Adam Pratama Tugas Kampus
description
Transcript of Adam Pratama Tugas Kampus
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI
KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE
PADA PT. KEMENANGAN JAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
ADAM PRATAMA
103091029590
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2007
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :
Nama : Adam Pratama NIM : 103091029590 Semester : VIII ( Delapan ) Fakultas : Sains dan Teknologi Jurusan : Teknik Informatika Judul Skripsi : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan
Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana
Komputer pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2007
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Yusuf Durachman, M.Sc Joko Adianto, M.InfSys NIP. 150 378 017
Mengetahui,
Dekan Ketua Program Studi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nurhayati, M.Kom NIP. 150 317 956 NIP. 150 293 241
ii
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI
KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE
PADA PT. KEMENANGAN JAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Adam Pratama
103091029590
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Yusuf Durachman, M.Sc Joko Adianto, M.InfSys NIP. 150 378 017
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Nurhayati, M.Kom NIP. 150 293 241
iii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi ini yang berjudul : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi
Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya. Telah diuji dan
dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari .
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, September 2007
Penguji I, Penguji II,
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956
DR. Zainul Arham, S.Kom., M.Si
Pembimbing I, Pembimbing II,
Yusuf Durachman, M.Sc NIP. 150 378 017
Joko Adianto, M.InfSys
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAUPUN LEMBAGA MANAPUN.
Ciputat, September 2007
Adam Pratama
103091029590
v
Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan
Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya
Adam Pratama
Universitas Islam Negeri Jakarta
Di Bawah Bimbingan
Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto, M.InfSys.
ABSTRAK
PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala
menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan
eksterior dan interior bangunan. Pada perusahaan ini terdapat suatu sistem
absensi karyawan yang masih berjalan secara manual, dimana dalam
penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu diantaranya adalah keefektifan dan efisiensi waktu dan proses
pengabsenan, bentuk laporan absensi yang masih berupa hardcopy yang dapat menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya data
absensi yang hilang. Dengan alasan di atas maka penulis mencoba untuk memberikan
alternatif pemecahan masalah dengan membuat suatu aplikasi sistem sbsensi yang akan mencatat data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan
metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran
karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT. Kemenangan
Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses absensi tersebut.
Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses analisa, perencanaan, konstruksi yang menggunakan aplikasi Borland Delphi 5 dan SQL Server 2000 untuk database-nya, hingga tahapan
pengimplementasian dengan menggunakan metode spiral dengan notasi perekayasaan dan pendekatan berorientasi objek, UML (Unified Modelling
Languange), dengan membuat use case diagram, sequence diagram, class
diagram, flow map (sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang akan
diterapkan), dan analisa masukan serta keluaran, untuk mengetahui data apa
saja yang akan menjadi masukan dan keluaran.
Kata Kunci : Barcode, Aplikasi Sistem Absensi, ID Pegawai, UML, Use Case
Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Flow Map
vi
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi
Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya”.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat penulis laksanakan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa pihak tertentu :
1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Nurhayati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika
dan Ibu Viva selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika.
3. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto M.InfSys selaku
Dosen Pembimbing, yang telah memberikan waktu dan perhatiannya
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ali Selaku Manager Operasional PT. Kemenangan Jaya, yang telah
membantu dan memberikan waktu dalam penyelesaian skripsi ini
5. Seluruh Karyawan dan staf PT Kemenangan Jaya, yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini
6. Ibunda Hj. Tuty Alawiyah dan Ayahanda H. Santoso, serta adik dan
Roofina yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini
vii
7. Seluruh Dosen Teknik Informatika, yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Teknik Informatika
8. Teman-teman Teknik Informatika Kelas D angkatan 2003, yang telah
melewatkan waktu bersama selama masa studi.
Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari skripsi ini, dan penulis
terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata penulis mempersembahkan skripsi ini dengan segala kelebihan
dan kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, amien.
Ciputat, September 2007
Penulis
viii
Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Menggunakan Metode
Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya
Adam Pratama
Universitas Islam Negeri Jakarta
Di Bawah Bimbingan
Bapak Yusuf Durahman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto, M.InfSys.
ABSTRAK
PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala menengah yang
bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan.
Pada perusahaan ini terdapat suatu sistem absensi karyawan yang masih berjalan secara
manual, dimana dalam penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang
menjadi kendala, yaitu diantaranya adalah keefektifan dan efisiensi waktu dan proses
pengabsenan, bentuk laporan absensi yang masih berupa hardcopy yang dapat
menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya data absensi
yang hilang.
Dengan alasan di atas maka penulis mencoba untuk memberikan alternatif
pemecahan masalah dengan membuat suatu aplikasi sistem sbsensi yang akan mencatat
data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang, yang akan
dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan metode barcode, sehingga akan
menghilangkan proses pencatatan kehadiran karyawan yang selama ini telah berjalan
secara manual pada PT. Kemenangan Jaya dan juga dengan penggunaan metode
barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses
absensi tersebut.
Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses
analisa, perencanaan, konstruksi yang menggunakan aplikasi Borland Delphi 5 dan
SQL Server 2000 untuk database-nya, hingga tahapan pengimplementasian dengan
menggunakan metode spiral dengan notasi perekayasaan dan pendekatan berorientasi
objek, UML (Unified Modelling Languange), dengan membuat use case diagram,
sequence diagram, class diagram, flow map (sebagai indikasi prosedur arus data pada
sistem yang akan diterapkan dan analisa masukan), dan analisa masukan dan keluaran,
untuk mengetahui data apa saja yang menjadi masukan dan keluaran.
Kata Kunci : Barcode, Aplikasi Sistem Absensi, ID Pegawai, UML, Use Case
Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Flow Map
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat memasuki
berbagai bidang, sehingga kini semakin banyak perusahaan yang berusaha
meningkatkan usahanya terutama dalam bidang bisnis yang sangat berkaitan erat
dengan teknologi informasi itu sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa
Kegunaan komputer pada aplikasi bisnis adalah untuk menyediakan informasi
dengan cepat dan tepat. Informasi ini ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh
suatu perusahaan. Jika di dalam suatu perusahaan, informasi tersebut terhenti atau
terhambat, maka sistem perusahaan akan menjadi lusuh (Jogiyanto, 1999:96).
Salah satu perkembangan teknologi informasi yang penting adalah
semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang ingin
mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era informasi
dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu komputer. Hal ini
didukung oleh pernyataan yang diutarakan bahwa komputer digunakan untuk
mengelola sumber daya yang luas dari perusahaan-perusahaan yang memandang
seluruh dunia sebagai pasar mereka dimana pada eksekutif perusahaan melakukan
investasi pada teknologi informasi dengan tujuan mencapai skala ekonimis dan
dapat mengembangkan produk yang dapat dijual di seluruh dunia (Mcleod,
1998:92).
Dengan adanya komputer sebagai alat pengolah data, maka semua bidang
dalam suatu perusahaan ataupun instansi dapat dikomputerisasikan, dalam hal ini
bidang-bidang yang dianggap penting dan utama karena hal ini dapat mendukung
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dalam kajian ini penulis ingin memberikan suatu solusi dengan
merancang dan mengaplikasikan suatu alur kerja sistem absensi berdasarkan
sistem absensi manual yang sudah ada pada PT. Kemenangan Jaya yang masih
kurang efektif dan efisien, dan membuat sistem basis data yang akan digunakan
dalam aplikasi absensi yang terkomputerisasi, user Interface untuk mengelola
basis data tersebut, dan aplikasi absensi yang terkomputerisasi dengan baik antara
sistem basis data, user interface, dan user itu sendiri dengan penambahan metode
barcode untuk memberikan solusi optimal yang telah terkomputerisasi, kecepatan
dan ketepatan pengolahan data, dan mengurangi tingkat kesalahan pada waktu
proses pengabsenan berlangsung (http://www.wikipedia.com/barcode). Oleh
sebab itu dengan berdasarkan alasan ini penulis mencoba mengambil tema dalam
penulisan skripsi ini dengan judul : “Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi
Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya”.
1.2 Rumusan Masalah
PT. Kemenangan Jaya yang bergerak dibidang retail berkeinginan untuk
memiliki suatu sistem informasi absensi karyawan yang dapat menggantikan
sistem absensi yang telah ada namun masih berjalan secara manual. Keinginan ini
timbul karena perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mengolah data informasi
2
absensi sehingga mengakibatkan semakin banyaknya hardcopy arsip dan
menyulitkan ketika pihak manajemen personalia perusahaan bermaksud untuk
merekap dan melakukan pendataan ulang data dan daftar hadir karyawan yang
telah berlangsung selama 1 tahun lamanya.
Proses pengabsensian yang telah ada di PT. Kemenangan Jaya dapat
dikatakan masih kurang efisien dan efektif karena semua masih dilakukan secara
manual, mulai dari pendataan dan penghitungan jam hadir, jam keluar, lama
waktu kerja, sampai dengan keterangan tidak masuk karyawan. Sedangkan di
departemen personalia, pengaksesan ini belum memiliki sesuatu sistem informasi
pegawai yang baik. Semua hal tersebut sering mengakibatkan hasil yang kurang
teliti dan memakan waktu yang lama. Masalah yang utama yang timbul
dikarenakan adanya faktor kelelahan mental akibat hanya ada seorang staff yang
bertanggung jawab dalam perhitungan jam kerja.
Penggunaan metode barcode pada aplikasi sistem absensi karyawan ini
juga akan membuat sistem absensi ini menjadi lebih efektif dan efisien karena
setiap pegawai hanya akan menempelkan kartu ID karyawan pada perangkat
barcode scanner yang telah tersedia dimana penghitungan jam hadir dan jam
keluar karyawan akan masuk pada database, kemudian hasil inputan nomor induk
karyawan atau barcode akan menjadi acuan jam kedatangan karyawan tersebut.
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis akan memberikan suatu solusi
tentang :
1. Bagaimana sistem absensi ini dapat membantu proses pencatatan data
dan daftar hadir karyawan.
3
2. Bagaimana memberikan report harian, bulanan, dan tahunan data dan
daftar hadir karyawan.
1.3 Batasan Masalah
Aplikasi sistem absensi dengan metode barcode pada Perusahaan
Kemenangan Jaya akan memberikan suatu report pencatatan atau log secara
harian, bulanan, dan tahunan tentang data dan daftar hadir karyawan, waktu
kedatangan, waktu pulang. Aplikasi absensi ini hanya akan mencatat hal-hal yang
berkaitan dengan data dan daftar kehadiran karyawan, dan tidak melakukan
pengaturan terhadap penentuan waktu kedatangan dan kepulangan karyawan.
Aplikasi ini tidak akan melakukan penghitungan penggajian karyawan
berdasarkan lamanya waktu kerja karyawan dan aplikasi ini juga tidak terhubung
dengan database perusahaan, karena aplikasi ini merupakan suatu aplikasi
tambahan yang berdiri sendiri sehingga tidak akan mengganggu dan mengacaukan
database pusat yang terhubung dengan data keseluruhan dan keterangan aktifitas
perusahaan.
Pendeteksian absensi pada aplikasi ini terbatas pada metode dan teknologi
yang digunakan, yakni barcode dan tidak menggunakan teknologi pendeteksian
yang lain seperti fingerprint scan atau yang lainnya.
4
1.4 Tujuan Pembuatan
Tujuan dari diadakannya penelitian, perancangan, dan pembuatan aplikasi
absensi dengan sistem barcode dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah
untuk :
1. Menyusun suatu sistem informasi yang berbasis komputer secara
sistematis, terstruktur, terarah dan lengkap dengan demikian sistem
informasi yang dibuat benar-benar berguna dan mengefisienkan
pekerjaan dalam perusahaan.
2. Memberikan suatu solusi dengan merancang, memberikan hasil report,
dan mengimplementasikan Aplikasi absensi yang telah dibuat dan
akan digunakan di Perusahaan Kemenangan Jaya sebagai penunjang
proses pendataan kehadiran karyawan yang ada dan dilakukan pada
perusahaan tersebut.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang akan didapat dari penulisan skripsi dalam pembuatan dan
pengaplikasian sistem absensi dengan barcode ini adalah sebagai berikut :
1. Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya untuk mengubah sistem
absensi yang telah berjalan secara manual menjadi suatu sistem
absensi yang terkomputerisasi.
2. Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya dalam meningkatkan
kinerja dan etos kerja serta kedisiplinan kerja kepada para
karyawannya.
5
3. Membantu pendataan dan daftar hadir karyawan perusahaan dengan
memberikan suatu solusi optimal yang telah terkomputerisasi dan
berbasis data dengan penggunaan metode barcode.
4. Sistem aplikasi absensi ini akan mampu untuk melakukan beberapa
fasilitas dan fungsi seperti : Mempunyai password yang berguna
untuk melindungi pemakaian sistem oleh orang yang tidak
berwenang, sistem mempunyai fasilitas pengendali error yaitu berupa
pesan kesalahan atau proses yang akan muncul dalam
sistem.pengabsensian, mampu menyimpan data-data mengenai data
pribadi dan data absensi karyawan, dan sistem dapat melakukan
pencarian data
5. Memberikan suatu report secara berkala tentang data dan daftar
kehadiran karyawan sebagai bahan acuan peningkatan etos dan
kedisiplinan karyawan dalam perusahaan
6. Memberikan input perbaikan guna meningkatkan sistem yang sudah
ada agar lebih optimal.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan sistem
aplikasi absensi karyawan ini adalah dengan menggunakan beberapa metode,
antara lain :
1. Metode Interview
6
Koentjaraningrat (1985:167) mengartikan interview sebagai sebuah
tindakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula yang akan
digunakan dalam tahap analisa.
2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan sistem
spiral.
Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm (1988), menggambarkan
sebuah tahapan proses pengembangan perangkat lunak, yang terdiri
dari enam wilayah tugas (Pressman, 1997:47), yaitu antara lain :
A. Komunikasi Pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi
yang efektif di antara pengembang dan pelanggan.
B. Perencanaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber daya,
ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.
C. Analisis Resiko
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik
manajemen maupun teknis.
7
D. Perekayasaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih
representasi dari aplikasi tersebut. Penulis menggunakan notasi UML
sebagai case tool dalam perekayasaan sistem.
E. Konstruksi dan Peluncuran
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji,
memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika seluruh
obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka tahap selanjutnya
adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang telah selesai didesain
ke dalam kode bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang
penulis gunakan ialah Borland Delphi 5 sebagai pembuatan aplikasi
sistemnya dan menggunakan aplikasi perancangan database MS SQL
Server 2000.
F. Evaluasi Pelanggan
Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi
sistem pada saat sistem tersebut telah selesai dibuat dan
diimplementasikan.
G. Menarik Kesimpulan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari
pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat
lunak yang dibuat selama masa perekayasaan dan diimplementasikan
selama masa pemasangan.
8
1.7 Sistematika Penulisan
Penyusunan penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan beberapa metode
dan format susunan yang terbagi ke dalam beberapa bab, yang terdiri dari :
1. BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang beberapa hal umum tentang maksud dan tujuan
penulisan skripsi serta pelaksanaan penelitian pada Perusahaan PT.
Kemenangan Jaya sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi absensi
dengan sistem barcode, yang terdiri dari latar belakang
dilaksanakannya penelitian, tujuan dari diadakannya penelitian,
perancangan, dan pembuatan aplikasi sistem absensi dengan metode
barcode dalam menunjang penulisan skripsi, manfaat penulisan,
metode pelaksanaan dan penulisan skripsi, serta sistematika dalam
penyusunan skripsi ini.
2. BAB II : Landasan Teori
Menjelaskan tentang konsep dasar aplikasi absensi, penjelasan singkat
tentang barcode concept, sejarah singkat aplikasi Delphi 5 sebagai
aplikasi pembangun utama, dan konsep database serta penjelasan
singkat tentang microsoft access sebagai aplikasi database yang akan
digunakan dalam pembuatan aplikasi absensi ini.
9
3. BAB III : Metodologi Penelitian
Menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam menyelesaikan
kasus pendataan dan pengaplikasian sistem absensi pada perusahaan
tersebut, perancangan yang berisi semua metode yang berhubungan
dengan topik yang dibahas dan akan digunakan dalam pembuatan
aplikasi sistem absensi ini, serta penganalisaan masalah yang ada
dalam perusahaan sehingga dapat diberikan suatu solusi optimal
terhadap permasalahan yang ada.
4. BAB IV : Pembahasan
Menjelaskan tentang pembahasan sistem yang yang berisikan konsep,
alur, dan pola pikir program dalam bentuk flowchart, bagaimana
sistem absensi ini nantinya akan berjalan, dan tahap-tahap yang
diperlukan dalam menjalankan sistem absensi ini dengan disertai
dengan metode atau teknik yang digunakan dalam melaksanakan
penelitian serta menyelesaikan masalah yang dimulai dari perancangan
data sampai kepada terselesaikannya masalah.
5. BAB V : Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan hasil akhir dari
pemecahan masalah setelah dibuat aplikasi absensi dengan barcode ini
serta saran yang dianggap penting atau dijalankan pada masa yang
akan datang untuk kesempurnaan hasil penelitian atau pemecahan
10
masalah, sehingga masalah serupa tidak terjadi lagi serta antisipasi
terhadap timbulnya masalah lain setelah pengaplikasian sistem absensi
ini dapat berjalan dengan baik pada perusahaan tempat penelitian
untuk penulisan skripsi ini dilakukan.
6. Daftar Pustaka
Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak
maupun media elektronik yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian
tugas akhir.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem dilihat dari segi etimologinya berasal dari bahasa inggris
yaitu sistem yang berarti susunan, cara, jaringan (Echols dan Shadily,
2000:575). Menurut Hartono (1999:683), sistem adalah suatu kesatuan
yang terdiri dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian sistem dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti
Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas.
2.1.2 Elemen Sistem
Elemen yang terdapat dalam sistem meliputi : tujuan sistem,
batasan sistem, kontrol, input, proses, output, dan umpan balik.
Hubungan antar elemen dalam sistem dapat dilihat pada gambar
2.1 di bawah ini (Kristanto, 2003:2) :
TUJUAN
BATASAN
KONTROL
INPUT PROSES OUTPUT
UMPAN BALIK
Gambar 2.1 Elemen Sistem
Dari gambar di atas bisa dijelaskan sebagai berikut : tujuan,
batasan, dan kontrol sistem akan berpengaruh pada input, proses, dan
output. Input dalam sistem akan diproses dan diolah sehingga
menghasilkan output, dimana output tersebut akan dianalisis dan akan
menjadi umpan balik bagi si penerima. Kemudian dari umpan balik ini
akan muncul segala macam pertimbangan untuk input selanjutnya.
Selanjutnya siklus ini akan berlanjut dan berkembang sesuai dengan
permasalahan yang ada (Kristanto, 2003:2).
2.1.2.1 Tujuan Sistem
Tujuan sistem dapat berupa tujuan organisasi, kebutuhan
organisasi, permasalahan yang ada dalam suatu organisasi
13
maupun urutan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi,
dapat dikatakan bahwa tujuan sistem adalah tujuan yang akan
dicapai dari pembuatan suatu sistem.
