi untuk :1. Mengeluarkan cairan dalam paru – paru2. Mengembangkan jaringan alveolus paru untuk
pertama kali
Hentakan balik dada
Proses Mekanis (penekanan dari thorak pada saat melalui vagina)
Rangsangan kimiawi, thermal, mekanikal, sensori
Penggerakan pernafasan pertama
Tekanan negative intra thorak
Kehilangan cairan
Permulaan penurunan tekanan permukaan alveolus Peningkatan PaO2 alveolus
Peningkatan volume pembuluh darah paru-paru
Peningkatan sirkulasi limfePeningkatan aliran darah ke dalam paru
Pembukaan pembuluh darah paru
Peningkatan oksigenasi yang adequat
++
Masuknya udara
PERKEMBANGAN SISTEM PULMONER
Umur Kehamilan Perkembangan24 hari Bakal paru-paru
terbentuk
26 – 28 hari Kedua bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronchus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Dibentuk alveolus
28 minggu Dibentuk Surfaktan
34 – 36 minggu Struktur Matang
2. Perubahan pada Sistem KardiovaskulerTerjadi beberapa perubahan, yaitu:
Penutupan foramen ovale di antara kedua atrium jantung
Penutupan duktus arteriosus antara Arteri Pulmonalis & Aorta
Denyut jantung BBL rata - rata 140x/mntVolume darah BBL berkisar 80 – 110
ml/kgBB
Tali Pusat Diklem
Lepasnya dari plasenta (turunnya sirkulasi darah)
Meningkatnya tingkat sirkulasi oksigen dalam
sirkulasi pulmonary
Tertutupnya ductus arteriosus
Meningkatnya system resistensi
Perubahan dr kanan Perubahan dr kanan ke kiri meninggalkan dr ke kiri meninggalkan dr kiri ke kanan dr aliran kiri ke kanan dr aliran
darahdarah
Tekanan dari atrium kanan berkurang dibandingkan dg
atrium kiri
Tertutupnya ductus venosus
Darah ke hati dan system portal
Pertama kali bernafas
Paru-paru mengeluarkan cairan
Paru-paru berkembang
Lingkungan yg dingin
Menurunnya resistensi vaskuler pulmonary
Meningkatnya tekanan di atrium kiri
Tertutupnya foramen ovale
3. Perubahan pada Sistem Termoregulasi
Kehilangan panas pada BBL dapat terjadi melaui 4 cara :
- Konveksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan udara dingin disekitarnya
- Radiasi : Proses hilangnya panas tubuh saat bayi ditempatkan berdekatan dengan benda2 dengan suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
- Evaporasi : Proses hilangnya panas tubuh saat bayi dalam keadaan basah
- Konduksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung dengan benda2 dengan suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Meningkatnya Meningkatnya konsumsi konsumsi oksigenoksigen
BAT (metabolisme BAT (metabolisme jaringan adipose jaringan adipose
coklat)coklat)
Pembebasan asam Pembebasan asam lemaklemak
Meningkatnya Meningkatnya rata-rata rata-rata
pernafasanpernafasan
Lebih banyak Lebih banyak membutuhkan membutuhkan
oksigenoksigen
HypoksiaHypoksia
Meningkatnya Meningkatnya metabolismemetabolisme
Meningkatnya Meningkatnya penggunaan penggunaan
glukosaglukosa
Meningkatnya Meningkatnya penggunaan penggunaan persediaan persediaan
glikogenglikogen
Menipisnya Menipisnya persediaan persediaan
glikogenglikogen
HypoglikemiaHypoglikemia
Penurunan berat atau gagal Penurunan berat atau gagal menambah berat (penggunaan menambah berat (penggunaan
kalori untuk energi dan kalori untuk energi dan pertumbuhan)pertumbuhan)
Menurunnya pHMenurunnya pH
Vasokonstriksi pulmonaryVasokonstriksi pulmonary
Hypoksia lanjutHypoksia lanjut
Asidosis metabolismeAsidosis metabolismeMenurunnya produksi surfaktan Menurunnya produksi surfaktan (kebutuhan O2, glukosa, perfusi (kebutuhan O2, glukosa, perfusi
paru-paru yg adequate)paru-paru yg adequate)
Distress pernafasanDistress pernafasan
