ACARA I
Click here to load reader
-
Upload
afiya-fathina -
Category
Documents
-
view
28 -
download
3
description
Transcript of ACARA I
![Page 1: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/1.jpg)
I. UNIT PENGHISAP (VACUM UNIT)
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara I Unit Penghisap (Vacum Unit) ini adalah :
a. Mempelajari Unit Penghisap dengan menggunakan prinsip-prinsip dinamika
fluida.
b. Mengkaji karakteristik Unit Penghisap
II. Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan Bahan
Alat ukur yang didesain atas dasar persamaan tekanan disebut
barometer dan manometer. Manometer merupakan alat ukur udara tertutup
(udara dalam ruangan). Pada dasarnya manometer maupun barometer adalah
pipa U, yang berisi zat cair sebagai petunjuk pembacaan skala. Manometer
salah satu ujung pipa U dihubungkan dengan ruangan yang hendak diukur
tekanannya, satu ujung yang lain terbuka (berhubungan dengan udara
bebas). Biasanya zat cair yang digunakan untuk mengisi barometer maupun
manometer adalah Hg (air raksa) (Raharjo dan Radiyono, 2008).
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah
manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat
dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa daerah pengukuran.
Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan
yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfir). Manometer
digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua titik di
saluran pembuangan gas atau udara. Perbedaan tekanan kemudian
digunakan untuk menghitung kecepatan aliran di saluran dengan
menggunakan persamaan Bernoulli (Rahayu, 2009).
Terdapat banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, di
antaranya adalah manometer tabung terbuka (lihat gambar di bawah). Pada
manometer tabung terbuka, di mana tabung berbentuk U, sebagian tabung
diisi dengan zat cair (air raksa atau air). Tekanan yang terukur dihubungkan
![Page 2: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/2.jpg)
dengan perbedaan dua ketinggian zat cair yang dimasukan ke dalam tabung
(San, 2008).
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi
hidup dan kehidupan manusia. Mengingat arti universal air tersebut, maka
perlu diketahui data yang akurat dalam rangka pemerataan dan keadilan
untuk mendapatkan air. Oleh karena itu pengelolaan hidrometri dan
peralatannya sangat penting untuk mendapatkan data air yang akurat dan
menerus setiap tahunnya. Debit aliran mempunyai peranan yang sangat
penting, maka data tersebut harus akurat dan sedikit mungkin mengandung
kesalahan. Dari pencatatan Puslitbang Air (Sukmawati dkk, 2010).
Teknologi pemvakuman sangat bermanfaat alam kehidupan manusia,
mulai dari pengolahan bahan makanan, hail olah bahan makanan, obat-
obatan, sampai pada pembuatan alat-alat yang membutuhkan teknologi
ringgi seperti halnya lampu listrik, hard disk computer, dan lain-lain. Bagian
sisi isap pada pompa mempunyai tekanan vakum, dan tekanan ini dapat
dimanfaatkan untuk keperluan tanpa atau tidak harus menggunakan kerja
pompa. Penambahan sebuah peralatan lain pada sisi isap pompa, dapat
dilakukan denga penyadapan/pengisapan fluida (cairan atau gas). Tekanan
vakum daalh tekanan tyang berada di bawah tekanan atmosfir atau udara
sekeliling. Untuk mendapatkan tekanan vakum, dibutuhkan suatu alat yang
dapat membuang udara dari dalam suatu container (Leonanda dkk, 2004).
Digunakan pipa yang fleksibel dan lempeng material kedap air
dipasang pada bagian atas pipa untuk dapat menekan pipa turun dan masuk
ke permukaan sedimen. Bukaan pada bagian bawah pipa berfungsi sebagai
bukaan pemasukan dan menghasilkan zone tekanan rendah pada lempeng
material kedap airnya. Pipa dirancang untuk mengamankan bukaan lubang
pemasukan di bagian udik pipa agar tidak tertimbun selama pengairan
sedimen (Mawardi dkk, 2010).
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam semua kehidupan,
terutama untuk keperluan rumah tangga dan keperluan industri. Ir terdapat
dimana-mana dipermukaan bumi ini (hampir ¾ dari luas permukaan bumi).