2.1.2.2 Batasan Sistem
Batasan sistem adalah sesuatu yang membatasi sistem
dalam pencapaian tujuan. Batasan sistem dapat berupa peraturan
yang ada dalam organisasi, sarana dan prasarana, maupun batasan
yang lain.
2.1.2.3 Kontrol Sistem
Kontrol sistem merupakan pengawasan terhadap
pelaksanaan pencapaian tujuan dari sistem tersebut. Kontrol
sistem dapat berupa kontrol terhadap pemasukan data (input),
output, pengolahan data, umpan balik, dan sebagainya.
2.1.2.4 Input
Merupakan suatu elemen dari sistem yang bertugas
untuk menerima seluruh masukan data yang dapat berupa jenis
data, frekuensi pemasukan data, dan lainnya.
2.1.2.5 Proses
Merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk
mengolah atau memproses seluruh masukan data menjadi suatu
informasi yang lebih berguna.
14
2.1.2.6 Output
Merupakan hasil dari input yang telah diproses oleh
bagian pengolah dan merupakan tujuan akhir dari sistem.
2.1.2.7 Umpan Balik
Umpan balik merupakan elemen dalam sistem yang
bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan,
dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah sistem.
Umpan balik in dapat berupa perbaikan sistem, pemeliharaan
sistem, dan sebagainya (Kristanto, 2003:3-4).
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau
ide-ide yang tidak tampak, sedangkan sistem fisik adalah sistem
yang ada secara fisik.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses
alam, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi
dan ada karena merupakan hasil rancangan dari manusia.
15
3. Sistem Tertentu dan Sistem Tidak Tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi, dimana interaksi antar bagiannya dapat dideteksi
dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan.
Sedangkan sistem tidak tentu adalah sistem dimana kondisi masa
depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan
tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis
sistem ini ada, namun pada kenyataannya tidak ada sistem yang
benar-benar tertutup. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem
yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkuna luarnya
(Kristanto, 2003: 4-6).
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.1 Pengertian Informasi
Menurut Kristanto (2003:6), Informasi merupakan kumpulan data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
Sedangkan menurut Mcleod (1998:15), Informasi adalah data yang
telah diproses, atau data yang memiliki arti.
16
2.2.2 Siklus Informasi
Siklus informasi dimulai dari data mentah yang diolah melalui
suatu model menjadi informasi (output), kemudian informasi diterima oleh
penerima, sebagai dasar untuk membuat keputusan dan melakukan
tindakan, yang berarti akan membuat data kembali. Kemudian data tersebut
akan ditangkap sebagai input dan selanjutnya membentuk siklus.
2.2.3 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal berikut :
1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari
sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan
banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak
informasi tersebut.
2. Tepat Pada Waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi, karena
informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.
Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal
bagi suatu organisasi.
17
3. Relevan
Relevan dalam hal ini adalah dimana informasi tersebut
memiliki manfaat dan keterkaitan dalam pemakaiannya. Relevansi
informasi untuk tiap satu individu dengan individu lainnya
memiliki perbedaan (Kristanto, 2003:6).
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi
sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal dan
eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk
pengambilan keputusan yang baik (Hartono, 1999:697)
Sedangkan menurut Kristanto (2003:11), sistem informasi
didefinisikan sebagai berikut :
1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menyajikan informasi.
2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan
akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan
atau untuk mengendalikan organisasi.
18
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan
beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi,
yaitu antara lain :
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
Input dalam hal ini termasuk metode dan media untuk menangkap
data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manajemen serta semua pamakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem
informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
19
5. Blok Basis Data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat
keras komputer, dan dipergunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung
dengan cepat diatasi (Kristanto, 2003 : 12-13).
2.4 Rekayasa Perangkat Lunak
Pressman (1997:10) mengemukakan bahwa perangkat lunak adalah :
1. Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi
dan unjuk kerja seperti yang diinginkan.
2. Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi
secara proporsional
3. Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program
Sedangkan menurut Sommerville (2000:6) perangkat lunak adalah
program komputer dan dokumentasi yang berhubungan, dimana produk perangkat
lunak tersebut dapat dikembangkan untuk pelanggan tertentu atau pasar umum.
20
Rekayasa perangkat lunak menurut Sommerville (2000:7) adalah Disiplin
ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap
awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.
2.5 UML (Unified Modelling Language)
2.5.1 Sejarah UML
Proses analisis untuk mengidentifikasi objek dan kelas objek
dianggap sebagai salah satu area yang paling sulit mengenai
pengembangan berorientasi objek. Identifikasi objek pada dasarnya sama
dengan analisis dan perancangan. Berbagai metode analisis berorientasi
objek diusulkan pada tahun 1990-an. Metode-metode ini mempunyai
banyak kesamaan dan tiga dari pengembang utamanya (Grady Booch, Jim
Rumbaugh dan Ivan Jacobson) memutuskan untuk mengintegrasikan
pendekatan mereka untuk menghasilkan metode yang terunifikasi yang
dinamakan UML (Nugroho, 2004:20).
Pendekatan UML memiliki nilai yang sangat baik dalam
penyelidikan dan penelitian. Perangkat UML distandarkan sebagai
peralatan untuk dokumen analisa dan perancangan dari sistem perangkat
lunak. Peralatan UML termasuk diagram yang memberikan seseorang
untuk menampilkan konstruksi dari sebuah sistem object oriented.
Unified Modelling Language (UML) menurut Hermawan (2004:7)
adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan
21
memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan desain sistem
berorientasi obyek.
Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa UML merupakan bahasa
pemodelan yang paling sukses dari tiga Object Oriented yang telah ada
yaitu Booch, OMT dan OOSE. Dan UML adalah kesatuan dari ketiga
pemodelan tersebut dan ditambah kemampuan untuk mengatasi
pemodelan yang tidak dapat ditangani oleh ketiga metode pemodelan
tersebut (Nugroho, 2004:20).
Object Management Group, Inc. (OMG) adalah sebuah organisasi
perkumpulan taraf internasional yang terbentuk tahun 1989 memiliki
anggota lebih dari 800 anggota yang terdiri dari perusahan sistem
informasi, software development dan para user. Organisasi inilah yang
mempromosikan teori-teori dan praktek-praktek object oriented
technology dalam rekayasa software.
OMG inilah yang mengeluarkan UML setelah terbentuknya Object
Oriented Architecture (OOA) yang menjadi penentuan infrastruktur
konseptual perkembangan Object Oriented Technology, dimana dengan
adanya UML ini dapat mengurangi kekacauan dalam bahasa pemodelan
pengembangan sistem software dan juga diharapkan dapat membantu
menjawab permasalahan penotasian dan mekanisme tukar-menukar model
yang terjadi selama ini.
22
2.5.2 Tujuan dan Cakupan UML
2.5.2.1 Tujuan UML
Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:30) bahwa tujuan
utama UML adalah :
A. Memberikan model yang siap pakai, bahasa
pemodelan visual yang ekspresif untuk
mengembangkan dan saling menukar model dengan
mudah dan dimengerti secara umum.
B. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari
berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
C. Menyatukan praktik-praktik terbaik yang terdapat
dalam pemodelan.
2.5.2.2 Cakupan UML
Cakupan UML menurut Suhendar dan Gunadi
(2002:30) ialah :
A. UML menggabungkan konsep Booch, OMT, dan
OOSE, sehingga UML merupakan suatu bahasa
pemodelan tunggal yang umum dan digunakan secara
luas oleh para user .
B. UML menekankan pada apa yang dapat dikerjakan
dengan metode-metode tersebut.
C. UML berfokus pada suatu bahasa pemodelan standar.
23
2.5.3 Notasi dan Artifak Dalam UML
2.5.3.1 Actor
Actor menurut Hermawan (2004:14) adalah segala
sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi komputer. Jadi
actor ini bisa berupa orang, perangkat keras , atau mungkin juga
obyek lain dalam sistem yang sama. Biasa nya yang dilakukan
oleh actor adalah memberikan informasi pada sistem dan atau
memerintahkan sistem untuk melakukkan sesuatu.
Notasi actor dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini :
Notasi Aktor
Gambar 2.2 Notasi aktor
2.5.3.2 Class
Class menurut Hermawan (2004:14) merupakan
pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek, karena class
menujukan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi
yang sama. Class digunakan untuk mengimplementasikan
interface. Notasi class dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini
:
Gambar 2.3 Notasi class
24
Class digunakan untuk mengabstraksikan elemen dari
sistem yang sedang di bangun. class bisa untuk merepresentasikan
baik perangkat lunak maupun prangkat keras, baik konsep
maupun benda nyata.
Notasi class berbentuk persegi panjang berisi tiga bagian
persegi paling atas untuk nama class, persegi panjang paling
bawah untuk operasi, dan persegi panjang di tengah untuk atribut.
Atribut digunakan untuk menyimpan informasi. Nama
atribut menggunakan kata benda yang dapat dengan jelas
merepresentasikan infomasi yang di simpan di dalamnya. Operasi
menunjukan sesuatu yang bisa di lakukan oleh obyek. Dan
menggunakan kata kerja.
2.5.3.3 Use Case
Menurut Hermawan (2004:16) Use case menjelaskan
urutan kegiatan yang di lakukan actor dan sistem untuk mencapai
suatu tujuan tertentu walaupun menjelaskan kegiatan namun use
case hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor dan
sistem, bukan bagai mana actor dan sistem melakukan kegiatan
tersebut.
25
Notasi Use case dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah
ini :
Gambar 2.4 Notasi Use Case
Di dalam use case terdapat teks untuk menjelaskan
urutan kegiatan yang di sebut use case specification. Use case
specification terdiri dari:
1. Nama use case
Mencantumkan nama dari use case yang
bersangkutan. Sebaiknya di awali dengan kata kerja
untuk menujukan suatu aktivitas.
2. Deskripsi singkat ( brief description )
Menjelaskan secara singkat dalam 1 atau 2 kalimat
tentang tujuan dari use case ini.
3. Aliran normal (basic flow)
Ini adalah jantung dari use case. Menjelaskan
interaksi antara actor dan sistem dalam kondisi normal,
yaitu segala seuatu berjalan dengan baik, tiada halangan
atau hambatan dalam mencapai tujuan dari use case.
26
4. Aliran alternatif (alternate flow)
Merupakan perlengkapan dari basic flow karena tidak
ada yang sempurna dalam setip kali use case
berlangsung. Di dilam alternate flow ini dijelaskan apa
yang akan terjadi bila suatu halangan terjadi sewaktu use
case berlangsung. Ini terutama berhubungan dengan
error yang mungkin terjadi, misalnya karena sistem
kekurangan data untuk diolah (usia pegawai belum di
input), terjadi masalah eksternal (printer belum di turn-
on).
5. Special requirement
Berisi kebutuhan lain yang belum tercukup dalam
aliran normal dan alterntif. Biasanya secara tegas di
bedakan bahwa basic flow dan alternate flow menangani
kebutuhan fungsional dari use case, sementara special
requirement yang tidak berhubungan dengan fungsional,
misalnya kecepatan transaksi maksimum berapa cepat
dan berapa lama kapasitas akses jumlah user yang akan
mengakses dalam waktu bersamaan.
6. Pre-condition
Menjelaskan persyaratan yang harus di penuhi
sebelum use case bisa di mulai.
27
7. Post-condition
Menjelaskan kondisi yang berubah atau terjadi saat
use case selesai di eksekusi.
2.5.3.4 Interaction
Menurut Hermawan (2004:18) interaction digunakan
untuk menunjukan baik aliran pesan atau informasi antar obyek
mupun hubungn antar obyek. Biasanya interaction ini dilengkapi
juga dengan teks bernama operation singnature yang tersusun
dari nama operasi, parameter yang di kirim dan tipe parameter
yang di kembalikan Notasi interaction dapat dilihat pada gambar
2.5 di bawah ini :
Gambar 2.5 Notasi Interaction
2.5.3.5 Interface
Menurut Hermawan (2004:15) interface merupakan
kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class.
Implementasi operasi dalam interface di jabarkan dalam operasi
dalam class. Oleh karena itu keberadaan interface selalu di sertai
oleh class yang mengimplementasikan operasinya. Interface ini
merupakan salah satu cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam
28
obyek. Notasi interface dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah
ini :
Gambar 2.6 Notasi interface
2.5.3.6 Package
Package adalah container atau wadah konseptul yang di
gunkan untuk mengelompokan elemen–elemen dari sistem yang
sedang di bangun, sehingga bisa dibuat model yang lebih
sederhana.
Tujuannya adalah untuk mempermudah penglihatan
(visibility) dari model yang sedang di bangun.
Notasi Package dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah
ini :
Gambar 2.7 Notasi Package
2.5.3.7 Note
Note di bangun untuk memberikan keterangan dan
komentar tambahan dari suatu elemen sehingga bisa langsung
terlampir dalam model. Note ini bisa ditempelkan kesemua
29
elemen notasi yang lain. Notasi Note dapat dilihat pada Gambar
2.8 di bawah ini :
Gambar 2.8 Notasi Note
2.5.3.8 Dependency
Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa
perubahan pada suatu elemen memberi pengaruh pada elemen
yang lan. Elemen yang ada di bagian tanda panah adalah elemen
yang tergantung pada elemen yang ada di bagian tanpa ada tanda
panah.
Terdapat dua stereotype dari dependency, yaitu include
dan extend . include menunjukan bahwa suatu bagian dari elemen
(yang ada di garis tanpa panah ) memicu eksekusi bagian dari
elemen lain (yang ada di garis dengan panah), misalnya untuk
notasi A -- >B operasi yang ada di class A memicu dieksekusinya
operasi yang berada di class B .
Extend menunjukkan bahwa suatu bagian dari elemen di
garis tanpa panah bisa disisipkan ke dalam elemen yang ada di
garis dengan panah, misalnya untuk notasi A-- >B suatu fungsi
dari use case A bisa disisipkan ke dalam use case B atau dengan
kata lain A optional untuk B.
30
Ke dua stereotype ini di representasikan dengan
menambahkan text include atau extend di notasi dependency.
Notasi dependency dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini :
Gambar 2.9 Notasi Dependency
2.5.3.9 Association
Association menggambarkan navigasi antar class
(navigation), berapa banyak obyek lain yang bisa
berhubungandengan satu obyek (multiplicity antar class ), dan
apakah suatu class menjadi bagian dari class lainnya
(aggregation).
Navigation dilambangkan dengan penambahan anda
panah di akhir garis. Bidirectional navigation menunjukkan
bahwa dengan mengetahui salah satu class bisa di dapatkan dari
informasi lainnya. sementara dengan unidirectional navigation
hanya dengan mengetahui class di ujung garis association tanpa
panah kita bisa mendapatkan informasi dari class di ujung dengan
panah, tetapi tidak sebaliknya. Notasi Association dapat dilihat
pada gambar 2.10 di bawah ini :
Gambar 2.10 Notasi Association
31
2.5.3.10 Generalization
Generalization menunjukan hubungan antar elemen yang
lebih umum ke elemen yang lebih spesifik (sub class), dengan
generalization, class yang lebih spesifik akan menurunkan atribut
dan operasi dari class yang lebih umum (superclass), atau
“subclass is a superclass”. Dengan menggunakan notasi
generalization ini konsep inheritance dari prinsip hirarki
dimodelkan. Notasi Generalization dapat dilihat pada gambar
2.11 di bawah ini :
Gambar 2.11 Notasi Generalization
2.5.3.11 Realization
Realization menunjukan hubungan bahwa elemen yang
ada di bagian tanpa panah akan merealisasikan apa yang
dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian depan panah.
Misalnya class merealisasikan package, component
merealisasikan class atau interface. Notasi Realization dapat
dilihat pada gambar 2.12 di bawah ini :
Gambar 2.12 Notasi Realization
2.5.3.12 Use Case Diagram
Menurut Hermawan (2004:23) Use Case Diagram
(UCD) menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang
32
akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem.
Use case diagram menjadi dokumen kesepakatan antara customer,
User, dan Developer. User menggunakan dokumen UCD untuk
memahami sistem dan mengevaluasi bahwa benar yang dilakukan
sistem adalah untuk memecahkan masalah yang user ajukan atau
sedang dihadapi. Developer menggunakan dokumen UCD ini
sebagai rujukan yang benar dalam pengembangan sistem.
UCD pada umumnya menggunakan elemen actor, use
case, dependency, generalizatiom dan Association. UCD ini
memberikan gambaran statis dari sistem yang sedang dibangun
dan merupakan artifak dari proses analisis.
2.5.3.13 Sequence Diagram
Menurut Hermawan (2000:24) Sequence diagram
menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam
sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi
antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi,
dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi.
Pembuatan sequence diagram merupakan aktivitas yang paling
kritikal dari proses disain karena artifak inilah yang menjadi
pedoman dalam proses pemrograman nantinya dan berisi aliran
kontrol dari program.
33
Sequence diagram biasanya tersusun dari elemen obyek,
Interaction dan Message. Interaction menghubungkan 2 Obyek
dengan pesannya. Diagram ini menjelaskan aspek dinamis dari
sistem yang sedang dibangun. Di dalam sequence diagram,
terdapat kelas boundary, control dan entity.
2.5.3.14 Class Diagram
Sama seperti class, maka class diagram merupakan
diagram yang selalu ada di pemodelan sistem berorientasi obyek.
Class diagram menunjukan hubungan antar class yang sedang
dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk
mencapai suatu tujuan.
Class diagram umumnya tersusun dari elemen class,
interface, dependency, Generalization dan Association. Relasi
dependency menunjukan bagaimana terjadi ketergantungan antar
class yang ada. Relasi Generalization menunjukan bagaimana
suatu class menjadi superclass dari class lainnya dan class
tersebut menjadi subclasss dari class tersebut. Relasi Association
menggambarkan navigasi antar class, berapa banyak obyek lain
bisa berhubungan dengan satu obyek (multiplicity antar class),
dan apakah satu class menjadi bagian dari class lainnya
(agregation). Class diagram digunakan untuk menggambarkan
disain statis dari sistem yang sedang dibangun.
34
2.6 Konsep Database Management System
Menurut Kristanto (1999:25) Suatu DBMS (Database Management
System) berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program untuk
mengakses data tersebut. Jadi DBMS terdiri dari Database dan Set Program
pengelola untuk menambah data, menghapus data, mengambil dan membaca data.
Sedangkan database sendiri merupakan kumpulan file-file yang saling
berelasi, relasi tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada.
Satu database menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dala satu lingkup
perusahaan/instansi. (Kristanto, 1999:9).
Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama
bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari
field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut
dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Untuk
menyebut isi dari field maka digunakan atribut atau merupakan judul dari satu
kelompok entity tertentu, misalnya atribut Alamat menunjukkan entity alamat dari
siswa. Entiti adalah suatu objek yang nyata yang akan direkam.
Set program pengelola merupakan satu paket program yang dibuat agar
memudahkan dan mengefisienkan pemasukkan atau perekaman informasi dan
pengambilan atau pembacaan informasi ke dalam database.
