(7a) Kemampulayanan (Serviceability)
description
Transcript of (7a) Kemampulayanan (Serviceability)
Kemampulayanan (serviceability)
Ir. Andry Alim Lingga,M.T.,IPM-HAKIErwin,S.T.
Pendahuluan Selain mengecek ultimite limit state, yakni
kondisi dimana kapasitas nominal penampang harus lebih besar daripada beban ultimit (beban setelah dikalikan load factor), mis. : ΦMn ≥ Mu, ΦVn ≥ Vu, dll. , kita juga harus mengecek serviceability limit state
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengecek kemampulayanan ini antara lain : lendutan, lebar retak, vibrasi, dll.
Dalam Beton I akan dibahas mengenai “lendutan” dan “ pengontrolan lebar retak”
Analisis Elastik pada Penampang Beton Pada beban layan/service, distribusi tegangan yang terjadi pada
zona tekan dari beton yang sudah retak masih dapat dianggap linier, dan baja masih dalam keadaan elastik
Dengan demikian, perhitungan elastik dapat digunakan untuk memperkirakan harga tegangan yang bekerja pada beton dan baja dengan baik
Catatan :
1) Beban layan/service ialah beban apa adanya (tanpa dikalikan Load Factor)
2) Perhitungan elastik dibutuhkan untuk menghitung EI penampang pada kondisi layan, sehingga defleksi dapat ditentukan
3) Perhitungan elastik dibutuhkan untuk menghitung tegangan pada baja, sehingga lebar retak yang mungkin terjadi dapat diperkirakan
Modulus Elastisitas dan Rasio Modular Modulus elastisitas beton, Ec untuk beton
berat normal ialah : Ec = 4700 √fc’ [MPa] Modulus elastisitas baja, Es ialah 200.000
MPa Perbandingan antara Es/Ec disebut rasio
modular, n
Penampang Transformasi Pada beban layan, balok beton bertulang diasumsikan dalam
keadaan elastik. Ini berarti : (1) distribusi regangan, ε adalah linier sepanjang tinggi penampang dan (2) tegangan yang terjadi ,σ dapat dihitung dengan persamaan Hooke, σ = . Ε
Seperti yang sudah kita ketahui, balok beton bertulang terbuat dari dua material yang berbeda, yakni beton dan baja yang memiliki nilai E berbeda. Dengan demikian, walaupun distribusi regangan adalah linier, namun distribusi tegangan akan berbeda ( material dengan E tinggi akan mengalami tegangan yang lebih besar, dan sebaliknya)
Dengan demikian, untuk mempermudah analisis elastik, dua material yang berbeda akan “ditransformasikan” menjadi satu material saja dengan memakai rasio modular,n
Ctt. : Biasanya kita merubah material baja seolah-olah menjadi material beton. Dengan demikian, luas baja, As setelah ditansformasikan akan menjadi nAs
Penampang Transformasi ( Balok belum retak)
b
h
As
A’s
( n – 1 ) As
( n – 1) A’s
Centroid penampang transformasi
penampang awal yg belum retak penampang transformasi
Penampang Transformasi ( setelah balok retak)
b
h
As
A’s
n As
( n – 1) A’s
penampang awal yg sudah retak
Sumbu netralC = k d
penampang transformasi
Beton yang sudah retak dianggap tidak menyumbang kekuatan/kekakuan lagi.
Contoh Soal Perhitungan Penampang Transformasi
Penampang beton bertulang dengan fc’=28MPa seperti pada gambar diatas. Tentukan posisi garis netral dan hitung Momen Inersia penampang transformasi : (a) sebelum balok retak
(b) setelah balok retak
550600
50
y
2 D22 ( A’s = 760 mm2 )
4 D22 ( A s = 1520 mm2 )300
( n – 1 ) As
n As
Hitung E dan n
Modulus Elastisitas beton, Ec=4700√28 = 24870 MPa
Rasio modular, n = Es/Ec = 200000/24870 = 8.04
Penampang Belum Retak (1) Hitung luas transformasi baja tulangan :
- tul. atas : (8.04 - 1) x 760 = 5350.4mm2
- tul.bawah : (8.04 – 1) x1520 = 10700.8mm2
Hitung Lokasi sumbu netral, Luas y Luas
mmmmmm
AyA
y 82.3062.196051
601525002
3
Bagian Luas(mm2)
y dari tepi atas (mm2)
A.y (mm2)
Beton
Baja Atas
Baja Bawah
Jumlah
180.000
5.350,4
10.700,8
196.051,2
50
300
550
54. 106
26,75 . 104
58,85 . 105
60,1525 . 106
Penampang Belum Retak (2) Hitung Momen Inersia
482
1094.63 mmxyAII gross
Bandingkan, jika balok beton tidak ditambah tulangan, maka I nya hanya 54 x 108
mm4
Penampang sudah retak (1)
Hitung Luas transformasi tulangan (anggap sumbu netral berada di bawah tul baja atas) :- tul. Atas = (8.04 – 1) x 760 =5350.4mm2
- tul. Bawah = 8.04 x 1520 = 12220.8 mm2
Hitung posisi garis netral, c :
Penampang sudah retak (2)
Jadi, posisi sumbu netral, c ialah 165.9 mm dari atas (asumsi bahwa garis netral berada di bawah tul baja atas adalah benar!)