![Page 3: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/3.jpg)
Yang terdapt di laut, danau, sungai dan aliran-aliran air lainnya. Di atmosfer
air terdapat dalam bentuk uap, awan dan endapan, sedang dibawah terdapat
sebagai “reservoir” ( Arigayota, 2004).
b. Tinjauan Teori
Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan,
debit, gelombang kejut, gradient kerapatan, turbulensi, dan viskositas.
Pengukuran debit secara langsung terdiri atas penentuan volume atau berat
fluida yang melalui suatu penampang delam selang waktu tertentu. Metode
tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tingi-tekanan,
perbedaan tekanan, atau kecepatan di beberapa titik pada suatu penampang
dan dengan besaran-besaran lain. Penentuan kecepatan disejumlah titik pada
suatu penampang memungkinkan penentuan besarnya debit. Dengan
menggabungkan pengukuran tekanan-statik dan pengukuran tekanan-total,
yaitu, dengan mengukur masing-masing tekanan den menghubungkan
dengan kedua ujng sebuah manometer diferensial, maka diperoleh tinggi
tekanan dinamik (Streeter, 1991).
Pengukuran tekanan ditetapkan dengan dua cara, yakni tekanan
mutlak terhadap suatu acuan bertekanan nol, atau tekanan yang diukur
terhadap atmosfer lokal. Tekanan yang diukur itu bisa lebih tinggi atau lebih
rendah daripada tekanan atmosfer lokal. Jika lebih tinggi, selisihnya disebut
tekanan tolok, jika lebih rendah dinamakan tekanan vakum. Tekanan tolok
lawan tekanan vakum, tetapi laazimnya nilai yang negative tidak dipakai.
Manometer adalh piranti yang sederhana dan murah tanpa bagian-bagian
yang bergerak kecuali lajur zat cair itu sendiri. Manometer dapat dibuat
dengan kecepatannya hanya berbeda sedikit, lajur zat cair yang miring, dan
petunjuk dengan micrometer atau lensa mata untuk menentukan letak
meniskusnya dengan teliti. Yang diperlukan ialah beda tekanan P1 - P2,
kesalahan yang cukup besar terjadi karena pengurangan dua pengukuran itu,
dan karenanya akan jauh lebih baik kalau kedua ujung satu instrument
dihubungkan dengan lubang-lubang static P1 dan P2 agar dengan satu
manometer saja selisih tekanan itu langsung terukur (White, 1988).
![Page 4: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/4.jpg)
Pengukur tekanan yang sederhana ialah manometer tabung terbuka.
Bagian atas tabung terbuka ke atmosfer pada tekanan Pat. Ujung lain tabung
berada pada tekanan P, yang harus diukur. Perrbedaan P - Pat sama dengan
ρgh, dengan ρ adalah kerapatan cairan dalam tabung. Perbedaan antara
tekanan “absolut” P dan tekanan atmosfer Pat dinamakan tekanan gauge
(tekanan tolok) (Tipler, 1991).
Istilah yang muncul dari persoalan pepompaan yaitu tekanan absolut,
barometer, dan pengukuran. Serta vakum untuk instalasi yang beroperasi
dibawah tekanan atmosfer. Pipa hisap untuk kelas pompa yang manapun
tidak boleh lebih kecil dari sambungan sisa hisap pompa. Beberapa pompa
dilengkapi dengan ruang vakum atau ruang lepas mendadak pada jaringan
hisap untuk menjamin bahwa silinder pompa akan terisi penuh dengan air.
Peralata bantu untuk pemancingan pompa meliputi ejektor, pompa vakum,
dan lainnya. Faktor penting pada sisi buang pipa adalah ukuran pipa,
kecepatan cairan, panjang pipa dan lainnya untuk menjamin terjadinya laju
aliran cairan yang diinginkan (Hicks dan Edwards, 1996).
Tekanan absolut menunjukkan nilai absolut (mutlak) gaya per satuan
luas yang bekerja pada dinding penampung fluida. Tekanan relativ atau
tekanan pengukur ialah selisih antara tekanan absolut dan tekanan atmosfer
setempat. Vakum atau hampa menunjukkan berapa lebihnya tekanan
atmosfer dari tekanan absolut. Manometer fluida sangat banyak digunakan
untuk pengukuran tekanan fluida padda keadaan lunak. Perbedaan tekanan
antara tekanan P yang tak diketahui dan tekanan atmosfer merupakan fungsi
dari perbedaan tinggi h. Untuk pengukuran vakum sedang, dapat
menggunakan pengukur bourdon, manometer, dan berbagai pengukur
diafragma (Holman, 1985).