Stress DinginStress Dingin
4. Sistem Urogenital Ginjal pada BBL sudah berfungsiwalaupun
belum begitu sempurna. BBL harus BAK dalam waktu 24 jam setelah
lahir, dengan jumlah urin sekitar 20 – 30 ml/hari & meningkat sekitar 100 – 200 ml/hari pada waktu akhir minggu pertama
Pada bayi perempuan labia mayora & minora mengaburkan vestibulum & menutupi klitoris
Pada bayi laki-laki preputium biasanya tidak sepenuhnya tertarik masuk
Pada BBL baik perempuan / laki-laki sering ditemukan pembengkakan payudara
5. Sistem Gastrointestinal BBL harus mengeluarkan mekonium dalam
24 jam pertama kehidupan Kapasitas lambung BBL bervariasi &
tergantung pada ukuran bayi, sekitar 30 – 90 ml. Pengosongan dimulai dalam beberapa menit pada saat pemberian makanan & selesai antara 2 – 4 jam setelah pemberian makanan. Pengosongan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, waktu & volume makanan, jenis & suhu makanan, serta stres fisik.
6. Sistem HeparLiver bayi mempunyai peranan yang penting dalam
hal :• penyimpanan zat besi• metabolisme karbohidrat• konjugasi bilirubin• Koagulasi
Liver BBL belum matur untuk membentuk glukosa sehingga BBL rentan mengalami hipoglikemi
Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional untuk mengubah bilirubin, namun sebagian besar BBL
dapat mengalami hiperbilirubinemia fisiologis
7. Sistem Imunitas Sistem immunitas BBL belum matang
sehingga bayi menyebabkan rentan terhadap berbagai infeksi & alergi.
Sedangkan sistem immunitas yg telah matang akan memberikan kekebalan alami & kekebalan di dapat pada tubuh.
Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
8. Sistem Integumen Pada BBL semua struktur kulit sudah ada
tetapi belum matur. Epidermis & dermis tidak terikat dengan erat
& sangat tipis. Verniks caseosa bersatu dengan epidermis Bayi aterm memiliki kulit erithemathous Kulit sering kelihatan berbintik & lurik2 Tangan & kaki kadang tampak sedikit
sianosis
9. Sistem Skeletal Tubuh BBL kelihatan sedikit tidak
proposional. Tangan sedikit lebih panjang dari kaki
Punggung BBL kelihatan lurus & dapat ditekuk dengan mudah
BBL dapat mengangkat & memutar kepala ketika menelungkup
10. Sistem Neuromuskular Pertumbuhan otak bayi sangat cepat &
membutuhkan glukosa & O2 yang adekuat
Beberapa aktivitas refleks pada BBl:1. Refleks Moro / Peluk2. Rooting Reflex3. Refleks menghisap & menelan4. Refleks batuk & bersin5. Refleks melangkah & berjalan6. Refleks otot leher7. Refleks Babinsky
(o) Tugas: Cari penjelasan dari refleks2 tersebut di atas!
Section 2
Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, & Anak Pra Sekolah
Secara umum...Kebutuhan dasar pada neonatus, bayi, balita,
& anak pra-sekolahdibagi menjadi:AsihAsuhAsah
A. Neonatus1. Kebutuhan AsihIkatan Kasih Sayang (Bonding Attachment)
Terjadi antara neonatus, ibu & ayahnya mulai dari Kala IV (pertemuan pertama) & selanjutnyaElemen2 Bonding antara lain:- Sentuhan / Kontak Dini- Kontak mata- Suara- Aroma- Hiburan- Bioritme
2. Kebutuhan Asuha)Pemenuhan Nutrisi1)Prinsip Menyusu Dini & EksklusifIMDBayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama
dalam 1 jam pertama)Kolostrum harus diberikan tidak boleh dibuangBayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Artinya,
tidak boleh memberi makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut
Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on demand ) yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat
Kenali posisi – posisi yang baik saat menyusui
(o) Tugas: Cari rumus perhitungan kebutuhan cairan/ASI bayi per hari!