35
2.6.1. Definisi
1. Entity
Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang
informasinya direkam. Pada bidang Administrasi Siswa misalnya,
entity adalah siswa, buku, pembayaran, nilai test. Pada bidang
kesehatan, entity adalah pasien, dokter, obat, kamar, diet (Kadir,
1998:46).
2. Atribut
Setiap entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili
suatu entity. Seorang siswa dapat dilihat dari atributnya, misalnya
nama, nomor siswa, alamat, nama orang tua, hobi. Atribut juga
disebut sebagai data elemen, data field, data item(Kadir, 1998:46)..
3. Data Value (Nilai atau Isi Data)
Data value adalah data aktual atau informasi yang disimpan
pada tiap data elemen atau atribut. Atribut nama karyawan
menunjukkan tempat dimana informasi nama karyawan disimpan,
sedang data value adalah Icha Fitriyanti, Adam Pratama,
merupakan isi data nama karyawan tersebut.
4. Record/Tuple
Kumpulan elemen elemen yang saling berkaitan
menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Satu record
mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya,
nomor karyawan, nama karyawan, alamat, kota, tanggal masuk.
36
5. File
Kumpulan record record sejenis yang mempunyai panjang
elemen yang sama, atribut yang sama, namun berbeda beda data
valuenya.
6. Database
Kumpulan file file yang mempunyai kaitan antara satu file
dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data
untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan
tertentu.
Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan
dengan file yang lainnya berarti file tersebut bukanlah kelompok
dari satu database, ia akan dapat membentuk satu database sendiri.
7. DBMS (Database Management System)
Kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program
untuk pengelolaannya disebut sebagai DBMS. Database adalah
kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri
dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data,
mengisi data, menghapus data, melaporkan data dalam database.
37
Hubungan antara definisi di atas dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut :
DATABASE UNIVERSITAS
Entity Siswa
No. Induk Nama 105091029613 Icha
Fitriyanti Record/Tuple
Relasi
Entity Mata kuliah
Kode Nama Mata kuliah MT01 Kalkulus 1 AA01 Analisa Algoritma
BA01 Bahasa Automata
TK01 Teknik Kompilasi
Data Retrieve
• Program Aplikasi
• Query Language
• Menu-menu
PAKET PROGRAM
Gambar 2.13 Gambaran DBMS (Database Management System)
38
2.6.2. Perancangan Database
Merancang Database merupakan suatu hal yang sangat penting.
Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang
sehingga suatu database dapat memuaskan keperluan saat ini dan masa
mendatang. Perancangan model konseptual perlu dilakukan di samping
perancangan model fisik. Pada perancangan konseptual akan menunjukkan
entity dan relasinya berdasarkan proses yang diinginkan oleh organisasi.
Ketika menentukan entity dan relasinya dibutuhkan analisis data tentang
informasi yang ada dalam spesifikasi di masa mendatang (Nugroho,
2004:191).
Pada pendekatan model konseptual, beberapa konsep pendekatan
Relational digunakan, namun tidak berarti konsep ini nantinya
diimplementasikan ke model Relational saja tetapi dapat juga dipakai pada
model Hierarchical dan model Network.
2.6.2.1 Merancang Model Konseptual Database
Pada perancangan model konseptual penekanan tinjauan
dilakukan pada struktur data dan relasi antara file. Tidaklah perlu
dipikirkan tentang terapan dan operasi yang akan dilakukan pada
database.
39
Pendekatan yang dilakukan pada perancangan model
konseptual adalah menggunakan model data relational, Terdapat
dua buah teknik yaitu :
1. Teknik Normalisasi
Proses Normalisasi merupakan proses
pengelompokkan data elemen menjadi tabel yang
menunjukkan entity dan relasinya.
Menurut Kadir (1998:65), Pada proses normalisasi
selalu diuji pada beberapa kondisi. Apakah ada kesulitan
pada saat menambah/insert, menghapus/ delete,
mengubah/update, membaca/retrieve pada satu
database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut
maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi
atau dengan kata lain perancangan belumlah mendapat
database yang optimal.
Normalisasi adalah proses untuk mengorganisasikan
data secara efisien dalam sebuah database. Terdapat dua
tujuan dalam proses normalisasi, yaitu menghilangkan
redundansi data dan memastikan bahwa dependensi data
masuk akal.
Menurut Kadir (1998:73), Ada beberapa bentuk
dari normalisasi, yaitu antara lain :
A. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
40
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang
akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu
format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau
terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai
dengan kedatangannya.
B. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal
Form)
Bentuk Normal kesatu mempunyai ciri yaitu
setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata),
data dibentuk dalam satu record demi satu record
dan nilai dari field-field berupa “atomatic value”.
Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau set
atribut yang bernilai ganda (multivalue).
Tiap field hanya satu pengertian, bukan
merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti
ganda, hanya satu arti saja dan juga bukanlah
pecahan kata-kata sehingga artinya lain.
Bentuk 1 NF menentukan aturan dasar dalam
mengorganisasikan sebuah database, yaitu :
1) Menghilangkan duplikasi kolom di dalam
tabel yang sama
2) Membuat tabel yang terpisah untuk setiap
grup dari data yang berhubungan dan
41
mengidentifikasikan setiap baris dengan
sebuah kolom yang unik atau menentukan
primary key.
C. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal
Form)
Bentuk nomal kedua mempunyai syarat, yaitu
bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal
kesatu. Atribut yang bukan kunci haruslah
bergantung secara fungsi kepada primary key.
Sehingga untuk membentuk normal kedua
haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci
field haruslah unik dan dapat mewakili atribute lain
yang menjadi anggotanya.
Bentuk normal kedua merupakan konsep dari
pemindahan data duplikasi, dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Temukan semua kebutuhan yang ada pada
bentuk normal form
2) Pindahkan subset dari data yang ada pada
beberapa baris dari tabel dan tempatkan
mereka pada tabel yang terpisah.
42
3) Buat relationship diantara tabel baru ini
dengan menginisialiasi penggunaan foreign
key.
D. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal
Form)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka
relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan
semua atributebukan primer tidak memiliki
hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap
atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada
primary key dan pada primary key secara
menyeluruh.
Langkah yang dilakukan dalam bentuk 3 NF
antara lain :
1) Temukan semua kebutuhan dari bentuk
normal kedua.
2) Pindahkan kolom yang tidak bergantung
pada primary key.
E. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
BCNF merupakan merupakan bentuk normal
sebagai perbaikan terhadap 3NF. Suatu relasi yang
43
memenuhi BCNF selalu memenuhi 3NF tapi tidak
sebaliknya.
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa
BCNF adalah perbaikan dari 3NF, karena bentuk
normal ketiga pun mungkin masih mengandung
anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih lanjut.
Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal
Boyce-Codd jika dan hanya jika semua penentu
(determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang
bersifat unik).
F. Dependensi Nilai Banyak dan Bentuk
Normal Keempat (4NF/Fourth Normal
Form)
Dependensi nilai banyak atau MVD
(Multivalued Dependency) dipakai pada bentuk
normal keempat yang dipakai untuk menyatakan
hubungan satu ke banyak.
Secara praktis, suatu relasi memenuhi bentuk
normal keempat yaitu antara lain :
1) Telah memenuhi bentuk BCNF
2) Tidak mengandung dua atribut atau lebih
yang bernilai banyak
44
G. Dependensi Gabungan dan Bentuk Normal
Kelimz (5NF/Fifth Normal Form)
Bentuk 5NF atau yang terkadang disebut PJ/NF
(Projection Join/Normal Form) menggunakan acuan
dependensi gabungan. Suatu relasi berada dalam
5NF jika dan hanya jika setiap gabungan dalam R
tersirat oleh kunci kandidat relasi R.
Secara praktis dapat dikatakan suatu relasi R
berada dalam 5NF jika data yang ada padanya tak
dapat lagi didekomposisi menjadi relasi-relasi yang
lebih kecil.
2. Teknik Entity Relationship
A. Perancangan Database Teknik Entity
Relationship
Database adalah kumpulan file yang saling
berkaitan. Pada model data relational hubungan
antar file direalisasikan dengan kunci relasi (relation
key)., yang merupakan kunci utama dari masing-
masing file. Perancangan database yang tepat akan
menyebabkan paket program relational lainnya akan
bekerja secara optimal.
45
B. Entity Relationship Concept
Relasi antara dua file atau tabel dapat
dikategorikan menjadi tiga macam. Demikian pula
untuk membantu gambaran relasi secara lengkap,
terdapat juga tiga macam relasi dalam hubungan
atribut dalam satu file, yaitu antara lain :
1) One To One Relationship 2 File
Hubungan antara file pertama dengan file
kedua adalah satu berbanding satu
2) One To Many Relationship 2 File
Hubungan antara file pertama dengan file
kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat
pula dibalik banyak berbanding satu
3) Many To Many Relationship 2 File
Hubungan antara file pertama dengan file
kedua adalah banyak berbanding banyak.
2.7 Sekilas Tentang Delphi
2.7.1 Sejarah Delphi
Menurut Pranata (2000:xvii), ide munculnya Delphi sebenarnya
berasal dari bahasa pemrograman yang cukup terkenal, yaitu pascal.
Bahasa pascal sendiri telah diciptakan pada tahun 1971 oleh ilmuwan dari
46
Swiss. Yaitu Niklaus Wirth. Nama Pascal diambil dari ahli matematika
dan filsafat dari prancis yaitu Blaise Pascal (1623-1662).
Sejak saat itu muncul beberapa versi Pascal di antaranya Turbo
Pascal yang dirilis Borland Internasional Incorporation pada tahun 1983.
Turbo Pascal yang muncul pertama kali hanya dapat dijalankan di sistem
operasi DOS, namun dalam perkembangan selanjutnya, Borland
International juga merilis Turbo Pascal yang berjalan di Windows 3.x,
yaitu Turbo Pascal For Windows.
Pada tahun 1992, Borland International menggabungkan Turbo
Pascal For DOS dengan Turbo Pascal For Windows menjadi satu paket
bahasa pemrograman yang dikenal dengan nama Borland Pascal versi 7.
Karena pemrograman Windows dengan Borland Pascal masih
dirasa cukup sulit, sejak tahun 1993 Borland Internasional
mengembangkan bahasa Pascal yang bersifat visual, hasil dari
pengembangan ini adalah dirilisnya Delphi 1 pada tahun 1995.
Perkembangan Delphi tidak berhenti sampai di situ. Satu tahun berikut
nya, Pada tahun 1996, Borland Internasional merilis Delphi 2 yang sudah
bersifat 32 bit, dengan kata lain Delphi 2 hanya bisa dijalankan pada
Windows 95 dan Windows NT. Pada tahun 1997,1998, dan 1999, Borland
Internasional yang berganti nama menjadi Inprise Corporation berturut–
turut kembali merilis Delphii 3, 4 dan 5 dan yang sekarang berkembang
adalah Delphi 7.0.
47
2.7.1.1 IDE (Integrated Development Environment) Delphi
Pada dasarnya IDE milik Delphi di bagi menjadi 6 bagian
utama, yaitu menu, Speed Bar, Component Pallete, Form Designer,
Code Editor dan Object Inspector. Untuk lebih jelasnya lihat
gambar 2.14 dibawah ini.
Gambar 2.14 Bagian-bagian IDE Delphi
Di bawah ini akan di jelaskan masing-masing komponen
tersebut.
1. Menu
Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti menu
pada aplikasi windows lainnya. Dari menu ini, anda bisa
memanggil atau menyimpan program, menjalankan dan
melacak bug program, dsb. Singkatnya segala sesuatu
48
yang berkaitan dengan IDE Delphi dapat anda lakukan
dari menu (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:4).
2. Speed Bar
Gambar 2.15 Speed Bar Pada IDE Delphi 7
Pada gambar 2.15 di atas adalah Speed Bar atau sering
disebut juga toolbar berisi kumpulan tombol yang tidak
lain adalah pengganti beberapa menu yang sering
digunakan, dengan kata lain, setiap tombol pada Speed
Bar menggantikan salah satu item menu (Kusnassriyanto
dan Sjahriyanto,2005:5)
3. Component Palette
Gambar 2.16 Component Palette Pada IDE Delphi 7
Component palette adalah berisi kumpulan ikon yang
melambangkan komponen-komponen pada VCL (Visual
Component Library).VCL merupakan pustaka komponen
yang digunakan untuk membangun aplikasi. Pada
Component Pallete terdapat beberapa tab antara lain
Standard, Additional, Data Access dan seterusnya
49
(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:5). Komponen
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.16 di atas..
4. Form Designer
Form Designer adalah tempat dimana anda dapat
merancang jendela dari aplikasi Windows
(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:6).
5. Code Editor
Code Editor adalah tempat dimana anda menuliskan
program (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:14)
Code Editor tersebut dapat dilihat pada gambar 2.17 di
bawah ini :
Gambar 2.17 Code Editor pada IDE Delphi
6. Object Inspector
Object inspector digunakan untuk mengubah
karakteristik sebuah komponen. Pada Object Inspector
terdapat dua tab, yaitu Properties dan Events
(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto,2005:7).
50
Gambar Object Inspector tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.18 di bawah ini :.
Gambar 2.18 Object Inspector
2.8 Konsep Pemrograman Berorientasi Objek
Menurut Hermawan (2004:5), Object Oriented Programming adalah
konsep yang membagi program menjadi objek-objek yang saling berinteraksi satu
sama lain. Dalam pemrograman berorientasi objek, komponen yang didesain
dalam proses desain kemudian diimplementasikan dengan menggunakan bahasa
pemrograman berorientasi objek.
Syarat sebuah bahasa pemrograman bisa digolongkan berorientasi objek
adalah bila bahasa pemrograman tersebut memiliki fitur untuk
mengimplementasikan 4 konsep sebuah objek yang terorientasi, yaitu : abstraksi,
enkapsulasi, polymorphisme, dan inheritance (Hermawan, 2004:6).
OOP, tidak seperti pendahulunya (pemrograman terstruktur), mencoba
melihat permasalahan lewat pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah
entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Hal ini
memiliki perbedaan yang mendasar dalam pemrograman terstruktur, dimana
struktur data dan fungsi didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan erat.
51
Jadi, ide dasar pada OOP adalah mengkombinasikan data dan fungsi sehingga
menjadi satu kesatuan unit yang disebut dengan object.
Keuntungan dari penggunaan OOP yaitu :
1. Alami (Natural)
2. Dapat Diandalkan (Reliable)
3. Dapat Digunakan Kembali (Reusable)
4. Mudah Untuk di-Maintain (Maintainable)
5. Dapat Diperluas (Extendable)
6. Efisiensi Waktu
2.9 Bagan Alir
2.9.1 Flow Chart
Flow Chart (Bagan Alir Sistem) adalah bagan yang menunjukkan
aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir
digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi.
(Hartono, 2001:795)
2.9.2 Flow Map
FM (Flow Map) Adalah merupakan bagan alir yang menunjukkan
arus data dari laporan dan form termasuk tembusan-tembusannya pada
sistem. Flow map ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan
yang digunakan di dalam bagan alir sistem (Hartono, 2001:800).
52
Berikut di jelaskan pada keterangan bawah ini yang merupakan
pedoman untuk menggambarkan suatu bagan alir, diantaranya:
1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas kebawah dan mulai
dari bagian kiri dari suatu halaman.
2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas,
yaitu ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan
dimana akan berakhirnya.
3. Masing-masing kegiatan didalam bagan alir sebaiknya
digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.
4. Masing-masing kegiatan pada bagan alir harus berada pada
urutan yang semestinya.
5. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain
harus ditunjukan dengan jelas menggunakan simbol
penghubung.
53
6. Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar, seperti
tampak pada gambar 2.19 di bawah ini
Simbol Arti Simbol Arti
Dokumen Penghubung
Kegiatan Manual Input / Output
Proses Komputer
Display
Disket
Arsip
Keyboard
Hubungan
Gambar 2.19 Simbol Flow Map
2.10 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) yang pada awalnya diusulkan oleh
Peter Chen adalah suatu model diagram yang menyatakan keterhubungan suatu
entity dengan entity yang lain. Atau juga dapat dikatakan sebagai sebuah teknik
untuk menggambarkan informasi yang dibutuhkan dalam sistem dan hubungan
antar data-data tersebut (Pressman,1997:360).
Secara terjemahan dalam bahasa Indonesia, Entity Relationship Diagram
adalah diagram relasi atau keterhubungan entitas. Dari model Entity Relationship
54
Diagram akan didapatkan data-data yang dibutuhkan sistem. Dengan begitu maka
akan didapatkan pula kejelasan aktivitas yang dilakukan dalam sistem.
Menurut Nugroho (2004:192), di dalam ERD (Entity Relationship
Diagram) dikenal beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :
1. Entitas (Entity)
Adalah suatu objek yang memiliki hubungan dengan objek lain.
Dalam ERD digambarkan dengan bentuk persegi panjang
2. Hubungan (Relationship)
Dimana entitas dapat berhubungan dengan entitas lain, hubungan ini
disebut dengan entity relationship yang digambarkan dengan garis.
Ada empat bentuk relasi dasar pada database, yaitu :
A. One-to-One
Artinya satu data memiliki satu data pasangan
B. One-to-Many
Artinya satu data memiliki beberapa data pasangan
C. Many-to-One
Artinya beberapa data memiliki satu data pasangan
D. Many-to-Many
Artinya beberapa data memiliki beberapa data pasangan
3. Atribut
Adalah elemen dari entitas yang berfungsi sebagai deskripsi karakter
entitas dan digambarkan dengan bentuk elips.
55
2.11 Barcode
Barcode secara harfiah berarti kode berbentuk garis. Barcode yang dikenal
orang umumnya tercetak pada kemasan produk suatu barang. Atau kita sering
melihatnya ketika petugas kasir minimarket menscan kode-kode berbentuk garis
saat kita selesai berbelanja. Kita hanya mengenalnya secara sekilas tapi tidak
begitu tahu maksud kegunaannya.
Di bidang perpustakaan, sistem barcode juga digunakan. Masing-masing
buku koleksi perpustakaan ditempel label barcode. Ketika pengguna ingin
meminjam buku, pustakawan tinggal melakukan scanning ke permukaan label,
dan secara otomatis data buku tersebut masuk ke dalam database peminjaman.
Namun di Indonesia belum banyak perpustakaan yang menggunakan barcode
dalam sistem pelayanan pemakainya. Kini dengan semakin berkembangnya
perpustakaan dan ketersediaan perangkat scanner barcode yang semakin mudah
ditemui di pasaran ada baiknya melihat teknologi ini sebagai alat bantu guna
meningkatkan kinerja perpustakaan.
Perpustakaan CIFOR sendiri telah mengimplementasikan sistem
pelayanan perpustakaan menggunakan barcode pada perangkat lunak Inmagic
sejak tahun 1980. Dengan menggunakan standar True Type Font code 39 sebagai
kode barcode, diharapkan akan mengurangi kesalahan data entry sirkulasi dan
meningkatkan kecepatan pelayanan1
1 http://www.wikipedia.com/barcode, 14 Juli 2007., 16:35 WIB
56
2.11.1 Sejarah barcode
Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa
Drexel Institute of Technology Bernard Silver dan Norman Joseph
Woodland di tahun 1948. Mereka mempatenkan inovasi tersebut pada
tahun 1949 dan permohonan tersebut dikabulkan pada tahun 1952. Tapi
baru pada tahun 1996, penemuan mereka digunakan dalam dunia
komersial. Pada kenyataannya penggunaannya tidak begitu sukses hingga
pasca 1980an.