Salah satu konsep mengenai mekanika fluida atau secara sederhana
dapat dikatakan sebagai konsep yang membahas gerak (aliran) zat cair dan
gas. Pada konsep mekanika fluida terdapat salah satu hukum (konsep dasar)
yang dikenal dengan nama hukum Bernoulli. Suatu fluida dikatakan
mempunyai peningkatan kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu
![Page 5: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/5.jpg)
bagian dengan tekanan tinggi menuju bagian lainnya yang bertekanan
rendah. Sedangkan suatu fluida dikatakan mempunyai penurunan kecepatan,
jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian bertekanan rendah, menuju
bagian lain bertekanan tinggi (Anonima, 2000).
Penelahaan tentang sifat-sifat aliran fluida memang sangat penting
untuk dipelajari. Contohnya dalam rekayasa reservoir, dengan mempelajari
sifat aliran fluida kita dapat mengetahui beberapa parameter penting dalam
aliran fluida sperti permeabilitas dan kecepatan rata-rata dengan lebih
mudah. Fluida didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Yang
termasuk fluida adalah diantaranya air, minyak, dan gas ( Hidayat, 2006).
Sebelum pompa ram hidraulik dijalankan, diukur terlebih dahulu
hambatan antara keluaran reservoir dengan ujung masuk pipa suplai. Pada
kedua tempat tersebut terdapat katup yang dihubungkan ke manometer air
raksa dengan selang. Pengambilan data debit dilakukan dengan cara
mengumpulkan air yang keluar dari katup tabung hantaran selama beberapa
waktu dengan menggunakan stopwatch lalu dituang ke gelas ukur. Jumlah
volume yang dihasilkan tersebut kemudian dibagi dengan lamanya waktu
pengumpulan air untuk mengetahui debit pompa dalam ml/menit
(Suryawan, 2001).
Variasi vakum pada akhir saluran selama mesin pemerahan tergantung
pada operasi vakum tingkat, desain liner, karakteristik getaran dan pada
aliran dua-fasa kompleks susu dan udara dari saluran ke penampung jar,
ember atau pipa susu. Pemerahan kecepatan sebanding dengan rata-rata
vakum di bawah saluran selama fase pemerahan dari pulsasi (b-fase) ketika
terbuka. Tingkat vakum tergantung pada drop vakum karena komponen
antara vakum pompa dan ujung saluran. Korelasi antara aliran susu dan
penurunan vakum dan antara susu aliran dan fluktuasi vakum tidak. Operasi
vakum harus berkaitan dengan pemerahan atau vakum liner terbuka dan
tidak, seperti pada umumnya, vakum diukur selama siklus pulsasi. Penting
bahwa tetes dalam vakum selama penutupan liner tidak menyebabkan selip
liner atau menghalangi liner dari runtuh pada saluran. Tujuannya adalah
![Page 6: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/6.jpg)
untuk mengukur variasi vakum dalam tahap pemerahan dan lebih lengkap
siklus pulsasi selama pemerahan disimulasikan menggunakan berbagai unit
pemerahan (Callaghan, 2004).
Prinsip penggunaan vakum susu dan produk susu bukanlah hal yang
baru, tetapi beberapa peralatan menggunakan metode baru. Peralatan vakum
dalam kategori ini dapat diklasifikasikan sebagai satu-ruang atau two
chamber, atau dengan metode seperti injeksi uap, menggosok udara, cepat
agitasi melalui venturi (bukan menggunakan cara vakum tetapi
menggunakan metode tekanan uap), atau pendinginan produk. Tepat kontrol
aliran uap, aliran susu, dan vakum diperlukan untuk menghindari
konsentrasi atau pengenceran produk. Seperti halnya vakum adalah
menurun (tekanan meningkat), suhu penguapan meningkat. Untuk
menghapus lebih banyak air di kedua ruangan, suhu penguapan berkurang
dengan meningkatkan vakum. Otomatis perangkat kontrol yang digunakan
untuk pemantauan suhu pada inlet dan outlet vakum unit. Kontrol dapat
diatur untuk menjaga yang diinginkan suhu dengan mengatur vakum dengan
memberi pengaruh udara ruang kurang lebih rendah dari atmosfer vakum
tetapi beroperasi pada prinsip perbedaan tekanan uap. Uap tersebut dapat
dihilangkan dengan (1) kondensasi pada penukar panas dingin dioperasikan
dalam hubungannya dengan pompa vakum, atau (2) ejektor sebuah
kondensor (Hall, 2000).