Penampang Sudah retak (3)
Hitung Momen Inersia retak penampang (Icr) :
42
31.23 mmyAIIcr
Perhatikan bahwa momen inersia penampang setelah retak, Icr nilainya turun sekitar 34.6 % daripada momen inersia penampang sebelum retak.
Hal ini menunjukkan bahwa, setelah beton retak, maka elemen struktur mengalami penurunan kekakuan (dlm hal ini Momen inersia) yang cukup besar
Kapankah penampang akan retak ? Penampang akan retak apabila momen yang terjadi
melebihi Mcr
yIf
M grcr
Dimana :
fr ialah tegangan retak beton = 0.7 √fc’ [MPa]
Ig ialah Momen inersia gross penampang (tanpa tulangan)
y= ialah tinggi centroid penampang
Jadi, apabila Momen service (Ms) > Mcr , maka penampang akan retak. Begitupun sebaliknya
Kemampulayanan : Defleksi
Defleksi/Lendutan perlu dibatasi, karena :- Penampakan visual yang tidak bagus- Kerusakan pada elemen non-struktural ( dinding retak-retak )-Mengganggu kinerja alat/mesin yang sensitif- Dapat memicu kerusakan elemen struktural
Jenis-jenis Lendutan
Lendutan elastik/seketika (instantaneous) lendutan yang terjadi ketika balok dibebani
Lendutan akibat beban tetap (sustained load)
Catatan :
Dalam menghitung lendutan elastik, akan digunakan Momen Inersia efektif, Ieff. Hal ini untuk mengakomodasi adanya bagian balok yang belum retak (Ms < Mcr) dan bagian balok yang sudah retak (Ms > Mcr)
Perhitungan Ieff (SNI ps. 11.5)
Momen inersia yang digunakan untuk perhitungan lendutan seketika dari balok yang mengalami pembebanan haruslah menggunakan Ieff dan nilai ini tidak boleh lebih besar daripada Ig
Dimana : Ma = Momen maksimum pada struktur di saat lendutan dihitung
Ig = momen inersia penampang bruto beton terhadap garis sumbunya dengan mengabaikan tulangan
Perhitungan Ieff
Untuk komponen struktur menerus, nilai momen inersia efektifnya boleh diambil sebagai nilai rata-rata yang diperoleh dari penerapan Ieff diatas untuk penampang-penampang dimana momen negatif dan positifnya kritis
Ie(mid) = Inersia efektif di tengah bentang
Ie1 = Inersia efektif di ujung 1
Lendutan Ijin• Prinsip :Lendutan yang terjadi < Lendutan ijin
Defleksi akibat beban tetap Defleksi akibat beban tetap :
Δ(L.T.)=λ Δi
'501
Dimana :
Δi ialah defleksi seketika
bdAs ''
ξ = faktor jangka panjang untuk beban tetap
= 2.0 untuk waktu > 5 tahun
= 1.4 untuk jangka waktu 12 bulan
= 1.2 untuk jangka waktu 6 bulan
= 1.0 untuk jangka waktu 3 bulan
Kemampulayanan : Lebar Retak Lebar retak perlu dikontrol karena :
- penampakan yang mengganggu- terjadinya kebocoran (leakage), mis : pada struktur kontainer cairan / bangunan nuklir- terjadinya korosi pada tulangan karena adanya penetrasi klorida melewati celah retak
SNI ps. 12.6.4 membatasi lebar retak, yakni :-ω=0.4 mm untuk unsur-unsur interior- ω=0.3 mm untuk unsur-unsur eksterior
Perhitungan Lebar Retak,ω Lebar retak dapat dihitung dengan persamaan
Gergely-Lutz :
361011 Adfx cs Dimana : ω = lebar retak, [mm]
β = jarak dari sumbu netral ke serat terbawah = h2
jarak dari sumbu netral ke pusat tulangan h1
fs=tegangan layan pada baja [MPa]
dc=jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan terdekat [mm]
A = luas tarik efektif beton di sekitar tulangan = Ae/N [mm2]
Keterangan gambarb = lebar balok
ds
2 ds
d Sb. netral
h2
h1
Ae= b x 2ds
Pusat tarik tulangan
Contoh soal :
Lihat di file Word