Barcode adalah informasi terbacakan mesin (machine readable)
dalam format visual yang tercetak. Umumnya barcode berbentuk garis-
garis vertikal tipis tebal yang terpisah oleh jarak tertentu. Tapi kini ada
beberapa variasi berbentuk pola-pola tertentu, lingkaran konsentris, atau
tersembunyi dalam sebuah gambar. Barcode dibaca dengan menggunakan
sebuah alat baca optik yang disebut barcode reader. Pada prinsipnya
barcode reader hanya sebuah alat input biasa seperti halnya keyboard
atau scanner tapi peran manusia sebagai operator sangat minimum.
Bersamaan dengan pesatnya penggunaan barcode, kini barcode
tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh
kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah
yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi
(2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar.
57
2.11.2 Tipe Barcode
Ada 3 tipe barcode yang banyak digunakan, yaitu Linear barcode,
Stacked Barcode, dan 2D barcodes. Linear Barcode adalah tipe yang
paling luas digunakan. Salah satunya adalah untuk Universal Product
Code (UPC) yaitu kode untuk klasifikasi barang-barang konsumen yang
kita lihat pada kemasan produk dan digunakan oleh supermarket untuk
program kasir. Produsen biasanya mendaftarkan produknya ke agen
seperti GS1(http://www.gs1.org/) agar mendapat kode UPC. Untuk
memahami prinsip kerjanya, cobalah ambil sebuah produk dari
supermarket, kemudian lacaklah kode barcodenya di website GS1. Produk
buatan Indonesia, dapat dilacak di http://www.gs1.co.id.
Dalam bidang perpustakaan umumnya juga menggunakan linear
barcode, termasuk untuk kode ISBN (International Standard Book
Number). CIFOR Library, menggunakan True Type Font code 39. TTF 39
atau lebih populer disebut code 39 ini tersedia secara gratis di internet,
salah satunya tersedia di http://www.barcodesinc.com/free-barcode-font/.
Simbol Code 39 dapat mewakili huruf alfabet besar maupun kecil, angka
serta banyak lagi karakter khusus seperti $ dan &. Keuntungan lain dari
code 39 adalah dapat dicetak menggunakan printer laser pada umumnya
dan hasilnya dapat dibaca cukup akurat dengan barcode reader.
Pada Perpustakaan CIFOR, barcode digunakan untuk mewakili
data inventaris nomor induk buku. Komposisi nomor induk adalah
kombinasi nomor urut akuisisi dokumen dan tahun proses data entri
58
(proses deskripsi bibliografi). Sebagai contoh: kode 121 99, berarti buku
ke 121 tahun 1999, demikian seterusnya. Kode tersebut dicetak pada label
Tom & Jerry ukuran no.109 dengan menggunakan fasilitas mailmerge MS
Word. Perangkat cetak yang digunakan adalah printer HP LaserJet 4050
Series PCL 6.
Beberapa contoh barcode linear antara lain : Plessey, Codabar,
UPC, Code 128, Code 25, CPC Binary, Pharmacode, POSTNET,
PLANET, PostBar, Latent Image Barcode, dan lainnya
Sedangkan contoh barcode 2 dimensi antara lain : Codablock,
Code 16K, Code 49, PDF417, dan Micro PDF417, MaxiCode, 3-DI,
AnayTag, VeriCode, WaterCode, dan lainnya.
2.11.3 Barcode Reader
Barcode reader/scanner adalah perangkat untuk membaca kode-
kode garis visual barcode. Hanya dengan menyapukan segaris sinar laser,
barcode reader membaca fragmen terang gelap pada barcode yang
tercetak di kertas dengan sangat cepat dan akurat. Pada perkembangan
selanjutnya, sinar laser yang dipancarkan tidak hanya sebentuk garis saja
tapi berupa kombinasi pola yang rumit sehingga mampu membaca
barcode dari sudut manapun.
Pada awalnya sebuah barcode scanner dibuat dengan
menggunakan fixed lights dan sebuah photosensor tunggal dimana
penggunaannya adalah dengan cara “menggosok” kode barcode secara
59
manual. Pada desain berikutnya laser scanner pada barcode dibuat
menggunakan kaca polygonal atau kaca galvanometer untuk melakukan
scanning pada barcode.
Bahkan dengan berkembangnya barcode matriks dua dimensi
(2D) ada sejumlah produk kamera digital yang mampu menangkap citra
barcode 2D untuk kemudian dapat diterjemahkan oleh software ke dalam
pesan yang dapat dibaca oleh kita.
Ada beberapa standar verifikasi untuk barcode reader, antara lain: A.
ANSI X3.182. UPC Code yang digunakan di US ANSI/UCC5.
merupakan standar Amerika
B. ISO/IEC 15416 (barcode linear) dan ISO/IEC 15415 (2D bar
codes) adalah standar internasional
C. Standar Eropa EN 1635 yang kemudian digantikan dengan
ISO/IEC 15416
D. ISO 15426-1 (linear bar code verifier compliance standard)
atau ISO 15426-2 (2d bar code verifier compliance standard)
2.11.4 Manfaat Barcode
Seperti apa yang telah diutarakan di muka, barcode scanner
adalah sebuah alat input data yang meminimalkan intervensi manusia
sebagai operatornya. Jadi keuntungan yang paling utama dari penggunaan
barcode adalah kecepatan dan ketepatan data. Pada perpustakaan yang
frekuensi peminjamannya sangat tinggi dan penggunanya sangat banyak,
60
penggunaan barcode akan mempercepat proses pelayanan dan
mengurangi kesalahan input data peminjaman. Bagi pustakawan,
penggunaan sistem barcode juga meringankan beban kerja di pelayanan.
Sehingga mereka dapat mengalokasikan waktunya untuk pekerjaan yang
lain.
Keuntungan lainnya adalah keamanan. Pada bisnis retail seperti
supermarket, banyak pembeli nakal yang seringkali menukar label harga
produk dengan label harga yang lebih murah. Kesalahan yang sama bisa
terjadi juga pada saat menempel label maupun pada saat kasir menghitung
total belanja. Dengan barcode, kemungkinan ini dapat ditekan. Font
barcode UPC juga dibuat oleh lembaga khusus, sehingga kode garis tipis
tebal barcode menjadi sangat unik dan terjaga keamanan datanya.
Dalam sisi Point of Sale, penggunaan barcode sangat membantu
dalam menganalisa data trend penjualan dengan cepat. Atau dalam
terminologi perpustakaan, data historis peminjaman koleksi dapat tersaji
dengan cepat dan akurat.
2.12 Penelitian Dengan Menggunakan Metode Barcode
Selain dari beberapa manfaat barcode yang telah disebutkan sebelumnya,
juga terdapat beberapa penelitian telah dilakukan menyangkut penggunaan
metode barcode.
61
Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode barcode pada
beberapa aktifitas, yaitu antara lain :
1. Barcode DNA Tak Terlihat
Digunakan untuk mencegah pemalsuan informasi seperti perubahan
pasword dengan menggunakan NDBS (Nano DNA-Barcode System).
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengembangan metode
barcode 3 dimensi dimana metode ini akan diterapkan pada beberapa
produk barang untuk pengecekan keaslian dari produk tersebut.
Metode yang digunakan dalam penerapan barcode DNA tak terlihat ini
dengan menggunakan metode research dan pengembangan dengan model
proses menggunakan prototype.
Kelebihan dari implementasi ini adalah meminimalisir jumlah
produksi barang palsu yang beredar di pasaran dan dilihat dari segi
keamanannya, implementasi barcode DNA tak terlihat ini menjanjikan
tingkat keamanan dan unifikasi pengkodean pada setiap jenis produk.
Sedangkan kelemahan dari penelitian ini adalah karena masih dalam tahap
pengembangan, struktur DNA yang digunakan belum bisa terbentuk
sesuai dengan keinginan sehingga tahapan implementasi dan identifikasi
suatu jenis produk masih belum bisa terealisasi. (Choy Jin-Ho, Seoul
national University, 2003)
62
2. Sistem Pengaman Pintu Elektronis Menggunakan Barcode
Password dan PIN Password Berbasis Mikrokontrol
Bertujuan untuk membangun sistem pengaman pintu elektronis
menggunakan dua jenis pengaman yaitu barcode password dan PIN
password berbasis mikrokontroler 68HC11.
Metode barcode yang digunakan dalam sistem ini sebagai salah satu
sistem pengamanan dimana data bentukan barcode didapat dari
nomor/kode pin yang terdapat pada masing-masing kartu akses. Proses
berikutnya adalah memasukkan kode password yang sesuai dengan kode
PIN barcode untuk kemudian sistem akan memverifikasi kode PIN dan
password masukan.
Metode pengembangan yang digunakan dalam pembuatan sistem ini
adalah metode research dan observasi dengan penggunaan model proses
prototype.(Muchlas; Nuryono Satya Widodo; Haris Ramdan, Universitas
Ahmad Dahlan, 2005).
3. Pembacaan Barcode 2 Dimensi Pada Bidang Citra Grayscale
Telepon Genggam Berkamera Berdasarkan Adaptive
Thresholding
Pada umumnya, barcode digunakan untuk aplikasi retail dan industri,
dan dirancang untuk dapat dibaca dengan menggunakan pemindai laser.
Mengingat perangkat tersebut bersifat statis, membutuhkan investasi yang
63
cukup mahal, dan tidak dapat dibawa kemana-mana, memaksa user
membutuhkan pengembangan dalam metode pemindaian barcode.
Penelitian ini mengusulkan penggunaan kamera VGA yang terdapat
pada perangkat telepon genggam yang lebih bersifat mobile, sebagai
pembaca barcode 2 dimensi. Mengingat tipe barcode ini memiliki ukuran
terbatas, relatif tetap, dan dapat menyimpan lebih banyak data daripada
barcode 1 dimensi. Pengenalan barcode dapat dilakukan secara konkuren
pada beberapa kode yang tidak tergantung terhadap sistem koordinat dan
berorientasi pada kemampuan kamera pada telepon genggam yang relatif
mengandung banyak distorsi.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu melakukan
koreksi pada distorsi citra yang ditangkap oleh kamera telepon genggam
beserta proses kalibrasi citra, konversi citra dalam bentuk grayscale yang
dithreshold secara adaptif, mengidentifikasi area citra yang akan dikenali
sebagai barcode dengan menggunakan notasi moments, menentukan
transformasi grafika yang diperlukan, seperti rotasi, dilatasi, dan traslasi,
menterjemahkan barcode berdasarkan sistem koordinat kode yang
dipetakan secara projective mapping, dan yang terakhir melakukan
pengkoreksian kesalahan dengan hamming distance 3 bit, jika terdapat
kesalahan kode.
Rangkaian algoritma diatas dibangun dengan menggunakan C++ for
Symbian (v6.1) dengan telepon genggam Nokia 7650, dan pengujian
dilakukan berdasarkan dua skenario. Skenario pertama, melakukan
64
pembacaan 1-10 buah barcode dengan ukuran 1,5 cm, 2 cm, dan 2,5 cm
sehingga didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 1 barcode,
hampir sama untuk berapa pun jumlah barcode uji dan waktu baca per
barcode semakin cepat jika ukuran barcode semakin besar. Waktu baca
per barcode dibawah 0,15 detik. Skenario kedua, melakukan pembacaan
barcode dari ukuran 0,5 cm - 7,5 cm. Hasil analisis yang didapat adalah
ukuran barcode terkecil yang dapat dibaca dengan benar oleh sistem
adalah 1,4 x 1,4 cm. Sedangkan ukuran terbesar ditentukan pada
kemampuan kamera membaca barcode. Semakin besar, maka jarak baca
kamera dengan barcode semakin jauh. Waktu baca per barcode dibawah
0,168 detik (Publikasi Ilmiah Dosen Teknik Elektro ITB, Dr. Ir.
Kuspriyanto, ITB, 2005 )
2.13 SQL
Sejarah SQL (Structured Query Languange) dimulai dari artikel seorang
peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide pembuatan basis
data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan
pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut.
Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query
Language).
Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan
basis data relasional beserta SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalah hukum
65
mengenai penamaan SEQUEL, IBM mengubahnya menjadi SQL. Implementasi
basis data relasional dikenal dengan System/R. 2
Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang
membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama
perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut
populer, sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam manajemen basis
data.
Standarisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai dengan
dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan
SQL86. Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian
diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun
1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan tetapi
kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92.
Saat ini sebenarnya tidak ada server basis data yang 100% mendukung
SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing server memiliki bahasa penyampaian
masing-masing yang berbeda.
2.13.1 Microsoft SQL Server 2000
Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data
relasional (RDBMS) yang merupakan produk aplikasi database dari
Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan
2 http://www.wikipedia.com/microsoft_sql_server., 14 Juli 2007., 16:40 WIB
66
implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft
dan Sybase.
Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki
basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian
berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.
Kode dasar untuk MS SQL Server (sebelum versi 7.0)merupakan
gagasan yang ada dalam Sybase SQL Server, dan merupakan cara masuk
Microsoft ke dalam pasar database tingkat enterprise, dan bersaing
melawan Oracle, IBM, dan, kemudian, Sybase itu sendiri sendiri.
Microsoft, Ashton-Tate dan Sybase pada awalnya bekerja sama untuk
menciptakan dan memasarkan versi pertama yang diberi nama SQL
Server 1.0 untuk OS/2 (sekitar 1989) yang memiliki kesamaan dengan
Sybase SQL Server 3.0 pada sistem operasi Unix, VMS, dan lainnya.
Microsoft SQL Server 4.2 dikembangkan pada sekitar tahun 1992
(yang terdiri satu paket dengan Microsoft OS/2 versi 1.3). Kemudian
Microsoft SQL Server versi 4.21 untuk Windows NT diluncurkan pada
waktu yang bersaman dengan Windows NT 3.1. Microsoft SQL Server
v6.0 merupakan versi pertama dari SQL Server yang dibangun untuk
Windows NT dan tidak melibatkan pengarahan apapun dari Sybase.
Ketika Windows NT diluncurkan, Sybase dan Microsoft telah
terpisah dan menciptakan dan memasarkan skema disain mereka masing-
masing. Microsoft menegosiasikan secara eksklusif hak-hak untuk semua
versi dari SQL Server yang tertulis dalam sistem operasi Microsoft.
67
Kemudian, Sybase mengubah nama produknya menjadi Adaptive Server
Enterprise untuk membedakannya dengan Microsoft SQL Server. Sampai
dengan tahun 1994 Microsoft SQL Server membawa tiga hak cipta
Sybase sebagai indikasi keaslian produknya.
Semenjak memisahkan diri, beberapa perubahan juga dilakukan
secara terpisah. SQL Server 7.0 merupakan database server berbasis GUI
pertama dan telah ditulis ulang berdasarkan kode warisan dari Sybase.
Sebuah versi lain dari SQL Server 2000 merupakan database komersial
pertama yang ditujukan untuk arsitektur Intel IA64. Seiring berjalannya
waktu, telah terjadi suatu persaingan antara Oracle dan Microsoft untuk
menciptakan dan mengembangkan serta memasarkan suatu aplikasi
database yang akan diterapkan pada perusahaan-perusahaan.3
2.13.1.1 Fitur/Layanan Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server menggunakan suatu varian dari
SQL yang dinamakan T-SQL atau Transact-SQL, yang
merupakan suatu implementasi dari SQL92 (Standarisasi ISO
untuk sertifikasi SQL pada tahun 1992) dengan melakukan
banyak pengembangan.
Baik Microsoft SQL Server maupun Sybase/ASE
melakukan komunikasi melalui jaringan dengan menggunakan
suatu application-level protocol yang disebut TDS (Tabular Data
3 ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB
68
Stream). Protokol TDS telah diimplementasikan pada FreeTDS
project dengan tujuan untuk mengijinkan bermacam-macam
aplikasi klien agar dapat berkomunikasi dengan database Sybase
dan Microsoft SQL Server.
Microsoft SQL Server juga mendukung Open Database
Connectivity (ODBC). Versi SQL Server 2005 juga mendukung
kemampuan untuk menyampaikan konektifitas klien melalui
Protokol Web Services SOAP, yang mengijinkan klien non-
Windows untuk berkomunikasi antar platform dengan SQL
Server. Microsoft juga telah merelease suatu sertifikasi driver
JDBC untuk membolehkan Aplikasi Java seperti IBM WebSphere
dan BEA untuk dapat berkomunikasi dengan Microsoft SQL
Server 2000 dan 2005.
SQL Server dapat mendukung mirroring dan clustering
database. Suatu cluster SQL Server merupakan suatu koleksi dari
server yang terkonfigurasi secara identik, yang membantu
mendistribusikan beban kerja ke berbagai server. Seluruh server
melakukan sharing suatu nama server virtual yang identik, dan
dibagi ke dalam alamat IP. SQL server juga mendukung data
partioning untuk database yang terdistribusi.4
4 ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB
69
2.14 Rational Rose
Menurut Suhendar dan Gunadi (2004:7) Rational Rose adalah software
yang memiliki perangkat-perangkat pemodelan visual untuk membangun suatu
solusi dalam rekayasa software dan pemodelan bisnis.
Rational Rose dikeluarkan oleh Rational yang menurut Hermawan
(2004:v) sejak Februari 2003 menjadi anak perusahaan IBM, yaitu sebuah
perusahaan software yang sudah menjadi alat bantu yang digunakan oleh industri
pengembang perangkat lunak aplikasi berorientasi obyek di seluruh dunia untuk
melakukan analisis dan desain visual.
Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:38) Rational rose memiliki
berbagai keunggulan diantaranya:
4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa pemodelan standar yang di
gunakan UML
5. Rational Rose mendukung round-trip enginerring, sehingga kita dapat
men-generate kode (Java, C++, Borland Delphi, Visual Basic, dan lain
sebagainya) dan melakukan reverse engineering untuk menampilkan
arsitektur software.
6. Model dan kode senantiasa sinkron selama dalam development cycle
7. Membangun software dengan Rational Rose memudahkan dalam
memperbaiki software tersebut karena apabila suatu saat ditemukan
requirement baru, anda dapat kembali menggambarkan lagi dalam
UML.
70
8. Mendukung rekayasa software untuk sistem client/server, sehingga
Rational Rose merupakan software pemodelan visual yang tangguh
dalam lingkungan client/server, e-bussiness, dan lingkungan
perusahaan terdistribusi.
Elemen-elemen dasar GUI dalam Rational Rose meliputi (Suhendar dan
Gunadi, 2002:43): Toolbar Standar, Toolbox Diagram, Browser, Jendela
Diagram dan Jendela Dokumentasi. Gambar tampilan dasar dari Rational Rose
dapat dilihat pada gambar 2.20 di bawah ini :.