Tekanan gauge dapat diukur oleh alat yang disebut dengan manometer
pipa terbuka. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang bagiannya diisi dengan
cairan, biasanya air atau merkuri tekanan darah diukur dengan
menggunakan manometer merkuri. Pada prinsipnya, manometer juga dapat
digunakan untuk mengukur tekanan pada atmosfer, inilah alat yang disebut
dengan barometer (Anonimb,2010).
Pengukur tekanan yang paling sederhana ialah manometer pipa
terbuka. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yag
satu menderita tekanan p yang hendak diukur, sedangkan ujungnya yang
satu lagi berhubungan denga atmosfer. Karena manometer dan barometer
![Page 7: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/7.jpg)
Dimensi unit penghisap diukur ; diameter dalam pipa=2, dan diameter dalam pipa=3
1 2
3
Luas penampang aliranpipa 2
Luas penampang hisapanpipa 3
raksa sangat sering dipakai di laboratorium, tekanan atmosfer dan tekanan -
tekanan lainnya lazim dinyatakan dengan ucapan sekian “inci raksa”,
”sentimeter raksa”, atau ”milimeter raksa”. Walaupun semua bukan
merupakan satuan sesungguhnya, akan tetapi karena demikian diskriptifnya,
satuan - satuan tersebut sering dipakai (Alijar, 2009).
III. Metodologi
a. Alat dan Bahan
1. Satu set pompa air beserta selang-selangnya
2. Vacum unit
3. Ember (besar dan kecil)
4. Alat pengukur tekanan (manometer pipa terbuka)
5. Alat pengukur waktu (stopwatch)
6. Gelas ukur
7. Sumber listrik
8. Jangka sorong
9. Air
b. Cara Kerja
![Page 8: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/8.jpg)
2
- 33-- -- ----- ----------
Keterangan:pompa airkeranpengukur volumeperedam kecepatan airmanometer pipa terbukavacum unitpenampung air
1
6
5
3
4
7
Gambar
1.2
Susunan
Percobaan :
IV. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Debit dan Tekanan
No.P2
(cmHg)t
(secon)V
(m3)Q
(m3/s)v
(m/s)1.2.3.4.5.6.7.8.
0,20,61
1,73,36,06,56,9
13,818,686,915,013,752,392,782,47
0,0010,0010,0010,0010,0010,0010,0010,001
07,2 x 10-5
11,5 x 10-5
14,5 x 10-5
19,9 x 10-5
26,7 x 10-5
41,8 x 10-5
35,9 x 10-5
40,5 x 10-5
1,101,762,213,044,086,385,486,18
Sumber : Laporan Sementara
![Page 9: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/9.jpg)
5 10 15 20 25 30 35 40 450
1
2
3
4
5
6
7
8
f(x) = 0.20322272954716 x − 1.75476255629222R² = 0.956344420950365
Hubungan Tekanan dan DebitLinear (Hubungan Tekanan dan Debit)
Debit (m3/s)
Tek
anan
(cm
Hg)
Gambar 1.3 Grafik hubungan antara Tekanan dengan Debit
0 1 2 3 4 5 6 70
1
2
3
4
5
6
7
8
f(x) = 1.33186791227457 x − 1.75779587350752R² = 0.956233417762187
Hubungan Tekanan dan Kecepatan
Linear (Hubungan Tekanan dan Kecepatan)
Kecepatan (m/s)
Tek
anan
(cm
Hg)
Gambar 1.4 Grafik hubungan antara Tekanan dengan Kecepatan
b. Pembahasan
Pompa vacum merupakan alat yang menggunakan prinsip penghisapan
dimana tekanan pada suatu lokasi lebih rendah daripada tekanan atmosfer.
![Page 10: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/10.jpg)
Dengan adanya perbedaan tekanan maka akan terjadi aliran dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah. Prinsip kerja pompa
vacum ini menggunakan konsep dinamika fluida.