b) Imunisasi BCG- Diberikan pada semua bayi baru lahir sampai usia kurang dari 2
bulan (dilakukan uji Mantoux terlebih dahulu).- Penting untuk menilai ada tidaknya indikasi kontra pemberian
suntikan BCG pada BBL Hepatitis B- Hep.B diberikan sebanyak 3 kali. Pada masa neonatus, imunisasi ini
hanya diberikan saat bayi berusia 12 jam setelah lahir Polio- Karena Indonesia merupakan daerah endemic polio, maka PPI
menambahkan imunisasi polio segera setelah lahir.
(o) Tugas:- Cari indikasi kontra pemberian BCG & Polio pada BBL- Cari tabel jadwal pemberian imunisasi anak terbaru versi PPI atau
IDAI
c) Perawatan Sehari-hari
MemandikanMemberi minum/menyusuiMenyendawakanPijat bayidsb
3. Kebutuhan Asah1) Stimulasi- Yang dimaksud adalah perangsangan yang datang dari
lingkungan luar individu anak, berfungsi/bermanfaat untuk pertumbuhan & perkembangan anak.
- Dapat diberikan langsung oleh orang tua (pelukan, panggilan2, senyuman, dll) atau dari mainan (misalnya mainan berbagai warna atau yang mengeluarkan suara yang digantung/ditempatkan di sekitar tempat tidur bayi).
2) Deteksi- Deteksi dini tumbuh kembang adalah langkah
antisipasi yang dilakukan untuk menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang sejak dini dan mengetahui serta mengenali faktor risiko penyimpangan tersebut
B. Bayi1. Kebutuhan AsihIkatan Kasih Sayang- Tatapan mata- Sentuhan- Memanggil nama/berbicara dengan bayi- dsb
Segala bentuk interaksi dengan bayi sangat baik dalam upaya membangun keterikatan bayi dengan orang tuanya, serta berfungsi untuk menstimulasi perkembangan awal dari sensorik & motorik bayi
2. Kebutuhan Asuha) Pemenuhan NutrisiPemberian nutrisi disesuaikan dengan umur bayi:1) BBL – 6 bulan
- disarankan hanya memberikan ASI pada periode ini (kecuali pada keadaan2 tertentu dimana ibu tidak dapat memberikan ASI)- bayi disusui kapan saja ia butuh/inginkan (on demand)
2) 6 – 7 bulan- dapat mulai diberikan bubur susu (MP ASI) & telur- nasi tim dari beras, daging, telur, tempe, bayam, tomat, atau wortel- dapat diberikan 2 – 3 kali sehari, disaring terlebih dahulu- ASI/susu formula tetap diberikan
3) 8 – 12 bulan- bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim- biasakan makan 3 kali sehari dengan menu yang mulai beragam & mencakupi nutrisi yg dibutuhkan. Mulai kenali tanda2 anoreksia & alergi pada bayi- ASI/susu formula tetap diberikan
Makanan padat.Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas 4 bulan, saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.
- Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan padat
- Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat
- Berikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak mengunyah.
- Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merah, flatus terus, perubahan
konsistensi feses).
- Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.
- Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan sayuran saja, maka
tambahkan zat besi (Fe).
- Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan susu harus
dikurangi.
- Biarkan bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya memainkan sendoknya)
- Jangan terburu – buru dalam memberikan makanan, terutama makanan padat.
- Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok dihari pertama
kemudian meningkat menjadi 3 – 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya).
- Berikan makanan pada saat anak lapar.
b) Imunisasi1) Hepatitis B Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12
jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B. Dosis kedua 1 bulan berikutnya. Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan).
Bayi lahir dari ibu HBsAg (-) diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara IM, pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama.
Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui. Diberikan vaksin rekombinan (HB Vax-II 5 mcg atau Engerix B 10 mcg) atau vaksin plasma derived 10 mcg, IM dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan.