Gambar 2.20 Tampilan Dasar Rational Rose
71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan penulis
dalam menyusun skripsi yang dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1 Diagram Tahapan Metodologi Penelitian
3.1 Metode Pengumpulan Data
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
yang dapat mendukung penulis, baik dalam pengumpulan data maupun informasi
yang diperlukan, untuk mendapatkan kebenaran materi uraian pembahasan.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembahasan
skripsi ini adalah dengan menggunakan :
1. Metode Interview
Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai seseorang yang ahli
dalam bidangnya atau melakukan diskusi dengan seseorang yang mengerti
terhadap materi bahasan agar mendapatkan bahan masukan dan data
pendukung dalam penyusunan skripsi ini.
Penggunaan metode interview ini digunakan karena memiliki
beberapa kekuatan dalam pencarian datanya, seperti : mudah
pengaplikasian dan penerapannya, murah, dan dapat mengetahui
kebutuhan konsumen secara langsung
Pada metode wawancara ini penulis melakukan wawancara kepada
Bapak Ali selaku Manager Operasional dan kepada beberapa karyawan
yang berada di PT. Kemenangan Jaya untuk memperoleh data-data yang
diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem. Adapun laporan
hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.
Selain itu penulis juga mengadakan peninjauan, pengamatan, dan
penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan
data yang dibutuhkan.
74
Pengamatan dilakukan pada :
Tempat : PT. Kemenangan Jaya
Jl. Percetakan Negara Raya D 750-752 Rawasari – Jakarta
Pusat 10570
Waktu : 28 Januari – 31 Maret 2007
Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan,
penulis mengumpulkan informasi mengenai:
A. Sejarah Singkat PT. Kemenangan Jaya
Memuat tentang sejarah singkat berdirinya PT. Kemenangan
Jaya dan struktur organisasi PT. Kemenangan Jaya.
B. Sistem Yang Berjalan di PT. Kemenangan Jaya
Hal ini memuat tentang sistem dan prosedur yang berjalan pada
saat ini dan permasalahan-permasalahan yang ada pada PT.
Kemenangan Jaya yang berhubungan dangan sistem Absensi
Pegawai
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini
adalah dengan menggunakan Model Spiral.
Model spiral yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm (1988),
merupakan suatu model proses perangkat lunak yang evolusioner yang merangkai
sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model
75
Pla nnin g Risk Ana lysis
Eng ineering
Co nstruc tion & Relea se Customer Eva lua tion
Customer Co mmunic a tio n
sekuensial linear. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan
perangkat lunak secara cepat.
Setiap untai pada spiral merepresentasikan proses perangkat lunak, dengan
demikian untai yang paling dalam mungkin berkenaan dengan kelayakan sistem,
untai berikutnya dengan definisi peersyaratan sistem, dan untai berikutnya lagi
dengan perancangan sistem, demikian seterusnya.
Model spiral ini dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini :
Perencanaan
Analisis Resiko
Komunikasi Pelanggan
Rekayasa
Evaluasi Pelanggan
Konstruksi dan Peluncuran
Gambar 3.2 Permodelan Spiral
3.2.1 Implementasi Langkah Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan sistem
spiral. Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm, menggambarkan sebuah
tahapan proses pengembangan perangkat lunak, yang terdiri dari Tujuh
wilayah tugas sebagai berikut:
76
1. Komunikasi Pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi
yang efektif di antara pengembang dan pelanggan
Komunikasi pelanggan ini dilakukan dengan cara
mewawancarai pihak yang terkait mengenai sistem yang akan
dijalankan nantinya, sehingga didapatkan gambaran awal sistem
yang akan dikerjakan.
Beberapa pertanyaan yang diharapkan mampu untuk
menjawab kebutuhan awal dari sistem absensi yang akan
dijalankan pada PT. Kemenangan Jaya antara lain yaitu :
A. Siapa saja orang yang akan mempergunakan aplikasi
absensi ini?
B. Siapa yang akan menjadi operator dan administrator yang
akan mengelola dan memelihara sistem absensi ini?
C. Input dan output yang diharapkan dari aplikasi absensi
ini?
D. Seberapa efektif aplikasi absensi ini dapat membantu
kinerja pegawai dalam perusahaan?
E. Berapa lama aplikasi ini akan dibuat?
F. Berapa estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan
aplikasi absensi ini?
G. Objek-objek apa saja yang ada dan akan ditambahkan
dalam aplikasi absensi ini?
77
H. Spesifikasi perangkat dan alat apa saja yang dibutuhkan
dalam mendukung pembuatan aplikasi absensi ini?
Dari berbagai macam pertanyaan ini, kemudian dapat diambil
intisari kebutuhan seperti apa yang harus dipenuhi oleh sistem
aplikasi absensi ini. Setelah itu penulis melanjutkan pada langkah
berikutnya, yaitu tahap perencanaan.
2. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan suatu pendefinisian
tentang sumber daya yang akan menunjang dan mandukung
pengelolaan dan pemeliharaan aplikasi absensi ini, ketepatan waktu
dalam penyelesaian pembuatan aplikasi absensi, dan informasi lain
yang berhubungan dengan pembaharuan atau pengembangan
sistem secara menyeluruh yang akan berjalan pada perusahaan
Kemenangan Jaya.
3. Analisis Resiko
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko,
baik manajemen maupun teknis. Tahap ini merupakan tahap
penelitian untuk merancang atau memperbaiki suatu sistem dan
akan diimplementasikan dalam hal ini pada PT. Kemenangan Jaya,
dengan cara penguraian masalah dari suatu sistem informasi secara
utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang ada,
78
kesempatan, peluang, keuntungan, hambatan, dan identifikasi
segala kebutuhan untuk sistem yang sedang dianalisa.
Selama proses analisis resiko, setiap resiko yang teridentifikasi
diperhitungkan secara bergantian dan penilaian mengenai besarnya
probabilitas dan keseriusan probabilitas tersebut pun dibuat
(Sommerville, 2000:82).
Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dituliskan beberapa resiko
yang mungkin akan dihadapi pada tahap pembuatan dan
pengimplementasian aplikasi absensi karyawan ini :
No. Resiko Probabilitas Efek
1
Waktu pengerjaan yang relatif singkat
Sedang Dapat
ditolerir
2
Diusulkan perubahan teradap persyaratan yang
menuntut dilakukannya perancangan ulang secara
besar-besaran
Sedang
Serius
3
Case tool tidak dapat diintegrasikan
Tinggi Dapat
ditolerir
4 Perancangan database, tampilan, input dan output,
dan laporan absensi
Tinggi
Serius
5
Database yang digunakan pada sistem tidak dapat
memproses transaksi per detik sebanyak yang
diharapkan
Sedang
Serius
6
Komponen perangkat lunak yang harus dipakai ulang
mengandung kelemahan yang membatasi
fungsionalitasnya
Sedang
Serius
7 Pelanggan tidak memahami dampak perubahan
sistem
Sedang Dapat
ditolerir
Tabel 3.1 Analisis Resiko Aplikasi Sistem Absensi
79
Analisa resiko yang coba penulis perkirakan dalam pembuatan
aplikasi absensi ini yaitu analisa dalam resiko teknis yang
mengidentifikasikan berbagai hal yang berkaitan dengan resiko
yang ada pada tahap perancangan aplikasi seperti spesifikasi
perangkat yang digunakan, desain interface aplikasi, verifikasi,
implementasi, dan pemeliharaan.
Dalam kegiatan analisa ini penulis mengumpulkan data serta
tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan kegiatan analisa.
diantaranya, yaitu:
A. Analisa dan Deskripsi Sistem Lama
Tujuannya yaitu untuk menganalisa dan mengetahui
sistem lama yang telah berjalan pada PT. Kemenangan
Jaya sebelumnya dan mendeskripsikan sistem lama
tersebut sehingga dapat diketahui kekurangan dan
kelebihan dari sistem yang ada termasuk didalamnya
profil dari perusahaan PT. Kemenangan Jaya.
B. Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi
Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi jenis
permasalahan yang dihadapi, mengetahui penyebab
timbulnya masalah dalam sistem yang sedang berjalan,
dan menciptakan suatu solusi untuk memperbaiki sistem
yang ada.
80
C. Alternatif Penyelesaian Masalah
Tujuannya yaitu untuk memberikan usulan penyelesaian
masalah yang ada pada PT. Kemenangan Jaya dengan
membuat usulan sistem yang baru dengan metode
pendekatan sistem berorientasi objek, yakni dengan
membuat :
1) Use case Diagram
2) Sequence Diagram
3) Class Diagram
4) Flow Map, sebagai indikasi prosedur arus data pada
sistem yang akan diterapkan dan analisa masukan
5) Analisa Masukan dan Keluaran, untuk mengetahui
data apa saja yang menjadi masukan dan keluaran data
yang berjalan.
4. Perekayasaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau
lebih representasi dari aplikasi tersebut.. Dalam tahap perekayasaan
ini Penulis menggunakan beberapa tools (alat) dalam membuat
rancangan sistem, yaitu antara lain :
A. Kebutuhan Umum Sistem
Tahapan ini bertujuan untuk merancang suatu
kebutuhan/requirement dari sistem yang diharapkan mampu
81
untuk menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan
pelanggan dalam hal ini PT. Kemenangan Jaya termasuk
didalamnya fungsionalitas dan pengguna dari sistem aplikasi
absensi ini.
B. Pengembangan Sistem
Tahapan ini bertujuan untuk merancang lingkungan yang
akan digunakan dalam pengembangan program, yang meliputi
jenis perangkat lunak (software) yang digunakan, sistem
operasi yang digunakan, dan spesifikasi perangkat keras
(hardware) yang digunakan.
C. Perancangan Sistem Baru
Dalam melakukan perancangan sistem, penulis
menggunakan notasi UML sebagai case tool dalam
perekayasaan sistem yang didalamnya terdapat identifikasi
objek yang terkait dalam perancangan aplikasi absensi ini.
D. Perancangan Database
Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian penulis
merancang databasenya dengan menggunakan alat bantu
Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan
hubungan antar entitas yang ada. Untuk mengefisiensikan dan
mengefektifkan serta menghindari data yang sama, dalam
basis data penulis juga melakukan normalisasi.
82
E. Perancangan Antarmuka
Setelah tabel dalam bentuk normal selesai dirancang
barulah penulis melakukan rancangan antarmuka program baik
untuk input dan output.
5. Konstruksi dan Peluncuran
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji,
memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika
seluruh obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka tahap
selanjutnya adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang telah
selesai didesain ke dalam kode bahasa pemrograman. Bahasa
pemrograman yang penulis gunakan ialah Borland Delphi 5
sebagai pembuatan aplikasi sistemnya dan menggunakan aplikasi
perancangan database MS SQL Server 2000.
6. Evaluasi Pelanggan
Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi
sistem pada saat sistem tersebut telah selesai dibuat dan
diimplementasikan.
7. Menarik Kesimpulan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik
dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi
83
perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan dan
diimplementasikan selama masa pemasangan.
Metode pengembangan perangkat lunak spiral ini diambil sebagai metode
pengembangan sistem karena :
A. Model ini menjadi sebuah pendekatan yang realistis bagi
perkembangan sistem dan perangkat lunak berskala besar, karena
perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak dan
pengembang serta pemakai memahami dan bereaksi lebih baik
terhadap resiko dari setiap tingkat evolusi.
B. Pada model spiral didalamnya terdapat suatu fase manajemen resiko
(pertimbangan resiko secara eksplisit) yang sangat cocok diterapkan
dalam pengembangan sistem ini yang dapat mengurangi tingkat
kesalahan sistem, skala dan kompleksitas dari pengerjaan sistem
dapat diketahui lebih awal, dan menjadi suatu acuan dalam
melakukan langkah-langkah pengembangan sistem selanjutnya.
C. Model spiral memungkinkan pengembang menggunakan pendekatan
protipe pada setiap keadaan di dalam evolusi produk, dimana model
ini menjaga pendekatan langkah demi langkah secara sistematik
seperti yang diusulkan oleh permodelan waterfall, tetapi
memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif yang secara realistis
merefleksikan dunia nyata (Pressman, 1997:50).
84
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa dan Deskripsi Sistem Lama
Sistem absensi yang saat ini digunakan di PT. Kemenangan Jaya adalah
sistem manual yang mengharuskan setiap pegawai atau pelaku pengabsenan
membubuhkan tanda-tangan pada tempat yang disediakan atau juga dengan
menggunakan alat absensi manual dimana setiap pegawai memiliki kartu absensi
yang akan ditandai dengan menggunakan penanda alat absensi pada saat
kedatangan dan kepulangan.
Admin/pegawai pengurus data absensi karyawan mencetak sebuah kartu
absensi untuk seorang pegawai, dimana di dalam kartu absensi tersebut terdapat
beberapa keterangan tentang nama pegawai, ID pegawai, daftar kehadiran, daftar
kepulangan, tanggal, dan keterangan yang diisi secara manual.
Proses absensi dilakukan setiap jam kedatangan dan jam kepulangan.
Kartu absensi diletakkan pada tempat absensi yang disediakan yang kemudian
kartu tersebut dipergunakan untuk mencetak jam kedatangan dan kepulangan pada
sebuah mesin cetak absensi. Setelah pegawai selesai melakukan proses presensi,
kartu tersebut diletakkan kembali pada tempat awal yang tersedia. Kemudian
disetiap bulannya admin melakukan rekapitulasi/pengumpulan dan pemindahan
data absensi tersebut ke dalam database manual (hardcopy) yang akan
dipergunakan sebagai arsip data absensi karyawan.
Berdasarkan hasil survei dan interview yang dilakukan mengenai prosedur
pengabsenan pegawai, tahapan yang dilakukan PT. Kemenangan Jaya dalam tahap
presensi ini adalah sebagai berikut :
1. Admin mencetak lembar kartu absensi pegawai
2. Lembar kartu absensi diserahkan pada pihak manajemen personalia
untuk divalidasi
3. Lembar kartu absensi tersebut diserahkan pada masing-masing
pegawai untuk melakukan absensi
4. Admin/staff personalia merekap dan mendata semua lembar kartu
absensi pegawai.
5. Admin/staff personalia melakukan penginputan secara manual
pegawai yang telah melakukan proses presensi berdasarkan data pada
lembar kartu absensi.
6. Data absensi pegawai ter-update.
7. Admin/staff personalia menyerahkan laporan data hadir pegawai ke
bagian manajemen personalia untuk divalidasi.
4.1.1 Profil Perusahaan PT. Kemenangan Jaya
Dalam membangun dan mengelola suatu perusahaan yang mampu
untuk bersaing dan berkompetensi dengan perusahaan lain, setiap
perusahaan mempunyai visi dan misi yang jelas, dan untuk mencapainya
diperlukan struktur organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri. Demikian juga PT.
86
Kemenangan Jaya, memiliki sejarah tentang berdirinya, bidang usaha
yang digeluti, serta visi dan misi dari perusahaan itu sendiri.
4.1.2 Sejarah, Visi, dan Misi PT. Kemenangan Jaya
1. Sejarah PT. Kemenangan Jaya
PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala
menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam
bahan eksterior dan interior bangunan. Perusahaan ini berdiri
sejak tahun 1984 dan sampai sekarang telah memiliki beberapa
anak cabang yang masing-masing dari anak cabang tersebut
bergerak dalam bidang distributor dan pengoplosan cat,
distributor marmer dan granit, serta dekorasi interior dan eksterior
rumah dan kitchen set.
Perusahaan ini memiliki alamat di Jalan Percetakan Negara
Raya No. 174 A, Rawasari – Jakarta Pusat 10570. Dalam waktu
kurang dari 10 tahun perusahaan ini telah menjadi perusahaan
yang mampu untuk berkompetensi dan layak untuk
diperhitungkan dengan perusahaan lainnya yang sejenis.
Kesuksesan ini terletak pada kemampuan manajemen dalam
memaksimalkan pemanfaatan dan pengelolaan waktu, keuangan,
dan sumber daya manusia yang ada. Selain itu, pelayanan yang
baik dan bersahaja menjadi tolak ukur dasar perusahaan ini
87
menjadi salah satu pilihan dalam berbelanja bagi para
konsumennya.
2. Visi dan Misi PT. Kemenangan Jaya
PT. Kemenangan Jaya memiliki visi dalam menjalankan
bisnisnya yaitu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan
usaha retail untuk dapat mencapai keuntungan dan dapat menjadi
perusahaan retail terbesar dengan bersandar pada kepuasan
pelanggan.
Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah :
A. Menyediakan kebutuhan bangunan sesuai dengan
permintaan pelanggan dengan kualitas barang terbaik.
B. Selalu meningkatkan mutu pelayanan yang baik dan
memuaskan konsumen.
C. Menerapkan kedisplinan dan kejujuran di dalam
lingkungan perusahaan sebagai modal dasar dalam
manjalankan usaha retail ini.
D. Menjadi penyalur utama bahan dan barang retail dengan
kualitas terbaik.
88
3. Struktur Organisasi
PT. Kemenangan Jaya memiliki struktur organisasi dimana
setiap bagiannya memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab
masing-masing. Struktur organisasi pada PT. Kemenangan Jaya
dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :
89
Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada PT. Kemenangan Jaya
4.2 Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi
Permasalahan yang dihadapi pada sistem manual seperti ini adalah :
1. Belum adanya sistem yang dapat mencegah pegawai untuk melakukan
penitipan absen
2. Ketidakefisienan waktu yang digunakan untuk presensi
3. Belum adanya pengoptimalan penggunaan barcode pada kartu tanda
pengenal/ID pegawai.
4. Input data presensi yang dilakukan satu-persatu secara manual oleh
admin/staff personalia memungkinkan terjadinya kesalahan
entry/penginputan data.
5. Sulit untuk mencari arsip laporan data presensi pegawai untuk
pendataan ulang jika proses manual absensi telah berjalan lama (> 1
Tahun).
4.3 Flow Map
FM (Flow Map) merupakan bagan alir yang menunjukkan arus data dari
laporan dan form termasuk tembusan-tembusannya pada sistem. Flow map ini
menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan
alir sistem. Jogiyanto H.M (2001:800).
91
Perancangan flow map yang berjalan pada PT. Kemenangan Jaya dapat
dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2 Flow Map Yang Berjalan Pada PT. Kemenangan Jaya
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang penulis gunakan dalam menyelesaikan masalah
presensi pegawai di sini adalah dengan melakukan pergoptimalan penggunaan
barcode. Data barcode akan dibentuk berdasarkan nomor induk pegawai yang
akan tercantum dalam kartu pengenal/ID Pegawai yang merupakan metode dari
segi kepraktisan dan efisiensi waktu dalam melakukan proses pencatatan daftar
kehadiran dan kepulangan pegawai.
92
4.5 Analisa dan Perancangan Sistem
4.5.1 Pengembangan Sistem
Dalam pembahasan ini akan diterangkan tentang lingkungan yang
digunakan dalam pengembangan program yang meliputi jenis perangkat
lunak (software) yang digunakan, sistem operasi yang digunakan, dan
spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan.