Percobaan acara I mengenai unit penghisap ini digunakan alat berupa
pompa air, selang-selang, vacum unit, ember besar dan kecil, manometer pipa
terbuka sebagai alat ukur tekanan, stopwatch sebagai alat ukur waktu, dan alat
ukur volume, serta diperlukan pula sumber listrik dan air. Dengan prinsip
dinamika fluida, aliran fluida yang melewati selang-selang dan penampang
dengan diameter yang berbeda maka pada penampang yang ciut tekanannya
akan semakin rendah dan bahkan lebih dari tekanan atmosfer.
Percobaan dilakukan sebanyak 8 kali dengan bukaan kran yang berbeda
dimana semakin lama bukaan kran semakin besar. Hal ini dilakukan untuk
memberikan perlakuan debit air. Yang selanjutnya untuk melihat hubungan
antara variasi debit aliran dengan tekanan.
Tekanan (P2) diperoleh dari selisih angka yang tertera pada manometer
pipa terbuka. Sedangkan untuk menghitung debit aliran air diperoleh dari
lamanya air yang ditampung dalam ember sebanyak 1 liter (0,001 m3).
Sedangkan untuk menghitung kecepatan aliran diperoleh dari perhitungan debit
aliran air dibagi dengan luas penampang.
Dari hasil pengukuran diperoleh diameter aliran (D2) sebesar 0,0097 m
dan diameter penghisap sebesar 0,0033 m. Dengan menggunakan rumus
¼.π.D2 diperoleh luas penampang (A) sebesar 65,5 x 10-6 m2 dari hasil
pengurangan luas penampang aliran (D2) dikurangi luas penampang hisapan
(D3).
Dari bukaan kran ke satu sampai ke delapan secara berturut-turut debit
aliran (Q) diperoleh sebesar 07,2 x 10-5 m3/s; 11,5 x 10-5 m3/s; 14,5 x 10-5 m3/s;
19,9 x 10-5 m3/s; 26,7 x 10-5 m3/s; 41,8 x 10-5 m3/s; 35,9 x 10-5 m3/s; dan 40,5 x
10-5 m3/s. Dari hasil percobaan tersebut dapat dilihat bahwa debit aliran (Q)
berbanding terbalik dengan waktu, semakin singkat waktu untuk menampung
air maka debit alirannya semakin besar.
![Page 11: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/11.jpg)
Untuk kecepatan aliran (v) dari hasil bagi debit (Q) dengan luas
penampang (A) dari bukaan ke satu hingga bukaan ke delapan secara berturut-
turut yaitu 1,10 m/det; 1,76 m/det; 2,21 m/det; 3,04 m/det; 4,08 m/det; 6,38
m/det; 5,48 m/det; 6,18 m/det. Kecepatan aliran yang diperoleh dari percobaan
acara I ini berbanding lurus dengan debit aliran, dimana semakin besar debit
aliran maka kecepatan alirannya juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan
hukum Bernoulli yang menyatakan “semakin besar keceptan aliran fluida maka
semakin kecil tekanan, dan semakin kecil kecepatan aliran fluida maka
semakin besar tekanannya”.
Dari grafik hubungan antara tekanan dengan debit diperoleh persamaan
garisnya y = 0.203x - 1.754 dengan R² = 0.956. Nilai konstan debit aliran
dengan tekanan (C1) adalah 0.203. Sedangkan dari grafik hubungan tekanan
dengan kecepatan aliran diperoleh persamaan garisnya y = 1.331x - 1.757
dengan R² = 0.956. Nilai konstan kecepatan aliran dengan tekanan (C2) adalah
1.331.
Grafik hubungan antara tekanan dengan debit dan tekanan dengan
kecepatan hasil dari percobaan tidak berupa garis linear yang lurus, seharusnya
grafik yang tergambarkan berupa garis linear yang lurus karena jika
tekanannya diperbesar maka kecepatan aliran dan debitnya juga akan
bertambah besar dengan kenaikan yang konstan. Kesalahan ini terjadi karena
data yang menyimpang yaitu pada perhitungan waktu sehingga menyebabkan
perhitungan debit dan kecepatan menjadi menyimpang juga.
Dari percobaan acara I dapat dinyatakan bahwa adanya hubungan antara
luas penampang, tekanan pada penampang pipa, volume air, debit aliran, dan
kecepatan aliran. Semakin kecil luas penampang maka tekanannya semakin
besar. Dengan makin besarnya tekanan pada penampang pipa maka debit aliran
pun juga semakin besar dan kecepatannya pun juga makin besar. Selain itu,
pada percobaan acara I ini juga diberikan perlakuan yang berbeda untuk
bukaan kran, hal ini dilakukan untuk memberikan variasi debit aliran untuk
memberikan perbedaan tekanan yang makin lama makin besar.