Apabila sampai 5 tahun anak belum pernah mendapatkan imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan.
Ulangan pemberian imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun.
KIPI : pada umumnya ringan , hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi
maupun otot.
2) Polio Diberikan sesegera mungkin saat bayi akan dipulangkan dari
rumah sakit atau rumah bersalin. Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml). Vaksin polio
diberikan 4 kali, interval 4 minggu dan imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
- Kontraindikasi Mengalami peyakit akut atau demam (> 38,5 oC), imunisasi harus
ditunda Muntah atau diare, imunisasi harus ditunda Dalam masa pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif oral
maupun suntikan juga pengobatan radiasi umum Keganasan, dan anak dengan mekanisme imunolohis yang
terganggu Menderita infeksi HIV Pemberian bersamaan dengan vaksin tifoid oral
3) DPT Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas
pertusis pada bayi kecil. Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 minggu. Vaksin mengandung Aluminium fosfat, jika diberikan sub
kutan menyebabkan iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat.
Reaksi pasca imunisasi: Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari ® diberikan
anafilatik + antipiretik Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi ® demam >
40°C, kejang, syok ® imunisasi selanjutnya diganti dengan DT atau DpaT
4) Campak
Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari ibu.
Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian
Efek samping: demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 – 12 hari pasca imunisasi. Kejadian encefalitis lebih jarang
Section ...
Pendokumentasian Dalam Asuhan Kebidanan
Pengertian Dokumentasi:Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap & akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan)
Manfaat & Pentingnya Dokumentasi:1.Nilai hukum : catatan informasi tentang klien/pasien
merupakan dokumentasi resmi & mempunyai nilai hukum jika terjadi suatu masalah yang berkaitan dengan pelanggaran etika & moral profesi. Dokumentasi dapat menjadi barang bukti tindakan yang telah dilakukan bidan sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan sanksi
2.Jaminan mutu (quality control) : pencatatan yang lengkap & akurat dapat menjadi tolak-ukur dalam menilai asuhan yang telah diberikan & menentukan tindak lanjut berikutnya.
3.Alat komunikasi : merupakan alat “perekam” terhadap masalah yang terkait dengan klien/pasien atau tenaga kesehatan lain. Terutama pada keadaan dimana pasien perlu dirujuk atau dikonsultasikan ke dokter/ahli gizi, dsb.
4. Nilai administrasi (salah satunya adalah biaya/dana) : dapat dipergunakan sebagai pertimbangan/acuan dalam menentukan biaya yang dibutuhkan/telah dikeluarkan untuk asuhan.
5. Nilai pendidikan : dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran bagi peserta didik kebidanan maupun tenaga bidan muda, karena menyangkut acara kronologis proses asuhan kebidanan serta tindakan yang dilakukan (sistematika pelaksanaan)
6. Bahan penelitian : dokumentasi yang lengkap & akurat dapat bernilai bagi penelitian dalam pengembangan pelayanan kebidanan selanjutnya (objek riset).
7. Akreditasi/audit : digunakan sebagai kesimpulan keberhasilan asuhan yang diberikan serta menentukan/memperlihatkan peran & fungsi bidan dalam masalah kebidanan.
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pendokumentasian Asuhan Kebidanan:
1.Jangan mencoret-coret catatan. Jika ada kesalahan dalam mencatat sebaiknya diberi garis pada tulisan yang salah & diberi tanda salah & diparaf, kemudian ditulis catatan yang benar.
2.Koreksi terhadap kesalahan harus dilakukan sesegera mungkin, karena kesalahan mencatat dapat diikuti dengan kesalahan tindakan.
3.Jangan memberi komentar/menulis hal yang bersifat mengkritik klien/tenaga kesehatan lain. Yang boleh adalah menuliskan uraian objektif perilaku atau tindakan yang dilakukan.
4.Catat hanya fakta, jangan membuat spekulasi atau perkiraan dari sistuasi yang ada.
5. Semua catatan harus ditulis dengan tinta & menggunakan bahasa yang lugas & jelas (hindari istilah2 yang kurang dimengerti).