4.5.1.1 Jenis Perangkat Lunak (Software) yang Digunakan
Dalam membangun sistem ini digunakan beberapa
perangkat lunak yang digunakan, yaitu antara lain :
1. Perancangan aplikasi untuk membangun sistem
absensi pegawai ini penulis menggunakan Borland
Delphi 5 karena Delphi adalah bahasa pemrograman
visual tingkat tinggi yang berorientasi obyek dengan
kode menggunakan bahasa pascal (bahasa non
sensitive case) sehingga memudahkan penulis dalam
melakukan koding dan juga penggunaan Delphi 5
dibanding dengan versi Delphi lainnya adalah
dikarenakan Delphi 5 lebih stabil dan ada beberapa
komponen didalamnya yang cocok dipergunakan
dalam membangun sistem aplikasi ini.
2. Sistem operasi yang dipergunakan dalam
pengimplementasian pembangunan sistem ini berada
93
dalam lingkungan sistem operasi Windows XP
Service Pack 2. Sistem operasi ini dipergunakan
karena telah mendukung GUI (Graphic User
Interface) yaitu antarmuka yang berbasis mode grafis
dengan pertimbangan karena sistem operasi windows
telah mendukung pengoperasian perangkat lunak
(software) dalam membangun sistem aplikasi absensi
ini.
3. Penggunaan DBMS (Database Management System)
dalam mendukung pembangunan aplikasi ini adalah
dengan menggunakan Microsoft SQL Server 2000
karena aplikasi DBMS ini memiliki daya tampung
database yang lebih besar dibandingkan aplikasi
DBMS lainnya dan lebih ringan dalam melakukan
proses kerjanya.
4. Standarisasi barcode yang digunakan adalah barcode
tipe code-39 dengan standar verifikasi barcode reader
ANSI X3.182 yang merupakan UPC Code yang
digunakan di US ANSI/UCC5 dan merupakan
standar Amerika yang banyak digunakan pada
beberapa sistem pembacaan barcode.
94
4.5.1.2 Jenis Perangkat Keras (Hardware) Yang Digunakan
Perangkat keras yang digunakan untuk membangun dan
mendukung aplikasi ini adalah perangkat keras dengan spesifikasi
sebagai berikut :
1. Processor Intel Pentium IV 2.8 GHz
2. DDRAM 512 MB
3. 256 MB VGA Card
4. Hard Disk 80 GB
5. Keyboard
6. Mouse
7. Barcode Scanner Hands-free / Fixed Mount
4.5.2 Kebutuhan Umum Sistem
Kebutuhan umum sistem adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengidentifikasi ID pegawai yang di-scan, apakah data
pegawai tersebut ada dalam database pegawai dan ada dalam
data daftar absensi pegawai.
2. Mampu menampilkan data dan daftar pegawai yang telah
berhasil melakukan scan barcode pada saat proses absensi
dilakukan.
3. Mampu melakukan rekapitulasi kehadiran pegawai
4. Mampu untuk memberikan laporan akhir data pegawai beserta
data kehadiran pegawai berdasarkan waktu tertentu.
95
4.5.3. Perancangan Flow Map
Perancangan flow map dari aplikasi absensi pegawai ini dapat
dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :
96
Gambar 4.3 Perancangan Flow Map Aplikasi Absensi
4.5.3.1 Prosedur Perancangan Sistem Yang Diusulkan
Adapun prosedur dari perancangan sistem yang diusulkan
adalah sebagai berikut :
1. Pegawai akan melakukan proses pengabsenan
sebanyak dua kali. Pada proses yang pertama,
aplikasi akan mencatat jam kedatangan karyawan,
sedangkan pada proses yang kedua aplikasi akan
mencatat jam kepulangan karyawan. Pencatatan
absen jam masuk dan jam keluar dilakukan oleh
karyawan dengan menggunakan kartu tanda
pengenal (ID Card), yang didalamnya tercantum
Nama Karyawan, Bagian dan Jabatan Karyawan,
serta nomor ID Pegawai beserta kode barcode-nya.
2. Pada saat karyawan melakukan proses pengabsenan
yang pertama, aplikasi absensi ini akan memeriksa
apakah data pegawai tersebut sudah terdaftar dalam
aplikasi ini. Jika data pegawai tersebut telah ada,
maka proses pengabsenan dapat dilakukan.
Sebaliknya, jika data karyawan tersebut belum
terdaftar, maka proses pengabasenan tidak dapat
dilakukan.
3. Untuk data karyawan yang belum terdaftar, maka
admin pengelola aplikasi absensi, dalam hal ini
98
admin/staff personalia harus mendaftarkan data
karyawan yang dimaksud, termasuk didalamnya data
pribadi karyawan, jabatan, dan bagian karyawan, dan
admin/staff personalia juga akan melakukan proses
pencetakan kartu ID karyawan yang nantinya akan
digunakan dalam melakukan proses absensi.
4. Pada proses pengabsenan, akan dibagi menjadi 3
kategori keterangan absen, yaitu : Masuk, Telat, dan
Tanpa Keterangan yang nantinya akan tertulis pada
data absensi karyawan dengan penentuan beberapa
kondisi absensi.
5. Sistem akan mencetak alaporan data karyawan dan
data absensi, yang nantinya akan dilaporkan pada
manager personalia untuk divalidasi.
4.5.4 Fungsionalitas dan Pengguna Sistem
Perangkat lunak yang akan dibuat mempunyai beberapa
fungsionalitas, antara lain :
1. Proses Penginputan Data
Merupakan proses untuk memasukkan data dan ID pegawai
2. Proses Pengeditan Data
Dilakukan pada bagian admin yang meliputi data presensi
pegawai
99
3. Proses Pelaporan
Laporan meliputi :
A. Data Kehadiran dan kepulangan pegawai berdasarkan
tanggal presensi
B. Total kehadiran dan / atau persentase kehadiran tiap
pegawai
C. Informasi history
Sedangkan user atau pengguna sistem ini adalah :
1. Admin
Tugas admin yaitu melayani pengeditan data dari pegawai
mengenai presensi maupun laporan kehadiran.
2. Manajemen Personalia
Pihak ini akan melakukan pengecekan dan memvalidasi
laporan akhir keterangan presensi pegawai.
3. Pegawai
Pegawai yang telah memiliki ID pegawai dan data dari
pegawai tersebut telah terdaftar dalam database pegawai akan
bertindak sebagai user pada sisi client.
4.5.5 Model UML
Sesuai dengan permasalahan pada bab 1 maka penulis
menggunakan pendekatan sistem berorientasi objek, yakni dengan
100
membuat use case diagram, sequence diagram, dan class diagram.
Penjelasan tersebut akan dibahas berikut ini.
4.5.5.1 Daftar Use Case
Use case terdiri dari Use Case Login, Use Case
Administrasi Data Pegawai, Administrasi Data Jabatan,
Administrasi Data Bagian, Use Case Informasi History Absensi,
Use Case Mencetak Data Pegawai, Use Case Cetak Kartu Pegawai,
Use Case Presensi Pegawai, dan Use Case Administrasi Login
Admin.
4.5.5.2 Spesifikasi Use case
Pada spesifikasi use case ini penulis menjelaskan urutan
kegiatan yang dilakukan sistem dan actor, yaitu antara lain :
1. Login
Use case Name Login
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Admin/Staff Personalia ingin Login terhadap sistem
informasi absensi dengan menginputkan user name dan
password maka sistem akan memvalidasi user name dan
password tersebut.
Basic flow 1) Tampilkan Form Login
2) Admin/Staff Personalia menginputkan User name
101
3) Admin/Staff Personalia menginputkan Password.
4) Admin/Staff Personalia mengirimkan User name
dan Password dengan memilih pilihan tombol
button OK agar sistem memvalidasi User name dan
Password tersebut
5) Sistem memvalidasi user name dan password
tersebut.
6) Sistem menampilkan informasi, Jika User name dan
Password yang diinputkan benar maka sistem akan
menampilkan form menu utama, tetapi jika salah
maka sistem akan menampilkan pesan error.
Alternate flow Jika dalam menginputkan User name dan Password
salah maka sistem akan menampilkan pesan error dan
memintanya untuk mengisikannya kembali
Pre condition Admin/Staff Personalia harus mengetahui User name dan Password
Post condition Tampil Form Menu Utama
2. Administrasi Data Pegawai
Use case Name Administrasi Data Pegawai
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Use case ini digunakan untuk mencatat data pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data pegawai yang akan
102
dicatat telah tersedia, maka admin/staff personalia
perusahaan akan langsung mencatat data pegawai
tersebut.
Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia sudah
login.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data
pegawai dengan memilih tombol button pegawai.
2) Sistem menampilkan form data pegawai.
3) Admin/staff personalia meminta sistem agar
menyediakan space untuk pengisian data pegawai
dengan memilih pilihan tombol button .
4) Sistem menampilkan space agar admin/staff
personalia dapat menginputkan data pegawai.
5) Admin/staff personalia menginputkan data pegawai
baru tersebut ke form isian data pegawai.
6) Sistem menambahkan data pegawai.
7) Admin/staff personalia menyimpan data pegawai
dengan mengklik tombol button
8) Sistem menyimpan data pegawai baru tersebut
9) Keluar
Alternate flow Jika dalam pengisian ID Pegawai salah, maka sistem
akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk
103
mengisikannya kembali
Pre condition 1) Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu 2) Data pegawai yang akan dicatat telah tersedia
Post condition Data pegawai baru telah tersimpan
3. Administrasi Data Jabatan
Use case Name Administrasi Data Jabatan
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Use case ini digunakan untuk mencatat data jabatan
pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data jabatan
pegawai yang akan dicatat telah tersedia, maka
admin/staff personalia perusahaan akan langsung
mencatat data jabatan pegawai tersebut.
Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia
memilih tab input data jabatan.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data
bagian pegawai dengan memilih tombol button
pegawai.
2) Sistem menampilkan form data pegawai. 3) Kemudian pilih File > Open > Menu Jabatan
4) Admin/staff personalia meminta sistem agar
menyediakan space untuk pengisian data jabatan
pegawai baru dengan memilih pilihan tombol
104
button data baru .
5) Sistem menampilkan space agar admin/staff
personalia dapat menginputkan data jabatan
pegawai.
6) Admin/staff personalia menginputkan data jabatan
pegawai baru tersebut ke form isian data jabatan
pegawai.
7) Sistem menambahkan data jabatan pegawai.
8) Admin/staff personalia menyimpan data jabatan
pegawai dengan mengklik tombol button
9) Sistem menyimpan data jabatan pegawai baru
tersebut
10) Keluar
Alternate flow Jika dalam pengisian ID atau nama jabatan pegawai
salah, maka sistem akan menampilkan pesan error dan
memintanya untuk mengisikannya kembali
Pre condition 3) Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu 4) Data jabatan pegawai yang akan dicatat telah
tersedia
Post condition Data jabatan pegawai baru telah tersimpan
105
4. Administrasi Data Bagian
Use case Name Administrasi Data Bagian
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Use case ini digunakan untuk mencatat data bagian
pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data bagian
pegawai yang akan dicatat telah tersedia, maka
admin/staff personalia perusahaan akan langsung
mencatat data bagian pegawai tersebut.
Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia
memilih tab input data bagian.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data
bagian pegawai dengan memilih tombol button
pegawai.
2) Sistem menampilkan form data pegawai. 3) Kemudian pilih File > Open > Menu bagian
4) Admin/staff personalia meminta sistem agar
menyediakan space untuk pengisian data bagian
pegawai baru dengan memilih pilihan tombol
button data baru .
5) Sistem menampilkan space agar admin/staff
personalia dapat menginputkan data bagian
pegawai.
6) Admin/staff personalia menginputkan data bagian
106
pegawai baru tersebut ke form isian data bagian
pegawai.
7) Sistem menambahkan data bagian pegawai.
8) Admin/staff personalia menyimpan data bagian
pegawai dengan mengklik tombol button
9) Sistem menyimpan data bagian pegawai baru
tersebut
10) Keluar
Alternate flow Jika dalam pengisian ID atau nama bagian pegawai
salah, maka sistem akan menampilkan pesan error dan
memintanya untuk mengisikannya kembali
Pre condition 5) Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu 6) Data bagian pegawai yang akan dicatat telah
tersedia
Post condition Data bagian pegawai baru telah tersimpan
5. Informasi History Absensi
Use case Name Informasi History Absensi
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Admin/staff personalia menyediakan informasi tentang
history absensi pegawai dan menyerahkan laporan data
hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk
divalidasi.
107
Basic flow 1) Admin/staff personalia menampilkan form laporan
absensi dengan memilih tombol button laporan
absensi.
2) Sistem menampilkan form laporan absensi pegawai. 3) Sistem menampilkan laporan seluruh history absensi
pegawai
4) Admin/staff personalia dapat melakukan filterisasi
laporan absensi pegawai dengan melihat laporan
berdasarkan pada ID Pegawai atau tanggal absensi
5) Sistem menampilkan laporan absensi pegawai pada
kolom laporan
6) Untuk melihat laporan dan melakukan pencetakan
laporan, admin/staff personalia melakukan click
pada tombol Lihat Laporan. 7) Untuk melihat detail laporan, admin/staff personalia
melakukan click pada tombol lihat detail.
8) Keluar
Alternate flow Jika dalam menginputkan ID Pegawai atau Tanggal
untuk melihat laporan, jika ID Pegawai atau tanggal
yang dimaksud tidak ada maka sistem tidak akan
menampilkan laporan yang dimaksudkan
Pre condition Sistem telah memiliki record absensi pegawai
Post condition Report History dan Record absensi pegawai dapat
108
dicetak dan Admin/staff personalia menyerahkan laporan
data hadir pegawai ke bagian manajemen personalia
untuk divalidasi.
6. Mencetak Data Pegawai
Use case Name Mencetak Data Pegawai
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Admin/staff personalia menyediakan informasi tentang
history data pegawai dan menyerahkan laporan data
pegawai ke bagian manajemen personalia untuk
divalidasi.
Basic flow 1) Admin/staff personalia menampilkan form laporan
pegawai dengan memilih tombol button Laporan
Pegawai.
2) Sistem menampilkan form Menu Laporan Pegawai. 3) Sistem menampilkan laporan seluruh pegawai
4) Admin/staff personalia dapat melakukan filterisasi
laporan data pegawai dengan melihat laporan
berdasarkan pada ID Pegawai atau Nama Pegawai
5) Sistem menampilkan laporan data pegawai pada
kolom laporan
6) Untuk melihat laporan dan melakukan pencetakan
laporan, admin/staff personalia melakukan click
109
pada tombol Lihat Laporan.
7) Untuk melihat detail laporan, admin/staff personalia
melakukan click pada tombol lihat detail.
8) Keluar
Alternate flow Jika dalam menginputkan ID Pegawai atau Nama
Pegawai untuk melihat laporan, jika ID Pegawai atau
Nama yang dimaksud tidak ada maka sistem tidak akan
menampilkan laporan yang dimaksudkan
Pre condition Sistem telah memiliki record data pegawai
Post condition Report History dan Record data pegawai dapat dicetak
dan Admin/staff personalia menyerahkan laporan data
pegawai ke bagian manajemen personalia untuk
divalidasi.
7. Cetak Kartu Pegawai
Use case Name Cetak Kartu Pegawai
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Use case ini digunakan untuk mencetak kartu ID
pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data pegawai
telah tersedia, maka admin/staff personalia perusahaan
akan langsung mencetak kartu ID pegawai tersebut.
Basic flow Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia sudah
110
login.
1) Admin/staff personalia menampilkan form data
pegawai dengan memilih tombol button pegawai.
2) Sistem menampilkan form data pegawai. 3) Admin/staff personalia melakukan pemilihan dari
Menu File > Open > Menu Cetak Kartu ID
4) Sistem menampilkan form cetak kartu ID.
5) Admin/staff personalia melakukan pencarian data
pegawai yang telah diinputkan pada form pengisian
karyawan
6) Sistem akan menampilkan ID, nama, dan bagian
pegawai.
7) Sistem akan membentuk ID pegawai ke dalam
suatu barcode yang akan digunakan dalam proses
absensi
8) Sistem akan menampilkan kartu dan mencetak ID
Pegawai
9) Selesai
Alternate flow Jika dalam pengisian pencarian ID Pegawai salah, maka
sistem takan menampilkan pesan error dan memintanya
untuk mengisikannya kembali
Pre condition Admin/staff personalia harus melakukan penginputan
111
data pegawai terlebih dahulu
Post condition Kartu ID Pegawai dapat digunakan untuk melakukan
proses absensi
8. Presensi Pegawai
Use case Name Presensi Pegawai
Actor Pegawai
Brief Description
Use case ini digunakan ketika pegawai melakukan
proses absensi, dimana proses absensi ini dilakukan
dengan menggunakan kartu ID pegawai yang
didalamnya terdapat kode barcode yang dibentuk dari
nomor ID pegawai.
Basic flow Use case ini dimulai ketika menu pegawai telah terbuka
1) Admin/staff personalia melakukan login awal
untuk membuka menu absensi
2) Admin/staff personalia membuka menu absensi
pada form utama
3) Sistem menampilkan form absensi. 4) Pegawai melakukan proses absensi
5) Sistem akan secara otomatis menginputkan data
kehadiran dan kepulangan pegawai ketika Kartu ID
didekatkan pada perangkat barcode scanner
112
6) Pada input pertama absensi, sistem akan
menampilkan ID Pegawai, Jam Masuk, Kode
Absen
7) Pada Input kedua absensi, sistem akan
menampilkan ID Pegawai, Jam Masuk, Jam
Keluar, Total Jam Kerja, Kode Absen, dan
Keterangan
8) Selesai
Alternate flow Jika dalam pengisian pencarian ID Pegawai salah, maka
sistem takan menampilkan pesan error dan memintanya
untuk mengisikannya kembali
Pre condition Admin/staff personalia harus melakukan penginputan
data pegawai terlebih dahulu
Post condition Kartu ID Pegawai dapat digunakan untuk melakukan
proses absensi
9. Administrasi Login Admin
Use case Name Administrasi Login Admin
Actor Admin/Staff Personalia
Brief Description
Admin/Staff Personalia ingin Login terhadap sistem
informasi absensi dengan menginputkan user name dan
password maka mereka harus membuat suatu username
dan password agar dapat mengakses aplikasi absensi ini.
113
Basic flow 1) Masuk ke menu pegawai
2) Masuk ke menu File > Open > Menu Login Admin
3) Admin/Staff Personalia menginputkan User name
4) Admin/Staff Personalia menginputkan Password.
5) Sistem menyimpan User name dan Password
dengan memilih pilihan tombol button Save agar
sistem memvalidasi User name dan Password
tersebut
6) Sistem menyimpan user name dan password
tersebut.
Alternate flow Sistem menampilkan informasi jika username atau
password yang dimasukkan telah ada (duplikasi data)
Pre condition Admin/Staff Personalia harus login terlebih dahulu dan
yang mengetahui User name dan Password hanya user
admin yang bersangkutan itu sendiri
Post condition Username dan password dapat digunakan untuk login
dan mengakses aplikasi absensi ini.
4.5.5.3 Use Case Diagram
Pada Use case diagram ini menjelaskan apa yang akan
dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang akan
berinteraksi dengan sistem. Use case diagram menjadi dokumen
kesepakatan antara customer, User, dan Developer.