![Page 12: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/12.jpg)
V. Kesimpulan
Dari praktikum acara I dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Luas penampang yang besarnya 65,5 x 10-6 m2 diperoleh dari perhitungan
luas penampang 74,0 x 10-6 m2 sebesar dikurangi luas penampang sebesar
85,0 x 10-6 m2.
2. Debit aliran mulai dari bukaan ke satu hingga bukaan ke delapan secara
berturut-turut yaitu 07,2 x 10-5 m3/s; 11,5 x 10-5 m3/s; 14,5 x 10-5 m3/s; 19,9 x
10-5 m3/s; 26,7 x 10-5 m3/s; 41,8 x 10-5 m3/s; 35,9 x 10-5 m3/s; dan 40,5 x 10-5
m3/s , dengan debit aliran terkecil 07,2 x 10-5 m3/s pada buakaan ke satu dan
debit aliran terbesar 40,5 x 10-5 m3/s pada bukaan ke enam.
3. Besarnya kecepatan aliran mulai dari bukaan ke satu hingga bukaan ke
delapan yaitu 1,10 m/det; 1,76 m/det; 2,21 m/det; 3,04 m/det; 4,08 m/det;
6,38 m/det; 5,48 m/det; 6,18 m/det , dengan kecepatan terkecil 1,10 m/det
pada bukaan ke satu dan kecepatan terbesar 6,38 m/det pada bukaan ke
enam.
4. Dari pengukuran manometer diperoleh tekanan dari bukaan kran ke satu
hingga bukaan ke delapan yaitu sebesar 0,2 cmHg; 0,6 cmHg; 1 cmHg; 1,7
cmHg; 3,3 cmHg; 6,0 cmHg; 6,5 cmHg; 6,9 cmHg. Tekanan terkecil 0,2
cmHg pada bukan kran ke satu dan tekanan terbesar 6,9 cmHg pada bukaan
kran ke delapan.
5. Persamaan regresi pada grafik hubungan antara tekanan dengan debit adalah
y = 0,203x – 1,754 dengan R² = 0,956, dengan nilai konstanta (C1) sebesar
0,203. Persamaan regresi pada grafik hubungan antara tekanan dengan
kecepatan adalah y = 1,331x – 1,757 dengan R² = 0,956, dengan nilai
konstanta (C2) sebesar 1,331.
6. Prinsip kerja pompa penghisap yaitu dengan membuat tekanan pada suatu
lokasi lebih rendah daripada tekanan atmosfer.
7. Luas penamapang yang semakin ciut akan membuat tekanan semakin besar
sehingga membuat debit aliran dan kecepatan aliran semakin besar pula.
![Page 13: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Alijar. 2009. http://teorikuliah.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Maret 2011. Pukul 14.45 WIB.
Anonima. 2000. http://www.anneahira.com/hukum-bernoulli.htm. Diakses tanggal 9 Maret 2011. Pukul 18.45 WIB.
Anonimb. 2010. http://file.upi.edu/ai.php. Diakses tanggal 17 Maret 2011. Pukul 1430.
Arigayota, Rahman. 2004. Proses Pengolahan Air untuk Air Ketel PLTU. Jurnal Teknologi dan Energi Volume 4. Jakarta.
Callaghan. 2004. Effects of the design of a milking unit on vacum variations during simulated milking. Irish Journal of Agricultural and Food Research Volume 43. Wisconsin.
Hall. 2000. Equipment for Vacum Treatment of Milk. Journal of Diary Science. East Lansing.
Hicks, Tylerr G. dan Edwards. 1996. Teknologi Pemakaian Pompa. Erlangga. Jakarta.
Hidayat, Syarif. 2006. Simulasi Arus Laut dengan Lattice Gas Automata. Jurnal Teknologi dan Energi Volume 6. Jakarta.
Holman. 1985. Metode Pengukuran Teknik. Erlangga. Jakarta.
![Page 14: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/14.jpg)
Leonanada dkk. 2004. Studi terhadap Pompa Vakum Tipe Orifis. Fakultas Teknik Universitas Andalas.
Mawardi dkk. 2010. Pengaruh Desain Pipa Hisap Terhdap Kinerja Penghisapan Sedimen ke Hilir Waduk. Jurnal Teknik Hidrolik Volume 1. Bandung.