6. Hindari catatan yang bersifat umum, karena informasi yang spesifik tentang klien atau tentang keadaannya akan hilang.
7. Bidan bertanggung jawab atas semua informasi yang dicatatnya. Catatan asuhan kebidanan harus bersifat lengkap, objektif & dapat dipercaya.
• Prinsip / Tehnik Pencatatan:1. Mencantumkan nama jelas pasien pada setiap lembaran
observasi/pemeriksaan.
2. Menulis dengan tinta hitam (tidak boleh menggunakan pensil).
3. Menuliskan tanggal & jam pemeriksaan, tindakan atau observasi yang dilakukan sesuai dengan temuan objektif & bukan interpretasi (hindari kata2 seperti tampaknya/rupanya)
4. Tuliskan nama jelas pemeriksa pada setiap hasil observasi/pemeriksaan
5. Hasil temuan digambarkan secara jelas. Gunakan hanya istilah/simbol yang sudah disepakati, misalnya KU, TD, T, dsb.
6. Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi.
7. Kolom tidak dibiarkan kosong, tetapi diberi tanda penutup (tanda garis atau silang
8. Bila ada kesalahan menulis, tidak diperkenankan menghapus, ditutup atau di type-x. Tetapi iiharus dicoret & diberi paraf disampingnya.
• Prinsip Pelaksanaan Dokumentasi di Klinik
1. Dalam pelaksanaan harian dapat dicatat secara singkat dilembaran kertas yang khusus disediakan, kemudian dipindahkan secara lengkap dengan nama & identifikasi yang lengkap & jelas.
2. Tidak mencatat tindakan yang belum dilakukan.3. Hasil observasi atau perubahan yang nyata harus
segera dicatat.4. Pada keadaan emergensi dimana bidan terlibat
langsung dalam tindakan penyelamatan, perlu ditugaskan seseorang khusus untuk mencatat semua tindakan & obat-obatan yang diberikan secara berurutan. Setelah tindakan selesai, pemeriksa harus segera memeriksa kembali catatan tersebut.
Model Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Model dokumentasi yang digunakanan adalah dalam bentuk catatan perkembangan (Progress Note), karena bentuk asuhan yang diberikan berkesinambungan & menggunakan proses yang terus menerus
Bentuk dokumentasi ini sangat cocok digunakan oleh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan secara berkesinambungan, sehingga perkembangan klien dapat dilihat dari awal sampai akhir.
Model Dokumentasi dengan Menggunakan Tehnik SOAPS : Data informasi yang subjektif (mencatat hasil
anamnesa)O : Data informasi objektif (hasil pemeriksaan, obervasi)A : Mencatat hasil analisa (diagnosa, masalah
kebidanan)P : Mencatat seluruh penatalaksanaan yang dilakukan
(tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan rutin, penyuluhan, support, kolaborasi, rujukan, evaluasi/follow up)
Dokumentasi SOAP ini dicatat pada lembar observasi yang ada dalam rekam medik pasien.
Model Dokumentasi Pelayanan KebidananSelain SOAP (RM 6), juga digunakan model
dokumentasi lain:- Model grafik : misalnya partograf, KMS ibu,
KMS anak, & grafik tanda-tanda vital untuk mencatat kondisi umum (RM 4)
- Format pengkajian untuk mendokumentasikan data dasar (RM 5-3), surat keterangan lahir (RM 15), surat informed consent (RM ...), dsb.
- Register persalinan (ibu & bayi), buku kunjungan untuk ANC atau bayi, kartu/status ibu & bayi, kartu rujukan (bila melaksanakan rujukan)
Contoh Dokumen SOAP Asuhan Persalinan (bentuk naratif)1. Tanggal 26 Mei 2014, 08.00 WITAS:- Pinggang panas, pegal mulai dari perut ke
belakang- Mulai terasa sakit sejak pukul 5 pagi- Keluar lendir dari kemaluan- Terasa ada bagian yang menekan ke bawah- Kehamilan yang pertama & teratur periksa
di klinik- HPHT : 19-08-13
Terima Kasih