114
Berikut pada gambar 4.4 dan 4.5 adalah use case diagram
dari aplikasi absensi ini, yaitu antara lain :
1. Use Case Diagram Administrasi Pegawai
Login Admin
<<include>>
Administrasi Data Pegawai Mencetak Data Pegawai
<<include>>
Admin/Staff Administrasi Data Jabatan
Personalia Cetak Kartu Pegawai Pegawai
Manajemen
Personalia
Administrasi Data Bagian
Informasi History Absensi
Administrasi Login Admin
Gambar 4.4 Use Case Diagram Administrasi Pegawai
2. Use Case Diagram Absensi Pegawai
Gambar 4.5 Use Case Diagram Absensi Pegawai
115
4.5.5.4 Sequence Diagram
Sequence diagram ini menjelaskan secara detail urutan
proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari
use case. Dalam Pengembangan sistem ini, ada beberapa sequence
diagram antara lain :
1. Sequence Diagram Login Admin
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
ingin berinteraksi dengan sistem agar actor tersebut dapat
melakukan proses login ke dalam sistem aplikasi absensi
ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat
pada lampiran 1.
2. Sequence Diagram Administrasi Login Admin
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
harus melakukan pendaftaran username dan password
sebelum actor tersebut dapat melakukan proses login ke
dalam sistem aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence
diagram ini dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Sequence Diagram Cetak Kartu Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
(Admin/Staff Personalia) mencetak kartu ID untuk setiap
masing-masing pegawai yang telah terdaftar pada sistem
aplikasi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat
dilihat pada lampiran 3.
116
4. Sequence Diagram Data Bagian
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
mendaftarkan data bagian ke dalam aplikasi absensi ini.
Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada
lampiran 4.
5. Sequence Diagram Data Jabatan
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
mendaftarkan data jabatan ke dalam aplikasi absensi ini.
Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada
lampiran 5.
6. Sequence Diagram Data Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
mendaftarkan data Pegawai ke dalam aplikasi absensi ini.
Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada
lampiran 1.
7. Sequence Diagram Informasi History Absensi
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
mencari data absensi pegawai dan menampilkannya serta
melaporkannya untuk proses validasi ke bagian manajemen
personalia. Langkah dalam sequence diagram ini dapat
dilihat pada lampiran 7.
117
8. Sequence Diagram Mencetak Data Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
mencari data pegawai dan menampilkannya serta
melaporkannya untuk proses validasi ke bagian manajemen
personalia. Langkah dalam sequence diagram ini dapat
dilihat pada lampiran 8.
9. Sequence Diagram Presensi Pegawai
Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor
(pegawai) melakukan proses absensi dalam waktu sehari,
baik ketka waktu datang, waktu pulang, dan penghitungan
total waktu kerja untuk dapat dimasukkan dalam laporan
presensi pegawai. Langkah dalam sequence diagram ini
dapat dilihat pada lampiran 9.
4.5.5.5 Class Diagram
Class diagram ini digunakan untuk menggambarkan disain
statis dari sistem yang akan dibangun yang memperlihatkan
himpunan kelas, antarmuka, kolaborasi, dan relasi yang terdapat
dalam aplikasi absensi ini. Class diagram sistem aplikasi absensi
pegawai ini dapat dilihat pada lampiran 10.
118
4.5.6 Analisis Masukan dan Keluaran
Beberapa data yang akan menjadi masukan/input dalam sistem ini
adalah :
1. Data Pegawai
Merupakan data pribadi pegawai yang meliputi beberapa
keterangan tambahan seperti bagian, jabatan, dan keterangan
lainnya.
2. Data Hadir Pegawai
Meliputi data tentang waktu kedatangan, dan waktu kepulangan
pegawai
Sedangkan data keluaran dari sistem ini adalah :
1. Data presensi pegawai
2. Laporan akhir data presensi pegawai
3. Laporan akhir total waktu dan persentase waktu presensi
pegawai
4. History data presensi
4.5.7 Perancangan Basis Data
Setelah dilakukan perancangan sistem, selanjutnya dilakukan
perancangan database yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan
antar entity. Database merupakan kumpulan file-file yang saling
berkaitan. Pada model data relational hubungan antara file direlasikan
119
dengan kunci relasi (relation key), yang merupakan kunci utama dari
masing-masing file. Perancangan database yang dibuat penulis terdiri dari
normalisasi, ERD dan struktur data.
Basis data dalam aplikasi absensi ini diimplementasikan
menggunakan DBMS Microsoft SQL Server 2000. perancangan basis data
ini termasuk didalamnya meliputi bentukan E/R Diagram yang berikutnya
akan diimplementasikan dalam bentuk tabel-tabel dengan keterkaitan atau
keterhubungannya diantara tabel tersebut.
Fungsional dependensi diagram awal aplikasi absensi ini dapat
terlihat pada gambar 4.7 di bawah ini :
Gambar 4.6 Fungsional Dependensi Diagram Awal Database Aplikasi Absensi
120
Berikut akan diterangkan langkah-langkah dalam
menormalisasikan FDD di atas sehingga menjadi suatu ERD dan tabel
yang ternormalisasi.
1. Normalisasi
Pada proses normalisasi terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu
sebagai berikut :
A. Unnormalized Form (Tidak Normal)
Bentuk tidak normal dari perancangan basis data ini dapat
dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Id_Pegawai
Nm_Pegawai
Alamat
Tmpt_Kelahiran
Tgl_Kelahiran
Jenis_Kelamin
Id_Bagian
Id_Jabatan
Foto
Id_Jabatan
Nama_Jabatan
Keterangan_Jabatan
Id_Bagian
Nama_Bagian
Keterangan_Bagian
Tanggal
Id_Pegawai
121
Id_Jam_Kerja
Jam_Masuk
Jam_Keluar
Jam_Lembur
Lama Kerja
Kode_Absen
Kode_Absen
Keterangan_Absen
Id_Login
Nama_Admin
Password
Id_Jam_Kerja
Hr_Kerja
Jam_Kerja_Masuk
Jam_Kerja_Keluar
Tabel 4.1 Tabel Kondisi Sebelum Normalisasi Pada Aplikasi
Absensi Pegawai
B. First Normal Form (1NF)
Dari bentuk unnormalized akan menjadi bentuk 1NF yaitu
dengan memisahkan data pada field-field yang tepat.
Bentuk 1NF dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Id_Pegawai*
Nm_Pegawai
Alamat
Tmpt_Kelahiran
Tgl_Kelahiran
Jenis_Kelamin
122
Id_Bagian
Id_Jabatan
Foto
Id_Jabatan*
Nama_Jabatan
Keterangan_Jabatan
Id_Bagian*
Nama_Bagian
Keterangan_Bagian
Tanggal
Id_Pegawai
Id_Jam_Kerja
Jam_Masuk
Jam_Keluar
Jam_Lembur
Lama Kerja
Kode_Absen
Kode_Absen*
Keterangan_Absen
Id_Login*
Nama_Admin
Password
Id_Jam_Kerja*
Hr_Kerja
Jam_Kerja_Masuk
Jam_Kerja_Keluar
Tabel 4.2 Tabel Kondisi 1NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai
123
Namun dalam bentuk 1NF masih terdapat beberapa
kekurangan, antara lain:
1) Tabel Pegawai dan Tabel Hari_Kerja belum terpisah
2) Masih saling ketergantungan fungsi
C. Second Normal Form (2NF)
Pembentukan normal kedua dengan mencari kunci field
yang dapat dipakai sebagai patokan dalam pencarian dan
sifatnya unik.
Melihat kondisi dari permasalahan diatas dapat diambil
kunci kandidat sebagai berikut:
1) Id_Pegawai, Id_Bagian, Id_Jabatan
2) Id_Bagian
3) Id_Jabatan
4) Id_Login
5) Kode_Absen
6) Id_Jam_Kerja
• Pegawai = Id_Pegawai + Nm_Pegawai + Alamat +
Tmpt_Kelahiran + Tgl_Kelahiran + Jenis_Kelamin +
Nama_Bagian + Id_Jabatan + Nama_Jabatan +
Id_Bagian + Nama_Bagian + Foto
• Hari_Kerja = Tanggal + Id_Pegawai + Nm_Pegawai +
Jam_Masuk + Jam_Keluar + Jam_Lembur +
124
Lama_Kerja + Id_Jam_Kerja + Hr_Kerja +
Kode_Absen + Keterangan_Absen
• Bagian = Id_Bagian + Nama_Bagian +
Keterangan_Bagian
• Jabatan = Id_Jabatan + Nama_Jabatan +
Keterangan_Jabatan
• Keterangan_Absen = Kode_Absen +
Keterangan_Absen
• Login_Admin = Id_login + Nama_Admin + Password
• Jam_Kerja = Id_Jam_Kerja + Hr_Kerja +
Jam_Kerja_Masuk + Jam_Kerja_Keluar
125
*
Bentuk tabel 2NF dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini
:
Tabel 4.3 Tabel Kondisi Normalisasi 2 NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai
D. Third Normal Form (3NF)
Bentuk normal ketiga (3NF) mempunyai syarat setiap
tabel tidak mempunyai field yang bergantungan transitif, harus
bergantung penuh pada kunci utama.
126
Bentuk tabel 3NF dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini
:
Tabel 4.4 Tabel Kondisi Normalisasi 3NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai
2. Normalize ERD (Entity Relationship Diagram)
Bentuk ERD yang telah ternormalisasi dapat dilihat pada
gambar 4.7 di bawah ini :
127
Gambar 4.7 Bentuk Normalize ER Diagram
4.5.8 Struktur Data
Pada struktur data ini, semua jenis data yang terlibat dalam proses
yang terjadi, didefinisikan dan dikumpulkan dalam bentuk penyajian
seperti berikut :
• File Name : Pegawai
• Primary Key : Id_Pegawai
• Foreign Key : Id_Bagian, Id_Jabatan
File Pegawai.dbo
Nama Field Tipe Lebar Arti
Id_Pegawai* nvarchar 50 Nomor Identitas Pegawai
Nm_Pegawai nvarchar 50 Nama Pegawai
Alamat nvarchar 50 Alamat Pegawai
Tmpt_Kelahiran nvarchar 50 Tempat Kelahiran Pegawai
Tgl_Kelahiran datetime 8 Tanggal Kelahiran Pegawai
Jenis_Kelamin nvarchar 50 Jenis Kelamin Pegawai
Id_Jabatan nvarchar 50 Nomor Identitas Jabatan
Id_Bagian nvarchar 50 Nomor Identitas Bagian
Foto Image 16 Foto Diri Pegawai
• File Name : Hari_Kerja
• Primary Key : -
• Foreign Key : Kode_Absen, Id_Pegawai, Kode_Absen,
Id_Jam_Kerja
129
File Hari_Kerja.dbo
Nama Field Tipe Lebar Arti
Tanggal datetime 8 Tanggal Absensi
Id_Pegawai nvarchar 50 Nomor Identitas Pegawai
Jam_Masuk nvarchar 50 Jam Masuk Absensi
Jam_Keluar nvarchar 50 Jam Keluar Absensi
Jam_Lembur nvarchar 50 Jam Lembur Pegawai
Lama_Kerja nvarchar 50 Total Waktu Kerja Pegawai
Kode_Absen nvarchar 50 Nomor Kode Absen
Id_Jam_Kerja char 10 Kode Jam Kerja
• File Name : Jabatan
• Primary Key : Id_Jabatan
• Foreign Key : -
File Jabatan.dbo
Nama Field Tipe Lebar Arti
Id_Jabatan nvarchar 50 Nomor Identitas Jabatan
Nama_Jabatan nvarchar 50 Nama Jabatan Pegawai
Keterangan_Jabatan nvarchar 50 Keterangan Jabatan
130
• File Name : Bagian
• Primary Key : Id_Bagian
• Foreign Key : -
File Bagian.dbo
Nama Field Tipe Lebar Arti
Id_Bagian nvarchar 50 Nomor Identitas Bagian
Nama_Bagian nvarchar 50 Nama Bagian Pegawai
Keterangan_Bagian nvarchar 50 Keterangan Bagian
• File Name : Keterangan_Absen
• Primary Key : Kode_Absen
• Foreign Key : -
File Keterangan_Absen.dbo
Nama Field Tipe Lebar Arti
Kode_Absen nvarchar 50 Kode Absen Pegawai
Keterangan_Absen nvarchar 50 Keterangan Absen Pegawai
• File Name : Login_Admin
• Primary Key : Nama_Admin
• Foreign Key : -
File Login_Admin.dbo
Nama Field Tipe Lebar Arti
Id_Login nvarchar 50 Kode Login Admin
131
Nama_Admin nvarchar 50 Nama Administrator
Passsword nvarchar 50 Password
• File Name : Jam_Kerja
• Primary Key : Id_Jam_Kerja
• Foreign Key : -
File Jam_Kerja.dbo
Nama Field Tipe Lebar Arti
Id_Jam_Kerja char 10 Kode Jam Kerja
Hr_Kerja char 10 Kategori Hari Kerja
Jam_Kerja_Masuk char 10 Ketentuan Jam Masuk
Jam_Kerja_Keluar char 10 Ketentuan Jam Keluar
4.5.9 Perancangan Antar Muka
1. Form Splash Screen
Form ini merupakan form tampilan awal ketika program
aplikasi absensi ini dijalankan. Form ini berbentuk menu animasi
sederhana dengan menampilkan gambar yang berdurasi sekitar 5
detik sebagai menu pembuka aplikasi absensi ini.
132
Rancangan menu splash screen dapat dilihat pada gambar 4.9
di bawah ini :
(Gambar Splash Screen) Aplikasi Absensi Pegawai
PT. Kemenangan Jaya
Gambar 4.8 Form Splash Screen Aplikasi Absensi Pegawai
Rancangan form splash screen ini dapat digambarkan pada
state transition diagram pada gambar 4.10 di bawah ini :
Form Splash Screen
Timer Form
Login Aplikasi
Gambar 4.9 State Transition Diagram Form Splash Screen Aplikasi Absensi Pegawai
2. Form Login
Form ini merupakan form yang mengharuskan user atau
administrator untuk mengisi username dan password sebagai hak
akses untuk dapat memodifikasi hal-hal yang berkaitan dengan
data dan informasi di dalam aplikasi absensi pegawai ini.
133
Menu ini akan tampil setelah form splash screen. Rancangan
menu splash screen dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini :
Form Login
Username
Input Username
Password
Input Password
OK Cancel
Gambar 4.10 Form Login
State transition diagram dari perancangan form login, dapat
dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini :
OK Button
Form Login Database Username
Cancel Button dan Password
Gambar 4.11 State Transition Diagram Form Login
3. Form Absensi
Form ini merupakan form yang akan digunakan pegawai
untuk menginputkan ID Pegawai sebagai penanda absensi,
dimana pegawai harus menginputkan ID-nya sebanyak 2 kali
untuk menandakan jam kehadiran dan jam kepulangan yang akan
disimpan sebagai daftar kehadiran pegawai dengan penghitungan
total waktu kerja didalamnya. Pegawai akan menginputkan ID
134
pegawai yang berbentuk barcode yang tertera di dalam kartu
pegawai pada barcode scanner yang telah disediakan.
Form absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 di bawah ini:
Form Absensi
Tanggal : Automatic Input Date Back
Id Pegawai : Input Id Pegawai
Jam Masuk :
Jam Keluar :
Total Jam Kerja :
Kode Absen :
Keterangan :
Input Jam Masuk
Input Jam Keluar
Automatic Input Total Jam
Automatic Input Kode Absen
Automatic Input Keterangan
Foto
Pegawai
List Data Pegawai
Gambar 4.12 Form Absensi
135
State transition diagram dari perancangan Form Absensi,
dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini :
Form Absensi
Input Absensi Database Absensi Hr_Kerja
Back Button
Form Login Aplikasi
Gambar 4.13 State Transition Diagram Form Absensi
4. Form Data Pegawai
Form Data pegawai digunakan untuk melakukan penginputan
data pribadi karyawan, dimana data karyawan ini akan diperlukan
jika seorang pegawai hendak melakukan proses absensi. Form ini
diisi oleh admin sesuai dengan data karyawan asli.
136
Form data pegawai dapat dilihat pada gambar 4.15 di bawah
ini :
Gambar 4.14 Form Data Pegawai
State transition diagram dari perancangan Form Data
Pegawai, dapat dilihat pada gambar 4.16 di bawah ini :
Gambar 4.15 State Transition Diagram Form Data Pegawai
137
5. Form Bagian
Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan nama
bagian yang ada pada suatu perusahaan yang juga merupakan
pembagian wilayah kerja bagi seorang pegawai. Rancangan form
bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.17 di bawah ini :
Form Bagian
Data Baru
Ubah Data
Hapus Data
Input Data Bagian
Save Cancel
List Data Bagian
Gambar 4.16 Form Bagian
State transition diagram dari perancangan Form Bagian,
dapat dilihat pada gambar 4.18 di bawah ini :
Gambar 4.17 State Transition Diagram Form Bagian
138
6. Form Jabatan
Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan nama
Jabatan yang ada pada suatu perusahaan yang juga merupakan
pembagian tingkatan kerja bagi seorang pegawai. Rancangan form
jabatan ini dapat dilihat pada gambar 4.19 di bawah ini :
Form Jabatan
Data Baru
Ubah Data
Hapus Data
Input Data Jabatan
Save Cancel
List Data Jabatan
Gambar 4.18 Form Jabatan
State transition diagram dari perancangan Form Jabatan,
dapat dilihat pada gambar 4.20 di bawah ini :
Gambar 4.19 State Transition Diagram Form Jabatan
139
7. Form Keterangan Absen
Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan
memberikan nama keterangan absen. Rancangan form keterangan
absen ini dapat dilihat pada gambar 4.21 di bawah ini :
Form Keterangan Absen
Data Baru
Ubah Data
Hapus Data
Input Data Keterangan Absen
Save Cancel
List Data Keterangan Absen
Gambar 4.20 Form Keterangan Absen
State transition diagram dari perancangan Form Keterangan
Absen ini dapat dilihat pada gambar 4.22 di bawah ini :
Gambar 4.21 State Transition Diagram Form Keterangan Absen
140
8. Form Utama
Form ini merupakan form menu utama yang terdiri dari
berbagai tombol yang telah terintegrasi untuk menampilkan menu
lain dalam aplikasi absensi pegawai ini. Tombol-tombol yang ada
dalam menu utama ini antara lain : Menu Pegawai, Menu
Absensi, Laporan Pegawai, dan Laporan Absensi.
Rancangan menu utama ini dapat dilihat pada gambar 4.23 di
bawah ini :
Aplikasi Absensi PT. Kemenangan Jaya
Menu Pegawai Menu Absensi
Laporan Pegawai Laporan Absensi
Log Off
Gambar 4.22 Form Utama Aplikasi Absensi
141
State transition diagram dari perancangan Form Utama ini
dapat dilihat pada gambar 4.24 di bawah ini :
Menu Pegawai Form Data
Pegawai
Menu Absensi Form Absensi
Form Utama
Laporan Pegawai Form Laporan
Pegawai
Laporan Absensi Form Laporan
Absensi
Log Off Form Login
Gambar 4.23 State Transition Diagram Form Utama
9. Form Laporan Pegawai
Form laporan pegawai ini digunakan untuk memberikan
suatu data pelaporan dan detail laporan pegawai yang bekerja
pada perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari keterangan
pribadi pegawai.