Rahayu, Suparni. 2009. http://www.chem-is-try.org. Diakses tanggal 9 Maret 2011. Pukul 07. 39 WIB.
San. 2008. http://www.gurumuda.com/. Diakses tanggal 9 Maret 2001. Pukul 07.45 WIB.
Streeter, Victor L. 1991. Mekanika Fluida Edisi Delapan. Erlangga. Jakarta.Sukmawati dkk. 2010. Pemodelan Debit Aliran Bangkitan Sungai Bedadung
Dengan Arima. Jurnal REKAYASA Volume 7. Fakultas Teknik Universitas Jember. Jember.
Suryawan, Bambang. 2001. Pengujian Karakteristik Pompa Hidraulik Hasil Rancangan (Sebuah Kajian Eksperimental). Jurnal Teknik dan Energi Volume 1. Jakarta.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.Trustho, Raharjo dan Radiyono. 2008. Fisika – Mekanik. UNS Press. Surakarta.White, Frank M. 1988. Mekanika Fluida Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
Analisis Hasil Percobaan
a. Perhitungan Luas Penampang
Rumus :
Keterangan :
A = Luas Penampang (cm2)
D = Diameter Pipa (cm)
D dalam pipa 2 = 0,97 cm
D dalam pipa 3 = 0,33 cm
Luas penampang aliran =
3 ,14×(0 , 97)2
4
= 0,74 cm2
A =
14
π D2
![Page 15: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/15.jpg)
Luas penampang hisapan =
3 ,14×(0 ,33 )2
4
= 0,085 cm2
Luas penampang sebenarnya
= Luas penampang aliran - Luas penampang hisapan
= 0,74 - 0,085 = 0,655 cm2 = 65,5 x 10-6 m2
b. Perhitungan Debit Aliran (Q)
Rumus :
Keterangan :
Q = Debit Aliran (m3/det)
V = Volume Air (liter)
t = waktu (detik)
1. Bukaan kran ke-1
Q =
0 ,00113 ,81
= 7,2 x 10-5 m3/det
2. Bukaan kran ke-2
Q =
0 ,0018 ,68
= 11,5 x 10-5 m3/det
3. Bukaan kran ke-3
Q =
0 ,0016 ,91
= 14,5 x 10-5 m3/det
4. Bukaan kran ke-4
Q =
0 ,0015 ,01
= 19,9 x 10-5 m3/det
Q =
Vt
![Page 16: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/16.jpg)
5. Bukaan kran ke-5
Q =
0 ,0013 ,75
= 26,7 x 10-5 m3/det
6. Bukaan kran ke-6
Q =
0 ,0012 ,39
= 41,8 x 10-5 m3/det
7. Bukaan kran ke-7
Q =
0 ,0012 ,78
= 35,9 x 10-5 m3/det
8. Bukaan kran ke-8
Q =
0 ,0012 , 47
= 40,5 x 10-5 m3/det
c. Perhitungan Kecepatan Aliran (v)
Rumus :
Keterangan :
v = Kecepatan Aliran (m/det)
Q = Debit Aliran (m3/det)
A = Luas Penampang Sebenarnya (m2)
1. Bukaan kran ke-1
v =
7,2×10−5
65 , 5×10−6
= 1,1 m/det
v =
QA
![Page 17: ACARA I](https://reader038.fdocument.pub/reader038/viewer/2022100601/557213fa497959fc0b93764f/html5/thumbnails/17.jpg)
2. Bukaan kran ke-2
v =
11 , 5×10−5
65 , 5×10−6
= 1,76 m/det
3. Bukaan kran ke-3
v =
14 , 5×10−5
65 , 5×10−6
= 2,21 m/det
4. Bukaan kran ke-4
v =
19 , 9×10−5
65 , 5×10−6
= 3,04 m/det
5. Bukaan kran ke-5
v =
26 , 7×10−5
65 , 5×10−6
= 4,08 m/det
6. Bukaan kran ke-6
v =
41 , 8×10−5
65 , 5×10−6
= 6,38 m/det
7. Bukaan kran ke-7
v =
35 , 9×10−5
65 , 5×10−6
= 5,48 m/det
8. Bukaan kran ke-8
v =
40 ,5×10−5
65 , 5×10−6
= 6,18 m/det