142
Form Laporan Pegawai
Lihat
Laporan
Lihat
Detail
Database Absensi Pegawai
Rancangan form laporan pegawai ini dapat dilihat pada
gambar 4.25 di bawah ini :
Form Laporan Pegawai
Input Pencarian Data Pegawai Berdasarkan Nama dan ID Pegawai
List Data Laporan Pegawai
Lihat
Laporan Lihat Detail Navigasi Pencarian
Gambar 4.24 Form Laporan Pegawai
State transition diagram dari perancangan Form Laporan
Pegawai ini dapat dilihat pada gambar 4.26 di bawah ini :
Laporan Pegawai
Detail Laporan
Pegawai
Gambar 4.25 State Transition Diagram Form Laporan Pegawai
143
Form Laporan
Absensi
Lihat
Laporan
Lihat
Detail
Database Data Absensi
10. Form Laporan Absensi
Form laporan absensi ini digunakan untuk memberikan suatu
data pelaporan dan detail laporan absensi pegawai mulai dari jam
masuk, jam keluar, total waktu kerja, dan keterangan yang
lainnya. Rancangan form laporan absensi ini dapat dilihat pada
gambar 4.27 di bawah ini :
Form Laporan Absensi
Input Pencarian Data Absensi Berdasarkan ID Pegawai dan
Tanggal Absensi
List Data Laporan Absensi
Lihat
Laporan Lihat Detail Navigasi Pencarian
Gambar 4.26 Form Laporan Absensi
State transition diagram dari perancangan Form Laporan
Absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.28 di bawah ini :
Laporan Absensi
Detail
Laporan
Absensi
Gambar 4.27 State Transition Diagram Form Laporan Absensi
144
e
11. Form Cetak Kartu ID
Form ini digunakan untuk mencetak kartu ID pegawai yang
terdiri dari Input Nama Pegawai, ID Pegawai, Bagian, dan
Jabatan. Pada form ini, dari nomor ID pegawai yang bersangkutan
akan dibentuk suatu kode barcode, yang nantinya akan digunakan
dalam proses absensi.
Rancangan Form Cetak Kartu ID ini dapat dilihat pada
gambar 4.29 di bawah ini :
Form Cetak Kartu ID
Input Pencarian Data Pegawai Berdasarkan Nama dan ID Pegawai
Nama Pegawai :
Id Pegawai :
Jabatan :
Bagian :
Nama Pegawai
Id Pegawai
Jabatan
Bagian
Foto
Pegawai
ID Pegawai (Kode Barcode)
List Data Pegawai
Cetak Kartu ID Cancel
Gambar 4.28 Form Cetak Kartu ID
145
Database Data
State transition diagram dari perancangan Form Cetak Kartu
ID ini dapat dilihat pada gambar 4.30 di bawah ini :
Form Cetak Kartu ID
Cetak Kartu ID
Cancel
Kartu ID
Form
Menu
Utama
Gambar 4.29 State Transition Diagram Form Cetak Kartu ID
12. Form Login Admin
Form ini digunakan untuk mendata dan mendaftarkan nama
dan password administrator yang memiliki hak akses untuk
mengelola dan bertanggung jawab terhadap aplikasi absensi ini.
Rancangan Form Login admin ini dapat dilihat pada gambar 4.31
di bawah ini :
Gambar 4.30 Form Login Admin
146
State transition diagram dari perancangan Form Login
Admin ini dapat dilihat pada gambar 4.32 di bawah ini :
Gambar 4.31 State Transition Diagram Form Login
13. Rancangan Report Pegawai
Report pegawai ini digunakan untuk melaporkan daftar dan
data seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Kemenangan Jaya
beserta detail bagian dan jabatan dimana pegawai tersebut
bekerja. Rancangan report pegawai dapat dilihat pada gambar
4.33 di bawah ini :
Gambar 4.32 Rancangan Report Pegawai
147
14. Rancangan Report Absensi Pegawai
Report absensi pegawai ini digunakan untuk melaporkan
daftar dan data absensi seluruh karyawan yang bekerja pada PT.
Kemenangan Jaya beserta detail keterangan presensi pegawai
tersebut. Rancangan report absensi pegawai dapat dilihat pada
gambar 4.34 di bawah ini :
Gambar 4.33 Rancangan Report Absensi Pegawai
4.6 Pengujian
Setelah program selesai dibuat baru dilakukan tahap pengujian program.
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh program tersebut
berjalan dan seberapa banyak kesalahan yang ada pada program tersebut. Bila
terjadi kesalahan maka program tersebut akan segera diperbaiki dan diuji kembali.
148
Pengujian yang dilakukan dari program sistem aplikasi absensi ini
meliputi pengujian terhadap semua menu program apakah sesuai dengan apa yang
diharapkan olah pihak manajemen PT. Kemenangan Jaya.
4.7 Konversi Sistem
Konversi Sistem yang digunakan adalah konversi dengan perubahan
langsung dengan tanggal yang telah diterapkan. Perubahan langsung hanya
berhasil jika pengujian luas dikerjakan sebelumnya, dan bekerja paling baik jika
beberapa penundaan dalam pengolahan dapat ditoleransi. Sebuah keuntungan dari
perubahan langsung adalah pemakai tidak memiliki kemungkinan menggunakan
sistem lama dari pada sistem baru.
4.8 Training
Orang yang akan menggunakan sistem aplikasi absensi ini adalah staf
personalia yaitu sebagai administrator dimana staf tersebut harus dilatih terlebih
dahulu. Jumlah pelatihan sebuah sistem yang diperlukan kemudian tergantung
pada beberapa banyak pekerjaan seseorang akan berubah karena sistem baru.
Pelatihan yang dilakukan meliputi teori dan praktek. Waktu yang
diperlukan untuk pelatihan kurang lebih satu minggu atau tergantung kebutuhan.
149
BAB V
PENUTUP
Bab ini adalah bab penutup yang menguraikan kesimpulan dari penulisan
skripsi ini serta saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait atas
pembuatan aplikasi absensi karyawan ini.
5.1. Kesimpulan
1. Perubahan sistem absensi manual menjadi suatu sistem yang
terkomputerisasi dengan penambahan sistem barcode dilakukan agar
tingkat kesalahan dalam melakukan absensi dapat diminimalisir dan
dapat memberikan pelayanan lebih baik serta hasil keluaran atau
laporan yang dibutuhkan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Sistem aplikasi absensi yang baru ini akan lebih memudahkan proses
kontrol absensi kehadiran karyawan dan mampu memberikan laporan
akhir absensi yang dibutuhkan.
3. Dengan sistem pendataan absensi karyawan terkomputerisasi ini,
bagian pendataan karyawan dapat dengan cepat dalam melakukan
penginputan data dan memberikan kemudahan dalam pencarian data
karyawan.
4. Aplikasi absensi karyawan dengan metode barcode ini akan
memberikan kemudahan dalam melakukan pendataan kehadiran
karena adanya interface aplikasi dan penggunaannya yang user
friendly.
5.2. Saran
1. Bagi yang berminat untuk pengembangan selanjutnya, sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan metode lain seperti Smart Handkey- CR
atau dengan Fingerprint Scan System.
2. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan bisa diterapkan pada semua
Operating System seperti Linux dan FreeBSD.
3. Harus dilakukan pelatihan bagi admin, terutama yang menggunakan
aplikasi ini dan adanya petugas khusus yang akan memelihara aplikasi
ini, sehingga kinerja aplikasi ini dapat berjalan dengan baik.
4. Database sistem ini minimal satu atau dua minggu sekali di backup oleh
pihak yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut, dalam hal ini
perlu adanya suatu back office yang bertanggung jawab akan entri data,
pemeriksaan data untuk menghindari hilangnya database jika terjadi
suatu kesalahan, maupun kejadian lain yang tidak diharapkan dan di
luar kemampuan kita untuk menghindarinya seperti bencana alam.
5. Untuk implementasi awal (1 sampai 2 bulan pertama), setiap hari
database harus dikontrol untuk menghindari ketidakteraturan
database yang ada untuk menghindari terjadinya human error dalam
penggunaan sistem.
151
Lampiran 1 : Sequence Diagram Login Admin
Lampiran II - 1
1: M em i l i h M enu Login Adm i n(
2: Request Input Data( )
3: Request Input Data( )
4: Request Input Data( )
5: Response Input Data( )
6: Response Input Data( )
7: Form Input Login Admin( )
8: Input Data Logi n Adm in( ) 9: Input Data Logi n Admin( )
10: Input Data Login Adm i n( )
11: Save Data Login Adm i n( )
12: Save Data Login Admi n(
13: Save Data Login Adm i n( )
14: Exit Form ( )
15: M enampilkan M enu Utam a( )
Lampiran 2 : Sequence Diagram Administrasi Login Admin
: Admin/Staff Personalia
: Form Pegawai : Form AdmLogin Admin : AdmLogin AdminMgr : LoginAdmin
1 : Memilih Menu )
Login Admin ()
2 : Request Input Data ()
3 : Request Input Data () 4 : Request
Input Data ()
7 : Form Input Login Admin ()
8 : Input Data Login Admin ()
6 : Response Input Data ()
9 : Input Data
5 : Response
Input Data ()
Login Admin () 10 : Input Data
Login Admin ()
11 : Save Data Login Admin () 12 : Save Data Login Admin () )
14 : Exit Form ()
13 : Save Data Login Admin ()
15 : Menampilkan Menu Utama ()
Lampiran II - 2
mi l i h Menu Cetak Kartu ID()
8: Mencari ID Pegawai ( )
7: M encetak Kartu ID( )
2: M encari Nama Pegawai ( )
9: M encetak Kartu ID( )
3: Request Data Pegawai( )
6: M enam pi lkan Data Pegawai ( )
4: Request Data Pegawai( )
12: Exi t Form( )
10: Request Data Pegawai ( )
11: Request Data Pegawai ( )
5: Response Data Pegawai( )
13: Response Data Pegawai ( )
15: Menam pi l kan Data Pegawai ( )
14: M enampi l kan Menu Utama( )
1: M e
Lampiran 3 : Sequence Diagram Cetak Kartu Pegawai
: Admin/Staff Pers onalia
: Form Pegawai : Form Cetak Kartu ID : CetakKartuIDMgr : DataPegawai 1 : Memilih Menu Cetak Kartu ID ()
2 : Mencari Nama Pegawai () 3 : Request Data
Pegawai ()
4 : Request Data
Pegawai ()
7 : Mencetak Kartu ID ()
6 : Menampilkan Data Pegawai ()
5 : Response Data Pegawai ()
8 : Mencari Id Pegawai ()
9 : Mencetak Kartu ID ()
12 : Exit Form ()
10 : Request Data
Pegawai () 11 : Request Data Pegawai ()
14 : Menampilkan Data Pegawai ()
13 : Response Data Pegawai ()
14 : Menampilkan Menu Utama ()
Lampiran II - 3
Lampiran 4 : Sequence Diagram Data Bagian
: Adm in/Staff
Pers onalia
: Form Pegawai : Form Bagi : BagianMgr : Bagian
1: Memilih Menu Bagian( )
2: R equest Input Data( ) 3: R equest Input Data( )
4: R equest Input D ata( )
7: F orm Input Bagian( )
6: Response Input Data( ) 5: Response Input D ata( )
8: Input Data Bagian( ) 9: Input Data Bagian( )
10: Sav e Data Bagian( )
14: Exit Form( )
12: Sav e Data Bagian( ) 11: Input Data Bagian( ) 13: Sav e Data Bagian( )
15: Menampilk an Menu U tama( )
Lampiran II - 4
1: M em i l i h Menu Jabatan( )
2: Request Input Data( )
4: Request Input Data( )
3: Request Input Data( )
5: Response Input Data( )
6: Response Input Data( )
7: Form Input Data Jabatan( )
8: Input Data Jabatan( )
9: Input Data Jabatan( )
10: Input Data Jabatan( )
11: Save Data Jabatan( ) 12: Save Data Jabatan( )
13: Save Data Jabatan( )
14: Menampilkan M enu Utam a( )
Lampiran 5 : Sequence Diagram Data Jabatan
: Admin/Staff
Personalia : Form Pegawai : Form Jabatan : JabatanMgr : Jabatan
1: Memilih Menu
Jabatan ()
2 : Request Input Data ()
3 : Request Input
Data ()
4 : Request Input
Data ()
7 : Form Input Data Jabatan ()
6 : Response Input Data ()
5 : Response Input Data ()
8 : Input Data Jabatan () 9 : Input Data Jabatan () 10 : Input Data
Jabatan ()
11 : Save Data Jabatan ()
14 : Menampilkan
Menu Utama ()
12 : Save Data
Jabatan () 13 : Save Data Jabatan ()
Lampiran II - 5
1: Memilih Menu Pegawai( )
2: Request Space Input Data( )
3: Request Space Input Data( )
4: Request Space Input Data( )
5: Respons e Space Input Data( )
6: Respons e Space Input Data( )
7: F orm Input Data Pegawai( )
8: Input Data Pegawai( )
9: Input Data Pegawai( )
10: Input Data Pegawai( )
13: Sav e Data Pegawai( )
12: Sav e Data Pegawai( )
11: Sav e Data Pegawai( )
14: Exit Form ( )
15: Menampilk an Menu Utama( )
Lampiran 6 : Sequence Diagram Data Pegawai
: Adm in/Staff
Pers onalia : Form Utam a : Form Pegawai : Pega : DataPegawai
1 : Memilih
Menu Pegawai ()
2 : Request Space Input Pegawai ()
3 : Request Space Input Pegawai () 4 : Request Space
Input Pegawai ()
7 : Form Input Data Pegawai ()
6 : Response Space Input Pegawai ()
5 : Response Space
Input Pegawai ()
8 : Input Data Pegawai () 9 : Input Data Pegawai ()
11 : Save Data Pegawai ()
12 : Save Data
Pegawai ()
14 : Exit Form ()
15: Menampilkan Menu Utama ()
10 : Input Data
Pegawai ()
13 : Save Data
Pegawai ()
Lampiran II - 6
1: Mem i l i h Menu Laporan Absensi ( )
2: Mencari T anggal Absensi( )
3: Request Data Absensi ( )
4: Request Data Absensi ( )
5: Response Data Absensi ( )
6: Menampil kan Data Absensi( )
7: Mencetak Data Absensi ( )
8: Mencari ID Pegawai ( )
9: Request Data Absensi ( )
10: Request Data Absensi( )
11: Response Data Absensi( )
12: Menampilkan Data Absensi ( )
13: Mencetak Data Absensi( )
14: Exit Form( )
15: Menampilkan Menu Utama( )
: Form Utama
: Form Laporan Absensi
: LapAbsensiMgr
: Hari _Kerj a
: Admin/Staff
Personali a
Lampiran 7 : Sequence Diagram Informasi History Absensi
: Admin/Staff
Personalia
: Form Utama : Form Laporan Absensi : LaporanAbsensiMgr : Hari Kerja
1 : Memilih Menu Laporan Absensi ()
2 : Mencari Tanggal Absensi () 3 : Request Data
Absensi () 4 : Request Data Absensi ()
7 : Mencetak Data Absensi ()
6 : Menampilkan Data Absensi ()
5 : Response Data Absensi ()
8 : Mencari ID Pegawai () 9 : Request Data
Absensi () 10 : Request Data Absensi ()
13 : Mencetak Data Absensi ()
12 : Menampilkan Data Absensi ()
11 : Response
Data Absensi ()
14 : Exit Form ()
15: Menampilkan Menu Utama ()
Lampiran II - 7
D Peg awai( )
2: M encari I
7: M encetak Data Pegawai ( )
3: Request Data Pegawa i ( )
4: Req uest Data Peg awai( )
6: Menampi l kan Data Pegawai( )
5: Response Data Pegawai ( )
8: Mencari Nama Pegawai ( )
9: Request Data Pegawai( )
10: Request Data Pegawai ( )
11 : Resp onse Data Pega wai ( )
12: M enampi l kan Data Pega wai( )
13: Me ncetak Data Pe gawai ( )
1 4: Exit Form( )
1: Mem i l i h M enu La poran Pegawai ( )
15: M enampi l kan Menu Utam a( )
: Form Laporan Pegawai
: Form Utam a
: DataPegawai
: LaporanPega waiMgr
: Adm in/Staff
Personal i a
Lampiran 8 : Sequence Diagram Mencetak Data Pegawai
: Admin/Staff Personalia
: Form Utama : Form Laporan Pegawai : Laporan Pegawai Mgr : Data Pegawai
1 : Memilih Menu Laporan Pegawai ()
2 : Mencari ID
Pegawai ()
3 : Request Data
Pegawai () 4 : Request Data Pegawai ()
7 : Mencetak Data Pegawai ()
6 : Response Data Pegawai ()
5 : Response
Data Pegawai ()
8 : Mencari Nama Pegawai ()
9 : Request Data Pegawai () 10 : Request Data
Pegawai ()
13 : Mencetak Data Pegawai ()
12 : Mencetak Data Pegawai ()
11 : Response
Data Pegawai ()
14 : Exit Form ()
15 : Menampilkan Menu Utama ()
Lampiran II - 8
Lampiran 9 : Sequence Diagram Presensi Pegawai
: Pegawai : Form Abs ens i : Abs ens iMgr : Hari_Kerja
1: Input Jam Mas uk( )
2: Reques t Data Abs ens i( )
3: Reques t Data Abs ens i( )
5: Res pons e Data Abs ens i( )
4: Res pons e Data Abs ens i( )
6: Input Jam Mas uk( )
7: Input Jam Mas uk( )
8: Input Jam Keluar( ) 9: Reques t Data Abs ens i( )
10: Reques t Data Abs ens i( )
11: Res pons e Data Abs ens i( )
12: Res pons e Data Abs ens i( )
13: Input Jam Keluar( )
14: Input Jam Keluar( )
16: Res pons e Data Abs ens i( ) 15: Res pons e Data Abs ens i( )
17: Penghitungan Waktui Kerja( ) 18: Penghitungan Waktu Kerja( )
20: Res pons e Data Abs ens i( ) 19: Res pons e Data Abs ens i( )
21: Save Data Abs ens i( ) 22: Save Data Abs ens i( )
Lampiran II - 9
Lampiran 10 : Class Diagram
Lampiran II -10
APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA
1. Tampilan Menu Login
2. Tampilan Menu Utama
Lampiran II -11
3. Tampilan Menu Pegawai 4. Tampilan Menu Bagian
Lampiran II -12
5. Tampilan Menu Jabatan 6. Tampilan Menu Kode Absen
Lampiran II -13
7. Tampilan Menu Cetak Kartu ID 8. Tampilan Menu Login Admin
Lampiran II -14
9. Tampilan Menu Laporan Pegawai
10. Tampilan Menu Laporan Absensi
Lampiran II -15
11. Tampilan Laporan Pegawai
12. Tampilan Laporan Absensi Pegawai
Lampiran II -16